bab 18 audit saldo kas

9
1 CHAPTER 18 AUDIT SALDO KAS 18.1SALDO KAS Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan bunga. Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi. 18.1.1. Hubungan Saldo Kas Dengan Siklus Transaksi Berikut ini adalah lima siklus transaksi yang berkaitan langsung dengan saldo kas umum : a. Siklus Pendapatan : Menaikkan kas b. Siklus Pengeluaran : Menurunkan kas c. Siklus Pembiayaan : Menaikkan dan menurunkan kas d. Siklus Investasi : Menaikkan dan menurunkan kas e. Siklus Jasa Personalia : Menurunkan kas 18.1.2 Tujuan Audit Kategori Asersi Tujuan Audit atas Saldo Akun Keberadaan atau Keterjadian (EO) Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1) Kelengkapan (C) Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua

Upload: gita-chandradewi

Post on 22-Oct-2015

140 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

auditung 2 about audit cash balance, how to audit the cash balance, what procedure influance to test.

TRANSCRIPT

Page 1: bab 18  Audit Saldo Kas

1

CHAPTER 18

AUDIT SALDO KAS

18.1SALDO KAS

Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening

giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di

bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta

membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa

bentuk investasi yang menghasilkan bunga.

Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata

uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam

penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi.

18.1.1. Hubungan Saldo Kas Dengan Siklus Transaksi

Berikut ini adalah lima siklus transaksi yang berkaitan langsung dengan saldo kas

umum :

a. Siklus Pendapatan : Menaikkan kas

b. Siklus Pengeluaran : Menurunkan kas

c. Siklus Pembiayaan : Menaikkan dan menurunkan kas

d. Siklus Investasi : Menaikkan dan menurunkan kas

e. Siklus Jasa Personalia : Menurunkan kas

18.1.2 Tujuan Audit

Kategori Asersi Tujuan Audit atas

Saldo Akun

Keberadaan atau

Keterjadian (EO)

Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1)

Kelengkapan (C) Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua

Page 2: bab 18  Audit Saldo Kas

2

transaksi kas yang telah terjadi (C1)

Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat pada

periode yang tepat (C2)

Hak dan kewajiban

(RO)

Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang

diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1)

Penilaian atau Alokasi

(VA)

Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang

dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung

(VA1)

Penyajian dan

Pengungkapan (PD)

Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan

tepat dalam neraca (PD1)

Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,

dan pembatasan lain atas kas telah diungkapkan dengan

tepat (PD2)

18.1.3. Pertimbangan Perencanaan Audit

1. Materialitas

Jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang

mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun dalam satu

periode waktu benar-benar dapat sangat material. Volume transaksi yang

mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya

dalam laporan keuangan.

2. Risiko Inheren

Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang

signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan

keterjadian serta kelengkapan. Saldo kas juga rentan atau mudah untuk dicuri.

Namun lain hal nya dengan piutang/persediaan, risiko yang berkenaan dengan

asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta

pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak ada kerumitan yang

melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.

3. Risiko Prosedur Analitis

Saldo kas dipengaruhi oleh keputusan dan strategi operasi, investasi, dan

pembiayaan manajemen.

Page 3: bab 18  Audit Saldo Kas

3

Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat mengembangkan

anggaran kas, yang memproyeksikan penerimaan kas berdasarkan penagihan

piutang yang diantisipasi, pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, aktivitas

investasi serta pembiayaan.

Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan

peramalan atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo

kas minimum dan investasi atas kelebihan kas.

4. Risiko Pengendalian

Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang

dapat dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik,

memungkinkan auditor menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah.

Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan

mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan

bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan

jelas kepada manajemen.

18.2 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS

Istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank, bukan termasuk kas kecil

dan dana imprest lainnya.

18.2.1. Menentukan Risiko Deteksi

Beberapa pemilik perusahaan kecil menginginkan auditor untuk mengaudit kas

untuk member kepastian tentang keabsahan saldo kas. Auditor akan menekankan

pada pengujian rincian, sekalipun model risiko audit dapat menyatakan bahwa

pendekatan tersebut tidak diperlukan karena prosedur analitis atau pengendalian

internal telah efektif.

Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan.

Efektivitas prosedur analitis seringkali tergantung pada prosedur yang ditempuh

entitas untuk mengembangkan anggaran atau peramalan kas yang akurat.

18.2.2 Merancang Pengujian Substantif

Kategori Substantif Pengujian Tujuan Audit Saldo Akun

Page 4: bab 18  Audit Saldo Kas

4

Prosedur

Awal

1. Mendapatkan pemahaman tentang

bisnis dan industri serta

menentukan :

a. Signifikansi dari saldo dan

transaksi kas bagi entitas.

b. Kebijakan entitas dalam

meramalkan saldo kas dan

menginvestasikan kelebihan saldo

kas.

EO1,C1&2,RO1,VA1,

PD1&2

2. Melaksanakan prosedur awal atas

saldo dan catatan kas yang akan

mendapat pengujian lebih lanjut. a. Menelusuri saldo awal kas di

tangan dan di bank ke kertas

kerja tahun sebelumnya.

b. Menelaah aktivitas dalam akun

buku besar kas dan menyelidiki

ayat jurnal yang tampak tidak

biasa dari segi jumlah atau

sumbernya.

c. Mendapatkan ikhtisar kas di

tangan dan di bank yang

disiapkan klien,memverifikasi

ketepatan matematis, dan

menentukan kesesuaiannya

dengan buku besar.

RO1

Prosedur

Analitis

1. Melakukan prosedur analitis.

a. Membandingkan saldo kas

dengan jumlah yang

dianggarkan, saldo tahun

sebelumnya, atau jumlah yang

diharapkan lainnya.

b. Menghitung kas sebagai

persentase dari aktiva lancar dan

membandingkannya dengan

pengharapan.

EO1,C1,VA1

Pengujian

Rincian

Transaksi

1. Melaksanakan pengujian pisah

batas kas (catatan : pengujian ini

mungkin telah dilaksanakan

sebagai bagian dari program audit

atas piutang usaha dan hutang

usaha)

a. Mengamati bahwa semua kas

yang diterima menjelang

penutupan usaha pada hari

terakhir tahun fiskal termasuk

dalam kas yang ada di tangan

atau setoran dalam perjalanan dan

tidak ada penerimaan dari periode

berikutnya yang telah

EO1,C1

Page 5: bab 18  Audit Saldo Kas

5

dimasukkan, atau

b. Mereview dokumentasi seperti

ikhtisar kas harian, slip deposito

duplikat, dan laporan bank yang

mencakup beberapa hari sebelum

dan sesudah tanggal akhir tahun

untuk menentukan pisah batas

yang tepat.

c. Mengamati cek terakhir yang

diterbitkan dan dikirimkan pada

hari bisnis terakhir dari tahun

fiskal dan menelusuri ke catatan

akuntansi untuk menentukan

ketepatan pisah batas pengeluaran

kas, atau

d. Membandingkan tanggal-tanggal

pada cek yang diterbitkan

beberapa hari sebelum dan

sesudah akhir tahun ke tanggal

pencatatan cek untuk menentukan

pisah batas yang tepat.

5. Menelusuri transfer bank selama

beberapa hari sebelum dan

sesudah tanggal akhir tahun untuk

menentukan bahwa setiap transfer

telah dicatat dengan benar sebagai

pengeluaran serta penerimaan

dalam periode akuntansi yang

sama dan secara tepat

dicerminkan dalam rekonsiliasi

bank apabila dapat dilakukan.

EO1,C2

6. Menyiapkan bukti atau proof kas

untuk setiap akun bank di mana

entitas itu tidak mampu

merekonsiliasi atau memikul risiko

yang tinggi bahwa transaksi yang

tidak jujur telah terjadi.

EO1,C1&2,RO1,VA1

Pengujian

Rincian Saldo

1. Menghitung kas di tangan yang

belum disetorkan dan menentukan

bahwa jumlah tersebut telah

dimasukkan dalam saldo kas.

EO1,C1,RO1,VA1

2. Mengkonfirmasikan saldo setoran

dan pinjaman bank dengan bank.

EO1,C1,RO1,VA1

3. Mengkonfirmasikan perjanjian

lain dengan bank seperti lini

kredit, perjanjian saldo

kompensasi, dan jaminan

pinjaman atau pihak lainnya.

EO1,C1,RO1,VA1,PD2

Page 6: bab 18  Audit Saldo Kas

6

4. Menscan, menelaah, atau

menyiapkan rekonsiliasi bank

sebagaimana mestinya.

EO1,C1&2,RO1,VA1

5. Mendapatkan dan menggunakan

laporan pisah batas bank untuk

memverifikasi pos-pos rekonsiliasi

bank, mendeteksi semua cek yang

belum dicatat yang telah dikliring

oleh bank, dan mencari bukti

tentang ‘window dressing’

EO1,C1&2,RO1,VA1

Penyajian dan

Pengungkapan

1. Membandingkan penyajian

laporan dengan GAAP.

a. Menentukan apakah saldo kas

telah diidentifikasi dan

diklasifikasikan dengan tepat.

PD1

b. Menentukan bahwa overdraft

bank telah direklasifikasi sebagai

kewajiban lancar.

PD1

c. Melakukan tanya jawab dengan

manajemen, menelaah

korespondensi dengan bank, dan

menelaah notulen rapat dewan

direksi untuk menentukan hal-hal

yang memerlukan pengungkapan

seperti lini kredit, jaminan

pinjaman, perjanjian saldo

kompensasi, atau pembatasan

lainnya atas saldo kas.

PD2

18.3 PERTIMBANGAN LAIN

18.3.1. Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping

Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara

sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan

penerimaan kas secara sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari

seseorang yang melakukan tindakan yang bukan wewenangnya.

Lapping biasanya tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan,

tetapi juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi

yang kondusif untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani

penerimaan kas juga memegang buku beasar piutang usaha.

Page 7: bab 18  Audit Saldo Kas

7

Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman

tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari

pelanggan.

18.3.2. Prosedur Auditing

Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan jika risiko

pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi.

Berikut adalah tiga prosedur yang dapat digunakan untuk mendeteksi lapping :

a. Mengkonfirmasi piutang usaha

b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak

c. Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip

setoran harian yang berkaitan

18.4 JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS YANG

MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS

Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat diberikan

akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama audit atas

sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas :

a. Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan

pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.

b. Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo kas,

pinjaman yang diperlukan, atau potensi kelebihan saldo kas yang tersedia untuk

investasi.

c. Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti perubahan kebijakan

kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan meningkatkan arus kas.

d. Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi jangka

pendek kelebihan kas.

e. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi

jangka pendek atas kelebihan kas

Page 8: bab 18  Audit Saldo Kas

8

COMPREHENSIVE CASE CQ 18-30

CASH IRREGULARITIES PADA PATRICIA COMPANY

a. Working paper (kertas kerja) yang memperlihatkan berapa banyak jumlah yang digelapkan

kasir Patricia Company kami buat dengan menggunakan format laporan rekonsiliasi saldo

bank dengan saldo perusahaan sebagai berikut :

PATRICIA COMPANY

Laporan Rekonsiliasi Bank

30 November 20X0

BANK PERUSAHAAN

Saldo awal kas menurut

bank

$15.550 Saldo awal kas menurut

perusahaan

$18.901,62

Ditambah : Ditambah :

Setoran Dalam Perjalanan x Kredit oleh bank $100

Dikurangi : Dikurangi :

Cek Beredar #62 $116,25

Cek Beredar #183 $150

Cek Beredar #284 $253,25

Cek Beredar #8621 $190,71

Cek Beredar #8623 $206,80

Cek Beredar #8632 $145,28

Saldo kas setelah

disesuaikan

$19.001,62 Saldo kas setelah

disesuaikan

$19.001,62

* Saldo kas setelah disesuaikan (Bank) = Saldo awal + SDP Cek Beredar

$19.001,620 = $15.550 + x $1.062,29

$19.001,62 $15.550 + $1.062,29 = x

$4.513,91 = x

Jadi, setoran dalam perjalanan yang seharusnya adalah $4.513,91, tetapi kasir hanya

mengakui setoran dalam perjalanan sebesar $3.794,41, sehingga jumlah yang telah

digelapkan oleh kasir tersebut adalah $719,5.

Page 9: bab 18  Audit Saldo Kas

9

b. Kasir berusaha menyembunyikan pencurian kas ini dengan cara :

Tidak mencatat penambahan yang berasal dari kredit bank

Cek yang diterima perusahaan tidak seluruhnya diserahkan ke bank (ada cek beredar

yang tidak tercatat oleh bank).

c. Pengendalian internal yang buruk atas transaksi kas Patricia Company terdapat pada :

Kurangnya pengecekan independen antara kas dan cek dengan lembar perhitungan kas

dan pradaftar. Pengesahan cek seharusnya juga dibatasi.

Rekonsiliasi bank secara periodik seharusnya dilakukan oleh karyawan yang tidak

terlibat dalam melaksanakan atau mencatat transaksi kas.