bab 9
TRANSCRIPT
BAB 9 PENGANTAR
SISTEM REFRIGERASI/POMPA KALOR
Materi Prasyarat :
1. Telah mampu menerapakan persamaan kesetimbangan laju massa dan energi dalam analisis volume atur pada suatu siklus termodinamika.
2. Telah mampu memanfaatkan persamaan, grafik, dan tabel data sifat-sifat termodinamika zat.
3. Telah mampu menerapkan konsep isentropik pada proses volume atur tertentu.
Standar Kompetensi :
Mampu melakukan analisis termodinamika pada sistem refrigerasi pompa kalor sederhana.
Kompetensi Dasar :
1. Mampu mendeskripsikan siklus refrigerasi kompressi uap. 2. Mampu melakukan analisis kesetimbangan energi pada sistem
refrigerasi / pompa kalor sederhana.
Pendahuluan
Dewasa ini aplikasi sistem refrigerasi dan pompa kalor telah banyak
dimanfaatkan untuk proses-proses transfer kalor pada industri dan bangunan,
misalnya untuk penyediaan makanan segar, pengkodisian udara, pemanas
ruangan, produksi es, pemisahan udara untuk mendapatkan oksigen dan nitrogen
cair, pencairan gas alam, dll. Secara umum sistem ini merupakan salah satu
penerapan siklus termodinamika, yang dikenal sebagai siklus refrigerasi, yaitu
suatu jenis siklus yang mampu memindahkan/menyerap kalor dari daerah yang
bertemperatur rendah kemudian melepaskannya ke daerah bertemperatur tinggi
melalui suatu fluida kerja yang disebut refrigeran. Pemisahan istilah mesin
refrigerasi (refrigerator) dan pompa kalor (heat pump) didasarkan pada obyek
pemanfaatan siklus, jika berfungsi sebagai pendingin disebut sebagai refrigerator
sedangkan sebagai pemanas disebut sebagai pompa kalor.
Tujuan Bab ini ialah menggambarkan salah tipe sistem refrigerasi yang
sekarang ini banyak diterapkan serta memberikan dasar-dasar perpindahan energi
melalui kalor dan kerja pada siklus.
Termodinamika Teknik IX-2
9.1 Siklus Kompressi Uap (Refrigerasi & Pompa kalor)
Komponen utama mesin yang menerapkan siklus kompressi uap terdiri
dari empat unit, yaitu kompressor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator.
Susunan ke empat unit komponen tersebut secara skematik ditunjukkan pada
Gambar 9.1a. Serangkaian komponen tersebut merupakan komponen proses pada
refrijeran sehingga dapat mengalami siklus termodinamika (siklus kompressi uap).
Gambar 9.1 Komponen-komponen system refrigerasi kompressi uap
Secara prinsip, dengan menerapkan persamaan kesetimbangan laju massa
dan energi pada volume atur untuk setiap komponen disertai dengan asumsi-
asumsi rasional yang menyertainya, akan diperoleh transfer energi baik dalam
bentuk kerja maupun dalam bentuk kalor pada setiap komponen mesin refrigerasi
tersebut. Oleh karena ke empat komponen proses pada Gambar 9.1 tersebut
merupakan suatu volume atur dengan masing-masing satu saluran masuk dan satu
saluran keluar, dan dianggap bekerja pada keadaan tunak, maka persamaan
kesetimbangan laju massa untuk siklus ini berlaku persamaan:
mmmmm &&&&& ==== 4321
Transfer energi dalam bentuk kerja dan kalor pada masing-masing
komponen proses pada Gambar 9.1a di atas, ialah sebagai berikut.
Kerja Input pada Kompressor
Refrigeran meninggalkan evaporator dalam wujud uap jenuh atau uap
panas lanjut dengan temperatur dan tekanan yang relatif rendah, kemudian oleh
Termodinamika Teknik IX-3
kompressor, uap tersebut dinaikkan tekanannya (tekanan kondensor). Kompressi
ini diperlukan untuk menaikkan temperatur refrijeran, sehingga temperatur
refrijeran di dalam kondensor lebih tinggi daripada temperatur lingkungannya.
Kerja input kompressor persatuan massa refrijeran dihitung dengan persmaan:
)( 12c hh
mW
−=&
& (9.1)
Pelepasan Kalor pada Kondensor
Setelah mengalami proses kompressi, refrijeran berada dalam fasa panas
lanjut dengan temperatur dan tekanan tinggi. Untuk mengubah wujudnya
menjadi cair, kalor refrijeran harus dilepas ke lingkungan melalui alat penukar
kalor (kondensor). Kalor refrijeran berpindah untuk memanaskan fluida
pendingin (udara atau air), sebagai konsekuensinya refrijeran mengalami
penurunan temperatur dari keadaan uap panas lanjut ke uap jenuh, selanjut
mengembun menjadi wujud cair. Kalor yang dilepas per satuan massa refrijeran
dihitung dengan persamaan:
)( 32out hhm
Q−=
&
& (9.2)
Ekspansi pada entalpi konstan
Refrijeran dalam wujud cair mengalir melalui alat ekspansi. Ekspansi pada
alat ini menyebabkan tekanan turun tetapi entalpinya tetap ( h3 = h4 ) sehingga
keadaannya berubah menjadi campuran uap-cair pada tekanan dan temperatur
rendah. Selama proses ini tidak terjadi perpindahan kalor maupun kerja antara
refrijeran dengan sekitarnya.
Penyerapan Kalor pada Evaporator
Refrijeran dalam fasa campuran uap-cair mengalir melalui sebuah penukar
kalor yang disebut evaporator. Pada tekanan evaporator ini, temperatur jenuh
refrijeran lebih rendah daripada temperatur sekitarnya –media kerja atau media
yang didinginkan– sehingga dapat terjadi penyerapan kalor oleh refrijeran
terhadap sekitarnya. Kalor yang diserap oleh refrijeran per satuan massa
refrijeran dihitung dengan persamaan:
Termodinamika Teknik IX-4
)( 41in hh
mQ
−=&
& (9.3)
Apabila ireversibilitas di dalam evaporator, kompressor, dan kondensor
diabaikan, tidak ada penurunan tekanan akibat gesekan aliran, refrijeran yang
mengalir pada alat penukar kalor tekanannya konstan, dan proses kompressinya
secara isentropik, maka siklus kompressi uap tersebut dikatakan sebagai siklus
ideal kompressi uap. Siklus ideal kompressi uap (refrigerasi & pompa kalor)
terdiri dari serangkaian proses sebagai berikut:
Proses 1-2s : Kompressi isentropik refrijeran dari keadaan 1 menuju tekanan kondensor keadaan 2s.
Proses 2s-3 : Perpindahan kalor dari refrijeran yang mengalir pada tekanan konstan di dalam kondensor hingga keadaan 3.
Proses 3-4 : Proses pencekikan (throttling process) dari keadaan 3 ke fasa campuran uap-cairan keadaan 4.
Proses 4-1 : Perpindahan kalor ke refrijeran yang mengalir melalui evaporator pada tekanan konstan hingga mencapai siklus yang lengkap.
Diagram T-s dan p-h untuk siklus refrigerasi kompressi uap di atas ditunjukkan
pada Gambar 9.2 berikut ini.
Gambar 9.2 Diagram T-s dan p-h siklus refrigerasi kompressi uap
Daya bersih pada siklus kompressi uap semata-mata merupakan daya input
kompressor, karena ekspansi pada Proses 3-4 tidak melibatkan daya masukan atau
daya keluaran. Oleh karena itu ukuran unjuk kerja siklus kompressi uap, baik
sebagai siklus refrigerasi maupun sebagai siklus pompa kalor, pembanding atau
penyebutnya adalah daya input kompressor.
Termodinamika Teknik IX-5
Unjuk kerja siklus kompressi uap yang digunakan sebagai siklus
refrigerasi adalah rasio antara kalor yang diserap oleh siklus dengan daya input
kompressor, yang diistilahkan sebagai coeficient of performance refrigeration
(COPref = β ), secara matematis dituliskan:
1241
cin
ref. //COP
hhhh
mWmQβ
−−
===&&&&
(9.4)
Sedangkan unjuk kerja siklus kompressi uap yang digunakan sebagai
siklus pompa kalor adalah rasio antara kalor yang dilepas oleh siklus dengan daya
input kompressor, yang diistilahkan sebagai coeficient of performance heat pump
(COPhp = γ ), secara matematis dituliskan:
1232
co
ref. //
COPhhhh
mWmQ ut
−−
==γ=&&&&
(9.4)
Pada Gambar 9.2 juga ditunjukkan siklus aktual refrigerasi kompressi uap,
perbedaan siklus ideal (1-2s-3-4-1) dan siklus aktual (1-2-3-4-1) tersebut, semata
pada kerja kompressor yang memungkinkan adanya irreverbilitas, sehingga
dengan menggunakan bentuk efisiensi isentropik pada kompressor maka pengaruh
irreversibilitas proses kompressi dapat diketahui:
( )
1212s
csc
c //
hhhh
mWmW
η−−
==&&
&& (9.5)
9.2 Sifat-Sifat Refrijeran (Refrigerant Properties)
Jenis refrijeran yang pertama kali digunakan pada mesin kompressi uap
ialah eter. Kemudian pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2), lalu pada
tahun 1875 mulai digunakan ethyl chloride (C2H5Cl) dan amonia, berikutnya
metil khloride (CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida (CO2)
tahun 1881, sedangkan pada kurung waktu tahun 1910 sampai dengan 1930
Nitrogen Oksida (N2O3) dan kelompok hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan C3H8)
banyak digunakan (Pasek, 2004). Penggunaan jenis-jenis refrijeran tersebut di atas
tersingkir sejak ditemukannya Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de
Nemours and Co. Pada sekitar tahun 1930-an, dan menjadi sangat populer hingga
Termodinamika Teknik IX-6
tahun 1985. Jenis refrijeran ini masuk dalam kelompok refrijeran halokarbon
(halogenated hydrocarbon) karena adanya unsur-unsur halogen yang digunakan
(Cl dan Br) atau biasa disebut sebagai refrijeran fluorokarbon (fluorinated
hydrocarbon) karena adanya unsur fluor (F) dalam senyawanya, dan lebih populer
dikenal sebagai refrijeran chlorofluorocarbons (CFCs), diantaranya Refrijeran-12
(CCl2F2) dan Refrijeran-22 (CHF2Cl). Namun karena adanya dampak penipisan
lapisan ozon dan pemanasan global berdasarkan kesepakatan internasional terbaru
tahun 1998 yakni Amandemen Kopenhagen maka penggunaan refrijeran-
refrijeran ini secara perlahan akan dihentikan. Selanjutnya akan diganti dengan
jenis refrijeran lain non-CFC.
Saat ini refrijeran yang dianggap dapat menggantikan R-12 dan telah
direkomendasikan pemakaiannya tanpa adanya penggantian komponen sistem
refrigerasi yang berarti, ialah Refrijeran-134a (C2H2F4). Pada Tabel A-7 sampai
dengan Tabel A-18 ditampilkan data sifat-sifat termodinamika ammonia, R-12, R-
22, dan R-134a. Data sifat-sifat termodinamika untuk refrijeran yang saat ini telah
banyak beredar dapat diketahui secara komputerisasi dengan menggunakan
perangkat lunak Refprop. Secara umum zat yang termasuk dalam kategori
refrijeran ialah zat yang mempunyai titik jenuh (didih) pada temperatur rendah.
Termodinamika Teknik IX-7
Latihan Penyelesaian Soal
Contoh 9.1 : Siklus refrigerais kompressi-uap ideal Refrijeran-12 sebagai fluida kerja pada siklus refrigerasi kompressi-uap digunakan untuk menghubungkan secara termal anatar daerah dingin pada 20oC dan daerah hangat pada 40oC. Uap jenuh masuk kompressor pada temperatur 20oC cairan jenuh pada temperatur 40oC meninggalkan kondensor. Laju aliran massa Refrijeran-12 ialah 0,008 kg/s. Tentukan (a) Daya kompressor (kW), (b) kapasistas refrijeran (ton), (c) Koefisien unjuk kerja (COPref.), dan (d) Buktikan apakah siklus tersebut memenuhi kelayakan teoritis. Penyelesaian: Diketahui: Sebuah siklus refrigerasi kompressi uap beroperasi dengan
Refrijeran-12. Keadaan refrijeran pada sisi masuk kompressor dan sisi keluaran kondensor serta laju aliran massanya diketahui.
Ditanyakan: Tentukan daya kompressor, kapasistas refrijeran, COPref., dan buktikan kelayakan teoritis siklus tersebut.
Gambar skema dan data yang tersedia:
Gambar C9.1 Asumsi:. 1. Setiap komponen siklus dianalisis sebagai volume atur pada keadaan tunak. 2. Semua proses yang dialami oleh refrijeran ialah reversible internal, kecuali
untuk proses throttling. 3. Kompressor dan alat ekspansi beroperasi secara adiabatik. 4. Pengaruh energi kinetik dan potensial diabaikan.
Analisis: Diawali dengan menetapkan masing-masing tingkat keadaan refrijeran
pada gambar skematik dan diagram T-s. Refrijeran uap jenuh pada 20oC masuk kompressor, selanjutnya dari Tabel A-7 diperoleh h1 = 195,78 kJ/kg dan s1 = 0,6884 kJ/kg.K.
Tekanan pada keadaan 2s sama dengan tekanan saturasi pada temperatur 40oC atau p2 = 9,6065 bar. Karena kompressor beroperasi secara adiabatik dan
Termodinamika Teknik IX-8
reversibel internal, maka entropi spesifiknya konstan (s1 = s2s). Oleh karena itu dengan melakukan interpolasi pada Tabel A-9 diperoleh h2s = 205,1 kJ/kg dengan keadan refrijeran panas lanjut.
Keadaan 3 ialah cairan saturasi pada 40oC, sehingga h3 = 74,59 kJ/kg. Untuk proses throttling, h4 = h3.
(a) Kerja input kompressor,
( ) ( )( ) kW0750kJ/s 1kW 1kJ/kg781951205kg/s008012c ,,,,hhmW s =⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−=−= &&
(b) Kapasitas refrijeran adalah laju perpindahan kalor refrijeran yang melewati evaporator dengan kesetaraan 1 ton = 211 kJ/min.
( )
( )( )( ) ton2760kJ/min 211 ton1kJ/kg597478195s/min60kg/s0080
41in
,,,,
hhmQ
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−=
−= &&
(c) Koefisien unjuk kerja refrigerasi:
013781951205597478195
c 1241in ,
,,,,
hhhh
WQβ
s=
−−
=−−
==&
&
(d) Kelayakan teoritis suatu siklus ditentukan oleh ukuran maksimum siklus berdasarkan efisiensi Carnot:
( )( ) ( ) 6514
K27320-K27340K27320max. C ,
TTTβ
CH=
+++
=−
=
Komentar: Karena β < βmax, maka siklus di atas layak.
Contoh 9.1 : Siklus refrigerais kompressi-uap ideal Refrijeran-134a yang digunakan pada sebuah refrigerator, masuk ke kompressor dengan keadaan uap panas lanjut pada tekanan 0,14 MPa, temperatur -10oC, dan laju aliran massa 0,05 kg/s dan meninggalkan kompressor pada tekanan 0,8 MPa dan temperatur 50oC. Refrijeran tersebut didinginkan di dalam kondensor hingga mencapai temperatur 26oC pada tekanan 0,72 MPa, kemudian dicekik (throttling) hingga mencapai tekanan 0,15 MPa. Tentukan (a) Kalor masukan siklus dan daya masukan kompressor, (b) Efisiensi isentropik kompressor, dan (c) koefisien unjuk kerja refrigerator tersebut. Penyelesaian: Diketahui: Sebuah refrigerator dengan fluida kerja Refrijeran-134a, keadaan
masuk dan keluaran kompressor dan kondensor diketahui, begitu-pula tekanan evaporator dan laju aliran massa juga diketahui..
Ditanyakan: Tentukan inQ& , cW& , cη , dan COPref.
Termodinamika Teknik IX-9
Gambar skema dan data yang tersedia:
Gambar C9.1
Asumsi: 1. Setiap komponen siklus dianalisis sebagai volume atur pada keadaan tunak. 2. Semua proses yang dialami oleh refrijeran ialah reversible internal, kecuali
untuk proses throttling. 3. Kompresor dan alat ekspansi beroperasi secara adiabatik. 4. Pengaruh energi kinetik dan potensial diabaikan. Analisis:
Keadaan 1 pada p1 = 0,14 MPa dan T1 = -10oC, Entalpi spesifik R-134a pada fasa uap panas lanjut diperoleh dari Tabel A-12, h1 = 243,40 kJ/kg dan s1 = 0,9606 kJ/kg.K Demikian pula keadaan 2 pada p2 = 0,8 MPa dan T2 = 50oC, dari Tabel A-12 diperoleh h2 = 284,39 kJ/kg.
Keadaan 3, refrijeran fasa cairan terkompressi dengan p3 = 0,72 MPa, T3 = 26oC, entalpi spesifik diperoleh menggunakan ketentuan taksiran cairan terkompressi dengan menggunakan data cairan jenuh, Tabel A-10, diperoleh h3 = hf(26oC) = 85,75 kJ/kg .
Oleh karena proses throttling pada katup ekspansi merupakan proses entalpi konstan maka h4 = h3 = 85,75 kJ/kg (a) Kalor masukan dan daya input kompressor.
( ) ( )[ ] kW887kJ/kg85,75-243,40kg/s05041in ,,hhmQ ==−= &&
( ) ( )[ ] kW887kJ/kg85,75-243,40kg/s05041in ,,hhmQ ==−= && (b) Efisiensi isentropik kompressor.
1212
hhhh s
c −−
=η
dengan entalpi spesifik pada keadaan 2s diperoleh dengan mengacu pada p2s = 0,8 MPa dan s2s = s1 = 0,9606 kJ/kg.K. Dengan menginterpolasi nilai pada Tabel A-12 diperoleh h2s = 281,05. Jadi
%,,,,,,
c 991919040243392844024305281
≈=−−
=η
Termodinamika Teknik IX-10
(c) Koefisien unjuk kerja refrigerator.
β = COPref. = 843052887 ,
kW,kW,
WQ
cin ==&
&
Komentar:
Termodinamika Teknik IX-11
Soal-Soal Latihan Uji Kompetensi
1. Refrijeran-12 sebagai fluida kerja pada siklus refrigerasi kompressi-uap digunakan untuk menghubungkan secara termal anatar daerah dingin pada 20oC dan daerah hangat pada 40oC. Uap jenuh masuk kompressor pada temperatur 12oC, cairan jenuh pada tekanan 1,4 Mpa meninggalkan kondensor. Laju aliran massa Refrijeran-12 ialah 0,008 kg/s. Tentukan (a) Daya kompressor (kW), (b) kapasistas refrijeran (ton), (c) Koefisien unjuk kerja (COPref.), dan (d) Buktikan apakah siklus tersebut memenuhi kelayakan teoritis
2. Berdasarkan soal nomor 1 di atas, dengan nilai efisiensi kompressor 80%, dan temperatur meninggalkan kondensor sebesar 48oC. Tentukan (a) Daya kompressor (kW), (b) kapasistas refrijeran (ton), (c) Koefisien unjuk kerja (COPref.), dan (d) Buktikan apakah siklus tersebut memenuhi kelayakan teoritis
Termodinamika Teknik IX-12
Referensi/Sumber Rujukan
1. Cengel, Y.A. dan Boles, M.A. 2002. Thermodynamics. 4th edition. Boston-USA: Mc. Graw Hill. (halaman 563 s.d. 577).
2. Pasek, Ari Darmawan dkk. 2004. Training Manual of ToT Refrigeration Servicing Sector. Bandung: LPPM ITB-KLH-UNDP.
3. Granet, I.P.E. and Blustien, M.Ph.D. 2000. Thermodynamics and Heat Power, 6th edition. New Jersey USA: Prentice Hall. (halaman 499 s.d 542).
4. Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 1995. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. 3rd edition .New York USA: Jhon Wiley and Sons. (halaman 453 s.d. 477).