bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2008-2-00520-ti bab...

91
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini terdapat 2 jenis data yang digunakan yaitu: Uraian dari tahapan proses pengerjaan ruang Puri Ratna pada proyek tempat penulis melakukan observasi dan data perbandingan antara jadwal perencanaan dan pelaksanaan proyek per tahapan kerja beserta sub-sub kerjanya. 4.1.1 Proses Kerja. Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan lapangan dari segala hal yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan 2. Pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan lainnya. 3. Penyediaan alat-alat ukuran sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. 4. Koordinasi dengan pengelola bangunan dan penanggung jaawab M&E seta peralatan audio visual dan sound system. 5. Pengukuran dan pengecekan ulang pekerjaan yang akan dikerjakan. Pekerjaan Bongkaran

Upload: dangtuyen

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data ini terdapat 2 jenis data yang digunakan yaitu:

Uraian dari tahapan proses pengerjaan ruang Puri Ratna pada proyek tempat penulis

melakukan observasi dan data perbandingan antara jadwal perencanaan dan pelaksanaan

proyek per tahapan kerja beserta sub-sub kerjanya.

4.1.1 Proses Kerja.

Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan lapangan dari segala hal yang dapat mengganggu pelaksanaan

pekerjaan

2. Pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai ukuran ketinggian lantai dan

bagian-bagian bangunan lainnya.

3. Penyediaan alat-alat ukuran sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur

yang berpengalaman.

4. Koordinasi dengan pengelola bangunan dan penanggung jaawab M&E seta

peralatan audio visual dan sound system.

5. Pengukuran dan pengecekan ulang pekerjaan yang akan dikerjakan.

Pekerjaan Bongkaran

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

1. Penyesuaian bagian eksisting interior yang akan dibongkar dengan layout

interior baru sesuai gambar perencanaan.

2. Pembuatan shop drawing rencana bagian eksisting interior yang akan

dibongkar untuk dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari konsultan

perencana.

3. Relokasi elemen-elemen ruang berupa artwork/ornament yang melekat pada

lantai, dinding/kolom maupun plafon.

4. Pengerjaan pembongkaran.

Pekerjaan Lantai Karpet

1. Penyediaan bahan material, peralatan, dan tenaga kerja.

2. Penyerahan contoh-contoh karpet yang akan dipasang untuk mendapat

persetujuan KP.

3. Pengukuran dimensi luas ruangan yang akan dipakai untuk pemasangan karpet.

4. Meneliti keadaan permukaan dasar lantai karpet (leveling mortal) sebelum

pekerjaan dimulai dimana permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata,

bersih dan bebas dari cacat.

5. Penyemprotan lem pada permukaan lantai dan pada karpet untuk memperkuat

pemasangan karpet pada pertemuan antara lantai dengan dinding.

6. Penyediaan sisa karpet minimal 5% untuk cadangan penggantian terhadap

setiap jenis dan warna dari bahan karpet yang lunak.

7. Pembersihan karpet.

Pekerjaan Dinding yang terdiri dari:

Partisi Gypsum

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

1. Persiapan bahan

• Bahan rangka

Dari besi hollow 40/40 (4x4x400 dan 2x4x400) produk dalam negeri yang

disetujui KP/Perencana dengan ukuran tebal bahan minimum 1,8 mm dan

nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm. Bahan yang diproses harus

sesuai dengan toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan

pewarnaan yang disyaratkan serta terlebih dahulu dicat anti karat.

• Bahan pelapis

Dari bahan gypsum board (0.9x120x240) yang telah disetujui KP/Perencana

dengan tebal bahan 12 mm sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

Pemasangan pada bagian luar/dalam difinish.

• Accesories

Terdiri dari angker, sekrup, pelat, baut yang harus digalvanish terlebih

dahulu. Bahn pelengkap lain harus sesuai dengan ukuran panel dan material

rangka panel yang dipasang.

• Bahan finishing

Dari bahan vynil/wallpaper produk merek Runon yang disetujui perencana.

Bahan yang digunakan harus disertai jaminan dan flamibility rated dari

pabrik pembuatnya.

2. Persiapan alat

Berupa alat pemotong rangka dan board, pembuat lubang atau block out

3. Marking area sesuai dengan layout.

4. Leveling (ukuran pelurusan).

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

5. Pemasangan rangka.

Rangka tegak dipasang dengan jarak 40 cm dan arah horizontal dipasang

berjarak 40 cm, rapi, tegak lurus dan presisi terhadap lantai, dinding, dan

plafond disekelilingnya.

6. Penutupan gypsum.

• Sebelum dipasang penutup partisi semua kotoran dan bekas bahan lain harus

dibersihkan dan seluruh instalasi telah terpasang di posisi yang benar.

• Pemasangan papan gypsum pada rangka menggunakan paku sekrup

embedding khusus dan dipasang setiap jarak 15 cm.

7. Compound

Digunakan untuk menutup sambungan gypsum

8. Ampelas

9. Finishing wallpaper (Non woven + Vynil wall).

• Sebelum pemasangan wallpaper, dinding diplamir dan dicat halus agar

permukaan rata/tidak bergelombang dan dalam kondisi yang bersih.

• Pemotongan wallpaper dilakukan dengan cutter yang tajam sehingga hasil

potongan rapi tidak melekuk dan juga harus memperhatikan motif

wallpaper agar sambungan terlihat bagus dan serasi.

• Sebelum pemasangan dinding diberi lem perekat begitu pula dengan

wallpaper.

• Setelah didiamkan sebentar wallpaper direkatkan atau dipasang di dinding

dengan menggunakan kapi untuk meratakan lem atau menghilangkan

rongga udara.

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

10. Finishing cat (Cat emulsion).

• Sebelum pengecatan terlebih dahulu bidang-bidang harus dibersihkan dari

kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan menggosok dengan

menggunakan kertas gosok.

• Setelah bersih bidang yang akan dicat dialkali secara merata dengan

menggunakan roll.

• Setelah lapisan alkali kering baru dilakukan aplikasi cat dasar dengan

menggunakan kuas, rol dan lain-lain.

• Setelah lapisan cat dasar kering dilakukan pengecatan finish sampai

menjadikan permukaan dinding tertutup sempurna oleh warna cat.

Partisi Plywood (Panel kayu)

Pada dasarnya pekerjaan partisi plywood ini sama dengan pengerjaan partisi

gypsum (point 1-5), perbedaan terletak pada bahan pelapisnya yaitu triplek dan

plywood dan di finishing dengan melamic. Pekerjaan ini juga meliputi pekerjaan

kolom. Adapun langkah pemasangan lebih lanjut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

6. Pemasangan Triplek dan plywood

• Sebelum dipasang penutup partisi semua kotoran dan bekas bahan lain harus

dibersihkan dan seluruh instalasi telah terpasang di posisi yang benar.

• Pemasangan triplek sesuai jarak yang ditentukan dalam gambar teknis (shop

drawing).

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

• Penutupan dengan panel kayu dengan ketebalan yang diijinkan (12mm)

menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan

ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul.

7. Pemasangan List/Plin kayu

List/Plin kayu terdiri dari 3 jenis yaitu list dado. list plint, dan list corniche

yang masing-masing terletak di bagian atas dan bawah panel kayu serta atas

wallpaper yang berhubungan dengan plafond. Untuk list corniche

pemasangannya dilakukan setelah plafond selesai dikerjakan. Adapun langkah

pengerjaan lis lainnya antara lain:

• Pengukuran plin kayu yang akan digunakan yang disesuaikan dengan

panjang dan lebar wallpaper dan panel kayu yang telah terpasang

sebelumnya.

• Pemasangan plin.

• Finishing dengan polishing atau amplas untuk memperoleh permukaan yang

halus.

8. Finishing

Bahan penutup plywood yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapis cat

atau melamic sesuai spesifikasi dan setelah disetujui MK-Pemberi tugas-

Perencana. Langkah finishing cat sama dengan finishing cat pada partisi

gypsum sebelumnya.

Pemasangan Kolom.

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Dalam pekerjaan kolom ini dimensi kolom sendiri telah dilakukan bersamaan

dengan marking dinding termasuk pekerjaan rangka hollownya. Adapun langkah-

langkah pengerjaanya lainnya terdiri dari:

1. Pemasangan melaminto

2. Pemasangan lampu

Pemasangan lampu itu sendiri dilakukan oleh ME namun terkadang CDI juga

ikut membantu agar ME lebih mudah melakukan pasang lampu tersebut.

Lampu ini selain sebagai penerang juga dipakai untuk menerangi ukiran sido

mulyo yang telah terpasang di sisi luar pada acrylic.

3. Pembuatan pintu box lampu

Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri

dimana dimensi dan bahan yag digunakan disesuaikan dengan desain dalam

Shop Drawing. Produk dari workshop CDI ini kemudian dikirim ke lapangan

untuk dipasang oleh pekrja dengan metode pemasangan sekrup dalam sehingga

tampak luar hanya terlihat seperti lembaran balok kayu biasa.

4. Pemasangan tutup kolom dengan plywood megasungkai

Setelah semua instalasi listrik selesai pekerjaan dilanjutkan degan tutup kolom

yang menggunkan ply wood megasungkai yang merupakan permintaan dari

owner sendiri. Sama seperti pintu box lampu, plywood megasungkai ini pun

diproduksi dalam workshop dengan ukuran sesuai Shop Drawing kolom dari

owner.

5. Pemasangan acrylic ukiran sidomulyo.

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Maket ukiran sidomulyo yang telah jadi kemudian dicetak ke acrylic sehingga

pada permukaan acrylic tersebut terpampang pola ukiran yang dicetak.

6. Finishing cat atau melamic.

Finishing ini dilakukan agar permukaan kayu pada kolom menjadi mengkilat

dan terlihat lebih indah. Melamic digunakan untuk bagian-bagian sudut kayu

yang kurang rapi.

Pekerjaan Pintu dan Aksesoris

1. Persiapan bahan

Terdiri dari kusen pintu, daun pintu kayu, dan gambar layout

2. Persiapan alat

3. Pengukuran dimensi pintu yang akan dipasang

4. Penyesuaian detail kusen dan sambungan material dengan tipe pintu yang akan

dipasang dimana kusen harus lurus dan siku.

5. Pemasangan kusen dengan penambahan angkur-angkur yang dilanjutkan

dengan penyekrupan kusen ke panel kayu.

6. Pemasangan pintu ke kusen sesuai letak dan posisi yang telah ditentukan

sebelumnya.

7. Pemasangan monkey hair sebagai penyekat tengah untuk mencegah cahaya

masuk atau keluar ruangan.

8. Finishing melamic

• Perataan permukaan yang akan difinishing dengan amplas menggunakan

kertas gosok searah serat kayu.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

• Pelapisan wood filler dengan kuas atau digosok dengan kayu bal secara

merata agar pori-pori tidak kelihatan.

• Setelah wood filler kering permukaan kembali di amplas dengan kertas

gosok searah serat kayu. Kemudian disbanding sealer dengan disemprot

• Selanjutnya permukaan kayu diberi lapisan wood stain dengan kuas, bal

atau semprot dan dibiarkan sampai mengering dengan dianginkan.

• Diamkan selama 1 hari kemudian semprot dengan clear doff PU supaya

hasil bagus dan tidak bau.

• Setelah finishing melamic selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan finishing

cat.

9. Pemasangan aksesoris.

• Persiapan bahan

Terdiri dari Flush bolt/grendel untuk daun pintu double, floor hinge, lock

set, back plate dan handle.

• Marking area sesuai gambar layout.

• Pemasangan

Sebagian besar dilakukan dengan pengelasan dan pemakuan, dimana

aksesoris yang terpasang tepat pad siku dan membentuk sudut yang

proporsional dengan kusen dan pintu yang telah terpasang sebelumnya.

Pekerjaan Plafond

1. Persiapan bahan dan alat

Bahan yang digunakan adalah gypsum board ex. Jaya Board dengan tebal 9

mm berukuran 120x240 cm. Adapun untuk rangka penggantungnya dari bahan

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

galvanis dan alumunium yang terdiri atas: Spline, carrying channel, cross clip,

adjustable hanger, bolt dll.

2. Marking area sesuai layout/shop drawing

Termasuk didalamnya kegiatan leveling untuk mengukur ketinggian plafond

dan uji kemiringan lantai dengan bantuan waterpass.

3. Pemasangan rangka

• Buat rangka plafond sesuai dengan rencana ketinggian plafond dan gambar

kerja shop drawing yang telah disetujui. Rangka harus memiliki presisi yang

tinggi dengan sudut yang benar agar tidak mempersulit pemasangan tutup.

• Pemasangan rangka, dimana posisi fitting pekerjaan ME sebelumnya telah

terpasang dengan baik agar tidak saling menggangu. Rangka juga perlu

memperhitungkan kebutuhan beban yang dipikul plafond dengan segala

instalasi ME yang ada serta beban manusia saat melakukan maintenance.

• Rangka plafond digantungkan pada plat beton menggunakan penggantung

dari bahan galvanised suspension yang dapat atur ketinggian (standard

original fabric).

4. Pemasangan gypsum board

• Pembersihan rangka dari segala kotoran dan bekas bahan lain. Seluruh

instalasi di atas plafond harus sudah selesai terpasang dan sudah diuji coba.

• Lembaran gypsum dikaitkan pada rangka dengan sistem fitser yang

sebelumnya pada letak fitser dibuat pahatan/lubang sedalam 5 mm dengan

diameter 25 mm. Setelah pemasangan fitser ditutp kembali dengan kompon

dan papertape/plester khusus.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

• Dalam pemasangan pertemuan ini bahan penutup plafond harus saling tegak

lurus dan siku terhadap pekerjaan lain di sekitarnya (lantai, dinding, dan

plafond).

• Pekerjaan compound untuk menutup sambungan gypsum.

5. Pemasangan lis profil.

Lis profil merupakan penyambung antara plafond dengan partisi, dipasang

dengan menggunakan lem khusus dan di lem sepanjang sisi yang menempel ke

dinding dan plafond secara merata. Penyambungan dilakukan secara verstek

agar tidak terlihat gap saat muai-susut bahan karena cuaca. Garis-garis profil

harus bertemu dengan akurat dan bebas dempul agar sambungan tidak terlihat.

6. Finishing cat plafon.

Proses ini baru dapat dimulai setelah pemasangan aksesoris plafond seperti

lampu, AC, Springkler selesai dilakukan oleh ME. Dempul dapat digunakan

untuk menutup sekrup, paku penguat atau komponen pengikat lainnya yang

mungkin terlihat.

4.1.2 Jadwal Kerja

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna

Waktu No Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

I Persiapan 30 25

1. Pembersihan lapangan 14 12

2. Marking area 7 5

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna (Lanjutan)

3. Penyediaan alat 3 2

4.Koordinasi dengan ME dan

pengelola bangunan

3 3

5. Remarking 3 3

II Pekerjaan Bongkaran 90 106 16

1. Persiapan (alat, material dan tenaga

kerja)

3 2 -

2. Penyesuaian dengan layout 3 5 2

3. Pembuatan shop drawing 18 22 4

4 Marking area 3 5 2

5 Relokasi elemen ruangan 3 4 1

6 Pengerjaan bongkaran 60 68 8

Waktu No Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

III Screeding lantai 35 41 6

1 Persiapan (alat dan tenaga kerja) 1 1 -

2 Pengukuran (waterpass) termasuk

pasang tanda (kepala)

10 11 1

3 Plester 17 20 3

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna (Lanjutan)

4 Pengeringan 4 4 -

5 Pengacian (finishng) 3 5 2

IV Partisi Gypsum 14 26 12

1 Persiapan (alat, bahan, tenga kerja) 1 1 -

2 Marking area sesuai layout (temasuk

leveling)

1 2 1

3 Pasang rangka 4 7 3

4 Penutupan gypsum 7 14 7

5 Finishing compound dan ampelas 1 2 1

V Pekerjaan Plafond 30 81 51

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 1 1 -

2 Marking area 3 4 1

3 Pasang rangka 7 25 18

Waktu No. Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

4 Penutupan gypsum 11 39 28

5 Finishing cat plafon 8 12 4

VI Pekerjaan partisi panel kayu 9 16 7

1 Persiapan 1 2 1

2 Marking area 1 2 1

3 Pasang rangka 2 4 2

4 Pasang triplek dan plywood 2 3 1

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna (Lanjutan)

5 Pasang openingan kusen 1 3 2

6 Finishing cat/melamic 2 2 -

VII Pekerjaan kolom 30 56 26

1 Persiapan 3 3 -

2 Marking area 1 1 -

3 Pasang rangka hollow 2 2 -

4 Pasang melaminto 1 1 -

5 Pasang lampu 1 1 -

6 Pembuatan pintu box lampu 14 25 11

7 Pasang tutup kolom dengan

plywood mega sugkai

1 7 6

Waktu No. Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

8 Pasang acrylic ukiran sido mulyo 5 14 9

9 Finishing cat/melamic 2 2 -

VIII Pekerjaan wallpaper 20 41 21

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 1 3 2

2 Labelling (plamir dan cat halus) 3 3 -

3 Pemotongan wallpaper 3 7 4

4 Lem dinding dan wallpaper 7 12 5

5 Pemasangan wallpaper ke dinding 5 14 9

IX Pekerjaan list kayu 14 27 13

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna (Lanjutan)

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 3 7 4

2 Marking area (termasuk leveling) 1 2 1

3 Pengukuran list yang akan dipakai 1 2 1

4 Pemasangan 7 13 6

5 Finishing amplas dan melamic 2 3 1

X Pekerjaan plint kayu 7 15 8

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 1 2 1

2 Marking area (termasuk leveling) 1 3 2

Waktu No. Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

3 Produksi list yang akan dipakai 2 5 3

4 Pemasangan 2 3 1

5 Finishing dengan amplas dan

melamic

1 2 1

XI Pekerjaan kusen dan pintu kayu 14 40 26

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 1 1 -

2 Marking area (ternasuk leveling) 1 2 1

3 Produksi kusen dan pintu 7 21 14

4 Pemasangan kusen 1 2 1

5 Pemasangan pintu ke kusen 1 7 6

6 Pemasangan monkey hair 1 2 1

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.1 Jadwal Rencana dan Realisasi Ruang Puri Ratna (Lanjutan)

7 Finishing melamic 1 2 1

8 Pemasangan aksesoris 1 3 2

XII Pekerjaan lantai karpet 7 10 3

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 1 1 -

2 Marking area 1 1 -

3 Penyerahan contoh karpet 1 3 2

Waktu No. Pekerjaan

Rencana Realisasi

Delay

Time

4 Meneliti keadaan permukaan dasar

lantai

1 2 1

5 Penyemprotan lem pada lantai 1 3 2

6 Pemasangan karpet 2 4 2

XIII Pekerjaan dome 30 52 22

1 Persiapan (alat, bahan, tenaga kerja) 3 3 -

2 Marking area 3 5 2

3 Pasang rangka 7 15 8

4 Penutupan gypsum 5 11 6

5 Compound 2 3 1

6 Pasang acrylic 3 7 4

7 Finishing cat 7 8 1

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini data jadwal proyek yang telah diperoleh sebelumnya diolah melalui

diagram pareto untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan mana yang menjadi

mayoritas penyebab keterlambatan proyek. Pekerjaan-pekerjaan tersebut kemudian dicari

kendala-kendalanya untuk kemudian diselidiki akar permasalahannya. Dari akar

penyebab masalah ini kemudian dilakukan analisa yang dapat menjadi tolak ukur dalam

pemecahan masalah.

4..2.1 Identifikasi Major Cause Seluruh Tahap Kerja Puri Ratna

Tabel 4.2 Perhitungan Overtime Tahap Kerja Puri Ratna

Job Plan Real Overtime Cum.

Percentage

of overtime

Plafond 30 81 51 24,17

Kolom 30 56 26 36,49

Pintu &

Kusen

14 40 26 48,81

Dome 30 52 22 59,24

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Tabel 4.2 Perhitungan Overtime Tahap Kerja Puri Ratna (Lanjutan)

Wallpaper 20 41 21 69,19

Bongkaran 90 106 16 76,77

List Kayu 14 27 13 82,93

Job Plan Real Overtime Cum.

Percentage

of overtime

Gypsum 14 26 12 88,62

Plint kayu 7 15 8 92,41

Panel 9 16 7 95,73

Screeding 35 41 6 98,57

Karpet 7 10 3 100

Total 211

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Plafond Kolom Pintu & Kusen Dome P.

Wallpaper Bongkaran List Kayu Gypsum Plint kayu Pane l Screeding P.Karpet

Overtime 51 26 26 22 21 16 13 12 8 7 6 3

0

10

20

30

40

50

60

Histogram Seluruh Aktivit as Renovasi Puri Rat na

Diagram 4.1 Histogram Major Cause Tahap kerja Puri Ratna

Analisa Diagram 4.1:

Dari hasil pareto diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan plafond merupakan major

cause terjadinya keterlambatan jadwal penyelesaian proyek, dengan total kemunduran

waktu sebesar 51hari. Urutan kedua ditempati oleh pekerjaan kolom dan pekerjaan kusen

dan pintu yang sama-sama menyebabkan keterlambatan sebesar 26 hari. Untuk pekerjaan

dome dan seterusnya grafik terlihat tersebar merata.

Berdasarkan fungsinya sebagai diagram pareto, penulis memperkecil pembahasan

hanya pada 2 jenis pekerjaan yaitu pekerjaan plafond dan pekerjaan kolom. Berdasarkan

hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa penyebab terjadinya

kemunduran terbesar pada pekerjaan plafond dikarenakan faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal yang dimaksud adalah keberadaan kontraktor lain yaitu ME yang

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

pekerjaannya dilakukan sebelum pekerjaan plafond dapat dimulai. Pada pekerjaan

tersebut terjadi masalah berupa kebocoran plumbing yang mengakibatkan pihak CDI

harus melakukan rework atas pekerjaan plafondnya. Pekerjaan yang awalnya telah selesai

dilakukan kini harus dibongkar lagi agar pihak ME tersebut dapat melakukan perbaikan.

Selain masalah tersebut, dari sisi internal pun terdapat masalah dalam penyelesaian

pekerjaan plafond ini, antara lain material, metoda kerja, dan skill pekerja yang tidak

kompeten (Penjelasan lebih detail akan diberikan pada analisa 5 why). Dengan banyaknya

kendala yang dihadapi tersebut wajarlah jika pekerjaan plafond menyumbangkan nilai

keterlambatan terbesar dalam proyek renovasi ruang puri ratna - sahid hotel ini.

Pekerjaan berikutnya yang juga berdampak besar pada proyek adalah pekerjaan

kolom dimana keterlambatan disebabkan kendala-kendala seperti: Keterlambatan

material, kesalahan dalam pengukuran, dan adanya perubahan desain dari owner.

Material yang dipakai dalam pekerjaan kolom ini diproduksi sendiri oleh CDI selaku

kontraktor desain interior proyek hotel sahid ini. Material seperti pintu box lampu, panel,

lis panel, furniture, ornamen, dan ukiran acrylic diproduksi dalam workshop yang

memiliki sistem produksi semi-otomatis. Dalam pelaksanaannya workshop ini masih

memiliki banyak kekurangan dan masalah dalam produksinya. Salah satu masalah

tersebut yakni penyediaan pintu box lampu berpengaruh terhadap kelangsungan

pelaksanaan pekerjaan kolom dimana permintaan terhadap pintu box lampu ini seringkali

tak dapat dipenuhi sesuai perjanjian, sehingga pihak pelaksana lapangan tidak dapat

segera menyelesaikan pekerjaannya karena harus menunggu kiriman barang datang.

Masalah lain dalam pengerjaan kolom adalah seringnya terjadi perubahan desain

ukiran sido mulyo pada acrylic yang dipasang di kolom. Kolom yang semula akan segera

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

masuk tahap finishing harus ditunda karena acrylic yang ada di lapangan akan diganti

dengan yang memiliki desain baru, waktu tunggu untuk menghasilkan ukiran baru ini

juga tidaklah singkat karena perlu persetujuan kesana-kemari yang harus melalui jalur

dan tahap yang cukup rumit. Kendala-kendala semacam inilah yang menyebabkan

pekerjaan kolom menjadi urutan ke-2 terbesar penyebab kemunduran jadwal

penyelesaian proyek.

Pekerjaan lain tentunya juga memiliki kendala sendiri namun dampak yang

diakibatkan tidak terlalu menyebabkan kemunduran jadwal sebesar yang diberikan oleh

pekerjaan plafond dan kolom.

4.2.2 Pengolahan dan Analisis Data Major Cause I (Pekerjaan Plafond).

Dari hasil diagram pareto 4.1 diketahui bahwa pekerjaaan plafond merupakan

major cause 1 dari seluruh tahap kerja dalam ruang Puri Ratna, pekerjaan plafond ini

terdiri dari beberapa sub-kerja. Melalui diagram pareto akan diketahui sub-sub kerja

mana saja yang berpotensi menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaaan proyek.

Dari sub kerja ini kemudian didata kendala-kendala yang terjadi untuk kemudian

dianalisa melalui bantuan metode 5 Why’s.

Tabel 4.3 Perhitungan Waktu Overtime Sub Kerja Plafond

Job Overtime Cum. percentage

Gypsum 28 54,90

Rangka 18 90,2

Finishing 4 98,04

Marking 1 100

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.2 Diagram Pareto Major Cause Sub Kerja Plafond

Analisa Pareto Pekerjaan Plafond:

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa pada pekerjaan plafond sub kerja yang

menyebabkan pekerjaan banyak mengalami kemunduran adalah subkerja gypsum dan

Persiapan 0 100

Total 51

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

rangka. Terjadi demikian karena kedua pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan inti yang

tahap pengerjaannya memerlukan ketelitian dan pengawasan penuh dari supervisornya.

Kesalahan yang terjadi harus sesegera mungkin diperbaiki agar tidak menghambat

pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Untuk gypsum, dalam pelaksanaannya seringkali

terjadi masalah pada jumlah material di lapangan, dan finishing penutupan gypsumnya,

belum lagi kemungkinan dilakukannya pembongkaran gypsum akibat kebocoran

plumbing seperti yang telah disinggung pada analisa sebelumnya.

Kerja pasang rangka juga tak lepas dari kemungkinan terjadinya error dimana

berdasarkan temuan-temuan masalah yang ada, error tersebut seringkali disebabkan oleh

ulah pekerja yang tidak teliti dalam bekerja. Error ini juga seringkali terlambat dideteksi

sehingga saat pekerjaan hampir selesai, baru diketahui adanya ketidak sesuaian, dengan

demikian pekerjaan terpaksa harus dirombak dan dikerjakan dari awal lagi. Untuk

pekerjaan finishing sama dengan pekerjaan rangka, kendala utama juga terletak pada skill

pekerjanya dimana pekerjaan-pekerjaan kecil seringkali dianggap sepele apalagi jika

menyangkut pekerjaan finishing yang di mata para pekerja juga supervisornya tidak

terlalu membutuhkan perhatian extra dalam pelaksanaannya. Padahal pekerjaan sepele

tersebut dapat berdampak besar pada keseluruhan pekerjaan. Contoh: Penutupan fitser

dengan lis/dempul.

Dari gambar juga dapat dilihat bahwa pekerjaan persiapan meruapakan satu-

satunya pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan. Hal ini wajar jika terjadi karena

pekerjaan persiapan hanya melibatkan pengecekan dan pengadaan alat, bahan dan tenaga

kerja. Untuk pekerjaan plafond alat yang diperlukan bersifat general tools, mudah

didapat dan juga dipakai pada pekerjaan lain sehingga jika mengalami kekurangan dapat

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

diminta pada bagian lain. Untuk bahan walaupun material seringkali terlambat datang

tapi besarnya kemunduran waktu tidak dimasukkan dalam tahap persiapan ini karena

persiapan diasumsikan dimulai pada starting point hari ke-1 dimana bahan pasti telah

tersedia berapapun banyaknya.

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2.2.1 Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Gypsum pada Plafond.

Kendala Pengerjaan Gypsum

1) Pembongkaran Gypsum

Diagram 4.3 Root Cause Analysis kendala Gypsum 1.

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Analisa Root Cause Analysis kendala gypsum (1) pada pekerjaan plafond :

Pada dasarnya pekerjaan gypsum merupakan pekerjaan yang tidak terlalu sulit,

kesulitan terbesar hanya pada saat pemotongan gypsum mengikuti pola rangka dan

penempelannya agar presisi dengan dimensi rangka, namun jika dibandingkan dengan

pekerjaan lain seperti pasang rangka dan marking secara keseluruhan pasang gypsum

merupakan pekerjaan yang sederhana dan mudah. Namun pada kenyataannya dalam

proyek renovasi desain interior hotel sahid ini, pekerjaan gypsum plafond justru secara

tak langsung menyumbangkan jumlah keterlambatan paling besar. Berdasarkan diagram

5 Why yang tersaji diatas salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah adanya

pembongkaran gypsum akibat terjadinya kebocoran pada plumbing yang berdampak

gypsum menjadi menguning. Gypsum yang telah menguning tentu mengurangi nilai

estetika ruangan dan harus diganti dengan yang baru. Untuk sekedar mengganti gypsum

dengan yang baru bukanlah hal yang sulit tapi kendala sekarang terletak pada pihak ME

yang menjadi penyebab dari terjadinya kebocoran ini. Menurut hasil pengamatan dan

wawancara dengan pekerja di lapangan penyebab terjadinya kebocoran ini mungkin

disebab kan karena ME tidak bekerja dengan baik, dimana dalam pemasangan

plumbingnya ME tidak dilakukan pengawasan terhadap metoda kerja dan bahan yang

dipakai. Sehingga cacat yang berpotensi menimbulkan kerusakan plumbing di masa

datang tidak terdeteksi. Oleh sebab itulah kebocoran baru terjadi saat gypsum telah

terpasang.

Masalah tersebut sebenarnya juga bukan murni kesalahan ME seorang, CDI pun

turut bersalah dalam hal ini. Dikatakan demikian karena sejatinya dalam proyek perlu

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

adanya komunikasi yang intens antar kontraktor dan pelaksana lapangan lain.

Komunikasi ini bertujuan agar masing-masing pihak mengetahui progress kerja masing-

masing, kendala apa saja yang dialami oleh masing- masing kubu dan apa ada pengaruh

dengan pekerjaannya sendiri. Hal semacam ini sangat berguna bagi kubu-kubu tersebut

untuk mengawasi kualitas proses kerja dan hasilnya. Namun demikian kondisi ideal ini

sepertinya tidak begitu diindahkan oleh pelaksana proyek renovasi hotel sahid. Dari

pengamatan yang dilakukan, penulis tidak melihat adanya kerja sama yang baik antar

pelaksana proyek, dalam bekerja mereka lebih fokus pada kepentingan masing-masing,

adapun komunikasi yang dilakukan hanya terjadi saat masalah muncul, hal ini mungkin

juga disebabkan oleh tuntutan waktu dari owner untuk segera menyelesaikan pekerjaan

pada waktu yang lebih cepat dari kontrak perjanjian dalam tender. Keputusan ini

menyebabkan tiap kontraktor menjadi tertekan dalam bekerja, yang pada akhirnya

menyebabkan hasil kerja tidak optimal dan tidak secara utuh mengikuti prosedur kerja

karena diburu waktu, selain itu dari segi psikologis egosentrisme masing-masing

kontraktor semakin meningkat yang menyebabkan suasana kerja menjadi tidak nyaman,

setiap kesalahan kecil dibesar-besarkan, semua pihak merasa dirinya yang paling benar,

yang berujung pada terhambatnya komunikasi antar pihak.

Sebenarnya masalah ini bisa diatasi jika ada pihak yang bertugas mengontrol dan

menggerakkan kerja tim dalam proyek. Melalui keberadaan MK, masalah dapat segera

diatasi karena MK yang baik akan mengetahui karakteristik masing-masing tim, dapat

memandang permasalahan secara objektif, dapat menjadi penengah yang baik dengan

menjadi kubu netral yang tidak memihak pada satu sisi. Dengan demikian jalan keluar

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

akan lebih mudah didapat. Namun untuk kesekian kalinya sangat disayangkan bahwa

tugas yang dilimpahkan pada MK ini ternyata tidak diemban dengan baik. Dalam

prakteknya MK jarang sekali hadir di lapangan, bahkan pada saat rapat koordinator pun

seringkali MK tersebut diwakilkan oleh asisten atau orang kepercayaannya yang tentu

tidak akan memberikan hasil rapat yang efektif karena walaupun perwakilan tersebut

memiliki latar belakang pengetahuan proyek ia tetap orang luar yang tidak tahu menahu

tentang detail kejadian sebenarnya dalam proyek, usulan dan suggest yang diberikan

kemungkinan besar tidak relevan dengan kondis i proyek dan keinginan para pelaksana.

Jika MK saja tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, wajar jika banyak terjadi

masalah intern dalam proyek, karena tak ada sosok pemimpin yang dapat dijadikan

pedoman dalam pemecahan masalah.

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

2) Penundaan Tutup Gypsum

Diagram 4.4 Root Cause Analysis Kendala Gypsum 2

Analisa Root Cause Analysis kendala gypsum (2) pada pekerjaan plafond :

Kebocoran pada plumbing yang terjadi akibat kesalahan ME berimbas pada penundaan

penutupan gypsum dimana dalam pelaksanaannya plumbing juga tidak dapat langsung

diperbaiki saat kebocoran terjadi. Hal ini dikarenakan pihak ME harus menunggu

perintah dari owner untuk melakukan perbaikan yang dikeluarkan dalam bentuk surat

instruksi (SI). Lama tidaknya SI dikeluarkan bergantung pada 2 faktor yaitu:

a) Keputusan owner

Owner selaku penyelenggara proyek memiliki wewenang penuh terhadap

jalannya proyek, setiap masalah dan cacat yang terjadi wajib dilaporkan pada owner

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

untuk diambil keputusan langkah selanjutnya. Dalam hal ini owner akan berkonsultasi

dengan konsultan yang telah dipilih sendiri untuk mencari jalan pemecahan masalah

terbaik, karena pada dasarnya owner hanya sebagai user yang memiliki modal untuk

pelaksanaan proyek namun dasar tentang bagaimana proyek itu sendiri tidak terlalu

diketahui. SI yang dikeluarkanpun memiliki unsur suara dari konsultan namun keputusan

final tetap berada di tangan owner selaku penyandang dana proyek, jika saat itu dana

yang ada di owner tidak mencukupi untuk pembiayaan perbaikan maka SI tidak akan

dikeluarkan dan perbaikan kebocoran pun harus ditunda sampai SI keluar. Namun jika

konsultan yang dipilih benar-benar kompeten di bidangnya kendala di atas dapat

diminimalisir karena konsultan dapat memberi masukan dan alternatif penanganan

terhadap masalah keuangan ini misalnya dengan melakukan perhitungan terhadap cost

benefit analysis, cost of quality, bahkan analisa kurva s.

b) Lamanya informasi sampai ke owner.

Setiap kejadian dalam proyek dilaporkan kepada owner melalui serangkaian jalur

informasi yang melibatkan pelaksana-pelaksana dalam proyek. Dalam hal ini yang

berperan sebagai perantara langsung antara owner dengan orang proyek adalah MK. Pada

proyek renovasi hotel sahid ini informasi yang diperoleh dari lapangan perlu waktu yang

lama untuk sampai ke tangan owner, salah satu penyebabnya telah disinggung

sebelumnya, yaitu kinerja MK. Kehadiran MK yang sangat minim ke tempat proyek

berpengaruh besar terhadap keakuratan penyampaian informasi. Dikatakan demikian

karena MK tidak mengetahui secara persis kondisi nyata di lapangan sehingga setiap

kendala yang terjadi tidak dapat dilaporkan dengan tepat sasaran kepada owner.

Imbasnya MK perlu melakukan observasi ulang ke lapangan untuk mengetahui detail

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

kejadian, dan dapat diduga waktu penyampaian informasipun akan semakin bertambah

lama. Minimnya kehadiran MK ini mungkin disebabkan karena MK memegang proyek di

tempat lain namun jika dilihat dari segi profesionalisme kerja hal tersebut tak dapat

dijadikan alasan, karena sudah menjadi keputusannya sendiri memegang lebih dari 1

proyek dan selalu ada resiko terhadap keputusan tersebut.

Kendala lain dari penundaan penutupan gypsum ini adalah seringnya terjadi kekurangan

material yang di sebabkan oleh 2 hal yaitu:

a) Keterlambatan pengiriman material

Keterlambatan ini terjadi karena dalam pemesanannya CDI tidak memiliki

metode perhitungan khusus seperti EOQ, JIT, Kanban, dll. Perhitungan kebutuhan

dilakukan secara manual dimana setiap bagian ruangan yang akan di tutup gypsum

dihitung luas totalnya lalu dibagi dengan dimensi luas per item gypsum baru di dapat

jumlah gypsum yang dibutuhkan. Proses perhitungan memiliki resiko terjadinya

kesalahan dalam pengukuran sehingga jumlah kebutuhan sebenarnya tidak diperoleh

dengan tepat. Lamanya waktu dari kegiatan perhitungan manual ini semakin diperlama

dengan kenyataan bahwa laporan permintaan yang diperoleh saat itu tidak dapat langsung

diberikan pada orang kantor CDI karena perlu menunggu pesanan dari ruangan lain yang

membutuhkan barang yang sama. Langkah ini dilakukan dengan tujuan memperoleh

potongan harga karena memesan dalam jumlah besar. Proses ini pun tidak berhenti

sampai disini, setelah laporan permintaan sampai ke kantor CDI, dilakukan lagi proses

crosscheck ke lapangan dengan tujuan menghindari terjadinya perbedaan perhitungan

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

karena dimensi dalam shop drawing seringkali tidak persis sama dengan dimensi di

lapangan. Untuk pekerjaan plafond, ketidaksamaan dimensi ini dikarenakan beberapa

detail di shop drawing dalam bentuk aslinya tidak bisa 100% sama jka dibentuk dalam

gypsum. Contoh: Sudut lekukan pada ceiling bertingkat. Pemesanan yang awalnya

dijadwalkan sampai pada tgl xx akibat rangkaian kendala di atas menjadi mundur

beberapa hari bahkan minggu dari rencana awal.

Keterlambatan pengiriman juga dikarenakan CDI tidak memiliki model estimasi

tentang kepastian frekuensi pengiriman dan kapan pemesanan sebaiknya dilakukan

sehingga kebutuhan mendadak terhadap material tidak bisa diantisipasi. Kebutuhan

mendadak ini dipengaruhi oleh sifat proyek yang serba tidak pasti terutama waktu

pengerjaannya, sehingga pemesanan yang telah dilakukan pada tanggal x bisa saja

dibatalkan karena pekerjaan yang semula akan dilakukan pada tanggal x tersebut harus

ditunda untuk waktu yang tak dapat diprediksi karena terhalang pekerjaan lain. Begitu

pula sebaliknya material yang dijadwalkan sampai pada t gl xx ternyata dalam pengerjaan

di lapangannya dibutuhkan beberapa hari lebih awal karena pekerjaan selesai lebih awal.

Tanpa adanya metoda perhitungan inventory yang pasti CDI akan kesulitan dalam

melakukan penjadwalan permintaan yang pada akhirnya berakibat pada keterlambatan

pengiriman dimana-mana.

b) Jumlah pengiriman tidak sama dengan permintaan

Masalah ini terkait dengan penetapan kebijakan pihak CDI yang menghindari

sistem stock. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Dalam suatu proyek, besar sekali

kemungkinan terjadinya perubahan start waktu pengerjaan yang secara tak langsung

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

mempengaruhi waktu kebutuhan material yang dipakai. Pihak CDI sendiri sudah sangat

jelas dengan keadaan ini, oleh karena itu setiap permintaan material yang datang dari

lapangan tidak akan selalu dikirim sesuai dengan jumlah yang tertera dalam surat

permintaan tersebut, karena belum tentu semua material tersebut habis dipakai dalam

sekali permintaan tersebut. Daripada material dibiarkan menganggur dan rusak, lebih

baik material dikirim secara bertahap. Namun pemikiran tersebut tidak didukung dengan

penerapan metode penjadwalan permintaan barang yang tepat sehingga pada akhirnya

terjadi kekurangan material karena sisa material yang belum dikirim tak tersedia tepat

pada saat pengerjaan yang membutuhkan material tersebut akan dilanjutkan.

Langkah tersebut dilakukan oleh CDI juga terkait dengan tujuan mereka untuk

sedapat mungkin mengurangi biaya simpan sekaligus untuk menjaga kualitas barang

terutama dengan keadaan proyek yang tidak rapi dan berpotensi menyebabkan barang

rusak terlebih untuk gypsum yang bahannya rapuh dan mudah rusak. Tapi ironisnya

terkadang kebijakan ini justru sering merugikan pihak CDI karena dengan penjadwalan

pemesanan yang tidak teratur dan tidak sistematis serta didukung oleh ketidakpastian

jadwal kerja dalam proyek seringkali material yang dipesan tidak terpakai dan terpaksa

harus disimpan/distock di tempat proyek, dan dengan minimnya gudang ini terkadang

suka tidak ada lagi space yang tersisa untuk menempatkan gypsum yang belum terpakai

ini, akibatnya gypsum harus ditempatkan di luar yang tak terlindung dan beresiko rusak

akibat jatuh, tertimpa barang, maupun pengaruh cuaca.

Untuk mengantisipasi ini jalan yang dapat dilakukan adalah dengan: (a)

Mempekerjakan seseorang untuk menjaga tumpukan gypsum, dalam hal ini CDI

memiliki 2 alternatif pilihan yaitu : Memakai jasa tukang diluar pekerja CDI untuk

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

menjaga tumpukan gypsum atau menugaskan pekerja CDI sendiri untuk menjaga dengan

resiko kemunduran penyelesaian satu pekerjaan akibat kekurangan tenaga kerja dari hasil

penugasan; (b) Membiarkan gypsum tertumpuk di tempat proyek dengan resiko

terjadinya kerusakan. Kesemua pilihan tersebut sama-sama berpeluang memaksa CDI

untuk kehilangan /mengorbankan sejumlah uang.

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

3) Plafond Bergelombang

Diagram 4.5 Root Cause Analysis Kendala Gypsum 3

Analisa Root Cause Analysis kendala gypsum (3) pada pekerjaan plafond:

Kendala lain pada pekerjaan gypsum yang juga berperan sebagai penyebab terjadinya

kemunduran dalam penyelesaian pekerjaan plafond adalah hasil compound yang kurang

sempurna sehingga mengakibatkan plafond bergelombang. Plafond bergelombang ini

terjadi karena 3 sebab yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Pemasangan gypsum tidak sempurna

Bahan gypsum yang dipakai sebagai penutup rangka pada plafond ini dikirim

dalam bentuk lembaran dimana di setiap ujungnya diberi lekukan sebagai tempat

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

compound sehingga hasil compound nantinya dapat rata dengan permukaan gypsum.

Namun dalam pengerjaan di lapangan tidak semua prosesnya dapat berjalan sesuai

rencana diatas, dalam artian gypsum yang akan dipasang pada rangka akan berupa

potongan-potongan yang nantinya akan disambung satu persatu sampai rangka tertutup

seluruhnya oleh gypsum tersebut. Sambungan dari potongan gypsum ini terkadang tidak

selalu sejajar atau dengan kata lain terdapat perbedaan ketinggian pada sambungannya.

Hal ini terjadi apabila dalam penyambungannya antar ujung gysum yang memiliki

lekukan tidak saling bertemu (Contoh: ujung gypsum yang berlekuk bertemu dengan

gypsum yang ujungnya rata). Dengan sambungan yang tidak sejajar proses compound

akan menjadi lebih sulit dan jika tidak dilakukan dengan teliti berpeluang besar

menyebabkan plafond bergelombang. Secara logis dalam pemasangan gypsum memang

tidak mungkin gypsum yang dipasang seluruhnya berupa lembaran utuh, karena gypsum

yang dipakai menyesuaikan dengan ukuran ruangan sehingga sedikit banyak pasti ada

space pada ruangan tersebut yang ukurannya ½,1/4,1/8,dll dari ukuran lembaran gypsum.

Dengan Demikian mau tidak mau gypsum harus dipotong agar dapat menutupi space

tersebut.

b) Compound kurang sempurna

Plafond bergelombang juga disebabkan oleh hasil compound yang kurang

sempurna dimana hasil pengolesan compound tersebut tidak rata dengan permukaan

gypsum. Hal ini dikarenakan pekerja terlalu banyak menggunakan bahan compound

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

untuk menutup sambungan gypsum sehingga kelebihan compound tersebut akan

menyebar keluar ke permukaan gypsum di sekitarnya. Menurut prosedur hasil compound

yang menempel pada permukaan gypsum masih dapat diterima asalkan dalam proses

pengecatannya nanti compound tersebut dapat tertutup oleh ketebalan cat. Namun jika

sisa compound tersebut sudah terlalu banyak dan tak dapat dikikis hasil pengecatan tentu

akan menjadi tidak sempurna sehingga nilai estetika plafond akan berkurang.

Dalam satu area plafond tersebut terdapat banyak sambungan gypsum yang perlu

dicompound dan akibat pengerjaan oleh pekerja yang berbeda-beda yang masing-masing

memiliki tingkat ketelitian dan skill yang juga berbeda-beda, kemungkinan ketepatan

hasil compound pun akan ikut bervariasi. Semakin variatif hasil compound semakin besar

pula kemungkinan plafond menjadi bergelombang, terlebih jika supervisor kurang ketat

dalam mengawasi pekerjanya.

c) Terdapat kotoran pada rangka

Gypsum yang telah terpasang di rangka perlu di compound agar tidak terlihat

sambungan pada gysum tersebut. Namun seringkali proses ini tidak dapat terpenuhi

dalam sekali kerja. Hasil compound seringkali bergelombang sehingga perlu dilakukan

compound ulang. Salah satu penyebab adalah masih tersisanya kotoran pada rangka,

kotoran ini dapat berupa debu, sisa bahan plumbing dari pekerjaan ME, dan kotoran-

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

kotoran lainnya yang akibat tingginya kelembaban di langit-langit dapat melekat pada

permukaan rangka. Seringkali kotoran seperti ini lupa dibersihkan oleh pekerja saat

finishing rangka karena bentuknya tidak terlalu kasat mata, sehingga ketika dilakukan

pemasangan gypsum kotoran tersebut bergeser ke sela-sela sambungan gypsum dan

membentuk koagulat (gumpalan keras) yang jika di lakukan compound akan menjadi

bergelombang. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan mudah jika sebelum memasang

gypsum pekerja terlebih dahulu membersihkan, namun kebiasaan untuk hal tersebut

rupanya belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh para pekerja. Kurangnya pengawasan

dari supervisor dan mandor terhadap kerja para bawahannya juga berpengaruh terhadap

timbulnya masalah diatas.

Kotoran ini semakin sering muncul seiring banyaknya kegiatan perbaikan yang

dilakukan baik pada pekerjaan gypsum (perbaikan akibat kebocoran plumbing) maupun

rangka, pada rangka, perbaikan dilakukan akibat:

• Pekerjaan tambahan

Pekerjaan tambahan merupakan pekerjaan di luar BQ yang permintaannya datang

dari owner dan terjadi saat proyek berjalan. Pada dasarnya pekerjaan tambahan ini tidak

menyebabkan kemunduran jadwal karena owner akan memberikan toleransi waktu di luar

schedule yang telah disepakati agar para kontraktor dapat tetap bekerja dengan baik.

Namun hasil dari pekerjaan tambahan ini banyak juga yang menimbulkan masalah.

Contoh nyatanya adalah pekerjaan penambahan ceiling bertingkat yang terjadi pada

plafond ini, dimana permintaan akan pengerjaannya datang saat rangka telah selesai

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

dipasang dan ditutup gypsum. Pihak CDI dalam hal ini mau tak mau harus membongkar

lagi gypsum yang telah terpasang tersebut dan mulai mengerjakan ulang pekerjaan

rangkanya. Akibatnya rangka menjadi semakin berpeluang terkena kotoran.

• Kesalahan dalam leveling.

Kesalahan yang dimaksud disini terjadi akibat human error dimana pekerja

bersangkutan tidak melakukan pengukuran dengan presisi yang tepat yang menyebabkan

rangka miring dan tidak sesuai shop drawing. Dalam perbaikan rangka ini kegiatan

utamanya yaitu pemasangan galvanised suspension ke beton menghasilkan sisa kotoran

berupa serpihan beton dalam jumlah cukup banyak. Serpihan beton ini berupa partikel

yang cukup besar dan bila dibiarkan menumpuk dengan kotoran lain pasti menyebabkan

hasil compound tidak rata.

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2.2.2Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Rangka Pada Plafond

Kendala Pekerjaan Rangka:

1) Elevasi Tidak Sesuai Shop Drawing

Diagram 4.6 Root Cause Analysis kendala rangka 1.

Analisa Root Cause Analysis kendala rangka pada pekerjaan plafond:

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Pada pekerjaan plafond proses pasang rangka merupakan kendala ke-2 terbesar

yang menyebabkan keterlambatan dalam penjadwalan proyek. Dalam pemasangan

rangka perlu diperhatikan kapasitas beban yang dapat ditopang oleh rangka, termasuk di

dalam beban ini adalah beban manusia saat maintanance dan beban dari segala

instalasi/sparing/fixture dan fitting pekerjaan ME. Pada pelaksanaan proyek sahid ini,

terjadi kesalahan dalam estimasi beban topang pada rangka yang mana dalam penentuan

beban maksimalnya jumlah varians data yang digunakan sebagai tolak ukur penentuan

rata-rata berat badan orang tidak cukup banyak sehingga hasil perhitungan yang didapat

tidaklah valid. Selain itu ukuran berat badan yang digunakan tidak menggunakan standar

ukuran berat badan internasional yang lebih bersifat umum, dengan demikian saat

dilakukan perbaikan plafond akibat kebocoran pada plumbing rangka bergeser turun dan

menyebabkan permukaan gypsum pada plafond miring.

Semakin banyak varians data berat badan yang digunakan dalam perhitungan

akan semakin baik karena dalam kondisi realnya nanti rangka akan lebih flexibel

terhadap berbagai kombinasi beban dari berat manusia yang ditopangnya. Selain itu

akibat kurangnya komunikasi antara kontraktor, menyebabkan pihak CDI tidak mendapat

informasi pasti tentang berapa banyak total instalasi, fitting, dan sparing yang dihasilkan

ME sehingga penambahan beban pekerjaan dari ME ke dalam perhitungan total beban

topang rangka tidak sepenuhnya akurat.

Kesalahan lain yang juga berpengaruh terhadap kapasitas beban topang ini adalah

pengabaian pertimbangan terhadap beban-beban tak terduga. Akibatnya jika terjadi

sedikit saja overweight rangka akan langsung turun, kondisi ini akan berbeda jika saja tim

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

memberikan allowance bagi kemungkinan terjadinya overweight dengan batas tertentu

mis 0.25 pounds.

Selain masalah estimasi beban diatas kekuataan rangka juga dipengaruhi oleh

hasil pemasangan rangka ke beton yang dalam hal ini menggunakan sejenis alat bernama

galvanised suspension. Rangka yang dipasang dengan tepat dan kuat akan memberikan

daya topang rangka yang lebih besar dan tahan lama. Sebaliknya jika terjadi sedikit saja

kesalahan dalam pemasangan, kekuatan rangka akan berkurang dari kondisi optimalnya.

Kesalahan dalam pemasangan galvanised suspension ini biasanya diakibatkan ketidak

telitian pekerja dalam menentukan dalamnya lubang fitting untuk galvanised suspension

ini sehingga ketika plafond sering ditaiki dan rangka sering dinaik-turunkan

ketinggiannya untuk penambahan ceiling bertingkat akibat adanya perubahan desain,

tancapan galvanised pada beton menjadi lebih cepat bergeser. Dengan demikian

kemungkinan terjadinya kemiringan pada plafond semakin tinggi. Dari penelusuran hasil

root cause analysis diatas diperoleh keterangan bahwa akar penyebab terjadinya semua

masalah tersebut adalah minimnya skill pekerja lapangan dan juga pengawasan dari

supervisor/mandor bersangkutan.

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2.2.3 Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Finishing Pada Plafond

Kendala Finishing:

1) Permukaan Plafond tidak rapi.

Diagram 4.7 Root Cause Analysis Kendala Finishing 1

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Analisa Root Cause Analysis kendala finishing pada pekerjaan plafond:

Pekerjaan finishing merupakan peringkat 3 kendala terbesar yang menyebabkan

pekerjaan plafond tertunda. Pada hakikatnya sebelum proses finishing dilakukan

permukaan gypsum harus sudah dalam keadaan rata dan bersih ini. Bersih dalam hal ini

berarti bebas dari kotoran dan komponen yang tampak dari luar. Komponen tesebut

berupa baut, paku, sekrup, dan peralatan lain yang digunakan untuk pekerjaan

fitting/instalasi listrik ME dan pekerjaan tempel gypsum dengan alat tembak sekrup.

Pihak CDI sendiri sebenarnya telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap kejadian

seperti ini yaitu dengan melakukan penutupan dengan lis atau dempul. Namun dalam

pelaksanaannya seringkali hal-hal kecil seperti ini banyak dilanggar pelaksanaannya, para

pekerja seringkali lupa untuk menutupi komponen tersebut. Kalaupun dilaksanakan,

hasil lis dan dempul tersebut tidak rata sehingga ketika dilakukan pengecatan, hasil akhir

plafond dari luar terlihat tidak rapi dan halus.

Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya kesadaran dari setiap pekerja untuk

selalu melakukan inspeksi setiap kali selesai bekerja. Mereka beranggapan bahwa hal

tersebut merupakan tugas dari mandor atau supervisor. Ironisnya mandor dan supervisor

inipun tidak selalu standby di tempat dan hanya fokus pada pengawasan terhadap

pekerjaan yang sifatnya kompleks yang mereka prediksikan akan lebih banyak terjadi

kesalahan dalam pengerjaannya. Kesalahpahaman seperti inilah yang kemudian

menyebabkan hal kecil seperti penutupan lis/dempul seringkali lolos dari pengawasan.

Masalah supervisor yang tidak dapat selalu standby di lokasi dikarenakan supervisor

tersebut juga membantu penanganan divisi lain karena CDI hanya memiliki jumlah

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

pekerja interior (termasuk supervisor dan mandor) sebesar 27 orang menangani 5

ruangan. Dapat dibayangkan berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Penyebab lain terjadi akibat masuknya pekerja baru dalam proyek dimana pekerja

ini tidak diberikan pelatihan dan pengetahuan dasar tentang standart kerja di proyek

tersebut sehingga ketentuan-ketentuan sederhana seperti di atas tidak ia ketahui.

Pemberitahuan dari rekan kerja pun tidak terlalu bisa diharapkan karena selain mereka

sibuk dengan pekerjaan masing-masing mereka sendiri pun terkadang suka lupa

melakukan ketentuan tersebut.

4.2.3 Pengolahan dan Analisis Data Major Cause II (Pekerjaan Kolom).

Pada diagram pareto 4.1, selain pekerjaan plafond sebagai major cause, terdapat 2

pekerjaan lain yang nilai overtimenya cukup besar (21 hari) yaitu pekerjaan kolom dan

pekerjaan pintu& kusen. Sebagai batasan masalah, penulis hanya akan membahas tentang

pekerjaan kolom karena pekerjaan ini termasuk pekerjaan inti yang diprioritaskan

penyelesaiannya. Sama seperti pengolahan dan analisis pekerjaan plafond, pekerjaan

kolom juga memiliki beberapa subkerja dan melalui bantuan diagram pareto akan

diketahui sub-sub kerja mana saja yang berpotensi menyebabkan terjadinya

keterlambatan pelaksanaaan proyek. Dari sub kerja ini kemudian didata kendala-kendala

yang terjadi untuk kemudian dianalisa melalui bantuan metode 5 Why’s.

Tabel 4.4 Perhitungan Waktu Overtime Sub Kerja Kolom

Job Lack of Time Cum.

Percentage

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Pinla

OvertimeC umm ula tiv e Percen tage 4

0

2

4

6

8

10

12

Diagram 4.8 Diagram Pareto Major Cause Sub Kerja Kolom

Analisa Pareto pekerjaan kolom:

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dalam pekerjaan kolom terdapat 3 sub

kerja yang memberikan sumbangan kemunduran waktu terbesar yaitu: Pemasangan pintu

box lampu, pasang acrylic, dan tutup kolom. Sedangkan sisanya berjalan sesuai waktu

yang ditentukan. Untuk pekerjaan pintu box lampu besarnya kemunduran waktu yang

diberikan adalah 11 hari, kendala terbesar disebabkan oleh waktu pengadaan dari pintu

box lampu ini, dimana produksinya dilakukan oleh PT. CDI sendiri. Berdasarkan hasil

pengamatan, penulis menemukan beberapa kendala dan masalah yang terjadi dalam

workshop yang menyebabkan kapasitas produksi mereka menurun. Hal inilah yang

menyebabkan permintaan terhadap pintu box lampu yang datang dari proyek seringkali

Pintu Box lampu 11 42,31

Acrylic 9 76,92

Tutup Kolom 6 100

Hollow 0 100

Melaminto 0 100

Lampu 0 100

Marking 0 100

Finishing 0 100

Persiapan 0 100

Total 26

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

mengalami keterlambatan sehingga pelaksanaannya di lapangan terpaksa harus diundur

karena barang belum tersedia. Kendala lain yang sering terjadi pada pintu box lampu ini

adalah ketidaksesuaian ukuran antara barang yang diproduksi dengan ukuran yang ada di

proyek. Hal ini kembali diakibatkan oleh faktor produksi yang ada di workshop CDI

dimana berdasarkan hasil wawancara dengan supervisor dan pemiliknya langsung,

sebagian besar masalah ini terjadi akibat kesalahan dari operatornya yang kurang teliti

dalam melakukan pemotongan melalui mesin sehingga hasil potongan tidak sesuai

dengan kriteria dan terkadang tidak seragam antar pintu box lampu satu dengan lainnya.

Pekerjaan lain yang menyebabkan keterlambatan adalah pemasangan acrylic,

sebenarnya dalam pemasangannya, peluang terjadinya masalah sangat kecil bahkan tidak

ada jika pekerjaan dilakukan dengan penuh ketelitian dan pengawasan tinggi. Sama

seperti kasus pintu box lampu masalah jusru terjadi pada faktor pengadaan acrylic itu

sendiri. Masalah tersebut adalah besarnya frekuensi terjadinya perubahan dalam desain

ukuran yang digunakan pada acylic ini. Desain ukiran tersebut merupakan hasil

permintaan dari owner dengan konsep yang dirancang bersama-sama dengan tim

konsultannya. Perubahan desain tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu bahkan pada saat

acrylic telah dipasang sehingga CDI terpaksa melakukan pemasangan ulang.

Untuk pekerjaan tutup kolom kemunduran waktu yang disumbangkan sebesar 6

hari. Sama seperti kasus pada pintu box lampu, hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam

proses produksi sehingga dimensi panel kayu yang digunakan untuk menutup kolom

tidak seragam dan saat dipasang menyebabkan dimensi kolom tidak sama satu dengan

yang lainnya. Hal ini menyebabkan hasil pemasangan harus dibongkar dan dikerjakan

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

ulang. Pekerjaan sisanya seperti pasang rangka hollow, melaminto, pasang lampu,

marking, finishing, dan persiapan tidak mengalami kemunduran waktu pengerjaan. Hal

ini mungkin dikarenakan material yang digunakan mudah didapat sehingga tidak perlu

ada waktu tunggu yang dapat menyebabkan kemunduran kerja dari jumlah hari yang

telah ditetapkan dalam jadwal.

4.2.3.1 Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Pintu Box Lampu Pada Kolom

Kendala Pasang Pintu Box Lampu:

1) Kekurangan Material

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.9 Root Cause Analysis Kendala Pintu Box Lampu 1

Analisa Root Cause Analysis kendala pintu box lampu pada pekerjaan kolom (1):

Berbeda dengan material gypsum, dalam pengadaannya pintu box lampu memiliki

kendala terbesar yang berhubungan langsung dengan sistem produksi materialnya yang

mana untuk pintu box lampu ini produksinya dilakukan oleh PT. CDI sendiri dalam

workshop yang bersifat semi-otomatis. Dalam produksinya material-material yang

dihasilkan selain pintu box lampu adalah list dan panel kayu, ornamen, furniture, dan

ukiran acrylic. Kesemua barang ini dihasilkan di lantai produksi yang sama melalui

mesin-mesin yang bersifat general (umum). Adapun kendala yang sering dihadapi adalah

minimnya kapasitas produksi yang dihasilkan sehingga permintaan terhadap produk

banyak yang tak bisa terpenuhi salah satunya pintu box lampu ini. Berdasarkan

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan beberapa faktor penyebab minimnya

kapasitas ini antara lain:

a. Sistem produksi yang kurang baik

Titik lemah terbesar dalam sistem produksi workshop dari PT. CDI ini adalah

ketiadaan target produksi yang ditetapkan bagi operator-operatornya, dalam sehari

mereka dibebaskan untuk memproduksi berapa pun jumlah produk sesuai kemampuan

dan jumlah jam kerja yang tersedia. Dengan sistem produksi make to order yang

ditetapkan oleh CDI keadaan menjadi semakin sulit karena kebijakan tersebut menuntut

kesigapan dari pihak pabrik untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dalam jangka

waktu yang singkat, padahal dalam kenyataannya CDI selalu menghadapi problema yang

sama dari waktu ke waktu yaitu kesulitan dalam pemenuhan kapasitas produksinya.

Ketidakmampuan dalam adapatasi ini yang pada akhirnya menimbulkan masalah dalam

pelaksanaan proyek nantinya yang berdampak pada keterlambatan waktu pelaksanaan

proyek dari jadwal yang sudah disepakati dalam kontrak kerja.

b. Skill pekerja

Selain masalah sistem produksi di atas kendala lain terjadi dari sisi operatornya

sendiri dimana dalam pengaplikasian kerjanya terlihat masih banyak kekurangan yang

terdapat pada kompetensi pekerjanya, mulai dari keterampilan ukur-mengukur,

kemampuan menggunakan peralatan dan mesin, sampai kemampuan mengikuti prosedur

dan standar kerja. Hal ini mungkin terjadi karena dalam perekrutan pekerjanya tidak

dilakukan pelatihan/training intensif tentang alur kerja dan segala sesuatu yang

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

berhubungan dengan proses produksi di workshop PT. CDI ini. Bagian HRD mungkin

berpikiran bahwa pekerjaan manufaktur dalam workshop ini merupakan pekerjaan yang

umum dan mudah diaplikasikan sehingga tidak perlu lagi dilakukan pelatihan yang

membuang waktu dan biaya. Ternyata pada kenyataannya pemikiran seperti ini justru

menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks dan menimbulkan kerugian bagi

mereka sendiri.

c. Lingkungan kerja yang tidak kondusif

Lingkungan kerja merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap

kinerja dan performansi dari pekerja di dalamnya. Dengan kondisi lingkungan kerja yang

kondusif, pekerja akan merasa lebih nyaman dan bersemangat dalam melaksanakan

kewajibannya. Untuk PT. CDI ini, keadaan workshopnya tidak terlalu ber”sahabat”

dengan pekerja di dalamnya. Dalam artian dari suhu ruangan, aliran udara, kebersihan,

penerangan, dan tata letak barang serta ruang geraknya tidak menunjang dalam upaya

terciptanya produktivitas yang tinggi. Banyaknya debu dan kotoran yang menempel pada

tiap sudut ruangan menjadikan sirkulasi udara menjadi semakin tidak baik bagi kesehatan

pernapasan para operator, ditambah lagi dengan penataan ruangan yang tidak rapi

membuat ruang gerak dan mood pekerja menjadi menurun dan mereka pun akan lebih

cepat lelah. Hal-hal seperti itulah yang secara kumulatif akan menyebabkan produktivitas

semakin menurun sehingga kemampuan pencapaian target menjadi tidak sempurna.

Selain masalah dengan workshop tersebut kendala lain yang menjadi penyebab

terjadinya kekurangan material di tempat proyek adalah keterlambatan pengiriman yang

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

disebabkan panjangnya jalur informasi yang harus dilewati untuk mendapat persetujuan

pengiriman barang oleh owner CDI. Besarnya permintaan yang datang dari tempat

proyek tidak langsung diproses oleh owner karena mereka perlu melakukan pengecekan

ulang ke lapangan tentang kebenaran dari informasi ini. Hal ini dilakukan karena

terkadang dimensi dalam shop drawing tidak sama dengan dimensi hasil ukur di

lapangan, sehingga agar tidak terjadi kerugian bahan diperlukan data yang seakurat

mungkin. Material seperti pintu box lampu ini jarang sekali dijadikan stock, karena

dengan ukurannya yang kecil akan lebih beresiko terjadinya kehilangan barang di

lapangan karena dengan tingkat aktivitas kerja yang padat dan sibuk, pengawasan

terhadap barang-barang kecil seperti itu tidak akan diprioritaskan. Jadi akan lebih

bijaksana jika ketersediaannya hanya pada saat barang dibutuhkan untuk dilakukan

pengerjaan terhadapnya. Namun sangat disayangkan sistem tersebut justru menjadi

masalah yang mengakibatkan terjadinya kekurangan material karena dengan keadaan

workshop saat ini (kapasitas tidak tentu dan minim) sangat sulit untuk memenuhi

permintaan yang harus ada tepat pada saat dibutuhkan.

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

2) Ketidaksesuaian Ukuran Produksi dengan Permintaan Lapangan.

Diagram 4.10 Root Cause Analysis Kendala Pintu Box Lampu 2

Analisa Root Cause Analysis kendala pintu box lampu pada pekerjaan kolom (2):

Kendala ini berasal dari pekerjaan produksi pintu box lampu dimana pintu box

lampu yang diminta oleh pihak pelaksana proyek tidak sesuai dengan ukuran yang

diproduksi dalam workshop. Ketidaksesuaian ini disebabkan terjadinya kesalahan dalam

proses produksi yang sebagian besar disebabkan oleh faktor human error yang dalam hal

ini adalah operator yang tidak teliti dalam melakukan pekerjaan pengukuran dan

pemotongan. Dalam pengukurannya dilakukan secara manual sehingga besar

kemungkinan terjadinya ketidakseragaman dalam presisi ukurannya. Sedangkan

pemotongannya dilakukan dengan alat bantu berupa mesin potong yang bersifat semi-

otomatis. Hasil pengukuran yang akan dipotong tidak diperiksa sebelumnya sehingga

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

ketika masuk tahap pemotongan secara otomatis hasil potongannya pun menjadi tidak

sesuai kriteria yang diminta oleh orang proyek. Kalaupun hasil ukurannya tepat terkadang

kesalahan terjadi pada proses pemotongannya dimana operator yang menjalankan mesin

skillnya kurang dan tidak teliti ataupun tidak konsentrasi sehingga pemotongan terkadang

tidak tepat dengan alur hasil pengukuran yang telah tercetak di kayu bahan pintu box

yang akan dibuat tersebut. Setelah diselidiki lebih dalam ternyata akar permasalahan

terjadinya human error ini disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja dalam workshop

yang tidak kondusif. Dalam penataan ruangannya terkesan tidak teratur dengan tumpukan

bahan material yang diletakkan secara acak dan mengganggu kerja dari operator karen

atidak memberikan ruang gerak (luas gang) yang cukup bagi mereka.

Selain masalah tersebut kebersihan dari ruanganpun sangat minim, banyak debu

sisa pengerjaan terutama serbuk kayu yang tidak dibersihkan dan dibiarkan menumpuk di

segala sudut ruangan. Keadaan ini diperparah dengan sirkulasi udara dan pencahayaan

yang tidak baik. Seluruh masalah tersebut tentu berpengaruh besar terhadap kinerja dari

operator dimana produktivitas yang seharusnya dapat ditingkatkan jika keadaan

lingkungan kerjanya baik, mengalami penurunan akibat hal ini. Keberadaan supervisor

juga ikut ambil andil dalam penyebab terjadinya kesalahan ini. Dikatakan demikian

karena dengan pengawasan dari supervisor jumlah kesalahan dan cacat pada produk

dapat diminimalisir, dan sayangnya dalam workshop di PT. CDI ini supervisor yang

disediakan di lantai produksi sangat sedikit (hanya 1 orang untuk ruangan seluas 4 m x 5

m). Keadaan ini diperparah oleh minimnya kehadiran dari supervisor di lantai produksi

dalam artian supervisor tersebut tidak selalu standby di tempat sehingga ketika terjadi

kesalahan tidak terdeteksi oleh pihak manajemen dan barang cacat tersebut diterima

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

menjadi barang jadi. Kehadiran bagian pengendali kualitas juga tidak terlalu bermanfaat

karena pengecekan hanya dilakukan berdasarkan sampel.

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2.3.2 Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Acrylic Pada Kolom

Kendala Pasang Acrylic:

1) Sering Terjadi Perubahan Desain

Diagram 4.11 Root Cause Analysis Kendala Pasang Acrylic 1

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Analisa Root Cause Analysis Kendala Acrylic Pada Pekerjaan Kolom:

Acrylic yang akan dipasang memiliki desain ukiran sido mulyo yang berasal dari

ide dan keinginan owner. Segala perubahan desain yang terjadi wajib ditindak lanjuti

oleh CDI selaku pemasang acrylic. Ada 2 penyebab terjadinya perubahan desain ini,

yaitu perubahan yang berasal dari permintaan owner dan perubahan akibat kesalahan

penyampaian desain oleh konsultan owner. Untuk penyebab pertama tidak berpengaruh

terhadap penjadwalan proyek karena segala resiko dan biaya extra yang dikeluarkan

merupakan tanggungan dari owner. Dengan kata lain owner tahu akibat dan kompensasi

dari tindakannya merubah desain terlebih jika acrylic telah terpasang. Kalaupun

seandainya owner melayangkan komplain terhadap kemunduran jadwal proyek akibat

terjadinya perubahan desain ini pihak CDI dapat melakukan pertahanan melalui surat

penandatanganan persetujuan pemasangan desain acrylic yang menunjukkan bukti bahwa

owner menyatakan sendiri bahwa acrylic yang terpasang adalah fix dan sesuai kontrak

perjanjian yang berlaku.

Penyebab kedua adalah perubahan desain yang diakibatkan kesalahan dalam

penyampaian desain ukiran sido mulyo kepada owner. Dalam hal ini konsultan yang

merupakan perantara langsung owner dengan pelaksana proyek adalah pihak yang

bertanggung jawab melakukan kegiatan tersebut. Ukiran sido mulyo yang telah selesai

dibuat oleh CDI diserahkan pada konsultan untuk diperiksa dan disampaikan pada owner.

Namun seringkali ukiran yang telah terpasang pada acrylic ini harus dibongkar lagi

karena saat owner datang ke proyek untuk melakukan peninjauan beliau menyatakan

tidak suka karena tidak sesuai dengan keinginannya.

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Akibatnya waktu pekerjaan kolom menjadi semakin mundur penyelesaiannya.

Masalah tersebut dapat terjadi karena:

a. Dalam penyampaian desain ke owner, konsultan tidak menyertakan desain dalam

bentuk sampel, yang notabene antara gambar dengan sampel pasti memiliki perbedaan.

b. Owner selaku pihak yang masih awam dalam hal ukiran dan teknik prosesnya,

tidak mengetahui detail pekerjaan dan hal-hal apa saja yang tidak mungkin dilaksanakan

sesuai dengan rancangan sehingga permintaan terhadap perubahan atau perbaikan desain

yang sudah mengikuti keinginan owner(sama dengan sampel yang diajukan) tetap tidak

disetujui oleh beliau.

Sebenarnya dalam prosedurnya setiap hasil ukiran atau desain yang diberikan

pada owner haruslah dalam bentuk sampel namun masih banyak pula pihak-pihak yang

melanggar aturan ini tergantung dari dedikasi dan pengalaman kerjanya. Untuk hal ini

penulis dapat mengatakan bahwa konsultan yang dipilih oleh owner bukanlah konsultan

yang kompetitif dalam bidangnya. Hal ini sebenarnya juga merupakan kesalahan dari

owner sendiri karena pemilihan yang dilakukan terhadap konsultan dan rekan kerjanya

tidak berlandaskan asas profesionalisme tapi lebih karena hubungan relasi yang

kenyataannya performansi mereka belum tentu lebih baik dibanding pihak lain yang

bukan relasi owner. Dalam hal ini mungkin owner tersebut jalan pikirannya masih

tertutup sehingga selalu berpendapat bahwa menggunakan rekan lama adalah jalan paling

aman untuk melaksanakan proyeknya tanpa melakukan pengecekan kinerja rekan

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

tersebut selama beberapa periode sebelumnya. Beruntung jika ternyata rekan tersebut

tetap konsisiten dalam kinerjanya tapi jika tidak maka owner sendirilah yang dirugikan.

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.2.3.3 Pengolahan dan Analisis Data Pekerjaan Tutup Kolom Pada Kolom

Kendala Tutup Kolom:

1) Perbedaan Dimensi Antar Kolom

Dimensi antar kolom tidak sama

Ukuran yang diminta dengan yang dikirimkan

tidak sama

Perbedaan ketebalan panel kayu yang

digunakan

Pengawasan material kurang ketat (hanya melalui surat jalan)

Menghemat waktu Operator tidak teliti

Salah dalam proses produksi

Kurang pengawasan

dari supervisor

Diagram 4.12 Root Cause Analysis kendala tutup kolom 1

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Analisa Root Cause Analysis kendala tutup kolom:

Kendala ini terjadi pada proses penutupan kolom dimana dalam pelaksanaannya

sering terjadi kesalahan yang menyebabkan timbulnya perbedaan dimensi antar kolom.

Kesalahan tersebut berasal dari proses produksi pada workshop yang memproduksi panel

kayu yang digunakan sebagai bahan penutup kolom. Hasil dari kesalahan tersebut

perbedaan dimensi ketebalan panel kayu yang dikirimkan ke tempat proyek. Terjadinya

perbedaan tersebut dikarenakan banyak faktor salah satunya kesalahan operator dalam

mengoperasikan mesin potong sehingga hasil ukuran sebelum dan sesudah proses

pemotongan tidak sama. Faktor lain berupa lingkungan kerja, lemahnya pengawasan dari

supervisor terhadap kinerja operator, maupun lemahnya pengendalian kualitas terhadap

produk cacat yang semuanya telah dijelaskan pada sub analisa sebelumnya.

Selain kesalahan dari pihak workshop, pelaksana proyek pun tak lepas dari

kesalahan dan kesalahan terbesar mereka terletak pada metode pengawasan barang yang

masuk ke proyek. Barang yang dimaksud disini adalah panel kayu hasil produksi tadi

dimana panel kayu yang sebenarnya cacat dan tidak sesuai dengan kriteria yang diminta

oleh orang proyek tetap bisa lolos ke gudang dan dipakai untuk pemasangan tutup kolom

pada ruang Puri Ratna. Lolosnya barang cacat ini tak lain dikarenakan pihak QS selaku

pengawas terhadap segala material yang digunakan dalam proyek melakukan

pengawasan terbatas pada surat jalan saja. Dengan demikian kemungkinan masuknya

barang cacat semakin besar. Adapun alasan dilakukannya hal tersebut karena orang

proyek tersebut berniat menghemat waktu agar proyek yang dijadwalkan dapat selesai

pada waktunya bahkan jika bisa lebih cepat dari jadwal.

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Alasan tersebut sebenarnya tidak salah tapi jika dilihat dari dampaknya sekarang,

kebijakan tersebut justru menjadi “senjata makan tuan” bagi pihak pelaksana proyek

karena selain mereka harus melakukan rework, mereka juga menanggung kerugian biaya

berupa penambahan ongkos kerja dan kerugian jangka panjang berupa berkurangnya

kepercayaan dari owner untuk kembali bekerja sama dengan CDI. Padahal jika ditinjau

ulang usaha peningkatan pengawasan dengan mengecek langsung ke barang yang dikirim

ini tidaklah begitu sulit dan membuang waktu jika saja pihak yang berwenang dapat

melakukan pengaturan waktu dan penugasan pekerja yang efektif. Terlebih dengan

kenyataan bahwa jumlah panel kayu yang dikirim tidak terlalu banyak (tidak seperti

gypsum yang wajar saja jika pemeriksaannya hanya melalui sampel karena: Kiriman

dalam jumlah sangat besar dan potensi barang cacatnya juga minim karena bersifat mass

production oleh supplier yang kompeten). Sebenarnya masalah sosialisasi peraturan kerja

juga berpengaruh, dikatakan demikian karena pada hakikatnya semua proses pengawasan

pasti menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan langsung ke barang yang diterima,

namun karena peraturan tersebut tidak disosialisasikan dengan baik maka dalam

pelaksanaannya tidak timbul budaya dan kebiasaan dari pekerjanya untuk melakukan hal

tersebut.

Page 63: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

4.3 Model S istem Jaminan Mutu

Dari hasil Root Cause Analysis, tiap akar permasalahan yang diperoleh kemudian

dicari solusinya. Adapun cara penjabaran solusi yang paling sesuai untuk kondisi proyek

ini adalah dengan menggunakan “model sistem penjaminan mutu” karena lebih mudah

dimengerti baik oleh pelaksana proyek maupun pihak manajemen proyek. Model sistem

penjaminan mutu ini berisi prosedur dan usulan penulis terhadap cara antisipasi maupun

penanggulangan terhadap akar permasalahan yang saat ini terjadi dalam proyek. Melalui

hasil sistem model ini diharapkan proyek dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi

seluruh persyaratan mutu yang ditetapkan.

Page 64: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.13 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kehadiran MK

Page 65: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.14 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pengawasan MK

Page 66: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.15 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kerja Tim

Page 67: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.16 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Koordinasi Tim

Page 68: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.17 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk kebocoran Plumbing

Page 69: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.18 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pencapaian Deadline Waktu

Page 70: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.19 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Lamanya Perbaikan Plumbing

Page 71: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.20 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Prosedur dan Jalur Informasi

Page 72: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.21 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Penerbitan Surat Instruksi

Page 73: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.22 Model Sistem Penjaminan untuk Pelaksanaan Job Desk

Page 74: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.23 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Inventory Gpysum

Page 75: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.24 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Jumlah Pengiriman

Page 76: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.25 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pasang Gypsum

Page 77: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.26 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Proses Compound

Page 78: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.27 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kebersihan Rangka

Page 79: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.28 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kekuatan Topang Rangka

Page 80: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.29 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Hasil Pasang komponen Pada Finishing

Page 81: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.30 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pengawasan Supervisor

Page 82: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.31 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Sistem Produksi CDI

Page 83: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.32 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pengiriman Barang

Page 84: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.33 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Jumlah Pengiriman Barang

Page 85: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.34 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kesalahan Dalam Proses produksi

Page 86: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.35 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Faktor Fisik dan Lingkungan

Page 87: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.36 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kinerja Operator

Page 88: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.37 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kriteria Pemilihan Konsultan

Page 89: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.38 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Penyerahan Desain Kepada Owner

Page 90: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.39 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Kesalahan Dalam Proses Produksi CDI

Page 91: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00520-TI Bab 4.pdf · Pintu Box Lampu yang digunakan merupakan hasil produksi dari CDI sendiri dimana

Diagram 4.40 Model Sistem Penjaminan Mutu untuk Pengawasan Material