skripsi tari acc (1)
DESCRIPTION
materiTRANSCRIPT
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 1/51
i
PRODUKSI DAN KUALITAS FISIK SUSU SAPI PERAH FRIESIAN
HOLSTEIN (FH) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS
BAHAN BAKU LOKAL LIMBAH PERTANIAN
SKRIPSI
Oleh:
LESTARI KEMALA PUTRI
I 111 08 267
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 2/51
ii
PRODUKSI DAN KUALITAS FISIK SUSU SAPI PERAH FRIESIAN
HOLSTEIN (FH) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS
BAHAN BAKU LOKAL LIMBAH PERTANIAN
SKRIPSI
Oleh:
LESTARI KEMALA PUTRI
I 111 08 267
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 3/51
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Lestari Kemala Putri
NIM : I 111 08 267
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau
dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan sepenuhnya.
Makassar, Februari 2013
TTD
Lestari Kemala Putri
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 4/51
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Produksi dan Kualitas Fisik Susu Sapi Perah Frisiean
Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit
Berbasis Bahan Baku Lokal Limbah Pertanian
Nama : Lestari Kemala Putri
No. Pokok : I 111 08 267
Program Studi : Produksi Ternak
Jurusan : Produksi Ternak
Fakultas : Peternakan
Skr ipsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc.
NIP. 19641231 198903 1 026
Dekan Fakultas Peternakan
Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc.
NIP. 19520923 197903 1 002
Pembimbing Anggota
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Garantjang, M.Sc
NIP. 19450805 196901 1 001
Ketua Jurusan Produksi Ternak
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc.
NIP. 19641231 198903 1 025
Tanggal Lulus : Februari 2013
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 5/51
v
ABSTRAK
LESTARI KEMALA PUTRI (I111 08 267). Produksi dan Kualitas Fisik Susu sapi
Perah Friesian Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit Berbasis Bahan
Baku Lokal Limbah Pertanian. Di bawah bimbingan Ambo Ako sebagai
Pembimbing Utama dan Syamsuddin Garantjang sebagai Pembimbing Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pakan komplit
pada sapi perah Friesian Holstein (FH) yang berbasis bahan baku lokal limbah
pertanian (wortel, kol, kulit kopi, jerami jagung) di Kabupaten Enrekang terhadap
produksi dan kualitas fisik susu sapi perah FH. Penelitian ini menggunakan 3
perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan P1 (rumput gajah + dedak padi), P2
(rumput gajah + konsentrat) dan P3 (pakan komplit).Materi penelitian adalah
menggunakan sapi perah FHsebanyak 15 ekor. Hasil penelitian bahwa perlakuan
pakan komplit tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi susu sapi perah
FH. Rata-rata produksi susu sapi perah FH yaitu pada perlakuan rumput gajah +
dedak 6,75 liter/ekor/hari, rumput gajah + konsentrat 7,16 liter/ekor/hari dan pakan
komplit 8,38 liter/ekor/hari. BJ susu mempunyai rata-rata 1,028, analisis kualitatif
menunjukkan bahwa berat jenis pada susu sapi perah Friesian Holstein (FH) tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) antar perlakuan. pH susu mempunyai rata-rata 6,5.Uji
organoleptik terhadap bau dan rasa susu antara perlakuan P2 dan P3 memiliki bau
dan rasa yang lebih baik (Gurih/khas) dari P1, Warna susu pada perlakuan P2 dan
P3 adalah warna putih kekuningan, sedangkan pada perlakuan P1 adalah putih.
Kata Kunci : Sapi Perah Fri esian H olstein (FH), Produksi Susu, Kualitas Fisik
Susu, Pakan Komplit
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 6/51
vi
ABSTRACT
LESTARI KEMALA PUTRI (I 111 08 267). Physical Quality Milk Production
and Frisiean Holstein Dairy Cattle with Complete Feeding Raw Materials Locally-
Based Agricultural Waste.Supervised by Ambo Ako as chairman supervisor and
Syamsuddin Garantjang as the member supervisor.
This study aimed to observe the effect complete feed from agriculture waste
materials (carrots, cabbage, coffeebark, straw, maize) on the milk production and
quality of dairy cattle Frisiean Holstein (FH) in Enrekang. This study used 3
treatments and 5 replicates, the treatments was P1 (napiergrass + rice bran), P2
(napiergrass + concentrates) and P3 (complete feed). The Materials research is to usea 15 heads dairy cattle. The results of this study that the effect of feed treatments had
no significant (P>0.05) on the milk production of FH dairy cattle. Avarage milk
production of FH dairy cattle, in the treatment napiergrass + rice bran is 6,75
litre/head/day, in napiergrass + concentrates is 7,16 litre/head/day and in complete
feed is 8,38 litre/head/day . BJ of milk has average 1.028, the qualitative analysis
showed that BJ was not significant (P>0.05) between treatment. The avarege of pH
of milk was 6.5. Organoleptic test for the smell and taste of milk in P2 and P3
treatments was better (savory/typical) than P1 treatments. The color of milk in P2
and P3 treatments have yellowish white, while in P1 treatment has white.
Keywords: Frisiean Holstein Dairy Cattle, Milk Production, Milk QualityPhysical, Complete Feed.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 7/51
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi dengan judul: ”Produksi dan Kualitas Fisik Susu Sapi Perah Friesian
Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit Berbasis Bahan Baku Lokal
Limbah Pertanian” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada jurusan Produksi Ternak di Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan
dengan penuh rasa hormat kepada :
1. Allah Subuhanahuwata’ala atas segala perlindungan, rezki dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat memijakkan kaki di Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Ambo Ako selaku pembimbing utama sekaligus Penasehat Akademik
penulis dari tahun 2008 hingga selesai dan Bapak Syamsuddin
Garantjang,selaku pembimbing anggota, atas segala bantuan dan keikhlasannya
untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-saran sejak awal penelitian
sampai selesainya penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekeliruan yang telah penulis
lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 8/51
viii
3. Kedua orang tua, Ayahanda tercinta M. Husni Husain dan Ibunda tersayang
Sumiaty yang terus mendidik dan mendukung baik materil maupun moril serta
segala limpahan doa, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, dan segala bentuk
motivasi yang telah diberikan tanpa henti kepada Penulis, kepada saudaraku
Husniar, Wahyuningsih dan Nurfajrin serta keluarga yang besar yang selalu
memberikan dukungan dan semangat pada penulis.
4. Ambo Ako sebagai dosen pembimbing sekaligus Penasehat Akademik penulis
dari tahun 2008 hingga selesai, yang senantiasa memberikan motivasi dan
nasehat yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan semua
perkuliahan sampai selesai.
5. Dosen-Dosen penguji yang telah memberikan saran, guna kesempurnaan
skripsi ini.
6. Syamsuddin Hasan selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
dan Bapak Wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada
penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis dan staf Jurusan Produksi Ternak atas
segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
8. Kepada Bachtiar Fachruddin yang selalusetia memberisemangat,
motivasisertado’anya.
9. Kepada Bapak Sunusi dan Keluarga di Enrekangyang telah memberikan dan
mengizinkan menempati rumah dan ternaknya sebagai tempat penelitian selama
kurang lebih 2 bulan.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 9/51
ix
10. Kepada rekan-rekan sepenelitian Erdayanti, Naftika Edelweiys, Jernih
Amalia R, Ibrahim Hading dan Usamah Amranterima kasih atas bantuan
dan partisipasi selama penelitian.
11. Kepada sahabat penulisJanuarti Salombe,Nurfadilah, Hafsah, A. Citta
Pasamita, Jumiati, Fitriah, Sri Arwita, Naftika Edeilweiys, Erdayanti,
Indah Yunita, Feby Ratridini, Jernih Amalia R, Siti Chadijah , Musdalifah,
Khaeriah Nur, Muh. Azhar, dan teman-teman “Bakteri 08” serta semua
pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi
semuanya telah penulis lakukan dengan sebaik-baiknya demi kesempurnaan skripsi
ini. Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini
dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi diri penulis sendiri. Amin.
Makassar, Februari 2013
Penulis
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 10/51
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
LEMBAR KEASLIAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT.................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sapi Perah ........................................................... 3
B. Potensi dan Sumber Bahan Pakan .................................................. 4
C. Pakan Komplit ................................................................................ 6
D. Produksi Susu ................................................................................ 11
E. Kualitas Susu .................................................................................. 11
Halaman
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 11/51
xi
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .............................................................................. 18
Materi Penelitian .................................................................................. 18
Prosedur Penelitian ............................................................................... 18
Parameter yang Diamati ...................................................................... 20
Analisis Data ........................................................................................ 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produksi Susu ........................................................................... 19
B. Berat Jenis (BJ) Susu .............................................................. 24
C. Kualitas Fisik Susu ................................................................... 27
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................... 32
Saran ..................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33
LAMPIRAN.................................................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 12/51
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Kandungan Gizi Jerami Jagung ................................................................... 9
2. Kandungan Nutrisi dedak Padi .................................................................... 10
3. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Dedak Padi .................................... 19
4. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Konsentrat ..................................... 19
5. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit ............................................................. 19
6. Rata-Rata Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diberi Perlakuan Jenis
Pakan ........................................................................................................... 22
7. Rata-Rata Berat Jenis (BJ) Susu Sapi Perah FH yang Diberi Perlakuan Jenis
Pakan ........................................................................................................... 24
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 13/51
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Uji Organoleptik terhadap Rasa Susu Antara Rumput Gajah+Dedak
dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan
Pakan Komplit ............................................................................................. 27
2. Uji Organoleptik terhadap Warna Susu Antara Rumput Gajah+Dedak
dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan
Pakan Komplit ............................................................................................. 28
3. Uji Organoleptik terhadap Aroma Susu Antara Rumput Gajah+Dedak
dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan
Pakan Komplit ............................................................................................. 30
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 14/51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Analisis Ragam Produksi Susu.................................................................... 37
2. Analisis Ragam Berat Jenis (BJ) Susu ........................................................ 38
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 15/51
1
PENDAHULUAN
Kontribusi biaya pakan (hijauan dan konsentrat) dalam produksi setiap liter
susu mencapai 62,5% . Menurut Mudikdjo (2001), dibutuhkan 32,41% biaya
konsentrat untuk memproduksi setiap liter susu. Tingginya biaya pakan sering
menjadi kendala bagi peternak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sapi yang
dipelihara. Jika peternak dapat menggunakan pakan berkualitas dengan harga yang
lebih murah, maka usaha sapi perah dapat memberikan keuntungan yang lebih layak
bagi usaha yang dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya
menyediakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan peternak dengan harga yang
murah melalui pemanfaatan potensi pakan lokal (Yusdja, 2005).
Usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang memiliki karakteristik yang
berbeda dengan usaha sapi perah di Pulau Jawa. Peternak tidak menjual susu segar
tetapi mengolahnya menjadi dangke, sejenis makanan tradisional (lauk), yang telah
dikonsumsi turun temurun. Jumlah peternak skala kecil (1-3 ekor) mencapai 91%
dengan produktivitas rata-rata 5 liter/ekor/hari (Dinas Pertanian Enrekang, 2008).
Rendahnya produktivitas disebabkan adopsi teknologi pakan yang rendah serta
manajemen pemeliharaan yang tradisional (Yusdja, 2005).
Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan
yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani
masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 16/51
2
dengan meningkatnya konsumsi susu dari 6.8 liter/kapita/tahun pada tahun 2005
menjadi 7.7 liter/kapita/tahun pada tahun 2008 (setara dengan 25 g/kapita/hari) yang
merupakan angka tertinggi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 (Yusdja,
2005).
Dalam usaha peternakan, khususnya pengembangan usaha sapi perah,
merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan penyediaan sumber kebutuhan
protein, namun di satu sisi terjadi penurunan produktivitas sub sektor. Hal ini
disebabkan karena adanya persaingan lahan dengan sub sektor lainnya, dimana
semakin sulitnya memperoleh pakan sumber hijauan utamanya di musim kemarau.
Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memanfaatkan teknologi pakan lengkap berbahan baku lokal (Saragih, 2008).
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
mempertahankan produksi dan kualitas susu sapi perah dengan memanfaatkan
limbah perkebunan (wortel, kol, kulit kopi dan jerami jagung sebagai pakan ternak
sapi perah, terutama di musim kemarau saat berkurangnya hijauan pakan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh pemberian pakan
komplit pada sapi perah Friesian Holstein (FH) yang berbasis bahan baku lokal
limbah pertanian (wortel, kol, kulit kopi, jerami jagung) di Kabupaten Enrekang
terhadap produksi dan kualitas fisik susu sapi perah FH.
Kegunaan penelitian ini adalah memberikan solusi kepada para peternak
bahwa dengan memanfaatkan pakan komplit berbahan baku lokal mampu mengatasi
pakan terutama pada musim kemarau.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 17/51
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sapi Perah
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga
kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan
daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari
famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika
(Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM.
Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika
dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India
dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat
pembiakan sapi Ongole murni (Wiryo, 2010).
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua
yaitu :(1) Kelompok yang berasal dari sapi Zebu ( Bos indicus) atau jenis sapi yang
berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis, (2) Kelompok dari Bos
Primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos
Taurus. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel
antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari
Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei menunjukkan bahwa
jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di
Indonesia adalah Frisien Holstein (Nasrul, 2010).
Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari produk susu tersebut, selain berupa
susu segar juga produksi berupa permen susu, karamel, krupuk susu dan susu
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 18/51
4
pasteurisasi serta produksi olahan susu lainnya. Peternakan sapi menghasilkan
daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan
pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah produksi susu tinggi,
umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak, berasal dari induk dan pejantan yang
mempunyai eturunan produksi susu tinggi, bentuk tubuhnya seperti baji, dan
matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki
belakang cukup lebar serta kaki kuat (Nasrul, 2010).
B. Potensi dan Sumber Bahan Pakan
Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik
terhadap produktivitas ternak, kualitas produk peternakan, dan keuntungan
pengusaha ternak. Oleh karenanya, program pembangunan peternakan akan tercapai
bila mendapat dukungan pemenuhan pakan yang kualitas dan kuantitasnya terjamin
sehingga pakan dapat dinyatakan sebagai faktor dominan yang mempengaruhi
efisiensi dan kesuksesan dalam usaha peternakan baik secara jumlah maupun
mutunya (Kuswandi, 2011).
Untuk memenuhi kebutuhan pakan yang memadai jumlahnya bagi ternak,
saat ini pengembangan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba)
menghadapi persoalan fluktuasi ketersediaan pakan hijauan. Hal ini terjadi akibat
tergusur oleh kepentingan ekonomi yang lebih prospektif, seperti pembangunan
rumah tinggal, pasar swalayan sehingga sumber pakan utama ternak ruminansia
hanya dapat mengandalkan limbah pertanian, seperti jerami padi, tongkol jagung,
dan pucuk tebu. Tentunya kualitas nutrien limbah pertanian mempunyai kualitas
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 19/51
5
yang lebih rendah. Hal ini dicirikan oleh rendahnya tingkat kecernaan, kadar protein
kasar, kadar karbohidrat non struktural, dan tingginya kadar serat utama
(lignoselulosa) dari limbah pertanian (Sutrisno, 1994).
Komponen-komponen utama bahan pakan sebenarnya dapat dipenuhi dengan
memanfaatkan potensi lokal, karena potensi bahan pakan lokal mempunyai prospek
ketersediaan yang tinggi dengan harga relatif murah, namun komposisi zat makanan
yang dikandungnya dapat bersaing dengan bahan yang konvensional. Pemanfaatan
bahan pakan lokal yang berbasis limbah dan implementasi konsep zero-waste, akan
memberi dampak yang ramah lingkungan (Indraningsih dkk, 2010).
Limbah pertanian, perkebunan, agro-industri, limbah pabrik, sisa hasil
pemotongan hewan, dan sisa restoran dapat diolah menjadi bahan pakan. Limbah
tersebut diantaranya: pucuk tebu, jerami kedelai, batang dan tongkol jagung, kulit
singkong, kulit kopi, ampas tebu, dedak padi, bungkil sawit, ampas tahu, ampas
tempe (Indraningsih dkk, 2010).
Ironisnya, dengan pertimbangan untuk memperoleh devisa jangka pendek,
beberapa limbah yang ada di dalam negeri dan cukup surplus, seperti pucuk tebu
(wafer), bungkil inti sawit, onggok atau gaplek, dan tongkol jagung atau silase
jagung sudah dilakukan ekspor, disamping itu juga banyak yang terbuang, seperti
bahan pakan sumber serta yang dibakar bahkan menjadi masalah dalam usaha tani
dan agroindustri, seperti jerami padi dan limbah sawit. Potensi pakan ini harus
dimanfaatkan sebagai basis pengembangan ternak, baik melalui suatu inovasi
teknologi, strategi pengembangan, atau kebijakan yang lebih berpihak dalam
menguatkan industri peternakan yang tangguh berbasis sumber daya lokal
(Indraningsih dkk, 2010).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 20/51
6
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa
jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput
raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari.
Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari
bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang
menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan
konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah
dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau
bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat)
yang berupa garam dapur, kapur, dan lain-lain. Pemberian pakan konsentrat
sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2
kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat
badan per hari. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan
penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan (Anneahira,
2011).
C. Pakan Komplit
Pakan Komplit adalah suatu jenis bahan yang dirancang untuk produk
komersial bagi ternak ruminansia yang didalamnya sudah mengandung sumber
serat, energi, protein, vitamin dan mineral dan semua nutrien yang dibutuhkan untuk
mendukung kinerja produksi dan reproduksi ternak dengan imbangan yang memadai
(Agustina, 2011).
Pengaruh pemberian pakan komplit sangat besar pengaruhnya terhadap
produksi susu dan kadar lemak yaitu pada pemberian ransum yang tidak memadai
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 21/51
7
menyebabkan hasil susu yang rendah, tetapi kadar lemak susu masih dalam keadaan
normal. Akan tetapi, jika pemberian ransumnya memadai maka produksi susu
meningkat. Namun, kadar lemak susu menurun (Basya, 1983).
Limbah sayuran sering dimanfaatkan sebagai pakan hijauan tambahan untuk
ternak perah oleh peternak setempat. Dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian
dan perkebunan sebagai pakan ternak, seleksi jenis limbah tanaman perlu dilakukan
untuk mengurangi efek samping terhdap kesehatan ternak dan keamanan produknya.
Suplementasi pakan limbah hasil pertanian dan perkebunan merupakan faktor
penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Suplementasi dilakukan karena
umumnya limbah hasil pertanian dan perkebunan mengandung protein yang lebih
rendah dari hijauan pakan ternak. Pakan limbah hasil pertanian dan perkebunan
dapat disuplementasikan dengan leguminosa,kacang-kacangan maupun sisa
pengolahan industri pertanian seperti ampas tahu, ampas, kecap, bungkil kedelai,
bungkil kelapa serta mineral lainnya yang diperlukan (Darmadja, 2003).
1. Limbah Kubis
Limbah sayuran merupakan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk
pakan ternak ruminansia. Limbah sayuran terutama kubis tersedia melimpah pada
waktu panen dan belum dimanfaatkan secara optimal, hanya sebagian kecil yang
sudah dimanfaatkan. Limbah kubis dapat digunakan sebagai pakan ternak
ruminansia secara optimal tanpa mengurangi penurunan kualitas. Kendala
pemanfaatan limbah kubis sebagai pakan ternak adalah tingginya kandungan air
yang menyebabkan tidak tahan tinggal lama, akibatnya menimbulkan bau busuk dan
menimbulkan polusi (Rahmadi, 2003).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 22/51
8
Kubis merupakan sayuran yang mengandung vitamin dan mineral yang
cukup tinggi. Kandungan Gizi Kubis yaitu Karbohidrat 5,8 g, Serat kasar 11,9%,
Protein kasar 13,0%, Energi sebesar 2.460 Kkal/kg, dan Lemak 0,1 g (Admin,
2011).
2. Limbah Wortel
Wortel merupakan tanaman sayur yang ditanam sepanjang tahun. Ketika
musim panen tiba wortel tidak laku jual sehingga petani menjadikan sebagai pakan
ternak dan bahkan membiarkan membusuk di ladang. Untuk itu perlu suatu alternatif
pemanfaatan wortel menjadi suatu produk olahan lain selain digunakan menjadi
sayur juga bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai pakan pendukung, tentu
saja limbah tersebut akan lebih aman digunakan sebagai pakan apabila diproses
dahulu, misalnya dengan cara pengeringan atau fermentasi. Kandungan yang ada
pada wortel yaitu nilai kandungan gizi wortel per 100 g (3.5 oz), energi 173 kJ (41
kcal), karbohidrat 9 g, gula 5 g, diet serat 3 g, lemak 0,2 g, protein 1 g (Minhaj,
2010).
3. Kulit Kopi
Kulit kopi yang biasanya dibuang sebagi pupuk maupun dibuang untuk
bahan bakar bisa digunakan sebagai suplemen pakan. Dilihat dari kandungan nutrisi
yang ada didalam nya, yaitu Bahan kering = 56,55%, Protein kasar = 8,12%, Serat
kasar = 37,41% dan TDN= 50,27%, kulit kopi dapat digunakan sebagai alternatif
pengganti untuk pakan (Abadi ,2009).
Untuk meningkatkan kualitas kulit kopi, kita bisa menggunakan teknik
fermentasi dulu sebelum kulit kopi digunakan untuk pakan ternak. Hal ini dilakukan
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 23/51
9
untuk memperbarui dan menambah asupan gizi yang ada pada kulit kopi. Disamping
itu daya cerna terhadap ternak bisa sempurna (Abadi, 2009).
4. Jerami Jagung
Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan
mengering diladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik. Jerami jagung
seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk
menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan; bukan untuk
dikonsumsi sebagai sayur (Uum, 2008).
Tabel 1. Kandungan Gizi Jerami Jagung
Uraian Kandungan (%)
Abu 8,42
Protein Kasar 3,3
Lemak Kasar 1,06Serat Kasar 30,5
TDN 30,0
Bahan Kering 60,0
Sumber : Manurung (2008)
5. Dedak Padi
Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Banyaknya
dedak yang dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 4% dedak kasar
dan 2,5% dedak halus dapat dihasilkan dari berat gabah kering. Dedak padi cukup
disenangi ternak. Pemakaian dedak padi dalam ransum sapi perah umumnya
sampai 15% dari campuran konsentrat. Pemakaian dedak padi dalam jumlah besar
dalam campuran ransum dapat memungkinkan ransum tersebut mudah mengalami
ketengikan selama penyimpanan (Anonim b, 2012).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 24/51
10
Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai protein rata-rata dalam bahan
kering adalah 12,4%, lemak 13,6%, dan serat kasar 11,6%. Dedak padi
menyediakan protein yang lebih berkualitas dibandingkan dengan jagung. Dedak
padi kaya akan thiamin dan sangat tinggi dalam kandungan niacinnya (Anonim b,
2012).
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Dedak Padi
Uraian Kandungan (%)
Abu 13,58
Protein 13,71
Lemak 12,07
Serat Kasar 15,39
BETN 43,01
Ca 0,08
TDN 71
DE 2,67
DP 9,5
ME 2,4
Nelc 1,3Sumber : Anonim b, 2012.
6. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan bahan makanan ternak yang berasal dari hasil
ikutan pabrik minyak kelapa. Dalam ransum digunakan sebagai sumber protein.
Hingga saat ini masih banyak penyusunan ransum yang memasukkan bungkil kelapa
kedalam campuran ransum yang hendak di buat. Bungkil kelapa memiliki komposisi
gizi antara lain Protein kasar 20,5 %, Energi Metabolisme 1.540 kkal/kg, Serat
kasar 13,79%, LK 10,48%, Abu 7,00% (Wahju, 1988).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 25/51
11
7. Bungkil jagung
Pengolahan jagung untuk minyak jagung dapat menghasilkan makanan
ternak yang tergolong inkonvensional yaitu bungkil biji jagung. Komposisi gizi
limbah minyak jagung (% BK) adalah sebagai berikut Bahan Kering = 88,06%, Abu
= 11,10%, Protein Kasar = 21,89%, Lemak = 0,33%, Serat Kasar = 8,9%, Beta -N
= 53,10%,Ca= 0.06% dan P = 2,18%. Bungkil jagung dipergunakan sebagai
sumber energi untuk ternak (Intan, 2010).
D. Produksi Susu
Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan
yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani
masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (Dwicipto, 2008).
Menurut analisis, peternakan rakyat hanya sebuah usaha sampingan dibawah
usaha pertanian, oleh sebab itu produksi susu sapi para peternak tergolong rendah
(6-10 liter perhari) yang disebabkan oleh salah satu faktor yaitu pakan berkualitas
rendah. Pakan sangat berpengaruh terhadap produksi susu. Pakan diberikan kepada
sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi susu. Pakan yang diberikan
akan digunakan untuk kebutuhan hidup dulu baru produksi susu. (Dwiyanto, 2011).
Rendahnya produksi susu disebabkan oleh beberapa faktor penentu dalam
usaha peternakan yaitu pemuliaan dan reproduksi, penyediaan dan pemberian pakan,
pemeliharaan ternak, penyediaan sarana dan prasarana, serta pencegahan penyakit
dan pengobatan. (Dwicipto, 2008).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 26/51
12
Penyediaan bahan pakan sapi perah harus mempertimbangkan faktor
palatabilitas, nilai nutrisi, ketersediaan dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia, serta harga terjangkau. Sapi perah hendaknya diberi dua kelompok pakan
yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan merupakan pakan utama
ruminansia karena melalui fermentasi di dalam rumen oleh mikroba, serta dapat
menyediakan energi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok. Sementara pakan
konsentrat adalah campuran bahan pakan yang kaya energi dan protein, yang
berguna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu sapi perah laktasi
(Dwiyanto, 2011).
Faktor-faktor lain mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu pada
ternak adalah ukuran dan bobot badan induk, umur, ukuran dan pertautan
ambing, pertumbuhan, suhu lingkungan, faktor genetik dan lingkungan termasuk
manajemen dan pemberian pakan (Ernawani, 1991).
Faktor genetis ini akan menentukan jumlah produksi dan mutu
air susu selama laktasi dengan komposisi zat zat makanan. Jika produksi susu
induk dan pejantan jelek tatalaksana dan makanan yang serba baguspun tidak
akan dapat memperbaiki produksi yang jelek dari warisan kedua induknya
(Anggorodi, 2001).
Sapi-sapi yang secara genetis baik akan memberikan produksi susu yang
baik pula. Akan tetapi, jika makanan yang diberikan tidak memadai, baik dari
segi jumlah maupun mutu, maka untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup dan
berproduksi akan dicukupi dengan mengorbankan persediaan zat-
zat makanan yang ada di dalam tubuh. (Anonim, 2000).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 27/51
13
Jumlah pemberian pakan hijauan dan konsentrat dapat mempengaruhi j
umlah produksi susu dan kadar lemak. Kualitas dan kuantitas pakan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan atau memenuhi hidup pok
ok, produksi susu, pertumbuhan, dan kebuntingan sehingga akan dicapai
produksi susu yang optimal (Anonima, 2010).
E. Kualitas susu
Susu dapat didefinisikan sebagai hasil sekresi normal kelenjar mamari atau
ambing mamalia, atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat,
tanpa dikurangi atau ditambahkan sesuatu. Susu dapat pula didefinisakan dari aspek
kimia, yaitu suatu emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-garam
mineral dengan protein dalam keadaan koloid (Dwidjoseputro, 1994).
Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung vitamin, sitrat, dan
enzim. Susu sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus
cahaya. Menurut Hadiwiyoto (1994), warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis
pakan, jumlah lemak susu, dan persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik
ditekankan pada BJ dan angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan
untuk pengujian lemak dan bahan padat bukan lemak.
Sifat fisik merupakan sifat-sifat atau karakteristik yang dapat dilihat secara
visual sehingga dapat dilihat kualitas fisiknya (Yudi, 2009).
Sifat fisik susu
1. Warna
Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain, tergantung
dari bangsa ternak, jenis ternak, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 28/51
14
warna. Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan,
bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam susu. Dalam
jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Susu dengan kadar lemak rendah atau
susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebiru-biruan. Warna putih susu
merupakan refleksi cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat.
Karoten adalah pigmen yang menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal
dari pakan kehijauan. Warna kuning susu sangat dipengaruhi oleh pakan (Ghani,
2010).
Menurut (Ghani, 2010) warna susu berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan
padat, bahan pembentuk warna.
2. Aroma dan Rasa
Susu segar yang normal berasa agak manis, karena mengandung karbohidrat
yaitu Laktosa, dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma susu lenyap jika susu
didiamkan beberapa jam atau susu didinginkan. Cita rasa susu berhubungan dengan
keseimbangan rasa antara rasa manis akibat kandungan laktosa tinggi dan rasa asin
dari kadar klorida. Susu dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida tinggi
menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang dihasilkan pada akhir
masa laktasi biasanya berasa asin (Ghani, 2010)
Menurut (Ghani, 2010) terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa
dan aroma susu abnormal adalah:
a. Gangguan keadaan fisik ternak.
b. Bahan yang mempunyai aroma kuat,misalnya bawang termakan oleh ternak.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 29/51
15
c. Absorpsi aroma oleh susu dari lingkungan.
d. Dekomposisi komponen susu oleh bakteri dan mikroba lain
e. Adanya benda asing yang mengkontaminasi susu
f. Terjadinya perubahan aroma dan cita rasa karena reaksi kimia
3. Berat Jenis (BJ)
Susu lebih berat dari air karena susu merupakan suatu sistem kolodial
kompleks, yaitu air sebagi medium dispersi antara lain mengandung garam-garam
dan gula dalam larutan. Berat jenis atau gravitas spesifik susu rata-rata adalah 1,028
dengan kisaran 1,027-1,035. Berat jenis susu biasanya ditentukan pada temperatur
600F (15,50C) atau dikoreksi terhadap titik ini. Gravitas spesifik susu dipengaruhi
oleh komponennya yang masing-masing mempunyai gravitas spesifik yang berbeda,
misalnya lemak 0,930, laktosa 1,666, protein 1,346, kasein 1,310 dan garam-
garaman 4,120. Rata-rata gravitas spesifik padatan susu tanpa lemak bervariasai
antara 1,6007-1,6380 (Harjadi, 1996).
Gravitas spesifik cairan bervariasi karena temperaturnya. Air mencapai
gravitas spesifik maksimum pada 390F (3,880C). Susu berbeda dengan air, karena
susu tidak akan mencapai gravitas spesifik maksimum hingga temperaturnya
mencapai 31,010
F (-0,550
C) yaitu titik beku susu. Peningkatan lemak susu akan
menurunkan gravitas spesifik, dan makin besar SNF, susu makin lebih berat.
Gravitas spesifik susu tidak dapat ditentukan sampai kira-kira 1 jam setelah
pemerahan karena kandungan udara dan karbondioksida dalam susu. Air susu
mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu berkisar antara
1.0270 – 1.0350 dengan rata – rata 1.0310. Akan tetapi menurut Codex susu, BJ air
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 30/51
16
susu adalah 1.0280. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air
susu sebagai bahan makanan. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu
diperah ( 200C ). Penetapan lebih awal akan menunjukan hasil BJ yang lebih kecil.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang
terbentuk dalam air susu akibat dari aktifitas bakteri penghasil gas – gas seperti CO2
(Ghani, 2010).
4. Potensial Hidrogen (pH)
Susu segar berada pada pH antara 6,7 – 6,8 dan bila terjadi pengasaman oleh
aktivitas bakteria angka ini akan menurun secara nyata (Ghani, 2010).
Variasi yang besar pada asiditas susu segar dapat berhubungan dengan
stadium laktasi, komposisi susu atau kondisi abnormal dalam ambing. Nilai pH susu
yang lebih tinggi dari 6,7 biasanya menunjukkan kondisi mastitis dan di bawah 6,5
menunjukkan adanya kolostrum atau deteriosasi bakterial. Pakan yang dikonsumsi
sapi biasanya tidak mempengaruhi asiditas susu yang dihasilkan (Tasripin, 2011).
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat asam dan basa
sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah,
sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru.
Semakin tinggi pH maka akan semakin basa, begitu pula sebaliknya jika pH
rendah, maka media yang bersifat asam akan menyebabkan semakin stabil makanan
tersebut. Makanan yang memiliki daya tahan tinggi biasanya mencapai pH lebih
rendah dari 4,5 (Mohammad, 2008).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 31/51
17
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2012 di
peternakan sapi perah milik peternak Bapak Sunusi, di Kel. Talaga, Kec. Enrekang,
Kab. Enrekang.
B. Materi Penelitian
Ternak yang digunakan pada penelitian ini adalah sapi perah Friesian
Holstein (FH) sebanyak 15 ekor, berumur 5-7 tahun, dan sedang laktasi bulan
keempat sampai bulan keenam dengan rata-rata produksi 5-6 liter/ekor/hari. Pakan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah pertanian (wortel, kol, kulit kopi,
jerami jagung), dedak, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil jagung, dan air.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ember, skop, timbangan
pakan, drum plastik, gelas ukur, pH meter, dan Laktodensimeter (Untuk mengukur
Berat jenis (BJ).
C. Prosedur Penelitian
Manajemen pemeliharaan sapi perah yaitu dikandangkan dengan model
kandang kelompok, dengan pemberian pakan lengkap yang telah difermentasikan.
Formulasi pakan komplit disusun dengan bahan sumber serat (limbah wortel, limbah
kol, dan jerami jagung) dipotong-potong menggunakan chopper dan dicampur
dengan bahan sumber konsentrat seperti dedak, bungkil kelapa, kulit kopi dan ampas
tahu setelah itu difermentasikan selama 3 minggu. Pemberian pakan dilakukan pada
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 32/51
18
pagi dan sore hari sesuai dengan kebutuhan sapi perah sekitar 3% bahan kering dari
berat badan sapi perah.
Adapun perlakuan yang diterapkan adalah pemberian :
P1 = Rumput gajah 30 kg + dedak 7 kg/ekor/hari
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Dedak Padi
Bahan % BK (%) TDN PK SK BETN P
Rumput
gajah 40 9,99 23,58 3,8 14,43 19,83 0,05
dedak padi 60 53,52 40,74 7,8 8,34 30,52 0,84
Total 100 63,51 64,32 11,6 22,77 50,35 0,89
P2 = Rumput gajah 30 kg + konsentrat 4 kg/ekor/hari
Tabel 4. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Konsentrat
Bahan % BK (%) TDN PK SK BETN P
Rumput gajah 45 9,99 23,58 3,91 14,54 19,94 0,16
Dedak padi 20 17,84 13,58 2,60 2,78 10,17 0,28
Jagung giling 5 4,34 4,04 0,54 0,13 4,01 0,02Bungkil kelapa 30 26,58 23,61 6,39 4,26 13,62 0,20
Total 100 58,75 64,81 13,44 21,70 47,74 0,65
P3 = Pakan Komplit
Tabel 5. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit
Nama ransum % BK (%) TDN Abu PK Lemak SK BETN Ca P
Limbah Kol 2 0,20 1,52 0,24 0,43 0,07 0,26 1,01 0,01 0,01Limbah wortel 2 0,14 1,83 0,29 0,29 0,29 0,12 1,01 0,01 0,02
Kulit kopi 8 6,82 4,58 0,71 0,57 0,31 2,26 4,15 0,00 0,00
Jerami jagung 45 9,45 27,00 4,59 4,46 0,80 12,33 22,82 0,56 0,05
Bungkil kelapa 16 14,18 12,59 1,32 3,41 1,74 2,27 7,26 0,04 0,11
Jagung giling 2 1,74 1,62 0,04 0,22 0,09 0,05 1,60 0,00 0,01
Dedak padi 20 17,84 13,58 2,72 2,60 1,73 2,78 10,17 0,02 0,28
Ampas tahu 5 0,72 3,90 0,26 1,52 0,02 1,11 1,63 0,01 0,06
Jumlah 100 51,00 66,62 10,16 13,49 5,04 21,18 49,66 0,65 0,53
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 33/51
19
D. Parameter yang Diamati
1. Produksi susu
Produksi susu diukur dengan menggunakan gelas pengukur (Liter), yaitu
dengan menjumlahkan produksi susu yang dihasilkan pada pemerahan pagi dan sore
hari.
2. Uji Organoleptik (Rasa, Warna dan Aroma)
Penentuan organoleptik terhadap rasa, warna dan aroma susu yang diberi
perlakuan , dilakukan terhadap 30 panelis oleh masyarakat sekitar.
Kategori pada uji organoleptik yaitu perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol
(K).
Pengukuran pH
pH diukur pada suhu ruang menggunakan pH meter digital HANNA. Setelah
dikalibrasi dengan buffer komersial pH 4 dan 7. Dengan cara mencelupkan pH meter
pada sampel dalam wadah gelas. Nilai yang terbaca merupakan pH sampel yang
terukur (Hadiwiyoto, 1994).
3. Pengujian Berat Jenis (BJ)
Sebanyak 500 ml susu sampel dimasukkan kedalam gelas ukur. Susu tersebut
disimpan kedalam penangas (80o C). sampel di panaskan sampai suhu 40o C sambil
diaduk. Sampel selanjutnya didinginkan sampai 20o C. setelah dingin dituang
kedalam gelas ukur tanpa menimbulkan buih. Laktodensimeter dimasukkan ke
dalam gelas ukur. Laktodensimeter diputar-putar sepanjang dinding gelas ukur, agar
susunya merata maka dihomogenkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan.
Laktodensimeter selanjutnya dijatuhkan perlahan-lahan, lalu didorong ke dalam
kira-kira 1 cm. Hasilnya dibaca segera ( tidak lebih 15 detik). Jika temperatur tidak
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 34/51
20
tepat 20o C, maka perbedaan 1o C di atas/dibawah 20o C diambahkan/dikurangi
0,0002 dengan bobot jenisnya ( Anonim, 1998).
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan (Gaspersz, 1991). Model matematika yang
digunakan yaitu
Yi j = μ + αi + εi j i = 1,2,3,4,5
Yij = Hasil pengamatan ke-ij
μ = Nilai tengah sampel
αi = Pengaruh perlakuan ke-i
ε i j = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-ij
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 35/51
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produksi Susu
Hasil pengukuran produksi susu sapi perah Friesian Holstein (FH) yang
diberi perlakuan pakan yang berbeda dengan menggunakan rumput gajah+dedak,
rumput gajah+konsentrat dan pakan komplit dari limbah pertanian dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata produksi susu sapi perah FH yang diberi perlakuan jenis
pakan
Ulangan
Perlakuan
Rumput gajah+
Dedak
Rumput gajah +
Konsentrat
Pakan Komplit
Limbah Pertanian
----------------------------- ltr/ekor/hari -----------------------------
1 5,36 6,18 5,9
2 6,28 6,82 10,36
3 7,42 6,86 8,984 5,02 5,2 5,28
5 9,68 10,78 11,02
Rata-Rata 6,75 7,16 8,38
Berdasarkan Tabel 6 dan lampiran 1 terlihat bahwa perlakuan terhadap
pemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi susu. Namun,
menunjukkan bahwa rata-rata produksi air susu sapi perah FH cenderung lebih
tinggi pada perlakuan pemberian pakan lengkap dibandingkan perlakuan rumput
gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak, begitu juga cenderung lebih tinggi
pada perlakuan rumput gajah + konsentrat dibandingkan rumput gajah + dedak.
Tingginya produksi susu pada perlakuan disebabkan sapi perlakuan
mendapat pakan tambahan, sehingga suplay energi dan asam amino untuk sintesis
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 36/51
22
susu lebih tinggi. Sedangkan rendahnya produksi susu pada kelompok kontrol
disebabkan ransum yang diberikan belum memenuhi untuk produksi susu.
Perlakuan rumput gajah + konsentrat memperlihatkan rata-rata yang lebih
baik dibandingkan dengan perlakuan rumput gajah + dedak karena kandungan
energi di dalam pakan campuran rumput dan konsentrat lebih tinggi dibanding
kandungan energi di dalam rumput gajah + dedak, hal ini menyebabkan produksi
susu yang lebih banyak yang dihasilkan sapi yang diberi pakan campuran rumput
dan konsentrat lebih banyak dibandingkan sapi yang diberi pakan rumput gajah +
dedak. Hal ini sesuai dengan pendapat Legowo (2002) bahwa energi yang
terkandung dalam ransum dapat mempengaruhi produksi susu. Ransum dengan
energi tinggi dapat meningkatkan produksi susu. Sedangkan pada perlakuan pakan
lengkap terlihat produksi susu cenderung lebih tinggi dibanding dengan perlakuan
rumput gajah + konsentrat. Hal ini menandakan bahwa dengan pemberian pakan
lengkap, dapat mempertahankan serta memaksimalkan produksi susu sapi perah,
disebabkan kandungan nutrisi pada pakan lengkap cenderung lebih lengkap.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa limbah pertanian dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pakan utama pada ternak sapi perah sebagai pengganti
rumput.
Tingginya produksi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor
yang mempengaruhi yaitu pakan. Peranan pakan terhadap produksi susu sangat
besar pengaruhnya karena ternak sapi perah yang laktasi terjadi peningkatan
aktivitas metabolisme dari sel-sel kelenjar ambing untuk mensintesis susu. Jika
hijauan pakan dapat diberikan secara teratur pada sapi dan kualitas pakannya
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 37/51
23
ditingkatkan dengan hijauan berkualitas maka akan mampu meningkatkan produksi
susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosalin (2008), bahwa tinggi rendahnya
produksi susu pada sapi perah dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu umur, ukuran dan
bobot badan induk, pertumbuhan, jumlah anak lahir per kelahiran dan suhu
lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi susu diantaranya adalah
jumlah dan kualitas pakan, bulan laktasi, fase laktasi dan bangsa sapi perah (Sidik,
2004).
B. Berat Jenis (BJ) Susu
Berat jenis (BJ) digunakan untuk mengetahui grafitasi spesifik suatu larutan.
Nilai rata-rata berat jenis susu tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-Rata Berat Jenis (BJ) Susu Sapi Perah yang diberi PerlakuanJenis Pakan
Ulangan
Perlakuan
Rumput ga a +Dedak
Rumput ga a +Konsentrat
Pa an Komp tLimbah
Pertanian
1 1,027 1,027 1,028
2 1,028 1,028 1,028
3 1,028 1,028 1,028
4 1,028 1,028 1,028
5 1,028 1,028 1,028
Rata-Rata 1,027 1,027 1,028
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa perlakuan terhadap pemberian pakan
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat jenis susu. Rata-rata berat jenis
susu pada perlakuan kontrol yaitu 1, 027, perlakuan rumput gajah + konsentrat 1,027
dan pada perlakuan pakan lengkap 1,028. Berat Jenis susu pada semua perlakuan
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 38/51
24
tersebut sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berat Jenis susu segar
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Milk Codex yaitu 1,028. Susu
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari air yaitu 1,027 – 1,035 dengan rata-rata
1,031. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi susu sebagai
bahan makanan. Daftar ini telah disepakati oleh para ahli gizi dan kesehatan sedunia,
walaupun di setiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri (
Saleh, 2004). Hal ini juga dinyatakan oleh Winarno (1997) Berat jenis suatu bahan
adalah perbandingan antara berat bahan tesebut dengan berat air pada volume dan
suhu yang sama. Berat jenis susu rata-rata 1,032 atau berkisar antara 1,027-1,035.
Semakin besar berat jenis pada susu semakin bagus karena komposisi atau
kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air dalam susu adalah kecil,
sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah berat jenis-nya,
semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka semakin berat susu
tersebut (Winarno, 1997).
Semakin besar berat jenis pada susu semakin bagus karena komposisi atau
kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air dalam susu adalah kecil,
sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah berat jenis-nya,
semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka semakin berat.
Potensial Hidrogen (pH) susu yang diperoleh pada penelitian masih dalam
kisaran normal yaitu 6,5. Hal ini sesuai dengan SNI bahwa susu yang baik memiliki
nilai pH 6,5-6,7. Selanjutnya didukung oleh Rustanti (2011) bahwa jika nilai pH air
susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah
6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pembusukan bakteri. Sugitha dan Djalil
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 39/51
25
(1989) yang menyatakan bahwa susu sapi segar memiliki pH antara 6,4-6,8.
Namun demikian, rataan ini menggambarkan bahwa susu sapi segar yang
dihasilkan memiliki pH yang cenderung normal.
C. Kualitas Fisik Susu
Rasa
Hasil penelitian terhadap uji organoleptik rasa susu dengan membandingkan
perlakuan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput gajah+konsentrat)
dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Uji Organoleptik terhadap rasa susu antara rumput gajah + dedak denganrumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan pakan
komplit
Berdasarkan hasil penilaian dari panelis menunjukkan bahwa rasa susu yang
dinilai yaitu gurih, manis dan asam. Syarat rasa susu segar masih dikatakan normal
jika tidak menyimpang dari rasa khas susu segar yaitu sedikit gurih yang disebabkan
oleh klorida dan rasa manis yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asam
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Gurih Manis Asam
J u m l a h P a n e l i s
Kriteria Penilaian
P1 dan P2
P1 dan P3
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 40/51
26
mungkin sudah mulai masuk dalam tahap perusakan yaitu tahap pengasaman oleh
bakteri asam susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Mirdhayati, Handoko dan Putra
(2008), menyatakan bahwa syarat rasa susu segar masih dikatakan normal jika tidak
menyimpang dari rasa khas susu segar yaitu sedikit gurih (asin) dan manis. Rasa
gurih disebabkan karena adanya kandungan laktosa dan klorida sedangkan rasa
manis disebabkan oleh adanya gula laktosa didalam susu. Selanjutnya Ghani (2010)
menyatakan bahwa adanya rasa asam pada susu kemungkinan sudah mulai masuk
dalam tahap perusakan yaitu tahap pengasaman oleh bakteri asam susu dan apabila
susu sudah mulai terasa pahit, mungkin sudah mengalam perusakan tingkat lanjut
yaitu perusakan oleh jamur dan bakteri setelah berakhirnya fase pengasaman.
Warna
Hasil penelitian terhadap uji organoleptik warna susu dengan
membandingkan perlakuan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput
gajah+konsentrat) dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Uji Organoleptik terhadap warna susu antara rumput gajah + dedak
dengan rumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan pakan komplit
0
5
10
15
20
25
Putih Kekuningan Putih Putih Kebiruan
J u m l a
h P a n e l i s
Kriteria Penilaian
P1 dan P2
P1 dan P3
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 41/51
27
Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa warna susu dapat bervariasi dari
putih kekuningan hingga putih sedikit kebiruan. Warna putih sedikit kebiruan dapat
tampak pada susu yang memiliki kadar lemak rendah. Warna putih dari susu
diakibatkan oleh dispersi yang merefleksikan sinar dari globula-globula lemak serta
partikel-partikel koloid senyawa kasein dan kalsium posfat. Warna kuning
disebabkan karena adanya pigmen karoten yang larut didalam lemak susu. Hal ini
sesuai dengan pendapat Mirdhayati, dkk (2008) menyatakan warna susu sapi
dikatakan normal jika tidak mengalami perubahan dari warna normal susu sapi,
warna susu sapi segar yaitu putih kekuningan sampai putih kebiruan. Selanjutnya
Soeharsono (1996), menyatakan warna susu dipengaruhi oleh partikel koloid. Warna
putih susu disebabkan oleh refleksi cahaya globula lemak, kalsium kaseinat dan
koloid fosfat, warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten yang terlarut dalam
lemak, pigmen tersebut berasal dari pakan hijauan.
Rahman, dkk (1992) menyatakan bahwa warna susu dipengaruhi oleh
komposisi kimia dan sifat fisiknya, misalnya jumlah lemak, kekentalan susu,
kandungan darah dan jenis pakan yang diberikan. Warna susu juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan mikroba atau kapang pembentuk pigmen pada permukaan susu atau
seluruh bagian susu.
Aroma
Hasil penelitian terhadap uji organoleptik Aroma susu dengan
membandingkan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput
gajah+konsentrat) dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat
dilihat pada Gambar 3.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 42/51
28
Gambar 3. Uji Organoleptik terhadap aroma susu antara rumput gajah + dedak
dengan rumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan
pakan komplit
Berdasarkan hasil penilaian dari panelis bahwa susu segar memiliki aroma
(bau) khas. Aroma (bau) khas susu disebabkan oleh beberapa senyawa yang
mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat volatil. Oleh sebab itu, beberapa
jam setelah pemerahan atau setelah penyimpanan, aroma khas susu banyak
berkurang. Hal ini mendukung pendapat Saleh (2004), bahwa aroma susu sangat
dipengaruhi oleh adanya sifat lemak air susu. Demikian juga bahan pakan ternak
sapi dapat merubah aroma air susu. Bila dirasa tidak sedap, kemungkinan pertama
adalah faktor lingkungan di sekitar penyimpananya. Selanjutnya Suparno (1992)
menyatakan bahwa penyimpangan atau abnormalitas aroma (bau) susu disebabkan
oleh beberapa kemungkinan yaitu:
a) Sapi sedang mengalami gangguan fisik atau kesehatan. Dalam hal ini
senyawa-senyawa yang memberikan rasa abnormal disekresikan bersama
dengan susu.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Khas Amis Tengik
J u m l a h P a n e l i s
Kriteria Penilaian
P1 dan P2
P1 dan P3
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 43/51
29
b) Pakan ternak. Senyawa bau dari pakan diserap kedalam darah dan
disekresikan di dalam susu.
c) Absorpsi bau yang menonjol atau tajam oleh susu. Pada saat pemerahan
dan penanganan susu segar sangat dimungkinkan terabsorpsi bau
disekeliling susu atau tempat pemeraha.
d) Dekomposisi komponen susu akibat pertumbuhan dan perkembang biakan
bakteri.
e) Perubahan-perubahan karena reaksi kimia, misalnya reaksi oksidasi yang
dapat menimbulkan bau tengik (rancid).
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 44/51
30
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
pakan komplit pada ternak sapi perah dapat meningkatkan produksi susu. Nilai BJ
yang diperoleh memenuhi standar SNI dan Milk Codex yaitu 1,028 begitu pun
dengan nilai pH susu masih dalam kisaran normal yaitu 6,5. Sedangkan uji
organoleptik terhadap bau dan rasa susu antara rumput gajah+konsentrat dan pakan
komplit memiliki bau dan rasa yang lebih baik (Gurih/khas) dari rumput
gajah+dedak, sedangkan warna susu antara rumput gajah+konsentrat dan pakan
komplit memiliki warna putih kekuningan.
Saran
Limbah Pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan utama pada
ternak sapi perah sebagai pengganti rumput serta dapat meningkatkan kualitas susu.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 45/51
31
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, 2009. Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jakarta .
Admin, 2011. Potensi peternakan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur.
Agustina, 2011. Prospek pengembangan sapi perah. Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan. Bogor
Anggorodi, R. 2001. Produksi dan mutu air susu. Edisi Kedua PT. Gramedia
Jakarta.
Anneahira, 2011. Usaha sapi perah di Indonesia. Agro media Pustaka. Jawa Barat.
Anonim b. 2012. Pakan limbah dedak . http//pakanlimbahdedak.com/pakan-
limbah-dedak/html//. Diakses tanggal 27 oktober 2012.
Anonim. 1998. Susu segar. SNI 01-3141-1998. Badan standarisasi Nasional,
Jakarta.
Anonim. 2000. Beternak sapi perah. Yogyakarta.
Anonim. 2010. Mengenal masa laktasi sapi perah. Puskeswan.Padang Panjang,
Kota Serambi Mekah. Aceh.
Anonima. 2010. Pengembangan sapi perah di Indonesia
http://umkm.aimitindo.co.id/produk.php?id=7&pid=4 [Diakses pada
Tanggal 20 Oktober 2011]
Basya. S, 1983. Berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak susu sapi perah.
Balai penelitian ternak. Bogor.
Darmadja. 2003. Setengah abad peternakan sapi tradisional dalam ekosistem pertanian. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Dwicipto, 2008. Pengaruh musim terhadap produksi susu sapi perah. BPPT.
Bandung.
Dwidjoseputro. 1994. Teknologi pengolahan susu. Fakultas Peternakan.
Universitas Andalas.
Dwiyanto, 2011. Cara meningkatkan produksi susu sapi perah pada
peternakan rakyat. Sinar Harapan. Jakarta.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 46/51
32
Ernawani, 1991. Pengaruh tatalaksana pemerahan terhadap kualitas susu.
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor .
Fajar, G. 2012. Nilai gizi susu. http//nilaigizisusu.com/nilai-gizi-susu/html//. 16
juni 2012.
Gaspersez, V. 1991. Metode perancangan percobaan.Armico. Bandung.
Ghani. 2010. Susu Sapi. http//sapi.com/susu-sapi/html//. Diakses 15 Maret 2010.
Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian mutu susu dan hasil olahannya. Liberty.
Yogyakarta.
Harjadi, W. 1996. Ilmu kimia analitik dasar. Gramedia. Jakarta.
Indraningsih, 1999. Residu pestisida pada susu segar . Balai Penelitian Veteriner.
Bogor.
Indraningsih, R. Widiastuti dan Y. Sani 2010. Limbah pertanian dan perkebunan
sebagai pakan ternak. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Indraningsih, Y.Sani, R.Widiastuti dan E. Masbulan, 2007. Pemanfaatan limbah
pertanian organik untuk meningkatkan kualitas produk ternak melalui
sistem pertanian terpadu. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Intan. 2010. Ilmu nutrisi dan teknologi pakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kuswandi, 2011. Sumber bahan pakan lokal ternak ruminansia. Pusat penelitian
dan pengembangan peternakan.Bogor.
Legowo, A. M. 2002. Sifat Kimiawi, Fisik dan Mikrobiologi Susu. Diktat Program
Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
Semarang.
Manurung, L. 2008. Analisis ekonomi uji ransum berbasis pelepah daun sawit,
jerami padi dan jerami jagung fermentasi dengan phanerochaetechrysosporium pada sapi peranakan ongole. Departemen peternakan,
Universitas Sumatera Utara.
Minhaj, 2010. Manfaat dan kandungan wortel. Media Pustaka. Jakarta.
Mirdhayati, I. Handoko, J. Putra, K.U. 2008. Mutu susu segar di UPT
Ruminansia Besar dinas peternakan kabupaten Kampar provinsi Riau.
Jurnal peternakan Vol. 5. No.1. Fakultas pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 47/51
33
Mohammad, M. 2008. Jumlah total bakteri dan kualitas fisik susu segar hasil
pengawetan dengan metode laktoperoksidase sistem. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Murkidjo 2001. Produksi susu sapi perah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Jawa Tengah.
Nasrul, 2010. Pengembangan usaha sapi perah di Indonesia. Department of
International Bio-BusinessLaboratory of Bio-Business Management
Tokyo University of Agriculture. Sakuragaoka Dorm.Tokyo.
Purwandini, N. 2008. Makalah susu sapi. http//sususapiperah.com/susu-
sapi/html//. Diakses 8 februari 2012.
Rahmadi, 2003. Parameter metabolisme rumen in vitro limbah kubis terinsilase
pada lama pemeraman berbeda. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro. Semarang.
Rahman A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C Nurwitri. 1992. Teknologi
Fermentasi Susu. PAU. IPB Bogor.
Rosalin, N. 2008. Konversi protein kasar dan lemak kasar pakan komplit terhadap
total protein dan lemak susu pada kambing Peranakan Ettawa (PE).
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Rustanti, N. 2011. Uji kualitas susu. Universitas Indonesia Press, Jakarta
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan susu dan dan hasil ikutan ternak. Sumatera
Utara : Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Saragih, B. 2008. Pengembangan agribisnis sapi perah. PT. GramediaWidiasarana Indonesia. Yogyakarta.
Setyaningsih. 2010. Analisis sensorik IPB Pers. Bogor.
Sidik, R. 2004. Komoditas dan Bangsa Ternak Perah Sub Bagian Produksi
Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Soerharsono. 1996. Fisiologi Laktasi. Universitas Padjajaran. Bandung.
Sugitha, I.M. dan Djalil. 1989. Susu, Penanganan dan Teknologinya. Fakultas
Peternakan Universitas Andalas.
Sutrisno, 1994. Potensi dan bahan pakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 48/51
34
Tasripin, 2011. Deskripsi sapi perah FH. Fakultas Peternakan, Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Uum, U. 2008. Pengolahan dan nilai nutrisi limbah tanaman jagung sebagai pakan
ternak ruminansia. Balai peneltian Ternak. Bogor.
Wahju J, 1988. Ilmu nutrisi unggas.Gadjahmada University Press,Yogyakarta.
Wijayanti, D. 2012. Pemeriksaan keadaan susu dan berat jenis. Fakultas
Petrnakan. Universitas Lampung. Lampung
Winarno. F.G. 1997. Kimia pangan dan gizi. Gramedia. Jakarta.
Wiryo, 2010. Budidaya sapi perah. Departemen Pertanian. Nusa Tenggara Timur.
Yudi, 2009. Kesmavet susu. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
GajahMada. Yogyakarta.
Yusdja, 2005. Ilmu peternakan edisi kempat. GadjahMada. Yogyakarta.
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 49/51
35
LAMPIRAN
Lampiran 1: Analisis Ragam Produksi Susu
Produksi Susu
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Produksi Susu
Perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 6.75200 1.882796 5
P2 7.16800 2.127891 5
P3 8.30800 2.597329 5
Total 7.40933 2.167380 15
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Produksi Susu
SourceType III Sum
of Squaresdf Mean Square F Sig.
Corrected Model 6.490a 2 3.245 .657 .536
Intercept 823.473 1 823.473 166.707 .000
Perlakuan 6.490 2 3.245 .657 .536
Error 59.276 12 4.940
Total 889.239 15
Corrected Total 65.765 14
a. R Squared = .099 (Adjusted R Squared = -.052)
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 50/51
36
Lampiran 2: Analisis Ragam Berat Jenis (BJ) Susu
Berat Jenis (Bj)
Descriptive Statistics
Dependent Variable:BJ
Perlakuan Mean Std. Deviation N
P1 1.02770 .000447 5
P2 1.02770 .000447 5
P3 1.02770 .000447 5
Total 1.02770 .000414 15
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:BJ
SourceType III Sum
of SquaresDf Mean Square F Sig.
Corrected Model 7.581E-20a 2 3.790E-20 .000 1.000
Intercept 15.843 1 15.843 7.921E7 .000
Perlakuan .000 2 .000 .000 1.000
Error 2.400E-6 12 2.000E-7
Total 15.843 15
Corrected Total 2.400E-6 14
a. R Squared = .000 (Adjusted R Squared = -.167)
7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 51/51
RIWAYAT HIDUP
Lestari Kemala Putri, lahir di Maros, pada tanggal 25 Juli
1990. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara. Anak
dari pasangan suami istri M.Husni Husain dan Sumiaty. Penulis
mengawali pendidikan di SD Negeri 21 Barandasi, Maros pada
tahun 1996 sampai tahun 2002. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 2 Maros, lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Maros, lulus SMA pada tahun 2008. Pada tahun 2008 melanjutkan
pendidikan ke Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan Jurusan Produksi
Ternak.