bab 1- dafpus

Upload: nadhir-alkaff

Post on 16-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

acerone

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar BelakangRadiology merupakan cabang ilmu kesehatan yang berhubungan dengan bahan radioaktif. Pada bidang kedokteran gigi bahan radioaktif yang digunakan adalah sinar X untuk menghasilkan gambaran radiografi keadaan rongga mulut pasien yang tidak kasat mata. Gambaran radiografi gigi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, merncanakan terapi yang akan diberikan kepada pasien dan untuk mengevaluasi hasil perawatan gigi.

Tujuan

Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan :

Jenis-jenis rontgen intraoralJenis-jenis rontgen ekstraoralAlat dan bahan dental radiologyEfek radiasiProsedur keselamatan dental radiologyManfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui peran radiology dalam bidang kedokteran gigi serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.

.

BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN2.1 SKENARIO

MAKANYA BELAJAR...

Pada hari pertama kepaniteraan di bagian radiologi, Nina mahasiswa kedokteran gigi mendapat tugas untuk menangani pasien-pasien rujukan dari bagian lain. Nina sedikit khawatir karena pengetahuannnya tentang teknik-teknik rontgen foto masih sangat minim. Nina juga merasa cemas berada di ruang rontgen karena takut adanya efek buruk radiasi terhadap organ-organ vitalnya. Pasien pertama yang ditanganinya adalah seorang ibu muda yang cukup kritis bertanya. Pasien tersebut menanyakan pada nina tentang bahaya radiasi karena dia sudah berulang-ulang di rontgen intra oral pada saat perawatan gigi di bagian konservasi gigi. Menurut pasien ada beberapa hasil hasil rontgen yang tidak tepat jadi terpaksa diulang. Nina sangat bersyukur karena bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien tersebut. Dia tidak bisa membayangkan jika pasien tersebut bertanya tentang rontgen ekstra oral yang sama sekali belum dimengertinya, pasti nina akan sangat malu karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut.2.2 STEP 1

Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :

RadiologyRadiologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang berhubungan dengan substansi radioaktif dan energy pancarannya dengan diagnosis serta pengobatan penyakit dengan radiasi pengion atau sinar X maupun bukan pengion.

KepaniteraanTahap pembelajaran transisional yang berupa serangkaian kegiatan prasyarat non kurikuler untuk menempuh jenjang pendidikan profesi tahap satu (rotasi bagian klinik).

RadiasiMerupakan proses dikeluarkan energy radiasi dalam bentuk gelombang atau proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran energy radiasi terjadi secara alami maupun buatan.

RontgenMerupakan satuan pengukaran radiasi ion di udara atau alat potret yang menggunakan sinar-X yang dapat menembus bagian-bagian dalam tubuh.

Rontgen ekstra oralMerupakan rontgen yang dilakukan diluar rongga mulut digunakan untuk melihat area luar pada rahang dan tengkorak. Contohnya adalah cefalometri dan panoramic.

Rontgen intra oralMerupakan rontgen yang dilakukan di dalam rongga mulut contohnya adalah periapikal.

Konservasi gigiMerupakan cabang ilmu kedokteran gigi untuk perawatan gigi agar tetap tahan lama.

2.3 STEP 2

Identifikasi MasalahApa saja fungsi dan tujuan dari radiologi?

Sebutkan sifat-sifat sinar-X!

Sebutkan efek dari radiasi!

Sebutkan prosedur kerja dalam radiografi serta hal-hal yang perlu dperhatikan dalam pemakaian sinar radiasi!

Apa saja tekhnik pemeriksaan ekstra oral dan intra oral?

Sebutkan alat-alat yang digunakan dalam rontgen (kedokteran gigi)!

Bagaimana cara meminimalisir kesalahan dalam foto rontgen?

Sebutkan tahap-tahap dalam pengelolaan film!

Apa yang menyebabkan foto rontgen tidak jelas?

Sebutkan cirri-ciri foto rontgen yang bagus dan tidak!

Pada keadaan gigi yang bagaimana sehingga dilakukan rontgen?

2.4 STEP 3 Analisis MasalahPada pemeriksaan radiologi berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan di rongga mulut misalnya karies, membantu para medis melihat rongga mulut yang tidak kasat mata, menunjang diagnosis penyakit di rongga mulut, membantu melihat ahsil dari perawatan gigi, merencanakan perawatan, dan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Sinar-X memiliki sifat yaitu:

Daya tembus

Makin besar tegangan tabung maka makin besar daya tembusnya, dan bila makin kecil kepadatan suatu benda maka makin besar daya tembusnya.

Tidak dapat dilihat

Mempuyai frekuensi gelombang yang tinggi

Memutasi sel-sel gonad

Menimbulkan kelaina pada sel drah contonhya leukemia

Dapat diserap oleh timah hitam

Apabila dapat menembus objek akan menimbulkan warna gelap yang disebut radio lucent sedangkan bila tidak dapa menembus akan berwarna putih dan disebut radio paque.

Bergerak lurus, kecepatan sama dengan kecepatan cahaya

Dapat merusak jaringan tubuh

Efek radiasi terbagi menjadi dua, yatu :

Akut :

Terjadi setelahh terpapar radiasi dan tergantung dari dosisnya

Kronik :

Kronik terjadi setelah bertahun-tahun dapat menimbulkan kanker, tumor dan lainnya

Efek radiasi terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi secara langsung berupa interaksi dengan DNA yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur DNA dan perubahan baik jumlah maupun struktur kromosom yang dapat menyebabkan mutasi, sedangkan radiasi secara tidak langsung yaitu penyerapan energi radiasi dengan molekul air dalam proses hidrolisis air yang akan menghasilkan radikal bebas yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh.

Efek radiasi pada Tulang yang menyebabkan kerusakan pada osteoblas dan osteoklas sehingga menyebabkan derajat mineralisasi tulang berkurang dan memicu terjadinya kerapuhan.

Efek radiasi terhadap gigi yang dapat terjadi secara langsung yaitu pada benih giginya, dan berupa gangguan kalsifikasi pada gigi, dan terjadi secara tidak langsung yang terjadi setelah pembentukan gigi.

Efek radiasi pada kelenjar air liur yang menyebabkan gangguan sekresi (Radiasinya 3000 R), dan terjadi pada lidah yang dapat menyebabkan lidah kaku, keras dan sakit bila terkena makanan.

Efek radiasi akut yang disebabkan oleh dosis radiasi yang besarDosis (Sv)Efek pada tubuh

0,25-

0,25-1,0Menaikan sel darah putih.

1-2Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, perubahan materi darah ( pemulihan beberapa mingu).

2-6Muntah dalm 2 jam, perubahan darah yang parah, kerontokan rambut dalam 2 minggu, pemulihan dalam 1 bulan-1 tahun.

6-10Muntah dalam 1 jam, kerusakan organ pencernaan, perubahan darah yang parah, kematian dalam 2 minggu.

>10Kerusakan otak, koma, kematian.

4. Prosedur keamanan kerjaTidak boleh mengenai orang lain selain orang yang ingin di fotoFilm harus dipasang pada posisinya

Petugas berdiri sejauh mungkin minimal 3 meter

Pasien harus dilindungi menggunakan apron

Ukuran sinarnya harus dibatasi

Harus ada indikasi klinis yang jelas

Tahap-tahapnya berupa :

Menerangkan cara kerja kepada pasien

Memakaikan apron pada pasien

Pasien melepaskan benda-benda penghalang radiograf

Perhatikan kepala pasien dan letakkan kepala pasien pada posisi yang tepat

Memposisikan sesuai dengan yang mau diperiksa

Meletakkan film pada area yang mau diperiksa

Operator harus berdiri sejauh 3 meter dibelakang dinding dengan memakai apron khusus

Mengarahkan sinar X

Dilakukan pemotretan

Radiografnya digantung dan dikeringkan

5. Teknik rontgen intraoral dan ekstraoral

Teknik rontgen intraoral

a. Teknik Rontgen Periapikal pada gigi anterior film diletakkan secara vertikal sedangkan pada gigi posterior diletakkan secara horizontal. Filmnya diletakkan didalam mulut dengan ukuran 31 x 41 mm. Rontgen Periapikal dapat dilakukan dengan 2 teknik berupa teknik kesejajaran (pararel) yang diletakkan sejajar dengan gigi menggunakan film holder dan teknik bidang bagi (bisetion) yang mengharuskan pasien memegang filmnya sendiri.

Teknik rontgen kesejajaran dimana posisi film harus sejajar terhadap sumbu panjang gigi dan arah sinarnya tegak lurus, keuntungan teknik ini yaitu menghassilakan gambar yang baik, mendekati kebenaran ukuran daripada teknik bidang bagi serta apabila rontgen pada gigi molar RA tidak terjadi superimpose dengan tulang Zyigomatikus. Sedangkan kerugian teknik kesejajaran ini adalah cukup sulit dilakukan dan susah meletakkan alat karena besar ukurannya.

Teknik bidang bagi yaitu posisinya diletakkan sedekat mungkin dengan gigi dan menggunakan teknik geometrik.b. Teknik Rontgen Bitewing yang mengharuskan pasien menggigit sayap dari film yang berukuran 22 x 36 mm, berfungsi untuk mendeteksi karies, dan kondisi periodontal gigi.

c. Teknik Rontgen Oklusal berupa sinar diletakkan tegak lurus diarahkan 90o, film berukuran 57 x 56 mm, rontgen oklusal berfungsi untuk melihat area gigi dan tulang didaerah periapikal, melihat kelainan pda gigi, membantu pemeriksaan timus, menentukan fraktur maksila dan mandibula serta mendeteksi adanya penyakit pada dasar mulut.

Teknik rontgen ekstraoralTeknik Panoramik yang memperlihatkan struktur facial mandibula dan maksila beserta sturuktur pendukungnya, foto rontgen ini digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.Teknik Cephalometri yang digunakan untuk melihat tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelaian pertumbahan dan perkembangan dan juga dapat memperlihatkan jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan rongga nasal.6. Alat-alat yang digunakan dalam rontgen kedokteran gigiPesawat Radiologi yang terdiri dari tiga komponen berupa :

Kepala tabung sinar x ( tube head) yang terdiri dari : Tabung hampa udara (glass X-ray tube) yang berisi filamen dan target, Step-up dan step-down transformer yang diperlukan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan utama, Pelindung lead untuk meminimalisir kebocoran, minyak untuk mengantisipasi panas yang timbul, Aluminium Filtration untuk menghilangan bahaya penggunaan sinar x, Collimator untuk menentukan besarnya berkas sinar yang yang keluar, Cone untuk menentukan arah sinar x dan membatasi luas berkas sinar x dan mencegah radiasi.

Kontrol panel yang terdapat tombol on/off, timer, dan warning light yang menyala ketika sinar x.

Lengan pesawat sinar x

Film sinar x yang dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :

Pembungkus luar dari plastik lunak untuk melindungi cairan saliva yang dapat mengkontaminasi film

Kertas hitam untuk melindungi film dari cahaya yang dapat merusak film

Lead foil yang terletak dibelakang film yang berfungsi untuk mencegah adanya sisa radiasi yang dapat melewati film menunju kejaringan pasien.

Grid digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi radiasi sinar hambur yang dapat menyebabkan kabut pada hasil radiografis.

Duty Cycle untuk mengatur frekuensi penyinaran

Extention Arm untuk mengatur posisi dan jarak dari tube head dengan control panel.

Untuk meminimalisir kesalahan dalam rontgen bisa dengan menggunakan alat tambahan seperti film holder yang dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh gerakan pasien dan mempertahankan film pada posisi yang telah di atur.8. Tahap pengelolaan/prosessing filmPembangkitan/developing dengan larutan developer yang bertujuan untuk mengurangi paparan dan mengubah energi kristal perak halida menjadi perak hitam metalik dan melembutkan emulsi film selama proses developing.

Pembilasan/rinsing bertujuan untuk menghilangkan developer dri film dan menghentikan proses pengembangan. Pembilasan harus dilakukan selama 5 detik.

Penetapan/fixing untuk menghindari kabut pada film.

Pencucian/washing setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak kompleks dan garam, pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dan dilakukan denga air yang mengalir.

Pengeringan/drying bertujuan untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, dan noda. ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya yaitu kelembaban udara, suhu udara dan aliran udara yang melewati emulsi.

Yang dapat menyebabkan hasil rontgen tidak jelas adalah : objek, film dan sumber sinarnya tidak tegak lurus

Jarak film dan objek yang terlalu jauh

Intensitas sinar-x yang digunakan dan Sensitivitas film yang kurang.

Ciri-ciri dari hasil rontgen yang baik adalah memiliki kontras yang baik, memiliki kontras yang sama dan pas serta struktur anatomisnya harus terlihat jelas.

Pada keadaan gigi yang membutuhkan informasi tambahan yang berupa keadaan di dalam rongga mulut yang tidak kasat mata seperti keadaan periapikal gigi dan keadaan jaringan tulang disekitar gigi sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis maka, dibutuhkan foto rontgen.2.5 STEP 4Kerangka Konsep

2.6STEP 5 Identifikasi sasaran belajar

Teknik rontgen intraoral dan ekstraoralAlat dan bahan dental radiologyEfek-efek rontgen intraoral dan ekstraoralProsedur keamanan2.7 STEP 6Belajar Mandiri

STEP 7Sintesis

GAMBARAN RADIOGRAFI

Gambar radiografi di produksi oleh sinar-X yang menembus suatu objek dan kemudian berinteraksi dengan emulsi pada film. Interaksi ini menghasilkan warna hitam (radiolucent) pada film. Jumlah sinar-X yang mencapai film menentukan seberapa luas permukaan film yang berubah warna menjadi hitam, kepadatan suatu objek akan mempengaruhi banyaknya sinar-X yang dapat mencapai film.

Hasil akhir dari gambar radiogarfi merupakan gambar 2 dimensi yang dibentuk oleh oleh bayangan yang berwarna hitam, putih dan abu-abu yang disebut dengan shadowgraph.

Banyaknya sinar-X yang dihalangi oleh suatu objek akan menentukan bayangan yang terbentuk pada film :

Radiopaque merupakan bayangan berwarna putih yang terbentuk karena kepadatan dari objek yang menghalangi sinar-X dengan sempurna.Radiolucent merupakan bayangan berwarna hitam atau gelap yang terbentuk karena sinar-X berhasil menembus objek dan mencapai filmBayangan berwarna abu-abu terbentuk karena sebagian sinar-X berhasil melalui objek dengan derajat tertentu.Densitas dari bayangan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

Material yang membentuk objek yang dilalui sinar-X.

Ketipisan dan kepadatan suatu objek yang dilalui sinar-X.

Bentuk dari objek yang dilalui sinar-X.

Intensitas dari sinar-X yang digunakan.

Posisi sumber sinar-X, objek dan film.

Tingkat sensitivitas film.

Gambar yang terbentuk pada film radiograph meupakan gambar dua dimensi yang memiliki keterbatasan atau kekurangan dibandingkan dengan gambar tiga dimensi :

Tidak dapat melihat bentuk objek secara keseluruhan

Terkadang untuk menentukan bentuk dan letak suatu objek pada gambar dua dimensi tidak cukup hanya menggunakan satu sudut pandang saja, tetapi dibutuhkan lebih dari satu sudut pandang untuk mendapatkan informasi yang cukup agar bisa menentukan bentuk dan letak suatu objek.

Superimposisi dan tidak dapat menentukan bentuk dan letak dari struktur yang ada didalam objek.

Bayangan yang dihasilkan oleh suatu objek radiasi atau pasien akan mengalami superimposisi satu sama lain pada radiograph. Gambar yang mengalami superimposisi memiliki informasi yang kurang bahkan terkadang dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap bentuk dan letak dari struktur yang mengalami superimposisi.

Untuk menilai kualitas baik atau buruknya suatu gambar radiograph ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Contrast -- perbedaan warna yang jelas antara warna hitam (radiolucent), putih (radiopaque) dan abu-abu.

Geometry gambar -- posisi film, objek dan tube sinar-X.

Kharakteristik dari sinar-X yang digunakan.

Ketajaman dan resolusi gambar yang baik.

(Whaites, 2003)

ALAT DAN BAHAN DENTAL RADIOLOGY

Unit Sinar X

Film

Unit Processing

Larutan processing

Unit Pengering Film

Radiography Protection Film

Viewer

(Lukman, 1995)

PROSEDUR KEAMANAN RADIASI

1. Menggunakan Apron Pb (Menyerap Radiasi)

Apron yang digunakan terbagi menjadi 3 macam sesuai dengan letak bagian tubuh yang akan di lindungi dari efek radiasi :

Apron untuk seluruh Tubuh Menutupi bahu sampai Tungkai bawah.Apron ini digunakan baik untuk operator mau pun penderita.

Apron untuk Kelenjar Tiroid

Berguna untuk mengurangi daya tembus sinar radiasi ke arah radiasi.

Apron untuk Kelenjar gonad

Untuk melindungi kelenjar gonad ini disebut gonadopron, berbentuk seperti cawat tukang masak yang hanya melindungi perut bagian bawah.2. Memakai sarung tangan Pb untuk operator3. Dinding Pb sebagai Pelindung

Harus ada lampu peringatan di depan pintu yang menandakan adanya proses

pengambilan foto rontgen.5. Operator berdiri sejauh 3M

6. Berkas sinar harus tepat mengenai angota tubuh yang akan di foto7. Film harus dipasang dengan benar

8. Jika beban kerjanya 1800 ms/minggu operator memakai apron

Jika >30 m/menit memakai pelindungi

Ukuran Sinar X harus diatur dengan kerucut silindris dengan lubang sekecil

mungkin

Harus ada indikasi klinis

(Lukman, 1995)

EFEK RADIASI PADA RONGGA MULUT

Efek Radiasi pada Membran Mukosa Mulut

Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan mengikutsertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang dirasa pasien sebagai nyeri pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya cita rasa (taste). Keadaan ini seringkali diperparah oleh timbulnya infeksi jamur pada mukosa lidah serta palatum.

Efek Radiasi pada Glandula Salivarius

Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah terbukiti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai drajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar saliva tergantung dosis dan lamanya penyinaran.. Mulut akan menjadi kering (Xerostomia) dan sakit, serta pembengkakan dan nyeri karena berkurangnya saliva sehingga menyebabkan hilangnya fungsi lubrikasi.

Efek Radiasi pada Gigi

Gigi yang telah erupsi cenderung mengalami kerukan akibat radiasi daerah rongga mulut, meskipun kerusakannya baru tampak setelah beberapa tahun setelah radiasi. Manifestasi kerusakan berupa destruksi substansi gigi yang disebut karies radiasi dan dimulai pada servikal gigi. Lesi berupa demineralisasi yang lebih daripada karies pada umumnya, dengan pola melintas gigi dan menyebabkan kerusakan mahkota gigi pada daerah servikal.

Kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin, sementum) mengakibatkan karies gigi. Secara radiografi daerah karies bersifat radiolusen bila dibandingkan dengan email atau dentin. Hal ini penting bagi pendiagnosa untuk melihat radiografi dalam situasi pengamatan yang tepat dengan pandangan yang jelas agar dapat membedakan antara restorasi dan anatomi gigi yang normal. Pada gigi terjadi dua efek radiasi yaitu efek radiasi secara langsung dan tidak langsung.

Efek Radiasi Langsung

Efek radiasi ini terjadi paling dini dari benih gigi, berupa gangguan kalsifikasi benih gigi, gangguan perkembangan benih gigi dan gangguan erupsi gigi.

Efek Radiasi tidak Langsung

Efek radiasi tidak langsung terjadi setelah pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada dalam rongga mulut, kemudian terkena radiasi ionosasi, maka akan terlihat kelainan gigi tersebut misalnya adanya karies radiasi. Biasanya karies radiasi pada beberapa gigi bahkan seluruh region yang terkena pancaran sinar radiasi, keadaan ini disebut rampan karies radiasi. Radiasi karies merupakan bentuk rampan dari kerusakan gigi yang dapat terjadi pada tiap individu yang mendapatkan radioterapi termasuk penyinaran dari glandula saliva. Lesi karies dihasilkan dari perubahan glandula salivarius.

Penurunan arus, peningkatan pH, penurunan kapasitas buffer karena adanya perubahan elektrolit dan peningkatan viskositas. Saliva normal dapat menurun dan akumulasi debris yang cepat karena tidak adanya tindakan pembersihan. Karies sekunder yang disebabkan radiasi memiliki bentuk jelas yang merata pada cement enamel junction (CEJ) dari permukaan bukolabial, merupakan lokasi yang biasanya tahan terhadap karies.

Permukaan bukal dan lingual sering Nampak warna putih atau opak karena terjadi demineralisasi dari email. Daerah ini terjadi demineralisasi bila saliva menjadi asam dan kehilangan suplai mineral yang secara normal mengisi ion negative berubah, permukaan lembut, kehailangan translusensi dan sering fraktur, menyebabkan erosi, membuat dentin menjadi terbuka.

Efek Radiasi pada Tulang

Perawatan kanker pada daerah mulut sering dialkukan penyinaran termasuk pada mandibula. Kerusakan primer pada tulang disebabkan oleh penyinaran yan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah periosteum dan tulang kortikal, yang dalam keadaan normalnya sudah tipis. Radiasi juga dapat merusak osteoblas dan osteoklas. Jaringan sumsusm tulang menjadi hipovaskular, hipoxik, dan hiposelular.

Sebagai tambahan, endosteum menjadi terjadi atrofi pada endosteum menunjukkan berkurangnya aktifitas osteoblas dan osteoklas, dan beberapa lacuna pada tulang yang kompak tampak kosong, hal tersebut merupakan indikasi terjadinya nekrosis. Derajat mineralisasi menjadi berkurang, memicu terjadinya kerapuhan, aytau perubahandari tulang yang normal. Jika keadaan ini bertambah parah tulang akan mangalami kematian, kondisi seperti ini disebut osteoradionecrosis.

Efek Radiasi pada PulpaApoptosis adalah mekanisme biologis yang merupakan jenis kematian sel yang terprogram, yang dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis. Apoptosis digunakan oleh organism multi sel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Apoptosis umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh.

Apoptosis dapat terjadi selama selama perkembangan, sebagai mekanisme homeostatis untuk menjaga atau memelihara populasi sel dalam jaringan, sebagai mekanisme pertahanan jika sel rusak oleh suatu penyakit atau bahan racun pada proses penuaan.

Apoptosis pada jaringan fibroral pulpa dapat terjadi akibat dosis radiasi yang diterima selama terapi radiasi adalah 200 rad sehingga apoptosis pada sel fibrolas pulpa meningkat pulpa sehingga selain sel sel fibrolas, sel-sel lain juga turut mati akibat efek radiasi. Dikarenakan sel fibrolas merupakan sel terbanyak yang ada di pulpa dengan fungsi sebagai menjaga integritas dan vitalitas pulpa berupa membentuk dan mempertahankan matriks jaringan pulpa dengan membentuk ground substance dan serat kolagen sehingga apoptosis pada sel fibrolas pulpa menjadi proses awal terjadinya karies radiasi.

Selain itu, Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

(OBrien, 1982)RONTGEN INTRA ORAL

Periapikal radiografiRadiografi periapikal memperlihatkan gambaran gigi secara spesifik 2 sampai 4 gigi dan memberikan informasi yang lebih detail mulai dari mahkota gigi hingga ke daerah periapikal gigi

Ada 2 teknik dalam pengambilan foto rontgen peri apikal :

Teknik bidang bagi atau bisection.

Teknik ini menggunakan teori geometrik.

Posisi film tidak sejajar dengan sumbu panjang bidang film.

Konus yang digunakan pendek.

Pada peletakan film anterior posisinya vertikal sedangkan pada posterior posisinya horizontal.

Arah konusnya terbagi atas :

Rahang Atas

Konusnya tegak lurus dengan bidang bagi.

Pada bagian anterior : - I1 konusnya berada diujung hidung.

I2 konusnya berada dilubang hidung.

kaninus konus berada dicuping hidung.

Pada bagian posterior : - konusnya diarahkan pada garis yang menghubungkan ala nasi.

Rahang Bawah

Konusnya tegak lurus dengan bidang bagi.

Pada bagian anterior : kunus diarahkan ke protuberantia.

Pada bagian posterior : konusnya diarahkan pada inci diatas tepi mandibula.

Pada teknik bidang bagi menggunakan sudut sesuai dengan gigi yang akan di foto :

GigiMaksilaMandibula

Insisivus 45o25o

Caninus 50o20o

Premolar 40o15o

Molar30o5o

Teknik kesejajaran atau teknik konus panjang atau disebut juga teknik paralel.

Ada 3 macam konus yaitu : - untuk gigi depan /anterior

Untuk gigi belakang anterior kanan bawah dan untuk gigi belakang kiri atas.

Untuk gigi belakang kiri bawah dan gigi belakang kanan atas.

Bitewing Radiografi

Pada bitewing radiografi pasien diminta untuk menggigit pada sayap kecil yang dipasang pada film intraoral. Pada bitewing radiografi terlihat gambaran mahkota gigi premolar dan molar dari kedua rahang dalam satu sisi (dextra/sinistra). Bitewing radiografi dapat digunakan untuk mendeteksi karies pada proksimal dan puncak alveolar.

Oklusal RadiografiPada oklusal radiografi film yang digunakan berukuran 5,7 x 7,6 cm dan diletakkan pada oklusal plane. Secara garis besar oklusal radiografi di bagi menjadi 2, yaitu maxila projections untuk rahang atas dan mandibula projection untuk rahang bawah.

Maxila Projection

Standard oklusal atas

Pada proyeksi ini terlihat bagian anterior dari maxila dan gigi anterior rahang atas.

Oblique oklusal atas

Pada proyeksi ini bagian posterior dari maxila dan gigi posterior rahang atas.

Vertex oklusal

Pada proyeksi ini di dapatkan gambaran seluruh bagian maksila yang menjadi tempat melekatnya gigi dari atas. Teknik ini jarang digunakan karena memiliki banyak kerugian.

Mandibula Projection

90o oklusal (True oklusal)Proyeksi ini memperlihatkan keseluruhan dari mandibula yang menjadi tempat melekatnya gigi dan juga dasar mulut.

45o oklusal (Standard oklusal bawah)proyeksi ini memperlihatkan bagian anterior dari mandibula dan gigi anterior rahang bawah

Oblique oklusal bawah

Proyeksi ini dapat memperlihatkan gambaran dari kelanjar saliva submandibula

(Margono, 1998)

RONTGEN EKSTRAORAL

Radiografi Oblique Lateral

Radiografi oblique lateral biasa digunakan untuk membuat gambaran radiografi dari mandibula. Radiografi oblique lateral terbagi menjadi 3 teknik yaitu :

True lateral

Film dan bidang sagital dari kepala pasien sejajar dan sinar X tegak lurus pada keduanya.

Oblique lateral

Film dan bidang sagital dari kepala pasien tidak sejajar dan sinar X tegak lurus film dan miring dari bidang sagital kepala pasien.

Bimolar

Cara ini digunakan untuk melihat oblique lateral dari sisi kanan dan kiri rahang dalam satu radiograf yang di bagi menjadi dua, setengah kanan dan setengah kiri

Radiografi SefalometriRadiografi sefalometri biasanya digunakan oleh bidang orthodonti untuk melihat hubungan gigi rahang atas dan rahang bawah, hubungan gigi dan rahangnya, juga hubungan rahang dan tulang facial disekitarnya. Pada radiografi sefalometri terlihat seluruha bagian kepala dari satu sisi kanan/kiri dengan pandangan lateral.

Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik merupakan radiografi yang sering digunakan karena memiliki banyak kelebihan. Pada radiografi panoramik terlihat seluruh bagian rahang bawah dan rahang atas, juga terlihat sinus maksilaris dengan pandangan frontal.

Radiografi tulang kepala dan maksilofacialRadiografi dari seluruh tulang tengkorak kepala juga di butuhkan untuk mendapatkan informasi yang cukup tentang penyakit yang diderita seorang pasien, krena kompleksitas dari dari struktur tulang maksilofacial, basis cranii dan temporo mandibular joint, maka radiografi tulang kepala dibagi lagi menjadi :

Ocipitomental standar / proyeksi water

Proyeksi ini memperlihatkan tulang facial, maksila dan beberapa sinus, proyeksi ini menghindari adanya superimposisi dari basis cranii.

Ocipitomental 30oproyeksi ini juga memperlihatkan tulang facial, tetapi dengan sudut yang berbeda untuk mengetahui adanya disposisi pada tulang.

PosteroanteriorYang di maksud dengan proyeksi posteroanterior adalah sumber sinar X diletakkan pada posterior (belakang kepala) dan film diletakkan di anterior (depan muka). Proyeksi ini memperlihatkan tulang cranium, frontalis dan tulang rahang.AnteroposteriorProyeksi ini memperlihatkan sisi posterior dari mandibula. Proyeksi ini tidak cocok untuk melihat keadaan tulang facial karena superimposisi dari basiscranii dan tulang nasal

Reverse towneProyeksi ini memperlihatkan condyl dari kepala dan leherPosteroanterior diputarProyeksi ini memperlihatkan jaringan dari slah satu sisi wajah, digunakan untuk melihat kelenjar parotis dan ramus mandibula

True lateral tulang kepala

Proyeksi ini memperlihatkan tulang cranium dan facial dari sisi lateral, tetapi tidak diambil dari cephalostat, tidak seperti sefalometri. True lateral tulang kepala digunakan untuk melihat satu sisi kepala dari lateral tapi tidak mendapatkan informasi tentang perkembangan ortodonti

Sub mento vertex

Proyeksi ini memperlihatkan basis cranii, sinus sphenoidal dan tulang facial dari bawah.

(Whaites, 2003)BAB 3KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa :Radiologi dalam kedokteran gigi dibagi menjadi dua, yaitu rontgen intraoral dan rontgen ekstraoral. Rontgen intraoral terbagi menjadi radiografi periapikal, bitewing dan oklusal, sedangkan rontgen ekstra oral terbagi menjadi raadiografi oblique lateral, sefalometri, panoramik, tulang kepala dan maksilo facialAlat dan bahan yang digunakan dalam radiologi kedokteran gigi adalah unit sinar X, film, unit prosessing, larutan prossesing, unit pengering, radiografi protection film dan viewer.Sebelum melakukan rontgen suatu instansi harus memenuhi syarat-syarat prosedur keamanan agar mendapatkan izin untuk melakukan proses pengambilan foto rontgenFoto rontgen memiliki manfaat yang cukup besar, tetapi juga memiliki resiko yang besar pula, karena apabila seseorang terkena radiasi terlalu lama dan terlalu sering, maka akan berbahaya bagi kesehatan tubuh orang tersebut. Saran

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.Daftar Pustaka

Clark, K.C., (1974), Positioning Radiography. Volume 2. London : Churchill Livingstone.Fong, E., et al., (1980), Body Structures and Functions. 6th ed. Boston : Delmar Publishing Inc.Hoxter, E.A., (1978), Teknik Pemotretan Rontgen. Hlm 129. Jakarta : EGCLukman, D., ( 1995). Dasar-Dasar Radiologi Dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta : Widya Medika.

Lukman, D., ( 1995). Radiografi Ekstraoral. Jakarta : Widya Medika.

Margono, G., (1998). Radiografi Intraoral. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

OBrien, R.C., (1982). Dental Radiography: An Introduction for Dental Hygienists and Assistants. Philadelphia: W. B. Saunders CompanyWhaites, E., (2003), Essentials of Debtal Radiography and Radiology 3rd edition. London : Churchill Living Stone

Whites, S.C. & Pharoah, M.J., (2000), Oral Radiology Principles and Interpretation 5th edition. St.Louis : Mosby Elsevier

RADIASI

RADIOLOGI GIGI

INTRA ORAL

EKSTRA ORAL

TEKNIK RONTGEN

8