bab 9

8
NAMA KELOMPOK : 1.Royan Himawan (094254238) 2.Muhammad Syaifuddin (124254073) 3.Ari Tri Maria (124254245) 4.Puspita Aulia Haq (124254253) 5.M. Nur Salim (124254255) 6.Dewi Ratna Y (124254256)

Upload: omar-scott

Post on 03-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

NAMA KELOMPOK : 1.Royan Himawan (094254238) 2. Muhammad Syaifuddin (124254073) 3. Ari Tri Maria ( 124254245 ) 4. Puspita Aulia Haq ( 124254253) 5. M . Nur Salim (124254255) 6. Dewi Ratna Y ( 124254256). BAB 9. TAHAPAN-TAHAPAN KOGNITIF DARI INTERAKSI DALAM PEMBAHASAN MORAL. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 9

NAMA KELOMPOK :

1.Royan Himawan (094254238)2.Muhammad Syaifuddin (124254073)3.Ari Tri Maria (124254245)4.Puspita Aulia Haq (124254253)5.M. Nur Salim (124254255)6.Dewi Ratna Y (124254256)

Page 2: BAB 9

TAHAPAN-TAHAPAN KOGNITIF DARI INTERAKSI DALAM PEMBAHASAN MORAL

BAB 9

Page 3: BAB 9

Tahapan-tahapan kognitif dari pembahasan moral sebenarnya merupakan tahapan interaksi yang di dalamnya terdiri dari beberapa tahapan (level), tingkatan (stage), dan perspektif. Perspektif mengacu kepada cara bagaimana suatu kelompok melahirkan karakteristik dari suatu tahapan interaksi.

Tahapan interaksi ini terdiri empat perspektif, yang mana dalam setiap perspektif pokok mencakup dua subtahapan. Berikut tahapan-tahapan interaksi tersebut:

Page 4: BAB 9

1. PERSPEKTIF FUNGSIONAL

Tahapan ini merupakan tahapan yang sepenuhnya instrumental. Para peserta situasi komunikatif menggariskan pemecahan tanpa mempertanyakan legitimasi moralnya. Subtahapan dari perspektif ini yaitu:

Diskusi pada subtahapan ini dibatasi hanya sampai pengenalan seperangkat pemecahan permasalahan moral.

Diskusi pada subtahapan ini tetap berorientasi secara sempit kepada hasil.

Page 5: BAB 9

2. PERSPEKTIF ANALISIS

Tahapan atau perspektif kedua bercirikan kepercayaan bahwa mengetahui fakta akan menjamin kebenaran keputusan yang diambil. Karena mereka yang berada pada tahap ini berupaya untuk memperhadapkan fakta-fakta.

analisis fakta dan kebutuhan menduduki tempat yang sentral. Artinya, pengambilan keputusan moral hanya dapat dilaksanakan dengan mendasarkan diri pada fakta-fakta.

Page 6: BAB 9

3. PERSPEKTIF NORMATIF

Pada tahapan ini mempersoalkan keadilan moral. Berbagai aturan, nilai dan norma keadilan mengajukan berbagai penafsiran mengenai fakta-fakta yang dihadapi. Dalam memecahkan sebuah permasalahan moral dilakukan melalui diskusi dan diskusinya berpusat pada norma-norma, aturan-aturan, serta prinsip-prinsip moral yang melandasi sistem nilai seseorang.

Page 7: BAB 9

4. PERSPEKTIF FILSAFI (PERSPEKTIF MORAL AUTENTIK)

Pada tahapan keempat berbagai kelompok memecahkan permasalah moral atas dasar konsep etis-filosofis, yang ditafsirkan dalam kerangka pandangan aplikasi konsep tersebut.

Berbagai teori dari filsafat moral dianalisis secara kritis untuk menjelaskan posisinya sendiri. Kritik terhadap norma-norma, analisis fakta serta proposal untuk mencari pemecahan, kemudian dilihat dalam rangka teori-teori tersebut.

 

Page 8: BAB 9

KESIMPULAN

Dalam menyelesaikan permasalahan moral perhatikan dampak adanya aturan keadilan terhadap tahapan kognitif interaksi. Perhatikan pula dampak garis pembimbing (strategi) pelaksanaan diskusi terhadap tahapan kekompakan komunikatif dari interaksi itu. Tujuan pendidikan moral hendaknya membantu mengembangkan kemahiran untuk berinteraksi pada tahapan yang lebih tinggi. Selain itu, perlunya argumentasi rasional mengenai aturan-aturan, dan bukan sekadar perasaan atau fakta-fakta sosial saja.