bab 1- badb 6

72
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Sehingga dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang mengelolah, mengendalikan, dan mendayagunakan sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki. Oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun yang akan datang tentunya tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi. Meningkat atau tidaknya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja, yang merupakan faktor produksi utama dalam suatu industri atau perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus mendapat perhatian yang khusus agar mereka dapat memberikan kontribusi yang optimum dalam pekerjaan mereka Manusia sebagai salah satu faktor produksi mempunyai peranan yang penting dalam usaha mendukung operasi suatu perusahaan dalam mencapai

Upload: hiken-d-cho

Post on 25-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gds

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

    harus mampu bertahan dan berkompetisi. Sehingga dalam melakukan

    aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung

    usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bagaimanapun

    lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh

    perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai

    suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh

    sumber daya manusia yang mengelolah, mengendalikan, dan mendayagunakan

    sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki. Oleh karena itu masalah

    karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi

    perusahaan.

    Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun

    yang akan datang tentunya tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi.

    Meningkat atau tidaknya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga

    kerja, yang merupakan faktor produksi utama dalam suatu industri atau

    perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus mendapat perhatian

    yang khusus agar mereka dapat memberikan kontribusi yang optimum dalam

    pekerjaan mereka

    Manusia sebagai salah satu faktor produksi mempunyai peranan yang

    penting dalam usaha mendukung operasi suatu perusahaan dalam mencapai

  • tujuannya. Tanpa faktor manusia, suatu operasi perusahaan tidak mungkin

    dilakukan. Artinya faktor manusia merupakan unsur penting dalam suatu

    perusahaan. Tanpa tenaga manusia tidak mungkin berbagai kegiatan dalam

    suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik.

    Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini

    menyangkut kesehatan fisik atau mental. Kesehatan para karyawan yang buruk

    akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tiggi dan produksi

    yang rendah. Adanya program kesehatan kerja yang baik akan menguntungkan

    para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja

    dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan

    mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif.

    Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan

    kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan

    penglihatan, pendengaran, kelelahan dll. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat

    secara tidak langsung akan mempertahankan bahkan menigkatkan produktivitas.

    Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja,

    karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharan terhadap karyawan.

    Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin,

    pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja

    dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

    bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,

    di dalam air, maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk

    pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

    Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib

    dari para karyawan, faktor lingkungan fisik para karyawan seperti mesin, gedung,

  • ruangan, dan peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasiaan

    kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelolah perusahaan.

    Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan

    produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan

    produktivitas atas dasar : Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi,

    kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab akibat, cacat dan kematian dapat

    ditekan sekecil-kecilnya.

    Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan

    penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian

    dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi. Kondisi Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan

    termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh

    di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand (makalahk3/peranan-

    petugas-kesehatan-dalam-menyikapi pelaksanaan-k3). Kondisi tersebut

    mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional

    masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena

    mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang

    rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga

    kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

    memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.

    Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku

    tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu

    prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan

    jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk

    bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan

  • perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia

    Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang

    penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh

    pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

    derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

    Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

    bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

    pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

    kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

    meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

    Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian

    materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses

    produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan

    berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan

    Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan di Indonesia

    belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit

    akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan

    kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi

    karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja

    yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga

    tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam

    penjelasan Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah

    mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya

    kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,

    masyarakat dan lingkungan disekitarnya.. Salah satu komponen yang dapat

  • meminimalisir kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga

    kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan

    kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari

    pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

    Keberlangsungan sebuah perusahaan dalam meningkatkan produktivitas

    bergantung dari bagaimana perusahaan tersebut mengelola perusahaannya baik

    dari segi perencanaan, teknis, dan lain-lain. Dalam hal teknis, perusahaan selalu

    mengupayakan adanya perbaikan sumber daya manusia perusahaan dengan

    mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja para karyawannya

    sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang. Produktivitas pada dasarnya

    merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu

    kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih

    baik dari hari ini. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara

    hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

    PT. Vale Indonesia, Tbk yang lebih dikenal sebagai PT.Vale, merupakan

    perusahaan pertambangan kedua terbesar di dunia dan sala satu perusahaan

    publik terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar US $ 120 miliar. Menghasilkan

    Nikel dalam matte yaitu dari biji laterit di fasilitas pertambangan dan pengolahan

    yang terpadu yang terletak di daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur,

    Sulawesi Selatan.

    Kebijakan PT. Vale dalam masalah kesehatan dan keselamatan kerja

    memberikan suatu landasan untuk bekerja mencapai tujuan akhir, yaitu

    peniadaan atau penihilan kesehatan yang buruk dan cedera akibat hal-hal yang

    berkaitan dengan pekerjaan. Karena itu PT. Vale menganggap pentingnya

    variable program keselamatan kerja dan kesehatan kerja, hal tersebut dibuktikan

  • dengan adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan

    dan masker di tempat kerja, pemakaian helm kerja, ada pengaturan udara yang

    cukup, ada petunjuk dan peringatan di tempat kerja. Selain itu jika di buka

    penerimaan karyawan baru di PT. Vale, calon karyawan harus memenuhi

    persyaratan yaitu salah satunya ada surat keterangan dari dokter bahwa yang

    bersangkutan benar-benar tidak mempunyai penyakit. Jadi program kesehatan

    kerja sudah diperhatikan sejak dini, sebelum mereka diterima sebagai karyawan

    di PT. Vale.

    Dalam program kesehatan kerjanya, PT. Vale selalu melakukan

    pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan kerja dalam lingkungan kerja,

    meningkatkan kesadaran karyawan terhadap lingkungan kerja yang yang sehat, ,

    meningkatkan instigasi dan inspeksi audit tentang lingkungan kerja yang sehat.

    Selain itu tersedianya pelayanan rumah sakit yang bisa dipergunakan seluruh

    karyawan untuk melakukan pemeriksaan . Hal tersebut dilakukan untuk

    mengantisipasi menurunnya produktivitas yang diakibatkan sering absen karena

    sakit ataupun karena kecelakaan kerja.

    Sedangkan dalam program keselamatan kerjanya, guna menjaga dan

    meningkatkan keselamatan kerja PT. Vale, khususnya yang berada di

    Departemen Proses sebelum karyawan melakukan kerjanya diberikan

    pengetahuan tentang resiko bahaya di tempat kerja, memantau penggunaan alat

    selama bekerja.

    Salah satu pencapaian perusahaan dalam keselamatan kerja adalah

    penerapan program Major Hazard Standard (MHS). Program MHS, yang kini

    telah berjalan selama empat tahun, dirancang untuk secara spesifik menjawab

    risiko kecelakaan serius di tempat kerja. Audit yang dilakukan oleh auditor

    keselamatan kerja independen yang dilakukan pada tahun 2008 terhadap

  • standar yang diterapkan pada program MHS telah membuktikan bahwa

    keselamatan kerja dalam lingkungan kerja PT. Vale terus meningkat. Namun

    pada Tahun 2009 PT. Vale, mengalami 3 kecelakaan yang mengakibatkan

    hilangnya waktu kerja dan mencapai tingkat frekuensi Lost-Time Injury sebesar

    0,19 per 1 juta jam kerja. Karena itu sasaran PT. Vale adalah menghapuskan

    sama sekali kecelakaan kerja.

    PT. Vale dalam proses produksinya menggunakan bahan yang kompleks

    serta peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi. Proses produksi

    yang menggunakan teknologi tinggi akan berlangsung dengan cepat serta efisien

    sehingga menghasilkan produk yang bermutu dengan harga bersaing, tetapi

    disisi lain penggunaan teknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya

    yang lebih besar adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dll.

    Oleh karenanya PT. Vale menganggap perlindungan terhadap tenaga

    kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja yang

    berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat

    kecelakaan ditempat kerja tersebut. Dengan adanya pelaksanaan program

    kesehatan dan keselamatan kerja ini, karyawan akan merasa aman, terlindungi

    dan terjamin keselamatannya, sehingga diharapkan dapat dapat mencapai

    efisiensi baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan

    produktivitas kerja. Mengingat sangat pentingnya pelaksanaan program

    kesehatan dan keselamatan kerja, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik

    untuk mengambil judul Pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja terhadap Produktivitas Karyawan pada Departemen Proses PT. Vale

    Indonesia, Tbk.

  • 1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dikemukakan

    rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Apakah Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja berpengaruh

    terhadap Produktivitas Karyawan Departemen Proses pada PT. Vale

    Indonesia, Tbk?

    2. Program manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap

    Produktivitas Karyawan pada PT. Vale Indonesia, Tbk?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut :

    a. Untuk mengetahui pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan kerja

    terhadap Produktivitas Karyawan pada Departemen Proses PT.Vale

    Indonesia, Tbk.

    b. Untuk mengetahui program mana yang lebih berpengaruh terhadap

    Produktivitas Karyawan pada Departemen Proses PT. Vale Indonesia,

    Tbk.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.4.1 Kegunaan Teoritis

    a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

    dan pemahaman tentang pelaksanaan program kesehatan dan

    keselamatan kerja.

    b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam

    mengatasi masalah yang sama atau terkait dimasa yang akan datang.

  • c. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang

    membutuhkan.

    1.4.2 Kegunaan Praktisi

    Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan

    pertimbangan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. Vale

    dalam membantu mengidentifikasi bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja

    akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Hasil dari penelitian ini dilaporkan dalam bentuk skripsi denga sistematika

    penulisan sebagai berikut.

    Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar

    belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitiaan serta sistematika

    penulisan.

    Bab Kedua, memuat teori-teori yang digunakan sebagai

    tinjauan/landasan dalam menganalisis batasan masalah yang telah

    dikemukakan, kerangka piker dan hipotesis.

    Bab Ketiga, memuat uraian tentang metode penelitian dan berisi lokasi

    penelitian, rancangan penelitian, jenis dan sumber data, varabel penelitian,

    metode pengumpulan data, metode analisis data, dan definisi operasional

    variabel.

    Bab Keempat, berisi gambaran umum perusahaan yang diteliti.

    Bab Kelima, berisi hasil penelitian.

    Bab Keenam, berisi kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu

    dari hasil penelitian ini.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

    2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan

    dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat

    berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya

    manusia di perusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud

    keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan

    organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama

    perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan

    usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas

    tenaga kerja yang ada diperusahaan. beberapa definisi tentang manajemen

    sumber daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:

    Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,

    pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

    pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,

    pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan

    organisasi (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:02).

    Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, pengadaan, pengembangan,

    kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga

    kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara

    terpadu (Husein Umar, 2004 :03).

  • Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,

    pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk

    mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi ( T.Hani Handoko,

    1995:04).

    Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,

    menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatkan

    hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah-masalah keadilan

    untuk mencapai tujuan organisasi (Desler, 2007:05).

    2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Dalam menjalankan pekerjaan seharusnya organisasi memperhatikan

    fungsi-fungsi manajemen dan fungsi operasional seperti yang dikemukakan oleh

    Flippo Edwin B. (1996:5-7). Menurutnya, fungsi-fungsi manajemen sumber daya

    manusia ada dua, yakni:

    1. Fungsi manajemen

    Fungsi ini terdiri dari:

    a. Perencanaan (Planning)

    Perencanaan mempunyai arti penentuan mengenai program tenaga

    kerja yang akan mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

    oleh perusahaan.

    b. Pengorganisasian (Organizing)

    Organisasi dibentuk dengan merancang struktur hubungan yang

    mengaitkan antara pekerjaan, karyawan, dan faktor-faktor fisik

    sehingga dapat terjalin kerjasama satu dengan yang lainnya.

    c. Pengarahan (Directing)

  • Pengarahan terdiri dari fungsi staffing dan leading. Fungsi staffing

    adalah menempatkan orang-orang dalam struktur organisasi,

    sedangkan fungsi leading dilakukan pengarahan sdm agar karyawan

    bekerja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

    d. Pengawasan (Controlling)

    Adanya fungsi manajerial yang mengatur aktifitas-aktifitas agar sesuai

    dengan rencana yang telah ditetapkan organisasi sesuai dengan

    tujuan yang ingin dicapai, bila terjadi penyimpangan dapat diketahui

    dan segera dilakukan perbaikan.

    2. Fungsi Operasional

    Fungsi Operasional dalam sdm merupakan segala bentuk

    usaha/aktivitas dalam pengelolaan sdm guna pencapaian tujuan

    perusahaan.

    Fungsi ini terdiri dari:

    a) Pengadaan (Procurement)

    Usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

    perusahaan, terutama yang berhubungan dengan penentuan

    kebutuhan tenaga kerja, penarikan, seleksi, orientasi dan

    penempatan.

    b) Pengembangan (Development)

    Usaha untuk meningkatkan keahlian karyawan melalui program

    pendidikan dan latihan yang tepat agar karyawan atau pegawai dapat

    melakukan tugasnya dengan baik.

    c) Kompensasi (Compensation)

  • Fungsi kompensasi diartikan sebagai usaha untuk memberikan balas

    jasa atau imbalan yang memadai kepada pegawai sesuai dengan

    kontribusi yang telah disumbangkan kepada perusahaan atau

    organisasi.

    d) Integrasi (Integration)

    Merupakan usaha untuk menyelaraskan kepentingan individu,

    organisasi, perusahaan, maupun masyarakat. Oleh sebab itu harus

    dipahami sikap prinsip-prinsip pegawai.

    e) Pemeliharaan (Maintenance)

    Setelah keempat fungsi dijalankan dengan baik, maka diharapkan

    organisasi atau perusahaan mendapat pegawai yang baik. Maka

    fungsi pemeliharaan adalah dengan memelihara sikap-sikap pegawai

    yang menguntungkan perusahaan.

    f) Pemutusan Hubungan Kerja (Separation)

    Usaha terakhir dari fungsi operasional ini adalah tanggung jawab

    perusahaan untuk mengembalikan pegawainya ke lingkungan

    masyarakat dalam keadaan sebaik mungkin, bila organisasi atau

    perusahaan mengadakan pemutusan hubungan kerja.

    Jadi fungsi SDM menurut uraian di atas terdiri dari fungsi manajemen dan

    fungsi operasi yang masing-masing terdiri dari mengatur, merencanakan,

    pengorganisasian, memimpin serta mengendalikan manusia yang merupakan

    asset penting bagi perusahaan. Sedangkan sebagai fungsi operasional karyawan

    termasuk pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan

    pemutusan hubungan kerja.

  • 2.2 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    2.2.1 Pengertian Program Kesehatan Kerja

    Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu

    diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan

    yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena

    karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih

    menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja

    lebih lama. Pengertian program kesehatan kerja:

    Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari

    gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan

    kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang

    bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan. Lingkungan yang dapat

    membuat stress emosi atau gangguan fisik (A.Anwar Prabu Mangkunegara,

    2001:161).

    Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan

    kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan

    penglihatan, pendengaran, kelelahan, dan sebagainya. Penciptaan lingkungan

    kerja yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan

    meningkatkan produktivitas (Tulus Agus, 2002 : 159).

    Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,

    beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat

    tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar

    diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23

    dalam Buchari, 2007. www.google.com):

  • Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja,

    Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (A. Anwar Prabu

    Mangkunegara, 2001:162) adalah sebagai berikut:

    a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna

    ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan

    mencegah kebisingan.

    b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

    c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan

    kerja.

    Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja

    dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal

    cara atau metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk

    (www.google.com):

    a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat

    pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental

    maupun kesejahteraan sosialnya.

    b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja

    yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

    c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam

    pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-

    faktor yang membahayakan kesehatan.

    d. Menempatkan dan memelihra pekerja disuatu lingkungan pekerjaan

    yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

    2.2.2 Pengertian Program Keselamatan Kerja

  • Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya

    yaitu perlindungan keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga

    kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan

    produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari

    berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau

    mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya. Pengertian program

    keselamatan kerja:

    Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

    keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga erja pada

    khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

    masyarakat adil dam makmur (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2002:163).

    Menurut Sumamur (2000:01) keselamatan kerja merupakan sarana untuk

    pencegahan kecelakaan cacat dan ematian akibat kecelakaan kerja.

    Keselamatan kerja merupakan tindakan pencegahan yang mengacu pada

    dukungan manajemen puncak dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan, dan

    menciptakan suasana kerja yang aman dan damai bagi para karyawan yang

    bekerja di peusahaan.

    Penyebab kecelakaan kerja ada 4 faktor diantaranya:

    a. Faktor nasib karyawan.

    b. Faktor lingkungan fisik para karyawan, seperti mesin-mesin,

    gedung, ruangan, peralatan.

    c. Faktor kelalaian manusia dan,

    d. Faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produktivitas yang

    dikelola dalam perusahaan (John Soeprihanto, 2000:47)

  • Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, hal ini termasuk seperti

    (Dessler,2007:278)

    a. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.

    b. Peralatan yang rusak.

    c. Prosedur berbahaya di dalam, pada atau di sekitar mesin/peralatan.

    d. Penyimpann yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.

    e. Penerangan yang tidak tepat cahaya yang menyorot / tidak cukup.

    f. Ventilasi yang tidak baik pertukaran udara yang tidak cukup, sumber

    udara yang tidak murni.

    Lebih lanjut menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:170), bahwa

    indicator penyebab keselamatan kerja adalah :

    a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

    1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

    kurang diperhitungkan keamanannya.

    2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

    3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

    b. Pemakaian Peralatan Kerja

    1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

    2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik,

    pengaturan penerangan.

    2.2.3 Manfaat dan Tujuan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Menurut Randall dan Jackson (1999:224), peningkatan-peningkatan

    terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dalam perusahaan akan

    menghasilkan :

  • 1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja

    yang hilang.

    2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

    3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

    4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah

    karena menurunnya pengajuan klaim.

    5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

    meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

    6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

    perusahaan.

    Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan adalah sebagai

    berikut ( Mangkunegara, 2002 : 165) :

    a. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

    baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

    b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja dignakan sebaik-baiknya,

    selektif mungkin.

    c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

    d. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

    pegawai.

    e. Meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

    f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

    atau kondisi kerja.

    g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

    2.2.4 Landasan Hukum Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Secara historis Landasan Hukum Pelaksanaan Program Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja mengalami perubahan dan penyempurnan. Beberapa

  • Landasan Hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Kesehatan dan

    Keselamatan di setiap tempat kerja atau perusahaan yaitu ( Konradus Danggur,

    2006 : 43 )

    1. UU No. 001 Tahun 1970

    UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun 1970 No. 01, tambahan

    Lembaran Negara No. 2918. Tentang Keselamatan Kerja pada dasarnya

    merupakan payung dari semua peraturan perundang-undangan Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja di Indonesia. Tujuan pelaksanaan program keselamatan kerja

    menurut UU No. 01 Tahun 1970 adalah :

    a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

    b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

    c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

    d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

    kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

    e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

    f. Memberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja.

    g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya

    suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan

    angin , cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

    h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,

    baik fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi, dan penularan.

    i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

    j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.

    k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

    l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

  • m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, cara dan

    proses kerjanya.

    n. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang,

    tanaman atau barang.

    o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

    p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

    perlakuan dan penyimpanan barang.

    q. Mencegah terkena aliran listrik.

    r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

    pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

    2. UU No. 23 Tahun 1992

    Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara Tahun 1992 No. 100

    tentang Kesehatan, pasal 23 ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa kesehatan kerja

    diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan

    kerja meliputi pelayanan kesehatan tenaga kerja, pencegahan penyakit akibat

    kerja dan syarat kesehatan kerja ayat ( 2 ), karena itu setiap tempat kerja harus

    melaksanaan upaya kesehatan kerja ayat ( 3 ), agar tidak terjai gangguan

    kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

    3. UU No. 03 Tahun 1992

    UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan Sosial Tenaga Kerja dan

    Kepres RI no. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul akibat hubungan

    kerja . Dalam pasal 1 UU No. 03 Tahun 1992 dijelasan definisi tentang Jaminan

    Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ), tenaga kerja, pengusaha, perusahaan,

    kecelakaan kerja dan sebagainya.

    Ayat 1, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, adalah suatu perlindungan bagi

    tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian

  • dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat

    peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja ,

    sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

    Ayat 6, Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan

    dengan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian

    pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju ke

    tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

    Ayat 9, Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan

    pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan

    termasuk kehamilan dan persalinan.

    2.3 Produktivitas

    2.3.1 Pengertian Produktivitas

    Produktivitas menurut Husein Umar (2004:09) adalah sikap mental yang

    selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari

    kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas berkaitan erat dengan

    sistem produksi yaitu sistem di mana faktor-faktor semacam tenaga kerja,

    modal/kapital berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik,

    dikelolah dalam cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang/jasa secara

    efektif dan efisien.

    Proses produksi dinyatakan sebagai serangkaian aktivitas yang

    diperlukan untuk mengolah atau mengubah sekumpulan input menjadi sejumlah

    output yang memiliki nilai tambah. Produktivias diidentifikasi dengan efisiensi

    dalam arti suatu rasio antara keluaran dan masukan. Rasio output dengan

    dengan input dapat dipakai untuk menghampiri usaha yang dilakukan oleh

    manusia, dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi

  • pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target yang

    berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua, yaitu efisiensi yang

    berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya

    atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. (Husein Umar, 2009:10).

    Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang

    direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya

    digunakan semakin besar penghematannya maka tingkat efisiensi semakin

    tinggi. Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran

    seberapa jauh target dapat dicapai. Apabila kedua faktor tersebut dikaitkan satu

    dengan yang lainnya, maka terjadi peningkatan efektivitas tidak akan seelalau

    menjamin meningkatnya efesiensi.

    2.3.2 Faktor-Faktor Produktivias

    Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah ( Bambang Tri,

    1996: 283) :

    1. Manusia

    Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas,

    tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan,

    kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin.

    2. Modal

    Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, dan bahan baku.

    3. Metode (Proses)

    Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku

    penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi,

    pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara

    alternatif.

    4. Produksi

  • Faktor produksi meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur

    campuran, spesialisasi produksi.

    5. Lingkungan Organisasi

    Faktor lingkungan organisasi meliputi organisasi dan perencanaan,

    personalia, system manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja,

    ukuran perusahaan, iklim kerja, sistem insentif.

    6. Lingkungan Negara

    Faktor lingkungan Negara meliputi struktur sosial politik, struktur

    industri, pengesahan, tujuan pengembangan jangka panjang dan lain-

    lain.

    7. Lingkungan Internasional

    Faktor lingkungan internasional meliputi kondisi perdagangan dunia,

    masalah-masalah perdagangan internasional, kebijakan migrasi

    tenaga kerja.

    8. Umpan Balik

    Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas

    dan kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayarkan

    untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja) dimana

    masyarakat menawarkan pada perusahaan.

    2.4 Hubungan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan

    Produktivitas

    2.4.1 Sumber Daya Manusia: Kunci Produktivitas

    Walaupun kemajuan teknologi telah menghasilkan alat-alat

    produksi yang canggih, tetapi kedudukan sumber daya manusia pekerja

  • dibalik mesin-mesin produksi tersebut tetap sentral. Sumber daya

    manusia yang terampil, kreatif dan mampu menggunakan modal

    intelektualnya akan menentukan apa yang diproduksi dan bagaimana

    mengelolah resource yang ada untuk meningkatkan produktivitas dan

    memajukan Perusahaan. Itulah sebabnya sumber daya manusia pekerja

    merupakan motor produktivitas dan jantungnya organisasi atau

    Perusahaan.

    Namun perlu disadari bahwa peningkatan produksi secara

    langsung maupun tidak langsung selalu diikuti dengan permasalahan

    yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan karyawan.

    Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya (Konradus Danggur,

    2006:99) :

    1. Adanya kemungkinan penambahan peralatan, tuntutan

    kapasitas peralatan dan satuan kerja yang lebih besar.

    2. Memperluas lokasi kerja sehingga menambah sarana sistem

    pengamanan untuk mencegah kecelakaan.

    3. Peningkatan jumlah buruh/pekerja yang berkualitas, serba

    cepat, tepat dan selamat.

    4. Perlunya standar baku kesehatan dan keselamatan kerja baik

    bagi para karyawan baru maupun yang lama.

    2.4.2 Pelayanan Kesehatan bagi Pekerja

    Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat dilakukan melalui

    berbagai upaya (Konradus Danggur,2006:104) yaitu :

  • a. Upaya Peningkatan (Promosi). Upaya Promosi bertujuan untuk

    meningkatkan drajat dan kapasitas kerja dengan menerapkan pola

    hdup sehat.

    b. Upaya pencegahan (Preventif). Bertujuan untuk memberikan

    perlindungan pada pekerja sebelum adanya proses gangguan akibat

    kerja. Kegiatan preventif meliputi : Pemeriksaan kesehatan awal

    berkala dan khusus, imunisasi, penerapan ergonomi, hygiene

    lingkungan, pemberian suplemen gizi sesuai kebutuhan pekerja dan

    rotasi kerja.

    c. Upaya Penyembuhan ( Kuretif). Diberikan kepada pekerja yang sudah

    memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan cara

    mengobati penyakit, mencegah terjadinya komplikasi dan penularan

    terhadap keluarganya ataupun eman pekerja. Tujuannya untuk

    menghentikan proses penyakit, mempercepat masa istirahat,

    mencegah terjadinya cacat atau kematian.

    d. Upaya pemulihan (Rehabilitatif). Pelayanan ini diberikan kepada

    pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah mengakibatkan

    cacat sehingga tidak mampu bekerja secar permanen. Kegiatan

    pemulihan meliputi latihan dengan pendidikan pekerja untuk dapat

    menggunakan kemampuan yang masih ada secara optimal,

    penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai

    dengan kemampuan.

  • 2.5 Tinjauan Empirik

    Judul yang diangkat tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai

    landasan dalam menyusun sebuah kerangka pikir ataupun arah dari penelitian

    ini. Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang Program Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja . Penelitian itu dilakukan oleh:

    1. Stefi Margareth, tahun 2011 dengan judul Pengaruh antara Program

    Kesehatan dan Keselamatan terhada Produktivitas Kerja Karyawan

    pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar Sektor Tello Makassar.

    Metode analisis data dengan regresi berganda, Uji signifikan dan

    Determinasi, dan menyimpulkan ada pengaruh secara bersama-sama

    Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas

    Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar Sektor

    Tello Makassar, yang menyatakan bahwa nilai F penelitian > F tabel

    (10,546 > 3,168). Serta nilai t penelitian > t tabel (1,782 > 1,672)

    sedangkan untuk program keselamatan kerja memiliki nilai t penelitian >

    t tabel (2,974 > 1,672). Dengan demikian program keselamatan kerja

    yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas karyawan sebesar

    29,7%.

    2. Wahyu Ratna Sulistyarini, tahun 2006 dengan judul Pengaruh Program

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan

    Pada CV Sahabat Klaten. dengan metode analisis data dengan regresi

    berganda, Uji signifikan dan Determinasi, dan menyimpulkan Variabel

    program keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh secara

    bersama-sama terhadap variabel dependen. Hal ini terbukti dengan

    hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa nilai F hitung 7,485

    yaitu lebih besar dari nilai F tabel 4,17 maka Ho ditolak berarti bahwa

  • ada pengaruh yang signifikan dari program keselamatan kerja (X1) dan

    kesehatan kerja (X2) secara bersama-sama terhadap produktivitas

    kerja karyawan. Nilai t hitung untuk program keselamatan kerja (X1)

    2,102 > t tabel 2,048 maka Ho ditolak, berarti keselamatan kerja

    berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

    Nilai t hitung untuk program kesehatan kerja (X2) 2,494 > t table 2,048

    maka Ho ditolak, berarti kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan

    terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari hasil perhitungan

    menggunakan SPSS 10.01 dapat diketahui nilai kesehatan kerja

    sebesar 2,494 adalah lebih besar dari keselamatan kerja yaitu 2,102

    maka dapat dikatakan bahwa kesehatan kerja (X2) memiliki pengaruh

    yang paling besar.

    2.6 Kerangka Pikir

    1. Variabel Independent (X)

    Variabel independent dari penelitian ini adalah kesehatan kerja (X1)

    dan keselamatan kerja (X2) pada karyawan.

    2. Variabel Dependent (Y)

    Variabel Dependent dari penelitian ini adalah Produktivitas karyawan.

  • Standar Operasional

    Gambar.2.1 Kerangka Pikir Penelitian Pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Departemen Proses PT. Vale Indonesia, Tbk

    Fungsi Manajemen Sumber Daya

    Manusia

    Program Kesehatan Kerja

    Program Keselamatan

    Kerja

    Ruang kerja yang cukup

    baik dan nyaman

    Pelayanan Kesehatan

    Pengaturan suhu pada

    AC

    Alat-alat Pengaman

    pada Mesin-Mesin

    Pemeliharaan Mesin-

    Mesin

    Alat-Alat Perlindung

    an Bagi Karyawan

    Produktivitas Kerja

    Rekomendasi

    PT. Vale

    Indonesia, Tbk

  • 2.7 Hipotesis

    Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan

    tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya (Nasution,

    2003:39). Berdasarkan pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka

    hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

    1. Diduga bahwa Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    berpengaruh terhadap Produktivitas Karyawan pada Departemen

    Proses PT. Vale Indonesia, Tbk.

    2. Diduga bahwa Program Keselamatan Kerja lebih berpengaruh

    dominan terhadap Produktivitas Karyawan pada Departemen

    Proses PT. Vale Indonesia, Tbk.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Lokasi Penelitian penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah di bagian

    Departemen Proses yang ada di PT. Vale Indonesia, Tbk yang terletak di

    Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pelaksanaan penelitian

    diakukan pada 24 April-05 Mei 2012. Alasan memilih lokasi tersebut dikarenakan

    di mana karyawan yang bekerja di bagian ini sangat erat dan berhubungan

    lansung dengan kesehatan dan keselamatan kerja.

    Gambar 3.1 Lokasi Pertambangan

  • 3.2 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Departeen Proses yang

    ada di bagian Converter PT. Vale Indonesia, Tbk. Besar populasi tidak dapat

    diketahui secara pasti berapa jumlahnya, oleh karena itu sulit mencari berapa

    jumlah sampel yang tepat. Namun berdasarkan pendapat ahli seperti yang

    dikemukakan oleh Gay dalam Husein Umar (2002:68), yaitu ukuran sampel

    minimum yang dapat diterima bisa dilihat berdasarkan pada desain atau metode

    penelitian yang digunakan. Jika desain penelitiannya deskriptif-korelasional,

    maka sampel minimum adalah 30.

    Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah

    sebesar 100 orang dengan pertimbangan terbatasnya waktu, dana dan tenaga.

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    3.3.1 Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua yakni:

    a. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung (bukan berupa

    angka) dan diperoleh dalam bentuk informasi dari instansi maupun

    pihak-pihak lain yang ada kaitannya dengan masalah yang akan

    dibahas.

    b. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka yang

    dapat dihitung.

    3.3.2 Sumber Data

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi,

    kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan staf

  • perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data

    tersebut diperoleh penulis dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku-

    buku literature yang memberikan informasi tentang kesehatan dan

    keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan

    pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

    1. Penelitian Kepustakaan

    Penelitian ini dilakukan dengan menelaah bahan-bahan pustaka seperti

    buku-buku yang memuat teori-teori, karya ilmiah dan bahan lain yang

    relevan dengan penelitian.

    2. Penelitian Lapangan

    Penelitian ini dilakukan secara langsung di objek penelitian. Metode

    digunakan ada 3 jenis yaitu observasi, wawancara dan kuesioner.

    a. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi

    yang sebenarnya di lokasi penelitian.

    b. Wawancara yaitu melakukan kegiatan tanya jawab kepada pihak-

    pihak yang berkepentingan dengan pengumpulan data tersebut.

    c. Kuesioner yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan kepada

    pegawai yang menjadi reponden secara langsung untuk kemudian

    dijawab sesuai dengan kedaan sebenarnya.

  • 3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Secara teoritis, definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

    memberikan penjelasan atau keterangan tentang variable-variabel operasional

    sehingga dapat diamati atau diukur. Definisi operasional yang akan dijelaskan

    penulis adalah program kesehatan dan keselamatan kerja dan produktivitas

    karyawan.

    1) Variabel Independent (X), yaitu Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    yang merupakan persepsi karyawan terhadap kebijakan atau prosedur

    kesehatan dan keselamatan kerja yang diterapkan olah perusahaan.

    a. Program Kesehatan Kerja (X1), indikator-indikator penilaian Kesehatan

    Kerja sebagai berikut :

    1. Tersedianya ruangan kerja yang cukup baik dan

    nyaman bagi karyawan.

    2. Tersedianya pelayanan kesehatan yaitu pemeriksaan

    kesehatan karyawan.

    3. Pengaturan suhu udara pada penggunaan AC dalam

    ruangan kerja memberikan kenyamanan pada

    karyawan dalam bekerja.

    b. Program Keselamatan Kerja (X2), indikator-indikator penilaian

    Keselamatan Kerja sebagai berikut :

    1. Tersedianya alat-alat pengaman pada mesin-mesin

    yang digunakan Perusahaan.

    2. Pemeliharaan mesin-mesin yang dilakukan oleh

    teknisi yang berpengalaman.

  • 3. Tersedianya alat-alat perlidungan bagi karyawan

    misalnya helm, rompi/jaket, sarung tangan, sepatu,

    kacamata pelindung dan sebagainya.

    4. Adanya standar operasional perusahaan mengenai

    produktivitas karyawan.

    2) Variabel Dependen (Y), yaitu produktivitas karyawan, indikator-indikator

    penilaian Produktivitas Karyawan sebagai berikut :

    a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.

    b. Kualitas kerja yaitu dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

    prosedur dan standar yang telah ditetapkan.

    c. Kreatifitas yaitu mampu mengeluarkan ide/gagasan baru untuk

    menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

    d. Pengetahuan mengenai tugas dan tanggung jawab.

    e. Kehadiran dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.

    f. Kerja sama (www.wahyudinwordpres.com.

    3.6 Instrumen Penelitian

    3.6.1 Pengukuran Variabel

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, alat ukur

    penelitian ini berupa kuesioner, data yang diperoleh berupa jawaban dari

    karyawan terhadap pertanyaan atau butir-butir yang diajukan. Butir-butir yang

    baik (J.Supranto, 2001:80) adalah sebagai berikut:

    1. Butir-butir harus relevan atau terkait dengan apa yang diukur.

    2 . Butir-butir harus ringkas.

  • 3. Butir-butir tidak membingungkan.

    4. Butir-butir yang bagus harus memuat satu pemikiran.

    Setelah menentukan pertanyaan atau butir-butir langkah selanjutnya

    adalah pembentukan skala akan memilih satu format jawaban untuk daftar

    pertanyaan. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan format tipe likert

    karena menurut J. Supranto dalam Lissita dan Green tipe likert tercermin dalam

    keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala berkisar

    antara 1 sampai dengan 5, dari segi pandangan statistik, Skala dengan lima

    tingkatan (dari 1 sampai 5) lebih tinggi keandalannya dari skala dua tingkatan

    yaitu ya atau tidak.

    Selain itu tipe pengukuran likert sangat popular dengan sejumlah

    keuntungan(Nasution, 2003:63) antara lain :

    1) Mempunyai banyak kemudahan. Menyusun sejumlah pertanyaan mengenai

    sifat atau sikap tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena

    tiap jawaban diberi nilai berupa angka yang mudah dijumlahkan.

    2) Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia

    berdasarkan intensitas sikap tertentu.

    3) Selain itu skala likert ini sangat luwes atau fleksibel, lebih fleksibel daripada

    teknik pengukuran lainnya.

    Kategori dari penilaian skala likert ;

    1. Sangat setuju = 5

    2. Setuju = 4

    3. Ragu-ragu = 3

    4. Kurang Setuju = 2

    5. Tidak Setuju = 1

  • 3.6.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

    Alat yang digunakan untuk mengukur Produktivitas kerja karyawan (Y) ,

    Program kesehatan kerja (X1) dan Program Keselamatan kerja (X2) adalah daftar

    pertanyaan (kuesioner). Data yang diperoleh berupa jawaban dari karyawan

    terhadap pertanyaan atau butir-butir yang diajukan. Dalam mengembangkan

    suatu kuesioner yang akan digunakan untuk menilai pengaruh produktivitas

    terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka

    pengukuran benar-benar bebas dari kesalahan acak, maka kuesioner tersebut

    haruslah (valid) dan andal (reliabel). Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan uji

    reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan dalam kuesioner agar data yang

    diperoleh dari pengukuran jika diolah tidak memberikan hasil yang menyesatkan.

    1. Uji Validitas

    Uji validitas adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur sah atau

    tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

    kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

    kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan cara validitas internal

    yang menggunakan teknik analisis butir akan menguji validitas setiap butir

    dengan cara skor skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan

    dengan skor total. Skor butir (pertanyaan) dipandang sebagai nilai X dan skor

    total dipandang sebagai nilai Y, sehingga diperoleh indeks validitas setiap butir.

    Setelah diketahui dari hasil perhitungan besarnya korelasi, kemudian

    dibandingkan dengan tabel r dengan =0,05 dengan kriteria sebagai berikut :

    a. Jika rxyhitung r tabel, maka valid

    b. Jika rxyhitung r tabel, maka tidak valid

  • 2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas (reliability) adalah tingkat seberapa besar suatu alat ukur

    mengukur dengan stabil dan konsisten.Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan

    oleh koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas.

    Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha.

    Koefisien cronbach alpha yang lebih dari 0,60 menunjukkan keandalan

    (reliabilitas) instrumen. Selain itu, cronbach alpha yang semakin mendekati 1

    menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.

    3.7 Analisis Data

    3.7.1 Analisis Regresi Berganda

    Analisis Regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk

    menghitung pengaruh variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel

    dependen (Y) apabila terjadi perubahan pada satu satuan dari variabel

    independen (X1 dan X2).

    Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda

    seperti yang dikutip dalam (Sugiyono, 2004:251), yaitu :

    Y = a + b1X1 + b2X2 + e .... (1)

    Dimana:

    Y = Variabel dependen (Produktivitas Karyawan)

    X1 = Variabel independen pertama (Program Kesehatan Kerja)

    X2 = Variabel independen kedua (Program Keselamatan Kerja)

    a = Koefisien regresi konstan

    b1 = Koefisien regresi independen pertama

    b2 = Koefisien regresi independen kedua

  • e = kesalahan prediksi

    3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

    Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk

    variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan

    melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh

    mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut

    menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.Sebaliknya jika

    (R2) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel

    bebas terhadap variabel terikat.

    3.7.3 Uji F (Uji Serempak)

    Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel

    bebas terhadap varibelterikat.DimanaFhitung>Ftabel, maka H1 diterima atau secara

    bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara

    serentak.Sebaliknya apabila Fhitung (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.

    Jika sig < (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

    3.7.4 Uji T (Uji Parsial)

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

    bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

    terikatnya.

    Jika sig > (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak

    jika sig < (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

  • BAB IV

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

    PT Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) sebelumnya dikenal sebagai PT

    International Nickel Indonesia, Tbk (PTI), adalah sebuah perusahaan penanaman

    modal asing (PMA) yang mendapatkan izin usaha dari pemerintah Indonesia

    untuk melakukan eksplorasi, kegiatan penambangan, pengolahan dan produksi

    nikel..

    Di Tahun 2012, PT Vale berumur 44 tahun. Sejak penandatanganan

    Kontrak Karya PT Vale dengan Pemerintah Indonesia di tahun 1968, PT Vale

    telah menyediakan pekerjaan yang butuh keterampilan, meningkatkan kualitas

    hidup masyarakat, memberi keuntungan kepada pemegang saham, dan memberi

    sumbangan positif kepada ekonomi Indonesia. PT Vale bangga akan

    pencapaiannya selama 44 tahun ini, dan memandang ke depan dengan

    optimisme dan keyakinan akan peluang PT Vale di masa depan. Kontrak Karya

    didirikan pada bulan Juli 1968, PT Vale saat ini beroperasi di Sulawesi. Areal

    Kontrak Karya PT Vale memiliki luas secara keseluruhan 190.510 hektar.

    Konsesi awal Perseroan seluas 6,6 juta hektar, yang mencakup bagian

    timur dan tenggara Sulawesi, diberikan pada 27 Juli 1968. Areal konsesi ini telah

    dikurangi hingga 2,9% dari luas awalnya melalui beberapa kali pelepasan,

    termasuk yang terakhir pada 10 Desember 2009. Kontrak Karya awal berlaku

    hingga 31 Maret 2008. Kontrak ini telah dimodifikasi dan diperpanjang lewat

    Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan

    Januari 1996, dan berlaku hingga 28 Desember 2025.

  • Pada awalnya, luas area konsesi awal perusahaan kami sebesar 218,528

    hektar: 118,387 hektar di Sorowako, Sulawesi Selatan; 63,506 hektar di

    Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan 36,635 hektar di Bahodopi, Sulawesi Tengah.

    Namun demikian, pemerintah menyetujui pelepasan area KK dari total sekitar

    28,000 hektar, atau sekitar 12.8 persen dari luas total KK pada 2010. Setelah

    pelepasan lahan tersebut, luas total area KK kami saat ini meliputi 190,000

    hektar.

    Tabel 4.1

    Daerah Kontrak Kerja

    Sumber daya alam Indonesia yang vital berasal dari bijih nikel, logam

    yang yang diproduksi oleh PT Vale dikenal sebagai nikel primer karena berasal

    dari tambang (nikel sekunder berasal dari pengolahan material yang

    mengandung nikel). Lebih khusus lagi, kami memproduksi produk antara, nikel

    dalam matte, yang terbuat dari bijih besi laterit di lokasi tambang dan pengolahan

  • terpadu kami. Semua nikel dalam matte yang kami produksi dijual kepada dua

    pemegang saham terbesar kami, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal

    Mining Co., Ltd., untuk diolah lebih lanjut di fasilitasfasilitas pengolahan di Asia.

    Di tempat-tempat inilah nikel diproduksi untuk beragam penggunaan.

    Penggunaan utama nikel adalah di dalam stainless steel atau baja

    nirkarat, yang mengkonsumsi penggunaan 60% hingga 65% nikel primer dunia

    setiap tahunnya. Kebutuhan akan baja nirkarat telah bertumbuh dengan pesat

    selama 10 tahun terakhir, dengan peningkatan keluaran rata-rata 6% per tahun

    sejak 2001 hingga 2011. Peluang penggunaan nikel terus bertumbuh. Baja

    nirkarat dapat ditemukan hampir di mana saja, mulai dari alat-alat sederhana

    hingga peralatan berteknologi mutakhir. Baja nirkarat adalah bagian terpenting

    dari ribuan produk, mulai dari tampilan luar gedung apartemen dan pencakar

    langit hingga wastafel dapur. Baja nirkarat mengandung nikel juga digunakan

    dalam beragam perkakas dapur dan peralatan lainnya karena sifatnya yang

    tahan lama dan mudah dibersihkan.

    Namun manfaat nikel tidak berhenti di situ. Logam campuran rendah,

    dengan kandungan nikel kurang dari 1%, sering digunakan dalam produk-produk

    seperti tiang penopang untuk gedung-gedung dan jembatan, dan dalam alat-alat

    dan perangkat elektronik. Logam campuran non-besi yang mengandung nikel

    dan sedikit (atau tidak ada sama sekali) besi, sangat lazim digunakan oleh

    industri penerbangan dan komponen-komponen berkekuatan tinggi lainnya.

    Penggunaan nikel sebagai bahan utama uang logam adalah salah satu contoh

    penggunaannya yang lebih umum.

    Daftar penggunaan nikel primer murni sangat panjang : nikel adalah

    bahan terbaik untuk produk sepuhan seperti perabot logam, garam-garam nikel

    digunakan sebagai katalis dalam industri petrokimia, dan baterai isi ulang yang

  • mengandung nikel bisa ditemukan di berbagai produk, seperti alat-alat listrik dan

    kendaraan hibrida listrik.

    Penggunaan yang sangat beragam dan banyaknya manfaat dari nikel

    adalah indikasi kuat akan prospek pertumbuhan berkelanjutan PT Vale, serta

    kapasitas kami untuk memberi nilai lebih, tidak hanya bagi pemegang saham,

    pelanggan dan karyawan, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia dan pengguna

    nikel di seluruh dunia.

    Pemegang saham mayoritas PT Vale per 31 Desember 2011 yaitu Vale

    Canada (sebelumnya Vale Inco Limited), anak perusahaan dari Vale bisnis

    logam dasar dan produsen nikel kedua terbesar di dunia, merupakan pemegang

    saham mayoritas (58.73 persen) Vale Indonesia. Sisanya dimiliki oleh Sumitomo

    Metal Mining Co. Ltd. (20.09 persen), publik dan lainnya (21.18 persen).

    4.2 Visi dan Misi Perusahan

    4.2.1 Visi PT Vale Indonesia Tbk

    Menjadi perusahaan sumberdaya alam global nomor satu dalam

    menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan kinerja dan kepedulian

    tehadap manusia dan alam.

    4.2.2 Misi PT Vale Indonesia Tbk

    Mengubah sumderdaya alam menjadi sumber kesejahteraaan dan

    pembangunan yang berkelanjutan.

    4.3 Struktur Organisasi Perusahaan

    Berikut ini adalah struktur organisasi PT Vale Tbk per tanggal 30 Maret

    2012

  • Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Vale Tbk

    Sumber: Annual Report PT Vale Indonesia Tbk 2011

    4.4 Nilai-Nilai PT. Vale Tbk

    Nilai-nilai PT. Vale Tbk, yang mencangkup:

    a) Kepedulian terhadap manusia.

    b) Kehidupan adalah hal terpenting: Keselamatan jiwa lebih penting

    daripada keuntungan materi semata.

    c) Menghargai Karyawan: Membimbing dan membuka peluang bagi

    perkembangan individu, memberikan penghargaan terhadap prestasi

    seseorang tanpa memandang latar belakang mereka, mendukung

    keberagaman dan mengakui aspirasi serta kebutuhan individu.

    d) Menjaga Kelestarian Bumi: Komitmen terhadap perkembangan

    masyarakat, lingkungan dan ekonomi dalam berbagai keputusan

    bisnis.

    e) Kesempurnaan.

    f) Melakukan hal yang benar: Mendukung kepercayaan yang didasarkan

    pada komunikasi yang terbuka dan jelas, bertindak adil, penuh

    integritas dan tunduk terhadap aturan hukum.

    g) Tumbuh kembang bersama: Berjuang untuk terjalinnya kerja sama,

    peningkatan dan inovasi yang terus-menerus, penegakan disiplin

    kerja untuk meningkatkan nilai-nilai jangka panjang.

    h) Mewujudkan tujuan: Suka tantangan, kemampuan beradaptasi,

    bangga atas prestasi dan apa yang telah dilakukan dalam menbentuk

    dunia.

  • 4.5 Kekuatan PT. Vale Tbk

    Kami percaya kekuatan perseoran kami akan menyumbangkan

    keberhasilan di Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri nikel. Di bawah ini

    adalah faktor-faktor kunci keberhasilan operasi kami:

    a) Produsen nikel dalam matte berbiaya rendah: Percaya bahwa posisi

    kami sebagai produsen nikel berbiaya rendah didukung oleh

    cadangan bijih yang bermutu tinggi, tenaga kerja yang terlatih dan

    berpengalaman, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air yang

    murah.

    b) Efisiensi energi dan pengurangan biaya: Pada bulan Oktober 2011,

    kami menyelesaikan proyek pembangkit listtik tenaga air Karebbe,

    inisiatif utama program efisiensi energi dan pengurangan biaya kami.

    Dari perspektif lingkungan hidup, sumber energi terbarukan ini akan

    menghilangkan beberapa ratus ribu metrik ton emisi gas rumah hijau

    per tahun, dibandingkan dengan pasokan tenaga thermal. Kami juga

    berharap akan menyelesaikan proyek konversi batu bara dan

    transportasi di waktu dekat ini. Tujuan utama proyek ini adalah

    mengkonversi sumber energi pengering dari HSFO menjadi bubuk

    batubara, dan termasuk pembaharuan infrastruktur penangangan

    bahan komoditas besar kami. Proyek ini akan memberikan kami

    keleluasaan untuk memilih batubara atau HSFO tergantung faktor

  • ekonomis yang terkait dengan sumber bahan bakar penggunaannya,

    dan dapat mengurangi biaya kas operasi kami.

    c) Kontrak penjualan jangka panjang dan kontrak-kontrak lain dengan

    pelanggan utama: Seluruh produksi kami dijual kepada dua

    pelanggan utama, yang wajib membeli seluruh produksi nikel dalam

    matte kami (VCL 80% dan SMM 20%). Perjanjian penjualan ini

    bersifat jangka panjang harus ambil dalam denominasi dollar AS,

    dengan jangka waktu sampai Kontrak Karya berakhir. VCL dan SMM

    memiliki kepentingan strategis jangka panjang terhadap

    kesinambungan keberhasilan operasi kami. Kami juga memperoleh

    manfaat dari perjanjian bantuan manajemen dan teknologi jangka

    panjang dengan VCL, yang berlangsung hingga Kontrak Karya

    berakhir.

    d) Cadangan bijih yang kuat: Per 31 Desember 2011, perkiraan

    cadangan mineral adalah 72,1 juta metrik ton cadangan bijih terbukti

    berkadar nikel 1,84% dan 37,3 juta metrik ton cadangan bijih terduga

    berkadar nikel 1,70%. Kami yakin bahwa cadangan bijih terbukti dan

    terduga ini cukup untuk mendukung operasi PT Vale selama sekitar

    25 tahun pada tingkat produksi saat ini.

    e) Profil keuangan yang kuat dengan risiko terbatas terhadap mata uang

    lokal: Kami selalu membukukan laba setiap tahun sejak tahun 1987,

    mencapai laba tertinggi di tahun 2007, termasuk di tengah krisis

    ekonomi dunia pada tahun 2008 hingga 2009. Meskipun beroperasi di

    Indonesia, risiko kami terhadap mata uang lokal terbatas karena

    seluruh penghasilan kami dalam dollar AS, sesuai dengan perjanjian

    penjualan kami; lebih lagi, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar

  • AS telah stabil selama beberapa tahun ini dengan harapan ekonomi

    Indonesia akan tetap membaik di tahun-tahun mendatang.

    4.6 Vale: Pemimpin Global

    4.6.1 Tanggung jawab Lingkungan Hidup

    Vale adalah pemimpin global dalam perlindungan lingkungan hidup dan

    keberlanjutan. Berikut adalah beberapa pencapaian kami:

    1. Vale adalah pemimpin dari rehabilitasi lingkungan.

    2. Vale adalah perusahaan tambang berperingkat tinggi di dunia, dalam

    hal emisi karbon yang dihasilkan per pendapatan.

    3. Vale melindungi sekitar 11.000 km persegi alam di seluruh dunia.

    4.6.2 Tanggung jawab Sosial

    Vale menunjukkan komitmen kami terhadap tanggung jawab sosial

    seluruh dunia lewat:

    1. Penciptaan peluang kerja

    2. Stimulasi pertumbuhan ekonomi

    3. Komitmen berkelanjutan untuk mempekerjakan dan melatih pekerja

    lokal.

    4. Pendirian dan dukungan untuk program-program pendidikan dan

    budaya

    5. Investasi strategis dalam inisiatif tanggung jawab sosial.

    4.6.3 Keunggulan Kompetitif Vale

  • 1. Talent Management: Kami akan menjadi pusat bakat dan

    kepemiminan, memastikan sumber daya manusia yang tepat.

    2. Business Model Innovation: Kami selalu mencari cara-cara dan

    peluang baru untuk meredefinisikan landasan persaingan kami,

    membuka potensi nilai tambah dalam bisnis kami saat ini dan lewat

    peuang-peluang baru.

    3. Technologikal Innovation and Operational Excellence: Kami akan

    memastikan bahwa kami menggunakan ahli-ahli terbaik dalam

    bidangnya di bidang teknik, pemasok dan pelaksanaan proyek, agar

    proyek dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan anggaran yang

    ditentukan dan dengan kualitas yang baik.

    4. Sustainability: Kami akan menjadi mitra pilihan masyarakat dan

    pemerintah secara global karena kemampuan kami untuk berinvestasi

    dan mengembangkan sumber daya alam, mempromosikan

    kesejahteraan social dan ekonomi, dan menghargai lingkungan hidup.

    4.7 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terdapat di

    PT.Vale, Tbk

    4.7.1 Program Kesehatan Kerja

    Pada tahun 2011, PT Vale menginvestasikan lebih dari AS$5 juta untuk

    inisiatif-inisiatif di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan

    pengembangan masyarakat. Perseroan juga berinvestasi dalam berbagai

    program pengurangan emisi sulfur. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja,

    Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja mencakup imbalan kerja yang terkait

    dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan imbalan kesehatan paska kerja.

  • Perseroan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dalam Surat

    Keputusan No. Kep 434/KM.17/1997 tanggal 31 Juli 1997, yang diumumkan

    dalam lembaran negara No. 73/1997 tanggal 12 Septermber 1997, untuk

    mendirikan Dana Pensiun International Nickel Indonesia, suatu dana pensiun

    yang dikelola secara tersendiri, dimana karyawan tertentu yang diterima sebagai

    karyawan sebelum 1 Januari 2011 yang telah memiliki persyaratan masa kerja

    yang disyaratkan berhak untuk memperoleh imbalan tertentu, apabila karyawan

    tersebut pensiun, cacat, atau meninggal dunia. Perseroan juga telah menunjuk

    pihak ketiga untuk mengelolaprogram kesehatan paska kerja melalui mekanisme

    pembayaran iuran bulanan.

    Melakukan pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan kerja dalam

    lingkungan kerja, meningkatkan kesadaran karyawan terhadap lingkungan kerja

    yang yang sehat, , meningkatkan instigasi dan inspeksi audit tentang lingkungan

    kerja yang sehat. Selain itu tersedianya pelayanan rumah sakit yang bisa

    dipergunakan seluruh karyawan untuk melakukan pemeriksaan . Hal tersebut

    dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya produktifitas yang diakibatkan

    sering absen karena sakit ataupun karena kecelakaan kerja. Serta biaya

    pengobatan, dirawat, dioperasi, dan sebagainya menjadi tanggung jawab

    perusahaan.

    4.7.2 Program Keselamatan Kerja

    PT Vale menganggap pentingnya variable Program Keselamatan Kerja,

    hal tersebut dibuktikan dengan adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri

    seperti sarung tangan dan masker di tempat kerja, pemakaian helm kerja, ada

    pengaturan udara yang cukup, ada petunjuk dan peringatan di tempat kerja.

    khususnya yang berada di Departemen Proses bagin Converter sebelum

  • karyawan melakukan kerjanya diberikan pengetahuan tentang resiko bahaya di

    tempat kerja, memantau penggunaan alat selama bekerja.

    Pemimpin-pemimpin operasional di PT Vale menerima pelatihan ekstensif

    untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mereka bertanggung jawab untuk

    menjadi panutan bagi angota tim mereka. Metodologi yang di gunakan termasuk

    Audit Keselamatan Tingkat Tinggi, yang dilakukan secara rutin untuk memastikan

    area kami beroperasi sesuai dengan standar keselamatan secara konsisten, dan

    hasil dari audit-audit tersebut menjadi kriteria evaluasi dari Employee

    Performance Scorecards. Selain itu, Perseroan juga mengintegrasikan Major

    Hazard Standards kami dengan standar global Vale, dan dengan menyediakan

    pelatihan tambahan bagi para pemimpin dan karyawan yang terlibat dalam aspek

    operasional yang memiliki risiko tambahan.

    Pencapaian di bidang kesehatan lingkungan dan keselamatan selama

    2011 termasuk keberhasilan PT Vale mencapai 13 juta jam kerja tanpa Lost Time

    Injury. Ini adalah pencapaian kelas dunia, dan karyawan PT Vale berhak atas

    ucapan selamat. Investasi pada karyawan terlihat jelas dari lebih dari 110.000

    jam-karyawan yang didedikasikan untuk aktivitas pelatihan dan pengembangan

    karyawan. Ini adalah peningkatan sebanyak 21.000 jam-karyawan atau 24

    persen dari tahun sebelumnya.

    4.7.3 Pentingnya Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi PT Vale

    Dari enam nilai-nilai yang juga ditegakkan di semua organisasi Vale

    lainnya di seluruh dunia yang pertama dan paling penting adalah hidup sangat

    berharga. Kami telah membuat Kesehatan dan Keselamatan para karyawan

    kami prioritas nomor satu. Lebih dari sekedar retorika, kami membuat prosedur

    dan proses Kesehatan dan Keselamatan menjadi instrumental, dan

    memberdayakan karyawan-karyawan kami untuk berperan sebagai teladan

  • dalam mempraktekkan hal tersebut secara efektif dan konsisten. Pendekatan

    kami terhadap Kesehatan dan Keselamatan dimulai dengan menimbulkan

    kesadaran terhadap berbagai macam risiko dan pentingnya mengurangi risiko

    tersebut.

    Pada bulan Februari 2011, gempa bumi dan badai petir di Sorowako

    mengganggu produksi. Akibat dari peristiwa alam ini, sambungan listrik dan

    beberapa fasilitas kami terganggu sehingga menyebabkan penghentian produksi

    sementara. PT Vale tidak akan pernah mengkompromikan keselamatan

    karyawannya, sehingga semua kegiatan operasi dihentikan hingga kami

    menyelesaikan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk memastikan operasi

    yang benar dan aman sebelum dimulai kembali.

    Berikut ini adalah beberapa pencapaian PT Vale selama 2011:

    Keselamatan:

    1. Implementasi Vale Critical Activity Requirement (CAR).

    2. 94,9% tingkat kepatuhan terhadap CAR, dan 100% tingkat kepatuhan

    hukum. Audit ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh

    Vale.

    3. Mencatat 1,62 Total Reported Incident Frequency Rate (TRIFR)

    4. 26 kasus Total Reported Incident ( TRI).

    5. Implementasi Modul Safety - SAP (SAP Modul Safety).

    Kesehatan:

    1. Implementasi SAP Modul Industrial Hygiene.

    2. Penelitian mengenai Asbes di dalam bijih mineral.

    3. Program pemantauan resiko terekspos paparan kerja untuk terhadap

    Resiko Kesehatan Kerja kuantatif.

  • 4. Melanjutkan pemantauan ruang kerja dalam rangka pemantauan

    kondisi kerja dan kepatuhan peraturan yang berlaku.

    Kebakaran dan Penanganan Kondisi Darurat:

    1. Berpartisipasi dalam Pekan National Fire and Rescue.

    2. Mendapat 2 Medali Emas untuk Penyelamatan dari Sudut Tinggi dan

    Latihan Kebugaran Pemadam Kebakaran; dan 1 medali perak untuk

    kategori Pemadaman Kebakaran.

    Selain keuntungan yang luar biasa bagi PT Vale dan tetangga-tetangga

    kami, kami dengan bangga melaporkan bahwa proyek ini menghasilkan 9,4 juta

    jam kerja tanpa kecelakaan. Ini adalah rekor baru bagi Perseroan untuk proyek

    apapun, dan ini adalah bukti positif keberhasilan kami dalam menerapkan

    praktikpraktik keselamatan di tempat kerja.

  • BAB V

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    5.1 Karakteristik Responden

    Responden (sampel) dalam penelitian ini adalah karyawan yang lokasi

    kerjanya di bagian Converter yang terdapat di dalam Departemen Proses

    sebanyak 100 orang. Sampel yang dipilah adalah karyawan yang tentunya

    berhubungan dan berkaitan dengan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

    sehingga dapat mengetahui atau menilai Produktivitas Karyawan di PT. Vale

    Indonesia, Tbk. Terdapat 4 karakterisitik responden yang dimasukkan dalam

    penelitian ini, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan

    masa kerja. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud,maka

    disajikan tabel mengenai data responden seperti dijelaskan berikut ini:

    1. Jenis Kelamin

    Tabel 5.1

    Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

    Sumber : Data diolah, 2012

    Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari responden yang berjumlah 100 orang,

    ternyata dikuasai oleh laki-laki sebanyak 100 orang (100%) dan sama sekali

    tidak terdapat perempuan. Mengingat kebanyakan karyawan yang ada di bagian

    ini bekerja di lapangan yang tentunya kebanyakan laki-laki atau semuanya

    adalah laki-laki.

    Jenis Kelamin

    Frekuensi Persentase

    (orang) (%)

    Laki-laki 100 100 Perempuan - -

    Total 100 100

  • 2. Usia

    Tabel 5.2

    Karakteristik Responden berdasarkan Usia

    Usia Frekuensi Persentase

    (orang) (%)

    45 Tahun 7 7

    Total 100 100 Sumber : Data diolah, 2012

    Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, yang paling

    banyak berada pada kisaran usia 26 35 tahun sebanyak 56 orang. Untuk

    kisaran usia 36 - 45 tahun sebanyak 35 orang. Sedangkan pada kisaran usia >45

    tahun sebanyak 7 orang dan responden yang paling sedikit berada pada kisaran

    usia

  • sedangkan yang terakhir tidak ada yang berpendidikan D-III. Hal ini menunjukkan

    bahwa latar belakang pendidikan responden didominasi oleh SMA/SMK.

    4. Masa Kerja Responden

    Tabel 5.4

    Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja

    Masa Kerja Frekuensi Persentase

    (orang) (%)

    20 Tahun 11 11

    Total 100 100 Sumber : Data diolah, 2012

    Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, responden

    terbanyak berada pada kisaran masa kerja 11 15 tahun sebanyak 31 orang.

    Untuk kisaran 6-10 tahun sebanyak 28 orang. Sedangkan untuk kisaran 20 tahun sebanyak 11 orang dan responden

    yang paling sedikit berada pada kisaran 16 20 tahun sebanyak 4 orang.

    5.2 Penentuan Range

    Survei ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi di tiap

    pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden

    sebanyak 100 orang, maka :

    Range= Skor tertinggi-Skor terendah Range Skor

    Skor tertinggi : 100 x 5 = 500

  • Skor terendah : 100 x 1 = 100

    Sehingga range untuk hasil survei yaitu : 500-100 = 80 5 Range skor :

    100 180 = Sangat Tidak Baik 341 420 = Baik

    181 260 = Tidak Baik 420 500 = Sangat Baik

    261 340 = Kurang Baik

    5.3 Perhitungan Skor

    Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Program Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan, maka berikut ini

    digambarkan hasil pengisian kuesioner :

    Tabel 5.5

    Tanggapan Responden terhadap Variabel Program Kesehatan Kerja (X1)

    PERTANYAAN

    Tingkat Jawaban Responden

    SKOR Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu

    Kurang Setuju

    Tidak Setuju

    F % F % F % F % F % 1. Ruang kerja yang bersih dan nyaman adalah ruang kerja yang memiliki ventilasi udara yang cukup dan bersih.

    55 55 37 37 6 6 2 2 - - 445

    2. Penerangan yang baik dalam ruang kerja mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja.

    61 61 32 32 6 6 - - 1 1 452

    3. Apakah dengan adanya ruang kerja yang bersih mempunyai pengaruh yang baik pada kelangsungan kerja karyawan?

    72 72 28 28 - - - - - - 472

    4. Pengaturan suhu udara pada penggunaan AC dalam ruang kerja memberikan kenyamanan pada karyawan dalam bekerja

    64 64 36 36 - - - - - - 464

  • 5. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada karyawan telah cukup baik. 18 18 54 54 21 21 6 6 1 1 382

    Rata-rata 443

    Sumber : Data diolah, 2012

    Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan

    responden terhadap variabel Program Kesehatan Kerja bersifat positif. Sehingga

    dapat dikatakan bahwa karyawan menilai PT Vale Indonesia Tbk memiliki

    tanggungjawab yang tinggi terhadap Kesehatan Kerja. Hal tersebut terlihat dari

    nilai rata-rata penilaian responden yang berada range ke lima ( Sangat Baik )

    dengan perolehan skor rata-rata sebesar 443.

    Tabel 5.6

    Tanggapan Responden terhadap Variabel Program Keselamatan Kerja (X2)

    PERTANYAAN

    Tingkat Jawaban Responden

    SKOR Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu

    Kurang Setuju

    Tidak Setuju

    F % F % F % F % F % 1. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh karyawan telah memenuhi standar keselamatan kerja.

    39 39 52 52 9 9 - - - - 430

    2. Dalam bekerja karyawan harus selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan.

    62 62 36 36 2 2 - - - - 460

    3. Semua peralatan keselamatan dipelihara tetap dalam kondisi bersih, baik, dan siap digunakan.

    45 45 48 48 7 7 - - - - 438

    4. Apakah pemeliharaan fasilitas-fasilitas misalnya alat-alat pemadam kebakaran, untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja karyawan cukup baik?

    17 17 62 62 19 19 2 2 - - 394

  • 5. Penggunaan mesin-mesin selalu dilengkapi dengan alat-alat pengaman yang dibutuhkan.

    30 30 56 56 14 14 - - - - 416

    Rata-rata 427, 6

    Sumber : Data diolah, 2012

    Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan

    responden terhadap variabel Program Keselamatan Kerja bersifat positif.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa responden menilai PT Vale Indonesia Tbk

    memiliki tanggungjawab yang tinggi terhadap Keselamatan Kerja. Hal tersebut

    terlihat dari nilai rata-rata penilaian responden yang berada range ke lima (

    Sangat Baik ) dengan perolehan skor rata-rata sebesar 427,6.

    Tabel 5.7

    Tanggapan Responden terhadap Variabel Produktivitas Karyawan (Y)

    PERTANYAAN

    Tingkat Jawaban Responden

    SKOR Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu

    Kurang Setuju

    Tidak Setuju

    F % F % F % F % F % 1. Karyawan harus mampu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu..

    23 23 70 70 4 4 3 3 - - 413

    2. Peningkatan kinerja yang anda capai sudah sesuai target yang ditetapkan.

    13 13 68 68 14 14 4 4 1 1 388

    3. Pimpinan anda akan memberikan sanksi tegas kepada anda jika terlambat datang atau menyelesaikan pekerjaan tidak tepat waktu.

    10 10 54 54 18 18 13 13 5 5 351

    4. Output yang anda hasilkan sudah sesuai atau melebihi standar kerja yang ditetapkan.

    16 16 72 72 12 12 - - - - 404

    5. Dalam setiap menyelesaikan pekerjaan, anda harus meneliti/mengevaluasi kembali tingkat kesalahan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan.

    36 36 59 59 5 5 - - - - 431

  • Rata-rata 397,4

    Sumber : Data diolah, 2012

    Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan

    responden terhadap variabel Produktivitas Karyawan bersifat positif. Sehingga

    dapat dikatakan bahwa responden menilai PT Vale Indonesia Tbk memiliki

    tanggungjawab yang tinggi terhadap Produktivitas Karyawan, dan pentingnya

    peningkatan Produktivitas kinerja karyawan. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-

    rata penilaian responden yang berada range ke empat ( Baik ) dengan perolehan

    skor rata-rata sebesar 397,4.

    5.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

    5.4.1 Uji Validitas

    Dengan menggunakasn SPSS 17.0 diperoleh data personal correlation

    atau R hitung dari tiap variabel kemudian dibandingkan dengan R tabel. Dengan

    menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df1 (jumlah variabel -1) = 2, dan

    df2 (n-k-1) atau 100-2-1 = 97 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah

    variabel independen), hasil diperoleh untuk R-tabel sebesar 0,1975. Untuk lebih

    jelasnya perhatikan tabel dibawah:

    Tabel 5.8

    Hasil Uji Validitas

    Instrumen Item Rhitung Keterangan Variabel Pertanyaan Kesehatan Kerja X1.1 0,615 Valid

    (X1) X1.2 0,728 Valid X1.3 0.605 Valid X1.4 0,604 Valid X1.5 0,493 Valid

  • Sumber : Data diolah, 2012

    Dari tabel diatas tampak bahwa seluruh R hitung tiap pertanyaan memiliki

    nilai yang lebih besar dari R tabel. Sehingga diperoleh hasil bahwa semua

    pertanyaan dalam kuesioner adalah valid.

    5.4.2 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas menunjukkan suatu instrument yang dapat digunakan sebagai

    alat pengumpul data, karena instrumen dapat dipercaya dan reliable yang akan

    menghasilkan data yang dapat dipercaya. Suatu instrument dikatakan reliabel

    apabila memiliki nilai Cronbachs alpha () > 0,60 (Imam Ghozali, 2007 : 42).

    Perhitungan nilai koefisien reliabilitas untuk instrument penelitian yang

    digunakan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

    Tabel 5.9

    Hasil Uji Reliabilitas

    Variabel Cronbachs Alpha Keterangan

    Kesehatan Kerja (X1) 0,735 Reliabel

    Keselamatan Kerja(X2) 0,781 Reliabel

    Produkivitas Karyawan (Y) 0,742 Reliabel Sumber : Data diolah, 2012

    Keselamatan Kerja X2.1 0,655 Valid (X2) X2.2 0,672 Valid

    X2.3 0,769 Valid X2.4 0,700 Valid X2.5 0,755 Valid

    Produktivitas Karyawan Y1 0,581 Valid (Y) Y2 0,670 Valid

    Y3 0,760 Valid Y4 0,529 Valid Y5 0,532 Valid

  • Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas instrumen

    penelitian, menunjukkan cronbachs alpha > 0,60 maka dapat disimpulkan

    bahwa instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel.

    5.5 Analisis dan Pembahasan Pengaruh Progam Kesehatan

    Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan

    5.5.1 Hasil Analisis Regresi Berganda

    Berdasarkan hasil dari analisis (dapat dilihat pada lampiran) dengan

    menggunakan program SPSS 17.0 maka diperoleh hasil analisis regresi sebagai

    berikut:

    Tabel 5.10

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    B Std. Error Beta t Sig.

    1 (Constant) 7.415 1.953 3.796 .000

    X1 .240 .113 .238 2.118 .037

    X2 .343 .105 .367 3.261 .002

    a. Dependent Variable: Y

    Sumber : Data diolah, 2012

    Berdasarkan tabel 5.11 diatas dapat diperoleh persamaan regresi

    berganda sebagai berikut:

    Y = 7,415 + 0,240 X1 + 0,343 X2

    Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Konstanta (a) sebesar 7,415 berarti walaupun tanpa adanya pengaruh

    baik berupa kesehatan kerja maupun keselamatan kerja para karyawan mampu

    mencapai produktivitas kerja yang baik (Y) 7,415.

    Koefisien b1 0,240 menunjukan bahwa kesehatan kerja (X1) berpengaruh

    positif terhadap produktifitas karyawan (Y) yaitu sebesar 0,240. Hal ini berarti

    bahwa apabila ada peningkatan program kesehatan kerja maka peningkatan

    tersebut akan berpengaruh pada produktivitas karyawan.

    5.6 Uji Koefisien Regresi Secara Bersamaan (Uji F)

    Koefisien b2 0,343 menunjukan bahwa keselamatan kerja (X2) berpengaruh

    positif terhadap produktivitas karyawan (Y) yaitu sebesar 0,343. Hal ini berarti

    bahwa apabila ada peningkatan program keselamatan kerja maka peningkatan

    tersebut akan berpengaruh pada produktivitas karyawan.

    5.5.2 Analisis Korelasi

    Tabel 5.11

    Hasil analisis pengaruh program kesehatan dan keselamatan kerja

    terhadap produktivitas karyawan seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.11

    diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi(R) = 0,553. Hal ini berarti pengaruh

    Model Summaryb

    Model

    R R Square Adjusted R

    Square Std. Error of the Estimate

    1 .553a .306 .292 1.83475

    Sumber : Data diolah, 2012

  • program kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan

    bersifat signifikan karena nilai R = 0.553 mendekati 1.

    5.5.3. Koefisien Determinisasi

    Tabel 5.11 juga memperlihatkan nilai koefisien determinasi (R-square) yang

    digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen (X1 dan

    X2) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0,306. Hal ini berarti bahwa

    peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh faktor program kesehatan dan

    keselamatan kerja sebesar 30,6% dan sisanya yaitu sebesar 69,4% dipengaruhi

    oleh faktor-faktor lain di luar program kesehatan dan keselamatan kerja

    Uji F bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel Kesehatan

    dan Keselamatan kerja terhadap Produktivitas Karyawan secara bersama-sama.

    1. Merumuskan hipotesis

    H0 = tidak ada pengaruh signifikan antara Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas karyawan

    Departemen Proses pada pada PT. Vale Indonesia, Tbk.

    H1= ada pengaruh signifikan antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    secara bersama-sama terhadap Produktivitas Karyawan

    De