bab iv analisis dan bahasan analisis 4.1. pengumpulan data

35
1 BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data Penelitian ini melibatkan perusahaan dalam dan luar negeri, secara khusus untuk mengetahui loyalitas konsumen perusahaan yang menjalankan program CSR. Program CSR yang dilakukan perusahaan di Timor Leste meliputi penyediaan internet gratis di kampus- kampus dan ruang terbuka, publikasi buku, kebersihan pantai, kebersihan dalam kota, tour de Timor, sepeda santai, beasiswa, kegiatan kesehatan, kegiatan seni budaya, seminar internasional, paduan suara, Timor Leste Idol, pertandingan liga sepakbola, peralatan sekolah, sponsor studi banding mahasiswa, pulsa murah untuk anak sekolah dan penenaman pohon dan sebagainya (Directory, 2014). Meskipun beberapa perusahaan menerapkan program CSR yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensi bidang operasional perusahaan, nilai-nilai yang ditanamkan rata-rata hampir sama yaitu core value dalam memberikan pelayanan yang baik, jujur, terbuka, akuntabel dan bertanggung jawab sebagai landasan perusahaan. Program CSR yang diterapkan perusahaan jasa dianalisis lebih lanjut apakah dapat meningkatkan loyalitas konsumen melalui peran kepercayaan konsumen sebagai variabel mediasi. Demi mendapatkan gambaran umum mengenai loyalitas konsumen perusahaan, penelitian ini menambahkan penilaian konsumen pada perusahaan. Perolehan responden yang berkenan menjadi partisipan sangat sulit. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika diadakan penelitian mengingat jarang sekali diadakan riset di Timor Leste khusunya di perusahaan. Peneliti mencoba menjelaskan dengan seksama bahwa identitas responden dirahasiakan demi kepentingan hasil obyektifitas penelitian semata. Proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Permohonan ijin survey, 2. Pendekatan pada kelompok calon responden, 3. Menerangkan proses pengisian. 4,

Upload: others

Post on 31-May-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

1

BAB IV

ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS

4.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan perusahaan dalam dan luar negeri, secara khusus untuk

mengetahui loyalitas konsumen perusahaan yang menjalankan program CSR. Program CSR

yang dilakukan perusahaan di Timor Leste meliputi penyediaan internet gratis di kampus-

kampus dan ruang terbuka, publikasi buku, kebersihan pantai, kebersihan dalam kota, tour de

Timor, sepeda santai, beasiswa, kegiatan kesehatan, kegiatan seni budaya, seminar

internasional, paduan suara, Timor Leste Idol, pertandingan liga sepakbola, peralatan

sekolah, sponsor studi banding mahasiswa, pulsa murah untuk anak sekolah dan penenaman

pohon dan sebagainya (Directory, 2014). Meskipun beberapa perusahaan menerapkan

program CSR yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensi bidang operasional perusahaan,

nilai-nilai yang ditanamkan rata-rata hampir sama yaitu core value dalam memberikan

pelayanan yang baik, jujur, terbuka, akuntabel dan bertanggung jawab sebagai landasan

perusahaan. Program CSR yang diterapkan perusahaan jasa dianalisis lebih lanjut apakah

dapat meningkatkan loyalitas konsumen melalui peran kepercayaan konsumen sebagai

variabel mediasi. Demi mendapatkan gambaran umum mengenai loyalitas konsumen

perusahaan, penelitian ini menambahkan penilaian konsumen pada perusahaan.

Perolehan responden yang berkenan menjadi partisipan sangat sulit. Banyak sekali

pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika diadakan penelitian mengingat jarang sekali

diadakan riset di Timor Leste khusunya di perusahaan. Peneliti mencoba menjelaskan dengan

seksama bahwa identitas responden dirahasiakan demi kepentingan hasil obyektifitas

penelitian semata. Proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Permohonan ijin

survey, 2. Pendekatan pada kelompok calon responden, 3. Menerangkan proses pengisian. 4,

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

2

Pengumpulan kuesioner yang sudah terisi, 5, Pengkatagorian jawaban responden.

Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh statistik jumlah responden yang

dapat diolah lebih lanjut setelah mengeluarkan kuesioner tidak kembali dan tidak lengkap

yang disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jumlah Responden

Keterangan Total Responden

Kuesioner Disebar 340

Kuesioner Tidak Kembali 16

Kuesioner Tidak Lengkap 4

Jumlah Sampel 320

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Response rate responden yang berpartisipasi dalam penelitian cukup baik dengan

tingkat persentase sebesar 95,29%. Hal ini ditunjukkan oleh kesediaan konsumen menjadi

responden dalam penelitian.

Tabel 4.2. Profil Responden Penelitian

No Variabel Kategori Total Responden %

1 Jenis

Kelamin

Laki-laki 161 50.31

Perempuan 159 49.69

2 Umur < 25 41 12.81

26-36 180 56.25

37-46 92 28.75

Diatas 47 7 2.19

3 Pendidikan SMA 22 6.88

Diploma 174 54.38

Sarjana 100 31.25

PascaSarjana 24 7.50

4 Kotamadya Baucau 41 12.81

Ermera 90 28.13

Dili 189 59.06

5 Asal

Responden Kota 137 42.81

Desa 183 57.19

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa konsumen yang berpartisipasi dalam penelitian

memiliki jumlah yang hampir seimbang, meskipun jumlah responden Laki-laki lebih banyak

(50,31%) dibandingkan dengan jumlah Perempuan (49,69%). Dalam hal asal daerah,

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

3

responden lebih banyak berasal dari wilayah desa (57,19%); tingkat pendidikan Diploma

(54,38%), kelompok usia 27-36 tahun (56,25%), dan berdomisili di Kotamadya Dili

(59,06%). Penduduk di kota madya Dili jumlahnya lebih banyak dari pada Kotamadya

lainnya dikarenakan Dili merupakan Ibu Kota Negara yang memberikan berbagai kemudahan

akses perekonomian, lapangan pekerjaan dan pendidikan. Responden berasal dari wilayah

pedesaan karena mayoritas masyarakat kota Dili berasal dari Desa.

Statistik deskriptif selanjutnya adalah dengan melihat Crosstab antar kriteria

demografi untuk membandingkan sebaran data di wilayah, rentang usia, gender dan di tingkat

pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.3. Crosstab Daerah Asal & Pendidikan

Daerah_Asal

Pendidikan

Total

SMA Diploma Sarjana

Pasca

Sarjana

Desa 14 99 58 12 183

Kota 8 75 42 12 137

Total 22 174 100 24 320

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan Tabel 4.3 responden yang berpendidikan Diploma memiliki jumlah yang

berbeda antara di desa dan di kota. Jumlah responden pendidikan diploma di desa

mendominasi penelitian sebanyak 99 orang sementara jumlah terkecil adalah responden

dengan lulusan SMA di daerah asal kota sebesar 8 orang. Inti yang dapat diambil adalah

sebaran responden yang berpendidikan cukup merata di desa dan di kota.

Tabel 4.4. Crosstab Jenis Kelamin & Pendidikan

Jenis_Kelamin

Pendidikan

Total

SMA Diploma Sarjana

Pasca

Sarjana

Laki-Laki 10 101 38 12 161

Perempuan 12 73 62 12 159

Total 22 174 100 24 320

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

4

Berdasarkan Tabel 4.4 responden yang berpendidikan Diploma tetap memiliki jumlah

yang paling banyak yaitu 101 diploma dengan gender laki-laki dan 73 diploma dengan

gender perempuan. Hal ini berarti pendidikan di Timor Lesste memiliki kesetaraan gender

dalam mengenyam pendidikan. Kesetaraan Gender di Timor Leste menjadi bukti bahwa

Timor Leste telah menghapus segala jenis diskriminasi terhadap perempuan yang dijamin dan

diperkuat dalam konstitusi republik demokratik bagian II pasal 17 yakni perempuan dan laki-

laki memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam bidang kehidupan keluarga, ekonomi dan

politik. Sebagian besar konsumen juga memiliki pendidikan yang cukup baik dan merata di

kedua gender. Hal ini berarti bahwa dengan pendidikan yang baik pada kesetaraan gender

maka pemahaman CSR akan lebih baik.

Tabel 4.5. Crosstab Jenis Kelamin & Usia

Jenis_Kelamin Usia

Total < 25 26-36 37-46 > 47

Laki-Laki 18 104 35 4 161

Perempuan 23 76 57 3 159

Total 41 180 92 7 320

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Penduduk Timor Leste yang menjadi responden berdasarkan Tabel 4.5 adalah rentang

usia 26-36. Sementara yang berusia di atas 47 tahun hanya 7 orang yang terdiri dari 4

perempuan dan 3 laki-laki. Responden di dominasi usia-usia produktif. Usia produktif 37-46

tahun dengan gender wanita lebih banyak daripada laki-laki sementara rentang usia 26-36

tahun didominasi oleh jumlah laki-laki dibandingkan wanita.

Tabel 4.6. Crosstab Kota Madya & Usia

Kota_Madya Usia

Total < 25 26-36 37-46 > 47

Baucau 2 21 14 4 41

Ermera 6 48 33 3 90

Dili 33 111 45 0 189

Total 41 180 92 7 320

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

5

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Mayoritas responden berdasarkan Tabel 4.6. berada di kota Dili berusia 26-36 tahun

sementara paling dedikit berada di kota Baucau sejumlah 2 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa kota Dili yang didominasi usia-usia produktif berada di kota besar karena banyak

kegiatan ekonomi di kota-kota besar.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Gambaran variabel dari nilai minimal, maksimal, rata-rata, nilai tengah, varian data

dan kemiringan kurva disajikan dalam Tabel 4.7. Dalam analisis deskriptif variabel ini

dijelaskan detail nilai minimal, maksimal, rata-rata, standar deviasi, median, excess

kurtosis dan skewness.

Tabel 4.7. Deskriptif Variabel Penelitian

Mean Median Min Max

Standard

Deviation

Excess

Kurtosis Skewness

JK 1.497 1 1 2 0.500 -2.012 0.013

DA 1.456 1 1 3 0.552 -0.621 0.679

ED 2.394 2 1 4 0.725 -0.042 0.424

AG 2.203 2 1 4 0.680 -0.108 0.143

KM 3.462 4 2 4 0.711 -0.444 -0.944

DEMOGRAFI

SOSIAL 12.125 12 8 15 1.281 0.020 -0.226

Pelayanan 13.666 14 10 15 1.131 0.213 -0.657

Keterbukaan 13.597 14 10 15 0.979 2.071 -1.145

Kejujuran 13.466 13 10 15 0.984 0.246 -0.270

NILAI

PERUSAHAAN 40.728 41 35 45 1.865 0.191 -0.381

Komunitas 26.406 26 21 30 1.592 0.338 -0.377

Keragaman 13.244 13 10 15 1.065 0.185 -0.499

Lingkungan 12.488 13 7 15 1.392 1.330 -0.743

CSR 52.138 52 44 58 2.525 0.312 -0.130

KAO 13.747 14 9 15 1.090 2.250 -1.097

KMA 13.700 14 10 15 1.077 0.377 -0.782

KMO 9.234 9 7 10 0.761 -0.669 -0.552

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 36.847 37 32 40 1.678 -0.082 -0.342

Kepercayaan

Negara 15.887 16 12 20 1.394 -0.417 -0.069

Kemauan

Interaksi 11.084 11 8 14 1.029 0.263 0.245

NEGARA ASAL 26.972 27 23 30 1.430 -0.291 -0.401

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

6

Mean Median Min Max

Standard

Deviation

Excess

Kurtosis Skewness

Kebutuhan 8.500 9 3 10 1.204 6.061 -1.996

Pembelian Ulang 22.994 23 17 25 1.506 3.538 -1.445

Rekomendasi 13.700 14 11 15 0.960 0.021 -0.474

Komunikasi 13.912 14 11 15 0.935 -0.349 -0.494

LOYALITAS

KONSUMEN 59.106 59 52 65 2.771 -0.119 -0.319

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.7 menunjukkan kisaran jawaban responden pada tiap dimensi dan variabel

penelitian. Variabel yang memiliki standar deviasi tertinggi adalah loyalitas konsumen

sebesar 7,557. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki varian yang lebih

banyak dibandingkan dengan variabel lainnya.

Setelah melakukan uji statistik deskriptif data, yang dilakukan selanjutnya adalah

melakukan analisis data persepsi responden dengan menggunakan estimasi korelasi dan

pengaruh antar variabel yang telah dibangun melalui hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya. Analisis data pada metode SmartPLS dengan variabel moderasi terdiri dari 2

tahapan terpisah sesuai prosedur (Ghozali, 2014). Metode alternatif dengan Partial Least

Square adalah sebagai berikut:

1. Uji pengaruh langsung, yaitu menguji konstruk dan hubungannya secara langsung

termasuk variabel moderasi.

2. Uji interaksi, yaitu dengan menambahkan efek moderasi pada variabel moderasi yang

sebelumnya memberikan pengaruh langsung terhadap variabel dependen.

4.3. Uji Instrumen Tahap 1 (Pengaruh Langsung)

Uji instrumen dihasilkan melalui persamaan PLS Alogaritma dari program

SmartPLS Versi 3.2.8 for professional. Dalam persamaan PLS Alogaritma dilakukan uji

validitas data, uji reliabilitas data serta output Adjusted R Square / koefisien determinasi

untuk melihat variasi variabel independen dalam menjelaskan varibel dependennya. Secara

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

7

umum, uji validitas dan reliabilitas berfungsi untuk menguji apakah indikator-indikator dan

faktor-faktor dalam penelitian telah memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel yang diteliti.

Uji instrumen dinamakan juga uji ketepatan alat ukur sebagaimana hasil penelitian dijelaskan

di bawah ini:

4.3.1. Uji Validitas Tahap 1

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji convergent validity dan uji

discriminant validity. Uji convergent validity menggunakan faktor analisis dan uji

discriminant validity menggunakan Fornell-Larcker criterion dan Heterotrait-Monotrait

Ratio (HTMT).

Model PLS Alogaritma menghasilkan loading factor dari outer weight. Loading

factor tersebut merupakan koefisien dari original sample estimate yang dapat menunjukkan

nilai faktor analisis convergent validity yang mengindikasikan indikator tersebut valid apabila

loading factor lebih dari 0.5. Penjelasan uji validitas responden penelitian perusahaan jasa di

Timor Leste dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.8. Faktor Analisis Convergent Validity Tahap 1

Indikator

Loading Factor Indikator Loading Factor

Before Drop After

Drop

Before

Drop

After

Drop

DA 0.059 - CS1 0.827 0.877

JK 0.348 - CS2 0.806 0.837

KM -0.620 - CS3 0.186 -

EDU 0.754 0.885 CS4 0.250 -

AGE 0.759 0.852 CS5 0.476 0.519

NP1 0.716 0.716 CS6 0.255 -

NP2 0.614 0.614 CS7 0.762 0.762

NP3 0.741 0.741 CS8 0.641 0.641

NP4 0.575 0.575 CS9 0.513 0.513

NP5 0.671 0.671 CS10 0.602 0.602

NP6 0.563 0.563 CS11 0.686 0.686

NP7 0.753 0.753 CS12 0.704 0.704

NP8 0.575 0.575 KK1 0.515 0.515

NP9 0.542 0.542 KK2 0.660 0.660

LK1 0.752 0.752 KK3 0.733 0.733

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

8

Indikator

Loading Factor Indikator Loading Factor

Before Drop After

Drop

Before

Drop

After

Drop

LK2 0.860 0.860 KK4 0.558 0.558

LK3 0.644 0.693 KK5 0.738 0.738

LK4 0.715 0.723 KK6 0.604 0.604

LK5 0.344 - KK7 0.707 0.707

LK6 0.505 0.510 KK8 0.829 0.829

LK7 0.625 0.630 NA1 0.720 0.728

LK8 0.735 0.846 NA2 0.498 0.545

LK9 0.516 0.569 NA3 0.284 -

LK10 0.471 - NA4 0.588 0.627

LK11 0.658 0.658 NA5 0.479 0.678

LK12 0.676 0.676 NA6 0.421 -

LK13 0.556 0.556 NA7 0.547 0.648

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji validitas perusahaan di 3 Kotamadya Timor Leste ada beberapa

variabel yang kurang memenuhi kriteria validitas, ada beberapa indikator yang

dieliminasi/didrop. Hasil uji validitas menunjukkan indikator telah memenuhi convergent

validity dengan nilai loading factor lebih dari 0,5 (Ghozali, 2014). sementara indikator yang

tidak memenuhi convergent validity memiliki loading factor kurang dari 0,5 dan telah di

drop. Uji validitas selanjutnya adalah Fornell-Larcker Criterion yang mana menunjukkan

validitas variabel ketika suatu variabel memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan

dengan korelasi antar variabel yang berbeda.

Tabel 4.9.

Diskriminan Validity Fornell-Larcker Criterion Tahap 1

CSR

DEMOGRAFI

SOSIAL

KEPERCAYAAN

KONSUMEN

LOYALITAS

KONSUMEN

NEGARA

ASAL

NILAI

PERUS

CSR 1.000

DEMOGRAFI SOSIAL -0.191 0.869

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.937 -0.215 1.000

LOYALITAS

KONSUMEN 0.934 -0.213 0.971 1.000

NEGARA ASAL 0.759 -0.214 0.928 0.879 1.000

NILAI PERUSAHAAN 0.928 -0.216 0.974 0.955 0.885 1.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

9

Tabel 4.9. menunjukkan nilai korelasi konstruk asosiasinya lebih tinggi

dibandingkan dengan konstruk lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa model memiliki

validitas diskriminan yang baik. Dalam hal ini nilai FL Criterion yang memiliki nilai

terendah adalah Demografi Sosial 0.869 yang lebih besar daripada korelasi antara demografi

sosial dengan CSR sebesar -0.191.

Uji validitas yang terakhir adalah dengan melihat nilai Heterotrait-Monotrait Ratio

(HTMT). Rasio HTMT yang dipersyaratkan harus lebih kecil dari pada 1 sehingga dapat

dikatakan memenuhi penilaian validitas diskriminan (Hair et al. 2010).

Tabel 4.10. Diskriminan Validity Heterotrait-Monotrait Ratio Criterion Tahap 1

CSR DEMOGRAFI SOSIAL

KEPERCAYAAN KONSUMEN

LOYALITAS KONSUMEN

NEGARA ASAL

NILAI PERUSAHAAN

CSR 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 DEMOGRAFI SOSIAL 0.231 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.934 0.258 0.971 0.000 0.000 0.000 LOYALITAS KONSUMEN 0.894 0.153 0.926 0.926 0.000 0.000

NEGARA ASAL 0.759 0.260 0.928 0.879 0.000 0.000 NILAI

PERUSAHAAN 0.928 0.262 0.974 0.955 0.885 0.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio tabel 4.10 tidak ada yang berada di atas 1

sehingga dapat dikatakan bahwa model penelitian yang terbentuk dari keempat variabel

diatas valid (Hair et al. 2010).

4.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menurut (Ghozali, 2014) adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel / konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke

waktu. Begitu juga dalam penelitian ini yang juga mengharapkan konsistensi dari dimensi

dan variabel penelitian agar dapat dilanjutkan ke tahap uji selanjutnya Reliabilitas data dapat

dinyatakan reliable jika nilai composite reliability dan Cronbach's Alpha lebih dari 0,6.

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

10

Selain itu nilai AVE juga menunjukkan lebih dari 0.5. Berikut ini adalah uji reliabilitas pada

perusahaan dalam dan luar negeri.

Berikut ini adalah uji reliabilitas pada perusahaan dalam dan luar negeri :

Tabel 4.11.Uji Composite Reliability Tahap 1

Composite Reliability

DEMOGRAFI SOSIAL 0.860

KAO 0.674

KMA 0.670

KMO 0.744

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 1.000

Kejujuran 0.659

Keterbukaan 0.632

Pelayanan 0.733

NILAI PERUSAHAAN 1.000

Kepercayaan Negara 0.670

Kemauan Transaksi 0.611

NEGARA ASAL 1.000

Keragaman 0.678

Komunitas 0.798

Lingkungan 0.703

CSR 1.000

Kebutuhan 0.789

Pembelian Ulang 0.736

Rekomendasi 0.676

Komunikasi 0.665

LOYALITAS KONSUMEN 1.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.11. adalah hasil pengujian didapatkan nilai pc semua variabel lebih besar dari

0,6 berkisar antara 0,632 sampai 1,000 maka item pertanyaan yang menyusun variabel

penelitian mempunyai internal konsistensi yang tinggi dan dapat digunakan dalam penelitian.

Menghitung konsistensi item pengukuran variable dapat dilakukan melalui ukuran

nilai AVE (Average Variance Extract) Derajat konsistensi jawaban responden dapat dilihat

dari nilai AVE dengan kriteria nilai AVE lebih besari dari 0,5.

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

11

Tabel 4.12. Uji AVE Tahap 1

Average

Variance

Extracted

(AVE)

ROOT

AVE

FORNELL-

LARCKER

DEMOGRAFI

SOSIAL 0.754 RELIABEL

CSR 1.000 RELIABEL

Komunikasi 0.401

0.633 0.633 RELIABEL

Pembelian Ulang 0.415

0.644 0.644 RELIABEL

Kebutuhan 0.653 RELIABEL

Rekomendasi 0.520 RELIABEL

NEGARA ASAL 1.000 RELIABEL

Keragaman 0.419

0.647 0.647 RELIABEL

Komunitas 0.579 RELIABEL

Lingkungan 0.443 0.666 0.665 RELIABEL

KAO 0.413 0.643 0.642 RELIABEL

KMA 0.417 0.646 0.638 RELIABEL

KMO 0.593 RELIABEL

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 1.000 RELIABEL

Kemauan

Transaksi 0.441

0.664 0.664 RELIABEL

Kepercayaan

Negara 0.408

0.638 0.638 RELIABEL

LOYALITAS

KONSUMEN 1.000 RELIABEL

Keterbukaan 0.366

0.605 0.605 RELIABEL

Kejujuran 0.397 0.63 0.63 RELIABEL

Pelayanan 0.479 0.692 0.692 RELIABEL

NILAI

PERUSAHAAN 1.000 RELIABEL

Sumber: Data primer diolah, 2019

Hasil output AVE menunjukkan bahwa nilai AVE pada beberapa variabel di atas 0,5

khususnya variabel laten utama seperti CSR Nilai Perusahaan, Kepercayaan Konsumen,

Negara Asal, Demografi Sosial dan Loyalitas Konsumen. Namun beberapa variabel yang lain

memiliki nilai di bawah 0.5. Meskipun ditinjau dari nilai AVE kurang memenuhi syarat

namun variabel / dimensi tersebut memiliki nilai lebih besar jika dibandingkan dengan

korelasi asosiasinya (Fornell Larcker Criterion) sehingga tetap memenuhi reliabilitas data

model penelitian (Hair et al. 2010). Uji reliabilitas yang ketiga adalah dengan melihat nilai

Cronbanch Alpha. Apabila nilai alpha lebih dari 0.6 maka dapat dikatakan reliabel.

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

12

Tabel 4.13. Uji Cronbanch Alpha Tahap 1

Alpha

CSR 1.000

Kepercayaan Konsumen 1.000

Loyalitas Konsumen 1.000

Negara Asal 1.000

Nilai Perusahaan 1.000

Demografi Sosial 0.675

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai Cronbach alpha lebih

besar dari 0.5 dengan nilai terkecil 0.675 untuk variabel demografi sosial. Hal ini

menunjukkan bahwa model telah fit memenuhi syarat reliabilitas data dan dapat dilakukan uji

lebih lanjut.

4.3.3. Uji Koefisien Determinasi Measurement Model

Uji koefisien determinasi pada measurement model berkaitan dengan kemampuan

item pengukuran menjelaskan variabel laten yang diukur Tabel 4.14 berikut ini memaparkan

hasil uji koefisien determinasi dengan menggunakan ukuran nilai Adjusted R-Squared.

Tabel 4.14. Uji Koefisien Determinasi Tahap 1

Adjusted R Squared

CSR 0.932

Kepercayaan Konsumen 0.989

Loyalitas Konsumen 0.962

Negara Asal 0.635

Nilai Perusahaan 0.992

Sosial Demografi 0.932

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji koefisien determinasi, kemampuan variabel independen

menjelaskan variasi variabel dependen ditunjukkan dengan nilai adjusted R-squared yang

cukup tinggi dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh variabel independen yang mempengaruhi

variabel nilai perusahaan yaitu sebesar 0,992. Secara umum, nilai adjusted R-squared yang

tinggi dapat disebabkan karena penggunaan indikator yang cukup banyak serta mewakili

gambaran total variabel tersebut. Koefisien determinasi terendah ditunjukkan oleh variabel-

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

13

variabel pengukur. variabel negara asal (country of origin) yaitu sebesar 0,635 (63,5%). Nilai

tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel negara asal

cukup tinggi dan sisanya sebesar 0,365 (36,5%) dijelaskan oleh item-item pengukur lainnya.

4.4. Uji Instrumen Tahap 2 (Pengaruh Interaksi Moderasi)

Uji instrumen dihasilkan melalui persamaan PLS Alogaritma dari program

SmartPLS Versi 3.2.8 for professional. Dalam persamaan PLS Alogaritma dapat dilihat

validitas data, reliabilitas data serta output adjusted R-squared / koefisien determinasi untuk

melihat variasi variabel independen dalam menjelaskan varibel dependennya.

4.4.1. Uji Validitas Tahap 2

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji convergent validity dan uji

discriminant validity. Uji convergent validity menggunakan faktor analisis dan uji

discriminant validity menggunakan Fornell-Larcker criterion dan Heterotrait-Monotrait

Ratio (HTMT).

Model PLS Alogaritma manghasilkan loading factor dari outer weight. Loading

factor tersebut merupakan koefisien dari original sample estimate yang dapat menunjukkan

nilai faktor analisis convergent validity yang mengindikasikan indikator tersebut valid apabila

nilai loading factor lebih dari 0.5. Penjelasan uji validitas responden penelitian perusahaan

jasa di Timor Leste dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.15. Faktor Analisis Convergent Validity Tahap 2

Indikator Loading Factor Indikator Loading Factor

DA - CS1 0.877

JK - CS2 0.837

KM - CS3 -

EDU 0.885 CS4 -

AGE 0.852 CS5 0.519

NP1 0.716 CS6 -

NP2 0.614 CS7 0.762

NP3 0.741 CS8 0.641

NP4 0.575 CS9 0.513

NP5 0.671 CS10 0.602

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

14

NP6 0.563 CS11 0.686

NP7 0.753 CS12 0.704

NP8 0.575 KK1 0.515

NP9 0.542 KK2 0.660

LK1 0.752 KK3 0.733

LK2 0.860 KK4 0.558

LK3 0.693 KK5 0.738

LK4 0.723 KK6 0.604

LK5 - KK7 0.707

LK6 0.510 KK8 0.829

LK7 0.630 NA1 0.728

LK8 0.846 NA2 0.545

LK9 0.569 NA3 -

LK10 - NA4 0.627

LK11 0.658 NA5 0.678

LK12 0.676 NA6 -

LK13 0.556 NA7 0.648

CSR * DS 1.034

CSR * NA

1.139

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji validitas perusahaan di 3 Kotamadya Timor Leste ada beberapa

variabel yang kurang memenuhi kriteria validitas item pertanyaan atau indikator yang dipakai

sehingga pada penelitian ini ada beberapa indikator yang dieliminasi / didrop untuk

didapatkan indikator yang benar-benar valid yaitu mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur (Ghozali, 2016). Hasil uji validitas menunjukkan indikator yang telah memenuhi

convergent validity dengan nilai lebih dari 0,5 sementara indikator yang tidak memenuhi

convergent validity yaitu nilai loading factor kurang dari 0,5 telah di drop. Hal ini dapat

diartikan bahwa indikator yang tersisa yang telah memenuhi convergent validity dapat

dilanjutkan ke uji selanjutnya karena telah memenuhi standar pengukuran variabel-variabel

yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam dan luar negeri.

Uji validitas selanjutnya adalah Fornell-Larcker Criterion yang mana menunjukkan

validitas variabel yang memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan korelasi

antar variabel yang berbeda.

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

15

Tabel 4.16. Diskriminan Validity Fornell-Larcker Criterion Tahap 2

CSR

DEMOGRAFI

SOSIAL

KEPERCAYAAN

KONSUMEN

LOYALITAS

KONSUMEN

NEGARA

ASAL

NILAI

PERUS

Mod.

DS

Mod.

NA

CSR 1.000

DEMOGRAFI

SOSIAL -0.191 0.869

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.937 -0.215 1.000

LOYALITAS

KONSUMEN 0.934 -0.213 0.971 1.000

MODERASI

DEMOGRAFI

SOSIAL

0.102

-0.237 0.088 0.105 1.000

MODERASI

NEGARA ASAL -0.061 0.058 -0.172 -0.151 -0.074 1.000

NEGARA ASAL 0.759 -0.214 0.928 0.879 0.063 -0.219 1.000 NILAI

PERUSAHAAN 0.928 -0.216 0.974 0.955 0.112 -0.150 0.885 1.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.16 menunjukkan nilai korelasi item-item pengukur konstruk asosiasinya

lebih tinggi dibandingkan dengan konstruk lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa model

memiliki validitas diskriminan yang baik. Dalam hal ini nilai FL Criterion yang memiliki

nilai terendah adalah Demografi Sosial 0.869 yang lebih besar daripada korelasi antara

demografi sosial dengan CSR sebesar -0.191.

Uji validitas diskriminan yang terakhir adalah dengan melihat nilai Heterotrait-

Monotrait Ratio (HTMT). Rasio HTMT yang dipersyaratkan harus lebih kecil dari pada 1

sehingga dapat dikatakan memenuhi penilaian validitas.

Tabel 4.17. Diskriminan Validity Heterotrait-Monotrait Ratio Criterion Tahap 2

CSR

DEMOGRAFI

SOSIAL

KEPERCAYAAN

KONSUMEN

LOYALITAS

KONSUMEN

MOD.

DEMOGRAFI

SOSIAL

MOD.

NEGARA

ASAL

NEGARA

ASAL

NILAI

PERUSH

CSR 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

DEMOGRAFI SOSIAL -0.191 0.869 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.937 -0.215 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

LOYALITAS KONSUMEN 0.934 -0.213 0.971 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 MOD. DEMOGRAFI

SOSIAL 0.102 -0.237 0.088 0.105 1.000 0.000 0.000 0.000

MOD. NEGARA ASAL -0.061 0.058 -0.172 -0.151 -0.074 1.000 0.000 0.000

NEGARA ASAL 0.759 -0.214 0.928 0.879 0.063 -0.219 1.000 0.000

NILAI PERUSAHAAN 0.928 -0.216 0.974 0.955 0.112 -0.150 0.885 1.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio di atas tidak ada yang berada di atas 1 sehingga

dapat dikatakan bahwa model penelitian yang terbentuk dari keempat variabel yaitu Nilai-

Nilai Perusahaan, CSR, Kepercayaan Konsumen dan Loyalitas Konsumen.

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

16

4.4.2. Uji Reliabilitas Tahap 2

Reliabilitas menurut Ghozali (2014) adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel / konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke

waktu. Penelitian ini yang juga mensyaratkan konsistensi dari pengukuran variabel penelitian

agar dapat dilanjutkan ke tahap uji selanjutnya. Reliabilitas item-item pengukur variabel

terpenuhi jika nilai composite reliability dan Cronbach's Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali,

2014). Selain itu nilai AVE juga menunjukkan lebih dari 0.5. Tabel 4.18 berikut ini

menunjukkan hasil uji reliabilitas pada perusahaan dalam dan luar negeri.

Tabel 4.18. Uji Composite Reliability Tahap 2

Composite Reliability

DEMOGRAFI SOSIAL 0.860

KAO 0.674

KMA 0.670

KMO 0.744

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 1.000

Kejujuran 0.659

Keterbukaan 0.632

Pelayanan 0.733

NILAI PERUSAHAAN 1.000

Kepercayaan Negara 0.670

Kemauan Transaksi 0.611

MOD. DEMOGRAFI

SOSIAL 1.000

MOD. NEGARA ASAL 1.000

NEGARA ASAL 1.000

Keragaman 0.678

Komunitas 0.798

Lingkungan 0.703

CSR 1.000

Kebutuhan 0.789

Pembelian Ulang 0.736

Rekomendasi 0.676

Komunikasi 0.665

LOYALITAS KONSUMEN 1.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

17

Tabel. 4.18. di menunjukkan nilai composite reliability (pc) semua variabel lebih

besar dari 0,6 yaitu berkisar antara 0,632 sampai 1,000. Oleh karena itu, item-item pertanyaan

yang menyusun variabel-variabel dalam model penelitian mempunyai konsistensi internal

yang tinggi dan dapat digunakan dalam penelitian.

Menghitung konsistensi item-item dalam mengukur variabel laten dapat dilakukan

dengan menggunakan nilai AVE (Average Variance Extracted). Nilai AVE yang

dipersyaratkan untuk menunjukkan konsistensi item-item pengukur variabel laten adalah

lebih besar dari 0,5.

Tabel 4.19. Uji AVE Tahap 2

Average

Variance

Extracted

(AVE)

ROOT

AVE

FORNELL-

LARCKER

DEMOGRAFI SOSIAL 0.754 RELIABEL

CSR 1.000 RELIABEL

Komunikasi 0.401

0.633 0.633 RELIABEL

Pembelian Ulang 0.415

0.644 0.644 RELIABEL

Kebutuhan 0.653 RELIABEL

Rekomendasi 0.520 RELIABEL

NEGARA ASAL 1.000 RELIABEL

Keragaman 0.419

0.647 0.647 RELIABEL

Komunitas 0.579 RELIABEL

Lingkungan 0.443 0.666 0.665 RELIABEL

KAO 0.413 0.643 0.642 RELIABEL

KMA 0.417 0.646 0.638 RELIABEL

KMO 0.593 RELIABEL

KEPERCAYAAN

KONSUMEN 1.000 RELIABEL

Kemauan Transaksi 0.441

0.664 0.664 RELIABEL

Kepercayaan Negara 0.408

0.638 0.638 RELIABEL

MOD. DEMOGRAFI

SOSIAL 1.000 RELIABEL

MOD. NEGARA ASAL 1.000 RELIABEL

LOYALITAS

KONSUMEN 1.000 RELIABEL

Keterbukaan 0.366

0.605 0.605 RELIABEL

Kejujuran 0.397 0.63 0.63 RELIABEL

Pelayanan 0.479 0.692 0.692 RELIABEL

NILAI PERUSAHAAN 1.000 RELIABEL

Sumber: Data primer diolah, 2019

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

18

Hasil output AVE menunjukkan bahwa nilai AVE pada beberapa variabel di atas 0,5

khususnya variabel laten utama seperti CSR, Nilai Perusahaan, Kepercayaan Konsumen,

Negara Asal, Demografi Sosial dan Loyalitas Konsumen. namun beberapa yang lain

memiliki nilai di bawah 0.5. Meskipun ditinjau dari nilai AVE kurang memenuhi syarat,

namun variabel/dimensi tersebut memiliki nilai lebih besar jika dibandingkan dengan korelasi

asosiasinya (Fornell Larcker Criterion). Oleh karena itu, item-item pengukur variabel laten

tetap dianggap masih memenuhi kriteria reliabilitas yang dibutuhkan dalam model penelitian.

Uji reliabilitas yang ketiga adalah dengan melihat nilai Cronbach alpha. Apabila

nilai Cronbach alpha lebih dari 0.6 maka item-item pengukur variabel laten dikatakan

reliabel.

Tabel 4.20. Uji Cronbanch Alpha Tahap 2

Alpha

CSR 1.000

Kepercayaan Konsumen 1.000

Loyalitas Konsumen 1.000

Negara Asal 1.000

Mod. Nilai Perusahaan 1.000

Mod. Demografi Sosial 0.675

Nilai Perusahaan 1.000

Demografi Sosial 0.675

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai Cronbach alpha lebih

besar dari 0.5 dengan nilai terkecil 0.675 milik variabel dfemografi sosial. Hal ini

menunjukkan bahwa model telah fit memenuhi syarat reliabilitas data dan dapat dilakukan uji

lebih lanjut.

4.4.3. Uji Koefisien Determinasi Tahap 2

Uji koefisien determinasi berkaitan dengan besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini dianalisis besarnya pengaruh dimensi-

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

19

dimensi yang membentuk konstruk laten terhadap variabel latennya. Tabel 4.21 berikut ini

memaparkan hasil uji koefisien determinasi (adjusted R-squared).

Tabel 4.21. Uji Koefisien Determinasi Tahap 2

Adjusted

R Square

CSR 0.932

Kepercayaan Konsumen 0.989

Loyalitas Konsumen 0.962

Negara Asal 0.635

Nilai Perusahaan 0.992

Sosial Demografi 0.932

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji koefisien determinasi variabel-variabel pembentuk atau yang

mempengaruhi variabel dependen memiliki nilai adjusted R-squared yang cukup tinggi

dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh variabel yang nilai perusahaan yaitu sebesar 0.992.

Nilai tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan

indikator yang cukup banyak serta mewakili gambaran variabel tersebut. Koefisien

determinasi terendah ditunjukkan oleh pengaruh dari variabel negara asal sebesar 0,635

(63,5%). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa dimensi pembentuk variabel negara asal cukup

tinggi dan sisanya sebesar 0,365 (36,5%) dipengaruhi oleh variabel lainnya.

4.5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada PLS dihasilkan dari persamaan bootstrap yang dihasilkan

dari analisis inner model path. Uji hipotesis dijelaskan pada persamaan skema dan tabel

berikut.

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

20

Gambar 5. Model PLS Bootstrap

Berdasarkan model PLS bootstrap dapat diuji dan dianalisis hipotesis hubungan

antara masing-masing variabel dalam penelitian. Tabel 4.22 menjelaskan estimasi pengaruh

antar variabel disertai dengan nilai t-statistik & p-value untuk keperluan menarik kesimpulan

uji hipotesis.

Berdasarkan Gambar 5. diketahui bahwa hubungan variabel antara nilai perusahaan

dengan CSR memiliki pengaruh signifikan dilihat dari nilai t-statistik sebesar 13.031 yang

lebih besar dari t-hitung + 1,96 dan signifikasi p-value <0,001 yang lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis menerima Ha1. Semakin

tinggi nilai perusahaan maka semakin positif nilai CSR atau semakin baik CSR perusahaan

yang diterapkan oleh perusahaan dalam dan luar negeri di Timor Leste (Ha1 Diterima).

Output lengkap mengenai koefisien original sampel estimate, sample mean,

standard deviation dan p-value sebagai komponen pendukung t statistik disajikan dalam

Tabel 4.22 bawah ini.

Tabel 4.22. PLS Bootstrap

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

CSR -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.499 0.498 0.020 25.360 0.000 DEMOGRAFI SOSIAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN -0.002 -0.002 0.006 0.303 0.762

KAO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.075 0.074 0.017 4.458 0.000 KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.639 0.644 0.040 16.115 0.000

Nilai-Nilai

Perusahaan

Loyalitas

Konsumen

Demografi Sosial

CSR

Kepercayaan

Konsumen

Negara Asal

13.031 25.360 16.115

23.001

0.303 H1

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

21

KMA -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.032 0.032 0.013 2.522 0.012

KMO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.045 0.045 0.012 3.634 0.000

Kebutuhan -> LOYALITAS KONSUMEN 0.163 0.160 0.026 6.246 0.000

Kejujuran -> NILAI PERUSAHAAN 0.515 0.513 0.026 19.700 0.000

Kemauan Transaksi -> NEGARA ASAL 0.416 0.407 0.036 11.718 0.000

Kepercayaan Negara -> NEGARA ASAL 0.752 0.746 0.027 27.498 0.000

Keragaman -> CSR 0.231 0.229 0.025 9.219 0.000

Keterbukaan -> NILAI PERUSAHAAN 0.516 0.511 0.027 19.417 0.000 Komunikasi -> LOYALITAS

KONSUMEN 0.095 0.091 0.017 5.508 0.000

Komunitas -> CSR 0.327 0.324 0.029 11.400 0.000

Lingkungan -> CSR 0.253 0.247 0.026 9.832 0.000 NEGARA ASAL -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.463 0.464 0.020 23.001 0.000

NILAI PERUSAHAAN -> CSR 0.485 0.490 0.037 13.031 0.000

Pelayanan -> NILAI PERUSAHAAN 0.600 0.597 0.029 20.727 0.000 Pembelian Ulang -> LOYALITAS

KONSUMEN 0.186 0.183 0.023 8.168 0.000 Rekomendasi -> LOYALITAS

KONSUMEN 0.152 0.148 0.021 7.232 0.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Dari persamaan bootstrap nilai perusahaan (NP) terhadap CSR (Hipotesis 1) dapat

dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

CSR = 0.485 NP

4.6. Uji Hipotesis Moderasi

Berdasarkan model PLS bootstrap dapat dianalisis hasil uji efek moderasi variabel dalam

penelitian. Hasil uji model PLS bootstrap moderasi dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai

berikut:

Gambar 6. Model PLS Bootstrap

13.085 26.378 15.346 0.135

H3

3.279 H2

Nilai-Nilai

Perusahaan

Loyalitas

Konsumen

Moderasi Demografi

Sosial

CSR

Kepercayaan

Konsumen

Moderasi

Negara Asal

Page 22: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

22

Selanjutnya, Tabel 4.23 dibawah ini menjelaskan estimasi pengaruh efek moderasi

demografi sosial dan negara asal disertai dengan nilai t-hitung statistik dan p-value untuk

menarik kesimpulan dari hipotesis yang sebelumnya telah dirumuskan.

Tabel 4.23. PLS Bootstrap Moderasi

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

CSR -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.509 0.507 0.019 26.378 0.000 DEMOGRAFI SOSIAL -> KEPERCAYAAN KONSUMEN -0.001 -0.001 0.006 0.196 0.845

KAO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.066 0.066 0.014 4.673 0.000 KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.639 0.644 0.042 15.346 0.000

KMA -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.030 0.031 0.012 2.637 0.009

KMO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.042 0.041 0.011 3.904 0.000

Kebutuhan -> LOYALITAS KONSUMEN 0.163 0.159 0.026 6.177 0.000

Kejujuran -> NILAI PERUSAHAAN 0.515 0.511 0.027 18.790 0.000

Kemauan Transaksi -> NEGARA ASAL 0.416 0.409 0.039 10.650 0.000

Kepercayaan Negara -> NEGARA ASAL 0.752 0.747 0.029 26.389 0.000

Keragaman -> CSR 0.231 0.229 0.025 9.103 0.000

Keterbukaan -> NILAI PERUSAHAAN 0.516 0.511 0.025 20.588 0.000

Komunikasi -> LOYALITAS KONSUMEN 0.095 0.093 0.016 5.770 0.000

Komunitas -> CSR 0.327 0.323 0.027 11.892 0.000

Lingkungan -> CSR 0.253 0.251 0.025 10.059 0.000 MOD. DEMOGRAFI SOSIAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.001 0.001 0.006 0.135 0.893 MOD. NEGARA ASAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN -0.021 -0.020 0.006 3.279 0.001 NEGARA ASAL -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.457 0.459 0.019 23.663 0.000

NILAI PERUSAHAAN -> CSR 0.485 0.489 0.037 13.085 0.000

Pelayanan -> NILAI PERUSAHAAN 0.600 0.595 0.027 21.976 0.000 Pembelian Ulang -> LOYALITAS

KONSUMEN 0.186 0.182 0.023 7.946 0.000

Rekomendasi -> LOYALITAS KONSUMEN 0.152 0.150 0.024 6.332 0.000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas dapat diketahui bahwa interaksi antara variabel

moderasi negara asal terhadap hubungan antara CSR dan kepercayaan konsumen memiliki

pengaruh signifikan yang dapat dilihat dari nilai t-hitung statistik sebesar 3,279 yang lebih

besar dari t-tabel + 1,96 dan serta p-value signifikan (<0.001) atau kurang dari 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, negara asal (country of origin) terbukti memoderasi hubungan

Page 23: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

23

variabel CSR dengan kepercayaan konsumen perusahaan dalam dan luar negeri di Timor

Leste. Dengan demikian hasil analisis menunjukkan bahwa Hipotesis H2 diterima.

Selanjutnya, variabel demografi sosial tidak berperan sebagai variabel moderasi

hubungan antara CSR dan kepercayaan konsumen. Hasil uji statistik nilai t-hitung statistik

sebesar 0,135 lebih kecil dari t-tabel + 1,96 dan p-value tidak signifikan sebesar 0,893 atau

lebih dari 0,05. Oleh karena itu, hasil analisis mendukung kesimpulan untuk menolak

Hipotesis H3, dimana variabel demografi sosial tidak terbukti sebagai variabel moderasi

antara hubungan variabel CSR dengan kepercayaan konsumen.

Dari persamaan bootstrap CSR terhadap Kepercayaan Konsumen (KK) dengan

Moderasi Sosial Demografi (SD) dan Negara Asal (NA) pada Hipotesis 2 & 3 dapat

dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

KK = 0.509 CSR - 0.001 SD + 0.001 SD.CSR

KK = 0.509 CSR + 0.457 NA - 0.021 NA.CSR

4.7. Uji Hipotesis Mediasi

Melalui menu path analiysis spesific indirect effect dapat dilakukan uji pengaruh

variabel mediasi yang hasilnya tertera pada Tabel 4.24 sebagai berikut.

Tabel 4.24. PLS Bootstrap Pengaruh Tidak Langsung

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/ST

DEV|)

P

Values

Kejujuran -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR 0.250 0.251 0.023 10.627 0.000 Keterbukaan -> NILAI PERUSAHAAN ->

CSR 0.250 0.250 0.020 12.604 0.000

Pelayanan -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR 0.291 0.293 0.026 11.077 0.000 Keragaman -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.115 0.114 0.013 8.853 0.000 Komunitas -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.163 0.161 0.015 10.539 0.000 Lingkungan -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN 0.126 0.123 0.014 9.090 0.000 Kejujuran -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR

-> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.124 0.125 0.012 10.040 0.000 Keterbukaan -> NILAI PERUSAHAAN ->

CSR -> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.125 0.125 0.010 11.972 0.000

NILAI PERUSAHAAN -> CSR -> 0.242 0.244 0.020 12.267 0.000

Page 24: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

24

KEPERCAYAAN KONSUMEN

Pelayanan -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR

-> KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.145 0.146 0.014 10.729 0.000 Kemauan Transaksi -> NEGARA ASAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.193 0.189 0.018 10.550 0.000 Kepercayaan Negara -> NEGARA ASAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN 0.348 0.346 0.020 17.699 0.000 Keragaman -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN -> LOYALITAS KONSUMEN 0.074 0.073 0.010 7.694 0.000 Komunitas -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN -> LOYALITAS KONSUMEN 0.104 0.104 0.012 8.707 0.000 Lingkungan -> CSR -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN -> LOYALITAS KONSUMEN 0.080 0.079 0.011 7.641 0.000 Kejujuran -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR

-> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.079 0.081 0.010 8.285 0.000 Keterbukaan -> NILAI PERUSAHAAN ->

CSR -> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.080 0.080 0.008 9.564 0.000 CSR -> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.318 0.321 0.023 14.083 0.000 NILAI PERUSAHAAN -> CSR ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.154 0.157 0.015 9.952 0.000 Pelayanan -> NILAI PERUSAHAAN -> CSR

-> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.093 0.094 0.010 8.954 0.000 DEMOGRAFI SOSIAL -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN -> LOYALITAS KONSUMEN -0.001 -0.001 0.004 0.300 0.765 KAO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.048 0.048 0.012 4.148 0.000 KMA -> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.020 0.020 0.008 2.421 0.016 KMO -> KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.029 0.029 0.008 3.541 0.000 Kemauan Transaksi -> NEGARA ASAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.123 0.122 0.015 8.380 0.000 NEGARA ASAL -> KEPERCAYAAN

KONSUMEN -> LOYALITAS KONSUMEN 0.296 0.299 0.022 13.209 0.000 Kepercayaan Negara -> NEGARA ASAL ->

KEPERCAYAAN KONSUMEN ->

LOYALITAS KONSUMEN 0.222 0.223 0.018 12.032 0.000

Sumber: Data Primer diolah, 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.24 kepercayaan konsumen terbukti mampu

memediasi CSR dengan Loyalitas. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-statistik sebesar

14.083 yang lebih besar dari t-tabel + 1,96 dengan p-value <0,001 yang signifikan karena

lebih kecil dari 0,05. Bahwa hasil analisis mendukung penerimaan hipotesis (H4 Diterima)

Program CSR meningkatkan kepercayaan konsumen yang pada gilirannya meningkatkan

loyalitas konsumen pada perusahaan dalam dan luar negeri di Timor Leste (H4 Diterima).

Page 25: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

25

Dari persamaan bootstrap CSR terhadap Loyalitas Konsumen (LK) dengan mediasi

Kepercayaan Konsumen (KK) dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

LK = 0.509 CSR + 0.318 KK

4.8. Bahasan Analisis

4.8.1. Nilai-Nilai Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap CSR.

Isu keunggulan kompetitif yang berdaya tahan/sustainable competitive advantage

atau (CSA) merupakan isu yang paling populer di era milenial saat ini. Dunia global yang

sarat dengan pesatnya perkembangan teknologi mendorong persaingan yang tinggi dan

menuntut kinerja perusahaan yang optimal. Perusahaan memiliki peran penting dalam

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan yang memiliki rata-rata tingkat kesetujuan

yang tinggi dan memiliki variasi data yang terbesar. Pelayanan merupakan hal pertama yang

dipandang oleh konsumen mengingat pelayanan berkaitan dengan sumber daya manusia yang

dimiliki oleh perusahaan yang menjalankan kegiatan perusahaan.

Penerapan nilai perusahaan berupa budaya-budaya yang dimiliki perseroan sebagai

alat yang digunakan oleh seluruh level karyawan dalam mendukung pencapaian visi dan misi

perseroan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing, artinya perusahaan memiliki etika

bisnis yang baik (Mapisangka, 2009). Tentunya hal ini akan mempengaruhi kinerja

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan materi maupun non materi. Lebih dari itu,

menurut Ceja and Tapies (2011), nilai-nilai perusahaan dapat memandu jalannya perusahaan

kelas dunia baik perusahaan milik perorangan maupun milik institusi. Nilai-nilai etika berupa

kepedulian terhadap sesama, kejujuran, gotong royong, keterbukaan dan pelayanan yang

prima terkandung dalam program CSR sebagaimana telah diteliti sebelumnya bahwa nilai-

nilai perusahaan ini disebut dengan nilai inti (Core values) sebagai landasan perusahaan

(Lencioni, 2002). Perusahaan memerlukan adanya evaluasi rutin mengenai diterapkannya

Page 26: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

26

nilai perusahaan yang dapat mencapai visi misi perusahaan. Perusahaan jasa perbankan

berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan terbaik dan memberikan personal branding

terbaik di mata pelanggan atau konsumen. Adanya peraturan dari pemerintah yang

mewajibkan perusahaan melaksanakan program CSR, tentunya menjadi tantangan tersendiri

bagi sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kebutuhan menyesuaikan dengan nilai-nilai

yang dimiliki perusahaan. Nilai-nilai perusahaan menjadi pedoman kerja dan bersinergi

dalam mencapai visi organisasi. Perumusan nilai-nilai perusahaan yang tepat dan sesuai

dengan nilai-nilai yang terkandung dalam program CSR, akan mendorong komitmen dalam

pelaksanaan program CSR. Para pemangku kepentingan perusahaan khususnya pihak

manajemen dan pemegang saham akan mampu mewujudkan kepedulian sosial pada

masyarakat dengan satu harapan bahwa tujuan kelangsungan usaha jangka panjang dapat

tercapai layaknya visi dari corporate citizenship. Namun ketika nilai perusahaan yang

dirumuskan kurang tepat mengidentifikasi segala kebutuhan masyarakat maka komitmen

terhadap program CSR akan minim dan jika ada maka implementasi program CSR kurang

terarah dan tidak tepat sasaran sehingga pelaksanaannya tidak efektif dan efisien. Variasi

keberagamanan jawaban responden ini terlihat dari varian tertinggi. variabel dukungan

terhadap masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa karena perbedaan pengetahuan dan

persepsi responden, jawaban dukungan masyarakan menjadi perbedaan yang kecil namun

terbesar diantara jawaban dari dimensi lainnya.

Perusahaan memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Namun pola hubungan perusahaan sebagai penyedia barang/jasa kepada masyarakat sebagai

konsumen lebih dominan bersifat transaksional. Dalam mempertahankan hubungan yang

saling menguntungkan perusahaan berusaha memberikan layanan terbaik sehingga konsumen

mengalami pengalaman positif, puas dengan layanan yang diterima, dan melakukan

Page 27: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

27

pembelian ulang layanan yang ditawarkan. Diharapkan loyalitas konsumen terus berlangsung

dalam jangka panjang.

Perusahaan berupaya untuk mempertahankan loyalitas pelanggan jangka panjang

perusahaan. Strategi, program kerja, kegiatan, disusun dan diimplementasikan idealnya

sejalan dengan nilai-nilai perusahaan yang dianut. Termasuk di dalamnya adalah alokasi

sumber daya yang dibutuhakan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi organisasi.

Kegiatan perusahaan yang proaktif dan strategi dilakukan perusahaan yang terkandung dalam

nilai-nilai perusahaan dengan melibatkan kepedulian terhadap lingkungan akan berdampak

jangka panjang pada perusahaan (Servera & Arteaga, 2015). Mapisangka (2009)

mengungkapkan bahwa penerapan program CSR yang efektif dan efisien adalah keberhasilan

dari perwujudan good corporate governance, good corporate citizenship dan good business

ethics yang senantiasa menanamkan nilai-nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan triple bottom line dari Elkington (1997) yang

menjadi dasar dalam mengkaji dasar kepedulian perusahaan dalam program tanggung jawab

sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan. CSR adalah komitmen perusahaan

terhadap tiga (3) elemen, yaitu elemen ekonomi yang merujuk pada P1 (Profit), sosial yang

merujuk pada P2 (People), dan lingkungan yang merujuk pada P3 (Planet). Selain itu tata

kelola yang baik dalam sebuah perusahaan apabila berdasarkan teori stakeholder adalah dapat

mendatangkan manfaat bagi semua kalangan pemangku kepentingan. Semua pemangku

kepentingan seperti pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,

analis dan pihak lain memberi dampak atau terkena dampak oleh hasil tujuan perusahaan

(Freeman, 1984; Roberts, 1992). Berdasarkan uraian bahasan analisis di atas dapat menjawab

pertanyaan penelitian bahwa nilai-nilai perusahaan berpengaruh terhadap program CSR yang

dilakukan oleh perusahaan.

Page 28: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

28

4.8.2. Pengaruh CSR Terhadap Kepercayaan Konsumen Dengan Moderasi Negara

Asal.

Negara asal terbukti memoderasi hubungan variabel CSR dengan kepercayaan

konsumen perusahaan di Timor Leste. Semakin tinggi atau semakin baik persepsi konsumen

atas negara asal perusahaan maka semakin dapat memperkuat hubungan antara program CSR

yang dijalankan dengan kepercayaan konsumen dan sebaliknya ketika persepsi konsumen

atas negara asal perusahaan telekomunikasi kurang baik maka semakin memperlemah

hubungan antara program CSR dengan kepercayaan konsumen perusahaan dalam dan luar

negeri. Sejalan dengan pernyataan bahwa negara asal berdampak terhadap CSR yang dapat

mempengaruhi respon individu pada suatu obyek tertentu (Cowan & Guzman, 2018; Ferreira

& Ribeiro, 2017).

Perusahaan dalam dan luar negeri di Timor Leste membuktikan bahwa negara asal

yang di dalamnya terdapat persepsi akan karakteristik wilayah kebudayaan norma-norma,

dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen. Hal ini sejalan dengan teori budaya bahwa

perilaku masyarakat yang diwujudkan dalam sebuah tindakan tidak hanya berasal dari proses

psikologis pada individu namun juga pada orang lain (Sutrisno & Putranto, 2005). Konsumen

mencoba menempatkan diri pada sasaran CSR perusahaan sehingga mampu mengevaluasi

niat baik dari perusahaan tersebut. Program CSR yang dijalankan tentunya tertuju pada

sasaran yang tepat dan diketahui oleh masyarakat sehingga program CSR dapat

meningkatkan kepercayaan konsumen dengan adanya kesamaan ideologi budaya dan norma-

norma setempat. Dengan demikian reputasi negara asal dapat bertindak sebagai suatu

mekanisme yang menjadi sumber informasi ketika memutuskan untuk percaya dan memilih

produk dan jasa dari negara yang berbeda.

Konsumen memiliki persepsi positif atau negatif terhadap negara asal produk,

persepsi tersebut akan menuju kepada evaluasi positif atau negatif terhadap seluruh merek

Page 29: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

29

yang terkait dengan negara tersebut (Moradi & Zarei, 2011; Syahlani, 2008). Negara asal

dipandang dapat menguatkan atau melemahkan kepercayaan konsumen khususnya ditinjau

dari determinan program CSR yang dilaksanakan. Di manapun perusahaan-perusahaan ini

berada dipercaya memiliki satu tujuan utama yaitu memiliki keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan akan memberikan kinerja yang

terbaik, menghasilkan sistem kerja yang integratif, komprehensif dan memberikan hasil yang

win-win solution. Namun perusahaan tidak mampu mengendalikan persepsi kepercayaan

konsumen yang kemungkinan berbeda karena adanya informasi tentang negara asal

perusahaan.

Lacey & Kennett (2010) mengungkapkan perusahaan yang menerapkan tanggung

jawab sosial secara signifikan mampu membentuk persepsi baik di mata konsumen

sebagai bentuk kepercayaan konsumen pada perusahaan sehingga dapat menciptakan rasa

percaya dari konsumen. Nilai-nilai individu masyarakat mempengaruhi ekspektasi konsumen

dalam kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan dalam negeri dan perusahaan luar

negeri. Konsumen lokal memiliki ekspektasi terhadap perusahaan nasional agar berupaya

melakukan kegiatan CSR dengan standar yang dilaksanakan perusahaan internasional.

Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan nasional dan perusahaan luar negeri akan

berdampak sekali terhadap negara asal perusahaan tersebut (Han, 2015).

Rezvani et al. (2012) menjelaskan stereotip negara dan preferensi konsumen

mempengaruhi tinggi rendahnya kepercayaan konsumen terhadap sistem politik, budaya dan

ekonomi negara, termasuk kepercayaan konsumen terhadap kualitas suatu produk. Budaya,

sistem, preferensi konsumen terhadap program CSR memunculkan kesan yang berbeda di

mata konsumen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian (Hashim et al. 2015; Hsu et al.

2017; Moulard et al. 2015) mengatakan bahwa negara asal mampu membedakan kepercayaan

antara konsumen satu dengan yang lainnya dengan kualitas tertentu yang perusahaan

Page 30: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

30

tawarkan. Berdasarkan uraian bahasan analisis di atas dapat menjawab pertanyaan penelitian

bahwa variabel negara asal memoderasi pengaruh program CSR terhadap kepercayaan

konsumen.

4.8.3. Pengaruh CSR Terhadap Kepercayaan Konsumen Dengan Moderasi Demografi

Sosial Konsumen.

Variabel demografi sosial seperti usia dan latar belakang pendidikan tidak

memperkuat atau memperlemah hubungan program CSR dengan tingkat kepercayaan

konsumen. Semakin tua ataupun muda, semakin tinggi pendidikan konsumen tidak akan

meningkatkan ataupun menurunkan kepercayaan kosumen atas program CSR yang

dilaksanakan. Matangnya usia responden serta tingginya pendidikan responden tidak dapat

memperkuat atau memperlemah pandangan responden akan program CSR yang dijalankan.

Hasil ini kemungkinan dapat disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap

perusahaan terletak pada pelayanannya dalam memberikan produk dan jasa yang terbaik,

kompetitif dan selalu komunikatif mendengarkan keluhan pelanggan. Di samping itu,

program CSR yang ditujukan untuk umum bagi semua kalangan usia dan tingkat pendidikan

menyebabkan variabel demografi sosial tidak memberikan peran yang signifikan sebagai

moderator hubungan program CSR dan kepercayaan konsumen. Pemahaman dan kepekaan

merupakan output dari suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen negatif,

afektif dan konatif, yang saling berinteraksi dalam berperilaku terhadap suatu obyek

(Saifuddin, 1995). Proses secara psikologis ini tidak menjustifikasi bahwa kepekaan tidak

hanya ada pada wanita (Del Mar et al. 2015), kematangan belum selalu tercermin pada

individu yang sudah dewasa (Nowacki & Wasilik, 2017) dan pemahaman yang baik pada

CSR tidak selalu terlihat pada orang yang berpendidikan tinggi (Burcea & Marinescu, 2011;

Arli et al. 2014). Karakter lahiriah yang dapat memberikan persepsi dan kesan positif atas

pengalaman konsumen yang timbul dari adanya komitmen CSR.

Page 31: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

31

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Arato et al. 2016; Engel

et al. 2012; Rashida, 2015), Konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-

beda. Hal ini dapat terlihat berdasarkan karakteristik demografi sosial konsumen. Tingkat

pendidikan dan usia adalah dua contoh karakteristik demografi sosial yang dapat menerima

atau menilai suatu kebijakan perusahaan yang nantinya berdampak pada kepercayaannya.

Kotler and Armstrong (2012) manambahkan pula bahwa karakteristik yang berbeda dapat

menjadi perbedaan tanggapan dalam pesan-pesan komunikasi pemasaran. Penelitian inipun

tidak sejalan dengan hasil penelitian (Arato et al. 2016; Ásványi, 2010; Ganesh &

Paramasivam, 2014; Jeon et al. 2013; Pradhan & Ranjan, 2011; Rashida, 2015) yang

menyatakan bahwa demografi sosial sebagai memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan

konsumen. Berdasarkan uraian bahasan analisis di atas tidak dapat menjawab pertanyaan

penelitian bahwa variabel demografi sosial tidak dapat memoderasi pengaruh CSR terhadap

kepercayaan konsumen.

4.8.4. Pengaruh CSR terhadap Loyalitas Konsumen dengan Mediasi Kepercayaan

Konsumen.

Di saat perusahaan telah berhasil membangun kepercayaan dari konsumen pasti akan

mendapatkan lebih banyak konsumen, termasuk rekomendasi gratis dari konsumen kepada

orang-orang terdekatnya. Konsumen akan secara sukarela mempromosikan produk atau jasa

yang dijual kepada orang-orang di sekitarnya karena konsumen telah memiliki pengalaman

yang baik dengan produk atau jasa. Kesukarelaan merekomendasikan merupakan salah satu

dari dimensi dari loyalitas. Adanya hubungan antara perusahaan dan konsumen merupakan

aset perusahaan dimana konsumen loyal pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan (Banyte & Dovaliene, 2014). Namun juga di sisi lain ada yang tidak loyal dan

masih terpengaruh penawaran produk lain dari kompetitor dengan keunggulan kompetitif

yang memiliki nilai lebih dari perusahaan sebelumnya.

Page 32: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

32

Pelaksanaan program CSR menumbuhkan kepercayaan konsumen dan berdampak

pada meningkatnya loyalitas konsumen. Dalam hal ini, kepercayaan konsumen memediasi

program pelaksanaan CSR dalam meningkatkan loyalitas konsumen. Tidak hanya itu, peneliti

lain berpendapat bahwa perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial secara

signifikan mampu memperoleh penilaian yang baik dari konsumen (Ramasamy & Yeung,

2009). Penilaian positif maupun negatif terhadap sebuah produk dan jasa yang ditawarkan

perusahaan akan memunculkan kepercayaan terhadap hal-hal yang terkait perusahaan

tersebut. Kepercayaan konsumen diekspresikan dalam bentuk perilaku loyal baik dalam

bentuk loyalitas sikap maupun loyalitas perilaku. Akbar & Parvez (2009) menyatakan bahwa

kepercayaan konsumen hanya muncul ketika salah satu pihak dalam hubungan kerjasama

dapat diandalkan dan mempunyai integritas yang dibangun melalui strategi perusahaan

melalui program CSR.

Sue Greenberg et al. (2008); Kim & Kim (2016); Jack et al. (2012); dan Kayeser &

Abdur (2014) menemukan hasil bahwa program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan

mampu meningkatkan loyalitas konsumen dan kepercayaan konsumen. Berdasarkan teori

Stakeholder, teori kontrak sosial serta pemikiran triple bottom line, terbukti bahwa

perusahaan yang melaksanakan program CSR akan memberikan manfaat bagi masyarakat

dan lingkungan. Manfaat tersebut pada akhirnya akan kembali pada perusahaan dengan

memperoleh konsumen yang loyal. Pencapaian konsumen yang loyal tersebut karena

konsumen percaya bahwa hubungan perusahaan dengan konsumen tidak semata-mata bersifat

transaksional. Berdasarkan uraian bahasan analisis di atas dapat menjawab pertanyaan

penelitian bahwa kepercayaan konsumen memediasi pengaruh CSR terhadap loyalitas

konsumen.

Page 33: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

33

4.8. Kebaruan Penelitian

Pelaksanaan program CSR merupakan kebijakan dan pelaksanaan dalam

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap tenaga kerja, masyarakat sekitar

perusahaan dan masyarakat umum. Kebaruan yang ditemukan pada penelitian ini merujuk

pada beberapa model penelitian terdahulu yang diusulkan peneliti sebelumnya (Afifah &

Asnan, 2015; Ailawadi et al. 2014; Akbar & Parvez, 2009; Arato et al. 2016; Ásványi, 2010;

Calabrese et al. 2016; Chang & Yeh, 2017; Chen et al. 2012; Cowan & Guzman, 2018;

Ferreira & Ribeiro, 2017; Goyal & Chanda, 2017; Inoue et al. 2017; Li et al. 2019; Lombart

& Louis, 2014; Martínez & del Bosque, 2013; Moradi & Zarei, 2011; Nowacki & Wasilik,

2017; Pradhan & Ranjan, 2011; Raman et al. 2012; Rashida, 2015; Yusof et al. 2015).

Kebaruan penelitian ini adalah pada bangunan model penelitian dengan membangun

kepercayaan dan loyalitas konsumen menggunakan program CSR, negara asal dan demografi

sosial. Penelitian ini mampu membuktikan moderasi negara asal pada perusahaan yang

menguatkan CSR terhadap kepercayaan konsumen dan mediasi kepercayaan konsumen

sebagai perantara hubungan antara CSR dan loyalitas konsumen.

Di samping itu, penelitian ini mampu mengisi kesenjangan penelitian-penelitian

terdahulu dan memodifikasi model penelitian negara asal yang dilakukan (Cowan & Guzman,

2018; Ferreira & Ribeiro, 2017; Hashim et al. 2015; Hsu et al. 2017; Moulard et al. 2015).

Dari model penelitian dapat dihasilkan solusi alternatif bagaimana membangun CSR dan

kepercayaan konsumen dalam alur berpikir berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

CSR

Kepercayaan

Konsumen

Negara

Asal

Page 34: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

34

Negara asal mampu memoderasi pelaksanaan program CSR yang nantinya dapat

berorientasi pada kepercayaan konsumen. Negara asal dianggap sebagai trigger efektif dari

pelaksanaan program CSR yang memiliki efek domino pada kepercayaan konsumen.

Kebudayaan yang menjadi identitas sebuah negara berhubungan erat dengan persepsi

nasionalisme masing-masing konsumen dalam menilai produk/jasa (Sutrisno & Putranto

(2005).

Konsep baru lain yang dihasilkan oleh model penelitian dalam analisis ini adalah

mediasi kepercayaan konsumen yang mampu mengisi kesenjangan penelitian dan

memodifikasi model penelitian. (Chen et al. 2012; Inoue et al. 2017; Kim & Kim, 2016;

Martínez & del Bosque, 2013). Skema alur berpikir berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disajikan pula sebagai berikut:

Kepercayaan konsumen mampu menjadi perantara efektif dalam pelaksanaan

program CSR yang berdampak pada peningkatan loyalitas. Kepercayaan konsumen dianggap

sebagai output efektif dari pelaksanaan program CSR yang memiliki efek domino pada

loyalitas.

Hal ini memunculkan ada suatu bukti nyata bahwa pelanggan dan konsumen dapat

dibangkitkan kepercayaan dan loyalitasnya bukan hanya dari kesempurnaan pelayanan yang

diterima pelanggan itu sendiri namun juga dari kepedulian perusahaan yang diberikan

kepada masyarakat selaku sasaran CSR yang tentunya tidak dirasakan langsung oleh

CSR

Kepercayaan

Konsumen

Loyalitas

Konsumen

Page 35: BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data

35

konsumen perusahaan sehingga konsep hasil kebaruan model penelitian ini bisa disebut

Social Care based Loyalty.