bab 2 landasan teori 2.1 jaringan komputerthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00211-if bab 2.pdftoken...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan Computer (Computer Network) merupakan suatu sistem
komunikasi yang menghubungkan device-device komputer dan peripheralnya
seperti input device (scanner, mouse atau modem) maupun output device
(printer, plotter) melalui suatu medium seperti kabel, fiber optic atau wireless.
Network Computer diklasifikasi menjadi 3 bagian (Cisco System, 2005a;
Stallings; 2004), yaitu:
1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan komputer yang beroperasi dalam area geografis
yang terbatas seperti rumah, kantor atau kampus. Mencakup area
maksimal 1 km.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN adalah jaringan komputer besar yang menghubungkan jaringan
antar LAN (kampus, kantor, kota) yang berdekatan. Contohnya, bank
dengan cabang yang tersebar membentuk suatu jaringan MAN. Biasanya
jaringan antar LAN ini menggunakan kabel komunikasi khusus atau
menggunakan jaringan fiber optik. MAN juga dapat dibuat melalui media
Wireless dengan memancarkan gelombang berfrekuensi tertentu
melewati area publik.
7
3. Wide Area Network (WAN)
WAN adalah jaringan komputer yang beroperasi dalam area geografis
yang luas dan terpisah (lebih dari 100km2). WAN menghubungan
jaringan jaringan komputer dengan jumlah sangat besar dengan full time /
part time connectivity. Modem, router adalah alat-alat yang diperlukan
untuk membangun jaringan WAN.
2.1.1 Topologi Jaringan
Topologi jaringan mendeskripsikan struktur dari jaringan.
Topologi dibagi menjadi dua jenis yaitu topologi fisik dan topologi logik.
Topologi fisik menjelaskan aturan tentang jalur media ( kabel, fiber optic
atau wireless), sedangkan topologi logik memberi gambaran tentang
bagaimana akses dari media dalam pengiriman data.
Topologi fisik dapat di klasifikasi menjadi beberapa bentuk,
seperti:
1. Topologi bus
Adanya 1 jalur utama (backbone) berupa kabel yang memiliki
terminal di kedua ujungnya. Computer Host terhubung langsung
dengan backbone.
2. Topologi Star
Topologi ini menghubungkan host-host dengan suatu alat jaringan
yang terpusat (concentrator)
8
3. Topologi Ring
Menghubungkan antara 1 host dengan 1 host lainnya sehingga
host pertama dan terakhir saling berhubungan. Membentuk suatu
loop tertutup.
4. Topologi Mesh
Host host pada bentuk topologi jaringan ini saling berhubungan
(all connected), dengan demikian terbentuk suatu jaringan yang
lebih reliable, apabila 1 line terputus maka tidak berpengaruh
pada line-line lainnya.
5. Topologi Extended Star
Menghubungkan beberapa jaringan yang menggunakan topologi
star. Sebuah line dari masing-masing hub atau switch
dihubungkan dengan alat jaringan yang terpusat. Dengan
demikian dapat dengan mudah untuk memperluas segment atau
area suatu jaringan komputer.
6. Topologi hierarchy
Topologi yang mirip dengan extended-star, namun segmen-
segmen jaringan disusun secara hierarki (turunan) sehingga dapat
memudahkan administrator untuk mengatur traffic jaringan.
9
Gambar 2.1 Topologi Fisik Jaringan
Topologi logik menjelaskan bagaimana host-host saling
berkomunikasi melalui media (transmisi data). Topologi logik yang
paling sering digunakan (Cisco Systems, 2005a) adalah :
1. Broadcast
Menjelaskan bahwa setiap host mengirimkan data ke semua host
lainnya yang berada di jaringan. Khususnya pada topologi
jaringan star, bus dan mesh. Tidak ada aturan mengenai jalannya
data pada jaringan ini. Topologi logik ini lebih dikenal dengan
istilah first come first serve. Salah satu teknologi yang
mengaplikasikan teknologi ini adalah ethernet.
10
2. Token Passing
Teknik ini mengatur jalannya data dan pemakaian jaringan
dengan cara mengirimkan token-electronic secara estafet ke
setiap host yang ada. Host yang mendapat giliran menerima
token berhak untuk mengirimkan data di jaringan, begitu
sebaliknya, Teknologi yang mengaplikasikan teknik ini adalah
Token Ring dan FDDI (Fiber Distribute Data Interface).
2.1.2 Perangkat Jaringan
Alat yang paling mendasar digunakan dalam suatu jaringan adalah
media yang menghubungkan host dengan host lainnya atau device dengan
device lainnya. Fungsinya adalah sebagai wadah untuk mengalirkan data
dalan jaringan. Media network ini secara garis besar terdiri atas 2 jenis
yaitu wire dan wireless. Media yang tergolong wire antara lain : twisted-
pair cable, coaxial cable dan fiber optic. Sedangkan tipe wireless
menggunakan udara/atmosfer sebagai media untuk mengirimkan datanya.
Pemilihan media jaringan ini tergantung pada jarak antar devices, biaya,
kemudahan instalasi dan tingkat gangguan terhadap noise (interferences).
Sedangkan alat alat yang gunakan untuk menghubungkan antar
media tersebut, adalah sebagai berikut (Cisco Systems, 2005a) :
1. Repeaters
Pada awalnya alat ini muncul karena keterbatasan media dalam
hal mentransfer data berupa sinyal. Semakin jauh jarak media
penghantar maka sinyal data yang dikirim juga semakin lemah.
11
Repeater dapat mengurangi masalah itu dengan menerima sinyal
dalam jarak tertentu, menguatkan sinyal tersebut dan
memancarkan kembali sinyal yang diterima tersebut. Repeater
hanya menghubungkan 1 line (kabel data) dan hanya memiliki 2
port ( masuk dan keluar).
2. Hubs
Disebut juga multiport repeaters, karena berfungsi seperti
repeaters hanya saja hubs memiliki 4 hingga 24 port untuk
menunjang kinerjanya. Hubs terdiri atas 3 jenis passive hubs,
active hubs dan inteligent hubs. Passive hubs tidak memiliki
kemampuan untuk memanipulasi traffic data Fungsinya hanya
untuk meneruskan data ke port lainnya. Active hubs
membutuhkan tenaga listrik untuk menguatkan sinyal data yang
diterima kemudian meneruskan ke port-port lainnya. Intelligent
hubs memiliki fungsi tambahan yaitu mendiagnosa jaringan
apabila terjadi collision.
3. Bridge
Bridge menyimpan seluruh MAC-address host yang terhubung
dengan dalam suatu tabel. Bridge akan mencocokkan MAC-
Address dari data yang diterima dengan tabel dan meneruskan
data ke port sesuai dengan tujuan dari data tersebut, Tidak seperti
hub yang mem-broadcast data yang diterima keseluruh port yang
dimiliki, bridge dapat memilah port mana yang menjadi tujuan
dari data yang diterima. Hal ini dapat menghindari collision yang
12
terjadi. Bridge mampu membatasi Collision Domain menjadi
segmen yang lebih kecil (per port).
4. Switch
Alat ini disebut juga multiport-bridge, karena memiliki fungsi
yang serupa dengan bridge hanya saya switch memiliki port
yang lebih banyak. 2 port pada bridge sedangkan 4 - 24 port pada
switch. Switch dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
unmanageable switch dan manageable-switch .Unmanageable-
switch merupakan jenis switch yang tidak dapat di konfigurasi
dan fungsinya persis sama dengan bridge. Manageable-switch
merupakan jenis switch yang memiliki fungsi tambahan dengan
konfigurasi tertentu. Salah satu fungsi tambahan ini seperti
kemampuan virtual local area network (VLAN). VLAN
merupakan segmentasi network di layer 2 (data link) dimana
dapat mengurangi besarnya broadcast domain.
5. Routers
Alat ini berfungsi untuk me-routing paket data antar network yang
berbeda serta menghubungkan suatu jaringan ke wide area
network (WAN). Router menjadi alat yang fundamental dalam
membangun jaringan internet karena fungsinya untuk
mengarahkan paket data berdasarkan alamat IP (internet
protocol). Selain itu, router juga dapat berfungsi untuk
menghubungkan beberapa teknologi jaringan yang berbeda
(misalnya teknologi token-passing dan ethernet) dan kemampuan
13
sekuriti melalui penerapan access-control-list I(ACL). ACL
merupakan sekumpulan rule (aturan) yang dapat di konfigurasi
pada router dengan tujuan untuk mengatur lalu lintas paket data
masukan atau keluaran, berdasarkan alamat IP, port atau protokol
yang digunakan.
2.2 Networking Models
2.2.1 Pengenalan Layer
Konsep layer menjelaskan bagaimana komputer berkomunikasi
satu dengan lainnya. Ketika komputer mengirimkan informasi melalui
network, semua komunikasi diatur oleh komputer sumber dan kemudia
dikirim ke tempat tujuan. Seperti gambar yang dibawah ini:
Gambar 2.2 Aliran data dikirim dari sumber ke tujuan
Setiap paket data dikirimkan melalui source maka data tersebut
akan melewati layer-layer dan informasi akan ditambahkan pada data
tersebut di setiap layer yang dilaluinya. Informasi tambahan inilah yang
berguna dalam keberhasilan komunikasi dengan komputer tujuan. Setiap
14
informasi yg ditambahkan pada source layer akan dibaca oleh
layer yang sama pada komputer tujuan.
Standar utama dari konsep layer ini terdapat pada model Open
System interconnection (OSI) dan Transmission Control Protocol
(TCP/IP). Model ini menjelaskan bagaimana data berkomunikasi dari
komputer yang satu ke komputer yang lain, hanya saja terdapat perbedaan
dari jumlah layer dan fungsi dari masing masing model pe-layeran ini.
2.2.2 Open System Interconnection (OSI)
Pada awal tahun 1980an terjadi peningkatan pesat jumlah dan
ukuran jaringan komputer di seluruh dunia. Awalnya alat jaringan tidak
memiliki standar aturan, sehingga menimbulkan masalah komunikasi
antara alat jaringan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan alat-alat
komunikasi jaringan yang mampu bekerja dengan standar yang sama.
Untuk menghindari terjadinya miskomunikasi antar alat alat
jaringan ini, international Organization for Standardization (ISO)
mengembangkan model jaringan seperti Digital equipment Corporation
net (DECnet), System Network Architecture(SNA), dan TCP/IP untuk
menetapkan aturan aturan yang dapat diterapkan ke semua jaringan.
Dengan model yang dikembangkan oleh ISO, vendor dapat membuat alat
jaringan yang mampu berkomunikasi dengan alat jaringan yang di buat
oleh vendor lainnya.
15
Open System Interconnection (OSI) yang dikeluarkan oleh ISO pada
tahun 1984 merupakan model jaringan dengan serangkaian standar yang
menjamin kesesuaian yang lebih tinggi dengan teknologi jaringan lainnya.
Keuntungan dari model OSI layer menurut Cisco Sytem (2005a) adalah :
1. Mengurangi kerumitan
2. Standarisasi interface
3. Mempermudah perancangan secara modular
4. Mempermudah pengajaran dan pembelajaran
OSI merupakan sebuah framework yang digunakan untuk menjelaskan
bagaimana informasi berjalan dalam network. Model referensi OSI memiliki 7
layer dengan fungsinya masing-masing. Sebuah data yang melewati model ini
akan melalui seluruh atau sebagian tujuh layer secara berurutan sesuai
dengan asal data tersebut. Layer-layer OSI berikut fungsinya dari layer teratas
(ke tujuh) adalah sebagai berikut :
1. Application Layer
Berhubungan dengan aplikasi-aplikasi seperti email, transfer file, web
browser dan lainnya. Dengan Protocol Data Units (PDU) pada layer ini
disebut Data.
2. Presentation layer
Menangani representasi data seperti format, encoding/encryption dan
compression. Dengan Protocol Data Units (PDU) berupa Data.
3. Session layer
Membuat, mengatur dan memutuskan sesi antar aplikasi. Dengan Protocol
Data Units (PDU) masih berupa Data.
16
4. Transport Layer
Menyediakan end-to-end-connection yang menjamin reabilitas data. Dengan
Protocol Data Units (PDU) pada layer ini yaitu Segment.
5. Network layer
Memberikan alamat logik data dan menentukan jalur yang akan dilalui
informasi. Dengan PDU yaitu Packet
6. Data link Layer
Menangani perpindahan data dari network-interface menuju ke medium
fisik. Dengan PDU berupa Frame
7. Physical Layer
Mengatur bagaimana data dapat ditransmisikan dalam sebuah medium fisik.
Dengan PDU berupa Bits
Gambar 2.3 PDU dari informasi antar host yang saling berkomunikasi
17
2.2.3 Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)
Tidak seperti teknologi networking sebelumnya. TCP/IP
dirancang dengan standar terbuka. Diciptakan awalnya oleh
Departement of Defense U.S sebagai desain network yang
dapatberfungsi dalam kondisi apapun, setelah itu semua orang bebas
untuk menggunakan standar TCP/IP dalam desain jaringannya.
Sebagai sebuah protocol TCP/IP juga memiliki referensisendiri
yang terdiri atas empat layer dengan keterangan sebgai berikut :
1. Application Layer
Layer ini berfungsi untuk menangani High-level Protocol. Seperti
masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer
ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menanganis
aplikasi umum seperti Telnet, File Transfer Protocol (FTP), Domain
Name System (DNS) dll.
2. Transport Layer
Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju
ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara ke
duanya. Layer ini juga berfungsi untuk memecah data dan
membangun kembali data yang diterima dari application layer ke
dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data,
Transport Layer juga menangani masalah reliability, flow control,
dan error correction. Dengan terdiri atas dua protokol yaitu
transmission control Protocol dan User Datagram Protocol (UDP).
18
Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedang
Protokol UDP lebih berorientasi atas keceptan pengiriman data.
3. Internet Layer
Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang
akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan.
Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching.
Terdapat beberapa protokol yang berjalan pada layer ini seperti
Internet Protocol (IP), Internet Control Message Protocol (ICMP),
Address Resolution Protocol (ARP), dan Reverse Address Resolution
Protocol (RARP).
4. Network Access Layer
Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal yang diperlukan sebuah
paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan.
Termasuk didalamnya detil Teknologi LAN dan WAN.
19
2.2.4 Perbandingan OSI layer dan TCP/IP layer
Gambar 2.4 Perbandingan Model OSI Layer dan TCP/IP layer
Menurut Cisco System (2005a), perbedaan antara model OSI dan
TCP/IP :
1. TCP/IP menggabungkan presentation layer dan session layer OSI
ke dalam Application Layer-nya.
2. TCP/IP meggabungkan dataling layer dan physical layer OSI ke
dalam network access layer.
3. TCP/IP lebih sederhana karena memiliki 4 layer.
4. Protocol TCP/IP merupakan standar untuk pengembangan internet
sehingga model TCP/IP mendapatkan kredibilitas hanya karena
20
protokolnya. Sebaliknya, jaringan tidak bisa dibangun dengan
protokol OSI, meskipun OSI digunakan sebagai panduan.
2.3 Metro Ethernet Network
Menurut pendapat Mark Whalley dan Dinesh Mohan (2003), jaringan
Metro Ethernet (MEN) secara umum didefinisikan sebagai jaringan yang mem-
bridging atau menghubungkan LAN-LAN yang terpisah secara geografis,
sekaligus dengan WAN atau jaringan backbone milik penyedia jasa. Jaringan
Metro Ethernet juga menyediakan layanan konektivitas dalam wilayah geografis
Metro dengan memanfaatkan Ethernet sebagai protocol utama sehingga aplikasi-
aplikasi broadband bisa dijalankan.
Ethernet merupakan teknologi yang sudah dipakai secara luas dengan
biaya yang cukup terjangkau. Dalam Metropolitan Area Network (MAN),
Ethernet sangat berpotensi untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan
memperluas cakupan jaringan dengan biaya yang terjangkau. Jaringan Metro
Ethernet merupakan istilah dari Metro Area Network yang berbasiskan Ethernet.
Beberapa penyedia jasa bahkan telah memperluas WAN dengan teknologi
“seperti” MEN.
Ethernet memiliki dua kunci layanan utama yang menarik perhatian
perusahaan (enterprise) untuk diterapkan ke dalam jaringannya. Kunci pertama
Ethernet adalah adanya konektivitas dengan internet public dengan kecepatan
tinggi. Kunci kedua adalah adanya konektivitas antara LAN-LAN perusahaan
yang terpisah secara geografis. Koneksi dapat WAN digunakan untuk
menghubungkan MEN yang satu dengan MEN lainnya dalam jarak yang jauh.
21
Keuntungan-keuntungan dari Jaringan Metro Ethernet adalah:
• Flexible and Scalability
Fleksibilitas Ethernet memungkinkan skalabilitas, dengan
kenaikan bandwidth secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
• Economical Scalability
Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk peralatan yang
dibutuhkan perusahaan. Biaya yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk jaringan Metro Ethernet jauh lebih murah,
karena hanya membutuhkan peralatan dengan interface
Ethernet yang sederhana seperti switch layer 2 atau 3.
Dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk membeli
router atau peralatan ATM untuk jaringan tradisional.
• Lower Support Costs
Metro Ethernet mengurangi biaya perancangan, operasional dan
pelatihan yang disebabkan oleh kompleksitas banyaknya
protocol pada jaringan tradisional. Karena Metro Ethernet
menggunakan protocol, format frame, dan ukuran frame yang
sama pada Ethernet LAN.
• Faster Service Delivery
Fleksibilitas Metro Ethernet memungkinkan layanan untuk
meningkatkan bandwidth bisa dilakukan pada saat itu juga
sesuai dengan kebutuhan.
22
2.3.1 Ethernet Services (Layanan Ethernet)
Ethernet service didefinisikan oleh Ralph Santitoro (2008)
sebagai layanan-layanan yang diberikan oleh penyedia (provider)
jaringan Metro Ethernet dengan memanfaatkan jaringan Metro Ethernet.
Layanan-layanan Ethernet dibedakan berdasarkan atribut-atribut tertentu,
dan hal inilah yang akan membedakan antara layanan Ethernet yang satu
dengan layanan Ethernet yang lainnya. Model dasar dari layanan Ethernet
berupa Customer Equipment (CE) yang dihubungkan dengan jaringan
melalui User-Network Interface (UNI) dengan ethernet 10Mbps,
100Mbps, 1Gbps atau 100Gbps.
Gambar 2.5 Jaringan Metro Ethernet yang menghubungkan beberapa lokasi
23
Salah satu atribut dari layanan Ethernet adalah Ethernet Virtual
Connection (EVC). Oleh Metro Ethernet Forum, EVC didefinisikan
sebagai asosiasi (gabungan) dua atau lebih UNI, dimana UNI merupakan
titik interface Ethernet yang menjadi peralihan dari Customer Equipment
(CE) dengan penyedia MEN. EVC dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Point-to-Point
Gambar 2.6 Ethernet Virtual Circuit Point-to-Point
24
• Multipoint-to-Multipoint
Gambar 2.7 Ethernet Virtual Circuit Multipoint-to-Multipoint
Secara sederhana terdapat dua fungsi dari EVC, yaitu:
• Menghubungkan dua atau lebih UNI, sehingga kedua UNI
tersebut dapat melakukan transfer frame Ethernet.
• Mencegah terjadinya transfer frame Ethernet antara UNI yang
tidak berada dalam EVC yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga keamanan dan kerahasiaan data.
Dalam proses transfer frame Ethernet melalui EVC, terdapat dua aturan
dasar yang digunakan, yaitu:
• Frame Ethernet tidak boleh ditransfer kembali ke UNI dimana
frame tersebut berasal.
25
• Frame Ethernet harus di-transfer dengan alamat MAC dan isi
frame yang tidak diubah. Frame tidak berubah sama sekali dari
sumber hingga ke tujuan.
Dengan karakteristik-karakteristik tersebut, maka EVC bisa digunakan
untuk Virtual Private Network (VPN) atau Layer 2 Private Line.
Untuk memudahkan dalam membedakan berbagai variasi dari
layanan Ethernet, maka MEF mengembangkan Ethernet Service
Definition Framework.
Gambar 2.8 Ethernet Service Framework
Tujuan dari kerangka kerja (framework) tersebut adalah:
• Mendefinisikan dan memberi nama umum untuk tipe layanan
Ethernet (Ethernet Service Types).
• Mendefinisikan atribut dan parameter yang digunakan untuk
mendefinisikan secara spesifik layanan Ethernet.
Tipe layanan merupakan kategori utama dalam layanan Ethernet,
karena layanan yang dihasilkan oleh salah satu tipe layanan akan berbeda
secara substansial dengan layanan yang lainnya. Menurut Ralph Santitoro
(2008), tipe layanan dalam Ethernet dibagi menjadi dua, yaitu:
• Tipe layanan Ethernet Line (E-Line)
- Layanan point-to-point
26
• Tipe layanan Ethernet LAN (E-LAN)
- layanan multipoint-to-multipoint
Untuk dapat membedakan suatu layanan Ethernet, maka penyedia
jasa harus mendefinisikan atribut dari tipe layanan, UNI dan EVC.
Atribut-atribut tersebut dapat dikelompokkan menjadi kategori-kategori
sebagai berikut:
• Ethernet Physical Interface
• Traffic Parameters
• Performance Parameters
• Service Frame Delivery
• VLAN Tag Support
• Security Filters
2.3.1.1 Tipe Layanan Ethernet Line (E-Line)
Layanan Ethernet Line (E-Line) merupakan layanan point-
top-point Ethernet Virtual Connection (EVC) antara dua UNI.
Dalam bentuk paling sederhana, layanan E-Line mampu
menyediakan bandwidth yang simetris dari kedua arah. Selain itu,
E-Line juga mendukung Committed Information Rate (CIR) dan
Committed Burst Size (CBS), Excess Information Rate (EIR) dan
Excess Burst Size (EBS) dan jaminan delay, jitter dan loss antara
dua UNI.
27
Gambar 2.9 E-Line dengan EVC Point-to-Point
2.3.1.2 Tipe Layanan Ethernet LAN (E-LAN)
Layanan Ethernet LAN (E-LAN) menyediakan koneksi
multipoint, dimana layanan ini dapat menghubungkan dua atau
lebih UNI. Data yang dikirim oleh satu UNI bisa diterima oleh
satu atau lebih UNI lain. Setiap UNI terhubung dengan EVC
multipoint. Ketika terdapat UNI baru yang akan ditambahkan,
maka UNI tersebut akan dihubungkan dengan EVC multipoint
yang sama dengan yang sudah berjalan, untuk memudahkan
pengaturan bandwidth dan aktivasi layanan. Dilihat dari salah satu
sisi UNI, maka E-LAN akan membuat MEN tampak seperti LAN.
Fungsi E-LAN pada umumnya adalah untuk memperluas
jangkauan LAN. Namun dengan fitur-fitur yang ada, E-LAN juga
mendukung Committed Information Rate (CIR) dan Committed
Burst Size (CBS), Excess Information Rate (EIR) dan Excess
Burst Size (EBS), dan jaminan delay, jitter dan loss.
28
Gambar 2.10 E-LAN dengan EVC Multipoint-to-Multipoint
Layanan E-LAN (EVC Multipoint-to-Multipoint) dan layanan E-
Line (EVC Point-to-Point) bisa dijalankan pada salah satu UNI
secara bersamaan. Pada contoh tersebut, maka E-LAN akan
digunakan untuk menghubungkan dengan UNI lain, sedangkan E-
Line digunakan untuk menghubungkan UNI dengan internet. E-
LAN dan E-Line tersebut diterapkan pada satu UNI yang sama. E-
LAN mendukung bandwidth profile yang bisa dikonfigurasi,
sehingga setiap port dari UNI bisa memiliki kecepatan yang
berbeda-beda.
Dengan E-LAN yang memanfaatkan EVC Multipoint-to-
Multipoint, maka hanya dibutuhkan satu EVC untuk membangun
koneksi multi UNI.
29
2.3.2 Atribut Layanan Ethernet
Atribut layanan Ethernet mendefinisikan kemampuan dari tipe
layanan Ethernet. Atribut Ethernet ini sebagian diaplikasikan pada UNI
dan sisanya diaplikasikan pada EVC.
2.3.2.1 Ethernet Physical Interface
Pada sisi UNI, terdapat beberapa atribut fisik interface
Ethernet, yaitu:
• Medium Fisik (Phyisical Medium)
Medium fisik pada UNI menspesifikasikan interface fisik
yang digunakan sesuai dengan standar IEEE 802.3-2000.
Contoh dari atribut ini adalah 10BaseT, 100BaseT dan
1000BaseSX.
• Kecepatan (Speed)
Atribut ini menspesifikasikan kecepatan Ethernet,
contohnya 10Mbps, 100Mbps, 1Gbps dan 10Gbps.
• Mode
Atribut ini menspesifikasikan UNI menggunakan mode
half duplex atau full duplex atau mendukung auto speed
negotiation.
30
• Layer MAC (MAC Layer)
Atribut ini menspesifikasikan layer MAC yang didukung
oleh UNI. Layer MAC yang saat ini mendukung UNI
mengacu pada standar IEEE 802.3-2002.
2.3.2.2 Bandwidth Profile
Bandwidth Profile merupakan atribut yang bisa
diaplikasikan pada UNI atau EVC. Bandwidth Profile merupakan
batas jumlah frame Ethernet yang boleh dilewatkan pada UNI.
Terdapat Bandwidth Profile yang berbeda untuk frame yang
masuk ke jaringan dan Bandwidth Profile untuk frame yang
keluar dari jaringan. Bandwidth Profile yang sudah ditetapkan
oleh Metro Ethernet Forum dibagi menjadi dua, yaitu:
• Ingress Bandwidth Profile Per Ingress UNI
Berguna untuk membatasi jumlah frame yang akan
diterima setiap UNI.
• Ingress Bandwidth Profile Per EVC
Berguna untuk membatasi jumlah frame setiap EVC.
Atribut Bandwidth Profile terdiri dari empat traffic
parameter. Parameter-parameter ini akan mempengaruhi
bandwidth dari layanan Ethernet. Parameter-paremeter itu adalah:
• CIS (Committed Information Rate)
• CBS (Committed Burst Size)
31
• EIR (Excess Information Rate)
• EBS (Excess Burst Size)
Setiap layanan mampu mendukung hingga tiga parameter yang
berbeda. Bandwidth Profile bisa dikonfigurasi per UNI atau per
EVC.
Untuk dapat membedakan frame-frame yang ter-asosiasi
dengan salah satu Bandwidth Profile maka diterapkan Service
Frame Color. Terdapat tiga warna yang digunakan untuk
membedakan frame berdasarkan Bandwidth Profile:
• Hijau
Warna ini digunakan untuk menandakan frame yang
menggunakan parameter CIR dan CBS untuk Bandwidth
Profile-nya.
• Kuning
Warna ini digunakan untuk menandakan frame yang
menggunakan parameter EIR dan EBS untuk Bandwidth
Profile-nya.
• Merah
Warna ini digunakan untuk menandakan frame yang tidak
menggunakan parameter CIR maupun EIR untuk
Bandwidth Profile-nya.
32
2.3.2.3 Performance Parameters
Performance Parameters mempengaruhi kualitas dari
layanan yang dirasakan oleh pelanggan. Performance Parameters
terdiri dari:
• Frame Delay
Frame delay akan berdampak besar untuk aplikasi yang
bersifat real-time.
Gambar 2.11 Delay yang menghambat frame
Frame Delay bisa dipisahkan dalam tiga bagian, seperti
pada gambar, yaitu delay pada A, B dan C. A merupakan
waktu yang dibutuhkan bagi bit-bit frame untuk keluar
33
dari UNI sumber menuju jaringan Metro Ethernet. C
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh bit-bit frame
keluar dari jaringan Metro Ethernet menuju UNI tujuan. B
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh bit-bit frame
untuk masuk ke UNI tujuan. Delay yang terjadi pada A
dan B bergantung pada kecepatan koneksi pada UNI.
Delay yang terjadi pada C bergantung pada kecepatan
koneksi pada jaringan Metro Ethernet. Frame Delay dapat
dihitung dengan menjumlahkan delay yang terjadi pada A,
B dan C.
• Frame Jitter
Jitter dikenal sebagai variasi delay. Jitter juga merupakan
masalah yang kritis untuk aplikasi yang bersifat real-time,
seperti IP Telephony atau IP Video. Aplikasi-aplikasi
tersebut mensyaratkan delay yang rendah agar dapat
berfungsi dengan baik.
Nilai Frame Jitter bisa didapatkan dari pengukuran Frame
Delay. Dari seluruh sample frame delay yang digunakan
untuk menghitung frame delay, diambil satu frame dengan
delay terendah. Frame Jitter merupakan hasil pengurangan
antara nilai Frame Delay dengan frame dengan delay
terendah.
Frame Jitter = Nilai Frame Delay – Frame dengan Delay
terendah pada populasi Frame Delay
34
• Frame Loss
Frame Loss merupakan persentase dari frame CIR (frame
hijau) yang tidak terkirim untuk interval tertentu.
Gambar 2.12 Frame Loss
2.3.2.4 Service Frame Delivery
Sebuah EVC memungkinkan terjadinya pertukaran service
frame Ethernet antara UNI yang terhubung dengan EVC yang
sama. Ada banyak cara dalam mengirimkan frame Ethernet,
dalam hal EVC multipoint, maka dapat ditentukan UNI yang
boleh dan tidak boleh menerima frame tersebut. Beberapa cara
pengiriman frame:
35
• Unicast Service Frame Delivery
Pengiriman frame hanya dengan satu tujuan alamat MAC.
• Multicast Service Frame Delivery
Pengiriman frame pada lebih dari satu tujuan alamat
MAC.
• Broadcast Frame Delivery
Pengiriman frame ke seluruh UNI, ditandai dengan
penggunaan alamat MAC FF-FF-FF-FF-FF-FF.
• Layer 2 Control Protocol Processing
Atribut berisi standar yang akan dilakukan terhadap frame-
frame tertentu. Atribut ini bisa diaplikasikan pada UNI per
EVC
Tabel 2.1 Layer 2 Control Protocols yang sudah distandarisasi.
36
2.3.2.5 VLAN Tag Support
VLAN tag merupakan salah fitur pada jaringan Metro
Ethernet yang akan mempengaruhi bagaimana sebuah frame
dengan tag tertentu akan dikirim. Frame Ethernet bisa berupa
frame dengan tag 802.1Q atau frame tanpa tag. Dengan adanya
dua jenis frame tersebut, maka dapat ditentukan apakah suatu UNI
akan hanya menerima frame dengan tag, frame tanpa tag atau
kedua-duanya.
Untuk provider dan user yang memanfaatkan VLAN tag
dalam pengiriman frame, maka digunakan VLAN Tag Stacking
(Q-in-Q), dengan menyisipkan VLAN Tag milik provider pada
header frame Ethernet, untuk membedakan antara tag provider
dengan tag user.
VLAN ID perlu dipetakan (mapped) untuk kasus dimana tidak
semua UNI mendukung VLAN Tag. Karena, UNI yang tidak
mendukung VLAN Tag tidak akan menerima frame dengan VLAN
ID. Dengan adanya pemetaan tersebut, maka provider akan
membuang VLAN ID untuk pengiriman frame dengan VLAN ID
dengan tujuan UNI yang tidak mendukung VLAN ID.
37
Tabel 2.2 Perlakuan UNI terhadap frame tagged dan untagged
2.3.2.6 Security Filters
Untuk meningkatkan keamanan, maka provider
mengijinkan user untuk menambahkan filtering tambahan untuk
frame Ethernet tertentu. Contohnya, provider mengijinkan user
untuk memberikan daftar alamat MAC yang boleh mendapat
akses ke UNI. Filtering ini biasa dinamakan Access Control List.
2.4 Ethernet in The First Mile (EFM)
The First Mile merupakan link antara end user dengan jaringan publik.
Akhir dari the first mile adalah operator jaringan peralatan, Access Node yang
berada di Point of Presence (PoP) seperti kantor pusat atau pusat kontrol seperti
pinggir jalan atau bangunan. Juga berfungsi sebagai pintu masuk atau keluar ke
jaringan publik, ini node menerima, berkonsentrasi dan mengarahkan data dari
dan ke kecepatan tinggi jaringan inti. Akhir lain dari the first mile adalah usaha
atau pelanggan perumahan, terletak di sebuah rumah, di kantor atau di kampus.
Saat ini, pelanggan terhubung ke jaringan publik menggunakan lokasi jalur
38
pelanggan dan berbagai teknologi akses jaringan seperti PSTN / ISDN, Digital
Subscriber Line (DSL), kabel-coaxial, T1/E1 atau T3/E3.
Ethernet in The First Mile (IEEE 802.3ah, 2004) adalah suatu teknologi
yang membawa ethernet menuju jaringan publik. Dengan diperkenalkannya
teknologi Ethernet in The First Mile (EFM), maka end user dapat terhubung
dengan jaringan publik menggunakan interface yang sudah umum dan
sederhana, yaitu Ethernet.
Gambar 2.13 Model akses sederhana dari EFM
Kelebihan dari penerapan teknologi EFM menurut Jhawkins (2005)
adalah:
- Menghilangkan bottleneck
Menghilangkan bottleneck yang terjadi pada first mile karena saat ini koneksi
akses yang menghubungkan end user dengan jaringan publik adalah jaringan
tradisional TDM dengan bandwidth yang rendah.
- Single end-to-end protocol
Dengan adanya teknologi EFM, maka bisa tercipta koneksi dengan satu
protocol, sehingga translasi protocol yang kompleks dapat dikurangi
sehingga biaya operasi dapat ditekan.
39
2.4.1 Carrier Ethernet Network Termination
Carrier Ethernet Network Termination merupakan perangkat
yang digunakan untuk menterminasi jaringan pembawa paket Ethernet.
Perangkat ini dirancang dan bekerja untuk membawa paket Ethernet
melalui media transmisi non-ethernet. Untuk dapat membawa paket
Ethernet pada media transmisi non-ethernet, maka perangkat ini harus
memiliki standar Ethernet in The First Mile IEEE 802.3ah. Dengan
standar ini, maka akses first mile yang bukan media transmisi Ethernet
bisa digunakan untuk membawa paket Ethernet.
Dengan adanya standar Ethernet in The First Mile, maka Carrier
Ethernet Network Termination mampu melakukan bonding terhadap lebih
dari satu koneksi. Bonding koneksi ini membuat beberapa koneksi
seakan-akan bergabung menjadi satu koneksi, sehingga throughput yang
dihasilkan akan meningkat.
2.5 Multipleksing
Multipleksing menurut Curt White (2007) adalah suatu metode untuk
membagi suatu kanal agar bisa dilalui oleh beberapa aliran data yang berbeda.
Gambar 2.14 Multipleksing
40
Dengan metode ini maka penggunaan kanal bisa lebih optimal dan biaya akan
menjadi lebih murah, karena beberapa aliran data bisa dilewatkan pada satu
kanal fisik yang sama. William Stallings (2000) membedakan multipleksing
dalam beberapa teknik, yaitu Frequency Division Multiplexing (FDM),
Synchronous Time-Division Multiplexing, Statistical Time-Division Multiplexing
2.5.1 Frequency Division Multiplexing (FDM)
Frequency Division Multiplexing (FDM) (William Stallings,
2000) adalah suatu metode multipleksing, dimana aliran-aliran data yang
dilewatkan pada kanal dibedakan berdasarkan range frekuensi yang
digunakan. Range frekuensi yang digunakan tidak boleh overlap dengan
range frekuensi lainnya. Range frekuensi yang overlap dengan range
frekuensi lainnya akan menyebabkan kesalahan dalam pengiriman data.
Contoh penerapan FDM adalah pada DSL yang menggunakan beberapa
frekuensi berbeda antara frekuensi suara, serta frekuensi transmisi data
upstream dan downstream dalam satu media yang sama.
41
Gambar 2.15 Frequency Division Multiplexing
2.5.2 Synchronous Time-Division Multiplexing (TDM)
Time Division Multiplexing (TDM) (William Stallings, 2000)
adalah suatu metode multipleksing dengan cara mengirimkan beberapa
aliran data melalui sub-sub kanal pada satu kanal komunikasi yang sama
secara bergantian berdasarkan timeslot yang sudah ditentukan. Beberapa
contoh sirkuit pada jaringan TDM adalah:
- T1
T1 adalah nama format transmisi digital dengan 24 kanal suara
digital berkecepatan 1.5 Mbps. T1 merupakan standar yang dipakai di
Amerika.
- E1 adalah nama format transmsi digital dengan 32 kanal suara digital
berkecepatan 2.048 Mbps. E1 merupakan standar yang dipakai di
Eropa dan Indonesia.
42
- T3/E3 (45 Mbps)
T3/E3 adalah nama format transmsi digital dengan 672 kanal suara
digital berkecepatan 45 Mbps.
Jaringan TDM merupakan jaringan yang berkembang sehingga
infrastruktur yang dimiliki sudah sangat luas.
Gambar 2.16 Time Division Multiplexing
2.5.3 Statistical Time-Division Multiplexing
Statistical Time-Division Multiplexing (William Stallings, 2000)
merupakan pengembangan dari Synchronous Time-Division Multiplexing.
Pada Synchronous Time-Division Multiplexing terdapat slot-slot kosong
yang dikirim, karena tidak semua terminal mengirimkan data pada saat
yang sama. Hal ini menyebabkan data rate output lebih rendah dari
penjumlahan seluruh data rate semua terminal. Statistical Time-Division
Multiplexing tidak mengirimkan slot kosong jika terdapat data dari user
43
lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara scanning buffer pada sisi
pengirim, mengumpulkan data sampai frame penuh kemudian
mengirimkan frame tersebut.
Gambar 2.17 perbedaan antara Synchronous Time-Division Multiplexing
dengan Statistical Time-Division Multiplexing