materi dasar. kebijakan kia - edit final 4 mei

49
Kemenkes RI – Kelas Ibu KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu Depok, 4-9 Mei 2015 MATERI DASAR

Upload: ariel-okta

Post on 10-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kebijakan Kemenkes dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap masalah kesehatan Ibu dan anak

TRANSCRIPT

PowerPoint PresentationPelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu
Depok, 4-9 Mei 2015
Pada akhir sesi, peserta mampu memahami kebijakan dalam meningkatkan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
Kemenkes RI – Kelas Ibu
Analisis situasi kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
Strategi dan upaya peningkatan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
Kemenkes RI – Kelas Ibu
Kemenkes RI – Kelas Ibu
INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT
Kesehatan Balita
7 VARIABEL – 30 INDIKATOR sumber: Riskesdas 2013 dan Podes 2011
1
5
6
7
4
3
2
*
*
Dari 33 Provinsi, hanya 12 provinsi yang diatas nasional, (0,6405) sedangkan 21 provinsi masih masalah terhadap kesehatan balita, Gap juga terlihat 0,7170-0,5648 (tertinggi Provinsi DKI dan Terendah Provinsi NTT)
Kemenkes RI – Kelas Ibu
*
Dari 33 Provinsi, hanya 11 provinsi yang diatas nasional, (0,4756) sedangkan 22 provinsi masih masalah terhadap kesehatan reproduksi, Gap juga terlihat 0,5901-0,2011 ( tertinggi Provinsi Bali dan Terendah Provinsi Sulawesi Tengah)
Kemenkes RI – Kelas Ibu
Pelayanan Kesehatan
Dari 33 Provinsi, hanya 14 provinsi yang diatas nasional, (0,3808) sedangkan 19 provinsi masih masalah terhadap pelayanan kesehatan, Gap juga terlihat 0,6223-0,1406 ( tertinggi Provinsi Bali dan Terendah Provinsi Kalimantan Selatan)
Kemenkes RI – Kelas Ibu
*
359
306
Ibu Ketua, wakil ketua dan anggota Komisi IX yang saya hormati,
*
JABAR
747
2.4
2
JATENG
711
4.4
2
JATIM
567
1.8
3
BANTEN
233
2.8
5
SUMUT
188
ACEH
151
2446
2390.5
SUMSEL
148
4781
NTT
147
1185
2335
SULSEL
138
1167.5
RIAU
128
LAMPUNG
120
KALSEL
120
KALBAR
117
SUMBAR
116
KALTIM
109
SULTENG
107
KALTENG
101
DKI
89
NTB
83
KEPRI
73
SULTRA
65
SULUT
58
JAMBI
53
PAPBAR
51
BENGKULU
49
BALI
48
MALUKU
46
SULBAR
42
MALUT
41
DIY
40
GORONTALO
38
BABEL
28
KALTARA
21
PAPUA
8
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Kemenkes RI – Kelas Ibu
Sumber : Data rutin direktorat Bina kesehatan Ibu
Nasional
*
Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
*
Chart1
Kemenkes RI – Kelas Ibu
NO
INDIKATOR
32 (2012)
Slide berikut menggambarkan trend penurunan angka kematian neonatal, bayi dan balita berdasarkan hasil SDKI yang menunjukan bahwa 10 tahun terakhir terjadi penurunan angka kematian yang lambat utamanya kematian neonatal cenderung stagnan.
Tingginya angka kematian neonatal sangat dipengaruhi pada kondisi ibu sebelum kehamilan, masa kehamilan, kemudahan akses dan kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan – persalinan dan pasca persalinan serta perawatan neonatal. Dari hasil Riskesdas 2010 dikatakan bahwa kunjungan neonatal yang memiliki dampak terhadap penurunan kematian neonatal cakupan Kunjungan Neonatal (KN 1) dan KN lengkap baru mencapai 71.4% dan 31,8%
Di lain pihak dari hasil survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan HOKSI 2012 di 10 Provinsi di 20 Puskesmas PONED dan 20 RS PONEK didapatkan hasil penanganan resusitasi bayi baru lahir di RS 55.3% dan di Puskesmas 53.1%
Selain masalah pada neonatal tidak kalah pentingnya kontribusi kematian pada bayi dan balita adalah masalah infeksi (utamanya diare dan pneumonia) serta masalah nutrisi (gizi kurang dan gizi buruk). Oleh karenanya upaya percepatan penurunan angka kematian neonatal, bayi dan balita intervensi yang harus dilakukan secara continuum of care dan terintegrasi antar program.
*
Penyebab Kematian 0-6 hari
Penyebab Kematian 7-28 hari
20.5
18.1
15.4
12.8
12.8
2.6
2.6
2.6
2.6
2.5
Sheet1
Sepsis
20.5
Sumber : Riskesdas 2007
PENYEBAB KEMATIAN BAYI & BALITA
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, hampir separuh penyebab kematian bayi (0-11 bulan) disebabkan oleh masalah neonatal (asfiksia, BBLR, infeksi, dll). Tidak jauh berbeda dengan penyebab kematian bayi, masalah neonatal, diare dan pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian pada balita.
*
*) Gizi Buruk (BB/U<-3SD), Gizi Kurang (BB/U<-3SD-2SD)
Sangat pendek (TB/U<-3SD), Pendek (TB/U <-3SD-2SD)
Kemenkes RI – Kelas Ibu
*
Responden : 1000 Bumil
Responden : 31 bidan
Sumber data: Universitas Airlangga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2004
Kemenkes RI – Kelas Ibu
*
64.86% Bidan di Desa yang mempunyai Kit
BdD mampu GDON:10.80%
Data Rutin 2012:
Jumlah Dukun : 110.557
FAKTA:
Risfaskes 2011
52,7% RSU pemerintah dengan dokter telah terlatih PONEK
50,4% RSU pemerintah dengan bidan terlatih PONEK
Studi di Banten:
Hasil Assesment Yankes Ibu 2012 :
Kepatuhan terhadap manajemen Eklampsi 70%
DISKONTINUITAS PELAYANAN KESEHATAN
FAKTA:
SP 2010- Litbangkes 2012 : 49,7% - 75,3% meninggal di RS pemerintah dan swasta (tergantung jenis komplikasi); 17.1-37.8% di rumah sendiri
Studi di Banten: 66% terlambat mencapai fasilitas rujukan
SDKI 2012
CPR 57.9%
Kemenkes RI – Kelas Ibu
LATAR BELAKANG KELAS IBU
Masih tingginya jumlah kematian ibu, bayi dan anak -- > salah satunya disebabkan oleh faktor keterlambatan (merujuk, sampai, mendapat pertolongan adekuat)
Beberapa daerah masih mempunyai cakupan program kesehatan ibu dan anak masih rendah
Salah satu penyebabnya karena masih rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga
Belum optimalnya pemanfaatan buku KIA
Hasil kajian : mengungkapkan bahwa pengetahuan sebagian besar Ibu tentang isi Buku KIA masih kurang karena mereka tidak membaca buku itu
Penyuluhan yang berjalan selama ini diberikan belum terkoordinir (materi, jadwal, jumlah peserta)
Kemenkes RI – Kelas Ibu
STRATEGI DAN UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK
Kemenkes RI – Kelas Ibu
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
VISI DAN MISI PRESIDEN
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia
TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PROGRAM INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA KERJA
PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA
Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk)
PROGRAM INDONESIA SEHAT
1. Paradigma sehat, yang meliputi program-program:
a. Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan
b. Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan
c. Pemberdayaan masyarakat
b. Optimalisasi Sistem Rujukan
Juga dilaksanakan Penerapan pendekatam continuum of care dan Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk)
3. Jaminan Kesehatan Nasional, yang meliputi program-program:
a. Benefit
c. Kendali Mutu dan Kendali Biaya
d. Sasaran: PBI dan Non PBI tanda kepesertaan KIS
Kemenkes RI – Kelas Ibu
P4K
Inisiasi Menyusu Dini
kuratif dan rehabilitatif
Persalinan, nifas & neonatal
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur).
Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas.
Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
*
NO
INDIKATOR
70 %
75 %
80 %
85 %
90 %
95 %
2
72% (6500)
77% (7000)
83% (7500)
88% (8000)
95% (8500)
100% (9000)
2450 (27%)
5455 (78%)
5665 (81%)
5875 (84%)
6085 (87%)
6295 (90%)
237 (47%)
287 (57%)
337 (68%)
387 (78%)
437 (88%)
487 (95%)
TAHUN 2015-2019
PROGRAM KESEHATAN ANAK
Tk Rujukan : PONEK, Yankes Anak di RS Kab/Kota, Regionalisasi RS rujukan
Tk Puskesmas : Perawatan Neonatal Esensial,
Manajemen BBLR (metode kanguru),
Manajemen Asfiksia, MTBS, PONED
Tk Rujukan : Skrining Hipotiroid Kongenital
Rujukan Kasus Tumbuh kembang, Rujukan PKPR
Tk Puskesmas : SDIDTK, UKS, PKPR
Tk Masyarakat : Posyandu/PAUD/KB/Konselor Sebaya
Tk Puskesmas : Puskesmas mampu tatalaksana kekerasan (KtA), Yankes di panti anak/LKSA, ABH di lapas/rutan, ancat melalui UKS diSLB
Tk Masyarakat : Penanganan ADD di Tingkat Keluarga
*
UPAYA PEMANTAUAN KESEHATAN IBU HAMIL DAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Keputusan Menteri Kesehatan No 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak, bahwa:
Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB.
Buku KIA merupakan bagian penting dalam sistem pelayanan KIA
*
*
Peningkatan Kinerja
Kinerja Kurang
Penggunaan Buku KIA : Kepmenkes No 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku KIA
Peningkatan Penggunaan Buku KIA melalui : Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
Rendahnya pemanfaatan buku KIA
Kegiatan penting dalam penerapan
Buku KIA di masyarakat
mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan yang aman & selamat
persiapan ibu bayi & balita
KELAS IBU
Kemenkes RI – Kelas Ibu
KELOMPOK KELAS IBU – BALITA
*
Terdapat bukti nyata bahwa AKI, AKB dan AKABA dapat diturunkan melalui intervensi pemberdayaan masyarakat
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak maka perlu dikembangkan kelas ibu hamil
Melalui kelas ibu diharapkan pengetahuan ibu dan keluarga dapat meningkat sehingga dapat melahirkan dengan selamat dan bayi lahir dengan sehat dan cerdas serta balita tumbuh kembang dengan optimal
Semua ibu hamil dan ibu balita diharapkan dapat mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali pertemuan dan kelas ibu balita minimal 1 kali setiap bulan
Kemenkes RI – Kelas Ibu