pengaruh penggunaan cdi standar dan cdi racing …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · effect...

53
PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR PREMIUM 88, PERTAMAX 92, DAN PERTAMAX PLUS 95 TERHADAP DAYA DAN TORSI MOTOR BENSIN 1 SILINDER SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Oleh Muharam Yuli Prasojo 5201411037 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: nguyencong

Post on 07-Mar-2019

432 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING

DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR PREMIUM 88, PERTAMAX 92,

DAN PERTAMAX PLUS 95 TERHADAP DAYA DAN TORSI

MOTOR BENSIN 1 SILINDER

SKRIPSI

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

Muharam Yuli Prasojo

5201411037

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Muharam Yuli Prasojo

NIM : 5201411037

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan CDI Standar dan CDI Racing

dengan Variasi Bahan Bakar Premium 88, Pertamax 92,

dan Pertamax Plus 95 Terhadap Daya dan Torsi

Motor Bensin 1 Silinder

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik

Mesin S1, Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian

Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd ( ) ………

NIP 196209131991021001

Sekretaris : Wahyudi, S.Pd., M.Eng ( ) ………

NIP 198003192005011001

Dewan Penguji

Pembimbing : Dr. M. Burhan R.W., M.Pd ( ) ………

NIP 196302131988031001

Penguji Utama I : Dr. Abdurrahman, M.Pd ( ) ……...

NIP 196009031985031002

Penguji Utama II : Drs. Winarno D.R., M.Pd( ) ………

NIP 195210021981031001

Penguji Pendamping : Dr. M. Burhan R.W., M.Pd ( ) ………

NIP 196302131988031001

Ditetapkan tanggal: Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M.T.

NIP 196911301994031001

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Mahasiswa : Muharam Yuli Prasojo

NIM : 5201411037

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan CDI

Standar Dan CDI Racing Dengan Variasi Bahan Bakar Premium 88, Pertamax 92

Dan Pertamax Plus 95 Terhadap Daya Dan Torsi Motor Bensin 1 Silinder” ini

merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan

saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain.kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 2Oktober 2015

Yang membuat peryataan

Muharam Yuli Prasojo

NIM 5201411037

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

iv

ABSTRAK

Yuli Prasojo, Muharam. 2015. Pengaruh Penggunaan CDI Standar dan CDI

Racing dengan Variasi Bahan Bakar Premium 88, Pertamax 92,dan Pertamax Plus

95 Terhadap Daya dan Torsi Motor Bensin 1 Silinder. Skripsi. Jurusan Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dr. M. Burhan Rubai

Wijaya, M.Pd.

Kata Kunci : Variasi Sistem Pengapian, Bahan Bakar, Unjuk Kerja

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan daya, torsi, dan

konsumsi bahan bakar yang dihasilkan dari sepeda motor satu silinder yang

divariasi pada sistem pengapian CDI standar, CDI racing, busi standar, dan busi

iridium yang menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu premium, pertamax, dan

pertamax plus.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dilakukan pada

sepeda motor Honda Beat 110 cc. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara

mengamati secara langsung hasil eksperimen kemudian menyimpulkan dan

menentukan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk grafik dan tabel.

Pada pegujian ini digunakan alat dynamometer untuk mengetahui daya dan torsi

yang dihasilkan, sedangkan untuk pengujian laju konsumsi bahan bakar

menggunakan alat buret ukur, kemudian dilakukan perhitungan konsumsi bahan

bakar.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan daya, torsi, dan konsumsi

bahan bakar yang dihasilkan oleh variasi sistem pengapian dan tiga jenis bahan

bakar. Untuk daya maksimal dihasilkan pada sistem pengapian yang

menggunakan CDI racing kurva 2 dan busi standar menggunakan premium

sebesar 6.11 kWdan torsi maksimal sebesar 11.63 Nm. Sedangkan daya terendah

dihasilkan oleh premium pada sistem pengapianyang menggunakan CDI racing

kurva 1 dan busi iridium sebesar 4.40 kW dan torsi terendah sebesar 5.22 Nm.

Untuk konsumsi bahan bakar terendah didapatkan pada sistem pengapian yang

menggunakan CDI racing kurva 2 dan busi standar yang memakai pertamax

sebesar 0.044 kg/jam sedangkan konsumsi bahan bakar tertinggi dihasilkan oleh

pertamax pada sistem pengapian yang menggunakan CDI standar dan busi

iridium sebesar 0.099 kg/jam.

Kesimpulan yang didapatuntuk mendapatkan daya dan torsi terbesar dapat

menggunakan sistem pengapian yang optimal diikuti dengan penggunaan bahan

bakar dengan angka oktan yang tepat sesuai spesifikasi sepeda motor, sehingga

disarankan pada pengguna sepeda motor Honda Beat 110 cc untuk mendapatkan

daya dan torsi maksimal dilakukan dengan mengganti sistem pengapian yang

diikuti dengan pemakaian bahan bakar dengan nilai oktan yang tepat.Dalam hal

ini yaitu menggunakan sistem pengapian CDI Racing kurva 2 dan busi standar

menggunakan premium.Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar terendah bisa

dilakukan dengan cara menggunakan sistem pengapian yang tepat dan

penggunaan bahan bakar dengan angka oktan yang tepat dalam hal ini yaitu

penggunaan CDI racing kurva 2 dan busi standar menggunakan pertamax.

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

v

ABSTRACT

Yuli Prasojo, Muharam. 2015. Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI

Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax 92, and Pertamax Plus 95

Of Power And Torque Motor Gasoline One Cylinder. Undergraduate Thesis.

Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Semarang State

University. Dr. M. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd.

Key Words : Ignition System Variances, Gasoline, Engine Performance

The purpose of this research were to knew the differences of power,

torsion, and fuel consumption output of an one cylinder motorcycle which given

ignition system variances between CDI standart, CDI racing, standart spark plug,

and iridium spark plugused three kinds of gasoline premium, pertamax, and

pertamax plus.

The research used experimental methods, given to a Honda Beat 110 cc

motorcycle. Output data research analyzed by direct observation experiment

output data then concluded and determinated output data research into table and

graph. The experiment used dynamometer device to found the power and torsion

output, meanwhile to found the fuel consumption buret ukur was used, then used

the fuel consumption calculation.

The research result showed there were differences power, torsion, and fuel

consumption output by ignition system variances and three kinds of gasoline.

Maximum power output obtained at CDI racing kurva 2 and standart spark

plugignition system by used premium in amount of 6.11 kWandMaximum torsion

output in amount of 11.63 Nm. While minimumpower output obtained by used

premium at CDI racing kurva 1 dan iridium spark plugignition system in amount

of 4.40 kWand minimum torsion in amount of 5.22 Nm. Minimum fuel

consumption obtainedat CDI Racing kurva 2 dan Standart Spark Plugignition

system by used pertamax in amount of0.044 kg/jam while maximum fuel

consumption obtained by used pertamaxatCDI standar dan Iridium Spark

Plugignition system in amount of 0.099kg/jam.

The conclusion to obtain the greatest power and torque can use the

optimum ignition system followed by the use of fuel with an octane number of

appropriate specification motorcycles usage thus recommended into Honda Beat

110 cc motorcycle maximum power and torsion can be obtained by increase the

ignition system which followed by exact octane gasoline usage in this case

increasing ignition system into CDI racing kurva 2 and standart spark plug using

premium. While minimum fuel consumption can be obtained by reduce the

ignition system which followed by appropriate octane gasoline usage in this case

reduce the ignition system into CDI racing kurva 2 and standart spark plug using

pertamax.

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Penggunaan CDI Standar Dan CDI Racing dengan Variasi Bahan Bakar Premium

88, Pertamax 92 dan Pertamax Plus 95 Terhadap Daya Dan TorsiMotor Bensin 1

Silinder” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, motivasi dan bantuan

semua pihak. Oleh karena itu dengan rendah hati disampaikan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal

skripsi ini, antara lain :

1. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. M. Khumaedi, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. M. Burhan R.W.,M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran, dan masukan kepada penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bengkel Hyperspeed yang menjadi tempat penelitian dalam penyususnan

skripsi.

5. Kedua Orang tuaku yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi.

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

vii

6. Teman-teman satu angkatan PTM 2011 yang selalu membantu dalam

penyusunan skripsi.

7. Honda Beat 110 cc H 5876 ACG.

8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, saran dan masukan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang mambangun dalam

perbaikan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya.

Semarang, Oktober 2015

Muharam Yuli P

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

PRAKATA ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR SIMBOL ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .......................................................................................... 11

1. Motor Bakar ............................................................................. 11

2. Sistem Pengapian ……. .................................................................. 11

3. Sudut Saat Pengapian ………… .................................................... 13

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

ix

4. Sistem Pengapian CDI .................................................................. 14

5. Sistem Pengapian CDI-DC ........................................................... 16

6. CDI LimiterdanUnlimiter .............................................................. 18

7. Busi ................... ............................................................................. 19

8. Bahan Bakar Bensin ...................................................................... 22

9. Sifat-sifat Fisik Bahan Bakar ......................................................... 25

10. Proses Pembakaran ........................................................................ 26

11. Perhitungan Peforma Motor .......................................................... 28

12. Chassis Dynamometer ................................................................... 30

B. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................ 30

C. Hipotesis ........................................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN

1. Bahan Penelitian .................................................................................. 33

2. Alat dan Skema Peralatan Penelitian ................................................... 33

3. Prosedur Penelitian ............................................................................... 35

a. Diagram alir ..................................................................................... 35

b. Proses Penelitian.............................................................................. 36

c. Data Penelitian Pengambilan Data Daya dan Torsi ...................... 38

d. Analisis Data ................................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 40

B. Pembahasan .......................................................................................... 60

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 70

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

x

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 71

B. Saran ..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 73

LAMPIRAN ............................................................................................................. 75

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xi

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Simbol Arti

F Gaya N

N putaran mesin rpm

P Daya Poros KW

r Compression ratio (perbandingan kompresi)

r jarak benda ke pusat rotasi m

T Torsi Nm

ω kecepatan sudut putar (rad/s)

Singkatan Arti

API American Petrolium Institute (Institut Minyak Amerika)

CDI Capasitor Discharge Ignition

Ditjen Migas Direktorat Jendral Minyak dan Gas

MON Motor Octane Number (angka oktan dengan metode uji motor)

ON Octane Number (angka oktan)

PK Perbandingan kompresi

RON Research Octane Number ( angka oktan riset)

Rpm Revolution per minute (putaran per menit)

FC Fuel Consumption (konsumsi bahan bakar)

TMA Titik Mati Atas

TMB Titik Mati Bawah

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 88 menurut Ditjen Migas .. 23

Tabel 2.2. Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 92 menurut Ditjen Migas .. 24

Tabel 2.3. Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 95 menurut Ditjen Migas .. 25

Tabel 3.4. Lembar pengambilan data penelitian .............................................. 38

Tabel 4.5. Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Standar

dan busi standar .................................................................................... 40

Tabel 4.6.Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 1

dan busi standar .................................................................................... 41

Tabel 4.7.Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 2

dan busi standar .................................................................................... 42

Tabel 4.8.Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Standar

dan busi iridium .................................................................................... 43

Tabel 4.9.Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 1

dan busi iridium .................................................................................... 44

Tabel 4.10 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 2

dan busi iridium .................................................................................... 45

Tabel 4.11 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Standar

dan busi standar .................................................................................... 47

Tabel 4.12 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 1

dan busi standar .................................................................................... 48

Tabel 4.13 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 2

dan busi standar .................................................................................... 49

Tabel 4.14 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Standar

dan busi iridium................................................................................................ 50

Tabel 4.15 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 1

dan busi iridium................................................................................................ 51

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xiii

Tabel 4.16 Sistem Pengapian yang menggunakan CDI Racing kurva 2

dan busi iridium .................................................................................... 52

Tabel 4.17 fuel consumption Sistem PengapianCDI Standar

dan busi standar .................................................................................... 53

Tabel 4.18 fuel consumption Sistem Pengapian CDI Racing kurva 1

dan busi standar .................................................................................... 54

Tabel 4.19 fuel consumption Sistem Pengapian CDI Racing kurva 2

dan busi standar .................................................................................... 55

Tabel 4.20 fuel consumption Sistem PengapianCDI Standar

dan busi iridium .................................................................................... 56

Tabel 4.21fuel consumption Sistem Pengapian CDI Racing kurva 1

dan busi iridium .................................................................................... 57

Tabel 4.22 fuel consumption Sistem Pengapian CDI Racing kurva 2

dan busi iridium .................................................................................... 58

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1Konstruksi Busi ............................................................................. 5

Gambar 2.2Sistem Pengapian CDI .................................................................. 15

Gambar 2.3Prinsip Dasar CDI ......................................................................... 16

Gambar 2.4Sirkuit Sistem Pengapian CDI DC ................................................ 17

Gambar 2.5Diagram pembakaran motor bensin .............................................. 27

Gambar 3.6Skema instalasi pengujian daya dan torsi ...................................... 33

Gambar 3.7Diagramalir pelaksanaan penelitian .............................................. 35

Gambar 4.8 Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi standar .................................................................................... 41

Gambar 4.9Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi standar ................................................................................................ 42

Gambar 4.10 Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi standar ................................................................................................ 43

Gambar 4.11 Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi iridium .................................................................................... 44

Gambar 4.12 Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi iridium................................................................................................ 45

Gambar 4.13 Grafik daya sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi iridium................................................................................................ 46

Gambar 4.14 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi standar .................................................................................... 47

Gambar 4.15 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi standar ................................................................................................ 48

Gambar 4.16 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi standar ................................................................................................ 49

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xv

Gambar 4.17 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi iridium .................................................................................... 50

Gambar 4.18 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi iridium................................................................................................ 51

Gambar 4.19 Grafik torsi sistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi iridium................................................................................................ 52

Gambar 4.20 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi standar ................................................................................................ 54

Gambar 4.21 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi standar ................................................................................................ 55

Gambar 4.22 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi standar ................................................................................................ 56

Gambar 4.23 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI standar

dan busi iridium .................................................................................... 57

Gambar 4.24 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 1

dan busi iridium................................................................................................ 58

Gambar 4.25 Grafik FCsistem pengapian menggunakan CDI racing kurva 2

dan busi iridium................................................................................................ 59

Gambar 4.26 Grafik daya perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan premium ........................................................................ 60

Gambar 4.27 Grafik dayaperbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax ........................................................................ 61

Gambar 4.28 Grafik daya perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax plus ................................................................ 61

Gambar 4.29 Grafik torsi perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan premium ........................................................................ 63

Gambar 4.30 Grafik torsiperbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax ........................................................................ 64

Gambar 4.31 Grafik torsi perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax plus ................................................................ 64

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

xvi

Gambar 4.32 Grafik FC perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan premium ........................................................................ 66

Gambar 4.33 GrafikFCperbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax ........................................................................ 67

Gambar 4.34 Grafik FC perbandingan variasi sistem pengapian

menggunakan pertamax plus ................................................................ 67

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi pada saat ini yang semakin pesat, mendorong

manusia untuk selalu menciptakan inovasi.Perkembangan teknologi juga terjadi

pada bidang otomotif, khususnya pada motor bakar.Motor bakar merupakan salah

satu mesin pembakaran dalam atau sering disebut dengan istilah internal

combustion engine yaitu mesin yang mengubah energi thermal menjadi energi

mekanik, energi itu sendiri dapat diperoleh dari proses pembakaran.Salah satu alat

tansportasi kendaraan bermesin yang sederhana yang banyak digunakan

masyarakat pada saat ini adalah sepeda motor.

Kemampuan sepeda motor dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Kualitas bahan bakar, dan sistem pengapian. Penggunaan bahan bakar yang

berkualitas kurang baik, dapat berakibat pada turunnya performa mesin sepeda

motor.Maka dari itu, pemilihan bahan bakar yang tepat mengacu pada

perbandingan kompresi masing-masing sepeda motor.Semakin tinggi

perbandingan kompresi suatu sepeda motor, maka harus menggunakan bahan

bakar yang berkualitas semakin baik.

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh mesin

berbahan bakar bensin. Menurut jenisnya bensin dapat dibedakan menjadi 3 jenis

yaitu premium, pertamax dan pertamax plus. Perbedaan ketiga jenis bahan bakar

ini terdapat pada angka oktannya, dimana kualitas bahan bakar biasanya

ditunjukkan dengan angka oktan tersebut.Semakin tinggi angka oktannya maka

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

2

harga per liternya pun umumnya akan semakin mahal. Mesin sepeda motor

memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar

dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal, untuk

pemakaian sepeda motor tentunya tidak lepas dari pemakaian jenis bahan bakar

yang digunakanuntuk memperoleh kinerja mesin yang optimal diantaranya daya

dan torsi.

Angkaoktan yang rendah memungkinkan bahan bakar untuk berdetonasi.

Bahan bakar yang mudah berdetonasi akan menurunkan performa motor karena

akan mengalami kerugian daya yang disebabkan bahan bakar terbakar terlebih

dahulu sebelum waktunya dan menjadikan konsumsi bahan bakar menjadi lebih

boros karena pembakarannya tidak sempurna, sedangkan semakin tinggi angka

oktan memungkinkan bahan bakar untuk tidak berdetonasi sehingga dapat

meningkatkan performa motor dan menjadikan pembakaran lebih sempurna

sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit.

Sistem pengapian merupakan salah satu dari sekian banyak komponen

sepeda motor yang paling sering mengalami perkembangan. Dikarenakan untuk

memperoleh unjuk kerja mesin yang baik dibutuhkan sistem pengapian yang baik

pula.

Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting pada sepeda

motor. Menurut Jama dan Wagino (2008b: 165), sistem pengapian pada motor

bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara di

dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah

kompresi.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

3

Sistem pengapian ini sangat berpengaruh pada daya, torsi dan konsumsi

bahan bakar yang dibangkitkan oleh mesin tersebut.Sistem pengapian khususnya

pada motor bensin 4 langkah telah mengalami banyak penyempurnaan. Pada saat

awal sepeda motor mulai diproduksi sistem pengapian pada motor bensin

menggunakan sistem pengapian konvensional (platina). Sistem pengapian

konvensional merupakan sistem pengapian yang menggunakan platina (contact

breaker) untuk memutusdan menghubungkan tegangan baterai ke kumparan

primer.

Sistem pengapian konvensional pada sepeda motor telah mengalami

perkembangan yaitu sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition).

Sistem pengapian konvensional pada saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh para

produsen motor dan beralih ke sistem pengapian CDI, karena di dalam sistem

pengapian konvensional masih banyak kelemahan yang ditimbulkan. Sistem

pengapian yang sangat populer pada saat ini adalah sistem pengapianCDI.Karena

sistem pengapian CDI ini telah mengatasi beberapa kelemahan yang ditimbulkan

oleh sistem pengapian konvensional, sehingga sistem CDI masih digunakan pada

kendaraan khususnya sepeda motor pada saai ini.

Sistem pengapian CDI ini menurut sumber arus yang digunakan dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu CDI-AC dan CDI-DC.Sistem CDI-AC adalah sistem

pengapian elektronik dengan sumber arus listrik berasal dari koil eksitasi.Pada

CDI ini pengapian yang terjadi tidak stabil, karena arus yang digunakan oleh

sistem pengapian ini tergantung oleh putaran mesin. Hal tersebut akan membuat

pengapian yang terjadi pada putaran rendah kurang optimal. Sistem pengapian

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

4

CDI-DC adalah sistem pengapian elektronik dengan sumber arus listrik berasal

dari baterai, sehingga pengapian yang terjadi akan stabil dari putaran rendah

sampai putaran tinggi. Tetapi pada sistem pengapian ini, baterai harus selalu terisi

karena sumber arus yang digunakan pada sistem ini berasal dari baterai. Pada

sepeda motor produksi saat ini kebanyakan sistem pengapiannya menggunakan

sistem pengapian CDI limiter. CDI limiter adalah CDI yang memiliki batasan

dalam memercikkan bunga api ke dalam ruang bakar pada rpm tertentu dan

percikan bunga api yang dihasilkan pada putaran tinggi relatif kurang stabil.

CDI pada motor bawaan pabrik ini memiliki limiter sekitar 8000 rpm

sampai 9000 rpm. Sehingga apabila motor dipacu pada rpm tinggi melebihi dari

pada rpm yang telah ditentukan oleh CDI, sehingga motor akan terasa seperti

tersendat-sendat dan performanya menurun. Dengan kelemahan yang ditimbulkan

CDI limiter tersebut kurang disukai oleh para konsumen yang suka akan

kecepatan tinggi, khususnya anak muda pada jaman sekarang. Karena banyak

anak muda pada saat ini yang suka dengan dunia olah raga balap motor seperti:

road race, drag race, moto GP dan lain-lain Untuk mengatasi kelemahan dari

CDI limiter (standar) ini dan untuk memperoleh performa mesin yang lebih

optimal, pada saat ini banyak pabrikan CDI yang menawarkan CDI unlimiter

(BRT Powermax Dualband) sebagai pengganti CDI limiter.

CDI unlimiter adalah CDI yang kerjanya tanpa ada batasan pengapian dan

mampu melayani kerja mesin pada RPM tinggi tergantung dari seberapa kuat

mesin sepeda motor tersebut berputar. Sebenarnya CDI unlimiter juga memiliki

batasan dalam memercikkan api hingga 20.000 rpm. CDI unlimiter juga memiliki

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

5

pengapian yang lebih baik dari pada CDI limiter. Sehingga dengan tidak adanya

batasan dalam pengapiannya diharapkan performa mesin akan mencapai performa

yang maksimal.

Konsumen saat ini banyak yang mengganti CDI limiter pada sepeda

dengan CDI unlimiter.Namun banyak konsumen yang belum mengetahui berapa

kenaikan performa mesin yang dihasilkan antara yang menggunakan CDI limiter

dengan CDI unlimiter.

Sistem Pengapian tidak hanya CDI, tapi juga terdapat busi.Busi berguna

untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang

dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi ini kemudian

dipergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara

yang sudah dikompresikan di dalam silinder.

Gambar 1.1 Konstruksi Busi (Jama dan Wagino 2008b: 186)

Isolator yang ada pada busi berfungsi untuk mencegah bocornya arus

listrik dengan tegangan tinggi tersebut, sehinggat tetap mengalir melalui elektroda

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

6

tengah dan elektroda samping terus kembali ke massa sambil menghasilkan bunga

api pada saat meloncat dari elektroda tengah ke elektroda samping.

Semua bagian – bagian dari busi ini ditahan oleh body busi yang biasa

disebut dengan nama “shell” yang terbuat dari baja. Untuk memasangkan busi

pada silinder, pada bagian bawah dari bodynya dibuat drat sehingga mudah

memasangkannya pada silinder motor. Untuk membedakan busi panas dan busi

dingin dapat dilihat panjangnya isolator porselin yang ada pada busi tersebut.

Apabila isolatornya panjang maka busi tersebut termasuk busi panas dan

sebaliknya” (Suyanto, 1989: 282 - 283).

Penulis tertarik untuk mengetahui hasil unjuk kerja sepeda motor yaitu

daya, torsi dan konsumsi bahan bakar dari sepeda motor yang diberi beberapa

variasi perbedaan busi standar dan iridium yang menggunakan bahan bakar

premium, pertamax dan pertamax plus. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan CDI Standar dan CDI

Racingdengan Variasi Bahan Bakar Premium 88, Pertamax 92 dan Pertamax Plus

95 Terhadap Daya dan Torsi Motor Bensin 1 Silinder”.

B. Identifikasi Masalah

Sepeda motor produksi tahun 2000 sudah memiliki perbandingan

kompresi yang tinggi, maka dari itu bahan bakar yang digunakan seharusnya

bahan bakar yang berkualitas baik. Penggunaan bahan bakar berkualitas rendah

dapat mengakibatkan knocking pada sepeda motor, dan jika hal ini dibiarkan

dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin sepeda

motor. Produsen sepeda motor sendiri sudah menganjurkan pemakaian bahan

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

7

bakar yang berkualitas bagus, karena pengguanaa bahan bakar yang berkualitas

buruk dapat menurunkan performa sepeda motor.

Dari masalah ini peneliti ingin memberikan gambaran nyata kepada

masyarakat bahwa sepeda motor yang memiliki perbandingan kompresi yang

tinggi seharusnya menggunakan bahan bakar yang berkualiatas bagus pula, dalam

hal ini yaitu bahan bakar yang memiliki oktan yang sesuai. Karena selain

performa mesin sepeda motor yang semakin baik, konsumsi bahan bakar juga

semakin irit.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Motor yang digunakan yaitu jenis Honda beat 110 cc.

2. Parameter yang akan diteliti yaitu daya, torsi dan konsumsi bahan bakar.

3. Variasi pengapian dengan menggunakan CDI standar dan CDI racing

4. Variasi busi yang digunakan yaitu busi standar dan busi iridium.

5. Bahan bakar yang digunakan yaitu jenis premium, pertamax dan pertamax

plus.

6. Pengambilan data pada putaran 5000, 6000, 7000, dan 8000

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium dan busi standar dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

2. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax dan busi standar dengan kondisi

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

8

penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

3. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing

4. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium dan busi iridium dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing

5. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax dan busi iridium dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

6. Bagaimana perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

7. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar premium dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

8. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar pertamax dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

9. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi standar

dengan kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

9

10. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar premium dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing

11. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar pertamax dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

12. Bagaimana perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda

motor yang menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi iridium

dengan kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

E. Tujuan Penelitian

1. Meneliti perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor dengan

penggunaan premium, pertamax, dan pertamax plus yang divariasi

dengan busi standar, busi iridium dengan CDI standard dan CDI Racing.

2. Meneliti perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

dengan penggunaan premium, pertamax, dan pertamax plus yang

divariasi dengan busi standar, busi iridium dengan CDI standard dan CDI

Racing.

F. Manfaat Penelitian

Bagi dunia akademik dapat memberikan acuan tentang penggunaaan jenis

bahan bakar yang sesuai dengan perbandingan kompresi terhadap unjuk kerja dan

konsumsi bahan bakar motor 4 langkah.

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

10

Bagi dunia akademik dapat memberikan acuan tentang penggunaaan jenis

busi yang sesuai dengan perbandingan kompresi terhadap unjuk kerja dan

konsumsi bahan bakar motor 4 langkah.

Bagi dunia akademik dapat memberikan acuan tentang penggunaan jenis

CDI yang sesuai dengan perbandingan kompresi terhadap unjuk kerja dan

konsumsi bahan bakar motor 4 langkah.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motor Bakar

Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi

kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekanik pada poros

motor bakar, jadi daya yang berguna akan langsung dimanfaatkan sebagai

penggerak adalah daya pada poros (Raharjo dan Karnowo, 2008: 93).Motor bakar

torak terbagi menjadi dua jenis yaitu motor bensin dan motor diesel,

perbedaannya yang utama terletak pada sistem penyalaannya. Bahan bakar pada

motor bensin dinyalakan oleh loncatan bunga api pada busi, karena itu motor

bensin dinamakan juga spark ignition engine (Arismunandar, 2002: 5).

2. Sistem Pengapian

Awal atau permulaan pembakaran sangat diperlukan karena, pada motor

bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran

bensin dan udara yang dikompresikan terjadi di dalam ruang bakar (silinder blok)

setelah busi memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian

gas (eksplosif) hasil pembakaran, mendorong piston ke posisi TMB (titik mati

bawah) menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api dengan

tepat, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat. Sistem pengapian

terdiri dari beberapa komponen, yang bekerja bersama-sama dalam waktu yang

sangat cepat dan singkat. Menurut Haryono (1989:29). Bunga api pada busi

berasal dari arus listrik tegangan tinggi di mana arus ini mengalir pada waktu

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

12

tertentu, jadi sewaktu arus mengalir busi memercikkan bunga api dan sewaktu

tidak ada aliran, busi mati.

Sistem pengapian sepeda motor terdapat dua macam sistempengapian,

yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik.Sistem

pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang masihmenggunakan

platina untuk memutus dan menghubungkan tegangan pada bateraike kumparan

primer. Sistem pengapian CDI dibuat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

yang terjadi pada sistem pengapian konvensional, baik yangmenggunakan baterai

maupun magnet. Pada pengapian konvensional umumnyakesulitan membuat

komponen seperti contact breaker (platina) dan unit pengatursaat pengapian

otomatis yang cukup presisi (teliti) untuk menjamin keterandalandari kerja mesin.

Bahkan saat dipakai pada kondisi normal, keausan komponentersebut tidak dapat

dihindari.

Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin

dapatbekerja dengan efisien menurut Jama dan Wagino (2008a: 165), yaitu:

a. Tekanan kompresi yang tinggi.

b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat

c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat

Penelitian yang dilakukan oleh Machmud, dkk (2013:64) yang berjudul

Pengaruh Variasi Unjuk Derajat PengapianTerhadap Kerja Mesin. Hasil dari

pengujian diketahui bahwa pada derajat pengapian yang dimajukan dari

standarnya, diperoleh peningkatan nilaiprestasi pada mesin, dibanding

derajatpengapian standar.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

13

Sistem pengapian CDI yang digunakan pada sepeda motor dapat digolongkan

menjadi 2, yaitu:

a. CDI limiter yaitu CDI yang terdapat batasan pada pengapiannya dan

biasanya terdapat pada bawaan sepeda motor saat ini

b. CDI unlimiter yaitu CDI yang tidak terdapat batasan pengapianya. Dan

biasanya banyak dijual di pasaran.

3. Sudut Saat Pengapian

Saat pengapian campuran bahan bakar adalah saat terjadinya percikan

bungaapi pada busi beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA) pada

akhirlangkahkompresi. Saat terjadinya percikan bunga api pada busi

harusditentukan dengantepat supaya campuran bahan bakar dan udara dapat

terbakar dengan sempurnasehingga memperoleh performa mesin yang

maksimal.Untuk memperoleh daya yang maksimum dari suatu operasihendaknya

penyalaan diatur sedemikian rupa sehingga tekanan tekanan gasmaksimum terjadi

pada saat torak berada di sekitar 15 sampai 20 derajatengkol sesudah TMA. Jadi,

penyalaan yang baik bergantung pada kecepatanperambatan nyala, jarak

perambatan nyala maksimum, dan kecepatan porosengkol. (Arismunandar,

2005:68).Bila pengapian terjadi terlalu awal (sudut pengapian terlalu besar), maka

gassisa yang belum terbakar, terpengaruh oleh pembakaran yang masih berlaku

danpemampatan yang masih berjalan, akan terbakar sendiri. Ini berarti kerugian

daya.

Menurut Soenarta dan Furuhuma (1995:26),pada pembakaran sempurna

setelahpenyalaan dimulai, api menjalar dari busi dan ke seluruh arah dalam waktu

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

14

yangsebanding, dengan 20 derajat sudut engkol atau lebih untuk membakar

campuransampai mencapai tekanan maksimum. Kecepatan api kurang dari 10-30

m/detik.Bila pengapian terjadi terlalu lambat, beberapa pukulan berkurang,

tetapiberarti juga menurunnya daya. Tetapi dapat dibayangkan bahwa pengapian

lambatdapat mengakibatkan terbakar sendiri, walaupun dalam praktek hal ini

hampertidak pernah terjadi.Bila pengapian terlambat, jadi ruang di atas piston

pada akhirpembakaran sudah membesar bahwa sebagian kecil dari kalor berubah

menjaditekanan.Akibatnya adalah sisa kalor dalam jumlah besar tertinggal di

dalammotor. Bukan hanya disebabkan oleh pembebanan termis dari beberapa

bagian, seperti katupnya menjadi terlalu panas, tetapi disebabakan oleh suhu yang

tinggi akan terlampaui batas terbakar sendiri. Waktu pengapian yang dimajukan

yaitu sudut pengapian maju beberapa derajat sebelum TMA ketika percikan busi

menyalakan campuranbahan bakar di dalam ruang bakar selama langkah

kompresi. Waktu pengapian yang mundur dapat didefinisikan sebagai merubah

sudut pengapian sehingga campuran bahan bakar dan udara terjadi lebih lambat

dari waktu yang ditentukan oleh pabrik.

4. Sistem Pengapian CDI

Sistem pengapian CDI merupakan salah satu jenis dari sistem

pengapianelektronik. Sistem Pengapian CDI merupakan salah satu sistem

pengapian yangpaling terkenal digunakan pada sepeda motor saat ini. Sistem

pengapian CDIterbukti lebih banyak keunggulan dibanding sistem pengapian

konvensional(menggunakan platina).

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

15

Tegangan pengapian yang dikeluarkan oleh sistem pengapian CDI bisa

mencapai kurang lebih 35.000 volt, sehingga dalam waktu proses

pembakarancampuran bahan bakar dapat terbakar lebih sempurna dibandingkan

dengan yangmenggunakan sistem pengapian konvensional. Pada sistem pengapian

CDI tidakmemerlukan perawatan dan penyetelan seperti yang menggunakan

systempengapian konvensional, karena peran platina telah digantikan oleh oleh

thyristorsebagai saklar elektronik dan pulser coil atau pick-up coil (koil pulsa

generator)yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang-

kadangpulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator,

kadang-kadang dipasang secara terpisah).

Gambar 2.2 Sistem Pengapian CDI (Hidayat 2012 : 161)

Menurut Hidayat (2012:162-163) Prinsip Kerja CDI adalah:

a. Tegangan aki 12 volt yang masuk ke dalam regulator di dalam CDI untuk

distabilkan dan diumpan ke dalam travo step up

b. Tegangan yang masuk ke dalam travo dinaikkan menjadi 300 volt

dengansistem switching yang dilakukan oleh model PWM kontrol (Pluse

WideModulation).

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

16

c. Tegangan keluaran travo disearahkan oleh diode dan keluaran

menjaditegangan DC. Kemudian digunakan untuk mengisi kapasitor dan

siapuntuk dipicu koil.

d. Mikro komputer memberi perintah SCR untuk pembuangan muatankapasitor

(capasitor discharge) dengan tegangan 300 volt.

e. Muatan kapasitor dibuang melalui ignition koil dan diperbesar oleh

koilmenjadi 35.000 volt.

f. Saat mikro komputer menentukan waktu pembuangan kapasitor itulahyang

disebut timing pengapian

5. Sistem Pengapian CDI-DC

Sistem pengapian CDI-DC menggunakan arus yang bersumber daribaterai,

berbeda dengan CDI-AC yang bersumber dari source coil (koilpengisi/sumber).

Prinsip dasar CDI-DC (Direct Current) adalah sepertigambar di bawah ini:

Gambar 2.3Prinsip Dasar CDI (Jama dan Wagino 2008b : 213)

CDI-DC (arus Searah) pun juga memiliki beberapa kelebihan dankelemahan:

1) Kelebihan CDI-DC

a. Arus tegangan bersumber dari Aki sehingga stabil.

b. Spull jarang mati

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

17

c. Dalam putaran rendah pengapian tetap maksimal

2) Kelemahan CDI-DC

a. Jika aki lemah maka dapat menyebabkan kerusakan pada CDI

b. Sensitif terhadap konsleting

c. Harga relatif lebih mahal dari pada CDI-AC

Jenis sepeda motor yang menggunakan sistem pengapian CDI AC adalah:

Honda Sonic 125, Karisma, Supra 125, Megapro, Gl-Pro, Beat, Spacy,Suzuki

Shogun 110, Shogun 125, Smash, Satria F, Yamaha Vega,Jupiter Z,Jupiter,

Scorpio Z, Mio dan lain-lain.

Gambar 2.4SirkuitSistem Pengapian CDI dengan arus DC

(Jama dan Wagino 2008b : 214)

Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC menurut Jama

danWagino (2008b: 214-215) adalah: Pada saat kunci kontak di ON-kan, arusakan

mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akanmengalir ke

kumparan penguat arus dalam CDI yang meningkatkantegangan dari baterai (12

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

18

Volt DC menjadi 220 Volt AC). Selanjutnya, arusdisearahkan melalui dioda dan

kemudian dialirkan ke kondensor untukdisimpan sementara. Akibat putaran

mesin, koil pulsa menghasilkan arusyang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga

memicu kondensor/kapasitoruntuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil

pengapian. Pada saatterjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer

koilpengapian, maka timbul tegangan induksi pada kedua kumparan

yaitukumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan

bungaapi pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar

danudara.

6. CDI Limiter dan Unlimiter

Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) selain ACdan DC

juga dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. CDI limiter (dibatasi)

Contoh : CDI bawaan pabrik pada saat ini

b. CDI unlimiter (tidak dibatasi)

Contoh : CDI BRT Powermax Dualband

1) CDI Limiter

CDI limiter ini merupakan CDI yang diberikan dari bawaanpabrik yang

memproduksi sepeda motor tersebut, salah satunya sepertiyang digunakan oleh

sepeda motor Honda Beat 110 cc . CDIlimiter adalah CDI yang dibatasi

pengapianya pada rpm tertentu,biasanya CDI limiter dibatasi pada putaran kurang

lebih 9000 rpm.Apabila saat sepeda motor melaju kencang dan putaran mesin

telahmencapai batasan pada CDI limiter maka secara otomatis tenagamesin akan

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

19

diturunkan oleh CDI sehingga tenaga pun akan menurun(drop) dan konsumsi

bahan bakar akan terbuang sia-sia. Hal inidikarenakan di dalam rangkaian

elektronik dioda terdapat dioda zeneryang fungsinya untuk membatasi putaran

mesin sepeda motortersebut.

2) CDI Unlimiter

CDI unlimiter merupakan CDI yang biasanya dipakai olehmotor balap

karena pada CDI unlimiter terdapat dioda zener yangtegangan tembusnya

(breakdown voltage) lebih besar dari pada yangdigunakan pada CDI limiter. CDI

unlimiter adalah CDI yangsebenarnya kerjanya tetap terdapat batasan pada

putarannya, namunbatasan tersebut lebih tinggi kurang lebih pada putaran 20.000

rpm daripada karena di dalam CDI limiter kurang lebih 9000 rpm

tergantungspesifikasi motor. CDI unlimiter ini dibuat dengan maksud

untukmemperoleh tenaga maksimal dari sebuah mesin, tanpa adanyahambatan

dari limiter.

7. Busi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Machmud dan Irawan (2011)

yang berjudul Dampak Kerenggangan Celah Elektrode Busi Terhadap Kinerja

Motor Bensin 4 Tak, komponen yang memegang peran penting dalam proses

pembakaran pada motor bensin adalah busi (spark plug). Busi ini dipasang di atas

silinder pada mesin pembakaran dalam. Pada bagian tengah busi terdapat

elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke lilitan penyala (ignition coil) di luar

busi dan dengan ground pada bagian bawah busi.

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

20

Busi ini berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik dengan

menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil. Bunga api

tersebut kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara

yang dikompresikan di dalam silinder.

Busi terdiri dari beberapa bagian seperti elektrode positif, elektrode

negatif, insulator/isolator dan terminal busi.Proses terjadinya percikan bunga api

listrik pada busi dapat digambarkan sebagai berikut : busi tersambung ke tegangan

yang besamya sampai 20.000 Volt yang dihasilkan oleh lilitan penyala (ignition

coil). Elektron yang terdorong masuk dari lilitan menghasilkan beda tegangan

antara elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian camping. Arus tidak

dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator,

namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda

tersebut berubah.

Ionisasi adalah pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik dari gas

yang ada dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah

ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalimya elektron, suhu di

celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini

membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil.

Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.

Celah busi diukur antara jarak elektrode positip dan elektrode negatip dan

ukuran celah pada busi akan mempengaruhi resistensi listrik pada busi tersebut.

Selain dipengaruhi oleh ukuran celah busi, resistensi listrik juga dipengaruhi oleh

kompresi campuran bahan bakar dan udara. Celah ini sangat menentukan

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

21

intensitas letusan bunga api listrik. Bila arus bertegangan tinggi mengalir dari

koil, maka antara kedua elektroda busi terjadi tegangan yang tinggi sehingga

terjadilah loncatan bunga api.

Busi mempunyai jarak antara elektroda positip dan negatip dimana

semakin besar jarak elektroda positip dan elektroda negatip, maka main besar pula

perbedaan tegangan yangdiperlukan untuk memperoleh intensitas api listrik yang

sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa intensitas bunga api listrik ditentukan oleh

celah busi, namun untuk mencapai intensitas bunga api listrik yang sama dengan

celah busi yang besar diperlukan juga tegangan listrik yang tinggi. Umumnya

pada sistem penyalaan disediakan tegangan yang diperlukan untuk menjamin agar

selalu terjadi loncatan api listrik di dalam segala keadaan, yaitu antara 10.000 -

20.000 volt. Oleh karenanya, untuk mencapai loncatan api listrik yang baik maka

ukuran celah busi yang dipakai oleh motor perlu dibatasi dan biasanya ditetapkan

menurut standar teknik masing-masing spesifikasi motor tersebut dan alat yang

digunakan untuk mengukur kerenggangan celah elektrode busi adalah feeler

gauge.

a. Busi Standar

Busi standar, merupakan busi bawaan motor dari pabrikan. Bahan ujung

elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak

pemakaian busi standar bisa mencapai 20 ribu km, ketika kondisi pembakaran

normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain, seperti oli mesin dan konsumsi BBM

yang berlebihan.

b. Busi Iridium

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

22

Busi Iridium ialah busi generasi baru dengan ujung elektroda positif

berdiameter 0,7 mm untuk pemakaian standar dengan umur pemakaian lebih

panjang. Sedangkan diameter 0,4 mm merupakan yang terkecil di dunia dipakai

untuk kecepatan tinggi atau balapan. Pabrikan busi telah menstandarkan busi

iridium dengan kondisi motor dan karakter motor serta pemakaiannya. Bahan

ujung inti elektroda yang digunakan adalah campuran iridium dan rhodium

(iridium alloy) hasil pengembangan teknologi Denso Jepang dengan titik lebur

yang sangat tinggi. Busi IR dirancang memerlukan tegangan kerja yang kecil,

sehingga tidak perlu mengganti dengan yang lain. Dengan ujung meruncing 0,4

mm, api yang dihasilkan akan terfokus pada satu titik dan lebih stabil. Berbeda

dengan busi 0,7 mm yang percikan apinya akan memutar. Jadi dengan busi

iridium akan didapatkan pembakaran yang sempurna. (Hidayat 2012 : 152-153)

8. Bahan Bakar Bensin

Bensin adalah persenyawaan jenuh dari hidrokarbon yang diolah dari

minyak bumi.Kualitas bensin dinyatakan dengan angka oktan atau octane number

(Supraptono, 2004: 14).

Bensin mengandung hidrokarbon hasil sulingan dari produksi minyak

mentah.Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, umumnya

bahan bakar ini dipergunakan untuk mesin dengan pengapian busi.

Sifat yang dimiliki bensin antara lain : (1) Mudah menguap pada

temperatur normal, (2) Titik nyala rendah (-10º sampai -15º C), (3)

Berat jenis rendah (0,60 s/d 0,78), (4) Dapat melarutkan oli dan karet,

(5) Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 s/d 10,500 kcal/kg),

dan (6) Setelah dibakar sedikit meninggalkan karbon. (Supraptono,

2004: 19).

Angka oktan atau disebut juga dengan bilangan oktan adalah suatu

bilangan yang menunjukkan kemampuan bertahan suatu bahan bakar terhadap

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

23

detonasi (Suyanto, 1989: 133). Penggunaan bahan bakar dengan oktan yang lebih

tinggi memungkinan untuk terjadinya detonasi dapat terhindari, maka campuran

bahan bakar dan udara yang dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik

sehingga tenaga motor akan lebih besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih

irit.

Ada beberapa jenisnya bahan bakar bensin, yaitu : premium, pertamax dan

pertamax plus. Masing-masing jenis bahan bakar ini memiliki angka oktan yang

berbeda-beda.Angka oktan pada suatu bahan bakar biasanya diwakili oleh ON

(Octane Number).

a. Premium.

Premium merupakanbahan bakar jenis bensin produk Pertamina yang

berwarna kuning dan bernilai oktan 88. Bensin premium biasanya digunakan pada

mesin motor dengan perbandingan kompresi 7:1 sampai dengan 9:1, namun tidak

baik jika digunakan pada motor bensin dengan kompresi tinggi karena dapat

menyebabkan detonasi. Detonasi disebabkan oleh angka oktan yang rendah dan

jika dipakai terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada komponen sepeda

motor. Menurut peraturan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas)

No.3674.K/24/DJM/2006, tanggal 17Maret 2006 tentang spesifikasi bahan bakar

minyak jenis bensin 88 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1.Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 88menurut Ditjen Migas.

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan

RON 88 - RON

MON 80 - MON

Nilai kalor 43031 - kj/kg

Destilasi

10% vol.penguapan - 74 °C

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

24

50% vol.penguapan 88 125 °C

90% vol.penguapan 130 180 °C

Titik didih akhir - 215 °C

Berat jenis pada suhu 15° C 715 780 kg/m3

b. Pertamax

Pertamax merupakan bahan bakar jenis bensin produk Pertamina yang

berwarna biru tua dan bernilai oktan 92. Bensin pertamax dianjurkan untuk

kendaraan bahan bakar bensin yang mempunyai perbandingan kompresi 9:1

sampai dengan 10:1. Menurut peraturan Direktorat Jendral Minyak dan Gas

(Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006, tanggal 17Maret 2006 tentang

spesifikasi bahan bakar minyak jenis bensin 92 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1.Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 92menurut Ditjen Migas.

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan

RON 92 - RON

MON 82 - MON

Nilai kalor 43848 - kj/kg

Destilasi

10% vol.penguapan - 70 °C

50% vol.penguapan 77 110 °C

90% vol.penguapan 130 180 °C

Titik didih akhir - 215 °C

Berat jenis pada suhu 15° C 715 770 kg/m3

c. Pertamax plus

Pertamax plus merupakan bahan bakar jenis bensin produk Pertamina yang

berwarna merah dan bernilai oktan 95.Bensin pertamax plus dianjurkan untuk

kendaraan bahan bakar bensin yang mempunyai perbandingan kompresi 10:1

sampai dengan 11:1. Menurut peraturan Direktorat Jendral Minyak dan Gas

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

25

(Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006, tanggal 17 Maret 2006 tentang

spesifikasi bahan bakar minyak jenis bensin 95 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1.Batasan sifat bahan bakar bensin jenis 95 menurut Ditjen Migas.

Karakteristik Batasan

Min Max Satuan RON 95 - RON

MON 82 - MON

Nilai kalor 43848 - kj/kg

Destilasi

10% vol.penguapan - 70 °C

50% vol.penguapan 77 110 °C

90% vol.penguapan 130 180 °C

Titik didih akhir - 205 °C

Berat jenis pada suhu 15° C 715 770 kg/m3

9. Sifat-sifat Fisik Bahan Bakar

Sifat-sifat fisik bahan bakar menurut Supraptono (2004: 26-28) yang perlu

diketahui adalah sebagai berikut :

a. Berat Jenis

Berat jenis adalah suatu perbandingan berat dari bahan bakar

minyak dengan berat dari air dengan volume yang sama dan suhu

yang sama pula. Bahan bakar minyak umunya memiliki berat

jenis antara 0,82-0,96.

b. Viskositas

Viskositas adalah suatu ukuran dari besar perlawanan zat cair

untuk mengalir.

c. Nilai Kalor

Nilai kalor adalah jumlah panas yang dihasilkan jika 1 kg bahan

bakar terbakar secara sempurna.

d. Titik Didih

Titik didih minyak berbeda-beda sesuai dengan grafitasinya. Untuk

wilayah dengan grafitasi API-nya rendah, maka titik didihnya tinggi

karena mempunyai berat jenis yang tinggi.Sedangkan untuk grafitasiya

API-nya tinggi maka titik didihnya rendah.

e. Titik Nyala

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

26

Titik nyala adalah suhu terendah dari bahan bakar minyak yang

dapat menimbulkan nyala api dalam sekejap apabila pada

permukaan bahan bakar tersebut dipercikan api.

10. Proses Pembakaran

Pembakaran adalah persenyawaan secara kimia dari unsur-unsur bahan

bakar dengan zat asam yang kemudian menghasilkan panas dan disebut dengan

heat energy (Supraptono, 2004: 36). Menurut Jamadan Wagino (2008a: 60) syarat

terjadinya pembakaran yang baik pada suatu motor adalah :

a. Adanya tekanan kompresi yang cukup.

b. Campuran bahan bakar dan udara yang cukup.

c. Suhu yang cukup tinggi untuk pembakaran.

Pembakaran diawali dengan loncatan bunga api dari busi pada akhir

langkah kompresi. Loncatan bunga api terjadi sebelum torak mencapai titik mati

atas (TMA) sewaktu langkah kompresi, dan biasanya dinyatakan dalam derajat

sudut engkol sebelum torak mencapai TMA (Soenarto dan Furuhama, 1995: 26).

Proses pembakaran yang baik adalah proses pembakaran dimana

campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan habis terbakar seluruhnya.

Ada dua kemungkinan yang terjadi pada pembakaran motor bensin yaitu :

1. Pembakaran normal

Pembakaran normal terjadi apabila bahan bakar dapat terbakar seluruhnya

pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam

motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi beberapa

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

27

derajat sebelum TMA, kemudian api membakar gas bakar yang berada di

sekitarnya sampai semua partikelnya terbakar habis. Energi panas yang timbul

menyebabkan tekanan dan temperatur naik secara mendadak, sehingga piston

terdorong bergerak menuju TMB.

2. Pembakaran tidak normal

Pembakaran tidak normal terjadi apabila bahan bakar terbakar terlebih

dahulu sebelum saat yang ditentukan. Pembakaran tidak normal ini menimbulkan

ledakan yang menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan (knocking

noise) yang memungkinkan timbulnya gangguan pada proses pembakaran pada

motor bensin. Detonasi terjadi apabila bahan bakar terbakar sebelum penyalaan

percikan api dari busi karena tekanan dan temperatur pada mesin yang sangat

tinggi, sehingga menjadikan suhu di ruang bakar ikut naik dan membuat bahan

bakar mudah sekali untuk terbakar. Detonasi yang berulang-ulang dalam jangka

waktu yang panjang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin

sepeda motor. Detonasi pada motor bensin sangat merugikan karena hal ini dapat

mengurangi daya dan efisiensi panas yang akan berdampak menurunkan performa

mesin.

Sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan

dalam sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol.

Berikut adalah gambar dari grafik tingkatan pembakaran :

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

28

Gambar 2.5Diagram pembakaran motor bensin(Suyanto, 1989:253).

Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi

tigaperiode yang terpisah. Menurut Suyanto, (1989:253-254) Periode-periode

tersebut adalah :

1. Keterlambatan Pembakaran (Delay Period)

Periode keterlambatan pembakaran dimulai dari titik (1-2) yaitu mulai

memerciknya busi. Keterlambatan pembakaran ini disebabkan

perlunya waktu untuk memulai reaksi antara bahan bakar dan oksigen.

2. Penyebaran api

Periode penyebaran api ditunjukkan pada titik (2-3) adalah saat

dimana pembakaran dimulai dan penyebaran apinya dilanjutkan

keseluruh bagian silinder. Pada fase ini tekanan dalam silinder akan

naik dengan drastis.Naiknya tekanan di dalam silinder dikarenakan

selain langkah kompresi juga akibat dari pembakaran.

3. Puncak pembakaran (pembakaran akhir)

Puncak pembakaran akhir pada proses pembakaran dimulai pada

titik(3-4) Tekanan pembakaran puncak terjadi pada titik fase ini.

Tekanan pembakaran terjadi beberapa saat setelah torak melewati

TMA, kira-kira sepuluh derajat setelah TMA. Hal ini dibuat

demikian agar tenaga yang dihasilkan oleh motor akibat

pembakaran ini maksimum mendorong torak.

11. Perhitungan Peforma Motor

Parameter yang digunakan dalam perhitungan unjuk kerja motor antara

lain : torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC).

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

29

a. Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja.Besaran

torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang

dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya (Raharjo dan Karnowo, 2008:

98).Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam N.m (Newton meter).Adapun

perumusannya adalah sebagai berikut :

T = F x b

Dengan T = torsi (N.m)

F = gaya (N)

b = jarak benda ke pusat rotasi (m)

b. Daya

Menurut Arends dan Berenschot (1980: 18) daya adalah besarnya kerja

motor persatuan waktu. Satuan daya yaitu hp (horse power). Torsi pada sepeda

motor dapat diukur dengan menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk

menghitung daya poros dapat diketahui dengan menggunakan rumus :

Ne = T x ω

Dengan Ne = daya poros Nm/s (Watt)

T = torsi (N.m)

ω = kecepatan sudut putar (rpm)

(Raharjo dan Karnowo, 2008:111)

c. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

30

Konsumsi bahan bakar spesifik atau specific fuel consumption (SFC)

adalah jumlah bahan bakar per waktunya untuk menghasilkan daya sebesar 1 HP.

Jadi SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar (Raharjo dan Karnowo,

2008 : 115)

SFC = M f / Ne……………………………………………. 3

M f = v x ρ bahan bakar / t ……………………….……… 4

Dimana =

SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/jam.KW)

M f = jumlah bahan bakar persatuan waktu (kg/jam)

v = volume bahan bakar yang digunakan

ρ = berat jenis bahan bakar yang digunakan

t = waktu yang diperlukan untuk konsumsi bahan bakar

Ne = daya yang dihasilkan (KW)

12. Chasis Dynamometer

Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tenaga,

gaya puntir (torsi) yang dihasilkan oleh mesin. Prinsip kerja alat ini adalah dengan

memberi beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai mendekati nol

rpm, beban maksimum yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama

dengan gaya putar poros mesin (Raharjo dan Karnowo, 2008:98-99). Pada tipe

Chasis dynamometer pengetesan menggunakan mesin dan seluruh sasis kendaran

dalam keadaan lengkap terpasang.

B. Kerangka Pikir Penelitian

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

31

C. Hipotesis

1. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium dan busi standar dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

2. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax dan busi standar dengan kondisi

penggunaan CDI Standar dan CDI racing.

3. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

4. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar premium dan busi iridium dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

32

5. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax dan busi iridium dengan kondisi

penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

6. Ada perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan sepeda motor yang

menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

7. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar premium dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

8. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar pertamax dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI Standar dan CDI racing.

9. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi standar dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

10. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar premium dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing

11. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar pertamax dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

33

12. Ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan sepeda motor

yang menggunakan bahan bakar pertamax plus dan busi iridium dengan

kondisi penggunaan CDI standar dan CDI Racing.

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan pada Honda Beat 110 cc pada sistem

pengapian CDI standar, CDI racing, busi standar, dan busi iridium yang

menggunakan bahan bakar premium, pertamax, dan pertamax plusdapat

disimpulkan bahwa :

1. Daya yang dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI racing

kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan bahan bakar premium

menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi sistem pengapian sebesar

6,11 kW pada rpm 5000, sedangkan daya yang dihasilkan pada sistem

pengapian yang menggunakan CDI racing kurva 1 dan busi iridium dengan

penggunaan bahan bakar premium menunjukkan terendah dari masing -

masing variasi sistem pengapian sebesar 4,40 kW pada rpm 8000.

2. Torsi yang dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI racing

kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan bahan bakar premium

menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi sistem pengapian sebesar

11,63 Nm pada rpm 5000, sedangkan torsi yang dihasilkan pada sistem

pengapian yang menggunakan CDI racing kurva 1 dan busi iridium dengan

penggunaan bahan bakar premium menunjukkan terendah dari masing -

masing variasi sistem pengapian sebesar 5,22 Nm pada rpm 8000.

3. Konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada sistem pengapian yang

menggunakan CDI standar dan busi iridium dengan penggunaan bahan bakar

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

72

pertamax menunjukkan tertinggi dari masing - masing variasi sistem

pengapian sebesar 0.099 kg/jam pada rpm 8000, sedangkan konsumsi bahan

bakar yang dihasilkan pada sistem pengapian yang menggunakan CDI racing

kurva 2 dan busi standar dengan penggunaan bahan bakar pertamax

menunjukkan terendah dari masing - masing variasi sistem pengapian sebesar

0.044 kg/jam pada rpm 5000.

B. Saran Pemanfaatan Hasil Penelitian

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sistem pengapian

(CDI standar dan racing, busi standar dan iridium) terhadap emisi gas buang

pada sepeda motor yang memakai bahan bakar premium, pertamax, dan

pertamax plus.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh berbagai sistem

pengapian (CDI dan busi) pada sepeda motor terhadap performa dan emisi

gas buang yang memakai bahan bakar premium, pertalite, pertamax, dan

pertamax plus.

3. Penelitian lebih lanjut diharapkan menggunakan sepeda motor yang masih

memiliki peforma maksimal, sehingga diharapkan didapatkan hasil penelitian

yang relevan.

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

73

DAFTAR PUSTAKA

Arends, BPM dan H. Berenschot. 1980. Motor Bensin. Jakarta : Erlangga

Arismunandar, Wiranto. 2002. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung:

ITB.

Astra Honda Motor . Buku Pedoman Reparasi Honda Beat.

Haryono, G. 1989. Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar. Semarang: Aneka

Ilmu

Hidayat, Wahyu. 2012. Motor Bensin Modern. Jakarta: Rineka Cipta

Jama, Jalius dan Wagino.2008a. Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Jama, Jalius dan Wagino. 2008b. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi. Nomor :

3674K/24/DJM/2006. tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan

Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di dalam Negeri.

Machmud, Syachril dan Yokie Gendro Irawan.2011.Dampak Kerenggangan

Celah Elektrode Busi terhadap Kinerja Motor Bensin 4 Tak.Jurnal

TeknikVol.1 No.2.

Machmud, Syachril, Untoro Budi Surono dan Leydon Sitorus.2013. Pengaruh

Variasi Unjuk Derajat Pengapian terhadap Kerja Mesin.Jurnal TeknikVol.3

No.1 Hal, 58-64.

Raharjo, Winarno Dwi dan Karnowo. 2008. Mesin Konversi Energi. Universitas

Negeri Semarang : Semarang.

Rajagukguk, Jenniria. 2012. Analisis Performa Mesin Bensin dengan Pengujian

Angka Oktan Berbeda. Jurnal Teknokris. 10/1: 4-11

Supraptono.2004. Bahan Bakar dan Pelumas. Buku Ajar.Jurusan TeknikMesin

UNNES :Semarang.

Suyanto, Wardan. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta :DirektoratJendral

Pendidikan Tinggi.

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING …lib.unnes.ac.id/27536/1/5201411037.pdf · Effect Of The Use Of CDI Standards and CDI Racing with Variation Fuel Of Premium 88, Pertamax

74

Soenarta, Nakoela dan Sochi Furuhama. 1995. Motor Serba Guna. Jakarta :

Pradnya Paramita.