bab 1- dafpus

29

Click here to load reader

Upload: wielmanvl10

Post on 19-Nov-2015

297 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

daftar pustaka

TRANSCRIPT

acerone

BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangCraniofacial merupakan daerah sekitar kepala dan wajah dalam melakukan tindakan medis pada suatu bagian tubuh tertentu kepahaman tentang anatomi dan fisiologi pada bagian tubuh itu haruslah dikuasai oleh seorang tenaga medis yang akan melakukan tindakan pada bagian tubuh tersebut. Pada kegiatan kliniknya sehari-hari seorang dokter gigi akan sangat sering sekali menemukan tindakan pada daerah craniofacial, oleh karena itu pembelajaran tentang sistem craniofacial ini sangat diperlukan oleh mahasiswa calon dokter gigi.

1.2 Tujuan

Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan anatomi dan fisiologi dari Craniofacial yang meliputi tulang, musculus, space, sistem limfatik, vaskularisasi dan inervasi pada regio tersebut.1.3 Manfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari Craniofacial serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.

.

BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN2.1 SKENARIO

Belajar AnatomiIcal mahasiswa semester I pskg dijadwalkan pretest anatomi jam 7.30 pagi ini. Semalaman dia berusaha menghafal istilah-istilah yang berhubungan dengan anatomi craniofacial. Dengan susah payah dihafalkannya space-space, musculus, innervasi, vaskularisasi dan aliran limfe yang berada di regio tersebut. Pada saat menghafalkan struktur anatomi maksila dan mandibula ical mulai merasa nyaman karena menurutnya lebih mudah. Ical juga berusaha memahami bagaimana interaksi bagian-bagian regio craniofacialis dapat membentuk ekspresi wajah seseorang sehingga Ical semakin tertarik untuk memahami materi tersebut.2.2 STEP 1

Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :

Craniofacial= Bagian/daerah sekitar kepala dan wajah yang menutupi otak serta terdapat tulang-tulang kecil di sekeliling mata dan hidung sehingga

membentuk arsitektur wajah. Bagian ini juga meliputi saraf dan

pembuluh darah dari kepala ke ujung dagu.Inervasi= Sistem persarafan yang bekerja sebagai penyebaran/suplai saraf ke suatu bagian tubuh.Vaskularisasi= Penyebaran/suplai darah ke bagian tubuh tertentu yang berkaitan dengan pembuluh/duktus yang mengandung darah/limfe.Limfe

= Cairan jaringan yang masuk ke dalam pembuluh limfe (cairan getah

bening).

Musculus= Organ yang menghasilkan suatu gerak atau sebagai alat gerak aktif. Berupa serabut-serabut yang bisa berkontraksi dan berelaksasi jika di

stimulasi oleh pembuluh saraf.Space

= Ruang-ruang kosong yang terdapat pada bagian tubuh tertentu.

Maksila= Tulang yang berbentuk ireguler yang bersama tulang-tulang lainnya

membentuk rahang atas.

Mandibula= tulang yang berbentuk tapal kuda yang membentuk tulang rahang bawah.2.3 STEP 2

Identifikasi MasalahSebutkan anatomi craniofacial!

Sebutkan space-space pada craniofacial!

Muskulus apa saja yang terdapat di craniofacial?

Sebutkan vaskularisasi pada craniofacial!

Sebutkan innervasi pada craniofacial!

Bagaimana sistem limfatik pada craniofacial!

Sebutkan fungsi dari craniofacial!

Hubungan antara inervasi dan vaskularisasi pada craniofacial?Bagaimana ekspresi wajah dapat terbentuk?2.4 STEP 3

Analisis Masalah

Tulang pembentuk craniofacial :

Os frontalis

Os nasal

Os maksilaris

Os mandibula

Os zygomaticum

Os palatina

Os occipitalis

Os temporale

Os sphenoidale

Os ethnoid

Os lacrimalis

Os parietale

Os orbitale

Os parotideomassetica

Space-space pada craniofacial :

Regio frontalis

Regio temporalis

Regio zygomatica

Regio nasalis

Regio oralis

Regio mentalis

Region buccalis

Muskulus pada craniofacial :

Pada craniofacial muskulus terbagi menjadi dua yaitu mimik dan pengunyah.

Mimik :

Kulit kepala

M ocipitofrontalis

Alis mataM orbikularis oculi

Hidung

M . Nasal M . levator labiiM prosesus

Mulut

M .orbicularis oris

M mentalis

M buccinators

M zygomaticus mayor/minor

M risorius

M depreso anguli oris

M depresor labii inferioris

M levator anguli oris

M platysma

Pengunyah :

M . Masseter

M . Temporalis

M . Pterigoideus lateral

M . MedialArteri pada craniofacial ada dua, yaitu : superficial temporal dan eksternal carotis arteri.

Lateral wajah a.facialis atau a.facialis tranfersal

Lapisan region a.infraorbitalis

Regio temporalis dana parietalis a.temporalis superfisialis

Regio kepala depan a.supra trochealis dan a.supra orbitalis

Pada vena namanya sama dengan arterinyaInnervasi pada craniofacial ada 2, yaitu n.cranialis V (trigeminus) dan n.cranialis VII (facial).

Trigeminus :

Opatlmik (dari kulit depan) :

Frontal

Naso siliari

Lakrimal kelenjar lakrimal

Maksila (dari kelopak mata sampai pipi) zygomatic

Mandibula (dari kulit bibir bawah sampai dagu)

Facial :

Zygomatik

Bukal

Temporal

Maksila

Mandibula

Kelenjar Limfe daerah kepala antara lain :Jugularis superior, media dan inferiorSubmentalSubmandibulaCervikalis superficialRetrofaringParatrakealSpinalis asesoriusSkalenus anteriorSupraclavicula Fungsi dari craniofacial :

Memberi bentuk pada wajah

Melindungi organ dalam di daerah kepala

Tempat melekatnya panca indra

Membentuk ekspresi wajah

Innervasi,vaskularisasi, dan muskulus saling berhubungan , jika tidak salah satu dari mereka maka tidak akan bekerja dengan baik.

Ekspresi wajah terbentuk karena danya otot yang berkontraksi karena ada sistem The Superficial Muscular Aponeurotic System.

2.5 STEP 4Kerangka Konsep

2.6STEP 5 Identifikasi sasaran belajar

Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari CraniofacialMahasiswa mampu mengetahui anatomi dan fisiologi CraniofacialVaskularisasi dan sistem limfatik pada Craniofacial2.7 STEP 6Belajar Mandiri

2.8 STEP 7

CRANIOFACIAL

Cranium dibentuk oleh tulang-tulang pipih berjumlah 22. Cranium dibagi menjadi 2 yaitu Neuro-Cranium (cranium cerebale) dan Splanchno-cranium.

Neuro-cranium dibentuk oleh tulang-tulang:

Splanchno-cranium dibentuk oleh tulang-tulang:

Neuro-cranium ada 2 bagian yaitu calvarium (calvaria) dan basis cranii. Neuro-cranium ini mengandung suatu ruangan yang ditempati otak bernama cavum cranii. Dasar dari cavum cranii ini yaitu sisi dalam dari basis cranii yang dibagi menjadi basis cranii interna (bagian dalam) dan basis cranii eksterna (bagian luar).

Basis cranii interna : 1. fossa cranii anterior

fossa cranii anterior :

ada foramen lamina cribosa, foramen caecum.

fossa cranii media :

foramen opticum, foramen lacerum, foramen resorius, fissure orbitalis superior, foramen rotundum, foramen spinosum, foramen ovale, aperture superior canaliculi, foramen Vesalius

fossa cranii posterior :

foramen jugulare, porus acusticus internus, foramen occipitale magnum, aperture eksterna aquaductus vestibule

MANDIBULA

Terdiri 1 corpus mandibulae dan 2 ramus (rami) mandibulae. Dibagian Mandibula juga terdapat foramen yaitu foramen mandibularis dan foramen mentalis.

Pada corpus terdapat foramen mentale, processus alveolaris dan protogenia mentalis.

Ramus berbetuk lebar dan pipih, terletak dorsal dari corpus mandibulae dan tegak lurus terhadap corpus tersebut. Terdapat 2 bagian di ujung cranial yaitu processus coronoideus dan processus articularis.

FORAMEN, VASKULARISASI DAN INERVASI CRANIOFACIAL

Foramen dibagian luar dasar tengkorak (Basis Cranii Externa)

a. Foramen Incisivus berisi:

N. nasopalatinus (N. maxillaries (V/2))

b. Foramen Palatinum Majus : :

N. Palatinus Major (N. maxillaries [V/2])

A. Palatina major (A. Palatina descendens).

c. Foramina Palatina Minora :

Nn. Palatini Minores (N. maxillaries [V/2])

Aa. Palatinae minors (A. Palatina descendens)

d. Fissura Orbitalis Inferior:

A. infraorbitalis (A. maxillaries)

V. Ophtalmica inferior

N. infraorbitalis (N. maxillaries [V/2])

N. zygomaticus (N. maxilaris [V/2])

e. Foramen Rotundum :

N. maxillaries (V/2)

f. Foramen Ovale :

N. mandibularis [V/2]

Plexus venosus foraminis ovalis

g. Foramen Spinosum :

R. meningeus (N. mandibularis [V/3])

A. meningea media (A. maxillaris)

h. Fissura Sphenopetrosa, Foramen Lacerum :

N. Petrosus minor (N. glossopharyngeus [IX])

N. petrosus major (N. facialis [VII])

N. petrosus profundus (Plexus caroticus internus)

i. Apertura Externa Canalis Carotici und Canalis caroticus :

A. carotis interna, pars petrosa

Plexus venosus caroticus internus

Plexus caroticus internus (Truncus sympathicus, Ganglion cervicale superius)

j. Foramen Stylomastoideum :

N. Facialis (VII)

k. Foramen Jugulare :

Bagian Anterior:

Sinus petrosus inferior

N. glossopharyngeus (IX)

Bagian Posterior:

A. meningea posterior (A. pharyngea ascendens)

Sinus sigmoideus (Bulbus superior venae jugularis)

N. Vagus (X)

R. meningeus (N. vagus [X])

N. accessories (XI)

l. Canaliculus Mastoideus :

R. auricularisnervi vagi (N. Vagus [X])

m. Canalis nervi Hypoglossi :

N. hypoglossus (XII)

Plexus venosus canalis nervi hypoglossi

n. Canalis Condylaris :

V. emissaria condylariso. Foramen Magnum :

Meninges

Plexus venosus vertebralis internus (Sinus marginalis)

Aa. Vertebrales (Aa. Subclaviae)

A. spinalis anterior (Aa. Vertebrales)

Medulla oblongata/Medula spinalis

Radices spinals (N. accessories [XII]).

Foramina dibagian dalam dasar tengkorak (Basis Cranii Interna)

a. Lamina Cribrosa :

Nn. Olfactorii (I)

A. ethmoidales anterior (A. ophthalmica)

b. Canalis Opticus :

N. opticus (II)

A. ophthalmica (A. carotis interna)

Meninges; Vaginae nervi optici

c. Fissura Orbitalis Superior :

Bagian Medial:

N. nasociliaris (N. ophthalmicus [V/1])

N. oculomotorius (III)

N. abducens (VI)

Bagian Lateral:

N. trochlearis (IV) ; awalnya bersama dengan N. frontalis (N. ophthalmicus [V/1]) dan N. lacrimalis (N. ophthalmicus [V/1])

R. orbitalis (A. meningea media)

V. ophthalmica superior

d. Foramen Rotundum :

N. maxillaries [V/2]

e. Foramen Ovale :

N. mandibularis [V/3]

Plexus venosus foraminis ovalis

f. Foramen Spinosum :

R. meningeus (N. mandibularis [V/3])

A. meningea media (A. maxillaries)g. Fissura Sphenopetrosa, Foramen Lacerum :

N. petrosus minor (N. glossopharyngeus [IX])

N. petrosus major (N,facialis [VII])

N. petrosus profundus (Plexus caroticus internus)

h. Apertura interna canalis carotici dan Canalis caroticus :

A. carotis interna, Pars petrosa

Plexus venosus caroticus internus

Plexus caroticus internus (Truncus sympathicus, ganglion cervical superius)

i. Porus dan Meatus Acusticus internus :

N. facialis (VII)

N. vestibulocochlearis (VIII)

A. labyrinthi (A. basilaris)

Vv. Labyrinthi

j. Foramen Jugulare :

Bagian Anterior:

Sinus petrosus ingferior

N. glossopharyngeus (IX)

Bagian Posterior:

A. meningea posterior (A. pharyngea ascendens)

Sinus sigmoideus (Bulbus superior venae jugularis)

N. Vagus (X)

N. accessories (XII)

R. meningeus (N.Vagus [X])

k. Canalis nervi hypoglossi :

N. hypoglossus [XII]

Plexus venosus canalis nervi hypoglossi)

l. Canalis condylaris :

V. emissaria condylaris

m. Foramen magnum :

Meninges

Plexus venosus vertebralis internus (Sinus marginalis)

Aa. Vertebrales (Aa. Subclaviae)

A. spinalis interior (Aa. Vertebrales)

Medulla oblongata/Medulla spinalis

Radices spinales (N. accessories [XII])

MUSCULUS YANG TERDAPAT PADA CRANIOFACIAL

Di sekitar cranium :M. occipitorfrontalis dan m. temporoparietalis yang berfungsi sebagai pergerakkan kulit kepala.

M. auricularis anterior, m. auricularis superior, dan m. auricularis posterior yang berfungsi sebagai pergerakkan daun telinga.

Di sekitar kelopak mata :M. orbicularis oculi yang berfungsi sebagai menutup kelopak mata, menekan kantung air mata, dan pergerakkan alis mata.

M. depressor supercilii, m. corrugator supercilii dan m. procerus yang berfungsi untuk menurunkan kulit dahi dan alis mata

Di sekitar hidung :M. nasalis dan m. depressor septi nasi yang berfungsi sebagai pergerakan cuping hidung dan hidung.

Di sekitar mulut :M. orbicularis oris, m. depressor labiti inferioris, m. levator labii superioris, m. mentalis, m. transversus menti, m. depressor anguli oris, m. risorius, m. levator anguli oris, m. zygomaticus major, m. zygomaticus minor, dan m. levator labii superioris alaeque nasi yang berfungsi sebagai pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.

M. buccinator yang berfungsi sebagai sinergi untuk meningkatkan tekanan dalam rongga mulut, misalnya pada saat meniup dan mengunyah.OTOT EKSPRESI WAJAH

Otot ekspresi wajah mengelilingi wajah dari cavum oris, mata, hidung, dan telinga. Otot ini berfungsi sebagai sphincter (penutup) dan dilator (pembuka) organ di atas. Otot ini dapat di bagi menjadi :

Otot labium oris dan pipi

Otot palpebra

Otot hidung

Otot auricular

Otot labium oris dan pipi

Dapat dibagi menjadi dua kelompok, lapisan dalam yang terbentuk dari m. buccinator pada pipi dan otot yang mirip sphincter, m. orbicularis oris pada labium oris.

M. buccinators

Otot ini menekan pipi selama prosesmeniup dan aksinya dapat terlihat jelas pada pemain music alat tiup.

M. orbicularis oris

Otot-otot radial labium oris

Berfungsi untuk mengontrol gerak ekspresif dari regio labium oris, seperti gerak tersenyum, ekspresi sedih dan takut.

Otot palpebra

Otot utama dari papebra adalah m. orbicularis oculi yang terdiri dari :

Pars orbitalis, terletak di atas tulangyang mengelilingi orbita. Berfungsi untuk menarik alis mata dengan kuat ke bawah ketika cutis di sekitar margo orbitalis tertarik ke bawah ke angulus oculi medials, menghasilkan serangkaian kerutan di sekitar margo orbitalis.

Pars palpebaris, terletak di dalam palpebra. Berfungsi untuk menutup palpebra perlahan-lahan waktu tidur.

Pars lacrimalis, bejalan ke dalam crista lacrimalis dari os lacrimale. Berfungsi untuk mengatur ukuran saccus lacrimalis , tempat dimana air mata akan mengalir melalui ductus nasolacrimalis ke cavum nasi dan merupakan bagian mekanisme yang berhubungan dengan pembersihan permukaan bola mata.

Otot hidung

M. Nasalis ( M. compressor naris)

Berfungsi untuk menarik cuping hidung ke arah septum nasi sehingga dapat mengecilkan lubang hidung

M. Depressor Septi

Berfungsi untuk mengecilkan lubang hidung dengan menarik septum ke bawah

M. Dilatator Naris

Berfungsi untuk memperlebar lubang hidung

Otot telinga luar

M. Auricularis (Anterior-Superior-Posterior)

Berfungsi untuk menggerakkan daun telinga

M. Temporoparietalis

Berfungsi untuk menegakkan scalp serta menarik ke belakang pelipis

EKSPRESI WAJAH

Ekspresi wajah dapat terjadi karena adanyaa kontraksi otot mimik yang menyebabkan pergeseran kulit. Otot otot yang berkonteraksi saat ekpresi terjadi adalah sebagai berikut,

Keheranan, kontraksi kedua venter frontalis depan yang mengangkat alis mata dan kelopak mata

Menutup kelopak mata dangan kuat, pars orbitalis

Reflek mengedip, pars palpebralis

Kekuatiran dan keprihatinan, m. Orbicularis oculli

Alis pemikir, m. Corrugator supercilii

Mengancam, m. Procerus

Bahagia,keheranan, keinginan, permintaan dan yang berhubungan dengan panca indera, m.nasalis

Perasaan tidak senang ndan tidak puasan, m. Levator labii superioris

Tidak ramah, m. Orbicularis oris

Wajah puas, m. Buccinator

Tertawa, m.zygomaticus mayor

Sedih, m. Depresor angulioris

Kekerasan hati, m.depresor labii inferioris

Percaya diri, m.levator angulioris

Keraguan dan kebimbanga, m.mentalis

OTOT PENGUNYAHAN / MASTIKASI

M. Masseter

= Elevasi dan protruksi mandibula

M. Temporalis= Elevasi dan retruksi mandibula

M. Pterygoid medial= Elevasi, protruksi dan pergerakan lateral mandibula

M. Pterygoid lateral= Depresi, protruksi dan pergerakan lateral mandibula

PROSES TERJADINYA MASTIKASI

Adanya bolus makanan

N. Trigeminus memberikan sinyal ke M. Masseter dan Bucinator.

Rahang bawah turun kebawah di dukung oleh adanya M. Masseter dan Bucinator bersamaan dengan mundurnya lidah karena adanya M. Genioglosus karena adanya rangsangan dari N. Hypoglosus.

Terjadinya reflek Kontraksi sehingga mengangkat rahang bawah , menimbulkan pengatupan gigi, sehingga menekan bolus makanan melawan dinding mulut dan menghambat otot rahang.

Bersamaan mengangkatnya OS. Mandibula mendorong lidah maju kedepan dibantu oleh adanya M. Genioglosus, dan terjadi pula pembentukan air liur akibat adanya kontraksi M. Styloglosus.

Suplai darah pada saat proses pengunyahan bearasal dari : arteri superficial temporal ( berasal dari cabang areti external karotis ), arteri auricular dalam ( berasal dari arteri maxilary), arteri anterior tympanic ( berasal dari arteri maxilary) dan di kembalikan lagi ke jantung oleh Vena superficial temporal dan Vena maxilary

SINUS PARANASALIS

Frontal sinus

Arteri: cabang dari arteri opthalmic

Saraf: Opthalmic

Ethmoid sinus

Arteri: cabang dari arteri maxilary dan opthalmic

Saraf: Opthalmic dan maxilary

Maxilary sinus

Arteri: cabang dari arteri maxilary

Saraf: maxilary.

Sphenoid sinus

Arteri: cabang dari arteri maxilary dan opthalmic

Saraf: Opthalmic dan maxilary

SPASIA PADA WAJAH

S. Sub Maseteric

: diantara permukaan ramus dari mandibular dan didekat

M. masseter.

S. Pterigomandibular: diantara ramus dari mandibular dan didekat M. Pterygoideus.

S. Infratemporal

: di belakang maksila lebih tinggi dari pterigomandibular.

S. Temporal

: dipermukaan temporal.

S. Sub mental

: terletak dibawah dagu diantara mylohyoid dan M. Platisma.

S. Sub mandibular

: diantara M. Digestrikus dan agak atas dan samping dari

Mandibula.

S. Sub lingual

: diantara M. Mylohyoid dan dianbawah oral fosa.

S. Bukal

: dipipi, di medial di batasi oleh M. Bucinator dan jar. Lemak

di lateral.

BAB 3KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa sistem uropoetika adalah suatu sistem yang berfungsi menjaga homeostasis cairan dalam tubuh manusia. Sistem uropoetika terdiri dari 2 ginjal, 2 ureter, 1 vesica urinaria dan 1 urethra. Ginjal merupakan organ pembentuk urin yang berperan penting dalam regulasi cairan tubuh, sedangkan ureter, vesica urinaria dan urethra merupakan organ yang berfungsi untuk mengeksresikan urin ke luar dari tubuh atau yang bisa disebut dengan miksi.

Saran

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Daftar Pustaka

Bibliography

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Koeppen, B. M., & Stanton, B. A. (2007). Renal Physiology 4th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.

Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2003). Essential of Anatomy and Physiology 4th edition. Philadelphia: F.A.Davis Company.

Sherwood, L. (2007). Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Craniofacial

Fungsi

Anatomi dan Fisiologi

1