bab 1 skripsi aneta

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama pembangunan suatu bangsa adalah membangun sumber daya manusia yang bekualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index (HDI). Tiga indikator, terdiri atas parameter kesehatan, pendidikan, dan ekonomi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tiga dasawarsa terakhir. Pada tahun 2011, IPM Indonesia berperingkat 124 dari 187 negara, lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga kita di Asean, seperti Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Indikator komponen kesehatan dalam IPM adalah umur harapan hidup. Saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mengembangkan indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) yang terdiri atas 24 indikator kesehatan

Upload: nur-darda-hajatulail

Post on 22-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 Skripsi Aneta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tantangan utama pembangunan suatu bangsa adalah membangun sumber daya

manusia yang bekualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia

diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index

(HDI). Tiga indikator, terdiri atas parameter kesehatan, pendidikan, dan ekonomi belum

menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tiga dasawarsa terakhir. Pada tahun 2011,

IPM Indonesia berperingkat 124 dari 187 negara, lebih rendah dibandingkan dengan

negara tetangga kita di Asean, seperti Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Indikator komponen kesehatan dalam IPM adalah umur harapan hidup. Saat ini,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mengembangkan indeks

pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) yang terdiri atas 24 indikator kesehatan

utama, sebagai acuan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu provinsi atau

kabupaten. Salah satu indikator mutlak dan mempunyai bobot yang tinggi adalah cakupan

imunisasi dasar di suatu daerah. Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap

penyakit infeksi yang paling efektif dan murah. Walaupun demikian, berdasarkan hasil

Riskesdas 2010, di Indonesia rerata cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai

53,8% (dengan rentang 28,2%-96,11%) .

Page 2: BAB 1 Skripsi Aneta

Pelaksanaan Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak sebelum perang dunia ke

dua dengan tujuan memberantas penyakit cacar. Kemudian kegiatan imunisasi ini

dilaksanakan secara rutin di seluruh Indonesia sejak tahun 1956. Kegiatan imunisasi ini

telah berhasil membasmi penyakit cacar, dibuktikan dengan Indonesia dinyatakan bebas

cacar oleh WHO pada tahun 1974.

Kemudian pada tahun 1977,  WHO memulai pelaksanaan program imunisasi

sebagai upaya global secara resmi dan disebut suatu Expanded Program on Immunization

(EPI) yang dikenal di Indonesia sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Di

Indonesia program imunisasi secara resmi dimulai di 55 Puskesmas pada tahun 1977

Beberapa antigen mulai menjadi program imunisasi nasional seperti BCG tahun 1973, TT

Ibu Hamil tahun 1974, DPT tahun 1976. Polio tahun 1981,Campak tahun 1982, dan

tahun Hepatitis B tahun 1997. Pada tahun 1990 secara nasional Indonesia mencapai status

Universal Child Immunization (UCI) yaitu mencakup minimal 80% (Campak) sebelum

anak berusia satu tahun dan cakupan untuk DPT-3 minimal 90%.

Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan Kesehatan

Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011 menunjukkan angka

cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%, DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%,

dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi

dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan

angka cakupan di bawah standar nasional (Depkes RI, 2011).

Page 3: BAB 1 Skripsi Aneta

Menurut Ranuh, et al (2008), dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia, imunisasi adalah

pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi dimaksudkan

sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas

(antibody) dari sistem imun di dalam tubuh. Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari

pemberian dua macam bentuk, yaitu immunoglobulin yang non-spesifik atau

gamaglobulin dan immunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang

sudah sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi penyakit

tertentu.

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu

kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh

dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri, contohnya adalah kekebalan pada

janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan

imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh

tubuh. Sedangkan kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat

terpajan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan

aktif berlangsung lebih lama daripada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik

(Ranuh, et al, 2008).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi

beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan

bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah

pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu,

lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.

Page 4: BAB 1 Skripsi Aneta

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran karakteristik ibu yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan,

dan penghasilan?

2. Bagiamana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap pemberian

imunisasi campak pada balita di RSUD Kota Depok?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak dan balita dengan

mengubah pola pikir ibu tentang imunisasi campak.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap

pemberian imunisasi campak pada balita di RSUD Kota Depok.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh ibu di RSUD Kota Depok, tetapi

hanya diambil 50 orangtua yang mempunyai balita yang berkunjung ke RSUD Kota

Depok. Pada penelitian ini akan dilakukan secara quisionare yaitu memberikan beberapa

pertanyaan dalam bentuk lembaran kertas yang akan di jawab oleh orangtua.

Page 5: BAB 1 Skripsi Aneta

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai sarjana

kedokteran.

2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di dapat selama menjalani

pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta

3. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti.

1.5.2. Bagi Subjek

Ibu dapat mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang pemberian

imunisasi campak pada balita.

1.5.3. Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswi dan staf pengajar

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ dengan RSUD Kota Depok.

2. Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai pemberian imunisasi

campak pada balita.