bab 1. pendahuluan lap pendahuluan.doc

7
LAPORAN PENDAHULUAN BAB.1. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, namun upaya untuk menyediakan air minum yang memadai menghadapi berbagai isu dan masalah. Isu dan masalah strategis terkait penyediaan air minum yang ada saat ini cukup rumit, namun kesemuanya itu harus dilihat sebagai suatu tantangan untuk mencapai target pelayanan air minum baik yang ditetapkan dalam RPJMN 2010 – 2014 maupun kesepakatan MDG’s 2015. Pada saat ini perhatian pemerintah terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum cukup besar, hal ini didasari kenyataan bahwa pelayanan air minum masih belum memuaskan. Cakupan pelayanan air minum nasional yang telah dicapai sampai akhir tahun 2009 melalui jaringan perpipaan masih rendah yaitu sebesar 25,56 % dengan rincian di perkotaan baru mencapai 43,96% dan perdesaan 11,54%. Pencapaian tersebut masih jauh dari target cakupan sesuai sasaran MDGs yaitu 60,3% masyarakat Indonesia mendapatkan akses aman terhadap air minum pada tahun 2015. Oleh karenanya pemerintah bertekad untuk mewujudkan pelayanan air minum yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan. Sebagai upaya peningkatan cakupan pelayanan, pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Air Halaman 1

Upload: ira-triakencana-wulan

Post on 25-Sep-2015

49 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB.1.

pENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, namun upaya untuk menyediakan air minum yang memadai menghadapi berbagai isu dan masalah.

Isu dan masalah strategis terkait penyediaan air minum yang ada saat ini cukup rumit, namun kesemuanya itu harus dilihat sebagai suatu tantangan untuk mencapai target pelayanan air minum baik yang ditetapkan dalam RPJMN 2010 2014 maupun kesepakatan MDGs 2015. Pada saat ini perhatian pemerintah terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum cukup besar, hal ini didasari kenyataan bahwa pelayanan air minum masih belum memuaskan. Cakupan pelayanan air minum nasional yang telah dicapai sampai akhir tahun 2009 melalui jaringan perpipaan masih rendah yaitu sebesar 25,56 % dengan rincian di perkotaan baru mencapai 43,96% dan perdesaan 11,54%. Pencapaian tersebut masih jauh dari target cakupan sesuai sasaran MDGs yaitu 60,3% masyarakat Indonesia mendapatkan akses aman terhadap air minum pada tahun 2015.

Oleh karenanya pemerintah bertekad untuk mewujudkan pelayanan air minum yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan. Sebagai upaya peningkatan cakupan pelayanan, pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun 2007 telah membangun SPAM IKK di berbagai daerah. Pada daerah yang telah mempunyai PDAM dalam kondisi sehat, maka SPAM IKK dapat dikelola oleh PDAM. Namun pada Kabupaten/Kota pemekaran yang belum ada PDAM, maka sesuai Surat Edaran Ditjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan BLUD - SPAM, Pemda dapat membentuk UPTD-SPAM di bawah Dinas PU sebagai Pengelola SPAM IKK.

Sebagai tindak lanjut pembangunan SPAM IKK, pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dapat memberikan bantuan teknis pembentukan kelembagaan pengelola SPAM IKK yang belum dikelola oleh PDAM. Pembinaan teknis yang diberikan berupa pendampingan/fasilitasi antara lain untuk:

-Fasilitasi pembentukan kelembagaan (UPTD-BLUD-SPAM) dan penyiapan dokumen yang dibutuhkan,

-Pendampingan/ OJT teknis operasi & pemeliharaan serta penyusunan laporan teknis

-Pendampingan/OJT penyusunan laporan keuangan UPTD-BLUD-SPAM.

Agar UPTD-BLUD-SPAM yang dibentuk dapat mengelola secara efektif dan efisien, maka sejak awal dibangunan SPAM IKK telah dilakukan fasilitasi, sehingga pada saat selesai pembangunan SPAM bisa langsung dioperasikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurut PP 16 tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM, pembinaan terhadap pengelola SPAM dapat dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan pembinaan tersebut diantaranya meliputi pemberian norma, standar,pedoman, manual; serta pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi.

Bertitik tolak dari kondisi kinerja PDAM yang tidak kunjung membaik dan dalam rangka mendukung pengembangan SPAM sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM, Pemerintah berusaha melakukan pembenahan-pembenahan sesuai dengan kewenangannya. Upaya strategis Pemerintah berkaitan dengan hal tersebut diantaranya adalah meningkatkan kinerja PDAM Sakit dan PDAM Kurang Sehat menjadi PDAM Sehat melalui bantuan teknik, bantuan manajemen dan bantuan program.

Selain pengelola berbasis Institusi tersebut diatas, terdapat pula program PAMSIMAS yang berbasis masyarakat. Pelaksanaan program ini melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pembangunan sampai pengelolaan dan pemanfaatannya. Literatur mengenai pembangunan berbasis masyarakat menyebutkan sejumlah hasil-hasil yang positif dari pendekatan ini, termasuk meningkatnya rasa kepemilikan terhadap proyek, mengurangi biaya proyek, pendistribusian manfaat yang lebih merata, dan sebagainya.

Dalam teori, organisasi SPAM berbasis masyarakat akan dapat mengoperasikan infrastruktur sistem air minum awal sesuai dengan desain umur sarana (umumnya 10 tahun) dan mengembangkan pelayanan pada mereka yang belum terlayani. Pada kenyataannya, faktor-faktor lain yang muncul dan mempengaruhi kemampuan mereka antara lain: Keterbatasan sistem manajemen komersial, hambatan dalam desain teknis dan pelaksanaan, akses pada modal keuangan dan legitimasi, kepastian hukum dan kejelasan hubungan dengan pemerintah daerah.

I.2.MAKSUD DAN TUJUAN

a.MaksudMaksud dari kegiatan ini agar infrastruktur SPAM yang telah dibangun dapat dikelola dengan baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya dan dapat berkembang secara berkelanjutan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum.

b.Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah terbentuknya dan tersedianya pengelola SPAM IKK yang handal, SPAM berbasis masyarakat yang kuat, dan PDAM yang mempunyai kinerja yang sehat.

I.3.SASARAN

Sasaran kegiatan pendampingan penguatan kelembagaan pengelola SPAM adalah kabupaten/kota yang mendapatkan program IKK yang dibangun TA. 2012 baik oleh dana APBN maupun APBD Provinsi dan yang terkait dengan kegiatan SPAM Metropolitan Bandung.

I.4.RUANG LINGKUP KEGIATAN

1.Menyiapkan kelembagaan SPAM IKK yang dibangun tahun 2012, baik yang akan dikelola oleh PDAM maupun UPTD-BLUD SPAM.

2.Memfasilitasi pengelola SPAM-IKK yang dibangun tahun 2012 agar dapat dikelola, beroperasi dan bermanfaat bagi masyarakat.

3.Memfasilitasi perhitungan perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan SPAM IKK yang dibangun TA 2012 , biaya produksi dan besaran tarif Full Cost Recovery (FCR). Untuk menyiapkan biaya operasi dan pemeliharaan serta besaran subsidi yang harus ditanggung APBD bila pengelola adalah UPTD/BLUD SPAM.

4.Memfasilitasi pembentukan UPTD-BLUD SPAM bila SPAM IKK yang telah dibangun dan akan dibangun tahun 2012 tidak dikelola oleh PDAM atau di Kabupaten/kota pemekaran yang akan membentuk UPTD-BLUD SPAM.5.Melakukan pendataan dan evaluasi sumber daya manusia pengelola SPAM, termasuk operator yang akan mengelola SPAM IKK untuk diusulkan mengikuti pelatihan. 6.Memberikan masukan kepada Direktorat Pengembangan Air Minum cq. Subdit Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan melalui Satker PK-PAM Provinsi Jawa Barat tentang kondisi Pengelolaan SPAM Kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat

7.Melakukan monitoring pelaksanaan program penyehatan PDAM di Kabupaten/Kota, baik bantuan teknis, bantuan manajemen, maupun bantuan program

8.Melakukan inventarisasi kondisi dan potensi pengelola SPAM seperti: BUMD (PDAM), UPTD-BLUD SPAM, Badan Usaha Swasta, koperasi, dan organisasi berbasis masyarakat di Kabupaten/Kota serta SPAM IKK yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal

Adapun batasan kegiatan Advisory ini adalah memberikan fasilitasi kepada pengelola SPAM BUMD (PDAM), UPTD-BLUD SPAM, Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Barat yang akan dibangun SPAM IKK tahun 2012 (baik oleh dana APBN maupun APBD Provinsi) serta SPAM Regional Metropolitan Bandung, agar SPAM dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun 2013.

I.5.DASAR HUKUM1. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

3. PP Nomor 23 thn 2005 ttg Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)4. Permen PU Nomor 20 tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

5. Permen PU nomor 18 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.

6. Permendagri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).

I.6. SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan uraian dan penjelasan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, keluaran studi serta dasar hukum pelaksanaan Konsultansi Advisory Kelembagaan (PKPAM.JB-Kons-06) pada Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Jawa Barat Tahun Anggaran 2012

BAB 2 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SPAM DI JAWA BARATDalam bab ini membahas mengenai gambaran umum SPAM di Jawa Barat serta .....................................BAB 3 METODOLOGI

Pada bab ini disajikan mengenai pendekatan dan metodologi yang akan dipergunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan

BAB 4 RENCANA KERJA

Pada bab ini Konsultan memaparkan mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan berdasarkan metodologi yang ada.

BAB 5 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 6 PENUTUP

Halaman 1