bab 3 sejarah organisasi dan analisa sistem 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00050-if bab...
TRANSCRIPT
47
BAB 3
SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISA SISTEM
3.1 Profil BPPT
Badan Pengakajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga
pemerintahan non-departemen yang berada di bawah koordinasi Kementrian Negara
Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
3.1.1 Sejarah BPPT
Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden
Soeharto kepada Prof Dr. Ir. B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974.
Dengan keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5 januari 1974, Prof Dr.Ir.B.J.
Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi
dan teknologi penerbangan yang bertangung jawab langsung pada presiden
dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP)
Pertamina.
Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina
No.04/Kpts/DU/1974 tanggal 1 April 1976, Attp diubah menjadi Divisi
Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden RI no.25 tanggal 21
Agustus 1978 diperbaharui dengan Surat Kepres No. 47 tahun 1991.
Dalam perjalanan selama 25 tahun jabatan Kepala BPPT selalu
dirangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Dalam kurun waktu
48
tersebut BPPT telah melakukan perubaban-perubahan organisasi sesuai dengan
tuntutan kebutuhan internal dan ekstemal. Organisasi BPPT pada bulan April
2006 resmi terpisah dengan organisasi Kementrian Riset dan Teknologi dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 42 tatun 2006 tentang pengangkatan
Kepala BPPT.
Sejak berdiri, BPPT telah mengalami beberapa kali perubahan
kepemimpinan yaitu pergantian kepala BPPT. Berikut kepala-kepala BPPT
dari awal berdiri sampai sekarang:
Tabel 3.1 Kepala-kepala BPPT
No Nama Periode
1 Prof. Dr. Ir.B.J. Habibie 1974 – 1998
2 Prof.Dr.Rahardi Ramelan 1998 – 1998
3 Prof.Dr.Zuhal 1998 – 1999
4 Dr. A. S. Hikam 1999 – 2001
5 Ir. M. Hatta Rajasa 2001 – 2004
6 Dr. Kusmayanto Kadiman 2004 – 2006
7 Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D 2006 – 2008
8 Dr.Ir. Marzan A. Iskandar 2008 –
sekarang
49
Ada banyak definisi tentang teknologi dan salah satunya adalah definisi
dari Massachussets Institute of Technology (MIT) yang mendefinisikan bahwa
Technology is a perfect fusion of Arts, Science, Engineering, Economics and
Business. Pada umumnya ada 4 (empat) rangkaian kegiatan dalam teknologi
yaitu : Research, Development, Engineering, and Operation ( R,D,E & O) dan
BPPT memposisikan diri untuk mengisi kesenjangan atau jembatan antara
pelaku teknologi non industri manufaktur maupun jasa dengan melakukan
penelitian, pengembangan dan rekayasa ( litbangyasa ).
3.1.2 Visi Dan Misi
Visi
Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama pembangunan untuk
meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Misi
a. Meningkatkan daya saing industri.
b. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang
teknologi.
c. Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi.
d. Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan SDM yang
handal(teknologi center of excellence).
50
3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengkajian dan penerapan
teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun fungsi BPPT sebagai berikut:
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang pengkajian dan
penerapan teknologi.
b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.
c. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam
rangka inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas, serta membina ahli
teknologi.
d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisai dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
3.1.4 Wewenang
Wewenang – wewenang yang di miliki BPPT :
a. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.
b. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro.
c. Penerapan sistem informasi dibidangnya.
51
Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Perumusan & pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian &
penerapan teknologi.
b. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi & melaksanakan audit
teknologi.
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT
Gambar 3.1 di bawah ini merupakan bagan struktur organisasi yang ada di
BPPT saat ini.
52
53
3.2 IPTEKnet
3.2.1 Profil IPTEKnet
Pada awalnya IPTEKnet dibentuk untuk mendukung pemerintah
dalam mengembangkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dengan memanfaatkan teknologi informasi. Jaringan informasi
IPTEK ini merupakan sarana komunikasi dan diskusi para peneliti,
masyarakat IPTEK dan indsutri dalam mendiseminasikan informasi IPTEK.
Dengan adanya jaringan infromasi ini diharapkan penelitian yang dilakukan
akan menjadi optimal dan tidak terjadi lagi duplikasi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi di Indonesia
khususnya dalam bidang teknologi internet, maka IPNEKnet tidak hanya
berkembang sebagai sumber informasi IPTEK Nasional tetapi juga sebagai
Internet Service Provider (ISP). Perkembangan e-Government di dunia
mendorong IPTEKnet sebagai bagaian dari pemerintah untuk melakukan
reorientasi dan reposisi. Upaya IPTEKnet dalam hal ini adalah dengan
memposisikan dirinya pada tahun 2002 sebagai Government Service Provider
yang menyediakan solusi e-Government , yakni membangun Government
Secure Intranet (GSI) dan Data Management Center (GDMC).
Dalam rangka mempersiapkan posisi tersebut, IPTEKnet
meningkatkan sistem pelayanannya dan pada bulan Maret 2003 akhirnya
berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dalam bidang manajemen
mutu di mana kebijakan mutunya adalah :
54
“ Memberikan Layanan Jaringan Informasi dan Komunikasi yang handal,
akurat, dan aman untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dan melakukan pengembangan dan
peningkatan kualitas sistem dan pelaksanaan secara berkelanjutan “.
3.2.2 Sejarah IPTEKnet
Mengingat letak geografis negara Indonesia yang terdiri lebih dari
13.000 pulau, maka sejak tahun 1977 telah ada gagasan pembentukan jaringan
informasi IPTEK guna memecahkan adanya hambatan komunikasi dan
penyebaran informasi. Tahun 1986 ketika Dewan Riset Nasional (DRN) dan
National Research Countil/National Academic of Science (NRC/NAS) of US
mengaTidakan Conference of Information Services and Technology
mengahasilkan beberapa rekomendasi serta rencana kegiatan tentang jaringan
informasi IPTEK.
Pada tahun 1991 rencana tersebut direalisasikan dalam konsep
perencanaan teknis dan manajemen IPTEKnet melalui program STAID (
Science and Technology for Industrial Development) di BPPT, yang
merupakan program bantuan Bank Dunia. Dalam masa persiapan ini, dibentuk
IPC (IPTEKnet Planning Commite) yang menyiapkan konsep disain
IPTEKnet. IPC yang beranggotakan pakar-pakar di bidang layanan informasi,
jaringan komputer , dan sistem manajemen jaringan informasi kemudian
menetapkan bahwa perencanaan dan pelaksanan pembangunan IPTEKnet
dibawah naungan Dewan Riset Nasional (DRN), karena DRN adalah
55
organisasi netral yang beranggotakan pakar- pakar dari berbagai organisasi
pemerintah, swasta dan perguruan tinggi.
Pada bulan April tahun 1993, IPC menetepkan pembentukan Mikro-
IPTEKnet sebagai embrio IPTEKnet dengan melibatkan 6 simpul penyedia
informasi yaitu : Badan Penkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
PusTidaka Bogor ( Litbang Depatemen Pertanian), Pusdata (Departemen
Perindustrian), Biro Pusat Statistik, PDII-LIPI dan Litbang Departemen
Kesehatan. Tujuan dibentuknya Mikro IPTEKnet adalah sebagai uji coba
konsep dan desain IPTEKnet, mengembangkan prototipe IPTEKnet serta
menjaga momentum koordinasi yang sudah terbangun antar simpul. Koneksi
antar simpul secara dial-up diwujudkan dan BPPT ditetapkan sebagai
pengoperasi NOC (Network Operation Center) IPTEKnet. Teknologi yang
digunakan untuk menghubungkan anggota IPTEKnet adalah teknologi
jaringan komputer yang menggunakan protokol TCP/IP seperti yang
digunakan pada jaringan global komputer/internet. Pada bulan Juni 1994
IPTEKnet telah terkoneksi ke internet sehingga informasi dan komunikasi
dapat dilakukan tanpa terhambat oleh waktu dan tempat.
Pada bulan Maret 1995, direalisasikan sambungan leased-line yang
pertama antara IPTEKnet dengan simpul yang terletak di Bandung yaitu
Pusrenbangti (PT.Telkom), untuk kemudian disambungkan ke INKOM-LIPI
dan ITB. Sejak itu, beberapa sambungan leased-line IPTEKnet ke beberapa
kota telah terwujud antara lain Jakarta, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, dan
Ujung Pandang dll. Dengan IPTEKnet, diharapkan penyebaran dan pertukaran
informasi antara instansi pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi, pusat
56
informasi IPTEK, serta industri yang memliki peranan penting dalam
perkembangan IPTEK di Indonesia akan lebih cepat. Pada tanggal 4 April
2001, IPTEKnet telah diresmikan sebagai Balai Jaringan Informasi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Balai IPTEKnet) oleh Ibu Megawati
Soekarnoputri yang pada waktu itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia.
3.2.3 Visi dan Misi IPTEKnet
Visi :
Menjadi pengelola jaringan antar instansi pemerintah dengan
layanan yang berkualitas dunia.
Misi :
1. Mewujudkan IPTEKnet sebagai penyedia, pengelola dan pengembangan
jaringan informasi dan komunikasi intra dan antar instansi pemerintah.
2. Mewujudkan IPTEKnet sebagai pusat manajemen data penyedia aplikasi
dasar bagi sistem layanan pemerintah (e-government application provider).
3. Mewujudkan IPTEKnet sebagai pusat informasi iptek nasional secara on-
line.
4. Menjadi mitra terpercaya bagi instansi pemerintah dalam meningkatkan
kemampuan pengelolaan data dan informasi dalam rangka memberikan
layanan kepada public untuk mendukung tercapainya tata pemerintahan
yang baik ( good government ).
57
3.2.4 Tujuan
Memberikan layanan jaringan informasi dan komunikasi yang handal,
akurat, dan aman untuk memenuhi kepusan pelanggan dengan menerapkan
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi untuk melakukan pengembangan
serta peningkatan kualitas sistem pelaksanaannya secara berkelanjutan.
Kemampuan untuk melayani secara nasional berbagai instansi pemerintah
melalui pusat akses di seluruh Indonesia.
Ditunjuk sebagai pusat layanan ICT (Information Communication
Technology) yang digunakan oleh seluruh instansi pemerintah di Indonesia
(National ICT Government Sevice Provider).
• Menumbuhkan komunitas iptek nasional melalui media Portal IPTEK yang
telah di operasikan oleh Balai IPTEKnet.
• Mendapatkan, membina dan mengembangkan SDM yang berkompeten bagi
organisasi IPTEKnet.
• Terealisasinya Government Data Management Center (GDMC).
• Meningkatkan jumlah konten informasi IPTEK.
• Meningkatkan jumlah pengguna jasa IPTEKnet.
• Memelihara ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen mutu.
• Membangun dan mengembangkan piranti lunak yang berbasis web dan yang
tidak berbasis web.
• Membangun dan mengembangkan multimedia dalam bentuk piranti lunak,
teknik presentasi dan rekayasa gambar.
58
3.2.5 Organisasi
Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Balai
IPTEKnet) adalah salah satu unit kerja yang berada dibawah Kedeputian
Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM) – Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), yang bergerak dalam bidang Internet Service
Provider (ISP) dan Application Service Provider (ASP). Balai IPTEKnet
dibentuk melalaui SK Ka.BPPT No. 028/ Kp /KA/2001. Sejak tahun 2003,
Balai IPTEKnet mendaptkan sertifikasi ISO 9001 :2000.
Tabel 3.2 Susunan Organisasi Balai IPTEKnet
No NAMA JABATAN
1 Dr. Ir. Hamman Riza Yusuf, Msc Kepala Balai
2 Drs. MB Buldansyah, M.Pil
Djodjo Suhardjono, SE, MM
Sri Widayati
Adhe Candra Sari
Tarsono
Administrasi dan Keuangan
3 Firman Pudjiaryanto Manajemen Mutu
4 Ir. R. Santoso
Ir. Adi Purwoko
Frederik Raymond
Maman Firmansyah
Wawan Hermawan
Jaringan dan Operasi
59
Ronal, ST
Sahid Bismantoko
5 Ir. Guntur Haryanto, MM
Imam Santoso, S.Kom
Ir. Joko Syahrianto
Dipl. Ing Asril Jarin, Msc
Eko Prabawo Heru K, S.Si,
M.Eng
Sri Ayu Alfiani, SE
Sri Wulandari
Pelayanan, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha
6 Drs. Irfani Ahmad,M. Kom
Ir. Rizal Ahadiat
Ir. Arif Sartono
Drs. Slamet Aji Pamungkas,
M.Eng
Budiono, S. Kom
Sri Agustiningtyas, ST
Husnul Khotimah, ST
Portal dan Aplikasi
60
3.2.6 Pelanggan IPTEKNET
Pelanggan Balai IPTEKnet untuk Tahun Anggaran 2006-sekarang
antara lain:
‐ ANRI
‐ BAKORNAS PBP
‐ BAPETEN
‐ BAPPENAS
‐ BPPT
‐ BATAN
‐ Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
‐ Badan Pusat Statistik (BPS)
‐ Badan Standardisasi Nasional (BSN)
‐ Bussiness Technology Center (BTC)
‐ Departemen Komunikasi dan Informatika
‐ Departemen Perindustrian
‐ Dewan Riset Nasional
‐ Ditjen Imigrasi
‐ Kab. Indragiri Hilir
‐ Kab. Jeneponto
‐ Kab. Sawah Lunto
‐ Kab.Soppeng
‐ Kemendirian Koordinasi Bidang Polkan
‐ Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
61
‐ Kementrian Riset dan Teknologi
‐ Komisi Yudisial
‐ KORPRI
‐ Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
‐ LEMIGAS
‐ MS CORP
‐ Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
‐ Pemkab Aceh Selatan – Tapaktuan
‐ Pemkab Belu
‐ Pemkab Dompu
3.2.7 Kegiatan IPTEKNET
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai IPTEKnet:
‐ Pembangunan Infrastruktur Akses Internet untuk GSI (Government Secure
Infranetwork), GIX (Government Internet eXchange), GDMC
(Government Data Management Center), dan GDRC (Government Data
Recovery Center).
‐ Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Open Sources.
‐ Pengembangan Nilai Tambah Layanan ICT.
‐ Pemeliharaan dan Pengembangan Portal IPTEK Dalam Rangka
Diseminasi IPTEK.
‐ Layanan Konsultansi “ICT Total Solution”.
62
3.3 Analisis
3.3.1 Analisis Sistem Bejalan
Media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan IPTEKnet
ke NOC Cyber dan NOC Serpong yaitu fiber optic. Sedangkan hubungan
NOC Cyber ke NOC Batam menggunakan media fiber optic melalui
intranet khusus IPTEKnet. Topologi jaringan internal di IPTEKnet sendiri
menggunakan topologi star, begitu juga dengan jaringan instansi lainnya
yang berada di gedung BPPT. Didalam jaringan internal IPTEKnet sendiri,
client terhubung dengan client lainnya menggunakan wireless dan wired
(kabel UTP). Topologi jaringan antar NOC Cyber Jakarta, NOC Serpong
dan NOC Batam dapat dilihat pada gambar dibawah.
63
Gambar 3.2 Topologi Jaringan antar Data Center Bulding IPTEKnet
Cyber Building disebut sebagai data center atau NOC utama karena
sebagai pusat koneksi ke Wide Area Network (WAN) atau internet. Maka data
center Serpong dan Batam harus melalui jalur pada Cyber Building dahulu jika
ingin terkoneksi ke internet. IPTEKnet yang berada pada bangunan BPPT dapat
melakukan remote server yang ada pada masing-masing data center. Dengan
dukungan media Giga bit ethernet switch (Gbe Switch), dan fiber optic dapat
melancarkan dan memaksimalkan semua koneksi antar data center baik koneksi
antar data center (Local) maupun koneksi ke internet (Wide Area Network).
64
3.3.2 Hasil analisis sistem yang sedang berjalan
IPTEKnet sebagai instansi penyedia layanan internet bagi
pemerintah tentu saja membutuhkan konektivitas yang mengandalkan
kecepatan untuk mendukung tersedianya layanan yang memuaskan bagi
pelanggan-pelanggannya di berbagai daerah. Semakin bertambahnya
pelanggan di berbagai daerah, maka semakin bertambah pula data-data
masing-masing pelanggan yang berada di Network Operation Center
(NOC) atau data center terdekat.
Dibalik semuanya itu, maka sebaiknya diperlukan juga
pemeliharaan (maintenance) pada semua titik central konektivitas, agar
koneksi antar Network Operation Center IPTEKnet tetap stabil dan terjaga.
Banyak metoda yang dapat dilakukan dalam memelihara sebuah jaringan
khususnya dalam Wide Area Network seperti ini. Mulai dari monitor traffic,
media jaringan, serta inti yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
proses backup dan restore data pada masing-masing Data center.
Proses backup yang dilakukan saat ini masih bersifat manual. Mulai
dari penjadwalan yang tidak tetap dan proses backup pada setiap data
center masih dilakukan secara manual oleh bagian operasional. Oleh karena
itu, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membackup data
secara manual. Dan bagian operasional yang melakukan proses backup ini,
juga harus melakukan dengan teliti data-data apa saja yang telah selesai
dibackup, prioritas data apa saja yang paling penting untuk dibackup, dan
65
lain sebagainya. Karena data-data pada masing-masing data center
cenderung bertambah dengan cepat meskipun ada beberapa data yang akan
dihapus bila telah tidak diperlukan.
3.3.3 Analisis proses backup secara manual
Backup data yang dilakukan oleh bagian operasional pada
IPTEKnet BPPT menggunakan OS Ubuntu secara manual. Berikut adalah
kutipan proses backup manual dari server Cyber yang digunakan pada
IPTEKnet BPPT:
Gambar 3.3 Cek koneksi server Cyber dengan ping
66
Gambar 3.4 Cek port yang terbuka pada server Cyber
Gambar 3.5 Pembuatan folder hasil backup untuk backup aplikasi
67
Gambar 3.6 Pembuatan folder hasil backup untuk backup database
Gambar 3.7 Proses backup manual dari server Cyber dengan rsync
68
Gambar 3.8 Proses backup manual yang sedang berjalan
Gambar 3.9 Proses backup manual dengan rsync yang telah selesai
69
Pada Gambar 3.9 dapat dilihat besar ukuran file sebesar
2299563525 Bytes atau setara dengan 2,193.035 MegaBytes ( 2.142
GigaBytes ) dan kecepatan rata – rata pengiriman data sebesar 3003321.19
Bytes/sec atau setara dengan 2.864 MegaBytes per second. Waktu yang
diperlukan untuk backup file tersebut adalah :
Ukuran file = 2,193.035 MB = 765.724 detik = 12.762 menit
Kecepatan 2.864 MB/s
Gambar 3.10 List file hasil backup
70
Gambar 3.11 Proses backup manual dari server Serpong dengan rsync
Gambar 3.12 Proses backup manual dengan rsync yang telah selesai
71
Pada Gambar 3.12 dapat dilihat besar ukuran file sebesar
4133812198 Bytes atau setara dengan 3,942.310 MegaBytes ( 3.85
GigaBytes ) dan kecepatan rata – rata pengiriman data sebesar 11131095.73
Bytes/sec atau setara dengan 10.615 MegaBytes per second. Waktu yang
diperlukan untuk backup file tersebut adalah :
Ukuran file = 3,942.310 MB = 371.390 detik = 6.19 menit
Kecepatan 10.615 MB/s
Gambar 3.13 Proses backup manual dari server Batam dengan rsync
72
Gambar 3.14 Proses backup manual dengan rsync yang telah selesai
Pada Gambar 3.14 dapat dilihat besar ukuran file sebesar
2299563525 Bytes atau setara dengan 2,193.034 MegaBytes ( 2.14
GigaBytes ) dan kecepatan rata – rata pengiriman data sebesar 6254388.33
Bytes/sec atau setara dengan 5.964 MegaBytes per second. Waktu yang
diperlukan untuk backup file tersebut adalah :
Ukuran file = 2,193.034 MB = 367.711 detik = 6.12 menit
Kecepatan 5.964 MB/s
3.3.4 Analisis Masalah
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh jaringan IPTEKNET
BPPT antara lain:
73
− Jika salah satu data center sedang mengalami maintenance atau
sedang down, maka data center lainnya tidak dapat mengakses
data-data yang diperlukan di data center yang sedang mengalami
maintenance atau down tersebut.
− Sistem backup dan restore pada masing-masing data center masih
dilakukan secara manual, yang sangat beresiko jika bagian
operasional backup lalai tidak mem-backup data-data yang
penting.
− Pada Gambar 3.9 (halaman68) ditunjukkan bahwa proses dan
statistik backup yang dilakukan relatif lama, karena dilakukan
pada jam-jam sibuk (traffic sedang padat).
− Dalam melakukan backup manual, interface dalam melakukan
backup belum user-friendly.
Karena kelancaran proses pengolahan data pada suatu perusahaan
tergantung kepada infrastruktur IT untuk mendapatkan hasil yang lebih
produktif dan keuntungan yang lebih kompetitif, maka proteksi data dan
recovery menjadi penting untuk proses pengolahan data sehari-hari,
khususnya jika terjadi kerusakan atau serangan alam. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan untuk backup, dan restore, berdasar pada
penggunaan infrastruktur IT yang optimal.
Dari keempat permasalahan diatas, sangatlah beresiko jika
IPTEKNET yang menjadi penyedia koneksi utama bagi pemerintah,
74
hanya mengandalkan satu pusat data center dan melakukan proses
backup secara manual. Karena, terjadinya bencana alam seperti gempa
bumi, banjir, ataupun kebakaran yang tidak dapat diprediksi sehingga
membuat infrastruktur IT hancur. Di beberapa kasus, memindahkan
semua data yang krisis akibat bencana dan me-recovery data-data tersebut
menjadi data yang utuh lagi akan sangat sulit, misal untuk recovery data
akan membutuhkan waktu yang berhari-hari, yang dapat mempengaruhi
fungsi dan kehandalan perusahaan atau organisasi.
Banyak perusahaan maupun organisasi mulai
mengimplementasikan Disaster Recovery Plan untuk penanganan data
saat terjadi serangan yang potensial. Implementasi Disaster Recovery
selalu melibatkan proses backup data dari production site ke sebuah
disaster recovery site yang terhubung secara online. Implementasi
disaster recovery tidak hanya melibatkan infrastuktur, tapi juga sumber
daya manusia dan desain yang berhubungan dengan proses.
3.3.5 Analisis Biaya
Dalam penerapan proses backup dan recovery data center
dibutuhkan komputer server yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Procesor Core 2 Duo 3GHz
RAM 4096 MB
HDD minimal 1 TB
Linux Ubuntu 9.04 Operating System
75
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat set komputer dengan
spesifikasi diatas adalah Rp 5.000.000 dan dibutuhkan beberapa package
yang ada di Linux Ubuntu 9.04 seperti Rsync, Network Time Protocol,
dll. Software diatas merupakan software free yang berarti gratis (bebas
biaya).
3.3.6 Analisis penyelesaian masalah
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa pada 3 NOC IPTEKnet
yang ada memerlukan solusi untuk mengantisipasi bencana alam (Disaster)
maupun terhadap serangan yang ditimbulkan dari pihak-pihak yang tidak
berhak baik hacker maupun cracker. Di masing-masing sisi data center
Bulding terdapat penambahan Backup Storage / Server.
Gambar 3.15 Topologi Fisik yang Diusulkan
76
Diharapkan jika koneksi antar data center terputus dan terdapat
data-data yang sangat diperlukan dari data center lainnya, bagian
operasional cukup mengakses backup storage / server lokal atau backup
storage yang ada disisi bangunan, dan bagian operasional bisa
mendapatkan data-data dari data center building yang lain berdasarkan
jadwal backup (backup schedule) sebelumnya. Karena semua data-data
yang ada pada masing-masing backup storage bersifat saling mem-backup
sesuai dengan jadwal backup yang telah ditentukan. Gambar skema proses
backup yang diusulkan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.16 Skema Proses Backup antar Backup Storage / Server
3.3.6.1 Alur Proses Backup Otomatis
Pengaturan jadwal backup dari backup server cyber building ke
backup server data center Serpong, dan pengaturan jadwal
77
backup dari backup server data center Serpong ke backup server
cyber building.
Pengaturan jadwal backup dari backup server data center Serpong
ke backup server data center Batam, dan pengaturan jadwal
backup dari backup server data center Batam ke backup server
data center Serpong.
Pengaturan jadwal backup dari backup server data center Batam
ke backup server cyber building, dan pengaturan jadwal backup
dari backup server cyber building ke backup server Batam.
Semua jadwal backup pada masing-masing backup server
dikonfigurasi pada saat traffic tidak sedang sibuk atau pada
malam hari.
Adapun package atau tool pada Ubuntu Linux yang
digunakan untuk melakukan proses backup otomatis adalah
sebagai berikut :
Automatic Backup dengan kombinasi rsync dan crontab
Jika terjadi serangan (disaster), proses backup ke recovery
site (backup storage) yang awalnya dilakukan secara manual bisa
saja mengalami kendala karena kelalaian bagian operasional (ex:
petugas lalai backup), dan berbagai faktor lainnya yang
memungkinkan bahwa proses backup secara manual tidaklah
cukup. Dalam situasi-situasi kritis bagian operasional sangat
78
memerlukan kinerja dari device itu sendiri. Rsync merupakan
package atau tool yang ada pada Operating System Linux tidak
hanya Ubuntu Linux yang dapat melakukan proses backup dengan
cepat dan efektif. Dengan dukungan crontab sebagai pengatur
jadwal backup yang dilakukan dengan rsync dan ssh sebagai
pengatur sinkronisasi public-private key antar backup storage,
agar komunikasi antar backup storage dapat di otomatisasikan
dan data yang sedang dibackup diproteksi secara aman dengan
enkripsi data.
Melalui proses backup yang dilakukan secara otomatis
oleh device itu sendiri yang telah dikonfigurasi rsync, ssh serta
jadwal crontab pada jam-jam tertentu, maka kendala seperti
kelalaian bagian operasional dalam menjalankan proses backup
manual dapat teratasi.
Monitor koneksi antar Data center
Memonitor koneksi yang terjalin pada masing-masing
Data center sangatlah penting, karena dalam melakukan proses
backup yang dilakukan oleh device diperlukan koneksi yang
reliable dan stabil. Jika pada waktu melakukan proses backup
secara tiba-tiba koneksi antar NOC yang sedang dibackup putus,
maka device tentu tidak dapat melanjutkan proses tersebut. Maka
diperlukan juga pemonitoran yang juga sebagai alert pada device
terhadap bagian operasional, sehingga dapat diketahui koneksi ke
79
data center mana yang menyebabkan koneksi terputus dan
menggagalkan proses backup yang sedang dilakukan.
Backup Manual Service
Berdasarkan hasil analisis dalam monitor koneksi antar
data center, proses backup yang gagal karena koneksi ke data
center putus jelas menimbulkan masalah baru. Bila ada proses
backup yang gagal, namun data yang diperlukan bersifat penting,
backup secara manual tetap dibutuhkan untuk mengatasi masalah
seperti ini.
Backup manual yang akan dirancang tidaklah sama seperti
backup manual yang dilakukan selama ini, melainkan berbasis
general user interface (GUI).
Proteksi alur proses backup dengan enkripsi
Dengan proses backup yang dilakukan secara otomatis
oleh device yang terhubung melalui suatu jaringan pun
mempunyai kendala. Bisa saja terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti pencurian data oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab sewaktu proses backup dilakukan otomatis
oleh device. Hal-hal yang sering terlewatkan seperti ini oleh
beberapa pihak justru juga sama bahayanya jika ada serangan
alam terjadi (disaster), karena keduanya sama-sama menyebabkan
kerahasiaan, integritas data rusak dan tidak terpelihara. Kinerja
device dan network programmer diperlukan dalam menghadapi
situasi-situasi seperti ini. Security yang dilakukan dengan metode
80
enkripsi (pengubahan data menjadi kode rahasia) sangatlah
dibutuhkan. Dengan metoda tersebut, dapat mencegah pihak-
pihak yang tidak berhak merusak dan mencuri kerahasiaan dan
integritas data.
Masalah – masalah seperti serangan alam dan serangan
hacker merupakan masalah yang sama pentingnya untuk dengan
segera ditanggulangi. Tidak ada yang lebih diutamakan dan lebih
tinggi prioritasnya, karena serangan alam dapat merusak dan
menghancurkan dari segi fisik infrastruktur TI, sedangkan
serangan yang dilakukan hacker yang dapat mencuri serta
memodifikasi dari segi internal jaringan yaitu pencurian data-data
pribadi suatu instansi. Keduanya tentu dapat menyebabkan
kerugian yang sama besar nilainya.
3.3.6.2 Perancangan Aplikasi Web Backup dan Monitor
Dengan membuat web aplikasi, maka bagian operasional
dapat dengan mudah mengatur jadwal backup dan mengecek
koneksi antar data center. Perancangan dalam membuat website
ini menggunakan Macromedia Dreamweaver 2004 dengan bahasa
pemograman PHP (Hypertext Preprocessor). Tidak hanya itu saja,
bagian operasional juga menggunakan MySQL untuk membuat
database.
81
1. Perancangan Layar Output
Dibawah adalah rancangan tampilan dari beberapa
halaman website backup and restore secara otomatis yang dapat
memecahkan masalah yang terjadi di IPTEKnet BPPT.
a. Halaman login.php
Gambar 3.17 Rancangan Halaman Web login.php
Halaman login.php merupakan halaman pertama yang
akan muncul dalam aplikasi web backup and restore IPTEKnet.
Apabila akan memasuki halaman inti (home.php, backup.php, dan
lainnya), harus mempunyai account terlebih dahulu. Hanya
administrator yang berhak menambah, menghapus, dan mengubah
account user. Karena data-data hasil backup bersifat penting dan
rahasia, maka web backup dan restore ini tidak untuk
dipublikasikan sembarangan.
82
b. Halaman Inti
Terdiri dari halaman-halaman :
- home.php
- Jadwal.php
- JadwalCyber.php
- JadwalSerpong.php
- JadwalBatam.php
- backup.php
- BackupCyber.php
- BackupSerpong.php
- BackupBatam.php
- Backupbatamman
- Backupserpongman
- Backupcyberman
Gambar 3.18 Rancangan halaman inti
83
2. Perancangan Database
Database hanya diperlukan untuk menyimpan account user
yang digunakan dalam autentikasi halaman login.php.
Nama Database : dbase1
Nama Tabel : anggota
Adapun field-field, values, serta tipe data yang ada pada
tabel anggota dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19 Tabel Anggota