bab i, ii, iii
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika Serikat, Gastrointestinal Stromal Tumor ini merupakan tumor yang
jarang terjadi, hanya sekitar 3 % dari neoplasma gastrointestinal. Dapat terjadi
pada semua umur, tetapi paling sering terjadi pada usia 60-80 tahun.
Perbandingan penderita pria : wanita = 1:1. Pada tumor ini tidak ada rasial
predileksi (Faisal dkk., 2012).
Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST) merupakan tumor mesenkim di sistem
gastrointestinal, sebelumnya digolongkan sebagai gastrointestinal leiomyoma,
cellular leiomyoma, leiomyoblastoma, dan leiomyosarcoma. Sampai sekitar tahun
1990, semua tumor saluran gastrointestinal nonepithelial digolongkan sebagai
Gastrointestinal Stromal Tumor yang berasal dari otot polos lamina muscularis
propria dinding usus. Saat ini, GIST merupakan terminologi baru, yang
diagnosisnya berdasarkan pemeriksaan imunohistokimia. Tumor ini merupakan
tumor jarang di saluran cerna, hanya sekitar 3% dari neoplasma gastrointestinal
(Lumongga, 2008).
Penyebab tumor ini belum dapat dipastikan, diduga berhubungan dengan
inflammatory bowel disease, terapi imunosupresif, infeksi Human Herpes Virus 8
dan AIDS. GIST dapat terjadi di seluruh bagian saluran cerna, paling sering di
lambung (60-70%), usus halus (20-30%), jarang di colorectum dan esofagus
(<10%). Dapat terjadi pada semua umur, paling sering pada 60-80 tahun.
2
Perbandingan pria : wanita = 1 : 1, tidak ada predileksi rasial. Klinis GST ini
mempunyai spektrum luas, mulai dari jinak sampai ganas. Tumor yang sangat
kecil biasanya asimptomatik dan terdeteksi secara kebetulan dengan endoskopi
(Goske dkk., 2008).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui diagnosis klinis dan rujukan yang tepat pada gastrointestinal
stromal tumor.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Etiologi
Penyebab yang pasti dari tumor ini belum dapat dipastikan, tetapi diduga
berhubungan dengan inflammatory bowel disease terapi imunosupresif,
infeksi human herves virus 8 dan AIDS (Lumongga, 2008).
2. Diagnosis
Untuk mendiagnosis GIST dapat dilakukan dengan
i. Gejala klinis
ii. Pemeriksaaan radiologi
iii. Pemeriksaan patologi
iv. Pemeriksaan Imunohistokimia
1. Gejala Klinis
Secara klinis tidak tampak gejala yang khas dari tumor ini,
biasanya penderita mengeluh rasa tidak enak pada bagian perut.
Kadang-kadang dapat diseretai dengan perdarahan pada saluran
cerna berupa hematemesis maupun melena. Gejala ini biasanya
timbul dari manifestasi dari ulserasi dan perdarahan. Pada sebagian
kasus dapat dijumpai masa yang palpable pada abdomen (Faisal
dkk., 2012).
2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dapat digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis GIST. Secara radiologi pemeriksaan yang
memiliki sensitivitas yang cukup tinggi untuk mendeteksi adanya
4
GIST adalah pemeriksaan dengan menggunakan CT-Scan. Pada
pemeriksaan ini biasanya dibedakan tumor yang letaknya didalam
lumen, perluasan yang eksofitik ataupun yang intramular
(Lumongga, 2008).
3. Pemeriksaan Patologi
Pemeriksaan makroskopis
Pada GIST yang kecil, tampak sebagian nodul pada serosa,
subserosa, atau intramural yang biasa dijumpai secara
kebetulan pada pemeriksaan emdoskopi maupun operasi
abdomen. Pada tumor yang besar dapat menonjol kedalam
lumen usus atau kedalam lapisan serosa.
Pada pemotongan, GIST dapat berupa masa yang kenyal
sampai rapuh, sering disertai dengan focus perdarahan.
Pada tumor yang besar tampak nekrosis dan perdarahan
yang massif dan kadang-kadang disertai pembentukan
kista.
Gambaran mikroskopis
Secara Mikroskopis GIST terdiri dari 3 tipe, yaitu:
o Tipe Spindel Sel
Tipe ini memiliki gambaran yang mirip dengan
Leiomioma, adanya gambaran sel-sel bentuk spindle
yang relative monoton dengan perinuklear vakuol,
inti berbentuk ovoid atau seperti cerutu, adanya
nuclear palisading, sitoplasma eosinofilik pucat,
moderet selulariti.
o Tipe Epiteloid
Pada tipe ini sel-sel berbentuk bulat, sitoplasma
jenih, tampak sebagai gambaran yang solid ataupun
5
miksoid. Pada waktu yang lalu tumor ini
Liomioblastoma ataupun epiteloid Leiomiosarkoma.
o Tipe Campuran
Tipe ini merupakan gambaran yang merupakan
campuran dari dua tipe sebelumnya.
4. Iunohistokimia
Meskipun GIST sudah dapat diduga melalui pemeriksaan radiologi
dan histopatologi, tetapi diagnosis pasti harus berdasarkan pada
pemeriksaan imunohistokimia
Pemeriksaan dengan antigen CD34, yang merupakan antigen
terhadap sel progenitor hematopoetik yang banyak dijumpai pada
tumor mesenkim, menghasilkan eksresi positip 70-78%.
Pemeriksaan dengan CD117, sebagai C kit protein yang
merupakan membrane reseptor dengan komponen tirosin kinase,
menghasilkan eksresi positif 72-94%.
Pemeriksaan dengan alfa smoot muscle aktin memperlihatkan
ekspresi yang tidak begitu kuat 30-40%. Pemeriksaan dengan
Desmin memperlihatkan ekspresi yang lemah kurang dari 5 %
(Lumongga, 2008).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
Darah rutin: anemia, leukosit normal, trom-bositosis.
Analisis cairan ascites: Gram bakteri tidak ditemukan,
kultur tidak tumbuh.
Sitologi: apusan cairan ascites terdiri dari sel-sel limfosit,
cukup banyak sel-sel histiosit,beberapa sel-sel mesotel,
tidak ditemukan selsel ganas pada sediaan ini (Mukherjee,
2010).
6
Pemeriksaan radiologi:
Foto Thorax AP: Jantung dan paru; paru dalam, batas normal,
elevasi kedua diafragma akibat proses intrabdominal (ascites).
Foto Polos Abdomen (posisi supine): Distribusi udara loop
usus normal, tidak tampak gambaran ileus maupun tanda
perforasi. Loop usus tampak terdesak kearah sentral dengan
groundglass appearance di sekitarnya (ascites). Preperitoneal
fat line intak (Noffsinger dkk., 2008).
USG abdomen: Massa di atas cauda pancreas (sulit
menentukan lokasi tepat karena kolapsnya lumen gaster dan
pasien tidak ko-operatif ). Hepatomegali dan ascites.
CT scan abdomen tanpa kontras: Massa isodens dengan batas
relatif tegas di dinding curvatura mayor fundus gaster.
Hepatomegali disertai ascites. Seperti pada Gambar 1
dibawah ini:
Gambar 1. Gambaran CT-Scan abdomen (Faisal dkk., 2012).
CT scan adalah modalitas imaging terbaik untuk mendiagnosis dan
menetapkan staging GIST.
Pemeriksaan ini akan dapat menampilkan ukuran, lokasi tumor serta
hubungannya dengan struktur di sekitarnya. CT scan juga dapat
7
digunakan untuk mendeteksi adanya tumor multipel dan tanda – tanda
metastasis.
Ukuran GIST: small (<5 cm), intermediate (5-10cm), dan large (>10
cm). Pada small GISTs dapat ditemukan batas tumor tegas, homogen,
Intraluminal growth patterns. Karakteristik intermediate GIST yaitu
bentuk ireguler, heterogen, intraluminal dan extraluminal growth
pattern. Large GIST tampak dengan batas ireguler, heterogen, locally
aggressive, dan metastasis jauh atau ke peritoneum.
Gastroduodenografi : Ujung NGT hanya sampai ke distal
esofagus. Filling defect dengan batas tegas, permukaan licin
(smooth) di daerah fundus hingga corpus gaster.
Gambar 2. Gambaran Gastroduodenografi (Faisal dkk., 2012)
Kesan: massa di daerah fundus corpus gaster,sesuai
gastrointestinal stromal tumor.
8
Pemeriksaan Histopatologi
Morfologi ukuran tumor dan mitotic rate merupakan dasar prediktif
yang sangat bermanfaat untuk menentukan sifat tumor dan prognosis.
Sayangnya tidak absolut karena lesi ukuran kecil dengan mitotic rate
rendah dapat bermetastasis atau menjadi tumor lokal yang sangat
agresif. Fletcher dkk. Mengusulkan suatu sistem klasifikasi untuk
menggambarkan risiko relative metastasis pada GIST (2002).
GIST kecil tampak sebagai nodul di lapisan serosa,subserosa atau
intramural.Tumor besar dapat menonjol ke dalam lumen usus atau ke
dalam lapisan serosa. Mikroskopis terdiri dari 3 tipe yaitu tipe sel
spindel,tipe epitheloid, dan tipe campuran.
Diagnosis GIST umumnya sudah dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan radiologi dan histopatologi, beberapa kasus
membutuhkan pemeriksaan imunohistokimia yaitu pemeriksaan
antigen CD34 (60% positif pada GIST) serta CD117 yang tampak
difus di dalam sitoplasma dan memberikan gambaran Golgilike
pattern (Nguyen dk., 2008).
4. Diagnosis Banding
1. True Gastric Leiomioma dan Leiomiosarkoma
Pada tumor ini tampak sel-sel bentuk spindel dengan selularitas
yang rendah, dan memperlihatkan diferensiasi otot polos. Pada
Leiomioma ini biasanya masa tumor berbentuk polipoid kecil pada
intraluminal. Pada Leiomiosarkoma tampak mitosis yang sangat
aktif, bentuk inti pleomorfik dan sering dijumpai nekrosis
koagulatif. Pada pemeriksaan imunohistokimia, memperlihatkan
ekspresi positif untuk Desmin dan smoot muscle aktin dan ekspresi
negative untuk CD34 dan CD 117 (Goske dkk., 2008).
9
2. Schwannoma
Secara klinis dan makroskopis Schwanoma memiliki gambaran
yang mirip dengan GIST. Tumor ini ditutupi oleh mukosa yang
intak dan terutama melibatkan lapisan muscularis tropia dinding
usus. Secara histologi sel tumor dapat berbentuk spindle, epiteloid,
dan fleksifor, dengan nuclear palisading yang tidakjelas. Pada sel
yang berbentuk spindle, dikelilingi oleh limfoma limfoid yang
hyperplasia dan sebaran limfoid. Pada pemeriksaan
Imunohistokimia, ekspresi positif untuk S100 protein dan negative
untuk desmin (Nguyen dkk., 2008).
5. Grading
Secara histologi, grading yang digunakan untuk GIST menggunakan
sistem yang banyak digunakan pada soft tissue tumor. Dalam hal ini
yang menjadi pedoman adalah adanya jumlah aktifitas mitotis. Bila
aktifitas mitosis 1-5/10 HPF digolongkan sebagai low grade. Bila
aktifitas mitosis lebih dari 10/10 HPF maka digolongkan sebagai high
grade. Adapun penjelasan lengkap pada Tabel 1.
Tabel 1. Grading (Goske dkk., 2008)
10
6. Prognosis
Pada GIST dapat terjadi perubahan menjadi malignan pada 10-
30%kasus. Manifestasi malignan dapat berupa seluraritas yang tinggi,
infasi local maupun metrastse jauh, yang biasanya pada hati dan
peritoneum. Metastase jarang terjadi pada limfa node regional, paru
maupun tulang.
Prognosis biasanya buruk bila dijumpai ruptor pada tumor, lokasi pada
bagian distal, selularitas yang tinggi, nekrosis pada tumor adanya
invasi atau metastase pada organ lain dan mutasi pada C kit gen
(Lumongga, 2008).
11
BAB III
KESIMPULAN
GIST merupakan tumor saluran cerna yang paling sering ditemukan, dapat
berlokasi disepanjang saluran cerna, termasuk omentum dan mesenterium.
GIST dapat ditemukan pada semua usia, sangat jarang pada anak- anak, insiden
tertinggi pada usia 60-80 tahun.
Gejala klinis biasanya tidak khas, kadang ditemukan secara insidental. Diagnosis
GIST ditegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologi, yang tampak sebagai massa
di saluran cerna dengan permukaan licin (smooth); dapat dilanjutkan dengan
pemeriksaan histopatologi untuk klasifikasi sebagai leiomyoma atau
leiomyosarcoma.