bab 1.docx kimia aditif
DESCRIPTION
tfTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat,
terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis
bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh. Penambahan
bahan tambahan/zat aditif ke dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk
meningkatkan mutu suatu produk sehingga mampu bersaing di pasaran.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa zat pewarna
telah mengalami perkembangan seperti halnya zat pewarna hasil rekayasa teknologi yang ikut
berkembang. Warna merupakan salah satu faktor penentu yang dilihat oleh seseorang
sebelum memutuskan untuk memilih suatu barang yang termasuk di dalamnya adalah
makanan dan minuman. Makanan yang memiliki warna cenderung lebih menarik untuk
dipilih konsumen daripada makanan yang tidak berwarna. Pemakaian zat pengawet, pemanis
dan pewarna sintetik pada makanan dan minuman telah banyak digunakan. Khususnya zat
pewarna, masih banyak ditemukan pemakaian zat pewarna berbahaya bagi manusia,
contohnya: Rhodamin B, Sudan I, Metanil Yellow, Citrus Red, Violet dan lain-lain. Pewarna-
pewarna tersebut dinyatakan berbahaya oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 239 /
Men.Kes / Per / V / 85.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur dari zat aditif?
2. Apa saja klasifikasi dari zat aditif?
3. Apa saja sifat-sifat zat aditif?
4. Bagaimana peranan zat aditif terhadap kehidupan sehari-hari?
1.3 TUJUAN
Untuk menentukan struktur, klasifikasi, sifat-sifat, dan peranan zat aditif dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Zat Aditif
1. Zat Pemanis
Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan,
tetapi bahan ini tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan tidak ikut
dalam proses metabolisme tubuh. Oleh Karena itu, bahan ini digunakan sebagai bahan
pengganti gula pada penderita kencing manis.Gula baik yang terbuat dari tebu maupun
dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat dalam tubuh manusia menjadi glukosa.Glukosa
ini dioksidasi oleh oksigen menjadi gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau tenaga.
Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya:
a. Sakarin
Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Rumus
strukturnya sebagai berikut:
O
C
N – H
SO2
b. Natrium Siklamat
Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula.
Zat pemanis jenis ini dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme
siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen.Adapun hasil penelitian pada
tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa pembuangan senyawa ini melalui
urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Rumus struktur natrium
siklamat sebagai berikut :
NH – SO3Na
c. Sorbitol
Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama
dengan gula. Zat pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis permen.Sorbitol tidak
terurai dalam mulut sehingga tidak merusak gigi.Namun, pemakaian yang berlebihan
dapat menimbulkan diare. Rumus struktur sorbitol sebagai berikut:
CH2OH
H – C – OH
C
HO – C – H
H – C – OH
H – C – OH
CH2OH
d. Dulsin
Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih
manis dari gula. Pemanis ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Rumus
strukturnya sebagai berikut:
O – CH2 – CH2
HN – C – NH2
O
e. Aspartan
Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 200 kali
lebih manis dari gula. Rumus strukturnya sebagai berikut :
H O H O
H2N – C – C – N – C – C – OCH3
CH3–H–CH2
COOH
Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen, minuman ringan, es krim,
dll.
2. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, atau penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami dapat
dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam garam atau diasinkan
Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat
misalnya natrium benzoat, natrium nitrat, asam propianat, dan kalium sorbat. Natrium
benzoat digunakan untuk bahan makanan yang mudah basi, benzoat efektif pada pH 2,5-
40.
COONa
CH2 – CH = CH – CH = COOK
2.2 Klasifikasi Zat Aditif
1. Macam-Macam Zat Aditif
Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu:
1.Zat aditif alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti
daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam. Contoh zat aditif alami :
a. Pewarna Karoten(C40H56),
Menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk
mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin.
Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
b. Biksin,
memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon
Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai
mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
c. Karamel,
berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)
karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu
karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair
untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai
pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa atau
punes cendol Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak
digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk
kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan,
katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil
warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau
yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
d. Antosianin,
penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga
dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air,kembang sepatu, bunga tasbih/kana,
krisan, pelargonium, aster cina, danbuah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat
pada buah manggis danumbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru
keunguan. Bungabelimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat
pewarnaalami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk
makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).
2. Zat Aditif Sintetis (Buatan)
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses
kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan
dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh.
Contoh: :
a.Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan
tersebut lebih menarik. Contoh: Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang
tidak boleh dipergunaan untuk makanan, selain itu pewarnalainnya yang dilarang
adalah Metanil Yellow Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl.
2.3 Sifat-sifat zat aditif
Zat aditif pewarna dapat memberikan, menambah, dan mempertegas warna.
Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang
homogen pada makanan.
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga
dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan.
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan
Zat aditif yang ditambahkan dapat memperbaiki gizi makanan.
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
2.4 Peranan Zat Aditif
Zat aditif pada produk makanan dan minuman berfungsi sebagai bahan yang
dapat memperpanjang masa simpan produk serta untuk memperoleh mutu sensoris
(citarasa,warna,dan tekstur).
Akan tetapi penggunaan zat aditif secara berlebihan juga dapat membahayakan
kesehatan. Zat aditif ada yang bersifat mutagenik / karsinogenik yang dapat
menimbulkan kelainan genetik seperti kanker, penuaan sel, dan kerusakan organ yang
lain.
Kandungan zat aditif pada produk makanan seperti, antioksidan, dinatrium
benzoat ,natrium benzoat, kalsium benzoat, kalium benzoat, ferro fumarat, asam sitrat,
vitsin, sodium benzoat, zat besi, pengatur keasaman, pengental, thickener, guargum,
mononatrium glutamat, trikalsium fosfat, asam laktat, asam asetat, tokoferol, ascorbid
acid, metil-p-hidroksi benzoat. Kandungan zat aditif pada produk minuman seperti
natrium banzoat, pewarna, natrium sulfat, asam sitrat, natrium nitrit, mononatrium
glutamat, poliphospat, ascorbid acid, magnesium karbonat, natrium klor, asam laktat,
belerang dioksida, sodium nitrit.
Zat warna alami komersial yang diijinkan untuk dipakai pada makanan dan
minuman antara lain : anato, karamel, karoten, karmin, klorofil, safron, santaksantin,
titanium dioksida dan tumerik. Bahan tambahan makanan yang diijinkan digunakan
pada makanan terdiri dari 11 golongan yaitu:
Antioksidan (untuk mencegah/ menghambat oksidasi)
Antikempal (untuk mencegah mengempalnya makanan yang berupa bubuk)
Pengatur keasaman (untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat
keasaman makanan)
Pemanis buatan (zat yang dapat menimbulkan rasa manis pada makanan yang tidak/
hampir tidak memiliki nilai gizi)
Pemutih dan pematang tepung (mempercepat proses pemutihan untuk memperbaiki
mutu pemanggangan)
Pengemulsi, pemantap dan pengental (untuk membantu terbentuknya campuran yang
homogen pada makanan)
Pengawet (untuk mencegah / menghambat kerusakan oleh mikroba)
Pengeras (untuk memperkeras / mencegah melunaknya makanan)
Pewarna (untuk memperbaiki / memberi warna pada makanan)
Penyedap rasa dan aroma (untuk memberikan, menambah, mempertegas rasa dan
aroma)
Sequesteran (untuk mengikat ion logam yang ada pada makanan).
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penambahan bahan tambahan/zat aditif ke dalam makanan merupakan hal yang
dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk sehingga mampu bersaing di
pasaran. Zat aditif dibedakan menjadi dua yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis.
Dalam keseharian dapat dijumpai berrbagai jenis dari zat aditif, beberapa diantaranya
yaitu: zat pewarna, zat pemanis, zat penyedap, dan zat pengawet.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmid. 2012. Zat aditif. http://pakrahmid.blogspot.com/2012/10/macam-macam-zat-aditif_9257.html
Sephina. 2012. Kegunaan zat aditif. http://sephinapt.com/zat-aditif-kegunaan-dan-bahayanya/
Anonymous. 2012. Stuktur dan klasifikasi zat aditif. http://chemiskimia.findtalk.biz/t1-zat-adiktif