bab 4 metode penelitianeprints.umm.ac.id/39162/5/bab iv.pdf18 bab 4 metode penelitian 4.1 jenis dan...

21
18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true experiment design) dengan menggunakan metode Post Test Randomized Group Design. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian direncanakan selama 37 hari pada tahun 2018 di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus ) strain Wistar karena memiliki kemiripan fungsi metabolik dengan manusia (Goutianos, 2015). 4.3.2 Sampel Penelitian ini menggunakan sampel tikus putih (Rattus novergicus) jantan strain Wistar yang dipilih dengan kriteria jenis kelamin tikus jantan umur 3 bulan, berat tikus rata-rata 150-200 gram dan tikus sehat (bergerak aktif, bulu putih bersih, dan mata cerah).

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

40 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

18

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true experiment

design) dengan menggunakan metode Post Test Randomized Group Design.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan selama 37 hari pada tahun 2018 di

Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus )

strain Wistar karena memiliki kemiripan fungsi metabolik dengan manusia

(Goutianos, 2015).

4.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel tikus putih (Rattus novergicus) jantan

strain Wistar yang dipilih dengan kriteria jenis kelamin tikus jantan umur 3

bulan, berat tikus rata-rata 150-200 gram dan tikus sehat (bergerak aktif, bulu

putih bersih, dan mata cerah).

Page 2: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

19

4.3.3 Besar Sampel

Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu satu kelompok

control (+), kontrol negatif (-), dan tiga kelompok perlakuan. Besar sampel

dihitung dengan Resource Equation Methode yaitu

E (besar sampel) = Ʃ hewan – Ʃ kelompok perlakuan

Selanjutnya dilakukan replikasi penelitian yang digunakan sesuai dengan

rumus Federer yaitu

(𝑛 − 1)(𝑡 − 1) ≥ 15

Keterangan:

n= Jumlah replikasi tiap perlakuan

t= Banyaknya kelompok perlakuan

Karena terdapat 5 kelompok, maka didapatkan:

(𝑛 − 1)(5 − 1) ≥ 15

(𝑛 − 1)4 ≥ 15

4𝑛 − 4 ≥ 15

4𝑛 ≥ 19

𝑛 ≥ 4,75

Atau dibulatkan menjadi 5 ekor untuk setiap kelompok.

Ʃ hewan = n x Ʃ kelompok perlakuan

= 5 x 5

= 25 ekor

Page 3: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

20

dilanjutkan dengan rumus

E (besar sampel) = Ʃ hewan – Ʃ kelompok perlakuan

= 25 – 5

= 20 ekor

Rumus besar sampel untuk mengantisipasi kemungkinan sampel terpilih

mengalami drop out (Saryono, 2011) sebagai berikut:

n’ = [n/1-f]

n’ = 4 / (1- 0,2)

n’= 5

Cadangan untuk satu kelompok = n’- n = 5 - 4 = 1

Cadangan untuk lima kelompok = 1 x 5 = 5

Keterangan :

n’ = jumlah sampel penelitian

n = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out, kira-kira 20% (f = 0,2)

Jadi total sampel tikus yang dibutuhkan beserta cadangan adalah 25 ekor tikus

dibagi ke dalam 5 kelompok yang berarti 1 kelompok terdiri dari 4 ekor tikus

dan 1 ekor tikus cadangan.

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil sample tikus

Page 4: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

21

putih jantan (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar menyesuaikan dengan

kriteria penelitian yang sudah ditentukan.

4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian

a. Kriteria Inklusi :

1. Tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar

2. Jenis kelamin jantan

3. Umur tikus 3 bulan

4. Berat tikus 150-200 gram

5. Tikus sehat (gerak aktif, bulu tebal putih, mata jernih)

b. Kriteria eksklusi:

1. Tikus yang mengalami cacat fisik

2. Tikus yang mengalami infeksi

c. Kriteria dropout:

Tikus yang sakit atau mati selama proses penelitian

4.3.6. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak umbi

rumput teki (Cyperus rotundus L.).

b. Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar MDA dan

fungsi memori pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar.

Page 5: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

22

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah jumlah dan waktu

pemberian diet hiperlipidemia dan ekstrak umbi rumput teki secara oral.

Page 6: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

23

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Ekstrak umbi

rumput teki

(Cyperus

rotundus L.)

Tanaman rumput teki (Cyperus

rotundus L.) yang diperoleh dari

Materia Medika. Bagian rumput

teki yang digunakan untuk ektraksi

diambil dari bagian umbinya.

Neraca ohaus

digital, Spuit

Jumlah ekstrak sesuai dosis yang

di dapat yaitu 125 mg/kgBB, 250

mg/kgBB, 500 mg/kgBB secara

peroral setiap hari selama 35 hari.

Ordinal (kategorik)

2 Kadar MDA Pengamatan kadar MDA pada tikus

wistar.

Kadar MDA mengalami penurunan

disebabkan oleh adanya aktivitas

antioksidan dari ekstrak umbi

rumput teki.

Spektrofotometri Pengukuran kadar MDA diambil

dari darah jantung sebanyak 2ml.

Kadar MDA serum didapat dalam

satuan nmol/ml yang diukur

dengan reagen tiobutirat (TBA)

dengan spektrofotometri panjang

gelombang 532 nm. Data

Rasio (numerik)

4.3.7. Definisi Operasional Variabel

Page 7: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

24

disajikan perindividu, kemudian

dicari rerata dari semua replikasi

dalam satu kelompok.

3 Fungsi

Memori

Pengamatan fungsi memori pada

tikus wistar. Tikus wistar dengan

pemberian diet hiperlipidemia dan

ekstrak umbi rumput teki akan

memiliki fungsi memori yang lebih

baik daripada tikus wistar yang

tidak diberikan ekstrak umbi

rumput teki. Hal tersebut

disebabkan oleh berkurangnya

kadar MDA yang diproduksi akibat

serangan radikal bebas terutama

Water maze test Fungsi memori pada penelitian ini

didapat dengan menilai waktu

yang diperlukan tikus untuk

berenang menemukan hidden

platform yang diletakkan dalam

water maze. Waktu maksimal

tikus wistar dalam menemukan

hidden platform adalah 60 detik,

lebih dari itu maka tikus akan

dibantu untuk menemukan

platform. Semakin baik fungsi

Rasio (numerik)

Page 8: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

25

pada polyunsaturated fatty acid

(PUFA) yang banyak didapatkan di

membrane sel neuron.

memori tikus maka semakin

singkat waktu yang dibutuhkan

untuk menemukan platform. Data

disajikan perindividu, kemudian

dicari rerata dari semua replikasi

dalam satu kelompok.

Page 9: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

26

4.4 Alat dan Bahan Penelitian

4.4.1 Alat pemeliharaan tikus

Alat yang digunakan untuk pemeliharaan tikus ialah kandang pemeliharaan

tikus, botol minum dan tempat makan tikus, anyaman kawat untuk penutup

kandang, dan timbangan.

4.4.2 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Umbi Rumput Teki

Timbangan analitik (0,001 gram), water bath, refluk, pompa pendingin, bak

air, tabung erlenmayer, tabung pemisah dengan pengunci, lampu sorot,

evapolator, kertas saring whatman 40, labu ukur 100 ml, corong kaca,

pengaduk (spatula), beaker glass, kertas aluminium foil, timble, batu didih.

4.4.3 Alat Pengambilan Darah Tikus

Handscoon, jarum, pipet mikro 50 l, tabung kuvat pirex, dan EDTA.

4.4.4 Alat dan Bahan Pengukuran MDA

Spektrofotometer, Mesin Sentrifuse, Tabung reaksi, Pipet, Pipet Eppendorf,

Pipet mikrohematokrit

4.4.5 Alat dan Bahan Pembuatan Diet Hiperlipidemi.

Baskom, pakan standar BR-1, satu buah telur burung puyuh, 10% lemak sapi,

dan 17 ml minyak jelantah.

Page 10: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

27

4.4.6 Alat dan Bahan Water Maze Test

Kolam renang plastik polos diameter 1,2 – 2 meter dengan tinggi 0,2 - 0,6

meter, balok atau papan transparan sebagai hidden platform dengan diameter

10cm.

4.4.7 Alat lain

Kamera digital, stopwatch

4.5 Prosedur Penelitian

4.5.1 Adaptasi

Proses adaptasi hewan coba di dalam kandang dilakukan selama 7 hari dengan

tujuan agar tikus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru

sebelum diberi perlakuan sambil diamati kesehatannya. Pada tahap ini

dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum dan penimbangan berat badan

setiap hari.

4.5.2 Pembagian Kelompok Tikus

Tikus yang digunakan sebanyak 30 ekor yang terbagi menjadi lima kelompok

dan tiap kelompok terdiri dari 6 tikus :

a. Kelompok kontrol positif (K+): Diberi pakan standar BR-1

sebanyak 15 g/hari/tikus serta minum ad libitum ditambah diet

hiperlipidemia yang diberikan dengan metode sonde sebanyak 2,5

ml/tikus/hari selama 35 hari tanpa pemberian ekstrak umbi rumput teki

(Cyperus rotundus L.).

Page 11: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

28

b. Kelompok kontrol negatif (K-): Diberi pakan standar BR-1

sebanyak 15 g/hari/tikus serta minum ad libitum tanpa ditambah diet

hiperlipidemia dan ekstrak umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.)

selama 35 hari.

c. Kelompok perlakuan 1 (P1): Diberi pakan standar BR-1

sebanyak 15g /tikus/hari serta minum ad libitum ditambah dengan diet

hiperlipidemia sebanyak 2,5ml/tikus/hari selama 35 hari dan pemberian

ekstrak umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 125

mg/KgBB/hari dengan metode sonde lambung sekali dalam sehari selama

35 hari.

d. Kelompok perlakuan 2 (P2): Diberi pakan standar BR-1

sebanyak 15g /tikus/hari serta minum ad libitum ditambah dengan diet

hiperlipidemia sebanyak 2,5 ml/tikus/hari selama 35 hari dan pemberian

ekstrak umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 250

mg/KgBB/hari dengan metode sonde lambung sekali dalam sehari selama

35 hari.

e. Kelompok perlakuan 3 (P3): Diberi pakan standar BR-1

sebanyak 15 g/hari/tikus serta minum ad libitum ditambah dengan diet

hiperlipidemia sebanyak 2,5ml/tikus/hari selama 35 hari dan pemberian

ekstrak umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.)dengan dosis 500

mg/KgBB/hari dengan metode sonde lambung sekali dalam sehari selama

35 hari.

Page 12: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

29

4.5.3 Pembuatan Ekstrak Umbi Rumput Teki

Umbi rumput teki yang dipakai adalah umbi umur 3-5 bulan yang

ditandai dengan besarnya umbi 1-3 cm. Umbi secara eksternal berwarna

hitam dan daging umbinya berwarna putih kemerahan. Pada penelitian ini

untuk mendapatkan ekstrak umbi rumput teki digunakan metode remaserasi.

Satu kilogram umbi rumput teki yang didapatkan dibersihkan lalu dipotong-

potong kemudian dikeringkan dengan cara diangin anginkan sampai kering.

Setelah kering (simplisia) umbi rumput teki diblender sehingga menjadi

serbuk dan di ayak sehingga besar partikel serbuk sama. Kemudian

dilakukan remaserasi yang merupakan cara penyarian sederhana dengan

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut karena ada perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif dalam sel dengan yang diluar sel. Remaserasi digunakan untuk

penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam

cairan penyari. Serbuk halus umbi rumput teki dimaserasi dengan pelarut

etanol 97% dan asam malat 0.5% sebanyak 5 kali bobot bubuk simplisia

(bubuk simplisia : pelarut = 1:5) sambil diaduk kemudian disaring. Maserasi

dilakukan sebanyak tiga kali filtrat yang diperoleh kemudian di uapkan

dengan rotavapour sampai pelarut tidak tersisa dan diperoleh ekstrak kental

sebanyak 90 ml, dilanjutkan dengan pembuatan berbagai konsentrasi ekstrak

umbi rumput teki.

Page 13: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

30

Pembuatan dosis ekstrak umbi rumput teki didahului dengan

pembuatan larutan, yaitu larutan ekstrak umbi rumput teki yang telah

diencerkan dengan air hingga homogen. Buat larutan stok sebanyak

500mg/mL. Sebanyak 500mg ekstrak umbi rumput teki diencerkan

dengan 5mL air. Rumus yang digunakan: V1.M1=V2.M2, V1 adalah

volume larutan sebelum pengenceran, M1 adalah molaritas larutan

sebelum pengenceran, V2 adalah volume larutan setelah pengenceran dan

M2 adalah molaritas larutan setelah pengenceran. Kemudian larutan

ekstrak ini dicampur dengan DMEM dan diteteskan pada kelompok

perlakuan. Dosis ekstrak umbi rumput teki dengan dosis ½xIC50, IC50

dan 2xIC50. Dosis ekstrak umbi rumput teki yang diberikan ditentukan

berdasarkan “dose doubling design”, yaitu 20 µg/mL, 40 µg/mL dan 80

µg/mL.maserasi selama 3x24 jam. Dilakukan penyaringan dengan kasa

berlapis kapas steril. Kemudian dilakukan penyaringan ulang dengan

cellulose nitrate membrane filter steril yang dipasang pada vaccum flask

yang dihubungkan dengan vaccum pum. Lalu maserasi diuapkan dengan

rotary evaporator sampai bebas dari ethanol 95% yang dipakai sebagai

pelarut (Rahim et al.2014).

Page 14: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

31

4.5.4 Dasar Penentuan Dosis Umbi Rumput Teki

Pada penelitian yang pernah dilakukan terdahulu dosis efektif umbi

rumput teki sebagai hipolipidemia yaitu 250 mg/kgBB/hari. Pada penelitian

ini dosis 250 mg/kgBB/hari digunakan sebagai dosis empiris (n). Pada

penelitian ini menggunakan tiga dosis dengan menaikkan dan menurunkan

dari dosis empiris berdasarkan rumus deret hitung yaitu 1/2n, n, 2n (Okwu,

2015). Dosis ekstrak umbi rumput teki yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Dosis I: ½ n = ½ x 250 = 125 mg/kgBB/hari

Dosis II: n=250 mg/kgBB/hari

Dosis III: 2n = 2 x 250 = 500 mg/kgBB/hari

4.5.5 Pelaksanaan Perlakuan Penelitian

Peneliti mengambil tikus yang sudah dikelompokkan satu per satu

secara perlahan sehingga tikus tidak stress. Tikus yang stress akan

mempengaruhi kerja hormonnya, sehingga akan berpengaruh pada absorbsi

ekstrak di dalam tubuh tikus. Setelah itu tikus dipegang dengan cara

memegang badan tikus dan menaruh bagian ekor serta menjepitnya pada jari

antara kelingking dengan jari manis, lalu menyilangkan kaki depan tikus dan

menjepitnya pada jari antara jari telunjuk dengan jari tengah, sedangkan

posisi tikus siap untuk diberi diet tinggi lemak dan ekstrak umbi rumput teki.

Page 15: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

32

Diet hiperlipidemi diberikan dengan cara memberi diet tinggi lemak

10g/tikus/hari yang terdiri atas pakan standar BR-1, satu buah telur burung

puyuh, 10% lemak sapi, dan 17 ml minyak jelantah (Wulandari et al, 2013;

Azhari et al, 2017).

Pemberian ekstrak umbi rumput teki dilakukan secara peroral

dengan sonde setiap hari selama 35 hari dengan dosis 125 mg/kgBB/hari,

250 mg/kgBB/hari, dan 500 mg/kgBB/hari. Pemberian melalui peroral

dilakukan melalui sudut mulut agar tikus tidak menggigit sonde. Pemasukan

sonde dilakukan ketika tikus melakukan gerakan menelan atau menggerak-

gerakkan lidahnya, sehingga sonde tidak melukai bagian dalam mulut tikus.

Setelah sonde masuk sampai bagian esofagus, ekstrak umbi rumput teki

dimasukkan. Esktrak umbi rumput teki diberikan 4 jam setelah pemberian

diet hiperlipidemia (waktu pengosongan lambung tikus adalah 4 jam).

Kemudian untuk menentukan dosis dalam ml (mililiter) yaitu dengan cara:

Dimana massa jenis ekstrak umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.)

diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan neraca analisis

(piknometer). Kemudian volume dicari dengan rumus:

Page 16: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

33

4.5.6 Pemberian Diet Hiperlipidemi

Pemberian diet hiperlipidemi diberikan dengan komposisi lemak sapi

10%, 17 ml minyak jelantah, kuning telur puyuh rebus 1 buah diberikan

secara oral melalui sonde lambung (Wulandari et al, 2013; Azhari et al,

2017).

4.5.7 Proses Anastesi dan Pembedahan Hewan Coba

a. Proses Anastesi

Proses anastesi dilakukan dengan memasukkan hewan coba ke dalam

toples kaca yang sebelumnya sudah diberi kapas yang mengandung

kloroform. Pembiusan dilakukan satu persatu dengan harapan pembiusan

dapat dilakukan secara inhalasi dengan dosis kloroform 0,67ml/hewan

coba selama 60 detik yang dihitung menggunakan stopwatch. Hewan

coba yang teranastesi ditandai dengan tidak adanya respon nyeri,

kemudian diletakkan pada meja parafin dan keempat kaki tikus difiksasi

menggunakan jarum pentul (Alexandru, 2011).

b. Proses pembedahan

Setelah hewan coba teranastesi dengan baik (pingsan), hewan coba

diletakkan pada papan lilin dan keempat kakinya difiksasi dengan

menggunakan jarum pentul. Kemudian hewan coba dibedah

menggunakan gunting dari abdomen hingga setinggi leher, kemudian

Page 17: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

34

dengan menggunakan spuit 3 cc, darah hewan coba diambil dari ventrikel

kiri sebanyak ± 3 cc (Alexandru, 2011).

c. Proses penanganan hewan coba setelah pembedahan

Setelah hewan coba dibedah, harus dipastikan bahwa hewan coba

tidak mengalami recovery. Sebelum mengubur hewan coba, dipastikan bahwa

denyut nadi sudah berhenti. Jika hewan coba mengalami recovery maka harus

dilakukan prosedur euthanasia, salah satunya dengan prosedur Cervical

Dislocation, yaitu dengan cara memisahkan tengkorak dan vertebrae. Teknik

ini dilakukan dengan memberikan tekanan ke bagian posterior dasar tulang

tengkorak dan vertebrae. Bila vertebrae terpisah dari otak, reflek kedip

menghilang dengan segera, rangsangan rasa sakit menghilang sehingga hewan

tidak merasakan sakit. Selanjutnya hewan coba yang sudah dipastikan mati,

dikumpulkan menjadi satu lalu dikubur (Alexandru, 2011).

4.5.8 Pengukuran Kadar MDA

Pemeriksaan kadar MDA dihitung melalui tes TBARS dengan

metode spektrofotometri (Zeb, 2016). Darah diambil dari Jantung dan

ditampung dengan tabung sentrifus sebanyak + 2 ml, darah didiamkan selama

15 menit, kemudian sentrifus selama 15 menit, dengan kecepatan 3000 rpm,

bagian cairan jernih (serum) dari darah digunakan untuk pengaturan kadar

MDA dengan cara:

a) Tambahkan serum dengan larutan TCA 15% sebanyak 2000µl

b) Tambahkan dengan larutan TBA 0,37% dalam HCl 0,25 N sebanyak

2000µl

Page 18: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

35

c) Panaskan dalam waterbath pada suhu 95 derajat celsius selama 60

menit

d) Dinginkan pada suhu ruang diatas ice bath selama 15 menit

e) Sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 3000 rpm

f) Ambil supernatant dan masukan ke dalam cuvet

g) Baca absorbansi supernatant dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 545 nm.

4.5.9 Pengujian water maze

Menurut Nunez, 2008 pengujian water maze dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut

a. Menuliskan nomor pada ekor hewan coba. Menempatkan hewan

pertama pada platform selama 20 detik. Hal ini akan membuat hewan

mengamati posisi dan bentuk platform.

b. Setelah 20 detik, ambil hewan coba dan masukkan dalam air di salah

satu kuadran kolam dengan kepala menghadap dinding. Stopwatch

dinyalakan dan pastikan untuk mencatat kuadran mana hewan tadi

ditempatkan.

c. Jika hewan tidak menemukan platform selama 60 detik makan dapat

dibantu dengan mengarahkan hewan berenang menuju platform.

d. Setelah hewan menemukan platform, biarkan selama 15 detik lalu

ambil dari platform. Catat kuadaran awal dan waktu yang dibutuhkan.

e. Prosedur diulang sebanyak tiga sampai empat kali dan hewan harus

diletakkan di platform yang berbeda.

Page 19: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

36

f. Menempatkan hewan di tempat yang hangat dan kering setiap selesai

percoban.

4.6 Alur Penelitian

4.7 Analisis Data

Hari ke-36 : Melakukan uji water maze

Pengambilan sediaan darah dilakukan di hari ke-36

KONTRO

L

NEGATIF

Hari ke-8 hingga 35 diberikan

pakan standar BR-1

sebanyak 15 mg/hari/tikus dan minum ad

libitum.

KONTROL

POSITIF

Hari ke-8 hingga 35 diberikan

pakan standar BR-1

sebanyak 15 mg/hari/tikus,

minum ad libitum, dan

diet hiperlipidemi

KELOMPO

K P1

Hari ke-8 hingga 35

diberikan pakan standar BR-1 sebanyak 15

mg/hari/tikus, minum ad

libitum, diet hiperlipidemi,

dan ekstrak umbi rumput

teki 125 mg/kgBB

KELOMPOK

P2

Hari ke-8 hingga 35

diberikan pakan standar BR-1 sebanyak 15

mg/hari/tikus, minum ad

libitum, diet hiperlipidemi,

dan ekstrak umbi rumput

teki 250 mg/kgBB

KELOMPOK

P3

Hari ke-8 hingga 35 diberikan

pakan standar BR-1 sebanyak

15 mg/hari/tikus,

minum ad libitum, diet

hiperlipidemi, dan ekstrak

umbi rumput teki 500

mg/kgBB

Adaptasi pada hari ke-1sampai hari ke-7

Analisis data

Pemeriksaan MDA

Page 20: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

37

Data-data penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas,

uji ANOVA, uji post hoc, uji korelasi menggunakan analisis regresi linier yang

pengolahannya menggunakan aplikasi SPSS 23.

a. Uji Normalitas

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji

normalitas dengan metode Shapiro-Wilk, karena besar sampel yang digunakan ≤

50. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal.

Sebaran data dinilai normal jika p>0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan uji varian Levene’ test untuk mengetahui

kehomogenan varian dari data-data yang diperoleh. Varian dinilai homogen jika

p>0,05.

c. Uji Anova

Jika data terdistribusi normal dan varian datanya homogen, maka pengujian dapat

dilanjutkan dengan analisis varian 1 jalur. Secara umum, analisis varian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah tiap perlakuan berpengaruh pada hasil. Jika

pada analisis varian diperoleh taraf signifikansi < 0,05 yang berarti ada pengaruh

berbagai dosis pemberian ekstrak umbi rumput teki terhadap kadar MDA dan

fungsi memori pada tikus hiperlipidemia.

Page 21: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/39162/5/BAB IV.pdf18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (true

38

d. Uji Post Hoc

Analisis Post Hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok dosis ekstrak umbi

rumput teki mana yang efektif terhadap penurunan MDA dan pencegahan defisit

meori pada tikus hiperlipidemia. Uji Post-Hoc Bonferroni digunakan apabila

varian data homogen dan sama sedangkan Post-Hoc Tamhane digunakan apabila

varian data tidak homogen.

e. Uji Regresi

Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan

dan memprediksikan antar kelompok.Proses perhitungan dilakukan dengan

bantuan perangkat lunak komputer program SPSS 23 for windows.