bab 3 analisis perusahaan 3.1 gambaran umum perusahaanthesis.binus.ac.id/doc/bab3/lbm2006-343-bab...
TRANSCRIPT
61
BAB 3
Analisis Perusahaan
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 : "Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk
”kemakmuran rakyat" maka hak untuk mengelola industri perminyakan jatuh ke tangan
pemerintah.
Tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan kebijaksanaan yang
menyatakan bahwa penambangan minyak dan gas bumi hanya boleh dilaksanakan oleh
negara melalui perusahaan negara. Semenjak itu, pihak asing yang terlibat di dalamnya
berdasarkan kepada kontrak saja. Disamping itu perusahaan-perusahaan asing juga
sepakat untuk secara bertahap menjual tempat penyulingan minyaknya dan aset lainnya
di bidang pemasaran dan distribusi kepada pihak Indonesia dalam jangka waktu lima
sampai lima belas tahun.
Dua perusahaan negara dibentuk pada zaman transisi tersebut. PERMINA yang
diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan
pengawasan terhadap kerja sama dibidang eksplorasi dan produksi. Sementara itu
PERTAMIN mendapat tanggung jawab untuk mengatur proses distribusi minyak bagi
kepulauan Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di bidang perminyakan, PERMINA
mendirikan Sekolah Kader Teknik di Brandan. PERMINA kemudian juga mendirikan
Akademi Perminyakan di Bandung pada tahun 1962. Kurikulum dari Akademi
62
Perminyakan meliputi berbagai aspek dalam industri perminyakan, dan para lulusannya
kemudian menjadi tenaga inti di PERMINA (yang kemudian menjadi PERTAMINA).
Tahun 1968, untuk mengkonsolidasi industri perminyakan dan gas, manajemen,
eksplorasi pemasaran dan distribusi maka PERMINA dan PERTAMIN merger menjadi
PN. PERTAMINA.
Komisaris Status badan hukum PERTAMINA telah berubah menjadi perseroan
sejak 17 September 2003 yang lalu. “Kini Kami Berubah” merupakan komitmen yang
diikrarkan oleh Direksi PT PERTAMINA (PERSERO) untuk membawa perusahaan,
meraih harapan baru dalam wadah persero. Komitmen yang dikumandangkan di
hadapan publik pada saat launching PT PERTAMINA (PERSERO) ini sekaligus
menjadi simbol dari janji seluruh jajaran perusahaan kepada stakeholders.
Perubahan ini tidak sebatas hanya ucapan untuk menyejukkan hati para
pendengar. Perubahan ini harus diwujudkan dalam tindakan nyata dengan melakukan
berbagai pembenahan di dalam tubuh perusahaan. Sejumlah perubahan internal
perusahaan dilakukan meliputi penerapan nilai-nilai good corporate governance di
setiap aspek operasi perusahaan, pembenahan rencana kerja, sistem dan prosedur serta
kebijakan paradigma pengelolaan perusahaan menjadi suatu entitas bisnis murni.
Pada 18-19 Maret 2004 bertempat di Lt. M Kantor Pusat PERTAMINA, para
pimpinan PERTAMINA duduk bersama dalam suatu forum Rapat Pimpinan (Rapim).
Rapim ini mengambil tema ”Akselerasi Transformasi Dalam Rangka Menghadapi
Kompetisi”. Sejumlah butir perubahan dan program utama pun dihasilkan. Bahkan
komitmen perubahan itu sendiri ditandatangani oleh Direktur Utama sebagai wujud
keseriusan dalam mengakselerasi jalannya agenda perubahan.
63
Arah Perubahan
Perubahan kebijakan di tingkat nasional, dalam hal ini mengenai pengaturan
kegiatan migas dan panas bumi, terjadi seiring dengan diterbitkannya UU Migas No.
22/2001. Perubahan tersebut meliputi kegiatan usaha, pola usaha, kontrak kerjasama dan
penerimaan negara di bidang hulu hilir, pembagian keuangan pusat dan daerah,
pembinaan dan pengawasan, tanggung jawab dan pelaporan serta penanganan masalah
panas bumi. Perubahan regulasi yang cukup signifikan ini memberikan dampak
langsung pada dinamika dan perubahan di dalam tubuh PERTAMINA.
PERTAMINA, yang pada awalnya diamanatkan untuk mengurus sumber daya
alam minyak, gas dan panas bumi, kini dituntut untuk dapat tampil sebagai entitas bisnis
murni. PT PERTAMINA (PERSERO) dalam mengelola sumber daya alam perlu
ditunjang dengan penguasaan manajemen yang profesional serta modal. Dua hal ini
mendasari berhasil atau tidaknya pengelolaan sumber daya alam tersebut. Selain itu
manajemen perusahaan sebagai tingkat kepemimpinan paling atas harus bertanggung
jawab atas kondisi perusahaan. Sehingga diharapkan tidak terjadi pemisahan antara
manajemen dan problema perusahaan (decoupling).
Selain perubahan dalam hal regulasi, sejumlah perubahan yang terjadi secara
signifikan pada tataran ekonomi makro serta iklim reformasi tentunya turut memberikan
dampak terhadap perkembangan perusahaan. PERTAMINA yang kini berbentuk
persero, akan berhadapan dengan sejumlah tantangan yang perlu disikapi dengan
seksama. Oleh karena itu sejumlah penyesuaian perlu dilakukan oleh PERTAMINA.
Dewan Komisaris memberikan arahan untuk mengakselerasikan transformasi
perusahaan menjadi persero sesuai roadmap yang telah ditentukan, upaya serius untuk
melaksanakan business development serta peningkatan citra perusahaan. Dengan arahan
64
ini diharapkan PERTAMINA dapat menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi di era
global.
Transformasi dan Citra. Dalam pergerakannya menjadi entitas bisnis,
PERTAMINA mengalami perubahan status badan hukum pada 17 September 2003.
Pemerintah, sebagai pemegang saham perusahaan, telah memberikan ketegasan sikap
dalam transformasi PERTAMINA sebagai Persero. Ketegasan tersebut diwujudkan
dengan menunjuk Dewan Komisaris dan Direksi PT PERTAMINA (PERSERO) yang
akan membawa perusahaan secepatnya berubah dari pola dan perilaku lama yang
birokratis menjadi suatu entitas bisnis murni serta berorientasi laba. Maka melalui
koridor Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), langkah transformasi perusahaan
digerakkan dalam konsep pengembangan bisnis secara terintegrasi dari tataran
superholding, holding dan Anak Perusahaan (AP).
Namun demikian, transformasi perusahaan menjadi persero belum sepenuhnya
kelihatan. Stakeholders masih merasakan nuansa PERTAMINA yang lama. Dalam hal
ini, citra PERTAMINA masih tergambar sebagai institusi publik bukan corporate. Di
sinilah letaknya peran strategis Corporate Secretary agar dapat bermain cantik dalam
mendukung kebijakan perusahaan. Pada akhirnya citra PERTAMINA yang masih
identik dengan pemerintah dapat segera dilakukan pembenahan dan penyesuaian. Dalam
perubahan tersebut juga perlu digarisbawahi faktor transformasi budaya perusahaan. Hal
ini mengingat perubahan budaya membutuhkan komitmen nyata dari seluruh lini
perusahaan.
Sebagai perusahaan yang mengarah pada profit maka diperlukan adanya cara-
cara pengembangan bisnis perusahaan, termasuk bagaimana mengembangkan financial
engineering. Sedangkan PERTAMINA masih dihadapi dengan banyak kendala dalam
65
proses pengembangan seperti pada bidang eksplorasi maupun eksploitasi. PERTAMINA
telah memiliki kesempatan awal yang namanya first right of refusal tetapi pada
kenyataannya masih banyak ladang-ladang yang dimiliki dan belum dikembangkan.
Sehingga dalam mengembangankan bisnis ini, PERTAMINA diminta untuk melakukan
efisiensi terhadap seluruh fasilitas yang ada. Di samping itu, dituntut untuk dapat
menentukan time frame dan pola kerjasama untuk pengembangan.
Nuansa transformasi di dalam Anak Perusahaan pun tidak luput dari perhatian.
Anak Perusahaan diminta untuk menunjukkan kinerjanya masing-masing dan harus
bersinergi dengan PERTAMINA, sehingga dapat memberikan dampak positif dan
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Pada tahun 2005 nanti diharapkan sudah ada
ketegasan apakah tetap fokus pada bisnis migas atau terkait dengan yang lain. Pada era
ini, kegiatan usaha PERTAMINA lebih difokuskan pada upaya peningkatan keuntungan
(profit oriented). Perbedaan fundamental antara PERTAMINA dan PT PERTAMINA
(PERSERO) terletak pada dua hal yakni: Pertama, kontrak manajemen yang kini ada
pada era PT PERTAMINA (PERSERO). Kontrak manajemen antara perusahaan dan
pemegang saham tersebut menghasilkan butir-butir kesepakatan :
PT PERTAMINA (PERSERO) :
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT PERTAMINA
(PERSERO) 2004 telah disusun memperhatikan prinsip kehati-hatian dan telah
mempertimbangkan semua risiko secara terukur.
Mengupayakan peningkatan efisiensi dan efektivitas atas pelaksanaan RKAP
2004.
Bertanggungjawab secara renteng sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar PT
PERTAMINA (PERSERO) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
66
serta bersedia mempertanggungjawabkan secara profesional atas tercapai atau
tidaknya target-target RKAP tahun 2004.
Pemegang Saham :
Membantu sepenuhnya PT PERTAMINA (PERSERO) dalam rangka
melaksanakan kegiatan untuk mencapai target yang disepakati sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Memberikan penghargaan kepada PT PERTAMINA (PERSERO) dalam bentuk
tantiem/bonus atas pencapaian target-target yang disepakati berdasarkan
ketentuan yang berlaku di lingkungan Kementrian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
Perbedaan fundamental yang kedua menyangkut tentang penilaian terhadap
kinerja perusahaan. Pada era persero penilaian tersebut dilakukan secara lebih terperinci
mengacu Keputusan Menteri BUMN KEP100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan BUMN. Penilaian dalam Keputusan Menteri dimaksud meliputi aspek
keuangan, operasional dan administrasi.
Penandatanganan Kesepakatan Kinerja/Ukuran Kinerja Terpilih (UKT) 2004,
dilakukan pada kesempatan Rapat Pimpinan (Rapim) kali ini, yang untuk pertama
kalinya mengacu kepada Kepmen BUMN KEP-100/MBU/2002.
Penandatanganan kesepakatan kinerja dilaksanakan antara :
Direktur Utama dengan para Direktur.
Direktur dengan para Deputi Direktur.
Direktur/Deputi Direktur dengan para General Manager.
67
3.1.2 Struktur Organisasi PT PERTAMINA (PERSERO)
Struktur PT PERTAMINA (PERSERO) memiliki enam direktur yang
mengawasi jalannya kegiatan operasional yaitu Direktur Hulu, Direktur Pemasaran dan
Niaga, Direktur Pengelolaan, Direktur Umum dan SDM, serta Direktur Keuangan.
Keenam direktur tersebut dipimpin oleh Direktur Utama yang dibantu oleh Sekretaris
Perseroaan yang bertugas mendokumentasikan kegiatan perusahaan, dan Kepala Satuan
Pengawas Internal yang bertugas mengawasi internal perusahaan. Direktur Utama harus
bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan yang terjadi kepada Dewan
Komisaris, dimana hasil pertanggungjawaban tersebut akan dibawa ke Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk dibahas dan dievaluasi lebih lanjut. Berikut struktur
organisasi dari PERTAMINA yang digambarkan pada diagram 3.1.
Diagram 3.1 Struktur Organisasi PT PERTAMINA (PERSERO)
RUPS
Komisaris
Direktur Utama
Kepala SatuanPengawas Internal Sekretaris Perseroan
DirekturPengolahan
Direktur Umum& SDM
DirekturKeuangan
DirekturPemasaran dan
NiagaDirektur Hulir
Direktur Hulu
Ka.Div.Operasi Hulu
Ka.Div.Pemasaran &
Niaga
Ka.Div.Perkapalan
Ka.Div.Pemasaran &
Niaga
Ka.Div.Sistem Bisnis &
TI
Ka.Div.SDM & OSM
Ka.Div.Perbendaharaan &
Pendanaan
Ka.Div.Kontroler &
Manajemen Resiko
68
3.1.3 Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis PT PERTAMINA (PERSERO) secara umum dibagi menjadi dua
proses, yaitu bisnis hulu dan bisnis hilir yang keduanya itu didukung oleh manajemen
kantor pusat, berikut ini gambar proses bisnis perusahaan.
Gambar 3.1 Proses Bisnis PT PERTAMINA (PERSERO)
Pada gambar 3.1 diatas dapat dijelaskan bahwa proses bisnis hulu dimulai
dengan membuat kontrak dan administrasi, yang biasanya berupa tender dan kontrak
kerja sama dengan pihak swasta dalam hal eksplorasi. Setelah ada persetujuan dari
kedua belah pihak tentang isi kontrak dilakukan eksplorasi di lokasi yang sudah
ditentukan. Proses pengembangan lokasi ekplorasi dilakukan kemudian, yang
dilanjutkan dengan proses produksi dan pemeliharaan. Pada proses produksi minyak
atau gas yang didapat diolah menjadi produk jadi yang siap dijual. Proses pengolahan
A
Mencari kontrak dan administrasi
B
Eksplorasi
C
Pengembangan
D
Produksi dan Pemeliharaan
E
Pengiriman dan
Transportasi
F
Pemasaran & Distribusi
G
Penjualan &Customer
RelationshipManagement
1. Manajemen Perusahaan
2. Infrastruktur dan Administrasi
3. Sumber Daya Manusia
4. Pengadaan Fasilitas
5. Teknologi
6. Sistem Keuangan dan Akuntasi
Bisnis HilirBisnis Hulu
Manajemen Kantor Pusat
69
bahan mentah menjadi produk jadi mulai dilakukan pada proses bisnis hilir. Produk jadi
yang sudah siap dijual kemudian disebar ke unit-unit produksi PERTAMINA di seluruh
indonesia. Dari unit produksi, unit pemasaran PERTAMINA mendistribusikan
produknya ke pasar, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, PERTAMINA menerapkan
Customer Relationship Management.
Untuk mendukung semua proses bisnis perusahaan, kantor pusat melaksanakan :
1. Manajemen Perusahaan
Pihak manajemen harus mengeluarkan berbagai kebijakan yang dapat mendukung
seluruh proses bisnis perusahaan.
2. Infrastruktur dan Administrasi
Perusahaan harus memiliki infrastruktur yang mendukung integrasi antara pusat
dengan unit, disamping itu proses administrasi juga harus mendukung proses
bisnisnya.
3. Sumber Daya Manusia
Perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang handal dan kompeten.
4. Pengadaan Fasilitas
Perusahaan menyediakan segala fasiltas untuk mendukung proses bisnis.
5. Teknologi
Perusahaan harus memiliki teknologi yang handal dan tepat guna untuk mendukung
proses bisnisnya.
6. Keuangan dan Sistem Akuntansi
Perusahaan juga harus memiliki suatu sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi
yang baik.
70
3.1.4 Visi, Misi, dan Strategi
1. Visi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected leading
company).
2. Misi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
1. Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia.
2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan
berdasarkan tata nilai unggulan.
3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan
masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Strategi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
1. Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk
meningkatkan nilai tambah perusahaan.
2. Integritas
Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
3. Visionary – Berwawasan Jauh Kedepan
Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan
datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
4. Excellence - Unggul
Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.
5. Mutual Respect – Keselarasan dan Kesetaraan
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan
usaha.
71
3.1.5 Analisis Model Porter
Gambar 3.2 Analisa Model Porter
Berdasarkan gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa analisa model Porter untuk PT
PERTAMINA (PERSERO) sebagai berikut :
♦ Intraindustry Rivalry
PERTAMINA dalam menjalani bisnisnya mempunyai saingan, tetapi yang
menjadi saingan selama ini masih berada di sektor Non-BBM, seperti pelumas,
antara lain adalah Unocal dan Conoco.
Unocal adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri perminyakan yang
berasal dari Amerika Serikat, perusahaan ini cukup baik bila dilihat dari laporan
keuangannya. Dari data tahun 2004, Unocal mengeluarkan dana operasi sebesar
US$ 8,2 Milyar, total harta US$ 13,1 Milyar dan utang sebesar US$ 3,1 Milyar.
Dan dari segi operasional, Unocal dapat memproduksi sebesar 167,000 barel
minyak jadi dan 1,826 Milyar kubik gas perharinya.
Threats of New Entrance
Bargaining Power of Supplier
Bargaining Power of
Buyer
Subtitute Product and Services
PT PERTAMINA (PERSERO)
Rival : Unocal Conoco
- BP
- KPS - Import dari Timur Tengah
- Negara Pengimport - Industri - Masyarakat Umum
- Batu Bara - Listrik - Tenaga Surya
72
Sedangkan Conoco juga merupakan perusahaan yang berasal dari Amerika
Serikat pula. Conoco beroperasi lebih dari 40 negara, mempunyai 35.800
karyawan dan mempunyai aset kekayaan sebesar US$ 93 Milyar.
♦ Bargaining Power of Buyers
Pada bisnis yang digeluti oleh PT PERTAMINA (PERSERO) yaitu perusahaan
minyak dan gas, pembeli mempunyai peran yang penting. Dilihat adanya
perusahaan lain, seperti Unocal, Conoco, serta perusahaan lainnya yang saling
memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan. Mayoritas kekuatan tawar
menawar terletak pada PERTAMINA, karena memiliki kualitas minyak mentah
yang berkualitas tinggi. Untuk itu, PT PERTAMINA (PERSERO) mempunyai
target pasar yaitu :
Negara Pengimport
Yang dimaksud dengan negara pengimport adalah negara yang mengimport
produk dari PERTAMINA yang berupa minyak mentah. Contoh yang termasuk
negara-negara pengimport yaitu Jepang, Singapura, Amerika Serikat.
Negara-negara pengimport tersebut membutuhkan kualitas minyak mentah yang
dimiliki Indonesia, sehingga PERTAMINA lebih memegang peranan.
Industri
Yang termasuk ke dalam industri adalah perusahaan yang menggunakan produk
PERTAMINA berupa minyak, gas dan produk-produk lainnya yang diproduksi
oleh PERTAMINA, contohnya oli, poliester.
Produk yang dihasilkan PERTAMINA berkualitas standar internasional dan
harganya yang lebih murah dari pada produk asing, sehingga pasar industri di
Indonesia lebih memilih memasok produk PERTAMINA.
73
Masyarakat Umum
Yang termasuk ke dalam kategori masyarakat umum adalah semua masyarakat
yang berada di Indonesia yang memilih produk dari PERTAMINA.
Dari sudut pandang produk BBM, sampai saat ini PERTAMINA memegang
peran penting, karena mereka satu-satunya penghasil BBM di Indonesia.
Dari sudut pandang Non-BBM, produk-produk yang dihasilkan PERTAMINA,
contohnya oli, memiliki kualitas yang berkualitas internasional dan harga jual
yang relatif terjangkau.
♦ Bargaining Power of Suppliers
Supplier dari PT PERTAMINA (PERSERO) adalah KPS yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang migas, yang menjual minyak dan gas
mentah ke PERTAMINA. Kerja sama dengan pihak KPS, PERTAMINA lebih
memegang peranan karena ikatan kerja sama dan pembagian hasil diatur oleh
pihak PERTAMINA. Sedangkan kerja sama dengan pihak negara pengekspor,
mereka yang memegang kendali karena sebagian besar minyak mentah di dunia
dihasilkan oleh mereka, dan kebutuhan minyak mentah di Indonesia didapat dari
mereka.
♦ Threats of New Entrance
Perusahaan-perusahaan pendatang baru yang akan masuk ke Indonesia
merupakan perusahaan yang bergerak dalam penjualan BBM, tetapi mereka
dapat terjun ke dunia bisnis migas, jika pemerintah Indonesia menghapus
kebijakan subsidi BBM.
Salah satu perusahaan pendatang baru yang akan bersaing dengan PERTAMINA
adalah BP ( British Petroleum ), merupakan perusahaan minyak yang berasal dari
74
Inggris. BP telah memiliki daerah operasi lebih dari 70 negara. Operasi yang
dilakukan adalah mengeksplorasi minyak, gas dan memproduksinya,
penyulingan, pemasaran dan persediaan dari produk minyak tanah, dan
memproduksi serta memasarkan dari bahan-kimia. Kekuatan yang dimiliki oleh
BP adalah dari segi finansial yang mampu, sehingga BP dapat melakukan
eksplorasi dan eksploitasi migas secara sendiri dan dapat menyediakan fasilitas-
fasilitas yang lebih baik dari PERTAMINA.
♦ Substitute Products of Services
Batu Bara
Penggunaan Batu Bara sebagai barang subtitusi produk migas yang dihasilkan
PT PERTAMINA (PERSERO) dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Batu
Bara dapat digunakan untuk pengganti migas yang lebih murah terutama untuk
kepentingan rumah tangga.
Listrik
Listrik sebagai produk subtitusi dapat digunakan sebagai penghasil tenaga non
migas yang ramah lingkungan. Penggunaan listrik untuk pengganti produk
migas memang belum terlalu banyak digunakan sekarang ini, tapi berpotensi
untuk masa akan datang, produk ini akan mengancam produk migas.
Tenaga Surya
Tenaga Surya sekarang ini sudah mulai diperhitungkan kegunaannya untuk
kepentingan otomotif walaupun belum begitu berkembang saat ini. Namun
prospek kedepannya dalam penggunaan energi ini cukup memiliki potensi
yang baik.
75
3.1.6 Analisis SWOT PT PERTAMINA (PERSERO)
Analisis Internal
a. Strength
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan pelayanan yang baik.
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia internasional.
Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO.
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru
indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang sudah
teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia bisnis
banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
dan kemampuannya.
Pengalaman di bidang migas
PERTAMINA sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun 1968.
Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor ini dapat menjadi
salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari dunia internasional
berhubungan dengan dunia migas menjadikan PERTAMINA cukup disegani di
bidang migas.
Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA sudah terintegrasi dan mendukung proses
bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI, ini menunjukkan adanya
76
kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen untuk mengembangkan
teknologi informasi.
b. Weaknesses
Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak manajemen
membangun kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan tersebut.
Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan keputusan karena
terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan suatu keputusan.
Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT PERTAMINA banyak yang penempatan dan
penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan efisiensi
perusahaan.
Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi barang yang
tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah armada pengangkut barang
yang ada sekarang ini.
Analisis Eksternal
c. Opportunities
Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat ini
membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
77
Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga murah karena pemanfaatan
dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan PERTAMINA sebagai salah
satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di Indonesia.
Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang
belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untuk
meningkatkan penjualan dalam memenuhi permintaan pasar.
d. Threats
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM cakupan
pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi berkurang. Hal ini
menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi berkurang.
Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di wilayah
Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang mempunyai
dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding PERTAMINA hal ini
menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan minyak akhirnya
dikelola oleh pihak swasta.
Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional, maka
adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA khususnya
pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris. Intervensi ini
78
menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil.
Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang migas
diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah Indonesia. Hal
ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
Tabel 3.1 SWOT PT PERTAMINA (PERSERO)
Kekuatan (S)
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan pelayanan yang baik SDM yang handal Pengalaman di bidang Migas Penggunaan TI yang
terintegrasi
Kelemahan (W)
Kurangnya modal Masalah birokrasi yang menghambat kinerja Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan Jumlah armada yang kurang
Kesempatan (O)
Pasar bisnis yang masih tinggi Harga jual yang murah Sumber Daya Migas
yang masih cukup tinggi
Strategi (SO)
Memaksimalkan TI yang ada untuk memenangkan kompetisi bisnis. Melakukan strategi
pemasaran yang agresif.
Strategi (WO)
Optimalisasi kegiatan eksplorasi Mengoptimalkan
kegiatan armada dalam kegiatan distribusi Penempatan karyawan
sesuai dengan profesionalisme
Ancaman (T)
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi dibidang Non-BBM Makin banyaknya pihak
swasta yang melakukan eksplorasi Migas di wilayah Indonesia Pengaruh Intervensi Pasar bebas
Strategi (ST)
Dibentuknya kebijakan dimana PERTAMINA dapat melakukan kegiatan bisnis yang mandiri. Memaksimalkan sumber
daya yang ada untuk menghadapi era pasar bebas dan kompetitor swasta.
Strategi (WT)
Pelatihan SDM guna menghadapi pasar bebas dan masuknya kompetitor swasta. Meminimalisasi birokrasi
yang kompleks
79
Dari tabel 3.1 diatas dapat dibuat suatu tabel analisis, yang telah di kelompokan
menjadi dua bagian yaitu : kelompok internal yang terdiri dari kekuatan (strength) dan
kelemahan (weaknesses), serta kelompok eksternal yang terdiri dari kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threath).
Tabel 3.2 Analisa SWOT PT PERTAMINA (PERSERO)
Analis Poin Analis Bobot Rating Skor
Internal Strength + Produk dan layanan 15% 2 0,3
+ SDM 15% 2 0,3
+ Pengalaman Bidang Migas 20% 4 0,8
+ Teknologi Informasi Terintegrasi 15% 3 0,45
Total 65% 11 1,85
Weaknesses - Kurangnya modal
15% 1 0,15
- Birokrasi 5% 2 0,1
- Penempatan karyawan 10% 1 0,01
- Jumlah Armada yang kurang 5% 4 0,8
Total 35% 8 1,06
Total IFAS 100% 19 0,79
Eksternal Opportunity + Pasar Bisnis 10% 2 0,2
( 40% ; 1,2 ) + Harga jual yang murah 10% 2 0,2
+ Sumber Daya Migas 20% 4 0,8
Total 40% 8 1,2
Threath - Kompetitor Non-BBM
10% 3 0,3
( 60% ; 0,83 ) - Eksplorasi oleh Swasta 15% 3 0,2
- Politik 20% 1 0,2
- Pasar Bebas 15% 2 0,13
Total 60% 9 0,83
Total EFAS 100% 17 0,37
80
Matriks SWOT
Dari analisis SWOT pada tabel 3.2 diatas dapat dibuat suatu matriks yang
menggambarkan posisi perusahaan saat ini, berikut matriks SWOT PT PERTAMINA
(PERSERO).
EFAS
IFAS0,79
0,37
Gambar 3.3 Matriks SWOT PT PERTAMINA (PERSERO)
Dari matriks SWOT di atas dapat disimpulkan bahwa posisi PT. PERTAMINA
(PERSERO) berada diantara kekuatan internal dan keuntungan ekstenal yang besar yaitu
kuadaran satu.
81
3.1.7 Critical Success Factors (CSFs)
Poin-poin di bawah ini bisa menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan, yang
apabila tidak dipenuhi maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini PT PERTAMINA (PERSERO)
mempunyai beberapa CSFs sebagai berikut :
1. Kemampuan SDM yang handal sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya.. Pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan
dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan karyawan.
2. Produk yang dihasilkan berkualitas baik sesuai dengan standar internasional.
Produk-produk yang dihasilkan PERTAMINA sudah melalui uji mutu yang
sesuai dengan standar internasional.
3. Penerapan teknologi informasi yang optimal untuk mendukung proses bisnis
perusahaan.
PERTAMINA telah menerapkan SAP pada proses bisnisnya, sehingga dapat
terintegrasi pada seluruh wilayah operasi yang juga didukung dengan jaringan
yang baik.
3.2. Gambaran Umum Divisi TI
3.2.1 Struktur Divisi SBTI
Struktur Divisi SBTI terdiri dari lima manajer yang mengatur kegiatan
operasional. Kelima manajer ini dikepalai oleh Kepala Divisi Sistem Bisnis dan
Teknologi Informasi, yang dibantu oleh sekretaris yang bertugas mendokumentasikan
82
semua catatan kegiatan operasional, dimana semua kegiatan Divisi SBTI harus
dipertanggung jawabkan ke Direktur Umum dan SDM.
Diagram 3.2 Struktur SBTI
Direktur Umum &SDM
Kepala Divisi SistemBisnis & Teknologi
Informasi
Sekretaris
ManajerPerencanaan &Administrasi
Manajer JasaKonsultasi &
Pengembangan
ManajerDukungan Proses
Bisnis
ManajerPengelolaan
ManajerPengembangan
ERP
ManajerPengendalian
TeknologiInformasi
3.2.2 Pembagian Tugas Dalam Divisi SBTI
1. Kepala Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi
Tugas dari Kepala Divisi SBTI adalah untuk menentukan strategi dan kebijakan
Teknologi Informasi, membina dan mengkoordinasikan pendayagunaan TI dan
implementasi Enterprise Resources Planning (ERP) serta perbaikan dan pengawasan
dalam upaya pencapaian Good IT Governance, dan mengembangkan Sistem
Informasi dan komunikasi perusahaan, guna memberikan nilai tambah dan
meningkatkan daya saing perusahaan.
83
2. Manajer Perencanaan dan Administrasi
Tugas dari Manajer Perencanaan dan Administrasi adalah mengkoordinasikan,
memutakhirkan dan mengkonsolidasikan rencana strategis, RKAP dan standar serta
kebijakan infrastruktur TI, mengkoordinasikan perencanaan pengembangan
infrastruktur TI, menyelenggarakan pembinaan profesi TI serta sumber daya TI,
mengkoordinasikan perencanaan dan pengadaan legalitas, lisensi dan sertifikasi
perangkat TI secara korporat serta mengelola teknik proyek TI.
3. Manajer Jasa Konsultasi dan Pengembangan
Tugas dari Manajer Jasa Konsultasi dan Pengembangan adalah
menyelenggarakan koordinasi kegiatan analisis, pengkajian, jasa konsultasi, dan
pengembangan sistem informasi, infrastruktur dan jaringan serta manajemen data
teknologi informasi serta pemeliharaan aplikasi sistem informasi untuk
meningkatkan daya saing perusahaan.
4. Manajer Pengembangan ERP
Tugas dari Manajer Pengembangan ERP adalah mengkoordinir kegiatan
Pengembangan ERP di PERTAMINA, menyusun Rencana Kerja dan Rencana
Anggaran fungsi yang selaras dan sesuai dengan business plan, menyiapkan sumber
daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan dan memelihara sistem SAP
pasca implementasi, membina dan memberdayakan selurih personil serta sarana
fasilitas fungsi Pengembangan ERP.
5. Manajer Dukungan Proses Bisnis
Tugas dari Manajer Dukungan Proses Bisnis adalah mengkoordinir kegiatan
Dukungan Proses Bisnis di PERTAMINA, menyusun Rencana Kerja dan Rencana
Anggaran fungsi yang selaras dan sesuai dengan business plan, menyiapkan sumber
84
daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan dan memelihara sistem SAP
pasca implementasi, membina dan memberdayakan seluruh personil serta sarana
fasilitas fungsi Dukungan Proses Bisnis.
6. Manajer Pengelolaan
Tugas dari Manajer Pengelolaan adalah menyeleggarakan kegiatan pengelolaan
sistem produksi TI, layanan pengguna jasa TI, sarana dan prasarana (infrastruktur)
TI yang berfungsi mendukung sistem dikantor pusat maupun sistem terintegrasi
(ERP), serta layanan teknik untuk sistem terintegrasi (ERP).
7. Manajer Pengendalian
Tugas dari Manajer Pengendalian adalah menyelenggarakan kegiatan
pengendalian tata kelola TI di PERTAMINA.
3.2.3 Visi, Misi, dan Strategi Divisi SBTI
1. Visi dari Divisi SBTI adalah :
Menjadikan PT PERTAMINA (PERSERO) menjadi perusahaan yang unggul, maju
dan terpandang (To be a respected leading company).
2. Misi dari Divisi SBTI adalah :
Keunggulan TI yang terintegrasi dengan bisnis untuk menjawab kebutuhan bisnis
perusahaan yang memberikan nilai tambah melalui service yang berorientasi bisnis
untuk memenangkan kompetisi.
3. Strategi dari Divisi SBTI adalah :
• SBTI menjadi terintegrasi dengan bisnis perusahaan
• SBTI menjawab kebutuhan bisnis perusahaan
85
• SBTI memberikan nilai tambah melalui services yang berorientasi bisnis
• SBTI sebagai alat dan bekal memenangkan kompetisi bisnis
• SBTI mengoptimalkan dan mengembangkan sumber daya yang ada
3.2.4 Target Divisi SBTI
Divisi SBTI telah memiliki target-target yang ingin dicapai baik secara jangka
pendek maupun jangka panjang, target-targetnya sebagai berikut :
Gambar 3.4 Target Divisi SBTI
Dari gambar 3.4 dapat diambil kesimpulan bahwa Divisi SBTI mempunyai lima
target yang ingin dicapai yaitu :
1. Terciptanya aplikasi yang digunakan di bisnis hilir agar berjalan secara
tersentralisasi terhadap perusahaan pusat.
Terciptanya aplikasi bisnis hilir yang standar dan desentralisasi
Profesionalisme yang bersertifikat & diakui secara nasional dan internasional
Menuju organisasi layanan bersamayang berorientasi bisnis
Teknologi informasi sebagai alat memenangkan kompetisi bisnis
Aplikasi bisnis hulubelum/tidak standar dan
desentralisasi
Profesionalisme ahli belumsepenuhnya terbentuk
Pusat Biaya
Teknologi informasimasih berfungsi sebagai
alat bantu
SSaaaatt IInnii YYaanngg DDiiiinnggiinnkkaann
Aplikasi bisnis hilirDesentralisasi
Terciptanya aplikasi bisnis hilir yang tersentralisasi
86
2. Aplikasi yang digunakan di bisnis hulu harus sesuai dengan standar perusahaan dan
berjalan secara desentralisasi.
3. Teknologi informasi digunakan sebagai alat untuk memenangkan kompetisi bisnis.
4. Profesionalisme karyawan haruslah terbentuk dan telah bersertifikat serta diakui
secara nasional dan internasional.
5. SBTI harus menjadi organisasi internal yang berkewajiban memberikan layanan
dukungan kepada perusahaan yang berorientasi bisnis.
3.2.5 Peranan Divisi SBTI Terhadap Perusahaan
Divisi SBTI berkewajiban memberikan peranan kepada perusahaan, yang berupa
teknologi dalam pengolahan dan penyampaian informasi ke semua elemen-elemen yang
ada di perusahaan, yang digambarkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi di PT PERTAMINA (PERSERO) secara umum memiliki
peranan yang antara lain sebagai sarana pendukung terhadap transaksi-transaksi bisnis
IT sebagai pendukung transaksi
IT sebagai perangkat komunikasi
IT sebagai perangkat komunikasi
IT Sebagai Sistem Pengambilan Keputusan
IT sebagai pendukung transaksi
IT sebagai pendukung transaksi
87
yang sedang berjalan dalam suatu proses bisnis. Dari banyaknya transaksi bisnis dalam
perusahaan, teknologi informasi di PERTAMINA juga berfungsi untuk
mengintegrasikan berbagai proses bisnis yang ada. Dari data-data yang terintegrasi itu,
teknologi informasi akhirnya dapat digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan.
3.2.6 Infrastruktur Jaringan TI
Campus BackboneGigabit Ethernet
Gd. Annex
Gd. Utama
Kwarnas
Radio Microwave
Internet
VSAT (DOH SBS, UP-IV, UP-V,UP-IV,UPMS-IV,UPMS-V)
Frame Relay
* Pusdiklat* Bid. PKP - Hilir* Gd. Patra Jasa* DOH Cirebon* UPMS-III Kramat* Dal Mutu - Pulo Gadung* RSPJ* Stn. Tomang* Internal Audit Kramat -19
Gambar 3.6 Infrastruktur Jaringan TI di Kantor Pusat Jakarta
Infrastruktur jaringan TI di PERTAMINA menggunakan berbagai perangkat TI.
Secara umum, jaringan teknologi informasi di PT PERTAMINA (PERSERO) berpusat
di kantor pusat. Untuk pengintegrasian data di wilayah kantor pusat, perangkat
komunikasi yang digunakan adalah Fibre Optic. Dari kantor pusat, komunikasi ke luar
seperti ke pihak publik digunakan sarana internet. Untuk komukasi intern PERTAMINA
88
di pulau jawa digunakan radio wave, sedangkan untuk komunikasi di luar pulau jawa
digunakan sarana VSAT, selain itu untuk komunikasi ke unit lain digunakan Frame
Relay.
3.2.6.1 Kebijakan dan Standart Infrastruktur TI
Distribution Channels
User Interface
Apllications
Development Tools
Database Languages Platforms
Operating System
Computer Systems
Transmission Media
Cor
pora
te In
tegr
ated
Sys
tem
Support and Service Structure N
etw
ork
Prot
ocol
Enab
ling
Tech
nolo
gy
Gambar 3.7 Kebijakan dan Standart Infrastruktur
Diatas ini merupakan kebijakan dan standart-standart dari infrastruktur TI yang
digunakan baik di perusahaan pusat maupun di unit-unit/cabang. Kebijakan dan
standartnya yaitu :
1. Distribution Channel :
- Internet - Remote Access - Retail Alliances
- Fax - Interactive PC
89
2. User Interface :
- Internet browers
Netscape
Internet explorer
- Windows based GUI
- MS Outlook for e-mail
3. Apllications :
- SAP R3
- SAP Compliance CRM
- SAP Compliance SCM
- E-commerce (best practices)
- Specific Application for BG and Professional Center
4. Development Tools :
- Webbased : Frontpage
- CASE tools
- PC based tools
5. Database :
- RDBMS features
Client/server architecture
Support ODBC, SQL
- RDBMS product
DB2 or Oracle (transition)
Microsoft Access
- Data Warehousing, OLAPS
90
6. Languages :
- OO Languages
- ABAP 4
- Visual Basic
- Spesifik languages (Java, SQL, HTML, C)
7. Platforms :
- PC and NC (clients)
- Main computer (server)
- Mainframe (host-transition)
8. Operating System :
- Windows NT, 2000, ME, XP
- UNIX
9. Computer Systems :
- Client-server architecture (3-tier open system)
Intel based PC and Laptop
Network computer
UNIX machine (server)
- Storage area network CSAN
10. Transmission Media :
- UTP - Leased line
- Fibre optic - Dial Up / PSTN
- Satelite - ISDN
91
11. Support and Service Structure :
- Network management
- Help desk
- Technical support
12. Corporate Integrated System :
- E-mail system
centralized profile management
ms-exchange or lotus notes (will be decided)
- Workflow applications
exchange or domino (will be decided)
- Home page
single point of entry
desentralized technical problem management
- Knowledge management (collaborative)
13. Network Protocol :
- Gigabit ethernet - LANS
- FDDI – Communication backbone
- TCP / IP – Network protocol
- Wide area network : minimal bandwith 64 Kb
14. Enabling Technology :
- Video conferencing
- Digital TV
- Optical storage
- VOIP
92
3.2.7 Proses Bisnis TI
Proses bisnis TI di Divisi SBTI ada dua jenis yaitu proses bisnis permintaan
aplikasi dan proses bisnis permintaan non-aplikasi.
Proses bisnis permintaan aplikasi adalah dimana user membutuhkan aplikasi baru
atau pengembangan aplikasi untuk menunjang pekerjaan, sehingga Divisi SBTI
melakukan pembuatan atau pengembangan aplikasi, yang nantinya pada permintaan
aplikasi dibagi menjadi dua, yaitu Non-SAP dan SAP.
Sedangkan proses bisnis non aplikasi adalah dimana user atau Divisi SBTI
membutuhkan infrastruktur baru guna menunjang operasional, sehingga diadakan tender
pengadaan.
3.2.7.1 Proses Bisnis Permintaan Aplikasi Non-SAP
Setiap user dalam melakukan permintaan aplikasi, harus melalui berbagai proses
bisnis yang dijabarkan sebagai berikut :
Diagram 3.3 Proses Bisnis Permintaan Aplikasi Non-SAP
USER 1 Ka.Div.SBTI 2 ManajerFungsiPengembangan
& Jasa Konsultasi
Tim Ahli
34
Test / Quality Insurance
56
User AcceptanceImplementasi
7
8
9
93
Dari diagram 3.3 di atas dapat dijelaskan bahwa alur kerja proses permintaan
aplikasi yaitu :
1. Setiap User pasti membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu mereka
dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga user mengirimkan memo kepada
Kepala Divisi SBTI untuk membantunya dalam pemenuhan permintaannya.
2. Kepala Divisi SBTI mendapatkan memo tersebut dan mempelajarinya, kemudian
Ka. Divisi SBTI menindak lanjuti kepada manajer yang bersangkutan, yaitu Manajer
Pengembangan & Jasa Konsultasi.
3. Manajer Pengembangan & Jasa Konsultasi memberikan tugas kepada tim ahli untuk
menindak lanjuti permintaan tersebut.
4. Tim Ahli mengadakan survey, wawancara, dan membelajaran mengenai kebutuhan
user. Bahan-bahan yang didapatkan yaitu apa yang diperlukan dan yang diinginkan
oleh user.
5. Setelah mengadakan riset dan pembuatan aplikasi, maka tim ahli mengadakan uji
coba dan analisa, apakah berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.
6. Bila uji coba gagal maka tim ahli mengadakan perbaikan kembali.
7. Setelah aplikasi itu berjalan dengan baik, maka diadakan penerimaan oleh user.
8. Kemudian aplikasi itu dilakukan implementasi terlebih dahulu, agar user dapat
mengoperasikan dengan baik dan diadakan pembelajaran kepada usernya.
9 Setelah itu user mengoperasikan aplikasi tersebut pada kegiatan operasional sehari-
hari.
94
3.2.7.2 Proses Bisnis Pengembangan Modul SAP
Untuk memperlancar kinerja, maka modul SAP perlu dikembangkan dan
disesuaikan dengan keperluaan pengguna. Dan proses untuk meminta
mengembangkan modul SAP dengan proses :
Diagram 3.4 Proses Pengembangan Modul SAP
User Fungsi DukunganProses Bisnis
Fungsi PengembanganERP
3
25
Ka.Div. SBTI1
4
Dari diagram 3.4 dapat dilihat proses dalam pengembangan modul SAP dengan
keterangan sebagai berikut :
1. Setiap User pasti membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu mereka
dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga user mengirimkan memo kepada
Kepala Divisi SBTI untuk membantunya dalam pemenuhan permintaannya.
2. Kepala Divisi SBTI mendapatkan memo tersebut dan mempelajarinya, kemudian
Ka. Divisi SBTI menindak lanjuti kepada manajer yang bersangkutan, yaitu Manajer
Pengembangan ERP.
95
3. User pun berkonsultsi kepada fungsi Pengembangan ERP untuk dapat memberikan
masukan apa saja yang mereka butuhkan.
4. Fungsi Pengembangan ERP bekerja sama dengan Fungsi Dukungan Proses Bisnis
untuk meminta data-data yang diperlukan untuk mengembangkan modul SAP
tersebut.
5. Setelah modul tersebut dikembangkan, maka akan diadakan uji coba, bila uji coba
berhasil, maka modul SAP tersebut diimplementasikan kepada user.
3.2.7.3 Proses Bisnis Permintaan Non Aplikasi
Setiap user dalam melakukan permintaan non-aplikasi, harus melalui langkah-
langkah proses bisnis yang dijabarkan sebagai berikut :
Diagram 3.5 Proses Bisnis Non Aplikasi
Tender
FungsiPengembangan dan
Jasa KonsultasiFungsi Perencanaan
Lelang Panitia Lelang
Fungsi Pengelolaan
1
3
Fungsi Pengendalian
5
8
42
6
7
96
Dari diagram 3.5 di atas dapat dijelaskan bahwa alur kerja proses permintaan
non-aplikasi yaitu :
1. Pertama, PT PERTAMINA (PERSERO) mengadakan tender, dimana spesifikasi dan
kebutuhan tender tersebut disiapkan dan disusun oleh Fungsi Pengembangan & Jasa
Konsultasi.
2. Lalu Fungsi Pengendalian melakukan monitoring kerja terhadap Fungsi
Pengembangan & Jasa Konsultasi, apakah spesifikasi yang disiapkan telah sesuai
dengan kebutuhan tender.
3. Setelah spesifikasi telah dibuat, maka dilakukan evalusi kembali oleh Fungsi
Perencanaan untuk dikelola lebih lanjut.
4. Kemudian Fungsi Pengendalian melakukan cross check, apakah spesifikasi yang
dikelola oleh Fungsi Perencanaan telah sesuai atau tidak.
5. Setelah semuanya sesuai dan siap, maka dilakukanlah lelang kepada semua pihak
yang terdaftar di PT PERTAMINA (PERSERO).
6. Kegiatan pelelangan tersebut dilakukan, diatur dan diawasi oleh Panitia Lelang.
7. Setelah lelang selesai dilakukan, maka saatnya ditentukan pemenang tender,
kemudian Fungsi Pengelolaan betugas untuk mengoperasikan hasil pelelangan
tersebut.
8. Divisi Pengendalian kembali mengadakan monitoring atas kineja Fungsi
Pengelolaan.
97
3.2.8 Modul SAP Divisi SBTI
3.2.8.1 ManajemenPerusahaan
Gambar 3.8 SAP Manajemen Perusahan
Strategi Manajemen Perusahaan
Pemenuhan Pengaturan
(Sisdur)
Keuangan Akuntasi
Manajerial Akuntansi
Intelijen Bisnis dan Gudang
Data
Manajemen Usaha Gabungan
Rencana Bisnis & Simulasi Sumber Informasi Bisnis Pengawasan Kinerja Pusat Manajemen Hubungan Pemegang Saham
Analisa Kinerja Proses Bisnis Penandaan Perusahaan Isi Bisnis Umum Spesifikasi Bisnis Industri Minyak & Gas Penyebaran Informasi Pengguna Pre-Configurasi Meta Data Analisa Multi Dimensi Populasi Gudang Data dengan SAP dan Data Eksternal Informasi Data Geografis Data Penambangan
Biaya Produksi
Biaya Operasional
Rencana Biaya Produksi Pengendalian Biaya Objek Biaya Aktual Produksi Analisa Laba dari Dimensi Pasar Pertanggung Jawaban Akuntasi dari Pusat Laba Harga Transfer Penjualan Terpusat &Laba Bersih
Buku Besar
Akuntasi Gabungan Usaha
Utang Piutang Akuntasi Bank Arus Kas
Akuntansi Persediaan Minyak
Regulasi Penanganan Resiko
Laporan Regulasi
Laporan Pajak
Laporan Regulasi Produksi Jamsostek
Distribusi & Penilaian Pembagian Beban Produksi Penundaan Proses Perubahan Modal Proses Pemutusan Proses Penempatan Kembali Kas Manajemen Aset Bersama Audit Bersama Properto Non-Operasi
98
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
SAP Manajemen Perusahaan
SAP ini mengatur secara umum proses bisnis perusahaan, yang didalamnya
terdapat modul-modul yang terdiri dari :
Strategi Manajemen Perusahaan
Yang digunakan untuk membantu para manajerial dalam membuat strategi-
strategi perusahaan.
Intelijen Bisnis dan Gudang Data
Yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola sumber-sumber data
perusahaan yang akan dikelola untuk proses bisnis selanjutnya.
Manajerial Akuntansi
Digunakan untuk membantu proses akuntansi yang terjadi didalam
perusahaan.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
99
Keuangan Akuntansi
Digunakan untuk proses-proses pencatatan akuntasi secara keuangan, sesuai
dengan transaksi-transaksi yang terjadi pada proses bisnis perusahaan.
Pemenuhan Pengaturan (Sisdur)
Digunakan dalam pembuatan regulasi-regulasi dalam perusahaan tentang
segala kegiatan-kegiatan didalam perusahaan yang secara teratur (regulasi).
Manajemen Usaha Gabungan
Digunakan untuk mengatur pelaksanaan dalam kerja sama PERTAMINA
dengan perusahaan lainnya.
100
3.2.8.2 Manajemen Hubungan Pelanggan
Gambar 3.9 SAP Manajemen Hubungan Pelanggan
Pemasaran Produk / Merek
Manajemen Program
Pemasaran
Manajemen Penjualan
Kesepakatan Pelayanan
Pelayanan Pelengkap
Rencana Portfolio Simulasi & Rencana Bisnis Rencana Pemasaran/Anggaran Manajemen Siklus Produksi
Kampanye Manajemen Hubungan Pemasaran Pemsaran Jarak Jauh Pemasaran Internet Data Pemsasaran Kumpulan Pemasaran
Manajemen Daerah Peramalan Penjualan Rencana Penjualan Manajemen Operasi Penjualan Analisa Penjualan
Akun Manajemen
Bukti Konsumen
Kontrak Pelayanan Perjanjian Tingkat Layanan Rencana Pelayanan Operasi Manajemen Garansi
Pelayanan Internet Manajemen Panggilan Pelayanan Bergerak Manajemen SDM Manajemen Suku Cadang Perputaran & Perbaikan Depot
101
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Manajemen Hubungan Pelanggan
SAP ini mengatur hubungan antara PERTAMINA dengan pihak lainnya,
yang didalamnya terdapat modul-modul yang terdiri dari :
Pemasaran Produk / Merk
Modul ini digunakan untuk mengatur atau melaksanakan bagaimana
persiapan dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkan PERTAMINA
kepada masyarakat luas.
Manajemen Program Pemasaran
Modul ini digunakan untuk melaksanakan program-program apa saja yang
disiapkan untuk melakukan pemasaran.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
ONLINE PAYMENT
BARCODINGCRM FOR LUBES
102
Manajemen Penjualan
Modul ini digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan produk-produk
yang dihasilkan PERTAMINA baik perencanaan dan pelaksanaannya
Persetujuan Pelayanan
Modul ini digunakan untuk membuat dan mengatur apa saja dan bagaimana
pelayanan-pelayanan yang akan diberikan sesusai dengan persetujuan antara
kedua belah pihak
Pemenuhan Pelayanan
Modul ini digunakan untuk pelengkap akan pelayanan lainnya yang
menunjang kerja sama antara kedua belah pihak tersebut.
103
3.2.8.3 Eksplorasi dan Produksi
Gambar 3.10 SAP Eksplorasi dan Produksi
Analisa resiko portfolio
Pelayanan yang baik
Penanganan fasilitas permukaan Manajemen produksi dan pelaporan Perbaikan rencana dan manajemen kedua dan ketiga
Akuntansi produksi / pendapatan Penanganan persetujuan pembagian produksi
Rencana pengembangan ladang
Logistik ladang
Membuat model sumur dan rencana penghabisan
Pembeli pertama
Pemasaran barang mentah, gas dan NGL
Transfer aset Pemenuhan lingkungan
Perbaikan lokasi Pemasaran property dan menyiapkan ketentuan
Menutup dan meninggalkan sumur dan melapor pada pemerintah
Eksplorasi dan Penilaian
Pengembangan
Produksi Pemasaran Penyelesaian
Administrasi sewa
Akuntansi pemesanan dan laporan
Pengangaran dan pendanaan
Persetujuan peraturan
Perencanaan proyek Pengembangan pengeboran
Fasilitas konstruksi
Pengembangan logistik
Identifikasi
Pengembangan joint venture
Kumpulan evaluasi
Penambahan pemegang sewa yang tidak berkembang
Survey, penempatan posisi dan evaluasi
Penilaian pengeboran dan penentuan hambatan
104
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Eksplorasi dan Produksi
SAP ini mengatur proses eksplorasi dan produksi, yang didalamnya terdapat
modul-modul yang terdiri dari :
Eksplorasi dan Penilaian
Eksplorasi dan penilaian berfungsi untuk melakukan analisa akan suatu lokasi
dan menentukan penilaian atas lokasi yang akan dilakukan pengeboran
minyak.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
Aplikasi : Geoframe Landmark Paradigm Petrobank GIS
Aplikasi : Jason Basin MOD Eclipes OFM Drilling
Aplikasi : Seisup Siemos Erdas GPS Geolab Documentum EIS
105
Pengembangan
Pengembangan berfungsi untuk persiapan melakukan pengeboran dengan
membangun fasilitas yang diperlukan.
Produksi
Pada bagian ini dilakukan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan
kegiatan pengeboran minyak di suatu lokasi tertentu.
Pemasaran
Berfungsi untuk melakukan pemasaran berupa produk mentah ke pembeli
pertama.
Penyelesaian
Penyelesaian dilakukan setelah kegiatan pengeboran untuk mengembalikan
keadaan lingkungan ke keadaan semula.
106
3.2.8.4 Persediaan
Gambar 3.11 SAP Persediaan
Peramalan Produksi Peramanalan Permintaan Peramanalan Harga Pasar Model Jaringan Persediaan Optimalisasi Simulasi Penyeimbang Jaringan Persediaan Penanganan Pengecualian Perkiraan resiko dan Penjelasan
Pembelian dan Penerimaan Penjualan Titik Perdagangan
Perdagangan Saham Pencarian Persetujuan
Penetapan Harga Pajak dan Laporan Pajak
Pelaporan posisi terbuka Pencatatan Sejaran kontrak
Penyidikan
Evaluasi rekanan bursa Persetujuan bursa Persetujuan penanganan berkala Persetujuan pemrosesan Biaya penanganan Laporan keseimbangan bursa dan proyeksi Laporan penilaian bursa Pemberitahuan transaksi bursa dan rekonsiliasi Penilaian bersih dari persetujuan bursa
Produk mentah dan nominasi jalur pipa NGL dan konfirmasi
Nomisasi Jalur pipa
Perawatan biaya transport, kontrak dan syarat Penjadwalan kereta, truk, tongkang dan kapal
Konfirmasi Ketersediaan aset transportasi
Tarif dan penanganan cukai
Perencanaan ruang
Penilaian persediaan dan biaya transfer Konversi kuantitas AS TM Penanganan stok In-Transit
Stok untuk pengiriman
Akuntansi untuk keuntungan dan kerugian
Manajemen gudang
Persediaan dalam proses
Pengiriman untuk rekanan Lokasi penerimaan
Sistem terminal otomatis
Penanganan waktu berlabuh yang berlebihan Pencatatan hasil dari alat angkut Penanganan transit dan dokumentasi peraturan
Penanganan biaya muatan
Penanganan ekspor
Perencanaan dan Optimalisasi
Rantai persediaan
Memperoleh Pembelian dan
Penjualan
Pertukaran dan Penanganan
Berkala.
Penjadwalan Manajemen Persediaan
Distribusi Utama dan Transport
107
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Persediaan
SAP ini mengatur keluar masuknya persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan, yang didalamnya terdapat modul-modul yang terdiri dari :
Perencanaan dan Optimalisasi Rantai Persediaan
Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan peramalan sebelum dilakukan
produksi dan juga simulasi untuk mendapatkan hasil terbaik dalam kegiatan
produksi.
Memperoleh Pembelian dan Penjualan
Segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan juga
posisi perdagangan saham dilakukan disini.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
Aplikasi : SAMK ; OASYS ; VMIS
Aplikasi : Data rekonsiliasi
108
Pertukaran dan Penanganan Berkala
Penganalisaan segala kegiatan yang berhubungan dengan bursa dari
pemilihan rekanan sampai transaksi yang dilakukan.
Penjadwalan
Penjadwalan tentang sarana yang digunakan untuk distribusi juga tarif dan
cukai yang dikeluarkan.
Manajemen Persediaan.
Segala hal yang berhubungan dengan persediaan barang termasuk
persediaan dalam gudang, dalam proses juga manajemen gudang.
Distribusi Utama dan Transport
Pengangan kegiatan pengiriman produk termasuk pemilihan lokasi, biaya,
transit, dan segala dokumentasi yang dibuat dalam kegiatan transport
produk.
109
3.2.8.5 Manufaktur
Gambar 3.12 SAP Manufaktur
Peramalan permintaan Harga pasar dan komitmen manajemen Pembatasan rencana dan penafsiran biaya
Kontrol feed mix
Kontrol proses Analisis kualitas unit output Monitoring kinerja peralatan
Kontrol konsumsi
Rencana balik modal Monitoring hasil Akuntansi finansial kilang minyak dan analisis Kontol pergerakan material
Batch management Recipe management Material management Manufacturing execution Pengukuran lahan
Rebranding Pencampuran Pengepakan
Optimalisasi dan perawatan formula
Standar kualitas produk dan prosedur testing Contoh dan analisis produk Penanganan dokumentasi dan sejarah
Perencanaan manufaktur dan
optimalisasi
Manajemen proses
Manufaktur gas dan minyak
Manufaktur lubes
Pencampuran dan
pengepakan
Manajemen kualitas produk
Posisi bahan mentah
Menentukan rencana produksi Penanganan pengecualian
110
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Manufaktur
SAP ini mengatur kegiatan manufaktur yang terjadi di perusahaan, yang
didalamnya terdapat modul-modul yang terdiri dari :
Perencanaan manufaktur dan optimalisasi.
Pada bagian ini dilakukan berbagai pengamatan keadaan pasar dan juga
peramalan untuk membuat perencanaan produksi.
Manajemen Proses
Manajemen proses melakukan kegiatan kontrol pada kegiatan produksi dan
proses.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
Aplikasi : DATA REKONSILIASI GRTMPS CRUDE SCHEDULLING TABWARE APC/POC REAL LIMS HBOSS HYSYS PROII HEXTRAN
Aplikasi : OIL ACCOUNTING REAL TIME DATABASE
Aplikasi : REFINERY DASHBOARD NET MARGIN REAL-T
111
Manufaktur gas dan minyak
Manufaktur gas dan minyak dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan
peramalan balik modal perusahaan dari kegiatan produksi dan kontrol
pergerakan barang yang diproduksi.
Manufaktur lubes
Manufaktur lubes dilakukan kegiatan manajemen material dan penoperasian
pembuatan produk.
Pencampuran dan pengepakan.
Kegiatan pencampuran dan pengepakan mengatur proses akhir pengepakan
produk.
Manajemen kualitas produk
Manajemen kualitas prosuk berfungsi untuk melakukan dokumentasi dan
menentukan standar kualitas produk.
112
3.2.8.6 Pemasaran
Gambar 3.13 SAP Pemasaran
Pemasaran Kontrak &Harga Penjualan Komersil
Distribusis Kedua & Transportasi
Analisis & Penyesuaian Harga Kompetitif Harga Dasar Komoditas
Pemberitahuan Perubahan Harga
Penanganan Rabat / Potongan
Penanganan Pembayaran Agen
Formula Harga Administrasi Kontrak & Pelacakan Sejarah Pelacakan Pemesanan
Rencana Bisnis & Strategi Produk
Analisis Pelanggan Analisis Kompetitor & Pasar
Rencana Aktivitas Pemasaran Analisis Efektivitas & Pelaksanaan Aktivitas Pemasaran
Manajemen Kesempatan
Rencana Perhitungan
Penjualan Secara Keliling
Menerima Pemesanan
Penjualan Melalui Telepon
Permintaan Proses Pembayaran Penanganan Uang Penjualan
ATP Penjualan Melalui Internet
Manajemen Terminal Sistem Terminal Otomatis
Keseimbangan Transportasi
Mendaur Ulang & Membuat Ulang
Konversi Kuantitas ASTM Penanganan Keuntungan & Kerugian
Pembatalan & Rencana Jalur & Opimalisasi
Penanganan Biaya Kapal
Manajemen Armada Menangani Transit & Dokumentasi Merencanakan Pergantian Menagani Expor Produk
113
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Pemasaran SAP ini mengatur kegiatan pemasaran yang dilakukan PT PERTAMINA
(PERSERO), dalam menawarkan produknya, dimana terdapat modul-moduk yang
mendukung kegiatan pemasaraan tersebut, yaitu :
Pemasaran
Modul ini digunakan untuk mengatur rencana pemasaran yang akan
dilakukan agar menjadi efektif dan efisien, dengan cara menganalisa semua
kompetitor yang ada.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
CRM PARTIAL QUALITY ASSURANCE
VESSEL TRACKING SAMK VMIS
TERMINAL AUTOMATION VEHICLE TRACKING
114
Kontrak & Harga
Modul ini digunakan untuk menganalisa kontrak yang telah disepakati antara
PT PERTAMINA (PERSERO) dengan pihak vendor dan supplier.
Disamping itu juga mengalisis harga jual setiap produk agar barang tersebut
menjadi barang yang kompetitif
Penjualan Komersil
Modul ini digunakan untuk menentukan cara penjualan produk dan layanan
PT PERTAMINA (PERSERO) ke semua pelanggan
Distribusi Kedua & Transportasi
Modul ini digunakan untuk menentukan transpotasi yang akan digunakan
dalam kegiatan distribusi. Selain itu juga penentuan sistem distribusi lain
yang akan digunakan.
115
3.2.8.7 Depot Layanan Retail
Gambar 3.14 SAP Depot Layanan Retail
Proses & Penyelesaian
Transaksi
Manajemen Jaringan Retail
Manajemen Lokasi
Persediaan
Manajemen Lokasi
Manajemen Merchandise
Manajemen Kategori Rencana Pengurangan Manajemen Harga & Menilai Harga Kompetitor Pelacakan & Rencana Promosi Merchandise Di Dalam Toko
Penyelesaian Harian (Pemberian Keputusan & Bukan Pemberian Keputusan) Memproses Kartu Pembayaran Rekonsiliasi Uang & Ekuivalen-Ekuivalen Manajemen Pegawai Sistem-Sistem POS Sistem Forecount
Analisis Laporan Service Station Analisis Kompetitor Manajemen Partner Dealer / Franchise Manajemen Alternatif Keuntungan Utama Rencana Keuangan Pendukung Jaringan Penjualan
Pemesanan Verifikasi Pendapatan dan Pemesanan Manajemen Performa Supplier dan Vendor Evaluasi dan Audit Persediaan Manjemen Persediaan Bahan Bakar
Manajemen Aktiva Manajemen Pemeliharaan Manajemen Proyek
116
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Depot Layanan Retail
SAP ini mengatur proses yang terjadi di depot layanan retail milik PT
PERTAMINA (PERSERO), dimana didalamnya terdapat modul-model sebagai
berikut :
Manajemen Merchandise
Modul ini digunakan untuk mengatur penjualan merchandise yang terdapat di
depot layanan retail, dengan mengatur harga penjualan setiap barang
berdasarkan perbandingan harga barang kompetitor.
Proses dan Penyelesaian Transaksi
Modul ini digunakan untuk mengatur semua proses transaksi sampai dengan
tahap penyelesaian.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
DIGITAL DISPENSER
117
Manajemen Jaringan Retail
Modul ini digunakan untuk mengatur jaringan-jaringan yang digunakan
setiap depot layanan retail yang ada di seluruh Indonesia.
Manajemen Lokasi Persediaan
Modul ini digunakan untuk menentukan dimana lokasi yang tepat, sebagai
tempat penyimpanan persediaan barang yang akan dijual oleh depot layanan
retail
Manajemen Lokasi
Modul ini digunakan untuk menentukan dimana lokasi yang baik bagi depot
layanan retail, sebagai tempat menjualkan produk dan layanan PT
PERTAMINA (PERSERO).
118
3.2.8.8 Dukungan Bisnis
Gambar 3.15 SAP Dukungan Bisnis
Manajemen Tenaga Kerja
Kebijakan Manajemen Aktiva Tetap
Perbaikan, Pembangunan
& Pemeliharaan
Harta Perusahaan
Properti
Perhitungan Gaji
Waktu & Kehadiran
Adm Kompensasi & Keuntungan Rencana Biaya Pegawai
Pelatihan & Pengembangan Pegawai
Adm Biaya & Perjalanan
Manajemen Vendor Manajemen Order Pembelian Tanda Bukti Barang Verifikasi Permintaan
Manajemen Katalog Integrasi Pemegang Saham Service External
Manajemen Kas & E-BankingManajemen Hutang & Investasi Keuangan Peminjaman Hutang
Manajemen Pertukaran Mata Uang Asing
Simulasi & Analisis Resiko Pasar
Interface
Budget Investasi Modal Analisis & Rencana Investasi Modal Mengontrol Pencarian Investasi Modal Perhitungan Aktiva Tetap Manajemen Persediaan Aktiva Tetap Simulasi Fungsi-Fungsi
Setup Infrastruktur Operasional & Penggunaan Servis Manajemen Aktiva Tetap & Perhitungan Keuangan Manajemen Proyek & Kebijakan Pemeliharaan Kontrol Manajemen Alur Yang Benar
Leasing
Rencana Perbaikan & Pembangunan Proyek Izin & Penerimaan Dari Luar Alur Kerja Perbaikan Pembangunan Memerintahakan & Mengalihkan
Rencana Mengalihkan / Mematikan Rencana Pemeliharaan
119
Keterangan Warna Gambar :
Masing- masing warna pada gambar menunjukkan tingkat prioritas kegunaan
pada masing-masing modul SAP tersebut dan aplikasi apa yang digunakan untuk
mengoperasikannya.
Tingkat Prioritas :
Aplikasi yang digunakan :
SAP Dukungan Bisnis
SAP ini digunakan untuk dukungan bisnis perusahaan, yang didalamnya terdapat
modul-modul yang dapat mendukung bisnis perusahaan yaitu :
Manajemen Tenaga Kerja
Modul ini digunakan untuk mengatur sistem tenaga kerja PERTAMINA, dari hal
gaji, waktu kerja, kehadiran pegawai, pelatihan sampai pengembangan pegawai,
sehingga dapat menganalisa setiap pegawai yang bekerja.
Kebijakan
Modul ini digunakan untuk mendukungan pengambilan keputusan dalam hal
penentuan kebijakan proses bisnis perusahaan.
Harta Perusahaan
Modul ini digunakan untuk mengatur sistem pembayaran hutang perusahaan dan
sistem penyimpanan harta perusahaan. Selain itu juga sebagai alat untuk
menganalisa investasi modal yang dilakukan PERTAMINA.
High
Medium
Low
TBD
Out Of Scope
FIOS LOGICS PAYROLL SK PSDM SI PSDM QAS SAMK FD23XX
120
Manajemen Aktiva Tetap
Modul ini digunakan untuk mengelola semua persediaan aktiva tetap milik
perusahaan, baik dalam hal pembelian maupun penjualan setiap aktiva tetap.
Properti
Modul ini digunakan untuk mengatur properti yang dimiliki dalam hal perbaikan,
kontrol dan pemeliharaan setiap properti.
Perbaikan,Pembangunan & Pemeliharaan
Modul ini digunakan untuk mengatur sistem perbaikan, pembangunan dan
pemeliharan semua proyek yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mengembangkan usahanya.
3.2.9 Analisis SWOT SBTI
Analisis Internal
a. Strength
Jaringan data yang sudah ada masih dapat dioptimalkan.
Jaringan data yang sudah ada masih dapat dioptimalkan menjadi modal
PERTAMINA untuk membangun infrastruktur yang lebih luas lagi dengan
modal yang lebih kecil. Hal ini akan mendorong kegiatan bisnis PERTAMINA
kedepannya.
Semangat untuk menerapkan teknologi yang lebih baik, tepat dan efisien.
Semangat untuk menerapkan teknologi yang lebih baik, tepat dan efisien menjadi
kekuatan bagi SBTI PERTAMINA untuk membantu perusahaan untuk
memenangkan kompetisi bisnis.
121
b. Weaknesses
Lokasi yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia
Lokasi yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia dapat menjadi
kelemahan SBTI PERTAMINA karena cukup lamanya dan besarya modal yang
diperlukan untuk membangun infrastruktur yang baik di seluruh Indonesia.
Analisis Eksternal
c. Opportunities
Kemajuan teknologi informasi termasuk sistem jaringan komunikasi data.
Dengan semakin majunya teknologi informasi termasuk sistem jaringan
komunikasi data, kesempatan PERTAMINA untuk memenangkan kompetisi
bisnis semakin besar karena pilihan akan teknologi yang digunakan semakin
banyak.
Undang-undang minyak dan gas
Undang–undang minyak dan gas dapat mempermudah kerja PERTAMINA
karena dengan undang-undang ini, halangan yang mungkin muncul dapat teratasi
dengan peraturan yang ada di undang-undang minyak dan gas.
Implementasi SAP
Implementasi SAP di PERTAMINA menjadi salah satu investasi besar di SBTI
untuk lebih berperan dalam usaha memenangkan kompetisi bisnis. SAP yang
diterapkan dapat menjadikan kesempatan untuk lebih maju di bidang TI dapat
tercapai.
122
Menuju perusahaan kelas dunia
PERTAMINA sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam bisnis
minyak dan gas. Faktor ini dapat menjadikan PERTAMINA sebagai perusahaan
yang dapat berperan dalam bisnis minyak dunia, hal ini dapat membuat posisi
PERTAMINA menjadi semakin bisnis dalam dunia bisnis migas.
d. Threats
Era globalisasi / pasar bebas
Ancaman yang terbesar yang mempengaruhi SBTI PERTAMINA adalah era
globalisasi dan pasar bebas. Dalam era globalisasi, teknologi informasi mulai
menjadi peran kunci dalam keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu jika SBTI
tidak siap menghadapi era globalisasi dan pasar bebas dengan teknologi yang
baik, perusahaan dapat tetinggal jauh dengan para pesaingnya.
Tabel 3.3 SWOT Divisi SBTI
Kekuatan (S) Jaringan data eksisting
masih dapat dioptimalisasi Semangat untuk
menerapkan teknologi yang lebih baik, tepat dan efisien
Kelemahan (W) Lokasi yang cukup
banyak dan tersebar diseluruh Indonesia
Kesempatan (O) Kemajuan teknologi
informasi termasuk jaringan komunikasi data UU Migas Implementasi SAP Menuju perusahaan kelas
dunia
Strategi (SO) Mengoptimalkan jaringan
eksisting Menyesuaikan jaringan
untuk SAP
Strategi (WO) Mengembangkan jaringan
yang terintegrasi, handal dan efektif kesemua lokasi perusahaan
Ancaman (T) Era Globalisasi / Pasar
bebas
Strategi (ST) Efisiensi dan efektivitas
pembiayaan dalam pengembangan jaringan
Strategi (WT) Membuat acuan
pengembangan jaringan Menghubungkan lokasi
perusahaan yang belum terjangkau
123
Dari tabel 3.3 diatas dapat diolah menjadi suatu tabel analisis, yang telah di
kelompokan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Analisa SWOT Divisi SBTI
Analisis Poin Analisis Bobot Rating Skor
Internal + Jaringan data yang sudah ada
masih dapat dioptimalkan 35% 3 1,05
Strength + Semangat untuk menerapkan
teknologi dengan lebih baik 25% 2 0,5
Total 60% 6 1,55
- Lokasi yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia
40% 2 0,05
Weaknesses
Total 40% 2 0,05 Total IFAS 100% 8 1,5
Eksternal
+ Kemajuan teknologi informasi termasuk sistem jaringan komunikasi data
15% 2 0,3
Opportunity
+ Undang-undang minyak dan gas 5% 1 0,05
+ Implementasi SAP 20% 4 0,8
+ Menuju perusahaan kelas dunia 15% 3 0,3
Total 55% 10 1,45 - Era globalisasi / pasar bebas 45% 2 0,9
Threath Total 45% 2 0,9
Total EFAS 100% 12 0,55
Matriks SWOT
EFAS
IFAS1,5
0,55
Gambar 3.16 Matriks SWOT SBTI
124
Dari gambar 3.16 mengenai matriks SWOT di atas dapat disimpulkan bahwa
posisi divisi SBTI berada diantara kekuatan internal dan keuntungan eksternal yang
besar yaitu kuadaran satu.
3.2.10 Critical Success Factor (CSFs) SBTI
Poin-poin di bawah ini bisa menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan untuk
mencapai tujuan dan target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini SBTI
PT PERTAMINA (PERSERO), mempunyai beberapa CSFs sebagai berikut :
1. Semangat SDM yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
SDM di SBTI PERTAMINA memiliki kemauan yang kuat untuk meningkatkan
kinerja perusahaan dengan memberikan dukungan berupa produk teknologi
informasi yang berkualitas.
2. Jaringan data yang luas dan terintegrasi.
PERTAMINA saat ini sudah memiliki fasilitas infrastruktur TI yang
berteknologi tinggi, sehingga dapat mendukung proses bisnis perusahaan dalam
mengolah, menganalisa , dan menyampaikan segala informasi data yang
dibutuhkan, baik kantor pusat maupun unit-unit yang ada.
3.2.11 Analisis Information System (IS) Strategic Grid
Berdasarkan aplikasi yang digunakan pada PT PERTAMINA (PERSERO), maka
analisis IS Strategic Grid dilakukan dengan memetakan masing-masing aplikasi tersebut
ke dalam IS Strategic Grid berdasarkan seberapa besar ketergantungan perusahaan
terhadap aplikasi tersebut dan seberapa besar potensi aplikasi tersebut dalam
125
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Hasil dari analisis IS Strategic Grid
dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 IS Strategic Grid
Keterangan :
A = Manajemen Perusahaan, B = Hubungan Pelanggan, C = Eksplorasi dan Produksi, D
= Persediaan, E = Manufaktur, F = Pemasaran, G = Depot Layanan Retail, dan H =
Dukungan Bisnis.
Berdasarkan gambar 3.17, aplikasi Manajemen Perusahaan (A) yang digunakan
oleh perusahaan termasuk dalam kategori Factory, dimana aplikasi tersebut mutlak
diperlukan karena digunakan untuk mendukung operasi sehari-hari perusahaan dalam
menangani strategi manajemen perusahaan, intelejen bisnis dan gudang data, manajerial
akuntasi, keuangan akuntansi, pemenuhan pengaturan, manajemen usaha gabungan,
tetapi aplikasi tersebut tidak berperan banyak dalam memberikan keunggulan bersaing
bagi perusahaan.
Aplikasi Eksplorasi dan produksi (C) termasuk dalam kategori Factory karena
aplikasi yang digunakan mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan ekplorasi dan
produksi yang diantaranya terdapat kegiatan eksplorasi dan penilaian, pengembangan,
Turaround Strategic Support Factory
High
Low
Derajat dimana TI atau SI akan
memberikan perngaruh pada
keuntungan yang diperoleh
perusahaan
Low High
Derajat yang menentukan ketergantungan perusahaan pada perangkat TI atau SI
DA C
B
E
F
GH
126
produksi, pemasaran dan penyelesaian, namun aplikasi yang digunakan tidak berperan
banyak dalam memberikan keunggulan bersaing perusahaan.
Aplikasi Persediaan (D) termasuk dalam kategori Factory karena aplikasi yang
digunakan penting dalam melakukan kegiatan dalam rantai persediaan perusahaan yang
diantaranya terdapat kegiatan perencanaan dan optimalisasi rantai persediaan,
memperoleh pembeli dan penjual, pertukaran dan penanganan berkala, penjadwalan,
manajemen persediaan, distribusi utama dan transport namun aplikasi yang digunakan
tidak berperan penting dalam memberikan keunggulan bersaing perusahaan.
Aplikasi Manufaktur (E) yang digunakan untuk membantu manajemen produk
dan penanganan kualitas produk yang diantaranya terdapat kegiatan perencanaan
manufaktur dan optimalisasi, manajemen proses, manufaktur gas dan minyak,
manufaktur lubes, pencampuran dan pengepakan, manajemen kualitas produk, tapi
aplikasi yang digunakan tidak berperan penting dalam memberikan keunggulan bersaing
perusahaan.
Aplikasi Hubungan Pelanggan (B) termasuk dalam kategori Turnaround karena
aplikasi ini berperan penting dalam mengatur hubungan PERTAMINA dengan
pelanggan yang diantaranya terdapat kegiatan pemasaran produk / merk, manajemen
program pemasaran, manajemen penjualan, kesepakatan pelayanan dan pelayanan
pelengkap. Dengan digunakannya internet, aplikasi ini memberikan keunggulan bersaing
bagi perusahaan karena pelanggan dapat melakukan kegiatan bisnis melalui internet.
Aplikasi Pemasaran (F) termasuk dalam kategori Turnaround karena aplikasi
yang berperan penting dalam kegiatan penjualan ini dapat mempermudah pelanggan
untuk melakukan pembelian produk secara online yang dapat memberikan keunggulan
127
bersaing bagi perusahaan. kegiatan yang dilakukan diantaranya pemasaran, kontrak dan
harga, penjualan komersil, distribusi kedua dan transportasi.
Aplikasi Depot layanan retail (G) termasuk dalam kategori Support karena
aplikasi ini hanya digunakan untuk kegiatan retail perusahaan yang tanpa aplikasi ini
juga dapat dilakukan, selain itu aplikasi ini tidak memberikan keunggulan bersaing bagi
perusahaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain manajemen merchandise, proses dan
penyelesaian transaksi, manajemen jaringan pengecer, manajemen lokasi persediaan,
manajemen lokasi.
Aplikasi Dukungan bisnis (H) termasuk dalam kategori Support karena hanya
digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari dan tidak
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain
manajemen tenaga kerja, kebijakan, harta perusahaan, manajemen aktiva tetap, real
estate, perbaikan pembangunan dan pemeliharaan.
Dari hasil analisis IS Strategic Grid diatas dapat disimpulkan bahwa divisi SBTI
pada PT PERTAMINA (PERSERO) termasuk ke dalam kategori Factory, dimana empat
dari delapan aplikasi yang digunakan dalam perusahaan yaitu manajemen perusahaan,
eksplorasi dan produksi, persediaan, manufaktur termasuk dalam kategori Factory, dan
aplikasi lainnya yaitu aplikasi depot layanan retail dan dukungan bisnis termasuk dalam
kategori Support, serta hubungan pelanggan dan pemasaran termasuk dalam kategori
Turnaround.
Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa keberadaan teknologi
informasi di persusahaan sudah berperan penting dalam kegiatan sehari-hari perusahaan,
dimana penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan cukup mempengaruhi
kelancaran operasi sehari-hari perusahaan dan walaupun keunggulan bersaing yang
128
diberikan tidak berperan banyak. Divisi SBTI pada perusahaan tidak digunakan sebagai
alat strategis untuk mendukung perusahaan dalam menghadapi para pesaingnya tetapi
hanya memberikan dukungan pada kegiatan bisnis sehari-hari perusahaan.
3.2.12 IT Plan
3.2.12.1 Realisasi Dan Rencana Divisi TI Saat Ini
Gambar 3.18 IT World Class
IT World Class Company adalah suatu kondisi dimana perusahaan sudah
menggunakan teknologi informasi di setiap bagian secara menyeluruh dan berjalan
secara otomatis dalam mendukung kegiatan operasional. Saat ini Divisi SBTI ingin
menjadi IT World Class Company, sehingga dapat menunjang secara penuh seluruh
Langkah Menuju IT World Class Company
0 1 4 2 3 5
Initial Repeatable Defined Managed Optimised
“Divisi SBTI PT PERTAMINAPerusahaan Internasinal
Keterangan Simbol :
Keadaan Perusahaan Sekarang
International Standard Guidelines
Industry Bestpractice
Strategi Perusahaan
Keterangan Rangking :
0 - Proses manajemen belum menggunakan seluruhnya
1 - Proses berdiri sendiri dan tidak terorganisir 2 - Proses mengikuti peraturan yang berjalan 3 - Proses didokumentasikan dan dikomunikasikan 4 - Proses dimonitor dan diawasi 5 - Proses yang baik yaitu mengikuti peraturan
perusahaan dan otomatis
Non- Existent
129
kegiatan operasional PT PERTAMINA (PERSERO). Dalam mencapai IT World Class
Company ada lima kondisi yang harus dilalui yaitu :
Kondisi nol : Di langkah ini perusahaan belum menggunakan TI di kegiatan
operasional.
Kondisi satu : Pada langkah ini perusahan sudah mulai menggunakan IT, tapi
prosesnya masih bersifat berdiri sendiri dan tidak terstruktur.
Kondisi dua : Di langkah ini perusahaan sudah menjalankan IT dalam proses
operasional secara teratur dan sesuai dengan peraturan perusahaan.
Kondisi tiga : Pada langkah ini perusahaan menggunakan IT sebagai proses
dokumentasi dan komunikasi antar bagian, sehingga setiap informasi
dapat tersampaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kondisi empat : Di kondisi ini dapat terlihat bahwa perusahaan menggunakan IT
sebagai alat untuk memonitor dan mengukur jalankan kegitan
operasional, sehingga pihak manajemen dapat mengambil keputusan
yang baik untuk di masa mendatang.
Kondisi lima : Pada langkah terakhir ini, dapat terlihat bahwa perusahaan sudah
menggunakan IT secara menyeluruh di setiap bagian dan prosesnya
berjalan secara otomatis dalam menunjang kegiatan operasional.
Saat ini Divisi SBTI di PERTAMINA sudah berada diantara kondisi satu dan
kondisi dua, ini terlihat bahwa Divisi SBTI sudah mulai berjalan secara teratur. Dari
kelima kondisi itu ada standar internasionalnya yaitu diantara kondisi 2 dan kondisi 3,
dimana perusahaan sudah mulai belajar menggunakan IT sebagai sarana untuk
130
mendokumentasi dan mengkomunikasikan setiap informasi yang dihasilkan dari
kegiatan operasional.
3.2.12.2 Rencana Pengembangan SBTI
Rencana Jangka Pendek Divisi SBTI`(1 Tahun)
1. IT Master Plan
• Penyiapan landasan-landasan yang diperlukan untuk menyusun IT Masterplan.
• Sosialisasi dan pelaksanaan pedoman penyelenggaraan TI perusahaan.
2. Enterprise System
• Memfasilitasi dan mensupport pelaksanaan implementasi SAP R/3
3. E-Commerce
• Mengkaji peluang-peluang yang terdapat dalam teknologi e-commerce serta
menginisiasi implementasi.
• Melakukan pengembangan e-learning untuk pusdiklat.
• Melanjutkan implementasi Knowledge Management.
• Aplikasi nota dinas (koresponden elektronik)
4. Networked Enterprise
• Memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas WAN
• Meningkatkan bandwith komunikasi antara pusat dengan unit-unit operasi untuk
meningkatkan kualitas e-mail dan mengantisipasi kebutuhan e-commerce, work
flow dan SAP R/3
• Meningkatkan peran fungsi Help Desk
• Menerapkan Call Center
131
• Meningkatkan kemampuan Network Management
• Menerapkan standar kebijakan e-mail bagi seluruh PERTAMINA sesuai dari
pedoman penyelengaraan TI.
• Meningkatkan kemampuan e-mail support dan administration untuk pelaksanaan
profile management secara PERTAMINA wide.
• Mengganti e-mail engine yang mampu mendukung perkembangan aplikasi e-
mail.
• Meningkatkan fasilitas Remote Access Servive (RAS)
• Melanjutkan penerapan Network Computer untuk menggantikan dumb terminal
dan PC untuk meningkatkan kehandalan desktop management.
• Melanjutkan pengadaan laptop untuk pejabat PERTAMINA.
• Menata kembali pembuatan homepage PERTAMINA menjadi single point of
entry.
• Mengevaluasi dna mengembangkan kapasitas dan konfigurasi storage dalam
rangka pembayaran Storage Area Network (SAN).
• Mengimplementasi unified messaging system.
• Melakukan bagian tentang disaster recovery.
• Melakukan study data warehouse.
5. Organisasi TI Shared Services
• Mengadakan rapat koordinasi fungsi TI seluruh PERTAMINA dalam rangka
pelaksanaan IT Governance menyangkut : standar, kebijakan, dan perencanaan
sebagai antisipasi menuju shared service organisastion.
132
• Meningkatkan layanan untuk lokasi-lokasi remote sebagai training ground
menuju shared services organisation.
• Penyempurnaan organisasi pusat teknologi informasi yang merupakan gabungan
PIMPD dengan, serta sosialisasi dan pelaksanaan pedoman penyelenggaraan
teknologi informasi.
6. Peningkatan Kompetensi SDM di Divisi SBTI
• Merencanakan upaya-upaya untuk meningkatkan budaya TI di PERTAMINA.
• Melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM di
Divisi SBTI.
• Melanjutkan penataan ruangan kerja yang lebih rapih dan transparan untuk
mendorong peningkatan kreatifitas dan produktifitas.
Rencana Jangka Menengah Divisi SBTI (2-3 Tahun)
• Menyusun IT Masterplan yang mendapat komitmen Direksi, dan melakukan
sosialisasi ke semua pihak terkait.
• Menyusun rancangan infrastruktur SAP R/3 mencakup Database server dan
Apllication Server, serta menetapkan standar-standar untuk presentation server
bagi seluruh lokasi implementasi SAP.
• Mempersiapkan jaringan komputer yang handal dan menjangkau seluruh lokasi
implementasi SAP R/3.
• Mengadakan rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi TI seluruh lokasi
implementasi untuk menyelaraskan persiapan infrastruktur TI pendukung SAP.
133
• Melanjutkan kajian tentang peluang-peluang e-commerce untuk memperluas
cakupan implementasinya di PERTAMINA.
• Mengembangkan aplikasi e-learning untuk mendukung peningkatan budaya TI
di PERTAMINA, serta untuk mempercepat peningkatan kompetensi SDM di
Divisi SBTI.
• Meningkatkan teknologi Local Are Network di unit-unit operasi, serta
meningkatkan kehandalan Wide Area Network yang menghubungkan seluruh
unit operasi dengan kantor pusat.
• Menerapkan teknik-tenik Network Management mutakhir agar dapat mengelola
jaringan secara “best practise”.
• Melakukan penggantian e-mail engine di seluruh PERTAMINA dalam rangka
standarisasi e-mail.
• Mengelola e-mail secara terpusat dan meningkatkan pendayagunaan untuk
aplikasi yang lebih maju, seperti : workflow, scheduling, knowledge
management, dll.
• Menerapkan Disaster Recovery.
• Mendayagunakan Storage Area Network.
• Melakukan “marketing” solusi shared service ke unit-unit operasi untuk
mengembangkan jangkauan pelayanan.
Rencana Jangka Panjang Divisi SBTI (4-5 Tahun)
• Bersama fungsi Internal Audit melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
TI di PERTAMINA agar sesuai dengan IT Masterplan dan IT Governance.
134
• Mengelola Database Server dan Application Server SAP R/3 untuk seluruh
PERTAMINA, dan Presentation Server untuk lingkungan Kantor Pusat.
• Mengelola suatu Data Center mutkahir dan jaringan komunikasi yang handal
sebagai infrastruktur yang diperlukan untuk shared services organisation.
• Menyelenggarakan kegiatan shared services bidang TI dengan service level dan
biaya yang kompetitif.
• Memberikan konsultasi kepada fungsi-fungsi bisnis di PERTAMINA dalam
upaya meningkatkan efisiensi proses bisnis dengan mendayagunakan Teknologi
Informasi.
• Melimpahkan aktifitas yang bersifat operasional kepada pihak ketiga, misalnya
Anak Perusahaan, dll., dan lebih berkonsentrasi pada kegiatan strategis.
• Melakukan persiapan-persiapan dalam rangka menjadikan fungsi TI sebagai
profit center yang mandiri.
• Memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi SDM di divisi SBTI agar
lebih siap menghadapi kompetisi bisnis di bidang TI.