bab 1 - pendahuluan.doc

24
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Tasikmalaya Tahun 2011-2031 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012, telah memasuki tahun ke-4 (empat). Selama kurun waktu tersebut, kebijakan nasional dan daerah telah mewarnai pembangunan di Tasikmalaya, dan beberapa diantaranya tidak tercantum di dalam RTRWK yang telah ditetapkan. Sebagai rujukan utama dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat spasial di Kabupaten Tasikmalaya, RTRWK memiliki fungsi dan kedudukan sebagai pedoman pembangunan seluruh sektor, dan harus mengakomodasi seluruh kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang memberikan ruang bagi daerah untuk melakukan peninjauan kembali terhadap RTRWK 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi Laporan Antara 1 - 1 PENDAHULUAN 1 Ba b

Upload: onces

Post on 12-Apr-2016

274 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

1.1 LATAR BELAKANGRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Tasikmalaya Tahun

2011-2031 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012, telah memasuki tahun ke-4 (empat). Selama kurun waktu tersebut, kebijakan nasional dan daerah telah mewarnai pembangunan di Tasikmalaya, dan beberapa diantaranya tidak tercantum di dalam RTRWK yang telah ditetapkan. Sebagai rujukan utama dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat spasial di Kabupaten Tasikmalaya, RTRWK memiliki fungsi dan kedudukan sebagai pedoman pembangunan seluruh sektor, dan harus mengakomodasi seluruh kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang memberikan ruang bagi daerah untuk melakukan peninjauan kembali terhadap RTRWK 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi perubahan lingkungan strategis atau perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi pembangunan/pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau internal kabupaten.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya perlu untuk melaksanakan peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya pada Tahun 2015 untuk mengetahui apakah substansi RTRWK masih relevan dengan dinamika pembangunan yang terjadi, dan sejauhmana RTRWK

Laporan Antara 1 - 1

PENDAHULUAN1Bab

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

dimplementasikan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, peninjauan kembali tidak diartikan untuk melakukan pemutihan penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Oleh karena itu, kegiatan peninjauan kembali harus secara utuh melihat keseluruhan kinerja penataan ruang dan menghasilkan penyempurnaan substansi RTRWK, namun tidak menyusun rencana yang baru. Peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 memerlukan tahapan kajian, evaluasi dan penilaian dalam menghasilkan rekomendasi tentang penyempurnaan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan untuk pelaksanaan RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 pada sisa masa berlakunya RTRWK, yaitu 16 (enam belas) tahun ke depan untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Tasikmalaya.

1.2 TUJUAN DAN SASARANTujuan dari pekerjaan Peninjauan Kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun

2011-2031 adalah menyiapkan dokumen tinjauan untuk penyempurnaan RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031. Tujuan tersebut dicapai melalui sasaran:

1. Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031;

2. Tersusunnya evaluasi dan penilaian terhadap RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 dan penerapannya;

3. Terumuskannya rekomendasi hasil peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031.

1.3 LANDASAN HUKUMDasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Peninjauan Kembali RTRWK

Tasikmalaya Tahun 2011-2031 adalah:

1. Kelompok Undang-Undang:

Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian;

Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;

Undang-Undang RI No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;

Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;

Laporan Antara 1 - 2

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi;

Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan;

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran Di Provinsi Jawa Barat;

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;

Undang-Undang RI No. 9 Tahun 2014 Tentang Informasi Geospasial;

Undang-Undang RI No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa;

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;

Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan.

2. Kelompok Peraturan/Keputusan Presiden dan Menteri:

Peraturan Pemerintah RI No. 80 Tahun 1999 Tentang Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;

Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air;

Laporan Antara 1 - 3

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;

Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;

Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;

Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 2010 Tentang bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang;

Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;

Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa;

Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;

Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;

Laporan Antara 1 - 4

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Peraturan Menteri PU No. 22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup;

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Rancangan Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana/ Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;

Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 Tentang Pedoman Penentuan SPM Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum;

Laporan Antara 1 - 5

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Kepmen Kimpraswil No. 327/KTS/2002 Tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan;

Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002 Tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

3. Kelompok Peraturan Provinsi/Daerah

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 32 Tahun 2008 Tentang RTRW Propinsi Jawa Barat;

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penaatan Hukum Lingkungan;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelestarian Dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 13 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 13 Tahun 2013 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2029;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 25 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat;

Laporan Antara 1 - 6

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 14 Tahun 2013 Tentang Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Jawa Barat;

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 19 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penataan Batas Kawasan Hutan di Jawa Barat;

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 70 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat;

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 3 Tahun 2014 Tentang Mekanisme Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota;

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 Tahun 2014 Tentang Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Jawa Barat;

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 29 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung;

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 20 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No. 8 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tasikmalaya;

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No. 7 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2005 – 2025;

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No. 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031;

Peraturan lainnya yang mengikat dan terkait terhadap Kabupaten Tasikmalaya.

1.4 RUANG LINGKUP WILAYAHRuang lingkup wilayah dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) adalah Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak antara 7002’29” - 7049’08” Lintang Selatan dan 107054’10” - 107026’42” Bujur Timur. Secara Administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas sebagai berikut:

Laporan Antara 1 - 7

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Sebelah utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis;

Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran.

Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,1 km2

terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Dilihat dari ketinggiannya maka kecamatan Bojonggambir dan Taraju mempunyai wilayah paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya dengan ketinggian rata-rata sebesar 800 m dari muka laut dan wilayah yang terendah adalah kecamatan Cikalong dengan tinggi hanya 25 m dari muka laut.

Tabel I.1Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya

No Kecamatan

Luas Wilayah(Ha)

No Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha)1 Cipatujah 24.666.59 21 Karangjaya 4.789,852 Karangnung 13.632.86 22 Manonjaya 3.941,233 Cikalong 13.966, 23 Gunungtanju 3.631,164 Pancatenga 20.184. 24 Singaparna 2.481,865 Cikatomas 13.268, 25 Mangunreja 2.964.146 Cibalong 5.857,5 26 Sukarame 1.991,997 Parungponte 4.726,9 27 Cigalontang 11.974,48 Bantarkalon 5.983,4 28 Leuwisari 5.325,949 Bojongasih 3.858,3 29 Padakemban 3.770,3710 Culamega 6.832,3 30 Sariwangi 4.965,8111 Bojonggamb 16.928, 31 Sukaratu 5.714,3812 Sodonghilir 9.310,9 32 Cisayong 5.940,1113 Taraju 5.585,1 33 Sukahening 2.842,1414 Salawu 5.049,2 34 Rajapolah 2.145,4215 Puspahiang 3.489,2 35 Jamanis 2.128,0816 Tanjungjaya 3.669,1 36 Ciawi 4.531,2817 Sukaraja 4.308,0 37 Kadipaten 4.578,7018 Salopa 12.176, 38 Pagerageun 6.674.4119 Jatiwaras 7.336,5 39 Sukaresik 1.780.5320 Cineam 7.878,99

Sumber : RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2011-2031

Laporan Antara 1 - 8

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Gambar 1.1Peta Administrasi Kabupaten Tasikmalaya

Laporan Antara 1 - 9

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

1.5 Metodologi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten

Pada dasarnya, metodologi pengerjaan Peninjauan Kembali Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas beberapa tahapan, yaitu 1) Kajian terhadap keabsahan RTRW, 2) Kajian kepentingan Peninjauan Kembali RTRW, 3) Penentuan tipologi Peninjauan Kembali RTRW, 4) dan Perumusan Peninjauan Kembali RTRW.

1. Kajian Terhadap Keabsahan RTRW

Kajian ini ditujukan untuk mengevaluasi keabsahan produk RTRW, baik dalam hal kelengkapan dan keabsahan data, metoda dan hasil analisis, perumusan konsep dan strategi, produk rencana tata ruang, maupun prosedur penyusunan.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metodologi analisis komparatif antara aspek dalam produk RTRW dengan ketentuan penilaian yang telah diatur dalam Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten (Departemen Kimpraswil, 2002). Analisis komparatif yang dimaksud disini adalah bahwa komparasi yang dilakukan tidak hanya membandingkan antara aspek yang ada dengan ketentuan penilaian, namun jika memungkinkan dianalisis lebih lanjut penyebab perbedaan atau perubahannya. Dengan demikian, dari evaluasi ini diharapkan didapat keluaran berupa aspek-aspek apa saja yang tidak sesuai dengan kriteria-kriteria

Laporan Antara 1 - 10

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

yang telah ditetapkan sebagai masukan dalam penentuan tipologi peninjauan kembali seperti apa yang dibutuhkan.

Untuk melakukan kajian ini, maka data yang diperlukan adalah Dokumen RTRW, baik Buku Fakta Analisis, maupun Buku Rencana. Dokumen ini diperoleh dengan melakukan survei instansional terkait, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten atau Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten.

2. Kajian Kepentingan Peninjauan Kembali RTRW

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar penyimpangan arahan yang digariskan dalam RTRW sebagai masukan dalam perlunya peninjauan kembali dan penentuan tipologi Peninjauan Kembali yang akan dilakukan. Untuk itu, kajian ini akan mencakup 1) identifikasi terhadap adanya perubahan faktor-faktor eksternal, 2) identifikasi besaran simpangan, dan 3) identifikasi perlunya peninjauan kembali.

Identifikasi terhadap adanya perubahan faktor-faktor eksternal dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi menyangkut indikasi adanya perubahan akibat pengaruh dari berbagai faktor eksternal, seperti :

peraturan dan rujukan yang baru

kebijakan pemerintah yang baru, baik di tingkat pusat, daerah, maupun sektoral

adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijakan dan pertumbuhan ekonomi, seperti perubahan fungsi kota, adanya investasi properti skala besar dan pembangunan infrastruktur yang mempengaruhi pola dan struktur pengembangan wilayah, serta dibangunnya pusat-pusat pelayanan baru

adanya paradigma baru dalam pembangunan dan atau penataan ruang

Identifikasi ini dilakukan dengan metodologi deskriptif analisis, artinya tidak hanya menjabarkan fakta adanya faktor eksternal yang ada, tapi juga menganalisi lebih lanjut mengenai dampak faktor tersebut terutama terhadap penataan ruang wilayah.

Laporan Antara 1 - 11

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Dari kajian ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai kebijakan dan perubahan kondisi internal di wilayah kabupaten yang dampaknya secara signifikan mempengaruhi arahan pemanfaatan ruang yang telah ada.

Sementara, identifikasi besaran simpangan dilakukan untuk memperkirakan seberapa besar penyimpangan yang terjadi, antara arahan kebijakan yang dirumuskan dalam RTRW dengan wujud struktural pemanfaatan ruang yang ada kenyataannya. Penyimpangan ini dapat berupa penyimpangan dalam hal pemanfaatan maupun pengendalian pemanfaatan. Masing-masing penyimpangan memiliki kriteria tersendiri.

Identifikasi ini dilakukan dengan metodologi deskriptif analisis kuantitatif, dimana penyimpangan akan dibandingkan dengan total aspek yang dikaji (dalam hal ini aspek terkait dengan kriteria penyimpangan seperti yang dijabarkan dalam Tabel. I.2), diwujudkan dalam bentuk persentase (%).

Untuk melakukan kedua identifikasi tersebut dibutuhkan dukungan data dan informasi, yang diperoleh melalui:

a. Diskusi lintas sektoral yang melibatkan seluruh dinas atau instansi teknis terkait dengan pengembangan wilayah. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk bertukar informasi mengenai isu-isu permasalahan yang ada, terutama menyangkut pelaksanaan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah, konfirmasi kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan dalam rangka pengembangan wilayah, dll.

b. Pengumpulan seluruh dokumen-dokumen kebijakan yang dianggap dapat mempengaruhi kebijakan penataan ruang yang digariskan dalam RTRW, baik di tingkat nasional maupun daerah.

c. Kondisi penggunaan ruang atau tutupan saat ini.

Laporan Antara 1 - 12

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Laporan Antara 1 - 13

KAJIAN KEABSAHAN RTRW KABUPATEN

Gambar 1.1Metodologi Pekerjaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Tasikmalaya

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Tabel I.1 KRITERIA PENILAIAN DALAM PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN TASIKMALAYA

No Aspek Penilaian

Kriteria Kesahan RTRW Kabupaten

1. Berdasarkan kelengkapan dan keabsahan data

Dinyatakan lengkap dan sah apabila mencakup: 1. Data kebijakan pembangunan daerah, seperti kesimpulan PROPEDA, informasi arahan RTRWN, RTRW Propinsi, RTRW Kabupaten, serta data

perekonomian nasional. 2. Data karakteristik ekonomi, meliputi data PDRB kabupaten, produksi sektoral kabupaten, APBD kabupaten (5 tahun terakhir), serta investasi

sektoral pembangunan di kabupaten. 3. Data kependudukan/demografi, meliputi data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir, kepadatan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk,

dan penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan, yang dirinci menurut kota/kecamatan. 4. Data sumberdaya buatan, meliputi data sarana ekonomi, sarana sosial, sarana dan prasarana transportasi, yang dirinci per kecamatan, serta

prasarana pengairan, sistem jaringan listrik, dan sistem telekomunikasi. 5. Data sumberdaya alam, meliputi peta dan data penggunaan tanah, hidrologi/sumberdaya air, topografi, geologi/sumberdaya mineral, kesesuaian

lahan kegiatan budidaya, tataguna hutan, jenis tanah, dan iklim.

2 Berdasarkan metoda dan analisis

Dinyatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mencakup analisis sebagai berikut: 1. Analisis kedudukan kabupaten dalam perwilayahan nasional dan pulau serta propinsi, serta hubungannya dengan kabupaten lain, meliputi:

• sistem jaringan transportasi nasional, pulau, propinsi • arahan kebijakan RTRWN, RTRW pulau, RTRW propinsi, rencana strategi pengembangan wilayah regional, dll • sistem perkotaan nasional, pulau, propinsi, dan regional • fungsi dan peran kabupaten dalam lingkup nasional, pulau, dan propinsi berdasarkan aspek ekonomi, transportasi, dan pencapaian

pembangunan nasional secara umum. • sektor-sektor unggulan di kabupaten

2. Analisis demografi, untuk melihat profil dan perkembangan penduduk, meliputi analisis tingkat perkembangan, pergerakan penduduk antar dan dalam kabupaten, distribusi/kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan, struktur pekerjaan penduduk dirinci berdasarkan kecamatan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

3. Analisis ekonomi wilayah, untuk melihat profil dan perkembangan ekonomi kabupaten, seperti struktur ekonomi kabupaten, terutama menyangkut keterkaitan antarsektor dan sektor unggulan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan barang dan jasa, pola persebaran ekonomi dalam kabupaten dan keterkaitannya, serta potensi investasi.

4. Analisis fisik dan daya dukung lingkungan, meliputi analisis kendala fisik pengembangan kawasan budidaya (rawan gempa, banjir, longsor), lokasi dan kapasitas sumberdaya alam (air, tanah, hutan, dan mineral), serta kesesuaian lahan bagi pertanian pangan, perkebunan, dan kehutanan.

5. Analisis sarana dan prasarana, meliputi analisis kondisi, jenis, dan jumlah sarana sosial, ekonomi, transportasi, pengairan, listrik, dan telekomunikasi.

6. Analisis struktur dan pola ruang, untuk melihat kecenderungan perkembangan struktur dan pola, yang meliputi pola sebaran penduduk, kawasan budidaya, dan jaringan infrastruktur.

7. Analisis potensi dan kondisi SDA, SD buatan, dan SDM, yang dinyatakan lengkap apabila terdapat kesimpulan potensi sumberdaya alam yang ada, kemungkinan perkembangannya, dan keterbatasan pengembangannya.

Laporan Antara 1 - 14

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

8. Analisis keuangan dan kemampuan pembangunan daerah, mencakup analisis jumlah dan proporsi biaya pembangunan kabupaten, PAD dan subsidi dari pemerintah pusat/propinsi, dan sumber-sumber pembiayaan lainnya (swasta, BLN, dll).

No

Aspek Penilaian

Kriteria Kesahan RTRW Kabupaten

3 Berdasarkan konsep dan strategi

Dinyatakan lengkap jika mencakup: 1. Rumusan permasalahan pembangunan kabupaten dan keterkaitannya dengan permasalahan pemanfaatan ruang 2. Rumusan konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kabupaten 3. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kabupaten, meliputi strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya; kawasan

perdesaan, perkotaan, dan tertentu; kawasan produksi dan permukiman, serta sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan; pengembangan sarana dan prasarana wilayah; pengembangan kawasan prioritas; serta penatagunaan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lainnya.

4 Berdasarkan produk rencana tata ruang

Dinyatakan lengkap jika mencakup: 1. Arahan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya 2. Arahan pengelolaan kawasan perdesaan, perkotaan, dan tertentu 3. Arahan pengembangan kawasan budidaya, meliputi kawasan permukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, dan lainnya. 4. Arahan struktur tata ruang, meliputi arahan pengembangan sistem pusat permukiman (perkotaan dan perdesaan), sistem jaringan jalan, sistem

transportasi lainnya, sistem jaringan energi/listrik, pengairan, telekomunikasi, air baku. 5. Arahan pengembangan kawasan prioritas. 6. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah, meliputi kebijakan tata guna tanah, air, lahan, udara, dan sumberdaya alam lainnya.

5 Berdasarkan proses penyusunan

Dinyatakan lengkap jika: 1. Disusun berdasarkan pedoman teknis penyusunan yang berlaku. 2. Melibatkan tim teknis tata ruang propinsi serta pihak lain yang terkait (masyarakat dan pakar). 3. Melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dalam mengalokasikan ruang sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang lebih tinggi. 4. Disepakati oleh DPRD.

Sumber: Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten ((Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002)Keterangan : Penggunaan ketentuan ini akan disesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi

Laporan Antara 1 - 15

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Laporan Antara 1 - 16

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Tabel I.2 KRITERIA PENYIMPANGAN DALAM PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN TASIKMALAYA

Tidak menyimpang jika:Pemanfaatan ruang:

- Benar-benar menjadi acuan pelaksanaan pembangunan, artinya menjadi dokumen resmi dalam Rakorbang Daerah dan didudukkan sejajar dengan Peraturan Daerah lainnya.

- Struktur dan pola pemanfaatan ruang benar-benar sesuai dengan arahan dalam RTRW

- Telah ditetapkan dan disahkan menjadi PERDA dan didiseminasikan ke setiap sektor.

- Menjadi acuan sektor dalam menyusun rencana, pembiayaan, dan tahapan program pembangunan serta telah menjadi acuan dalam pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang hirarki di bawahnya.

- Tidak menimbulkan konflik antarsektor atau tumpangtindih alokasi kegiatan sektor.

- Pemanfaatan ruang atas dasar RTRW tidak menimbulkan dampak yang bermasalah di masyarakat.

- Tidak ada pengaduan masyarakat yang menginformasikan ketidaksesuaian RTRW dengan kenyataan di lapangan.

Pengendalian pemanfaatan ruang :

- Telah memiliki sistem informasi pemantauan dan pelaporan yang handal, cepat, dan informatif.

- Telah dilakukan mekanisme perijinan yang sesuai berdasarkan RTRWP dalam menentukan lokasi kegiatan.

- Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan, implementasi ruang, serta perijinan pemanfaatan ruang.

- Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya terjadinya faktor eksternal (perubahan kebijakan dan rujukan)

- Diterapkan instrumen baru, seperti perangkat insentfi, agar selalu sesuai dengan arahan RTRWP

- Diterapkan denda/sangsi bagi yang melanggar arahan dalam

Laporan Antara 1 - 17

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

RTRW

Lebih lanjut, hasil kedua identifikasi tersebut menjadi input/masukan dalam mengidentifikasi perlunya peninjauan kembali terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya. Peninjauan kembali akan dibutuhkan apabila salah satu kriteria terpenuhi, apakah terdapat perubahan kebijakan skala besar, terdapat faktor internal yang belum dipertimbangkan, atau terjadi penyimpangan yang cukup besar.

3. Penentuan Tipologi Peninjauan Kembali RTRW

Kajian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tipologi peninjauan kembali seperti apa yang dibutuhkan oleh RTRW Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan pertimbangan keabsahan RTRW dan tingkat keperluan peninjauan kembali yang tergambar dari adanya perubahan faktor eksternal dan adanya penyimpangan.

Terdapat 8 tipologi peninjauan kembali dengan karakteristik dan kebutuhan Peninjauan Kembali yang berbeda, meliputi (Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten, Departemen Kimpraswil, 2002):

Tipologi A, dimana RTRW sah, terjadi simpangan kecil, dan tidak terdapat perubahan faktor eksternal.

Tipologi B, dimana RTRW sah, terjadi simpangan kecil, namun terjadi perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap kinerja RTRW.

Tipologi C, dimana RTRW sah, terjadi simpangan besar dan perubahan-perubahan eksternal secara signifikan.

Tipologi D, dimana RTRW sah, terjadi simpangan yang besar namun tidak terjadi perubahan pada faktor-faktor eksternal.

Tipologi E, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan kecil, dan faktor eksternal bertambah.

Tipologi F, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan kecil, dan faktor eksternal tetap.

Laporan Antara 1 - 18

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Tipologi G, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan besar, dan faktor eksternal berubah.

Tipologi H, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan besar, dan faktor eksternal tetap.

4. Perumusan Peninjauan Kembali RTRW

Kajian ini ditujukan untuk mengidentifikasi seperti apa bentuk Peninjauan Kembali rencana tata ruang yang perlu dilakukan. Identifikasi ini akan sangat bergantung pada tipologi peninjauan kembali. Peninjauan Kembali dapat berupa penambahan komponen rencana, perbaikan sebagian komponen rencana, perumusan kembali kebijakan dan strategi pengembangan wilayah serta tujuan dan sasaran pembangunan, atau Peninjauan Kembali total terhadap keseluruhan komponen.

Masing-masing tipologi peninjauan kembali membutuhkan pendekatan Peninjauan Kembali yang berbeda-beda:

Tipologi A, tidak memerlukan Peninjauan Kembali, karena RTRW masih relevan digunakan sebagai acuan pembangunan.

Tipologi B, memerlukan peninjauan kembali faktor eksternal untuk merumuskan kembali tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan yang lebih sesuai dengan faktor tersebut.

Tipologi C, memerlukan peninjauan kembali faktor eksternal serta pemantapan dalam pemanfaatan dan pengendalian RTRW untuk meminimasi penyimpangan.

Tipologi D, memerlukan pemantapan dalam pemanfaatan dan pengendalian RTRW untuk meminimasi penyimpangan.

Tipologi E, memerlukan perbaikan substansi rencana dan penyesuaian aspek eksternal.

Tipologi F, memerlukan Peninjauan Kembali menyeluruh dengan melakukan up dating data, analisa, dan rencana.

Tipologi G, memerlukan Peninjauan Kembali menyeluruh dengan melakukan up dating data, analisa, dan rencana, termasuk penyesuaian

Laporan Antara 1 - 19

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

terhadap faktor eksternal dan perumusan tindakan untuk Peninjauan Kembali pelaksanaan pemanfaatan.

Tipologi H memerlukan Peninjauan Kembali menyeluruh dengan melakukan up dating data, analisa, dan rencana, termasuk penyesuaian terhadap faktor eksternal dan perumusan tindakan untuk pemanfaatan dan pengendalian.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASANLaporan Pendahuluan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031, disajikan dengan sistematika sebagai berikut:Bab 1

: Pendahuhuluan

Bab ini menguraikan mengenai tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, landasan hukum, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.

Bab 2

: Gambaran Umum Wilayah Eksisting

Bab ini menguraikan mengenai letak geografis dan batas administrasi, kondisi fisik alamiah, kependudukan, potensi bencana alam, sumberdaya alam dan buatan, ekonomi wilayah serta sarana dan prasarana

Bab 3

: Kebijakan Tata Ruang

Bab ini menguraikan mengenai keterkaitan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dengan Kabupaten Tasikmalaya, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dengan Kabupaten Tasikmalaya, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya eksisting, Rencana Strategis Nasional, Provinsi, Kabupaten, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tasikmalaya.

Bab 4

: Analisis Kependudukan, Kesesuaian Lahan, Struktur dan Pola RuangBab ini menguraikan analisis laju pertumbuhan, proyeksi penduduk kabupaten tasikmalaya, analisis Kesesuaian lahan eksisting dengan tataguna lahan terbaru, analisis struktur ruang dan analisis pola ruang.

Bab 5

: Analisis Tipologi

Laporan Antara 1 - 20

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Bab ini menguraikan mengenai faktor eksternal, faktor internal, evaluasi struktur ruang, dan evaluasi pola ruang.

Laporan Antara 1 - 21