bab 2_04-28

33
 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Juli Irmayanto, dkk (1998) mengemukakan bahwa pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang. Sementara pasar uang atau money market berkaitan terutama dengan instrumen keuangan jangka pendek. Instrumen yang digunakan dalam pasar modal umumnya antara lain saham, obligasi, debenture, warrant, rigt. Sedangkan instrumen pasar uang biasanya terdiri dari berbagai  jenis surat-surat berharga yang berjangka pendek misalnya sertifikat terdiri dari berbagai  paper, di Indonesia dike nal juga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian  bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakit-wakilnya. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. 8

Upload: irita-eka-yanti

Post on 20-Jul-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 1/33

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal

Juli Irmayanto, dkk (1998) mengemukakan bahwa pasar modal atau capital

market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang. Sementara pasar uang

atau money market berkaitan terutama dengan instrumen keuangan jangka pendek.

Instrumen yang digunakan dalam pasar modal umumnya antara lain saham, obligasi,

debenture, warrant, rigt. Sedangkan instrumen pasar uang biasanya terdiri dari berbagai

 jenis surat-surat berharga yang berjangka pendek misalnya sertifikat terdiri dari berbagai

paper, di Indonesia dikenal juga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU).

Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang

terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian

bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang

mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun

dengan melalui wakit-wakilnya.

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar

konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang

memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.

8

Page 2: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 2/33

 

9

2.1.1 Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Pasar modal Indonesia dimulai pada akhir tahun 1912 ketika pemerintah Hindia

Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia). Tujuan pemerintah Belanda

mendirikan Pasar Modal pada saat itu adalah untuk menghimpun dana guna menunjang

ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Pada saat itu

perdagangan menggunaan sistem lelang call efek. Investor kebanyakan orang Belanda

dan perusahaannya dari Eropa. Perkembangan pasar modal di Jakarta cukup

menggembirakan, sehingga pemerintah kolonial Belanda terdorong untuk membuka

bursa efek di kota lainnya, yaitu pendirian bursa efek di Semarang (Jawa Timur) pada

tanggal 11 Januari 1925 dan Surabaya (Jawa Tengah) pada tanggal 1 Agustus tahun

1925. Pemerintah Belanda mengelola pasar modal sampai tahun 1940. Dengan berbekal

pengalaman bursa efek di negara Belanda yang cukup lama, bursa efek yang didirikan

tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya

terhenti akibat pecahnya Perang Dunia Kedua. Periode 1945 sampai 1952 disebut

periode darurat dan pada saat itu bursa saham ditutup sejak 10 Mei 1940 sampai dengan

tahun 1952.

Selanjutnya memasuki era kemerdekaan, Bursa Efek Indonesia Aktif kembali

dengan diterbitkannya obligasi pemerintah RI tahun 1950. Bursa kembali dibuka pada

tanggal 03 Juni 1952, dimana efek yang diperdagangkan sebagian besar dari emisi efek 

yang terdahulu. Untuk menetapkan keberadaan bursa efek tersebut, maka pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang Darurat tentang bursa no. 13 tahun 1951 yang kemudian

ditetapkan dengan Undang-Undang no. 15 tahun 1952. Perdagangan bursa efek yang

dibuka di Jakarta tersebut dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek 

Page 3: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 3/33

 

10

(PPUF) dimana Bank Indonesia terlibat sebagai penasehat. Pada tahun 1954 sampai

tahun 1956 Bank Industri Negara juga menerbitkan obligasi yang diperdagangkan di

Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1958, pemerintah Indonesia menasionalisasikan seluruh

saham-saham milik Indonesia akibatnya kegiatan bursa menurun drastis karena saham-

saham perusahaan tersebut tidak boleh dipindahtangankan sehingga praktis seluruh

bursa efek tidak aktif.

Namun usaha pengaktifan kembali bursa efek agaknya tidak mengalami

perkembangan atau bahkan dapat dikatakan tidak begitu banyak pengaruhnya. Keadaan

tersebut berlangsung sampai dengan memasuki dekade 1970-an. Sejak pemerintah Order

Baru mengendalikan pemerintahan terjadi perubahan karena perekonomian mengalami

perbaikan dengan ditunjukkan inflasi mengalami penurunan dari tingkat enam ratus ke

tingkat lebih rendah. Masyarakat mulai menabung dalam bentuk deposito dan

pemerintah juga memberikan izin untuk mendirikan Lembaga Keuangan Non Bank pada

tahun 1973 dalam rangka penghimpunan dana pembiayaan proyek-proyek jangka

panjang. Pada tahun 1874, pemerintah memperkenalkan  Inter Bank Call Money untuk 

lalu lintas dana antar bank dalam lembaga keuangan.

Pemerintah mulai kembali melakukan usaha pengaktifan Pasar Modal Indonesia

melalui Keputusan Presiden no. 52 tahun 1976 dikeluarkan petunjuk untuk mendirikan

suatu Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan pemerintah juga mengeluarkan

Peraturan Pemerintah no. 25 dalam rangka pendirian PT. Dana Reksa, dimana

perusahaan yang melakukan emisi saham sebagian sahamnya dibeli PT. Dana Reksa

tersebut. Pada tanggal 10 Agustus 1977 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Pasar Modal

Page 4: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 4/33

 

11

di Indonesia dengan terbentuknya Badan Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM) yang

sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Pada periode 1977-1987 pasar modal tidak banyak mengalami perkembangan.

Untuk menggairahkan pasar modal, pemerintah melakukan deregulasi di sektor

keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yag dapat dianggap sangat

mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia antara lain adalah Pakto 27, 1988

dan Pakdes 20, 1988. Sebelumnya telah dikeluarkan paket 24 Desember 1987 yang

berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok sebagai

berikut :

1. Kemudahan syarat go public antara lain tidak harus mencapai 10 %

2. Diperkenalkan Bursa Parelel

3. Penghapusan pungutan-pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa

yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam

4. Investor asing boleh memiliki saham perusahaan yang go public

5. Saham boleh diterbitkan atas unjuk 

6. Batasan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4 % dari kurs sebelumnya

ditiadakan

7. Proses emisi harus sudah diselesaikan Bapepam dalam waktu selambat-

lambatnya 20 hari sejak dilengkapi persyaratan.

Kebijaksanaan ini masih belum memberikan manfaat langsung kepada pasar

modal. Pada tahun 1988, pemerintah kembali mengeluarkan sebuah kebijaksanaan yang

dikenal Paket Oktober 1988 (Pakto 88) yang mengijinkan para investor asing untuk 

membeli saham yang tercatat di bursa. Selanjutnya, pemerintah kembali mengeluarkan

Page 5: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 5/33

 

12

sebuah paket deregulasi pada bulan Desember yang dikenal dengan nama Pakdes 1988

yang memberikan kesempatan kepada swasta untuk membuka dan menyelenggarakan

bursa di beberapa kota di luar Jakarta dan memberikan kesempatan bagi perusahaan

untuk mencatatkan seluruh saham yang dimiliki di Bursa saham walaupun hanya

sebagian ditawarkan melalui penawaran perdana. Setelah kedua deregulasi tersebut

dikeluarkan dan Surat Keputusan Pelaksanaannya dikeluarkan Bapepam maka terlihat

kemajuan. Bursa efek mengalami peningkatan yang pesat. Harga saham melejit naik dan

banyak perusahaan baru masuk dalam Pasar Modal.

Dampak dari deregulasi tersebut adalah meningkatnya minat emitmen maupun

investor secara drastis yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan

bagi perusahaan di satu pihak dan sarana investor bagi pemodal. Meningkatnya minat

emitmen mencari dana melalui pasar modal tercermin dari banyaknya perusahaan yang

melakukan emisi saham dan obligasi serta naiknya jumlah kapitalisasi dana.

Pada tanggal 22 Mei 1995 terjadi perubahan besar yaitu perdagangan dengan

manual diubah menjadi perdagangan secara komputer. Pada akhir kuartal ketiga, DPR

mensahkan Undang-Undang Pasar Modal no. 8. Dalam UU ini diberikan sanksi yang

cukup besar dan memperkenalkan Reksadana Terbuka dan Kontrak Investasi Kolektif 

(KIK) sebagai tambahan Reksadana Tertutup. Dengan lahirnya undang-undang ini

mekanisme transaksi bursa efek di Indonesia beserta lembaga-lembaga penunjangnya

memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan usahanya.

Page 6: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 6/33

 

13

2.1.2 Fungsi Pasar Modal

Menurut Marzuki Usman (1997:14) fungsi pasar modal adalah :

1. Sumber penghimpunan dana

2. Sebagai alternatif investasi para pemodal

3. Biaya penghimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah

4. Mendorong perkembangan investasi 

2.1.3 Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu instrumen

kepemilikan atau penyertaan (equity) seperti saham dan instrumen hutang (bond) seperti

obligasi. Investasi melalui pembelian saham bermaksud untuk mendapatkan keuntungan

melalui dividen yang dibagikan oleh perusahaan di samping keuntungan “capital gain”

dari saham yang dimiliki oleh investor. Sedangkan investasi langsung dalam pendirian

perusahaan, yaitu penyertaan modal dalam perusahaan tersebut dengan kepentingan

untuk ikut serta menjalankan ataupun untuk ikut mengawasi dan mengendalikan

perjalanan usahanya.

Sedangkan investasi melalui pembelian obligasi dimaksudkan capital gain.

Instrumen obligasi menjanjikan bunga obligasi selama jangka waktu obligasi.

Instrumen pasar modal yang diperdagangkan di bursa efek dapat berupa :

1. Hutang berjangka (jangka pendek/jangka panjang)

Hutang berjangka merupakan salah satu bentuk pendanaan dalam suatu entitas

(badan usaha) yang dilakukan dengan menerbitkan surat berharga dan dijual kepada

Page 7: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 7/33

 

14

pemilik dana ataupun kepada investor. Dalam rangka pendanaan hutang jangka

panjang dikenal dua macam surat berharga, yaitu :

a. Surat obligasi

Obligasi adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan

bersuku bunga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana

dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk 

keperluaan anggaran belanja. Beberapa jenis obligasi antara lain :

! Secured dan Unsecured Bond 

Beberapa obligasi dijamin oleh aset tertentu, yang disebut sebagai Secure Bond

misalnya, obligasi hipotek dijamin oleh suatu klaim tertentu atas real estate,

Semetara Unsecure Bond tidak dijamin dengan suatu klaim aset tertentu.

! Term Bond, Serial Bond dan Callable Bond 

Term Bond adalah obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal tertentu

sedangkan serial bond jatuh tempo dan melakukan pembayaran kembali

prinsipalnya beberapa kali. Sementara callable bond adalah obligasi yang

memberikan kepada penerbitnya hak untuk menebus dan menarik obligasi

sebelum jatuh tempo. 

! Covertible bond 

Jika suatu obligasi dapat dikonversi menjadi surat berharga lainnya, obligasi ini

disebut dengan convertible bond.

!  Registered dan Bearer Bond 

Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik disebut dengan registered bond,

sedangkan obligasi yang tidak dicatat atas nama pemilik dan dapat ditransfer dari

Page 8: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 8/33

 

15

satu pemilik kepada pemilik yang lain tanpa harus menerbitkan sertifikat baru

dinamakan dengan bearer bond.

!  Revenue Bond dan Income Bond 

Revenue Bond adalah obligasi yang pembayaran berdasarkan pendapatan

penerbit. Sedangkan jenis income bond adalah obligasi yang dapat menunda

pembayaran kupon bunga sesuai kondisi perusahaan.

2. Zero-Coupon Bond 

Umumnya obligasi membayarkan kupon bunga secara periodik. Obligasi yang

tidak membayarkan kupon bunga disebut sebagai Zero-Coupon Bond. Obligasi

ini dijual dengan harga diskon.

b. Sekuritas lainnya

Terdiri dari berbagai jenis sekutitas yang biasa disebut sekuritas kredit, misalnya:

right, warrant, option, future. Sekuritas kredit mempunyai hari jatuh tempo

relatif pendek, yang disebut jangka menengah antara satu sampai dengan tiga

tahun.

2. Kepemilikan / Penyertaan

Penyertaan merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas

(badan usaha) yang dilakukan dengan menyertakan sejumlah dana tertentu dengan

tujuan untuk menguasai sebagian hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Badan

usaha yang membutuhkan pendanaan menerbitkan surat berharga dan dijual kepada

investor yang mengakibatkan para investor tersebut dapat memiliki sebagian

perusahaan sebesar jumlah surat berharga yang dikuasainya. Surat berharga

semacam ini umumnya disebut saham.

Page 9: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 9/33

 

16

Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan yang

memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang. Juli Irmayanto, dkk 

(1998) menguraikan beberapa jenis saham antara lain:

• Common Stock dan Preferred Stock 

Common Stock atau saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa, misalnya

atas dividen, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi. Pemegang

saham ini mempunyai hak suara dan menerima dividen secara proporsional

sesuai kepemilikannya. Di lain pihak, karena adanya keinginan untuk menarik 

investor, maka diterbitkanlah  preferred stock . Saham ini memiliki hak khusus

dan keistimewaan tertentu yang meliputi prioritas dalam menerima dividen,

memperoleh laba dan menerima hak-hak jika perusahaan mengalami likuidasi,

namun tidak mempunyai hak suara.

• Stock with Par, No-Par-Stated Value, No Par No Stated Value

Ketiga jenis saham di atas berkenaan dengan jenis saham yang dikaitkan dengan

mekanisme penerbitannya. Meskipun tidak ada hubungannya dengan nilai pasar,

saham biasanya diterbitkan dengan nilai nominal tertentu misalnya Rp. 1000.

Tetapi untuk menghindari munculnya contigent liability jika saham dengan nilai

par diterbitkan dengan disagio, muncullah saham tanpa nilai par. Alasan lain

yang sering digunakan adalah menghindari pertanyaan seputar hubungan nilai

par dan nilai pasar. Dalam beberapa hal muncul kritik atas penerbitan saham

tanpa nilai par tersebut sehingga dirasa perlu untuk menetapkan besaran

minimum dimana saham tidak dapat diterbitkan di bawah nilai tersebut. Saham

ini disebut juga dengan istilah No Par Stock  tetapi dengan stated value tertentu.

Page 10: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 10/33

 

17

2.2 Pasar Uang

Dalam sistem keuangan, pasar uang/ money merket  merupakan bagian dari

financial market di samping pasar modal/ capital market . Pasar uang merupakan sarana

bagi investor dalam melakukan investasi disamping sebagai sarana mobilisasi dana bagi

pihak yang membutuhkan dana.

2.2.1 Fungsi Pasar Uang

Pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga keuangan,

perusahaan non keuangan dan peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana

 jangka pendek maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan

likuiditasnya. Selain itu, secara tidak langsung sebagai sarana pengendali moneter oleh

penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka.

2.2.2 Instrumen Pasar Uang

Juli Irmayanto, dkk (1998) menguraikan instrumen atau surat berharga yang

diperjualbelikan dalam pasar uang, antara lain :

1. Treasury Bills atau T-Bills

Merupakan instrumen hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral

atas tunjuk dengan jumah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada

tanggal yang ditetapkan.

Page 11: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 11/33

 

18

2. Commercial paper atau CD

Merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan /  unsecure promissory

notes yang diterbitkan oleh perusahaan termasuk bank untuk memperoleh dana

 jangka pendek dan dijual kepada investor yang melakukan investasi dalam

instrumen pasar uang.

3. Negotiable Certificate of Deposits atau Sertifikat Deposito atau CD

Merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan

dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu.

Menurut UU no. 7 tahun 1992, sertifikat deposito adalah deposito berjangka

yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.

4. Banker’s Acceptance atau BA

Merupakan salah satu instrumen pasar uang yang tercipta melalui perdagangan

luar negeri dan merupakan instrumen yang dapat dipindahtangankan seperti

halnya dengan commercial paper  namun memberikan alternatif untuk 

memperoleh kredit terutama pada saat barang-barang dikapalkan untuk segera

dikirimkan ke luar negeri.

5. Bill of Exchange atau Wesel

Merupakan suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang

kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan

atau pada tanggal tertentu kepada penarik, order, atau pembawa.

Page 12: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 12/33

 

19

6.  Repurchase Agreement atau Repo 

Merupakan transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian

bahwa si penjual akan membeli surat-surat berharga yang dijual tersebut pada

tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.

7. Revolving Underwriting Facility atau RUF 

Merupakan fasilitas penjaminan berulang atas surat-surat berharga jangka

pendek.

Instrumen pasar uang yang dipergunakan di Indonesia, antara lain :

1. Sertifikat Bank Indonesia atau SBI 

SBI merupakan surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan dengan

sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu

pendek. SBI pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan sasaran utama

untuk menciptakan suatu instrumen pasar uang yang hanya untuk 

diperdagangkan antara bank-bank. Setelah deregulasi perbankan 1 Juni 1983,

kebijaksanaan operasi pasar terbuka terutama untuk tujuan kontraksi moneter.

Dengan melalui penggunaan SBI tersebut Bank Indonesia dapat secara tidak 

langsung mempengaruhi tingkat bunga. SOR adalah tingkat suku bunga yang

diterima oleh Bank Indonesia atas penawaran tingkat bunga diterima dari peserta

pada lelang harian maupun lelang mingguan. Selain itu, SOR dapat dipakai

sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang.

Page 13: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 13/33

 

20

2. Surat Berharga Pasar Uang atau SPBU 

Merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang dapat diperjualbelikan

secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk 

oleh Bank Indonesia. SBPU diperkenankan oleh Bank Indonesia sejak February

1985. Di samping berfungsi sebagai peranti pasar uang juga merupakan

instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka dalam ekspansi moneter oleh

Bank Indonesia dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU.

3. Call Money / Pasar uang antar bank / Interbank Call Money Market 

Salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang. Pada

dasarnya merupakan kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan

bank lainnya.

4. Commercial Paper 

5. Repurchase Agreement 

6. Banker’s Acceptence

7. Promissory Notes

8. Sertifikat Deposito

2.3 Reksadana

Sebelum dikenalnya reksadana, kebanyakan masyarakat hanya mengenal

tabungan dan deposito. Dengan keberadaan reksadana mulai merubah pola menabung

menjadi pola berinvestasi karena berinvestasi menawarkan potensi keuntungan jangka

panjang yang lebih tinggi dari tabungan dan deposito. Berinvestasi memiliki unsur

Page 14: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 14/33

 

21

perencanaan yang meliputi jangka waktu investasi dan tujuan dari investasi itu sendiri.

Bila orang ingin melakukan investasi mereka juga akan memperhatikan jenis instrumen

investasi apa saja yang tersedia dan bagaimana risiko dari masing-masing intrumen

tersebut serta bagaimana dana yang tersedia dialokasikan pada instrumen-instrumen

yang dipilih.

Reksadana merupakan pelengkap/komplemen dari cara berinvestasi yang lebih

mudah bagi masyarakat. Dengan adanya reksadana, masyarakat kini memiliki

kesempatan untuk melakukan perencanaan tabungan/investasinya untuk kebutuhan di

masa depan dengan memanfaatkan berbagai instrumen yang sebelumnya sulit dilakukan

seperti SBI, obligasi, saham dan instrumen lainnya yang memiliki potensi keuntungan

 jangka panjang yang lebih baik dari tabungan dan deposito.

Keberadaan reksadana akan memberikan manfaat bagi investor individu maupun

investor institusi seperti Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi, Bank dan lembaga yang

memiliki dana investasi dapat melakukan diversifikasi investasinya dengan cara yang

sangat mudah melalui reksadana.

Reksadana juga memberi manfaat bagi berbagai pihak, seperti kepada emiten,

baik pemerintah maupun perusahaan yang memerlukan dana investasi melalui

penerbitan surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan surat berharga lainnya.

Dengan adanya reksadana, sumber dana investasi dapat menjangkau investor individu

secara luas, sehingga dapat terkumpul dana yang lebih besar. 

Page 15: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 15/33

 

22

2.3.1 Perkembangan Raksa Dana Indonesia

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995

tentang Pasar Modal, Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

Reksadana berbentuk Perseroan, PT. BDNI. Berdirinya perusahaan ini sesuai dengan

peraturan yang berlaku bahwa reksadana tertutup yang dapat berdiri di Indonesia yaitu

SK Menkeu No. 1548/KMK.013/1990.

Pada awal 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang

Reksadana bebentuk Kontrak Investasi Kolektif. Peraturan-peraturan tersebut membuka

peluang lahirnya reksadana bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) untuk tumbuh dan

berkembang. Pada tahun yang sama tepatnya bulan Juli, 4 reksadana mendapat izin dari

Bapepam untuk ditawarkan kepada masyarakat. Empat reksadana tersebut diterbitkan

oleh dua perusahaan yaitu tiga reksadana diterbitkan PT. Dana Reksa, perusahaan

pemerintah yang bergerak di pasar modal dan satu reksadana dengan jenis pasar uang

diterbitkan oleh PT. BDNI Securities. Keluarnya reksadana ini merupakan pembuka

 jalan bagi reksadana yang lain. Keempat reksadana ini adalah reksadana terbuka sesuai

dengan Undang-Undang No. 8/1995 tentang Pasar Modal.

Kemudian, perkembangan reksadana mengalami pertumbuhan yang cepat

dimana pada akhir tahun telah terbit 25 reksadana dengan total dana yang dikelola

sebesar Rp. 2,76 triliun. Pertumbuhan reksadana ini merupakan pertumbuhan yang

cukup menggembirakan. Pada sisi lain jumlah investor reksadana juga cukup mengalami

pertumbuhan yang tinggi dari 1.408 investor pada Mei 1996 menjadi 2.441 investor

pada Akhir Desember 1996. Pemerintah dalam hal ini Bapepam sangat mendukung

Page 16: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 16/33

 

23

penerbitan reksadana ini maka kekuatan investor lokal akan bertumbuh. Oleh karena itu,

Menteri Keuangan memberikan penghargaan (Award) sebagai pelopor reksadana kepada

ke 25 reksadana yang diterbitkan pada tahun 1996, sehingga tahun 1996 dapat disebut

sebagai tahun reksadana untuk kalangan Pasar Modal.

Selanjutnya, pertumbuhan reksadana selama tujuh bulan pertama tahun 1997

cukup menggembirakan karena reksadana yang bertambah sebanyak 42 reksadana.

Sayangnya krisis makro yang terjadi sejak pertengahan Juli tahun 1997 berimbas

pada perkembangan selanjutnya. Krisis yang mulanya berasal dari permasalahan mata

uang mekar menyebar ke aspek-aspek lainnya, termasuk pasar modal. Reksadana yang

pada hakekatnya terkait dengan instrumen pasar uang dan pasar modal mengalami

imbasnya. Bahkan ada Manajer Investasi dan reksadana yang terpaksa ditutup karena

kondisi perekonomian yang tidak kondusif.

Pada periode 1999 sampai tahun 2000 seiring dengan membaiknya pasar telah

membangkitkan kembali optimisme pelaku pasar. Reksadana pun ikut menggeliat. Data

bulan Januari sampai pertengahan tahun 2000 menunjukkan pertumbuhan aset reksadana

yang konsisten dan mampu menghimpun kembali dana masyarakat lebih dari Rp. 5.4

trilyun. Yang lebih menggembirakan adalah bahwa jumlah pemodal yang memasuki

industri ini terus membengkak. Pada Tabel 2.1 Statistik Reksadana dapat dilihat bahwa

 jumlah produk reksadana semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah

investor dan nilai aset bersih yang dikelola oleh Manajer Investasi.

Page 17: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 17/33

 

24

Tabel 2.1

Statistik Reksadana

Jumlah Pemegang NAB

(Kumulatif) Saham/Unit (Rp Juta) Penyertaan Yang

Periode

Penyertaan Beredar

1996 25 2.441 2.782.322,5 2.942.232.210,518

1997 77 20.234 4.916.604,8 6.007.373.758,547

1998 81 15.482 2.992.171,4 3.680.892.097,256

81 24.127 4.974.105,0 4.349.952.950,816

94 39.487 5.515.954,1 5.006.049.769,659

2001 108 51.723 8.003.769,8 7.303.771.880,360

 (Periode 1996 - 2002)

 

Unit

1999

2000

2002 131 125.82 46.613.833,2 41.655.523.049,213

 

Sumber : Data Statistik Bapepam Online

2.3.2 Konsep Reksadana

Berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pada pasal 1 ayat 27 disebutkan

bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh

Manajer Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam.

Pratomo dan rekan (2001) menguraikan mekanisme kerja reksadana di Indonesia

antara lain :

1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) unit

penyertaan.

2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan

kembali

3. Perintah transaksi investasi

Page 18: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 18/33

 

25

4. Eksekusi transaksi investasi

5. Konfirmasi transaksi

6. Perintah penyelesaian transaksi

7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta

8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/unit secara harian melalui media massa

9. Laporan valuasi harian dan bulanan

10. Laporan bulanan kepada Bapepam 

PASAR MODAL &PASAL UANG

1

BAPEPAM

MANAJER

INVESTASI

BANK KUSTODIAN

REKSADANA

PERANTARAINVESTOR

6 9

3

5

PENGAWAS

 

LAPORAN

BULANAN

10

8

27

4

Gambar 2.1

Mekanisme Kerja Reksadana

Portofolio investasi dari reksadana terdiri dari berbagai macam instrumen surat

berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang seperti SBI, deposito, atau

campuran dari instrumen pasar uang dan pasar modal.

Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan dana investasi, yakni

Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Manajer investasi berperan sebagai pihak yang

melakukan analisa serta pengambilan keputusan-keputusan investasi, sementara bank 

Page 19: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 19/33

 

26

Kustodian berperan sebagai penyimpan kekayaan, administrasi investasi serta

perhitungan kepemilikan masing-masing investor yang tergabung dalam Reksadana.

2.3.3 Jenis – Jenis Reksadana

Berdasarkan peraturan pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM (Badan

Pengawasan Pasar Modal), terdapat 4 (empat) jenis reksadana yang ditawarkan di

Indonesia, yakni Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana

Saham, dan Reksadana Campuran. Pengkategorian jenis reksadana berdasarkan kategori

instrumen dimana reksadana melakukan investasi.

1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)

Reksadana yang 100 % dana pengelolaan akan diinvestasikan pada instrumen

pasar uang seperti deposito, SBI dan surat hutang lainnya yang sifatnya jangka

pendek kurang dari 1 (satu) tahun. RDPU merupakan reksadana dengan tingkat

risiko paling rendah. Di lain pihak, potensi keuntungan reksadana ini juga

terbatas. RDPU sangat cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari satu

tahun), sebagai pelengkap deposito atau tabungan yang sudah ada. Reksadana ini

tidak menerapkan biaya pembelian dan biaya penjualan kembali. Biaya

pengelolaan RDPU juga relatif kecil dibandingkan reksadana lainnya. Hal ini

sejalan dengan sifat RDPU yang dimaksud untuk investasi jangka pendek serta

menyediakan likuiditas. Umumnya di Indonesia, RDPU dipasarkan melalui kerja

sama dengan bank-bank, sehingga dapat ditambahkan fasilitas lainnya dalam

penempatan dan penarikan dana seperti melalui ATM, cek/giro bilyet, fasilitas

 phone banking atau internet banking. 

Page 20: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 20/33

 

27

2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)

Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 % dari portofolio

yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang seperti obligasi dan surat hutang

lainnya yang biasanya jatuh tempo lebih dari satu tahun. RDPT memiliki

karakteristik potensi hasil investasi yang lebih besar daripada RDPU, sementara

risiko RDPT juga lebih besar dari RDPU. RDPT cocok untuk tujuan investasi

 jangka menengah dan panjang (> 3 tahun) dengan risiko menengah.

3. Reksadana Saham (RDS)

Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 % dari portofolio

yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat ekuitas (saham). Dibandingkan

dengan RDPU dan RDPT, RDS memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi

yang lebih besar, demikian juga risikonya.

4. Reksadana Campuran (RDC)

Reksadana yang dana pengelolaannya diinvestasikan pada instrumen dengan

alokasi yang tidak dikategorikan pada ketiga jenis Reksadana di atas. RDC dapat

melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi

yang lebih flexibel. RDC adalah Reksadana yang melakukan investasi dalam

efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk 

dalam kategori RDPT dan RDS. Potensi hasil dan risiko RDC secara teoritis

dapat berada ditengah-tengah antara RPPT dan RDS, sehingga investor yang

kurang berani menerima risiko yang terlalu besar namun ingin memperoleh hasil

yang “sedikit lebih besar” dapat memilih RDC sebagai alternatif terhadap RDS.

Page 21: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 21/33

 

28

2.3.4 Bentuk Hukum

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, terdapat dua bentuk hukum reksadana,

yaitu reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksadana) dan reksadana berbentuk 

Kontrak Investasi Kolektif (Reksadana KIK). PT Reksadana menerbitkan saham yang

dapat dibeli oleh investor. Dengan memiliki saham, investor memiliki kepemilikan atas

PT tersebut sementara Reksadana KIK tidak menerbitkan saham, tetapi menerbitkan unit

penyertaan. Dengan memiliki unit penyertaan Reksadana KIK, investor mempunyai

kepemilikan atas kekayaan bersih Reksadana KIK tersebut.

Selain perbedaan dalam bentuk hukum, dari sifat operasionalnya reksadana juga

dibedakan antara Reksadana Terbuka (open-end) dan Reksadana Tertutup (closed-end).

Perbedaan utama antara lain Reksadana Terbuka dan Reksadana Tertutup adalah dalam

hal mekanisme transaksi jual beli saham/unit penyertaan oleh investor sebagai berikut :

- Pada Reksadana Terbuka jual beli saham/unit penyertaan reksadana dilakukan

antara reksadana (Manajer Investasi) dengan investor, tanpa melalui bursa

- Pada Reksadana Tertutup jual beli saham setelah penawaran umum perdana

(pasar sekunder) dilakukan melalui bursa antara investor dengan investor

lainnya.

Reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup,

sementara reksadana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.

Page 22: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 22/33

 

29

2.4 Faktor-faktor yang Menpengaruhi Perubahan Kurs Mata

Uang

Kurs mata uang di negara yang menganut sistem kurs bebas akan berubah sesuai

dengan kondisi pasar. Artinya nilai kurs bergantung kepada permintaan dan penawaran

mata uang suatu negara. Penawaran valuta asing berasal dari eksportir yaitu transaksi

kredit pada neraca pembayaran international, sementara permintaan valuta asing berasal

dari pembayaran yang dilakukan oleh importir atas barang yang dibeli dari luar negeri.

Permintaan dan penawaran valuta asing dipengaruhi oleh empat faktor :

1. Pertumbuhan pendapatan

Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain),

makin besar kemungkinan untuk melakukan impor yang berarti permintaan

valuta asing makin meningkat. Nilai kurs valuta asing cenderung akan meningkat

(harga mata uang sendiri akan turun)

2. Suku bunga

Kenaikan suku bunga dalam negeri akan mengakibatkan aliran modal masuk,

sehingga penawaran valuta asing akan naik dan turun nilainya sementara harga

mata uang sendiri akan naik. Sebaliknya jika suku bunga diluar negeri lebih

tinggi daripada suku bunga di dalam negeri, maka akan terjadi aliran modal

keluar yang menyebabkan naiknya permintaan valuta asing, sehingga harga kurs

mata uang akan turun.

Page 23: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 23/33

 

30

3. Inflasi

Adanya inflasi pada suatu negara akan menurunkan nilai kurs mata uang yang

bersangkutan dibandingkan negara lainnya. Perbandingan nilai mata uang suatu

negara dengan negara lainnya ditentukan oleh tingkat harga di masing-masing

negara.

4. Kebijaksanaan pemerintah

Dalam perekonomian yang lesu biasanya pemerintah melakukan inisiatif dengan

melakukan pengeluaran pemerintah yang besar. Kenaikan pengeluaran

pemerintah ini secara langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Akibatnya nilai kurs mata uang sendiri akan turun karena adanya permintaan

valuta asing yang meningkat.

5. Faktor-faktor lain

Terdapat sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perubahan nilai kurs mata

uang suatu negara yang tidak selalu berhubungan dengan situasi perekonomian.

Misalnya situasi politik yang tidak stabil akan memicu aliran modal keluar yang

akan menurunkan nilai kurs mata uang suatu negara.

Tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai kurs

mata uang suatu negara. Pelaku pasar memperhitungkan tingkat bunga nominal setelah

dikurangi inflasi. Jika tingkat bunga yang diharapkan tetap sementara inflasi naik, maka

tingkat bunga nominal akan naik. Kenaikan tingkat bunga ini merupakan suatu  forward 

 premium atas kurs suatu negara. Artinya kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan

nilai kurs mata uang suatu negara relatif terhadap negara lainnya. Indonesia memiliki

Page 24: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 24/33

 

31

tingkat bunga nominal yang tinggi serta inflasi juga tinggi sehingga tingkat bunga riil

relatif rendah dan tidak cukup menarik bagi investor asing untuk menanamkan dananya

di Indonesia. Ini menyebabkan nilai kurs rupiah tetap lemah dibandingkan nilai kurs

mata uang lain.

2.5 Perkembangan Kurs, Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah Uang

Beredar

2.5.1 Perkembangan Kurs

Pada pertengahan 1997 mata uang negara-negara ASEAN mulai mengalami

depresiasi yang cukup besar. Dimulai dengan jatuhnya mata uang Bath – Thailand pada

bulan Juni 1997, yang diikuti oleh Peso – Philipina, Dollar – Singapura, dan Ringgit –

Malaysia. Rupiah mulai melemah pada pertengahan Juli 1997 dan mengalami depresiasi

yang sangat besar. Pada periode-periode sebelumnya, setiap tahunnya rupiah mengalami

depresiasi dengan tingkat hanya dibawah sepeluh persen dengan target depresiasi rupiah

sebesar lima persen pertahun.

Pertengahan Agustus 1997, tepatnya pada tanggal 14 Agustus pukul 09.00 WIB,

merupakan waktu dimulainya pemerintah atau Bank Indonesia memberlakukan nilai

tukar bebas ( free floating exchange rate) rupiah terhadap dollar dengan cara melepas

band intervensi. Pada tanggal tersebut pemerintah mengakhiri nilai tukar bebas

terkendali (managed floating exchange rates) yang telah diterapkan sejak 1986. Nilai

tukar bebas terkendali dilaksanakan dengan cara menetapkan kurs batas bawan dan kurs

Page 25: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 25/33

 

32

batas atas intervensi. Untuk menjaga kurs batas bawah dan kurs batas atas intervensi,

Bank Indonesia akan menjual dollar apabila di pasar kurs dollar melebihi kurs batas atas,

dan akan membeli dollar apabila di pasar kurs dollar lebih rendah dibandingkan kurs

batas bawah.

Akibat tekanan yang hebat terhadap rupiah, Bank Indonesia membuat beberapa

kebijakan pengetatan likuiditas rupiah, diantaranya adalah menghapus transaksi SPBU

(Surat Berharga Pasar Uang) dan meningkatkan suku bunga SBI (Sertifikat Bank 

Indonesia). Sejak tanggal 14 Agustus 1997 sampai tanggal 26 Februari 1998 rupiah telah

mengalami depresiasi sebesar 229 persen. Depresiasi rupiah yang begitu besar

bersamaan dengan suku bunga yang tinggi, harga saham yang menurun dan kekacauan

di sektor perbankan, menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis moneter.

Dari serangkaian gejala yang menandakan krisis mata uang di Asia Tenggara,

memang ada indikasi bahwa para spekulan memiliki kemampuan yang kuat untuk 

menerobos batas-batas kurs intervensi. Pelebaran spread  kurs intervensi rupiah dari

delapan persen menjadi dua belas persen, bukan semata-mata sebagai langkah reaktif 

atas krisis mata uang yang melanda Asia Tenggara. Kebijaksanaan ini merupakan

kebijaksanaan satu titik saja dalam garis stabilitas moneter yang diambil oleh Bank 

Indonesia. Stabilisasi ini mencakup misi yang amat luas, terutama pengendalian nilai

tukar rupiah terhadap mata uang asing pada titik yang tidak terlalu tinggi ataupun tidak 

terlalu rendah.

Karena trend   jangka panjang menunjukkan depresiasi secara sinambung

(ditargetkan sekitar empat persen – lima persen per tahun), maka aspek yang sangat

urgent  untuk dijaga adalah jangan sampai rupiah over valued. Bila ini dalam kisaran

Page 26: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 26/33

 

33

yang terlalu lebar, alternatif tunggal penyesuaian nilai tukar adalah devaluasi. Padahal

ongkos politis ( political cost) kebijaksanaan devaluasi sangat mahal.

Kepentingan menjaga rupiah dari serangan spekulan adalah misi berikutnya.

Sebab harus diakui, antisipasi semacam ini penting untuk menjaga konsekuensi logis

mulai diperdangangkannya rupiah pada pasar  future NYCE (New York Cotton

Exchange).

Grafik 2.1

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS

(Periode Januari 1997 - Desember 2002)

Rp 0.00

Rp 2,000.00

Rp 4,000.00

Rp 6,000.00

Rp 8,000.00

Rp 10,000.00

Rp 12,000.00

Rp 14,000.00

Rp 16,000.00

01/97 06/97 11/97 04/98 09/98 02/99 07/99 12/99 05/00 10/00 03/01 08/01 01/02 06/02 11/02

Periode

   K  u  r

Page 27: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 27/33

 

34

Tabel 2.2

Kurs Tengah USD Terhadap Rupiah di Bank Indonesia

(Periode Akhir Bulan Januari 1997 – Desember 2002)

1997 2000

Januari Januari 7,425.00

 

Februari Februari 7,505.00

 

Maret 2,419.00 Maret

April 2,433.00 7,945.00

Mei 2,440.00 Mei 8,620.00

Juni 2,450.00 Juni 8,735.00

 

Juli 2,599.00 9,003.00

 

Agustus 3,035.00 8,290.00

September 3,275.00

Oktober 3,670.00 9,395.00

November 3,648.00 9,530.00

Desember 4,650.00 Desember 9,595.00

1998 2001

Januari 10,375.00 Januari 9,450.00

 

Februari 8,750.00 Februari 9,835.00

 

Maret 8,325.00 10,400.00

April

8,950.00 Januari

Februari 8,730.00

2,396.00

2,406.007,590.00

April

Juli

Agustus

September 8,780.00

 

Oktober

November

Maret

10,320.00

7,970.00 April

10,189.00

11,675.00

Mei 10,525.00

8,685.00

Mei 11,058.00

9,655.00

Juni 14,900.00 Juni

Juli 13,000.00 9,525.00

 

Agustus 11,075.00 Agustus 8,865.00

September 10,700.00 9,675.00

 

Oktober 7,550.00 10,435.00November 7,300.00 November 10,430.00

Desember 8,025.00 Desember 10,400.00

1999

Maret

April 8,260.00 9,316.00

Mei 8,105.00

Juni 6,726.00 8,730.00

 

Juli 6,875.00

Agustus 7,565.00September 8,386.00 9,015.00

 

Oktober 6,900.00 9,233.00

November 7,425.00 8,976.00

Desember 7,100.00 Desember 8,940.00

Sumber : Data Statistik Bank Indonesia Online

11,440.00

Juli

Mei 8,785.00

September

Juli 9,108.00

Oktober

Agustus 8,867.00

2002

November

Januari

 

Februari

 

Maret

April

Juni

September

Oktober

Page 28: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 28/33

 

35

2.5.2 Perkembangan Suku Bunga

Akibat yang ditimbulkan oleh gejolak nilai tukar di antaranya adalah ketatnya

likuiditas rupiah dan tingginya suku bunga. Perkembangan gejolak nilai tukar yang

belum mencapai titik stabilnya menyebabkan otoritas moneter melakukan pengendalian

untuk menstabilkan nilai tukar pengendalian tersebut diantaranya adalah menyumbat

sumber dana rupiah yang diperkirakan dapat mendorong semakin bergejolaknya nilai

tukar.

Implikasi yang ditimbulkan dari upaya bank sentral mengetatkan sumber dana

rupiah adalah tingginya suku bunga. Pada akhir Juli 1997 misalnya, suku bunga over 

nite mencapai 31 persen. Selain itu suku bunga deposito terus bergerak naik.

Melonjaknya suku bunga perbankan merupakan cermin hilangnya kepercayaan nasabah

terhadap bank dan perekonomian nasional. Bank terpaksa memberikan bunga tinggi

karena arus penarikan deposito cukup deras.

Grafik 2.2

Pergerakan Suku Bunga SBI 1 Bulan

(Periode Juni 1997 - Desember 2002)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

06/97 10/97 02/98 06/98 10/98 02/99 06/99 10/99 02/00 06/00 10/00 02/01 06/01 10/01 06/02 10/02

Periode

   S   B   I   %

 

Page 29: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 29/33

 

36

Tabel 2.3

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia - 1 Bulan/Bank

1997 2000

Januari 12 Januari 11.16

11.75 FebruariMaret 11 Maret 10.91

April 10.75 April 10.88

Mei 10.63 Mei 11.07

Juni 10.5 Juni

Juli 10.87 13.53

Agustus 13.67 13.56

September 22

 

September 13.62

Oktober 20.7

 

Oktober

November 20 November

Desember 20 Desember

1998 2001Januari 14.74

Februari 14.79

 

Maret 45 Maret 15.58

April 50 April 16.09

Mei 58 Mei

Juni 58 Juni

Juli 65.16 Juli 17.17

 

Agustus 70.44 Agustus 17.67

September 64.74 September 17.57

56.18 Oktober 17.58

November 46.62 November 17.6

35.52 Desember 17.62

2002

36.53 Januari 16.93

37.32

(Periode Akhir Bulan Juni 1997 - Desember 2002)

Februari 11.02

 

12.33

Juli

Agustus

13.74

14.15

14.53

Januari 20

 

Februari 22

16.33

16.65

Oktober

Desember

1999

Januari

 

Februari Februari 16.86

 

Maret 37.42 Maret 16.76

April 33.21 16.61

Mei 26.12

Juni 18.84 Juni

Juli 13.8 Juli

Agustus 13.06 AgustusSeptember 13 September

Oktober 13.06 Oktober 13.1

November 12.95 November 13.06

Desember 11.93 Desember 12.93

Sumber : Data Statistik Bank Indonesia Online

April

 

Mei 15.51

15.11

14.93

14.3513.22

Page 30: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 30/33

 

37

2.5.3 Perkembangan Inflasi

Sejak terjadinya krisis moneter di Indonesia pada pertengahan Juli 1997 yang

ditandai dengan melemahnya rupiah dan semakin tingginya suku bunga SBI, berdampak 

pula pada kenaikan harga barang komoditas. Dalam beberapa tahun terakhir ini inflasi

merupakan momok kepada pengambil kebijaksanaan, karena inflasi selalu mendekati

dua digit point. Pembangunan akan berjalan lancar bila inflasi ini dapat ditekan serendah

mungkin. Inflasi Indonesia sudah merupakan inflasi tertinggi diantara negara-negara

ASEAN. Pengambil kebijaksanaan memerangi inflasi ini dengan menggunakan piranti

kebijaksanaan moneter.

Grafik 2.3

Pergerakan Indeks Harga Konsumen di 43 Kota(Periode Januari 1997 - Desember 2002)

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

01/97 06/9711/97 04/9809/98 02/9907/99 12/9905/00 10/0003/01 08/0101/02 06/02 11/02

Periode

   T   i  n  g   k  a

   t   I  n   f   l  a  s   i

Page 31: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 31/33

 

38

Tabel 2.4

Indeks Harga Konsumen di 43 Kota

% Perubahan bulanan (1996 = 100)

1997 2000

Januari 1.88 Januari 1.320.76 Februari

Maret -0.07 Maret -0.45

April 0.40 April 0.56

Mei 0.20 Mei 0.84

Juni -0.09 Juni 0.50

 

Juli 0.80 Juli

Agustus 0.90 Agustus

September 1.09 September -0.06

 

Oktober 0.96 1.16

November 1.24

Desember 1.75 Desember1998 2001

6.57 Januari 0.33

12.45 Februari

Maret 5.30 Maret

April 4.67 April

Mei 5.20 Mei

Juni 4.94 Juni

Juli 9.17 Juli

Agustus 6.34 -0.21

September 3.73 0.64

 

Oktober -0.28 Oktober

November 0.09 November

Desember 1.31 Desember 1.62

1999 2002

Januari 2.99 Januari 1.99

 

Februari

Mei 0.80

Juni -0.36

Juli -1.06 JuliAgustus -0.96 Agustus 0.29

September -0.69 September 0.53

 

Oktober 0.06 Oktober 0.54

November 0.25 November 1.85

Desember 1.73 Desember 1.20

Februari 0.07

 

1.28

0.51

Oktober

November 1.32

1.94

Januari

 

Februari 0.87

 

0.89

0.46

1.13

1.67

2.12

Agustus

Juni 0.36

September

0.82

0.68

1.71

1.28

Sumber : Data Statistik Bank Indonesia Online

 

Februari 1.50

 

Maret -0.19

April -0.69 -0.24

Mei -0.28

Maret -0.02

 

April

Page 32: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 32/33

 

39

2.5.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Tabel 2.5

Jumlah Uang Beredar / M1 (miliar Rp)

1997 2000Januari 65,876.00 Januari 122,417.00

64,985.00 122,160.00

Maret 63,565.00 124,663.00

April 64,583.00 127,367.00

Mei 65,240.00 Mei

Juni 69,950.04 Juni 133,832.00

 

Juli 69,268.00 Juli

Agustus 65,235.00 Agustus 136,530.00

September 66,258.00 September 135,430.00

Oktober 67,351.00 Oktober

November 69,855.75 November

Desember 78,342.86 Desember1998 2001

Januari 92,800.00 Januari 145,345.00

 

Februari 92,508.69 Februari 149,879.00

 

Maret 98,270.29 Maret

April 95,368.25 April

Mei 103,940.75 Mei

Juni 109,479.77 Juni

Juli 105,821.74 Juli

Agustus 104,582.74 Agustus

September 102,563.00 September

Oktober 99,603.48 Oktober

November 100,971.00 November 171,383.00

Desember 101,197.33 Desember

1999 2002

Januari 101,952.55 Januari 166,769.00

 

Februari 103,458.00 Februari 168,643.00

105,705.11 Maret 166,173.00

April 100,708.00 April 169,002.00

103,301.00 Mei 168,257.00

105,964.00 Juni 174,017.00

 

Juli 106,075.00 Juli 173,524.00

 

Agustus 109,564.00 Agustus 175,966.00

September 118,124.00 SeptemberOktober 116,315.00 Oktober

November 117,292.00 November

Desember 124,633.00 Desember 191,939.00

Sumber : Data Statistik Bank Indonesia Online

Periode Januari 1997 - Desember 2002

 

Februari Februari

Maret

April

130,225.00

 

135,738.75

138,886.00

141,204.00

162,186.00

148,375.00

154,297.00

Maret

155,791.00

160,142.00

Mei

162,154.00

Juni

166,851.00

164,237.00

169,963.00

177,731.00

 

181,791.00181,667.00

196,537.00

Page 33: BAB 2_04-28

5/17/2018 BAB 2_04-28 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-204-28 33/33

 

40

0.00

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

01/97 06/97 11/97 04/98 09/98 02/99 07/99 12/99 05/00 10/00 03/01 08/01 01/02 06/02 11/02

Grafik 2.4Pergerakan Jumlah Uang Beredar / M1 (Miliar Rp.)

Periode Januari 1997 - Desember 2002