bab 1 orem
DESCRIPTION
OREM THEORYTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu keadaan dimana
jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat yang ditandai
oleh adanya suatu sindroma klinis berupa dispnea, dilatasi vena, dan oedema
yang diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau fungsi jantung
(REFERENSI….) Insiden penyakit dekompensasi cordis (DCFC) semakin
meningkat dimana jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi
prevalensinya adalah Congestive Heart Failure (CHF). Di Eropa, tiap tahun
terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun, sedang pada anak
– anak yang menderita kelainan jantung bawaan, komplikasi gagal jantung
terjadi 90% sebelum umur 5 – 15 tahun (REFERENSI…)
Tujuan rehabilitasi jantung adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
dengan mengupayakan penderita pada tingkat optimal secara fisiologi,
psikologi, emosional, vokasional dan kondisi sosioekonomi. Gangguan
psikologis dapat membatasi upaya rehabilitasi tersebut. Kecemasan, depresi,
reaksi penolakan (denial) dan ketergantungan merupakan masalah psikologis
yang biasanya ditemukan. Penderita yang mengalami episode serangan
jantung akan sering dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perubahan pola
kehidupan sehari-hari dan kondisi akan sangat dipengaruhi oleh berat serta
kompleksitas penyakitnya. Faktor kecemasan dan depresi akan
mempengaruhi atau memperberat perubahan-perubahan yang terjadi tersebut.
1
2
Berdasarkan survey sementara diperoleh data, jumlah pasien jantung di IPI
RS Baptis Kediri pada 3 bulan terakhir mulai dari bulan Mei, Juni, Juli
TAHUN ? sebanyak 53 orang menderita PJK, DCFC 34 orang, Syok 16
orang, HHF 13 orang, HT Urgency 12 orang.
Dari beberapa teori keperawatan, salah satu ahli teori yang cukup terkenal
dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah
Dorothea Orem. Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka di Amerika. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini
pada awal tahun 1971, dimana mempublikasikannya dengan judul “Nursing
Concepts of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada
individu kemudian pada tahun 1980 dikembangkan pada multi unit baik
keluarga, kelompok dan komunitas. Teori ini merupakan suatu pendekatan
yang dinamis, di mana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien
dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi
bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.
Orem mengajukan 3 (tiga) teori yang saling berhubungan dan banyak
digunakan. Pusat dari ketiga teori tersebut adalah bahwa fungsi manusia dan
pemeliharaan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan dengan merawat untuk
hal-hal tersebut. Teori pertama “self care defisit”, merupakan yang paling
komprehensif dan inti dari idenya. Hal ini merupakan gambaran konseptual
penerima perawatan sebagai manusia yang tidak mampu melakukan
perawatan diri secara kontinyu dan independen dikarenakan hal-hal yang
terkait dengan kesehatan atau keterbatasan. Teori kedua, “self care theory”
berdasar pada ide sentral bahwa suatu hubungan muncul antara tindakan
3
perawatan diri yang dipertimbangkan serta perkembangan dan fungsi individu
dan kelompok. Teori ketiga, “nursing system theory” yang menggambarkan
kebutuhan perawatan diri terapeutik dan tindakan-tindakan serta sistem-
sistem yang terlibat dalam perawatan diri dalam konteks hubungan
interpersonal dan yang dibangun dalam diri manusia dengan defisit perawatan
diri.
1.2 Rumusan Masalah
Mengenai perawatan diri pada saat perawatan di Rumah Sakit tidaklah
mendapat masalah yang berarti karena perawatan diri pasien dilakukan oleh
perawat ke pasien langsung. Masalah mengenai perawatan diri terjadi setelah
pulang dari rumah sakit. Ketidakmampuan pasien dalam merawat dirinya pada
saat dirumah terjadi karena pasien memiliki keterbatasan dalam hal-hal
tertentu sehingga membutuhkan orang lain dalam mencapai kemandirian
dalam perawatan. Perawat maupun keluarga merupakan faktor pendukung
dalam pencapaian perawatan diri tersebut, dengan memberikan penjelasan dan
pemahaman tentang konsep tersebut dalam penerapan asuhan keperawatan.
Sejauh ini perkembangan teori tersebut belum banyak dilakukan secara aktif
dalam pelayanan kesehatan. Banyak pelayanan kesehatan masih cenderung
melakukan rutinitas medis dalam aktivitasnya sehingga aspek kemandirian
pasien dalam perawatan diri masih banyak yang terabaikan
Hal ini sesuai dengan teori Orem tentang self care yang dikemukakan
oleh Orem merupakan teori yang dapat diaplikasikan dalam beberapa aspek
keperawatan yang ada, baik pada tatanan klinik, pendidikan maupun area
penelitian di semua negara internasional.
4
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
”Bagaimana aplikasi teori model keperawatan Orem mengenai Self Care
dalam asuhan keperawatan Penurunan Curah Jantung pada pasien dengan
Penyakit DCFC
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengkritisi aplikasi teori model keperawatan Orem mengenai self
care dalam asuhan keperawatan Penurunan Curah Jantung pada pasien
dengan Penyakit DCFC.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi teori model keperawatan Orem mengenai self
care dalam asuhan keperawatan Penurunan Curah Jantung pada
pasien dengan Penyakit DCFC.
2) Mengaplikasikan teori model keperawatan Orem mengenai self
care dalam asuhan keperawatan Penurunan Curah Jantung pada
pasien dengan Penyakit DCFC.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan dalam pelaksanaan pemberian asuhan
keperawatan kritis secara tepat pada pasien dengan penyakit DCFC.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Membuktikan kebenaran model teori Orem secara aplikatif pada
pasien dengan penyakit DCFC.