bab 3 analisa sistem informasi 3.1 latar belakang …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-1-00363-mnsi...
TRANSCRIPT
48
BAB 3
ANALISA SISTEM INFORMASI
3.1 Latar Belakang Perusahaan
PT. Genta Mitra Perkasa adalah perusahaan yang berlokasi di Jalan Mampang
Prapatan XVI No.17, Jakarta-Selatan, Indonesia, yang memberikan penawaran akan
produk kerajinan tangan dan mebel yang berkualitas tinggi untuk kebutuhan rumah atau
interior. Produk rotan PT. Genta Mitra Perkasa terbuat dari serat anyaman dan tunas
pohon palem yang akan memberikan kesan eksotik. Produk kerajinan tangan dan mebel
PT. Genta Mitra Perkasa adalah hasil buatan tangan dari para pengrajin berbakat di
Indonesia.
Gema Production adalah nama brand yang dihasilkan oleh PT. Genta Mitra
Perkasa yang didirikan pada tahun 2007 dengan nomor SIUP 0138/10-23/PK/XI/2007,
dimana bisnis ini sendiri sebenarnya sudah dijalankan sejak pertengahan tahun 1996
dengan nama Kemala Permanik Pertiwi. PT. Genta Mitra Perkasa selalu berusaha untuk
memperluas bisnis dan meningkatkan kualitas produk-produknya. Secara konsisten, PT.
Genta Mitra Perkasa menghasilkan berbagai macam produk dari rotan dan bahan-bahan
natural lainnya, yang berkualitas tinggi untuk ekspor.
PT. Genta Mitra Perkasa sudah memiliki reputasi yang baik dalam hal ini,
dimana banyak vendor lokal dan importir luar negeri yang memberikan kepercayaannya
kepada PT. Genta Mita Perkasa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat ini, PT. Genta
Mitra Perkasa memproduksi produk-produknya di pabrik yang berlokasi di Jalan Desa
Pamijahan No. 27, Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. PT. Genta Mitra Perkasa
49
memproduksi berbagai produk rotan, termasuk keranjang rotan, furnitur rotan, dan
produk-produk lainnya.
Kegiatan produksi dilakukan dengan harga yang sangat kompetitif, tanpa
mengurangi kualitas produk. PT. Genta Mitra Perkasa juga melayani pembuatan produk
dengan desain dari customer. Ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada
customer. PT. Genta juga sangat peduli pada pengiriman yang tepat waktu dan layanan
terbaik kepada customer. Ketepatan dalam penyeleksian bahan dan lokasi produksi
membuat PT. Genta Mitra Perkasa dapat memberikan penawaran dengan kualitas terbaik
pada harga yang bersaing.
50
3.2 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Genta Mitra Perkasa
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organiasasi
adalah sebagai berikut :
1. Presiden Direktur
Tugas dan tanggung jawab presiden direktur adalah:
a. Bertanggung jawab penuh atas segala yang terjadi pada PT. Genta Mitra Perkasa
b. Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan
c. Menetapkan posisi yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang dan
merumuskan langkah-langkah pelaksanaannya
d. Membuat perencanaan kegiatan penjualan, produksi, dan promosi
e. Melakukan penerimaan dan pemberhentian pegawai untuk kantor administrasi
Direktur Keuangan
Presiden Direktur
Sekretaris & Administrasi
Direktur Operasional
Direktur Pengembangan Bisnis
Arsitek / Interior Desain
Manajer Proyek
Koordinator Inspeksi
Koordinator Produksi
Koordinator Penyelesaian
51
f. Mencari customer baru
2. Sekretaris dan Administrasi
Tugas dan tanggung jawab sekretaris dan administrasi adalah:
a. Mengecek e-mail dan pos yang ditujukan kepada perusahaan
b. Mengurus pengiriman katalog kepada consignee
c. Menerima dan mengurus fax mengenai pemesanan ataupun bukti pembayaran
lalu meneruskannya kepada bagian yang sesuai
d. Menerima telepon dan melayani pertanyaan-pertanyaan customer
3. Direktur Operasional
Tugas dan tanggung jawab direktur operasional adalah:
a. Mengawasi secara keseluruhan mengenai kegiatan operasional perusahaan, yakni
proses produksi, penjualan, dan pengiriman
b. Memperkerjakan dan memberhentikan pengrajin rotan
c. Memilih jasa pengangkutan untuk pengiriman produk
4. Koordinator Produksi
Tugas dan tanggung jawab koordinator produksi adalah:
a. Mengawasi jalannya produksi
b. Mencari supplier untuk bahan baku proses produksi
5. Koordinator Inspeksi
Tugas dan tanggung jawab koordinator inspeksi adalah:
a. Mengawasi jalannya produksi
b. Mengecek kualitas bahan baku dan produk yang dihasilkan
c. Meminimalisasikan jumlah produk gagal produksi
52
6. Koordinator Penyelesaian / Finishing
Tugas dan tanggung jawab koordinator penyelesaian / finishing adalah:
a. Mengawasi proses penyelesaian akhir
b. Mengatur pemuatan produk ke dalam kontainer
7. Direktur Keuangan
Tugas dan tanggung jawab direktur keuangan adalah:
a. Membuat tagihan / invoice atas penjualan yang terjadi
b. Menerima pembayaran dari customer
c. Meminta dan mengecek laporan penjualan konsinyasi dari consignee
d. Mengurus masalah L/C untuk pembayaran penjualan ekspor
e. Mengurus pembayaran gaji para pegawai
8. Direktur Pengembangan Bisnis
Tugas dan tanggung jawab dari direktur pengembangan bisnis adalah:
a. Melihat peluang perusahaan di masa mendatang
b. Memikirkan dan memaksimalkan nilai manfaat dari suatu produk
c. Memberikan persetujuan atau penolakan atas rancangan produk yang diajukan
oleh arsitek
9. Arsitek / Interior Desain
Tugas dan tanggung jawab arsitek / interior desain adalah:
a. Membuat rancangan-rancangan baru yang dapat menarik minat customer
b. Mendesain ulang rancangan desain produk yang kurang diminati
c. Menampung ide dan saran customer mengenai rancangan desain produk baru dan
merealisasikannya
53
10. Manajer Proyek
Tugas dan tanggung jawab manajer proyek adalah:
a. Membuat penjadwalan mengenai proyek yang dilakukan
b. Melakukan koordinasi agar proyek dapat diselesaikan
3.3 Analisa Lima Kekuatan Persaingan Porter
Gambar 3.2 Analisa Lima Kekuatan Porter PT. Genta Mitra Perkasa
Kondisi persaingan yang dihadapi PT. Genta Mitra Perkasa akan dijelaskan
melalui analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter. Berikut penjelasannya.
1. Potensi masuknya pesaing baru
Pada dasarnya industri kerajinan tangan dan mebel dengan bahan dasar rotan
dapat dimasuki oleh pesaing baru dengan cukup mudah. Modal yang dibutuhkan
Pendatang Baru: Perusahaan yang memahami prosedur ekspor dan mampu membaca perkembangan trend produk
Pesaing Sejenis: - PT. Jala Visiarta - CV. Buana Wijaya - PT. Bintara Ratanindo - CV. Gandasari Rattan - PT. Kahajaya
Megaprapta
Pemasok: - PT. Tiga Intan - Kenari Prima - CV. Teguh
Lancar - PT. Karya
Caraka Bahureksa
Customer: - PT. Dale Prodist - Koza Living - Decoy Co. Ltd - CV. Megasari - CV. Dwimitra Abadi
Produk Pengganti: Mebel yang terbuat dari kayu dan plastik
54
tidak begitu besar dan tidak ada teknologi canggih yang dibutuhkan. Akan tetapi,
pesaing baru tersebut harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai cara
untuk mengolah bahan baku rotan menjadi produk akhir yang memiliki estetika.
Pesaing baru juga harus mampu membaca trend desain produk yang sedang
diminati. Dan jika ingin merasakan keuntungan dengan menembus pasar ekspor,
pesaing harus mengerti benar mengenai tata cara perdagangan internasional Tidak
jarang, pesaing baru rata-rata mengalami kerugian ketika melakukan ekspor untuk
yang pertama kalinya karena ditipu oleh pembeli dan kemudian tidak lagi berniat
untuk melanjutkan usaha. Tambahan pula, krisis global yang sedang melanda saat ini
membuat permintaan ekspor atas produk kerajinan tangan dan mebel dari rotan
mengalami penurunan yang signifikan. Ekspor mebel dan kerajinan rotan hingga
akhir 2008 diperkirakan anjlok hingga 50% menyusul turunnya kapasitas produksi
hingga separuh.
Sumber: www.ghabo.com
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa, industri cukup mudah
untuk dimasuki akan tetapi risiko yang harus dihadapi cukup besar, terutama jika
ingin bertahan lama di industri ini.
2. Perseteruan antara perusahaan yang bersaing
Ada banyak pemain yang berada di industri ini, sehingga persaingan bisa
dikatakan ketat. Hampir semua pemain pada industri ini mengincar pasar luar negeri
sebagai target utama (ekspor), kemudian diikuti dengan mengincar pasar dalam
negeri. Tambahan pula, tidak ada perbedaan proses produksi atau penggunaan
teknologi yang signifikan dalam menghasilkan produk untuk pasar. Untuk bertahan
dalam industri ini haruslah memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi,
55
jaringan yang kuat dalam melakukan pemasaran, dan kepercayaan customer terhadap
brand perusahaan. Berikut ini adalah contoh perusahaan yang dapat dikatakan
sebagai pesaing:
Tabel 3.1 Pesaing PT. Genta Mitra Perkasa
NO. Nama Perusahaan Keterangan 1 PT. Jala Visiarta Jl. Kemang Raya 25, Jakarta 12730 2 CV. Buana
Wijaya Jl. Winong Raya Palimanan, Cirebon, Jawa Barat
3 PT. Bintara Ratanindo
Jl. Pangeran Antasari No 99, Plumbon, Cirebon, Jawa Barat E-mail: [email protected]
4 CV. Gandasari Rattan
Ds. Bodesari Blok Karang Malang RT.08/02, Cirebon, Jawa Barat E-mail: [email protected]
5 PT. Kahajaya Megaprapta
Jl. Ujung Harapan No.70 Pangeran Drajat, Cirebon, Jawa Barat E-mail: [email protected] Website: www.rattanzone.com
Sumber: PT. Genta Mitra Perkasa dan Penelitian (2008)
3. Potensi produk pengganti / substitusi
Produk kerajinan tangan dan mebel yang dibuat dari rotan tidaklah populer di
pasar dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai produk kerajinan tangan
dan mebel dari kayu daripada yang terbuat dari rotan, karena produk yang terbuat
dari kayu dianggap lebih awet. Alasan yang kedua adalah masih rendahnya
kesadaran masyarakat Indonesia akan estetika produk yang terbuat dari rotan.
Ditambah lagi dengan maraknya berbagai mebel yang terbuat dari plastik yang
cukup menarik minat pasar. Walalupun demikian, produk kerajinan tangan dan
mebel dari rotan sangat diminati oleh masyarakat luar negeri karena mereka
menghargai estetika produk yang terbuat dari rotan dan menilai bahwa produk rotan
sebenarnya awet asalkan dirawat dengan benar. Dan karena PT. Genta Mitra Perkasa
56
lebih menekankan pada penjualan ekspor, maka dapat disimpulkan bahwa produk
pengganti / substitusi memiliki kekuatan atau pengaruh yang tidak terlalu besar.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pemasaran produk PT. Genta Mitra Perkasa mencakup penjualan domestik
dan ekspor. Dalam penjualan domestik, ada lebih dari 425 perusahaan mebel dan
kerajinan tangan dari rotan yang berlokasi di Cirebon saja. Selain itu, produk yang
dihasilkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya biasanya tidak berbeda
jauh dari segi desain, kualitas produk, ataupun jenis rotan yang digunakan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa customer memiliki banyak pilihan untuk menentukan kepada
siapa mereka akan melakukan pembelian.
Untuk penjualan ekspor, karena Indonesia banyak melakukan ekspor bahan
baku rotan ke negara China dan Vietnam, maka kedua negara ini telah menjadi
ancaman cukup besar untuk pasar ekspor Indonesia. Terutama karena bahan baku
yang digunakan adalah sama, namun biaya tenaga kerja di negara China yang relatif
rendah, sehingga harga produk yang dihasilkan pun dapat turut ditekan. Harga
produk China yang lebih rendah dibandingkan produk yang dihasilkan oleh PT.
Genta Mitra Perkasa bahkan sampai memaksa perusahaan untuk ikut menekan harga
agar tetap memperoleh penjualan dari customer luar negeri. Jadi dapat disimpulkan
bahwa customer memiliki kekuatan tawar-menawar yang besar terhadap PT. Genta
Mitra Perkasa.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok
PT. Genta Mitra Perkasa tidak memiliki kesulitan dalam memperoleh rotan
sebagai bahan baku utama untuk produksi, karena sebanyak 80% bahan baku rotan
dunia dihasilkan oleh Indonesia terutama dari Sulawesi Tengah dan Kalimantan
57
Tengah. Dalam setahun Indonesia mampu menghasilkan bahan baku rotan sebanyak
250 ribu ton hingga 400 ribu ton per tahun.
Sumber: www.kapanlagi.com/h/0000241607.html
Rotan yang dihasilkan tersebut lebih banyak daripada jumlah yang diminta.
Akan tetapi, walalupun jumlah yang ditawarkan lebih banyak daripada jumlah yang
dibutuhkan oleh perusahaan berbahan baku rotan di Indonesia, kekuatan tawar-
menawar antara pemasok dengan PT. Genta Mitra Perkasa adalah seimbang karena
para pemasok juga mulai melakukan ekspor bahan baku rotan ke luar negeri.
Walaupun kemudian terjadi trend dimana pemasok lebih suka melakukan ekspor
bahan baku rotan ke luar negeri karena rotan dapat dijual dengan harga yang lebih
tinggi, hal ini tidak benar-benar mengancam industri yang membutuhkan bahan baku
rotan di tanah air karena pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) Nomor 28/M-DAG/PER/7/2008 yang membatasi jumlah ekspor bahan
baku rotan yang boleh dilakukan pemasok agar industri di Indonesia yang
membutuhkan bahan baku rotan tidak mengalami kelangkaan bahan baku. Secara
keseluruhan pengaruh pemasok terhadap perusahaan adalah sama besar dengan
pengaruh perusahaan terhadap pemasok.
Dari keseluruhan analisis 5 kekuatan kompetitif Porter ini maka dapat
disimpulkan bahwa industri ini memiliki produk substitusi yang minim dan kekuatan
tawar-menawar pemasok yang seimbang dengan perusahaan. Hal di atas merupakan
faktor positif yang mendukung posisi perusahaan di dalam industri. Namun persaingan
industri yang ketat, kekuatan tawar-menawar customer yang kuat, dan mudahnya
pesaing baru untuk memasuki industri menyebabkan perusahaan harus selalu berusaha
58
keras untuk mempertahankan posisi yang telah dicapainya, atau untuk meraih posisi
yang lebih baik. Secara keseluruhan industri ini kurang menarik untuk dimasuki.
Akan tetapi, karena industri ini kurang menarik untuk dimasuki, maka
kemungkinan masuknya pesaing baru adalah kecil. PT. Genta Mitra Perkasa dapat tetap
mempertahankan pangsa pasarnya. Sementara untuk menghadapi masalah produk
substitusi yang kian marak, perusahaan perlu menekankan pada nilai lebih dari produk
rotan dibandingkan dengan produk mebel yang terbuat dari dari kayu dan plastik.
Sementara untuk kerajinan tangan, produk substitusi sama sekali tidak mengancam bagi
perusahaan. Perusahaan dapat mengabaikan faktor ini. Dan untuk menekan kekuatan
tawar-menawar pembeli, perusahaan perlu menemukan produk baru yang unik dan
diminati oleh pembeli dan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggannya,
misalnya dengan mengirimkan informasi rutin mengenai produk-produk baru
perusahaan.
59
3.4 Analisa Critical Success Factor (CSF)
Tabel 3.2 Analisa CSF PT. Genta Mitra Perkasa
Tujuan Strategi CSF Key Performance Indicator
Meningkatkan penjualan produk
1. Menekan biaya produksi dan operasional
2. Menghasilkan produk unik dengan nilai guna tinggi
1. Biaya produksi dan opersional perusahaan
Desain produk yang dihasilkan Kualitas bahan baku yang
digunakan Kegunaan dari produk yang
dihasilkan
1. Biaya produksi dan operasional yang efisien dan tidak lebih dari 35% dari harga jual
2.1 Lima desain baru / bulan 2.2 Bahan baku dengan kualitas ekspor 2.3 Minimal memiliki satu fungsi
primer
Menjangkau pasar yang lebih luas
1. Bekerja sama dengan toko-toko atau galeri-galeri untuk melakukan konsinyasi
2. Mengirimkan katalog penawaran produk kepada calon customer baru
3. Mengembangkan website yang sudah ada dengan lebih serius
1.1 Lokasi toko yang strategis untuk konsinyasi
1.2 Jumlah pengunjung toko 1.3 Persentase pembagian
keuntungan 2. Pengiriman katalog yang dapat
menghasilkan penjualan Website yang menarik dan
meyakinkan Informasi yang tersedia dalam
website Jumlah pengunjung website
1.1. Toko berada dalam radius minimal 50% dari pusat kota
1.2. Minimal 40 pengunjung toko / hari 1.3. Pembagian keuntungan maksimal
40% dari total penjualan 2. Memperoleh penjualan minimal
20% dari total katalog yang dikirim 3.1 Memenuhi 8 aturan emas
perancangan user interface website 3.2 Adanya menu company profile,
catalog, FAQ, dan Contact Us 3.3 Minimal 100 kunjungan / bulan
Mempertahankan customer lama
Memberikan diskon atau harga khusus
Besarnya diskon yang mampu diberikan perusahaan
Maksimal 15%
60
Tujuan Strategi CSF Key Performance Indicator
Memberikan kepuasan kepada customer atas produk dan layanan yang diberikan
1. Kemudahan bagi customer dalam melakukan pemesanan dan pembayaran
2. Mengijinkan customer melakukan retur jika terdapat kerusakan pada produk
3. Kemudahan bagi customer untuk mendapatkan informasi
4. Menyelesaikan pesanan tepat waktu dengan desain yang diinginkan customer
5. Mengijinkan customer untuk memberikan kritik maupun keluhan
1. Penerimaan pesanan melalui fax, e-mail, atau telepon
2. Kontrol kualitas produk yang dihasilkan
3. Ketersediaan informasi dalam website ataupun penjelasan telepon
4. Jumlah tenaga kerja yang digunakan
5. Cara penanganan kritik dan keluhan
1. Informasi persetujuan atau penolakan atas pesanan harus diberikan pada hari itu juga
2. Jumlah retur maksimal 8% dari jumlah produk terjual
3. Adanya katalog produk dan FAQ di website, dan layanan telepon
4. Ketepatan dalam memenuhi pemesanan minimal 90%
5. Perubahan yang lebih baik untuk menjawab kritik dan keluhan customer dari pihak perusahaan
PT. Genta Mitra Perkasa memiliki empat buah tujuan berkaitan dengan kegiatan penjualan dan penerimaan kas, yakni meningkatkan
penjualan produk, menjangkau pasar yang lebih luas, mempertahankan customer lama, dan memberikan kepuasan kepada customer
atas produk dan layanan yang diberikan.
61
3.5 Analisa Sistem Berjalan
Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Genta Mitra Perkasa melakukan tiga jenis
penjualan, yakni penjualan lokal, konsinyasi, dan ekspor. Untuk penjualan lokal dan
ekspor, proses produksinya adalah build-to-order. Sementara untuk konsinyasi adalah
make-to-stock.
Penjualan lokal
Pesanan dari customer akan diterima oleh bagian penjualan. Setelah terjadi
kesepakatan transaksi, bagian penjualan akan mencatat Purchase Order (PO) dari
customer beserta jumlah Down Payment (DP) yang telah dibayarkan customer sebanyak
tiga rangkap. Rangkap satu untuk bagian keuangan beserta uang DP dari customer,
rangkap dua untuk sekretaris, dan rangkap tiga akan diarsip.
Bagian penjualan kemudian akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK)
berdasarkan PO sebanyak dua rangkap. Rangkap satu untuk bagian produksi dan
rangkap dua untuk diarsip. Bagian produksi yang menerima SPK akan mulai melakukan
kegiatan produksi. Setelah kegiatan produksi selesai, bagian produksi akan mencari jasa
pengiriman untuk mengirimkan produk kepada customer dan membuat surat jalan
sebanyak tiga rangkap. Rangkap satu untuk customer, rangkap dua untuk sekretaris, dan
rangkap tiga untuk diarsip. Kemudian sekretaris akan mencari PO yang sesuai dengan
surat jalan yang diterima dari bagian produksi, lalu menyerahkannya ke bagian
keuangan.
Jika ada produk yang rusak, customer dapat melakukan retur produk. Retur akan
diterima langsung oleh bagian penjualan dan dicatat sebanyak dua rangkap. Rangkap
satu untuk bagian produksi dan rangkap dua untuk diarsip. Produk tersebut kemudian
akan diolah kembali menjadi produk baru untuk dikirimkan kembali ke customer.
62
Pengiriman produk perbaikan atas retur akan dicatat sebagai returback oleh bagian
penjualan.
Bagian keuangan akan membuat invoice (faktur penagihan) sebanyak tiga
rangkap. Rangkap satu untuk customer, rangkap dua untuk sekretaris, dan rangkap tiga
untuk diarsip oleh bagian keuangan.
Ketika customer telah melakukan transfer pembayaran, customer wajib
mengirimkan bukti transfer pembayaran ke perusahaan melalui fax ke perusahaan yang
akan diterima oleh sekretaris. Sekretaris akan mencocokkan bukti transfer dengan
invoice lalu menyerahkan bukti transfer dan invoice tersebut ke bagian keuangan.
Bagian keuangan akan mencatat pembayaran tersebut.
Penjualan konsiyasi
Bagian penjualan akan mencari target toko-toko untuk dijadikan consignee.
Setelah mendapatkan beberapa toko sasaran, bagian penjualan akan meminta sekretaris
untuk mengirimkan katalog produk. Jika ada toko yang berminat untuk menjadi
consignee, maka akan dilakukan negosiasi dengan bagian penjualan sampai tercapai
kesepakatan mengenai jumlah komisi dan lamanya penitipan. Setelah itu, bagian
penjualan akan membuat Surat Titip Konsinyasi sebanyak tiga rangkap. Rangkap satu
diberikan kepada consignee, rangkap dua diberikan kepada bagian gudang, rangkap tiga
akan diarsip oleh bagian penjualan.
Bagian gudang akan mengambil produk yang sesuai dengan Surat Titip
Konsinyasi dan kemudian melakukan pengiriman melalui jasa pengangkutan. Bagian
gudang akan membuat surat jalan rangkap dua. Rangkap satu untuk consignee dan
rangkap dua untuk diarsip oleh bagian gudang.
63
Jika waktu kesepakatan mengenai lamanya penitipan konsinyasi telah habis,
maka consignee wajib membuat laporan mengenai penjualan yang terjadi. Bagian
penjualan akan menerima laporan ini dan mencatatnya sebagai Sales Order (SO) untuk
konsinyasi sebanyak dua rangkap. Rangkap satu untuk bagian keuangan dan rangkap
dua untuk diarsip.
Bagian keuangan akan membuat invoice dari SO konsinyasi tersebut sebanyak
tiga rangkap. Rangkap satu untuk consignee, rangkap dua untuk sekretaris, dan rangkap
tiga untuk diarsip. Jika consignee telah melakukan pembayaran, consignee wajib
mengirimkan bukti transfer yang telah dilakukan melalui fax. Bukti transfer akan
diterima oleh sekretaris yang akan mencocokkannya dengan invoice yang ada, lalu
menyerahkannya ke bagian keuangan.
Apabila tidak semua produk yang dititipkan laku terjual, maka begitu waktu
penitipan telah selesai, consignee dapat mengembalikan produk-produk yang tidak
terjual (retur konsinyasi). Bagian penjualan akan menerima retur konsinyasi ini, yang
akan dicatat sebanyak dua rangkap. Rangkap satu untuk bagian gudang dan rangkap dua
untuk diarsip.
Setiap akhir minggu, bagian gudang akan mengecek ketersediaan produk di
gudang. Jika persedian produk telah menipis, bagian gudang membuat Surat Permintaan
Produksi (SPP) kepada bagian penjualan. Bagian penjualan akan meneliti SPP tersebut.
Jika SPP disetujui, bagian penjualan akan membuat SPK sebanyak dua rangkap.
Rangkap satu untuk bagian produksi dan rangkap dua untuk diarsip.
Bagian produksi akan mulai mengerjakan dan melakukan pengiriman barang
begitu proses produksi selesai. Produk akan diterima oleh bagian gudang lalu
dimasukkan ke dalam gudang. Bagian gudang akan membandingkan produk yang
64
diterima dengan surat jalan. Jika sesuai, bagian gudang akan mencatat produk yang
masuk tersebut.
Penjualan ekspor
Untuk penjualan ekspor, bagian penjualan perusahaan sebagai pihak eksportir
akan mengirimkan quotation kepada customer luar negeri yang dianggap potensial.
Quotation akan dikirim melalui e-mail. Quotation itu sendiri berisi mengenai spesifikasi
produk yang dijual oleh perusahaan, mulai dari informasi produk, harga, sistem
pembayaran, jenis pengiriman, dan juga jumlah minimum pemesanan. Jika customer
merespon dengan baik semua syarat dan kondisi yang diajukan, maka customer dapat
mulai memesan produk-produk yang diinginkannya. Bagian penjualan akan mencatatnya
sebagai Sales Order (SO) sebanyak tiga rangkap. Rangkap satu ditujukan kepada
customer, rangkap dua untuk bagian keuangan, dan rangkap tiga untuk diarsip.
Customer akan membuka L/C melalui opening bank yang ditujukan kepada
perusahaan. Opening bank tersebut akan meneruskan L/C kepada advising bank pilihan
perusahaan. Advising bank inilah yang akan meneruskan L/C kepada perusahaan.
Bagian penjualan lalu akan membuat SPK berdasarkan SO sebanyak dua
rangkap untuk membuat produk-produk yang akan diekspor. Rangkap satu diberikan
kepada bagian produksi dan rangkap dua diarsip oleh bagian penjualan. Setelah selesai
melakukan proses produksi, bagian produksi akan menghubungi agen pengangkutan
pelabuhan untuk mengirimkan produk-produk ekspor dan menerima dokumen Bill of
Lading dari petugas agen pengangkutan tersebut. Kemudian, bagian penjualan akan
mulai menyiapkan dokumen-dokumen yang telah dinyatakan atau dipersyaratkan dalam
L/C. Jika semua dokumen telah lengkap, bagian penjualan akan memberikan semua
dokumen tersebut kepada bagian keuangan.
65
Bagian keuangan akan segera masukkan dokumen tersebut ke advising bank
untuk menerima pembayaran dari ekspor yang dilakukan. Untuk penjualan ekspor,
perusahaan sangat menghindari terjadinya retur dari customer.
3.6 Rich Picture Sistem yang Berjalan Penjualan Lokal
Gambar 3.3 Rich Picture Sistem Penjualan Lokal yang Berjalan
66
Penjualan Konsinyasi
Gambar 3.4 Rich Picture Sistem Penjualan Konsinyasi yang Berjalan
67
Penjualan Ekspor
Gambar 3.5 Rich Picture Sistem Penjualan Ekspor yang Berjalan
3.7 Permasalahan Yang Dihadapi
Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh PT. Genta Mitra Perkasa adalah :
1. Semua dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan diarsip dalam bentuk hardcopy
dan softcopy. Untuk softcopy disimpan dalam format dokumen Ms. Word dan sangat
tidak efektif. Sementara untuk penyimpanan hardcopy, terkadang ada beberapa
dokumen yang hilang.
2. Ketidakefektivan dalam mencari data yang dibutuhkan. Misalnya ketika customer
melakukan pembayaran, sekretaris harus mencari data mengenai invoice yang sesuai
dengan pembayaran tersebut
68
3. Informasi terkadang harus melalui pihak yang tidak benar-benar terlibat. Misalnya
ketika pembayaran yang dilakukan oleh customer diterima oleh sekretaris, dan
sekretaris akan mencari invoice yang sesuai dengan pembayaran tersebut, baru
kemudian menyerahkan invoice dan pembayaran tersebut ke bagian keuangan.
Padahal sebenarnya sekretaris tidak perlu dilibatkan.
4. Tidak adanya pembuatan laporan setiap akhir bulan sehingga pihak manajemen tidak
memiliki informasi secara pasti mengenai angka penjualan dan penerimaan kas.
5. Keputusan-keputusan yang diambil terkadang tidak matang dan tidak profesional
karena tidak adanya laporan kegiatan operasional perusahaan, terutama penjualan
dan penerimaan kas.
3.8 Analisa Kebutuhan Manajemen
Dari permasalahan yang dihadapi, maka dapat dirumuskan mengenai kebutuhan
manajemen sebagai berikut:
1. Manajemen membutuhkan sistem informasi penjualan dan penerimaan kas yang
akan digunakan oleh bagian penjualan, bagian keuangan, dan bagian gudang.
2. Manajemen membutuhkan output berupa laporan penjualan dan laporan penerimaan
kas. Laporan penjualan mencakup laporan mengenai produk yang paling diminati,
laporan mengenai customer yang paling sering melakukan transaksi pembelian,
laporan mengenai consignee yang mampu melakukan penjualan terbanyak, dan
laporan transaksional penjualan. Laporan penerimaan kas mencakup laporan
mengenai status pembayaran invoice, laporan keterlambatan pembayaran, dan
laporan transaksional penerimaan kas.
69
3. Manajemen membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai untuk melakukan
peramalan penjualan sehingga dapat merencanakan tindakan-tindakan apa yang
perlu dilakukan untuk menghadapi masa yang akan datang.
3.9 Usulan Pemecahan Masalah
Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Genta Mitra Perkasa yang telah
disebutkan diatas, maka penulis mengajukan beberapa usulan yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut :
1. Membangun sebuah sistem informasi penjualan dan penerimaan kas yang
terintegrasi sehingga pada saat akan melakukan transaksi, satu bagian hanya perlu
mengakses ke sistem untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sistem ini juga
nantinya akan menghasilkan laporan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Menyediakan database untuk menampung data-data perusahaan, yakni data
mengenai customer, consignee, produk-produk perusahaan, dan transaksi-transaksi
yang dilakukan.
3. Menyediakan software yang mendukung kegiatan peramalan penjualan.
3.10 System Definition yang Diusulkan
Penjualan lokal
Customer yang ingin melakukan pemesanan produk dapat menghubungi
perusahaan melalui telepon, fax, e-mail, atau dengan datang langsung ke kantor
perusahaan. Customer akan dilayani secara langsung oleh bagian penjualan perusahaan.
Bagian penjualan akan menanyakan identitas customer. Jika customer tersebut belum
pernah mendaftar sebelumnya, bagian penjualan akan melayani pendaftaran customer
70
tersebut. Setelah terdaftar, bagian penjualan akan membuat Sales Order (SO) sebanyak
dua rangkap atas pemesanan (PO) customer tersebut. Di dalam SO tersebut akan
dicantumkan juga besarnya Down Payment (DP) yang telah dibayar oleh customer. SO
rangkap satu diberikan kepada customer dan SO rangkap dua beserta jumlah DP akan
diserahkan ke bagian keuangan.
Kemudian, bagian penjualan akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) ke
bagian produksi. Di dalam SPK akan tercantum tanggal dimana kegiatan produksi telah
selesai dilakukan dan produk harus dikirimkan kepada customer.
Bagian produksi akan mulai membuat produk yang tercantum dalam SPK,
mengirimkan produk dan membuat surat jalan rangkap dua atas SO yang ada. Surat jalan
rangkap satu diberikan kepada customer dan rangkap dua untuk diarsip oleh bagian
produksi. Jika produk yang dikirim telah sampai di tangan customer, bagian produksi
akan mengabarkannya kepada bagian penjualan melalui telepon.
Apabila terdapat kerusakan atas produk yang dikirimkan, customer dapat
melakukan retur produk (pengembalian produk). Produk yang diretur tersebut akan
diterima oleh bagian penjualan. Bagian ini akan mengecek produk yang dikembalikan
dengan SO yang telah dibuat. Jika sama, bagian ini akan mencatat retur produk. Produk
yang diretur akan diolah kembali oleh bagian produksi untuk diolah menjadi produk
baru. Bagian produksi akan mengirimkan kembali produk perbaikan atas retur yang
dilakukan customer dan bagian penjualan membuat surat returback.
Bagian keuangan akan membuat invoice (faktur penagihan) berdasarkan SO.
Invoice akan dikirimkan kepada customer melalui fax. Jika customer telah melakukan
pembayaran, customer wajib mengirimkan bukti tanda transfer kepada perusahaan
melalui fax. Bukti tanda transfer itu akan dicatat sebagai perusahaan sebagai
71
pembayaran. Pembayaran transfer yang dilakukan customer akan diterima oleh bagian
keuangan.
Setiap bulannya, bagian penjualan dan bagian keuangan akan membuat laporan
yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing kepada manajer penjualan dan
manajer keuangan.
Penjualan konsinyasi
Perusahaan akan mencari toko-toko yang bersedia untuk menjadi consignee.
Setelah menemukan toko yang dirasa cocok, bagian penjualan perusahaan akan meminta
sekretaris untuk mengirimkan katalog produk ke toko-toko tersebut. Jika toko tersebut
tertarik, maka akan dilakukan kegiatan tawar-menawar mengenai jumlah komisi yang
akan diperoleh toko tersebut atas penjualan produk yang terjadi. Setelah mencapai
kesepakatan mengenai jumlah komisi, jenis dan jumlah produk yang dititipkan, dan
lamanya waktu penitipan, maka bagian penjualan akan membuat Surat Titip Konsinyasi
sebanyak dua rangkap. Rangkap satu untuk consignee dan rangkap dua untuk bagian
gudang. (Sebelum membuat Surat Titip Konsinyasi, bagian penjualan terlebih dahulu
akan menanyakan ketersediaan produk kepada bagian gudang)
Bagian gudang akan mengirimkan produk tersebut kepada consignee dan
membuat surat jalan sebanyak dua rangkap. Rangkap satu diberikan kepada consignee
dan rangkap dua untuk diarsip oleh bagian gudang.
Jika waktu kesepakatan mengenai lamanya penitipan konsinyasi telah habis,
maka consignee wajib membuat laporan mengenai penjualan yang terjadi. Bagian
penjualan akan menerima laporan ini dan mencatatnya sebagai SO.
Bagian keuangan akan membuat invoice dari SO konsinyasi tersebut. Jika
consignee telah melakukan pembayaran, consignee wajib mengirim bukti transfer yang
72
telah dilakukan melalui fax yang akan diterima oleh bagian keuangan. Bagian keuangan
akan mencocokkan bukti transfer tersebut dengan invoice, lalu mencatatnya sebagai
pembayaran.
Apabila tidak semua produk yang dititipkan laku terjual, maka begitu waktu
penitipan telah selesai, consignee dapat meretur produk-produk yang tidak terjual.
Bagian penjualan akan menerima dan mencatat retur konsinyasi ini. Setiap akhir
minggu, bagian gudang akan mengecek ketersediaan produk di gudang. Jika persedian
produk telah menipis, bagian gudang membuat Surat Permintaan Produksi (SPP) kepada
bagian penjualan. Bagian penjualan akan meneliti SPP tersebut. Jika SPP disetujui,
Bagian penjualan akan segera membuat SPK ke bagian produksi. Bagian produksi akan
mulai mengerjakan dan melakukan pengiriman produk begitu proses produksi selesai.
Produk akan diterima oleh bagian gudang lalu dimasukkan ke dalam gudang. Bagian
gudang akan membuat surat produk masuk.
Setiap bulannya, bagian penjualan dan bagian keuangan akan membuat laporan
yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing kepada manajer penjualan dan
manajer keuangan.
Penjualan Ekspor
Bagian penjualan perusahaan, sebagai pihak eksportir, akan memberikan
penawaran atau quotation kepada customer luar negeri yang dianggap potensial.
Penawaran dapat melalui e-mail. Penawaran itu sendiri berisi mengenai spesifikasi
produk yang dijual oleh perusahaan, mulai dari spesifikasi produk, harga, sistem
pembayaran, jenis pengiriman, dan juga jumlah minimum pemesanan. Jika customer
merespon dengan baik semua syarat dan kondisi yang diajukan, maka customer dapat
mulai memesan produk-produk yang diinginkannya. Bagian penjualan akan mencatatnya
73
sebagai SO sebanyak dua rangkap. Rangkap satu ditujukan kepada customer dan
rangkap dua untuk bagian keuangan.
Customer akan membuka L/C melalui opening bank yang ditujukan kepada
perusahaan. Opening bank tersebut akan meneruskan L/C kepada advising bank pilihan
perusahaan. Advising bank inilah yang akan meneruskan L/C kepada perusahaan. Bagian
penjualan lalu akan membuat SPK berdasarkan SO untuk membuat produk-produk yang
akan diekspor.
Bagian produksi akan mulai membuat produk yang tercantum dalam SPK. Jika
kegiatan produksi telah selesai, bagian produksi akan menghubungi agen pengangkutan
pelabuhan untuk mengirimkan produk-produk ekspor dan menerima dokumen Bill of
Lading dari petugas agen pengangkutan tersebut. Bill of Lading tersebut akan diberikan
ke bagian penjualan. Kemudian, bagian penjualan akan mulai menyiapkan dokumen-
dokumen yang telah dinyatakan atau dipersyaratkan dalam L/C. Jika semua dokumen
telah lengkap, bagian penjualan akan memberikan semua dokumen tersebut kepada
bagian keuangan.
Bagian keuangan akan segera memasukkan dokumen tersebut ke advising bank
untuk menerima pembayaran dari ekspor yang dilakukan. Pada penjualan ekspor,
perusahaan sangat menghindari terjadinya retur dari customer.
Setiap bulannya, bagian penjualan dan bagian keuangan akan membuat laporan
yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing kepada manajer penjualan dan
manajer keuangan.
74
3.11 Rich Picture Sistem Yang Diusulkan
Penjualan Lokal
Gambar 3.6 Rich Picture Sistem Penjualan Lokal yang Diusulkan
75
Penjualan Konsinyasi
Gambar 3.7 Rich Picture Sistem Penjualan Konsinyasi yang Diusulkan
76
Penjualan Ekspor
Gambar 3.8 Rich Picture Sistem Penjualan Ekspor yang Diusulkan
3.12 FACTOR Criteria
Suatu sistem terkomputerisasi yang dapat mendukung kegiatan operasional
penjualan dan penerimaan kas sehari-hari, khususnya penjualan lokal, penjualan
konsinyasi, penjualan ekspor, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee,
penagihan, dan pembayaran. Sistem akan menangani masalah penjualan, customer,
consignee, importir, dan keuangan perusahaan. Sistem terutama harus dapat
menghasilkan informasi yang cepat dan tepat dari data-data yang di-input sehingga dapat
77
membantu pihak yang membutuhkan. Sistem ini akan diimplementasikan pada 3 (tiga)
buah PC (Personal Computer) yang terhubung dalam jaringan LAN (Local Area
Network) dan digunakan oleh user sistem – 1 orang bagian penjualan, 1 orang bagian
keuangan, dan 1 orang bagian gudang. Sistem ini juga membutuhkan 3 buah printer
untuk mencetak berbagai surat dan laporan yang dibutuhkan.
Tabel 3.3 FACTOR Criteria
Functionality Mendukung kegiatan operasional penjualan dan penerimaan kas, khususnya penjualan lokal, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee, penagihan piutang, dan pembayaran tagihan piutang
Application Domain
Seorang direktur divisional yang bertanggung jawab dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan sistem, yaitu penjualan, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee, penagihan piutang, dan pembayaran tagihan piutang
Conditions Sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk menangani aktivitas penjualan, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee, penagihan piutang, dan pembayaran tagihan piutang
Technology 3 (tiga) buah PC yang terhubung dengan LAN dan dilengkapi dengan 3 (tiga) buah printer
Objects Customer, consignee, SO, invoice, bukti pembayaran Responsibility Menghasilkan suatu sistem informasi yang cepat dan tepat bagi pihak
yang membutuhkan serta dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada aktivitas penjualan, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee, penagihan piutang, dan pembayaran tagihan piutang
3.13 Problem Domain
Sistem mempunyai sasaran dan bertujuan untuk mengelola informasi tentang
aktivitas penjualan dan penerimaan kas, yaitu penjualan lokal, penjualan konsinyasi,
penjualan ekspor, retur penjualan, pengelolaan data customer dan consignee, penagihan
piutang, dan pembayaran tagihan piutang. Pengelolaan penjualan bertanggung jawab
untuk memenuhi pesanan dari customer, consignee, dan importir. Sementara
78
pengelolaan penerimaan kas bertanggung jawab untuk mengurus penagihan piutang dan
menerima pembayaran atas tagihan tersebut.
3.14 Problem Domain Analysis
3.14.1 Classes
Class Candidate dan class dari system definition adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Class Candidate dan Class
Class Candidate Class
- Customer
- Pemesanan
- Produk
- Perusahaan
- Telepon
- Fax
- Bagian Penjualan
- Pendaftaran
- Sales Order (SO)
- Down Payment (DP)
- Bagian Keuangan
- Surat Perintah Kerja (SPK)
- Bagian Produksi
- Bagian Gudang
- Customer
- Produk
- Sales Order (SO)
- Surat Perintah Kerja (SPK)
- Invoice
- Pembayaran
- Retur
- Returback
- Consignee
- Surat titip konsinyasi
- Surat Permintaan Produksi (SPP)
- Surat Produk Masuk (SPM)
- Quotation
79
- Surat jalan
- Petugas jasa pengangkutan
- Invoice
- Pembayaran
- Bukti tanda transfer
- Sekretaris
- Retur
- Returback
- Laporan
- Direktur
- Toko
- Consignee
- Katalog
- Komisi
- Surat titip konsinyasi
- Surat Permintaan Produksi (SPP)
- Laporan penjualan konsinyasi
- Persediaan
- Surat Produk Masuk (SPM)
- Quotation
- Opening bank
- Closing bank
- Bill of Lading
80
- Dokumen
Beberapa Class Candidate di atas yang akan menjadi class akan dijelaskan
berikut ini:
Customer: Berisi informasi tentang semua customer perusahaan
Produk: Berisi informasi mengenai produk-produk yang dijual oleh perusahaan
Sales Order (SO): Berisi informasi mengenai penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
Surat Perintah Kerja (SPK): Berisi informasi mengenai produk-produk yang harus
dikerjakan oleh bagian produksi
Invoice: Berisi informasi tentang jumlah tagihan yang harus dibayar oleh customer
Pembayaran: Berisi informasi mengenai transaksi pembayaran yang dilakukan oleh
customer
Retur: Berisi informasi mengenai produk-produk yang dikembalikan oleh customer atau
consignee karena produk-produk tersebut mengalami kerusakan
Returback: Berisi informasi mengenai produk-produk baru untuk menggantikan produk
yang diretur
Consignee: Berisi informasi tentang semua consignee perusahaan
Surat titip konsinyasi: Berisi informasi tentang produk-produk yang dititipkan kepada
consignee
Surat Permintaan Produksi (SPP): Berisi informasi mengenai produk-produk yang
perlu diproduksi karena jumlah persediaannya sudah terbatas
Surat Produk Masuk (SPM): Berisi informasi mengenai produk-produk yang telah
diproduksi dan akan dimasukkan ke gudang.
Quotation: Berisi informasi penawaran produk kepada customer luar negeri
81
3.14.2 Events
Event Candidate dan event dari system definition yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.5 Event Candidate dan Event
Event Candidate Event
- Memesan
- Menghubungi
- Datang ke perusahaan
- Dilayani
- Menanyakan
- Mendaftar customer
- Mendaftar produk
- Mendaftar consignee
- Membuat SO / memesan produk
- Dicantumkan
- Dibayar
- Membuat SPK / memproduksi produk
- Dibuat rangkap
- Mengirim
- Membuat Invoice / menagih SO
- Membayar invoice
- Diteruskan
- Diretur / mengembalikan produk
- Mendaftar customer
- Mendaftar produk
- Mendaftar consignee
- Membuat SO / memesan produk
- Membuat SPK / memproduksi produk
- Membuat Invoice / menagih SO
- Membayar invoice
- Diretur / mengembalikan produk
pesanan
- Mengirim kembali produk
- Menitipkan produk
- Meminta konsinyasi
- Membuat SO Konsinyasi / menjual
produk untuk konsinyasi
- Mengembalikan sisa produk
konsinyasi
- Membuat SPP / meminta produksi
produk
82
pesanan
- Diolah
- Mengirim kembali produk
- Mencari toko
- Bersedia
- Menitipkan produk
- Meminta konsinyasi
- Membuat SO Konsinyasi / menjual
produk untuk konsinyasi
- Mengembalikan sisa produk
konsinyasi
- Mengecek produk
- Menipis
- Membuat SPP / meminta produksi
produk
- Menawarkan produk ekspor
- Membuat SPM / menambah produk
- Menawarkan produk ekspor
- Membuat SPM / menambah produk
Beberapa Event Candidate tersebut dapat menjadi event, akan dijelaskan berikut
ini:
Mendaftar customer, produk, consignee: Event ini terjadi pada saat sebuah object
yang ada dalam suatu class didaftarkan ke dalam sistem
Memesan produk: Event ini terjadi pada saat customer meminta barang kepada
perusahaan
83
Memproduksi produk: Event ini terjadi pada saat perusahaan memerintahkan bagian
produksi untuk membuat produk melalui SPK
Menagih SO: Event ini terjadi pada saat bagian keuangan menagih jumlah yang harus
dibayar oleh customer atas SO yang ada
Membayar invoice: Event ini terjadi pada saat customer melunasi tagihan yang dikirim
oleh perusahaan
Mengembalikan produk pesanan: Event ini terjadi pada saat customer mengembalikan
produk perusahaan karena adanya kerusakan pada produk tersebut
Mengirim kembali produk: Event ini terjadi pada saat perusahaan mengirimkan
kembali produk baru untuk menggantikan produk yang diretur / dikembalikan oleh
customer
Menitipkan produk: Event ini terjadi pada saat perusahaan menitipkan produk kepada
consignee
Meminta konsinyasi: Event ini terjadi pada saat consignee melakukan permintaan
barang untuk penjualan konsinyasi
Menjual produk untuk konsinyasi: Event ini terjadi pada saat perusahaan membuat
SO Konsinyasi atas penjualan yang berhasil dilakukan oleh consignee
Mengembalikan sisa produk konsinyasi: Event ini terjadi pada saat consignee
mengembalikan produk-produk yang tidak terjual kepada perusahaan
Meminta produksi produk: Event ini terjadi pada saat bagian gudang ingin menambah
jumlah produk yang tersedia dalam gudang agar produk tersedia untuk penjualan
konsinyasi
Menawarkan produk ekspor: Event ini terjadi pada saat perusahaan mengirimkan
quotation kepada customer di luar negeri
84
Menambah produk: Event ini terjadi pada saat bagian gudang membuat SPM untuk
mencatat produk-produk yang dimasukkan ke gudang
Tabel 3.6 Event Table
men
daft
ar_c
usto
mer
men
daft
ar_p
rodu
k
men
daft
ar_c
onsi
gnee
mem
esan
_pro
duk
mem
prod
uksi
_pro
duk
men
agih
_SO
mem
baya
r_in
voic
e
men
gem
balik
an_p
rodu
k_pe
sana
n
men
giri
m_k
emba
li_pr
oduk
men
itipk
an_p
rodu
k
mem
inta
_kon
siny
asi
men
jual
_pro
duk_
untu
k_ko
nsin
yasi
men
gem
balik
an_s
isa_
prod
uk_k
onsi
nyas
i
mem
inta
_pro
duks
i_pr
oduk
men
awar
kan_
prod
uk_e
kspo
r
men
amba
h_pr
oduk
Customer + * * * * Produk + * * * * * SO_Ekspor + + + SO_Lokal + + + SO_Konsinyasi + + SPK + SPK_Konsinyasi + Invoice + + Pembayaran + ReturLokal + + ReturKonsinyasi + Returback + Consignee + * * * * TitipKonsinyasi + + + SPP + + SPM + Quotation * +
85
3.14.3 Structures
3.14.3.1 Generalization Structure
Gambar 3.9 Generaliasi SO
Gambar 3.10 Generalisasi Surat Perintah Kerja
Gambar 3.11 Generalisasi Retur
86
3.14.3.2 Cluster Structure
Gambar 3.12 Clusture Structure
87
3.14.3.3 Object Structure
Gambar 3.13 Class Diagram
88
3.14.4 Behavior
Berikut ini merupakan Behavior Pattern dari masing-masing class:
1. Class Customer
Gambar 3.14 Class dan Statechart Customer
2. Class Produk
Gambar 3.15 Class dan Statechart Produk
89
3. Class SO Ekspor
Gambar 3.16 Class dan Statechart SO Ekspor
4. Class SO Lokal
Gambar 3.17 Class dan Statechart SO Lokal
5. Class SO Konsinyasi
Gambar 3.18 Class dan Statechart SO Konsinyasi
90
6. Class SPK
Gambar 3.19 Class dan Statechart SPK
7. Class SPK Konsinyasi
Gambar 3.20 Class dan Statechart SPK Konsinyasi
8. Class Invoice
Gambar 3.21 Class dan Statechart Invoice
91
9. Class Pembayaran
Gambar 3.22 Class dan Statechart Pembayaran
10. Class Retur Lokal
Gambar 3.23 Class dan Statechart Retur Lokal
11. Class Retur Konsinyasi
Gambar 3.24 Class dan Statechart Retur Konsinyasi
92
12. Class Returback
Gambar 3.25 Class dan Statechart Returback
13. Class Consignee
Gambar 3.26 Class dan Statechart Consignee
14. Class Titip Konsinyasi
93
Gambar 3.27 Class dan Statechart Titip Konsinyasi
15. Class SPP
Gambar 3.28 Class dan Statechart SPP
16. Class SPM
Gambar 3.29 Class dan Statechart SPM
17. Class Quotation
94
Gambar 3.30 Class dan Statechart Quotation