bab 1pendahuluan triase5

23

Click here to load reader

Upload: nasrudin

Post on 13-Jul-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1pendahuluan Triase5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari

suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)

kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan

dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Unit gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan

pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan

melibatkan berbagai multidisiplin (DepKes RI, 2005). Jumlah

dan kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak dapat diprediksi karena kejadian

kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja serta menimpa siapa saja.

Karena kondisinya yang tidak terjadwal dan bersifat mendadak serta tuntutan pelayanan

yang cepat dan tepat maka diperlukan triage

sebagai langkah awal penanganan pasien di unit gawat darurat dalam kondisi sehari-hari,

kejadian luar biasa maupun bencana.

Triage pertamakali dilakukan tahun 1797 oleh Dominique Jean Larrey ahli bedah

Napoleon Bonaparte, dengan cara memilah kasus berdasarkan kondisi luka. Prioritas

utama saat itu adalah tentara dengan luka ringan dapat segera kembali ke medan perang

setelah dilakukan penanganan minimal. Konsep triage dilakukan saat itu karena

pertempuran mengakibatkan banyak korban sementara ahli bedah Napoleon terbatas.

Florence Nightingale menggunakan konsep triage selama perang crime dengan cara

memilah korban perang yang mungkin atau tidak mungkin bertahan hidup dan

memerlukan perawatan lebih lanjut (Thomas, Bernardo & Herman 2003, dalam Semonin,

2008) Pada tahun 1960 triage mulai berkembang dan dilakukan di unit gawat darurat.

Page 2: Bab 1pendahuluan Triase5

Awalnya triage dilakukan oleh dokter atau tim yang terdiri dari dokter dan perawat, saat

ini triage umumnya dilakukan oleh seorang perawat unit gawat darurat yang telah

berpengalaman (Gilboy, Travers & Wuerz 1999, dalam Semonin, 2008)

Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan tingkat

kegawatan dan prioritas penanganan pasien (DepKes RI, 2005). Sistem triage merupakan

salah satu penerapan sistem manajemen risiko di unit gawat darurat sehingga pasien yang

datang mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhannya dengan

menggunakan sumberdaya yang tersedia. Triage juga membantu mengatur pelayanan

sesuai dengan alur pasien di unit gawat darurat. Penilaian triage merupakan pengkajian

awal pasien unit gawat darurat yang dilakukan oleh perawat.

Triage merupakan salah satu ketrampilan keperawatan yang harus dimiliki oleh

perawat unit gawat darurat dan hal ini membedakan antara perawat unit gawat darurat

dengan perawat unit khusus lainnya. Karena triage harus dilakukan dengan cepat dan

akurat maka diperlukan perawat yang berpengalaman dan kompeten dalam melakukan

triage.

Sesuai standar DepKes RI perawat yang melakukan triage adalah perawat yang telah

bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS

(Basic Trauma Cardiac life support) (Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat

Rumah Sakit, 2005). Selain itu perawat triage sebaiknya mempunyai pengalaman dan

pengetahuan yang memadai karena harus trampil dalam pengkajian serta harus mampu

mengatasi situasi yang komplek dan penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan

professional untuk mentoleransi stress yang terjadi dalam mengambil keputusan terkait

dengan kondisi akut pasien dan menghadapi keluarga pasien (Elliott et al, 2007, hlm

466).

Berdasarkan kondisi tersebut menggambarkan bahwa tidak mudah bagi perawat

untuk melaksanakan triage. Pelaksanaan triage saat ini dilakukan dengan berbagai metode

tetapi semuanya tetap berprinsip pada penilaian jalan nafas (airway), pernafasan

(breathing) dan sirkulasi (circulation) atau primary survey. Agar penilaian triage lebih

akurat /primary survey akan dilanjutkan dengan fokus survey sekunder. Untuk melakukan

Page 3: Bab 1pendahuluan Triase5

penilaian tersebut tentunya diperlukan fasilitas yang memadai.

Fasilitas yang diperlukan adalah tempat dan peralatan untuk menilai kondisi pasien.

Karena fungsinya sebagai penilaian awal pasien yang datang ke unit gawat darurat maka

lokasi yang ideal untuk triage adalah ruangan terdekat dengan pintu masuk pasien.

Ruangan triage memerlukan peralatan untuk melakukan pemeriksaan awal pada pasien

seperti tensimeter, thermometer, pulse oxymeter, stetoskop dan glucometer. Peralatan ini

membantu perawat untuk melakukan penilaian triage dengan tepat, terutama pada pasien

dengan kondisi airway, breathing, circulation yang terlihat stabil tetapi setelah dilakukan

pemeriksaan gula darahnya lebih dari 500 mg/dl atau tekanan darah sistoliknya 200

mmHg atau lebih. Kondisi tersebut tentunya membutuhkan penanganan segera untuk

menghindari komplikasi lebih lanjut demi keselamatan pasien. Keselamatan pasien saat

ini menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit (RS). RS Siaga

Raya juga berusaha menerapkan standar keselamatan pasien di dalam pelayanannya

kepada pasien salahsatunya adalah dengan pelaksanaan triage di unit gawat darurat

(UGD). Di UGD RS Siaga Raya

pelaksanaan triage menggunakan standar Cape Triage Score yang dilakukan oleh

perawat yang telah bersertifikat BTCLS dan sebagian ACLS. Standar triage cape triage

score yang terdiri dari penilaian TEWS (triage early warning score) berdasarkan

pengukuran tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, mobilisasi, adanya riwayat trauma dan

penilaian deskriminator dengan melihat penampilan pasien, mekanisme injury dan tingkat

nyeri pasien. Standar triage ini digunakan dengan pertimbangan bahwa perawat UGD RS

Siaga Raya

mayoritas perawat baru yang rata-rata mempunyai pengalaman kerja 2 sampai 3 tahun

dan triage tersebut lebih mudah pelaksanaannya serta merupakan triage komprehensif.

Ruang triage berada di lobby ruang UGD dekat pintu masuk dan dilengkapi dengan

dinamap (untuk pemeriksaan tensi, nadi, Spo2), glucometer, thermometer, timbangan

berat badan, pengukur tinggi badan dan peralatan pelindung diri (masker, handrub, sarung

tangan).

Page 4: Bab 1pendahuluan Triase5

B. Tujuan

.

1. Untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa

2. Untuk memprioritaskan pasien menurut keakutannya

C. Ruang lingkup

1. Pasien-pasien yang datang ke bagian gawat darurat RS Siaga Raya

Page 5: Bab 1pendahuluan Triase5

BAB II

A. DEFINISI 0PERASIONAL :

Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat

Ringannya kondisi klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam

triage,perawat dan dokter mempunyai batasan waktu(respon time) untuk Mengkaji

keadaan dan memberikan intervensi secepatnya < 5 menit

Triase berasal dari bahasa prancis trier,bahasa inggris triage dan diturunkan dalam

bahasa Indonesia triase yang berarti sortir.Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar

berat nya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini

istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian Yang

cepat dan berfokus dengan satu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber Daya

manusia,peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang Yang

memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya (Pusponegoro,2010)

Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara

yang memungkinkan pemanfaatansumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang

paling efisiendengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang

memerlukan pertolongandan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008)

B. DASAR HUKUM

Dasar hokum digunakan sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam pelaksanaan Triase, untuk itu

diperlukan peraturan perundangan undangan pendukung sebagai acuan dalam penyelenggaraannya.

Ketentuan perundang-undangan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Page 6: Bab 1pendahuluan Triase5

1

BAB III

PRINSIP DAN TIPE TRIAGE

Di rumah sakit, didalam triase mengutamakan perawatan pasien berdasarkan gejala.

Perawat triase menggunakan ABCD keperawatan seperti jalan nafas, pernapasan dan

sirkulasi, serta warna kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan

inspeksi visual untuk luka dalam, deformitas kotor dan memar untuk memprioritaskan

perawatan yang diberikan kepada pasien di ruang gawat darurat. Perawat memberikan

prioritas pertama untuk pasien gangguan jalan nafas, bernafas atau sirkulasi

terganggu.Pasien-pasien ini mungkin memiliki kesulitan bernapas atau nyeri dada karena

masalah jantung dan mereka menerima pengobatan pertama.Pasien yang memiliki

masalah yang sangat mengancam kehidupan diberikan pengobatan langsung bahkan jika

mereka diharapkan untuk mati atau membutuhkan banyak sumber daya medis.

(Bagus,2007).Menurut Brooker, 2008. Dalam prinsip triase diberlakukan system

prioritas, prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan

mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan

seleksi pasien berdasarkan : 1) Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan

Page 7: Bab 1pendahuluan Triase5

menit. 2) Dapat mati dalam hitungan jam. 3) Trauma ringan. 4) Sudah meninggal.Pada

umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan:-

Menilai tanda vital dan kondisi umum korban-

Kemungkinan bertahan hidup-

Menilai bantuan yang memungkinkan-

Memprioritaskan penanganan definitive-

Prinsip dalam pelaksanaan triase :

1. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktuKemampuan berespon dengan

cepat terhadap kemungkinan penyakit yang mengancamkehidupan atau injuri adalah hal

yang terpenting di departemen kegawatdaruratan.

2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akuratIntinya, ketetilian dan keakuratan adalah

elemen yang terpenting dalam proses interview.3.

3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajianKeselamatan dan perawatan pasien yang

Page 8: Bab 1pendahuluan Triase5

efektif hanya dapat direncanakan bila terdapatinformasi yang adekuat serta data yang

akurat.4.

Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisiTanggung jawab utama seorang

perawat triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasiendan menetapkan prioritas

tindakan untuk pasien tersebut. Hal tersebut termasuk intervensiterapeutik, prosedur

diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu

pengobatan.5.

Tercapainya kepuasan pasien

Perawat triase seharusnya memenuhi semua yang ada di atas saat menetapkan hasil

secaraserempak dengan pasien

Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang dapat

menyebabkanketerpurukan status kesehatan pada seseorang yang sakit dengan keadaan

kritis.

Perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga atau temannya.

“Time Saving is Life Saving

(respon time diusahakan sesingkat mungkin),

The Right Patient, toThe Right Place at The Right Time

, with The Right Care Provider. “

Pengambilan keputusan dalam proses triage dilakukan berdasarkan :

Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit

Page 9: Bab 1pendahuluan Triase5

Dapat mati dalam hitungan jam

Trauma ringan

Sudah meninggal(Making the Right Decision A Triage Curriculum, 1995: page 2-3)

.

Tipe Triage Di Rumah Sakit

Tipe 1 :

Traffic Director or Non Nurse

A)Hampir sebagian besar berdasarkan system triage)

C)Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya

D)Tidak ada dokumentasi

E)Tidak menggunakan protocol

Tipe 2 :

Cek Triage Cepat

A) Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi atau dokter

B) Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama

C) Evaluasi terbatas

Page 10: Bab 1pendahuluan Triase5

D) Tujuan untuk menyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera mendapat

perawatan

pertama

Tipe 3 :

Comprehensive Triage

Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman

4 sampai 5 sistem katagoric)

Sesuai protocolBeberapa tipe sistem triagelainnya :a.

Traffic Director

Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan memilih antara

status

“mendesak” atau “tidak mendesak”.Tidak ada tes diagnostik permulaan yang

diintruksikan dan

tidak ada evaluasi yang dilakukan sampai tiba waktu pemeriksaan. b.

Spot Check

Pada sistem ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data subjektif dan

objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu dari 3 prioritas

pengobatan yaitu

“gawat darurat”, “mendesak”, atau “ditunda”.

dapat dilakukan beberapa tes diagnostik pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area

perawatan tertentu atau di ruang tunggu.Tidak adaevaluasi ulang yang direncanakan

Page 11: Bab 1pendahuluan Triase5

sampai dilakukan pengobatan.c.

Comprehensive

Sistem ini merupakan sistem yang paling maju dengan melibatkan dokter dan perawat

dalammenjalankan peran triage.Data dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan

kebutuhan pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan

objektif. Tesdiagnostik pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang

perawatan akut atau ruangtunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit

(Lyer,2004)

KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS

Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan

utama,riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil

pengkajianfisik yang terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standard, ENA tahun

1999, penentuantriase didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan psikososial

selain pada factor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan serta alur pasien

lewat sistem pelayanankedaruratan.Hal-hal yang harus dipertimbangkan mencakup setiap

gejala ringan yang cenderung berulang atau meningkat keparahannya .Prioritas adalah

penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahanyang

mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.Beberapa hal yang mendasari klasifikasi

pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien yang meliputi :

A. Gawat

adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan

Page 12: Bab 1pendahuluan Triase5

penanganan dengan cepat dan tepat

B D a r u r a t

adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan

penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan

C. Gawat Darurat

adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC(

Airway/ jalan nafas,

Breathing / pernafasan,

Circulation/ sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat (Wijaya,

2010)Berdasarkan prioritas perawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :Tabel 1.

Klasifikasi TriageKLASIFIKASI KETERANGAN

Gawat darurat (P1)

Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan ABC dan

perlu tindakan segera,misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran,trauma mayor

dengan perdarahan hebat

Gawat tidak darurat (P2)

Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan

darurat. Setelah dilakukan diresusitasi maka ditindaklanjuti oleh dokter spesialis.

Misalnya ; pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan lainnya

Darurat tidak gawat (P3)

Page 13: Bab 1pendahuluan Triase5

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan

darurat. Pasien sadar,tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi

definitive. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik, misalnya laserasi, fraktur minor /

tertutup, sistitis, otitis media dan lainnya

Tidak gawat tidak darurat (P4)

Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan

tanda klinis

Page 14: Bab 1pendahuluan Triase5

BAB IV

KESIMPULAN

1. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan

fungsi

Menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),penyembuhan penyakit (kuratif)

dan pencegahan penyakit(preventif) kepada masyarakat (menurut WHO)

2. Unit gawat darurat adalah unit pelayanan Rumah sakit yang memberikan pelayanan

pertama

Pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan

melibatkan

Berbagai multidisiplin (Depkes RI,2005)

Page 15: Bab 1pendahuluan Triase5

3. Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan tingkat

kegawatan

Dan prioritas penanganan pasien (Depkes RI,2005)

4. Prinsip triase diberlakukan system prioritas,prioritas adalah penentuan/penyeleksian

mana

Yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman

jiwa

Timbul dengan seleksi pasien berdasarkan:

- ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit

- dapat mati dalam hitungan jam

- trauma ringan

- sudah meninggal

5. Tipe triage di RS

- Tipe 1 : Traffic Director or non nurse

- Tipe 2 : Cek triage cepat

- Tipe 3 : Comprehensive triage

6. Gawat Darurat

Adalah : suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan gangguan ABC

(Airway,Breathing,Circulation),jika tidak ditolong segera maka dapat

meninggal/cacat

- Gawat darurat : keadaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan

Page 16: Bab 1pendahuluan Triase5

perlu

Tindakan segera misalnya cardiac arrest,penurunan kesadaran,trauma mayor

Dengan perdarahan hebat

- Gawat tidak darurat

Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, setelah

Dilakukan resusitasi maka ditindaklanjuti oleh dokter spesialis misal : pasien

Kanker tahap lanjut,fraktur,sickle cell

- Darurat tidak gawat

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat.

Pasien sadar tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi

definitive.Untuk tindak l;anjut dapat di poliklinik misalnya laserasi,fraktur

Minor/tertutup,sistitis,otitis media

- Tidak gawat tidak darurat