bab 2 landasan teori 2.1 evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00347- jp...

21
8 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi pendidikan adalah pada aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan proses tersebut adalah evaluasi. Penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non-formal, pada umumnya berkewajiban memberikan informasi dan pertanggungjawaban kepada anak didiknya secara khusus dan kepada publik secara umum, mengenai berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan serta hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan berlangsung. Informasi ini bukan hanya dapat meningkatkan kepercayaan terhadap penyelenggara pendidikan tersebut tetapi juga dapat dijadikan acuan dasar untuk melakukan pengembangan dalam berbagai bidang. Informasi semacam inilah yang dapat disusun melalui suatu proses yang disebut dengan evaluasi. 2.3.1 Pengertian Evaluasi Dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang terjadi di sekolah, khususnya di kelas, pengajar merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Melalui evaluasi pendidikan inilah seorang pengajar menjalankan tugasnya untuk mengukur penguasaan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh oleh siswanya agar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Upload: phamdat

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

8

Bab 2

Landasan Teori

2.1 Evaluasi

Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam

penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi pendidikan adalah pada

aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen

yang turut menentukan keberhasilan proses tersebut adalah evaluasi.

Penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non-formal, pada umumnya

berkewajiban memberikan informasi dan pertanggungjawaban kepada anak didiknya

secara khusus dan kepada publik secara umum, mengenai berbagai aspek yang

terkait dengan pelaksanaan serta hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan

berlangsung. Informasi ini bukan hanya dapat meningkatkan kepercayaan terhadap

penyelenggara pendidikan tersebut tetapi juga dapat dijadikan acuan dasar untuk

melakukan pengembangan dalam berbagai bidang. Informasi semacam inilah yang

dapat disusun melalui suatu proses yang disebut dengan evaluasi.

2.3.1 Pengertian Evaluasi

Dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang terjadi di sekolah, khususnya di

kelas, pengajar merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil yang

diperoleh dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Melalui evaluasi pendidikan inilah

seorang pengajar menjalankan tugasnya untuk mengukur penguasaan ilmu yang telah

dipelajari dan diperoleh oleh siswanya agar sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Page 2: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

9

Yatagai, dkk (2000:119) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi

pendidikan adalah sebagai berikut:

教育評価というのは教育目標に照らして生徒が望ましい成果をあげて

いるかどうかを判定することといえる。いいかえれば教育目標がいか

に達成されたかを測定し、その測定されたものの値打ちを確かめるこ

とである。

Terjemahannya:

Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses untuk menentukan apakah siswa memperoleh hasil yang diinginkan atau tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa bukan sekedar mengukur pencapaian tujuan pendidikan, akan tetapi lebih kepada memastikan nilai dari evaluasi tersebut.

Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Grondlund dalam Purwanto (2006:3),

yang merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk

menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran

telah dicapai siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Lebih lanjut evaluasi

pendidikan menurut Wrighstone sejatinya adalah penaksiran terhadap pertumbuhan

dan kemajuan pemelajar ke arah tujuan dan nilai-nilai dalam kurikulum yang telah

ditetapkan dan dirumuskan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan (Djaali dan

Muljono, 2007:1).

2.3.2 Tujuan Evaluasi

Tugas yang harus dilaksanakan pertama kali dalam langkah perencanaan evaluasi

adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dicapai dalam suatu proses

pendidikan. Secara mendalam dan mendetail, Djiwandono (2006:399)

mengemukakan lima tujuan utama dari kegiatan evaluasi pendidikan, yaitu

Page 3: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

10

1. Sebagai perangsang atau dorongan

Salah satu kegunaan evaluasi adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha

melakukan yang terbaik dengan memberikan angka tinggi, hadiah, bintang kelas

sebagai hadiah atas usaha dan kerja kerasnya.

2. Umpan balik bagi siswa

Penilaian dalam evaluasi yang tetap dan teratur akan memberikan gambaran

tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Informasi yang diperoleh berdasarkan

hasil evaluasi ini akan membantu siswa memperbaiki kelemahan mereka untuk

lebih sukses pada kesempatan yang akan datang.

3. Umpan balik bagi guru

Dengan pengetahuan dari evaluasi terhadap siswanya ini, seorang guru akan

mengetahui keberhasilan atau kegagalannya dalam memberikan pelajaran

kepada siswa. Pengetahuan akan kegagalan akan memberikan tantangan untuk

memperbaiki, dapat dengan mengubah metode mengajarnya atau mengubah

sistematika bahan ajarnya, ataupun mengubah sikapnya.

4. Umpan balik bagi orang tua

Evaluasi sekolah dalam bentuk buku rapor akan disimpan orang tua sebagai

laporan tentang kegiatan anaknya selama di sekolah. Apabila nilai anaknya jatuh,

orang tua akan mengetahui penyebabnya sehingga dapat membantu siswa untuk

kembali belajar lebih giat lagi. Reinforcement atau penghargaan dari orang tua

terhadap prestasi membanggakan anaknya sangatlah dibutuhkan untuk

meningkatkan motivasi belajar anak. Oleh karena itu, antara orang tua dan guru

haruslah terjalin hubungan kerja sama dalam upaya meningkatkan prestasi siswa.

Page 4: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

11

5. Informasi untuk seleksi

Untuk naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seorang siswa diwajibkan

mengikuti seleksi dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Melalui

hasil evaluasi selama proses pembelajaran, sekolah dapat membantu

memberikan penilaian yang seobjektif mungkin dalam menempatkan

kemampuan siswa, sesuai atau tidak dengan persyaratan yang telah ditetapkan

2.3.3 Teknik Evaluasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berikutnya akan disingkat menjadi

KBBI (2002:1158), pengertian dari istilah teknik dijabarkan sebagai metode atau

sistem yang digunakan dalam pengerjaan suatu proses kegiatan. Sebagai persiapan

untuk menjalankan proses evaluasi dalam kegiatan pembelajaran, perlu disusun

instrumen teknik pengukuran evaluasi yang akan dipergunakan. Penyusunan

instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa

terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Arikunto (2009:26) merumuskan teknik

pengukuran evaluasi ke dalam dua instrumen, yaitu teknik non-tes dan teknik tes.

1. Teknik non-tes

Evaluasi dengan mengacu pada teknik non-tes merupakan prosedur atau langkah-

langkah yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat,

sifat, dan kepribadian. Secara lebih jelas, Warwanto (2009:74) menyimpulkan

teknik non-tes yaitu pengukuran yang dilakukan dengan mengamati segala tingkah

laku yang dilakukan anak didik secara konkret dari segi penerimaan, partisipasi

dan penentuan sikap. Yang tergolong teknik non-tes adalah:

Page 5: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

12

a. Skala bertingkat (rating scale)

b. Kuesioner (questionair)

c. Daftar cocok (check list)

d. Wawancara (interview)

e. Pengamatan (observation)

f. Riwayat hidup

2. Teknik tes

Webster’s Collegiate dalam Arikunto (2009:32) mendefinisikan tes sebagai

sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok responden. Pengertian tes pun lebih dipersempit lagi

dengan menyederhanakan definisi tersebut menjadi “Tes adalah penilaian yang

komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program”

(Arikunto, 2009:33).

2.3.4 Bentuk Tes Evaluasi

Dalam hal ini, Arikunto (2009:162) membedakan tes ke dalam dua bentuk, yaitu

sebagai berikut:

1. Tes Subjektif「主観的テスト」

Shukanteki tesuto pada umumnya berbentuk esai (uraian). Soal bentuk esai ini

dimasukkan ke dalam kategori tes subjektif dikarenakan cara pemeriksaannya

banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dan membutuhkan

pertimbangan individual dari penilainya. Tes berbentuk soal esai adalah sejenis

tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau

Page 6: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

13

uraian kata-kata, yang akan mendorong siswa untuk berani mengemukakan

pendapatnya serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan

maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

2. Tes Objektif「客観的テスト」

Kyakkanteki tesuto adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan

secara objektif, tidak berdasarkan pada keputusan atau pertimbangan pribadi

penilai. Berbeda dengan tes subjektif yang masing-masing butir soalnya tidak

hanya dapat dijawab benar atau salah penuh melainkan juga dapat dijawab

setengah benar atau seperempat benar, tes objektif merupakan tes yang setiap

butirnya hanya dapat dijawab benar penuh atau salah penuh (Djaali dan Muljono,

2007:102).

Menurut Arikunto (2009:165) terdapat empat macam tes objektif, yaitu tes

dengan bentuk soal benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan bentuk

jawaban singkat atau isian. Akan tetapi dalam penelitian skripsi kali ini, penulis

akan menambahkan dua macam tes objektif lainnya yang akan digunakan

sebagai bentuk soal dalam proses evaluasi untuk kelas penelitian ini, yakni

menyusun kalimat dan tes dalam bentuk membenarkan (Hoshino, 2006:168).

1) Soal Betul-Salah「真偽法」

Di dalam bahasa Jepang, shingihou terkadang dikenal pula dengan sebutan

seigohou atau maru-batsu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, shingihou

biasa disebut model betul-salah (B-S). Soal-soal yang terdapat dalam tes ini,

biasanya berupa pernyataan-pernyataan, ada yang benar dan adapula

pernyataan yang salah. Siswa bertugas untuk menjawab soal tersebut dengan

Page 7: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

14

cara menentukan betul (B) atau salah (S), kemudian menandai masing-masing

pernyataan itu melingkari atau menuliskan huruf B bila pernyataannya betul

menurut pendapatnya dan melingkari atau menuliskan huruf S bila dianggap

salah. Berbeda dengan Jepang, disana huruf B dan S diganti dengan

membubuhkan bentuk maru (○) apabila benar dan batsu (×) jika salah, ke

dalam ruang jawaban yang telah disediakan.

2) Soal Pilihan Ganda「多肢選択法」

Tashisentakuhou atau pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau

pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk

melengkapinya disediakan beberapa buah alternatif jawaban. Bagian dari soal

tes ini terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban

atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu

jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

3) Soal Menjodohkan「組み合わせ法」

Model soal kumiawasehou ini dilakukan dengan cara menggabungkan atau

mencocokkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang berhubungan antara

kolom-kolom pertama yang berisi pertanyaan atau masalah yang harus

dijawab dengan kolom kedua yang berisi pilihan jawaban-jawabannya. Jumlah

kata atau ungkapan yang ada di kolom pertama tidak harus selalu sama dengan

kata atau ungkapan yang ada di kolom kedua. Salah satu pihak mungkin saja

lebih banyak atau lebih sedikit. Tugas para siswa adalah mencari dan

menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan

pertanyaannya. Cara mengerjakannya biasanya dilakukan dengan cara

menghubungkan kata-kata yang berhubungan dengan garis, tetapi terutama

Page 8: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

15

bila pilihannya banyak, bisa juga dilakukan dengan cara mengisi pada tanda

kurung yang kosong.

4) Soal Isian「完成法」

Sesuai dengan namanya, soal jenis kanseihou ini disajikan dalam bentuk

kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Untuk itu siswa diwajibkan mengerjakan

soal dengan cara menyelesaikan kalimat atau melengkapi bagian-bagian

kosong yang telah disediakan pada soal tes tersebut.

5) Soal Menyusun Kalimat「配列法」

Tes dengan model soal hairetsuhou biasanya berbentuk susunan kata-kata

yang tidak beraturan. Dengan bentuk soal ini, siswa diharapkan dapat

menyusun kembali kata-kata tersebut dengan urutan gramatikal yang benar

sehingga membentuk kalimat yang bermakna. Semakin banyak jumlah item

yang menyusun kalimat tersebut, maka kesulitan yang dihadapi pun akan

semakin meningkat.

6) Soal Membenarkan「訂正法」

Model soal teiseihou biasanya dilakukan untuk menguji kejelian siswa dalam

menemukan kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat sekaligus untuk

menguji keterampilan siswa dalam memperbaiki kesalahan tersebut. Jenis tes

seperti ini bisa juga dibuat dengan cara menentukan kesalahannya sehingga

siswa tinggal memperbaikinya.

Page 9: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

16

2.2 Teori Stimulus - Respon

Perilaku setiap umat manusia tunduk pada hubungan sebab-akibat, segala sesuatu

yang terjadi dalam kehidupan manusia berasal dari sebuah penyebab dan berakhir

pada sebuah akibat. Hubungan sebab-akibat ini dalam teori belajar behavioristik

dirumuskan dalam bentuk stimulus-respon. Bastable (2002:34) menyebutkan bahwa

para ahli behavioristik memandang proses belajar mengajar sebagai sebuah

perubahan tingkah laku, hasil dari proses interaksi yang terjadi antara sistem stimulus

dan respon.

Menurut Teori Stimulus-Respon atau biasa disebut pula dengan istilah Teori

Asosiasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike dalam

Djiwandono (2006:126), belajar merupakan peristiwa terbentuknya hubungan atau

koneksi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon. Stimulus

adalah segala sesuatu yang berasal dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda

untuk mengaktifkan organisme agar mampu melakukan aksi atau berbuat, dalam

konteksnya dengan proses belajar mengajar stimulus berarti segala sesuatu yang

diberikan oleh seorang guru dalam upaya agar siswa memberikan umpan balik sesuai

dengan yang diharapkan. Sedangkan respon adalah segala sesuatu reaksi yang

asalnya dari lingkungan internal seorang siswa atau diri sendiri yang dimunculkan

karena adanya perangsang, dalam hal ini stimulus itu sendiri (Pradiansyah, 2010:17).

Para pengajar yang menggunakan kerangka Teori Stimulus-Respon ini

memandang pemelajar sebagai anggota yang pasif, butuh motivasi dari luar, dan

dipengaruhi oleh stimulus berupa reinforcement atau penguatan. Karena itu para

pendidik mengembangkan suatu stimulus yang terstruktur baik dan menentukan

bagaimana siswa harus dimotivasi, dirangsang, serta dievaluasi. Kemudian kemajuan

Page 10: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

17

siswa tersebut akan diukur melalui proses evaluasi dengan hasil yang dapat diamati

(Suparno, 1997:58).

2.2.1 Strategi Menjawab Soal

Berbagai hal dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan materi penguat kepada

siswanya sebelum menghadapi proses evaluasi tersebut, salah satunya adalah dengan

memberikan stimulus berupa penyampaian mengenai strategi-strategi yang dapat

digunakan untuk menjawab soal-soal evaluasi.

Berikut adalah stimulus berupa strategi menjawab sesuai dengan masing-masing

ragam soal evaluasi objektif yang dimaksud (Hartman & Stewart, 2005:97), (Allen,

2002).

a. Shingihou「真偽法」

1. Baca pernyataan dengan teliti dan seksama.

2. Perhatikan susunan gramatikal dalam pernyataan tersebut, apakah sudah

sesuai dengan aturan gramatikal bahasa.

3. Perhatikan setiap partikel, apakah penggunaan partikel dan penempatannya

sudah benar.

4. Perhatikan verba yang terdapat dalam pernyataan tersebut, bila mengalami

perubahan bentuk, apakah perubahan tersebut sesuai dan sudah mengikuti

aturan untuk setiap golongan verba.

5. Cobalah untuk mengartikan pernyataan tersebut dan pastikan kalimat

pernyataan tersebut sinkron dan masuk akal.

6. Ingat bahwa jika ada bagian dari pernyataan yang salah, maka seluruh

pernyataan dapat dipastikan salah.

Page 11: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

18

b. Tashisentakuhou「多肢選択法」

1. Baca kalimat pernyataan dengan seksama dan kemudian baca setiap pilihan

yang telah diberikan.

2. Praktekkan proses eliminasi. Cari pilihan mulai dari yang Anda yakin bahwa

itu bukanlah jawabannya, kemudian hilangkan atau coret satu persatu.

3. Jika mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, cobalah untuk membaca

kalimat pernyataan dalam soal tersebut dengan pilihan jawaban, satu per satu.

Pada umumnya, jawaban yang dimaksud akan terasa enak didengar dan tidak

terasa aneh pada saat diucapkan.

4. Setelah membuat keputusan, bacalah kembali pernyataan dalam soal tersebut,

beserta jawaban yang telah dipilih. Pastikan kalimat sudah masuk akal dan

tata bahasanya sudah benar.

Kiat khusus untuk siswa yang tidak menyukai tes pilihan ganda: Ganti pertanyaan

ke dalam bentuk isian. Lakukan cara ini dengan menutup semua pilihan yang

diberikan. Kemudian bacalah pertanyaan dan tulis jawaban Anda di atas kertas. Bila

Anda telah melakukan itu, bukalah pilihan yang ada untuk melihat apakah jawaban

yang Anda tulis tadi ada di salah satu pilihan tersebut. (Tips ini akan sangat

membantu bagi siswa yang mengalami kekhawatiran ketika mereka melihat pilihan

sebelum memutuskan jawaban.)

c. Kumiawasehou「組み合わせ法」

1. Baca setiap kolom sebelum menjawab.

2. Tentukan apakah item dalam setiap kolom berjumlah sama. Apabila dalam

kolom jawaban terdapat pilihan yang lebih banyak dari pertanyaan, maka

Anda akan memiliki beberapa pilihan jawaban yang tersisa.

Page 12: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

19

3. Tentukan apakah Anda dapat menggunakan jawaban hanya sekali atau lebih

dari sekali.

4. Pertama jawablah sesuai dengan pernyataan yang Anda yakin akan

jawabannya.

5. Jika Anda tidak akan menggunakan jawaban tersebut lebih dari sekali,

hilangkan atau beri tanda pada jawaban yang telah digunakan.

6. Lakukan proses eliminasi untuk jawaban yang Anda sudah tahu.

7. Cobalah untuk mengerti situasi yang terdapat pada kalimat dalam soal,

kemudian hubungkan dengan pilihan yang telah disediakan, pasangan yang

cocok akan memiliki keterkaitan satu sama lain.

8. Akan tetapi jika Anda tidak mampu untuk mengartikan keseluruhan situasi

dalam kalimat tersebut, cari satu kata yang Anda kenal dan tahu artinya,

kemudian cocokkan dengan pilihan yang ada, satu kata tersebut dapat

membantu Anda dalam menemukan jawabannya.

9. Apabila dalam satu soal Anda menemukan dua kemungkinan jawaban,

jangan dulu dijawab, lanjutkan ke soal berikutnya. Pasti Anda akan

menemukan soal lain yang memiliki keterkaitan lebih dengan salah satu dari

kemungkinan jawaban tadi, sehingga dapat dipastikan pilihan yang satu lagi

merupakan jawaban dari soal tersebut.

d. Kanseihou「完成法」

1. Bacalah seluruh pernyataan dengan hati-hati sehingga Anda jelas apa yang

harus Anda jawab dalam bagian yang telah dikosongkan.

2. Jangan pernah berasumsi bahwa panjang dari bagian yang telah dikosongkan

ada hubungannya dengan panjang dari jawabannya.

3. Perhatikan kata yang berada di depan bagian yang kosong.

Page 13: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

20

4. Carilah kata-kata kunci dalam kalimat yang mungkin akan memberikan

petunjuk.

5. Berhati-hatilah pada perubahan verba.

e. Hairetsuhou「配列法」

1. Baca setiap pilihan kata yang diberikan.

2. Dari setiap pilihan tersebut, tentukanlah subjek, objek, predikat.

3. Perhatikan struktur gramatikalnya, dalam bahasa Jepang verba utama harus

ditempatkan pada akhir kalimat. Secara umum, subjek harus diletakkan

sebelum objek (ada pengecualian khusus untuk ini ketika sedang menekankan

objek). Struktur gramatikal dalam bahasa Jepang adalah SOP, jangan sampai

terbalik dengan bahasa Indonesia, SPO.

4. Urutkan pilihan kata tersebut sesuai dengan urutan gramatikal yang benar

sesuai dengan aturan berbahasa.

5. Jangan lupa untuk memperhatikan partikel yang melekat, baik pada subjek,

objek, maupun predikat.

f. Teiseihou「訂正法」

1. Bacalah kalimat dengan seksama dan coba untuk memahami makna dan arti

yang lebih luas dari kata-kata yang harus disesuaikan atau dibenarkan.

2. Ucapkan kalimat tersebut dengan nada sedikit keras tanpa terlalu terdengar

oleh orang lain atau dapat pula diucapkan dalam hati. Apabila kemampuan

bahasa Anda sudah terbilang cukup baik dalam mengikuti aturan tata bahasa,

maka bagian-bagian dalam kalimat yang salah memang akan terdengar aneh.

3. Periksa dan analisis kesalahan tersebut, apakah terdapat kesalahan gramatikal

dari kalimat tersebut.

Page 14: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

21

4. Apabila kesalahan sudah ditentukan atau diberikan dalam soal, maka Anda

akan lebih mudah untuk menjawabnya, Anda tinggal membenarkannya sesuai

dengan perintah atau sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dari

kalimat pernyataan tersebut.

5. Jangan lupa untuk memeriksa kembali kalimat, apakah sudah jelas dan logis.

2.3 Verba

Terdapat beberapa perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang.

Salah satu yang paling menonjol bila dilihat dari struktur pola kalimatnya, bahasa

Indonesia memiliki struktur SPO (subjek-predikat-objek) sedangkan bahasa Jepang

SOP (subjek-objek-predikat). Melihat perbedaan tersebut, pada umumnya verba atau

kata kerja mendapat tempat paling akhir dalam sebuah kalimat berbahasa Jepang.

Dalam bahasa Jepang, kata kerja dikenal dengan istilah doushi. Masuoka (1990:13)

mendefinisikan doushi sebagai berikut, 「動詞の基本的な性格は、単独で述語の

働きをし、文中での働きの違いに応じて活用することである」. Artinya, kata

kerja memiliki sifat dasar yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai kegunaan

yang berbeda dalam suatu kalimat.

2.4.1 Jenis-Jenis Verba

Verba dapat terbagi menjadi beberapa jenis apabila dilihat dari titik tinjauannya,

namun dalam bukunya, Masuoka membagi jenis-jenis verba yang dianggap penting

ke dalam tiga jenis, yaitu doutaidoushi-joutaidoushi, jidoushi-tadoushi, dan

ishidoushi-muishidoushi (Masuoka, 1990:13).

Page 15: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

22

1. Doutaidoushi - Joutaidoushi

Doutaidoushi merupakan verba yang menunjukkan suatu gerakan, contohnya

seperti aruku 「歩く」, taoreru 「倒れる」, taosu 「倒す」, hanasu 「話す」.

Sebaliknya verba yang menunjukkan suatu keadaan disebut joutaidoushi,

yang di dalamnya terdapat: 1) kata aru「ある」 , iru「いる」 yang

menunjukkan kepemilikan atau kepunyaan; 2) kata dekiru「できる」yang

menunjukkan arti potensial atau kemampuan; 3) kata iru「要る」yang

menunjukkan sebuah kepentingan; dan 4) kata kotonaru 「異なる」, chigau

「違う」 yang menunjukkan suatu pendapat, dan sebagainya.

2. Jidoushi - Tadoushi

Doutaidoushi dibedakan lagi menjadi jidoushi dan tadoushi. Disebut tadoushi

apabila verba tersebut menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas,

terdapat sebuah benda atau orang yang dijadikan objek suatu aktivitas atau

pekerjaan, yang memiliki struktur 「名詞+を」. Sedangkan jidoushi adalah

verba yang digunakan bila subjek aktif melakukan aktifitas, memiliki struktur

「名詞+が」. Untuk lebih memperjelas perbedaan jidoushi dan tadoushi,

dapat melihat bagan di bawah ini.

Tabel 2.3.1 Jidoushi dan Tadoushi

Jidoushi Tadoushi

車が止まる

Mobil berhenti 車を止める

Menghentikan mobil

輪が回る

Lingkaran berputar 輪が回す

Memutar lingkaran

Page 16: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

23

Sumber : Masuoka (1990:14)

3. Ishidoushi - Muishidoushi

Ishidoushi merupakan verba yang menunjukkan kegiatan karena kemauan

seseorang, misalnya kata aruku 「歩く」, yomu 「読む」, kangaeru 「考える」,

dan sebagainya. Sebaliknya muishidoushi adalah verba yang dilakukan tidak

berdasarkan kemauan seseorang, seperti kata taoreru 「倒れる」, oiru「老い

る」, ushinau 「失う」, dan lain sebagainya.

2.4.2 Konjugasi Verba

Dalam penyatuannya menjadi sebuah kalimat yang utuh, verba bahasa Jepang

mengalami kojugasi atau perubahan bentuk yang biasa disebut dengan katsuyoukei.

Setiap perubahan tersebut akan memberikan makna yang berbeda-beda. Terdapat

berbagai macam katsuyoukei, namun dalam skripsi ini hanya akan dijelaskan

perubahan verba ke dalam bentuk ーて, hal ini dikarenakan dalam proses penelitian,

yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran hanyalah perubahan bentuk ーて

dan beberapa bentuk pengaplikasiannya dalam kalimat percakapan sehari-hari.

人が集まる

Orang berkumpul 人が集める

Mengumpulkan orang

木が倒れる

Pohon tumbang 木が倒れる

Menumbangkan pohon

Page 17: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

24

Menurut konjugasinya, verba terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu:

Tabel 2.3.2 Golongan Verba

Golongan Penjelasan Kolom Bunyi

Contoh

I Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い , termasuk penambahan ten-ten ( ゛) dan maru ( °)

い, き, し,ち, に, ひ,み, り

かきます menulis

のみます minum

II Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom え , termasuk penambahan ten-ten ( ゛) dan maru ( °)

え, け, せ, て, ね, へ め, れ

たべます makan

ねます tidur

III Verba kelompok ini adalah します dan Kata Benda yang menunjukkan kegiatan + します. Juga termasuk き

ます.

きます datang

勉強します belajar

Sumber : Tanaka (2006:94)

Akan tetapi pada verba golongan II terdapat sejumlah pengecualian. Ada beberapa

verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い, tetapi

dimasukkan ke dalam kelompok verba golongan II, yaitu みます (melihat), おきま

す (bangun), かります (meminjam), あびます (mandi), います(ada untuk orang),

きます (memakai), dan lain sebagainya.

2.4.3 Verba Bentuk ーて

Bentuk verba yang berakhiran て atau で disebut dengan bentuk ーて. Cara

mengubah verba bentuk ーて adalah tergantung pada kelompok verbanya masing-

Page 18: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

25

masing. Berikut adalah cara perubahan verba setiap golongan, dari verba bentuk ー

ます menjadi verba dalam bentuk ーて.

1) Godan Doushi (Verba Golongan I)

Contoh:

あいます ― あって よびます ― よんで かきます ― かいて

まちます ― まって のみます ― のんで いそぎます ― いそいで

とります ― とって しにます ― しんで けします ― けして

Pengecualian : いきます ― いって

2) Ichidan Doushi (Verba Golongan II)

Contoh: たべます ― たべて

つけます ― つけて

Pengecualian: みます ― みて おきます ― おきて

きます ― きて かります ― かりて

います ― いて あびます ― あびて

3) Henkaku Doushi (Verba Golongan III)

き いて

ぎ いで

し して

ち って

み んで

~ [え] ます ~ [え] て

Page 19: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

26

Contoh : きます ― きて

します ― して

2.4.4 Pola Kalimat Verba Bentuk ーて

Pengaplikasian konjugasi verba menjadi bentuk ーて dalam sebuah kalimat

berbahasa Jepang, memiliki beraneka ragam fungsi. Akan tetapi sehubungan dengan

materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, maka yang akan

dijelaskan hanyalah penggunaan verba bentuk ーて dalam beberapa pola kalimat.

Berikut adalah penjelasan dari beberapa pola kalimat tersebut.

1. Pola kalimat ーてください

Pola ini dipakai pada waktu memohon, memerintahkan, mempersilahkan

lawan bicara melakukan sesuatu. Ketika digunakan untuk memerintahkan,

pola ini tidak dipakai kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi atau

lebih tua daripada si pembicara.

Contoh:

この荷物を持ってください。 memohon

Tolong bawakan barang ini.

レポートを書いてください。 memerintahkan

Tolong tulis laporan.

~ します ~ して

Page 20: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

27

どうぞたくさん食べてください。 mempersilahkan

Silahkan makan yang banyak.

2. Pola kalimat ーています

a. Menunjukkan kegiatan yang sedang berlangsung.

Contoh: 先生は日本語を教えています。

Guru sedang mengajar Bahasa Jepang.

b. Menunjukkan suatu keadaan yang sudah terjadi dan hasilnya masih

berlangsung sampai saat ini.

Contoh: わたしは東京に住んでいます。

Saya tinggal di Tokyo. (sampai saat ini masih tinggal di Tokyo)

c. Menunjukkan keadaan suatu perbuatan yang sama berlangsung berulang-

ulang untuk waktu yang lama.

Contoh: 学校で勉強しています。

Saya belajar di sekolah. (setiap hari ke sekolah untuk belajar)

3. Pola kalimat ーてもいいです

Ini adalah ungkapan yang menunjukkan pemberian izin.

Contoh: 傘をかりてもいいです。

Anda boleh meminjam payung.

Page 21: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00347- JP Bab 2.pdf · Bab 2 Landasan Teori 2.1 ... 2.3.2 Tujuan Evaluasi Tugas yang harus

28

Kalau menjadi kalimat pertanyaan, maka menjadi ungkapan untuk meminta

izin.

Contoh: そのカタログをとってもいいですか。

Bolehkah saya mengambil katalog itu?

4. Pola kalimat ーてはいけません

Ungkapan ini menunjukkan arti larangan.

Contoh: クラスで電話をかけてはいけません。

Tidak boleh menelepon di kelas.

5. Pola kalimat ーて、ーて、ーます

Pola kalimat ini menunjukkan urutan beberapa aktivitas. Apabila dua atau lebih

perbuatan berlangsung berturut-turut, maka perbuatan itu dijajarkan menurut urutan

terjadinya.

Contoh: 毎朝起きて、ミルクを飲んで、本を読みます。

Setiap pagi saya bangun, minum susu, kemudian baca buku.

6. Pola kalimat ーてから

Pola kalimat ini menunjukkan bahwa setelah kegiatan yang ditunjukkan oleh

Verba1 selesai, segera disusul kegiatan dari Verba2.

Contoh: 今朝新聞を読んでから、手紙を書きました。

Tadi pagi setelah membaca koran, saya menulis surat.