bab 2

Upload: suci-joe-armstrong

Post on 18-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Bab 2

    1/12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Pustaka1.Pengertian Stres

    Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan

    mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk

    menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa

    respons fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stresor, konteks yang menjembatani

    pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres, semua sebagai suatu

    sistem (WHO;2003).

    Stres menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik

    terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Stresor psikososial adalah setiap

    keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga

    seseorang itu terpaksa mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya.

    Namun, tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut,

    sehingga timbulah keluhan-keluhan antara lain stress (Hawari; 2001)

    2.PenyebabStresPenyebab stres (stresor) adalah segala situasi ataupemicu yang menyebabkan

    individu merasa tertekan atau terancam. Losyk (2005) menyatakanbahwa strespada

  • 5/28/2018 Bab 2

    2/12

    individu dapat terjadi karena tuntutan-tuntutan yang individu diletakan dalam dirisendiri.

    Potter & Perry (2005) mengklasifikasikan stresor menjadi dua, yaitu stressorinternal dan stresor eksternal. Stresor internal adalah penyebab stres yang berasaldari dalam diri individu, dan stresor eksternal adalahpenyebab stresyang berasal dariluar diri individu. Penyebab stres yang terjadi pada mahasiswa selama menjalaniperkuliahanadalahtuntutanakademik,penilaian sosial,manajemenwaktusertapersepsiindividu terhadap waktupenyelesaian tugas, kondisi ujian, kondisiperbedaanbahasayang

    digunakan,

    dan

    biaya

    perkuliahan

    (Lubis

    dan

    Nurlaila).

    3.JenisStresPara peneliti membedakan antara stres yang merugikan atau merusak yang

    disebut sebagai distres dan stres yang menguntungkan atau membangun, yang disebutsebagai eustres (Safaria & Saputra, 2005). Selye (1976) dalam Potter & Perry (2005)membagistresmenjadidua,yaitueustresdandistres.

    a.EustresEustresadalahstres yangmenghasilkanrespon individubersifatsehat,positif,dan

    membangun. Responpositif tersebut tidak hanya dirasakan oleh individu tetapi jugaoleh lingkungan sekitar individu, seperti dengan adanyapertumbuhan, fleksibilitas,kemampuan

    adaptasi,

    dan

    tingkat

    performance

    yang

    tinggi.

    b.Distres

    Distres adalah stres yangbersifatberkebalikan dengan eustres, yaitu individudan juga organisasi seperti tingkat ketidakhadiran (absenteism) yang tinggi, sulit

  • 5/28/2018 Bab 2

    3/12

    berkonsentrasi,sulitmenerimahasilyangdidapat.

    4.TingkatStresPotter & Perry (2005) menjelaskanperbedaan antara tingkatan stres ringan,

    sedang,danberat.a. StresRingan

    Stres ringan adalah stres yang dihadapi secara teratur, biasanya dirasakansetiap individu, misalnya lupa,banyak tidur, kemacetan, dan kritikan. Suzanne &Brenada

    (2008)

    mengatakan

    pada

    fase

    ini

    seseorang

    mengalami

    peningkatan

    kesadaran dan lapangpersepsinya. Stres biasanya berakhir dalam beberapa menitataujam dan tidak menimbulkanpenyakitkecualijikadihadapiterusmenerus.

    b.StresSedangStres sedang adalah stres yang terjadi lebih lama, dari beberapa jam sampai

    hari. Fase ini ditandai dengan kewaspadaan, fokus pada indrapenglihatan danpendengaran, peningkatan ketegangan dalam batas toleransi, dan mampumengatasi situasi yang dapat mempengaruhi dirinya (Suzanne & Brenada, 2008).Contoh stressedang yang sering dihadapi mahasiswaperselisihan antar teman, tugasyangberlebihan, mengharapkanliburan,permasalahankeluarga.

    c. StresBeratStres

    berat

    adalah

    stres

    kronis

    yang

    terjadi

    beberapa

    minggu

    sampai

    tahun.

    Semakin sering dan lama situasi stres, semakin tinggi resiko kesehatan yangditimbulkan (Wiebe & Williams 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Hal tersebutterjadi karena pada tahap ini individu tidak mampu menggunakan koping yang

  • 5/28/2018 Bab 2

    4/12

    adaptif, tidak mampu melakukan pada satu hal terutama dalam memecahkanmasalah (Suzanne & Brenada,2008).

    5.DampakStresStres yang dialami oleh individu akan menimbulkan dampak positif atau

    negatif. Rafidah, dkk (2009) menyatakan bahwa stres dapat meningkatkankemampuan individu dalamprosesbelajar danberpikir. Dampak negatif stres dapatberupa gejala fisik maupunpsikis dan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Rice(1992)

    dalam

    Safaria

    &

    Saputra

    (2005)

    mengelompokkan

    dampak

    negatif

    stres

    yang

    dirasakan oleh individu dalam lima gejala, yaitu gejala fisiologis, psikologis,kognitif, interpersonal, dan organisasional.

    Gejala fisiologis yang dirasakan individuberupa keluhan seperti sakit kepala,sembelit, diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi,kelelahan, sakit perut, maag, berubah selera makan, susah tidur, dan kehilangansemangat. Selain dampak fisiologis, individu yang mengalami stres akan mengalamiperubahan kondisi psikis berupa perasaan gelisah, cemas, mudah marah, gugup,takut, mudah tersinggung, sedih, dan depresi. Perubahanpsikologis akibat stres akanmempengaruhi penurunan kemampuan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, sulitmembuat keputusan, mudah lupa, melamun secara berlebihan dan pikiran kacau.Dampak

    negatif

    stres

    yang

    mudah

    diamati

    antara

    lain

    sikap

    acuh

    tak

    acuh

    pada

    lingkungan,apatis,agresif,minder,dan mudahmenyalahkanoranglain.

  • 5/28/2018 Bab 2

    5/12

    6.ResponStresIndividu diharapkan mampu beradaptasi ketika menghadapi stres sehingga

    individu kembali berada pada titik keseimbangan diri dan meimiliki energi untukmenghadapi stresor selanjutnya. Swarth (1993) menjelaskan bagaimana respons tubuhterhadap stres. Epineprin (adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar adrenal.

    Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah

    dan denyut jantung, kecepatan bernafas, dan mengubah proses tubuh lainnya. Kadar gula

    darah juga meningkat. Sel-sel lemak melepaskan lemak ke dalam aliran darah untuk

    meningkatkan persediaan enerji otot. Kelainankelainan yang berkaitan dengan stres adalah

    penyakit jantung, tukak, alergi, asma, ruam kulit, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan

    kemungkinan kanker. Stres juga dapat menyebabkan msalah psikologis, seperti depresi,

    kecemasan, sikap masa bodoh, kelainan makan, dan penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan

    terlarang

    Penelitian Selye(1976)dalamPotter&Perry (2005)mengidentifikasidua responstres,yaituLocalAdaptationSyndrome,LASdanGeneralAdaptationSyndrome,GAS.a. LocalAdaptationSyndrome(LAS)

    LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap streskarena trauma,penyakit, atauperubahan fisiologis lainnya. Contoh dari LASadalah respon refleks nyeri dan respon inflamasi. Karakteristik dari LAS,yaitu respon adaptif dan tidak melibatkanjangka pendek. Selain itu, respontidak tejadi terus menerus dan membantudalammemulihkanhomeostasisregionataubagiantubuh.

    b. GeneralAdaptationSyndrome(GAS)Selye (1973) dalam Losyk (2005) menyakan bahwa dampak negatif

  • 5/28/2018 Bab 2

    6/12

    yang terjadi akibat stres dapat dijelaskan menurut teori sindrom adaptasiumum (general adaptation system, GAS) dari Selye. GAS adalah responsberpola tertentu terhadap tuntutan ekstra yang diterimanya. Menurut Selyeada tiga tahap spesifik, yaitu reaksiperingatan,pertahanan,danpenghabisan.

    Tahap peringatan tubuh dihadapkan pada penyebab stres. Individumenjadi bingung dan kehilangan arah. Tubuh mempersiapkan dirinya mrlawanstres dengan mengirimkan hormon-hormon berguna ke dalam aliran darah.Akibatnya, detak jantung dan pernapasan meningkat,ditambah dengan semakinmenegangnya

    otot-otot

    pada

    saat

    tubuh

    bersiap-siap

    melakukan

    aksi.

    Gerakan

    pertahanan ini membantu kita agar dapatbertahan terhadap faktorpenyebab stresyangkitahadapi.

    Tahap kedua merupakan tahappertahanan. Hormon-hormon di dalam darahtetapberadapada tingkat tinggi. Tubuh menyesuaikan diri untuk melawan stres.Penyesuaian inibisa saja hanya terjadi di dalam sebuah organ tubuh tersendirimaupun sistem organ secara menyeluruh. Jikastrestingkattinggiterusberlangsung,keadaan ini sering kaliberakibat pada timbulnya penyakit dalam sebuah organatau sistem tubuh.Tingginya tingkat stres inijuga dapat menyebabkan seseorangmenjadi gugup, lelah, dan sering kali marah-marah. Tahap terakhir adalah tahappenghabisan, tahap di manajika stres tetapberlangsung,jaringan dan sistem organtubuh

    bisa

    rusak.

    Dalam

    jangka

    waktu

    yang

    panjang,

    keadaan

    ini

    bisa

    menimbulkanpenyakitataukematian.

    Menurut Alva (2003) stres menimbulkan efek akut sebagai berikut:

    1. Respons Otak: mengaktifkan sistemHypothalamic Pituitary Adrenal (HPA).

  • 5/28/2018 Bab 2

    7/12

    2. Respons Jantung: paru-paru, dan sirkulasi: tekanan darah dan jantung meningkat secara

    instan; nafas semakin cepat dan paru-paru mengambil lebih banyak oksigen; aliran

    darah meningkat 300 % - 400%, mendorong bertambahnya demand otot, paru-paru, dan

    otak; limpa kecil kekurangan

    sel darah merah dan putih, menyebabkan darah mentransport lebih banyak oksigen.

    3. Respons sistem kekebalan: hormon steroid melembabkan bagian-bagian dari sistem

    kekebalan, sehingga perlawanan infeksi (termasuk sel darah putih) atau molekul-

    molekul kekebalan lainnya dapat didistribusikan kembali.

    4. Respons mulut dan tenggorokan: mulut kering dan sulit berbicara, stress juga dapat

    menyebabkan kejang otot kerongkongan sehingga sulit menelan.

    5. Respons kulit: stres menyebabkan pengalihan aliran darah jauh dari kulit untuk

    mendukung jantung dan jaringan otot. Ini juga mereduksi kehilangan darah dalam

    peristiwa tersebut. Efek pada fisik menjadi dingin, basah, dan kulit berkeringat. Kulit

    kepala mengetat sehingga rambut tampak berdiri.

    6. Respons metabolik: stres menurunkan kegiatan pencernaan dan kegiatan fungsi tubuh

    non-esensial dalam jangka waktu pendek selama pengerahan tenaga fisik atau selama

    krisis.

    7. Respons relaksasi: resolusi terhadap stres akut. Bila ancaman telah berlalu dan efeknya

    tidak berbahaya lagi, hormon stres kembali normal, dan pada gilirannya sistem tubuh

    menjadi normal kembali.

    7.Prestasi BelajarPrestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata

    pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes (Balai Pustaka Nasional, 2001). Setiap

  • 5/28/2018 Bab 2

    8/12

    mahasiswa atau mahasiswi mempunyai tujuan yang ingin dicapai selama ia menuntut ilmu

    disebuah lembaga pendidikan, baik itu memperoleh nilai yang baik, menambah

    pengetahuan dan memperluas lingkungan pergaulan atau hanya sekedar ingin mendapat

    gelar sarjana saja.

    Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan untuk memperoleh nilai yang

    baik maka ia akan berusaha untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Adapun yang

    dimaksud dengan prestasi akademik sendiri adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan

    persekolahan atau perkuliahan yang bersifat kognitif (Pengetahuan dan kecakapan

    intelektual) dan ditentukan melalui penilaian (Balai Pustaka Nasional, 2001).

    Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan nilai biasanya juga

    menetapkan target kapan harus menyelesaikan kuliah dan berapa nilai yang ingin dicapai.

    Dalam lingkungan kampus nilai yang didapat biasanya dikenal dengan istilah indeks

    Prestasi (IP) yang dapat dilihat tiap akhir semester yang telah dilalui. Adapun pengertian

    dari indeks prestasi sendiri adalah angka yang memperlihatkan pencapaian seseorang

    dalam belajar atau bekerja selama jangka waktu tertentu (Balai Pustaka Nasional, 2001).

    Menurut Dalyono (2001) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

    oleh beberapa faktor yaitu :

    1. Faktor internal (yang berasal dalam diri) yaitu:

    a. Kesehatan

    Kesehatan jasmani dan rohani sangat berpengaruh terhadap kemampuan

    belajar. Bila seseorang sakit dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak bergairah

    untuk belajar. Demikian juga bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan atau

    kesehatan rohani dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar seseorang.

  • 5/28/2018 Bab 2

    9/12

    b. Intelegensi dan bakat

    Seseorang dengan intelegensi yang baik (IQ tinggi) umumnya mudah belajar

    dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya seseorang dengan intelegensi rendah,

    cenderung sukar dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasinya pun rendah.

    Selain itu bakat juga berpengaruh dalam prestasi belajar.

    c. Minat dan motivasi

    Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati

    sanubari. Minat yang besar merupakan modal awal untuk mencapai tujuannya.

    Dengan adanya minat mendorong timbulnya motivasi. Motivasi sendiri adalah

    pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Motivasi dapat berasal dari dalam

    diri maupun dari luar. Kuat atau lemahnya minat dan motivasi seseorang dalam

    belajar dapat berpengaruh terhadap prestasinya.

    d. Cara belajar

    Cara belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi karena tanpa memperhatikan

    teknik dan faktor fisiologi, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil

    yang kurang memuaskan. Setiap orang mempunyai belajar berbeda-beda namun

    yang perlu diperhatikan adalah; bagaimana cara membaca, mencatat, menggaris

    bawahi, meringkas dan lain-lain. Selain itu waktu, tempat, fasilitas, serta

    penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran juga ikut

    mempengaruhi prestasi belajar.

  • 5/28/2018 Bab 2

    10/12

    2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

    a. Keluarga

    Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup

    atau kurangnya perhatian serta rukun tidaknya orang tua dan kedekatan orang tua

    dengan anaknya ikut mempengaruhi prestasi anak.

    b. Sekolah

    Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan

    anak, fasilitas peraturan yang berlaku di lingkungan tempat menutut ilmu ikut

    mempengaruhi.

    c. MasyarakatMasyarakat ikut berpengaruh karena jika di sekitar masyarakat disekitar

    tempat tinggal berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi maka akan

    mendorong agar lebih giat beajar.

    d. Lingkungan Sekitar

    Apabila keadaan lingkungan tidak mendukung misalnya ; lokasi yang terlalu

    bising, rumah yang rapat dan panas ikut mempengaruhi hasil belajar.

    8.Hubungan Tingkat Stres Dengan Indeks Prestasi

    Belajar adalah suatu proses yang pada akhirnya akan membuahkan suatu hasil yang

    di sebut prestasi, yang tercermin dalam bentuk Indeks Prestasi (IP) di lingkungan Universitas.

    Menurut Dalyono (2001) Keberhasilan dalam meraih indeks prestasi yang baik di pengaruhi

    oleh beberapa faktor yaitu :

  • 5/28/2018 Bab 2

    11/12

    a. Faktor internal : kesehatan, intelegensia dan bakat, minat, motivasi serta cara belajar.

    b. Faktor eksternal : keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut Haditono

    (1972) cit. Bantolo, S., (2003) sebab-sebab kesukaran dalam belajar di bagi ke dalam faktor

    endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor biologis (kesehatan badan) dan

    faktor psikologis (IQ, minat dan bakat). Sedangkan faktor eksogen meliputi : keluarga,

    sekolah serta masyarakat. Sehingga jika seseorang mendapat tekanan atau stressor dari

    faktorfaktor tersebut yang melebihi kemampuannya untuk menoleransi maka akan berakibat

    terganggunya proses belajar seseorang yang tercermin dari Indeks Prestasinya.

    B. Kerangka Konsep

    Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep penelitian yang akan diteliti, dapat

    disajikan dalam bagan di bawah ini.

  • 5/28/2018 Bab 2

    12/12

    C. Hipotesis

    Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

    1. Adanya hubungan antara tingkat stres dengan indeks prestasi.