bab 2 landasan teori 2.1 teori-teori umumlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-1-00301-if...

66
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Data Berdasarkan Turban, et al. (2003, p352), data adalah fakta – fakta mentah, belum diolah untuk menunjukkan makna yang spesifik. Informasi adalah kumpulan fakta yang diatur untuk diartikan. Pengetahuan adalah informasi yang telah diatur dan diproses untuk membantu para pembuat keputusan membuat keputusan. Dalam setiap organisasi, tujuan utama dari pengumpulan dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan adalah untuk menyediakan dukungan bagi para pembuat keputusan. Para pembuat keputusan ini tersebar di seluruh organisasi dan membuat berbagai jenis keputusan. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda ini, pengaturan data, informasi dan pengetahuan dalam suatu organsisasi harus fleksibel dan mudah beradaptasi, namun tetap kuat dan stabil. 2.1.1.2 Pengertian Basis Data M enurut M cLeod dan Schell (2004, p148) data bisnis secara tradisional telah diorganisasikan menjadi suatu hierarki golongan data atau field data yang bila digabungkan akan menjadi catatan data (data

Upload: phamtuyen

Post on 07-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data

2.1.1.1 Pengertian Data

Berdasarkan Turban, et al. (2003, p352), data adalah fakta –

fakta mentah, belum diolah untuk menunjukkan makna yang spesifik.

Informasi adalah kumpulan fakta yang diatur untuk diartikan.

Pengetahuan adalah informasi yang telah diatur dan diproses untuk

membantu para pembuat keputusan membuat keputusan.

Dalam setiap organisasi, tujuan utama dari pengumpulan

dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan adalah untuk

menyediakan dukungan bagi para pembuat keputusan. Para pembuat

keputusan ini tersebar di seluruh organisasi dan membuat berbagai

jenis keputusan. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda

ini, pengaturan data, informasi dan pengetahuan dalam suatu

organsisasi harus fleksibel dan mudah beradaptasi, namun tetap kuat

dan stabil.

2.1.1.2 Pengertian Basis Data

Menurut McLeod dan Schell (2004, p148) data bisnis secara

tradisional telah diorganisasikan menjadi suatu hierarki golongan data

atau field data yang bila digabungkan akan menjadi catatan data (data

8

record). Bila catatan ini digabungkan akan membentuk file. Datafield

adalah unit terkecil. Ini menggambarkan jumlah terkecil suatu data

yang dapat diakses kembali dari komputer pada suatu waktu.

Kumpulan data field yang berhubungan dengan pengguna

secara logis akan membentuk suatu record. Data field – data field

dalam satu record saling berhubungan. File merupakan kumpulan

record yang saling berhubungan. Jadi, di dalam file terdapat record

beserta data field. Basis data merupakan kumpulan beberapa file.

Definisi yang lebih spesifik dari basis data adalah kumpulan data yang

dikontrol oleh perangkat lunak sistem manajemen basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data

adalahsebuah kumpulan data yang berhubungan secara logikal

dandeskripisinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari

sebuah organisasi.

Menurut C.J. Date (2000,p2), basis data adalah tempat

penyimpanan elektronik seperti kumpulan atau wadah data-data hasil

komputerisasi.

2.1.1.3 Pengertian Sistem Basis Data

Menurut C.J. Date (2000,p5), sistem basis data adalah

sistem yang menyimpan informasi secara terkomputerisasi, yang

secarakeseluruhan memiliki tujuan untuk menyimpan informasi

danmemperbolehkan pengguna untuk mengambil dan mengubah

informasi yangdibutuhkan.

9

2.1.1.4 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien (2002,p8), sistem adalah sekelompok

komponen-komponen yang saling berhubungan dan salingbekerja

sama untuk mencapai sebuah tujuan denganmenerima input dan

memproses output dalam proses perubahan organisasi.

Menurut Connolly (2010,p316), sistem didefinisikan sebagai

deskripsi mengenai ruang lingkup dan batasan dari sistem basis data

dan pandangan user.

2.1.2 Sistem Informasi

Menurut McLeod dan Schell (2004,p2), komputer telah digunakan

untuk aplikasi bisnis kurang lebih lima puluh lima tahun. Selama itulah terjadi

peningkatan secara dramatis pada perangkat keras dan perangkat lunak, sehingga

keuntungan – keuntungan dari penggunaan komputer dapat dinikmati bukan

hanya oleh berbagai macam perusahaan tetapi juga individu.

Komputer yang pertama kali dipasarkan secara luas adalah UNIVAC I,

dipasang pertama kali di US Census Bureau pada tahun 1951, kemudian di

General Electric (GE) tahun 1954. International Bureau Machines (IBM)

merespons hal ini dengan mengeluarkan produk yang lebih lengkap yang dikenal

sebagai System/350 pada tahun 1960-an, merupakan komputer pertama yang

memungkinkan beberapa pengguna mengakses komputer pada waktu bersamaan.

Kecenderungan penggunaan komputer berukuran lebih kecil dalam

waktu singkat memperoleh momentum untuk berkembang pesat. Komputer

berukuran kecilyang pertama adalah minicomputer pada tahun 1970-an, lebih

10

kecil daripada mainframe yang berukuran besar dan populer bagi pengguna dari

kalangan ilmuwan. Kemudian muncul microcomputer pada awal tahun 1980-

an,diciptakan bukan hanya untuk perusahaan kecil, tetapi juga pemakai individu.

PC (Personal Computer) buatan IBM yang dilegitimasi sebagai lompatan dalam

perkembangan komputerberukuran kecil. Ukuran yang tepat terhadap

peningkatan teknologi perangkat keras adalah Hukum Moore yang menyatakan

bahwa kekuatan komputer menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan.

Komputer pada awalnya adalah sebuah mesin berukuran sebesar

ruangan dan hanya melakukan pekerjaan sederhana, seperti melakukan

penjumlahan bilangan dengan cepat. Tabung – tabung hampa udara seukuran

bola lampu menyediakan sirkuit bagi komputer ini. Kemudian transistor dan

chip pada lempengan silikon menggantikan perangkat elektronik sebelumnya dan

hasil dari biaya manufaktur yang lebih rendah ini adalah pertumbuhan

permintaan terhadap komputer. Kecepatan pemrosesan komputer meningkat

terus sementara ukuran komputer semakin kecil. Karena kecepatan gerak energi

elektronik pada sirkuit konstan, maka pembuatan sirkuit dengan ukuran

seetengahnya akan memberikan kecepatan dua kali lipat. Dengan prinsip desain

sirkuit seperti ini, maka memperkecil ukuran komputer akan mengingkatkan

kecepatan pemrosesan komputer diiringi semakin turunnya biaya produksi

komputer.

Komputer dan komunikasi saling bergandengan. Komunikasi antara

komputer terus berkembang seperti tumbuhnya penggunaan komputer. Sistem

komunikasi telah berubah, meninggalkan transmisi sederhana menggunakan

kabel ke dunia gelombang radio tanpa kabel dan penggunaan serat optik.

11

Aplikasi bisnis pertama diciptakan dari pengolahan transaksi data

akuntansi. Sistem ini merupakan sistem konseptual di mana komputer

memproses dan memelihara data yang menggambarkan sistem fisik perusahaan.

Di samping itu, perusahaan sebagai sistem fisik berkomunikasi dengan

lingkungannya dan mempunyai kemampuan pengontrolan sendiri.

Dengan adanya sistem pengolahan transaksi data akuntansi,

perusahaan menggeser fokus dari sistemnya menjadi penyediaan informasi bagi

manajer perusahaan untuk penyelesaian masalah. Sistem yang berorientasi pada

informasi pertama kali disebut sistem informasi manajemen (SIM) dan tujuannya

adalah secara luas membantu para manajer di semua unit organisasi. Pada saat

bersamaan, pengolah kata memperkenalkan serangkaian aplikasi yang membuat

kantor maya menjadi kenyataan. Langkah berikutnya adalah memperbaiki

konsep sistem informasi manajemen untuk menghasilkan s istem kelas baru, yang

disebut sistem pendukung pengambilan keputusan ( Decision Support System –

DSS), ditujukan untuk manajer tertentu dengan permasalahan tertentu. Pertama

kali sistem ini menekankan output dalam bentuk laporan dan hasil simulas i

matematika, kemudian ditingkatkan untuk menyelesaikan masalah berkelompok

(Group Decision Support System – GDSS), penambahan kecerdasan buatan (

Artificial Intelligence – AI) dan penggabungan pengolahan analisis secara on-

line. Akhir – akhir ini perusahaan menyelenggarakan proyek untuk

mengintegrasikan seluruh sistem informasi perusahaan untuk membentuk satu

sistem perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning –

ERP).

12

Pengguna sistem informasi terdiri dari manajer dan nonmanajer

internal perusahaan, serta individu atau organisasi di luar perusahaan. Manajer

merupakan sekelompok penting pengguna karena informasi sangat menentukan

dalam pekerjaan mereka. Manajer ada di tingkat organisasi perusahaan yang

berbeda dan beragam area bisnisnya. Namun, apapun kedudukan mereka manajer

menjalankan fungsi dan peran manajemen tertentu. Mereka memerlukan

informasi dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Informas i

ini digunakan untuk menemukan masalah beserta pemecahannya dan memilih

solusi – solusi alternatif. Setelah masalah diidentifikasi, solusi terbaik telah

ditentukan, manajer harus meninjau kembali konsekuensi atas pilihan mereka.

2.1.3 Dukungan Teknik Informatika pada Berbagai Le vel Organisasi

Berdasarkan Turban, et al. (2003, p41), individu – individu dalam

suatu organisasi didukung oleh berbagai jenis sistem informasi tergantung peran

dan tugas yang mereka jalankan, antara lain :

• Keputusan – keputusan penting biasanya dibuat oleh manajemen

tingkat teratas. Biasanya ini merupakan keputusan perencanaan jangka

panjang yang berhubungan dengan tujuan – tujuan perusahaan dan

alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan – tujuan ini.

• Keputusan taktikal atau manajerial dibuat oleh manajer tingkat

menengah yang menyiapkan rencana jangka pendek, prosedur, dan

kebijakan – kebijakan yang menerapkan rencana jangka panjang

suatu organisasi yang dibuat oleh manajemen tingkat teratas.

13

• Keputusan operasional dibuat oleh manajer level bawah dan operator.

Keputusan – keputusan ini adalah keputusan yang berhubungan

dengan keputusan sehari – hari untuk menjaga operasi organisasi

berjalan dengan lancar.

Peranan – peranan yang berbeda dalam suatu organisasi seperti ini

memerlukan komunikasi yang baik di antara setiap tingkatan manajer, dan antara

manajer dengan pelaksana lapangan. Para manajer perlu mengetahui apakah

rencana yang dibuat benar – benar terlaksana dengan baik atau tidak.

Perkembangan ini dapat diketahui dengan memantau aktivitas sehari –

hari para pelaksana lapangan. Teknologi membantu menjembatani keperluan

tersebut dengan menyediakan akses komunikasi yang simple dan reliable.

Teknologi yang menjembatani keperluan tersebut secara khusus kita sebut

dengan Sistem Informasi.

2.1.4 File Based System

Berdasarkan Turban, et al. (2003, p128), dari pertama kali

aplikasi komputer ditemukan dalam bisnis (pertengahan tahun 1950) sampai pada

awal tahun 1970, organisasi – organisasi mengatur data mereka dengan File

Based System. Sistem seperti ini dimulai karena organisasi – organisasi mulai

mengotomatisasi kegiatan keorganisasiannya. Sistem ini tumbuh secara

independen, tanpa perencanaan secara matang. Setiap aplikasi membutuhkan

datanya sendiri. Yang diatur di dalam datafile.

14

Sebuah data file adalah kumpulan dari catatan – catatan yang saling

berhubungan secara logikal. Karenanya, dalam sebuah file management

environment, setiap aplikasi memiliki data file spesifik yang berhubungan

dengannya, yang mengandung data – data yang diperlukan oleh aplikasi. Seirin g

dengan perkembangan waktu, organisasi – organisasi mengembangkan sejumlah

aplikasi, di mana setiap aplikasi tersebut memiliki data file yang spesifik dan

berhubungan dengan aplikasi tertentu. Sebagai contoh, sebuah universitas

memiliki banyak aplikasi berbasis komputer yang behubungan dengan para

mahasiswanya. Aplikasi – aplikasi ini termasuk pendaftaran KRS, pembayaran

tagihan, IPK, dsb. Dalam file management environment setiap aplikasi ini

memiliki data file masing – masing. Pendekatan manajemen data ini, di mana

organisasi memiliki beberapa aplikasi dengan data file yang berhubungan

dengannya disebut pendekatan tradisional.

Pendekatan tradisional yang disebutkan di atas memiliki beberapa

masalah, diantaranya :

• Beberapa aplikasi organisasi biasanya memiliki beberapa fungsi utama

yang umum, misalnya sistem pelaporan, dan pencarian data tahunan.

Bagaimanapun setiap fungsi ini dirancang dan dibangun dalam aplikasi

yang berbeda. Satu aplikasi untuk satu fungsi. Setiap aplikasi perlu

dibangun sendiri dan dirawat. Juga memerlukan waktu pelatihan pula.

Dengan cara ini, pendekatan tradisional seringkali memboroskan

sumber daya – sumber daya yang berharga dalam membuat dan

merawat aplikasi yang serupa.

15

• Data redundancy yaitu bagian informasi yang sama terdapat pada

beberapa lokasi yang berbeda. Hal ini menyebabkan perubahan

informasi oleh satu aplikasi tidak diketahui oleh aplikasi lainnya

karena hanya merubah informasi di satu lokasi dan tidak di lokasi

lainnya.

2.1.5 DBMS (Database Management System)

Menurut Connolly dan Begg (2010,p66), DBMS adalah sebuah piranti

lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,

memelihara, dan mengontrol akses basis data.

Menurut C.J. Date (2000,p43), DBMS adalah piranti lunak yang

menangani semua akses ke basis data.

Komponen dari DBMS menurut Connolly dan Begg (2005, p69) adalah :

Gambar 2.1 Komponen DBMS

1. Perangkat Keras

DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk berjalan.

Perangkat keras ini dapat berupa sebuah personal computer hingga

16

sebuah mainframe atau kumpulan dari beberapa komputer. Setiap

komputer tersebut minimal harus memiliki memory dan disk sebagai

tempat penyimpanan data.

2. Piranti Lunak

Komponen piranti lunak yang dibutuhkan adalah DBMS itu sendiri,

program aplikasi yang berjalan bersama dengan sistem operasi, dapat

juga meliputi perangkat lunak jaringan apabila terhubung dengan

jaringan komputer. Program aplikasi ini dapat ditulis dengan bahasa

pemrograman tertentu, seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL,

dan lain sebagainya. DBMS yang digunakan dapat memiliki Fourth

Generation Language yang berfungsi untuk mempercepat

prosespembuatan program aplikasi.

3. Data

Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS, karena berlaku

sebagai jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.

Basis data berisi data operasional dan metadata (data mengenai data).

Struktur dari basis data disebut dengan skema.

4. Prosedur

Prosedur berhubungan dengan instruksi-instruksi dan aturan-aturan

yang menentukan bagaimana perancangan dan penggunaan dari basis

data. Contohnya :

• Prosedur log in ke DBMS

• Menggunakan fasilitas DBMS atau program aplikasi tertentu

17

• Menjalankan atau mematikan DBMS

• Membuat backup dari basis data

• Mengatasi kegagalan perangkat keras atau piranti lunak,

termasuk identifikasi akan komponen yang gagal, cara

memperbaiki komponen tersebut, memperbaiki komponen

tersebut, dan pemulihan basis data.

• Mengubah struktur tabel, mengatur basis data pada banyak

media penyimpanan, peningkatan performa, atau

pengarsipan.

5. Manusia

Terdapat 4 jenis pengguna yang berpartisipasi di dalam lingkungan

DBMS, yakni :

1. Data dan Database Administrator

Data Administrator (DA) bertanggung jawab terhadap

sumber daya data yang meliputi perencanaan basis data,

pengembangan dan pemeliharaan, prosedur dan aturan, dan

perancangan basis data logikal dan konseptual.

Database Administrator (DBA) bertanggung jawab terhadap

realisasi fisik dari basis data meliputi perancangan dan

implementasi, keamanan dan pengawasan integritas data,

pemeliharaan dari sistem operasional, dan memastikan

keputusan pengguna terhadap aplikasi.

18

Pekerjaan DBA lebih bersifat teknis daripada DA, oleh

karena itu seorang DBA harus memiliki pengetahuan yang

lebih banyak daripada DA. Selain itu DBA juga harus

memiliki pengetahuan lebih dalam system environment.

2. Database Designer

Dalam proyek yang besar, kita dapat membedakan dua jenis

designer, yakni logical database designer dan physical

database designer. Seroang logical database designer

berhubungan dengan identifikasi data, hubungan antar data,

dan batasan dari data yang dis impan dalam basis data.

Physical database designer memutuskan bagaimana

perancangan logikal dari basis data diubah menjadi realisasi

fisikal.

3. Application Developer

Ketika basis data diimplementasikan, program aplikasi yang

menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh pengguna

akhir (end-users), juga harus diimplementasikan. Hal

tersebut merupakan tanggung jawab dari application

developer. Biasanya, application developer bekerja dari

hasil analisa yang dihasilkan oleh system analyst. Setiap

program memiliki fungsi-fungsi yang dapat melakukan

beragam operasi dari DBMS, seperti mengambil data,

memasukkan data, menghapus data, dan mengubah data.

19

4. End-User

Pengguna akhir merupakan clients dari basis data yang telah

dirancang dan diimplementasi dan dipelihara sebagai

penyedia informasi yang dibutuhkan.

Pengguna akhir dari DBMS dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Naive users, merupakan pengguna yang belum

pernah menggunakan DBMS tersebut. Mereka

berhubungan dengan basis data melalui aplikas i

khusus yang dirancang sesederhana mungkin.

2. Sophisticated users, merupakan kebalikan dari

naive users. Mereka sudah terbiasa menggunakan

DBMS dan fasilitasnya. Oleh karena itu, mereka

langsung menggunakan high-level query language

untuk melakukan operasi-operasi dalam basis

data.

Menurut Connolly dan Begg (2010,p77) keuntungan dari DBMS :

1. Pengawasan terhadap redundansi data

Pendekatan basis data berusaha untuk menghilangkan redundansi

dengan mengintegrasikan file – file supaya salinan dari data yang sama

tidak disimpan. Suatu data mengalami redundansi, bila data yang sama

dengan data tersebut dapat ditemukan pada lebih dari 1 tabel di dalam

basis data.

20

2. Konsistensi data

Dengan menghilangkan atau mengontrol redundansi, akan memelihara

konsistensi data. Jika data disimpan lebih dari sekali, dan sistem

mengetahuinya, maka sistem harus meyakinkan bahwa semua salinan

data tetap konsisten.

3. Lebih banyak informasi mengenai jumlah data yang sama

Dengan integritas data operasional, memungkinkan organisasi untuk

mengambil informasi tambahan dari data yang sama.

4. Penggunaan data bersama

Basis data dimiliki oleh organisasi secara keseluruhan dan bisa

digunakan oleh semua pengguna yang berwenang. Hal ini

menyebabkan semakin banyak pengguna yang bisa menggunakan data.

5. Meningkatkan integritas data

Berfungsi untuk membuat validasi dan data yang tervalidasi dan

konsisten. Pada umumnya diaplikasikan menggunakan constraint,

yang merupakan aturan basis data yang tidak dapat dilanggar.

6. Meningkatkan kemanan

Keamanan basis data merupakan perlindungan basis data dari

pengguna yang tidak berwenang. Hal ini dapat dilakukan dengan

membentuk username dan password untuk mengidentifikasi pengguna

yang berwenang dalam menggunakan basis data. Akses yang diberikan

kepada pengguna yang berwenang pada suatu data dapat dibatasi oleh

jenis operasi (retrieval, insert, update and delete).

21

7. Standarisasi

Integrasi memperbolehkan Database Administrator untuk membuat

standar – standar yang diperlukan pada DBMS. Standar – standar ini

mencakup format data, aturan penamaan, standar dokumentasi,

prosedur update dan hak akses.

8. Skala ekonomi

Menggabungkan semua data operasional dalam sebuah organisasi

menjadi sebuah basis data dan membuat satu set aplikasi yang

menggunakan satu sumber data akan menghemat biaya.

9. Menyeimbangkan kebutuhan – kebutuhan yang saling bertentangan

Setiap pengguna / departemen memiliki kebutuhan yang berbeda dan

bisa saling bertentangan. Oleh karena itu, Database Administrator

dapat memutuskan mengenai rancangan dan mekanisme operasional

penggunaan basis data seefisien mungkin.

10. Meningkatkan akses dan respon data

Sebuah sistem berpotensi memiliki fungsi – fungsi yang sangat

kompleks. Banyak DBMS yang sudah menyediakan query language

atau report writers yang mengizinkan pengguna untuk membuat

pertanyaan ad-hoc untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

secepat mungkin tanpa membutuhkan programmer yang membuat

aplikasi untuk mengeluarkan informasi dari basis data

11. Meningkatkan produktivitas

DBMS menyediakan banyak fungsi standar sehingga memungkinkan

programmer berkonsentrasi pada fungsionalitas spesifik yang

22

dibutuhkan pengguna tanpa harus memikirkan tentang rincian

implementasi level dasar. Hal ini menghasilkan peningkatan

prduktivitas programmer dan mengurangi waktu pengembangan.

12. Meningkatkan pemeliharaan melalui independency data

Dalam sistem berbasis file, deskripsi data dan pengaksesan data dibuat

di setiap aplikasi, artinya program bergantung kepada data. Perubahan

data akan dapat mengakibatkan perubahan pada program pula. Sebuah

DBMS memisahkan antara deskripsi data dengan aplikasi sehingga

aplikasi terbebas dari pengaruh perubahan data yang dikenal sebagai

data independence.

13. Meningkatkan concurrency

DBMS memperbolehkan lebih dari 1 pengguna untuk mengakses file

yang sama secara bersamaan, di mana hal ini tidak dapat diterapkan

pada beberapa sistem yang berbasis website.

14. Meningkatkan pelayanan terhadap backup dan recovery

Untuk menghindari kegagalan sistem komputer atau program aplikasi

maka dibuatlah pelayanan backup secara teratur. Apabila backup

tersebut gagal, DBMS masih menyediakan fasilitas untuk recovery

atau pengembalian data yang hilang sebagai minimalisasi dari data

yang hilang.

23

Menurut Connolly dan Begg (2010,p80) kekurangan dari DBMS :

1. Kompleksitas

Ketentuan dari sebuah fungsionalitas yang baik menjadikan sebuah

DBMS sebuah piranti lunak yang sangat kompleks. Kegagalan untuk

memahami sistem dapat mengakibatkan perancangan yang kurang

baik.

2. Ukuran

Funsionalitas yang kompleks menjadikan DBMS sebuah piranti lunak

yang membutuhkan media penyimpanan dan jumlah memori yang

cukup besar untuk menjalankan DBMS secara efisien.

3. Harga dari DBMS

DBMS memiliki harga yang relatif mahal.

4. Tambahan biaya untuk perangkat keras

Seiring dengan berkembangnya ukuran data di dalam DBMS, maka

semakin besar pula biaya yang diperlukan untuk menyediakan

perangkat kerasnya.

5. Biaya untuk konversi

Untuk mengubah data dari sistem non-DBMS menuju sistem DBMS

memerlukan biaya.

6. Performa

Dibandingkan sistem berbasis file, DBMS cenderung membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk memproses tugas yang simple.

24

7. Efek yang lebih besar bila terjadi kegagalan

Sentralisasi resources mengakibatkan sistem menjadi rentan karena

semua pengguna dan aplikasi tergantung dari ketersediaan DBMS

tersebut. Kegagalan dari komponen – komponen tertentu dapat

menyebabkan berhentinya operasional sistem.

Menurut C.J. Date (2000,p44), fungsi DBMS yaitu :

1. Data Definition

DBMS harus mendukung semua definisi data (skema eksternal, skema

konseptual, dan skema internal) dan melakukan perubahan terhadap

skema-skema tersebut ke dalam bentuk objek yang sesuai.

2. Data Manipulation

DBMS harus dapat mengatur permintaan dari pengguna untuk

mengambil atau mengubah data atau memasukkan data ke dalam basis

data.

3. Data Security And Integrity

DBMS harus mengawasi permintaan pengguna dan menolak semua hal

yang dapat mengganggu keamanan dan pemeriksaan integritas yang

telah ditentukan oleh database administrator.

4. Data Recovery And Concurrency

DBMS atau piranti perangkat lunak lain yang berhubungan (biasanya

disebut dengan transcation manager) harus menjalankan pengaturan

data recovery dan concurrency.

25

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan fungsi data dictionary. Data dictionary

berisi data tentang data (metadata) yang merupakan definisi dari

objek-objek dalam sistem. Dalam sebagian kasus, beberapa macam

skema dan pemetaan disimpan secara fisikal baik dalam bentuk asli

maupun bentuk yang sudah disesuaikan.

6. Performance

DBMS harus menyediakan semua fungsi yang telah diidentifikasikan

seefisien mungkin.

2.1.6 Database Language

2.1.6.1 DDL (Data Definition Language)

DDL adalah bahasa yang digunakan oleh database

administrator atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan

entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi. Selain

itu juga diperlukan untuk keamanan dan integritas data

menurutConnolly dan Begg (2010, p225).

2.1.6.2 DML (Data Manipulation Language)

DML adalah bahasa yang digunakan untuk memanipulasi

data yang ada di dalam basis data menurut Connolly dan

Begg(2010,p183).

Operasi DML meliputi :

• Memasukan atau menambah data baru (Insert)

26

• Mengubah isi data (Update)

• Menghapus isi data (Delete)

• Mengambil data (Select)

2.1.7 Database System Development Life Cycle

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) sebuah sistem basis data

merupakan komponen dasar dari suatu organisasi yang memiliki informasi yang

sangat besar. Siklus hidup pengembangan sistem basis data merupakan warisan

dari siklus hidup sistem informasi.

Berikut ini merupakan gambaran mengenai tahapan siklus hidup basis

data menurut Connolly dan Begg (2010, p314).

27

Gambar 2.2 Database development life cycle

28

2.1.7.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Perencanaan basis data merupakan kegiatan perencanaan

yang bertujuan agar tahapan dari siklus hidup pengembangan basis

data untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Tahapan

perencanaan dari basis data meliputi :

1. Mission statement dari sistem basis data.

Mission statement mendefinisikan tujuan utama dari sistem

basis data. Dengan begitu akan membantu menjelaskan

tujuan dari proyek basis data sehingga dalam proses

pembuatannya lebih efektif dan efisien.

2. Mission objectives.

Setiap mission objectives mengidentifikasikan tugas-tugas

yang harus didukung oleh sebuah sistem basis data. Maka

dapat diasumsikan jika basis data mendukung mission

objectives maka mission statement dapat ditentukan. Mission

objectives dan mission statement dapat disertai dengan

beberapa tambahan informasi yang spesifik, seperti tugas

yang harus dikerjakan, sumber untuk mengerjakannya, dan

biaya yang dibutuhkan.

2.1.7.2 Definisi Sistem (System Definition)

Definisi sistem menggambarkan mengenai ruang lingkup

dan batasan dari aplikasi basis data, termasuk gambaran pengguna,

pengguna, dan area aplikasi. Pandangan pengguna mendeskripsikan

29

kebutuhan sistem basis data dari sudut pandang pekerjaan tertentu

(seperti Manager atau Supervisor), atau area aplikasi perusahaan

(seperti HRD, marketing, inventory). Sebuah sistem basis datamungkin

memiliki satu atau lebih pandangan pengguna.

Mengidentifasikan pandangan pengguna merupakan hal

yang sangat penting dalam mengembangkan sebuah sistem basis data

untuk memastikan tidak ada pengguna yang terlupakan ketika

mengembangkan aplikasi yang baru.

2.1.7.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement

Collection and Analysis)

Tahap ini merupakan proses pengumpulan dan analisis

informasi dari sebuah bagian perusahaan yang didukung oleh sistem

basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk

mengidentifikasi kebuthan sistem yang baru. Proses pengumpulan

informasi ini dikenal dengan teknik fact finding.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p344), terdapat 5 jenis

fact finding yang umum :

1. Mengevaluasi Dokumen

Mengevaluasi dokumen digunakan ketika kita ingin

memperoleh pengertian mengenai bagaimana basis data

dibangun. Dokumentasi juga membantu dalam menyediakan

informasi mengenai permasalahan yang dihadapi. Beberapa

contoh dokumen adalah form, reports, dan files.

30

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang paling umum

digunakan.Wawancara digunakan ketika kita ingin

mengumpulkan informasi dari individu secara langsung.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik yang paling efektif dalam

memahami suatu sistem. Teknik ini paling cocok digunakan

ketika validitas dari data yang dikumpulkan dari metode lain

masih diragukan atau ketika aspek suatu sistem yang sangat

kompleks dan menyulitkan mendapatkan penjelasan yang

jelas dari pengguna akhir.

4. Penelitian

Penelitian dapat menghemat waktu jika solusi yang akan

dibuat sudah ada.Beberapa sumber yang baik untuk

melakukan penelitian adalah jurnal, buku referensi, dan

internet.

5. Kuisioner

Kuisioner merupakan dokumen yang bertujuan khusus untuk

mendapatkan fakta dari banyak orang namun tetap

mengontrol respon.

2.1.7.4 Rancangan Basis Data (Database Design)

Proses membuat rancangan yang akan mendukung mission

statement dan mission objectives dari suatu perusahaan untuk

31

membangun sistem basis data yang dibutuhkan. Ada 4 pendekatan

dalam merancang basis data, yaitu bottom-up, top-down, inside-out,

dan mixed-strategy. Bottom-up merupakan pendekatan untuk

merancang basis data yang dimulai dari atribut tingkat dasar yang

mana melalui analisa asosiasi antar atribut dikelompokkan ke dalam

relasi yang merepresentasikan tipe dan hubungan dari entitas. Proses

ini dikenal juga dengan normalisasi. Pendekatan top-down dimulai

dengan pengembangan dari model data yang mengandung entitas dan

hubungan tingkat tinggi kemudian dilanjutkan dengan

mengidentifikasi entitas tingkat rendah, hubungan antar entitas, dan

atribut yang berhubungan. Pendekatan inside-out berdekatan dengan

pendekatan bottom-up. Perbedaannya adalah teknik inside-out dimulai

dengan mengidentifikas i kumpulan dari entitas yang utama kemudian

dilanjutkan dengan entitas lain, hubungan antar entitas, dan atribut lain

yang berhubungan dengan atribut yang pertama kali diidentifikasi tadi.

Mixed-strategi merupakan teknik penggabungan antara bottom-up

dantop-down.

Tahapan perancangan basis data menurut Connolly dan

Begg (2010, p322), yaitu :

1. Perancangan Basis Data Konseptual.

Merupakan tahapan pertama untuk merancang sebuah model

data yang digunakan dalam sebuah perusahaan, yang

terlepas dari semua pertimbangan fisikal. Pertimbangan

32

fisikal yang dimaksud adalah DBMS, program aplikasi,

bahasa pemrograman,platform perangkat keras, dll.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p468), langkah-langkah

dalam membuat perancangan basis data konspetual, yaitu :

1. Mengidentifikasi tipe entitas.

Cara pertama membuat model konseptual adalah

dengan mendefinisikan objek-objek yang

dibutuhkan pengguna. Salah satu metode untuk

mengidentifikasikan entitas adalah dengan

mencari tahu spesifikasi kebutuhan pengguna.

Dari spesifikasi ini, kita mengidentifikasi kata

benda atau frase kata benda. Kita juga mencari

tahu mengenai objek utama seperti manusia,

tempat, atau konsep penting lainnya, tidak

termasuk kata benda yang hanya sekedar

menjelaskan kualitas objek lain. Dokumentasikan

tipe entitas.

2. Mengidentifikasi tipe hubungan.

Mengidentifikasikan hubungan penting antara tipe

entitas yang sudah diidentifikasi. Gunakan entity

relationship modeling untuk menggambarkan

entitas dan hubungannya. Tentukan multiplicity

constraint dari tipe hubungan yang ada.

Dokumentasikan tipe hubungan.

33

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut

dengan tipe entitas dan hubungan.

Asosiasikan atribut dengan tipe entitas atau

hubungan yang cocok.Identifikasikan

simple/composite attributes, single/ multi-value

attributes,dan derived attributes.

Dokumentasikan atribut.

4. Menentukan domain atribut.

Tentukan domain untuk atribut pada model

konseptual. Dokumentasikan domain atribut.

5. Menentukan candidate, primary key, dan

alternative key.

Identifikasikan candidate key untuk setiap entitas

dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka

pilih salah satu untuk menjadi primary key.

Dokumentasikan primary dan alternative keys

untuk setiap strong entity.

6. Mempertimbangkanuntuk menggunakanenhanced

modeling concepts (optional).

Pertimbangkan penggunaan dari konsep modeling

yang lebih tinggi, seperti spesialisasi/generalisasi,

agregasi, dan komposisi.

34

7. Memeriksa redudansi.

Periksa keberadaan redudansi pada model.

Khususnya, memeriksa kembali hubungan one-to-

one (1:1), menghilangkan hubungan redudansi,

dan pertimbangkan dimensi waktu.

8. Memvalidasi model konseptual dan transaksi

pengguna.

Memastikan bahwa model data konseptual

mendukung transaksi yang dibutuhkan.Dua

pendekatan yang mungkin untuk memvalidas i

antara lain dengan mendeksripsikan transaksi dan

menggunakan jalur transaksinya.

9. Meninjau kembali data konseptual dan pengguna

Meninjau kembali model data konseptual dengan

pengguna untuk memastikan bahwa model telah

merepresentasikan kebutuhan data perusahaan

dengan benar.

2. Perancangan Basis Data Logikal.

Merupakan tahapan dalam merancang model data yang

digunakan dalam sebuah perusahaan, yang terlepas dari

DBMS dan pertimbangan fisikal yang lain. Pada tahap ini,

model data yang diperoleh dari perancangan konseptual

diubah menjadi model data logikal. Model data ini menjadi

dasar dari tujuan basis data, seperti relational data model.

35

Menurut Connolly dan Begg (2010, p468),

langkah-langkah dalam membuat perancangan basis data

logikal, yaitu :

1. Mendapatkan hubungan antara data model logikal.

Buat hubungan dari model data konseptual untuk

merepresentasikan entitas, hubungan, dan atribut

yang telah diidentifikasi.Tabel 2.1 merangkum

bagaimana memetakan entitas, hubungan, dan

atribut ke hubungan. Dokumentasikan hubungan -

hubungan, atribut, dan foreign key.

Dokumentasikan juga primary key atau alternate

key yang baru yang dibentuk dari hasil proses

mendapatkan hubungan.

2. Validasi hubungan menggunakan normalisasi.

Validasikan hubungan pada model data logical

menggunakan teknik normalisasi. Tujuan dari

langkah ini adalah untuk memastikan bahwa

setiap hubungan setidaknya sudah mencapai 3NF

(Third Normal Form).

3. Validasi hubungan dalam transaksi pengguna.

Pastikan bahwa hubungan dalam model data

logical mendukung transaksi yang dibutuhkan.

36

Tabel 2.1 Rangkuman bagaimana memetakan entitas dan relationship

Entitas / Hubungan / Atribut Pemetaan Hubungan Strong Entity Membuat hubungan yang mengandung

semua simple attribute.

Weak Entity Membuat hubungan yang mengandung

semua simple attribute (primary key tetap

harus diidentifikasikan setelah hubungan

dengan entitas pemilik telah dipetakan).

1:* Binary Relationship Tentukan primary key dari entitas pada sisi

“one” untuk berperan sebagai foreign key

dalam hubungan yang merepresentasikan

sisi “many”. Beberapa atribut juga

memiliki hubungan yang merepresentasi-

kan sisi “many”.

1:1 Binary Relationship

(a) Mandatory participation on both sides

(b) Mandatory participation on one sides

(c) Optional participation on both sides

(a) Mengkombinasikan entitas menjadi

satu hubungan.

(b) Menentukan primary key pada sisi

“optional” berlaku sebagai foreign key

pada sisi “mandatory”.

(c) Bebas pada kedua sisi.

Superclass/subclass relationship Lihat tabel 2.2

*:* Binary relationship, complex

relationship

Membuat hubungan untuk menunjukkan

relationship dan memasukan setiap

atributnya. Ambil primary key dari masing

37

– masing entitas kedalam sebuah entitas

baru sebagai foreign key.

Multivalued attributes Membuat hubungan untuk merepresentasi-

kan multivalued attribute dan buat

duplikasi primary key dari entitas pemilik

menjadi foreign key.

Tabel 2.2 Panduan untuk representasi relationship superclass atau subclass berdasarkan participation dan disjoint

Participation Constraint Disjoint Constraint Pemetaan Hubungan Mandatory Nondisjoint {and} Single relation (dengan satu

atau lebih diskriminator untuk

membedakan tipe dari setiap

tuple).

Optional Nondisjoint {and} Two relation : sebuah

hubungan untuk superclass

dan sebuah hubungan untuk

semua subclass (dengan satu

atau lebih banyak diskrimi-

nator untuk membedakan tipe

dari setiap tuple).

Mandatory Disjoint {or} Many relations : sebuah

hubungan untuk setiap

superclass atau class yang

dikombinasikan

38

Optional Disjoint {or} Many relations : sebuah

hubungan untuk superclass

dan sebuah hubungan untuk

setiap subclass.

4. Memeriksa batasan-batasan integritas.

Identifikasikan batasan-batasan integritas, seperti

spesifikasi data yang dibutuhkan, attribute domain

constraints, multiplicity,entityintegrity, referensial

integrity, dan general constraints.

Dokumentasikan semua batasan-batasan

integritas.

5. Meninjau kembali model data logikal

denganpengguna.

Meninjau kembali model data logikal dengan

pengguna untuk memastikan bahwa model telah

merepresentasikan kebutuhan data perusahaan

dengan benar.

6. Menggabungkan model data logikal menjadi

model global.

Metode model data logikal dirancang agar dapat

diaplikasikan untuk perancangan sistem basis data

yang sederhana maupun kompleks. Contohnya,

langkah ini digunakan untuk membuat basis data

39

dengan singleuser view atau multiple user view

yang dikelola menggunakan centralized

approach. Namun, jika basis data memiliki

multiple user view yang dikelola menggunakan

view integration approach, maka langkah 1-5

diulang untuk setiap banyaknya model data yang

dibutuhkan, yang masing – masingnya

merepresentasikan user view yang berbeda pada

sistem basis data. Pada langkah ini model - model

datadigabungkan.

7. Memeriksa perkembangan yang akan datang.

Menentukan apakah ada perubahan yang

signifikan yang mungkin dapat terjadi di masa

mendatang, dan menilai apakah model data

logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

3. Perancangan Basis Data Fisikal

Merupakan tahapan untuk menghasilkan sebuah gambaran

dari implementasi basis data pada secondary storage,

menggambarkan hubungan dasar, pengaturan file,

pengindeksan untuk mempermudah pengaksesan data,

batasan integritas, dan keamanan.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p468), langkah-langkah

dalam membuat perancangan basis data fisikal, yaitu :

40

1. Mengubah data model logikal ke DBMS tujuan.

Menghasilkan skema hubungan basis data yang

dapat diimplementasikan di dalam DBMS tujuan

di dalam model data logikal.

a. Merancang relasi dasar.

Memutuskanbagaimana merepresent-

asikan relasi dasar yang telah

diidentifikasi didalam DBMS tujuan.

Dokumentasikan rancangan dari relasi

dasar.

b. Merancang representasi data turunan.

Menentukan bagaimana cara mere-

presentasikan hubungan dasar (base

relations) yang sudah diidentifikasikan

di model data logikal pada DBMS

tujuan. Dokumentasikan rancangan dari

hubungan dasar.

c. Merancang batasan umum.

Merancang batasan umum dari DBMS

tujuan. Dokumentasikan rancangan dari

batasan umum.

2. Merancang organisasi file dan indeks.

Menentukan pengaturan file yang optimal untuk

menyimpan hubungan dasar dan indeks – indeks

41

yang diperlukan untuk mencapai performa yang

dapat diterima, yakni cara untuk menyimpan

hubungan dan tuples pada secondary storage.

a. Menganalisa transaksi.

Memahami fungsionalitas dari transaksi

yang akan dijalankan pada basis data

dan menganalisa transaksi – transaksi

yang penting.

b. Memilih pengaturan file.

Menentukan pengaturan file yang

efisien untuk hubungan dasar.

c. Memilih indeks.

Menentukan apakah pengindeksan akan

meningkatkan performa sistem.

d. Memperkirakankebutuhankapasitasdisk.

Mengestimasi ukuran disk yang

diperlukan untuk menyimpan basis

data.

3. Merancang user view.

Merancang user view yang sudah diidenti-

fikasikan saat pengumpulan kebutuhan dan

tahapan analisis dari siklus hidup pengembangan

sistem basis data. Dokumentasikan rancangan

user view.

42

4. Merancang mekanisme keamanan.

Merancang tingkat keamanan untuk sistem basis

data sesuai keinginan pengguna (users).

Dokumentasikan rancangan tingkat keamanan.

5. Mempertimbangkan pengenalan redudans i

terpantau.

Menentukan apakah redudansi dalam cara yang

terpantau dapat digunakan atau tidak dalam

meningkatkan performa sistem.

6. Memantau dan meningkatkan sistem operasional.

Memantau sistem operasional dan meningkatkan

performa dari sistem untuk mengkoreks i

keputusan perancangan yang tidak tepat atau

merefleksikan perubahan kebutuhan.

2.1.7.5 DBMS Selection

Tahap ini bertujuan untuk memilih DBMS yang cocok untuk

mendukung sistem basis data.

Tahapan dalam memilih DBMS, yaitu :

1. Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi.

2. Daftar singkat dua atau tiga produk.

3. Mengevaluasi produk.

4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.

2.1.7.6 Application Design

43

Merupakan rancangan tampilan layar pengguna dan aplikasi

program yang dalam penggunaan dan pemrosesan basis data.

2.1.7.7 Prototyping

Prototyping adalah bentuk kerangka kerja dari sebuah sistem

basis data. Tujuan dari pembuatan prototyping adalah untuk

memungkinkan pengguna menilai fungsi-fungsi dari sistem tersebut

sudah baik atau tidak, dan kebutuhan dari pengguna.

2.1.7.8 Implementasi

Implementasi adalah realiasi fisikal dari basis data dan

rancangan aplikasi. Tahapan ini dicapai menggunakan DDL dari

DBMS atau graphical user interface (GUI), yang menyediakan fungsi

yang sama ketika menyembunyikan pernyataan DDL tingkat rendah.

Program aplikasi yang digunakan menggunakan bahasa

generasi ketigaatau keempat (3GL atau 4GL). Pengimplementasian

transaksi data dari sebagian aplikasi ini menggunakan DML dari

DBMS. Selain itu juga perlu kontrol keamanan dan integritas.

2.1.7.9 Data Conversion and Loading

Merupakan pemindahan data yang sudah ada ke dalam basis

data yang baru dan mengkonversi beberapa aplikasi yang sudah ada

untuk berjalan di basis data yang baru.

2.1.7.10 Testing

44

Tahapan ini untuk melakukan pengecekan

terhadapkesalahan dengan menjalankan sistem basis data.

2.1.7.11 Operational Maintenance

Proses pengawasan dan pemeliharaan setelah instalasi

sistem basis data. Pengawasan yang dilakukan :

a. Mengawasi performa sistem.

b. Menjaga dan memperbaharui sistem basis data (jika

dibutuhkan).

2.1.8 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416) normalisasi adalah sebuah

teknik untuk memproduksi satu set relasi dengan atribut – atribut yang diingikan,

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah

mendeskripsikan satu set relasi yang mendukung permintaan data dari

perusahaan, mengatasi redudansi (perulangan)data, dan anomalies (insert,

update, delete).

2.1.8.1 Proses Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p430)proses normalisasi

diawali dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :

1. Unnormalized Form (UNF)

Merupakan sebuah tabel yang berisikan satu atau lebih grup

yang berulang. Cara membuat tabel UNF yaitu dengan

45

memindahkan data dari sumber informasi, misalnya dari

form menjadi tabel berformat kolom dan baris.

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi dimana irisan dari setiap baris dan kolom

berisi satu dan hanya satu nilai (menghilangkan perulangan).

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi dimana berasal dari 1NF dan setiap atribut

non-primary-key bergantung sepenuhnya secara fungsional

atau partial terhadap primary-key.

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi yang berasal dari 1NF dan 2NF yang bukan

non-primary-key yang bergantung secara transitif kepada

primary-key.

5. General Definition of 2NF

Sebuah relasi yang berasal dari 1NF yang dimana terdapat

atribut non candidate key yang bergantung secara fungsional

atau partial kepada atribut candidatekey lainnya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa atribut candidatekey merupakan

bagian dari atribut candidatekey lainnya.

6. General Definitionof3NF

Sebuah relasi yang berasal dari 1NF dan 2NF yang dimana

terdapat atribut noncandidatekey yang bergantung secara

transitif kepada atribut candidatekey lainnya. Sehingga

46

dapat disimpulkan bahwa atribut candidatekey merupakan

bagian dari atribut candidatekey lainnya.

7. Boyce-Codd NormalForm (BCNF)

Sebuah relasi dikatakan BCNF jika dan hanya jika setiap

determinant adalah candidate-key.

8. FourthNormalForm (4NF)

Sebuah relasi dikatakan 4NF jika dan hanya jika untuk

setiap nontrivial multi valued dependency A B, dimana A

adalah candidate key.

9. FifthNormalForm (5NF)

Sebuah relasi dikatakan 5NF jika dan hanya jika untuk

setiap join-dependency.

47

Gambar 2.3 Langkah - langkah normalisasi

2.1.9 Entity Relationship Modeling (ER-Modeling)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p371) ER-Modeling adalah sebuah

pendekatan top-down dalam merancang basis data yang dimulai dengan

identifikasi data penting seperti entitas (entity) dan hubungan (relationship)

diantara data dimana harus direpresentasikan di dalam model. Notasi yang

48

biasanya digunakan untuk menggambar ER adalah UML (Unified Modeling

Languange).

2.1.9.1 Entitas (Entity)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p372) entitas adalah

sebuah objek yang memiliki kesamaan property yang diidentifikasi

oleh perusahaan yang memiliki eksistensi yang independen.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p383) Entitas dibagi

menjadi 2, yaitu :

• StrongEntityType

Suatu entitas yang tidak bergantung pada entitas lain.

Biasanya disebut parent, owner dominant.

• Weak Entity Type

Suatu entitas yang bergantung pada entitas lain. Biasanya

disebut child, dependent, subordinate.

2.1.9.2 Hubungan (Relationship)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p374) hubungan adalah

sekumpulan asosiasi yang mempunyai arti diantara entitas.

Derajat hubungan adalah banyaknya entitas yang berpartisipasi di

dalam hubungan.

49

Gambar 2.4 Contoh derajat hubungan

2.1.9.3 Atribut

Menurut Connolly dan Begg (2010, p379) atribut adalah

sebuah property dari entitas atau hubungan. Attribute domain adalah

satu set dari nilai – nilai yang diperbolehkan untuk dipakai oleh satu

atau lebih atribut.

Jenis – jenis atribut :

1. Key

Ada 3 jenis key, yakni :

50

• CandidateKey

Jumlah minimal atribut – atribut yang dapat

mengidentifikasikan setiap kejadian yang unik.

• Primary Key

Candidatekey yang dipilih untuk

mengidentifikasikan setiap kejadian yang unik.

• CompositeKey

Candidatekey yang memiliki 2 atau lebih atribut.

2. Single-value

Atribut yang memiliki 1 nilai tunggal pada setiap entitas.

3. Multi-value

Atribut yang memiliki lebih dari 1 nilai pada setiap entitas.

4. Composite

Atribut yang terdiri dari bermacam – macam komponen

dimana setiap komponen memiliki eksitensi independen.

5. Derived

Atribut yang menunjukan suatu nilai yang diturunkan dari

nilai satu atribut atau sekumpulan atribut, tidak harus berasal

dari entitas yang sama.

6. Simple

Attribute yang terdiri dari satu komponen dengan eksistensi

independen.

51

2.1.9.4 Kendala Struktural (StructuralConstraints)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p385)Constraints harus

merefleksikan batasan hubungan seperti anggapan “real world”.

Contohnya seperti constraints yang berisi kebutuhan property for rent

yang harus memiliki owner dan setiap branch harus memiliki staff.

Jenis constraints yang utama pada hubungan disebut multiplicity.

Multiplicity adalah jumlah keterhubungan dari suatu entitas

dengan entitas lain yang mungkin terjadi. Multiplicity membatasi

setiap hubungan antar entitas.

Derajat umum dari multiplicity adalah binary. Hubungan

binary terdiri dari one-to-one (1:1), one-to-many (1:*), many-to-many

(*:*).Multiplicity sebenarnya terdiri dari 2 constraints yang terpisah,

yaitu :

• Cardinality

Menjelaskan jumlah maksimal occurrence relationship yang

diperbolehkan untuk satu entitas yang berpartisipasi dalam

satu jenis hubungan.

• Participation

Menentukan apakah seluruh atau sebagian entity

occurrences yang berpartisipasi dalam sebuah hubungan.

52

2.1.10 Pengertian SoftwareEngineering

Menurut Pressman (2005, p28-47), software engineering adalah

kegiatan yang menghubungkan antara proses, metode, dan alat dalam pembuatan

suatu software. Ada berbagai macam model proses yang bisa digunakan dalam

pengembangan software, dan masing – masing memiliki kelemahan dan

kelebihannya masing – masing. Namun dari sekian banyak model proses tersebut

memiliki beberapa tahapan yang sama dalam aturan, konsep dan metode untuk

pengembangannya.

2.1.11 Manajemen Proses Model

Model / cara untuk manajemen proses kegiatan softwareengineering

ada bermacam - macam, masing - masing memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

2.1.11.1 Waterfall / linearmodel

Model pengembangan software ini berurutan dari analisis,

perancangan, coding, pengujian, dan pendukung.

Aktifitas didalamnya terdiri dari :

• Pencarian kebutuhan dan analisis.

• Perancangan pada struktur data, software-architecture, interface,

dan rincian prosedur.

53

• Pembuatan code program. Jika pada saat perancangan dilakukan

dengan sangat rinci dan akurat, maka coding mungkin bisa

diotomatisasi.

• Pengujian dilakukan mulai dari setiap fungsi dari software

tersebut sampai pada gabungan dari fungsi – fungsi tersebut

dalam membentuk fungsi yang lebih luas lagi.

• Pendukung dapat berupa update karena software itu sendiri

mungkin masih mengalami masalah atau sedang dikembangkan

lagi.

Kelebihan dan kekurangan:

• Pada kenyataannya, project – project jarang yang bisa berjalan

dengan tahapan yang berurutan, biarpun linear / waterfallmodel

ini memperbolehkan pengulangan namun tetap menjadi masalah

ketika perubahan harus dilakukan.

• Client sulit untuk mengutarakan semua kebutuhannya pada suatu

waktu tertentu, sehingga umumnya akan daftar kebutuhan akan

bertambah seiring perkembangan waktu.

• Client harus bersabar karena software hanya akan jadi saat akhir

masa pengembangan, dan masalah yang tidak diketahui saat

awalbisa menyebabkan masalah besar jika baru ditemukan saat

akhir masa pengembangan.

54

• Model ini mudah untuk diterapkan dan tidak memerlukan

perencanaan yang kompleks.

• Model ini juga banyak digunakan sebagai acuan untuk proses

model lainnya karena komponen aktifitas yang dilakukannya

memang sudah benar.

2.1.11.2 Spiral

Proses model yang menggabungkan model iterative dari

prototyping dengan linear / waterfall model.

Tahapan dari proses model ini meliputi:

• Komunikasi dengan pelanggan.

Membangun komunikasi yang efektif antara pengembang dan

pelanggan.

• Perencanaan.

Mendefinisikan sumber daya, waktu dan informasi lain yang

berhubungan dengan pengembangan perangkat lunak.

• Analisa resiko.

Menganalisa resiko secara teknis dan manajemen.

• Perekayasaan.

Membuat beberapa prototype aplikasi yang direncanakan.

• Konstruksi dan release.

Tahapan untuk membangun, menguji, implementasi dan

menyediakan dukungan bagi pengguna.

55

• Evaluasi pelanggan

Mendapatkan umpan balik dari pelanggan berdasarkan dari

evaluasi atas representasi perangkat lunak yang dibuat pada saat

perekayassan.

Setelah itu, setiap tahapannya akan berulang kembali sampai

pelanggan merasa puas atau cocok dengan aplikasi yang diberikan.

Model ini baik untuk sistem dengan skala besar, untuk

sistem dengan skala kecil biasanya akan menyebabkan masalah. Model

ini juga memberikan kesempatan bagi pengembang untuk membuat

prototype sehingga bisa lebih akurat dalammemenuhi kebutuhan

pelanggan. Jika diterapkan dengan tepat akan mengurangi

kemungkinan terjadinya masalah.

2.1.11.3 Prototyping

Model ini mirip dengan model spiral dimana proses akan

berulang, namun dalam model ini, prototype dari aplikasi akan dibuat

dan ditawarkan ke client untuk diuji, jika masih ada kekurangan dan

kebutuhan yang kurang lengkap maka akan segera diperbaiki.

Tahapan pada model proses ini diawali dengan pencarian

kebutuhan / requirement gathering, yang dilanjutkan dengan analisa

dan desain, tahapan – tahapan tersebut dilakukan dengan singkat

karena prototype dari software tersebut harus cepat selesai dan

diberikan ke client untuk diuji lagi. Setelah desain,

56

codingpundilakukan, dan setelah prototypeselesai, akan diberikan ke

clientlagi. Memang hampir selalu prototype pertama dari

suatu kegiatan pembuatan software akan terbuang percuma karena

biasanya selalu “terlalu pelan, besar, dan aneh” yang menyebabkan

pada saat iterasi kedua, aplikasi harus dibuat dari awal lagi. Namun hal

ini bukanlah masalah besar karena developer biasanya sudah memiliki

gambaran akan apa yang harus dibuat dan cara yang lebih baik

bagaimana agar software bisa lebih cepat dibangun dan lebih baik dari

pada sebelumnya.Setiap iterasi akan semakin meningkatkan kualitas

software dan akan semakin tepat sasaran terhadap kebutuhan client.

Kelebihandan kekurangan yang dihadapi prototyping ini

antara lain karena pada saat prototype yang ditawarkan ke client dan

client sudah setuju dengan aplikasi tersebut sehingga aplikasi tersebut

dinyatakan selesai, masalah terletak pada prototype tersebut yang

jikamana prototype itu masih dalam iterasi awal, maka protype

tersebut mungkin masih memiliki kualitas yang kurang baik karena

konsep model prototypeadalah membuat prototype dengan cepat dan

mengesampingkan kualitas.

2.1.12 Use Case Diagram

Berdasarkan Carol Britton dan Jill Doake (2005, p40) Model use case

menggambarkan fungsionalitas dari suatu sistem, misalnya apa yang dikerjakan

sistem untuk pengguna dan apa kegunaannya bagi pengguna. Model use case

57

dimaksudkan untuk dapat mengatur, menyusun dan mendokumentasikan

informasi yang didapat dari aktivitas analisa kebutuhan pelangggan.

Dengan adanya use case, maka informasi yang disediakan dari usecase

tersebut dapat dipergunakan oleh model lain, seperti sequencediagram. Usecase

juga berguna pada tahapan testing. Usecase pada awal pengembangan proyek

berguna untuk komunikasi dengan pelanggan, tanpa informasi yang berkaitan

dengan perancangan termasuk di dalam usecasetersebut.

2.1.13 Sequence Diagram

Berdasarkan Carol Britton dan Jill Doake (2005, p156-162) Sequence

diagram menunjukkan dengan jelas dan sederhana alur dari control antara objek

– objek yang diperlukan untuk menjalankan suatu skenario. Sebuah skenario

menjelaskan langkah – langkah berurutan yang menggambarkan satu instance

dalam usecase. Misalkan langkah – langkah yang diperlukan untuk menyimpan

data pegawai baru. Sequence diagram menunjukkan bagaimana langkah –

langkah tersebut diterjemahkan menjadi pengiriman pesan antar objek.

Berbeda dengan usecasediagram yang diperuntukkan untuk

komunikasi dengan pelangan, sequencediagram lebih dimaksudkan untuk

komunikasi antar sesama pengembang dalam proses pengembangan proyek.

Sequencediagram memudahkan pengembang untuk melakukan pemrograman

karena sequencediagram memberikan gambaran prosedur aliran data antar kelas

sehingga pada tahap pemrograman pengembang tidak perlu lagi memikirkan

langkah apa selanjutnya yang perlu dilakukan, melainkan hanya perlu mengacu

pada urutan di sequencediagram.

58

2.1.14 ClassDiagram

Berdasarkan Carol Britton dan Jill Doake (2005, p117) Classdiagram

merupakan sentral dari analisaobject-orienteddan perancangan, serta

menjelaskan softwarearchitecture. Classdiagram digunakan untuk modeling

higher-levelstructures yang terdiri dari koleksi class - class menjadi packages.

Classdiagram didapat dari proses iterasi yang sukses pada setiap

tahapan saat proses pengembangan software.

Tahapan dalam membuat classdiagram adalah:

1. Identifikasi objek dan class turunan

2. Identifikasi atribut

3. Identifikasi relasi antara kelas

4. Buat datadictionary

5. Buat CRC cards

6. Pisahkan antara operasi dengan atribut

7. Tuliskan spesifikasi proses untuk mendeskripsikan operasi

2.1.15 Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p26), rich picture adalah gambaran

informasi yang memberikan pemahaman seorang ilustrator dari suatu situasi.

Rich picture memperlihatkan aspek penting dari situasi yang ditentukan oleh

ilustrator. Rich picture harus memberikan suatu uraian dari situasi yang

memungkinkan beberapa penjelasan alternatif.

59

2.2 Teori – Teori Khusus

2.2.1 Tata Kelola Kerekayasaan

2.2.1.1 Definisi Perekayasa

Perekayasa adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,

tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan

kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang

Penelitian Terapan, Pengembangan, Perekayasaan dan Pengoperasian.

Yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan

secara penuh oleh pejabat yang berwenang (PerMenPAN

No.219/M.PAN/7/2008).

Jabatan Fungsional ini mulai dikembangkan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 89 tahun 1991 dengan instansi pembina adalah Kementerian

Riset dan Teknologi. Pada awalnya, penjenjangan dalam jabatan

fungsional terdiri dari 9 (sembilan) jenjang. Setelah dikeluarkannya

Keppres Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan,

makapenjenjangan dalam jabatan fungsional baik keahlian

maupunketrampilan menjadi 4 (empat).

Pada tahun 2004, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara mengeluarkan Keputusan Nomor: Kep/193/M.PAN/11/2004

tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya dimana

Instansi Pembina jabatan fungsional ini dialihkan dari Kementerian

Riset dan Teknologi ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT). Selanjutnya, BPPT bersama dengan Badan Kepegawaian

60

Negara (BKN) menerbitkan Peraturan Bersama

Nomor:161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor: 19B Tahun 2005 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka

Kreditnya. Kemudian, BPPT menerbitkan Petunjuk Teknis Nomor:

150/Kp/BPPT/V/2007 tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan

Angka Kreditnya.

Dalam perkembangannya, BPPT sebagai instansi pembina

berkepentingan untukmelakukan evaluasi dan penyempurnaan sistem

tata kerja kerekayasaan yang selanjutnya diusulkan kepada

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Hasil

penyempurnaan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Selanjutnya, BPPT

bersama dengan BKN menyusun Peraturan Bersama yang

ditandatangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Kepala

BKN Nomor: 13/M/PB/VIII/2008 dan Nomor 22 Tahun 2008 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka

Kreditnya. Dan dilanjutkan dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya ini.

2.2.1.2 Definisi Teknologi

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk

yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan dari berbagai disiplin

ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan

61

kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia

(UU 18 Tahun 2002 Sisnas Iptek ). Teknologi adalah pengendalian

alam melalui penggabungan kekuatan- kekuatannya menuju

suaturancangan yang bisa diwujudkan oleh pemahaman manusia.

Berbagai disiplin ilmu pengetahuan ini diwujudkan dalam

lima unsur Teknologi yaitu :

Gambar 2.5 Diagram 5 unsur Teknologi

2.2.1.3 Kegiatan Kerekayasaan

2.2.1.3.1 Penelitian Terapan (R)

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistimatis untuk

memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan

dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau

ketidakbenaran suatu asumsi dan / atau hipotesis di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan

ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (UU 18 TAhun 2002 Sisnas Iptek).

62

Penelitian dilaksanakan secara:

• Teoritik, melalui model matematika.

• Experimental melalui percobaan laboratorium,

explorasi, observasi, survey.

Penelitian dilaksanakan secara bertahap, mulai

dengan pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi

hasil pengolahan data dan penarikan kesimpulan.

Penelitian Terapanadalah kegiatan penelitian

multi disiplin ilmu pengetahuan yang dapat dilanjutkan

melalui kegiatan pengembangan dan perekayasaan.

2.2.1.3.2 Pengembangan (D)

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan

teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya

untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau

menghasilkan teknologi baru (UU 18 TAhun 2002 Sisnas

Iptek. Juknis Perekayasa 2008).

Kegiatan melakukan pengembangan suatu hasil

penelitian, secara experimental maupun teoritik, untuk

menarik manfaat yang bisa diterapkan melalui proses :

63

1. Desain konseptual suatu Produk Perekayasaan.

(Engineering Product) yangberkaitan dengan

hasilPenelitian sebelumnya.

2. Desain konseptual suatu Sistem Perekayasaan.

(Engineering Systems) dari gejala alami yang

berkaitan dengansubjek hasil penelitian

sebelumnya.

Pengembangandilaksanakan secara bertahap,

mulai dengan desain konseptual, desain awal, uji simulasi

sub-skala serta komponen – komponennya di laboratorium

hingga penetapan hasil desain.

2.2.1.3.3 Perekayasaan (E)

Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang

bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses

produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut

pandang, dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis,

sosial budaya, dan estetika ( UU No. 18 tahun 2002 sisnas

iptek ).

Kegiatan perekayasaan merealisasikan hasil

pengembangan menjadi produk desain melalui proses desain

rinci, prototyping, uji sertifikasi dan uji standardisasi.

Produk desain adalah produk perekayasaan ataupun sistem

64

perekayasaan, yang dapat berupa perangkat keras ataupun

perangkat lunak.

Uji Sertifikasi dari suatu produk desain adalah uji

kinerja dengan penekanan pada terpenuhinya prestasi

produk dan persyaratan keselamatan dan keandalannya. Uji

ini dilaksanakan oleh lembaga resmi pemerintah atau

lembaga di luar negeri yang berwenang dalam bidang

produk desain tersebut.

Uji Standardisasi dari suatu produk desain adalah

uji persyaratan keselamatan dan keandalannya menurut

standard minimal yang ditetapkan oleh lembaga negara yang

berwenang.

2.2.1.3.4 Pengoperasian (O)

Kegiatan melakukan pengoperasian suatu produk

atau sistem perekayasaan yang meliputi uji operasional &

evaluasi, pemasaran, penjualan serta pelayanan pasca jual,

modifikasi & perawatan untuk tujuan non komersial maupun

komersial. Produk atau Sistem Perekayasaan yang

dioperasikan dapat berupa produk / sistem yang diadakan

dari luar atau produk / sistem sebagai hasil Perekayasaan

sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara bersama-sama

antara lembaga Perekayasaan dengan Industri (Jasa atau

65

Manufacturing), untuk mengevaluasi hasil produk atau

sistem perekayasaan tersebut.

2.2.1.4 Kategori Kegiatan Kerekayasaan

Kegiatan Kerekayasaan dapat dikategorikan sebagai berikut:

• Penelitian Terapan:

o Eksplorasi, Survey, Observasi

o Penelitian Lanjut Teoritikal, Eksperimental

o Studi Banding Sistem Teknologi

o Studi Kelayakan Banding Sistem Teknologi

• Pengembangan:

o Pengembangan Parametrik Sistem Teknologi

o Pengembangan Kebijakan Teknologi

o Desain Konseptual SW / HW

o Desain Awal SW / HW

o Uji Laboratorium (sub-scale) & simulasi

• Perekayasaan:

o Desain Rinci SW / HW [ uji lab & simul ]

o Uji Kinerja Prototype atau Produk tersertifikasi

SW/HW

o Uji Standarisasi, Audit Teknologi, Uji Sertifikas i

SW / HW

66

• Pengoperasian:

o Uji Operasional & Evaluasi Produk SW / HW

o Produksi, Perakitan&Integrasi Produk yang

tersetifikasi SW / HW

o Engineering Services SW / HW

o Marketing Sales SW / HW

o Routine Operation SW / HW

o Modifikasi & Perawatan SW / HW

2.2.2 Tools yang digunakan

2.2.2.1 PHP

File yang hanya berisi kode HTML tidak mendukung

pembuatan aplikasi yang melibatkan basis data karena HTML

dirancang untuk menyajikan informasi yang besifat statis (tampilan

yang isinya tetap sehingga web master atau penanggung jawab web

melakukan perubahan isi). Kemudian muncul pemikiran untuk

membuat suatu perantara yang memungkinkan aplikasi bisa

menghasillkan sesuatu yang bersifat dinamis dan berinteraksi dengan

basis data. Dari sini lahirlah berbagai perantara seperti PHP, ASP, dan

JSP.

67

Gambar 2.6 Mekanisme kerja web dengan PHP

Pada gambar 2.6, komputer pengguna mengajukan

pemintaan halaman ke Web Server. Setelah Web Server menemukanfile

yang diminta dari komputer pengguna, file tersebut diarahkan kemesin

PHP untuk diproses. Bila PHP mendeteksi adanya interaksi dengan basis

data, maka PHP akan melakukan permintaan pada server basis data dan

hasil dari server basis data diproses lebih lanjut. Setelah semua isi file

diproses, maka hasilnya (berupa suatu kode HTML)diserahkan ke web

server. Selanjutnya, web server mengirimkan kode HTML kepada

pemakai.

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa kode sumber

PHP tidak akan diketahui oleh pemakai karena pemakai hanya

menerima kode hasil pemrosesannya. Dengan cara seperti ini

Web Server

File Sesuatu.php

Server Basis Data

Mesin PHP

Komputer pengguna

Kode HTML

68

kerahasiaan kode sumber dapat terjaga. Tidak perlu ada

kekhawatiranbahwa pemakai bisa melihat password yang digunakan

untuk mengakses basis data.

Menurut Abdul Kadir (2009,p5), pemrosesan seperti di atas

disebut dengan sebutan pemrosesan di sisi server. Adapun pemrosesan

kode HTML oleh browser dikenal dengan istilah pemrosesan di sisi

pemakai. Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2001,p2), PHP

adalah bahasa pemrograman sisi server yang dirancang secara spesifik

untuk website. Dalam halaman HTML dapat disisipkan kode PHP

yang akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP akan

diterjemahkan di web server dan menjalankan HTML atau

hasilkeluaran lain yang akan dapat dilihat oleh pengunjung.

PHP ditemukan pada tahun 1994 dan merupakan hasil

pekerjaan dari 1 orang, yaitu Rasmus Lerdof. PHP diadopsi oleh orang

– orang berbakat lainnya dan telah direvisi sebanyak 3 kali untuk

mencapai hasil yang maksimal. Sekarang, PHP telah digunakan

setidaknya 5 juta domain di seluruh dunia dan angka ini terus tumbuh

secara signifikan.

PHP adalah produk open-source sehingga dapat diakses,

digunakan dan didistribusikan kembali oleh siapapun tanpa dikenakan

biayaapapun. Awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home

Page, tapi mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan

konvensi penamaan GNU menjadi PHP Hypertext Preprocessor.

69

Beberapa pesaing utama dari PHP adalah Perl, ASP, JSP dan

Allaire Cold Fusion. Menurut Luke Welling dan Laura Thomson

(2001,p4), dibandingkan dengan produk – produk pesaing ini, PHP

memiliki beberapa kelebihan dalam bidang performa atau kehandalan,

antar-muka terhadap banyak sistem basis data, built-in libraries, biaya

yang rendah, kemudahan pembelajaran dan penggunaan, portabilitas,

serta ketersediaan kode sumber.

• Kehandalan

PHP sangat efisien karena sekalipun hanya menggunakan

sebuah server yang tidak mahal, website yang dibangun

dengan menggunakan PHP dapat melayani jutaan

pengunjung setiap harinya.

• Integrasi basis data

PHP dapat dihubungkan dengan banyak sistem basis data.

Selain MySQL, PHP dapat juga dihubungkan dengan

Oracle, Informix, Sybase Databases, Postgre SQL, dan lain

sebagainya.

• Built-in libraries

Karena dirancang untuk digunakan dalam website, PHP

memiliki banyak fungsi – fungsi built-in untuk menjalankan

banyak tugas yang berhubungan dengan website, seperti

misalnya melakukan manipulasi gambar GIF, mengirim

email, dan sebagainya.

70

• Biaya

PHP dapat digunakan dengan gratis, karena itu dilihat dari

segi biaya, PHP sangat ekonomis.

• Kemudahan pembelajaran

Sintaks dari PHP didasarkan atas bahasa pemrograman lain,

terutama C dan Perl. Jadi, penggunaan sintaks PHP tidak

sulit dipelajari bagi mereka yang telah mengerti mengenai C

dan Perl.

• Portabilitas

PHP dapat dijalankan di berbagai sistem operasi. Kode

PHP dapat ditulis pada sistem operasi yang gratis seperti

Linux dan FreeBSD, maupun sistem operasi berbayar

seperti Solaris.

• Kode program

Modifikasi terhadap kode PHP dapat dilakukan dengan

bebas, tidak seperti bahasa pemgrograman berbasis website

lain yang komersial.

2.2.2.2 Pengenalan MySQL

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2001,p3),

MySQL (dibaca mai-es-kiu-el) adalah sistem manajemen basis data

relasional yang sangat cepat, dan efektif. Sebuah basis data

memungkinakn penyimpanan, pencarian, penyusunan dan

71

pengambilan data secara efisien.Server MySQL mengatur akses kedata

untuk memastikan beberapa pengguna dapat menggunakan data

tersebut secara konkruen, untuk menyediakan akses yang cepat

terhadap basis data, dan memastikan hanya pengguna yang telah

diberikan otoritas mengakses data yang dapat memperoleh hak akses

ke data. Karenanya, MySQL adalah sebuah multi-user server dan

multi-threaded server.

MySQL menggunakan SQL ( Structured Query Language ),

bahasa query basis data standar yang digunakan di dunia. MySQL

dipublikasikan sejak tahun 1996, tetapi dikembangkan sejak tahun

1979. Sekarang MySQL telah mendapat penghargaan Linux Journal

Reader’s Choice Award selama 3 tahun. MySQL sekarang merupakan

Open Source Software, namun jika dibutuhkan lisensi komersial

MySQL juga tersedia.

Beberapa pesaing utama MySQl adalah PostgresSQl,

Microsoft SQL Server,dan Oracle. Namun menurut Luke Welling dan

Laura Thomson(2001,p5), dibandingkan dengan semua

pesaingnya,MySQL memiliki kekuatan dalam bidang performa yang

tinggi, biaya yang rendah, mudah dikonfigurasi dan mudah

dipelajari,portable, serta kode sumbernya tersedia.

• Kehandalan

MySQL tidak disangkal lagi dapat memberikan performa

yang sangat cepat

72

• Biaya rendah

MySQL dapat digunakan tanpa mengeluarkan biaya karena

merupakan Open Source Software. Namun apabila

dibutuhkan lisensi khusus, maka lisensi MySQL dapat

diperoleh dengan biaya yang amat kecil.

• Kemudahan penggunaan

Kebanyakan basis data saat ini menggunakan SQL dan

MySQL dapat digunakan dengan menggunakan SQL, maka

tidak sulit menggunakan MySQL. MySQL juga memiliki

kelebihan lain, yaitu lebih mudah dalam pengaturannya

dibandingkan dengan produk – produk lain yang sejenis.

• Portabilitas

MySQL dapat dijalankan di sistem operasi yang berbeda –

beda, mulai dari yang gratis, seperti UNIX, sampai yang

berbayar seperti Microsoft Windows.

• Kode sumber

Seperti PHP, kode sumber untuk MYSQL dapat didapatkan

dan diubah.