bab 4 analisis dan bahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-2-00395-ak...
TRANSCRIPT
57
BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai
PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan
gas. Perusahaan mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang perpajakan, dimana
salah satunya adalah hak dan kewajiban perpajakan atas Pajak Pertambahan Nilai.
Hak dan kewajiban yang dijalankan oleh PT. IBH dalam hal sebagai Subjek
Pajak Pertambahan Nilai adalah dengan memungut Pajak Pertambahan Nilai yang
dimulai pada saat perusahaan melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)
yang dapat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, menyetorkan Pajak Pertambahan
Nilai yang masih harus dibayar dalam hal dimana Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atau melakukan kompensasi atas
kelebihan pembayaran pada bulan berikutnya dalam hal dimana Pajak Masukan lebih
besar dari Pajak Keluaran, dan melaporkan penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
atau menyampaikan SPT masa Pajak Pertambahan Nilai.
Perhitungan Pajak Terutang PT. IBH dilakukan pada saat dimana terjadinya
penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean, dengan lokasi pelaporan
dan penyetoran Pajak Terutang sesuai dengan tempat dimana perusahaan dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak yaitu pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Cilandak. Hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh perusahaan yang terkait
dengan penerapan Pajak Pertambahan Nilai menurut Undang - undang PPN No. 42
Tahun 2009 yaitu :
58
1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% (sepuluh persen) dari
nilai transaksi atas penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean.
2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak.
3. Menyetorkan Pajak Terutang ke Kas Negara selambat - lambatnya pada
akhir bulan berikutnya.
4. Menyampaikan laporan atas penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu selambat -
lambatnya akhir bulan berikutnya.
5. Melakukan pengarsipan atas Faktur Pajak yang telah dibuat dengan rapi
dan tertib.
6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan atas
perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak.
7. Melampirkan rekap pembelian dan rekap penjualan pada Surat
Pemberitahuan Masa
4.2 Analisis Prosedur Pemungutan dan Perolehan Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. IBH yang bergerak
dalam bidang perdagangan gas, segala transaksi atas penyerahan barang atau
penjualan barang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku umum, dimana
sesuai dengan peraturan perpajakan terbaru, kecuali diatur lain oleh Undang –
undang.
Proses perhitungan Pajak Pertambahan Nilai untuk Pajak Keluaran dimulai
dengan bagian keuangan dan akuntansi membuatkan Faktur Pajak dan mengirimkan
Faktur Pajak tersebut ke pada pihak konsumen atas transaksi penjualan yang
59
dilakukan oleh perusahaan. Faktur Pajak berfungsi sebagai bukti atas diakuinya
transaksi penyerahan atau penjualan barang yang sangant berhubungan untuk
menghitung Pajak Keluaran.
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai untuk Pajak Keluaran yang
dilaksanakan di perusahaan dihitung dengan cara mengalikan Dasar Pengenaan Pajak
dengan Tarif Tunggal Pajak Pertambahan Nilai yang sebesar 10% (sepuluh persen).
Dengan demikian hal ini telah sesuai dengan peraturan Undang – undang No. 42
Tahun 2009 Pasal 8A ayat (1).
Tarif Pajak yang dikenakan atas penyerahan barang atau penjualan oleh
perusahaan untuk menghitung seberapa besar Pajak Terutang yaitu 10% (sepuluh
persen) telah seseuai dengan peraturan Undang – undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 7
ayat (1).
Untuk pemasaran produk atau penjualan produk kepada pihak yang
melakukan kegiatan usaha dalam kawasan berikat, maka Pajak Terutang atas
transaksi penyerahan tersebut tidak dikenakan atau dipungut Pajak Pertambahan
Nilai. Hal ini sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Undang – undang No. 42
Tahun 2009 Pasal 16B ayat (1) huruf a yang menyatakan pajak terutang tidak
dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk
sementara waktu maupun selamanya, untuk kegiatan di kawasan tertentu atau tempat
tertentu di dalam Daerah Pabean dan juga diperkuat dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesian No.45/PMK.03/2009 Pasal 1 angka 1, yang
menyatakan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Bebas, adalah suatu
kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
60
yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai.
Untuk Pajak Masukan diperoleh dari transaksi pembelian yang dilakukan
oleh perusahaan. Transaksi pembelian ini berasal dari pembelian yang dilakukan oleh
perusahaan dengan melakukan impor barang. Selain melakukan pembelian dengan
mengimpor barang langsung dari luar negeri, perusahaan juga melakukan transaksi
pembelian persediaan barang itu dengan perusahaan yang ada di Indonesia.
Proses perhitungan Pajak Pertambahan Nilai untuk Pajak Masukan dimulai
pada saat bagian keuangan dan akuntansi telah menerima Faktur Pembelian untuk
transaksi pembelian dari pemasok yang dilakukan oleh perusahaan. Faktur
Pembelian bersifat sebagai bukti atas pembelian yang telah dilakukan, dimana sangat
berhubungan dengan perhitungan Pajak Masukan perusahaan.
Setelah itu bagian akuntansi akan melakukan input dan melakukan
pengecekan atas Faktur Pajak tersebut untuk dibandingkan dengan dokumen-
dokumen pendukung yang telah tersedia di dalam sistem. Apabila ditemukan
permasalahan atas Faktur Pajak yang telah diterima. Pihak perusahaan akan
mengembalikan Faktur Cacat kepada pihak pemasok, dan meminta untuk dibuatkan
dan dikirimkan kembali Faktur Pajak yang telah dibetulkan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari tidak dapat dikreditkannya Pajak Masukan atas Faktur Pajak cacat yang
sesuai dengan peraturan Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai No.42 Tahun
2009 Pasal 9 (8) huruf g.
Dari bagian akuntansi, Faktur Pajak yang telah diperiksa dan tidak cacat,
diserahkan kepada staf pajak yang bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan perpajakan perusahaan serta
yang bertanggung jawab untuk membuat summary report perpajakan perusahaan
61
yang salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai baik Pajak Keluaran dan Pajak
Masukan yang kemudian akan diperiksa kembali apakah telah sesuai atau tidak
sebelum dibuatnya Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk
digunakan dalam melaporkan dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai PT. IBH
yang dilakukan setiap bulannya.
PT. IBH tidak dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Hal ini
disebabkan karena perusahaan tidak melakukan transaksi penjualan barang yang
didalamnya termasuk kategori barang mewah menurut Undang – undang, dimana
dijelaskan yang dimaksud dengan “Barang Kena Pajak yang tergolong mewah”
adalah :
1. Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;
2. Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
3. Barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; dan/atau
4. Barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status.
4.3 Analisis Pencatatan Penjualan
Transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan yang telah diakui dan
dilakukannya pencatatan ke dalam sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan
pada saat Faktur Penjualan dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan berdasarkan
dokumen – dokumen pendukung yang ada pada saat pemesanan barang dilakukan
oleh pelanggan. Pencatatan sebuah transaksi akan menimbulkan akun piutang yang
akan diawasi dan dikontrol kapan saat jatuh tempo pembayarannya untuk
dilakukannya penagihan.
62
4.4 Analisis Penjualan dan Penyerahan Barang Kena Pajak (Pajak
Keluaran)
Menjadi seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP) menandakan bahwa PT IBH
telah melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa
Kena Pajak (JKP). Sesuai analisa yang dilakukan oleh peneliti, PT IBH hanya
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dalam setiap transaksi
penjualannya. Atas dilakukannya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut,
maka PT IBH wajib melakukan pemungutan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 10% yang dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) transaksi
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) pada PT IBH adalah harga jual yang nilainya berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang dipungut menurut Undang – undang ini dan potongan harga yang
dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Sesuai dengan pasal 1 angka 25 Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000,
definisi dari Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang
yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau
ekspor Barang Kena Pajak (BKP). Berikut akan dilampirkan tabel Pajak Keluaran
(2010 – 2012).
63
Tabel 4.1 Pajak Keluaran Januari – Desember 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Gambar 4.1 Pajak Keluaran Periode Januari – Desember 2010.
Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa
penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IBH
ada Rp.4.142.729.622 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) ada Rp.414.308.864, yaitu 10% dari penjualan yang
dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IBH dari para
pelanggannya ada Rp.4.557.038.586. PT IBH melakukan perbaikan sebanyak 1
(satu) kali atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah dilaporkan pada bulan
April yang mana mengubah jumlah penjualan pada bulan tersebut. Pada pembetulan
Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan (Rp)
Januari 416.684.396 41.668.440 458.352.836 Februari 206.962.210 20.696.221 227.658.431 Maret 329.489.255 32.984.925 362474180 April 263.910.826 26.391.083 290.301.909 April P1 263.403.070 26.340.307 289.743.377 Mei 551.209.728 55.120.973 606.330.701 Juni 19.784.270 1.978.427 21.762.697 Juli 49.918.800 4.991.880 54.910.680 Agustus 135.875.756 13.587.576 149.463.332 September 498.831.445 49.883.145 548.714.590 Oktober 901.175.880 90.117.588 991.293.468 November 325.340.100 32.534.010 357.874.110 Desember 443.546.956 44.354.696 487.901.652 Total Sebelum Pembetulan 4.142.729.622 414.308.864 4.557.038.586 Total Setelah Pembetulan 4.406.132.692 440.649.271 4.846.781.963
64
pertama, jumlah Pajak Keluaran PT IBH ada Rp.263.403.070. Sedangkan pada
September 2010 juga dilakukan pembetulan sebanyak 1 (satu) kali, namun perbaikan
tersebut tidak merubah penjualan yang pernah dilaporkan, oleh sebabnya penulis
tidak menampilkan data pembetulan tersebut pada tabel terlampir di atas. Setelah
dilakukannya pembetulan pada April, maka penjualan yang terjadi sepanjang 2010
ada Rp.4.406.132.692 yang mana atasnya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai 10%,
yaitu Rp.440.649.271 dan total penjualan yang harus dibayarkan oleh para pelanggan
kepada PT IBH ada Rp.4.846.781.963.
Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat
selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH 2010 dengan penjualan yang dilaporkan
pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT IBH 2010.
Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut.
Penjualan SPT Masa PPN Rp.4.406.132.692
Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp.4.142.221.869
Selisih Rp. 263.910.823
Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan
yang dilaporkan PT IBH, terdapat perbedaan antara penjualan yang dilaporkan pada
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan
penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH pada 2010 ada Rp.263.910.823. Dalam Undang-
undang pajak tidak dikena material atau tidak material, namun selisih
Rp.263.910.823 itu dikarenakan hasil pembulatan perhitungan secara komputerisasi
dimana WP harus melaporkan apa adanya.
65
Tabel 4.2 Pajak Keluaran Januari – Desember 2011
Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan (Rp)
Januari 543.428.540 54.342.854 597.771.394
Februari 198.500.653 19.850.065 218.350.718
Maret 125.688.043 12.568.804 138256847
April 320.162.681 32.016.268 352.178.949
Mei 173.455.784 17.345.578 190.801.362
Juni 270.315.767 27.031.577 297.347.344
Juli 1.506.122.091 150.612.209 1.656.734.300
Agustus 351.597.300 35.159.730 386.757.030
September 400.994.558 40.099.456 441.094.014
Oktober 150.938.380 15.093.838 166.032.218
November 112.658.642 11.265.864 123.924.506
Desember 388.338.230 38.833.823 427.172.053
Total 4.542.200.669 454.220.066 4.996.420.735
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
Gambar 4.2 Pajak Keluaran Januari – Desember 2011.
Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa
penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IBH
ada Rp.4.542.200.669 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) tersebut adalah sebesar Rp.454.220.066, yaitu 10% dari
penjualan yang dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IBH dari
para pelanggannya ada Rp.4.996.420.735. PT IBH tidak melakukan perbaikan atas
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah pernah dilaporkan Januari – Desember
66
2011. Maka dari itu PT IBH ini tidak adanya pembetulan yang terjadi sebelumnya
pada 2010.
Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat
selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH 2011 dengan penjualan yang dilaporkan
pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT IBH 2011.
Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut.
Penjualan SPT Masa PPN Rp.4.542.200.669
Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp.4.542.200.676
Selisih Rp. (7)
Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan
yang dilaporkan PT IBH, terdapat perbedaan antara penjualan yang dilaporkan pada
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan
penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH pada 2011 ada Rp.(7) atau tidak material. Dalam
Undang-undang pajak tidak dikena material atau tidak material, namun selisih 7 itu
dikarenakan hasil pembulatan perhitungan secara komputerisasi dimana WP harus
melaporkan apa adanya.
Sesuai dengan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009, definisi dari Pajak
Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang yang wajib dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP), penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), ekspor Barang Kena Pajak (BKP)
Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa
Kena Pajak (JKP).
67
Tabel 4.3 Pajak Keluaran Januari – Desember 2012
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.3 Pajak Keluaran Januari – Desember 2012.
Berdasarkan hasil analisa peneliti, pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa
penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang dilakukan oleh PT IBH
ada Rp.6.782.254.739 yang mana Pajak Keluaran atas penjualan atau penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) ada Rp.678.225.475, yaitu 10% dari penjualan yang
dilakukan. Total pembayaran yang harus diterima oleh PT IBH dari para
pelanggannya ada Rp.7.460.480.214. PT IBH tidak melakukan perbaikan atas Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang telah pernah dilaporkan pada Januari – Desember
2012. Maka dari itu PT IBH ini tidak adanya pembetulan yang terjadi sebelumnya
pada 2010.
Masa Pajak DPP Pajak Keluaran Total Penjualan (Rp)
Januari 390.195.130 39.019.513 429.214.643
Februari 158.856.385 15.885.639 174.742.024
Maret 436.848.629 43.684.863 480533492
April 190.998.760 19.099.876 210.098.636
Mei 299.524.123 29.952.412 329.476.535
Juni 687.570.568 68.757.057 756.327.625
Juli 1.296.595.851 129.659.585 1.426.255.436
Agustus 548.888.268 54.888.827 603.777.095
September 577.441.390 57.744.139 635.185.529
Oktober 820.510.763 82.051.076 902.561.839
November 727.696.267 72.769.627 800.465.894
Desember 647.128.605 64.712.861 711.841.466
Total 6.782.254.739 678.225.475 7.460.480.214
68
Berdasarkan laporan di atas, maka jika dilakukan perbandingan akan terdapat
selisih antara penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH pada 2012 dengan penjualan yang
dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) PT
IBH pada 2012. Berikut akan ditampilkan perbedaan tersebut.
Penjualan SPT Masa PPN Rp.6.782.254.739
Penjualan SPT Tahunan PPh Badan Rp.6.782.254.739
Selisih Rp. 0
Dari perbandingan di atas, guna menguji kebenaran ekualisasi atas penjualan
yang dilaporkan PT IBH, terdapat kesamaan antara penjualan yang dilaporkan pada
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dengan
penjualan yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) PT IBH pada 2012 ada Rp. 0. Tidak ada selisih yang
timbul pada PT IBH sehingga telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan ketiga tabel yang ada di atas, yang menunjukkan data
perbandingan berikut:
Penjualan 2010 Rp.4.406.132.692
Penjualan 2011 Rp.4.270.403.559
Penjualan 2012 Rp.6.782.254.739
Maka dapat disimpulkan bahwa pada 2010 - 2011, transaksi penjualan pada
PT IBH mengalami penurunan sebesar 3,08% dan penjualan dari 2011 - 2012
mengalami peningkatan sebesar 58,819%.
69
4.5 Prosedur Pencatatan Pembelian
Transaksi pembelian yang telah dilaksanakan oleh perusahaan diakui dan
dilakukannya pencatatan ke dalam sistem akuntansi yang digunakan perusahaan pada
saat Faktur Pembelian diterima oleh bagian akuntansi dari pihak pemasok. Sebelum
dilakukannya pencatatan, bagian akuntansi akan melakukan pencocokan dan
pengecekan Faktur Pembelian yang diterima dari pihak pemasok dengan dokumen –
dokumen pendukung seperti Purchase Order dan Bukti Penerimaan Barang untuk
memastikan bahwa barang yang diterim sesuai dengan pemesanan yang dilakukan
sebelumnya baik dari jenis maupun jumlah barang dan Faktur Pembelian yang
dikirim kepada bagian akuntansi untuk ditagih pembayarannya.
Selain melakukan pengecekan dan pencocokan atas barang yang dikirim
dengan Faktur Pembelian serta dokumen – dokumen pendukung, bagian akuntansi
juga bertugas malakukan pengecekan terhadap Faktur Pajak atas transaksi pembelian
tersebut apakah Faktur Pajak tersebut cacat atau tidak serta terdapat kesalahan atau
tidak.
Apabila semuanya sudah benar dan tidak ada kesalahan, maka transaksi
tersebut akan dicatat kedalam sistem akuntansi sebagai akun biaya dan hutang.
Apabila masih ditemukannya kesalahan, bagian akuntansi akan mengembalikan
Faktur Pajak Pembelian yang diterima kepada pihak pemasok untuk dibuatkan
pembetulannya, sebelum transaksi pembelian tersebut dicatat dan diakui di dalam
pembukuan PT. IBH.
4.6 Analisis Pembelian dan Penerimaan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)
Dalam transaksi kesehariannya, PT IBH tidak pernah lepas dari transaksi
pembelian atau perolehan Barang Kena Pajak (BKP). Berhubung adanya perubahan
70
yang terjadi atas Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang berdampak
pada beberapa kriteria Pajak Masukan yang dapat atau tidak dapat dikreditkan, maka
peneliti akan melakukan penelitian atas Pajak Masukan yang dapat atau yang tidak
dapat dikreditkan oleh PT IBH.
Sesuai dengan Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan
Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009, pengertian Pajak Masukan yaitu Pajak
Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak
karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena
Pajak. Berikut akan dilampirkan tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Pajak Masukan Januari – Desember 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Masa Pajak DPP PPN Total PM (Rp) Januari 41.418.225 4.141.823 45.560.048 Februari 40.308.750 4.030.875 44.339.625 Maret 4.170.000 417.000 4.587.000 April 36.930.920 3.693.092 40.624.012 Mei 3.540.000 354.000 3.894.000 Juni 30.087.570 3.008.757 33.096.327 Juli 23.206.950 2.320.695 25.527.645 Agustus 55.876.960 5.587.696 61.464.656 September 30.660.750 3.066.075 33.726.825 Oktober 15.923.410 1.592.341 17.515.751 November 58.445.725 5.845.573 64.291.298 Desember 10.880.250 1.088.025 11.968.275
Total 351.449.510 35.145.952 386.595.462
71
Gambar 4.4 Pajak Masukan Januari – Desember 2010.
Sesuai dengan data rincian pada tabel 4.4, maka dilihat bahwa pada 2010, PT
IBH melakukan transaksi atas Dasar Pengenaan Pajak ada Rp.351.449.510. PT IBH
juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi 10% ada
Rp.35.145.952. Total Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT IBH, yaitu
dari total Dasar Pengenaan Pajak dan Pajak Pertambahan Nilai ada Rp.386.595.462.
PT IBH melakukan perbaikan sebanyak 1 (satu) kali atas Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang telah dilaporkan pada September, namun perbaikan tersebut tidak
merubah penjualan yang pernah dilaporkan, oleh sebabnya penulis tidak
menampilkan data pembetulan tersebut pada tabel terlampir di atas.
72
Tabel 4.5 Pajak Masukan Januari – Desember 2011
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Gambar 4.5 Pajak Masukan Januari – Desember 2011.
Sesuai dengan data rincian pada tabel 4.5, maka dilihat bahwa pada 2011, PT
IBH melakukan kegiatan pembelian yang mana atas transaksi Dasar Pengenaan
Pajak ada Rp.925.223.882 dikenakan pula Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%, ada
Rp.119.835.387. Total Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan oleh PT IBH, ada
Rp.1.045.059.269.
Masa Pajak DPP PPN Total PM (Rp)
Januari 271.631.430 27.163.143 298.794.573
Februari 67.706.200 6.770.620 74.476.820
Maret 283.967.124 28.396.712 312.363.836
April 4.320.000 432.000 4.752.000
Mei 8.085.325 808.532 8.893.857
Juni 50.818.085 5.081.808 55.899.893
Juli 30.570.500 30.370.050 60.940.550
Agustus 79.545.088 7.954.509 87.499.597
September 42.995.960 4.299.596 47.295.556
Oktober 30.779.170 3.077.917 33.857.087
November 19.945.000 1.994.500 21.939.500
Desember 34.860.000 3.486.000 38.346.000
Total 925.223.882 119.835.387 1.045.059.269
73
Tabel 4.6 Pajak Masukan Januari – Desember 2012
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Gambar 4.6 Pajak Masukan Januari – Desember 2012.
Sesuai dengan data rincian pada tabel 4.6, maka dilihat bahwa pada tahun
2012, PT IBH melakukan transaksi sesuai dengan Dasar Pengenaan Pajak ada
Rp.723.446.844. Atas transaksi tersebut juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) 10% ada Rp.72.344.684. Total Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
oleh PT IBH ada Rp.795.791.528.
Dari ketiga tabel Faktur Pajak Masukan yang ada di atas, yang menunjukkan
data perbandingan pembelian dalam negeri yaitu sebagai berikut:
Masa Pajak DPP PPN Total PM (Rp)
Januari 78.537.000 7.853.700 86.390.700
Februari 81.822.630 8.182.263 90.004.893
Maret 32.732.590 3.273.259 36.005.849
April 2.509.000 250.900 2.759.900
Mei 26.678.000 2.667.800 29.345.800
Juni 188.277.730 18.827.773 207.105.503
Juli 54.652.200 5.465.220 60.117.420
Agustus 835.000 83.500 918.500
September 153.835.077 15.383.508 169.218.585
Oktober 19.699.300 1.969.930 21.669.230
November 4.579.959 457.995 5.037.954
Desember 79.288.358 7.928.836 87.217.194
Total 723.446.844 72.344.684 795.791.528
74
DPP tahun 2010 Rp.351.449.510
DPP tahun 2011 Rp.925.223.882
DPP tahun 2012 Rp.723.446.844
PPN tahun 2010 Rp.35.145.952
PPN tahun 2011 Rp.119.835.387
PPN tahun 2012 Rp.72.344.684
Maka dapat disimpulkan bahwa dari 2010 - 2011 Dasar Pengenaan Pajak
yang dilakukan PT IBH mengalami peningkatan ada 163,25% dan dari 2011 - 2012
mengalami penurunan ada 21,808%. Begitu pula dengan Pajak Pertambahan Nilai
dari 2010 - 2011 mengalami peningkatan ada 240,96% dan 2011 - 2012 mengalami
penurunan ada 39,629%.
4.7 Analisis Kompensasi Pajak Lebih Bayar Masa Sebelumnya dan Pajak
Pertambahan Nilai Kurang (Lebih) Bayar
Selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan akan menimbulkan kurang
atau lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Apabila jumlah Pajak Keluaran
lebih besar daripada Pajak Masukan maka akan terjadi kurang bayar atas Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Sebaliknya, apabila Pajak Masukan lebih besar daripada
Pajak Keluaran, maka akan terjadi lebih bayar atas Pajak Pertambahan Nilai tersebut.
Jika kurang bayar, maka Wajib Pajak harus membayarkan jumlah kurang bayar
tersebut pada bank – bank tertentu yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Namun jika terjadi lebih bayar, maka perusahaan dapat melakukan
kompensasi atau restitusi. Dalam hal ini, PT IBH yang sebagai objek penelitian
75
penulis, selalu melakukan kompensasi ke Masa Pajak berikutnya apabila terjadi lebih
bayar.
Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian perhitungan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) kurang atau lebih bayar pada 2010 - 2012. Dikarenakan
menurut penulis bahwa perusahaan tidak melakukan kompensasi atas pajak lebih
bayarnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, maka penulis juga akan
menampilkan data tabel perhitungan atas kurang (lebih) bayar yang sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku pada 2010 – 2012.
Tabel 4.7 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar Januari – Desember 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH.
Gambar 4.7 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Kurang (lebih) Bayar 2010
Masa Pajak Pajak Kompensasi
Kurang Pajak Keluaran Masukan (Lebih) Bayar (Rp)
Januari 41.668.440 4.141.823 - 37.526.617
Februari 20.696.221 4.030.875 - 16.665.346
Maret 32.984.925 417.000 - 32.567.925
April 26.391.083 3.693.092 - 22.697.991
April P1 26.340.307 - - 26.340.307
Mei 55.120.973 354.000 - 54.766.973
Juni 1.978.427 3.008.757 1.030.330 (1.030.330)
Juli 4.991.880 2.320.695 - 2.671.185
Agustus 13.587.576 5.587.696 - 7.999.880
September 49.883.145 3.066.075 - 46.817.070
Oktober 90.117.588 1.592.341 - 88.525.247
November 32.534.010 5.845.573 - 26.688.437
Desember 44.354.696 1.088.025 - 43.266.671
76
Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IBH ini hanya ada 1 (satu) kali
terjadinya lebih bayar sehingga mengakibatkan adanya kompensasi yang terjadi pada
Juni. PT IBH juga sering terjadi kurang bayar selama 2010 kecuali pada April dan
September, namun pada September penulis tidak memasukan di tabel sebagai
pembetulan 1 (satu) karena nilai penjualannya sama. Berikut penulis akan
menampilkan tabel yang menunjukkan kompensasi pajak lebih bayar yang sesuai
dengan peraturan perpajakan.
Tabel 4.8 Perhitungan kurang (lebih) bayar seharusnya 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH.
Gambar 4.8 Perhitungan Kurang (lebih) Bayar Seharusnya Januari –Desember 2010
Sesuai dengan data dari tabel yang dibuat penulis, yang mana pada
perhitungan kurang (lebih bayar) terjadi di bulan Juni. Namun pada SPT Masa PPN
dilaporkan bahwa pada Masa Pajak tersebut perusahaan adalah dalam keadaan lebih
bayar dari masa sebelumnya yang dilaporkan PT IBH pada SPT Masa PPN – nya
sangat berbeda dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Masa Pajak
Pajak Keluaran
Pajak Masukan
Total PM Kompensasi
Kurang (Lebih) Bayar (Rp)
Juni 1.978.427 3.008.757 386.595.462 1.030.330 (1.030.330)
77
Tabel 4.9 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar
Januari – Desember 2011
Sumber: SPT Masa PPN Periode 2011 PT IBH
Gambar 4.9 Perhitungan Pajak Pertambahan Kurang (Lebih) Bayar 2011
Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IBH tidak melakukan kompensasi
atas masa pajak sebelumnya sesuai dengan peraturan perpajakan. Berikut penulis
akan menampilkan tabel yang menunjukkan kompensasi pajak lebih bayar yang
sesuai dengan peraturan perpajakan.
Tabel 4.10 Perhitungan kurang (lebih) bayar seharusnya 2011
Sumber: SPT Masa PPN Periode 2011 PT IBH
Masa Pajak
Pajak Keluaran
Pajak Masukan Kompensasi
Kurang (Lebih) Bayar (Rp)
Januari 54.342.854 27.163.143 - 27.179.711
Februari 19.850.065 6.770.620 - 13.079.445
Maret 12.568.804 28.396.712 15.827.908 (15.827.908)
April 32.016.268 432.000 - 31.584.268
Mei 17.345.578 808.532 - 16.537.046
Juni 27.031.577 5.081.808 - 21.949.769
Juli 150.612.209 30.370.050 - 120.242.159
Agustus 35.159.730 7.954.509 - 27.205.221
September 40.099.456 4.299.596 - 35.799.860
Oktober 15.093.838 3.077.917 - 12.015.921
November 11.265.864 1.994.500 - 9.271.364
Desember 38.833.823 3.486.000 - 35.347.823
Masa Pajak
Pajak Keluaran
Pajak Masukan
Total PM Kompensasi
Kurang (Lebih) Bayar
Maret 12.568.804 28.396.712 1.045.059.269 15.827.908 (15.827.908)
78
Gambar 4.10 Perhitungan Kurang (lebih) Bayar Seharusnya Januari–Desember 2011
Sesuai dengan data dari tabel yang dibuat penulis, maka pada bulan Maret
perusahaan mengalami lebih bayar, pada SPT Masa PPN dilaporkan bahwa pada
Masa Pajak tersebut perusahaan adalah dalam keadaan lebih bayar. Maka tidak
adanya perbedaan yang terjadi dan telah sesuai.
Tabel 4.11 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kurang (Lebih) Bayar Januari–Desember 2012
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.11 Perhitungan Pajak Pertambahan Kurang (Lebih) Bayar 2012
Masa Pajak Pajak
Keluaran Pajak
Masukan Kompensasi Kurang
(Lebih) Bayar (Rp) Januari 39.019.513 7.853.700 - 31.165.813
Februari 15.885.639 8.182.263 - 7.703.376
Maret 43.684.863 3.273.259 - 40.411.604
April 19.099.876 250.900 - 18.848.976
Mei 29.952.412 2.667.800 - 27.284.612
Juni 68.757.057 18.827.773 - 49.929.284
Juli 129.659.585 5.465.220 - 124.194.365
Agustus 54.888.827 83.500 - 54.805.327
September 57.744.139 15.383.508 - 42.360.631
Oktober 82.051.076 1.969.930 - 80.081.146
November 72.769.627 457.995 - 72.311.632
Desember 64.712.861 7.928.836 - 56.784.025
79
Dari data tabel di atas, menurut penulis PT IBH ini dari Januari – Desember
2012 tidak terdapat lebih bayar ataupun terjadinya kompensasi tetapi terjadinya
kurang bayar. Maka dari itu penulis tidak menampilkan tabel yang menunjukkan
kompensasi pajak lebih bayar karena telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
4.8 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
Sesuai dengan Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000, penyetoran Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang bayar dilakukan paling lama pada 15 (lima
belas) setelah berakhirnya Masa Pajak. Sedangkan untuk pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan paling lama
pada 20 (dua puluh) setelah berakhirnya Masa Pajak.
Untuk denda atas keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
kurang bayar dikenakan sanksi 2% X jumlah pajak terutang X jumlah bulan
maksimal 24 bulan. Sedangkan untuk denda atas keterlambatan atas pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), akan dikenakan sanksi
Rp.500.000. Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian tanggal penyetoran
dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang PT IBH pada 2010 - 2012.
80
Tabel 4.12 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Januari – Desember 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH.
Gambar 4.12 Perhitungan Kurang (lebih) Bayar Seharusnya 2010.
Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada Mei, Agustus - November
2010, PT IBH terlambat dalam menyampaikan/melaporkan Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Seharusnya PT IBH melakukan
pelaporan dan penyetoran paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) disampaikan. Oleh karena itu, PT IBH dikenakan sanksi
atas keterlambatannya ada Rp.500,000.
Masa Pajak Kurang (Lebih) bayar (Rp) Tanggal Setor Tanggal Lapor
Januari 37.526.617 19 Februari 2010 19 Februari 2010
Februari 16.665.346 18 Maret 2010 18 Maret 2010
Maret 32.567.925 15 April 2010 16 April 2010
April 22.697.991 18 Mei 2010 19 Mei 2010
April P1 26.340.307 19 Juli 2010 19 Juli 2010
Mei 54.766.973 09 Juli 2010 19 Juli 2010
Juni (1.030.330) 15 Agustus 2010 15 Agustus 2010
Juli 2.671.185 11 Agustus 2010 15 Agustus 2010
Agustus 7.999.880 19 Oktober 2010 19 Oktober 2010
September 46.817.070 11 November 2010 12 November 2010
Oktober 88.525.247 03 Desember 2010 10 Desember 2010
November 26.688.437 12 Januari 2010 13 Januari 2010
Desember 43.266.671 24 Januari 2010 25 Januari 2010
81
Tabel 4.13 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
Januari – Desember 2011
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH.
Gambar 4.13 Perhitungan Kurang (lebih) Bayar Seharusnya 2011.
Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada Mei - Agustus, PT IBH ini
tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan perpajakan yang berlaku,
setelah diterapkannya Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009, maka penyetoran
dilakukan paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak
dan sebelum Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
disampaikan. Dan untuk pelaporan dapat dilakukan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
Masa Pajak Kurang (Lebih) bayar
Tanggal Setor
Tanggal Lapor
Januari 27.179.711 18 Februari 2011 18 Februari 2011
Februari 13.079.445 16 Maret 2011 17 Maret 2011
Maret (15.827.908) 18 April 2010 19 April 2010
April 31.584.268 16 Mei 2011 19 Mei 2011
Mei 16.537.046 14 Juli 2011 19 Juli 2011
Juni 21.949.769 09 Agustus 2011 18 Agustus 2011
Juli 120.242.159 12 September 2011 12 September 2011
Agustus 27.205.221 06 Oktober 2011 17 Oktober 2011
September 35.799.860 17 Oktober 2011 19 Oktober 2011
Oktober 12.015.921 09 Nopember 2011 18 Nopember 2011
November 9.271.364 14 Desember 2011 19 Desember 2011
Desember 35.347.823 13 Januari 2012 19 Januari 2012
82
Untuk denda atas keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
kurang bayar dikenakan sanksi sebesar 2% X jumlah pajak terutang X jumlah bulan
maksimal 24 bulan. Sedangkan untuk denda atas keterlambatan atas pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), akan dikenakan sanksi
sebesar Rp.500.000. Berikut akan ditampilkan tabel yang berisi rincian tanggal
penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang PT IBH pada
2012.
Tabel 4.14 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Januari – Desember 2012
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.14 Perhitungan Kurang (lebih) Bayar Seharusnya 2012.
Masa Pajak Kurang (Lebih) Bayar
Tanggal Setor
Tanggal Lapor
Januari 31.165.813 16 Februari 2012 17 Februari 2012
Februari 7.703.376 15 Maret 2012 19 Maret 2012
Maret 40.411.604 13 April 2012 20 April 2012
April 18.848.976 29 Mei 2012 29 Mei 2012
Mei 27.284.612 26 Juni 2012 27 Juni 2012
Juni 49.929.284 25 Juli 2012 25 Juli 2012
Juli 124.194.365 30 Agustus 2012 30 Agustus 2012
Agustus 54.805.327 25 September 2012 25 September 2012
September 42.360.631 18 Oktober 2012 24 Oktober 2014
Oktober 80.081.146 05 Desember 2012 05 Desember 2012
November 72.311.632 14 Desember 2012 14 Desember 2012
Desember 56.784.025 17 Januari 2013 18 Januari 2013
83
Dari data tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada Oktober 2012, PT IBH
terlambat dalam menyampaikan/melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) nya. Seharusnya PT IBH melakukan pelaporan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, namun PT IBH melakukan
pelaporan pada 5 Desember 2012. Oleh karena itu, PT IBH dikenakan sanksi atas
keterlambatannya ada Rp.500,000. PT IBH juga terlambat dalam melakukan
penyetoran pajak kurang bayarnya, yang seharusnya disetorkan paling lama akhir
bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, namun PT IBH melakukan
penyetora tanggal 5 Desember 2012. Untuk itu, PT IBH dikenakan sanksi atas
keterlambatannya 2% dikalikan dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
terutang.
4.9 Penerimaan Pembayaran
Penerimaan pembayaran atas transaksi penjualan yang telah dilakukan oleh
perusahaan dilakukan sesuai pada saat jatuh tempo transaksi penjualan oleh PT. IBH.
Sebelum pembayaran diterima oleh perusahaan, bagian keuangan akan melakukan
pemeriksaan terhadap akun piutang yang mana telah jatuh tempo atau belum. Bagian
keuangan juga melakukan pengawasan atas akun pembayaran yang diterima dimuka
dari transaksi penjualan yang terjadi apabila atas transakasi penjualan tersebut terjadi
pembayaran dimuka sebelumnya.
4.10 Prosedur atas Faktur Pajak Penjualan PT. IBH
Faktur Pajak dibuat atas dasar adanya transaksi penjualan yang terjadi yang
mengakibatkan adanya penyerahan atas barang kepada pelanggan. Dalam Faktur
Pajak sedikitnya harus memuat :
84
1. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
2. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak
3. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan
harga
4. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
5. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut
6. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak dan
7. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
4.11 Analisis atas Faktur Pajak Penjulan PT. IBH
Pembuatan Faktur Pajak menurut ketentuan Undang – undang No. 42 Tahun
2009 Pasal 13 ayat (1a), dimana Faktur Pajak dibuat pada tanggal saat penyerahan
barang atau barang yang sudah dikirim atau dapat juga pada tanggal saat perusahaan
menerima uang berkaitan transaksi penjulan yang terjadi. Diantara kedua aturan ini
yang digunakan tergantung saat tanggal salah satunya yang terjadi terlebih dahulu.
Apabila tanggal perusahaan mengirimkan barang terlebih dahulu dilakukan dari
tanggal penerimaan uang, maka tanggal pembuatan Faktur Pajak adalah pada saat
barang dikirimkan dan pada saat penerimaan uang apabila yang terjadi sebaliknya.
Pembuatan Faktur Pajak oleh perusahaan biasanya dibuat pada saat barang
dikirimkan kepada pelanggan, tetapi terkadang ada pihak pelanggan meminta
tanggal pembuatan Faktur Pajak dibuat pada saat barang diterima atau sampai pada
pihak pelanggan. Hal ini dapat mengakibatkan adanya Pajak Keluaran yang tidak
dapat diakui pada suatu masa, namun transaksi terjadi pada masa tersebut, dimana ini
85
dapat juga menimbulkan kerugian pada pihak Negara. Untuk menghindari terjadinya
hal ini maka perusahaan seharusnya melakukan pembuatan tanggal Faktur Pajak
dapat disepakati dan dipertimbangkan dengan pihak pelanggan sampai batas waktu
yang sesuai peraturan yang mengatur tanggal pembuatan Faktur Pajak agar tidak
bertentangan dengan ketentuan dan dapat menghindari kerugian Negara serta bagi
perusahaan pelanggan dapat digunakan sebagai kredit pajak atas Pajak Masukan
pada masa pada saat terjadi transaksi penjualan tersebut.
Untuk menguji kepatuhan penerapan pemenuhan Kewajiban Perpajakan
(PPN) dalam perusahaan dapat dihitung Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Faktur
Pajak yang diterbikan dan di kreditkan. Berikut adalah contoh beberapa table Faktur
Pajak Keluaran yang di rekap selama Januari – Maret 2010 -2012.
Tabel 4.15 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Januari 2010
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Kota Minyak Automation
010.000- 10.00000001 04-Jan-10
19.828.200
1.982.820
2 PT. Doulton 070.000- 10.00000002 06-Jan-10
5.150.000
515.000
3 BUT. Star Energy (Kakap) LTD.
030.000- 10.00000003 07-Jan-10
18.884.000
1.888.400
4 PT. Indosama 010.000- 10.00000004 12-Jan-10
20.895.750
2.089.575
5 PT. Samator 010.000- 10.00000005 13-Jan-10
14.859.200
1.485.920
6 PT. Samator Gas Industri
010.000- 10.00000006 13-Jan-10
20.895.750
2.089.575
7 BUT. Star Energy (Kakap) LTD.
010.000- 10.00000007 18-Jan-10
25.688.320
2.568.832
8 PT. Media Karya Sentosa
010.000- 10.00000008 18-Jan-10
23.532.336
2.353.234
9 PT. Media Karya Sentosa
010.000- 10.00000009 18-Jan-10
78.899.840
7.889.984
10 PT. Transportasi Gas Indonesia
010.000- 10.00000010 25-Jan-10
34.391.500
3.439.150
11 PT. Transportasi Gas Indonesia
010.000- 10.00000011 25-Jan-10
71.571.500
7.157.150
12 PT. Medco LPG Kaji
010.000- 10.00000012 28-Jan-10
23.237.500
2.323.750
13 PT. Medco LPG Kaji
010.000- 10.00000013 28-Jan-10
25.561.250
2.556.125
14 PT. Perusahaan Gas Negara
010.000- 10.00000014 28-Jan-10
22.600.000
2.260.000
86
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
15 PT. Medika Karya Sentosa
010.000- 10.00000015 29-Jan-10
10.689.250
1.068.925
416.684.396 41.668.440 Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH.
Dari data tabel di atas, dapat kita lihat rekapan faktur pajak selama Januari
2010 hasilnya telah sesuai dengan perhitungan di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan total Dasar Pengenaan Pajak (DPP) serta Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Maka telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
Tabel 4.16 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Februari 2010
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH.
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1
PT. Holcim Indonesia TBK
010.000- 10.00000016 02-Feb-10
13.000.000
1.300.000
2 PT. Samator Gas Industri
010.000- 10.00000017 02-Feb-10
23.924.100
2.392.410
3 PT. SGS Indonesia 010.000- 10.00000018 04-Feb-10
63.797.600
6.379.760
4 PT. Atmaco Mitsui PTA Indonesia
010.000- 10.00000019 05-Feb-10
9.382.000
938.200
5 PT. Doulton 010.000- 10.00000020 12-Feb-10
5.150.000
515.000
6 PT. Fajar Buana Pratama
010.000- 10.00000021 12-Feb-10
6.083.610
608.361
7
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
010.000- 10.00000022 17-Feb-10
9.377.200
937.720
8 PT. Mattel Indonesia
010.000- 10.00000023 18-Feb-10
9.377.200
937.720
9 PT. Berca Indonesia
010.000- 10.00000024 19-Feb-10
5.888.000
588.800
10 CV. Delta Environmental
010.000- 10.00000025 23-Feb-10
4.100.000
410.000
11 PT. Aneka Gas Industri
010.000- 10.00000026 24-Feb-10
55.950.000
5.595.000
12 PT. Wahana InsaNugraha
010.000- 10.00000027 25-Feb-10
932.500
93.250
206.962.210 20.696.221
87
Gambar 4.16 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP + PPN Terhadap Lawan
Transaksi Februari 2010.
Dengan telah dibuatnya tabel di atas beserta grafik, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa hasil perhitungan dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan
Pajak Pertambahan Nilainya (PPN) telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Tabel 4.17 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Maret 2010
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Gajah Tunggal
TBK 010.000-
10.00000028 01-Mar-10 15.653.820 1.565.382
2
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
010.000- 10.00000029 04-Mar-10 6.289.481 628.948
3
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
010.000- 10.00000030 04-Mar-10 250.000 25.000
4 PT. Transportasi Gas Indonesia
010.000- 10.00000031 04-Mar-10 69.184.294 6.918.429
5 PT. Control
Systems 010.000-
10.00000032 11-Mar-10 10.688.963 1.068.896
6 PT. Bukit Apit Bumi Persada
010.000- 10.00000033 15-Mar-10 400.000 40.000
7 PT. Yuan Sejati 010.000-
10.00000034 15-Mar-10 13.782.000 1.378.200
8 PT. Tira Austenite
TBK 010.000-
10.00000035 17-Mar-10 16.538.400 1.653.840
9 PT. Doulton
010.000- 10.00000036 19-Mar-10 5.150.000 515.000
88
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
10
BUT Conocophillips Indonesia Inc.
LTD. 010.000-
10.00000037 19-Mar-10
101.068.000
10.106.800
11 PT. Control
Systems 010.000-
10.00000038 19-Mar-10 6.100.000 610.000
12 PT. Pembangkitan
Jawa Bali 010.000-
10.00000039 24-Mar-10 27.499.909 2.749.991
13 PT. Chandra Asri 010.000-
10.00000040 24-Mar-10 13.901.008 1.390.101
14 PT. Fajar Buana
Pratama 010.000-
10.00000041 25-Mar-10 300.223.975 30.022.397
15 PT. Tira Austenite
TBK 010.000-
10.00000042 26-Mar-10 14.632.640 1.463.264
16 PT. Tira Austenite
TBK 010.000-
10.00000043 26-Mar-10 14.632.640 1.463.264 615.995.130 61.599.512
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Gambar 4.17 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP + PPN Terhadap Lawan
Transaksi Maret 2010.
Berdasarkan data tabel dan grafik yang telah penulis buat, maka ada satu
lawan transaksi yang mana tidak dicatat no fakturnya, tanggal, Dasar Pengenaan
Pajak (DPP) serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sehingga membuat kekeliruan
saja. Dan hasil total perhitungan tabel 4.17 di atas tidak sama dengan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai. Sehingga menimbulkan selisih
yang mana pada Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang telah di analisa penulis ada Rp.
615.995.130 sedangkan di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan nilai
89
ada Rp.329.489.255. Dan pada Total Pajak Pertambahan Nilai di tabel 4.17 ada Rp.
61.599.512 sedangkan di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) ada Rp.32.948.925.
Maka dapat disimpulkan, bahwa Januari – Februari 2010 semua
perhitungannya telah sesuai dan tidak ada perbedaan, sedangkan pada Maret 2010
disini terjadinya salah hitung yang mana dilakukan oleh perusahaan sama penulis
terdapat selisih atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Tabel 4.18 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Januari 2011
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Doulton 010.000-
10.00000044 03-Jan-11 500.000 50.000
2 CV. Aqua Terra Supplindo
010.000- 10.00000045 03-Mar-11 8.899.904 889.990
3 PT. Holcim Indonesia
010.000- 10.00000046 04-Jan-11 16.000.000 1.600.000
4 PT. Aneka Gas Industri
010.000- 10.00000047 12-Jan-11 23.379.200 2.337.920
5 PT. Putra Artha Mandiri
010.000- 10.00000048 11-Jan-11 9.891.200 989.120
6 PT. Pratiwi Putri Sulung
010.000- 10.00000048 18-Jan-11 52.594.400 5.259.440
7 PT. Yuan Sejati 010.000-
10.00000050 18-Jan-11 2.720.400 272.040
8
PT.Tira Austenite TBK
010.000-
10.00000051
24-Jan-11
16.314.120
1.631.412
9 PT. Yogokawa Indonesia
010.000- 10.00000052 26-Jan-11 18.126.800 1.812.680
10 PT. Dialog Sistemindo
010.000- 10.00000053 27-Jan-11 22.668.000 2.266.800
11 PT. Control Systems
010.000- 10.00000054 26-Jan-11 7.250.720 725.072
12 PT. Doulton 010.000-
10.00000055 31-Jan-11 2.575.000 257.500
13 PT. Samator 010.000-
10.00000056 05-Jan-11 73.865.600 7.386.560
14 PT. Transportasi Gas
010.000- 10.00000057 14-Jan-11 288.643.200 28.864.320
543.428.544 54.342.854 Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
90
Gambar 4.18 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi
Januari 2011.
Sesuai dengan tabel 4.18 yang mana perusahaan mencatat atau menuliskan
tanggal di lembar Formulir 1111 A2 itu tidak secara berurutan contohnya di dalam
tabel 4.18 yang telah dibuat oleh penulis. Kesalahan ada di No. 4 – 5 , 11 – 14
terbalik dalam pencatatannya. Semua dikarenakan menurut ketentuan Undang –
undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 13 ayat (1a), dimana Faktur Pajak dibuat pada
tanggal saat penyerahan barang atau barang yang sudah dikirim atau dapat juga pada
tanggal saat perusahaan menerima uang berkaitan transaksi penjulan yang terjadi.
Diantara kedua aturan ini yang digunakan tergantung saat tanggal salah satunya yang
terjadi terlebih dahulu. Apabila tanggal perusahaan mengirimkan barang terlebih
dahulu dilakukan dari tanggal penerimaan uang, maka tanggal pembuatan Faktur
Pajak adalah pada saat barang dikirimkan dan pada saat penerimaan uang apabila
yang terjadi sebaliknya.
Pembuatan Faktur Pajak oleh perusahaan biasanya dibuat pada saat barang
dikirimkan kepada pelanggan, tetapi terkadang ada pihak pelanggan meminta
tanggal pembuatan Faktur Pajak dibuat pada saat barang diterima atau sampai pada
pihak pelanggan. Hal ini dapat mengakibatkan adanya Pajak Keluaran yang tidak
dapat diakui pada suatu masa, namun transaksi terjadi pada masa tersebut, dimana ini
91
dapat juga menimbulkan kerugian pada pihak Negara. Untuk menghindari terjadinya
hal ini maka perusahaan seharusnya melakukan pembuatan tanggal Faktur Pajak
dapat disepakati dan dipertimbangkan dengan pihak pelanggan sampai batas waktu
yang sesuai peraturan yang mengatur tanggal pembuatan Faktur Pajak agar tidak
bertentangan dengan ketentuan dan dapat menghindari kerugian Negara serta bagi
perusahaan pelanggan dapat digunakan sebagai kredit pajak atas Pajak Masukan
pada masa pada saat terjadi transaksi penjualan tersebut. Serta dalam hasil
perhitungan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
di analisa penulis tidak sama dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
Tabel 4.19 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Februari 2011
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Bureau Veritas Consumer
010.000- 11.00000015 18-Feb-11 7.592.413 759.241
2 Products Services Indonesia
3 PT. Bukit Api Bumi Persada
010.000- 11.00000016 18-Feb-11 400.000 40.000
4 PT. Yokogawa Indonesia
010.000- 11.00000017 21-Feb-11 10.681.200 1.068.120
5 PT. Wahana Insan Nugraha
010.000- 11.00000018 25-Feb-11 890.100 89.010
6 Koperasi Wira Karyawan
010.000- 11.00000019 28-Feb-11 5.500.000 550.000
7 PT. Transportasi Gas
010.000- 11.00000021 08-Feb-11 117.746.250 11.174.625
8 PT. Transportasi Gas
010.000- 11.00000025 23-Feb-11 40.855.590 4.085.559
9 PT. Transportasi Gas
010.000- 11.00000026 23-Feb-11 20.835.100 2.083.510
204.500.653 19.850.065 Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
92
Gambar 4.19 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi
Februari 2011.
Berdasarkan analisa penulis, tabel 4.19 terdapat perbedaan antara DPP yang
penulis analisa ada Rp. 204.500.653 sedangkan di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
ada Rp.198.500.653 maka dari itu terdapat selisih Rp.6.000.000. PPN yang di
analisa penulis perhitungannya sudah sama dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Tabel 4.20 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Maret 2011
No Lawan Transaksi No Faktur Tanggal DPP (RP) PPN (Rp)
1 PT. Control Systems
010.000- 11.00000020 01-Mar-11 13.299.000 1.329.900
2 PT. Bukit Api Bumi Persada
010.000- 11.00000022 04-Mar-11 400.000 40.000
3 PT. Perusahaan Gas Negara
010.000- 11.00000023 07-Mar-11 20.800.000 2.080.000
4 PT. Polytama Propindo
010.000- 11.00000024 07-Mar-11 6.012.143 601.214
5 PT. Medco LPG Kaji
010.000- 11.00000027 14-Mar-11 15.376.900 1.537.690
6 PT. Exlog Sarana Indonesia
010.000- 11.00000028 16-Mar-11 7.000.000 700.000
7 PT. Banua Citra Instrumindo
010.000- 11.00000030 30-Mar-11 24.000.000 2.400.000
8
PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk
010.000- 11.00000031 25-Mar-11 18.000.000 1.800.000
9
PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk
010.000- 11.00000032 31-Mar-11 20800000 2080000
125.688.043 12.568.804
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
93
Gambar 4.20 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Maret 2011.
Sesuai dengan hal di atas, bahwa dapat disimpulkan kembali terdapat No.
Faktur Pajaknya tidak berurutan. Serta dalam proses perhitungan yang di analisa
penulis sudah sama atau sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) pada PT IBH.
Tabel 4.21 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Januari 2012
No Lawan Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Control Systems 010.000- 12.00000001 02-Jan-12 163.368.000
16.336.800
2 PT. Control Systems 010.000- 12.00000002 02-Jan-12 6.353.200
635.320
3 PT. Control Systems 010.000- 12.00000003 03-Jan-12 15.928.380
1.592.838
4 PT. Putra Artha Mandiri
010.000- 12.00000004 04-Jan-12 9.983.600
998.360
5 PT. Samator 010.000- 12.00000005 05-Jan-12 23.597.600
2.359.760
6
PT. BUT Hess (Indonesia-Pangkah) Limited
010.000- 12.00000006 09-Jan-12 40.084.200
4.008.420
7 PT. Petnesia Resindo 010.000- 12.00000007 10-Jan-12 6.852.000
685.200
8 PT. Cipta Sentesa Mustika
010.000- 12.00000008 10-Jan-12 4.000.000
400.000
9 PT. Pertamina EP 010.000- 12.00000009 11-Jan-12 24000000 2400000
10 PT. Multi Teknindo Indonesia
010.000- 12.00000010 12-Jan-12 6.395.200
639.520
11 PT. Multi Teknindo Indonesia
010.000- 12.00000011 12-Jan-12 6.395.200
639.520
12 PT. Bukit Api Bumi Persada
010.000- 12.00000012 13-Jan-12 1.100.000
110.000
13 PT. Pratama Graha Semesta
010.000- 12.00000013 17-Jan-12 4.129.650
412.965
14 Koperasi Wira Karyawan
010.000- 12.00000014 20-Jan-12 6.000.000
600.000
94
15 PT. Pratama Graha Semesta
010.000- 12.00000015 20-Jan-12 9.117.000
917.700
16 Indah Kiat Pulp & Paper TBK
010.000- 12.00000016 25-Jan-12 14.201.550
1.420.155
17 Indah Kiat Pulp & Paper TBK
010.000- 12.00000017 25-Jan-12 16.138.125
1.613.813
18 Indah Kiat Pulp & Paper TBK
010.000- 12.00000018 25-Jan-12 12.049.800
1.204.980
19 Indah Kiat Pulp & Paper TBK
010.000- 12.00000019 25-Jan-12 4.303.500
430.350
20 Indah Kiat Pulp & Paper TBK
010.000- 12.00000020 25-Jan-12 16.138.125
1.613.813
390.135.130 39.019.514
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.21 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Januari 2012.
Sesuai dengan tabel di atas dapat dijelasi bahwa penulis menemukan hasil
perhitungan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) ada Rp. 390.135.130 tetapi di Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ada Rp.390.195.130
maka dari itu terdapat selisih Rp.(60.000). Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) juga berbeda yang di analisa penulis ada Rp. 39.019.514 sedangkan di Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilia (PPN) ada Rp.39.019.513.
maka terdapat selisih Rp.1.
95
Tabel 4.22 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Februari 2012
No Lawan
Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1
PT. Multi Teknindo Indonesia
010.000- 12.00000021 03-Feb-12 6.266.400 626.640
2 PT. Control Systems
010.000- 12.00000002 08-Feb-12 1.795.400 179.540
3
PT. Multi Teknindo Indonesia
010.000- 12.00000003 09-Feb-12 35.055.185 3.505.519
4 PT. Aneka Gas Industri
010.000- 12.00000004 13-Feb-12 62.762.000 6.276.200
5
PT. Bureau Veritas Consumer
010.000- 12.00000005 16-Feb-12 7.172.800 717.280
6
PT. Bureau Veritas Consumer
010.000- 12.00000006 16-Feb-12 3.138.100 313.810
7
PT. Holcim Indonesia TBK
010.000- 12.00000007 10-Feb-12 17.000.000 1.700.000
8
PT. Muti Introtama Kimia
010.000- 12.00000008 17-Feb-12 9.414.300 941.430
9 PT. Global Haditech
010.000- 12.00000009 24-Feb-12 16.252.200 1.625.220
158.856.385 15.885.639
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.22 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Februari 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan penulis pada tabel 22 sama dengan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) baik dari segi Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) maupun Pajak Pertambahan NIlai (PPN).
96
Tabel 4.23 Rekap Penyerahan Pajak Keluaran Maret 2012
No Lawan
Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Tira Austenite TBK
010.000- 12.00000030 01-Mar-12 9.054.000 905.400
2 PT. Control Systems
010.000- 12.00000031 01-Mar-12 3.621.600 362.160
3 PT. BUT Star Energy (Kakap)
010.000- 12.00000032 01-Mar-12 18.108.000 1.810.800
4
PT. Maxima Energy Indokemika
010.000- 12.00000033 06-Mar-12 32.235.240 3.223.524
5 PT. Mitra Agung Sejati
010.000- 12.00000034 08-Mar-12 18.303.060 1.830.306
6
PT. Dwi Mutiara Sejahtera
010.000- 12.00000035 08-Mar-12 38.791.560 3.879.156
7 PT. Pratama Graha Sejahtera
010.000- 12.00000036 09-Mar-12 4.097.700 409.770
8 PT. Perusahaan Gas Negara
010.000- 12.00000037 08-Mar-12 21.600.000 2.160.000
9
PT. Chandra Asri Petrochemical TBK
010.000- 12.00000038 12-Mar-12 19.609.590 1.960.959
10
PT. Chandra Asri Petrochemical TBK
010.000- 12.00000039 12-Mar-12 21026600 2102660
11
PT. Kaltim Methanol Industri
010.000- 12.00000040 12-Mar-12 73.517.679 7.351.768
12
PT. Wahana Insannugraha
010.000- 12.00000041
15-Mar-12
19.198.200
1.919.820
13 PT. Gas Negara 010.000-
12.00000042 08-Mar-12 21.600.000 2.160.000
14
PT. Transportasi Gas Indonesia
010.000- 12.00000043 28-Mar-12 136.085.400 13.608.540
436.848.629 43.684.863
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
97
Gambar 4.23 Faktur Pajak Keluaran Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi
Maret 2012.
Menurut saya dari sisi tabel 4.23 sudah sesuai hasil total perhitungan Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) dan Pajak Petambahan Nilai (PPN) di Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak ada menimbulkan sselisih. Maka
dari itu perusahaan sudah memenuhi kewajibannya dengan baik.
4.12 Analisis atas Faktur Pajak Masukan PT. IBH
Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena
perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Selanjutnya, akan diuraikan
Pajak Masukan yang telah dibayar oleh PT IBH yang timbul karena adanya
pembelian BKP. Pembelian tersebut yaitu barang dagang. Pada setiap perolehan
BKP yang berupa pembelian barang dagang, PT IBH menerima Faktur Pajak Standar
dari PKP penjual yang dapat digunakam sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak
Masukan yang akan dibayar pada akhir masa pajak. PPN atas perolehan BKP adalah
berdasar Faktur Pajak dari PKP penjual. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
Pajak Masukan atas pembelian barang dagang ini dikreditkan dengan Pajak Keluaran
pada masa pajak yang sama dengan dilakukannya pembelian. Untuk pembelian
98
barang modal, pada saat barang-barang modal tersebut dibeli, dicatat sesuai dengan
harga perolehannya yang mencakup harga beli, biaya kirim, serta biaya lain-lain bila
ada. Di dalam harga perolehan, barang modal tersebut tidak termasuk PPN karena
pembelian barang modal tersebut merupakan Pajak Masukan yang akan dikreditkan
pada masa pajak yang sama dengan saat diperolehnya. Setiap akhir tahun,
perusahaan memperhitungkan penyusutan atas aktiva tetap perusahaan. Penyusutan
dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus sedangkan lamanya aktiva
tersebut disusutkan sesuai dengan taksiran umur ekonomis yang telah ditetapkan
oleh buku petunjuk aktiva tetapi menurut peraturan perpajakan. Berikut adalah
contoh beberapa table Faktur Pajak Masukan yang di rekap selama Januari – Maret
2010 -2012.
Tabel 4.24 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Januari 2010
No Lawan
Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Samator 010.003-
10.00000248 12-Jan-10 4.000.000 400.000
2 PT. Samator 010.003-
10.00000263 12-Jan-10 7.197.425 719.742
3 PT. Samator 010.003-
10.00000306 12-Jan-10 165.000 16.500
4 PT. Samator 010.003-
10.00000546 18-Jan-10 13.001.800 1.300.180
5 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 10.00000061 20-Jan-10 80.000 8.000
6 PT. Infomedia Nusantara
010.000- 10.00000474 25-Jan-10 11.352.000 1.135.200
7 PT. Samator 010.003-
10.00001011 26-Jan-10 5.577.000 557.700
8 PT. Samator 010.003-
10.00001230 29-Jan-10 45.000 4.500
41.418.225
4.141.822
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
99
Gambar 4.24 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Januari 2010.
Dari hasil analisa penulis, pada pajak masukan yang dapat di kreditkan atau
disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai tabel 4.24 bahwa
perhitungannya tidak sama, yang mana terdapat selisih pada tabel 4.24 (PPN) ada
Rp. 4.141.822 sedangkan di Surat Pemberitahuan (Masa Pajak) Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) ada Rp.4.141.823.
Tabel 4.25 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Februari 2010
No Lawan
Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Reksa Griya Antam 010.000- 10.00000106 03-Feb-10 20.724.750 2.072.475
2 PT. Samator 010.003- 10.00001725 09-Feb-10 790.000 79.000
3 PT. Samator 010.003- 10.00001983 16-Feb-10 185.000 18.500
4 PT. Reksa Griya 010.000- 10.00000139 22-Feb-10 80.000 8.000
5 PT. Samator 010.003- 10.00002426 23-Feb-10 550.000 55.000
6
Dana Pensiun Antam 010.000- 10.00000036 23-Feb-10 17.934.000 1.793.400
7 PT. Samator 010.003- 10.00002673 27-Feb-10 45.000 4.500
40.308.750 4.030.875
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
100
Gambar 4.25 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Februari 2010.
Pada tabel 4.25 dapat disimpulkan bahwa perhitungan pajak masukan (PPN)
telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai
(PPN). Jadi perusahaan ini sudah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan pajak yang berlaku.
Tabel 4.26 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Maret 2010
No Lawan
Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Samator 010.003- 10.00003030 08-Mar-10 375.000
37.500
2 PT. Samator 010.003- 10.00003031 08-Mar-10 25.000
2.500
3 PT. Samator 010.003- 10.00003032 08-Mar-10 250.000
25.000
4 PT. Samator 010.003- 10.00003033 08-Mar-10 250.000
25.000
5 PT. Samator 010.003- 10.00003332 15-Mar-10 250.000
25.000
6 PT. Samator 010.003- 10.00003333 15-Mar-10 530.000
53.000
7 PT. Samator 010.003- 10.00003393 15-Mar-10 75.000
7.500
8 PT. Samator 010.003- 10.00003395 15-Mar-10 235.000
23.500
9 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 10.00000216 22-Mar-10 80.000
8.000
10 PT. Samator 010.000- 10.00004085 29-Mar-10 1.445.000
144.500
11 PT. Samator 010.000- 10.00004086 29-Mar-10 225.000
22.500
101
12
PT. Samator
010.000- 10.00004241
31-Mar-10
160.000
16.000
13 PT. Samator 010.000- 10.00004352 01-Apr-10 270.000
27.000
4.170.000 417.000
Sumber: SPT Masa PPN 2010 PT IBH
Gambar 4.26 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi
Maret 2010.
Dari data tabel 4.26 dijelaskan bahwa hasil perhitungan sudah sesuai sama
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sehingga tidak
dikenakan sanksi atas kesalahan yang terjadi di PT IBH. Semua sudah sesuai dengan
syarat formal pembuatan faktur pajak yang berlaku. Untuk dapat melihat contoh
yang lain, maka penulis akan melampirkan rekap penyerahan Faktur Pajak Masukan
Januari – Maret 2011 sesuai atau tidak hasil perhitungan yang di analisa penulis sama
perusahaan.
Tabel 4.27 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Januari 2011
No Lawan Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Sing Swee Bee Indonesia
010.000- 11.00000005 04-Jan-11 87.500.000
8.750.000
2 PT. Sing Swee Bee Indonesia
010.000- 11.00000006 04-Jan-11 6.300.000
630.000
3
PT. Sing Swee Bee Indonesia
010.000- 11.00000011
10-Jan-11
6.300.000
630.000
4 PT. Sing Swee Bee Indonesia
010.000- 11.00000012 10-Jan-11 30.000.000
3.000.000
5 PT. Donaldson Filtration Indonesia
010.000- 11.00000044 11-Jan-11 88.481.280
8.848.128
102
6 PT. Samator 010.003- 11.00000442 11-Jan-11 135.000
13.500
7 PT. Samator 010.003- 11.00000459 14-Jan-11 180.000
18.000
8 PT. Samator 010.003- 11.00000460 14-Jan-11 9.441.600
944.160
9 PT. Samator 010.000- 11.00000920 18-Jan-11 17.682.600
1.768.260
10 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 11.00000062 18-Jan-11 150.000
15.000
11 PT. Indosama Persada
010.003- 11.00000015 19-Jan-11 3.000.000
300.000
12 PT. Samator 010.003- 11.00000921 19-Jan-11 4.990.000
499.000
13 PT. Samator 010.003- 11.00001207 24-Jan-11 1.340.000
134.000
14 PT. Samator 010.013- 11.00001208 27-Jan-11 270.000
27.000
15 PT. Samator 010.013- 11.00001209 24-Jan-11 15.860.950
1.586.095
271.631.430 27.163.143
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
Gambar 4.27 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Januari 2011.
103
Tabel 4.28 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Februari 2011
No
Lawan Transaksi
No. Faktur
Tanggal
DPP (Rp)
PPN (Rp)
1 PT. Pamerindo Indonesia
010.000- 11.00000089 24-Jan-11 13.214.437
1.321.444
2
PT. Donaldson Filtration Indonesia
010.000- 11.00000160 02-Feb-11 1.896.983
189.698
3 PT. Linde Indonesia
010.000- 11.00002434 07-Feb-11 32.809.512
3.280.951
4 PT. Linde Indonesia
010.000- 11.00002639 10-Feb-11 11.813.768
1.181.377
5 PT. Samator 010.003-
11.00001732 10-Feb-11 451.500
45.150
6 PT. Samator 010.003-
11.00001733 10-Feb-11 210.000
21.000
7 PT. Samator 010.003-
11.00002215 12-Feb-11 1.500.000
150.000
8 PT. Samator 010.003-
11.00002216 18-Feb-11 50.000
5.000
9 PT. Samator 010.003-
11.00002217 18-Feb-11 45.000
4.500
10 PT. Samator 010.000-
11.00000158 18-Feb-11 150.000
15.000
11 PT. Reksa Griya Antam
010.003- 11.00000031 22-Feb-11 3.000.000
300.000
12 PT. Indosama Persada
010.003- 11.00002405 22-Feb-11 40.000
4.000
13 PT. Samator 010.003-
11.00002585 25-Feb-11 125.000
12.500
14
PT. Samator
010.013-
11.00002587
25-Feb-11
2.400.000
240.000
67.706.200
6.770.620
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
104
Gambar 4.28 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan
Transaksi Februari 2011.
Penulis menyimpulkan bahwa ditemukannya berdasarkan No. Faktur yang
tertera pada tabel 4.28 urutannya tidak sesuai, boleh saja dibuat begitu tetapi
alangkah baiknya lebih berurutan supaya lebih mudah untuk di tulis. Dan hasil
perhitungan semuanya sudah benar tidak ada salah catat dalam angka – angka baik
dalam tabel maupun Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
Tabel 4.29 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Maret 2011
No Lawan Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Ciwangi Berlian Motors
010.000- 11.00000658 14-Feb-11 194.727.273 19.472.727
2 PT. Linde Indonesia
010.000- 11.00004519 09-Mar-11 11.854.271 1.185.427
3 PT. Samator 010.003- 11.00003482 14-Mar-11 150.000 15.000
4 PT. Samator 010.003- 11.00003559 15-Mar-11 380.000 38.000
5 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 11.00000242 17-Mar-11 22.765.200 2.276.520
6 PT. Reksa Griya Antam
010.003- 11.00000252 17-Mar-11 150.000 15.000
7 Dana Pensiun Antam
010.003- 11.00000053 23-Mar-11 19.947.000 1.994.700
8 PT. Samator 010.003- 11.00004209 23-Mar-11 9.653.380 965.338
105
9 PT. Samator 010.000- 11.00004210 23-Mar-11 120.000 12.000
10 PT. Samator 010.000- 11.00004570 28-Mar-11 22.950.000 2.295.000
11 PT. Samator 010.003- 11.00004665 31-Mar-11 1.200.000 120.000
12 PT. Samator 010.003- 11.00004666 31-Mar-11 70.000 7.000
283.967.124
28.396.712
Sumber: SPT Masa PPN 2011 PT IBH
Gambar 4.29 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan
Transaksi Maret 2011.
Berdasarkan tabel 4.29 di atas bahwa pada tanggal faktur itu ada yang tidak
sesuai dengan Masa Pajaknya dikarenakan pajak masukan bisa di kreditkan selama 3
bulan, maka dari itu dan PT IBH ini melakukan pembelian dalam negeri sesuai
dengan Kode Faktur Pajak 01. Dalam perhitungan pajaknya semua suda benar tidak
ada kesalahan yang di temukan penulis.
Tabel 4.30 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Januari 2012
No
Lawan Transaksi
No. Faktur
Tanggal
DPP (Rp)
PPN (Rp)
1 PT. Aneka Gas Industri 010.015- 11.00001515 01-Des-12 12.000.000 1.200.000
2 PT. Aneka Gas Industri 010.015- 11.00001516 07-Des-12 15.600.000 1.560.000
3 PT. Samator 010.003- 12.00000165 06-Jan-12 285.000 28.500
4 PT. Aneka Gas Industri 010.015- 12.00000074 09-Sep-12 6.000.000 600.000
5 PT Sing Swee Bee Indonesia 010.000- 12.00000010 11-Jan-12 7.800.000 78.000
106
6 PT. Samator 010.003-12.00000457 12-Jan-12 140.000 14.000
7 PT. Samator 010.003- 11.00000987 19-Jan-12 35.000 3.500
8 PT. Samator 010.003- 11.00000988 19-Jan-12 135.000 13.500
9 PT. Samator 010.000- 11.00001070 21-Jan-12 60.000 6.000
10 PT. Reksa Griya Antam 010.000- 12.00000079 24-Des-11 120.000 12.000
11 PT. Infomedia Nusantara 010.000-12.00001072 26-Jan-12 11.362.000 1.136.200
12 PT. Sing Swee Bee Indonesia 010.000- 12.00000028 26-Jan-12 25.000.000 2.500.000
78.537.000
7.151.700
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.30 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Maret 2011.
Dari hasil analisa penulis ditemukan perbedaan antara Pajak Pertambahan
Nilai (Pajak Masukan) pada tabel 4.29 ada Rp. 7.151.700 perbedaan di Surat
pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ada Rp.7.853.700 yang
mana terdapat selisih Rp.702.000. PT IBH ini melakukan pembelian di dalam negeri
sesuai dengan Kode Faktur pajaknya diawali dengan 01. Penulis menemukan setiap
penulisan tanggal Faktur yang terjadi di pajak masukan selalu tidak berurutan
tanggalnya. Sebaiknya perusahaan harus lebih teliti dalam proses penghitungan dan
dalam penulisan tanggal, yang mana agar berurutan perusahaan bisa melakukan
perjanjian terhadap lawan transaksi yang bersangkutan dalam proses jual – beli
sehingga tidak menimbulkan menjadi tidak berurutan seperti di analisa penulis saat
ini.
107
Tabel 4.31 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Februari 2012
No Lawan Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Samator 010.003- 12.00002120 02-Feb-12 70.000 7.000
2 PT. Samator 010.003- 12.00002376 07-Des-12 590.000 59.000
3 PT. Sing Swee Bee Indonesia
010.000- 12.00000047 14-Feb-12 25.000.000 2.500.000
4 PT. Samator 010.003- 12.00003066 16-Feb-12 120.000 12.000
5 PT. Samator 010.003- 12.00003607 16-Feb-12 360.000 36.000
6 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 12.00000159 16-Feb-12 120.000 12.000
7 PT. Samator 010.003- 12.00003673 23-Feb-12 1.420.000 142.000
8 PT. Samator 010.003- 12.00003821 23-Feb-12 6.320.300 632.030
9 Dana Pensiun Antam
010.000- 12.00000041 27-Feb-12 21.337.800 2.133.780
10 PT. Reksa Griya Antam
010.000- 12.00000180 27-Feb-12 24.339.000 2.433.900
11 PT. Samator 010.003- 12.00004142 29-Feb-12 1.765.530 176.553
12 PT. Samator 010.003- 12.00004143 29-Feb-12 380.000 38.000
81.822.630
8.182.263
Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai 2012 PT IBH
Gambar 4.31 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Februari 2012.
Sesuai dengan hasil analisa penulis disini ditemukan bahwa dari hasil
perhitungan pada tabel 3.1 dan dalam Surat Pembertitahuan (SPT) Masa Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) semuanya telah dilakukan perhitungan yang benar. Maka
dapat disimpulkan pada Februari perusahaan tidak ada kesalahan dalam pencatatan
108
angka. Perusahaan ini dalam proses pembelian barang dilakukan di dalam negeri
karena dapat dilihat dari sisi lawan transaksi namanya masih berbahasa latin, serta
kode Faktur Pajak.
Tabel 4.32 Rekap Penyerahan Pajak Masukan Maret 2012
No Lawan Transaksi No. Faktur Tanggal DPP (Rp) PPN (Rp)
1 PT. Samator
010.003-
12.00004587 03-Mar-12 50.000 5.000
2 PT. Samator
010.003-
12.00004470 05-Mar-12 300.000 30.000
3 PT. Samator
010.003-
12.00004471 05-Mar-12 3.187.100 318.710
4 PT. Samator
010.003-
12.00004993 12-Mar-12 420.000 42.000
5 PT. Samator
010.003-
12.00005270 15-Mar-12 120.000 12.000
6
PT. Reksa Griya
Antam
010.000-
12.00000246 19-Mar-12 120.000 12.000
7 PT. Samator
010.003-
12.00005611 20-Mar-12 3.395.490 339.549
8 PT. Samator
010.003-
12.00005612 20-Mar-12 140.000 14.000
9
PT. Sing Swee Bee
Indonesia
010.000-
12.00000080 29-Mar-12 25.000.000 2.500.000
32.732.590 3.273.259
Sumber: SPT Masa PPN 2012 PT IBH
Gambar 4.32 Faktur Pajak Masukan Berdasarkan DPP Terhadap Lawan Transaksi Maret 2012.
109
Berdasarkan hasil analisa yang telah penulis kerjakan tidak ada terdapat
kesalahan pencatatan. Semuanya telah sesuai dan benar, jadi dapat disimpulkan
bahwa perusahaan ini telah memenuhi kewajiban perpajakan setelah diteliti semua
berdasarkan Januari – Desember 2010 hingga 2012 ada beberapa kesalahan tetapi
itu tidak banyak merugikan dari sisi perusahaan maupun pembeli yang telah
berlangganan kepada perusahaan in. Penulis menyarankan sebaiknya perusahaan
agar bisa lebih hati – hati lagi dalam proses perhitungan memasukan angka dan
penjumlahannya.