pengaruh pemakaian cdi standar dan cdi bintang …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan...

49
i PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG RACING TEAM (BRT)HYPERBAND TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR GLPRO 145CC SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif oleh Agus Setiawan 5202412046 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: dothien

Post on 14-Jul-2019

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

i

PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG RACING TEAM (BRT)HYPERBAND

TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR GLPRO 145CC

SKRIPSI

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

oleh

Agus Setiawan

5202412046

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemakaian CDI Standar dan CDI Bintang Racing Team (BRT)Hyperband Terhadap Performa Mesin Sepeda Motor GLPRO 145 CC” telah

dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal 22

bulan Desember tahun 2016

Oleh

Nama : Agus Setiawan

Nim : 5202412046

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1

Panitia:

Ketua Panitia

Rusiyanto, S.Pd., M.T.

NIP. 197403211999031002

Sekretaris

Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T

NIP.196901061994031003

Penguji I

Wahyudi, S.Pd., M.Eng.

NIP.198003192005011001

Penguji II

Dr. Abdurrahman, M.Pd.

NIP.196009031985031002

Penguji III/Pembimbing

Dr. Hadromi, S.Pd., M.T.

NIP.196908071994031004

Mengetahui:

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Nur Qudus, M.T.

NIP. 196911301994031001

Page 3: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Agus Setiawan

Nim : 5202412046

Program studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1

Fakultas : Teknik Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Pemakaian CDI

Standar dan CDI Bintang Racing Team (BRT)Hyperband Terhadap Performa

Mesin Sepeda Motor GLPRO 145 CC” ini merupakan hasil karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan

tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 25 Januari 2017

Yang membuat pernyataan

Agus Setiawan

NIM. 5202412046

Page 4: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

iv

ABSTRAK

Setiawan, Agus. 2016. Pengaruh Pemakaian CDI Standar dan CDI Bintang Racing Team (BRT)Hyperband Terhadap Performa Mesin Sepeda Motor GLPRO

145 CC. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang. Dr. Hadromi, S.Pd., M.T.

Kata Kunci: CDI standar, CDI hyperband, performa mesin

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan CDI

racing tipe hyperband terhadap daya, torsi,dankonsumsi bahan bakar spesifik

pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan statistik

deskriptif.Obyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sepeda motor Honda

GLPRO 145 CC dengan CDI standar dan CDI hyperband.Tempat penelitian

dilakukan di Bengkel Hyperspeed Semarang. Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data yaitu dengan melakukan eksperimen melalui pengujian

terhadap obyek yang akan diteliti dan mencatat data-data yang diperlukan.

Prosedur pengujian dalam pengambilan data dilakukan pada putaran 5000, 7000,

9000 RPM.Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yaitu

mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.Data-data yang dihasilkan yaitu meliputi besarnya daya, torsi dan

konsumsi bahan bakar kemudian diolah menjadi konsusi bahan bakar spesifik.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan performa mesin dengan

penggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC.

Peningkatan daya mencapai 51,31% pada putaran mesin 5000 RPM. Peningkatan

torsi mencapai 52,42 % pada putaran mesin 5000 RPM. Konsumsi bahan bakar

spesifik rata-rata terendah dicapai pada putaran mesin 7000 RPM yaitu mencapai

43,03 %.

Saran kepada pengguna sepeda motor Honda GLPRO 145 cc hendaknya

menggunakan CDI hyperband jika menginginkan performa mesin lebih

optimal.Peneliti lanjutan disarankan untuk menemukan kandungan emisi antara

penggunaan CDI standar dan CDI hyperbandpada proses pembakaran yang

sempurna.

Page 5: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

v

PRAKATA

Puja dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Pemakaian CDI Standar dan CDI Bintang Racing Team

(BRT)Hyperband Terhadap Performa Mesin Sepeda Motor GLPRO 145 CC”.

Skripsi ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. FathurRokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin.

4. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan

Teknik Otomotif S1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

5. Dr. Hadromi, S.Pd., M.T.,Dosen pembimbing.

6. Wahyudi, S.Pd., M.Eng Dosen penguji I yang telah memberikan saran

perbaikan dalam penyusunan skripsi.

7. Dr. Abdurrahman, M.Pd Dosen penguji II yang telah memberikan saran

perbaikan dalam penyusunan skripsi.

8. Teman-teman PTO 2012

9. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan doa dan semangat.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi

ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menggugah semangat

Page 6: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

vi

pembaca untuk melakukan pengembangan dan penelitian lain guna menciptakan

pendidikan yang bermutu.

Semarang, 25 Januari 2017

penulis

Page 7: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

PRAKATA ............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6

A. Kajian Teori ................................................................................................. 6

1. Motor Bakar ............................................................................................. 6

2. Sistem Pengapian ..................................................................................... 7

3. Proses Pembakaran ................................................................................. 24

4. Performa Mesin ...................................................................................... 30

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 32

C. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 35

D. Hipotesis ..................................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36

A. Bahan Penelitian......................................................................................... 36

B. Alat dan Skema Penelitian ......................................................................... 37

C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 40

1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 40

2. Proses Penelitian ..................................................................................... 41

3. Data Penelitian ....................................................................................... 44

Page 8: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

viii

4. Analisis data ............................................................................................... 45

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 48

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

B. Pembahasan ................................................................................................ 51

1) Uji Daya ................................................................................................. 51

2) Uji Torsi ................................................................................................. 53

3) Uji Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ...................................................... 54

C. Keterbatasan ............................................................................................... 55

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 57

A. Simpulan .................................................................................................... 57

B. Saran ........................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

LAMPIRAN ......................................................................................................... 60

Page 9: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data Tegangan Output Koil ............................................................................ 44

3.2 Lembar Pengambilan Data Penelitian Daya ................................................... 44

3.3 Lembar Pengambilan Data Penelitian Torsi ................................................... 44

3.4 Lembar Pengambilan Data Penelitian Konsumsi Bahan Bakar. ..................... 45

3.5 Data Penelitian Rata-rata Daya ....................................................................... 46

3.6 Data Penelitian Rata-rata Torsi ....................................................................... 46

3.7 Data Penelitian Rata-rata Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ........................... 47

4.1. Data Tegangan Output Koil ........................................................................... 48

4.2 Data Daya ........................................................................................................ 70

4.3 Data Torsi ........................................................................................................ 70

4.4 Data Konsumsi Bahan Bakar .......................................................................... 70

4.5 Perbandingan Daya Rata-rata Motor yang Menggunakan

CDI Standar dan CDI Hyperband .................................................................. 49

4.6 Perbandingan Torsi Rata-rata Motor yang Menggunakan

CDI Standar dan CDI Hyperband .................................................................. 49

4.7 Perbandingan Konsumsi Bahan Spesifik (Sfc) Bakar Rata-rata

Motor yang Menggunakan CDI Standar dan CDI Racing Hyperband. ......... 50

Page 10: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Alternator ....................................................................................................... 12

2.2. Kunci Kontak Pengapian AC-CDI ................................................................. 13

2.3. Koil Pengapian ............................................................................................... 14

2. 4. Rangkaian Primer Ketika Platina Terbuka .................................................... 15

2.5. Rangkaian Primer Ketika Platina Tertutup .................................................... 15

2.6. Terjadinya Tegangan Pada Kumparan Sekunder ........................................... 16

2.7. Basic Circuit AC-CDI .................................................................................... 17

2.8. Prinsip Kerja Pick Up Coil ............................................................................ 18

2.9. Skema Sistem Pengapian AC-CDI ................................................................ 19

2.10. Posisi Saat Pengapian .................................................................................. 22

2.11. CDI BRT Hyperband Powermax AC .......................................................... 24

2.12. Proses Pembakaran Motor 4 Langkah.......................................................... 25

2.13. Osilogram Tegangan Pengapian ................................................................. 27

2.14. Tiga Fase Pembakaran Motor Bensin .......................................................... 29

2.15.Kurva Timing Pengapian .............................................................................. 30

2.16. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................ 35

3.1. Skema Instalasi Pengujian Performa Mesin ................................................... 39

3.2. Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 40

4.1. Grafik Perbandingan Daya Rata-rata Motor yang Menggunakan

CDI Standar dan CDI Hyperband .................................................................. 49

4.2. Grafik Perbandingan Torsi Rata-rata Motor yang Menggunakan

CDI Standar dan CDI Hyperband .................................................................. 50

4.3. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) Rata-rata

Motor yang Menggunakan CDI Standar dan CDI Hyperband ...................... 51

Page 11: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ...................................................................... 60

2. Surat Tugas Penguji Seminar Seminar Proposal ............................................... 61

3. Surat Ijin Penelitian di Bengkel Hyperspeed Semarang ................................... 62

4. Surat Keterangan Penelitian di PT MBG Putra Mandiri ................................... 63

5. Hasil Uji Daya dan Torsi................................................................................... 64

6. Hasil pengujian daya, torsi dan konsumsi bahan bakar .................................... 70

7. Hasil Uji Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ....................................................... 71

8. Cara penggunaan alat uji ................................................................................... 74

9. Dokumentasi ..................................................................................................... 76

Page 12: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi bidang otomotif di Indonesia sangat pesat, sejalan

dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak membutuhkan alat transportasi

untuk memenuhi kebutuhan mereka. Khususnya sepeda motor yang semakin

banyak jumlahnya. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia

mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada

2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012)

yang cuma 94,299 juta unit. Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih disumbang

oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11

persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit (Gatra, 2014).

Semakin naik jumlah sepeda motor di Indonesia, maka sejalan dengan

meningkatnya jumlah bahan bakar minyak yang dibutuhkan masyarakat namun

berbanding terbalik dengan persediaan bahan bakar di Indonesia yang semakin

menipis. Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk jangka pendek menjadi

perhatian yang serius karena terkait dengan penetapan kuota BBM bersubsidi

setiap tahunnya. Diprakirakan penggunaan BBM akan meningkat dari 72,9 juta kl

pada tahun 2015 menjadi 90,0 juta kl pada tahun 2019 atau rata-rata sebesar 5,4%

per tahun. Baik skenario dasar maupun skenario tinggi perbedaan volume

penggunaan BBM tidak terlalu besar.Pangsa terbesar penggunaan BBM adalah

bensin sebesar 45% dari total penggunaan BBM, diikuti oleh penggunaan minyak

solar (36%) dan avgas/avtur (11%). Penggunaan bensin dan minyak solar masih

sangat dominan karena jumlah mobil dan sepeda motor yang membutuhkan bahan

Page 13: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

2

bakar tersebut sangat banyak. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan

substitusi penggunaan bensin dan solar tersebut (Sugiyono et al., 2014).

Seiring dengan meningkatnya teknologi pada sepeda motor perkembangan

performa semakin meningkat dibandingkan sepeda motor buatan tahun lama.

Maka banyak pengguna sepeda motor tahun lama yang menginginkan performa

mesin meningkat. Mekanik otomotif dituntut untuk berfikir kreatif dalam

memodifikasi sepeda motor terutama untuk meningkatkan performa mesin.

Salah satu cara yang dilakukan mekanik untuk meningkatkan performa

mesin yaitu dengan mengoptimalkan kerja sistem pengapian. Pengoptimalan

sistem pengapian dapat dilakukan denganmengganti atau memodifikasi komponen

pengapian standar dengan komponen pengapian bertipe kompetisi sehingga

didapat pengapian yang lebih besar.

Sistem pengapian standar pada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC adalah

AC-CDI (Alternating Current-Capasitive Discharge Ignition) dirasa kurang

maksimalpada tegangan output dari koil sehingga percikan bunga apipada busi

kurang besar. Hal ini akan berpengaruh terhadap sempurnanya pembakaran yang

mana pada proses pembakaran akan menghasilkan performa mesin. Selain itu

sistem pengapian CDI juga harus dapat menyesuaikan dengan perubahan beban

dan perubahan kecepatan yang terjadi pada saat mesin bekerja.Waktu (timing)

pengapian sangat berkaitan dengan putaran mesin, pada setiap putaran mesin

membutuhkan waktu pengapian yang berbeda-beda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tirtoatmodjodan Basuki (2000:

21) dengan judul “Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah

denganPenggunaan Busi Dua Elektroda dan Busi Tiga Elektroda” dihasilkan

Page 14: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

3

Peningkatan performa pada kondisi optimaldari penggunaan busi konvensional ke

busi dua elektroda yaitu peningkatan daya kuda8%, peningkatan efisiensi thermis

2,9% danpenghematan bahan bakar 11,9%.Peningkatan performa pada kondisi

optimaldari penggunaan busi konvensional ke busitiga elektroda yaitu

peningkatan daya kuda10,6%, peningkatan efisiensi thermis 3,7%dan

penghematan bahan bakar 12,9%.Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan

peningkatan performa mesin.Jika dengan memodifikasi busi dapat meningkatkan

performa mesin bagaimana jika dilakukan penggantian CDI pada kendaraan.

Kelemahan dari CDI standar mengakibatkan performa mesin yang kurang

optimal, pada saat ini banyak pabrikan CDI yang menawarkan CDI racing (BRT

Hyperband) sebagai pengganti CDI standar. CDI Hyperbandmemiliki output

tegangan koil yang lebih besar dibandingkan CDI standar. Hal tersebut diharapkan

performa mesin sepeda motor Honda GLPRO dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas modifikasi pengapian terbukti dapat

meningkatkan performa mesin, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan berbagai

permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Semakin meningkatnya jumlah sepeda motor di Indonesia.

2. Semakin berkurangnya persediaan bahan bakar minyak di Indonesia.

3. Seiring pesatnya inovasi teknologi terbaru, performa pada mesin sepeda

motor GLPRO 145 CC dirasa kurang maksimal.

4. Kinerja CDI dirasa kurang optimal pada sistem pengapian sepeda motor

GLPRO 145 CC.

Page 15: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

4

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat mengarah tepat pada sasaran dan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian, maka penelitian ini memfokuskan masalah

dengan membatasi pada hal berikut:

1. Pengujian menggunakan CDI standar dan CDI racing yaitu tipe hyperband.

2. Pengujian yang dilakukan merupakan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar

spesifik.

D. Rumusan Masalah

1. Adakahpengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap daya dan

torsi pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

2. Adakah pengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap

konsumsi bahan bakar spesifik pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap

daya dan torsi pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap

konsumsi bahan bakar spesifik pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memberikan sumbangan positif dalam mengefisiensi konsumsi bahan bakar.

2. Mengetahui perbedaan pemakaian CDI standar dengan CDI racing

hyperband.

3. Sebagai referensi dan pertimbangan terkait penelitian pengembangan sistem

pengapian CDI atau sistem pengapian yang lebih luas.

Page 16: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

5

4. Untuk bahan pustaka di lingkungan Universitas Negeri Semarang

khususnya Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif.

Page 17: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motor Bakar

Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila

bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

adalah motor yang sumber tenaganya diperoleh dari hasil pembakaran gas di

dalam ruang bakar. Motor bensin sendiri mempunyai pengertian motor dimana

gas pembakarnya berasal dari hasil campuran antara bensin dan udara dalam suatu

perbandingan tertentu, sehingga gas terebut terbakar dengan mudah sekali di

dalam ruang bakar, apabila timbul loncatan bunga api listrik tegangan tinggi pada

elektroda busi. Alat yang mencampur bensin dan udara supaya menjadi gas pada

motor bensin ini adalah karburator (Wiratnoet al., 2012:59).

Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi

kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekanik pada poros

motor bakar, jadi daya yang berguna akan langsung dimanfaatkan sebagai

penggerak adalah daya pada poros (Raharjodan Karnowo, 2008:93). Menurut

Kiyakudan Murdhana(1994: 5) motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin

kalor yang mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis dan

pengubahan itu dilaksanakan dalam mesin itu sendiri.

Motor otto empat langkah (four stroke), motor ini juga disebut motor

campur menghisap campuran yang mudah terbakar biasanya terdiri atas bensin

dan udara pada saat terjadi langkah isap motor ini. Berlawanan dengan motor

diesel (pencampuran bahan bakar dengan udara terjadi dalam silinder pada akhir

Page 18: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

7

langkah pemampatan). Perubahan tekanan selama proses kerja terjadi dalam ruang

di atas piston (Arends dan Berenschot, 1980:6).

2. Sistem Pengapian

Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi

pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam

silinder. Sistem pengapian mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila

sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran proses

pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar akan

terganggu sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang (Nugraha,

2005:9).

Menurut Kristanto(2015:175) tiga fungsi dasar sistem pengapian pada motor

bensin: menyediakan percikan bunga api tegangan tinggi dari busi untuk

membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar, mengatur saat

pengapian sedemikian hingga tekanan maksimum silinder terjadi sesaat sesudah

torak mencapai puncak langkah kompresinya sehingga dihasilkan kinerjamotor

terbaik pada seluruh kondisi operasi, untuk memilih dengan benar silinder yang

akan dinyalakan.

Menurut Northop(1995: 92-93)syarat untuk sempurnanya sistem pengapian

adalah harus ada tegangan listrik yang tinggi, kemudian arus tegangan tinggi ini

harus loncat pada busi di dalam waktu dan posisi yang tepat dengan kedudukan

langkah torak atau pada saat akhir langkah kompresi, dan yang terahir adalah

komponen-komponen sistem pengapiannya harus kuat dan tahan lama.

Page 19: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

8

Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin dapat

bekerja dengan efisien menurut Jamadan Wagino (2008b: 165), yaitu:

a. Tekanan kompresi yang tinggi.

b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat.

c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat.

Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) menghasilkan

tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam

silinder. Pada motor bensin loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk

menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresikan oleh

torak di dalam silinder (Toyota. New Step 1 Training Manual: 6-12).

Sistem pengapian berfungsi untuk membangkitkan bunga apiyang dapat

membakar campuran bahan bakar-udara didalam silinder(Toyota. New Step 2

Training Manual: 1), oleh karena itu syarat-syarat yang harus dipenuhi, sebagai

berikut:

a. Bunga api yang kuat

Saat campuran bahan bakar-udara dikompresi di dalam silinder,maka

kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat diantara celah elektroda

busi sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan

tahanannya akan naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan

harus cukup tinggi, sehingga dapat membangkitkan bunga apiyang kuat di antara

celah elektroda busi. Terjadinya percikan bunga apiyang kuat antara lain

dipengaruhi oleh pembentukan tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem

pengapian. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga apiyang

dihasilkan bisa semakin kuat (Toyota. New Step 2 Training Manual: 1).

Page 20: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

9

b. Saat pengapianyang tepat

Saat pengapian dari campuran bahan bakar-udara adalah saat terjadinya

percikan bunga api busi beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA) pada

akhir langkah kompresi. Pengapian harus sesuai dengan kondisi kecepatan motor,

beban dan bahan bakar.Saat terjadinya percikan waktunya harus ditentukan

dengan tepat supaya dapat membakar dengan sempurna campuran bahan bakar-

udara agar dicapai energi maksimum. Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh

bunga api, maka diperlukan waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam

ruangan bakaruntuk mencapai tekanan pembakaran maksimum(Toyota. New Step

2 Training Manual: 1).

c. Ketahanan yang cukup

Sistem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang terjadi

setiap saat pada ruang mesin, harus tahan terhadap getaran, panas, atau tahan

terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh sistem pengapian itu

sendiri(Toyota.New Step 2 Training Manual: 1).

Menurut Northop (1995: 92-93) sistem pengapian yang diterapkan pada

sepeda motor ada tiga macam, yaitu sistem pengapian battery yang banyak

digunakan pada sepeda motor buatan tahun 1977 kebawah, kemudian sistem

pengapian magnet dan sistem pengapian elektronik seperti contohnya CDI

(Capasitive Discharge Ignition).

MenurutSuratman(2002: 52) Secara umum beberapa kelebihan sistem

pengapian CDI dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional, antaralain:

(1) Tidakmemerlukanpenyetelansaatpengapian,karenasaat pengapian terjadi

secara otomatis yang diatur secara elektronik. (2)

Page 21: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

10

Lebihstabil,karenatidakadaloncatanbungaapisepertiyangterjadi pada breaker

point(platina) sistem pengapian konvensional. (3)

Mesinmudahdistart,karenatidaktergantungpada kondisi platina. (4)

UnitCDIdikemasdalamkotak plastic

yangdicetaksehinggatahanterhadapairdangoncangan. (4)

Pemeliharaanlebihmudah,karenakemungkinanauspadatitikkontakplatina tidakada.

Menurut Jama dan Wagino (2008b: 209) pada umumnya sistem CDI terdiri

dari sebuah thyristor atau sering disebut sebagai silicon-controlled rectifier

(SCR), sebuah kapasitor (kondensator), sepasang dioda, dan rangkaian tambahan

untuk mengontrol pemajuan saat pengapian. SCR merupakan komponen

elektronik yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Sedangkan kapasitor

merupakan komponen elektronik yang dapat menyimpan energi listrik dalam

jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun

kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah

beberapa saat.Dioda merupakan komponen semikonduktor yang memungkinkan

arus listrik mengalir pada satu arah (forward bias) yaitu, dari arah anoda ke

katoda, dan mencegah arus listrik mengalir pada arah yang berlawanan/sebaliknya

(reverse bias).

Menurut Nugraha(2005:36) sistem pengapian CDI merupakan sistem

pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan

pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan

muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina

(pada sistem pengapian konvensional). Sebagai pengganti kontak platina pada

sistem pengapian elektronik digunakan SCR/ Silicon Controlled Rectifier (yang

Page 22: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

11

disebut Thyristor switch). SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga

pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu:

1) Keuntungan mekanik menurut Nugraha (2005: 37):

a) Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR,

sehingga tidak terjadi keausan komponen.

b) Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek

seperti pada sistem pengapian konvensional.

c) Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan

komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakarannya

lebih sempurna.

d) Tidak sensitif terhadap air karena sistem komponen pengapian dapat

dikemas kedap air.

2) Keuntungan elektrik menurut Nugraha (2005: 37):

a) Tegangan pengapian cukup besar dan konstan,sehingga pembakaran lebih

sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.

b) Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.

Adapun kekurangan sistem pengapian elektronik menurut Nugraha (2005: 37)

adalah:

a) Apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponen di dalam unit CDI,

berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu

unit.

b) Biaya/harga penggantian CDI relatif lebih mahal.

Menurut Nugraha (2005: 38) sistem pengapian elektronik (CDI) dibagi 2:

a) Sistem pengapian magnet elektronik (AC-CDI)

Page 23: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

12

Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan

merupakan arus bolak-balik (AC).

b) Sistem pengapian baterai elektronik (DC-CDI)

Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplai oleh sistem

pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).

Menurut Nugraha (2005: 38) komponen sistem pengapian AC-CDI yaitu:

a) Sumber tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan

oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet

elektronik AC merupakan sumber tegangan AC, berupa Alternator

(kumparan pembangkit/stator dan magnet/rotor). Alternator berfungsi untuk

mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi

tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepedamotor, rotor juga berfungsi

sebagai fly wheel(Nugraha, 2005: 38).

Gambar 2.1. Alternator (Nugraha, 2005: 38)

b) Kunci kontak (ignition switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk

menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian

kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC

merupakan tipe pengendali massa(Nugraha, 2005: 39).

Page 24: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

13

Gambar 2.2. Kunci Kontak Pengapian AC-CDI (Nugraha,2005: 39)

c) Koil pengapian (ignition coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang

diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang

diperlukan untuk pengapian. Dalam koil pengapian terdapat kumparan

primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan

plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6-0,9 mm, dengan

jumlah lilitan 200-400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan

sekunder 0,05-0,08 mmdengan jumlah lilitan sebanyak 2000-15.000 kali.

Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primerdan sekunder

tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada

kumparan primer (sehingga pada kumparan primertimbul/hilang

kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder akan terinduksi

sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt(Nugraha,

2005: 40).

Page 25: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

14

Gambar 2.3. Koil Pengapian (Nugraha,2005: 40)

Prinsip pembangkitan tegangan tinggi pada koil yaitu, apabila ada dua

kumparan disusun pada satu garis dan besarnya arus yang mengalir pada

kumparan primer dirubah, maka EMF (Electro Motif Force) akan bangkit pada

kumparan sekunder dengan arah melawan perubahan garis gaya magnet pada

kumparan primer.Ini disebut mutual induction.Ignition coil membangkitkan aliran

yang bertegangan tinggi secara mutual induction yang terjadi pada saat arus

primer tiba-tiba diputuskan (Toyota.New Step 2 Training Manual: 3).

1) Prinsip kerja rangkaian primer ketika platina tertutup

Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus mengalir pada kumparan

primer. Garis gaya magnet yang dibangkitkan pada inti besi berlawanan dengan

garis gaya magnet dalam kumparan sekunder (Jama dan Wagino, 2008b: 175).

Page 26: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

15

Gambar 2.4. Rangkaian Primer Ketika Platina Terbuka

(Jama dan Wagino, 2008b: 175)

2) Prinsip kerja rangkaian primer ketika platina terbuka

Menurut Jama dan Wagino (2008b: 175), arus yang mengalir pada

rangkaian primer tidak akan segera mencapai maksimum karena adanya

perlawanan oleh induksi diri pada kumparan primer. Membutuhkan waktu agar

arus maksimum primer dapat tercapai.

Arus yang mengalir ke kumparan primer diputuskan tiba-tiba, sehingga

akan bangkit tegangan dalam kumparan primer berupa induksi diri sebesar 300-

400V, searah dengan arus yang mengalir sebelumnya. Kemudian arus ini mengalir

dan disimpan sementara dalam kondensor. Ketika platina menutup, maka muatan

yang ada pada kondensor akan mengalir ke rangkaian, sehingga arus primer

segera menjadi penuh (Jama dan Wagino, 2008b: 175).

Gambar 2.5.Rangkaian Primer Ketika Platina Tertutup

(Jama dan Wagino, 2008b: 175)

Kumparan

primer

Page 27: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

16

3) Prinsip terjadinya tegangan pada kumparan sekunder

Kumparan primer dan sekunder koil disusun pada satu garis dalam satu inti

besi dan arus yang mengalir pada kumparan primer dirubah (diputuskan),

sehingga akan bangkit tegangan pada kumparan sekunder berupa induksi sebesar

10.000V atau lebih. Arahnya berlawanan dengan garis gaya magnet pada

kumparan primer (Jama dan Wagino, 2008b: 176).

Gambar 2.6. Terjadinya Tegangan Pada Kumparan Sekunder

(Jama dan Wagino, 2008b: 176)

Pada saat kunci kontak ON, arus mengalir pada kumparan primer (demikian

juga saat kunci kontak di posisikan OFF kembali) garis gaya magnet yang telah

terbentuk tiba-tiba diputuskan dengan membuka platina, sehingga pada kumparan

sekunder terbangkit tegangan tinggi.

Besarnya arus primer yang mengalir tidak segera mencapai maksimum saat

platina menutup, karena arus tidak segera mengalir pada kumparan primer.

Adanya tahanan dalam kumparan tersebut, mengakibatkan perubahan garis gaya

magnet yang terjadi secara bertahap. Tegangan tinggi yang terjadi pada kumparan

sekunder akan berlangsung dalam waktu yang singkat.

d) Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi

sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan

Page 28: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

17

memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian

(charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian

dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus

listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi

electromagnet (Nugraha, 2005: 40).

Gambar 2.7. Basic Circuit AC-CDI (Nugraha, 2005: 41)

Prinsip kerja AC-CDI menurut Nugraha, (2005: 41) adalah sebagai berikut:

Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh sumber

tegangan (alternator) maupun oleh signal generator (pick up coil). Kapasitor

(capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator

dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di dekat

kumparan stator. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan

mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger

didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang mengalir melalui kaki

Gate (G). Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor

melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada

Page 29: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

18

Thyristor.Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui

kumparan primer koil pengapian (ignition coil) untuk menghasilkan induksi pada

kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil

pengapian.

e) Kumparan pembangkit pulsa (signal generator/pick up coil), bekerja

bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang

dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor.

Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus

listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang

dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja

pick up coil dapat dilihat pada gambar dibawah ini(Nugraha, 2005: 42).

Gambar 2.8. Prinsip Kerja Pick Up Coil (Nugraha,2005: 42)

f) Busi (spark plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi

disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi

(± 20.000 volt)(Nugraha, 2005: 43).

Page 30: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

19

Menurut Nugraha, (2005: 43) skema sistem pengapian magnet elektronik (AC-

CDI) sebagai berikut:

Gambar 2.9. Skema Sistem Pengapian AC-CDI (Nugraha,2005: 43)

Proses kerja sistem pengapian AC-CDI menurut Nugraha, (2005: 43):

a) Saat kunci kontak (Ig. switch) OFF

Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang

dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan ke massa melalui kunci

kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak

bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan (Nugraha, 2005: 43).

b) Saat kunci kontak ON

Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik

yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian. Ketika

rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik

�disearahkan diode�mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh. Pada

saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal dihasilkan oleh signal

generator (pick up coil). Arus sinyal pick up coil �Gate (G) Thyristor switch dan

mengaktifkan Thyristor. Thyristor aktif (kaki anoda ke katoda terhubung) dan

arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda (A) � Katoda (K). Hal ini

Page 31: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

20

akanmenyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan muatannya) dengan cepat

� melalui kumparan primer koil pengapian�massa koil pengapian. Pada

kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200-

300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi

tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt � disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk

diubah menjadi pijaran api listrik (Nugraha, 2005: 44).

Menurut Kristanto(2015: 188) besar energi yang tersimpan di dalam

kapasitor menentukan seberapa kuat percikan api yang dihasilkan busi dengan

penggunaan koil yang sama. Jumlah energi yang disimpan di kapasitor ditentukan

oleh kapasitansi dan tegangan pengisian kapasitor.

s

Dimana:

C = Nilai kapasitansi (Farad)

V = Tegangan yang disimpan (Kristanto, 2015: 188).

Agar kapasitor dapat terisi penuh sebelum sensor mentrigger di semua RPM

maka waktu maksimum mengisi kapasitor harus lebih kecil dari waktu putaran

poros engkol pada RPM maksimum. Waktu pengisian kapasitor pada RPM

tertentu dapat dihitung melalui persamaan (Kristanto,2015: 188):

Dimana:

T = Waktu pengisian (detik)

f = frekunsi putaran (putaran/detik=Hertz)

(Kristanto, 2015: 188).

Page 32: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

21

Sedangkan untuk menghitung daya pada putaran mesin tertentu dapat

dihitung melalui persamaan daya adalah energy persatuan waktu, maka dapat

dituliskan (Kristanto, 2015: 189):

Dimana:

P = Daya (joule)

T = Waktu pengisian (detik)

f = frekunsi putaran (putaran/detik=Hertz) (Kristanto, 2015: 189)..

1. Waktu Pengapian

Menurut Kristanto(2015:193) saat atau timing pengapian (ignition timing)

merupakan proses pengaturan waktu di mana percikan api yang terjadi di dalam

ruang bakar ditentukan oleh posisi torak dan sudut porosengkol. Posisi pengapian

diukur dalam derajat perputaran poros engkol, sebelum atau sesudah TMA pada

saat langkah kompresi.Penentuan saat pengapian yang tepat merupakan hal yang

krusial untuk mendapatkan kinerja motor yang optimal.

Saat pengapian sangat menentukan kemampuan motor karena pada saat itu

terjadi loncatan bunga api pada elektroda busi sehingga terjadi pembakaran. Saat

pengapian harus tepat sesuai dengan ketentuan. Saat pengapian terlalu awal tidak

baik, demikian pula saat pengapian yang terlambat(Boentarto,1993:51). Waktu

pengapian pada mesin sangat berpengaruh pada pembakaran. Bila pengapian

terjadi terlalu awal maka gas sisa yang belum terbakar, terpengaruh oleh

pembakaran yang masih berlaku dan pemampatan yang masih berjalan, akan

terbakar sendiri. Ini berarti kerugian daya.Bila pengapian terjadi terlalu lambat

Page 33: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

22

beberapa pukulan berkurang, tetapi berarti juga menurunnya daya(Arends dan

Berenschot, 1980:69).

Menurut Jama dan Wagino (2008b:166) saat pengapian dari campuran

bensin dan udara adalah saat terjadinya percikan bunga api busi beberapa derajat

sebelum Titik Mati Atas (TMA) pada akhir langkah kompresi saat terjadinya

percikan waktunya harus ditentukan dengan tepat supaya dapat membakar dengan

sempurna campuran bensin dan udara agar dicapai energi maksimum.

Gambar 2.10. Posisi Saat Pengapian (Jama dan Wagino, 2008b:167)

Menurut Jama dan Wagino (2008b:167) saat pengapian dimajukan terlalu

jauh (gambar 2.7titik A) maka tekanan pembakaran maksimum akan dicapai

sebelum 10o sesudah TMA. Karena tekanan di dalam silinder akan menjadi lebih

tinggi dari pada pembakaran dengan waktu yang tepat, pembakaran campuran

bahan bakar yang spontan akan terjadi dan akhirnya akan terjadi knocking atau

detonasi. Knocking merupakan ledakan yang menghasilkan gelombang kejutan

berupa suara ketukan karena naiknya tekanan yang besar dan kuat yang terjadi

pada akhir pembakaran. Knocking yang berlebihan akan mengakibatkan katup,

busi dan torak terbakar. Saat pengapian yang terlalu maju juga bisa menyebabkan

Page 34: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

23

suhu mesin menjadi terlalu tinggi. Sedangkan bila saat pengapian dimundurkan

terlalu jauh (lihat gambar 2.7. titik C) maka tekanan pembakaran maksimum akan

terjadi setelah 100 setelah TMA (saat dimana torak telah turun cukup jauh). Bila

dibandingkan dengan pengapian yang waktunya tepat (gambar 2.7. titik B), maka

tekanan di dalam silinder agak rendah sehingga output mesin menurun, dan

masalah pemborosan bahan bakar dan lainnya akan terjadi. Saat pengapian yang

tepat dapat menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal.

2. CDI Standar

Berdasarkan pengukuran output koil yang dilakukan di PT. MBG Putra

Mandiri, CDI yang digunakan pada Honda GLPRO 145 CC bawaan pabrikan

memiliki pengapian yang kecil, sehingga output tegangan koil kecil dan berakibat

pada percikan bunga api di busi lebih kecil maka pembakaran yang terjadi kurang

optimal, sehingga performa mesin yang dihasilkan kurang optimal.

3. CDI BRT Hyperband

Berdasarkan pengukuran output koil yang dilakukan di PT. MBG Putra

Mandiri, CDI Hyperband memiliki tegangan output koil yang lebih besar

dibandingkan dengan CDI standar sehingga percikan bunga api yang dihasilkan

busi lebih besar dan pembakaran yang terjadi lebih sempurna, maka diharapkan

performa mesin lebih meningkat.

CDI digital hyperband merupakan pengembangan pertama CDI yang

berbasis digital yaitusistem pengapian CDI yang dikendalikan oleh

mikrokontroler agar waktu pengapian yang dihasilkan sangat presisi dan stabil

dari putaran rendah sampai putaran tinggi sehingga pembakaran yang terjadi lebih

Page 35: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

24

sempurna dan hemat bahan bakar, serta daya mesin yang dihasilkan akan sangat

stabil dan besar mulai dari putaran rendah sampai putaran tinggi (BRT: 2012).

Gambar 2.11. CDI BRT HyperbandPowermax AC

Keuntungan CDI Hyperband gambar 2.8.yaitu:

1. Tenaga kuda (Horse Power) meningkat hingga 20%.

2. Meningkatkan respon, akselerasi dan top speed (kecepatan maksimum).

3. Powerband bertambah hingga 2000 RPM.

4. Hemat pemakaian Accu hingga 30%.

5. Hemat bahan bakar hingga 29%. (BRT: 2012)

3. Proses Pembakaran

Pembakaran diawali dengan loncatan api busi pada ahir langkah

pemampatan. Pada keadaan biasa kita mendapatkan pembakaran teratur dimana

selalu terdapat dua tahapan: ialah bagian yang tidak terbakar dan bagian terbakar,

keduanya dibatasi oleh api pembakaran (fron api) (Arends dan Berenschot, 1980:

60).

Tenaga yang dihasilkan oleh motor adalah berasal dari adanya pembakaran

gas di dalam ruang bakar,oleh karena adanya pembakaran gas tersebut, maka

Page 36: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

25

timbulah panas. Panas ini mengakibatkan gas yang telah terbakar

mengembang/ekspansi. Pembakaran dan pengembangan gas ini terjadi di dalam

ruang bakar yang sempit dan tertutup/tidak bocor dimana bagian atas dan samping

kiri kanan dari ruang bakar adalah statis/tidak bisa bergerak, sedangkan yang

dinamis/bisa bergerak hanyalah bagian bawah, yakni piston sehingga sendirinya

piston akan terdorong ke bawah dengan kuatnya oleh gas yang terbakar dan

mengembang tadi pada saat piston terdorong ke bawah ini membawa tenaga yang

dimaksud dengan tenaga motor (Wiratnoet al., 2012:60).

Menurut Jama dan Wagino (2008a:60) syarat terjadinya pembakaran yang

baik pada suatu motor adalah :

a. Adanya tekanan kompresi yang cukup.

b. Campuran bahan bakar dan udara yang cukup.

c. Suhu yang cukup tinggi untuk pembakaran.

Mesin empat langkah memerlukan 2 putaran poros engkol (4 gerakan torak)

untuk menyelesaikan satu siklus di dalam silinder. Proses pembakarannya sebagai

berikut(Jama dan Wagino, 2008a: 70):

Gambar 2.12. Proses Pembakaran Motor 4 Langkah

(Jama dan Wagino, 2008a: 70)

Page 37: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

26

Menurut Kristanto (2015: 121).Sepanjang langkah hisap, udara dan bahan

bakar mengalir ke area bertekanan rendah yang diciptakan oleh gerakan turun

torak di dalam silinder. Saat torak bergerak ke atas sepanjang langkah kompresi,

tekanan di dalam silnder meningkat dengan cepat dan memanaskan campuran

bahan bakar-udara sehingga temperatur meningkat menjelang akhir langkah

kompresi campuran dinyalakan oleh percikan api dari busi. Setelah campuran

bahan bakar menyala di dalam ruang bakar, medan nyala api mulai menyebar

melalui campuran untuk menghasilkan gaya dan memberikan tenaga melalaui

poros engkol. Setelah campuran terbakar dan torak mencapai titik mati

bawah(TMB), langkah buang dimulai ketika katup buang terbuka dan torak mulai

kembali ke titik mati atas (TMA).

Menurut Tjatur (2013: 45) menjelaskan persyaratan pembakaran yang baik

ditentukan oleh rasio campuran yang sesuai, kompresi yang cukup dan percikan

bunga api yang kuat. Percikan bunga api yang kuat ditentukan oleh tegangan

pengapian. Sebuah tegangan pengapian yang memiliki kemampuan tegangan

pengapian maksimal tetapi pada kenyataannya tegangan tersebut tidak digunakan

sepenuhnya, sehingga masih ada tegangan cadangan.

Page 38: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

27

Gambar 2.13. Osilogram Tegangan Pengapian (Tjatur,2013: 45)

Semakin besar tegangan cadangan maka semakin baik kemampuan sistem

pengapian, tetapi semakin tinggi putaran motor maka semakin turun pula tegangan

maksimalnya karena waktunya semakin singkat untuk membuat energi listrik pada

sistem pengapian,sedangkan tegangan terpakai menjadi lebih besar karena

campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar jumlahnya juga

bertambah maka daya pengapian yang dibutuhkan juga lebih besar.Oleh karena itu

semakin tinggi putaran mesin perlu dibutuhkan energi listrik yang besar dengan

tujuan menstabilkan tegangan cadangan ketika tegangan terpakai lebih besar

(Tjatur, 2013: 45).

Menurut Kristanto (2015: 166) proses pembakaran pada motor bensin

berlangsung dalam tiga fase atau periode yaitu periode penundaan(Ө1), periode

kenaikan tekanan dengan cepat (Ө2), dan periode setelah pembakaran (Ө3).

a. Periode penundaan

Page 39: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

28

Menurut Kristanto (2015: 166) periode ini juga disebut periode pengapian

dan pengembangan nyala api lebih awal. Merupakan fase pertama yaitu mulai dari

saat percikan api tegangan tinggi lewat elektroda busi kemudian menyalakan uap

bahan bakar udara di sekitar elektroda sampai terbentuknya nyala api untuk

melepaskan energi kalor fiksi uap bahan bakar yang tebakar. Durasi periode ini

bergantung pada temperatur nyala api yang lewat diantara elektroda busi, sifat

alami bahan bakar, temperatur tekanandan campuran bahan bakar-udara. Periode

ini juga disebut periode pengapian dan pengembangan nyala api lebih awal.

b. Periode kenaikan tekanan dengan cepat

Menurut Kristanto (2015: 167) periode ini dikenal sebagai periode

perambatan nyala api. Merupakan fase kedua yaitu waktu antara permulaan

medan nyala api dan dimulainya kenaikan tekanan ke satu titik pada saat medan

nyala api yang tidak rata telah menyebar ke dinding silinder dan tekanan silinder

telah mencapai nilai puncaknya.

c. Periode setelah pembakaran

Menurut Kristanto (2015: 167) setelah medan nyala api mencapai dinding

silinder, masih terdapat 25% muatan yang belum dengan sepenuhnya terbakar.

Sisa oksigen di dalam muatan menjadi lebih sulit untuk bereaksi dengan uap

bahan bakar hingga laju pembakaran melambat. Selama fase terakhir ini prorposi

dari kalor yang hilang melalui dinding silinder, kepala silinder dan cincin torak

akan lebih besar dan secara bersamaan, torak yang turun meningkatkan volume

clearance dengan konsekunsi muatan mulai berkurangnya tekanan silinderdengan

cepat.

Page 40: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

29

Gambar 2.14. Tiga Fase Pembakaran Motor Bensin

(Kristanto,2015: 167)

Setelah campuran bahan bakar-udara dibakar oleh loncatan bunga api, maka

diperlukan waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam ruang bakar.

Kecepatan rata-rata api merabat di dalam ruang bakar umumnya kurang dari l0-30

m/detik(Soenartadan Furuhama, 2002: 26). Oleh sebab itu akan terjadi

keterlambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian tekanan pembakaran

maksimal 10° setelah TMA. Agar diperoleh output maksimal pada mesin, maka

periode perambatan api harus diperhitungkan pada saat menentukan saat

pengapian (timing ignition). Bila pengapian dimajukan terlalu jauh, maka tekanan

pembakaran maksimum akan tercapai sebelum 10° setelah TMA. Karena tekanan

di dalam silinder akan menjadi lebih tinggi dari pada pembakaran dengan waktu

yang tepat, yang menimbulkan knocking. Knocking yang berlebihan akan

mengakibatkan katup, busi, dan torak rusak. Sedangkan jika saat pengapian

dimundurkan terlalu jauh, maka tekanan maksimum akan terjadi setelah 10°

sesudah TMA (saat dimana torak turun cukup jauh). Sehingga tekanan di dalam

silinder rendah sehingga output mesin turun, yang terjadi pemborosan bahan

Page 41: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

30

bakar. Pembakaran yang tepat dan kuat itu saat loncatan bunga api kurang lebih

20° sebelum torakmencapai TMA api menjalar dari busi dan menyebar ke seluruh

arah dalam waktu yang sebanding untuk membakar campuran sampai mencapai

tekanan maksimum.

Gambar 2.15.Kurva Timing Pengapian

(Tjatur, 2013: 66)

4. Performa Mesin

a) Daya Mesin

Daya motor merupakan salah satu parameter dalam menentukan performa

motor. Perbandingan perhitungan daya terhadap berbagai macam motor

tergantung pada putaran mesin dan momen putar itu sendiri, semakin cepat

putaran mesin, rpm yang dihasilkan akan semakin besar sehingga daya yang

dihasilkan juga semakin besar, begitu juga momen putar motornya, semakin

banyak jumlah gigi pada roda giginya semakin besar torsi yang terjadi. Dengan

demikian jumlah putaran (RPM) dan besarnya momen putar atau torsi

mempengaruhi daya motor yang dihasilkan oleh sebuah motor. Pada motor bakar

Page 42: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

31

daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut menggerakkan

beban(Mulyono et al., 31 ). Dengan demikian besar daya poros itu adalah:

Dimana: P = daya (kW)

T = torsi (Nm)

n = (rpm)(Mulyonoet al., 31 )

b) Torsi Mesin

Menurut Raharjo dan Karnowo (2008:98) torsi adalah ukuran kemampuan

mesin untuk melalukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi.Besaran torsi adalah

besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan

dari benda yang berputar pada porosnya.Adapun perumusan dari torsi adalah

sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya

sentrifugal sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari sebar b,

dengan data tersebut torsinya adalah:

T= Fxb (N.m)

Dengan T = torsi benda berputar (N.m)

F = gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)

b = jarak benda ke pusat rotasi (m)

(Raharjodan Karnowo, 2008:98)

c) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (sfc)

Menurut Arijanto dan Saputra (2015:109) konsumsi bahan bakar diukur

sebagai laju aliran massa bahan bakar per unit waktu (mf). konsumsi bahan bakar

spesifik/specific fuel consumption (sfc) adalah laju aliran bahan bakar per satuan

Page 43: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

32

daya pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efisiensi mesin

dalam menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan daya.

Sfc =

Dimana :

Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (Kg/kW.jam)

mf = massa bahan bakar (Kg/jam)

P = daya (kW)

(Arijanto dan Saputra,2015:109).

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan persamaan

sebagai berikut(Mulyono et al., 31):

Dimana:

mf= konsumsi bahan bakar (kg/jam)

Sgf = specific grafity (gr/ml)

Sgf bensin adalah 0.715 gr/ml

Vf= volume bahan bakar yang diuji (ml).

tf = waktu untuk menghabiskan bahan bakar yang diuji (detik).

(Mulyonoet al., 31 ).

Penelitian ini menggunakan bahan bakar pertamax RON 92.Menurut

Pertamina (2007)massa jenis bahan bakar pertamax pada suhu terendah (15°C)

yaitu 0,715 kg/l, sedangkan suhu maksimal 0,770 kg/l.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian Mashudidan Wailanduw (2014) dengan judul “Pengaruh

Modifikasi CDI DC Terhadap Tegangan Induksi pada Sepeda Motor”

Page 44: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

33

menunjukkan bahwa sepeda motor dengan CDI modifikasi pada Honda Mega Pro

tahun 2007 dapat meningkatkan tegangan sekunder koil. Peningkatan tegangan

tertinggi yaitu sebesar 12,7% didapatkan pada putaran 1500 rpm. Sedangkan

tegangan koil tertinggi yaitu sebesar 10873 volt yang didapatkan pada putaran

8000 rpm. Dalam penelitian ini dengan menggunakan CDI modifikasi

menghasilkan output tegangan koil yang lebih besar dibanding CDI standar,

sehingga pengapian yang dihasilkan CDI modifikasi tentunya lebih besar, hal ini

berpengaruh dengan proses pembakaran di ruang bakar. Pengapian yang lebih

besar akan dapat membakar campuran bahan bakar dengan optimal, sehingga

pembakaran yang terjadi pada ruang bakar akan cenderung lebih sempurna, dan

menghasilkan performa yang lebih tinggi dibandingkan CDI standar.

2. Hasil penelitian Siswanto dan Efendi (2015: 11) dengan judul “Peningkatan

Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable” menunjukkan

bahwa sepeda motor dengan CDI Genuine menghasilkan daya tertinggi 8HP yang

diperoleh pada RPM 6542 dan Torsi tertinggi adalah 10,12 NM pada RPM 5085.

Sedangkan setelah CDI nya diganti dengan CDI Programmable, daya tertinggi

8,2 pada RPM 6556 dan torsi 10,33 pada RPM 4670. Ada perbedaan performa

mesin yang menggunakan CDI Genuine dan CDI Programmable. Daya tertinggi

dicapai pada hampir semua variasi CDI Programmable, yaitu sebesar 8,2HP. Torsi

tertinggi diperoleh dengan memajukan Timing CDI Programmable 2 derajat,

yaitu 10,33Nm pada RPM 4670.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

menggunakan CDI programmable lebih baik dari CDI genuinekarena kurva

pengapian berupa ignition timingdapat diatur sesuai dengan perubahan spesifikasi

mesin. Pengaturan dilakukan dengan menggunakan program/software pada PC

Page 45: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

34

(personal computer) dan dihubungkan ke unit CDI dengan koneksi kabelUSB to

serial converter. Di dalam CDI programmable terdapat IC memori EEPROM

(electrical erasable progammed memory) sehingga data kurva pengapian dapat

disimpan dan dihapus kembali. Sedangkan pada CDI genuine kurva pengapian

berupa ignition timingsudah diatur oleh produsen dan tidak dapat

diubah(fixed).Menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan

penelitian lanjutan meningkatkan performa mesin dengan meng-upgrade sistem

pengapian melalui komponen lain seperti CDI racing. Karena loncatan bunga api

pengapian yang kuat dihasilkan dari besarnya tegangan outputyang dihasilkan koil

dan timing pengapian yang tepat dihasilkan dari CDI pengapian berdasarkan

kecepatan, beban, dan campuran bahan bakar.

3. Hasil penelitian oleh Sigitet al. (2012) dengan judul “Pengaruh Variasi CDI

dan Putaran Mesin Terhadap Daya Mesin pada Sepeda Motor Suzuki Satria F 150

cc Tahun 2008” menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan mesin Suzuki Satria F

150 tahun 2008 menggunakan CDI Dual Band kurva 2 lebih besar daripada daya

yang dihasilkan CDI Dual Band kurva 1 lebih besar daripada daya yang

dihasilkan CDI standar. Tidak semua variasi putaran mesin berbeda pengaruhnya

terhadap daya mesin sepeda motor Suzuki Satria F 150 tahun 2008. Daya yang

dihasilkan Dual Band kurva 2 akan selalu lebih besar dari pada daya yang

dihasilkan Dual Band kurva 1 dan CDI standar baik secara umum maupun

ditinjau dari variasi putaran mesin. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

kenaikkan derajat pengapian sehingga berpengaruh pada langkah kerja mesin.

Langkah kerja mesin tersebut akan lebih cepat dari langkah kerja normal sehingga

daya yang dihasilkan lebih besar dan cepat.

Page 46: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

35

C. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.16. Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir maka dapat diambil hipotesis penelitian

sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap daya dan

torsi mesin pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

2. Ada pengaruh penggunaan CDI racing tipe hyperband terhadap konsumsi

bahan bakar spesifik pada sepeda motor GLPRO 145 CC.

1. Seiring pesatnya inovasi teknologi terbaru, performa pada mesin

sepeda motor GLPRO 145 CC dirasa kurang maksimal.

2. Semakin berkurangnya persediaan bahan bakar minyak di Indonesia.

Memperbaiki sistem pengapian agar mampu meningkatkan

performa mesin sepeda motor Honda GLPRO 145 CC

dengan menggunakan CDI hyperband.

1. Meningkatnya performa mesin dari segi daya dan torsi

2. Lebih efisien dari segi konsumsi bahan bakar

Page 47: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

57

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat

perbedaan daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar spesifik pada sepeda motor

Honda GLPRO 145 cc antara penggunaan CDIstandar dan CDI hyperband pada

masing-masing putaran dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh penggunaan CDI hyperband terhadap daya dan torsi

pada sepeda motor GLPRO 145 CC. Peningkatan daya dan torsi tertinggi terjadi

dengan penggunaan CDI racing hyperband pada putaran mesin 5000

RPM.Peningkatan daya tertinggi mencapai 51,31% dan torsi tertinggi mencapai

52,42%.

2. Terdapat pengaruh penggunaan CDI hyperband terhadap konsumsi bahan

bakar spesifik pada sepeda motor GLPRO 145 CC. Konsumsi bahan bakar

spesifik yang dihasilkan CDI hyperband lebih rendah dibandingkan CDI standar.

Konsumsi bahan bakar spesifik rata-rata terendah dicapai pada putaran mesin

7000 RPMyaitu mencapai 43,03%.

B. Saran

1. Pengguna Sepeda motor Honda GLPRO 145 cc hendaknya menggunakan

CDI hyperband jika menginginkan performa mesin lebih optimal.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya meneliti kandungan emisi antara

penggunaan CDI standar dan CDI hyperband untuk mengetahui proses

pembakaran yang sempurna.

Page 48: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

58

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I, 2009.Peningkatan unjuk kerja mesin dengan menggunakan pengapian

elektronis pada kendaraan bermotor.Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM,

3/1: 91

Arends dan Berenschot, 1980.Motor Bensin.Erlangga. Jakarta.

Arijanto dan Saputra, T.F. 2015.Pengujian Bahan Bakar Gas pada Mesin Sepeda

Motor Karburator Ditinjau dari Aspek Torsi dan Daya.Jurnal Teknik Mesin,

17/2: 109.

Boentarto.1993. Cara Pemeriksaan, Penyetelan, & Perawatan Sepeda Motor.

Andi Offset. Yogyakarta.

BRT.(n.d) Buku

Panduan.Online.http://www.bintangracingteam.com/brt/uploads/files/tentan

g_cdi/cdi_hand_book.pdf.[diakses pada 21/04/16].

Gatra, S. 2014. Populasi Kendaraan Bermotor di Indonesia.

Online.http://otomotif.kompas.com/read/2014/04/15/1541211/Populasi.Ken

daraan.Bermotor.di.Indonesia.Tembus.104.2.Juta.Unit. [diakses pada

21/04/16].

Jama, J. dan Wagino.2008a. Teknik Sepeda Motor Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Jama, J. dan Wagino.2008b. Teknik Sepeda Motor Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Kiyaku, Y. dan Murdhana, D.M. 1994. Teknik Praktis Merawat Sepeda Motor.

C.V Pustaka Setia: Bandung.

Kristanto, P. 2015. Motor Bakar Torak.Andi Offset: Yogyakarta.

Mashudi, A. dan Wailanduw, A. 2014.Pengaruh Modifikasi CDI DC Terhadap

Tegangan Induksi Koil Pada Kendaraan Bermotor.Jurnal Teknik Mesin,

03/02: 62-67

Mulyono, S. et al.(n.d)Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan

Bakar Premium dan Pertamax terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin.

Jurnal Teknologi Terpadu, 1/2: 31.

Northop, R.S. 1995. Teknik Reparasi Sepeda Motor. Pustaka Setia: Bandung.

Nugraha, B.S. 2005. Sistem Pengapian. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif:

Yogyakarta.

Page 49: PENGARUH PEMAKAIAN CDI STANDAR DAN CDI BINTANG …lib.unnes.ac.id/30956/1/5202412046.pdfpenggunaan CDI hyperbandpada sepeda motor Honda GLPRO 145 CC. Peningkatan daya mencapai 51,31%

59

Pertamina. 2007. Material Safety Data Sheet Gasoline 92. Jakarta: PT. Pertamina

(Persero)

Raharjo, W. D. dan Karnowo. 2008. Mesin Konversi Energi. Universitas Negeri

Semarang: Semarang.

Sigit, G. 2012. Pengaruh Variasi CDI dan Putaran Mesin Terhadap Daya Mesin

pada Sepeda Motor Suzuki Satria F 150 cc Tahun 2008.

Online.http://dglib.uns.ac.id/dokumen/detail/30391/Pengaruh-Variasi-Cdi-

Dan-Putaran-Mesin-Terhadap-Daya-Mesin-Pada-Sepeda-Motor-Suzuki-

Satria-F-150-Cc-Tahun-2008 [diakses pada 09/03/16].

Siswanto, I. dan Efendi, Y. 2015.Peningkatan Performa Sepeda Motor dengan

variasi CDI Programmable.Jurnal Science Tech, 1/1: 2.

Soenarta, N. dan Furuhama, S. 2002. Motor Serba Guna.PT. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Spesifikasi Honda GLPRO. 2016. Online.

http://motortuo.blogspot.co.id/2015/04/spesifikasi-honda-gl-pro-series-

white.html.[diakses pada 21/04/16]

Sugiyono, A. et al. 2014. Outlook Energi Indonesia. Pusat Teknologi

Pengembangan Sumberdaya Energi: Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta:

Bandung.

Suratman, M. 2002. Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. CV Pustaka

Grafika: Bandung.

Tirtoatmodjo, R. dan Basuki, S. 2000. Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin

Empat Langkah dengan Penggunaan Busi Dua Elektroda dan Busi Tiga

Elektroda.Jurnal Teknik Mesin, 2/1: 15-21

Tjatur, S. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor.Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan: Jakarta.

Toyota. New Step 1 Training Manual. Jakarta: Toyota Astra Motor

Toyota. New Step 2 Training Manual. Jakarta: Toyota Astra Motor

Wiratno, T. et al. 2012. Perhitungan Daya dan Konsumsi Bahan Bakar Motor

Bensin Yamaha Ls 100 CC. Jurnal Traksi, 12/2:59.