bab 1 dan 3 sosper

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sosiologi Pertanian menurut Ultrich Planck adalah sosiologi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Sosiologi memusatkan hampir semua perhatian pada petani dan permasalahan hidup petani. Ruang lingkup sosiologi pertanian meliputi objek sosiologi pedesaan dan objek sosiologi pertanian. Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus atau sementara tinggal disana (masyarakat pedesaan atau pertanian yang dilihat dari sudut pandang hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat). Objek sosiologi pertanian meliputi keseluruan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan janis tempat tinggalnya. Didalam dunia pertanian maupun dunia usaha dalam bidang pertanian erat kaitannya dengan aspek-aspek sosiologi yang mencakup kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, dan jaringan sosial. Aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supradesa. Dalam suatu daerah atau desa terdapat lapisan-lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial. Pada beberapa kelompok masyarakat, stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat tersebut dapat diukur dari luas sawah yang dimiliki bila pada daerah tersebut mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani. Kadang kala dalam usaha pertanian didapati suatu permasalahan yang belum diketahui solusinya sehingga muncul suatu dampak negatif bagi usaha pertanian. Seperti contonhya merebaknya hama tikus yang menyerang tanaman. Dalam menyelesaikan masalah tersebut suatu lembaga dibentuk sebagai tempat musyawarah sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari permasalahan itu. Usaha pertanian erat kaitannya dengan pemsaran, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui perantara atau distributor. Dibutuhkan jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut. Oleh karena itu aspek-aspek sosiologi memang sangat berperan

Upload: winda-febriana

Post on 15-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sosiologi pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 dan 3 sosper

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sosiologi Pertanian menurut Ultrich Planck adalah sosiologi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Sosiologi memusatkan hampir semua perhatian pada petani dan permasalahan hidup petani. Ruang lingkup sosiologi pertanian meliputi objek sosiologi pedesaan dan objek sosiologi pertanian. Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus atau sementara tinggal disana (masyarakat pedesaan atau pertanian yang dilihat dari sudut pandang hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat). Objek sosiologi pertanian meliputi keseluruan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan janis tempat tinggalnya.

Didalam dunia pertanian maupun dunia usaha dalam bidang pertanian erat kaitannya dengan aspek-aspek sosiologi yang mencakup kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, dan jaringan sosial. Aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supradesa. Dalam suatu daerah atau desa terdapat lapisan-lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial. Pada beberapa kelompok masyarakat, stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat tersebut dapat diukur dari luas sawah yang dimiliki bila pada daerah tersebut mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani.

Kadang kala dalam usaha pertanian didapati suatu permasalahan yang belum diketahui solusinya sehingga muncul suatu dampak negatif bagi usaha pertanian. Seperti contonhya merebaknya hama tikus yang menyerang tanaman. Dalam menyelesaikan masalah tersebut suatu lembaga dibentuk sebagai tempat musyawarah sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari permasalahan itu.

Usaha pertanian erat kaitannya dengan pemsaran, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui perantara atau distributor. Dibutuhkan jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut. Oleh karena itu aspek-aspek sosiologi memang sangat berperan dalam mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supra desa.

1.2 Tujuan

Tujuan diadakannya fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di ds.Donowari desa Karangan kecamatan Karangploso adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman aspek-aspek sosiologis pada tingkat petani dan tingkat desa yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian. Memahami dan mengetahuti cara bercocok tanam petani Donowari disawah serta mengetahui lembaga atau pranata social dan kebudayaan petani yang terkait dengan usaha tani di Kecamatan Karangploso, Malang.

1.3 Manfaat

Manfaat pada fieldtrip sosiologi pertanian ini adalah dapat memahami aspek-aspek sosiologis pada tingkat petani dan tingkat desa, serta bisa memahami cara bercocok tanam petani ds.Donowari desa Karangan dan kelembagaan atau pranata sosial maupun kebudayaan petani.

Page 2: bab 1 dan 3 sosper

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil wawancara kepada petani ds.Donowari desa Karangan kecamatan Karangploso dapat disimpulkan bahwa telah menjadi petani sejak masih kecil atau masih remaja. Sawah yang dimiliki adalah sewa dari pak modin. Petani ini bernama Saimun, bapak Saimun menggantungkan hidupnya pada hasil yang dibudidayakan (padi). Bapak Saimun ini tidak memiliki pekerjaan sampingan atau ternak. Dari penuturan bapak Saimun, beliau mendapatkan modal untuk menggarap lahannya berasal dari modal sendiri. Pola tanam yang digunakan adalah monokultur, alasannya karena agar lebih praktis perawatannya dan untuk meminimalkan jumlah hama.

Dalam mengolah lahannya dengan menggunakan traktor tangan. Untuk benihnya pak Saimun membeli benih varietas 64 Serang dan Bramu. Dalam penanamannya pak Saimun tidak melakukan penyemaian, namun membeli bibit yang siap tanam. Untuk pupuk yang digunakan pak Saimun menggunakan 2 jenis pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan berasal dari rabuk sapi yang didapat disekitar lingkungannya. Untuk jenis pupuk anorganik Pak Saimun menggunakan pupuk phonska, ZA, dan urea yang dibelinya kontan dari toko pertanian. Pemupukan dilakukan dua kali sebanyak 20-30 kg dengan menggunakan campuran pupuk, yakni pupuk urea 10kg (harga Rp 90.000,-/0,5 kwintal), Phonska 10kg (harga Rp 125.000,-/0,5 kwintal dan ZA 10kg (Rp 80.000,-/0,5kwintal) dan dibayar secara cash dalam setiap pembelianya. Dalam penentuan pemanenan bapak Saimun hanya mengandalakan instingnya saja. Apabila padi di sawah sudah menguning dan malainya layu serta telah berusia ± 3 bulan maka bapak Saimun akan melakukan pemanenan. Pemanenan biasa dilakukan dengan sistem borongan, padi dipanen menggunakan sabit lalu digebyok, setelah itu dibersihkan di jemur. Lembaga atau pranata sosial yang diikutinya adalah usaha kelompok tani atau bisa dikatakan wowo(kewowo), namun sekarang kelompok tersebut tidak efektif karena waktu untuk perkumpulan terbentur dengan jam kerja mereka.

3.2 Saran

Dari hasil lapang pada sabtu, 05 Mei 2014 cukup baik.Tetapi akan lebih baik lagi jika kedepannya kunjungan lapang memperhatikan tempat yang akan dituju dan mempertimbangkan resiko yang ada. Sehingga tidak akan ada kejadian yang tidak diinginkan. Sebaiknya ada komunikasi yang terorganisir sehingga tidak ada salah komunikasi lagi.