bab-3 edit (28-09-2012) final

53
3- 35 BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan 3.1.1. Kondisi Geografis Kota Medan merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar nomor 3 (tiga ) di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Selain sebagai kota terbesar nomor tiga, maka Medan menjadi Kota terbesar di luar Pulau Jawa dengan kndisi geografis yang sangat menguntungkan karena cukup beredekatan dengan Selat Malaka sebagai jalur peraiaran untuk perdagangan internasional dari dulu sampai sekarang. Secara geografis dalam BPS Kota Medan (2010) kota Medan yang telah menjadi kota Metropolitan ini terletak diantara 3°27’– 3° 47’ Lintang Utara dan 98°35’ –98° 44’ Bujur Timur. Wilayah daratan Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5 – 37,5 mdpl (meter di atas permukaan laut) sehingga Medan memang berada di dataran rendah. Kota Medan menempati area seluas ± 265,10 Km² Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

Upload: boyke-p-sirait

Post on 03-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

3-35

BAB IIIGAMBARAN UMUM

3.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan

3.1.1. Kondisi Geografis

Kota Medan merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara dan menjadi kota

terbesar nomor 3 (tiga ) di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Selain sebagai

kota terbesar nomor tiga, maka Medan menjadi Kota terbesar di luar Pulau Jawa

dengan kndisi geografis yang sangat menguntungkan karena cukup beredekatan

dengan Selat Malaka sebagai jalur peraiaran untuk perdagangan internasional dari

dulu sampai sekarang.

Secara geografis dalam BPS Kota Medan (2010) kota Medan yang telah

menjadi kota Metropolitan ini terletak diantara 3°27’– 3° 47’ Lintang Utara dan 98°35’

–98° 44’ Bujur Timur. Wilayah daratan Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5 – 37,5

mdpl (meter di atas permukaan laut) sehingga Medan memang berada di dataran

rendah. Kota Medan menempati area seluas ± 265,10 Km² yang terdiri dari 21

Kecamatan dengan 151 Kelurahan dan 2004 Lingkungan.

Wilayah Kota Medan secara langsung berbatasan dengan Kabupaten Deli

Serdang baik di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur, artinya Kota Medan berada

di dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang. Tapi untuk wilayah sebelah Utara Medan,

merupakan daerah pesisir karena berbatasan langsung dengan laut.

Pada awalnya Kota Medan hanya memiliki 11 Kecamatan, karena ada

perluasan wilayah kota, dimana sebahagian kecil wilayah dari Kabupaten Deli Serdang

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

yang berbatasan langsung dengan Kota Medan menjadi wilayah administratif Kota,

sehingga Kota Medan melakukan pemekaran Kecamatan menjadi 21 sekitar tahun

1990-an

Sebahagian besar dari dataran rendah merupakan tempat pertemuan dua

suangai besar yang membelah kota Medan yakni sungai Babura dan sungai Deli yang

sekaligus sebagai sarana pengendalian banjir untuk kota Medan. Agar lebih mudah

melihat luas Kota Medan yang dirinci lebih jauh berdasarkan pada kecamatan

kecamatan akan dirangkum daam Tabel 3.1. di bawah ini :

Tabel 3.1

Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah per- Kecamatan di Kota Medan

NO NAMA KECAMATAN

LUAS (Km²) (%) LUAS KECAMATAN

JARAK (Km) PUSAT KOTA

1. Medan Tuntungan 20,68 7,80 12 2. Medan Johor 14,58 4,83 5 3. Medan Amplas 11,19 5,50 10 4. Medan Denai 9,05 4,22 9 5. Medan Area 5,52 3,41 5 6. Medan Kota 5,27 3,01 5 7. Medan Maimun 2,98 1,94 2 8. Medan Polonia 9,01 2,08 3,5 9. Medan Baru 5,84 2,20 1010. Medan Selayang 12,01 3,40 611. Medan Sunggal 15,44 1,13 8,512. Medan Hevetia 13,16 5,83 6,413. Medan Petisah 6,82 4,97 314. Medan Barat 5,33 2,57 415. Medan Timur 7,76 2,01 1,516. Medan Perjuangan 4,09 2,93 917. Medan Tembung 7,94 1,54 5,218. Medan Deli 20,84 7,86 1019. Medan Labuhan 36,67 13,83 1620. Medan Marelan 23,82 8,99 2221. Medan Belawan 26,25 9,90 23

J U M L A H 265,10 100,00Sumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010)

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Berdasarkan pada Tabel 3.1. diatas maka kecamatan yang paling Luas adalah

Kecamatan Medan Labuhan dengan luas mencapai 36,67 Km² dengan persentase

luas terhadap kota Medan mencapai 13,83% dan berjarak relatif jauh dari pusat kota

Medan yakni mencapai 16 Km. Urutan ke-2 adalah Kecamatan Medan Belawan

dengan luas 26,25 Km² dan persentase luasnya terhadap kota Medan mencapai 9,90

% serta berjarak 23 Km dari pusat Kota Medan. Sedangkan di urutan ke-3 adalah

Kecamatan Medan Marelan dengan luas 23,82 Km² dan persentase luasnya terhadap

kota Medan mencapai 8,99% serta berjarak 22 Km dari pusat Kota Medan. Ke-3

kecamatan yang terbesar wilayahnya ini kebetulan berada di wilayah pesisirnya Kota

Medan dan berhadapan dengan wilayah pantai dimana ketiganya dipilih menjadi lokasi

untuk mengidentifikasi usaha pengilahan ikan secara tradisional tersebut.

Sedangkan yang paling kecil wilayahnya adalah Kecamatan Medan Maimun

dengan luas hanya 2,98 Km² atau hanya mencapai 1,94% dari luas Kota Medan dan

hanya berjarak 2 Km dari pusat pemerintahan Kota Medan.

3.1.2. Iklim

Medan memiliki iklim tropis yang cukup banyak sinar matahari dengan suhu

rata pada tahun 2009 minimum menurut stasiun Polonia berkisar antara 20,8˚C –

24,4˚C dan suhu maksimumnya berkisar antara 33,5˚C – 36,5˚C. Sedangkan menurut

stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 21,00˚C – 23,6˚C dan suhu

maksimumnya berkisar antara 32,6˚C – 34,2˚C.

Selanjutnya kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 76% – 83%,

dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,73 m/detik. Selanjutnya total laju

penguapan air tiap bulannya mencapai 115,48 mm. Sedangkan tingkat rata-rata curah

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

hujan per 45 hari menurut Stasiun Polonia 228,6 mm dan Stasiun Sampali sebesar

182mm.

Lamanya penyinaran matahari rata-rata pertahun untuk tahun 2009 mencapai

133,67 jam atau sebesar 49,08%, sedangkan untuk stasiun Polonia rata-ratanya

mencapai 112,00 jam atau 43,67%. Dilihat dari trend data penyinaran matahari

dibanding 3 (tiga) tahun sebelumnya cenderung meningkat, berarti suhu cenderung

lebih memanas, kemungkinan besar hal ini disebabkan juga karena adanya perubahan

iklim (climate exchange) secara global sehingga suhu bumi semakin meningkat.

3.2. Kependudukan dan Tenaga Kerja

Perkembangan jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2009 sudah

mencapai 2.121.053 jiwa, sedangkan Hasil Sensus Penduduk tahun 2000, pertambhan

penduduk Medan telah mencapai 216.780 jiwa atau mencapai 11,38%. Rata-rata

jumlah anggota keluarga di Kota Medan sebesar 8.001 Km². Tingkat mobilitas dan

penyebaran pendudukharus tercapai optimal yang mempertimbangkan daya dukung

lahan serta fungsi lingkungan hidup yang lain sehingga tidak terjadi permasalahan

dalam total populasi yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Menurut data dari statistik kota Medan tahun 2010 , maka kita dapat mengetahui

bahwa Kota Medan menjadi daerah tujuan migrasi baik perpindahan penduduk dari

desa atau hinterland nya kota-kota disekitar Medan bahkan daerah-daerah yang

berada dilura Propinsi Sumatera Utara sperti Riau dan Aceh untuk masuk ke inti kota

Medan, baik untuk bersekolah, mencari kerja, membuka usaha ataupun kegiatan-

kegiatan bisnis dan sosial lainnya. Tingkat kepadatan penduduk Medan rata-ratanya

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

telah mencapai 8.001 jiwa/Km². Agar lebih mudah untuk melihat kondisi penduduk

Medan, maka akan diringkaskan dalam bentuk Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel : 3.2Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Tingkat Kepadatan Penduduk per-

Kecamatan di Kota Medan

NO NAMA KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK (Jiwa)

JUMLAH RUMAH TANGGA

TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK (Km²)

1. Medan Tuntungan 70.073 20.249 3.388 2. Medan Johor 116.220 27.918 7.971 3. Medan Amplas 115.156 26.503 10.291 4. Medan Denai 139.939 32.511 15.463 5. Medan Area 109.253 24.190 19.792 6. Medan Kota 84.292 19.526 15.995 7. Medan Maimun 57.859 10.576 19.416 8. Medan Polonia 53.427 10.977 5.930 9. Medan Baru 44.216 10.041 7.57110. Medan Selayang 85.678 21.122 6.68811. Medan Sunggal 110.667 25.205 7.16812. Medan Hevetia 145.376 30.824 11.04713. Medan Petisah 68.120 15.320 9.98814. Medan Barat 79.098 20.035 14.84015. Medan Timur 113.874 28.803 14.67516. Medan Perjuangan 105.702 23.965 25.84417. Medan Tembung 141.786 28.481 17.74518. Medan Deli 150.076 38.596 7.20119. Medan Labuhan 106.922 24.533 2.91620. Medan Marelan 126.619 32.527 5.31621. Medan Belawan 96.700 21.515 3.684

J U M L A H 2.121.053 493.390 8.001Sumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010)

Berdasarkan pada Tabel 3.2. diatas maka akan terlihat jelas 3 kecamatan

dengan jumlah penduduk yang paling banyak yakni di Kecamatan Medan Deli sebesar

150.076 jiwa, diikuti dengan Kecamatan Medan Helvetia 145.376 jiwa dan Kecamatan

Medan Tembung mencapai 141.786 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit penduduknya

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

adalah Kecamatan Medan Baru sebesar 44.216 jiwa, kemudian Kecamatan Medan

Polonia 53.427 jiwa dan Kecamatan Medan Maimun mencapai 57.859 jiwa.

Selanjutnya wilayah yang paling padat per Km² penduduknya adalah

Kecamatan Medan Perjuangan mencapai 25.844 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Medan

Area sebesar 17.792 jiwa serta Kecamatan Medan Maimun 19.416 jiwa. Untuk wilayah

dengan tingkat kepadatan penduduk yang terendah adalah Kecamatan Medan

Labuhan hanya 2.916 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Medan Tuntungan 3.388 jiwa dan

Kecaatan Medan Belawan sebesar 3.684 jiwa. Tinggi rendahnya tingkat kepadatan

penduduk sangat ditentukan oleh jumlah penduduk itu sendiri dan luas wilayah yang

ada di Kecamatan tersebut.

Sedangkan untuk jumlah Rumah Tangga (RT) yang terbanyak berada di

Kecamatan Medan Deli sebesar 38.596, diikuti oleh Kecamatan Medan Marelan

32.527 dan Kecamatan Medan Denai sebanyak 32.511. Sedangkan yang paling

sedikit jumlah rumah tangganya adalah Kecamatan Medan Baru sebanyak 10.041,

kemudian Kecamatan Medan Maimun 10.576 dan Kecamatan Medan Polonia sebayak

10.977. Dimana letak dari Kecamatan-kecamatan tersebut berada di lokasi kantor-

kantor pemerintahan dan pusat-pusat bisnis keuangan, perhotelan dan properti berupa

gedung-gedung tinggi.

Secara umum dari jumlah rumah tangga dan tingkat kepadatan penduduk yang

terkonsentrasi di kecamatan-kecamatan tersebut, maka jika dilihat dari rata-rata

banyaknya anggota keluarga dalam satu rumah tangga sebesar 4,3 atau rata-rata nya

hanya 4 orang. Dari jumlah penduduk yang mencapai 2.121.053 orang (BPS Kota

Medan;2010), maka lebih banyak penduduk dengan jenis kelamin perempuan

dibanding dengan laki-laki. Komposisi penduduk Medan lebih didominasi usia angkatan

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

kerja, yakni antara 15-55 tahun yang mencapai 1.349.479 orang atau 63.62%. Dari

Total usia angkatan kerja tersebut, maka data jumlah pencari kerja yang terdaftar resmi

dan belum ditempatkan di Dinas Tenaga Kerja Kota Medan selama 6 tahun terakhir

dari tahun 2006-2009 yang paling besar adalah tahun 2007 yakni mencapai angka

97.765 orang. Data sekaligus menunjukkan data pengangguran terbuka di kota Medan

yang terdaftar secara resmi, angka ini termasuk cukup kecil, karena jauh lebih besar

lagi orang yang menganggur tapi tidak mendaftarkan diri ke pemerintah. Kondisi ini

dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 :Jumlah Pencari Kerja yang sudah Terdaftar dan Belum Ditempatkan

TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

2006 31.931 64.384 96.315

2007 22.381 64.384 97.765

2008 7.815 17.557 25.372

2009 16.405 20.669 37.074

Sumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010) data diolah

Masalah pengangguran di wilayah perkotaan besar di Indonesia hampir sama,

misalnya karena bertambahnya secara alami jumlah angkatan kerja pada setiap tahun,

arus migrasi dari daerah hinterland, baik pinggiran, maupun kota yang lebih kecil

menuju ke kota yang lebih besar mengaami peningkatan dan tidak dapat dihambat

setiap tahunnya, megakibatkan angka pengangguran di kota-kota besar

pertumbuhannya cukup tinggi di Indonesia termasuk Kota Medan. Bahkan jauh lebih

mengerikan lagi, bahwa di kota Medan jumlah penganguran dengan memiliki

pendidikan Sarjana atau Diploma-III, trend-nya mengalami peningkatan terus.

Pengangguran dengan tipe pendidikan tinggi ini sangat berbahaya bagai kondisi sosial

masyarakat yang dapat memicu instabilitas di tengah-tengah masyarakat. Menurut

BPS Kota Medan 2010, bahwa pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Kota Medan dengan latar belakang pendidikan sarjana mencapai 13.787 orang, dan

jika dibandingkan dengan tamatan SMP dan SMA, justru jumlahnya yang paling besar.

Kondisi ketenagakerjaan di Medan, termasuk daerah yang jumlah pencari

kerjanya paling besar di Pulau Sumatera umumnya, dan propinsi Sumatera Utara pada

khususnya. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2.121.053 jiwa, ternyata jumlah

pencari kerja pada tahun 2009 yang belum ditempatkan pada tahun lalu (belum

mendapat pekerjaan) sebanyak 20.048 orang, sedangkan yang terdaftar pada tahun

2009 (mencari pekerjaan) sebanyak 17.027 orang. Dari data tersebut antara yang

belum mendapat pekerjaan pada tahun lalu dan ditambah dengan yang terdaftar pada

tahun 2009 maka jumlah yang mencari kerja atau pengangguran pada tahun 2009 di

Kota Medan akan mencapai 37.075 orang dengan asumsi pencari kerja ini telah resmi

terdaftar di kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan.

Tapi katup dari permasalahan seperti ini di perkotaan dapat sedikit berkurang

dengan munculnya pedagang kaki lima, dimana aktivitas perdagangan ini termasuk

sektor informal perkotaan, yang dapat berkontribusi positif dalam kehidupan

masayarakat kota Medan. Pedagang kaki lima merupakan usaha sektor non-formal

perkotaan yang banyak ditemui di kota-kota manapun didunia. Secara ekonomi

aktivitas perdagangan ini dapat menambah aktivitas yang sangat tinggi dalam

perekonomian masyarakat dan kota, tapi juga dapat menjadi katup dalam mengurangi

pengangguran. Tapi disisi lain, aktivitas perdagangan kaki lima yang tidak tertata

dengan baik justru membuat persoalan yang cukup rumit untuk diatasi oleh Pemerintah

Kota Medan. Maka diperlukan strategi khusus untuk menata ulang, tempat

perdagangan yang telah dihuni oleh pedagang kaki lima di wilayah-wilayah Medan,

sehingga lebih manusawi, tidak mengorbankan kepentingan sosial sebagai akibat dari

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

beralih fungsinya fasilitas umum seperti jalan dan trotoar, atau bahkan taman kota

yang dijadikan tempat berdagang selama ini. Sampai saat ini, pemerintah Kota Medan

belum memiliki data yang terpublikasi dengan baik mengenai jumlah pedagang kaki

lima di Kota Medan, bahkan data pedagang kaki lima per Kecamatan se-Kota Medan,

yang umumnya terfokus di wilayah mana saja.

3.3. Kemiskinan dan Kondisi Sosial

Berbicara tentang kondisi kemiskinan maka kita tidak akan pernah melepas

tentang permasalahan kemiskinan dan keadaan sosial kemasyarakatan, begitujuga

halnya denga kota Medan. Pembangunan manusia lebih dari sekedar membahas

tentang pertumbuhan ekonomi semata melainkan juga membahas tentang perubahan-

perubahan yang dialami oleh suatu masyarakat secara sosial juga, artinya dari kondisi

yang lebih rendah derajatnya atau lebih buruk menjadi kondisi yang lebih baik, dengan

asumsi proses ini tidak pernah berhenti dan tidak anti terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam perspektif pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi bukanlah

tujuan akhir. Pertumbuhan ekonomi adalah alat untuk mencapai tujuan akhir, yaitu

memperluas pilihan-pilihan bagi manusia. Kalaupun demikian, tidak ada hubungan

yang otomatis antara pertumbuhan ekonomi dengan kemajuan pembangunan

manusia. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau human

development index (HDI) Kota Medan menunjukkan gambaran yang menggembirakan.

Pada tahun 2008, IPM Kota Medan mencapai 73,29. Dibandingkan dengan 30 Daerah

Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lainnya.

Salah satu indikator penting dalam mengukur IPM, (HDI) adalah :

1. Tingkat Kesehatan masyarakat (Health)

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

2. Tingkat Pendidikan (education)

3. Tingkat Pendapatan per kapita (income per capita)

4. Tingkat ketidakseimbangan (inequality)

5. Tingkat Kemiskinan (poverty)

6. Ketidakmerataan Jender (gender inequality)

7. Tingakt kesinambungan hidup (suistanability)

8. Tingakt Keamanan (human security)

Dari indikator-indikator yang dihitung untuk mendapatkan HDI tersebut maka

Indonesia masih mengutamakan 4 indikator utama yakni kesehatan, pendidikan,

pendapatan dan kemiskinan.

Masalah pedagang kaki lima juga merupakan permasalahan sosial, karena

banyak rumah tangga yang kepala keluraganya tidak memiliki pekerjaan yang tetap

dengan upah yang layak untuk hidup di kota Medan, maka kondisi ini semakin

menyuburkan area perdagangan kaki lima di penjuru kota Medan. Komoditas yang

diperdagangkan semakin banyak variasinya, dari makanan/kuliner, minuman, pakaian,

elektronik, CD, perlatan Rumah Tangga dan lain sebagainya.

Dampak positifnya sampai saat ini adalah sebagai katup pengaman bagi

tingginya angka pengangguran di wilayah kota Medan, khususnya kaum miskin

perkotaan yang masih dapat berdagang sebagai tumpuan utama dalam mata

pencaharian keluarganya, sekaligus menambah makin tingginya arus perdagangan

eceran yang bersifat mikro kecil, namun dibalik itu semua, dampak negatif yang

ditimbulkan juga ada, karena Pemko Medan belum melakukan penataan secara aman,

komprehensif, persuasif dan manusiawi, maka pedagang kaki lima terkesan akan

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

membuat lokasi tersebut menjadi begitu kumuh, karena tidak tertata dengan baik dan

begitu semrawut.

3.4. Kondisi Ekonomi

3.4.1. Total Nilai , Distribusi dan Pertumbuhan dari PDRB

Untuk melihat perkembangan ekonomi (economic performance) suatu daerah akan

dilihat dari beberapa indikator dibawah ini :

1. Nilai PDRB (output) Kota Medan berdasarkan Lapangan Usaha

2. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah

3. Tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita

4. Struktur ekonomi

5. Tngkat inflasi dan deflasi

6. Tingkat kemakmuran

7. Pendapatan perkapita

Dalam hal ini yang akan di uraikan hanya indikator nilai PDRB, tingkat pertumbuhan

output, struktur ekonomi dari distribusi PDRB selama 2 (dua) tahun sebagai gambaran

dasar perkembangan ekonomi yang telah dicapai Kota Medan, dan dapat dilihat dari

Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4Nilai PDRB Berdasarkan 9 Lapangan Usaha, Laju pertumbuhan PDRB dan

Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

NO Lapangan Usaha Nilai PDRB (dalam Jutaan rupiah)

Pertumbuhan PDRB (%)

Distribusi PDRB (%)

2008 2009 2008 2009 2008 200901 Pertanian 735.253,74 765.950,80 3,61 4,18 2,34 2,2902 Pertambangan dan

Galian567,16 569,77 -13,49 0,46 0,00 0,00

03 Industri Pengolahan 4.514.289,28 4.591.595,91 3,91 1,71 14,39

13,73

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

04 Listrik,Gas & Air Bersih

442.537,31 464.916,70 3,58 5,06 1,41 1,39

05 Bangunan 3.463.836,71 3.748.682,48 8,07 8,22 11,04

11,21

06 Perdagangan, Hotel dan Restoran

8.134.822,15 8.824.157,84 5,36 8,47 25,93

26,40

07 Pengangkutan dan Komunikasi

6.287.379,45 6.866.783,50 8,15 9,22 20,04

20,54

08 Keuangan, Asuransi dan Persewaan bangunan, tanah

4.586.682,59 4.721.476,37 9,50 2,94 14,62

14,12

09 Jasa-jasa 3.208.583,61 3.446.554,21 7,08 7,42 10,23

10,31

T O T A L 31.373.951,99 33.430.687,57 6,75 6,56 100,0

100,0

Sumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010) data diolah

Dari Tabel 3.4 diatas maka secara Nilai output dari PDRB kota Medan yang

paling tinggi hasilnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan nilai

pencapaian sebesar Rp 8.134.822,15 juta pada tahun 2008 dan Rp 8.824.157,84 juta

pada tahun 2009. Selanjutnya diikuti oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada

tahun 2008 mencapai Rp 6.287.379,45 juta dan pada tahun 2009 naik menjadi Rp

6.866.783,50 juta. Terbesar ketiga ada;ah sektor Keuangan, Asuransi dan Persewaan

tanah serta Bangunan yang pada tahun 2008 mencapai Rp 4.586.682,59 juta dan pada

tahun 2009 naik sedikit menjadi Rp 4.721.476,37 juta. Sektor Industri hanya masuk

urutan ke-4 dari 9 sektor yang ada, tapi nilai produksi yang dicapainya hampir

mendekati sektor keuangan dan asuransi yakni tahun 2008 mencapai Rp 4.514.289,28

juta dan pada 2009 mencapai Rp 4.591.595,91 juta. Sedangkan Nilai PDRB yang

paling rendah adalah sektor Pertambangan dan galian yang hanya mampu

menghasilkan output senilai Rp 567,16 juta pada tahun 2008, dan pada 2009 sangat

sedikit mengalami kenaikan yakni sebesar Rp 569,77 juta. Sedangkan untuk produksi

Listrik, Gas dan Air Bersih yg semua produksinya dimiliki oleh pemerintah melalui

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

BUMN PLN, PGN dan PERTAMINA serta PAM/PDAM, jadi masih belum mencukupi

permintaan yang ada di dalam negeri.

Dalam hal melihat struktur ekonomi, maka data yang kita amati adalah

distribusi persentase PDRB, yang pada tahun 2008 kontribusi terbesar dari PDRB

disumbang oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 25,93%, diikuti oleh

Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 20,04% dan sektor Keuangan, Asuransi dan

Persewaan tanah serta Bangunan sebesar 14,62%. Berarti PDRB didominasi oleh

ketiga sektor tersebut sehingga Kota Medan adalah Kota Bisnis Keuangan dan Jasa,

jadi sekali lagi bukan kota industri. Sedangkan kontribusi yang paling rendah berturut-

turut adalah sektor Pertambangan dan Galian tidak ada kontribusinya sama sekali baik

di tahun 2008 dan 2009 atau 0%, kemudian diikuti oleh sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih sebesar 1,41% pada tahun 2008 dan 1,39 tahun 2009. Selanjutnya adalah

sektor Jasa-jasa lain yang berkontribusi sebesar 10,23% pada 2008 dan sebesar

10,31% pada tahun 2009. Secara umum, perkembangan output atau produksi yang

dihasilkan oleh Kota Medan, sangat mendominasi produksi yang dihasilkan oleh

Propinsi Sumatera Utara.

3.4.2. Potensi Pasar

Indikator jumlah penduduk yang ada di suatu daerah sangatlah penting untuk

melihat besarnya daerah dan implikasi dalam pengambilan kebijakan. Biasanya para

ekonom melakukan pendekatan dengan indikator ini, untuk mengukur seberapa besar

potensi pasar yang dimiliki di suatu wilayah, maka jumlah penduduk yang ada

merupakan indikator penting dalam mengukur besarnya pasar (size of market).

Semakin banyak pendudukya bearti ukuran pasarnya akan semakin besar, karena

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

potensi konsumen dalam membeli produk yang dihasilkan produsen juga semakin

besar.

Sedangkan untuk melihat besarnya potensi pasar dalam menyerap produk yang

dihasilkan dapat diukur dari GNP/kapita atau PDRB/kapita dan GNI/Kapita atau

Pendaatan Nasional/Kapita yang sekaligus dapat mengukur tinggi rendahnya daya beli

masyarakat (PPP=Purchasing Power Parity) masyarakt di suatu daerah/wilayah.

Untuk lebih memudahkan kita melihat potensi pasar tersebut, maka dapat juga

kita lihat Pasar dalam artian fisik dan ekonomi berupa infrastruktur yang memudahkan

transaksi dari hasil produksi yang dilakukanoleh para produsen agar dapat sampai

ketangan konsumen secara langsung. Maka Tabel 3.5 akan menguraikannya sebagai

berikut :

Tabel 3.5.Banyaknya Pasar dirinci menurut Luas dan Jumlah Pedagang di Pasar per-

Kecamatan di Kota Medan NO NAMA

KECAMATANLUAS (M²) BANYAKNYA

PASAR (Unit)JUMLAH

PEDAGANG 1. Medan Tuntungan 14.320,00 1 673 2. Medan Johor 12.390,00 2 723 3. Medan Amplas 0,00 0 0 4. Medan Denai 0,00 0 0 5. Medan Area 12.633,71 3 2.052 6. Medan Kota 31.062,05 6 5650 7. Medan Maimun 355,50 1 149 8. Medan Polonia 3.052,00 1 369 9. Medan Baru 6.890,00 1 62210. Medan Selayang 0,00 0 011. Medan Sunggal 6.030,00 2 70612. Medan Hevetia 11.302,00 2 1.25013. Medan Petisah 10.000,00 1 2.35114. Medan Barat 15.531,00 4 1.52315. Medan Timur 7.998,00 3 1.94416. Medan Perjuangan 1.668,00 1 1.47517. Medan Tembung 4.025,00 1 10718. Medan Deli 0,00 0 165

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

19. Medan Labuhan 666,00 2 1.64120. Medan Marelan 0,00 0 021. Medan Belawan 8.923,85 4 1.480

J U M L A H 146.847,11 35 22.880Sumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010)

Pasar yang dimaksud dalam Tabel 3.5. diatas adalah Pasar yang sarananya

dibangun oleh Pemerintah Kota Medan dan pengelolaannya langsung dibawah BUMD

yakni PD. Pasar yang bertanggungjawab sepenuhnya kepada Walikota. Pasar salah

satu sarana penting dalam aktivitas ekonomi masyarakat, karena kehadiran pasar akan

menjangkau dan melayani para konsumen yang berada di wilayah dimana pasar itu

berlokasi. Tidaklah mungkin penduduk Kota Medan

Jika suatu kota hanya memilik satu pasar, dapat dibayangkan, betapa sulit untuk

melayani konsumen yang terstratifikasi seperti konsumen rumah tangga, konsumen

pedagang eceran, pedagang skala besar, korporasi dan lain-lain. Maka lokasi suatu

pasar akan memperhitungkan jangkauan layanan kepada konsumen yang menjadi

target dari aktivitas pasar tersebut.

Kondisi pasar perlu dijelaskan secara lebih rinci pada studi ini, karena pedagang

kaki lima sangat banyak yang berlokasi dekat dengan pasar-pasar tradisional.

Umumnya wilayah-wilayah perkotaan akan selalu menghadapi permasalahan

pedagang kaki lima yang hampir sama, seperti lokasi berjualan yang sangat semrawut,

bahkan dapat mengganggu arus lalu lintas, ditambah lagi sering digunakannya trotoar

di pinggir jalan raya sebagai lokasi berjualan. Menggusur paksa para pedagang bukan

penyelesaian masalah yang efektif, karena semua orang harus memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Namun setiap kali pasca penertiban, setiap kali pula pedagang

akan balik lagi untuk berjualan dilokasi-lokasi tersebut dan lebih parahnya lagi

jumlahnya juga akan semakin meningkat. Penggusuran yang dilakukan Pemerintah

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Kota selalu menggunakan istilah penertiban, seperti yang tertera dalam tabel berikut

dan dilakukan oleh Pemko Medan sepanjang tahun 2006-2006 dari Tabel 3.6. di

bawah :

Tabel 3.6 :Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang Ditertibkan Pemko Medan

TAHUN Jlh Operasi Penertiban Jumlah Pedagang yg Ditindak

2006 165 710

2007 98 480

2008 260 531

2009 174 591

Sumber : BPS Kota Medan – Medan dalam Angka Tahun 2010

Walaupun aktivitas perdagangan kaki lima hasil penjualannya tidak terdata

secara resmi oleh pemerintah dalam perhitungan nilai Produk Domstik Regional Bruto

(PDRB) berdasarkan metode produksi netto atau 9 lapangan usaha, tapi kegiatan

perdagangan ini sangat lancar dan berkontribusi besar perantara dari produsen –

distributor – pedagang besar – dengan konsumen pengguna, sekaligus dapat

mengurangi angka pengangguran. Jika dilihat dari Tabel 3.6 diatas, bahwa banyaknya

penindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota, seperti pada sepanjang tahun 2006

ada 710 pedagang yang ditindak, namun sama sekali tidak mengurangi jumlah

pedagang kaki lima yang ada, malah jumlahnya semakain meningkat dari waktu.

Sepanjang pemerintah kota tidak dapat meyediakan lapangan pekerjaan yang

layak bagi warganya, maka jumlah pedagang kaki lima semakin hari kwantitasnya akan

bertambah terus tanpa dapat dibendung oleh siapapun, karena hak untuk hidup dan

mencari nafkah adalah merupakan hak individu setiap orang, karena setiap orang

dihadapkan pada kewajiban dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar bagi keluarga-

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

keluarga mereka setiap harinya, baik untuk makan, sekolah pakaian, rumah dan

kesehatan.

Tabel 3.7.Banyaknya Pasar Menurut Sarana Tempat Bedagang per-Kecamatan

NO KECAMATAN BANYAKNYA KIOS (Unit)

JUMLAH TOKO (Unit)

JUMLAH STAN (Unit)

JUMLAH TEMPAT

INFORMAL 1. Medan Tuntungan 692 - 244 24 2. Medan Johor 391 - 475 27 3. Medan Amplas 0 - 0 0 4. Medan Denai 0 - 0 0 5. Medan Area 790 - 621 43 6. Medan Kota 3.622 - 1.248 248 7. Medan Maimun 24 - 41 130 8. Medan Polonia 44 19 140 67 9. Medan Baru 223 21 88 010. Medan Selayang 0 - 0 011. Medan Sunggal 223 21 140 012. Medan Hevetia 515 - 720 12213. Medan Petisah 1.692 - 624 21514. Medan Barat 250 - 532 9215. Medan Timur 280 - 1.156 016. Medan Perjuangan 48 - 92 017. Medan Tembung 527 - 283 018. Medan Deli 0 - 0 019. Medan Labuhan 641 - 638 020. Medan Marelan 0 - 0 17021. Medan Belawan 447 - 267 0

J U M L A HSumber : BPS Kota Medan (Medan dalam Angka Tahun 2010)

Berdasarkan pada Tabel 3.7 diatas, masih banyak sebenarnya Toko, kios dan

stand di setiap pasar yang dibangun pemerintah tidak terdata secara benar dan

menyeluruh melalui PD. Pasar Kota Medan. Jumlah Pasar yang ada, kemungkinan ini

hanya Pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan saja dan tidak termasuk pasar

diluar pengelolaannya oleh pemerintah kota, yang berdiri secara swadaya oleh swasta

maupun kelompok masyarakat, padahal pasar-pasar ini sudah berdiri sejak lama

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

dengan jumlah pedagang formal pedagang serta pedagang kaki lima yang jumlahnya

sangat banyak. Seperti yang telah diketahui bersama, ada beberapa pusat-pusat

perdagangan dimasing-masing wilayah kota Medan seperti :

1. Kawasan Bahagian Barat Kota Medan, dengan pusat perdagangan ada di

Kecamatan Petisah dan Helvetia denagan Pasar Sei Sikambing sekitarnya.

Jumlah toko, kios serta pedagang kaki lima nya pasti sangatlah banyak, namun

banyak juga yang tidak terdata secara resmi oleh PD. Pasar.

2. Kawasan Bahagian Timur Kota Medan, dengan pusat perdagangan ada di

Kecamatan Medan Tembung dengan Kawasan Pasar Aksara sekitarnya dan

kawasan Kelurahan Durian dan Pasar III sekitarnya. Jumlah toko, kios serta

pedagang kaki lima nya pasti sangatlah banyak, namun banyak juga yang tidak

terdata secara resmi oleh PD. Pasar, padahal setiap harinya pasar tersebut

sangat ramai dan cukup lengkap. Masih ditambah lagi dengan kawasan

perdagangan yang ada di wilayah Kecamatan Medan Area yakni wilayah

Sukaramai yang jumlah toko, kios bahkan sektor informal yang berupa

pedagang kakilima sangatlah banyak, karena berlokasi dekat dengan kawasan

pemukiman penduduk yang sangat pasat di kota Medan.

3. Kawasan Bahagian Utara Kota Medan, dengan pusat perdagangan yang

besar ada di kawasan Pulo Brayan dan Kecamatan Labuhan. Namun tetap saja

jika dirujuk ke data statistik tidak sesuai jumlahnya dengan fakta yang ada di

pasar-pasarnya.

4. Kawasan Bahagian Selatan Kota Medan, dengan pusat perdagangan ada di

Kecamatan Medan Kota dengan pusat kawasan perdagangan yang sangat

besar berada di sekitar pasar Simpang Limun sekitarnya dan Medan Amplas

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

yang menuju ke Terminal Bus Antar Daerah Kota Medan, semakin menambah

betapa besarnya jumlah toko, kios, stand dagang serta lokasi pedagang kaki

lima yang belum pernah tersentuh dengan pendataan resmi dari Pemerintah

Kota Medan melalui PD. Pasar yang merupakan perpanjangan tangan

Pemerintah Kota dalam bentuk BUMD yang seharusnya bekerjasama dengan

kantor BPS Kota Medan setiap tahunnya dalam rangka memperbaharui data

yang diperlukan tersebut.

3.5 Lokasi- Lokasi PKL di Kota Medan

Sampai saat ini, diskursi mengenai sektor informal di Indonesia khususnya telah

melahirkan dua pandangan yang berbeda (Effendi dalam Yustika, 2003:91-92).

Pertama, pandangan yang meyakini bahwa sektor informal sebagai benih-benih

(benign) kewiraswastaan yang berfungsi mendorong pertumbuhan ekonomi kota,

seperti yang dipostulatkan oleh McGee maupun Mazumdar. Dalam pendekatan ini,

sektor informal dianggap sebagai penunjang dan sumber potensi perkembangan

ekonomi kota. Oleh karena itu pandangan ini menekankan bahwa sektor informal perlu

dipromosikan dan diupayakan terkait dengan perkembangan ekonomi kota, khususnya

sektor formal.

Kedua, pandangan yang berpendapat bahwa sektor informal berdiri sendiri dan

terpisah dari kegiatan ekonomi kota seperti yang dinyatakan oleh Bose, Quijano dan

Benefeld. Dalam pendekatan ini, kegiatan sektor informal dianggap bukan gejala

sementara tetapi fenomena permanen yang terlepas dari perkembangan sektor formal.

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Hal ini bisa terjadi karena kebijakan ekonomi makro cenderung menguntungkan

pengusaha besar dan kurang menyentuh kepentingan mereka. Oleh karena itu,

pandngan ini meyakini bahwa gejala sektor informal hanya akan dapat dikurangi

dengan upaya restrukturisasi kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Untuk konteks

Indonesia, pendekatan terakhir inilah yang nampaknya lebih relevan untuk

menjelaskan munculnya fenomena sektor informal perkotaan. Sektor informal

cenderung bersifat independent dan merupakan kegiatan yang otonom, serta

mempunyai kemampuan untuk berkembang.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Medan Tahun 2011-2031, Telah ditetapkan

dimana saja lokasi kegiatan perdagangan dan jasa. Dalam rencan Pola Ruang Kota

Medan ditetapkan kawasan perdagangan dan jasa Kota Medan tersebar mulai dari

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

Kecamatan Medan Belawan

Kecamatan Medan Barat

Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Petisah

Kecamatan Medan Maimun

3-35

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

Gamabr 3.1 Lokasi Wilayah Kajian

3-35

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

Kecamatan Medan Petisah

Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Barat

KecamatanMedan Maimun

Gamabr 3.2 Tata Guna Lahan di Kecamatan Medan Petisah, Medan Maimun, Medan Barat, dan Medan Sunggal

3-35

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

Gamabr 3.3 Tata Guna Lahan Kecamatan Medan Belawan

3-35

Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Barat, Medan Timur, Medan

Petisah, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Kota dan Kecamatan

Medan Amplas.

Ruang lingkup spasial mikro yang menjadi studi dalam penelitian ini adalah kawasan

perdagangan, kawasan permukiman, kawasan perkantoran sebagai sektor formal,

serta PKL yang berada di kawasan-kawasan tersebut maupun PKL yang

memanfaatkan penggal jalan utama. Lokasi-lokasi tersebut berada di Kecamatan

Medan Petisah, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Barat,Kecamatan

Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Belawan.

Berkaitan dengan penelitian mengenai karakteristik berlokasi PKL yang menempati

ruang-ruang di sekitar kawasan fungsional perkotaan dapat digunakan sebagai acuan

perencanaan dan perancangan perkotaan sehingga dapat diintegrasikan menjadi

sistem dengan desain skala perkotaan.

Untuk lebih jelas mengenai batasan ruang lingkup spasial dari penelitian lokasi PKL

dapat dilihat pada Gambar 3.4 ; Gambar 3.5 ; Gambar 3.6 ; Gambar 3.7 ; Gambar

3.8 dan Gambar 3.9 yang mengambarkan lokasi PKL di wilayah studi.

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

3.5.1 Kecamatan Medan Petisah

Pusat Kegiatan Lokasi PKL Karakter Konsumen Karakter ProdusenTopologi Produsen Pola Penyebaran

PKLSarana Jenis Usaha Ciri Lokasi

Hotel Dipinggir jalan umum Jl. Gatsu Pejalan Kaki Jajanan Grobak dorong Jajanan Ramai Menyebar

Perkantoran Jl Glugur Karyawan sekitar Lokasi Kuliner Pakai Tenda Lemang Ramai MenyebarPerdanganan Petisah Trotoar Simpang Gatsu Mobil yang Lewat Assesoris Pkai Tenda Assesoris Ramai MenyebarPlaza Cerfour Jl. Orion Sepeda Motor yang lewat Kuliner Pakai Tenda Kedai kopi Ramai Menyebar Medan Plaza

Sebaran PKL di Kecamatan Medan Petisah tersebar di lokasi-lokasi di beberapa penggal jalan, pusat perdagangan dan

pusat aktivitas yang ada di Kecamatan Medan Petisah. Sebaran PKL yang berada di Kecamatan Medan Petisah terdapat

di penggal jalan Gatoto Subroto dengan pusat kegiatan antara lain perdagangan (plaza Medan Fair dan pasar petisah),

perhotelan; jalan glugur dengan pusat kegiatan adalah perkantoran; jalan orion dan sekitarnya dengan pusat kegiatan

yaitu Medan Plaza.

Persebaran yang paling padat terdapat di penggal jalan Gatot Subroto diantaranya disebabkan adanya pusat

perdagangan yaitu plaza Medan Fair dan Medan Plaza. Jalan Gatot Subroto merupakan jalan arteri primer dengan lebar

jalan sekitar 25 m dengan bahu jalan sekitar 2 meter disebelak kanan dan 5 meter di sebelah kiri yang dipergunakan

sebagai jalan alternatif. Jalan alternatif dan bahu jalan ini yang dijadikan oleh PKL untuk berjualan.

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Gambar 3.4 : Peta Kecamatan Medan Petisah

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Larangan untuk berjualan di lokasi sekitar pusat perbelanjaan, tidak menyurutkan para PKL untuk berdagang di lokasi

tersebut, bahkan semakin hari jumlahnya tidak berkurang, tetapi bertambah walaupun tidak secara drastis. Selain itu, sisi

sebelah yang berseberangan dengan Medan Fair plaza, penggal Jalan Gatot Subroto semakin berkembang menjadi

bangunan semi permanen dengan kios yang disekat-sekat yang berdasarkan SK Walikota, lokasi untuk PKL tersebut

seharusnya menjadi jalan alternatif apabila terjadi volume jalan Gatot Subroto sudah memenuhi kapasitas.

3.5.2 Kecamatan Medan Maimun

Pusat Kegiatan Lokasi PKL Karakter Konsumen Karakter ProdusenTopologi Produsen Pola Penyebaran

PKLSarana Jenis Usaha Ciri Lokasi

Bank Jl. Cakrawati Pejalan Kaki Jajanan Grobak dorong Gorengan Ramai Menyebar

Perkantoran Jl. Kolonel Sudiono Karyawan sekitar Lokasi Kuliner Pakai Tenda Segala Makanan Ramai Menyebar

Pertokoan Jl. Katamso Ujung Mobil yang Lewat Assesoris Pakai Tenda Buah - buahan

Senggang Menyebar

Hiburan Jl. Mantri Sepeda Motor yang lewat Kedai kopi Pakai Tenda Minuman ringan Senggang Menyebar

Tempat Perbelanjaan Depan Istana Maimun Pengunjung yang lewat Kuliner Pakai Tenda Pecelele Rame Menyebar

Supermarkeket Depan SPBU (sim.pelangi) Pengunjung yang lewat Kuliner Grobak

Dorong Kue – Kue Rame Menyebar

Dekat Simpang STM Warga dan pengunjung Makanan dan peralatan rumah Pakai Tenda Buah –

buahan Reme Berkumpul

Sekitar Suzuya Katamso Warga sekitar dan orang yang melintas di jalan Kuliner

Grobak dorong

Makanan Ringan Reme Menyebar

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Pada Kecamatan Medan Maimun, sebaran PKL tersebar di beberapa titik

yang melintasi koriidor utama jalan yang ada di Kecamatan Medan Maimun.

Sebaran PKL yang ada di Kecamatan Medan Maimun terdapat di jalan

Katamso Ujung, jalan katamso sekitar istana maimun, jalan katamso sekitar

Suzuya, jalan kolonel sudiono, jalan cakrawati, dan jalan mantri, Pada

kecamatan ini karakteristik PKL terbagi atas waktu aktifitas malam dan siang

hari. Pada siang hari, persebaran PKL paling padat di sekitar perkantoran

yang tersebar di jalan brigjen katamso dan jalan cakrawati. Pada malam hari,

aktifitas PKL tersebar di jalan katamso bagian utara.

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Gambar 3.5 : Peta Kecamatan Medan Maimun

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

3.5.3 Kecamatan Medan Barat

Pusat Kegiatan Lokasi PKL Karakter Konsumen Karakter ProdusenTopologi Produsen Pola Penyebaran

PKLSarana Jenis Usaha Ciri Lokasi

Perkantoran & Stasiun Jl. Bukit Barisan Mobil yang lewat Assesoris Grobak dorong Stiker – stiker Ramai Menyebar

Pertokoan Jl. Tembakau Deli Istirahat kantor Makanan Pakai Tenda Nasi dan minuman Ramai Menyebar

Hiburan & Hotel Jl. Putri Hijau 2 Sepeda Motor yang lewat Makanan Pakai Tenda Klontong Ramai Menyebar

PertokoanJl. Yos Sudarso (dekatlampu merah Glugur)

Masyarakat Jajanan dan assesoris Pakai Tenda Gorengan dan

jual disck Ramai Menyebar

Perbelanjaan Jl. Yossudarso (sekitar pusat Brayan)

Pejalan kaki dan masyarakat

Assesoris dan jajanan

Pakai tenda dan grobak dorong

Gorengan dan assesoris Ramai Menyebar

Perkantoran dan Perumahan Jl. Mayor (pasar mayor) Masyarakat dan

pendatang Sembako, pakaian dll Pakai kios Pelengkapan

rumah tangga Ramai Berkumpul

Pada Kecamatan Medan Barat, keberadaan PKL timbul di beberapa titik yang melintasi ruas jalan utama yang ada di Kecamatan

Medan Barat mempunyai daya tarik dan potensi yang besar untuk ditempati oleh PKL . Sebaran PKL yang ada di Kecamatan

Medan Barat tersebar di ruas beberapa titik jalan yaitu, Jl. Bukit Barisan; Jl. Tembakau Deli; Jl.Putri Hijau Dua; Jl. Yos Sudarso

(dekat lampu merah glugur); Jl.Yos Sudarso (Sekitar pusat brayan); dan Jl. Mayor, Pada kecamatan Medan Barat karakteristik

PKL terbagi atas waktu aktifitas malam dan siang hari. Pada siang hari, persebaran PKL paling padat di sekitar perkantoran yang

tersebar di jalan Yos Sudarso (sekitar simpang glugur ) dan Pusat Brayan (sekitar fly over). Dan pada malam hari, aktifitas PKL

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

tersebar di jalan Yos Sudarso (pusat brayan) yang berada sekitar pusat perbelanjaan sepanjang jalan, Berikut gambar lokasi

Kecamatan Medan Barat.

Gambar 3.6 : Peta Kecamatan Medan Barat

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Titik – titik penyebaran PKL yang berada di Kecamatan Medan Barat tergambarkan

pada Peta Lokasi yang tertera dibawah ini. Penyebaran PKL di Medan Barat

karakternhya menyebar di sepanjang Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya.

Gambar 3.7 : Peta Kecamatan Medan Barat

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

3.5.4 Kecamatan Medan Sunggal

Pusat Kegiatan Lokasi PKL Karakter Konsumen Karakter ProdusenTopologi Produsen Pola Penyebaran

PKLSarana Jenis Usaha Ciri Lokasi

Terminal Jl. Amal Warga sekitar dan Pengujung Jajanan Grobak dorong Makanan dan

gorengan Ramai Menyebar

Pasar Kam. Lalang

Dekat Lampu Merah & Jembatan (depan Pasar K.Lalang)

Sepeda Motor yang lewat Kuliner dan assesoris Pakai Tenda Buah Buahan

dan Ramai Menyebar

Rumah sakit Jl. TB. Simatupang Mobil dan sepeda motor yang Lewat Kuliner Grobak dorong gorengan Ramai Menyebar

Pom Bensin Depan Pom Bensi Petronas Pengunjung yang datang Kuliner Tenda dan

grobak dorong Makanan dan minum Ramai Menyebar

Di Kecamatan Medan Sunggal, keberadaan PKL tersebar di beberapa titik yang melintasi ruas jalan utama maupun di sekitar jalan

alternatif. Di Kecamatan Medan Sunggal mempunyai daya tarik dan potensi yang besar tentunya disekitar Jl. Gagak Hitam (Ring

Road) untuk ditempati oleh PKL . Sebaran PKL yang ada di Kecamatan Medan Sunggal tersebar di ruas beberapa lokasi yaitu,

sepanjang Jl. Gatot Subroto (Perbatasan Medan Binjai); Jl. TB. Simatupang; Jl.Gagak Hitam (Ring Road). Pada kecamatan Medan

Sunggal karakteristik PKL juga terbagi atas waktu aktifitas malam dan siang hari. Pada siang hari, persebaran PKL paling padat di

sekitar depan pasar Kampung Lalang. Dan pada malam harinya juga PKL tersebar di depan Pasar Kampung Lalang yang berada

sekitar pusat perbelanjaan sepanjang jalan, selanjutnya di daerah Jl. Gagak Hitam (Ring Road) yang menjadi daya tarik

pengunjung untuk bersantai begitu juga dengan Jl.Amal. Berikut gambar lokasi Kecamatan Medan Sunggal.

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Gambar 3.8 : Lokasi Peta Medan Sunggal

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

3.5.5 Kecamatan Medan Belawan

Pusat Kegiatan Lokasi PKL Karakter Konsumen Karakter ProdusenTopologi Produsen Pola Penyebaran

PKLSarana Jenis Usaha Ciri Lokasi

Bank dan Sekolah Jl. Pelabuhan Bipas Buruh Jajanan Grobak Jajanan dan minuman Ramai Menyebar

Pedagang Keramik Jl. Simalungun Warga Assesoris Pakai Tenda Keramik Ramai MenyebarPedangang dan Pertokoan Jl. Sumatera Pendatang Jajanan dan

assesoris Tenda dan grobak

Gorengan dan assesoris Ramai Menyebar

Pertokoan dan sekolah Jl. Veteran Anak Sekolah dan karyawan Jajanan dan assesoris Tenda Pakaian

Bekas Ramai Menyebar

Pabrik Jl. Raya Pelabuhan (dekat SPBU) Karyawan Pabrik Jajanan Tenda Minuman

dan rokok Ramai Menyebar

Pertokoan Depan Pajak Kapuas Jawa Karyawan dan warga Pakaian Tenda dan

Grobak Pakaian bekas Ramai Berkumpul

Kecamatan Medan Belawan, keberadaan para PKL tersebar di berbagai titik yang melintasi ruas jalan utama dan di sekitar jalan

raya dan jalan alternatif. Di Kecamatan Medan Belawan mempunyai daya tarik dan potensi yang besar tentunya disekitar Jl.

Sumatera untuk ditempati oleh PKL karena lokasi yang banyak di datangi para pengunjung dan disekitar perbelanjaan. Penyebaran

PKL yang ada di Kecamatan Medan Belawan tersebar di ruas beberapa lokasi yaitu: Jl. Pelabuhan Bipas; Jl. Simalungun;

Jl.Sumatera; Jl.Veteran; Jl. Raya Pelabuhan dan di Depan Pajak Kapuas Jawa. Pada kecamatan Medan Belawan karakteristik

PKL juga terbagi atas waktu aktifitas malam dan siang. Pada siang hari, persebaran PKL paling padat di sekitar depan pasar

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan

3-35

Kapuas Belawan. Dan pada malam harinya juga PKL tersebar di Jl. Sumatera yang menjadi daya tarik pengunjung untuk

berkendara. Berikut gambar lokasi Kecamatan Medan Belawan;

Gambar 3.9 : Peta Kecamatan Medan Belawan

Pemetaan dan Pengembangan Lokasi-lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Medan