bab 1 acc
DESCRIPTION
fajhjTRANSCRIPT
PROPOSAL
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN EDEMA PADA IBU HAMIL
YANG ANC DI POLI KEBIDANAN RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
OLEH
WIKHE ARINDANPM. 1526040066
JURUSAN KEBIDANAN JENJANG D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTIBENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO di negara berkembang angka kematian ibu sebesar
228/100.000 kelahiran hidup. Di negara berkembang resiko kematian ibu lebih
tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan. Sedangkan dinegara maju resiko ini kurang dari
1 dalam 6.000 (Syamsudin, 2012). Di Indonesia yaitu sekitar 18.000 wanita yang
meninggal akibat komplikasi obstetri (10%) dan perdarahan (30,77%) Preeklamsi/
eklamsi (25,8%), infeksi (22,5%) lain-lain (11,5%). AKI di Indonesia tertinggi di
ASEAN sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu
tiap tahun atau 2 ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Diprovinsi bengkulu Angka kematian ibu (AKI)
pada Tahun 2011 mencapai 101,45 per 1000 kelahiran hidup, Tahun 2012
mencapai 114,4 per 100. 000 kelahiran hidup dan Tahun 2013 mencapai 115,2
per 1000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013).
Pelayanan Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu hamil yang tujuannya untuk mengetahui keadaan ibu dan
janin secara berkala. Pemeriksaan Antenatal Care minimal didapatkan oleh ibu
hamil 4 kali yaitu kunjungan pertama (K-I) satu kali pada tri mester pertama
(sebelum 14 minggu), kunjungan ke dua (K-II ) satu kali pada trimester ke dua
(antara minggu 14-28), kunjungan ulang ke tiga dan keempat (K-III dan K-IV)
pada trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). Secara
Nasional Tahun 2012 target pelayanan Antenatal Care K-I adalah (99.8%) dan
K-IV berjumlah (87%).
Pada pemeriksaan ANC terdapat beberapa kelainan yang dialami oleh ibu
hamil diantaranya edema. Edema dapat terjadi pada ibu hamil salah satunya di
sebabkan oleh pre eklamsi. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di
antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Edema atau
pembengkakan pada kaki saat hamil disebabkan peningkatan volume darah
selama kehamilan dan tekanan dari rahim ke pembuluh darah di kaki, edema kaki
ringan sering terjadi selama kehamilan. Namun, komplikasi serius kehamilan
seperti trombosis pembuluh darah dalam dan preeklamsia juga bisa menyebabkan
edema. Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya edema, diantaranya:
Berdiri terlalu lama, kelebihan asupan natrium (garam), terlalu banyak
mengkonsumsi kafein, kekurangan kalium dan trias kehamilan atau preeklamsia.
Preeklamsia selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan
darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah (Blogdokter,
2012).
Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan
dalam tubuh, nyeri perut, sakit kepala yang berat, perubahan pada refleks,
penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali, ada darah
pada air kencing, pusing dan mual dan muntah yang berlebihan. Berdiri yang
terlalu lama, dudk terlalu lama dan jongkok terlalu lama juga harus dihindari
karena akan berdampak pada kondisi pembengkakan pada kaki ibu dan saat
bekerja di dapur, buka lemari di bawah wastafel dan istirahatkan satu kaki di
bagian dalam kabinet. Ubah kaki setiap lima sampai 15 menit (Manuaba, 2006).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan aktivitas fisik dengan edema pada ibu
hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam
penelitian ini adalah “apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan edema pada
ibu hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari hubungan aktivitas fisik dengan edema pada ibu
hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik pada ibu hamil yang ANC di
Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
b. Untuk mengetahui gambaran edema pada ibu hamil yang ANC di Poli
Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
c. Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan edema pada ibu
hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
Dapat menambah wawasan dan referensi mahasiswa tentang hubungan
aktivitas fisik dengan edema pada ibu hamil yang ANC di Poli Kebidanan
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Bagi RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
Dapat meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas tentang hubungan
aktivitas fisik dengan edema pada ibu hamil yang ANC di RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan aktivitas fisik
dengan edema pada ibu hamil yang ANC di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
PROPOSAL
HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN EDEMA PADA IBU HAMIL
YANG ANC DI POLI KEBIDANAN RSUD DR. M. YUNUS
BENGKULU
OLEH
WIKHE ARINDANPM. 1526040066
JURUSAN KEBIDANAN JENJANG D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTIBENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO di negara berkembang angka kematian ibu sebesar
228/100.000 kelahiran hidup. Di negara berkembang resiko kematian ibu lebih
tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan. Sedangkan dinegara maju resiko ini kurang dari
1 dalam 6.000 (Syamsudin, 2012). Di Indonesia yaitu sekitar 18.000 wanita yang
meninggal akibat komplikasi obstetri (10%) dan perdarahan (30,77%) Preeklamsi/
eklamsi (25,8%), infeksi (22,5%) lain-lain (11,5%). AKI di Indonesia tertinggi di
ASEAN sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu
tiap tahun atau 2 ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Diprovinsi bengkulu Angka kematian ibu (AKI)
pada Tahun 2011 mencapai 101,45 per 1000 kelahiran hidup, Tahun 2012
mencapai 114,4 per 100. 000 kelahiran hidup dan Tahun 2013 mencapai 115,2
per 1000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013).
Pelayanan Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu hamil yang tujuannya untuk mengetahui keadaan ibu dan
janin secara berkala. Pemeriksaan Antenatal Care minimal didapatkan oleh ibu
hamil 4 kali yaitu kunjungan pertama (K-I) satu kali pada tri mester pertama
(sebelum 14 minggu), kunjungan ke dua (K-II ) satu kali pada trimester ke dua
(antara minggu 14-28), kunjungan ulang ke tiga dan keempat (K-III dan K-IV)
pada trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). Secara
Nasional Tahun 2012 target pelayanan Antenatal Care K-I adalah (99.8%) dan
K-IV berjumlah (87%).
Pada pemeriksaan ANC terdapat beberapa kelainan yang dialami oleh ibu
hamil diantaranya edema. Edema dapat terjadi pada ibu hamil salah satunya di
sebabkan oleh pre eklamsi. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di
antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Edema atau
pembengkakan pada kaki saat hamil disebabkan peningkatan volume darah
selama kehamilan dan tekanan dari rahim ke pembuluh darah di kaki, edema kaki
ringan sering terjadi selama kehamilan. Namun, komplikasi serius kehamilan
seperti trombosis pembuluh darah dalam dan preeklamsia juga bisa menyebabkan
edema. Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya edema, diantaranya:
Berdiri terlalu lama, kelebihan asupan natrium (garam), terlalu banyak
mengkonsumsi kafein, kekurangan kalium dan trias kehamilan atau preeklamsia.
Preeklamsia selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan
darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah (Blogdokter,
2012).
Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan
dalam tubuh, nyeri perut, sakit kepala yang berat, perubahan pada refleks,
penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali, ada darah
pada air kencing, pusing dan mual dan muntah yang berlebihan. Berdiri yang
terlalu lama, dudk terlalu lama dan jongkok terlalu lama juga harus dihindari
karena akan berdampak pada kondisi pembengkakan pada kaki ibu dan saat
bekerja di dapur, buka lemari di bawah wastafel dan istirahatkan satu kaki di
bagian dalam kabinet. Ubah kaki setiap lima sampai 15 menit (Manuaba, 2006).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan preeklamsia dengan edema pada ibu
hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam
penelitian ini adalah “apakah ada hubungan preeklamsia dengan edema pada
ibu hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari hubungan preeklamsia dengan edema pada ibu
hamil yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran preeklamsia pada ibu hamil yang ANC di
Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
b. Untuk mengetahui gambaran edema pada ibu hamil yang ANC di Poli
Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
c. Untuk mengetahui hubungan preeklamsia dengan edema pada ibu hamil
yang ANC di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
Dapat menambah wawasan dan referensi mahasiswa tentang hubungan
aktivitas fisik dengan edema pada ibu hamil yang ANC di Poli Kebidanan
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Bagi RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
Dapat meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas tentang hubungan
aktivitas fisik dengan edema pada ibu hamil yang ANC di RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan aktivitas fisik
dengan edema pada ibu hamil yang ANC di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
PROPOSAL
HUBUNGAN RIWAYAT GASTRITIS DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RSUD DR. M. YUNUS
BENGKULU
OLEH
WIKHE ARINDANPM. 1526040066
JURUSAN KEBIDANAN JENJANG D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTIBENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dari peristiwa
kehamilan dikenal dengan istilah primigravida dan multigravida. Primigravida
adalah wanita yang hamil pertama kali sedangkan multigravida adalah ibu hamil
yang sebelumnya sudah pernah hamil lebih dari satu kali. Dalam proses
kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain perubahan tersebut ibu
hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti kelelahan, keputihan,
ngidam, sering buang air kencing dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009).
Keluhan yang paling umum dirasakan pada ibu hamil adalah emesis
gravidarum. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada ibu hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk yang disebut hiperemesis gravidarum (Prawirohardjo, 2005).
Emesis gravidarum merupakan salah satu gejala paling awal, paling
umum dan paling menyebabkan stres yang berkaitan dengan kehamilan. Akan
tetapi dokter obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya
semata-mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering
kali membuat mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasinya. Mual dan
muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal
diawal kehamilan tanpa mengetahui dampak hebat yang ditimbulkan pada wanita
dan keluarga mereka (Tiran, 2009).
Kejadian emesis gravidarum dialami oleh sebagian besar ibu hamil baik
primigravida maupun multigravida. Emesis gravidarum terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida (Prawirohardjo, 2005). Sekitar70%
wanita hamil akan mengalami rasa mual. Rasa mual ini dimulai pada minggu-
minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12%
ibu hamil mengalaminya sampai sembilan bulan. Power et al (2005) mencatat
51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah (Tiran,
2009).
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon beta HCG
(hormon Chorionic Gonadotropin) yang berfungsi untuk menjaga kehamilan
sebelum plasenta terbentuk. Hormon HCG memicu tingginya produksi asam
lambung, sehingga ibu hamil merasa seperti orang sakit gastritis dengan gejala
kembung, mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Hormon HCG juga mengurangi
gerakan lambung dan usus. Peningkatan hormon beta HCG disertai peningkatan
sensitifitas wanita hamil terhadap bau akibat efek hormon progesteron yang juga
meningkat semasa hamil, terkadang menyebabkan mual dan muntah hebat pada
masa awal kehamilan (Utami, 2008).
Selama masa kehamilan, sering kali ibu hamil mengalami gangguan
pada lambungnya. Ibu hamil terkena gastritis karena wanita pada saat hamil
muda dan telah memiliki riwayat gastritis akan sangat beresiko kambuh terutama
saat mengidam. Saat mengidam, terkadang ibu hamil muda tidak berselera
makan, mual dan muntah (emesis gravidarium) akibat pengaruh hormone
chorionic gonadotropin. Karena perut sering dalam keadaan kosong, maka sakit
tidak bisa dihindari. Begitupun sebaliknya, penyakit gastritis yang diderita
sebelumnya bisa memperburuk masa mengidam wanita hamil, yaitu mual muntah
berlebihan (hiperemesis gravidarum). Oleh karena itu, hindari lebih dahulu
makanan yang merangsang lambung. Selain itu, tablet penambah darah sementara
jangan dikonsumsi dulu, karena obat inibersifat mengiritasi pada lambung
(Vinermag, 2011).
Wanita hamil dengan gastritis mungkin lebih rentan terhadap mual dan
muntah. Muntah dan akan menghalangi ibu dan bayi untuk mendapatkan asupan
nutrisi yang cukup. Jika ibu tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, maka
akan berpengaruh pada janin. Misalnya kemungkinan janin mengalami BBLR
(Pratidina, 2012). Hormon progesteron berfungsi sebagai relaksasi rahim untuk
mempertahankan kehamilan sampai usia aterm (cukup bulan). Terkadang
peningkatan hormon ini mengakibatkan terjadinya relaksasi pada saluran
pencernaan dan berakibat melambatnya pengosongan lambung dan peristaltik
(kerja usus). Kondisi ini menyebabkan rasa eneg, sebah, penuh dan mual, bahkan
bisa mengakibatkan timbulnya penumpukan gas di saluran pencernaan. Walaupun
penumpukan gas tidak mempengaruhi janin tetapi cukup mengganggu bagi ibu
hamil. Sedangkan hormon HCG (Human Chorionic Gondadotropin) berfungsi
untuk menstimulasi ovarium untuk menghasilkan estrogen yang bisa
menimbulkan rasa mual (Melindacare, 2012).
Berdasarakan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul hubungan riwayat gastritis dengan emesis gravidarum
pada ibu hamil di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitan ini
adalah apakah ada hubungan riwayat gastritis dengan emesis gravidarum pada ibu
hamil di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari hubungan riwayat gastritis dengan emesis gravidarum
pada ibu hamil di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi riwayat gastritis pada ibu hamil
Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil
di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu
c. Untuk mengetahui hubungan riwayat gastritis dengan emesis gravidarum
pada ibu hamil di Poli Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
D. Manfaat
1. Bagi Tempat Penelitian
Memberikan masukan bidang keperawatan umumnya dan para tenaga
perawat RSUD dr. M. Yunus khususnya dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami emesis gravidarum.
2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti
Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi dan menambah
pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu khususnya
jurusan keperawatan sebagai calon perawat yang akan memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
3. Peneliti lain
Sebagai masukan bagi calon peneliti lain dan sebagai data dasar dalam
melakukan penelitian dengan masalah berbeda.