2 · web viewkeadaan prasarana perhubungan dan telekomunikasi adalah jauh lebih baik bila...
TRANSCRIPT
2. DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA
2. DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Sumatera Utara yang luasnya 71.680 km2, secara
geografis terdiri dari daerah dataran rendah di pantai timur
yang luas dan subur, daerah pegunungan Bukit Barisan, dan
Pulau Nias. Secara administratif daerah ini terdiri dari 17
Daerah Tingkat II, ialah 11 kabupaten dan 6 kotamadya, 2 kota
administratif, 197 kecamatan dan 5.632 desa.
Menurut sensus jumlah penduduk sebanyak 6.621.831 jiwa
pada tahun 1971 dan sebanyak 8.360.894 jiwa pada tahun 1980.
Dengan demikian selama periode tersebut pertambahan penduduk
daerah ini adalah rata-rata 2,6% per tahun.
Dari Sensus Penduduk tahun 1980 terlihat bahwa kabupaten
yang terpadat penduduknya adalah Deli Serdang (205 jiwa per
km2) dan Simalungun (182 jiwa per km2), sedang yang rendah
kepadatan penduduknya adalah Tapanuli Tengah (45 jiwa per
km2) dan Tapanuli Utara (50 jiwa per km2).
Kota Medan merupakan pusat ekonomi sosial di daerah ini
dan pusat perdagangan bagi Sumatera bagian Utara. Perkembang-
an kota Medan yang amat pesat sejak Repelita I dimungkinkan
oleh daerah belakangnya yang luas dan subur, posisi geografis
yang menguntungkan, letaknya pada jalur pelayaran yang ramai,
dan karena kota tersebut mempunyai berbagai prasarana trans-
portasi dan sarana komunikasi yang lengkap.
4 5
Kegiatan ekonomi terpenting di daerah ini adalah pertani-
an yang menghasilkan komoditi ekspor dan bahan pangan. Areal
perkebunan di daerah ini terdapat di daerah-daerah yang pa-
ling subur dan menghasilkan berbagai jenis komoditi ekspor
yaitu, karet, minyak sawit, coklat, tembakau, kopi, dan teh.
Luas areal perkebunan seluruhnya adalah 980.075 ha, dan ter-
diri dari perkebunan besar seluas 519.265 ha dan perkebunan
rakyat seluas 460.810 ha.
Ekspor hasil produksi perkebunan dilakukan melalui pela-
buhan Belawan, Labuhan Bilik, dan Teluk Nibung. Potensi lain-
nya di Sumatera Utara yang masih dapat dikembangkan adalah
industri, dan pariwisata,. Pabrik aluminium di Kuala Tanjung
sudah berproduksi sejak Repelita III, dan di dalam Repelita
IV diharapkan akan tumbuh industri baru yang merupakan indus-
tri hilir yang memanfaatkan aluminium sebagai bahan baku.
Kegiatan pembangunan di berbagai bidang antara tahun 1975
dan 1980 telah memungkinkan daerah ini memberikan sumbangan
yang amat berarti dalam kegiatan ekonomi nasional. PDRB (Pro-
duk Domestik Regional Bruto) daerah ini, menurut harga kons-
tan tahun 1975, meningkat dari Rp. 688,3 milyar dalam tahun
1975 menjadi Rp. 1.083,9 milyar dalam tahun 1980, yang ber-
arti pertumbuhan PDRB adalah rata-rata sebesar 9,5% per tahun.
Ekspor dari produksi perkebunan daerah ini memberikan sum-
bangan sebesar 15% dari seluruh nilai ekspor non migas Indone-
sia.
Keadaan prasarana perhubungan dan telekomunikasi adalah
jauh lebih baik bila dibandingkan dengan keadaannya selama
Repelita II. Lapangan terbang Polonia sudah dapat didarati
pesawat Jumbo Jet (Boeing 747), dan kapasitas bongkar muat
46
pelabuhan Belawan jauh lebih besar dari kapasitasnya dalam
Repelita II. Sungai Asahan yang selama ini belum dimanfa-
atkan, dalam akhir Repelita III telah dapat menghasilkan
tenaga listrik sebesar 600 MW. Hampir semua tenaga listrik
yang dihasilkan digunakan untuk peleburan alumina di Kuala
Tanjung, dan 50 MW dari tenaga tersebut dimanfaatkan untuk
pengembangan ekonomi masyarakat.
Berbagai investasi seperti Proyek Asahan, perkebunan (PIR
dan PRPTE) dan berbagai prasarana ekonomi selama Repelita III
akan memberikan hasil yang nyata dalam Repelita IV.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Sumatera Utara menghadapi berbagai masalah dalam memasuki
Repelita IV. Diantaranya yang paling menonjol adalah masalah
tata guna tanah. Dewasa ini areal hutan di Sumatera Utara
tinggal 28% dari luas propinsi. Karena lokasinya kurang tepat
maka fungsi hidroorologis dari hutan tidak berjalan baik, se-
hingga sering terjadi banjir pada musim hujan yang menimbul-
kan kerugian pada perkebunan, pertanian pangan, perkampungan
penduduk, dan menyebabkan pendangkalan sungai dan saluran
irigasi. Sungai yang sering mendatangkan banjir di daerah ini
antara lain adalah Sei Ular, Sei Wampu, Sei Bah Bolon, Sei
Tanjung, Sei Gabus, Sei Sipare-Pare, dan Sei Belawan.
Dewasa ini banyak areal hutan dengan kemiringan lebih da-
ri 15 derajat digunakan oleh penduduk secara "liar" untuk ke-
perluan pertanian dan tempat tinggal, bahkan banyak di anta-
ranya dengan kemiringan lebih dari 40 derajat. Begitu juga di
beberapa tempat, daerah hutan lindung sudah berubah menjadi
daerah pertanian. Dewasa ini diperkirakan ada 41.000 KK pen-
47
duduk Sumatera Utara yang perlu dipindahkan, dan 33.000 KK
diantaranya dari daerah hutan.
Masalah lain yang menonjol di daerah ini dihadapi dalam
peningkatan produksi pangan. Areal persawahan yang luasnya
465.024 ha, kurang dari seperdua areal perkebunan pada umum-
nya kurang subur, sedang tanah yang paling subur sudah digu-
nakan untuk perkebunan besar. Areal sawah yang sudah memiliki
jaringan irigasi baru 55% dan sisanya berupa sawah tadah
hujan. Perluasan areal sawah tidak mungkin lagi dilakukan
karena akan menimbulkan konflik penggunaan tanah dengan per-
kebunan atau dengan areal hutan yang sudah dirasa amat ku-
rang. Sebegitu jauh, kekurangan bahan pangan di daerah ini
tidak lagi menjadi masalah, karena dapat ditutup dengan kele-
bihan produksi pangan di dua propinsi tetangga yaitu Daerah
Istimewa Aceh dan Sumatera Barat. Kondisi jalan darat sudah
amat baik dan hubungan lalu lintas kapal antara Sumatera Uta-
ra dengan kedua propinsi tetangga tersebut cukup baik untuk
menjamin kelancaran pengangkutan pangan.
Keadaan alam yang baik dan teknik budidaya pertanian sa-
yur dan buah-buahan di dataran tinggi Karo belum menjamin pe-
ningkatan pendapatan petani karena kurang terjaminnya pema-
saran, yaitu fluktuasi harga sayur di pasaran amat besar.
Usaha ekspor sayur ke Singapura dan Penang (Malaysia) dewasa
ini mendapat saingan dari sayur produksi Taiwan, RRC, bahkan
juga yang dari Eropa, padahal sebelum ini kebutuhan sayur
Singapura dan Penang sebagian besar dipenuhi dari daerah Karo.
Masalah lain dalam perkembangan daerah ini adalah pemera-
taan pembangunan. Daerah dataran sebelah timur yang subur dan
mempunyai potensi alam yang lebih banyak, berkembang jauh le-
48
bih cepat bila dibandingkan dengan daerah bagian barat, dae-
rah bagian selatan, dan pulau Nias.
Masalah aparatur pemerintahan yang masih dirasakan adalah
kekurangan tenaga teknis di tingkat kabupaten/kotamadya.
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.
Prioritas utama dalam pembangunan daerah dalam Repelita
IV adalah meningkatkan kelestarian alam untuk mengurangi ma-
salah banjir yang selalu menimbulkan kerugian besar setiap
tahunnya dan untuk menjaga kesuburan tanah. Usaha ini se-
kaligus akan menjamin pengamanan investasi yang sudah banyak
dilakukan di daerah ini seperti proyek Asahan, perkebunan,
pertanian pangan, pelabuhan, pemukiman, dan berbagai prasa-
rana ekonomi.
Untuk itu langkah pertama yang perlu diambil adalah pe-
nyusunan rencana penggunaan tanah seluruh daerah supaya ada
ketegasan tentang kawasan hutan dan daerah yang perlu dihu-
tankan kembali, daerah perkebunan, lahan untuk tanaman pangan
dan lain-lain. Dengan rencana tata guna tanah yang lebih te-
gas, maka konflik penggunaan tanah, baik akibat perkembangan
kegiatan ekonomi maupun akibat pertambahan penduduk, dapat
dihindari. Untuk tahap pertama akan dipetakan rencana kawasan
hutan dan daerah yang akan dihutankan kembali, supaya dapat
dijadikan pegangan bagi usaha pemerintah dalam program peng-
hijauan dan reboisasi. Pelaksanaan reboisasi dan penghijauan
perlu diikuti dengan pemukiman kembali penduduk yang menem-
pati kawasan hutan dan pengawasan yang ketat terhadap kawasan
hutan maupun daerah yang baru dihutankan kembali.
49
Dalam hal produksi, maka daerah ini akan berusaha membe-
rikan kontribusi dalam memperoleh devisa, khususnya dari ko-
moditi non migas. Sesuai dengan potensi yang ada dan investa-
si yang telah diadakan sejak Repelita I, maka perkebunan te-
lah memberikan sumbangan yang besar dalam ekonomi daerah,
baik dilihat dari penyerapan tenaga kerja maupun dari jumlah
devisa yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perkebunan akan
mendapat prioritas utama dalam pembangunan daerah. Langkah-
langkah yang akan diambil dalam bidang ini adalah perema-
jaan tanaman yang sudah tua, pembinaan perkebunan rakyat de-
ngan penanaman bibit unggul, peningkatan budidaya perkebunan,
dan pengolahan produksinya. Walaupun areal perkebunan tidak
bisa diperluas, namun dengan cara-cara di atas, produksi dan
kualitas produksi perkebunan dapat ditingkatkan.
Di bidang pertanian pangan, pengembangannya akan dilaksa-
nakan dengan mengingat batasan-batasan yang sudah diutarakan
di atas. Usaha peningkatan produksi pangan tidak bisa dilaku-
kan dengan memperluas areal pertanian. Oleh karena itu, pem-
bangunan irigasi hanya akan dilakukan pada tempat-tempat yang
sudah ada sawahnya. Di samping itu pembangunan irigasi yang
sudah dirintis sejak Repelita yang lalu akan diselesaikan,
seperti irigasi Batang Gadis, Namu Sira-Sira dan Batang
Ilung. Untuk meningkatkan budidaya pertanian pangan, akan
ditingkatkan usaha penyuluhan.
Guna menciptakan lapangan kerja baru di luar pertanian
dan meningkatkan nilai tambah produksi pertanian, akan di-
tingkatkan pengembangan industri, khususnya agro industri.
Demikian juga akan ditingkatkan jenis industri lain yang
menggunakan bahan baku dari daerah ini atau yang mempunyai
pemasaran di daerah ini dan di propinsi tetangga. Juga akan
50
dikembangkan jenis industri yang mengolah bahan aluminium
yang sudah diproduksi di Kuala Tanjung.
Sektor lainnya yang mendapat prioritas untuk dikembangkan
adalah pariwisata. Daerah-daerah dan objek pariwisata yang
perlu dikembangkan adalah daerah Danau Toba dan sekitarnya,
dataran Tinggi Karo, Pulau Nias, Pantai Barat Tapanuli Tengah,
dan istana di Kota Pinang.
Untuk menunjang sektor-sektor kegiatan ekonomi di atas,
perlu dikembangkan prasarana perhubungan dan telekomunikasi
seperti pelabuhan laut dan dermaga penyeberangan, pelabuhan
udara, jalan raya, pos dan telekomunikasi.
Dalam Repelita IV daerah Sumatera Utara diperkirakan akan
berkembang dengan laju pertambahan rata-rata 6% setahun.
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah
Untuk lebih memudahkan penanganan kegiatan pembangunan di
tingkat daerah, dan untuk lebih menyesuaikan kegiatan pemba-
ngunan dengan potensi dan permasalahan yang dihadapi di ma-
sing-masing bagian daerah, maka dalam Repelita IV, daerah Su-
matera Utara dibagi menjadi 4 wilayah pembangunan yaitu:
Wilayah Pembangunan I yang meliputi Kabupaten Tapanuli Te-
ngah, Kotamadya Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabu-
paten Kepulauan Nias dengan pusat pembangunannya Sibolga.
Potensi yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di wilayah
ini adalah perkebunan rakyat, pertanian pangan, perikanan,
pariwisata dan peternakan.
Wilayah Pembangunan II yang meliputi kabupaten-kabupaten
Karo, Dairi, Simalungun, dan Tapanuli Utara, dengan pusat pem-
bangunannya Pematang Siantar. Potensi utama yang bisa dikem-
51
bangkan dalam wilayah ini adalah perkebunan besar, perkebunan
rakyat, pariwisata dan industri kerajinan.
Wilayah Pembangunan III yang meliputi daerah pantai Timur
bagian utara yaitu daerah Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli
Serdang, Kotamadya Medan, Kotamadya Binjai, dan Kotamadya Te-
bing Tinggi, dengan pusat pembangunannya Medan. Potensi yang
akan dikembangkan antara lain perkebunan, industri, perda-
gangan, tanaman pangan, dan pertambangan.
Wilayah Pembangunan IV yang meliputi pantai timur bagian
selatan, yaitu daerah Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Ba-
te, dan Kotamadya Tanjung Balai, dengan pusat pembangunannya
Kisaran. Potensi yang akan dikembangkan antara lain perkebun-
an besar, tanaman pangan, perikanan, dan industri.
Dibanding dengan Wilayah Pembangunan III dan IV, maka Wi-
layah Pembangunan I dan II relatif ketinggalan dan mempunyai
prasarana ekonomi yang belum memadai.
Mengingat peranan kota Medan amat penting dalam pemba-
ngunan ekonomi daerah Sumatera Bagian utara, dan peranan Pe-
labuhan Belawan sebagai pelabuhan ekspor utama di Indonesia,
maka penanganan pembangunan kota ini akan lebih ditingkatkan.
Penataan pembangunan kota ini tidak hanya terbatas pada wila-
yah administrasinya saja, melainkan juga meliputi daerah-dae-
rah sekitarnya yang potensial untuk dikembangkan.
Perencanaan Medan Raya akan dikaitkan dengan rencana pem-
bangunan jalan tol Belawan - Tanjung Merawa, perluasan pela-
buhan Belawan, kegiatan usaha perkapalan, dan jaringan drai-
nase yang sedang dilaksanakan.
52
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV
Pembangunan di bidang pertanian terutama tanaman pangan
akan dilanjutkan melalui intensifikasi dan rehabilitasi areal
pertanian pangan. Intensifikasi melalui tanaman padi, palawi-
ja dan sayuran. Untuk menunjang usaha intensifikasi akan di-
lanjutkan kegiatan penyuluhan dan Bimas, perbenihan, perlin-
dungan tanaman terhadap hama dan penyakit pada lahan yang su-
dah mempunyai prasarana Irigasi Sederhana di daerah kabupaten
Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan
Batu, Asahan, Simalungun, Karo, Deli Serdang, Langkat, lahan
Irigasi Sedang Kecil di daerah kabupaten Nias, Labuhan Batu,
Dairi, Deli Serdang dan lahan Rawa Sederhana di daerah kabu-
paten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Labuhan Batu, Asa-
han, Langkat. Di samping itu akan dilanjutkan usaha diversi-
fikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman ber-
nilai gizi tinggi.
Pembangunan peternakan akan dilaksanakan melalui usaha
pokok intensifikasi dan diversifikasi peternakan sapi, ker-
bau, sapi perah, kambing, dan aneka ternak. Usaha ini akan
didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak,
penyediaan bibit unggul dan penyuluhan. Di samping itu akan
diusahakan pengembangan ternak sapi, kerbau dan kambing di
beberapa kabupaten. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan pu-
sat pembibitan ternak sapi dan pengembangan hijauan makanan
ternak di Siborong-borong, penyidikan penyakit hewan dan pem-
binaan karantina hewan di Medan dan akan dibangun sub centra
inseminasi buatan di Pematang Siantar.
Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan dan
pembinaan usaha perikanan laut, perikanan di tambak maupun
53
perikanan air tawar serta budidaya laut dan perairan umum.
Penyuluhan, latihan ketrampilan dan pembinaan akan ditingkat-
kan di samping pengadaan prasarana perikanan dan pengembangan
teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan pembangunan
Balai Benih Ikan di Krasaan dan Ambarita, penyempurnaan pela-
buhan perikanan di Tello, Belawan dan Sibolga serta pengadaan
kolam-kolam percontohan.
Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-
sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-
an karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh, tebu, cas-
siavera yang akan mencakup areal 132.968 ha, serta intensifi-
kasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, cengkeh, tebu,
tembakau seluas 138.426 ha. Selain usaha peningkatan produk-
si, juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta
perbaikan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, Perke-
bunan Besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan
peranserta Koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan po-
la UPP, pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diu-
sahakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional
seperti linum, abaca, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-
obatan dan lain-lain.
Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama
tanaman pangan akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi
irigasi antara lain irigasi Simalungun, Namu Sira-Sira, Ba-
tang Ilung dan irigasi sedang kecil dan sedang lainnya yang
tersebar, serta pengembangan daerah rawa untuk menunjang per-
luasan lahan pertanian. Juga akan dilaksanakan perbaikan dan
pengamanan sungai dalam rangka mencegah bencana banjir, anta-
ra lain sungai Ular, Bah Bolon dan sungai-sungai lainnya.
54
Bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan serta
pengembangannya. Pembinaan dan pembangunan industri secara
keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prioritas
dan ciri-ciri tiap kelompok industri, namun akan diarahkan
pada suatu pola industri yang terpadu dan serasi.
Pengembangan di bidang industri permesinan dan logam an-
tara lain akan diarahkan kepada industri yang membuat mesin-
mesin/pelatan pertanian, industri yang menghasilkan alat-alat
barang-barang dari aluminium dan industri yang menghasilkan
bahan bangunan/konstruksi seperti besi beton, seng, kawat,
dan sebagainya.
Kegiatan bimbingan dan pengembangan industri kecil khu-
susnya golongan ekonomi lemah akan ditingkatkan. Untuk meme-
nuhi tenaga trampil dan manajemen di bidang industri akan di-
tingkatkan pendidikan keahlian/kejuruan industri. Kecuali itu
penelitian industri akan ditingkatkan.
Di bidang industri yang mengolah hasil dari sektor
pertanian, maka sesuai dengan pengembangan perkebunan kelapa
sawit akan dikembangkan industri minyak goreng kelapa sawit.
Kecuali itu akan dibangun industri pengalengan ikan, buah-
buahan dan sayur-sayuran.
Di bidang pertambangan akan dilanjutkan inventarisasi,
pemetaan dan eksplorasi sumber-sumber mineral, termasuk pene-
litian endapan-endapan bahan galian dan pengolahan berbagai
macam bahan galian. Di samping itu juga akan diberikan bim-
bingan teknis pertambangan bagi usaha pertambangan swasta na-
sional, pertambangan rakyat dan koperasi pertambangan serta
akan dilaksanakan kegiatan pengawasan/penertiban usaha per-
tambangan.
55
Di bidang tenaga listrik akan diselesaikan pembangunan
pusat listrik tenaga uap (PLTU) Belawan Unit I dan II (2 x 65
MW). Selain itu juga akan dibangun sejumlah pusat listrik te-
naga diesel (PLTD) yang tersebar, serta sejumlah pusat lis-
trik tenaga mikrohidro (PLTM) guna menunjang program listrik
masuk desa. Dalam pada itu akan dilanjutkan pula proses pem-
bangunan pusat listrik tenaga air (PLTA) Asahan Unit I dan
III, yang masih dalam tahap disain.
Di bidang perhubungan laut akan dikembangkan fasilitas
pelabuhan seperti dermaga, yaitu untuk pelabuhan-pelabuhan
Belawan, Sobolga dan Kuala Tanjung. Khususnya untuk pelabuhan
Belawan akan ditingkatkan juga gudang, dermaga peti kemas,
dan lapangan penumpukan. Di samping itu akan dibangun pela-
buhan Gunung Sitoli (Nias).
Di bidang perhubungan darat akan ditingkatkan pemasangan
rambu jalan, marka jalan, pagar pengamanan jalan serta fasi-
litas perhubungan darat lainnya. Selain itu juga akan diting-
katkan pemasangan rambu sungai, fasilitas angkutan sungai
lainnya, sedangkan dermaga danau akan dibangun di Pangururan,
Tomok, Muara, Nainggolan dan Ajibata. Selanjutnya di bidang
kereta api akan ditingkatkan rel kereta api Medan - Belawan
dan Rantau Prapat - Medan serta penambahan gerbong dan loko-
motif .
Di bidang pos dan telekomunikasi akan dikembangkan jasa
pos dan giro serta telekomunikasi antara lain akan dibangun
kantor pos dan kantor pos pembantu, bis surat, serta perluas-
an sambungan telepon. Di samping itu di bidang meteorologi
dan geofisika akan ditingkatkan dan dibangun stasion meteo-
rologi dan geofisika.
56
Di bidang pariwisata akan diusahakan untuk meningkatkan
arus wisatawan, peningkatan penerimaan devisa, perluasan la-
pangan kerja dan kesempatan berusaha.
Di bidang jalan akan dilaksanakan peningkatan jalan, re-
habilitasi dan pemeliharaan jalan serta penunjangan jalan.
Peningkatan jalan akan dilaksanakan antara lain pada ruas-ru-
as jalan Binjai - Medan, Medan - Lubuk Pakam, Lubuk Pakam -
Perbaungan, Perbaungan - Sei Rampah, Sei Rampah - Tebing
Tinggi, Lubuk Pakam - Tanah Abang, Perdagangan - Pematang
Siantar, Pematang Siantar - Kisaran, Tanah Abang - Tebing
Tinggi, Kota Birang - Tergamba, Sibolga - Padang Sidempuan,
Rantau Prapat - Wingfoot, Wingfoot - Tolan, Sidikalang - Ka-
banjahe - Batas propinsi Aceh, Batas propinsi Aceh - Medan -
Kabanjahe, Binjai - Perdagangan, dan Medan - Tebing Tinggi -
Rantau Prapat, sedangkan pembangunan jalan akan dilaksanakan
pada ruas jalan Belawan - Medan - Tanjung Morawa dan jalan
lingkar Medan.
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-
sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk
penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-
hanaan sistem perizinan, pengembangan bonded warehouse serta
usaha-usaha penyempurnaan lembaga perdagangan dan pemasaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyaluran sa-
rana produksi serta pemasaran hasil-hasil produksi. Demikian
pula akan dilanjutkan usaha-usaha perluasan pasaran barang-
barang produksi dalam negeri melalui pameran-pameran dagang
dan penyebarluasan informasi pasar, perlindungan konsumen
serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang golongan
ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-pusat
pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-
57
usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus dilan-
jutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri me-
lalui penggarapan komoditi potensial, peningkatan koordinasi
yang lebih terpadu antar instansi dan penyuluhan eksportir
serta pengendalian impor.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-
mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan
usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-
kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri
kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-
kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-
produksi masyarakat pedesaan Sumatera Utara. Lain dari pada
itu, mutu dan intensitas pelayanan Koperasi kepada anggotanya
juga akan ditingkatkan.
Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha-
kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi dan penyeleng-
garaan pendidikan, penataran dalam latihan ketrampilan pengu-
rus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta
penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang
terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan
bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat
yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat,
penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan
ditingkatkan.
Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha
yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-
an, latihan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan
58
fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan
sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-
kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara
lain melalui program KIK dan KMKP.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan
ketrampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta
dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan
pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu
lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,
terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan
pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di
Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja Sukare-
la Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus dilanjutkan dan
disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka
penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan
dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksana-
kan penyiapan lahan seluas ± 8.531 ha atau penempatan sekitar
± 5.687 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman trans-
migrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran swa-
59
karsa dan pemukiman kembali.
Di bidang agama akan dilanjutkan berbagai kegiatan yang
pada dasarnya merupakan kegiatan penunjang bagi usaha-usaha
pembinaan kehidupan beragama. Dalam Repelita IV direncanakan
antara lain penyediaan kitab suci berbagai agama, pemberian
bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/rehabilitasi 1.250
tempat ibadah berbagai agama dan pembangunan 75 balai nikah
dan penasehat perkawinan, serta perluasan sejumlah balai si-
dang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan agama tingkat
kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wilayah.
Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan di-
tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan
pada madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri
dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama nege-
ri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (terma-
suk madrasah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, pe-
nyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku
perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi.
Selanjutnya, IAIN Sumatera Utara akan terus ditingkatkan
sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-
rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan,
terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.
Di bidang hukum akan dilanjutkan berbagai kegiatan yang
pada dasarnya merupakan kegiatan penunjang bagi usaha-usaha
pembinaan peradilan dan penegakan hukum, pembinaan pemasyara-
katan serta pembinaan keimigrasian. Kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan antara lain adalah : perluasan/rehabilitasi
sejumlah pengadilan negeri dan pembangunan sejumlah tempat
sidang di kota-kota kecil. Sementara itu akan dilanjutkan
60
pembangunan 2 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah ta-
hanan negara (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah penitipan
benda-benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan sejumlah lem-
baga pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan 1 balai bim-
bingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA) serta 2
kantor imigrasi, dan 2 asrama tahanan imigrasi. Di samping
itu akan dibangun pula 3 kantor kejaksaan negeri di Kabupaten
Langkat, Simalungun dan Tapanuli Tengah serta rehabilitasi/
perluasan sejumlah kantor kejaksaan negeri.
Dalam rangka pengembangan jurisprudensi, termasuk hukum
adat, akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan Universitas
Sumatera Utara. Demikian pula dalam meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat, termasuk generasi mudanya, akan ditingkat-
kan kegiatan penyuluhan hukum. Sementara itu dalam memberikan
kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, penye-
lenggaraan pemberian bantuan hukum bagi anggota masyarakat
terutama bagi mereka yang kurang mampu akan lebih dimantap-
kan. Dalam rangka penegakan hukum akan ditingkatkan pelaksa-
naan operasi yustisi.
Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-
an untuk tingkat sekolah dasar akan dibangun tambahan sekitar
4.390 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 6.870 gedung seko-
lah dasar dan TK serta SLB yang telah ada. Pada tingkat SMTP,
untuk SMP akan dibangun sekitar 200 unit sekolah baru, penam-
bahan sekitar 2.844 ruang kelas baru, rehabilitasi 108 seko-
lah, serta pembangunan sejumlah SMTP Kejuruan dan Teknologi.
Pada tingkat SMTA akan dibangun sekitar 46 unit SMA baru, 3
STM dan 1 SMT Pertanian, 2 SMEA, 1 SGO, penambahan 700 ruang
kelas baru untuk SMA dan pengembangan 13 SPG, serta rehabili-
61
tasi 38 gedung SMA, sekolah kejuruan dan teknologi negeri, 4
SGO serta 7 sekolah kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pe-
laksanaan dan pemantapan wajib belajar akan dibangun kantor
pengelolaan pembinaan pendidikan dasar pada 50 kecamatan.
Untuk meningkatkan mutu pada TK, SLB, SD, SMTP, dan SMTA,
akan disediakan buku-buku pelajaran serta alat-alat. Di sam-
ping itu akan diadakan penataran guru, kepala sekolah, dan
pembina. Khusus pada tingkat SMTP dan SMTA akan dibangun 178
ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP, dan 30 ruang un-
tuk SMA, ruang ketrampilan 254 ruang untuk SMP, dan 33 ruang
untuk SMA. Dalam hal ini, penelusuran bakat dan kemampuan
siswa akan terus ditingkatkan.
Di dalam peningkatan pendidikan tinggi, Universitas Suma-
tera Utara akan ditingkatkan terutama di bidang pertanian dan
perkebunan, dan akan dikembangkan politeknik bidang teknolo-
gi, manajemen dan tata niaga, sedangkan IKIP Medan diarahkan
untuk penyediaan tenaga guru. Di samping itu pembinaan terha-
dap perguruan tinggi swasta akan ditingkatkan.
Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain
dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di
samping itu pengembangan kesenian meliputi kegiatan pembina-
an, pemeliharaan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian
daerah termasuk kesenian daerah yang hampir punah, dan fung-
sionalisasi taman budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan
sastra melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah dan pembinaan
pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan dikembangkan
perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan dokumentasi ke-
budayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan
daerah, penerbitan dan penyebaran hasil penelitian.
62
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 33 Puskesmas dan
100 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman baru ter-
masuk daerah transmigrasi dan daerah terpencil serta pengada-
an 5 buah Puskesmas dengan rawat tinggal. Untuk meningkatkan
pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masya-
rakat dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma-
syarakat desa (PKMD). Selain itu akan ditingkatkan berbagai
kegiatan yang ditujukan terutama kepada kelompok ibu dan anak
serta usaha kesehatan sekolah.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, akan
diusahakan melanjutkan pembangunan RSUP Medan, peningkatan 1
buah rumah sakit klas C menjadi klas C+, peningkatan 4 buah
rumah sakit klas D menjadi klas C, peningkatan 7 buah rumah
sakit klas D menjadi klas D+ dan peningkatan rumah sakit umum
lainnya yang telah ada serta pelayanan kesehatan jiwa teruta-
ma melalui pelayanan rawat jalan dan peningkatan pelayanan
laboratorium kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribu-
si obat pada unit-unit pelayanan kesehatan akan dibangun 6
buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan
tingkat Kabupaten/Kotamadya.
Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-
an, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat
kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan pe-
ningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluar-
ga (UPGK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan keku-
63
rangan vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gon-
dok endemik. Di samping itu dilakukan usaha untuk memudahkan
memperoleh air bersih, dan akan ditingkatkan pula usaha kese-
hatan lingkungan. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sara-
na air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan diba-
ngun 50 buah penampungan air dengan perpipaan, 13 buah sumur
artesis, 50 buah perlindungan mata air, 1.550 buah penampung-
an air hujan, 24.491 buah sumur pompa tangan dangkal dan da-
lam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.
Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya pa-
ramedik akan dilakukan peningkatan jumlah lulusan melalui
klas paralel di samping pendidikan pekarya kesehatan. Sejalan
dengan itu dilakukan peningkatan sarana pendidikan yang ada,
dan dilakukan pembangunan baru berbagai sekolah/akademi kese-
hatan sesuai keperluan.
Usaha di bidang kesejahteraan sosial ditujukan untuk an-
tara lain memberikan pelayanan kepada orang-orang lanjut
usia, anak terlantar, para penderita cacat, fakir miskin,
tuna sosial, anak nakal dan korban narkotika. Di samping itu
akan diusahakan peningkatan pembinaan organisasi dan yayasan-
yayasan sosial yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan bidang
kesejahteraan sosial di daerah pedesaan dikembangkan dan di-
bina tenaga-tenaga PSM (pekerja sosial masyarakat). Peranan
dan fungsi wanita di berbagai kegiatan sosial akan lebih di-
gairahkan, sedangkan pembinaan karang taruna akan ditingkat-
kan dan kegiatannya akan dipadukan dengan program pembinaan
generasi muda serta di samping itu karang taruna baru akan
64
dibentuk bagi yang belum memiliki.
Di bidang perumahan rakyat, maka dalam usaha mencukupi
kebutuhan perumahan akan dilaksanakan pembangunan rumah se-
derhana dan rumah inti serta perbaikan lingkungan perumahan
antara lain di kota-kota Medan, Pematang Siantar, Padangsi-
dempuan, Sibolga dan Tebingtinggi. Sementara dalam rangka pe-
rintisan pemugaran perumahan desa akan dilakukan pada kurang
lebih 200 desa di Kabupaten-kabupaten Tapanuli Utara, Dairi
dan Tapanuli Tengah.
Kegiatan dalam program air bersih ditekankan pada penye-
lesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita
III serta perluasan dan peningkatan air bersih antara lain di
kota-kota Medan, Pematang Siantar dan Padang Sidempuan serta
penanganan air bersih pada beberapa IKK (Ibukota Kecamatan).
Penanganan drainase kota dan persampahan dalam rangka pe-
nyehatan lingkungan perumahan kota akan dilaksanakan antara
lain di kota-kota Medan, Sibolga dan Pematang Siantar.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-
an kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga
berencana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah
kurang lebih 1.046.000 peserta baru dan sekitar 807.000
peserta lestari. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk
menjaga kelangsungan peserta program keluarga berencana yang
sudah ada.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-
rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-
manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pame-
ran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang
65
komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke
pedesaan, kegiatan koran masuk desa dilanjutkan dengan meng-
ikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat. Dalam
pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan stasiun
RRI dan peningkatan siarannya di samping peningkatan stasiun
pemancar TV.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama
dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan ke-
giatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diuta-
makan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Wampu/Ular,
DAS Asahan/Barumun, dan DAS Batang Toru/Batang Gadis. Demikian
pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di
perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan
dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-
lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata
ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana ko-
ta dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan
hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai pedoman
pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan
tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wi-
layah yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-
66
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-
rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantu-
an Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana
Kesehatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan,
Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pem-
bangunan/Pemugaran Pasar.
67
TABELLUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA,TAHUN 1980
No. Kabupaten/Kotamadya Luas Wilayah(km2)
Jumlah JumlahKecamatan Desa
JumlahPenduduk
(1980)
KepadatanPenduduk perkm2 (1980)
1. Kab. N i a s 5.554 13 657 468.375 842. Kab. Tapanuli Selatan 16.643 20 1.608 757.159 45
3. Kab. Tapanuli Tengah 2.300 4 180 167.161 73
4. Kab. Tapanuli Utara 13.404 27 871 682.437 505. Kab. Labuhan Batu 6.825' 12 193 547.171 80
6. Kab. A s a h a n 4.625 17 220 775.656 1677. Kab. Simalungun 4.150 17 216 759.024 1828. Kab. D a i r i 3.442 8 157 241.785 709. Kab. K a r o 2.126 10 274 219.204 103
10. Kab. Deli Serdang 6.086 30 841 1.241.190 20511. Kab. Lang k a t 6.184 15 219 702.059 11312. Kab. Sibolga 11 3 11 59.897 5.44513. Kab. Tanjung Balai 2 - 4 41.894 20.947
14. Kab. Pematang Siantar 12 4 29 150.376 12.53115. Kab. Tebing Tinggi 31 3 17 92.087 2.971
16. Kodya M e d a n 265 11 116 1.378.955 5.20417. Kab. Bin j a i 20 3 19 76.464 3.828
DAERAH TINGKAT I: 71.680 197 5.632 8.360.894 117
68
PROPINSI SUMATERA UTARA
l
69