bab iii gambaran umum perusahaan iii.1. latar belakang...

25
31 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Latar Belakang Perusahaan III.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Federal International Finance didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance berdasarkan akta notaris Rukmasanti Hardjasatya S.H., No.1, yang kemudian diubah dengan akta No.40 tanggal 26 Juni 1989 oleh notaris yang sama. Anggaran dasar Perseroan disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C2-6728.HT.01.01.Th.89 tanggal 27 Juli 1989. selanjutnya, Rapat Umum Pemegang Saham luar Perseroan tanggal 21 oktober 1991 telah menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi PT Federal International Finance. Perubahan nama ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2- 6464.HT.01.04.Th.91. tanggal 7 November 1991. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan yang terakhir dengan akta No.4 dari notaries Sudiono Abady, S.H., tanggal 6 Januari 2006. Sehubungan dengan perubahan komposisi pemegang saham. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-01609HT.01.01 tahun 2006 tanggal 16 Februari 2006. Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, sejak tanggal 4 Oktober 2004. maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan kegiatan usaha dalam bidang

Upload: phunghuong

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

31

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III.1. Latar Belakang Perusahaan

III.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Federal International Finance didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei

1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance berdasarkan akta notaris

Rukmasanti Hardjasatya S.H., No.1, yang kemudian diubah dengan akta No.40

tanggal 26 Juni 1989 oleh notaris yang sama. Anggaran dasar Perseroan disetujui

oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.C2-6728.HT.01.01.Th.89

tanggal 27 Juli 1989. selanjutnya, Rapat Umum Pemegang Saham luar Perseroan

tanggal 21 oktober 1991 telah menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi PT

Federal International Finance. Perubahan nama ini disetujui oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-

6464.HT.01.04.Th.91. tanggal 7 November 1991. Anggaran dasar Perseroan

telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan yang terakhir dengan

akta No.4 dari notaries Sudiono Abady, S.H., tanggal 6 Januari 2006.

Sehubungan dengan perubahan komposisi pemegang saham. Perubahan tersebut

telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-01609HT.01.01 tahun 2006 tanggal 16

Februari 2006.

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, sejak tanggal 4 Oktober 2004.

maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan kegiatan usaha dalam bidang

32

lembaga pembiayaan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan ruang

lingkup kegiatan yang meliputi:

1. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang

modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi ( Finance Lease )

maupun Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi ( Operating Lease ) untuk

digunakan oleh penyewa guna usaha ( Lessee ) selama jangka waktu

tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

2. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian/ pengalihan

serta pengurusan piutang / tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari

transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

3. Menjalankan kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan jasa

dengan menggunakan kartu kredit.

4. Menjalankan kegiatan pembiayaan perdagangan barang berdasarkan

kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran / berkala oleh

konsumen.

5. Menjalankan kegiatan pembiayaan berdasarkan persetujuan / kesepakatan

antara perseroan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu

dengan berdasarkan imbalan/ bagi hasil.

6. Perseroan Memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman

No.1151/KMK.013/1989 tanggal 17 Oktober 1989 dan

No.1004/KMK.013/1990 tanggal 30 Agustus 1990 dan memulai operasi

33

komersialnya pada tahun 1989. Saat ini Perseroan terutama bergerak

dalam bidang pembiayaan konsumen.

Kantor pusat Perseroan berlokasi di gedung AMDI- B Jalan Gaya Motor

Raya No.8, SunterII, Jakarta, dan memiliki 101 Kantor cabang yang berlokasi

antara lain di Makassar, Banjarmasin, Medan, Palembang, Semarang,

Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Kediri, Jember, Bandung dan lain-lain.

Perseroan telah menerbitkan obligasi amortisasi PT. Federal International

Finance I tahun 2002 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 300.000.000

(Obligasi), obligasi amortisasi PT. Federal International Finance II tahun 2003

dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 750.000.000 ( Obligasi II), obligasi PT.

Federal International Finance III tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar

Rp. 500.000.000 ( Obligasi III) obligasi PT. Federal International Finance IV

tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 500.000.000 ( obligasi IV),

obligasi PT. Federal International Finance V tahun 2005 dengan tingkat bunga

tetap sebesar Rp. 1.000.000.000 ( obligasi V) dan obligasi PT. Federal

International Finance VI tahun 2006 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp.

600.000.000 ( obligasi VI ).

Obligasi I,II,III,IV,V,dan VI dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas

Pasar Modal ( Bapepam) masing-masing berdasarkan Surat Keputusan : No.S-

891/PM/2002 pada tanggal 27 Agustus 2002, No.S-1761/PM/2003 pada tanggal

25 Juli 2003, No.S-575/PM/2004 pada tanggal 19 Maret 2004, No.S-

2792?PM/2004 pada tanggal 1 September 2004, No.S-3932/PM/2004 pada

tanggal 31 Desember 2004, No. S-825/PM/2006 pada tanggal 7 April 2006.

34

III.1.2. Produk dan Jasa

a. Pembiayaan Konvensional

1. New Motorcycle Loan

PT. Federal International Finance menawarkan produk jenis ini bagi para

pelanggan perusahaan, bila ingin membeli sepeda motor baru

2. Used Motorcycle Loan

PT Federal International Finance juga menawarkan produk berupa kredit

untuk sepeda motor bekas. Hal ini telah menciptakan kesempatan besar bagi

bisnis perusahaan dan memperluas jangkauan perusahaan untuk pangsa pasar

yang baru.

3. Multi Product Financing

Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diperuntukkan untuk

produk selain sepeda motor. Produk yang diawarkan dari pembiayaan ini

contohnya adalah barang-barang elektronik, seperti televisi, mesin cuci,

entertainment player, handphone, komputer dan lain sebagainya.

b. Pembiayaan Syariah

Prinsip-Prinsip Pembiayaan Syariah

Prinsip Jual Beli Syariah

Menempatkan nilai-nilai religi saat menjalankan idealisme usaha dalam

bingkai semangat yang dilandasi nilai - nilai universal untuk kemaslahatan

ummat dalam mewujudkan transaksi yang adil dan mencegah kerugian atau

beban yang memberatkan dikemudian hari.

35

Universal

Tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan

dalam memberikan pelayanan.

Jelas

Prinsip ini tercermin dari penyampaian informasi dalam kontrak mengenai

tanggung jawab dari kondisi pembiayaan yang disepakati bersama.

Bersih

Hanya menggunakan tata cara pembiayaan syariah untuk menjamin semua

transaksi dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariah.

Terbuka

Penawaran harga disampaikan secara detail dan transparan mengenai harga

pokok produk dan margin keuntungan yang diinginkan oleh PT Federal

International Finance sebagai total biaya yang harus ditanggung oleh pembeli

sesuai dengan kesepakatan bersama.

Adil

Melalui pembiayaan syariah, PT Federal International Finance menempatkan

nasabah pengguna dana dalam hak, kewajiban, keuntungan dan resiko yang

berimbang.

Jujur

Jujur dalam menyampaikan informasi yang ada.

36

III.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

PT Federal International Finance memiliki visi menawarkan solusi

keuangan terbaik bagi para pelanggan maksudnya adalah memberikan fasilitas

fasilitas pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen

dengan prinsip mudah, aman,dan menguntungkan. Dalam menjalankan visi

tersebut, maka PT. Federal International Finance memiliki misi-misi tertentu,

yaitu :

1. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati-hatian.

2. Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi sepeda motor produk Astra

3. Memenuhi harapan para pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditur

dan pemerintah

4. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan

5. Memanfaatkan infrastruktur untuk kredit mikro, pinjaman tanpa jaminan dan

bisnis penggadaian.

III.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang baik agar

pengelolaannya dapat terarah. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang

menggambarkan susunan fungsi dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang ada

dalam suatu perusahaan yang memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing.

Dalam struktur organisasi yang baik terlihat adanya pemisahan wewenang dan

tanggung jawab secara jelas sehingga setiap pegawai atau bawahan dapat

mengetahui dengan jelas dimana kedudulannya dan kepada siapa harus

bertanggung jawab.

37

Struktur organisasi suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain.,

hal ini disebabkan karena adanya bermacam-macam jenis usaha, besar kecilnya

perusahaan dan penyebaran wilayah operasi perusahaan dan bergantung pula

pada tujuan dan kebutuhan pendirinya

Struktur organisasi PT. Federal International Finance merupakan struktur

organisasi fungsional, yaitu tiap dalam struktur tersebut, terbagi atas divisi-divisi

yang menjalankan peran dan fungsi kerja masing-masing. Berikut adalah struktur

organisasi PT. Federal Inernational Finance:

KomisarisKomisaris

DirekturDirektur UtamaUtama

DivisiDivisi A U D I TA U D I T

DirekturDirektur MarketingMarketing DirekturDirektur OperasionalOperasional Direktur supervisor bisnisDirektur supervisor bisnis

DivisiDivisi MarketingMarketing

DivisiDivisi PerbaikanPerbaikanManagement Management dandan

LegalalitasLegalalitas

DivisiDivisi OperasionalOperasional DivisiDivisi TeknologiTeknologi InformasiInformasi

DivisiDivisi PengembanganPengembanganPerusahaanPerusahaan

DirekturDirektur

DivisiDivisi KeuanganKeuangan

DivisiDivisi KomunikasiKomunikasiPerusahaanPerusahaan

DivisiDivisi AkuntansiAkuntansidandan PerpajakanPerpajakan

DivisiDivisiPengembangaPengembanga

nn sumbersumberdayadaya manusiamanusiadandan masalahmasalah--

masalahmasalahumumumum

DivisiDivisiPengembPengemb

angananganManagemManagem

entent

DivisiDivisiPengePengembangmbang

ananBisnisBisnis

RUPSRUPS

Gambar III.1. Struktur Organisasi PT Federal International Finance

Sumber: Human Resources Development and General Affairs Division

38

Kepemimpinan tertinggi PT. Federal International Finance terletak pada Dewan

Komisaris yang dipimpin oleh seorang komisaris utama. Dewan komisaris tersebut

terdiri dari :

• Gunawan Geniusahardja, selaku Presiden Komisaris

• Michael Dharmawan Ruslim, Komisaris

• Johannes Hermawan, Komisaris

• Angky Utarya Tisnadisastra, Komisaris

Namun demikian kepemimpinan manajemen tertinggi dipegang oleh seorang

oleh seorang presiden direktur yaitu Ida Purwaningsih Lunardi dan wakil presiden

direktur yaitu Suhartono yang membawahi 3 bagian fungsional, yaitu

a) MKT Director = Marketing Director / Direktur Marketing, terdiri dari divisi

marketing dan divisi legal

b) OP.Director = Operational Director / Direktur Operasional, terdiri dari divisi

operasional dan divisi finance. Divisi Finance sendiri terdiri dari divisi akuntansi

dan pajak dan divisi audit

c) Business Supervisor Director = Direktur supervisor bisnis, terdiri dari divisi

informasi dan teknologi, divisi pengembangan perusahaan—yang terdiri dari

divisi HRD & GA, divisi pengembangan manajemen dan divisi business support.

Setiap departemen atau divisi di PT. Federal International Finance dikepalai oleh

seorang kepala divisi (manager) dan mempunyai mempunyai uraian tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

39

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki wewenang sebagai berikut :

• Memilih dan memberhentikan manajemen.

• Memutuskan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan.

• mempunyai wewenang untuk mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh

manajemen.

• memutuskan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

2. Board of Commisioner / Dewan Komisaris

• Menetapkan tujuan perusahaan atau target operasi yang harus dicapai dalam jangka

panjang dan jangka pendek.

• Menetapkan perencanaan, program kerja ,dan kebijakan dan rancangan Anggaran

Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga Perusahaan (ART).

• Memberikan nasihat, tanggapan, dan / atau persetujuan secara tepat waktu dan

berdasarkan pertimbangan yang memadai.

• Meminta dan menilai pertanggung jawaban dewan direksi atas jalannya kegiatan

perusahaan secara keseluruhan.

• Melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap kinerja dewan direksi yang

dapat dilakukan oleh masing-masing anggota komisaris sedangkan keputusan

pemberian nasihat dilakukan atas nama komisaris secara kolektif (board).

3. President Director / Presiden Direktur

• Memimpin para direksi untuk bekerja sesuai dengan tugasnya demi mencapai

tujuan perusahaan

• Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan

40

• Menentukan kebijakan / keputusan yang perlu diambil baik untuk kelangsungan

hidup perusahaan maupun untuk peningkatan kinerja manajemen.

• Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan yang disesuaikan

dengan kebutuhan dan aktivitas perusahaan.

• Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam

segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun mengenai

kepemilikan.

• Menetapkan keputusan perjanjian kerjasama dengan pihak lain.

• Bertanggung jawab kepada komisaris atas jalannya kegiatan perusahaan secara

keseluruhan berdasarkan wewenang yang dimiliki.

4. Board of Directors / Dewan direksi

• Melaksanakan secara berkesinambungan perencanaan, program kerja, kebijakan

dan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) perusahaan agar

tetap relevan dengan perkembangan jaman dan keadaan perusahaan.

• Menetapkan perencanaan kegiatan operasi harian, informasi organisasi, dan

koordinasi dalam perusahaan.

• Bertanggung jawab kepada komisaris atas jalannya kegiatan perusahaan secara

keseluruhan berdasarkan wewenang yang dimiliki.

5. MKT Director = Marketing Director / Direktur Marketing

• Bertanggung jawab dalam pengelolaan pengembangan sistem pemasaran

• Memberikan pengarahan dalam pengembangan jalur pemasaran

5.1. MKT Div = Marketing Division / Divisi Marketing

• Merencanakan strategi pemasaran.

41

• Mengadakan pembinaan dan pengembangan jalur pemasaran.

• Menyelenggarakan riset pasar

• Mengkoordinasikan proses penawaran dengan fungsi terkait.

• Menyajikan informasi harga perkiraan dari pemilik / pesaing.

• Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu yang dikembangkan

perusahaan.

• Membina fungsi di lingkungannya dan SDM yang menjadi tanggung jawabnya

sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

• Melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal yang terkait dengan fungsi

pemasaran dalam rangka upaya optimalisasi perolehan pesanan, undangan

tender.

5.2. REM & Legal Div = / Divisi Perbaikan Management dan Legalitas

• Memulihkan keadaan Management Perusahaan

• Bertanggung jawab dalam pengurusan segala yang berhubungan dengan

legalitas perusahaan

• Mengawasi tindakan pelanggaran yang dilakukan para distributor serta

mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut

6. OP.Director = Operational Director / Direktur Operasional

• Menentukan kebijakan operasional perusahaan sesuai dan melaporkannya ke

president director

• Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan

42

6.1. OP. Division = Operational Division / Divisi Operasional

• Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan kebijakan perusahaan yg

telah ditetapkan oleh direktur operasional

• Melaksanakan Program Operasional dan mengusahakan tercapainya

optimalisasi pada perkembangan perusahaan

6.2. FIN Division = Finance Division / Divisi Finance

• Menangani masalah penerimaan dan pengeluaran kas

• Membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan.

6.2.1. Audit

• Menetapkan standar internal audit, prosedur dan kebijakan perusahaan

• Mengawasi pelaksanaan proses audit operasional perusahaan secara

periodik dan posisi finansial perusahaan.

• Menjaga hubungan baik dengan auditor eksternal

• Memastikan kepatuhan akan ketentuan dan perundang-undangan yang

berlaku serta kebijakan manajemen dilaksanakan dalam kegiatan

operasional dan finansial perusahaan.

• Memastikan keakuratan dan ketepatan waktu dalam mebuat laporan-

laporan yang diperlukan oleh pihak manajeman perusahaan, oleh divisi-

divisi yang menjadi tanggung jawabnya.

6.2.2. Accounting & Tax Division = Akuntansi & Perpajakan

• Melaksanakan kegiatan akuntansi dan pembukuan perusahaan.

• Memonitor saldo perusahaan tiap akhir bulan.

• Menghasilkan dan melaporkan keuangan perusahaan.

43

• Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan divisi lainnya

guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

• Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yg

berhubungan dengan akuntansi perusahaan berdasarkan wewenang

yang dimiliki.

7. Business Supervisor Director = Direktur supervisor bisnis

• Bertanggung jawab atas bisnis perusahaan

• Mengadakan survey dan penelitian untuk menciptakan bisnis baru

• Memperluas kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan bisnis dan

produk.

7.1. IT Division = Divisi Teknologi Informasi

• Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan informasi

teknologi perusahaan

• Membuat sistem pengolahan data untuk mendukung kegiatan operasional

perusahaan

• Merancang sistem informasi berupa aplikasi kerja.

7.2. Corporate Development Division = Divisi Pengembangan Perusahaan

• Bertanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan produk perusahaan

• Bertanggung jawab dalam standar kualitas dan kuantitas barang / produk

perusahaan.

• Mengontrol, mengevalasi, mendiskusikan serta membuat keputusan-

keputusan baik yang bersifat strategis maupun operasional yang berkaitan

dengan tugas-tugas Divisi Pengembangan Perusahaan.

44

7.2.1. Human Resources Development & General Affairs (HRD & GA) =

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Masalah-masalah Umum.

• Mengevaluasi kinerja bawahan agar terjadi peningkatan atau

perbaikan kinerja

• Mengusulkan kebijakan perusahaan yang ada hubungannya dengan

karir (promosi, demosi, atau pemutusan hubungan kerja) karyawan,

berdasarkan kinerja dan peningkatan kompetensi mereka masing-

masing kepada kepala Divisi Pengembangan Perusahaan.

• Memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan (coaching and

counseling) kepada seluruh karyawan mengenai pelaksanaan

pekerjaan dan pengembangan diri para karyawan sehingga

meningkatkan kinerja karyawan secara terus-menerus.

7.2.2. Management Development = Pengembangan Manajemen

• Bertanggung jawab dalam mengembangkan management

perusahaan

• Membuat program perencanaa management perusahaan agar lebih

berkembang

7.2.3. Business Support Development / Divisi Pengembangan Bisnis

• Bertanggung jawab atas bisnis perusahaan

• Mengadakan survey dan penelitian untuk menciptakan bisnis baru

• Memperluas kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan

bisnis dan produk

45

• Mengendalikan efektivitas realisasi program kerja dalam bidang

bisnis perusahaan

7.3. Corporate Communication / Divisi Komunikasi Perusahaan

• Pemberi jasa informasi kepada pihak eksternal dan internal perusahaan

• Bertugas sebagai mediator antara perusahaan dan lembaga eksternal dan

internal.

• Tugas Divisi Komunikasi Perusahaan bagi perusahaan adalah

mengumpulkan fakta dan memberikan masukan kepada pihak perusahaan,

misalnya pemberian data bagi pimpinan.

III.3. Gambaran Umum Administrasi Perpajakan Yang Berjalan di PT Federal

International Finance

Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dan

observasi dengan paihak PT. Federal International Finance yang dilaksanakan

dari tanggal 25 April 2007 sampai dengan tanggal 27 Juli 2007. Pertanyaan

diajukan oleh penulis kepada tiga orang dari tiga divisi yang berbeda di PT.

Federal International Finance Pertanyaan mengenai sejarah, struktur organisasi

dan uraian tugas dan jabatan perusahaan diajukan kepada Bapak Yacobus

Waruwu dari Human Resources Development & General Affairs Division (HRD

& GA), sedangkan pertanyaan mengenai hal yang berkaitan dengan legalitas

seperti keterangan mengenai surat keputusan pemerintah atau akta notaris

diajukan kepada Bapak Eko Budi Siswanto dari Bagian Recovery Management

and Legal Division (RM & Legal). Selain divisi HRD & GA serta RM & Legal,

penulis juga mengajukan pertanyaan kepada Ibu Santi dan Bapak Hasan Supriadi

46

dari divisi Accounting and Tax seputar hal-hal yang berkaitan dengan data-data

keuangan yang diberikan oleh perseroan dan mengenai gambaran umum

administrasi perpajakan di PT. Federal International Finance

Di Accounting and Tax Division PT Federal International Finance ada 5

orang tenaga ahli yang diperbantukan dalam bidang pajak diamana salah satunya

adalah Ibu Santi selaku Tax Officer. Rata-rata latar belakang pendidikan yang

ditempuh oleh tenaga ahli pajak tersebut adalah Strata 1 bidang akuntansi atau

perpajakan (BrevetA, B, dan C). Demi kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan

akuntansi dan perpajakan, accounting and tax division selalu meng-update

perkembangan perpajakan terbaru melalui suatu aplikasi bernama tax guide.

Dalam tax guide tersebut para tax officer dapat meng-update perkembangan

peraturan perpajakan terbaru atau mengenai isu-isu pajak yang saat ini sedang

terjadi. PT. Federal International Finance tidak menggunakan jasa konsultan

pajak. Namun demikian jika terjadi hal-hal yang memberatkan perusahaan,

seperti masalah sengketa dengan kantor pajak dan berujung di pengadilan pajak,

maka perseroan menggunakan jasa konsultan pajak. Sekalipun tax officer di

accounting and tax division memiliki kemudahan dalam menjalankan kegiatan

akuntansi dan perpajakan dengan adanya aplikasi perpajakan, namun mereka

juga menghadapi berbagai kendala seperti keterlambatan dalam meng-update

peraturan perpajakan terbaru, sedangkan peraturan tersebut seharusnya sudah

diaplikasikan dalam pelaksanaan kegiatan akuntansi dan perpajakan. Sehingga

hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam pemotongan, penyetoran dan

pelaporan besarnya jumlah pajak yang terutang.

47

III.4. Prosedur Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23/26 pada PT

Federal International Finance .

PT Federal International Finance melaksanakan proses pemotongan,

penyetoran dan pelaporan secara manual. Kalaupun menggunakan suatu sistem,

hanya sistem akuntansi biasa. Berikut adalah prosedur pemotongan, penyetoran

da pelaporan PPh Pasal 23/26 pada PT Federal International Finance..

1) Suatu divisi ”Y” di PT Federal International Finance ingin melakukan

suatu transaksi dengan pihak pemberi jasa. Setiap divisi dalam PT

Federal International Finance dapat melakukan suatu transaksi sesuai

dengan wewenang dan tugas dari departemen masing-masing.

2) Setelah itu divisi ”Y” dari PT Federal International Finance tersebut

meminta proposal kepada pemberi jasa yang diikuti dengan proses tawar

menawar dan negosiasi syarat-syarat dan harga.

3) Apabila telah disetujui oleh atasan divisi ”Y” atas perjanjian tersebut

maka dibuatlah surat perjanjian kerjasama dan ditandatangani oleh

pemberi jasa dan atasan divisi ”Y”

4) Divisi ”Y” kemudian membuat surat permintaan dana yang ditujukan

kepada divisi finance dan satu lagi disimpan sebagai arsip.

5) Selanjutnya transaksi tersebut di-input ke dalam sistem oleh divisi

accounting and tax.

6) Dalam sistem tersebut akan dihitung besarnya jumlah PPh Pasal 23/26

yang terutang. Hal ini berarti telah terjadi pemotongan PPh Pasal 23/26,

dan menyebabkan terutangnya PPh Pasal 23/26.

48

Dr. Biaya xxxx

Cr Utang PPh xxxx

Cr. Hutang / Bank xxxx

7) Kemudian bagian accounting and tax akan memverifikasi paraf, tarif dan

besarnya jumlah pajak yang terutang

8) Setelah diverifikasi oleh divisi accounting and tax, divisi finance akan

memverifikasi dan menyetujui transaksi tersebut dengan cara membuat

bukti pengeluaran kas. Divisi Finance akan melakukan pembayaran

sesuai dengan jumlah yang tertera dalam surat permintaan dana.

Dr.Hutang xxxx

Cr. Bank xxxx

9) Setelah proses verifikasi oleh divisi accounting and tax (no. 7) divisi

tersebut juga akan memasukkan transaksi tersebut ke dalam rekapan

bulanan sebagai pajak yang akan dibayarkan.

10) .Bulan berikutnya, sebelum tanggal 10, divisi accounting and tax akan

mengajukan formulir permintaan dana untuk penyetoran PPh Pasal 23

atau 26 yang diotorisasi terlebih dahulu oleh kepala divisi tersebut.

Formulir tersebut dibuat rangkap dua, satu akan diserahkan ke bagian

finance untuk permohonan dana, satu lagi disimpan sebagai arsip.

11) Bagian Finance akan menerima formulir permohonan dana untuk

penyetoran PPh tersebut dan akan meminta tanda tangan dari kepala

divisi finance. Selanjutnya divisi Finance akan menyerahkan dana, atau

cek, atau bilyet giro kepada divisi accounting and tax

49

12) Divisi accounting and tax yang telah menerima dana, cek atau bilyet giro

tersebut, akan mengisi, menandatangani, dan menyetempel Surat Setoran

Pajak yang terdiri dari 5 rangkap, yang akan diserahkan pada :

a. Lembar 1 untuk arsip wajib pajak PT. Federal International Finance

b. Lembar 2 untuk KPP Melalui KPKN.

c. Lembar 3 untuk dilaporkan oleh WP ke KPP.

d. Lembar 4 untuk bank persepsi/ Kantor Pos dan Giro.

e. Lembar 5 untuk Arsip Wajib Pungut atau Pihak Lain

13) Divisi Accounting and Tax akan melakukan penyetoran PPh pasal 23/26

paling lambat tangal 10 bulan berikutnya ke bank persepsi atau kantor

pos dan giro yang ditunjuk dengan membawa Surat Setoran Pajak dan

dana atau cek atau bilyet giro tersebut. Setalah itu bank akan

mengembalikan SSP lembar asli, lembar 3 dan lembar 5, setelah

pembayaran, divisi accounting melakukan pencatatan ke jurnal :

Dr. Hutang PPh pasal 23 /26 xxxx

Cr. Bank xxxx

14) Setelah menyetorkan PPh 23/26 ke kas Negara divisi accounting and tax

akan membuat surat pemberitahuan masa (SPM) PPh 23/26 2 rangkap

untuk pelaporan pajak. Rangkap asli untuk dilaporkan ke kantor pajak

sedangkan salinannya untuk arsip perusahaan SPM PPh 23/26 yang di

buat terdiri dari :

a. SPM PPh 23/26

b. Bukti pemotongan PPh 23/26

c. Daftar bukti pemotongan

50

15) SPM PPh 23/26 kemudian diserahkan kepada kepala divisi accounting

and tax untuk ditandatangani. Kepala divisi accounting and tax

mempunyai wewenang dalam menandatangani laporan pajak, karena

telah mendapatkan surat kuasa dari direktur/pemilik perusahaan untuk

penandatanganan laporan tersebut. Setalah ditandatangani maka laporan

tersebut harus distempel SPM PPh 23/26.

16) Staf divisi accounting and tax akan melaporkan SPM PPh 23/26 ke

kantor pelayanan pajak setempat dengan melampirkan surat setoran pajak

lembar ke-3, paling lambat tanggal 20 setiap bulan setelah masa pajak

berakhir. Kantor pelayanan pajak akan memberikan satu lembar bukti

penerimaan surat yang harus diarsip oleh wajib pajak. Bukti penerimaan

surat ini membuktikan bahwa perusahaan telah melaporkan SPM PPh

23/26.

III.5. Laporan Keuangan Perusahaan.

Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha dan memperoleh

penghasilan dari usahanya mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan

pembukuan. Produk akhir dari pembukuan tersebut adalah Neraca, Laporan Laba

Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Ditahan , dan Catatan Atas Laporan

Keuanga. Laporan keuangan tersebut berguna untuk pihak eksternal perusahaan

seperti, kreditur, investor, pemerintah (dalam hal ini Kantor Pajak) yang

digunakan untuk kepentingan mereka. Selain itu, Laporan Keuangan juga

dimanfaatlkan oleh manajemen sebagai pihak internal dan pihak eksternal

51

perusahaan untuk bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan kegiatan perusahaan dalam periode yang bersangkutan.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, yaitu Neraca dan Laporan Laba

Rugi, dapat diketahui besarnya jumlah penghasilan kena pajak yang digunakan

sebagai dasar untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang harus

disetor ke Kas Negara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Santi selaku

Tax Officer pada PT. Federal International Finance, Neraca dan Laporan Laba

Rugi yang disusun telah sesuai dengan PSAK dan ketentuan perundangan

perpajakan yang berlaku. Berikut adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi PT

Federal International Finance Tahun 2006 :

52

PT Federal International Finance

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2006

NERACA

(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Aktiva Kas dan setara kas -Pihak ketiga 366.678.360 -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 105.279.907Efek Piutang pembiayaan konsumen - bersih 9.149.908.840Piutang lain-lain 332.591.348Pajak dibayar dimuka 160.593.933Biaya dibayar dimuka -Pihak ketiga 43.925.179 -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 121.374Aktiva pajak tangguhan - bersih 184.021.151Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 123.485.339 sebesar Rp 116.248.763 pada tahun 2006 Aktiva lain-lain 21.679.194Jumlah Aktiva 10.488.284.625 Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Hutang lain-lain 48.279.295Hutang premi asuransi -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 191.765.831Biaya yang masih harus dibayar 169.783.962Hutang pajak 43.977.809Pinjaman -Pihak ketiga 6.571.542.902 -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 9.355.342Hutang obligasi 1.667.001.024Pinjaman subordinasi -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban derivatif 117.800.429Jumlah Kewajiban 8.819.506.594

53

Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp1.000 (Rupiah penuh) perlembar saham Modal dasar - 300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 280.000.000 saham 280.000.000 (2005 dan 2004 : 80.000 saham Saldo yang dicadangkan 400000Saldo laba yang belum dicadangkan 1.388.378.026Jumlah Ekuitas 1.668.778.026Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 10.488.284.625

54

PT Federal International Finance

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2006

LAPORAN LABA RUGI

(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pendapatan Pendapatan pembiayaan konsumen 4,574,549,106 Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi kerjasama pembiayaaan bersama without recourse -pihak ketiga (439,413,929) -pihak yang memiliki hubungan istimewa (349,514,810)Pembiayaan Konsumen 3,785,620,367 Administrasi 493,456,958 Bunga dan denda Denda atas keterlambatan pembayaran 144,478,084 Investasi efek Deposito berjangka 12,713,004 Giro 3,032,876 Jumlah Bunga dan Denda 160,223,964 Jumlah Pendapatan 4,439,301,289 Beban Beban Usaha Insentif penyalur kendaraan 460,117,776 Gaji, Upah dan kesejahteraan 494,028,873 Iklan dan promosi 95,105,835 Komunikasi 65,425,641 Sewa 55,511,378 Penyusutan 31,103,032 Perlengkapan kantor 25,769,704 Jasa Tenaga ahli 24,580,119 Perjalanan 20,493,895 Perbaikan dan pemeliharaan 20,257,373 Pajak dan perizinan 8,083,620 Pelatihan 7,855,652 Listrik, air dan gas 6,934,171 Asuransi 5,743,532 Representasi dan jamuan 5,499,354 Sumbangan dan kontribusi 3,096,430 Lain-lain 3,629,148 Jumlah Beban Usaha 1,333,235,533

55

Beban Bunga dan Keuangan Bunga hutang obligasi 224,103,299 Bunga pinjaman bank 141,758,751 Bunga pinjaman pembiayaan bersama with recourse 1,012,610,428 Beban provisi dan administrasi bank 77,177,003 Amortisasi biaya emisi obligasi 9,227,398 Kerugian / (Keuntungan) - selisih kurs -bersih 74,968,789 Jumlah Beban Bunga dan Keuangan 1,539,845,668 Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 680,334,121 Pendapatan (Beban) Lain-Lain - Bersih Penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan 162,881,286 Selisih lebih penerimaan pembayaran dari konsumen 54,555,120 Keuntungan dari penjualan aktiva tetap dan bersih 455,973

Kerugian penjualan dan penyisihan

(631,306,790) penurunan nilai pasar agunan yang diambil alih Lain-lain 4,485,702

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain - Bersih

(408,928,709) Laba Sebelum Pajak 477,257,258 Beban Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan 110,682,866 Pajak Penghasilan -tahun ini 25,677,126 -tangguhan 136,359,992 Laba Bersih 340,897,266 Laba Bersih per saham dasar (Rupiah Penuh) 1,217