bab i ii iii
DESCRIPTION
Bimbingan dan Konseling di Sekolah dasarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan komponen pokok dan penting dalam
sistem pendidikan di sekolah. Sebagai makhluk individu, siswa memiliki
berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal. Namun pada
kenyataan yang ada, masih banyak siswa yang tidak menyadari potensi yang
ada dalam dirinya untuk bisa dikembangkan.
Dengan adanya permasalahan di atas, siswa memerlukan bimbingan serta
bantuan dari orang lain agar dapat memahami potensi yang ada pada dirinya.
Hal tersebut dapat diperoleh di sekolah melalui peran seorang guru.
Bimbingan konseling di sekolah merupakan usaha membantu siswa dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Bimbingan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual dan atau kelompok, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Bimbingan konseling juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan
serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan
pengetahuan tetapi juga dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri
siswa. sebagai guru yang profesional, guru memegang peran penting dalam
mengembangkan potensi siswa melalui bimbingan dan konseling.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengaruh pembangunan danperkembangan masyarakat pada era
sekarang?
2. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk paling indah dan berderajat
paling tinggi?
3. Apa saja hal yang terdapat dalam dimensi-dimensi kemanusiaan?
4. Apa yang dimaksud manusia seutuhnya dan tuntutan pengembangannya?
5. Bagaimana peran penting bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah, antara lain:
1. Dapat mengetahui pengaruh pembangunan dan perkembangan
masyarakat pada era sekarang.
2. Dapat mengetahui bahwa manusia adalah makhluk paling indah dan
berderajat paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya.
3. Dapat mengetahui potensi dasar manusia dilihat dari hakikat dan
dimensi-dimensi kemanusiaannya.
4. Dapat mengetahui manusia seutuhnya dan tuntutan pengembangannya.
5. Dapat mengetahui peranan bimbingan dan konseling.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan dan Perkembangan Masyarakat
Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang sekarang
dianggap bangsa maju (seperti Amerika Serikat dan bangsa-bangsa Eropa
Barat), pembangunan bangsa kita banyak mengalami kendala. Bangsa-bangsa
yang sekarang sudah maju memulai pembangunan pada abad ke 18-19. Pada
waktu itu penduduk mereka masih kecil jumlahnya, banyak diantara bangsa-
bangsa tersebut yang mengerahkan hasil-hasil dari tanah jajahan untuk
membangun tanah air mereka sendiri, dan persaingan antar bangsa belum
sekuat dan sekompleks sekarang, bahkan persaingan tersebut dapat atasi
dengan cara membagi-bagikan tanah jajahan sesuka hati mereka. Oleh karena
itu mereka dapat membangun dengan tenang sampai pada keadaannya
sekarang sebagai negara maju.
Masyarakat dunia sedang memasuki zaman informasi. Bangsa-bangsa yang
belum maju ada dororngan untuk mengejar ketertinggalannya sehingga dalam
waktu sesingkat-singkatnya dapat ikut serta memasuki zaman informasi pada
awal abad ke-21 yang segera akan tiba. Zaman informasi telah melanda
seluruh dunia sehingga masyarakat dunia seakan-akan “menjadi satu” dan
terciptalah modernisasi.
Globalisasi dan informasi merupakan dua istilah yang sangat populer pada
dewasa ini. Dua istilah ini amat sering diucapkan dalam hampir di semua
ceramah, seminar ataupun lokakarya yang mengupas berbagai permasalahan
yang sedang hangat. Globalisasi dan informasi, sering kali dikaitkan pula
4
dengan istilah teknologi dan industrialisasi, serta menjadi acuan utama yang
harus dipertimbangkan oleh siapa saja yang berpikir atau membicarakan
sesuatu yang berkaitan dengan masa depan.
Teknologi yang semakin canggih memugkinkan dicapainya tempat-tempat
yang tadinya jauh dan mustahil untuk ditempuh dalam waktu yang sangat
singkat; demikian pula teknologi yang demikian itu memungkinkan
dikirimkannya berita-berita dengan amat cepat, dan lengkap dan dapat
disertai dengan gambar.
Globalisasi dan informasi ibarat dua sisi dari satu mata uang. Perkembangan
yang semakin deras arus informasi melalui media masa merupakan senjata
yang paling ampuh bagi berlangsungnya proses globalisasi, sedangkan
semangat globalisasi itu sendiri membuka pintu dan saluran yang seluas-
luasnya bagi masuknya informasi dari dan seluruh penjuru dan pelosok dunia.
Dengan semangat yang semakin meningkatmelalui arus informasi yang
semakin menggebu, ditunjang pula oleh kemajuan teknologi semakin
canggih, seluruh dunia sampai ke bagian yang paling jauh dan terpencil
sekalipun menjadi terbuka, sehingga tidak ada lagi daerah yang tidak
terjangkau oleh informasi dan tidak ada lagi daerah yang terisolir.
Dalam menghadai masa depan yang semakin maju, serta tidak dapat
dielakkan itu, orang mungkin bersikap pesimistik ataupun optimistik. Mereka
yang pesimistik berpandangan bahwa globalisasi dapat menggoncang dan
mengganggu keseimbangan masyarakat. Derasnya arus globalisasi itu akan
meruntuhkan nilai-nilai moral dan sosial serta tatanan kemasyarakatan yang
dianggap telah mapan di masyarakat dari generasi ke generasi. Hancurnya
nilai-nilai moral dan sosial ini pada gilirannya akan menimbulkan keresahan
dan kerusuhan di masyarakat yang secara langsung berdampak negatif
terhadap anggota masyarakatdalam skala yang tak terbayangkan.
5
Sebaliknya, mereka yang berpandangan optimistik, justru melihat bahwa di
dalam era globalisasi itu terdapat demikian banyak kesempatan untuk
mengadakan perubahan-perubahan, perbaikan dan peningkatan terhadap
segala sesuatu yang selama ini dirasakan kurang berkembang. Mereka
menganggap masa depan harus lebih baik; masa depan adalah kemajuan.
Perubahan-perubahan yan diinginkan adanya pada era globasasi itu justru
merupakan tantangan yang memberikan harapan-harapan barubagi kita
semua.
Salah satu dampak nyata modernisasi dalam era globalisasi adalah apa yang
dapat kitasebut dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan-keinginan
masyarakat, baik dalam jenis maupun dalam ke-adrengannya.
B. Manusia Makhluk Paling Indah dan Berderajat Paling Tinggi
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling indah dan paling tinggi
derajatnya. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di
bumi, atau kiranya di seluruh semesta ciptaan Tuhan. Keindahan manusia
berpangkal pada diri manusia itu sendiri. Diri manusia memang indah, baik
fisik, maupun dasar-dasar mental dan kemampuannya. Tingkah laku dan
karya-karya manusia pun indah sepanjang tingkah laku dan karya-karyanya
itu dilandasi oleh keindahan fisik dan dasar-dasar mental serta
kemampuannya itu.
Demikian kiranya seluruh piranti dan kelengkapanya yang ada pada diri
manusia, segenap panca indra mulut, tangan, kaki, otak dan bahkan rambut,
kulit, kuku dan sebagainya yang melekat pada manusia. Apa yang ada pada
diri manusia itu masing-masing mempunyai fisik yang luwes dibadingkan
dengan apa yang ada pada binatang yang mempunyai fungsi terbatas dan
kaku. Kalaupun ada perubahan “kemajuan” tertentu pada binatang, hal itu
terjadi karena rekayasa manusia atau pengaruh lingkungan yang secera
evolusioner mengubah sifat yang ada pada binatang itu.Binatang tidak dapat
mengubah(dengan sengaja) diri sendiri ataupun lingkungannya. Perubahan
6
yang diikhtiarkan melalui proses dan menghasilkan kesenangan dan
kebahagian, akan mewujudkan keindahan dengan arti sesungguhnya.
Predikat paling tinggi mengisyaratkan bahwa tidak ada mahkluk lain yang
dapat mengatasi dan mengalahkan manusia,ajaran agama menyebutkan
bahwa manusia dicipatakan untuk menjadi khalifah atau pimpinan para nabi.
Dari kajian antropologi, kita mengetahui bahwa kelompok-kelompok manusia
yang paling primitif pun telah berusaha agar mampu mengatasi,dan
menguasai lingkungannya lebih jauh lagi. Kebudayan manusia terus
berkembang tanpa henti, secara evosioner, ilmu pengetahuan semakin maju
dan teknologi semakin maju,dibarengi denganberkembangngnya seni dan
aspek-aspek kebudaayan lain. Hakikat manusia sebagai makhluk paling indah
dan paling tinggi deratnya mendorong perkembangan tanpa henti,dari zaman
ke zaman. Malapetaka dan kesengsaraan membuntuti perjalanan hidup
manusia dan boleh jadi tidak terelakkan apabila manusia itu tidak awas dan
waspada mengelolah perjalanan hidupnya. Karena manusia sudah dikaruniani
kemampuan dengan derajat yang paling tinggi itu,maka kesengan-kesengan
atau malapetaka kesengannaya berada ditangan manusia itu sendiri.
C. Dimensi-dimensi Kemanusiaan
Pertama, antara orang yang satu dengan orang yang lainnya terdapat berbagai
perbedaan yang kadang-kadang bahkan sangat besar. Persamaan diantara
orang-orang sangat banyak, seperti sama-sama memerlukan makanan dan
minuman serta udara segar, sama-sama menghendaki kesenangan dan
kebahagiaan, sama-sama dapat mempelajari sesuatu, ingat dan lupa, dan lain
sebagainya. Keadaan orang perorangan itu ditelusuri lebih jauh dan
diperbandingkan yang satu terhadap lainnya tampak seribu satu macam
perbedaan yang semakin halus. Belum lagi perbedaan-perbedaan dalam aspek
mental, misalnya kemampuan berfikir dan memecahkan masalah, cita rasa
dan kegemaran, bakat dan minat dan lain sebagainya.
7
Kedua, semua orang memerlukan orang lain. Tiada seorang pun memperoleh
kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan apabila orang tersebut
tidak pernah berperanan terhadapnya.
Ketiga, kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi
mengikuti aturan-aturan tertentu. Hampir semua kegiatan manusia, baik
perseorangan maupun kelompok, mengikuti aturan-aturan tertentu. Sementara
itu, perbedaan manusia dengan binatang adalah pengambilan keputusan dan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian ketika menghadapi situasi-situasi yang
berubah-ubah.
Keempat, juga dari sudut tinjauan agama, kehidupan tidak semata-mata
kehidupan didunia fana, melainkan juga jangkauan kehidupan diakhirat.
Semakin disadari keterkaitan pada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.
Kesadaran tersebut mewarnai perikehidupan kemanusiaan, baik secara
perseorangan maupun kelompok.
Ada beberapa dimensi kemanusiaan, yaitu :
1. Dimensi keindividuan
Manusia sebagai makhluk individual dimaksudkan sebagai orang seorang
yang utuh (individual; in-devide: tidak terbagi) yang terjadi dari kesatuan
pisik dan psikis. Keberadaan manusia sebagai individual bersifat unik
(unique), artinya berbeda antara satu dari yang lainnya. Demikian juga
manusia memiliki prasaan, pikiran, kata hati dan unsur psikis lainnya,
namun tidak ada dua manusia yang persis sama di muka bumi ini, karena
setiap orang kelak akan diminta pertanggung jawaban, atas sikap dan
perilakunya. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan
perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu memiliki
hak sebagai kodrat alami atau sebagai anugrah Tuhan kepadanya. Hak
asasi sebagai pribadi terutama hak hidup, hak kemerdekaan dan hak
memiliki. Konsekuensi dari adanya hak, maka manusiapun menyadari
8
akan kewajiban tanggung jawab sosial dan tanggung jawab moral.
Fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk
membentuk kepribadiannya, atau menemukan dirinya sendiri. Pemahaman
pendidik yang tepat terhadap karakteristik peserta didiknya secara
individual sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Individu memiliki
latar belakang dan kebutuhan yang berbeda yang menuntut pelayanan
pendidikan yang berbeda juga. Suasana pendidikan yang kondusif yang
menyenangkan, yang merangsang rasa ingin tahu yang lebih kuat,
memungkinkan peserta didik merasa bergairah, memiliki percaya diri yang
positif dan dapat mengembangkan kretivitasnya secara optimal
2. Dimensi Kesosialan
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus adalah juga makhluk individual.
Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial terutama tampak dalam
kenyataan bahwa tidak ada manusia yang mampu hidup sebagai manusia
tanpa adanya bantuan dari orang lain. Realita ini menunjukkan bahwa
manusia hidup dalam suasana interdependensi, dalam antar hubungan dan
interaksi. Semakin lama, ia akan memerlukan lingkup sosial yang lebih
luas untuk meujudkan eksistensi dirinya. Mungkin dari kebutuhan fisik
seorang dapat memenuhinya sendiri, tetapi kepuasan batin tidak
diperolehnya. Secara psikologis setiap orang memiliki dorongan cinta dan
dicintai, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan rohaniah.
Hidup dalam antar hubungan interaksi dan interdependensi mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik yang bersifat positif maupun negatif.
Idealnya dalam kehidupan sosial itu tercipta suasana yang harmonis, rukun
dan damai. Namun suasana sebaliknya dapat pula terjadi. Kehidupan
sosial adalah realita dimana individu tidak menonjolkan idetitasnya. Yang
nampak kepermukaan sebagai wujud kebersamaan adalah identitas sosial
yang pluralistis. Dalam kehidupan manusia individualitas selanjutnya akan
berkembang menjadi sosialitas. Hal ini dapat dilihat pada mulai bayi dan
9
kanak-kanak bersifat egosentris, namun memasuki masa kanak-kanak sifat
tersebut mulai berkurang dan berganti dengan adanya kebutuhan untuk
diterima dan menerima orang lain sebagai bagian dalam kehidupannya.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial adalah adanya kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama, serta tanggung
jawabnya dalam kebersamaan tersebut.
Untuk mengembangkan potensi sosialitas pada diri peserta didik, idealnya
pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan
terjalinnya interaksi dan interdependesi siswa. Komunikasi yang teraktif
antara guru dengan siswa,siswa dengan siswa membuka peluang bagi
siswa untuk lebih banyak belajar peristiwa sosial tersebut.
3. Dimensi Kesusilaan
Driyarkara memandang bahwa manusia susila adalah manusia yang
memiliki nilai-nilai menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut
dalam perbuatannya. Nilai-nilai merupakan suatu yang dijunjung tinggi
oleh manusia karena mengandung makna keluhuruan, kebaikan dan
kemuliaan.
Nilai dapat dibedakan atas nilai otonom, yaitu yang dimiliki dan dianut
oleh orang perorangan, nilai teonom yaitu nilai keagamaan yang berasal
dari pencinta alam semesta ini. Peserta didik harus memiliki pengetahuan
tentang nilai-nilai dalam kehidupan dan menginternalisasikannya.
Pendidik tertentu pula memberikan contoh dan dengan kesabaran
mengarahkan perilaku peserta didiknya pada nilai-nilai yang dianut.
Menanamkan kesadaran bagi peserta didik terhadap kewajibannya sebagai
anggota masyarakat disamping mengetahui juga haknya secara individual.
4. Dimensi Keberagaman
Manusia adalah makhluk yang religius, yang mengakui bahwa ada suatu
zat yang menguasai alam beserta isinya, yang dipuja dan disembahnya
10
yang disebut “llah” yaitu Tuhan. Pendidikan agama tidak hanya tanggung
jawab guru agama, tetapi merupakan tanggung jawab semua guru di
sekolah dan tanggung jawab setiap orang untuk saling menasehati pada
kebenaran terhadap sesamanya.
D. Manusia Seutuhnya
Manusia seutuhnya adalah manusia yang memiliki ketiga potensi, baik akal,
jasmani maupun kerohanian yang seimbang. Karena dengan seimbangnya
ketiga potensi tersebut, seorang manusia akan menjadi manusia seutuhnya
yang tidak timpang. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang hanya maksimal
pada potensi akal dan jasmani saja tanpa didukung potensi kerohanian, maka
bisa dibayangkan karakter yang nantinya terbentuk dalam pribadi orang
tersebut seperti apa.
Orang-orang Indonesia banyak yang pandai. Namun, karena tidak dibekali
dengan potensi kerohanian yang maksimal,maka kepandaian yang ia miliki
dapat disalah gunakan menuju ke hal-hal yang bertentangan dengan
pemahaman agama. Kalau saja orang tersebut memiliki pemahaman agama
yang baik, maka tentu saja orang itu akan berpikir panjang untuk melakukan
sesuatu hal dan akan terbayang akan akibat-akibat yang ditimbulkan jika ia
melakukan perbuatan tersebut sesuai dengan yang diajarkan oleh agama
mereka masing-masing. Begitu pula sebaliknya, jika manusia hanya
memiliki salah satu atau dua dari masing-masing potensi tadi, hal itu tidak
dapat menjadikan seorang manusia menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena
itu, ketiga potensi manusia tadi, baik potensi akal, jasmani maupun rohani
harus dimaksimalkan, tidak timpang atau cenderung maksimal kepada satu
atau beberapa potensi.
E. Perlunya Bimbingan dan Konseling
Bimbingan konseling tidak hanya bisa dilakukan oleh guru BK saja
melainkan salah satu tugas wajib wali kelas yang dapat mengontrol tidak
siswanya sehari-hari. Perlunya bimbingan konseling juga dapat berfungsi
11
sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah
kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul
dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar
permasalahan yang biasanya beruntun.
Masalah psikis siswa juga tidak selamanya harus disangkutkan pada nilai-
nilai mata pelajaran, dengan bimbingan konseling berfungsi juga sebagai
pendidikan karakter. Bimbingan konseling juga diperlukan untuk
membimbing siswa dalam aspek agama. Masa remaja adalah masa dimana
mereka mempertanyakan Tuhan mereka, karena hampir seluruhnya adalah
agama warisan orang tua. Proses mempertanyakan ini dikarenakan keyakinan
yang diturunkan belum sepenuhnya mereka percaya. Bimbingan dalam hal ini
memerlukan bukti-buktin nyata yang akan membuat mereka takjub dan
memiliki rasa percaya untuk dasarnya.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.Ada
manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi
tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak
dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan
konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan
mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai
dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak
semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Potensi-potensi
yang ada pada diri mereka tidak dapat berkembang secara optimal, mereka
yang berbakat tidak dapat mengembangkan bakatnya. Dikaitkan dengan era
globalisasi dan informasi, perubahan-perubahannya yang lebih deras lagi
akan dapat menggoncang peserta didik di sekolah. Akibat yang akan timbul
ialah semakin banyaknya individu, anak-anak dan remaja peserta didik di
12
sekolah yang dihimpit oleh berbagai tantangan dan ketidakpastian, terlempar
dan terhempas oleh bebagai harapan dan keinginan yang tidak dapat
terpenuhi.
Permasalahan yang di alami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat
dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi
disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa yang terletak di luar
sekolah. Dalam kaitan itu, permasalahan siswa tidak boleh di biarkan begitu
saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk
secara efektif membantu siswa mancapai tujuan-tujuan perkembangannya dan
mengatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang
diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling disamping kegiatan pengajaran.
Dalam tugas pelayanan yang luas, bimbingan dan konseling di sekolah adalah
pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan
perkembangan mereka, yang meliputi keempat dimensi kemanusiaannya
dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
Rangkuman
Masyarakat dunia sedang mengalami zaman informasi. Globalisasi dan
informasi sering kali dikaitkan dengan teknologi dan industrialisasi.
Manusia merupakan makhluk yang paling indah dan berderajat yang paling
tinggi. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di bumi,
atau kiranya di seluruh semesta ciptaan Tuhan. Sejak lahir manusia sudah
dikaruniani pontensi-potensi, yaitu akal, jasmani, dan rohani. Potensi tersebut
harus berjalan secara seimbang dan bersamaan. Pada dimensi kemanusiaan
ada dimensi keindividuan, kesosialan, dan kerohanian. Manusia perlu
mengenal dirinya sendiri, dengan mengenal dirinya maka manusia tersebut
dapat bertindak sesuai dengan kemampua yang ada pada dirinya. Manusia
memerlukan bimbingan dan koseling, karena dengan adanya bimbingan dan
konseling maka pemasalahn-permasalahan yang dihadapi oleh manusia akan
dapat diselesaikan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Masyarakat dunia sedang memasuki zaman informasi. Zaman informasi telah
melanda seluruh dunia sehingga masyarakat dunia seakan-akan manjadi satu
dan terciptalah modernisasi. Globalisasi dan informasi sering dikaitkan
dengan teknologi dan industrialisasi, dan menjadi acuan utama bagi siapa
ssaja yang memikirkan masa depan.
Hakekat manusia sebagai makhluk paling indah dan berderajat tinggi
mendorong perkembangan tanpa henti dari zaman ke zaman. Manusia
memiliki beberapa dimensi kemanusiaan, yaitu dimensi keindividuan,
kesosialan, kesusilaan dan keagamaan. Mausia diharapkan menjadi manusia
seutuhnya yang hidup tidak timpang. Untuk mencapai hal tersebut, manusia
diharuskan memaksimalkan dalam menyeimbangkan ketiga potensi yang
dimiliki, yaitu akal, jasmani daan rohani.
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk menyelesaikan berbagai
persoalan dalam hidup dengan cara positif. Terutama masalah yang dihadapi
oleh remaja saat ini. Bimbingan amatlah penting peranannya, sebab semakin
tinggi dan penting peranannya, berbagai ilmu pengetahuan manusia di dunia,
makin bertambahlah masalah-masalah kehidupan manusia dan tata susunan
masyarakat. Oleh karena itu, melalui bimbingan siswa kelak dapat
menyesuaikan diri setiap keadaan.
14
B. Saran
Diharapkan setelah memahami apa itu bimbingan dan konseling. Baik
pendidik maupun peserta didik dapat lebih tepat dalam memahami masalah
yang dihadapi dan dapat menemukan penyelesaian yang tepat pula. Terutama
bagi pendidik, setelah memahami dengan sepenuhnya bimbingan dan
konseling tersebut dapat dengan tepat mengatasi masalah yang dihadapi
peserta didik dengan cara yang sesuai dengan karakter peserta didik dan
sesuai dengan permalahan yang dihadapi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. (1994). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta. Jakarta
Ivana, Agatha Tri. dkk.(2013). Bimbingan dan Konseling. PGSD UPP Metro
FKIP Unila. Metro.
Musrida, I.J. (2008). Dimensi-Dimensi Kemanusiaan.
http://vancebatosai.blogspot.com. Diakses pada tanggal 9 September 2014
Hardini, Lintang. (2013).Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling di
Sekolah.http://lintangayuhardini.blogspot.com. Diakses pada tanggal 9
September 2014.
Syarif, dadan.(2013). ManusiaMakhluk Paling Indah dan Berderajat Paling
Tinggi.http://dadansyarif92.blogspot.com. Diaksespadatanggal9 September
2014.