bab 2 landasan teori 2.1 pengertian sistem informasi...

60
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah kombinasi dari orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber data yang diatur sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C. (2004, p12), sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang-orang, data, proses, dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber-sumber data yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi dalam sebuah organisasi. 2.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Horngren, Charles T., Walter T. Harrison, dan Linda S. Bamber (2002, p5), akuntansi adalah sebuah sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan-laporan, dan mengkomunikasikan hasil-hasil tersebut kepada para pembuat keputusan.

Upload: leque

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah kombinasi dari orang,

perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber data yang diatur

sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi.

Menurut Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C. (2004, p12),

sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang-orang, data, proses, dan teknologi

informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi dari

orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber-sumber data

yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

mendistribusikan informasi dalam sebuah organisasi.

2.1.2 Pengertian Akuntansi

Menurut Horngren, Charles T., Walter T. Harrison, dan Linda S. Bamber (2002,

p5), akuntansi adalah sebuah sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis,

memproses informasi menjadi laporan-laporan, dan mengkomunikasikan hasil-hasil

tersebut kepada para pembuat keputusan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

10

Menurut Wilkinson, J.W., M.J. Cerullo, V. Raval, dan B. Wong-On-Wing (2000,

p5), akuntansi memiliki beberapa sisi. Pertama, akuntansi mencakup pencatatan data

ekonomi (koleksi data), pemeliharaan data yang disimpan (pemeliharaan data), dan

menyajikan informasi kuantitatif dalam istilah-istilah finansial (information

generation). Kedua, akuntansi merupakan “bahasa bisnis” yang mengekspresikan dan

meringkas peristiwa-peristiwa penting pada perusahaan bisnis. Terakhir, akuntansi

dipandang sebagai suatu informasi keuangan yang diperlukan untuk keseluruhan

fungsi dari suatu entitas (seperti perusahaan bisnis). Informasi keuangan tertentu,

misalnya, merefleksikan hasil-hasil operasi selama periode akuntansi serta status dari

aset dan modal pada akhir periode akuntansi. Berbagai jenis pemakai, baik yang

berada di dalam maupun di luar perusahaan, menggunakan informasi ini untuk

berbagai macam tujuan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu sistem yang

mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan

dan kemudian memprosesnya menjadi sebuah laporan yang berguna dalam pembuatan

keputusan berbagai pihak pemakai, baik dari dalam ataupun luar perusahaan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2006, p4), sistem informasi akuntansi adalah sebuah

subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi,

keuangan dan informasi lainnya yang diperoleh dalam proses rutin transaksi akuntansi.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), sistem informasi akuntansi adalah

sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk

menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

11

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), sistem informasi akuntansi adalah

subsistem khusus dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan,

memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari

sebuah kejadian bisnis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem

informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses

data yang diperoleh dari transaksi akuntansi rutin perusahaan untuk kemudian

digunakan untuk melakukan pelaporan atas informasi kepada para stakeholders.

2.1.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6-7) dapat disimpulkan bahwa, Sistem

Informasi Akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu:

1. People, yang mengoperasikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi.

2. Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis termasuk dalam

kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan

organisasi.

3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi.

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology infrastructure, termasuk komputer, peripheral devices,

dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses, menyimpan dan mentransformasikan data dan informasi.

6. Internal control and security measures, yang menjaga keamanan data dalam

Sistem Informasi Akuntansi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

12

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p7), keenam komponen tersebut saling

bekerja sama sehingga memungkinkan sistem informasi akuntansi memenuhi tiga

fungsi bisnis yang utama yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan mengenai aktivitas organisasi, sumber daya dan

personel.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

sehingga manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan

mengevaluasi aktivitas, sumber daya dan personel.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset organisasi,

termasuk data, untuk menjamin bahwa aset dan data tersedia secara akurat dan

dapat diandalkan ketika dibutuhkan.

2.1.5 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2003, p6-7), tujuan dan kegunaan sistem informasi

akuntansi ada lima yaitu:

1. Menghasilkan laporan eksternal

Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan khusus untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal

perusahaan. Laporan-laporan tersebut mencakup financial statement, tax returns,

dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh perwakilan pihak-pihak yang terkait.

2. Mendukung aktivitas yang rutin

Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas operasional

yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.

3. Mendukung keputusan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

13

Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bersifat non-rutin

yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.

4. Perencanaan dan pengawasan

Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan

pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan

dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara

anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

5. Implementasi pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang

digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan

dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat berhasil yaitu

dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p12), sebuah sistem informasi akuntansi

yang dirancang dengan baik dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.

2. Meningkatkan efisiensi

3. Berbagi pengetahuan

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari supply chainnya

5. Meningkatkan struktur pengendalian internal

6. Meningkatkan kemudahan pembuatan keputusan

2.1.6 Siklus Pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p30), siklus pemrosesan

transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

14

dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan

barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi ke dalam lima

subsistem yaitu:

1. Revenue cycle (Siklus Pendapatan), yang terdiri dari transaksi penjualan dan

penerimaan kas.

2. Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran), yang terdiri dari peristiwa pembelian

dan pengeluaran kas.

3. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus Sumber Daya Manusia), yang terdiri dari

peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga

kerja.

4. Production Cycle (Siklus Produksi), yang terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk / jasa yang siap

dipasarkan.

5. Financing Cycle (Siklus Keuangan Perusahaan), yang terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

Menurut Hall (2001, p50), siklus pemrosesan transaksi yang terdapat pada

kebanyakan aktivitas ekonomis sebuah perusahaan baik profit maupun non-profit

terdiri dari aktivitas:

1. Expenditure cycle , yang terdiri dari peristiwa perolehan bahan baku, aset, dan

tenaga kerja dan sebagai gantinya terjadi pengeluaran kas. Dari sisi sistem,

transaksi ini terdapat dua bagian yaitu: pysical component (perolehan barang)

dan financial component (pengeluaran kas untuk pembayaran ke supplier).

Dalam siklus pengeluaran akan dibahas purchase/acccount payable system, cash

disbursement system, payroll system, fixed asset system.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

15

2. Conversion cycle, terdiri dari sistem produksi dan sistem akuntansi biaya.

Sistem produksi meliputi perencanaan, penjadwalan dan pengendalian produk

fisik yang terjadi selama proses manufaktur. Sistem akuntansi biaya meliputi

aliran informasi biaya terkait produksi dan menghasilkan informasi yang

digunakan untuk penilaian persediaan, penganggaran, pengendalian biaya,

laporan kinerja dan pengambilan keputusan manajemen.

3. Revenue cycle, terdiri dari proses penjualan secara tunai, penjualan secara kredit,

dan penerimaan kas akibat penjualan.

2.2 Konsep Pembelian, Persediaan dan Utang Usaha

2.2.1 Konsep Pembelian dan Utang Usaha dalam Siklus Pengeluaran

2.2.1.1 Pengertian Pembelian

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, h266), pembelian adalah kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan dengan membeli barang secara tunai atau kredit atau

membeli aktiva produksi untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan atau membeli

barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p420), proses pembelian adalah sebuah

struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode dan pengendalian

yang didesain untuk mencapai fungsi-fungsi utama berikut:

1. Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari departeman pembelian

dan departemen penerimaan.

2. Mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari orang-orang yang

mengatur departemen pembelian dan penerimaan.

3. Membantu dalam penyiapan laporan internal dan eksternal.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

16

Modul Purchasing terdiri dari program untuk menangani vendor quotations,

permintaan pembelian, purchase orders, dan penerimaan barang. Modul ini

digunakan untuk mencatat dan menelusuri permintaan atas pembelian material dan

penerimaan barang. Modul ini dirancang untuk mendukung otomatisasi pemesanan

yang berulang-ulang dan untuk mendukung manual order entry untuk pembelian

yang tidak rutin. (Purchasing Order (PO) Module,

http://www.ndsapps.com/webhelp/index.htm#oqem.htm).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelian merupakan suatu proses perolehan

barang dan jasa, baik secara tunai maupun kredit yang terjadi secara berulang-ulang.

Prosesnya antara lain meliputi hal seleksi supplier melalui vendor quotation, proses

penanganan permintaan pembelian, proses pembuatan purchase order dan proses

penerimaan barang.

2.2.1.2 Pengertian Utang Usaha

Menurut Horngren et al. (2002, p425), ”accounts payable are amount owed to

suppliers for products or services purchased on open account.”, yang berarti utang

usaha merupakan sejumlah uang yang terhutang kepada pemasok atas produk dan

jasa yang dibeli.

Menurut Schaeffer, Mary S. (2002, p2), utang usaha di dalam laporan

keuangan setiap perusahaan menggambarkan tagihan-tagihan yang belum

dibayarkan oleh perusahaan. Utang usaha adalah sejumlah uang yang terhutang oleh

perusahaan kepada para suppliernya dan kreditornya. Biasanya utang usaha

dikategorikan sebagai utang lancar yaitu utang yang harus dilunasi kurang dari satu

tahun.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

17

Modul Accounts Payable (AP) terdiri dari program-program untuk menangani

invoices, voucher, check printing, check maintenance. Modul ini digunakan

memproses tagihan vendor dan pembayaran kepada vendor, mencakup three-way-

match (purchase order, purchase receipt, dan invoice). (Account payable module,

http://www.ndsapps.com/webhelp/index.htm#oqem.htm).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa utang usaha adalah tagihan-tagihan yang belum

dibayar oleh perusahaan kepada pihak supplier yang timbul akibat pembelian barang

dan jasa dan tergolong utang yang harus dilunasi pembayarannya dalam kurun waktu

kurang dari setahun. Prosesnya meliputi hal penanganan invoice, pembuatan voucher

pembayaran dan pengaturan cek dan giro.

2.2.1.3 Hubungan Pembelian dan Utang Usaha di Siklus Pengeluaran

(Expenditure cycle)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p415-416), siklus pengeluaran

(expenditure cycle) adalah sekumpulan aktivitas-aktivitas bisnis dan pemrosesan

data yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

18

Gambar 2.1 Data Flow Diagram level 0 dalam expenditure cycle (Sumber: Romney dan Steinbart, 2006, p411)

Menurut Hall (2001, p50), Expenditure cycle terdiri dari peristiwa perolehan

bahan baku, aset, dan tenaga kerja dan sebagai gantinya terjadi pengeluaran kas. Dari

sisi sistem, transaksi ini terdapat dua bagian yaitu: pysical component (perolehan

barang) dan financial component (pengeluaran kas untuk pembayaran ke supplier).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, h266), siklus pengeluaran (expenditure

cycle) meliputi aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan proses perolehan barang

dan jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka menjalankan operasi bisnisnya,

perolehan personel, dan perolehan aset dan peralatan. Siklus pengeluaran meliputi

aktivitas seleksi vendor, aktivitas permintaan barang, aktivitas pembelian, aktivitas

penerimaan, utang usaha dan akuntansi penggajian.

Dengan demikian, siklus pengeluaran (expenditure cycle) merupakan siklus

transaksi akuntansi yang melibatkan proses pembelian, proses penerimaan barang,

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

19

proses pencatatan timbulnya utang usaha, dan proses pengeluaran kas dalam rangka

pembayaran atas utang usaha.

2.2.1.4 Tujuan Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Menurut Wilkinson et al (2000, p469), tujuan utama dari siklus pengeluaran

adalah untuk memfasilitasi pertukaran antara kas dengan suplier (vendor) untuk

barang dan jasa yang dibutuhkan. Tujuan dalam lingkup yang lebih luas adalah:

1. Untuk menjamin bahwa semua barang dan jasa yang telah dipesan sesuai

dengan yang dibutuhkan.

2. Menerima semua barang yang dipesan dan menjamin bahwa barang tersebut

berada dalam kondisi yang baik.

3. Untuk mengamankan barang sampai dibutuhkan.

4. Menentukan bahwa invoice yang berkaitan dengan barang dan jasa adalah valid

dan benar.

5. Merecord dan mengklasifikasikan pengeluaran secara benar dan tepat.

6. Memasukkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam akun supplier yang

tepat dalam account payable ledger.

7. Menjamin bahwa semua pengeluaran kas berhubungan dengan pengeluaran

yang telah diotorisasi.

2.2.1.5 Fungsi-fungsi yang terkait dengan Siklus Pengeluaran (Expenditure

Cycle)

Menurut Wilkinson et al (2000, p470), unit-unit yang terkait dalam siklus

pengeluaran adalah:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

20

1. Inventory management/logistics

Manajemen persediaan atau logistic bertanggung jawab untuk mengatur

persediaan yang dimiliki perusahaan. Selain itu, manajemen persediaan juga

mencakup unit pembelian, penerimaan dan penyimpanan. Pembelian terutama

berfokus pada pemilihan pemasok yang dari mana persediaan itu nantinya akan

dibeli. Pemilihan pemasok harus memperhatikan beberapa faktor seperti harga

yang ditawarkan, kualitas dari barang atau jasa yang ditawarkan, jangka waktu

pengiriman yang dijanjikan, dan apakah pemasok itu dapat dipercaya.

Unit Penerimaan bertanggung jawab dalam menerima barang yang

dipesan oleh perusahaan, memeriksa jumlah dan kondisi barang tersebut. dan

memindahkannya ke gudang.

Unit Penyimpanan bertanggung jawab dalam melindungi barang tersebut

dari pencurian, kehilangan, dan menyerahkan tepat waktu ketika ada

permintaan akan kebutuhan barang tersebut.

2. Finance / Accounting

Fungsi dari unit finance/accounting berhubungan dengan perencanaan

dan pengendalian atas sumber daya, data-data dan informasi tentang pembelian

dan hutang ke supplier. Untuk expenditure cycle, financial/accounting

mencakup:

a) Fungsi pengeluaran kas, yaitu bertanggung jawab untuk menyiapkan cek

untuk pengeluaran dan memelihara data-data yang berhubungan dengan

pengeluaran kas.

b) Fungsi pengendalian persediaan, yang bertanggung jawab memelihara

data-data persediaan dan mengajukan permintaan pembelian.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

21

c) Fungsi utang usaha, bertanggung jawab memelihara data-data utang

pemasok dan menyetujui faktor pemasok untuk pembayaran.

d) Fungsi jurnal umum, bertanggung jawab untuk memelihara akun-akun

asset, ekuitas, beban dan pendapatan.

2.2.1.6 Prosedur-Prosedur terkait di Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p416), terdapat tiga kegiatan kerja

dalam siklus pengeluaran diantaranya sebagai berikut, yaitu:

1. Ordering goods, supplies, and services (proses pemesanan barang)

2. Receiving and storing goods, supplies, and services

3. Paying for goods, supplies, and services

2.2.1.6.1 Proses Pemesanan Barang

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.418-423) dapat disimpulkan bahwa,

kegiatan siklus pengeluaran dimulai dari pemesanan barang kepada supplier.

Proses pemesanan barang ke supplier terdiri dari tiga tahap yaitu antara lain:

1. Mengecek ketersediaan persediaan di gudang

Tahap pertama adalah dengan mengecek ketersedian barang di gudang

apakah masih menunjang proses bisnis perusahaan.

2. Menerima permintaan pembelian

Permintaan pembelian muncul ketika bagian pengendali persediaan

atau adanya karyawan departemen tertentu menyadari bahwa persediaan

barang yang dibutuhkannya telah mencapai titik minimum. Kebutuhan akan

adanya pembelian barang ke supplier akan dicatat dalam purchase

requisition. Purchase requisition berisi informasi mengenai pihak yang

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

22

mengajukan permintaan pembelian, spesifikasi bagian yang membutuhkan

dan tanggal dibutuhkan, identifikasi jumlah kuantitas dan detail barang yang

dibutuhkan, bisa juga merekomendasikan supplier dan informasi harga yang

diinginkan.

3. Pembuatan purchase orders

Tahap ini dimulai dengan proses pemilihan supplier. Dalam proses

pemilihan supplier ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, bukan hanya

harga murah dan kuantitas. Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain

: harga, kualitas bahan baku, dan konsistensi supplier dalam hal pengiriman

tepat waktu dan jumlah yang tepat.

Setelah itu pesanan pembelian kepada supplier dicatat dalam purchase

order berisi sejumlah informasi mengenai nama supplier dan purchasing

staff, pesanan dan tanggal barang harus dikirimkan, lokasi pengiriman,

metode pengiriman, dan informasi mengenai barang yang dipesan. Blanket

purchase order adalah komitmen untuk membeli barang-barang tertentu pada

tingkat harga yang telah ditentukan dan supplier tertentu dalam jangka waktu

tertentu biasanya setahun. Kegunaan blanket purchase order ini adalah

untuk mengurangi resiko ketidakmampuan supplier menyediakan barang

yang diperlukan dan membantu supplier merencanakan kapasitas barang

yang dimiliki dan pengiriman barangnya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

23

2.2.1.6.2 Proses Penerimaan dan Penyimpanan Barang

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.424-426), dapat disimpulkan bahwa

kegiatan utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah proses penerimaan dan

penyimpanan barang.

Pada tahap ini, ketika barang dikirimkan oleh supplier, unit penerimaan

barang akan melakukan pengecekan pada barang yang dikirim oleh supplier,

meliputi: apakah kuantitas barang yang dikirimkan telah benar sesuai dengan

purchase order; apakah ada barang rusak yang diterima; dan apakah barang yang

diterima sesuai kualitas dan spesifikasinya pemesanan. Penerimaan barang yang

tepat akan mempengaruhi ketepatan update atas persediaan dan utang yang harus

dibayar.

Jika telah benar maka akan diterbitkan receiving report, yang berisi informasi

mengenai pengiriman ( tanggal penerimaan, pengirim, supplier, purchase order

number ), informasi barang diterima (kode barang, deskripsi, jumlah barang) , dan

informasi mengenai penerima. Setelah itu barang akan dikirimkan ke gudang dan

diupdate ke catatan persediaan.

Jika barang yang diterima ada yang rusak atau tidak sesuai kualitasnya, maka

akan diterbitkan debit memo setelah supplier setuju untuk retur barang dan

pengurangan utang. Debit memo dibuat dua rangkap dimana rangkap kedua

dikirimkan ke supplier bersama pengiriman barang retur. Kemudian supplier akan

mengeluarkan credit memo yang akan dikirimkan ke perusahaan dan digunakan

sebagai bukti pengurangan utang.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

24

2.2.1.6.3 Proses pembayaran utang kepada supplier

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.426-429) dapat disimpulkan bahwa

aktivitas terakhir dalam siklus pengeluaran berkaitan dengan proses pembayaran

kepada supplier. Proses pembayaran utang ke supplier terdiri dari dua tahap yaitu:

1. Penyetujuan pembayaran atas Supplier Invoice

Kewajiban membayar supplier timbul pada saat barang diterima.Tapi

pada praktiknya, kebanyakan perusahaan mencatat hutang ketika mereka

menerima tagihan/invoice dari supplier. Inti dari tahap ini adalah

mengotorisasi bahwa pembayaran dilakukan hanya untuk barang atau jasa

yang sudah benar-benar dipesan dan diterima dengan cara mencocokkan

purchase order dengan receiving report. Ada dua cara untuk memproses

tagihan pelanggan yaitu:

• Nonvoucher System

Setiap tagihan yang disetujui diposting ke data masing-masing supplier

dalam file utang dan disimpan sebagai open-invoice file dan ketika cek

dikeluarkan untuk pembayaran invoice, maka invoice akan dihapus dari

open-invoice file dengan ditandai sudah bayar dan akan disimpan dalam

paid-invoice file.

• Voucher System

Terdapat sebuah dokumen bernama disbursement voucher, yang

merupakan dokumen bukti pengeluaran kas untuk pelunasan utang

kepada supplier. Isinya mengenai informasi supplier yang akan dibayar,

list outstanding invoices, dan jumlah nominal yang harus dibayar

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

25

setelah dikurangi diskon dan retur. Keuntungan adanya disbursement

voucher adalah:

a. mereka dapat mengurangi jumlah cek yang harus ditulis karena

beberapa invoice dapat disatukan dalam satu voucher.

b. Karena disbursement voucher adalah dokumen yang digenerate

sehingga dokumennya terurut dan memudahkan penelusuran

semua hutang.

c. Voucher menyediakan catatan bahwa tagihan pelanggan telah

disetujui untuk pembayaran sehingga memungkinkan pemisahan

waktu dari invoice approval sampai dengan waktu invoice

payment. Hal ini memudahkan penjadwalan kedua aktivitas untuk

meningkatkan efektivitas.

2. Pembayaran Supplier Invoice yang sudah disetujui

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam siklus pengeluaran yaitu

pembayaran tagihan yang sudah disetujui, biasanya dilakukan oleh unit kasir

dan dibedakan dari divisi pencatatan (pembelian dan utang) dan unit

penerimaan barang. Pada tahap ini, semua tagihan yang telah dicocokkan dan

disetujui akan dikeluarkan voucher pembayarannya. Inti dari tahap ini adalah

bagaimana menentukan waktu pembayaran agar bisa mengambil keuntungan

dari adanya diskon yang ditawarkan dari pembayaran utang dan penyediaan

kas untuk pembayaran ketika utang jatuh tempo. Jika utang telah dilunasi

maka catatan account payable akan di-upudate.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

26

2.2.1.7 Dokumen-Dokumen pada Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Menurut Wilkinson et al. (2000, p472), dokumen-dokumen yang terkait kepada

siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah:

1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)

Yaitu dokumen yang berisi daftar permintaan pembelian barang atau jasa.

dokumen ini akan menjadi dokumen paling dasar, yang memulai siklus

pembelian dalam sistem.

2. Purchase Order (Pemesanan Pembelian)

Yaitu dokumen pesanan pembelian barang atau jasa ynag dibuat berdasarkan

purchase requisition yang telah diotorisasi. Dokumen ini disiapkan untuk

melakukan pemesanan barang kepada pemasok.

3. Receiving order (Penerimaan Pesanan)

Yaitu dokumen yang mencatat penerimaan barang.

4. Supplier’s or Vendor’s Invoice

Yaitu dokumen penagihan dari pemasok atas pembelian barang atau jasa.

5. Disbursement voucher

Yaitu dokumen yang berupa bukti pengeluaran kas untuk pelunasan utang

kepada pemasok.

6. Disbursement check

Yaitu dokumen akhir untuk melakukan pembayaran kepada pemasok.

7. Debit memorandum

Yaitu dokumen yang mengotorisasi pengembalian atau retur pembelian.

8. New Supplier (Vendor) Form

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

27

Yaitu dokumen yang digunakan dalam pemilihan pemasok baru, yang

menampilkan data mengenai harga, tipe barang atau jasa yang disediakan,

pengalaman, status kredit dan referensi pihak lain.

9. Request for Proposal (or Quotation)

Yaitu dokumen yang digunakan dalam prosedur tawar menawar di antara

pemasok, menampilkan produk yang dibutuhkan, perbandingan harga, jangka

waktu pembayaran, dan lain sebagainya.

2.2.1.8 Laporan yang Terkait dalam Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000, p487-p493), output informasi yang dihasilkan

dari expenditure cycle (siklus pembelian) antara lain adalah :

1. Laporan dan daftar kegiatan operasional

• Invoice atau voucher register : merupakan daftar invoice yang diterima

dari pemasok atau laporan voucher yang disiapkan dari faktur.

• Check register : merupakan daftar semua cek yang telah ditulis.

• Open purchase order report : merupakan laporan yang menampilkan data

pembelian yang mana invoice-nya belum disetujui untuk pembayaran.

• Open invoice report atau open payable report atau cash requirements

report : merupakan laporan semua invoice yang telah disetujui tetapi

belum dibayar.

• Inventory status report : merupakan laporan yang memuat kuantitas

barang yang diterima, kuantitas barang yang sedang dikirimkan dan

kuantitas di tangan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

28

• Overdue deliveries report : merupakan laporan yang memuat transaksi

pembelian yang telah melewati waktu pengiriman barang yang

diinginkan perusahaan dari pemasok.

2. Inquiry display screens : merupakan layar yang menampilkan informasi yang

diminta seperti :

• status dari order pembelian tertentu

• invoice untuk pemasok tertentu

• ringkasan atas open purchase order

3. Laporan manajerial periodik, contohnya :

• Payables aging report : merupakan laporan yang menggambarkan status

invoice atau voucher yang belum dibayar yang dapat disebabkan karena

masalah atau pertanyaan dengan pemasok yang belum terselesaikan.

• Purchase analysis : merupakan laporan yang menggambarkan tingkat

aktivitas pembelian untuk setiap pemasok, setiap item persediaan dan

setiap pihak peminta barang (internal perusahaan).

• Vendor performance report : merupakan laporan yang menggambarkan

kinerja pemasok dalam bentuk pengiriman tepat waktu, kualitas barang,

harga unit barang, tingkat pelayanan dan kondisi barang yang dikirimkan

pemasok.

• Critical factors report : merupakan laporan yang memuat ukuran-ukuran

kinerja seperti jumlah potongan pembelian yang terlewatkan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

29

4. Demand managerial reports : laporan-laporan yang tidak terjadwal yang berisi

informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan pengendalian

manajerial.

2.2.1.9 Manajemen Pembelian

Menurut Render dan Heizer (2001, h420), manajemen pembelian

mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya persediaan dan transportasi,

ketersediaan pasokan, kinerja pengiriman, dan mutu pemasok. Suatu perusahaan

mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen pembelian dan

kemampuan luar biasa di bidang-bidang tertentu. Walaupun begitu, fungsi operasi

yang luar biasa memerlukan adanya hubungan pemasok (vendor) yang sempurna.

Hubungan penjual yang efektif mengharuskan pembelian dilakukan dalam proses

tiga tahap, yaitu:

1. Evaluasi penjual

Tahap pertama, evaluasi penjual, mencakup pencarian penjual potensial,

dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Fase

ini menuntut agar dilakukan evaluasi kriteria. Pilihan pemasok yang kompeten

merupakan sesuatu yang sangat penting. Bila yang dipilih bukan pemasok yang

baik, semua usaha pembelian lainnya akan menjadi sia-sia.

2. Pengembangan penjual

Pembelian memastikan bahwa penjualnya menghargai kebutuhan akan

mutu dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan penjual dapat

mencakup semuanya, mulai dari pelatihan sampai ke bantuan rekayasa dan

produksi, sampai ke format untuk transfer informasi elektronik.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

30

3. Negosiasi

Strategi negosiasi terdiri dari tiga jenis klasik yaitu: model harga

berdasarkan biaya (cost-based price model), model harga berdasarkan pasar

(market-based price model) dan perebutan tender (competitive bidding).

2.2.2 Konsep Persediaan

2.2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Chase, Richard B., F. Roberts Jacobs, dan Nicholas J. Aquilano. (2004,

p545), persediaan adalah stok dari item atau sumber daya apapun yang digunakan

dalam sebuah perusahaan.

Menurut Handoko (2001, p333-334), persediaan adalah suatu istilah umum

yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang

disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

Menurut PSAK 14 tahun 2007, persediaan adalah asset yang tersedia untuk

dijual dalam kegiatan usaha normal, baik barang dagangan dalam usaha dagang

maupun barang jadi untuk manufacture, berada dalam proses produksi (barang

dalam proses manufacture dan pekerjaan dalam proses untuk kontraktor) dan dalam

bentuk bahan baku atau perlengkapan (bahan pembantu) untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan sumber daya-sumber

daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

di perusahaan. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan

pengendalian yang memonitor tingkat persediaan yang bertujuan untuk

meminimumkan biaya total.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

31

2.2.2.2 Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan

Menurut Assauri (2008, p244), cara-cara penentuan jumlah persediaan terbagi

atas dua sistem yang umum dikenal yaitu dengan:

1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara

fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.

2. Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu dalam hal ini dibuat

catatan administrasi persediaan. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat

dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi

persediaannya. Bila metode ini yang dipakai, maka perhitungan fisik hanya

dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan

counterchecking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menuntut

catatan dalam kartu administrasi persediannya.

Menurut Assauri (2008, p244), metode penilaian persediaan terdiri dari

beberapa cara, yaitu:

1. Metode First-in, First Out (FIFO-Method)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah

terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terlebih dulu masuk.

Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang

akhir yang masuk.

2. Metode rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)

Metode ini didasarkan pada harga rata-rata dimana harga tersebut

dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya.

3. Metode Last-In, First Out (LIFO-Method)

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

32

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang telah terjual

dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga

persediaan yang masih ada stok, dinilai berdasarkan harga pembelian barang

yang terdahulu.

2.2.2.3 Metode Pengendalian Persediaan

Adapun metodenya antara lain adalah Reorder point (ROP). Menurut Render

dan Heizer (2001, p324), reorder point merupakan titik dimana pemesanan

dilakukan ketika persediaan yang ada telah mencapai suatu titik atau tingkat tertentu.

Hal-hal yang mempengaruhi ROP antara lain adalah lead time, permintaan per hari

dan safety stock. Safety stock itu sendiri adalah unit tambahan di persediaan yang

digunakan sebagai stok pengaman sebelum mencapai tahap reorder point.

Sedangkan lead time menurut Assauri(2008, h264) adalah lamanya waktu antara

mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-

bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Perhitungan ROP

menggunakan rumus sebagai berikut:

ROP = (d x L) + safety stock

Dimana:

d = jumlah permintaan (unit), atau daily quantity required

L = lead time atau waktu pengiriman pesanan (dalam hari)

Permintaan perhari (d) dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan (D) dengan

jumlah hari kerja per tahun sebagai berikut:

d = D / jumlah hari kerja per tahun

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

33

2.2.2.4 Dokumen-Dokumen dalam Persediaan

Menurut Assauri (2008, p283), pencatatan dalam pengawasan persediaan

adalah semua pencatatan atau pembukuan mengenai penerimaan, persediaan di

gudang, dan pengeluran bahan baku dan lain-lainnya serta hasil produksi suatu

perusahaan. Pencatatan- pencatatan tersebut diperlukan untuk menjamin bahan-

bahan dipergunakan secara efisien dan perusahaan dapat mengikuti perkembangan

persediaannya dengan baik.

Menurut Assauri (2008, p284), pada dasarnya terdapat lima catatan yang paling

penting atau utama dalam sistem pengawasan persediaan, yaitu :

1. Permintaan pembelian (purchase requisition)

Dokumen ini merupakan permintaan dari bagian persediaan kepada

bagian pembelian untuk membeli bahan-bahan atau barang-barang yang sesuai

dengan jenis dan jumlah tertentu seperti yang dinyatakan dalam surat

permintaan itu. Permintaan itu diadakan untuk menjamin adanya persediaan

yang cukup dari bahan-bahan / barang-barang tersebut atau mengisi kembali

persediaan bila persediaan bahan-bahan tertentu yang ada akan mendekati titik

yang terendah yang telah ditentukan terlebih dahulu. Biasanya daftar atau form

ini dibuat rangkap tiga oleh bagian persediaan. Rangkap aslinya dikirim kepada

bagian pembelian untuk memungkinkan bagian ini memperoleh wewenang

untuk membeli bahan-bahan tersebut, rangkap dua digunakan oleh bagian

pembelian untuk menggambarkan pesanan dan menyelesaikannya, dan rangkap

ketiga dipegang oleh bagian pemesanan (order) sebagai catatan untuk

menggambarkan permintaannya akan bahan-bahan ini.

2. Laporan penerimaan (receiving report)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

34

Dokumen ini penting karena satu copy / rangkap dari laporan ini akan

memberikan informasi bahwa penjaga gudang telah menerima bahan-bahan

yang dipesan ini di pabrik. Apabila bahan-bahan perlu digunakan segera maka

bahan-bahan itu dapat dengan segera diinspeksi, walaupun ada ketentuan-

ketentuan yang harus diikuti. Pada waktu penerimaan bahan-bahan di gudang,

copy / rangkap laporan penerimaan yang menyertai bahan-bahan itu terinci dan

akan memberikan rincian bahan-bahan tersebut dan jika telah disetujui (OK)

oleh petugas yang melakukan inspeksi, maka berarti bahan-bahan tersebut telah

sesuai dengan standar dan spesifikasi yang diperlukan. Dengan demikian maka

petugas/penjaga gudang dapat mengisi kembali bahan-bahan tersebut untuk

menggantikan bahan-bahan yang sama yang telah dikeluarkan dari perusahaan.

3. Catatan persediaan (balance of stores record)

Dokumen ini merupakan catatan yang paling penting dalam pengawasan

persediaan. Dokumen/daftar ini merupakan dasar atau titik pangkal dari

pelaksanaan sistem pengawasan persediaan dan memberikan informasi baik

bagi pabrik maupun bagi bagian accounting. Daftar ini seringkali dipergunakan

dengan nama yang berbeda seperti: perpetual inventory card, stock record

card, stock ledger sheet, balance of stores form, stores balance sheet dan

material ledger sheet. Dengan balance of stores card ini manajemen mungkin

dapat mencapai tujuan untuk mempunyai bahan-bahan yang tepat dan tempat

yang tepat, serta investasi yang minimum. Daftar ini juga membantu pimpinan

produksi untuk menentukan delivery schedule barang yang dibutuhkan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

35

Informasi atau keterangan bahan-bahan yang terdapat dalam balace of

stores card berbeda-beda tergantung dari perusahaan yang menggunakannya.

Akan tetapi data minimum yang biasanya terdapat dalam daftar ini adalah :

• Gambaran atau deskripsi lengkap dari bahan-bahan tersebut.

• Jumlah dari bahan-bahan yang tersedia di gudang, yang dipesan dan yang

dialokasikan untuk produksi.

• Jumlah bahan-bahan yang akan atau harus dibeli bila waktunya telah tiba

untuk mengadakan pemesanan baru.

• Harga bahan-bahan itu per unit.

• Jumlah yang dipakai selama suatu periode atau jangka waktu tertentu.

• Nilai dari persediaan yang ada.

4. Daftar permintaan bahan (material requisition form)

Merupakan formulir yang dibuat oleh petugas yang dipergunakan oleh

bagian pembelian dalam mengadakan pesanan. Daftar ini juga penting dalam

pengawasan persediaan karena dapat menunjukkan bahan-bahan yang perlu

segera dibeli untuk pengisian kembali persediaan gudang.

5. Perkiraan pengawasan (control accounting)

Catatan yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mengawasi setiap

pencatatan mutasi persediaan yang dilakukan oleh bagian gudang. Semua

pembelian akan didebit dan semua pemakaian akan dikredit dalam perkiraan

ini. Saldo perkiraan pengawasan harus sama dengan saldo yang terdapat pada

”perpetual inventory card”. Tidak sesuainya saldo diantara keduanya

mengharuskan diadakannya penyelidikan selanjutnya.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

36

2.2.2.5 Manajemen Persediaan

Menurut Hall (2001, p21-22), tujuan dari manajemen bahan baku adalah untuk

merencanakan dan mengontrol persediaan bahan baku perusahaan. Sebuah

perusahaan harus memiliki persediaan yang cukup dan harus menghindari tingkat

persediaan yang berlebih. Idealnya, sebuah perusahaan akan mengkoordinasi

persediaan yang datang dari pemasok sedemikian sehingga mereka langsung

dipindahkan ke proses produksi. Namun demikian, semata-mata agar praktis,

kebanyakan organsasi mempertahankan persediaan pengaman untuk menyimpan

persediaan itu selama waktu tunggu, antara waktu pesanan persediaan dengan waktu

datangnya persediaan.

Kita dapat melihat bahwa manajemen persediaan memiliki tiga sub fungsi

yaitu:

1. Pembelian bertanggung jawab untuk memesan persediaan dari para pemasok

ketika tingkat persediaan mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).

Hakekatnya tugas ini bervariasi diantara organisasi. Pada sebagian kasus

pembelian tidak lebih dari sekedar mengirimkan pemesanan pembelian ke

pemasok yang ditunjuk. Pada kasus lainnya, tugas ini juga meliputi pengajuan

penawaran harga diantara para pemasok yang berkompetisi.

2. Penerimaan adalah tugas untuk menerima persediaan yang sebelumnya dipesan

oleh bagian pembelian. Aktivitas penerimaan ini meliputi perhitungan dan

pengecekkan kondisi fisik item-item tersebut. Kegiatan ini mungkin

merupakan kesempatan pertama perusahaan, mungkin hanya satu-satunya,

untuk mendeteksi pengiriman yang tidak lengkap dan barang dagang yang

rusak sebelum mereka dipindahkan ke proses produksi.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

37

3. Penyimpanan meliputi pengawasan fisik atas persediaan yang diterima dan

mengeluarkan persediaan tersebut ke proses produksi sesuai kebutuhan.

2.3 Sistem Pengendalian Internal

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p216) yang terdapat dalam Committee of

Sponsoring Organization (COSO), pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu

proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personal

lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau

keyakinan yang layak atau memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dengan

kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, kehandalan laporan

keuangan, dan kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Moscove, Stephen A., Simkin, Mark G., Bagranoff, Nancy A. (2001,

p210), sebuah pengendalian internal terdiri dari berbagai macam metode dan

rancangan pengukuran serta implementasi ke dalam keseluruhan sistem organisasi

untuk mencapai empat tujuan perlindungan aset, melakukan pengecekan terhadap

ketepatan dan keandalan dari data akuntansi, peningkatan efisiensi operasional dan

mendorong ketaatan terhadap peraturan manajerial yang berlaku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu sistem

pengendalian yang berupa aturan, kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang

dirancang untuk memastikan bahwa aset dapat terlindungi dengan baik, informasi

yang dihasilkan juga akurat dan dapat diandalkan, tingkat efektivitas dan efisiensi

operasional, serta memastikan bahwa segala kebijakan dan peraturan yang ada dapat

dipatuhi sebagaiman mestinya.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

38

2.3.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut Jones dan Rama (2006, p105), komponen-komponen yang berhubungan

dengan pengendalian internal terdiri dari lima komponen yaitu:

1. Control environment

Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk

mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut berhubungan

dengan integritas, nilai etika, filosofi manajemen dan gaya operasional.Termasuk

didalamnya cara manajemen menetapkan otoritas dan tanggung jawab, mengatur,

dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari

board of directors.

2. Risk assesment

Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat

menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal.

3. Control activities

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk

menangani resiko-resiko yang mungkin dan telah ada. Control activities

mencakup:

a. Performance reviews, kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap

kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan

anggaran, standard perhitungan, dan data pada periode sebelumnya.

b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk

mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan

menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

39

c. Application control, berhubungan dengan aplikasi sistem informasi

akuntansi.

d. General control, berhubungan dengan pengawasan yang lebih luas yang

berhubungan dengan berbagai aplikasi.

4. Information and communication

Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis

maupun manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan

melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi dalam organisasi. Dan

komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan

tanggung jawab tertentu.

5. Monitoring

Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa

pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.

2.3.3 Aktivitas Sistem Pengendalian Internal

Menurut Wilkinson, et al. (2000, p500), aktivitas pengendalian internal meliputi:

1. General Controls, yang terdiri dari :

• Organizational Controls

Dalam organisasi, harus dilakukan pemisahan fungsi antara pihak yang

melakukan operasional dengan bagian yang menangani pencatatan.

• Documentation Controls

Dokumentasi yang ada harus lengkap dan selalu bersifat up-to-date.

• Asset Accountability Controls

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

40

Buku besar pembantu utang harus direkonsiliasi secara berkala dengan

rekening control utang yang ada di buku besar. Demikian juga dengan

catatan persediaan dan keseimbangan atas saldo bank dan kas di buku

besar.

• Management Practices Controls

Karyawan, termasuk programmer dan akuntan harus diberikan pelatihan;

perkembangan sistem dan perubahannya harus mengikuti prosedur yang

jelas; audit harus dilakukan terhadap kebijakan pembelian dan pengeluaran

kas. Manajer harus melakukan review terhadap analisis periodik dan

laporan-laporan mengenai kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan

melalui komputer.

• Data Center Operation Controls

Staf TI dan akuntansi harus diawasi, serta kinerja mereka di-review dengan

bantuan laporan kontrol proses komputer dan pencatatan akses.

• Authorization Control

Transaksi penjualan kredit harus diotorisasi oleh manajer yang telah

ditetapkan.

• Access Controls

Menggunakan password, terminal yang khusus untuk fungsi yang

bersangkutan, melakukan log terhadap semua transaksi pembelian dan

pengeluaran kas pada saat di-entry ke dalam sistem, melakukan back-up

terhadap file utang dan persediaan ke dalam media penyimpanan lain.

2. Application Controls

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

41

Tujuan dari application controls untuk membantu memastikan bahwa

semua transaksi diotorisasi secara sah dan tepat, dicatat, dikelompokkan,

diproses, dan dilaporkan. Application controls terdiri dari:

• Input controls

Transaksi-transaksi harus dicatat secara akurat, lengkap dan tepat.

• Processing Controls

Untuk memastikan bahwa data diproses dengan tepat dan lengkap, tidak

termasuk transaksi yang tidak diotorisasi, hanya file dan program yang

benar dimasukkan, sehingga semua transaksi dapat dengan mudah

ditelusuri.

• Output Controls

Outputs menyediakan sebuah sistem informasi yang lengkap dan dapat

diandalkan serta disampaikan kepada penerima informasi yang tepat.

2.3.4 Pengendalian Internal pada Sistem Pembelian, Persediaan dan Utang Usaha

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p425), prosedur pengendalian yang dapat

diterapkan dalam berbagai ancaman utama dalam expenditure cycle dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1 Ancaman dan prosedur pengendalian dalam kegiatan pembelian Proses/ Aktivitas Ancaman Prosedur pengendalian yang dapat

diterapkan

Pemesanan barang

1 Mencegah kehabisan stok atau persediaan yang berlebihan.

Sistem pengendalian persediaan, catatan persediaan secara perpetual, teknologi barcode, perhitungan periodik atas persediaan.

2 Memesan item yang tidak diperlukan

Catatan persediaan perpetual yang akurat, persetujuan permintaan pembelian.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

42

3 Pembelian barang pada saat inflasi

Membuat penawaran bersaing, menggunakan pemasok yang telah disetujui, persetujuan order pembelian, pengendalian anggaran.

4 Pembelian barang dengan kualitas yang rendah

Menggunakan pemasok yang telah disetujui, persetujuan pesanan pembelian, mengawasi kinerja pemasok, pengendalian anggaran.

5 Membeli dari pemasok yang tidak sah

Persetujuan pemesanan pembelian, pembatasan akses ke master file pemasok, pembatasan atas penggunaan kartu procurement.

6 Kickbacks Kebijakan yang menentang penerimaan hadiah dari pemasok, training, penggiliran kerja, menyelenggarakan liburan untuk agen penjualan, mengharuskan pegawai pembelian untuk menyertakan keterkaitan finansial dengan pemasok, audit pemasok.

Penerimaan dan penyimpanan barang

7 Menerima barang yang tidak dipesan

Bagian penerimaan memverifikasi keberadaan pesanan pembelian yang sah

8 Membuat kesalahan perhitungan

Menggunakan teknologi barcode, dokumen kinerja karyawan, insentif untuk perhitungan yang benar.

9 Pencurian persediaan Pengendalian akses fisik, penghitungan periodik atas persediaan dan rekonsiliasi perhitungan fisik ke catatan, mendokumentasikan semua transfer persediaan, pemisahan tanggung jawab.

Menyetujui dan membayar faktur dari pemasok

10 Gagal mendeteksi kesalahan dalam faktur pemasok

Pengecekan dua kali atas keakuratan faktur, pelatihan pada staf utang usaha.

11 Membayar untuk barang yang tidak diterima

Hanya membayar faktur yang didukung oleh laporan penerimaan asli, menggunakan ERS, pengendalian anggaran.

12 Gagal untuk menggunakan diskon pembelian yang tersedia

Pengisian yang benar, anggaran arus kas.

13 Membayar faktur yang sama sebanyak dua kali

Hanya membayar faktur yang didukung paket voucher asli, pembatalan paket voucher selama pembayaran, menggunakan ERS, pengendalian akses ke master file pemasok.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

43

14 Pencatatan dan posting kesalahan dalam utang

Pengendalian entry data dan edit data.

15 Menggelapkan kas, cek atau EFTs.

Akses yang terbatas pada cek kosong, mesin penanda cek, terminal transfer EFT, pemisahan tanggung jawab utang dan kasir, rekonsiliasi akun bank oleh seseorang yang independen dari proses pengeluaran kas, pengukuran perlindungan kas, pengukuran perlindungan cek termasuk possitive pay, review regular dari transaksi EFT.

Isu pengendalian umum

16 Kehilangan, penggantian, atau penelusuran yang tidak sah atas data.

Label file, rencana back-up dan pemuihan dari bencana, pengendalian akses fisik dan logis, konfigurasi dari sistem ERP untuk menyelenggarakan pemisahan tanggung jawab yang benar, enkripsi, pengendalian transmisi data.

17 Performa yang buruk. Mengembangkan dan review periodik atas laporan performa yang tepat.

(Sumber : Romney dan Steinbart, 2006, p425)

2.4 Konsep Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut Mardiasmo (2003, p.225-242), Pajak Pertambahan Nilai merupakan : (1)

Pajak tidak langsung , (2) Pajak atas konsumsi dalam negeri. Dasar Hukum yang

mengatur Pajak Pertambahan Nilai adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000. Tarif

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang berlaku saat ini adalah 10%.

Menurut Erly (2002, p.277), Subjek Pajak Pertambahan Nilai adalah Pengusaha

ena Pajak (PKP). Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan

Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Sedangkan Objek Pajak Pertambahan

Nilai adalah :

a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha;

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

44

b. Impor Barang Kena Pajak;

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha;

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean;

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak;

g. Kegiatan membangun sendiri yang tidak dilakukan dalam kegiatan usaha atau

pekerjaan oleh orang pribadi atau badan.

h. Penyerahan aktiva oleh pengusaha kena pajak yang menurut tujuan semula aktiva

tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai yang

dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.

Mekanisme Kredit Pajak:

Pembeli BKP wajib membayar PPN dan berhak menerima bukti pungutan pajak.

PPN yang seharusnya sudah dibayar tersebut merupakan Pajak Masukan bagi pembeli

BKP yang berstatus PKP. Pajak Masukan yang wajib dibayar oleh Pengusaha Kena

Pajak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungutnya dalam Masa Pajak

yang sama. Pajak masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan

Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak

berikutnya paling lambat 3(Tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang

bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan

pemeriksaan. Dalam hal belum ada Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak, maka Pajak

Masukan tetap dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang dbayar untuk perolehan BKP

dikreditkan dengan Pajak Keluaran di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

45

Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan

yang dapat dikreditkan, maka selisihnya merupakan PPN yang harus disetorkan oleh

PKP ke Kas Negara. Sedangkan apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang

dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluarannya, maka selisihnya merupakan

kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali (restitusi) atau dikompensasikan pada

Masa Pajak berikutnya.

2.5 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.5.1 Pengertian Metode Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen, L., A. Munk-Madsen, P. A. Nielsen, dan Jan Stage. (2000,

p4), Objek merupakan dasar dalam object oriented analysis and design (OOAD).

Objek adalah ”an entitiy with identity, state dan behaviour”. Setiap objek tidak

digambarkan sendiri-sendiri, melainkan menggunakan istilah kelas untuk

menggambarkan kumpulan objek-objek.

Analisis lebih menekankan pada investigasi dari suatu masalah daripada

mendefinisikan masalah tersebut, sedangkan desain menekankan pada logical solution

dan bagaimana suatu sistem dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Metode analisis dan

perancangan berorientasi objek menekankan bagaimana mengidentifikasi masalah dan

merancang solusi dari masalah tersebut dari perspektif objek untuk memenuhi

kebutuhan user.

Keuntungan yang didapat dari penggunaan metode analisis dan perancangan

berorientasi objek (OOAD) adalah:

1. Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

46

2. Ada hubungan yang erat antara object-oriented analysis, object-oriented design,

object-oriented interface, dan object-oriented programming.

3. Dapat digunakan untuk memodel hampir semua phenomena dan dapat

dinyatakan dalam bahasa umum (natural language)

• Noun menjadi object atau class

• Verb menjadi behaviour

• Adjective menjadi attributes

4. Mengurangi biaya maintenance

• Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah

• Membuat perubahan menjadi local, tidak bepengaruh pada modul yang

lainnya

Metode analisis dan perancangan berorientasi objek (OOAD) memiliki 4

aktivitas utama yaitu problem domain analysis, application domain analysis,

architectural design, dan component design yang diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kegiatan utama dan hasilnya dalam OOA&D (Sumber Mathiassen et al., 2000, p.15)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

47

2.5.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p25), rich picture adalah sebuah gambaran

informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman

mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture digunakan

untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dengan sistem. Rich

picture fokus pada aspek-aspek penting dari sistem dengan mengunjungi perusahaan

untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak

orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi dan mungkin

melakukan beberapa wawancara formal.

2.5.3 System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p37), system definition adalah deskripsi

ringkas dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural. Tujuan

system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan dikembangkan yang

dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi, kemungkinan dan konsekuensi dari

beberapa solusi alternative secara sistematis.

2.5.4 FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p39), FACTOR Criterion terdiri dari enam

elemen:

1. Functionalit, yaitu fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application

domain.

2. Application Domain, yaitu bagian organisasi yang mengadministrasi, memonitor,

dan mengontrol problem domain.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

48

3. Condition, yaitu kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

4. Technology, mencakup teknologi yang akan digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi dimana sistem akan dijalankan.

5. Objects, yaitu objek utama dari problem domain.

6. Responbility, yaitu tanggung jawab keseluruhan dari sistem dalam hubungannya

dengan konteks.

2.5.5 Problem Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p45), problem domain adalah bagian dari

konteks yang diatur, dimonitor atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem

domain memfokuskan pada informasi yang harus ditangani oleh sistem (system

definition) dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari class,

object, struktur dan perilaku (behaviour) yang ada dalam problem domain. Tiga

aktivitas utama dalam analisis problem domain dapat terlihat di tabel 2.2.

Tabel 2.2 Aktivitas – aktivitas dalam problem domain analysis

Kegiatan Isi Konsep

Class Object dan event mana yang merupakan bagian problem domain

Class, object, event

Structure Bagaimana class dan object saling terkait satu sama lain secara konseptual

Generalisasi, agregasi, asosiasi, dan cluster

Behaviour Properti dinamik mana yang dimiliki object Event trace, behavioural pattern, dan atribut

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p48)

2.5.5.1 Class

Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), class adalah sekumpulan objek yang

memiliki kesamaan structure, behavioral pattern, dan atribut yang sama. Kegiatan

class merupakan kegiatan yang pertama dilakukan didalam analisis problem domain.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

49

Ada beberapa tugas utama dalam kegiatan ini yaitu: abstraksi fenomena dari problem

domain dalam objek dan event; klasifikasi objek dan event; seleksi class dan event

yang akan dipelihara informasinya oleh sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p51), object adalah sebuah entitas yang

memiliki identitas, status, dan perilaku(behaviour), sedangkan event adalah kejadian

yang terjadi seketika melibatkan satu atau lebih object. Pemilihan class bertujuan

untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain, sedangkan pemilihan

kumpulan event yang dilakukan oleh satu atau lebih object bertujuan untuk

membedakan tiap-tiap kelas dalam problem domain. Kegiatan class akan

menghasilkan sebuah event table yang terlihat seperti di tabel 2.3.

Tabel 2.3 Contoh Event Table

Event Class

Customer Assistant Apprentice Appointment Plan Reserved √ √ √ √ Cancelled √ √ √ Treated √ √ Employed √ √ Resigned √ √ Graduated √ Agreed √ √ √

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p50)

2.5.5.2 Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p69), pembuatan structure bertujuan untuk

mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum antara class-class serta

mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objek-objek dalam problem

domain. Object oriented structure dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

50

1. Class Structures yang mengekspresikan hubungan konseptual yang status antar

class. Hubungan yang statis ini tidak akan berubah sampai kita merubah

deskripsinya. Class structures terdiri dari:

a. Generalization adalah hubungan antara dua atau lebih class yang lebih

spesialisasi (sub class) dengan class yang lebih umum (superclass). Super

class akan mendeskripsikan properti umum dari sub class. Hubungan

spesialisasi tersebut dapat dinyatakan dengan rumus ”is a”.

Gambar 2.3 Struktur Generalization (Sumber Mathiassen et al., 2000, p73)

b. Cluster adalah kumpulan class yang saling berhubungan. Cluster

digambarkan dengan notasi file folder yang mencakup class-class di

dalamnya. Class dalam cluster yang sama dihubungkan dengan

generalization ataupun aggregation sedangkan class yang berada pada

cluster yang berbeda dihubungkan edengan association.

Gambar 2.4 Contoh Cluster Structure (Sumber Mathiassen et al., p75)

Passenger Car

Private Car Taxi

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

51

2. Object Structures yang mengekspresikan hubungan yang dinamis dan konkrit

antar object. Hubungan ini dapat berubah secara dinamis tanpa mempengaruhi

perubahan pada class description. Object Structures terdiri dari:

a. Aggregation adalah objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari

sejumlah objek inferior (bagian). Hubungan ini dapat dinyatakan dengan

rumus ”has a” atau ”is part of”.

Gambar 2.5 Contoh Aggregation Structure (Sumber Mathiassen et al., p76)

Terdapat 3 struktur agregasi yaitu:

• Whole-part, dimana objek superior merupakan penjumlahan

container untuk objek inferior. Jika objek inferior tersebut

ditambah atau dihilangkan untuk mengubah total objek superior.

• Container-content, dimana objek superior adalah container untuk

objek inferior. Objek superior tidak akan berubah jika terjadi

penambahan atau penghapusan objek inferior.

• Union-member, dimana objek superior merupakan kesatuan dari

anggota-anggota (objek inferior). Objek superior tidak akan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

52

berubah jika terjadi penambahan atau penghapusan objek inferior,

namun tetap memiliki batasan.

b. Association adalah hubungan antara sejumlah objek yang memiliki artian

dimana objek-objek yang saling berhubungan tersebut bukan merupakan

bagian dari objek yang lainnya.

Gambar 2.6 Contoh Association Structure (Sumber Mathiassen et al., 2000, p77)

Hasil akhir dari kegiatan structure adalah class diagram, yakni ringkasan

model problem domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur hubungan

statik antar class dan objek yang ada dalam model dari sistem yang berubah-rubah.

2.5.5.3 Behaviour

Menurut Mathiassen et al. (2000, p89), kegiatan behaviour bertujuan untuk

memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem

sepanjang waktu. Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola

perilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil akhir dari kegiatan

ini adalah statechart diagram.

Gambar 2.7 Contoh Statechart Diagram (Sumber Mathiassen et al., 2000, p90)

Car Person 0..*

1..*

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

53

Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan event-event (event trace) yang

harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Contohnya kelas

pelanggan diatas harus selalu melalui event trace: ”account opened – account

deposited – account withdrawn –account closed”. Tiga jenis notasi untuk

behavioural pattern yaitu:

• Sequence, dimana event terjadi stu perstu secara berurutan, dilambangkan

dengan notasinya ”+”.

• Selection, dimana satu event dipilih dari sekumpulan event yang ada,

dilambangkan dengan notasi ”|”

• Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali,

dilambangkan dengan notasi ”*”.

Contoh behavioural pattern dari kelas pelanggan: ”account opened +( account

deposited| account withdrawn )*+ account closed”.

2.5.6 Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.115), application domain adalah organisasi

yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Application domain

analysis memfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan dengan

menentukan requirement atas usage, function dan interface. Aktivitas dalam

application domain analysis dapat terlihat di tabel 2.4.

Tabel 2.4 Aktivitas – aktivitas dalam application domain analysis

Kegiatan Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan

orang lain dan sistem lain dalam konteks

Use case dan actor

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

54

Function Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi

Function

Interface Kebutuhan antarmuka dari sistem target

Interface, user interface, dan interface system

(Sumber : Mathiassen et al., p117)

2.5.6.1 Usage

Menurut Mathiassen et al. (2000, p119), kegiatan usage bertujuan untuk

menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain

berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut

dinyatakan dalam use case. Hasil dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi

lengkap dari semua use case dan aktor yang ada digambarkan dalam actor table dan

use case diagram.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.126), actor specification memiliki 3 bagian

yaitu: tujuan, karakteristik, dan contoh dari aktor tersebut. Tujuan merupakan peran

dari aktor dalam sistem target, sedangkan karakteristik menggambarkan aspek-aspek

yang penting dari aktor. Actor harus didefinisikan dengan jelas dalam use case,

karena actor akan mengaktifkan function dalam system.

Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case,

berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p128), dimana use case dijelaskan secara

singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat

dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case

adalah sebuah fenomena yang dinamik.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

55

Gambar 2.8 Contoh Usecase Diagram (Sumber Mathiassen et al., 2000, p122)

2.5.6.1.1 Sequence Diagram

Menurut Bennet S., McRobb S., Farmer R. (2006, p252-253), sequence

diagram ekuivalen secara semantic dengan diagram komunikasi untuk interaksi

yang sederhana. Sebuah sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek

yang disusun dalam satu sequence.

Sequence diagram dapat digambar pada tingkat detail mana saja untuk

mencapai berbagai tujuan pada beberapa tahapan pada siklus hidup

pengembangan. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah untuk

merepresentasikaan interaksi objek secara detail untuk satu use case atau satu

operation. Ketika sequence diagram digunakan untuk menggambarkan model

behaviour use case yang dinamis, sequence diagram dapat dilhat sebagai

spesifikasi detail dari use case.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), sequence diagram menjelaskan

tentang interaksi di antara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

56

diagram melengkapi class diagram, yang menjelaskan situasi yang umum dan

statis. Sebuah sequence diagram dapat mengumpulkan rincian situasi yang

kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan object yang

digeneralisasikan dari class pada class diagram.

2.5.6.2 Function

Menurut Mathiassen et al. (2000, p137), kegiatan function berfokus pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu actor dalam melaksanakan pekerjaan

mereka. Tujuan dari function adalah untuk menentukan kemampuan sistem

memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah daftar function-function yang

hanya merinci function-function yang kompleks. Daftar function harus lengkap,

karena menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor dan harus konsisten

dengan use case.

Function memiliki empat tipe yang berbeda yaitu:

1. Update, function ini disebabkan oleh event problem domain dan menghasilkan

perubahan dalam state model tersebut.

2. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model

yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa

tampilan bagi aktor dalam application domain, atau intervensi langsung dalam

problem domain.

3. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan aktor

dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan

informasi dalam model.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

57

4. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan

aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh

aktor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil komputasi.

Cara untuk mengidentifikasikan function adalah dengan melihat deskripsi

problem domain yang ditampilkan oleh class dan event, dan melihat deskripsi

application domain yang ditampilkan dalam use case. Class dapat menyebabkan

munculnya function read dan update. Event memungkinkan munculnya kebutuhan

terhadap function update. Sementara use case dapat menyebabkan munculnya semua

jenis function.

2.5.6.3 Interface

Menurut Mathiassen et al. (2000, p151), interface digunakan oleh aktor untuk

berinteraksi dengan sistem. Tiga konsep interface yaitu:

1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat

digunakan oleh aktor.

2. User Interface, yaitu interface yang menghubungkan user dengan sistem.

3. System Interface, yaitu interface yang menghubungkan sistem satu dengan

sistem lain.

Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan dan

pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh kegunaan

atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada siapa

yang enggunakan dansituasi pada saat sistem tersebut digunakan. Oleh sebab itu,

usability bukan sebuah ukuran yang asti dan objektif.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

58

Menurut Mathiassen et al. (2000, p154), terdapat empat jenis pola dialog yang

penting dalam menentukan user interface yaitu:

1. Menu-selection yang menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user interface.

2. Form fill-in yang merupakan pola klasik untuk entri data.

3. Command-language dimana user memasukkan dan mengaktifkan format

perintah sendiri.

4. Direct manipulation dimana user memilih objek dan melaksanakan function

atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut.

Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan

analisis lainnya yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case.

Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user interface dan

system interface yang lengkap, dimana kelengkapan menunjukkan pemenuhan

kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan

dialogue style, diagram window terpilih dan diagram navigasi. Sedangkan hasil dari

system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol eksternal untuk

berinteraksi dengan sistem yang lain.

2.5.7 Architecture Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p173), keberhasilan suatu sistem ditentukan

oleh kekuatan arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan fungsi

sistem tersebut dan dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur juga

berfungsi sebagai kerangka untuk kegiatan pengembangan yang selanjutnya. Desain

arsitektur terdiri dari tiga aktivitas yang dapat terlihat pada tabel 2.5.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

59

Tabel 2.5 Aktivitas – aktivitas dalam architecure design Kegiatan Isi Konsep

Criteria Kondisi dan kriteria untuk mendesain Criterion Components Bagaimana sistem dibentuk menjadi

komponen-komponen Component architecture dan component

Processes Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasikan

Process architecture dan process

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p176)

2.5.7.1 Criteria

Menurut Mathiassen et al. (2000, p177), untuk menciptakan sebuah desain

yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek

yang dapat mempengaruhi kegiatan desain yaitu:

• Technical, yang terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan

sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

penggabungan pola-pola umum da komponen yang telah ada terhadap

arsitektur dan kemungkinan pembelian komponen standar.

• Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana untuk

pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.

• Human, yang terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang yang

terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sisitem yang serupa dan dengan

platform teknis yang akan didesain.

Karena tidak ada cara-cara tertentu atau mudah untuk menghasilkansuatu

desain yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standard dan prosedur

untuk memberikan jaminan terhadap kualitas sistem. Disinilah kegiatan kriteria

dapat membantu dengan menetapkan prioritas desain untuk setiap proyek tertentu.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

60

Menurut Mathiassen et al. (2000, p186), sebuah desain yang baik memiliki 3

ciri-ciri yaitu:

• Tidak memiliki kelemahan

Sebuah system yang baik harus bisa menghilangkan semua keraguan yang

penting. Syarat ini menekankan pada evaluasi dan kualitas system berdasarkan

review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas dari criteria

yang akan menentukan aktivitas desain. Kriteria umum dalam kegiatan desain

antara lain terlihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Kriteria umum kualitas software

Criterion Dasar Pengukuran

Usable Kemampuan system untuk menyesuaikan diri dengan konteks organisasi, pekerjaan yang terkait, dan konteks teknis.

Secure Ukuran keamanan system dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan

sistem Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk

dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman

terhadap sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada

yang lain yang berhubungan Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang

berbeda Interoperable Biaya untuk mmenggabungkan sistem ke sistem yang lain

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p178, terjemahan penulis)

• Menyeimbangkan beberapa kriteria

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

61

Dalam menentukan kriteria sering terjadi konflik. Oleh karena itu, untuk

menentukan kriteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk

menyeimbangkannya dengan kriteria-kriteria lain bergantung pada situasi

tertentu.

• Usable, flexible, dan comprehensible

Kriteria ini memiliki validasi umum sehingga dapat diterapkan pada hampir

semua proyek pengembangan sistem.

2.5.7.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p190), component architecture adalah

sebuah struktur system yang tediri dari komponen-komponen yang saling

berhubungan. Component architecture membuat system lebih mudah untuk

dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan system. Hal ini

karena komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.

Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur:

1. Layerd-architecture pattern

Sebuah layerd-architecture terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk

menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada diatas bergantung kepada

lapisan yang ada dibawahnya. Perubahan yang terjadi pada satu lapisan akan

mempengaruhi lapisan diatasnya.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

62

Gambar 2.9 Layerd Architecture Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p193)

2. Generic-architecture pattern

Pola ini digunakan unuk merinci sistem dasar yang terdiri dari komponen

interface, function, dan model dimana kompnen model terletak pada lapisan

yang paling bawah kemudian dilanjutkan dengan function layer dan paling

atasnya komponen interface.

Gambar 2.10 Generic-architecture Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p196)

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

63

3. Client-server architecture pattern

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem yang

terdistribusi di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis.

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client.

Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan

resource yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan. Sementara

client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan interface local untuk

setiap user-nya. Identifikasi komponen, di dalam perancangan sistem atau

subsistem, pada umumnya dimulai dengan layer architecture dan client server

architecture di mana keduanya merupakan dua layer yang berbeda, tetapi

saling melengkapi.

Gambar 2.11 Client-server architecture Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p197)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p200), beberapa jenis distribusi dalam

arsitektur client-server dapat terlihat pada table 2.7 berikut.

Tabel 2.7 Jenis Arsitektur client-server

Client Server Architecture

U U+F+M Distributed Presentation

U F+M Local Presentation

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

64

U+F F+M Distributed Functionality

U+F M Centralized Data

U+F+M M Distributed Data

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p200)

2.5.7.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), process architecture adalah struktur

dari eksekusis sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantung.

Hasilnya berupa sebuah deployment diagram. Menurut Mathiassen et al. (2000,

p.215), terdapat tiga jenis pola distribusi yaitu:

1. Centralized Pattern

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user interface saja.

Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada client secara murah,

semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat, strukturnya mudah

dimengerti dan diimplemntasikan, dan kemacetan jaringannya jarang terjadi.

Gambar 2.12 Centralized Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p216)

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

65

2. Distributed Pattern

Pada pola ini semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya

menyebarkan model yang telah diupdate diantara client. Keuntungannya

adalah waktu akses yang rendah, kinerja lebih maksimal, dan banyak backup

data. Kerugiannya adalah redudansi data seingga konsistensi data terancam,

kemacetan jaringan tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan.

Gambar 2.13 Distributed Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p217)

3. Decentralized Pattern

Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client memiliki data

tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Server menyimpan

data umum dan fungsi atas data-data tersebut, sedangkan client menyimpan

data milik application domain client. Keuntungannya adalah konsistensi data,

tidak ada duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya

digunakan data umum di server diupdate. Kekurangannya adalah semua

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

66

prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara

model dalam jumlah besar sehingga meningkatkan biaya hardware.

Gambar 2.14 Decentralized Pattern (Sumber Mathiassen et al., 2000, p219)

2.5.8 Component Design

Tujuan component design adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan

dalam kerangka arsitektural. Langkah awal untuk component design adalah spesifikasi

arsitektural dan kebutuhan sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah spesifikasi dari

komponen yang saling berhubungan. Aktivitas dalam component design adalah seperti

yang terlihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8 Aktivitas-aktivitas dalam component design

Kegiatan Isi Konsep

Model Component

Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem

Model componenet dan attribute

Function Component

Bagaimana suatu function diimplementasikaan

Function component dan operation

Connecting Component

Bagaimana komponen-komponen dihubungkan

Component dan connection

(Sumber : Mathiassen et al., 2000, p232)

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

67

2.5.8.1 Model Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p236), model component adalah bagian dari

sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Hasil dari aktivitas

model componenti adalah revisi cloass diagram dari aktivitas analaisis yang terdiri

dari penambahan class baru, atribut, dan struktur yang mewakili event.

Revised class dapat terjadi pada:

• Generalization, jika terdapat dua class dengan atribut yang sama, maka dapat

dibentuk class baru (revised class).

• Association, jika terdapat hubungan many to many

• Embeded iterations, merupakan embedded di dalam statechart diagram.

Misalnya jika sebuah class terdapat statechart diagram yang mempunyai tiga

iterated events, maka kita dapat membentuk tiga class di dalam perancangan

model.

2.5.8.2 Function Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p252), function component adalah bagian

dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function

component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen

sistem lainnya ke model sehingga menunjukkan pengimplementasian dari function.

Hasil dari aktivitas ini adalah class diagram dengan operation dan

specification dari operation yang kompleks. Sub aktivitas dari function component

menghasilkan kumpulan operasi yang dapat mengimplementasikan fungsi sistem

seperti ditentukan dalam analysis problem domain dan function list.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00024-AKSI Bab 2.pdf · sedemikian rupa untuk mengumpulkan, mengubah dan

68

Berikut ini sub aktivitas dalam function component:

• Merancang function sebagai operation

• Menelusuri pola yang dpat membantu dalam implementasi function sebagai

operation.

• Spesifikasikan operation yang kompleks.

2.5.8.3 Connecting Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p271-p281), connecting component

digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen sistem. Pada connecting

component ada dua konsep, yaitu:

• Coupling, adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan bagaimana

dekatnya hubungan antara dua class atau component.

• Cohesion, adalah ukuran seberapa kuatnya keterkaitan dari suatu class atau

component.

Sub aktivitas yang terdapat dalam connecting component adalah:

• Menghubungkan kelas-kelas

• Eksplorasi pola

• Evaluasi terhadap hubungan-hubungan yang ada.