bab 11 - maha karya hanafi | this wordpress.com … · web viewkeadaan alat genetalia 9 ekstermitas...

31
BAB 11 TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Pengertian Labio palato schisis adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embrionik (kapita selekta,jilid 2 ). Labio palato schisis adalah isura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan dua sisi untuk menyatu selama perkembangan embrionik. (www geogle.com) 2. Klasifikasi Berdasarkan organ terlihat : Celah bibir (labioschisis) Celah gusi (gratoschisis) Langit-langit ( palatoschisis ) Tingkat kelahiran biasa bervariasi mulai dari ringan sampai parah (celah bias sampai hidung). Beberapa jenis bibir sumbing yang di ketahui yaitu : 1. Unilateral Inkomplete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.

Upload: duongdieu

Post on 15-May-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

BAB 11

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

Labio palato schisis adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya

prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan

embrionik (kapita selekta,jilid 2 ).

Labio palato schisis adalah isura garis tengah pada palatum yang terjadi karena

kegagalan dua sisi untuk menyatu selama perkembangan embrionik.

(www geogle.com)

2. Klasifikasi

Berdasarkan organ terlihat :

Celah bibir (labioschisis)

Celah gusi (gratoschisis)

Langit-langit ( palatoschisis )

Tingkat kelahiran biasa bervariasi mulai dari ringan sampai parah (celah bias

sampai hidung).

Beberapa jenis bibir sumbing yang di ketahui yaitu :

1. Unilateral Inkomplete

Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak

memanjang hingga ke hidung.

2. Unilateral Complete

Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga

ke hidung.

3. Bilateral Complete

Apabila celah sumbing terjadi di ke dua sisi bibir dan memanjang hingga

ke hidung.

3

Page 2: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

3. Etiologi

Belum di ketahui pasti. Hipotesis yang di ajukan antara lain :

a) Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama embrional dalam hal

kuatitas (pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi asam

folat, vitamin C dan zn).

b) Pengaruh obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal.

c) Infeksi,khususnya viral ( toksoplasma ) dan klamidal

d) Faktor genetik

e) Kelainan ini juga diduga terjadi akibat lnfeksi virus yang di derita ibu pada

kehamilan trimester pertama.

4. Pathofisiologi

Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak

terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga kembali juga oleh

beberapa etiologi.prosesnya karena kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan

kegagalan fusi dengan septum nasi.

4

Page 3: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

PATWAY

Insufisiensi zat toksikosis selama infeksi genetik Untuk tumbuh kembang kehamilan

Kegagalan fungsi palatum kegagalan fungsi palatum Pada garis tengah dengan septum nasi

refleks mengisap Asi, yang bayi rewel, adanya sumbing adanya disfungsi adanya terganggu akibat adanya menangis, pada bibir dan tuba eustachi gangguan patologis, pucat, turgor kulit tidak dapat palatum yang dapat me- pertumbuhan jelek, kulit kering, perut beristirahat ngakibatkan ter- anatomi nasokembung, BB menurun. Dengan tenang, jadinya otitis faring, adanya

dan nyaman, media serta garis jahitan sulit mengisap gangguan pada daerah dan menelan Asi resti pendengaran, mulut.

trauma adanya sifat sisi pembedahan kurang me-

Perubahan nutrisi kurang resti trauma sisi nerima,sensitif, dari kebutuhan tubuh pembedahan adanya sumbing gangguan rasa

pada bibir dan nyaman nyeri palatum.

Resti perubahan Menjadi orangtua

Referensi : 1. Ngastinya. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC 2. Doengoes Marlin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Page 4: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

5

5. Manifestasi Klinis

a) Refleks mengisap Asi yang terganggu, akibat adanya kondisi pathologis

b) Adanya gangguan pertumbuhan anatomi nasofaring

c) Adanya disfungsi tuba eustachius yang dapat mengakibatkan terjadinya otitis

media, serta gangguan pendengaran.

6. Penatalaksanaan

Keperawatan

- Masalah yang dapat terjadi adalah resiko tersedak

- Ibu harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hati

– hati dan sering beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat di

pompa dan diberikan dengan sedotan sedikit – sedikit. Perhatikan agar

pompa payudara dan gelas penampung Asi selalu diseduh agar tidak

terjadi terkontaminasi.

Medis

- Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir

berdasarkan kriteria tube of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan) > 10

pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.

- Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan (palatolasti0. di

kerjakan sedini mungkin (15-24bulan) sebelum anak mampu bicara

lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara.

- Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spech

therapist untuk melatih atau mengajar anak bicara dengan normal.

- Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celah

alveolus / maksila untuk memungkinkan ablioefodenti mengatur

pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal.

Pencegahan infeksi.

Menaati praktek pencegahan infeksi terutama kebersihan tangan serta

memakai sarung tangan.

Page 5: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

6

Memperhatikan dengan seksam proses yang telah terbukti bermanfaat

untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda kotor,ikuti

dengan sterilisasi dan desinfeksi tingkat tinggi.

Selalu memoerhatikan teknik aseptik sewaktu melakukan tindakan yang

bersifat infasif seperti : suction endotracheal,melakukan penyuntikan obat-

obat pada akses perifer maupun vena central, pemasangan kateter

urine,dll.

B. KONSEP DASAR ASKEP

1. Pengkajian

a) Biodata pasien dan biodata penanggung jawab

b) Riwayat kesehatan masa lalu

Pasien menderita insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa

embrional.

c) Riwayat kesehatan sekarang

Pengaruh obat tetatologik termasuk jamu dan kontrasepsi

hormonal,kecanduan alkohol.

d) Riwayat keluarga

Anggota keluarga ada yang bibir sumbing.

e) Pemeriksaan Fisik

1 Mata

Keadaan konjungtiva

Keadaan sclera

Keadaan lensa

2 Hidung

Kemampuan penglihatankepekaan penciuman

Adanya polip/hambatan lain pada hidung, adanya pilek.

3 Mulut dan Bibir

Warna bibir

Apakah ada luka

Page 6: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

7

Apakah ada kelainan

4 Leher

Keadaan vena jugularis

Apakah ada pembesaran kelenjar.

5 Telinga

Bentuk telinga

Kepekaan pendengaran

Kebersihan telinga

6 Dada

Bentuk dan irama napas

Keadaan jantung dan paru-paru

7 Abdomen

Ada kelainan atau tidak

Bentuknya supel atau tidak

8 Genitalia

Kebersihan daerah genetalia

Ada edema atau tidak

Keadaan alat genetalia

9 Ekstermitas atas dan bawah

Bentuknya normal atau tidak

Tonus otot kuat atau lemah

10 Kulit

Warna kulit

Turgor kulit

f) Pengkajian Perpola

a. Aktivitas / istirahat

Sulit mengisap Asi

Sulit menelan Asi

8

Page 7: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

Bayi rewel,menangis

Tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman

b. Sirkulasi

Pucat

Turgor kulit jelek

c. Makanan / cairan

Berat badan menurun

Perut kembung

Turgor kulit jelek, kulit kering

d. Neurosensori

Adanya trauma psikologi pada orang tua

Adanya sifat kurang menerima, sensitif

e. Nyaman / nyeri

Adanya resiko tersedak

Disfungsi tuba eustachi

Adanya garis jahitan pada daerah mulut

Tabulasi Data

Sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel,menangis,tidak dapat beristirahat

dengan tenang dan nyaman, pucat,turgor kulit jelek, berat badan menurun, perut

kembung, kulit kering, adanya trauma psikologi pada orang tua,danya sifat menerima

sensitif, adanya resiko tersedak, disfungsi tuba eustachi,adanya garis jahitan pada daerah

mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.

Klasifikasi Data

DS : sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat

dengan tenang dan nyaman.

DO : pucat, turgor kulit jelek, bert badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya

trauma psikologi padaa orang tua, adanya siat kurang menerima, sensitif, adanya

esiko tersedak, disfungsi tuba eustachi, adanya garis jahitan pada daerah mulut,

adanya sumbing bibir dan sumbing palatum. 9

Analisa Data

Page 8: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No Symptom Etiologi Problem

1

Pre op

DS : sulit mengisap dan menelan

Asi.

DO: pucat, turgor kulit jelek, kulit

kering, perut kembung,BB

menurun

Defek fisik

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

2 DS: -

DO: adanya trauma psikologi pada

orang tua, adanya sifat kurang

menerima, sensitif, adanya

sumbing pada bibir dan

palatum

Bayi dengan defek

fisisk yang sangat

terlihat

Resiko tinggi

perubahan

menjadi orang tua

3 DS: bayi rewel, menangis, tidak

dapat beristirahat dengan

tenang dan nyaman, sulit

mengisao dan menelan Asi.

DO: adanya garis jahitan pada

daerah mulut

Prosedur

pembedahan,

disfungsi menelan

Resiko tinggi

trauma sisi

pembedan

4

Post op

DS: bayi rewel,menangis

DO: adanya garis jahitan pada

daerah mulut

Insisi bedah

Gangguan

5 DS : -

DO : adanya luka operasi tertutup

kasa

Terpaparnya

lingkungan dan

prosedur invasi

Resti infeksi

PRIORITAS MASALAH

PRE OP : - Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 9: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

- resti perubahan menjadi orang tua

- resti trauma sisi

pembedahan

POST OP : - gangguan rasa nyaman nyeri

- resti infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRE OP

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d defek fisik yang di

tandai dengan :

DS : Sulit mengisap dan menelan Asi

DO : Pucat, turgor kulit jelek, kulit kering,perut kembung, BB menurun

b. Resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik

yang sangat terlihat yang di tandai dengan :

DS : -

DO : Adanya trauma psikologipada orang tua, adanya sifat kurang menerima,

sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatum

c. Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d prosedur pembedahan,

disfungsi menelan, yang di tandai dengan :

DS : Bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat dengan tenang dan

nyaman, sulit mengisap dan menelan Asi.

DO : adanya garis jahitan pada daerah mulut

POST OP

d. gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan :

DS : Bayi rewel, menangis

DO : Adanya garis jahitan pada daerah mulut

e. resti infeksi b/d terpaparnya linkungan dan prosedur invasi, yang di tandai

dengan :

DS : -

DO : Adanya luka operasi tertutup kasa 11

Page 10: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No

1

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubah b/d defek fisik yang di tandai : DS: Sulit mengisap dan

menelan Asi DO: Pucat, turgor kulit

jelek,kulit kering, perut kembung, BB menurun

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan perubahan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria : tidak pucat turgor kulit

membaik kulit lembab,

perut tidak kembung

bayi menunjukan penambahan berat badan yang tepat.

1. Bantu ibu dalam menyusui, bila ini adalah keinginan ibu. Posisikan dan stabilkan puting susu dengan baik di dalam rongga mulut.

2. Bantu menstimulasi refleks ejeksi Asi secara manual / dengan pompa payudara sebelum menyusui

3. Gunakan alat makan khusus, bila menggunakan alat tanpa puting. (dot, spuit asepto) letakan formula di belakang lidah

4. Melatih ibu untuk memberikan Asi yang baik bagi bayinya

5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan, apabila di pulangkan

6. kolborasi dengan ahli gizi.

1. Membantu ibu dalam memberikan Asi dan posisi puting yang stabil membentuk kerja lidah dalam pemerasan susu.

2. Karena pengisapan di perlukan untuk menstimulasi susu yang pada awalnya mungkin tidak ada

3. Membantu kesulitan makan bayi, mempermudah menelan da mencegah aspirasi

4. Mempermudah dalam pemberian Asi

5. Untuk mencegah terjadinya mikroorganisme yang masuk

6. Untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang

11

Page 11: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No

2

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

Cemas / resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik yang sangat terlihat, yang di tandai dengan : DS : -DO : Adanya trauma

psikologi pada orang tua, adanya sifat kurang menerima, sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatum

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan resti perubahan menjadi orang tua tidak terjadi dengan kriteria : pasien dan

keluarga menunjukan penerimaan terhadap bayi

keluarga mendiskusikan perasaan dan kekhawatiran mengenai defek anak, perbaikannyadan proses masa depan

1. Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan

2. tunjukan sikap penerimaan terhadap bayi dan keluarga

3. tunjukan dengan perilaku bahwa anak adalah manusia yang berharga

4. gambarkan hasil perbaikan bedah terhadap defek,gunakan foto hasil yang memuaskan

5. anjurkan pertemuan dengan orang tua lain yang mempunyai pengalaman serupa dan dapat menghadapinya dengan baik.

6. menganjurkan orangtua untuk selalu menjaga kesehatan bayinya

1. Mendorong koping keluarga

2. Meredam sikap sensitif orangtua terhadap sikap sensitif orang lain

3. Mendorong penerimaan terhadap bayi

4. Untuk mendorong adanya pengharapan

5. Membantu orangtua mendiskusikan kekhawatirannya, berbagi pengalaman swehingga timbulnya sifat menerima terhadap bayi

6. Untuk mencegah terjadinya defek pada bayi

12

Page 12: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No

3

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d prosedur pembedahan, disfungsi menelan, yang di tandai dengan : DS : Bayi rewel,

menangis,tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman, sulit mengisap dan menelan Asi.

DO : adanya garis jahitan pada daerah mulut

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan trauma sisi pembedahan tidak terjadi dengan kriteria : bayi tidak rewel

dan menangis Bayi dapat

beristirahat dengan tenang dan nyaman, dapat menelan Asi denagan baik.

1. Beri posisi leher yang miring atau duduk

2. Pertahankan alat pelindung bibir. Gunakan teknik pemberian makan nontraumatik.

3. Gunakan paket restrain pada bayi

4. Hindarkan menempatkan objek di dalam mulut setelah perbaikan kateter mengisap. Spatel lidah sedalam dot atau pendek kecil.

5. Jaga agar bayi tidak menangis dengan jelas dan terus menerus

6. Bersihkan garis jahitan dengan perlahan setelah memberi makan dan jika perlu sesuai instruksi dokter

7. Ajar tentang pembersihan dan prosedur restrain khususnya bila bila bayi akan di pulangkan sebelum jahitan di lepas.

1. Mencegah trauma pada sisi operasi

2. Melindungi garis jahitan dan meminimalkan resiko trauma.

3. Mencegahnya agr tidak berulang dan menggaruk wajahnya

4. Mencegah trauma pada sisi operasi

5. Menangis dapat menyebabkan tegangan pada jahitan

6. Mencegah terjadinya infeksi dan inflamasi yang mempengaruhi penyembuhan

7. Meminimalkan terjadinya

komplikasi setelah pulang.

13

Page 13: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No

4

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan : DS : Bayi rewel dan

menangis DO : Adanya garis jahitan

pada daerah mulut

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan masalah nyeri dapat terkontrol dengan kriteria : Bayi tidak rewel Tidak menangis Bayi mengalami

tingkat kenyamana yang optimal

Bayi tampak nyaman dan istirahat dengan tenang.

Observasi 1. Kaji tanda-tanda vital,

perhatikan tackikardi dan peningkatan pernapasan.

2. Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi

3. Kaji skala nyeri, catat lokasi, intensitas nyeri

Mandiri 4. Anjurkan keluarga untuk

melakukan masase ringan

Penkes5. Jelaskan orangtua atau

keluarga untuk terlibat dalam perawatan bayi

6. Kolaborasi, berikan analgesik / sedatif sesuai instruksi.

1. Dapat menidentifikasikan rasa sakit akut dan ketidak nyamanan

2. Ketidak nyamanan mungkin di sebabkan oleh adanya proses inflamasi

3. Membantu mengetahui derajat ketidak nyamana dan keefektifan analgesik sehingga memudah dalam memberi tindakan

4. Mengurangi rasa nyeri

5. Memberi rasa aman dan nyaman

6. Analgesik menelan SSP yang memberi respon pada observasi nyeri

14

Page 14: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

No

5

Diagnosa Keperawatan Rencana KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

Resti infeksi b/d terpaparnya lingkungan dan prosedur invasi yang di tandai dengan : DS : - DO : Adanya luka operasi

tertutup kasa

Setelah mendapatkan tindakan keperawatan diharapkan masalah resti infeksi tidak terjadi dengan kriteria : - luka sembuh dan

tidak tertutup kasa

Observasi 1. Kaji tanda-tanda vital.

2. Kaji tanda-tanda infeksi

Mandiri3. Jaga area kesterilan luka

operasi

4. Lakukan aseptik dan desinfeksidalam perawatan luka

5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan luka.

Penkes6. Menjelaskan kepada

keluarga untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari kontaminasi dari luar

7. Menjelaskan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan luka

Kolaborasi 8. Kolaborasi dengan

medis untuk pemberian obat yang sesuai

(antibiotik )

1. Menentukan intervensi selanjutnya.

2. Membantu tindakan yang tepat

3. Mencegah dan mengurangi transmisi kuman

4. Mencegah kontaminasi patogen

5. Melindungi dari sumber infeksi, mencegah infeksi silang

6. Mengurangi kontaminasi pasien dari agen infeksius

7. Menjaga kesterilan luka

8. Membantu mencegah infeksi.

15

Page 15: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

LABIO PALATO SCHISIS

OLEH :

MARTA PAULIN MUDAJ TINGKAT II. B

DEPARTEMEN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DEPKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE 2010

Kata pengantar

Page 16: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

Puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”LABIO

PALATO SCHISIS” Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari

beberapa hambatan dan kesulitan akibat kurangnya tersedia literatur yang mendukung

sebagai acuan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, oleh karena

itu penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada :

1. Stanislaus Nong Selung,spd.Amk. selaku PJS studi keperawatan Ende yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun menyelesaikan

makalah ini.

2. Ns. Raimunda Woga S. Kep M, Kep, selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan

Medikal Bedah 3.

3. Teman-teman kelompok yang telah membantu dalam penusunn makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan isi makalah

ini.

Akhirnya penulis harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat.

Ende, Mei 2010

Penulis

ii

BAB 1

Page 17: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kasus bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan cacat bawaan yang

masih menjadi masalah di tengah masyarakat. Di lakukan penelitian pada 126

penderita yang di lakukan operasi secara gratis pada bayi, anak maupun dewasa.

Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa di sebut

labio palato schisis. Kelainan di duga terjadi akibat infeksi virus yang di derita ibu

pada kehamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada bibir, bayi tidak akan

banyak mengalami gangguan karena masih dapat diberi minum dengan dot biasa.

Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal dotnya diletakan di bagian bibir yang tidak

sumbing.

Kelaianan bibir ini dapat segera di perbaiki dengan pembedahan. Bila sumbing

mencakup pula palatum mole / palatum durum, bayi akan mengalami kesukaran

minum, walau[pun bayi dapat mengisap namun bahaya tersedak mengancam. Bayi

dengan kelainan bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering

menderita infeksi saluran pernapasan akibat aspirasi. Keadan umur yang kurang baik

juga akan menunda tindakan untuk memperbaiki kelainan tersebut.

B. TUJUAN PENULISAN

1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang konsep medik

serta dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan benar melalui

pendekatan proses keperawatan

2 Tujuan Khusus

Agar mahasiswa/i mampu :

2.1 menjelaskan pengertian, patofisiologi, pemeriksaan fisisk serta

Penatalaksanaan1

2.2 menyebutkan etiologi, manifestasi klinis dan komplikasi

Page 18: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

2.3 menyusun pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan

C. METODE PENULISAN

Adapun metode penulisan yang di gunakan dalam penyususnan laporan ini yaitu :

a. Metode kepustakaan

Yaitu : dengan refrensi dari berbagai sumber baik itu dari buku maupun materi

yang di peroleh dari internet

b. Metode konsultasi

Yaitu : konsultasi dengan dosen pembimbing untuk penyempurnaan laporan ini

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun metode penulisan yang di gunakan dalam oenyusuna laporan ini yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Terdiri atas : latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB 2 : ISI

Terdiri atas : konsep dasar medis dan konsep dasar askep

BAB 3 : PENUTUP

Terdiri atas : kesimpulan dan saran

2 BAB III

Page 19: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Labio palato schisis merupakan kongenital anamali yang berupa adanya kelainan

bentuk pada stuktur wajah. Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa

mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat secara estefik,

kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan,

makan,minum dan bicara. Keadaan ini menyebabkan intake minum / makanan yang

masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan

perkembangannya, selanjutnya mudah terkena infeksi saluran nafas atas ksrena

terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa

menyebar sampai ke telinga.

B. SARAN

1. Bagi perawat

Agar dapat memberi ASKEP pada klien labio palato schisis melalui pendekatan

proses keperawatan semaksimal mungkin

2. Bagi masyarakat

Agar selalu memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan apabila di temukan

tanda dan gejala labio palati schisis, maka segera memeriksakan diri ke fasilitas

kesehatan terdekat sehingga dapat di obati segera.

16DAFTAR ISI

Page 20: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

Halaman judul .....................................................................................................................I

Kata pengantar ....................................................................................................................II

Daftar isi ............................................................................................................................III

BAB I: PENDAHULUAN

A.Latar belakang .................................................................................................................1

B.Tujuan penulisan .............................................................................................................1

C.Metode penulisan ............................................................................................................2

D.Sistematika penulisan .....................................................................................................2

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

A.Konsep dasar Medis ........................................................................................................3

B.Konsep dasar ASKEP .....................................................................................................7

BAB III: PENUTUP

A.Kesimpulan ...................................................................................................................16

B.Saran ..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: BAB 11 - MAHA KARYA HANAFI | This WordPress.com … · Web viewKeadaan alat genetalia 9 Ekstermitas atas dan bawah Bentuknya normal atau tidak Tonus otot kuat atau lemah 10 Kulit

Mansjoer Arif.2001.Kapita selekta kedokteran,edisi ketiga jilid I.

Jakarta:EGC

Dongoes Marylin.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

WWW.geogle.com