bab 3 final1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00300-si-bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
58
BAB 3
ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM YANG BERJALAN
PADA PT DOS NI ROHA
3.1 Analisis Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Dos Ni Roha, yang mempunyai bukti hukum Surat Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak:
Nomor: PEM-019/WPJ.04/KP.1103/2007
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): 01.301.911.2-062.000
Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU): 51392 – Kegiatan distribusi perdagangan
barang hasil industri kimia, farmasi,
kosmetik
didirikan pada tanggal 16 September 1963 di Jakarta. Pada awalnya PT Dos Ni Roha
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi obat-obatan yang
diimpor oleh PT Indria. PT Indria mengimpor obat-obatan dari beberapa perusahaan
asing, seperti PT Ciba, PT Schering, dan PT Hoffman LA Roche, ke Indonesia.
Untuk meningkatkan usaha mengimpor obat-obatan, PT Dos Ni Roha dibeli oleh
Bapak E. Trimistro, salah satu pendiri PT Indria, pada 16 Agustus 1966. Sejak tanggal 1
November 1967 semua proses bisnis impor dan distribusi obat-obatan ditangani oleh PT
Dos Ni Roha, sedangkan PT Indria bertindak sebagai sub-agen.
Pada tahun 1968 PT Dos Ni Roha telah memiliki cabang di bandung, Solo,
Surabaya, Manado, Medan, dan Semarang. Pada tahun yang sama perusahaan Parke
Davis memilih PT Dos Ni Roha sebagai distributornya.
59
Pada awal bulan Desember 1969 Bapak Limandoko mulai bergabung dengan PT
Dos Ni Roha untuk mengembangkan PT Dos Ni Roha. Kemudian, PT Dos Ni Roha
memperoleh izin Perusahaan Besar Farmasi (PBF) di kota Palembang, Ujung Pandang,
Pontianak, dan Banjarmasin; Maka, PT Dos Ni Roha membuka cabang di kota-kota
tersebut.
Pada tahun 1980 PT Dos Ni Roha memperluas usaha dengan menyalurkan bahan
baku obat. PT Dos Ni Roha menjadi agen dari Medimpex Hongaria dan memperoleh
hak untuk menyalurkan kapsul kosong dari Parke Davis, Jepang. Dengan menimbang
perkembangan divisi bahan baku yang pesat, divisi ini diputuskan untuk menjadi
perusahaan tersendiri, terpisah dari PT Dos Ni Roha, dengan nama PT Ekacita Dian
Persada.
Pada tanggal 1 April 1983 PT Dos Ni Roha membuka cabang di Denpasar
setelah memperoleh izin PBF. Pada tanggal 1 April 1987 PT Dos Ni Roha memperoleh
izin PBF di kota Banjarmasin sehingga kantor cabang di kota ini dapat memulai kegiatan
bisnisnya.
Perusahaan-perusahaan yang mempercayakan porduk-produknya untuk
didistribusikan oleh PT Dos Ni Roha, semakin lama semakin bertambah. Pada tahun
1986 Cawo and Becton menunjuk PT Dos Ni Roha sebagai distributor. Kemudian pada
tanggal 1 Agustus 1984 PT Dos Ni Roha ditunjuk sebagai distributor oleh PT Dupont X-
Ray Film and Chemical, yang telah berganti nama menjadi PT Sterling Diagnostic
Imaging pada tahun 1986. Pada tahun 1992 Medifarma Laboratories, PT Daya Muda
Agung, PT AFP Imaging, dan PT Tetra Werke juga menunjuk PT Dos Ni Roha sebagai
distributor. Kemudian PT Mugi Lab juga mempercayakan disribusi produk-produknya
60
ke PT Dos Ni Roha. Sampai saat ini, PT Dos Ni Roha telah mendapat kepercayaan dari
50 perusahaan (dikenal dengan istilah principal) dalam hal distribusi barang.
Selain jumlah principal yang terus meningkat, jumlah cabang pun mengalami
pertumbuhan. Setelah tahun 1990, PT Dos Ni Roha mendirikan cabang di Ciputat
(tahun1994) dan di Bekasi (tahun 1995). Sampai saat ini, PT Dos Ni Roha telah
mempunyai 22 kantor cabang yang dibantu dengan belasan depo.
3.1.2 Filosofi Bisnis Perusahaan
• Visi
To Be the Leading Distributor in Its Chosen Industry
(Menjadi Distributor Terkemuka dalam Industri yang Dipilih)
• Misi
Providing World Class Distribution Services
(Menyediakan Jasa Distribusi Kelas Dunia)
• Tujuan
Company’s Value Increase for the Benefit of All Stakeholders
(Tumbuh melalui Diferensiasi Usaha dan Efisiensi Biaya)
• Moto
Service from the HEART (Pelayanan dari Hati)
H = Harmony (keselarasan)
E = Empathic (memahami orang lain terlebih dahulu, baru dipahami)
A = Allience (tidak membiarkan orang lain gagal)
R = Responsive (tanggap terhadap kebutuh-kebutuhan)
T = Trustworthy (dapat dipercaya)
61
3.1.3 Cakupan Layanan
PT Dos Ni Roha merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pendistribusian produk-produk farmasi yang memberikan berbagai layanan sbb :
• Penjualan dan distribusi produk farmasi, produk konsumsi (consumer products), dan
peralatan dan perlengkapan medis
• Perencanaan dan penyediaan paket perlengkapan teknik medis yang lengkap untuk
rumah sakit – rumah sakit pada semua bidang spesialis dan setiap grup pasien
• Pelayanan purna – jual, baik penanganan korektif maupun preventif untuk sistem
dan perlengkapan medis di rumah sakit – rumah sakit
• Pelayanan logistik kepada pihak ketiga, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan impor
barang, penyimpanan, pengepakan dan pemberian sticker, pengapalan dan
pengiriman, manajemen dan pelaporan inventori
• Penyediaan tenaga penjualan eksklusif (exclusive sales force) atau tim pelayanan
teknis
62
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan (Bagian Pertama)
Digambar Ulang berdasarkan Struktur Organisasi Asli (Sumber : HRD, 2007)
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
63
Tugas dan Wewenang
a. General Manager
Tugas :
• Mengarahkan operasional perusahaan, terutama dalam aktifitas penjualan,
supply chain, dan support
Wewenang :
• Membuat keputusan yang bersifat operasional, terutama yang berkaitan
dengan aktifitas penjualan, supply chain, dan support
b. Business I Vice President dan Business II Vice President
Tugas :
• Mencari calon principal yang berpotensi untuk diajak kerja sama
• Memperkirakan produk-produk dari principal yang berpotensi untuk
didistribusikan
• Menganalisa kondisi pasar
• Mengawasi komunikasi antar-divisi
Wewenang :
• Menentukan principal baru
• Memilih produk-produk yang akan didistribusikan
• Membuat strategi pemasaran bersama-sama dengan principal
c. Ethical I Business Manager, Ethical II Business Manager, Medical Business
Manager, Consumer Health Care Business Manager, dan Consumer Business
Manager
64
Tugas :
• Menganalisa histori hasil penjualan secara keseluruhan
• Memonitor pencapaian taget penjualan per channel
• Memelihara hubungan baik dengan principal
Wewenang :
• Mendistribusikan target penjualan per channel
• Membuat strategi penjualan umum
d. Account Sales Distribution Manager
Tugas :
• Menganalisa histori hasil penjualan per daerah (region)
• Mendistribusikan target penjualan yang diterima dari Consumer Business
Manager kepada tiap daerah
Wewenang :
• Membuat strategi penjualan setiap daerah
e. Third Party Logistic Vice President
Tugas :
• Mencari pihak-pihak yang berpotensi untuk ditawarkan bantuan logistik
• Memonitor pergerakan barang yang ada dalam gudang secara umum
Wewenang :
• Memilih pihak-pihak yang akan berkerja sama dalam hal bantuan logistik
• Membuat keputusan yang berkaitan dengan pergerakan barang pihak ketiga
yang ada dalam gudang
65
f. Third Party Logistic Departement Head dan Branch Support Logistic
Tugas :
• Memonitor pergerakan barang pihak ketiga yang ada dalam gudang, meliputi
penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman
• Memonitor administrasi pergerakan barang pihak ketiga
• Memonitor stok barang pihak ketiga
• Memonitor kondisi gudang
Wewenang :
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
gudang dari barang-barang pihak ketiga
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stok barang
pihak ketiga
66
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan (Bagian Kedua)
Digambar Ulang berdasarkan Struktur Organisasi Asli (Sumber : HRD, 2007)
67
Tugas dan Wewenang
a. Corporate Control Manager
Tugas :
• Mengendalikan dan memonitor kegiatan-kegiatan operasional dan
admininstratif perusahaan yang mencakup parkir, gedung, perlengkapan
kantor, dll
• Memonitor pelaksanan fungsi sebagai humas perusahaan dari unit yang
dipimpinnya
Wewenang :
• Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
operasional dan administratif perusahaan
b. Inventory Control Manager
Tugas :
• Mengawasi pergerakan barang-barang yang disimpan di gudang (di luar
barang-barang pihak ketiga)
• Mengawasi kegiatan adminstrasi atas pergerakan barang-barang tersebut
• Memonitor stok barang yang ada dalam gudang
Wewenang :
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
gudang
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stok barang
c. Manajer Area
68
Tugas :
• Menganalisa histori hasil penjualan per cabang
• Mendistribusikan target penjualan yang diterima dari Consumer Business
Manager kepada tiap cabang
Wewenang :
• Membuat strategi penjualan per cabang
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penjualan di
tiap cabang
d. Corporate Distribution Manager
Tugas :
• Mengawasi kegiatan distribusi barang, baik pengiriman antar-pulau dan
impor
• Mengawasi kegiatan adminstrasi distribusi barang
Wewenang :
• Membuat keputusan-keputusan mengenai distribusi barang
e. Manajer Teknologi Informasi
Tugas :
• Membuat rencana strategis mengenai struktur teknologi informasi perusahaan
• Mengawasi sistem terkomputerisasi yang telah dimiliki perusahaan supaya
berjalan lancar
Wewenang :
• Menetapkan rencana strategis mana yang akan dijalankan, bersama-sama
dengan general manager
69
f. Manajer Keuangan dan Akuntansi
Tugas :
• Memonitor fungsi keuangan dan akuntansi perusahaan agar berjalan sesuai
dengan prosedur
Wewenang :
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
administrasi keuangan dan akuntansi
g. Kepala Departemen Keuangan
Tugas :
• Memonitor pergerakan arus kas
• Memonitor pembayaran piutang
• Memonitor belanja setiap unit perusahaan
• Memeriksa anggaran belanja yang dibuat oleh setiap unit perusahaan
Wewenang :
• Membuat keputusan-keputusan mengenai arus kas, pembayaran piutang, dan
batas kredit
• Membuat kuota pembelanjaan setiap unit perusahaan
• Membuat keputusan mengenai anggaran belanja setiap unit perusahaan
h. Kepala Departemen Akuntansi
Tugas :
• Memonitor pencatatan transaksi secara sistematis dan kronologis dari seluruh
unit kerja perusahaan
70
• Melaporkan kondisi keuangan perusahaan, terutama mengenai posisi neraca
dan laba perusahaan kepada General Manager
Wewenang :
• Membuat keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penanganan
transaksi
i. HR & Service Manager
Tugas :
• Mengawasi dan membantu prose perekrutan calon pegawai
• Mengawasi kegiatasan administrasi yang mneyangkut kepegawaian
• Mengawasi pelaksanan aturan displin pegawai
Wewenang :
• Membuat keputusan-keputusan yang menyangkut kepegawaian dengan
koordinasi dengan pimpinan pegawai yang bersangkutan
j. Claim & Return Department Head
Tugas :
• Mengontrol prosedur pengembalian barang-barang yang ditolak oleh outlet
• Mengontrol penanganan barang-barang return supaya sesuai dengan kontrak
yang ditandatangani bersama principal
• Mengawasi kegiatan administrasi pengembalian barang-barang
Wewenang :
• Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan tentang penanganan barang-
barang return
71
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan (Bagian Ketiga)
Digambar Ulang berdasarkan Struktur Organisasi Asli (Sumber : HRD, 2007)
Tugas dan Wewenang
a. Manajer Cabang
Tugas :
• Menganalisa histori penjualan setiap supervisor
• Memantau jalannya strategi penjualan
• Memantau jalannya program pemasaran
• Memonitor administrasi penjualan
• Memonitor administrasi pembayaran outlet
• Memonitor kegiatan gudang
• Membina hubungan baik dengan outlet
• Membina SDM yang dimiliki
• Melaporkan hasil penjualan kepada General Manager
• Melaporkan pembayaran outlet kepada Finance & Accounting Manager
72
Wewenang :
• Mendistribusikan target penjualan kepada supervisor dan salesman
• Membuat strategi penjualan untuk setiap daerah yang ditangani oleh
supervisor dan salesman
• Membuat keputusan mengenai adminstrasi penjualan dan pembayaran outlet
3.2 Analisis Strategi
3.2.1 Analisis Porter
Dalam menganalisis kondisi bisnis perusahaan, maka dapat dilakukan analisis
menggunakan model Porter yang meliputi lima macam kekuatan, yaitu persaingan dalam
industri, kekuatan penawaran pemasok, kekuatan penawaran pembeli, ancaman
pendatang baru, serta ancaman produk substitusi. Model Porter ini dapat dilihat pada
gambar 3.4.
73
Gambar 3.4 Model Persaingan Porter
Berdasarkan model Porter tersebut, semua kekuatan yang mempengaruhi bisnis
perusahaan dapat dikategorikan dan dianalisa berdasarkan kemungkinan terjadinya serta
dampak bagi perusahaan, melalui matriks prioritas.
74
Tabel 3.1 Issues Priority Matrix
Kemungkinan Dampak bagi Perusahaan Tinggi Sedang Rendah
Tin
ggi
• Kekuatan penawaran pembeli
• Ancaman pendatang baru
• Persaingan industri
Seda
ng
• Kekuatan penawaran pemasok
Kem
ungk
inan
Ter
jadi
Ren
dah
• Ancaman produk substitusi
Berikut ini merupakan deskripsi analisis kekuatan persaingan beserta
kemungkinan terjadi dan dampaknya bagi perusahaan berdasarkan model Porter diatas :
• Persaingan Industri
Kondisi industri farmasi nasional terasa sangat timpang, proporsi antara pabrik obat
dan distributornya menjadi tidak rasional, yakni seperti piramid terbalik, dimana untuk
mencapai economic of scale atau efisiensi, jumlah distributor nasional (di luar cabang)
seharusnya jauh lebih sedikit dari jumlah pabrik obat. Sementara itu, tekanan persaingan
industri distribusi farmasi semakin menyakitkan dengan adanya kecenderungan
kenaikan biaya operasional, sehingga untuk menghindari risiko akibat kenaikan harga,
para distributor berupaya mengurangi margin profit. Hal ini menyebabkan perusahaan
berkedudukan lebih lemah karena adanya tekanan-tekanan ini.
Terjadinya persaingan industri mempunyai kemungkinan yang dapat dikategorikan
tinggi karena perusahaan perlu sesering mungkin memperhatikan strategi-strategi baru
75
yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain. Misalnya akuisisi perusahaan
distributor asing pada perusahaan distributor lokal. Perusahaan distributor lokal yang
diakuisisi tentunya akan menerima bantuan, tidak hanya modal, tapi juga pengetahuan
dari pasar luar, yang dapat menjadi competitive advantage tersendiri bagi perusahaan
tersebut. Dampak negatif yang dapat dirasakan perusahaan dikategorikan tinggi karena
perusahaan dapat mengalami kesulitan-kesulitan yang besar apabila kalah bersaing.
• Kekuatan Penawaran Pemasok
Meningkatnya jumlah distributor yang sangat dramatis tidak diikuti dengan
meningkatnya jumlah pabrik obat, hal ini mengakibatkan tingginya kekuatan pemasok
karena setiap produsen (principal) dapat dengan mudah memilih alternatif jasa distribusi
yang akan digunakan. Perusahaan distributor semakin dituntut untuk meningkatkan daya
saingnya, khususnya melalui pengelolaan yang baik dan efisien, serta didukung oleh
penerapan sistem TI yang tepat. Sebagai hasilnya, perusahaan mempunyai kedudukan
yang lebih lemah dari pada pemasok.
Kemungkinan terjadinya kekuatan penawaran pemasok dapat dikategorikan sedang
karena pemasok yang telah mengadakan kerja sama dengan perusahaan tidak dapat
berganti perusahaan disributor dengan mudah. Kontrak perjanjian menjadi alasannya.
Suatu kontrak biasanya mempunyai jangka waktu dan selama jangka waktu tersebut
belum habis pemasok relatif tidak berganti perusahaan distributor karena akan mendapat
penalti bila melanggar ketentuan-ketentuan kontrak. Akan tetapi, dampak negatif bagi
perusahaan apabila perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pemasok, dan pemasok
berpindah ke perusahaan lain, dapat dikategorikan tinggi karena perusahaan tidak akan
mendapat suplai produk-produk yang akan didistribusikan.
76
• Kekuatan Penawaran Pembeli
Semakin banyaknya jumlah distributor obat saat ini menyebabkan tingginya
kekuatan pembeli, karena pembeli dapat memilih untuk bekerja sama dengan distributor
yang menawarkan harga lebih rendah dan / atau memberikan pelayanan yang lebih
terdiversifikasi dan bermutu. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai posisi yang lebih
lemah dari pada pembeli karena pembeli dapat berpaling ke perusahaan lain dengan
mudah.
Probabilitas terjadinya kekuatan penawaran pembeli dapat dikategorikan tinggi
karena setiap hari salesman melakukan kunjungan kepada pembeli (outlet) untuk
melakukan penjualan. Kemungkinan dampak negatif terhadap perusahaan juga dapat
dikategorikan tinggi karena bila pembeli menginginkan sesuatu yang lebih dari
perusahaan tanpa mempengaruhi harga, perusahaan harus rela mengurangi margin laba.
Hal ini disebabkan perusahaan tidak mau kehilangan pembeli yang dapat berdampak
negatif lebih besar bagi perusahaan.
• Ancaman Pendatang Baru
Kesepakatan pasar bebas Asean Free Trade Area (AFTA) di sektor farmasi, yang
diimplimentasikan lewat harmonisasi registrasi, menimbulkan tantangan bagi kalangan
distributor obat karena perusahaan distribusi farmasi asing agresif dalam merebut
segmen pasar yang telah menjadi sumber penghasilan perusahaan disributor lokal.
Keagresifan ini semakin menjadi karena Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar di
Asean, yang menjadi sasaran utama perusahaan distrbutor asing. Hal ini terlihat pada
keagresifan perusahaan farmasi asing untuk mengakuisisi perusahaan distribusi farmasi
lokal. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, perusahaan mempunyai posisi yang
77
lebih lemah karena perusahaan distributor asing tentunya mempunyai modal yang lebih
besar untuk menjadi modal merebut segmen pasar perusahaan.
Ancaman dari pendatang baru ini dapat terjadi secepat mungkin (tahun 2008)
sehingga probabilitas terjadinya dikategorikan tinggi. Perusahaan juga bisa mengalami
dampak negatif yang besar apabila kalah dalam bersaing. Oleh sebab itu, probabilitas
dampak bagi perusahaan dapat dikategorikan tinggi.
• Ancaman Produk Substitusi
Perusahaan mengalami persaingan dalam mendistribusikan produk-produknya, dari
produk pengganti. Persaingan ini berasal dari produk obat-obatan tradisional yang
berfungsi sama. Akan tetapi, perusahaan mempunyai kedudukan yang lebih kuat dari
pada perusahaan yang mendistribusikan obat-obatan tradisional karena kecenderungan
sebagian besar pasar yang masih memilih obat-obatan kimiawi dari pada obat-obatan
tradisional.
Peluang terjadinya ancaman produk substitusi dapat dikategorikan rendah karena
persaingan yang terjadi belum terlalu berarti. Dampak bagi perusahaan masih dapat
dikategorikan sedang karena obat-obatan tradisional tidak dapat menggantikan
keseluruhan fungsi obat-obatan kimiawi sehingga obat-obatan kimiawi akan tetap
menajdi prioritas utama konsumsi pasar, walau ada propaganda “back to nature” yang
masih berkumandang di pasar.
3.2.2 Analisis SWOT
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan melalui analisis SWOT. Berikut
ini adalah matrik analisis SWOT perusahaan.
78
Tabel 3.2 Matriks Analisis SWOT
IFAS EFAS
KEKUATAN (Strengths)
1. Memiliki kredibilitas
dari kalangan para principal
2. Memiliki struktur keuangan perusahaan yang relatif kuat
3. Adanya dukungan dari sistem informasi perusahaan yang baik
KELEMAHAN (Weaknesses)
1. Masih kurangnya
distribution point di wilayah Indonesia Timur
2. Penetrasi produk untuk beberapa kategori belum optimal
PELUANG (Opportunities)
1. Terciptanya pasar
tunggal ASEAN akibat harmonisasi industri farmasi
2. Jumlah principal potensial meningkat
3. Tren kebutuhan masyarakat perkotaan akan produk-produk health care
4. Pasar dalam negeri yang luas
STRATEGI SO 1. Menambah jajaran
produk kategori health care melalui peningkatan kerja sama dengan principal (S1, O3)
2. Mengembangkan jalur distribusi ke luar wilayah Indonesia (S2, O1)
3. Mengembangkan kerja sama dengan principal asing, khususnya dari wilayah ASEAN (S1, O1, O2)
STRATEGI WO 1. Bekerja sama dengan
outlet atau distributor lokal untuk bertindak sebagai sub-agen (W1, O4)
2. Mengupayakan penetrasi produk pada channel yang telah dimasuki (W2, O4)
ANCAMAN (Threats)
1. Masuknya distributor
asing ke Indonesia 2. Implementasi AFTA di
bidang farmasi yang mendorong penghapusan tarif masuk
3. Kecenderungan peningkatan biaya transportasi
STRATEGI ST
1. Menjalin kerja sama dengan distributor asing (S1, T1)
2. Menawarkan harga yang lebih kompetitif (S2, T2)
3. Mengembangkan sistem informasi penjualan berbasiskan web (S3, T3)
STRATEGI WT 1. Membangun
distribution point yang letaknya strategis, dekat dengan pelanggan, untuk meminimalkan biaya transportasi (W1, T3)
2. Bekerja sama dengan principal dalam rangka meningkatkan image produk-produk yang didistribusikan (W2, T2)
79
a. Kekuatan (Strengths)
• Memiliki kredibilitas di kalangan principal
PT Dos Ni Roha adalah perusahaan distribusi yang sudah didirikan sejak
tahun 1963. Dari awal pendiriannya hingga sekarang, perusahaan ini
berfokus pada kegiatan penyaluran produk milik perusahaan-perusahaan
prinsipal. Sebagai pemain lama, perusahaan ini tentunya sudah
berpengalaman dan menerapkan praktek-praktek pendistribusian yang baik,
sehingga memiliki nama dan kredibilitas di kalangan perusahaan produsen
farmasi.
• Memiliki struktur keuangan yang relatif kuat
PT Dos Ni Roha memiliki struktur keuangan yang kuat. Kondisi keuangan
perusahaan merupakan salah satu faktor penentu selain beberapa faktor
lainnya seperti jumlah data dalam database pelanggan, jumlah sales force,
armada, teknologi informasi, dan keahlian, yang juga diperhitungkan oleh
perusahaan prinsipal dalam memilih perusahaan distribusi. Hal ini
dikarenakan kemampuan finansial selain identik dengan bonafiditas suatu
usaha, juga berpengaruh terhadap kemampuan distributor untuk menyerap
produk dari perusahaan prinsipal.
• Adanya dukungan dari sistem informasi perusahaan yang baik
PT Dos Ni Roha sebagai salah satu distributor farmasi besar menerapkan
solusi ERP dalam perusahaannya. Dengan adanya sistem ERP yang
terintegrasi tersebut, perusahaan dapat mengetahui kondisi penjualan dari
seluruh cabang di berbagai wilayah secara aktual dapat diketahui dan
80
diproses untuk menghasilkan berbagai bentuk pelaporan untuk memenuhi
kebutuhan informasi principal.
b. Kelemahan (Weaknesses)
• Masih kurangnya distribution point di wilayah Indonesia Timur
PT Dos Ni Roha merupakan perusahaan distribusi farmasi yang besar,
dengan jumlah cabang yang banyak. Namun persebarannya lebih banyak di
wilayah barat dan tengah.
• Penetrasi produk untuk beberapa kategori belum optimal
Jumlah produk yang didistribusikan oleh PT Dos Ni Roha berjumlah sangat
besar, yakni sekitar 6000 SKU (Stock Keeping Unit). Dari seluruh produk
tersebut, hanya sebagian saja yang memberikan profit lebih besar dan mudah
diserap oleh pasar.
c. Peluang (Opportunities)
• Terciptanya pasar tunggal ASEAN
Peluang baru datang dari implementasi kebijakan perdagangan bebas AFTA,
yang mendorong terciptanya sebuah pasar dengan cakupan wilayah yang
meliputi kawasan regional asia tenggara.
• Jumlah principal potensial meningkat
Dengan semakin terbukanya pasar yang meliputi beberapa negara di kawasan
regional ASEAN, maka secara otomatis menghadirkan lebih banyak
perusahaan-perusahaan farmasi asing yang berpotensi untuk
mendistribusikan produknya masuk ke pasar indonesia melalui perusahan
distributor lokal
81
• Trend kebutuhan masyarakat perkotaan akan produk-produk health care
Kondisi dan pola hidup masyarakat perkotaan pada khususnya saat ini juga
turut memberikan peluang. Saat ini masyarakat semakin menyadari nilai dari
kesehatan. Akan tetapi ditengah-tengah himpitan berbagai aktivitas dan
kesibukan yang dijalani, agaknya sangat sulit untuk selalu menjaga kondisi
kesehatan. Oleh karena itu untuk selalu senantiasa menjaga kondisi kesehatan
dan stamina, masyarakat perkotaan pada khususnya mengkonsumsi berbagai
produk-produk health care, seperti misalnya produk suplemen. Hal ini
menciptakan tren baru bagi perusahaan distribusi.
• Pasar dalam negeri yang luas
Pasar Indonesia dapat diperhitungkan sebagai pasar yang menarik. Dengan
jumlah penduduk yang menempati peringkat 4 besar di dunia, pasar dalam
negeri Indonesia memiliki tingkat potensi yang besar.
d. Ancaman (Threats)
• Masuknya distributor asing ke Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar
diantara negara-negara ASEAN lainnya sehingga memiliki potensi pasar
yang sangat besar. Hal ini menyebabkan banyaknya pemain asing yang juga
berusaha untuk memperluas jaringannya ke pasar Indonesia. Masuknya para
pemain asing tersebut seringkali tidak terjadi secara langsung, melainkan
dengan jalan melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan lokal.
• Implementasi AFTA di bidang farmasi mendorong penghapusan tarif masuk
82
Implementasi kebijakan AFTA juga mendatangkan ancaman bagi perusahaan
distributor farmasi. Produk-produk farmasi akan lebih leluasa keluar masuk
di antara negara-negara anggota ASEAN tanpa adanya barrier, baik tariff
barrier maupun non-tariff barrier. Kehadiran produk-produk farmasi sejenis
tersebut akan mengancam posisi produk farmasi yang didistribusikan oleh
perusahaan distributor lokal.
• Kecenderungan kenaikan biaya transportasi
Peningkatan biaya bahan bakar yang terjadi selama ini menyebabkan dampak
yang luas bagi industri-industri, tidak terkecuali industri farmasi dan
khususnya bagi para distributor. Dengan biaya bahan bakar yang semakin
beranjak naik, maka mendorong naiknya biaya operasional. Perusahaan
distribusi dituntut untuk semakin efisien dalam hal pendistribusian produk
secara fisik.
3.2.2.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Analisis yang dilakukan terhadap faktor strategis eksternal (peluang dan
ancaman) dapat dilihat pada tabel EFAS berikut ini
83
Tabel 3.3 EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT X
RATING PELUANG: 1. Terciptanya pasar tunggal
ASEAN 2. Jumlah prinsipal potensial
meningkat 3. Tren kebutuhan masyarakat
perkotaan 4. Pasar dalam negeri yang luas
0,10
0,13
0,18
0,20
2 2 3 4
0,20
0,26
0,54
0,80
TOTAL 0,61 1,80
ANCAMAN: 1. Masuknya pemain asing yang
mengakuisisi pemain lokal 2. Implementasi AFTA di bidang
farmasi yang mendorong penghapusan berbagai hambatan
3. Kecenderungan peningkatan biaya bahan bakar
0,13
0,10
0,16
3 2 4
0,39
0,20
0,64
TOTAL 0,39 1,23
3.2.2.2 Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)
Analisis yang dilakukan terhadap faktor strategis internal (kekuatan dan
kelemahan) dapat dilihat pada tabel IFAS berikut ini
84
Tabel 3.4 IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT X
RATING KEKUATAN: 1. Memiliki kredibilitas di kalangan
principal 2. Memiliki struktur keuangan yang
relatif kuat 3. Adanya dukungan dari sistem
informasi perusahaan yang baik
0,16
0,18
0,20
2 2 3
0,32
0,36
0,60
TOTAL 0,54 1,28
KELEMAHAN : 1. Masih kurangnya distribution
point di wilayah Indonesia timur 2. Penetrasi produk untuk beberapa
kategori belum optimal
0,24
0,22
4 3
0,96
0,66
TOTAL 0,46 1,62
Berdasarkan tabel EFAS dan IFAS diatas, posisi PT Dos Ni Roha dapat
digambarkan dengan posisi sumbu X (didapat dari hasil pengurangan kekuatan dengan
kelemahan) dan sumbu Y (didapat dari hasil pengurangan peluang dengan ancaman),
dimana perhitungannya adalah sebagai berikut :
Sumbu X = kekuatan (strengths) - kelemahan (weaknesses)
= 1,28 – 1,62
= -0,34
Sumbu Y = peluang (opportunities) - ancaman (treats)
= 1,80 – 1,23
= 0,57
85
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat digambarkan mengenai posisi PT
Dos Ni Roha kedalam analisis SWOT pada gambar berikut ini
Gambar 3.5 Posisi PT Dos Ni Roha Berdasarkan Analisis SWOT
3.3 Analisis Masalah dan Kebutuhan Informasi
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, strategi yang akan
dijalankan adalah strategi yang akan memperbaiki kelemahan internal dan
memanfaatkan peluang (weakness-opportunity). Berikut ini penjabaran faktor-faktor
kesuksesan, permasalahan, serta kebutuhan informasi untuk melaksanakan strategi
tersebut.
86
Tabel 3.5 Analisis Masalah, CSF, dan Kebutuhan Informasi
Tujuan Strategi CSF (Critical Success Factors) Analisis Masalah Kebutuhan
Informasi Menjangkau pasar yang luas melalui pengembangan jalur distribusi baru
Bekerja sama dengan outlet atau distributor lokal untuk bertindak sebagai sub-agen
1 Lokasi outlet atau distributor lokal yang strategis
2 Jumlah pelanggan yang dimiliki oleh outlet atau distributor lokal
1 Pengendalian terhadap outlet atau distributor lokal yang bertindak sebagai sub-agen relatif lebih sulit
2 Sulit untuk mengetahui dengan pasti jumlah pengunjung atau pelanggan suatu outlet
Informasi tentang kondisi wilayah-wilayah di Indonesia, meliputi keadaan demografi penduduk, dsb
Membuka kesempatan untuk melakukan penetrasi produk-produk lainnya
Mengupayakan penetrasi produk pada channel yang telah dimasuki
1 Kinerja salesforce yang dimiliki
2 Jumlah kunjungan salesforce ke masing-masing outlet
3 Kapasitas armada delivery & salesforce yang memadai
4 Jumlah varian produk pada segmen pelanggan yang ditentukan
1 Salesforce masih berpikiran sederhana dan pendek, lebih berfokus pada pemenuhan target pribadi
2 Jumlah kunjungan salesforce ke outlet bergantung pada kondisi di lapangan
3 Kurangnya informasi mengenai produk-produk yang dapat dikombinasikan
Informasi tentang pola pembelian pelanggan yang dapat mendukung kesempatan untuk melakukan cross-selling
87
3.4 Analisis CSF (Critical Success Factors)
Dalam menjalankan strategi yang ada pada tabel 3.5, strategi pertama dapat
dilakukan dengan outsourcing informasi dari perusahaan/badan survei multinasional dan
nasional, seperti ACNielsen dan Badan Pusat Statistik (BPS). Strategi kedua dipilih
untuk dilaksanakan secara internal. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan pelaksanaan strategi kedua:
• Kinerja salesforce yang dimiliki
Adanya kecenderungan salesforce memprioritaskan penjualan produk-produk yang
bersifat fast-moving sehingga mempengaruhi penetrasi produk pada channel
tersebut. Hal ini dapat disebabkan kurangnya kemampuan salesforce untuk menjual
produk, pengetahuan salesforce mengenai produk-prduk yang dijual, dan lain-lain.
Poin-poin tersebut merujuk pada kinerja salesforce. Oleh karena itu, kinerja
salesforce sangat berpengaruh dalam mendukung penetrasi suatu produk ke
pelanggan.sehingga dapat dianggap sebagai ujung tombak perusahaan yang harus
selalu ditingkatkan.
• Jumlah kunjungan salesforce ke masing-masing outlet
Semakin sering kunjungan salesforce ke outlet, semakin terbuka kesempatan untuk
menawarkan produk-produk. Apabila setiap kesempatan ini dapat dimanfaatkan,
kesempatan untuk penetrasi produk semakin besar.
• Kapasitas armada delivery & salesforce yang memadai
Kemampuan armada distribusi juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam
meningkatkan penetrasi produk ke pasar. Karena dengan adanya kemampuan armada
88
yang memadai, produk dapat dengan lancar dan cepat disalurkan ke pelanggan,
sehingga mengurangi risiko masuknya produk substitusi dari pesaing.
• Jumlah varian produk pada segmen pelanggan yang ditentukan
Penetrasi produk-produk pada segmen pelanggan yang ditentukan berkaitan dengan
penembusan jumlah varian produk yang berhasil dijual kepada pelanggan. Semakin
banyak jumlah varian produk yang dijual, semakin dalam penetrasi penjualan yang
dilakukan.
Tabel 3.6 Key Performance Indicators
CSF (Critical Success Factors)
KPI (Key Performance Indicators)
Lokasi outlet atau distributor lokal Berada dalam radius minimal 40% dari luas kota
Jumlah pelanggan yang dimiliki oleh outlet atau distributor lokal
Memiliki jangkauan pelanggan minimal 15% dari jumlah seluruh penduduk lokal
Kinerja salesforce yang dimiliki Skor penilaian 76 – 90 (maksimum 100)
Jumlah kunjungan salesforce ke masing-masing outlet 50 – 60 kunjungan per minggu
Kapasitas armada delivery & salesforce yang memadai
Seluruh outlet dapat dijangkau, dengan ketentuan masing-masing salesforce maksimal menangani 150 outlet
Jumlah varian produk pada segmen pelanggan yang ditentukan 40 – 50 varian produk per outlet
3.5 Analisis Masalah
Berdasarkan tabel 3.5, masalah yang sedang dihadapi oleh PT Dos Ni Roha
untuk menjalankan strategi kedua:
• Salesforce masih berpikiran sederhana dan pendek, lebih berfokus pada pemenuhan
target pribadi.
89
Adanya kecenderungan salesforce untuk memprioritaskan penjualan produk-produk
yang bersifat fast-moving. Hal ini membuktikan bahwa salesforce hanya berpikiran
sederhana dan pendek untuk memenuhi target pribadi semata.
• Jumlah kunjungan salesforce ke outlet bergantung pada kondisi di lapangan
Kunjungan salesforce dipengaruhi oleh cuaca, kondisi lalu lintas, dan lain-lain.
Apabila kondisi-kondisi berada pada tahap buruk, akan mempengaruhi fisik dan
psikis salesforce untuk melakukan kunjungan.
• Kurangnya informasi mengenai produk-produk yang dapat dikombinasikan
Jumlah data penjualan yang disimpan perusahaan sangat besar. Hal ini menyebabkan
sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antar-produk yang telah
dibeli pelanggan, karena membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
3.6 Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, masalah pertama dapat diselesaikan dengan
mengadakan program pemberdayaan karyawan, seperti training. Masalah kedua daapt
diselesaikan dengan perencanaan pemetaan rute kunjungan. Untuk masalah ketiga, PT
Dos Ni Roha memerlukan suatu rancangan data mining yang dapat:
• Menyediakan informasi mengenai pola pembelian pelanggan dan menampilkan
informasi tersebut kepada pihak manajemen
• Memprediksi pola pembelian pelanggan berdasarkan data pembelian semua
pelanggan yang dimiliki PT Dos Ni Roha
90
3.7 Analisis Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh PT Dos Ni Roha untuk memecahkan masalah
ketiga pada tabel 3.5 adalah pola kombinasi produk-produk yang dibeli oleh pelanggan
berdasarkan daerah geografis, customer group, dan pelanggan itu sendiri, sehingga dapat
medukung pihak manajemen unutk menghasilkan suatu strategi, seperti boundling
campaign, promosi, dan lain-lain, sebagai respon terhadap pola pembelian pelanggan
dalam rangka usaha penetrasi pendistribusian produk-produk principal.
3.8 Analisis Sistem yang Berjalan
Berikut ini bagan arsitektur sistem informasi yang sedang berjalan pada PT. Dos
Ni Roha. Data operasional perusahaan dihasilkan dari aplikasi operasional yang
berjalan. Dari data operasional tersebut kemudian dilakukan proses pembersihan untuk
disimpan di dalam data warehouse. Kemudian data yang tersimpan dalam data
warehouse didistribusikan ke data marts. Data mart tersebut digunakan sebagai sumber
bagi portal informasi yang dimiliki perusahaan serta menghasilkan berbagai laporan.
Gambar 3.6 Arsitektur Operational Database, Data Warehouse, dan Data Mart yang Sedang Berjalan