evaluasi pembelajaran skor 2

21

Click here to load reader

Upload: nur-aliyudin

Post on 10-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Evaluasi Pebelajaran

TRANSCRIPT

EVALUASI PEMBELAJARAN

SKOR dan PENILAIAN

Disusun Oleh :

Nama

: Nur Aliyudin

No. Reg: (5115125368)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul Skor dan penilaian. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Distribusi Tenaga Listrik Program Studi Pend. Teknik Elektro di Universitas Negeri Jakarta.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik materi, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Soeprijanto, M. Pd selaku dosen mata kuliah evaluasi pembelajaran

2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu kelancaran penyelesaian makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk selalu dapat berbuat baik bagi semua, dan semoga penulisan makalah ini dapat menjadi persembahan yang membawa manfaat baik bagi penulis secara khusus maupun masyarakat secara umum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu demi kesempurnaan dari makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.

Jakarta, 15 Desember 2014

PenulisBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendidik adalah tugas utama seorang Guru, di dalam mendidik terdapat kriteria-kriteria tertentu dalam menentukan apakah siswa atau siswi yang didik tersebut berhasil dalam mencapai kompetensi mata pelajaran yang di pelajari . Dalam menentukan keberhasilan tersebut guru harus bisa memberi penskoran dan penilaian yang adil dan obyektif kepada siswa dan siswinya .

Sama halnya seperti seorang ilmuwan , jika seorang ilmuwan melakukan berbagai eksperimen di dalam laboratorium maka guru pun melakukan hal yang sama, hanya saja yang menjadi penelitian untuk seorang guru adalah anak-anak bangsa yang wajib di cerdaskan secara intelektual dan moral yang baik.

Dalam mencerdasakan anak-anak bangsa , guru harus pandai menentukan teknik-teknik dalam sistem pemberian skor untuk menilai sejauh mana keberhasilan siswa dan siswi dalam mengikuti pelajaran. Hasil-hasil tersebut menjadi tolak ukur bagaimana siswa dan siswi memahami materi pelajaran yang di ajarkan. Dalam memberikan penilaian pun seorang guru harus memahami apa saja yang menjadi acuan dan prinsip-prinsip dalam memberikan penilaian secara obyektif kepada siswa dan siswi .

Makalah ini dibuat sebagai bentuk untuk memahami penguasaan konsep terhadap materi perkuliahan terkait dengan sistem pemberian skor yang harus dikuasai oleh mahasiswa sebagai seorang calon pendidik.1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat diambil perumusan permasalahanya:

1. Apakah pengertian Skor dan nilai?2. Bagaimana memberi skor dalam beberapa bentuk tes?3. Apa acuan Penilaian?4. Bagaimana skala Penilaian?1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Memahami pengertian Skor dan nilai.2. Memahami memberi skor dalam beberapa bentuk tes.3. Mengetahui acuan Penilaian.4. Mengetahui skala Penilaian.BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Skor dan nilai

Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes pekerjaan siswa. Penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi).

Angka-angka hasil penskoran tersebut kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu. Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka, seperti angka dengan rentangan 0-10, 0-100, atau 0-4, dan ada pula yang dengan huruf A, B, C, D, dan E. Yang terjadi selama ini, banyak diantara para guru yang masih mencampuradukkan antara 2 pengertian yaitu skor dan nilai.

1) Skor : Hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.2) Nilai : Angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.

Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal, misalnya sesudah memperoleh skor ulangan harian atau untuk skor gabungan dari beberapa ulangan dalam rangka memperoleh nilai akhir untuk rapor.

Secara rinci skor dapat dibedakan atas tiga macam,yaitu skor yang diperoleh, skor sebenarnya, dan skor kesalahan. Kelemahan butir tes, situasi yang tidak mendukung, kecemasan, dan lain-lain faktor dapat berakibat terhadap skor yang diperoleh.

Skor sebenarnya sering juga disebut dengan skor univers skor alam, adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan individu berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki secara tetap.

Perbedaan skor yang diperoleh dan skor yang sebenarnya, disebut dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor. Hubungan antara ketiga macam skor tersebut adalah sebagai berikut :

Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor kesalahanCara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal-soal tes yang yang dipergunakan, apakah tes objektif atau tes essay. Untuk soal-soal objektif biasanya setiap jawaban benar di beri skor 1 (satu) dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 (nol); total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal. Untuk soal-soal essay dalam penskorannya biasanya digunakan cara member bobot kepada setiap soal menurut tingkat kesukarannya atau banyak-sedikitnya unsure yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik. Misalnya: untuk soal nomor 1 diberi skor maksimum 4, untuk soal nomor 3 diberi skor maksimum 6, untuk soal nomor 5 skor maksimum 10, dan seterusnya.

Di lembaga-lembaga pendidikan kita, masih banyak pengajaran yang melakukan penskoran soal-soal essay, tanpa pembobotan; setiap soal diberi skor yang sama meskipun sebenarnya tingkat kesukaran soal-soal dalam tes yang disusunnya itu tidak sama.

Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, terutama dalam penilaian soal-soal essay, proses penskoran dan penilaian biasanya tidak dibedakan satu sama lain; pekerjaan siswa langsung diberi nilai, jadi bukan di skor terlebih dahulu. Oleh karena itu, hal ini sering kali menimbulkan terjadinya halo effect, yang berarti dalam penilaiannya itu diikutsertakan pula unsure-unsur yang irelevan seperti kerapian dan ketidakrapian tulisan, gaya bahasa, atau panjang-pendeknya jawaban sehingga cenderung menghasilkan penilaian yang kurang andal. Hasil penilaian jadi kurang objektif. Jika tes yang berbentuk soal-soal essay tersebut dinilai oleh lebih dari satu orang, sering kali terjadi perbedaan-perbedaan di antara penilai, bukan juga hasil penilaian seorang penilai sering kali berbeda terhadap jawaban-jawaban yang sama dari soal tertentu. Kesalahan seperti ini tidak akan selalu terjadi jika dalam pelaksanaannya diadakan pemisahan antara proses penskoran dan penilaian.2.2 Memberi skor dalam beberapa bentuk tes:a) Tes bentuk multiple choiceTes bentuk tipe pilihan pada prinsipnya bervariasi dari yang sederhana misalnya jawaban dua alternative betul salah, tes menjodohkan, sampai pada pilihan ganda yang dapat digunakan untuk dapat mengukur hasil belajar kompleks

b) Tes bentuk short answer testAdalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek.c) Tes bentuk essayMenyusun sebuah tes uraian sebaiknya menentukan terlebih dahulu pokok- pokok jawaban yang kita kehendaki dengan demikian maka akan mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.

d) TugasTolok ukurnya adalah :

Ketepatan waktu penyerahan tugas

Bentuk fisik pengerjakan tugas

Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran

Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi

Mutu hasil tugas2.2.1 Langkah-langkah Menskor secara umum:a.Menyusun suatu jawaban model sebagai kunci jawaban yang memenuhi syarat sebagai jawaban yang baik (benar, relevan, lengkap, berstruktur, dan Jelas).

b. Setiap item bisa berbeda bobot. Perbedaan bobot bisa berdasar pada jenis bahan (bahan perangsang, bahan inti, bahan penting, dan kurang penting), teksonomi (pengetahuan, pemahaman, evaluasi, dll).

c.Membaca beberapa jawaban dari peserta didik yang kurang pandai dan yang pandai. Hal ini dapat dipakai untuk memperoleh gambaran umum tentang kualitas dari jawaban dari para peserta didik atau mengecek apakah kunci jawaban cukup realistik.

d. Sebaiknya masing-masing nomor dari jawaban tes diperiksa sekaligus sebelum melakukan skoring nomor yang lain.

e.Agar tidak terpengaruh oleh kesan mutu jawaban yang mendahului sebaiknya sesudah selesai diperikasa jawaban-jawaban satu nomor, lembar jawab perlu ditukar urutannya.

f.Tidak usah memperhatikan nama dan nomor peserta, untuk mengurangi subyektivitas.

g.Membiasakan hanya memeriksa isi pikiran yang dikemukakan dalam jawaban, sehingga tidak perlu menilai bentuk tulisan dan lain-lain.

h. Mengembalikan lembar jawab lengkap dengan catatan-catatan seperlunya.2.3 Acuan Penilaian. Setelah mendapatkan skor-skor dari pekerjaan peserta didik, maka skor-skor tersebut menjadi dasar penilaian hasil belajar. Penilaian ialah kegiatan memperbandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu ukuran kualitas. Semakin maju taraf perkembangan peserta didik seyogyanya semakin pendek rentang nilai. Ada dua acuan penilaian yaitu Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

2.3.1 Penilaian Acuan Patokan (PAP)Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang meperbandingkan prestasi belajar peserta didik dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.Acuan penilaian ini banyak dipakai dalam konsep kurikulum berbasis kompetensi. Acuan ini biasa dikenal dengan Standart Mutlak.

Contoh:Skor maksimal diharapkan 40. A memperoleh skor 24. Berarti bahwa sebenarnya A hanya menguasai tujuan instruksional khusus tersebut hanya 60% dari tujuan instruksional khusus. A mendapat nilai 60. Pada hal ini, A dibandingkan dengan skor maksimal.

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe IMerupakan acuan penilaian dengan nilai kelulusan atau ketuntasan 65 %. Tingkat Penguasaan KompetensiNilai Huruf

90% - 100%A

80% - 89%B

65% - 70%C

55% - 64 %D

Di bawah 55 %E

Penilaian acuan patokan Tipe II

Merupakan acuan penilaian dengan nilai kelulusan atau ketuntasan 56 %. Tingkat Penguasaan KompetensiNilai Huruf

81% - 100%A

66% - 80%B

56% - 65%C

46% - 55 %D

Di bawah 46 %E

2.3.2 Penilaian Acuan Normatif (PAN)

PAN adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya. Acuan ini sekarang dianggap kurang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saat ini yaitu membandingkan hasil antar peserta didik. Acuan ini biasa disebut dengan Standart Relatif.Contoh:

Jika A masuk dalam kelompok 1 yang terdiri dari siswa yang cerdas, maka A termasuk hebat. Tetapi jika kemudian A terjun ke kelompok 2 yang terdiri dari siswa yang sedang kecerdasannya, maka A akan menduduki kualitas sedang. Dalam Norm Reference ada 3 kelompok, yaitu:

1. Kelompok Baik.

2. Kelompok Sedang.

3. Kelompok Kurang.

Tipe ini kurang banyak dipakai dalam praktik penilaian.

Dasar penilaiannya adalah mean (M) dan deviasi standar (S).

Jika Standart Relatif dengan Standart Mutlak dihubungkan dalam pengubahan skor dengan nilai adalah: Dengan Standart Mutlak:Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan.

Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (mentah)

Contoh:

Pada ulangan 1, Andi mendapatkan skor 60( mencapai tujuan 60% dari tujuan)

Pada ulangan 2, Andi mendapatkan skor 80( mencapai tujuan 80% dari tujuan)

Pada ulangan 3, Andi mendapatkan skor 50(mencapai tujuan 50% dari tujuan)

Jadi nilai Andi adalah :

Dibulatkan menjadi 63Dengan Standart Relatif.Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan.

Nilai diperoleh dengan 2cara, yaitu:

Mengubah skor dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-rata.

Menentukan skor tiap-tiap ulangan, baru diubah ke nilai.2.4 Skala PenilaianSkor hasil evaluasi seorang individu belum bisa diinterpretasikan tentang tingkat penguasaan atau kedudukan relatifnya dalam kelompok peserta evaluasi itu, jika tidak disertai informasi lain yang mendukung. Agar skor itu bisa diinterpretasikan harus diubah ke dalam bentuk nilai. Nilai tersebut bisa bersifat kuantitatif (dinyatakan dengan angka) dan bisa pula bersifat kualitatif

dinyatakan dengan huruf atau kategori). Untuk mengubah skor menjadi nilai digunakan tekhnik analisis dan skala penilaian, yaitu:1) Skala SebelasSkala sebelas diambil dari kata Standard Eleven yang disingkat Stanel yang dipergunakan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh siswa ke dalam 11 kelompok nilai, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Skala ini paling sering digunakan oleh para guru. Di samping sudah terbiasa menggunakannya, proses perhitungannya pun mudah dan nilai tersebut bisa secara langsung mencerminkan prestasi penguasaan siswa terhadap materi tes.2) Skala Sepuluh (skala 1-10)Dalam penggunaan skala 10, skor aktual siswa ditransfer ke dalam 10 kelompok nilai, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Skala 10 ini dipakai di sekolah sesuai dengan anjuran pada kurikulum 1975, bahwa seorang siswa yang sudah belajar tidak mungkin pengetahuannya tidak bertambah, apalagi berkurang. Oleh karena itu, nilai 0 (nol) ditiadakan.3) Skala Sembilan (skala 1-9)Skala sembilan diambil dari kata Standard Nine yang disingkat Stanin. Dalam skala sembilan skor aktual siswa ditransfer ke dalam 9 kelompok nilai, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Dibuangnya nilai 0 (nol) adalah berdasarkan pertimbangan seorang siswa yang sudah belajar tidak mungkin pengetahuannya tidak bertambah. Sedangkan dibuangnya nilai 10 adalah berdasarkan anggapan bahwa siswa tidak mungkin dapat menyerap seluruh materi yang diberikan. 24) Skala Lima (skala huruf)Skala lima disebut juga dengan skala huruf karena nilai akhir tidak dinyatakan dengan angka (bilangan), malainkan dengan huruf A, B, C, D, dan E. Beberapa pakar evaluasi pendidikan ada pula yang menggunakan huruf F (failure) arai huruf G (gagal) sebagai pengganti nilai E.

5) Skala BakuSkala baku (standar) disebut juga skala z, dan nilainya disebut nilai baku atau nilai z. Dasarnya adalah kurva normal baku yang memiliki nilai rerata = 0 dan simpangan baku s = 1. Z

6) Skala Seratus (1-100)Nilai dengan menggunakan skala seratus disebut skor T yang bergerak pada interval 0 sampai dengan 100. Nilai dengan menggunakan skala 100 ini didasari oleh nilai z.

7) Skala Bebas.Skala yang tidak tetap. ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dari skala yang tidak digunakan tidak selalu sama.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Skor : Hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.2) Nilai : Angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.3) Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang meperbandingkan prestasi belajar peserta didik dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.Acuan penilaian ini banyak dipakai dalam konsep kurikulum berbasis kompetensi.4) Penilaian Acuan Normatif (PAN) adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya. Acuan ini sekarang dianggap kurang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saat ini yaitu membandingkan hasil antar peserta didik. 3.2 Saran

Sebagai pendidik dan calon pendidik sudah selayaknya memperlakukan peserta didiknya sesuai dengan kemampuan dan kepribadiannya, kemampuan terhadap penguasaan materi, dan memberikan skor dengan adil sesuai dengan acual penilaian yang berlaku.

Sebagai calon pendidik juga seyogyanya memahami tehnik pemberian skor terhadap hasil peserta didik agar mereka tidak merasa dirugikan dan mampu merumuskan langkah-langkah berikutnya.

Daftar pustaka

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

http://kholifahnurunjfe.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-skor_29.html http://ndaimoeng.blogspot.com/2011/02/pemberian-skor-acuan-penilaian-skala.html

http://victoryforpbi-a.blogspot.com/2012/04/kelompok-5-pemberian-skor-verifikasi.html