bab i aha

Upload: ichram-riyadi

Post on 14-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AHA AIHA

TRANSCRIPT

BAB I

2

BAB I

PENDAHULUANAnemia hemolitik autoimun (Autoimmune hemolytic anemia = AHA/AIHA) ditandai dengan pendeknya umur sel darah merah (RBC) dan adanya autoantibodi yang ditujukan terhadap RBC yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri (autologous). Direct antiglobulin test (DAT) positif, juga dikenal sebagai tes Coombs sangat penting untuk diagnosis. Kebanyakan pasien dengan AHA (80%) merupakan isotipe IgG tipe hangat (Warm Antibody-AHA = WA-AHA) dan sisanya merupakan tipe dingin (Cold Antibody-AHA = CA-AHA). Dua jenis autoantibodi tipe dingin pada RBC adalah aglutinin dingin dan hemolisin dingin. Aglutinin dingin umumnya isotipe IgM, sedangkan hemolisin dingin biasanya isotipe IgG. Sekitar setengah dari pasien AHA merupakan kasus primer atau idiopatik. Kasus sekunder berhubungan dengan penyakit autoimun, keganasan, infeksi dan obat-obatan tertentu.1Anemia hemolitik autoimun refrakter adalah AHA yang tidak respon pada terapi standar, paling sedikit 2 terapi standar pada AHA primer dan 1 terapi standar pada AHA sekunder.2 Referensi lain mengatakan AHA refrakter bila tidak respon dengan 3 atau lebih terapi. Dilaporkan insidens AHA sebesar 0,8/100.000/tahun dan prevalensinya sebesar 17/100.000. Sebagian besar mengalami refrakter, sebagian kecil mengalami remisi komplit.3 Survival 10 tahun berkisar 70%. Anemia, emboli paru, infark lien, dan kejadian kardiovakular lain bisa terjadi selama periode penyakit aktif. Mortalitas selama 5-10 tahun sebesar 15-25%. Prognosis pada AHA sekunder tergantung penyakit yang mendasari.4Siklofosfamid dosis tinggi awalnya dipilih untuk transplantasi sumsum tulang alogenik karena imunosupresif kuat. Limfosit sangat sensitif terhadap siklofosfamid, tapi progenitor hematopoietik primitif yang tahan terhadap efek sitotoksiknya karena mempunyai kadar tinggi aldehida dehidrogenase, enzim yang resisten terhadap siklofosfamid. Siklofosfamid dosis tinggi merupakan pilihan terakhir pada AHA refrakter yang tidak respon pada pengobatan lini ke 3. Siklofosfamid dosis tinggi dilaporkan berhasil pada serial kasus-kasus dengan AHA yang refrakter dengan 3 atau lebih terapi. Dosis yang diberikan adalah 50mg/kgBB/hari selama 4 hari. Masih diperlukan studi dengan jumlah kasus yang lebih banyak.3Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang peran Siklofosfamid dosis tinggi pada penatalaksanaan AHA refrakter, semoga dapat menambah pengetahuan kita bersama.1