bab 2 landasan teori 2.1.1. pengertian...

15
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian-pengertian 2.1.1. Pengertian Demografi Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi). Secara umum Demografi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan-keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubah tersebut seperti kelahiran, kematian dan migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. 2.1.2. Pengertian Penduduk Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun Pemerintahan baik ditingkat Nasional maupun daerah, dimana Universitas Sumatera Utara

Upload: truongngoc

Post on 01-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian-pengertian

2.1.1. Pengertian Demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah

dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).

Secara umum Demografi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan dan

keadaan-keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal yang

berhubungan dengan komponen-komponen perubah tersebut seperti kelahiran,

kematian dan migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

2.1.2. Pengertian Penduduk

Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga

swasta maupun Pemerintahan baik ditingkat Nasional maupun daerah, dimana

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam menentukan

kebijaksanaan Pemerintah terutama yang berhubungan dengan pendataan penduduk

melalui KTP, kesehatan, keluarga berencana, tenaga kerja, pemindahan penduduk dan

sebagainya. Hal mengenai kependudukan adalah Studi tentang penduduk di dalam

kerangka sosiologi dan ada jalinannya dengan ekonomi, biologi dan ilmu sosial yang

lain.

Pengertian dari penduduk sendiri sangatlah banyak, Dalam ilmu sosiologi

penduduk adalah Kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang

tertentu. Berdasarkan UUD 1945 pasal 26 ayat 2 “Penduduk adalah Warga Negara

Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dan secara

umum penduduk adalah Semua Orang yang berdomisili di Wilayah Republik

Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6

bulan tetapi bertujuan untuk menetap di Wilayah Republik Indonesia.

Bicara mengenai penduduk tak pernah lepas dari pertumbuhan penduduk

tersebut. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah di pengaruhi oleh 4 faktor yaitu

Kelahiran (fertilasi), Kematian (mortalitas), In Migrasion (migrasi masuk), Out

Migrasion ( migrasi keluar). (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-

Dasar Demografi” : 5).

Faktor paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah

Kelahiran dan Kematian sedangkan Migrasi masuk dan Migrasi Keluar sangatlah

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya Fertilasi dapat dibagi

menjadi dua yaitu Faktor Demografi dan Faktor Non Demografi. Faktor Demografi

diantaranya adalah Struktur Umur, Status Perkawinan dan Umur Kawin,sedangkan

Faktor Non Demografi nya antara lain Keadaan ekonomi penduduk, Tingkat

pendidikan, Perbaikan status wanita, Urbanisasi dan Industrialisasi.

Komposisi umur penduduk merupakan salah faktor komponen penduduk

antara lain penduduk berusia antara 0-4 tahun akan banyak mempengaruhi tingkat

kematian sedangkan tingkat kelahiran sangat dipengaruhi oleh penduduk wanita pada

usia 15-49 tahun.

2.1.3. Pengertian Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah Identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang

diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (dalam hal ini Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil) yang berlaku di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Indonesia. Pada

konsepnya yang memiliki KTP adalah Orang yang sudah berusia 17 tahun ke atas atau

telah pernah menikah yaitu sebagai bukti identitas diri bagi penduduk yang telah

dewasa. Dalam hal ini anak yang berusia 17 tahun kebawah namun sudah menikah

belum berhak untuk memiliki KTP karena menurut Hukum yang tertulis Penduduk

yang memiliki KTP adalah mereka yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Hal ini telah

di atur di pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2002, Keputusan Walikota

Medan Nomor 43 Tahun 2002, tentang pelaksanaan Perda Nomor 18 Tahun 2002,

Tentang penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Manajemen Kependudukan dan Akta Catatan Sipil dalam Kota Medan . Sesuai

dengan pembahasan dibab I sudah menjelaskan tentang pengertian dari KTP itu

sendiri.

Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Simduk dan Akta Catatan Sipil Kota

Medan (Dinas Kependudukan Kota Medan, 2002 :9) Menerangkan bahwa yang

dimaksud dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah Kartu Sebagai Bukti diri

(Legitimasi) bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Bagi

setiap penduduk yang telah berusia 17 (Tujuh Belas) tahun keatas atau telah pernah

menikah atau kawin wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Demografi Umum ( Ida Bagoes Mantra, 2000 : 27) Menerangkan bahwa

sistem registrasi penduduk di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19. Pada tahun

1815 Raffles (berkebangsaan inggris) melaksanakan pendaftaran penduduk dalam

rangka penetapan sistem pajak tanah. Setelah Inggris meninggalkan Indonesia,

Belanda meneruskan pelaksanaan registrasi tersebut namun hingga pertengahan Abad

ke-19 perhatiannya justru hanya sedikit data registrasi yang di terbitkan.

Setelah tahun 1850 pemerintah Belanda mulai memberikan perhatian yang

lebih baik terhadap sistem registrasi penduduk. Mulai tahun 1880 Pemerintah Belanda

melakukan pencatatan dan pelaporan penduduk dengan sistem kartu mingguan.(

Gardiner, 1981). Namun pada waktu penjajahan Jepang sistem registrasi seperti ini di

hapus dan di ganti dengan sistem vital yaitu sistem yang menyangkut Kelahiran,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Kematian, Perkawinan dan Perceraian (Said Rusli, 1983). Setelah Indonesia Merdeka,

sistem registrasi penduduk diteruskan lagi dengan sistem kartu mingguan yang dulu

diterapkan dan diubah menjadi laporan mingguan tingkat kecamatan. Dimana setiap

minggu Kepala Desa berkumpul di kecamatan menyerahkan perubahan-perubahan

penduduk yang ada selama seminggu di desanya ( Gardiner, 1981).

2.2. Teori –Teori Kependudukan

Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu, yang

pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk terutama di negara-negara

yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi penduduk. Sedangkan faktor yang kedua adalah

adanya masalah masalah yang bersifat universal yang menyebabkan para ahli harus

banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut

sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan perkembangan

ekonomi dan sosial. Teori – teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu :

2.2.1. Teori Pertumbuhan Penduduk

1. Marxist

Teori ini mengemukakan bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin

tinggi produksi yang dihasilkan. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum“,

2000 : 67).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

2. Paul Edric

Dalam bukunya yang berjudul (The Population Bomb) menggambarkan

bahwa penduduk dan lingkungan yang ada didunia ini sebagai berikut.

Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; Kedua, Keadaan bahan

makanan sudah terbatas; Ketiga, Karena terlalu banyak manusia di dunia ini

lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990 Edric

merevisi bukunya dengan judul baru (The Population Explotion), yang isinya

adalah Bom penduduk yang dikhawatirkan pada tahun 1968, kini sewaktu –

waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang parah

karena sudah terlalu banyaknya penduduk yang sangat merisaukan. ( Ida

Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 71)

3. Robert Thomas Malthus ( 1766-1834)

Menurut Robert Thomas Malthus ( 1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor

ilmu kependudukan yang lebih populer disebut dengan Prinsip Kependudukan

(The Prinsiple of Population) yang menyatakan bahwa penduduk apabila

tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi

dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan ia juga

menyatakan bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan

sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan

dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan

terhadap pertumbuhan penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan

bahan makanan sehingga inilah yang menjadi sumber kemelaratan dan

kemiskinan manusia. . ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 :

62).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

2.2.2. Teori Fisiologi

1. John Stuart Mill

Berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi

perilaku demografinya. Selanjutnya ia juga mengatakan apabila produktivitas

seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam

hal ini Fertilasi akan rendah jadi taraf hidup merupakan determinasi fertilitas.

Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan, Tinggi rendahnya

tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia sendiri, Maka Mill menyarankan

untuk meningkatkan pendidikan penduduk tidak saja untuk golongan yang

mampu tetapi juga untuk golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya

pendidikan penduduk maka secara rasional penduduk mempertimbangkan

perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang

ada. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 73-74).

2. Michael Thomas Sadler dan Doubleday

Sadler mengemukakan bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah

penduduk yang ada disuatu negara atau wilayah. Jika kepadatan penduduk

tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan

penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.

Teori Doubley hampir sama dengan teori sadler hanya saja titik

tolaknya berbeda. Doubley mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk

berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan

kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Menurut

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Doubley kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi daya

reproduksi manusia sedangkan kelebihan pangan justru merupakan faktor

pengekang perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang

berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar,

sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang baik biasanya jumlah

keluarganya kecil. . ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 76-

77).

2.2.3. Teori Sosial Ekonomi

1. Emile Durkheim

Emile Durkheim adalah seorang ahli Sosiologi Perancis, ia menekankan

perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang

tinggi. Ia mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan

penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan

timbul persaingan antara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.

Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk

meningkatkan pendidikan dan ketrampilan serta mengambi spesialisasi

tertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan

kehidupan yang kompleks.

Apabila dibandingkan dengan masyarakat tradisional dan masyarakat

industri akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisonal tidak terjadi

persaingan yang ketat dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat

industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena pada masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi. ( Ida Bagoes

Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 75)

2. Arsene Dumont

Arsene Dumont adalah seorang ahli Demografi dari Perancis. Tahun 1890 dia

menulis sebuah artikel yang berjudul “ Depopulation et Civilization”. Ia

melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan Teori Kapilaritas

Sosial. Teori Kapitalitas Sosial mengacu kepada keinginan seseorang unutk

mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Untuk dapat mencapai

kedudukan yang tinggi dalam masyarakat keluarga yang besar merupakan

beban yang berat dan perintang.

Teori ini dapat berkembang dengan baik dinegara-negara demokrasi,

dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai tujuan yang

tinggi di masyarakat. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 :

74).

2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan Dinyatakan dalam persentase.

Pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah dipengaruhi oleh 3 komponen

yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

a. Fertilitas

Fertilitas dalam pengertian demografi adalah Kemampuan rill seorang wanita

untuk melahirkan. (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-

Dasar Demografi” : 7).

b. Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda –tanda

kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran

hidup. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 115).

c. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap disuatu

tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas

administrative / batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan

sebagai perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke

daerah lain . (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-Dasar

Demografi” : 9).

Menurut Everett S Lee ada 4 yang menyebabkan orang mengambil

keputusan untuk melakukan Migrasi yaitu:

a. Faktor-faktor yang terdapat didaerah asal.

b. Faktor-faktor yang terdapat ditempat tujuan.

c. Faktor-faktor yang menghambat.

d. Faktor-faktor pribadi.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

2.3.1. Susunan Penduduk

Susunan penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur. Jenis kelamin,

kebangsaan, suku bangsa dan sebagainya.

2.3.2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dalam arti Demografi adalah Komposisi Penduduk menurut

umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan

penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya Pemerintah ingin merencanakan

pelaksanaan wajib belajar penduduk usia sekolah, maka perlu diketahui jumlah

penduduk diusia sekolah baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

2.4. Analisis Korelasi

Sepanjang sejarah umat manusia orang melakukan penelitian mengenai ada dan

tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha

untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua

fenomena atau kejadian yang yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.

Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, berarti korelasi harus

membicarakan sekurang-kurangnya dua variabel atau lebih. Korelasi juga dapat

diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara

satu variabel (X) dengan variabel lainnya (Y). Untuk mengetahui apakah ada atau

tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis

korelasi. Untuk hubungan variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Koefisien korelasi antara X dan Y

])()][()()[(

))(()(2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

N = banyak data atau anggota

X = anggota pada variabel bebas

Y = anggota pada variabel terikat

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik

pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi

merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik

bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.

Analisis Korelasi sering digunakan dalam penelitian, misalnya meneliti hubungan

antara motivasi dan prestasi kerja, disiplin kerja dan produktivitas kerja, kualitas

pelayanan dan kepuasan pelanggan serta lainnya. Jika antara variabel yang satu

dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel yang satu akan berubah

akibat perubahan dari variabel lainnya. Dalam memperkirakan tingkat korelasi tidak

ada istilah tentang suatu kebetulan melainkan memang benar-benar berkorelasi.

Korelasi bermanfaat untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih

dengan skala-skala tertentu. Misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio;

Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data

Nominal. Kuat lemahnya hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai 1. Korelasi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah

jika nilai koefisien korelasi ditemukan positif sebaliknya jika nilai koefisien korelasi

negatif korelasi tersebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefisien korelasi ialah

suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefisien

korelasi tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel

tersebut. Jika koefisien korelasi diketahui +1 maka hubungan tersebut disebut sebagai

korelasi sempurna.

Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua

variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Kofisien

korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel

acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan

searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.

Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai

hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan

menjadi rendah ( dan sebaliknya). Korelasi dilambangkan dengan ( r ) dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1 ≤ r ≤ +1 ). Apabila r = -1 artinya

korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat sedangkan arti harga r akan disesuaikan dengan tabel

interpretasi nilai r sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 – 0,399

0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

2.5. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis untuk korelasi digunakan Uji T. Rumusnya sebagai berikut.

21

)2(

xy

xy

r

Nrt

Keterangan :

xyr = Hasil dari koefisien korelasi X dan Y

N = Banyak anggota atau data

Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = (n-2)

dengan kriteria sebagai berikut:

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t hitung < t tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Demografirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28830/4/Chapter II.pdf · masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam

Hipotesis berbunyi :

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pertumbuhan penduduk yang Cukup

Umur dengan tingkat permintaan KTP.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara pertumbuhan penduduk yang Cukup

Umur dengan tingkat permintaan KTP.

Universitas Sumatera Utara