bab i,ii & iii

Upload: muhammad-ihsan-hilmi

Post on 17-Jul-2015

761 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lena Helen/DM/3@/2005

1

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi pula perubahan perilaku masyarakat di Indonesia, salah satu perubahan tersebut adalah perubahan pola makan masyarakat Indonesia menjadi pola makan cepat saji atau instant yang banyak mengandung kolesterol dan tinggi gula. Hal tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pola makan seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, gagal jantung dan sebagainya. Dari beberapa penyakit yang paling sering ditimbulkan dari perubahan pola makan tersebut salah satunya adalah diabetes mellitus. Dari penelitian terakhir yang dilakukan Indonesia tahun 1993, dinyatakan bahwa pola pertambahan penduduk saat ini, diperkirakan pada tahun 2020 terdapat sejumlah 178 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun dan dari jumlah penduduk tersebut diperkirakan prevalensi yang menderita diabetes mellitus sebesar 4% yaitu 7 juta jiwa. (Kompas, edisi tanggal 24 Februari 2004) Diabetes mellitus adalah sindroma yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin yang ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes mellitus terdiri dari beberapa macam subklas diantaranya yaitu diabetes mellitus tipe I (IDDM), diabetes mellitus tipe II (NIDDM), diabetes mellitus sekunder, diabetes mellitus yang berhubungan dengan malnutrisi, diabetes mellitus yang disebabkan oleh kerusakan toleransi glukosa dan diabetes mellitus gestasional. Dari beberapa jenis penyakit diabetes mellitus diatas yang paling sering terjadi adalah diabetes mellitus tipe II (NIDDM). (Rumahorbo. H, 1999 : 100) Klien dengan diabetes mellitus memerlukan perawatan sedini mungkin untuk mencegah timbulnya komplikasi baik akut maupun kronis seperti : neuropathy, retinopathy, nefrophaty, aterosklerosis, mikard infark, koma hipoglikemia ataupun koma hiperglikemia. Salah satu komplikasi menahun yang dapat ditimbulkan dari penyakit diabetes mellitus adalah terjadinya neurophaty perifer yang berisiko untuk mengalami cedera, dimana cedera tersebut dapat terjadi tanpa diketahui oleh pasien karena sudah hilangnya sensasi rasa pada daerah perifer. (Smeltzer, 2001 : 1276) Sulitnya proses penyembuhan luka akibat cedera bisa menyebabkan terjadinya perluasan luka yang disebut ulkus. Ulkus yang disebabkan oleh penyakit diabetes

Lena Helen/DM/3@/2005

2

mellitus bisa terjadi di berbagai bagian tubuh terutama pada daerah ekstrimitas bawah bagian distal. Presentase pasien dengan ulkus diabetikum, neuropati dan nefropati di Ruang Dahlia Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Maret 2005 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Distribusi Kasus Endokrin Di Ruang Dahlia Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Maret 2005 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 Jenis Kasus Ca Tyroid DM Tipe I komplikasi KAD DM Tipe II komplikasi Nefropaty DM Tipe I komplikai Ulkus Diabetik DM Tipe II komplikasi KAD DM Tipe II komplikasi Neuropati Diabetik DM Tipe II komplikasi KAD + Nefropaty Diabetik DM Tipe II komplikasi HONK DM Tipe II komplikasi HONK + Nefropati DM Tipe II + Efusi Pleura DM Tipe II komplikasi Neuropati + Nefropati DM Tipe II komplikasi Ulkus Diabetik + Neuropati + Nefropati JumlahSumber : Rekam Medik Ruang Dahlia

Jumlah 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 15

Persentase (%) 6,6 % 13,3 % 6,6 % 6,6 % 6,6 % 13,3 % 6,6 % 6,6 % 6,6 % 6,6 % 6,6 % 13,3 % 100 %

Tabel 1.1 memperlihatkan komplikasi kompleks dari DM Tipe II yaitu ulkus diabetikum, neuropati dan nefropati yang diakibatkan oleh diabetes mellitus tipe II menunjukkan angka 13,3 %. Kompleksnya komplikasi yang diakibatkan oleh DM Tipe II ini melatarbelakangi penyusun untuk membuat Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Melitus Tipe II (NIDDM) dengan Komplikasi Ulkus Diabetikum a/r pears sinistra, Neurophaty, Nefrophaty + Hipertensi Stage II Di Ruang Dahlia Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada Tn. S dengan Diabetes Melitus Tipe II dengan Komplikasi ulkus diabetikum

Lena Helen/DM/3@/2005

3

a/r pears sinistra, neuropaty, nefropaty + Hipertensi stage II melalui studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan 2. Tujuan Khusus a. Penulis dapat melakukan pengkajian secara komprehensif pada Tn. S dengan Diabetes Melitus Tipe II dengan Komplikasi ulkus diabetikum a/r pears sinistra, neuropati dan nefropati + Hipertensi stage II b. c. perencanaan d. e. Penulis dapat melaksanakan evaluasi terhadap asuhan keperawatan Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan yang yang telah diberikan dilakukan perawat C. Metoda Penulisan Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan D. Teknik Pengumpulan Data 1. 2. 3. 4. 5. klien Observasi yaitu dengan mengamati perilaku keadaan klien yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual Wawancara yaitu pengumpulan data melaui tanya jawab langsung dengan klien, keluarga dan tim kesehatan Pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya gangguan pada sistem tubuh Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dan mempelajari data-data pada status klien dan catatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan Studi kepustakaan yaitu melalui berbagai literatur yang akurat dan dapat dipercaya untuk mendapatkan teori-teori relevan yang berhubungan dengan kasus Penulis dapat menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan Penulis dapat melaksankan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Lena Helen/DM/3@/2005

4

Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIS Bab ini meliputi konsep dasar penyakit yang terdiri dari pengertian, anatomi dan fisiologi pancreas, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi diabetes mellitus tipe II, dampak diabetes mellitus tipe II terhadap system tubuh, prosedur diagnostik dan penatalaksanaan serta konsep dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi BAB III TINJAUAN KASUS Bab ini berisi asuhan keperawatan pada Tn. S yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan dan saran

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Lena Helen/DM/3@/2005

5

A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. (Sylvia A. Price, 1995 : 1111) Diabetes Melitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan suplai insulin yang ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. (Hotma Rumahorbo, 1999 : 100) Diabetes Melitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Suzanne C. Smeltzer, 2002 : 1220) Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik yang kompleks yang meliputi kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protei serta menimbulkan komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long, 1996 : 4) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang secara generatif dan klinis ditandai oleh hiperglikemia yang meliputi kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat ketidakseimbangan insulin yang dapat menimbulkan komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. Ulkus diabetikum adalah luka terbuka yang disebabkan oleh neuropati akibat penyakit diabetes mellitus (De Jong, W, dan Hidajat, S.R, 1997 : 420). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Smeltzer, S.C, dan Bare, B.G, alih bahasa Hartono A, dkk, 2001 : 896) 2. Anatomi dan FisiologiMenurut Syaifuddin, (1997 : 84) dan Rumahorbo, H, (1999 : 14) pancreas erupakan organ yang panjang dan ramping. Letaknya retroperitoneal pada abdomen bagian kuadran kiri atas, dan terbentang secara horizontal dari cincin duodenum sampai ke limpa pada vertebra lumbalis I dan II dibelakang lambung. Strukturnya mirip dengan kelenjar ludah yang

Lena Helen/DM/3@/2005

6

panjangnya kira-kira 10-20 cm, lebar 2,5-5 cm, dengan berat rata-rata 60-90 gram, dan dibagi dalam 3 segmen utama yaitu kaput, korpus dan kauda.

a. Kaput / kepala pankreas, merupakan bagian yang lebar dari pancreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum yang melingkarinya. b. Korpus / badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini yang letaknya dibelakang lambung dan didepan vertebra lumbalis pertama. c. Kauda / ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing terletak disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limpa.

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas (Sumber : Dalley A. F. : 1995) Menurut Price, S. A., Alih bahasa Peter, A, (1994 : 431) dan Francis, S.G dan John, D.B, Alih bahasa Wijaya,C, dkk., (2000 : 742) pancreas dibentuk dari 2 sel dasar dengan fungsi yang sangat berbeda yaitu : a. Sel-sel eksokrin yang berkelompok disebut sel acini yang menghasilkan unsure-unsur getah pancreas yang berisi enzim dan elektrolit. b. Sel-sel endokrin atau pulau langerhans terdiri dari 0,7 1 juta kelenjar endokrin kecil yang tersebar diantara massa glandular pankrea seksokrin. Volume pulau-pulau langerhans kira-kira 1-1,5 % dari massa total pancreas dan beratnya sekitar 1-2 gram pada orang dewasa. Sedikitnya ada empat tipe sel yang telah dikenali pada pulau-pulaulangerhans ini. Tipe-tipe ini tersebar tidak seragam pada pancreas, yang terdiri dari: Tabel 2.1 Tipe-Tipe Sel Pada Pulau-Pulau Langerhans Pankreas

Lena Helen/DM/3@/2005

7Persentase volume pulau lengerhans Berasal dari dorsal Berasak dari

Tipe sel Sel alfa

(kaput anterior, korpus, kauda) 10 %

ventral (bagian posterior kaput)