bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00347-mn bab...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Hasan (2008, p1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu
dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi
stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu, marketing
merupakan ilmu pengetahuan yang objektif, yang diperoleh dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam
membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling
menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau
pemakai.
Menurut Kotler (2005, p10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan
proses itu individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Untuk definisi manajerial,
pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk,” tetapi orang heran
mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukanlah
penjualan. Penjualan itu hanya merupakan ujung gunung es pemasaran.
Berdasarkan American Market Association yang dikutip oleh Kotler (2005,
p10) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Penanganan
proses pertukaran supaya berhasil menuntut banyak pekerjaan dan keterampilan.
7
Berdasarkan American Market Association yang dikutip oleh Kasali (2005,
p53) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi ,
mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-
barang, ide-ide, dan jasa-jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan
individu dan lembaga-lembaganya.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran, Falsafah Manajemen Pemasaran, Dan
Konsep Inti Pemasaran
2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Berdasarkan pendapat Kotler dan Keller (2007, p6) mendefinisikan bahwa
manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Berdasarkan American Market Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler
dan Keller (2007, p6) mendifinisikan pemasaran yaitu satu fungsi oraganisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai
kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya.
Berdasarkan pendapat Kotler (2005, p11) manajemen pemasaran adalah seni dan
ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga, dan menambah
jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai
pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran terjadi ketika sekurang-kurangnya
satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang sarana-sarana untuk
memperoleh tanggapan yang diinginkan oleh pihak lain.
8
2.2.2 Falsafah Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2007, pp18-25), ada lima konsep bersaing yang telah
digunakan oleh organisasi pada kegiatan pemasaran, yaitu:
1. Konsep produksi
Konsep produksi mengatakan bahwa konsumen akan memilih produk yang
tersedia dimana-mana dan murah. Konsep ini akan lebih berkonsentrasi pada
mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.
2. Konsep Produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-
produk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif.
Dalam konsep produk organisasi akan berfokus pada membuat produk yang
superior dan meningkatkannya sepanjang waktu
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika ditinggalkan
sendiri biasanya tidak akan membeli cukup banyak produk-produk
oraganisasi.Oleh karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi
lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
9
5. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, perancangan, dan
implementasi program pemasaran ,dan kegiatan - kegiatan pemasaran yang
mengakui keluasan dan interdependensi mereka. Pemasaran holistik mengatakan
bahwa ” segala sesuatu bisa terjadi ” pada pemasaran dan bahwa pemasaran
holistik adalah pemasaran hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal,
dan pemasarn yang bertanggung jawab sosial.
Dengan demikian pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap
pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan
kompleksitas kegiatan pemasaran
10
Manajemen Produk Senior Dan Jasa Departemen Departemen Pemasaran Lain Komunikasi Saluran
Etika Masyarakat Pelanggan Mitra Lingkungan Hukum Saluran
( sumber : Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12, 2007 ) Gambar 2.1 Dimensi Pemasaran Holistik
Pemasaran Holistik
Pemasaran Yang
Bertanggung Jawab Sosial
Pemasaran Relasi Atau Hubungan
Pemasaran Terpadu
Pemasaran Internal
11
2.2.3 Konsep Inti Pemasaran
Agar dapat lebih memahami akan pengertian pemasaran dapat dilihat konsep inti
pemasaran yang terdiri dari ( Kotler dan Keller, 2007, pp 29-32 )
Seperangkat konsep menciptakan satu fondasi untuk manajemen pemasaran dan
orientasi pemasaran holistik.
1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan.
Pemasar harus berupaya memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan
pasar sasaran. Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia, kebutuhan-
kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan kepada sasaran-sasaran spesifik
yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan. Keinginan dibentuk oleh lingkungan
masyarakat seseorang, permintaan adalah keinginan akan produk-produk
spesifik yang dibentuk oleh kemampuan untuk membayar. Ada 5 jenis
kebutuhan, yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan yang dinyatakan ( pelanggan menginginkan sebuah mobil
murah )
b. Kebutuhan real ( pelanggan menginginkan sebuah mobil bukan soal
harga awalnya, melainkan biaya operasional murah )
c. Kebutuhan yang tidak dinyatakan ( pelanggan mengharapkan layanan
yang baik dari dealer )
d. Kebutuhan yang disenangi ( pelanggan akan suka kalau dealer
memasukkan sistem navigasi onboard )
e. Kebutuhan rahasia ( pelanggan ingin terlihat oleh para sahabat sebagai
konsumen yang cerdas)
12
2. Pasar Sasaran
Pasar sasaran adalah mengindetifikasi dan membedakan kelompok-kelompok
pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dan
bauran pemasaran.
Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan-perbedaan
demografis, psikografis, dan perilaku dikalangan para pembeli. Selanjutnya,
perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang paling besar
yang merupakan pasar sasaran.
3. Tawaran Dan Merek
Perusahaan mengajukan kebutuhan-kebutuhan dengan mencetuskan suatu
usulan/proposal nilai, suatu perangkat manfaat yang mereka tawarkan kepada
pelanggan guna memuaskan kebutuhan mereka. Proposisi nilai yang tak
berwujud (intangible) dibuat menjadi sesuatu yang bersifat fisik melalui suatu
tawaran, yang dapat menjadi gabungan produk, jasa, informasi, dan
pengalaman.
Merek adalah tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal. Semua
perusahaan berusaha keras untuk membangun kekuatan merek yakni, citra
merek yang kuat, menyenangkan, dan unik.
4. Nilai Dan Kepuasan
Nilai mencerminkan manfaat dan biaya berwujud dan tidak berwujud bagi
pelanggan. Nilai dapat dilihat terutama sebagai kombinasi, mutu, jasa, dan harga
(gsp-quality,servis,price) yang disebut juga ” Tiga Serangkai Nilai Pelanggan ”.
Nilai merupakan konsep sentral pemasaran, pemasar dapat dilihat sebagai
identifikasi, kreasi, komunikasi, pengiriman, dan pemantauan nilai pelanggan.
13
Kepuasan mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang merupakan hasil
dari kinerja ( hasil ) yang dirasakan dari produk dalam hubungan dengan
harapannya.
5. Saluran Pemasaran
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran
pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan menerima
pesan dari pembeli sasaran, saluran komunikasi ini meliputi surat kabar, majalah,
radio, televisi, pos, telepon, papan iklan,dll. Pemasar menggunakan saluran
distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan prouk fisik atau jasa kepada
pembeli atau pengguna. Pemasar juga menggunakan saluran jasa untuk
melakukan transaksi dengan pembeli potensial. Saluran jasa mencakup
pergudangan, perusahaan angkutan, bank, dan perusahaan asuransi yang
memudahkan transaksi.
6. Rantai Pasokan
Rantai pasokan ( supply chain ) menggambarkan suatu saluran yang lebih
panjang terentang dari bahan mentah, komponen-komponen, hingga produk
final yang disampaikan kepada pembeli final. Bila perusahaan mengambil alih
perusahaan pesaing atau menambah usaha ke arah sumber daya atau ke arah
pelanggan, tujuannya adalah merebut persentase yang lebih tinggi dari nilai
rantai pasokan.
7. Pesaing
Persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang pengganti yang
aktual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh pembeli.
14
8. Lingkungan Pemasaran
Persaingan menggambarkan hanya salah satu kekuatan dilingkungan tempat
pemasar beroperasi. Lingkungan pemasaran itu terdiri dari lingkungan tugas dan
lingkungan luas, yaitu sebagai berikut.
a. Lingkungan Tugas
Lingkungan tugas mencakup faktor-faktor dekat yang terlibat dalam
memproduksi, menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Yang
termasuk aktor-aktor utamanya adalah distributor, supplier, dealer, dan
pelanggan sasaran.
b. Lingkungan Luas
Lingkungan luas terdiri dari enam komponen : lingkungan demografis,
lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan
hukum - politik, dan lingkungan sosial budaya.
9. Perencanaan Pemasaran
Dalam praktik, ada proses logis yang diikuti pemasaran. Proses perencanaan
terdiri dari menganalisis peluang pemasaran, menyeleksi pasar sasaran,
merancang strategi pemasaran, mengembangkan proses pemasaran, dan
mengelola usaha pemasaran.
15
2.2.4 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (2008, p 11-13) ada lima konsep alternatif yang
mendasari langkah-langkah organisasi dalam merancang dan melaksanakan strategi
pemasaran mereka: konsep produksi, produk, penjualan, pemasaran, dan
pemasaran berwawasan sosial.
1. Konsep Produksi
Konsep produksi (production concept) menyatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Karena itu,
manajemen harus berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.
Konsep ini merupakan salahsatu orientasi tertua yang memandu penjual.
2. Konsep Produk
Konsep produk (product concept) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovatif yang terbaik.
Berdasarkan konsep ini, strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk
yang berkelanjutan.
3. Konsep Penjualan
Banyak perusahaan mengikuti konsep penjualan (selling concept), yang
menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali
jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar.
Konsep ini biasanya dipraktekkan pada barang yang tidak dicari, barang-barang
yang tidak terpikir akan dibeli oleh konsumen dalam keadaan normal, seperti
asuransi atau donor darah, industri-industri ini harus melacak prospek dan
menjual produk berdasarkan manfaat produk.
Meskipun demikian, penjualan agresif seperti itu mengandung risiko tinggi.
Konsep ini menitikberatkan penciptaan transaksi penjualan dan bukan
pembangunan hubungan pelanggan jangka panjang yang menguntungkan.
Tujuannya sering berkisar pada cara menjual produk yang dihasilkan perusahaan
dan bukan membuat produk yang diinginkan pasar. Konsep ini mengasumsikan
bahwa pelanggan yang terbujuk untuk membeli produk itu akan menyukainya.
Atau, jika pelanggan tidak menyukai produk itu, mereka akan melupakan
kekecewaan mereka dan membelinya lagi nanti. Asumsi ini adalah asumsi yang
buruk.
16
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran (marketing concept) menyatakan bahwa pencapaian tujuan
organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target
pasar dan memberikan kepuasan yang diingikan dengan lebih baik daripada
pesaing. Berdasarkan konsep ini, fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju
penjualan dan keuntungan. Alih-alih filosofi “membuat dan menjual” yang
berpusat pada produk, konsep pemasaran adalah filosofi “merasakan dan
merespons” yang berpusat pada pelanggan. Konsep ini memandang pemasaran
bukan sebagai “kegiatan berburu” tetapi sebagai “kegiatan berkebun.”
Pekerjaan yang harus dilakukan bukanlah menemukan pelanggan yang tepat
bagi produk anda, tetapi menemukan produk yang tepat bagi pelanggan anda.
5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (societal marketing concept)
Prinsip pemasaran yang menyatakan bahwa perusahaan harus mengambil
keputusan pemasaran yang baik dengan memperhatikan keinginan konsumen,
persyaratan perusahaan, kepentingan jangka panjang konsumen, dan
kepentingan jangka panjang masyarakat.
Titik Awal Fokus Sarana Akhir
Konsep Penjualan
Titik Awal Fokus Sarana Akhir
Konsep Pemasaran
(sumber : Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 2008, p13)
Gambar 2.2 Perbedaan Konsep Penjualan Dan Konsep Pemasaran
Pabrik Produk Yang Penjualan Keuntungan Sudah Ada Dan Melalui Volume
Promosi Penjualan
Pasar Kebutuhan Pemasaran Keuntungan Konsumen Yang Melalui Kepuasan Terintegrasi Pelanggan
17
2.3 Strategi Pemasaran
2.3.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Bennett didalam Tjiptono (2006, p6) strategi pemasaran merupakan
pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek
atau lini produk mencapai tujuannya.
Menurut Tull dan Kahle didalam Tjiptono (2006, p6) mendefinisikan strategi
pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut.
2.3.2 Elemen-Elemen Strategi Pemasaran
Menurut Corey didalam Tjiptono (2006, p6), strategi pemasaran terdiri atas
lima elemen yang saling berkait, kelima elemen tersebut adalah:
1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didasarkan pada faktor-faktor:
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang
dapat diproteksi dan didominasi.
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan (fokus) yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error didalam
menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langkat atau pasar yang terproteksi.
18
2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini
produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu
sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek
produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan
teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin
terbentuk diantara pembeli dan penjual.
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
2.4 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2005, p17) bauran pemasan (marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Variabel-variabel pemasaran dari
masing-masing P itu antara lain:
1. Produk (product) terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama
merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
2. Harga (price) terdiri dari daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran, syarat kredit.
19
3. Promosi (promotion) terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan,
kehumasan (public relation), pemasaran langsung (direct marketing).
4. Tempat (place) terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan,
lokasi, persediaan, transportasi.
Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang
digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masing-
masing alat pemasaran harus dirancang supaya dapat memberikan manfaat kepada
pelanggan. Robert Lauternborn mengemukakan bahwa 4 P penjual berpasangan
dengan 4C pelanggan (kotler2005, p9). Yang menjadi pemenang adalah perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan hemat dan nyaman serta
dengan komunikasi yang efektif.
Tabel 2.1 Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler, Philips(2005). Manajemen Pemasaran, jilid 1. PT.Indeks Kelompok Gramedia. P19.
Empat P Empat C
Product (Produk) Customer Solution (Solusi Pelanggan)
Price (Harga) Customer Cost (Biaya atau Harga Pelanggan)
Promotion (Promosi) Convenience (Kenyamanan)
Place (tempat) Communication (Komunikasi)
20
2.5 Pasar
2.5.1 Pengertian Pasar
Menurut Tjiptono (p59, 2006) pengertian pasar adalah bahwa pasar terdiri
atas semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu
yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran
guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Dengan demikian besarnya
pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai sumber
daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan sumber daya
tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka.
2.5.2 Langkah-langkah memasuki Pasar
Beberapa langkah yang harus diperhatikan bagi perusahaan untuk memasuki pasar
(Mursid,2003,p39) :
a. Menetapkan pelengkap (atribut) yang dianggap penting dan
mengidentifikasi segmen pasar yang berbeda.
b. Menentukan luas dari segmen pasar yang ada.
c. Menentukan merek-merek yang ada di pasar
d. Mencari peluang segmen-segmen pasar yang belum dilayani,
dan mencari kesukaan yang sama atau tidak.
2.5.3 Konsep Segmentasi, Penentuan Pasar, dan Penempatan Posisi
Menurut Kotler(2001,p285), saat ini sebagaian besar perusahaan bergerak
menjauh dari pemasaran massal. Sebaliknya banyak yang melakukan pemasaran
target yang mengidentifikasi segmen pasar, memilih salah satu atau lebih dari
segmen yang ada, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang
21
disesuaikan dengan masing-masing target yang dipilih. Dengan cara ini, penjual
dapat mengembangkan produknya yang tepat untuk setiap pasar sasaran dan
menyediakan harga, saluran distribusi, dan iklan untuk meliputi pasar sasaran secara
efisien.
2.6 Segmentasi
2.6.1 Pengertian Segmentasi
Menurut Hasan (2008, p171) segmentasi pasar adalah proses estimasi luar pasar
khusus yang memiliki respon yang sama, yang diperkirakan akan menjadi calon
pembeli yang menguntungkan dengan cara :
• Mendefinisikan pasar produk yang dilayani.
• Menganalisis industri untuk mengetahui peluang dan daya tarik pasar.
• Menganalisis pesaing kunci untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing.
• Mengembangkan profile konsumen untuk mengetahui segmen pasar yang
diprofitable.
Menurut Kasali (2005, p48) segmetasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk
memahami struktur pasar.
2.6.2 Pendekatan Segmentasi
Menurut Kasali (2005, p348-350) terdapat dua pendekatan dalam melakukan
segmentasi,yaitu:
1. Pendekatan Segmentasi a-priori
Segmentasi yang dilakukan sebelum suatu produk/jasa/ide/kampanye diluncurkan
kepada pasar. Dengan cara a-priori para profesional menunjukkan siapa sasaran
pasarnya, beberapa usianya, berapa penghasilannya per bulan, dimana kelas
sosialnya, dimana mereka dapat dijangkau, dan tentu saja begaimana perilaku
mereka.
22
2. Pendekatan Segmentasi post-hoc
Segmentasi yang dilakukan setelah suatu produk/jasa/ide/kampanye dijalankan.
Setelah konsumen datang, data dikumpulkan, diolah dan Anda meminta agar data
itu berbicara siapa mereka, siapa konsumen anda.
Tabel 2.2 Pendekatan Segmentasi
1. Segmentasi A-Priori: “I already know the segment”.
Dasar : Demografi, Geografi, Psikografi
2. Segmentasi Post-hoc: “I’m going to let the costumer data show me the
segment “.
Dasar: 1.Demografi atau perilaku
2.Survei-survei tentang sikap,kebutuhan-kebutuhan, psikografis
,atau Manfaat.
3.Preferensi/pilihan
Sumber: Diolah dari William D.Neal & Jacquilline M. Dawney,Phd. Presentasi tentang Segmentasi dalam Applied research method-American Marketing Association Conference, Oak Brook, 1997 dalam Kasali (2005, p350)
2.6.3 Dasar - Dasar Segmentasi
Menurut Kotler dan Keller (2007, p301-315) variabel segmentasi utama
terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Dimana
variabel-variabel tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.2
23
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit
geografis yang berbeda, seperti negara, negera bagian, wilayah, propinsi, kota,
atau lingkungan rumah tangga.
2. Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis pasar dibagi kedalam kelompok-kelompok
berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis
kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel - variabel demografis paling populer
untuk membedakan kelompok - kelompok pelanggan, salah satu alasannya
adalah keinginan, preferensi (kesukaan), dan tingkat pemakaian konsumen yang
sangat berhubungan dengan variabel - variabel demografis.
3. Segmentasi Psikografis
Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologis dan demografik untuk
lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi
berdasarkan kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian
atau nilai. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama dapat
menunjukkan gambaran psikografis yang sangat berbeda.
4. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap
produk tertentu
24
Tabel 2.3 Variabel Segmentasi Utama Untuk Pasar Konsumen
Variabel Segmentasi Utama Pada Pasar Konsumen
Geografis Wilayah
Ukuran Kota atau Kota
Besar
Kepadatan
Iklim
Demografis Usia
Ukuran Keluarga
Siklus Hidup Keluarga
Jenis Kelamin
Penghasilan
Pekerjaan
Pasific, Mountain, West North Central, West South
Central, East
Noth Central, East South Central, South Atlantic,
Middle Atlantic,New England
Dibawah5.000;5.000-20.000;20.000-50.000;50.000-
100.000;100.000-250.000;250.000-500.000;
500.000-1.000.000; 1.000.000-4.000.000; 4.000.000
km2 atau ke atas
Perkotaan, pinggiran kota, perdesaan Utara, Selatan Dibawah 6, 6-11, 12-19, 20-34, 35-49, 50-64, 65 + 1-2, 3-4, 5+ Muda, Lajang; Muda, Menikah,Tidak Punya Anak; Muda, Menikah, Anak Termuda Dibawah 6 Tahun; Muda, Menikah, Anak Termuda 6 Tahun Atau Lebih; Tua, Menikah, Punya Anak; tua, Menikah, Tidak Punya Anak Dibawah 18 Tahun; Tua, Lajang; Lain-Lain Pria, Wanita Dibawah $10.000; $10.000-$15.000; $15.000-$20.000; $20.000-$30.000; $30.000-$50.000; $50.000-$100.000; $100.000 ke atas Profesional dan Teknikal; Manajer, Pejabat, dan Pemilik Perusahaan; Pegawai, Pramuniaga; Pengrajin, Mandor; Pengoperasi; Petani; Pensiunan; Pelajar; Ibu Rumah Tangga; Pengangguran
25
Pendidikan
Agama
Ras
Generasi
Kewarganegaraan
Kelas Sosial
Psikografis Gaya Hidup
Kepribadian
Perilaku Kejadian
Manfaat
Status Pemakai
Tingkat Pemakaian
Status Kesetiaan
Tahap Kesiapan Pembeli
Sikap Terhadap Produk
Sekolah Dasar Atau Kurang; Pernah Mengikuti Sekolah Menengah; Lulus Sekolah Menengah; Pernah Kuliah; Lulus Perguruan Tinggi Katolik, Protestan, Yahudi, Islam, Hindu, Dan Lain-Lain Putih, Hitam, Asia, Hispanik Baby Boomers (lahir di A.S sesudah PD II, tingkat kelahiran pada waktu itu sangat tinggi), Generasi X (lahir di A.S 1960-an – 1970-an, sering dianggap apatis, materialistis, dan tidak bertanggung jawab) Amerika Utara, Amerika Selatan, Inggris, Perancis,
Jerman, Italia, Jepang
Bawah Bawah, Bawah Atas, Kelas Pekerja, Kelas
Menengah, Menengah Atas, Atas Bawah, Atas Atas
Lurus/Konvensional perilakunya, Santai, Rambut
Panjang
Kompulsif (dorongan bertindak yang kurang rasional,
berulang, dan kurang bisa bertahan), Suka
Berteman, Patuh Pada Penguasa, Ambisius
Kejadian Biasa, Kejadian Khusus Kualitas, Pelayanan, Ekonomis, Kecepatan Bukan Pemakai, Bekas Pemakai, Pemakai Potensial, Pemakai Pertama Kali, Pemakai Teratur Pemakai Ringan, Pemakai Sedang, Pemakai Berat Tidak Ada, Sedang, Kuat, Mutlak Tidak Sadar, Sadar, Mengetahui, Tertarik, Menginginkan, Bermaksud Membeli Antusias, Positif, Tidak Acuh, Negatif, Membenci
Sumber: Kotler Dan Keller, Manajemen Pemasaran, (2007, p302)
26
2.6.4 Prosedur Segmentasi
Menurut Tjiptono (p69, 2006) pada dasarnya segmentasi adalah proses
membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke
dalam beberapa segmen, dimana masing-masing segmennya cenderung bersifat
homogeny dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri
dari banyak bagian yang lebih kecil yang dimasing-masing bagian memiliki
karakteristik tertentu yang sama (dalam bagian tersebut). Berdasarkan segmentasi
tersebut, kemudian perusahaan berusaha mengembangkan program-program
pemasaran yang terpisah (umumnya dengan produk yang berbeda) untuk memenuhi
kebutuhan khas masing-masing segmen.
Menurut Kasali (2005,p148) , segmentasi harus didasarkan oleh
pengetahuan yang mendalam tentang pasar, yaitu melalui riset. Tetapi riset
mebutuhkan waktu,ketrampilan dan biaya . Prosedur yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
1. Kumpulkan informasi tentang produk, persaingan dan konsumen
2. Pelajari konsumenyang ingin dilayani dan tentukan basis segmentasi
yang akan digunakan.
3. Aplikasikan metodelogi untuk mengidentifikasikan sejumlah segmen.
4. Setelah data terkumpul, buatlah profil konsumen pada masing-masing
segmen.
5. Pilih target segmen yang paling potensial, baik dari segi besar, daya beli
maupun kemampuan perusahaan untuk melayani.
6. Kembangkan program-program pemasaran yang konsisten dengan
segmen yang dipilih melalui program bauran pemasaran.
27
7. Lakukanlah evaluasi dan perbaiki program-program yang belum sejalan
dengan kebutuhan segmen.
(sumber: Diolah dari Payne, A (1993), The Essence of Services Marketing. New York: Prentice
Hall, Didalam Tjiptono, Strategi Pemasaran, 2006, p70)
Gambar 2.3 Proses Segmentasi
Identifikasi alternatif-alternatif basis untuk segmentasi
Penentuan pasar
Memilih basis terbaik untuk segmentasi
Mengidentifikasi dan memilih segmen pasar
Mengembalikan positioning bagi pasar sasaran
Menyusun bauran pemasaran untuk setiap pasar sasaran
Proses Segmentasi
Pasar
Positioning
Penyusunan Bauran
Pemasaran
28
Menurut Hasan (2008, p175-176), analisis segmentasi pasar merupakan
upaya mengelompokkan konsumen potensial ke dalam kelompok-kelompok
pasar khusus yang memiliki kesamaan respon terhadap variabel pemasaran.
Langkah-langkah segmentasi produk pasar dimulai dari :
1. Mendefinisikan Segmen Pasar
a. Lakukan survei konsumen, untuk mengindentifikasi:
i. Karakteristik konsumen, misalnya usia, jenis kelamin,
pendidikan, pendapatan, lifestyle dan personality.
ii. Respon terhadap pemasaran, misalnya motivasi, persepsi,
sikap, dan preferensi.
b. Analisis kelompok segmen
Untuk menguji ada tidaknya perbedaan respon konsumen
berdasarkan perbedaan karakteristiknya.
c. Membuat profile
Menerangkan ciri demografis, psikografis, persepsi, sikap, dan
kebutuhan dari kelompok segmen yang akan dibidik.
2. Memilih Basis Segmen
Kebutuhan segmentasi dengan kriteria penilaian atas dasar manfaat
segmentasi:
a. Ada perbedaan respon terhadap variabel marketing mix yang
ditawarkan.
b. Dapat diidentifikasi.
c. Dapat dijalankan (tanpa merusak segmen lain milik sendiri).
d. Menguntungkan (cost<benefit).
29
e. Stabil dalam jangka panjang (kebutuhan segmen tidak cepat
berubah).
3. Segmen Produk – Pasar
a. Karakteristik konsumen : demografis (usia, income, pendidikan,
pekerjaan) geografis (lokasi) dan psikologi (lifestyle, personality).
b. Situasi pengunaan, untuk makanan, desain furnitur, motor, mobil.
Misalnya kursi untuk apartemen, kantor, pantai, kebun, dan
sebagainya.
c. Kebutuhan konsumen, misalnya sikat gigi lembut bagi gusi mudah
berdarah, makan siap santap, kemasan untuk keluarga
kecil/bujangan.
d. Perilaku beli, sering dipakai pada pasar industri: jumlah dan
frekuensi pembelian.
4. Metode Segmentasi
a. Break Out Method
i. Pasar produk yang telah didefinisikan, dipisah menjadi
beberapa variabel segmentasi, misal geografik, demografik,
psikografik, dan perilaku.
ii. Pemilihan dapat berdasarkan kombinasi informasi yang
tersedia / data riset pemasaran dan dianalisis dengan
bantuan software statistik (analisis korelasi-mulltiple
regression, automatic intraction ditection, chi quadrat,
anakovarian, multivariate analisis, amos, part anaysis, dan
sebagainya).
30
b. Aggregations Method
i. Mengindentifikasi dan mengumpulkan para pembeli yang
memiliki kesamaan respon kedalam kelompok, yang masing-
masing kelompok dijadikan sebagai segmen potensial.
ii. Menggambarkan pembentukan segmen berdasarkan lifestyle
(gaya hidup) dan benefit (manfaat utama).
iii. Membuat perceptual map (peta persepsi) berdasarkan
produk atau merek.
(Sumber: Hasan, Marketing , 2008, p175 )
Gambar 2.4 Proses Segmentasi Pasar
ProsesSegmentasi
pasar
Mendefinisikan Segmen
Pasar
Seleksi Basis
Segmen
Analisis Segmen
BentukSegmen
31
2.6.5 Segmentasi Yang Efektif
Agar dapat berguna, segmen-segmen pasar harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut (Kotler dan Keller, 2007, pp 318 - 319) :
1. Dapat diukur ( ukuran, daya beli dan profit segmen )
2. Besar, segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen
harus merupakan kelompok homogen yang paling mungkin, yang berharga
untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus.
3. Dapat diakses, segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
4. Dapat dibedakan, segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran
pemasaran yang berbeda.
5. Dapat dilaksanakan, program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen - segmen tersebut.
2.6.6 Mengevaluasi Dan Memilih Segmen Pasar
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus
memerhatikan dua faktor, yakni daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan
dan sumber daya perusahaan. Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda,
perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran, yaitu
sebagai berikut ( Kotler dan Keller, 2007, pp320-321 )
1. Konsentrasi Segmen Tunggal
Dengan adanya konsentrasi pada segmen tunggal, perusahaan akan
mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan meraih
posisi pasar yang kuat disegmen tersebut.
32
Konsentrasi Segmen- Tunggal
M1 M2 M3
P1
P2
P3
Sumber: Disadur dari Derek F.Abell, Defining The Business: The Starting Point Of Strategic Planning (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1980), Bab 8, Hlm.192-96, didalam Kotler Dan Keller(2007,p320)
Gambar 2.5 Pola Pemilihan Pasar Sasaran Konsentrasi Segmen Tunggal
2. Spesialisasi Selektif
Perusahaann memilih sejumlah segmen secara objektif, masing-masing segmen
menarik dan memadai.Mungkin terdapat sedikit atau tidak sinergi diantara
segmen-segmen tersebut, tapi masing-masing segmen berpotensi sebagai
penghasil uang. Strategi cakupan segmen ganda itu memiliki keunggulan berupa
pendiversifikasian resiko perusahaan.
Spesialisasi Selektif
M1 M2 M3
P1
P2
P3
Sumber: Disadur dari Derek F.Abell, Defining The Business: The Starting Point Of Strategic Planning (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1980), Bab 8, Hlm.192-96, didalam Kotler Dan Keller(2007,p320)
Gambar 2.6 Pola Pemilihan Pasar Sasaran Spesialisasi Selektif
33
3. Spesialisasi Produk
Perusahaan menghasilkan produk tertentu yang dijualnya ke beberapa segmen
sehingga perusahaan membuat produk yang berbeda bagi beberapa kelompok
pelanggan yang berbeda-beda dan membangun reputasi yang kuat dibidang
tertentu. Resiko yang tidak menguntunkan yaitu produk membutuhkan teknologi
yang benar- benar baru.
Spesialisasi Produk
M1 M2 M3
P1
P2
P3
Sumber: Disadur dari Derek F.Abell, Defining The Business: The Starting Point Of Strategic Planning (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1980), Bab 8, Hlm.192-96, didalam Kotler Dan Keller(2007,p320)
Gambar 2.7 Pola Pemilihan Pasar Sasaran Spesialisasi Produk
4. Spesialisasi Pasar
Perusahaan berkonsetrasi untuk melayani berbagai kebutuhan kelompok
pelanggan tertentu. Perusahaan menjual berbagai macam produk sehingga
perusahaan mendapatkan reputasi yang kuat dengan melayani kelompok
pelanggan itu dan saluran bagi semua produk tambahan yang dapat digunakan
kelompok pelanggan itu. Resiko yang tidak menguntungkan adalah kelompok
pelanggan itu mungkin harus mengalami pemotongan anggaran atau
menyusutkan ukuran mereka.
34
Spesialisasi Pasar
M1 M2 M3
P1
P2
P3
Sumber: Disadur dari Derek F.Abell, Defining The Business: The Starting Point Of Strategic Planning (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1980), Bab 8, Hlm.192-96, didalam Kotler Dan Keller(2007,p320)
Gambar 2.8 Pola Pemilihan Pasar Sasaran Spesialisasi Pasar
5. Cakupan Ke Seluruh Pasar
Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok pelanggan dengan
menyediakan semua produk yang mungkin dibutuhkan oleh pelanggan.
Perusahaan yang besar dapat mencakup seluruh pasar dengan dua cara umum,
yaitu melalui pemasaran yang terdiferensiasi atau pemasaran yang tidak
terdiferensiasi.
o Pemasaran yang terdiferensiasi
Dalam pemasaran yang terdiferensiasi, perusahaan bergerak di beberapa
segmen pasar dan merancang program yang berbeda bagi masing-masing
segmen.
o Pemasaran yang tidak terdiferensiasi
Dalam pemasaran yang tidak terdiferensiasi, perusahaan mengabaikan
perbedaan segmen dan meraih seluruh dunia dengan satu tawaran pasar.
Perusahaan memusatkan perhatian pada kebutuhan pembeli yang bersifat
dasar, bukan pada perbedaan diantara pembeli. Perusahaan merancang
produk dan program pemasaran tertentu yang akan menarik jumlah pembeli
35
terbesar dimana perusahaan mengantungkan pada distribusi dan periklanan
massal.
Cakupan Seluruh Pasar
M1 M2 M3
P1
P2
P3
Sumber: Disadur dari Derek F.Abell, Defining The Business: The Starting Point Of Strategic Planning (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1980), Bab 8, Hlm.192-96, didalam Kotler Dan Keller(2007,p320)
Gambar 2.9 Pola Pemilihan Pasar Sasaran Cakupan Seluruh Pasar
2.7 Targeting
2.7.1 Pengertian Targeting
Menurut Hasan (2008, p 191) mendefinisikan targeting sebagai
kegiatan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen
untuk dilayani.
Menurut Kasali (2005, p371) mendefinisikan ” Targeting atau
menerapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari analisis
segmentasi. Produk dari targeting adalah target market, yaitu satu atau
beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan
pemasaran ”.
36
2.7.2 Kriteria Targeting Yang Optimal
Menurut Kasali (2005, p375-377) ada empat kriteria yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal. Keempat kriteria itu adalah
sebagai berikut :
1. Responsif
Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program-program
pemasaran yang dikembangkan.
2. Potensi Penjualan
Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar sasaran,
semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah
populasi tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk
tersebut.
3. Pertumbuhan Memadai
Pasar tumbuh pelahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan pesat
dan mencapai titik pendewasaannya. Kalau pertumbuhan lambat, tentu
dipikirkan langkah-langkah agar produk ini berhasil dipasar.
4. Jangkauan Media
Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau marketer dapat
memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya.
37
2.7.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Targeting
Menurut Proctor dalam Kasali ( 2005 , p391-393 ) berpendapat bahwa
beberapa faktor yang perlu mempengaruhi pemilihan strategi pasar sasaran,
antara lain :
1. Tahap Dalam Product Life-Cycle
Pasar sasaran umumnya harus ditinjau kembali begitu produk memasuki
tahap pendewasaan. Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan produk mulai
terhenti dan ada kalanya menurun.
2. Kegiatan Konsumen Dalam Keseluruhan Pasar
Pasar yang terdiri dari konsumen yang besarnya terbatas relatif dapat
didekati tanpa memerlukan strategi diferensiasi pasar. Semakin kompleks
struktur pasar, maka semakin mungkin melakukan diferensiasi pasar.
3. Potensi Dalam Pasar
Ketika suatu pasar dikerubuti oleh demikian banyak peminat, maka
pemasar harus memilih pasar sasarannya secara efektif.
4. Struktur Dan Intensitas Kompetisi
ketika suatu pasar dikerubuti oleh demikian banyak peminat, maka
pemasar harus memilih pasar sasarannya secara efektif.
5. Sumber Daya
Sumber daya dimiliki menentukan pemilihan pasar sasaran.
6. Skala Ekonomis
Skala Ekonomis produksi menentukan perusahaan untuk memilih pasar
sasaran.
38
2.8 Positioning
2.8.1 Pengertian Positioning
Menurut Gain didalam Hasan (2008, p 200) menjelaskan bahwa
positioning merupakan penempatan sebuah merek dibagian pasar dimana
merek tersebut akan mendapatkan sembutan positif dibanding produk-produk
saingan. Dengan demikian, istilah positioning dapat dimaknai sebagai:
1. Pernyataan tentang apa arti produk, dan bagaimana pelanggan
dapat mengevaluasinya.
2. Upaya menempatkan produk atau merek dipasar tertentu ke dalam
persepsi pembeli.
3. Usaha mencitrakan merek dipasar tertentu, dengan cara
membangun persepsi konsumen tentang keunikan atribut produk
yang ditawarkan melalui program komunikasi dan marketing mix
lainnya.
4. Upaya untuk menjelaskan bahwa produk tampak lebih unggul dari
merek-merek saingannya dan membuat produk lebih menarik bagi
pembeli dengan melakukan perubahan penting pada barang itu
sendiri, misalnya desain, bungkus, harga, merek, dan komunikasi
pemasarannya.
Menurut Kasali (2005, p527) berpendapat bahwa ” Positioning
adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar
produk/merek/nama anda mengandung arti tertentu dalam beberapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama lain dalam bentuk
hubungan asosiatif ”.
39
2.8.2 Cara Penentuan Positioning
Menurut Kasali (2005, p538-542) berpendapat bahwa ada berbagai
strategi positioning yang dapat dimplementasikan, antara lain:
1. Positioning Berdasarkan Perbedaan Produk
Perusahaan dapat menunjukkan kepada pasarnya dimana letak
perbedaan produknya terhadap pesaing (unique product feature).
2. Positioning Berdasarkan Manfaat Produk
Manfaat produk dapat pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang
dianggap penting oleh konsumen.
3. Positioning Berdasarkan Pemakaian
Memosisikan produk sebagai yang terbaik dari segi pemakaian produk.
4. Positioning Berdasarkan kategori produk
Positioning ini biasanya dilakukan pada produk-produk yang muncul dari
suatu kategori produk.
5. Positioning kepada Pesaing
Memosisikan produk dengan membanding diri sebagai yang terbaik dari
pesaing yang disebutkan namanya atau yang tersirat.
6. Positioning Melalui Imajinasi
Memosisikan produk dengan menggunakan imajinasi seperti tempat,
orang, atau benda-benda dan lain sebagainya.
7. Positioning Berdasarkan Masalah
Positioning yang digunakan produk-produk atau jasa baru yang belum
begitu dikenal. Produk baru biasanya diciptakan untuk memberi solusi
terhadap masalah yang dirasakan konsumennya.
40
2.8.3 Kesalahan-Kesalahan Positioning
Menurut Kasali (2005, p543) Secara umum, perusahaan harus
menghindari empat kesalahan dalam positioning, yaitu:
1. Underpositioning
Produk mengalami underpositioning jika gregetnya tidak dirasakan
konsumen. Ia tidak memiliki posisi yang jelas sehingga dianggap sama
saja dengan kerumunan produk lainnya dipasar.
2. Overpositioning
Marketer terlalu sempit memposisikan produknya sehingga mengurangi
minat konsumen yang masuk kedalam pasarnya.
3. Confused Positioning
Konsumen mengalami keraguan, karena marketer menekankan terlalu
banyak atribut.
4. Doubtful Positioning
Positioning ini ragukan kebenarannya karena tidak didukung bukti yang
memadai.
41
2.9 Analisis persaingan model lima kekuatan porter
Menurut David (2004, p144) analisis model persaingan lima kekuatan polter
merupakan pendekatan yang banyak dipakai untuk mengembangkan strategi oleh
banyak industri. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat beragam diberbagai
industri. Menurut Polter, sifat persaingan dalam satu industri dapat dilihat sebagai
gabungan dari lima kekuatan ini:
1. Perseteruan Antar Perusahaan Yang Saling Bersaing
Kekuatan ini adalah kekuatan yang paling berpengaruh dibandingkan dengan
empat kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat
berhasil hanya jika strategi tersebut memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing.
Perubahan strategi disebuh perusahaan dapat diimbangi dengan serangan balik,
seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah fitur, menyediakan
pelayanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
2. Potensi masuknya pesaing baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk keindustri tertentu, sudah
pasti intensitas persaingan diantara perusahaan meningkat. Hambatan-
hambatan terhadap masuknya pesaing baru, bisa berupa pentingnya
memperoleh skala ekonomi dengan cepat, pentingnya memperoleh teknologi
dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, kuatnya loyalitas pelanggan,
fanatisme terhadap merek tertentu, persyaratan modal yang besar, kurangnya
saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, tarif,
kurangnya akses bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak
menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan yang bertahan, dan potensi
kecenderungan pasar. Walaupun banyak hambatan perusahaan baru kadang-
42
kadang masuk ke dalam industri dengan produk yang lebih tingi mutunya, harga
yang lebih rendah, dan tenaga pemasaran yang lebih banyak. Oleh karena itu,
tugas perencana strategi adalah mengidentifikasi perusahaan baru yang
potensial masuk pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi
pesaing, melakukan serangan balasan jika diperlukan, dan memanfaatkan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk
pengganti. Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin
bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih rendah dan biaya
konsumen untuk beralik ke produk lain pun rendah. Kekuatan kompetitif produk
pengganti paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang
direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk
meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.
4. Kekuatan Tawar Pemasok
kekuatan tawar pemasok mampu mempengaruhi intensitas persaingan dalam
suatu industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit
bahan baku pengganti yang baik, atau ketika biaya mengganti bahan baku amat
tinggi. Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling
membantu dengan memberikan harga yang terjangkau, dan mutu yang lebih
baik, pengembangan pelayanan baru, penyerahan bahan tepat waktu, dan
mengurangi biaya investasi, sehingga meningkatkan kekuatan meraih laba
jangka panjang bagi semua pihak yang terkait.
43
5. Kekuatan Tawar Konsumen
Kekuatan tawar-menawar merupakan kekuatan utama dalam mempengaruhi
intensitas persaingan dalam suatu industri. Dengan memperhitungkan kekuatan
tawar-menawar konsumen, perusahaan dapat memperhitungkan berapa jumlah
produk yang harus diproduksi atau di sediakan dan berapa pula tingkat
penjualan serta bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dari
penjualan dengan tawar-menawar dari konsumen.
Sumber : David, Freg.(2004), Manajemen Strategi, edisis ke-7. PT.Prenhallindo.
Gambar 2.10
Lima Kekuatan Persaingan
Potensi Pengembangan
Produk Pengganti
Potensi Masuknya Pesaing
Baru
Kekuatan Tawar Konsumen
Perseteruan Antara Perusahaan Yang Saling Bersaing
Kekuatan Tawar Pemasok
44
2.10 Kerangka Pemikiran
Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2008.
Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran
Mengetahui Hasil Segmentasi, Targeting,
dan Positioning
Strategi Pemasaran
Analisis Data
PT Inter Natur Sinergi
Segmentasi Targeting Positioning
Kuesioner
Mengolah Kuesioner Dengan Teknik Pengolahan Data