jurnal genta mulia volume vii. nomor 2. juli-desember, hlm

21
Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (PGDL) UNTUK SISWA SD Irfandi 1) 1 Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, BBG Banda Aceh [email protected] Abstrak Riset ini mempunyai misi untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran gerak dasar lokomotor untuk siswa SD Kelas VI yang mendukung pembelajaran PAKEM (Produktif Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) pada sistem pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Dengan pelaksanaan uji coba dilakukan di SD Negeri 16 dan SD Negeri 19 di Kota Banda Aceh yang merupakan Sekolah Dasar yang berada di Kota Banda Aceh Provinsi Aceh. Penelitian ini merupakan model penelitian dan pengembangan (R & D) sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg and Gall, dengan melalui beberapa tahapan penting dalam pengembangan secara garis besar dibagi dalam tiga tahap pengembangan; 1. Tahap identifikasi dan analisis kebutuhan, 2. Tahap pengembangan design dan draft model, 3. Tahap pengujian (tinjauan ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan). Uji coba kelompok kecil dilakukan di SD Negeri 16 terhadap 15 orang siswa, sedangkan uji coba lapangan melibatkan 61 orang siswa dari dua sekolah yakni siswa SD Negeri 19 dan siswa SD. Data diakumulasikan melalui studi dokumentasi, kuesioner dan observasi serta tes dan non tes, yang dianalisis menggunakan deskriptif, kualiatif dan kuantitatif dan uji data dianalisis dengan menggunakan uji t-test. Pada dasarnya pengembangan model pembelajaran PGDL telah memenuhi kriteria syarat penerapan suatu model seperti: sintaksis (syntax), sistem sosial (social system), prinsip reaksi (principles of reaction), sistem pendukung (support system), serta dampak instruksional dan dampak pengiring (instructional and nurturant effects). Berdasarkan hasil uji efektivitas model, terbukti secara empiris bahwa hasil produk berupa model pembelajaran gerak dasar manipulatif untuk siswa Sekolah Dasar kelas VI memiliki efektivitas yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji-t pada tahap amatan ulangan terhadap pengembangan model pembelajaran gerak dasar lokomotor (PGDL) dengan indikator melempar, menangkap, menggelinding, menggiring, mengontrol dan menendang ke sasaran dalam bentuk permainan perorangan, berpasangan, beregu dan klasikal dengan level kebenaran yang menujukkan bahwa t- hitung pada kedua tes tersebut lebih besar dari t- tabel . Dengan kata lain, model pembelajaran gerak dasar lokomotor ini efektif untuk menunjang dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar terutama pada kelas VI. Kata kunci: pengembangan model, syntaks, pembelajaran gerak dasar lokomotor

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASARLOKOMOTOR (PGDL) UNTUK SISWA SD

Irfandi 1)

1 Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, BBG Banda [email protected]

AbstrakRiset ini mempunyai misi untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran gerak dasarlokomotor untuk siswa SD Kelas VI yang mendukung pembelajaran PAKEM (Produktif AktifKreatif Efektif dan Menyenangkan) pada sistem pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahragadan Kesehatan di sekolah. Dengan pelaksanaan uji coba dilakukan di SD Negeri 16 dan SDNegeri 19 di Kota Banda Aceh yang merupakan Sekolah Dasar yang berada di Kota BandaAceh Provinsi Aceh. Penelitian ini merupakan model penelitian dan pengembangan (R & D)sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg and Gall, dengan melalui beberapa tahapanpenting dalam pengembangan secara garis besar dibagi dalam tiga tahap pengembangan; 1.Tahap identifikasi dan analisis kebutuhan, 2. Tahap pengembangan design dan draft model,3. Tahap pengujian (tinjauan ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan). Uji cobakelompok kecil dilakukan di SD Negeri 16 terhadap 15 orang siswa, sedangkan uji cobalapangan melibatkan 61 orang siswa dari dua sekolah yakni siswa SD Negeri 19 dan siswaSD. Data diakumulasikan melalui studi dokumentasi, kuesioner dan observasi serta tes dannon tes, yang dianalisis menggunakan deskriptif, kualiatif dan kuantitatif dan uji datadianalisis dengan menggunakan uji t-test. Pada dasarnya pengembangan modelpembelajaran PGDL telah memenuhi kriteria syarat penerapan suatu model seperti:sintaksis (syntax), sistem sosial (social system), prinsip reaksi (principles of reaction), sistempendukung (support system), serta dampak instruksional dan dampak pengiring(instructional and nurturant effects). Berdasarkan hasil uji efektivitas model, terbukti secaraempiris bahwa hasil produk berupa model pembelajaran gerak dasar manipulatif untuksiswa Sekolah Dasar kelas VI memiliki efektivitas yang sangat baik. Hal ini ditunjukkandengan hasil uji-t pada tahap amatan ulangan terhadap pengembangan model pembelajarangerak dasar lokomotor (PGDL) dengan indikator melempar, menangkap, menggelinding,menggiring, mengontrol dan menendang ke sasaran dalam bentuk permainan perorangan,berpasangan, beregu dan klasikal dengan level kebenaran yang menujukkan bahwa t-hitung

pada kedua tes tersebut lebih besar dari t-tabel. Dengan kata lain, model pembelajaran gerakdasar lokomotor ini efektif untuk menunjang dalam pembelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar terutama pada kelas VI.Kata kunci: pengembangan model, syntaks, pembelajaran gerak dasar lokomotor

Page 2: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

2

1.PENDAHULUAN

Pada tahap pendahuluan inimengingat betapa pentingnyapendidikan, maka pendidikan telahdiupayakan dalam berbagai bentuk danjenjang. Dimana salah satu bentuksatuan pendidikan pada jenjangpendidikan yang paling fundamentaladalah pendidikan dasar, dalam hal inipada wadah Sekolah Dasar.Keberadaan Sekolah Dasar sangatmenentukan bagi pengembangansumber daya manusia, sebab mulaipendidikan di Sekolah Dasar seseorangdikembangkan untuk menguasaiberbagai kompetensi dasar sebagaibekal bagi dirinya untuk berkembanglebih lanjut pada masa yang akandatang. Keberhasilan mengikutipendidikan di Sekolah Dasar sangatmenentukan keberhasilan pendidikanpada jenjang yang lebih tinggiberikutnya.

Tujuan pengembangan sikap,karakter dan kemampuan sertamemberikan pengetahuan danketerampilan dasar yang telahmenempatkan pendidikan di SekolahDasar menjadi amat strategis sehinggapenyelenggaraannya harus dilakukansecara baik pula. Telaah yang seksamatentang upaya menuju ke arahpeningkatan mutu pendidikan SekolahDasar pada saat ini dipandang sesuatuhal yang sangat tepat dan relevan jikadikaitkan dengan beberapapertimbangan berikut ini :

Permasalahan-permasalahanpendidikan yang paling sering ditemuidilapangan adalah hal-hal yang bersifatklasik seperti gedung sekolah dan

sarana prasana yang tidak memenuhisyarat, tingkat profesional dankekurangan guru, kebijakanpemerintah yang tidak memihakkepada dunia pendidikan dan dayaserap serta motivasi belajar siswa.Sistim pendidikan yang desentralisasitelah membuat aktifitas pendidikan ditingkat daerah tidak efektif, sepertiperubahan kurikulum yang terkesantidak ada perencanaan awal denganpeninjaun kelayakan pada daerah-daerah yang jauh dari perkotaan sertatidak diadakan evaluasi maupun revisiterhadap kebijakan yang kurang tepattersebut.

Seperti halnya Kurikulum KBKtahun 2004 yang baru dimulaipelaksanaannya bahkan ada beberapadaerah yang baru mulai memberikanpembekalan KBK (KurikulumBerbasis Kompetensi) tersebut kepadapara guru artinya belumdiimplementasikan di lapangan, tiba-tiba secara mendadak terjadiperubahan kurikulum kembali, yaknikurikulum KTSP (Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan) tahun 2006 yangdianggap merupakan penyempurnaandari kurikulum KBK. Namun padakenyataan selanjutnya bagi daerahyang telah mulai melaksanakankurikulm KTSP tersebut jugamengalami berbagai permasalahan-permasalahan yang mendasar, berupatidak tersedianya perangkat lunakmaupun perangkat keras untukmendukung keaktifan siswa sepertitidak tersedianya buku yang lengkap,tidak terdapatnya perangkat elektronikbaik di sekolah maupun di rumahsiswa, bahkan sebagaian desa tidak

Page 3: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

3

terjangkau listrik yang berarti tidakadanya saluran televisi ke desatersebut, sementara tuntutan kurikulumKTSP tersebut siswa mencari bahansebanyak-banyaknya melaluiperangkat media telivisi, internet, radioserta sumber-sumber yang lainnyaseperti koran maupun majalah, ataubelajar melalui CD maupun taperecorder memamfaatkan buku-bukuyang ada di luar atau di dalamperpustakaan.

Dalam hal ini banyak guruterkesan dengan terpaksa mengabaikankondisi siswa, yang seharusnya guruharus lebih memahami tuntutan yangdibutuhkan siswa, menggali danmengembangkan minat, bakat,kemampuan kecerdasan siswa yangmerupakan potensi yang harus terusditingkatkan. Bahkan prosesperubahan kurikulum tidak diikutidengan kreatifitas guru untukmenyahuti serta menginflementasikankurikulum tersebut kepada siswa,sehingga pada kenyataanya sekalipunkurikulm berubah-ubah akan tetapiproses pembelajaran di kelas masihterlihat jalan ditempat atau masihmenggunakan sistem-sistem ataumodel pembalajaran pola yang lama.Ironis memang karena kurikulum padaperinsipnya hanya lebih layakdigunakan di Pusat maupun disekolah-sekolah perkotaan yang telahdidukung oleh kelengkapan saranaprasana pendidikan baik perangkatkeras maupun perangkat lunak yangsecara langsung mapun tidak langsungakan dapat mendukung kratifitas siswadalam belajar.

Dari kurikulum yang tidakmampu menjabarkan kebutuhanmasyarakat sebagai user sehingga

lulusan suatu lembaga yangseharusnya menjadi new comer dandidambakan oleh masyarakat sebagaipembawa perubahan danpembaharuan, malah menjadi bebanmasyarakat menjadi atau sebagaipenambah jumlah angka penganggurandan dianggap sebagai virus yangmembuat penyakit masyarakatsemakin parah, ia tidak mampumenciptakan lapangan pekerjaan,tetapi ia adalah penambah jumlahangka pencari kerja, dengan demikianpendidikan dianggap hanya bias untukmenjawab trend suatu zaman bukansesuatu yang kristis untuk merubahdan menjawab tantangan zaman.

Gerakan multilateral adalahsejumlah bentuk dari keseluruhangerak dasar manusia seperti ; geraklokomotor atau gerakan berpindahtempat yakni berjalan, melompat,menyelinap, merayap berguling,selanjutnya gerak non lokomotoradalah gerakan yang tanpa berpindahtempat tetapi menggerakkankemampuan kelentukan sendi kesegala arah seperti meliukkan badan,memutar bahu, mengangkat kaki,melakukan gerakan keseimbangandengan berbagai bentuk gerakankelentukan dan selanjutnya gerakmanipulatif adalah segala bentukgerakan yang menggunakan berbagaialat seperti menendang bola, melemparbenda dan dalam bentuk permainandengan alat lainnya. Pembangunanfisik multilateral fisik: Olahragapembangunan fisik yang spesifik, ataugeneral fitness seperti yang juga kitakenal, memberikan latihan dasar untuksukses dalam semua olahraga. Jenissasaran pembangunan peningkatankemampuan biomotor dasar, seperti

Page 4: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

4

daya tahan, kekuatan, kecepatan,fleksibilitas dan koordinasi. Atlet yangmengmbangkan dasar yang kuat akandapat mentoleransi lebih baikkegiatan-kegiatan latihan olahragaspesifik dan pada akhirnya memilikipotensi yang lebih besar untukpengembangan atlet. (Bompa Tudor O.dan G. Gregory Haff,1999: 3 )

Kesemua gerakan tersebutharus diterapkan dalam proses belajarmengajar matapelajaran PendidikanJasmani, Olahraga dan Kesehatan dikelas VI dan hal ini sesuai dengankurikulum, guru berusaha agarsejumlah aktivitas belajar dapatberlangsung dengan suasana yangmenyenangkan dan nyaman bagisiswa, sehingga siswa tidak merasabosan dalam berolahraga yang dapatberdampak lebih banyak siswamenempatkan dirinya sebagaipenonton dari pada ikut terlibat secaraaktif. Seharusnya guru membangunkondisi dimana seluruh anak terlibataktif mengembangkan petensi fisiknyadalam suasana yang menyenangkan,saling menghargai, saling mendukung,bekerja sama, toleransi, disiplin dansportif untuk menggali dan melakukanpengalaman gerak seluas-luasnyauntuk membina potensi motorikmereka kelak. Maka beberapa aktivitasyang seringkali diberikan dalam suatuprogram pendidikan jasmani adalah:aktivitas lokomotor, mengontrolobyek, kesegaran jasmani, aktivitassosial, “body management”,permainan, dan keterampilan olahraga.(Adang Suherman dan Hadi Sartono2008: 4).

Kesenjangan yang terjadidimana pada prinsipnya akibat dariperubahan bentuk atau model

mengajar dengan pola tematik-terpadu,telah membuat guru kehilangan polamengajar yang sesungguhnya,hal iniberdasarkan pada apa yang telahdisampaikanm oleh para guru kepadapenulis, bahwa mereka sungguh tidakmemahami bagaimana pelaksanaanpembelajaran Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan yang mampumengembangkan gerak dasar siswabagi peserta didiknya, yang merekafahami adalah aktifitas PendidikanJasmani, Olahraga dan Kesehatan disekolah dasar yaitu jauh kepadabentuk-bentuk yang kecenderungannyakepada bentuk olahraga berlombadalam aktivitas bermain, sepertimengadu kecepatan dan mengadukekuatan seperti lari cepat dalam jarakyang dekat dan tarik tambang.

Kemudian yang terjadi dilapangan adalah tidak ada suatu bentukproses pembelajaran yang mengarahkepada bentuk permainan-permainanyang sesuai dengan perkembangangerak anak usia kelas VI, seperti harusmempertimbangkan aspek-aspekkeselamatan, kenyamanan, adanyabentuk kerja sama, memupuk rasasaling menghargai salingmembutuhkan, sikap ingin tau yangtinggi, terdorong ingin tampil dalamsetiap aktivitas, artinya ia bermamfaatbagi teman-temannya. Jadi sangat disayangkan bahwa saat ini prosespembelajaran di Sekolah Dasar kelasVI jauh kepada bentuk-bentuk yangpenulis anggap tidak sesuai bagiperkembangan dan pertumbuhanpsikologis anak.

Berdasarkan sejumlahpembahasan sebagaimana yang telahkemukakan di atas yang merupakansebuah kesenjangan dalam proses

Page 5: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

5

pembelajaran terutama matapelajaranPendidikan Jasmani, Olahraga danKesehatan di Sekolah Dasar kelas VI,maka perlu kiranya dikembangkansuatu konstruk belajar yang standar,sehingga nantinya mampu dipadukanoleh guru kelas dalam pembelajarantematis terpadu untuk PerancanganSkenario Pembelajaran yang akandilaksanakan. Selanjutnya berdasarkanpengamatan penulis pada kurikulumuntuk matapelajaran PendidikanJasmani, Olahraga dan Kesehatanbelum ada dijabarkan secara detailtentang bentuk-bentuk atau modelpembelajaran dalam KompetensiDasarnya untuk gerak dasar terutamagerak dasar lokomotor, oleh karena itupenulis akan mengembangkan suatumodel Pembelajaran Gerak DasarLokomotor (PGDL) pada SekolahDasar kelas VI, dimana peneliti jugaakan mengamati tingkat aktivitas siswadan kemauan berolahraga sertadampak dari kegiatan tersebut biladikaitkan dengan aspek mental dansosial, seperti rasa gembira, salingmenghargai serta sikap dalammengambil tindakan atau keputusan,maupun sikap serta berperilaku yangdiharapkan.

PermasalahanBerdasarkan latar belakang

masalah dan fokus penelitiansebagaimana yang telah ditemukandiatas, maka perumusan masalah yangmendasar dalam penelitian ini adalah :(1) Bagaimanakah bentuk-bentukmodel pembelajaran gerak dasarlokomotor yang menyenangkan di SDkelas VI. (2) Bagaimana bentuk-bentuk permainan yang mampu

mencakup dan mengkondisikanpenerapan model pembelajaran gerakdasar lokomotor di SD kelas VI. (3)Bagaimana implementasi modelpembelajaran gerak dasar yang diujicobakan pada siswa SD kelas VIuntuk mendukung model pembelajaranyang diterapkan di sekolah dasar kelasV.

Kegunaan atau manfaat hasildari penelitian ini nantinya diharapkanakan berdampak positif dan bergunaterhadap hal-hal sebagai berikut: (1)Untuk meningkatkan peran serta siswadalam setiap kegiatan proses belajarmengajar matapelajaran PendidikanJasmani, Olahraga dan Kesehatan diSD terutama di Kelas VI. (2) Menjadipedoman bagi guru PendidikanJasmani Olahraga dan Kesehatandalam melaksanakan pembelajaranPendidikan Jasmani, Olahraga danKesehatan pada indikator kompetensiinti pembelajaran gerak dasarlokomotor di SD Kelas VI sesuaidengan pembelajaran tematik disekolah. (3) Memperluas khazanahilmu pengetahuan Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan yangberkaitan dengan model pembelajarangerak dasar di sekolah. (4) Sebagaibahan perbandingan bagi guruPendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan terutama dalammenentukan berbagai alternatif-alternatif model pembelajaranPendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan yang sesuai di SD Kelas VIuntuk keperluan berbagai modelaktivitas belajar yang berkaitan denganpembelajaran Kompetensi inti gerakdasar. (5) Sebagai bentuk sumbanganbuah pikiran untuk kepentingan danperkembangan ilmu keolahragaan di

Page 6: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

6

masa-masa yang akan datang, sertaberguna bagi penelitian-penelitiansejenis berikutnya dalam skala yanglebih luas, khususnya penelitian yangterkait dengan pengembangan modelpembelajaran gerak dasar lokomotorpada siswa SD kelas VI.

Kajian TeoretikKonsep Pengembangan Model

Model – Model PenelitianPengembangan

Untuk dapat menghasilkanproduk tertentu digunakan penelitianyang bersifat analisis kebutuhan danuntuk menguji keefektifan produktersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukanpenelitian untuk menguji keefektifanproduk tersebut. Jadi penelitian danpengembangan bersifat longitudinal(bertahap dan juga bisa multy years).Penelitian Hibah Bersaing, adalahpenelitian yang menghasilkan suatujenis produk, sehingga metode yangdigunakan adalah metode penelitiandan pengembangan. Pada penelitianpengembangan model atau produkharus mengikuti berbagai langkahyang ditempuh hal ini bertujuan agarhasil produk yang diciptakan benar-benanr mampu menjadi sesuai yanginiovatif dalam dunia pendidikan dandapat dipakai oleh semua instansi-instansi terkait serta hasilnya dapatdipertanggung jawabkan secara nyata,dalam hal ini seperti yangdikemukakan atau disusun olehbeberapa ahli penelitianpengembangan yakni sebagai berikut:

a. Model Pengembangan James TBotis

Dikutip dari berbagai sumber,menjelaskan mengenai definisi R & Dada yang berjangka panjang sepertiyang ditunjukkan James T. Bontisdalam “ Long Range Energy R & D: AMethodology for ProgramDevelopment and Evaluation.” Secararingkas tahapannya dapat dijelaskansecara rinci pada gambar 2.3. berikutini.

Beragam tahapan dan proses R& D dari bermacam bidang telahdijelaskan. Yang terlihat dengansangat jelas adalah tahapan dan prosesR&D tidak tunggal dan seragam. Adayang sederhana, terdapat pula yangkompleks. Ada yang linier, siklis, dangabungan keduanya. Para penelitibebas memilih sesuai dengan tujuandan bidang masing-masing. Tentu sajayang hendak mengembangkanprosudur kerja yang baru, akanmemilih tahapan dan proses yang tidaksama dengan yang inginmengembangkan model pembelajaranmemanfaatkan internet. (…) Meskiada perbedaan dalam tahapan danproses, pada intinya terdapat sejumlahkesamaan seperti yang dikemukakandalam contoh-contoh di atas.

b. Model Pengembangan 4-DModels

Model pengembangan 4-D (FourD models) merupakan suatu jenismodel pengembangan perangkatpembelajaran. Model inidikembangkan oleh S. Thagarajan,Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.Semmel. Model pengembangan 4Dterdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1)

Page 7: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

7

Defme (Pembatasan); (2) Design(Perancangan); (3) Develop(Pengembangan); dan Disseminate(penyebaran), atau diadaptasi Model4-P, yaitu Pendefinisian,Perancangan, Pengembangan danPenyebaran (…). ( Trianto, 2007, 61-66 ).

c. Model Penelitian PengembanganVersi Borg and Gall

Menurut Borg dan Gall langkah-langkah siklus pengembangan modeladalah sebagai berikut :1. Meneliti dan mengumpulkan

sejumlah data informasi (literatur,pengematan kelas, persiapanlaporan tentang pokok persoalan).

2. Perencanaan (pembatasanpersoalan, perumusan tujuan, urutanpenyajian, uji coba dengan skalakecil).

3. Penyiapan produk awal (penyiapanmateri, buku pegangan danperlengkapan evaluasi).

4. Uji lapangan pendahuluan5. Revisi produk utama (sesuai dengan

saran pada hasil uji lapangan padapendahuluan).

6. Uji lapangan utama (Melibatkansubjek yang lebih luas (5-15)sekolah).

7. Revisi produk operasional (darisaran uji lapangan utama).

8. Uji lapangan oprasional (dilakukanpada 10-13 sekolah), datawawancara, observasi dankuessioner dikumpulkan dan dianalisis.

9. Revisi produk akhir (dari saran ujilapangan oprasional ).

10. Desiminasi dan implementasiproduk.

B. Konsep Model PengembanganPembelajaran Gerak DasarLokomotor (PGDL)

Pengembangan modelpembelajaran gerak dasar lokomotordilakukan dengan bertujuan untuklebih meningkatkan tingkat efesiensidan efektifnya suatu proses belajarmengajar di sekolah. Suatu pemikirankonstruktif menyatakan bahwa belajarbukanlah sekedar mengingat untukmemahami dan menerima ilmupengetahuan, mereka harus bekerjauntuk memecahkan masalah, mencaridan menemukan sesuatu bagi dirinyadan selalu berusaha menganalisa danmenemukan ide-ide kreatif. Perananguru bukan hanya menuangkansejumlah informasi ke benak siswa,tetapi mengusahakan bagaimanakonsep-konsep penting yang sangatberguna tertanam kuat dalam benakatau ingatan siswa.

1. Kosep-konsep Teori Belajara. Teori belajar asosiasi dan

insightSebuah model pembelajaran

dibangun senantiasa berdasar kepadaberbagai toeri, seringkali kekeliruanterjadi jika menganggap bahwa segalamacam model pembelajaran yangdikembangkan dapat didasarkan hanyapada satu teori tertentu. Tiap teoritentu mempunyai konsep dasar yangjelas, ada teori belajar didasarkan atasasosiasi dan ada juga didasarkan atasinsight. Setiap teori memberipenjelasan tentang aspek belajartertentu dan tidak sesuai dengan segalabentuk belajar.

Beberapa tokoh yangmengembangkan teori asosiasi adalah :

Page 8: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

8

Thorndike, mempelajari asosiasi padabinatang. Pavlov mengadakaneksperimen mengenali reflex,Ebbinghaus mempelajari ingatanverbal, Kohler mempelajari carabinatang memecahkan masalah. Aliranbelajar yang sering dipertentangkandengan teori belajar asosiasi adalahbelajar dengan “insight”. Teori inididasarkan pada psikologi Gestalt .Tokoh-tokoh dalam belajar teoriinsight adalah: Max Wetheimer,Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.Teori ini beranggapan bahwa belajarterjadi bila seseorang yang mendapatinsight dalam situasi yang problematikatau secara tiba-tiba menemukanreorganisasi baru antar unsur-unsurdalam situasi itu sehinggamemahaminya.

Harlow mengadakan eksperimendimana ia membuktikan adanyapengaruh pengalaman yang lampauatas perbuatan yang baru. Thorndikemenemukan teori reinforcementdengan low affect-nya, bahwa belajardibantu bila memperoleh suatukepuasan dengan kegiatannya,misalnya memperoleh hadiah, hadiahitu me-reiforce antara hubunganstimulus dan response. Dalam teoriScinner reinforcement tidakmerupakan hadiah atau rewardmelaikan berkat contingency, yaknibila suatu respon langsung di dahuluioleh suatu stimulus. Seterusnyarespons itu merupakakan stimulus bagirespons berikutnya. Seperti terdapatdalam model pembelajaranberprograma. Oleh karena itu menurutSkinner dalam pengembangan modelpembelajaran stimulus dan responseitu harus disusun secara sistimatis.

Robert Gigne membedakandelapan tipe belajar yaitu: 1) Signallearning (belajar isyarat), 2)stimulusrespons learning, 3) Chaining(rantai atau rangkaian), 4) verbalassociation (asosiasi verbal), 5)discrimination learning (belajardiskriminasi), 6) concept learning (belajar konsep ), 7) rule learning(belajar aturan), 8) problem solving(pemecahan masalah). MustofoKamil;http://file.upi.edu/Direktori/SPS/Prodi.Pendidikan_Luar_Sekolah/196111091987031-MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/landasan_teori_pembelajaran.pdf(diakses 6 November 2015).

b. Teori KonstruktivismeConstructivism (konstruktifsme)

merupakan landasan berpikir (filosofi)yaitu bahwa pengetahuan dibangunoleh manusia sedikit demi sedikit yanghasilnya diperluas melalui konteksyang terbatas (sempit) dan tidaksekonyong-konyong. Pengetahuanbukanlah seperangkat pakta-pakta,konsep atau kaidah yang siap untukdiambil dan diingat. Manusia harusmengkonstruksi pengetahuan itu danmemberikan makna melaluipengalaman nyata.

Siswa perlu dibiasakan untukmemecahkan masalah, menemukansesuatu yang berguna bagi dirinya danbergelut dengan ide-ide, guru tidakakan mampu memberikan pengetahuankepada siswa. Siswa harusmengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teorikonstruktivis adalah ide bahwa siswaharus menemukan danmentransformasikan suatu informasikompleks ke situasi lain dan apabila

Page 9: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

9

dikehendaki, informasi itu menjadimilik mereka sendiri.

c. Teori Bandura AlbertToeri Bandura menyatakan

bahwa belajar observasioanal terjadisecara independen dari penguatanbukan berarti bahwa variable lainnyatidak mempengaruhinya. Pemodelanmerupakan konsep dasar dari teoribelajar sosial yang dikembangkan olehAlbert Bandura. Menurut Bandurasebagian besar manusia belajar melaluipengamatan secara selektif danmengingat tingkah laku orang lain,sehingga kedua inter prestasi tersebutakan melahirkan pemahaman.Seseorang belajar menurut teoriBandura ini dilakukan denganmengamati tingkah laku orang lain(dalam hal ini model), hasilpengamatan itu kemudiandimantapkan dengan caramenghubungkan pengalaman baru.

d. Teori BrunerJerome Bruner, seorang ahli

psikologi Havard adalah salah seorangpelopor pengembangan kurikulumterutama dengan teori yang dikenaldengan pembelajaran penemuan(inkuiri). Teori Bruner yangselanjutnya disebut pembelajaranpenemuan (inkuiri) adalah suatu modelpengajaran yang menekankanpentingnya pemahaman tentangstruktur materi (ide kunci) dari suatuilmu yang dipelajari, perlunya belajaraktif sebagai dasar dari pemahamansebenarnya, dan nilai dari berpikirsecara induktif dalam belajar(pembelajaran yang sebenarnya terjadimelalui penemuan pribadi). MenurutBruner, belajar akan lebih bermakna

bagi siswa jika mereka memusatkanperhatiannya untuk memahamistruktur materi yang dipelajari. Untukmemperoleh struktur informasi, siswaharus aktif di mana mereka harusmengidentifikasi sendiri, prinsif-prinsif kunci dari pada hanya sekadarmenerima penjelasan dan guru. Olehkarena itu, guru harus memunculkanmasalah yang mendorong siswa untukmelakukan kegiatan penemuan.Woolfolke (1997: 12) mengatakanbahwa, dalam pembelajaran melaluipenemuan, guru memberikan contohdan siswa bekerja berdasarkan contohtersebut sampai menemukan hubunganantar bagian dari suatu struktur materi.

e. Teori KonvergensiBerdasarkan pandangan tersebut,

William Stem menyimpulkan bahwaperkembangan anak tergantung daripembawaan dan lingkungan, yangkeduanya merupakan sebagaimana duagaris yang bertemu atau menuju padasatu titik yang disebut konvergensi. KiHajar Dewantara menentang teoriTabularasa yang menganggap anakterlahir bagaikan kertas putih yangbisa ditulisi apa saja oleh guru, atauteori aliran negatif yang menganggapanak lahir bagaikan kertas yang sudahpenuh dengan tulisan yang tidak dapatdiubah isinya Istilah yang digunakanoleh Kihajar Dewantara adalah dasarsebagai pembawaan dan ajar sebagailingkungannya, yang keduanyamemkpengaruhi terhadapperkembangan anak didik, sama –sama tidak bisa dipisahkan. Bahkandilukiskan bahwa anak sejak lahirtelah membawa pembawaan sendiri –sendiri bagaikan meja berlapis lilinyang tertulisi remang – remang,

Page 10: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

10

tergantung dan lingkungannya untukmemperjelas tulisan – tulisan yangbaik dan membiarkan ataumenghalangi agar tulisan – tulisanyang baik dan membiarkan ataumenghalangi agar tulisan – tulisanyang jelek tidak akan muncul ataubahkan kalau bisa dihapuskannya.Tulisan baik dan buruk dimaksudkanbahwa pada diri manusia adapembawaan baik dan ada pembawaanburuk.(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/aliran-aliran-dalam-pendidikan.html,diakses Maret 2015).

f. Teori Belajar HumanistikMenurut teori ini, tujuan belajar

adalah untuk memanusiakan manusia.Proses belajar dianggap berhasil jikapembelajar telah memahamilingkungannya dan dirinya sendiri.Siswa dalam proses belajarnya harusberusaha agar lambat laun ia mampumencapai aktualisasi diri dengansebaik-baiknya. Teori belajar iniberusaha memahami perilaku belajardari sudut pandang pelakunya, bukansudut pandang pengamatnya.Humanisme merupakan filsafat hidupyang intinya adalah memanusiakanmanusia yaitu yang mempunyaikomitmen untuk terwujudnya manusiaseutuhnya meliputi semua aspekperkembangan positif pribadi seperticinta, kreativitas, makna, dansebagainya. Setiap pribadi mempunyaikemampuan dan tanggungjawab ataskehidupannya yang mengarah padakepentingan kemanusiaan. (YusufHadi Miarso, 2007: 53 ).

2. Model-Model PembelajaranSelanjutnya Joece and Weil

menyatakan bahwa: “Models ofteaching are really models of learning.As we help student acquireinformation, ideas, skills, value, waysof thinking and means of expressingthemselves, we are also teaching themhow to learn”. ( Bruce Joyce danMarsha Weil, Marsha Well dan EmilyCalhoun, 2011: 7-9 ).

Sebagaimana disebutkansebelumnya, kita memang perlumengenali gagasan-gagasan yangmendasari berbagai model pengajarancara-cara berpikir yang membantu kitadalam mengamati kondisi siswa danmeneliti model-model yang kitagunakan dan berusaha mengerti lebihbaik tentang model-model tersebutdancara penggunaannya.

Saat ini, pemikiran tentang siswadan lingkungan pendidikan meliputibeberapa istilah penting, antara lain:1) Konstruktivisme2) Metakognitif3) Scoffolding (perancah)

Perbandingan terbalik yangoptimal dengan tugas-tugas yangdiberikan pada siswa (kadang-kadangdikenal dengan istilah zonaperkembangan yang palingmemungkinkan/ zone ofproximaldevelopment)

5). Peran performa para ahli(expert of performance) saatmengembangkan tujuan. (. . .)

Dan, inilah inti daripembelajaran konstruktivisme. Modelini memiliki banyak bentuk (untukanalisis yang lebih mendalam, lihatPhillips, 1983: 13) yang muncul dariberbagai sumber sepanjang diskusitentang pendidikan selama ini. Platodan Aristoteles mengembangkan teori

Page 11: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

11

tentang tujuan dan caramengkonstruksi pengetahuan. JohnDewey merupakan pakarkonstruktivisme sepanjang abad XX.Begitu pula dengan Lev Vygotsky,psikolog asal Rusia ini juga dikenalsebagai pakar yang getol membahastentang teori-teori konstruktivism.(Bruce Joyce dan Marsha Weil, MarshaWell dan Emily Calhoun 2011: 7-9 ).

3. Pendidikan JasmaniPengertian tentang pendidikan

jasmani dapat dibedakan dari duasudut pandang, yaitu secara tradisionaldan modern. Dari perspektif nasionaldan tradisional menganggap manusiaterdiri dari dua komponen utama yangdapat dipilah-pilah, yaitu jasmani danrahani (dikotomi). Oleh karena itupendidikan jasmani diartikan sebagaiproses pendidikan untuk keselarasanantara tumbuhnya badan danperkembangan jiwa. Sedangkanpandangan modern terhadap manusiasebagai satu kesatuan yang utuh(holistik). Oleh Karena itu pendidikanjasmani adalah dasar prosespendidikan melalui aktivitas jasmanisekaligus merupakan prosespendidikan untuk meningkatkankemampuan jasmani. Oleh Skinnerkedua pengertian tersebut sebagaieducation for the physicalandeducation throught the physicalbukan menggantikan education for thephysical, tetapi melanjutkannyasehingga tujuan pendidikanjasmanidapat secara menyeluruh.Pendidikan jasmani merupakan bagianintegral dari pendidikan secarakeseluruhan melalui berbagai kegiatanjasmani yang bertujuan

mengembangkan individu secaraorganik. neuromuskuler, intelektual,dan emosional. Badan StandarNasional Pendidikan (BSNP)mendeskripsikan bahwa pendidikanjasmani adalah suatu prosespembelajaran melalui aktivitas jasmaniyang didesain untuk meningkatkankebugaran jasmani, mengembangkanketerampilan motorik, pengetahuandan perilaku hidup sehat dan aktif,sikap sportif, dan kecerdasan emosi.Lingkungan belajar diatur secaraseksama untuk meningkatkanpertumbuhan dan perkembanganseluruh ranah, jasmani, psikomotor,kognitif dan afektif setiap siswa.

Berarti pendidikan jasmani tidakhanya mengembangkan, ranah motoriksaja, tetapi harus sampai mampumengembangkan ranah kognisi danafeksi. Dengar demikian pendidikanjasmani bukan sekedar pendidikanuntuk jasmani (education for thephysical) tetapi berupa pendidikanmelalui jasmani(education forthrougt the physical). Namundemikian, bagaimana mampumelakukan pendidikan melalui jasmaniapabila jasmaninya belum terbentuk.Hal tersebut sesuai dengan pendidikanjasmani yang mementingkatanpencapaian yang dikemukakan Skinner(1976), yaitu: physical development;physical skill basic and recreation;individual emotional development;social development-human relationskill; dan fun.

Seperti dijelaskan oleh KenGreen. The twin ideas of developingsporting skills (in order to facilitateparticipation in sport as a valuedcultural practice) and justifying sportas a vehicle for imforming and

Page 12: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

12

developing the mind are also to befound in the Position Statement onPhysical Education of what, untilrecently, was the lead body for PE inthe UK ( the Physical EducationAssociation of the United Kingdom(PEA-UK4), which stated that PEinvolves both ‘learning to move’ and‘moving to learn’. (Ken Green. Ltd.2011: 16 ).

4. Pembelajaran Gerak Dasar danKondisi Fisik Siswa SD

a) Karakteristik Siswa SD danPembelajarannya

Karakteristik Siswa di sekolahdasar dapat dibagi menjadi dua, yaitukelas rendah dan kelas tinggi. Kelasrendah terdiri dari kelas satu, dua, dantiga, sedangkan kelas-kelas tinggiterdiri dari kelas empat, lima, danenam. Di Indonesia, rentang usia siswaSD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai12 tahun. Usia siswa pada kelompok ,yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun.Siswa yang berada pada kelompok initermasuk dalam rentangan anak usiadini. Masa usia dini ini merupakanmasa yang pendek tetapi sangatpenting bagi kehidupan seseorang.Oleh karena itu, pada masa ini seluruhpotensi yang dimiliki anak perludidorong sehingga akan berkembangsecara optimal.

Beberapa keterampilan akandimiliki oleh anak yang sudahmencapai tugas-tugas perkembanganpada masa kanak- kanak akhir denganrentang usia 6-13 tahun. Keterampilanyang dicapai diantaranya, yaitu social-help 2 skills dan play skill. Social-helpskills berguna untuk membantu orang

lain di rumah, di sekolah, dan ditempat bermain seperti membersihkanhalaman dan merapikan meja kursi.Keterampilan ini akan menambahperasaan harga diri dan menjadikannyasebagai anak yang berguna, sehinggaanak suka bekerja sama (bersifatkooperatif).

b. Priode Perkembangan GerakDasar

Perkembangan gerak dasar anaksekolah dasar dibagi menjadi tigaperiode yaitu: (1) fase perkembangangerak dasar usia 2-7 tahun; (2) fasetransisi usia 7-10 tahun; (3) fasespesifikasi 10-13 tahun.(M. YudhaSaputra, 2001: 14 )Pada faseperkembangan gerak dasar usia 2-7tahun, anak mulai belajar berjalan padasaat mereka berusia kira-kira duatahun dan bentuk-bentuk lain geraklokomotor. Anak berusia 2-7 tahunpada dasarnya sedang mengalami masapertumbuhan, mengalamibertambahnya pengalaman, merekabergantung pada instruksi dan meniruyang lain. Mereka menjadi lebihterampil dalam menguasaiketerampilan gerak dasar. Pada fase inianak sudah siap untuk menerimainformasi dari guru. Guru sudah dapatmemberikan keterampilan persepsimotorik, keterampilan gerak dasar,keterampilan multilateral danketerampilan terpadu.

Multi lateral atau multiskildikembangkan oleh negara EropaTimur, dimana sekolah melakukanprogram latihan dasar untukmengembangkan keterampilan pokokseperti: lari/ jalan, melompat,melempar, menangkap, berguling danmenjaga keseimbangan. Anak-anak

Page 13: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

13

yang berhasil sangat baik meng-koordinasikan dan memperolehketerampilan yang merupakan dasarkesuksesan, baik olahraga perorangandan beregu, seperti atletik, bola basketdan sepakbola, juga ada programberenang yang mengembangkankapasitas aerobik. (JamesTangkudung, 2012: 8-9 ).

Pada fase spesifikasi usia 10-13tahun ini, anak sudah dapatmenentukan pilihan-pilihannya akancabng olahraga yang disukainya,secara umum mereka sudah memilikikemampuan dan koordinasi dankelincahan yang jauh lebih baik. Padafase ini mereka memilih untukmengkhususkan pada salah satucabang olahraga yang dianggapmampu untuk dilakukan. Mereka jugasudah mulai bisa menilai kelebihandan kekurangan yang dimilikinya.Anak mulai mencari atau menghindariaktivitas yang tidakdisukainya.(Yudanto, 200: 14 ).

c). Pola Gerak LokomotorBeberapa gerakan yang termasuk

di dalam gerakan lokomotor adalahmenggelindingkan bola atausejenisnya, melempar dan menangkap,menahan atau trapping, memantulataumen-dribbling, dan memukul.

Menggelindingkan bola,menggelindingkan atau rolling,meliputi pengarahan gaya atau tenagaterhadap suatu objek yangmempertahankan kontaknya denganpermukaan tempat benda tersebutbergerak. Melempar merupakanketerampilan lokomotor yang rumityang menggunakan satu atau duatangan untuk melontarkan objekmenjauhi badan ke udara selain

tergantung dari beberapa faktor(ukuran anak, ukuran objek, dan lainsebagainya ), lemparan dapat dilakukan di bawah tangan , di ataskepala, di atas lengan atau di samping.

Kerangka Teoritik RancanganModel Pembelajaran Gerak DasarLokomotor untuk Siswa SD KelasVI

Pada pembahasan sebelumnyatelah diuraikan bawa modelpembelajaran gerak dasar manipulatif(PGDL) didasari oleh beberapa teoribelajar yang beraliran behaviuoristik,kognitivistik, maupun gabungan keduaaliran tersebut yakni konvergensi,yang mana pendidikan dipengaruhioleh dua faktor yakni faktor internaldan ekternal, faktor internal adalahfaktor yang berkaitan dengan fisik danmental siswa, sedangkan faktoreksternal adalah faktor diluar dirisiswa yakni lingkungan sosial.

Dari beberapa model yangpenulis pantau di lapangan belumsepenuhnya menganut modelpembelajaran yang menyenangkan dandengan sistem pembelajaran tematisseperti yang diharuskan dalam prosespembelajaran Pendidikan Jasmani danOlahraga di Sekolah Dasar, olehkarena itu penulis akan merancangsuatu bentuk pembelajaran yangmendasari kurikulum denganpembelajaran yang dimodifikasi,namun demikian komponen-komponenpengembangan tersebut diadaptasidengan model pembelajaran yang adadan akan dikembangkan kearahpembelajaran yang lebih efektif,sehingga diharapkan model tersebutlebih baik dari model sebelumnya.Oleh sebab itu maka penulis memilih,

Page 14: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

14

yakni Model Pembelajaran GerakDasar Lokomotor (PGDL) denganmenggunakan model pengembanganyang dikemukakan oleh Borg and Gall.

Bila dipaparkan secara rinciruntun alur penelitian pengembanganPGDL tersebut secara konseptualadalah sebagai berikut :

Langkah I : 1) Persiapan barupamenentukan potensi dan masalah;potensi adalah sesuatu yang biladidayagunakan akan memiliki suatunilai tambah, masalah akan terjadi bilaada penyimpangan antara yangdiharapkan dengan kenyataan yangterjadi di lapangan.2) Mengumpulkan Informasi dan StudiLiteratur; menggali dan menemukankonsep-konsep atau landasan teoritisyang memperkuat serta mendukungproduk, untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan, mengetahuiapakah produk yang dibuat penting,apakah produk yang dikembangkanmemiliki nilai ilmu, keindahan dankepraktisan, bagaimana dengan produkatau model awal apakah dapatdijadikan contoh (embrio).

Tahap II1) Desain Produk; Desain

diwujudkan dalam bentuk bagan,sebagai pegangan untuk menilai danmemudahkan pihak lain untukmemulainya, masih bersifat hipotetikkarena efektifitasnya belum terbukti.

Tahap III1) Validasi Desain; Untuk

menilai apakah rancangan produksecara rasional akan lebih efektif dariyang lama atau tidak. PerbaikanDesain; Melakukan diskusi denganpakar dan ahli .

Tahap IV

I) Penyusunan RPP, kerangkaRPP mengikuti format yang berlaku,tetapi segi-segi yang dikembangkandan langkah-langkah pembelajaranmengikuti acuan dalam draf modelPGDM.

2) Uji coba terbatas; guru-gurumelaksanakan uji coba pembelajaranberdasarkan silabus yang merekasusun. Selama kegiatan pembelajaranpeneliti melakukan pengamatan,mencatat hal-hal penting, baik hal-halbaik maupun kekurangan, kelemahandan penyimpangan serta respon,aktivitas dan kemajuan siswa, setiapusai pertemuan, peneliti mengadakandiskusi dengan guru.

3) Uji coba lebih luas; atau ujicoba lapangan dilakukan dengansampel sekolah dan guru yang lebihbanyak dan lebih luas di lokasipenelitian yang telah ditentukansebelumnya.

4) Model akhir; hanya denganmengimplementasikan ataumengsosialisasikan modelpembelajaran ke sekolah-sekolahlokasi penelitian.

Selanjutnya ada empat konsepuntuk mengambarkan operasionalsuatu model yakni : sintaksis (syntax),system social (social system), prinsipreaksi (principles of reaction), dansystem pendukung (support system).Disamping ke empat konsep tersebutjuga dikemukakan dampakinstruksional dan dampak pengiring(instructional and nurturant effects). (Bruce Joyce, Marsha Weil, 2011 89-99).

2.METODELOGI PENELITIANPenelitian pengembangan ini

mempedomani draft model yang

Page 15: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

15

Main productrevisionMian field testingOperation

product revisionOperational field

testing

Research and

And InformationCollection

Planing Develop

Preliminaryfrom of product

Preliminary fieldtesting

RevisiProduk DisseminationAndimplementation

dikemukakan oleh Borg and Gall,dengan sepuluh langkahpengembangan dimulai dari;1. Melakukan penelitian pendahuluan

(prasurvei).2. Melakukan perencanaan,3. Mengembangkan jenis/ bentuk

produk awal,4. Melakukan uji coba lapangan,5. Melakukan revisi terhadap produk

utama,6. Melakukan uji coba lapangan utama

(lebih luas),7. Melakukan revisi terhadap produk

operasional,8. Melakukan uji lapangan oprasional

(uji kelayakan),9. Melakukan revisi terhadap produk

akhir (revisi final) dan,10. Mendesiminasikan dan

mengimplementasikan produk.

Gambar 1. Tahap Pengembangan

Model Borg and Gall( Borg,W.R. & Gall, M.D, 2005: 590).

Namun secara garis besar dibagidalam tiga tahap pengmbangan yakni;

1. Tahap identifikasi dan anlisiskebutuhan, 2. Tahap pengembangandesain dan draft model, 3. Tahappengujian (tinjauan ahli, uji cobakelompok kecil dan uji cobalapangan). Uji coba kelompok kecildilakukan di SD Negeri 16, uji cobalapangan juga dilakukan di SD Negeri19 dan siswa SD Negeri 19 BandaAceh. Data kemudian dikumpulkanmelalui dokumentasi, kuesioner danobservasi serta tes dan non tes,bertujuan untuk menguji kepraktisandan keefektifan model yang dianalisissecara deskriptif dengan kreteria ujisebagai berikut: a. Model PGDMdikatakan valid, apabila: (1) Lebih darisetengah (50%) validator menyatakanbahwa pembelajaran ini didasari olehteoritik yang kuat. (2) Lebih darisetengah (50%) validator menyatakanbahwa komponen- komponen modelpembelajaran ini secara konsistensaling berkaitan. (3) Hasil uji cobamenunjukkan komponen-komponenmodel pembelajaran ini salingberkaitan.(Ratuman, dalam Ardana,2007: 101). b. Model PGDL dikatakanpraktis apabila: (1) Lebih dari setengah(50%) validator memberikanpertimbangan bahwa modelpembelajaran ini dapat diterapkan dikelas, Guru menyatakan dapatmenerapkan model pembelajaran ini dikelas dan Tingkat keterlaksanaanmodel pembelajaran ini harus tinggi. c.Model PGDL dikatakan efektif, jikamemenuhi kriteria sebagai berikut: (1)

Dissemination and Implementation

Page 16: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

16

Aktivitas siswa dalam mengikutipembelajaran tergolong tinggi. (2)Prestasi belajar siswa tergolong baikyakni minimal 85% hasil belajar siswaberada pada kategori baik, danmemenuhi kriteria ketuntasan minimal(KKM) 85% dari seluruh siswa. (3)Minimal 85% siswa memilikitanggapan positif. Tanggapan positifdicirikan oleh jawaban siswamayoritas 4 dan 5 sedangkantanggapan negatif dicirikan olehjawaban siswa 1, 2, dan 3 dalam skalalima. (Ardana, 2007: 104).

Pada uji coba kelompok besar(uji lapangan) yakni pada evaluasitahap III, pengujian dilakukan denganstudy eksperimen, untuk menganalisaefektifitas model PGDL pada matapelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan Kelas VI SD.Eksperimen dilakukan dengan caramembandingkan keadaan sebelum dansesudah menerapkan model PGDL(before-after eksperimen). Uji cobakelompok besar dilaksanakan padajumlah siswa yang lebih banyak danlebih heterogen dan dilakukan duakali. Untuk mengetahui efektivitasmodel PGDL dalam meningkatkanhasil belajar siswa kelas VI SD, makadesign data dianalisis denganmenggunakan statistik infrensialdengan uji-t menggunakan jasabantuan komputer SPSS 20,00 padataraf significansi (α) = 0,05.

Langkah-langkah yangdilakukan pada kegiatan penelitian

lapangan adalah sebagai berikut: (1)menetapkan kelompok subyekpenelitian; (2) melaksanakan pre-test;(3) mencobakan model pembelajarangerak dasar manipulatif (PGDL);(4)melaksanakan post-test; (5) mencariskor rata-rata hasil pre-test dan post-test, lalu membandingkan keduanya;(6) menentukan uji normalitas dataserta menentukan homogenitas data;dan (7) mencari selisih perbedaankedua rata-rata tersebut melaluimetode statistik (uji-t) amatan ulanganuntuk mengetahui apakah terdapatpengaruh yang signifikan daripenggunaan model pembelajarantersebut.

3.HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil validasi ujiahli, uji coba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan Pada dasarnyapengembangan model pembelajaranPGDM telah memenuhi kriteria syaratpenerapan suatu model pembelajaranyakni: sintaksis (syntax), sistem sosial(social system), prinsip reaksi(principles of reaction), sistempendukung (support system), sertadampak instruksional dan dampakpengiring (instructional and nurturanteffects). Model pembelajaran PGDLjuga telah memenuhi syarat validitas,praktis, dan efektif, dimana hasilpenelitian menunjukkan : a. Secaraumum atau 100% validatormenyatakan draft awal model PGDL

Page 17: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

17

didasari atas teori yang kuat, b. Semuavalidator (100%) menyatakankomponen-komponen model memilikiketerkaitan yang saling mendukung.Dengan demikian draft model awalmodel PGDL telah memenuhi kreteriavaliditas, c. Model dinyatakan praktis,karena secara umum atau 80%validator menyatakan model PGDLdapat diterapkan di lapangan atau dikelas artinya guru dapat menerapkanmodel pembelajaran ini di kelasmaupun di lapangan. d. Hasil uji cobakelompok kecil secara keseluruhanrerata keterlaksanaan model adalah =89.89% yang berarti bahwa tingkatketerlaksanaan model berada padalevel atau kategori “sangat tinggi”, f.Efektivitas model PGDL, dari hasil ujicoba kelompok kecil yang terlihat dariaktivitas siswa, hasil belajar dantanggapan siswa terhadap model telahmemenuhi persyaratan yang manarerata aktivitas siswa = 95.76. Setelahdikomversikan ke dalam tabelpenggolongan aktivitas belajar siswa ,maka untuk perolehan nilai reratatersebut tergolong dalam ketegoriaktivitas belajar kriteria sangat tinggg.Hasil uji lapangan dan uji produk,tingkat signifikansi keefektifan produkmodel berada di daerah penerimaanhipotesa atau berad di bawah α = 0,05,maka berdasarkan hasil uji efektifitasmodel, terbukti secara empiris bahwahasil produk berupa modelpembelajaran gerak dasar manipulatifuntuk siswa Sekolah Dasar kelas V

memiliki efektifitas yang sangat baik.Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji-tamatan ulangan terhadappengembangan model pembelajarangerak dasar manipulatif (PGDL)dengan indikator melempar,menangkap, menggelinding,menendang, mengontrol danmenendang ke sasaran dalam bentukpermainan perorangan, berpasangan,beregu dan kelasikal dan kebenarangerakan yang menujukkan bahwa t-

hitung pada kedua tes tersebut lebihbesar dari t-tabel. Dengan kata lain,model pembelajaran gerak dasarmanipulatif dengan menggunakan alatsederhana efektif untuk meningkatkankemampuan dan kekayaan gerak bagisiswa.

Dengan demikian berdasarkananalisis yang dikemukakan di atas,maka model pembelajaran PGDL telahmemenuhi kriteria valid, praktis danefektif, artinya model PGDL adalahsuatu model yang menciptakan suatupembelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan yangdilandasi oleh teori yang kuat,komponen model yang salingberkatian antara satu sama lain, dapatdiimplementasikan secara praktis dikelas atau di lapangan, dapatmeningkatkan minat serta prestasibelajar siswa untuk berpartisipasi aktifdalam setiap pembelajaran PendidikanJasmani Olahraga dan Kesehatan disekolah.

Page 18: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

18

Dengan mengikuti alurpembelajaran kooperatif type STADsehingga sintaksis pembelajaran telahtampak mengikuti enam fase, 1)menyampaikan tujuan, mempersiapkandan memotivasi siswa (present goalsand set). 2) menyajikan/menyampaikan imformasi (presentinformation), 3) mengorganisasikedalam kelompok-kelompok belajar(organize student into learning team),4) membimbing kelompok bekerja danbelajar (assist team work nad study),5) Evaluasi (test on the materials) dan,6) memberikan penghargaan ( providerecognition).

Selanjutnya disampaikanbeberapa keunggulan produk ini antaralain : 1) adanya kejelasan sintaksis,sistem sosial dan sistem pendukung,kejelasan prinsif reaksi, terlaksananyaharapan dampak instruksional dandampak pengiring. 2) memberikanpemahamangerak bagi anak didik, 3)anak sangat gembira, 4) permainandilakukan dari hal yang mudah keyang sulit. 5) tingkat kompetisi yangtinggi 6) repetisi atau pengulangangerakan dari materi yang diajarkanlebih banyak. 7) peserta didik dituntutberfikir secara cepat dan tepat, ketikadia diberi pertanyaan terhadap materipembelajaran, apakah ke individusiswa atau ke semua siswa secarabersama,dan, 8) alokasi waktu yangtersedia bisa dimamfaatkan secaraoptimal

Pembelajaran gerak dasarmanipulatif (PGDL) dengan indikatorlempar tangkap, menggelinding,menggiring dengan tangan,

mengontrol dan menendang ke sasarandalam bentuk permainan perorangan,berpasangan, beregu dan kelasikal.Masih ada kelemahan yang harusdiperbaiki pada penelitian yangmendatang ada beberapa target yangdiharapkan dalam arti belum belumtercapai, maka dalam hal inidimungkinkan perlu adanya revisipada bagian tertentu antara lain : 1)memperjelas alokasi waktu setiapindikator pembelajaran dan dibuatdalam bentuk Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), 2) menambahkanvariasi model pembelajaran gerakdasar manipulatif lebih banyak, 3)menambah variasi-variasi gerakanpada indikator pembelajaran modelPGDL yang telah ada, sehinggapermainan akan lebih rumit atau lebihmenggembirakan siswa saat mengikutipembelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan.

4.KESIMPULANPada dasarnya pengembangan

model pembelajaran PGDL telahmemenuhi kriteria syarat penerapansuatu model pembelajaran yakni:sintaksis (syntax), sistem social (socialsystem), prinsip reaksi (principles ofreaksi), sistem pendukung (supportsystem), serta danpak instruksional dandampak pengiring (instructional andnurturant effects). Sehingga model inidapat meningkatkan pembelajaranPendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan di sekolah. Bahwakomponen model saling berkaitanantara yang satu dengan yang lainnya,yang artinya model dinyakatakan telahvalid dari kegiatan uji coba.Sedangkan untuk kepraktisan model

Page 19: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

19

dilihat dari rerata keterlaksanaanmodel adalah= 89.89% yang berartibahwa tingkat keterlaksanaan modelberada pada level atau kategori “sangattinggi”, Sedangkan keefektifan modelmenunjukkan bahwa rerata aktivitassiswa = 95.76. setelah dikomversikanke dalam tabel penggolongan aktivitasbelajar siswa tergolong dalam ketegoriaktivitas belajar “sangat tinggi”.

Berpedoman kepada persentasehasil tanggapan siswa terhadappelaksanaan pembelajaran PendidikanJasmani Olahraga dan Kesehatanmodel PGDL maka secara keseluruhantanggapan siswa tergolong padakategori positif. Ini membuktikanbahwa pembelajaran PGDL telahmembuat siswa belajar lebih semangat,tidak tegang, sesuai dengan carabelajar siswa, berani bertanya, tidakbosan, merasa senang, percaya diri danlebih mudah memahami materipelajaran. Tabel 4.8. Maka modelpembelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan PGDL initelah layak dan efektif untukditerapkan.

Nilai t-tes untuk SD Negeri 16Banda Aceh yang dinilai dari aspekketerampilan, pengetahuan dan sikapadalah untuk indikator lempar tangkap,mengontrol/ menggiring bola dengan

tangan, menggelindingkan bola,mengontrol dan menembak bola kegawang, diperoleh nilai masing-masing sebesar 26, 046, -18, 943,-26,783, dan -23,591, dengan tarafsignifikan secara keseluruhan lebihkecil dari nilai α = 0,05, dimana nilaitersebut berada pada daerahpenerimaan hipotesis H1 ataupenolakan H0, dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa efektivitas modelpembelajaran gerak dasar lokomotor(PGDL) dianggap sangat efektif.

Hasil olah data t-tes untuk SDNegeri 19 Kota Banda Aceh, denganpenilaian dari aspek keterampilan,pengetahuan dan sikap sebagai berikutdiperoleh nilai t-tes dengan urutan:lempar tangkap, mengontrol/menggiring bola dengan tangan,menggelindingkan bola sebesar,mengontrol dan menembak bola kegawang diperoleh nilai masing-masing= -22,054, -14,148, -27,538,dan-17,471 dengan taraf signifikan secaraumum nilai tersebut lebih kecil dari α= 0,05, yang berada pada daerahpenerimaan hipotesis H1 ataupenolakan H0. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa efektivitas modelpembelajaran gerak dasar manipulatif(PGDL) sangat efektif.

5.REFERENSI

A, Benny Pribadi. 2010. Model DesainSistem Pembelajaran GerakDasar Lokomotif. Jakarta. DianRakyat.

Ardana, I Made. 2008. MeningkatkanKualitas Pembelajaran MelaluiPengembangan ModelBerorientasiLocal Genius.Prosiding Konvensi NasionalPendidikan Indonesia VI.

Page 20: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

20

Bompa, O. Tudor dan G. GregoryHaff. 1999. Periodezation Teoryand Methodologi of Training.USA. Human Kinetict.

Gree, Ken. 2011. UnderstandingPhysical Education. California.SAGE Publication Ltd.http://qym7882.blogspot.com/2009/03/aliran-aliran-dalam-pendidikan.html, diakses Maret2014.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Yudanto,S.Pd.M.Pd/STIMUASI GERAK DASARSISWASEKOLAH DASAR.pdf. (diakses 11November 2015).http://upi.edo/Direktori/SPS/ProdiPendidikan luar Sekolah/196111091987031-MUSTOPOKAMIL/ Bahan kuliah/ landasan teoripengembangan/ pdf.

Joiyce, Bruce and Marsha Weil,Marsha Well dan EmilyCalhoun. 2011. Model OfTeching , Yogyakarta: PustakaPelajar.

L David Gallaheu dan Jhon C. Ozman.2006. Understanding MotorDevelopment, Infants Childrens,Adolescents, Adult. Mc.GROWHILL International Edition NewYork.

M. Yudha Saputra. 2004.Pembelajaran Atletik di SekolahDasar. Sebuah PendekatanPembinaan Gerak DasarMelalui Permainan. Jakarta.

Permen Pendidikan dan KebudayaanNo 67. 2013. Tentang StrukturKurikulum Sekolah Dasar danStruktur Kurikulum SekolahDasar/ Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta.

Rusman. 2012. Medel-ModelPembelajaran. MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta.Rajawali Pers.

Sudjana. 1990. Penelitian Hasil ProsesBelajar Mengajar, Bandung:P.Remaja Rosdakarya.

Suherman, Adang dan Hadi Sartono.2008. Paedagogi Olahraga danPembelajaran Gerak DasarLokomotor. Bandung. UPI Press.

Tangkudung, James. 2012.Kepelatihan Olahraga“Pembinaan Prestasi Olahraga”Edisi II Jakarta: Cerdas Cahaya.

W.R Borg & Gall, M.D. Gall. 2005.Education Research: AnIntoduction, Eighth Edition.New York. Longman.

Yudanto. 2000. Upaya Guru Penjasdalam Menstimulasi GerakDasar Lokomotif. Jakarta.Innapublikatama.

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Yudanto,S.Pd.M.Pd/STIMULASI GERAKDASARSISWA SEKOLAHDASAR.pdf. (diakses 11 Nopember2013).

Page 21: Jurnal Genta Mulia Volume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm

Jurnal Genta MuliaVolume VII. Nomor 2. Juli-Desember, hlm 1-20

21