skripsi tari acc (1)

51
i PRODUKSI DAN KUALITAS FISIK SUSU SAPI PERAH FRIESIAN  HOLSTEIN  (FH) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL LIMBAH PERTANIAN SKRIPSI Oleh: LESTARI KEMALA PUTRI I 111 08 267 PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: rizki-mufidayanti

Post on 31-Oct-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 1/51

i

PRODUKSI DAN KUALITAS FISIK SUSU SAPI PERAH FRIESIAN 

HOLSTEIN (FH) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS

BAHAN BAKU LOKAL LIMBAH PERTANIAN 

SKRIPSI

Oleh:

LESTARI KEMALA PUTRI

I 111 08 267

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK 

JURUSAN PRODUKSI TERNAK 

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 

2013

Page 2: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 2/51

ii

PRODUKSI DAN KUALITAS FISIK SUSU SAPI PERAH FRIESIAN 

HOLSTEIN (FH) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS

BAHAN BAKU LOKAL LIMBAH PERTANIAN 

SKRIPSI

Oleh:

LESTARI KEMALA PUTRI

I 111 08 267

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK 

JURUSAN PRODUKSI TERNAK 

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 

2013

Page 3: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 3/51

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1.  Yang bertanda tangan dibawah ini:

 Nama : Lestari Kemala Putri

 NIM : I 111 08 267

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a.  Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

 b.  Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2.  Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan sepenuhnya.

Makassar, Februari 2013

TTD

Lestari Kemala Putri

Page 4: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 4/51

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Produksi dan Kualitas Fisik Susu Sapi Perah Frisiean 

Holstein  (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit

Berbasis Bahan Baku Lokal Limbah Pertanian

Nama : Lestari Kemala Putri

No. Pokok : I 111 08 267

Program Studi : Produksi Ternak 

Jurusan : Produksi Ternak 

Fakultas : Peternakan

Skr ipsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh: 

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc. 

NIP. 19641231 198903 1 026

Dekan Fakultas Peternakan

Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc.

NIP. 19520923 197903 1 002 

Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Garantjang, M.Sc

NIP. 19450805 196901 1 001

Ketua Jurusan Produksi Ternak 

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc.

NIP. 19641231 198903 1 025

Tanggal Lulus : Februari 2013

Page 5: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 5/51

v

ABSTRAK 

LESTARI KEMALA PUTRI (I111 08 267). Produksi dan Kualitas Fisik Susu sapi

Perah  Friesian Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit Berbasis Bahan

Baku Lokal Limbah Pertanian. Di bawah bimbingan Ambo Ako sebagai

Pembimbing Utama dan Syamsuddin Garantjang sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pakan komplit

 pada sapi perah  Friesian Holstein (FH) yang berbasis bahan baku lokal limbah

 pertanian (wortel, kol, kulit kopi, jerami jagung) di Kabupaten Enrekang terhadap

 produksi dan kualitas fisik susu sapi perah FH. Penelitian ini menggunakan 3

 perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan P1 (rumput gajah + dedak padi), P2

(rumput gajah + konsentrat) dan P3 (pakan komplit).Materi penelitian adalah

menggunakan sapi perah FHsebanyak 15 ekor. Hasil penelitian bahwa perlakuan

 pakan komplit tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi susu sapi perah

FH. Rata-rata produksi susu sapi perah FH yaitu pada perlakuan rumput gajah +

dedak 6,75 liter/ekor/hari, rumput gajah + konsentrat 7,16 liter/ekor/hari dan pakan

komplit 8,38 liter/ekor/hari. BJ susu mempunyai rata-rata 1,028, analisis kualitatif 

menunjukkan bahwa berat jenis pada susu sapi perah  Friesian Holstein (FH) tidak 

 berpengaruh nyata (P>0,05) antar perlakuan. pH susu mempunyai rata-rata 6,5.Uji

organoleptik terhadap bau dan rasa susu antara perlakuan P2 dan P3 memiliki bau

dan rasa yang lebih baik (Gurih/khas) dari P1, Warna susu pada perlakuan P2 dan

P3 adalah warna putih kekuningan, sedangkan pada perlakuan P1 adalah putih.

Kata Kunci : Sapi Perah Fri esian H olstein (FH), Produksi Susu, Kualitas Fisik 

Susu, Pakan Komplit

Page 6: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 6/51

vi

ABSTRACT

LESTARI KEMALA PUTRI (I 111 08 267). Physical Quality Milk Production

and Frisiean Holstein Dairy Cattle with Complete Feeding Raw Materials Locally-

Based Agricultural Waste.Supervised by Ambo Ako as chairman supervisor and

Syamsuddin Garantjang as the member supervisor.

This study aimed to observe the effect complete feed from agriculture waste

materials (carrots, cabbage, coffeebark, straw, maize) on the milk production and

quality of dairy cattle Frisiean Holstein (FH) in Enrekang. This study used 3

treatments and 5 replicates, the treatments was P1 (napiergrass + rice bran), P2

(napiergrass + concentrates) and P3 (complete feed). The Materials research is to usea 15 heads dairy cattle. The results of this study that the effect of feed treatments had

no significant (P>0.05) on the milk production of FH dairy cattle. Avarage milk 

 production of FH dairy cattle, in the treatment napiergrass + rice bran is 6,75

litre/head/day, in napiergrass + concentrates is 7,16 litre/head/day and in complete

feed is 8,38 litre/head/day . BJ of milk has average 1.028, the qualitative analysis

showed that BJ was not significant (P>0.05) between treatment. The avarege of pH

of milk was 6.5. Organoleptic test for the smell and taste of milk in P2 and P3

treatments was better (savory/typical) than P1 treatments. The color of milk in P2

and P3 treatments have yellowish white, while in P1 treatment has white.

Keywords: Frisiean Holstein Dairy Cattle, Milk Production, Milk QualityPhysical, Complete Feed.

Page 7: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 7/51

vii

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi dengan judul: ”Produksi dan Kualitas Fisik Susu Sapi Perah Friesian 

Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit Berbasis Bahan Baku Lokal

Limbah Pertanian” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar 

sarjana pada jurusan Produksi Ternak di Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan

dengan penuh rasa hormat kepada :

1.  Allah Subuhanahuwata’ala atas segala perlindungan, rezki dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat memijakkan kaki di Universitas Hasanuddin.

2.  Bapak  Ambo Ako selaku pembimbing utama sekaligus Penasehat Akademik 

 penulis dari tahun 2008 hingga selesai dan Bapak  Syamsuddin

Garantjang,selaku pembimbing anggota, atas segala bantuan dan keikhlasannya

untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-saran sejak awal penelitian

sampai selesainya penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekeliruan yang telah penulis

lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja.

Page 8: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 8/51

viii

3.  Kedua orang tua, Ayahanda tercinta M. Husni Husain dan Ibunda tersayang

Sumiaty yang terus mendidik dan mendukung baik materil maupun moril serta

segala limpahan doa, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, dan segala bentuk 

motivasi yang telah diberikan tanpa henti kepada Penulis, kepada saudaraku

Husniar, Wahyuningsih dan Nurfajrin serta keluarga yang besar yang selalu

memberikan dukungan dan semangat pada penulis.

4.  Ambo Ako sebagai dosen pembimbing sekaligus Penasehat Akademik penulis

dari tahun 2008 hingga selesai, yang senantiasa memberikan motivasi dan

nasehat yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan semua

 perkuliahan sampai selesai.

5.  Dosen-Dosen penguji yang telah memberikan saran, guna kesempurnaan

skripsi ini.

6.  Syamsuddin Hasan selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

dan Bapak Wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada

 penulis selama menjadi mahasiswa.

7.  Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis dan staf Jurusan Produksi Ternak atas

segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

8.  Kepada Bachtiar Fachruddin yang selalusetia memberisemangat,

motivasisertado’anya.

9.  Kepada Bapak  Sunusi dan Keluarga di Enrekangyang telah memberikan dan

mengizinkan menempati rumah dan ternaknya sebagai tempat penelitian selama

kurang lebih 2 bulan.

Page 9: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 9/51

ix

10.  Kepada rekan-rekan sepenelitian Erdayanti, Naftika Edelweiys, Jernih

Amalia R, Ibrahim Hading dan Usamah Amranterima kasih atas bantuan

dan partisipasi selama penelitian.

11.  Kepada sahabat penulisJanuarti Salombe,Nurfadilah, Hafsah, A. Citta

Pasamita, Jumiati, Fitriah, Sri Arwita, Naftika Edeilweiys, Erdayanti,

Indah Yunita, Feby Ratridini, Jernih Amalia R, Siti Chadijah , Musdalifah,

Khaeriah Nur, Muh. Azhar, dan teman-teman  “Bakteri 08” serta semua

 pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi

semuanya telah penulis lakukan dengan sebaik-baiknya demi kesempurnaan skripsi

ini. Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini

dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama

 bagi diri penulis sendiri. Amin.

Makassar, Februari 2013

Penulis

Page 10: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 10/51

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

LEMBAR KEASLIAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT.................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

PENDAHULUAN........................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum Sapi Perah ........................................................... 3

B.  Potensi dan Sumber Bahan Pakan .................................................. 4

C.  Pakan Komplit ................................................................................ 6

D.  Produksi Susu ................................................................................ 11

E.  Kualitas Susu .................................................................................. 11

Halaman

Page 11: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 11/51

xi

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat .............................................................................. 18

Materi Penelitian .................................................................................. 18

Prosedur Penelitian ............................................................................... 18

Parameter yang Diamati ...................................................................... 20

Analisis Data ........................................................................................ 21

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Produksi Susu ........................................................................... 19

B.  Berat Jenis (BJ) Susu .............................................................. 24

C.  Kualitas Fisik Susu ................................................................... 27

PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................... 32

Saran ..................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

LAMPIRAN.................................................................................................... 37

RIWAYAT HIDUP

Page 12: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 12/51

xii

DAFTAR TABEL

 No. Halaman

Teks

1.  Kandungan Gizi Jerami Jagung ................................................................... 9

2.  Kandungan Nutrisi dedak Padi .................................................................... 10

3.  Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Dedak Padi .................................... 19

4.  Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Konsentrat ..................................... 19

5.  Kandungan Nutrisi Pakan Komplit ............................................................. 19

6.  Rata-Rata Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diberi Perlakuan Jenis

Pakan ........................................................................................................... 22

7.  Rata-Rata Berat Jenis (BJ) Susu Sapi Perah FH yang Diberi Perlakuan Jenis

Pakan ........................................................................................................... 24

Page 13: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 13/51

xiii

DAFTAR GAMBAR 

 No. Halaman

Teks

1.  Uji Organoleptik terhadap Rasa Susu Antara Rumput Gajah+Dedak 

dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan

Pakan Komplit ............................................................................................. 27

2.  Uji Organoleptik terhadap Warna Susu Antara Rumput Gajah+Dedak 

dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan

Pakan Komplit ............................................................................................. 28

3.  Uji Organoleptik terhadap Aroma Susu Antara Rumput Gajah+Dedak 

dengan Rumput Gajah+Konsentrat dan Rumput Gajah+Dedak dengan

Pakan Komplit ............................................................................................. 30

Page 14: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 14/51

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

 No. Halaman

Teks

1.  Analisis Ragam Produksi Susu.................................................................... 37

2.  Analisis Ragam Berat Jenis (BJ) Susu ........................................................ 38

Page 15: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 15/51

1

PENDAHULUAN

Kontribusi biaya pakan (hijauan dan konsentrat) dalam produksi setiap liter 

susu mencapai 62,5% . Menurut Mudikdjo (2001), dibutuhkan 32,41% biaya

konsentrat untuk memproduksi setiap liter susu. Tingginya biaya pakan sering

menjadi kendala bagi peternak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sapi yang

dipelihara. Jika peternak dapat menggunakan pakan berkualitas dengan harga yang

lebih murah, maka usaha sapi perah dapat memberikan keuntungan yang lebih layak 

 bagi usaha yang dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya

menyediakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan peternak dengan harga yang

murah melalui pemanfaatan potensi pakan lokal (Yusdja, 2005).

Usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang memiliki karakteristik yang

 berbeda dengan usaha sapi perah di Pulau Jawa. Peternak tidak menjual susu segar 

tetapi mengolahnya menjadi dangke, sejenis makanan tradisional (lauk), yang telah

dikonsumsi turun temurun. Jumlah peternak skala kecil (1-3 ekor) mencapai 91%

dengan produktivitas rata-rata 5 liter/ekor/hari (Dinas Pertanian Enrekang, 2008).

Rendahnya produktivitas disebabkan adopsi teknologi pakan yang rendah serta

manajemen pemeliharaan yang tradisional (Yusdja, 2005).

Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan

yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani

masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

 bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat

yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan

Page 16: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 16/51

2

dengan meningkatnya konsumsi susu dari 6.8 liter/kapita/tahun pada tahun 2005

menjadi 7.7 liter/kapita/tahun pada tahun 2008 (setara dengan 25 g/kapita/hari) yang

merupakan angka tertinggi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 (Yusdja,

2005).

Dalam usaha peternakan, khususnya pengembangan usaha sapi perah,

merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan penyediaan sumber kebutuhan

 protein, namun di satu sisi terjadi penurunan produktivitas sub sektor. Hal ini

disebabkan karena adanya persaingan lahan dengan sub sektor lainnya, dimana

semakin sulitnya memperoleh pakan sumber hijauan utamanya di musim kemarau.

Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

memanfaatkan teknologi pakan lengkap berbahan baku lokal (Saragih, 2008).

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana

mempertahankan produksi dan kualitas susu sapi perah dengan memanfaatkan

limbah perkebunan (wortel, kol, kulit kopi dan jerami jagung sebagai pakan ternak 

sapi perah, terutama di musim kemarau saat berkurangnya hijauan pakan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh pemberian pakan

komplit pada sapi perah  Friesian Holstein (FH) yang berbasis bahan baku lokal

limbah pertanian (wortel, kol, kulit kopi, jerami jagung) di Kabupaten Enrekang

terhadap produksi dan kualitas fisik susu sapi perah FH.

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan solusi kepada para peternak 

 bahwa dengan memanfaatkan pakan komplit berbahan baku lokal mampu mengatasi

 pakan terutama pada musim kemarau.

Page 17: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 17/51

3

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum Sapi Perah

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga

kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan

daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari

famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika

(Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM.

Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika

dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India

dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat

 pembiakan sapi Ongole murni (Wiryo, 2010).

Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua

yaitu :(1) Kelompok yang berasal dari sapi Zebu ( Bos indicus) atau jenis sapi yang

 berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis, (2) Kelompok dari Bos

 Primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos

Taurus. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi

Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel

antara Inggris dan Perancis),  Brown Swiss (dari Switzerland),  Red Danish (dari

Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei menunjukkan bahwa

 jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di

Indonesia adalah Frisien Holstein (Nasrul, 2010).

Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari produk susu tersebut, selain berupa

susu segar juga produksi berupa permen susu, karamel, krupuk susu dan susu

Page 18: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 18/51

4

 pasteurisasi serta produksi olahan susu lainnya. Peternakan sapi menghasilkan

daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan

 pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian. Syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah produksi susu tinggi,

umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak, berasal dari induk dan pejantan yang

mempunyai eturunan produksi susu tinggi, bentuk tubuhnya seperti baji, dan

matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki

 belakang cukup lebar serta kaki kuat (Nasrul, 2010).

B.  Potensi dan Sumber Bahan Pakan

Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik 

terhadap produktivitas ternak, kualitas produk peternakan, dan keuntungan

 pengusaha ternak. Oleh karenanya, program pembangunan peternakan akan tercapai

 bila mendapat dukungan pemenuhan pakan yang kualitas dan kuantitasnya terjamin

sehingga pakan dapat dinyatakan sebagai faktor dominan yang mempengaruhi

efisiensi dan kesuksesan dalam usaha peternakan baik secara jumlah maupun

mutunya (Kuswandi, 2011).

Untuk memenuhi kebutuhan pakan yang memadai jumlahnya bagi ternak,

saat ini pengembangan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba)

menghadapi persoalan fluktuasi ketersediaan pakan hijauan. Hal ini terjadi akibat

tergusur oleh kepentingan ekonomi yang lebih prospektif, seperti pembangunan

rumah tinggal, pasar swalayan sehingga sumber pakan utama ternak ruminansia

hanya dapat mengandalkan limbah pertanian, seperti jerami padi, tongkol jagung,

dan pucuk tebu. Tentunya kualitas nutrien limbah pertanian mempunyai kualitas

Page 19: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 19/51

5

yang lebih rendah. Hal ini dicirikan oleh rendahnya tingkat kecernaan, kadar protein

kasar, kadar karbohidrat non struktural, dan tingginya kadar serat utama

(lignoselulosa) dari limbah pertanian (Sutrisno, 1994).

Komponen-komponen utama bahan pakan sebenarnya dapat dipenuhi dengan

memanfaatkan potensi lokal, karena potensi bahan pakan lokal mempunyai prospek 

ketersediaan yang tinggi dengan harga relatif murah, namun komposisi zat makanan

yang dikandungnya dapat bersaing dengan bahan yang konvensional. Pemanfaatan

 bahan pakan lokal yang berbasis limbah dan implementasi konsep zero-waste, akan

memberi dampak yang ramah lingkungan (Indraningsih dkk, 2010).

Limbah pertanian, perkebunan, agro-industri, limbah pabrik, sisa hasil

 pemotongan hewan, dan sisa restoran dapat diolah menjadi bahan pakan. Limbah

tersebut diantaranya: pucuk tebu, jerami kedelai, batang dan tongkol jagung, kulit

singkong, kulit kopi, ampas tebu, dedak padi, bungkil sawit, ampas tahu, ampas

tempe (Indraningsih dkk, 2010).

Ironisnya, dengan pertimbangan untuk memperoleh devisa jangka pendek,

 beberapa limbah yang ada di dalam negeri dan cukup surplus, seperti pucuk tebu

(wafer), bungkil inti sawit, onggok atau gaplek, dan tongkol jagung atau silase

 jagung sudah dilakukan ekspor, disamping itu juga banyak yang terbuang, seperti

 bahan pakan sumber serta yang dibakar bahkan menjadi masalah dalam usaha tani

dan agroindustri, seperti jerami padi dan limbah sawit. Potensi pakan ini harus

dimanfaatkan sebagai basis pengembangan ternak, baik melalui suatu inovasi

teknologi, strategi pengembangan, atau kebijakan yang lebih berpihak dalam

menguatkan industri peternakan yang tangguh berbasis sumber daya lokal

(Indraningsih dkk, 2010).

Page 20: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 20/51

6

Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa

 jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput

raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari.

Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari

 bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang

menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan

konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah

dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau

 bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat)

yang berupa garam dapur, kapur, dan lain-lain. Pemberian pakan konsentrat

sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2

kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat

 badan per hari. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan

 penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan (Anneahira,

2011).

C.  Pakan Komplit

Pakan Komplit adalah suatu jenis bahan yang dirancang untuk produk 

komersial bagi ternak ruminansia yang didalamnya sudah mengandung sumber 

serat, energi, protein, vitamin dan mineral dan semua nutrien yang dibutuhkan untuk 

mendukung kinerja produksi dan reproduksi ternak dengan imbangan yang memadai

(Agustina, 2011).

Pengaruh pemberian pakan komplit sangat besar pengaruhnya terhadap

 produksi susu dan kadar lemak yaitu pada pemberian ransum yang tidak memadai

Page 21: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 21/51

7

menyebabkan hasil susu yang rendah, tetapi kadar lemak susu masih dalam keadaan

normal. Akan tetapi, jika pemberian ransumnya memadai maka produksi susu

meningkat. Namun, kadar lemak susu menurun (Basya, 1983).

Limbah sayuran sering dimanfaatkan sebagai pakan hijauan tambahan untuk 

ternak perah oleh peternak setempat. Dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian

dan perkebunan sebagai pakan ternak, seleksi jenis limbah tanaman perlu dilakukan

untuk mengurangi efek samping terhdap kesehatan ternak dan keamanan produknya.

Suplementasi pakan limbah hasil pertanian dan perkebunan merupakan faktor 

 penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Suplementasi dilakukan karena

umumnya limbah hasil pertanian dan perkebunan mengandung protein yang lebih

rendah dari hijauan pakan ternak. Pakan limbah hasil pertanian dan perkebunan

dapat disuplementasikan dengan leguminosa,kacang-kacangan maupun sisa

 pengolahan industri pertanian seperti ampas tahu, ampas, kecap, bungkil kedelai,

 bungkil kelapa serta mineral lainnya yang diperlukan (Darmadja, 2003).

1.  Limbah Kubis

Limbah sayuran merupakan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk 

 pakan ternak ruminansia. Limbah sayuran terutama kubis tersedia melimpah pada

waktu panen dan belum dimanfaatkan secara optimal, hanya sebagian kecil yang

sudah dimanfaatkan. Limbah kubis dapat digunakan sebagai pakan ternak 

ruminansia secara optimal tanpa mengurangi penurunan kualitas. Kendala

 pemanfaatan limbah kubis sebagai pakan ternak adalah tingginya kandungan air 

yang menyebabkan tidak tahan tinggal lama, akibatnya menimbulkan bau busuk dan

menimbulkan polusi (Rahmadi, 2003).

Page 22: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 22/51

8

Kubis merupakan sayuran yang mengandung vitamin dan mineral yang

cukup tinggi. Kandungan Gizi Kubis yaitu Karbohidrat 5,8 g, Serat kasar 11,9%,

Protein kasar 13,0%, Energi sebesar 2.460 Kkal/kg, dan Lemak 0,1 g (Admin,

2011).

2.  Limbah Wortel 

Wortel merupakan tanaman sayur yang ditanam sepanjang tahun. Ketika

musim panen tiba wortel tidak laku jual sehingga petani menjadikan sebagai pakan

ternak dan bahkan membiarkan membusuk di ladang. Untuk itu perlu suatu alternatif 

 pemanfaatan wortel menjadi suatu produk olahan lain selain digunakan menjadi

sayur juga bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai pakan pendukung, tentu

saja limbah tersebut akan lebih aman digunakan sebagai pakan apabila diproses

dahulu, misalnya dengan cara pengeringan atau fermentasi. Kandungan yang ada

 pada wortel yaitu nilai kandungan gizi wortel per 100 g (3.5 oz), energi 173 kJ (41

kcal), karbohidrat 9 g, gula 5 g, diet serat 3 g, lemak 0,2 g, protein 1 g (Minhaj,

2010). 

3.  Kulit Kopi

Kulit kopi yang biasanya dibuang sebagi pupuk maupun dibuang untuk 

 bahan bakar bisa digunakan sebagai suplemen pakan. Dilihat dari kandungan nutrisi

yang ada didalam nya, yaitu Bahan kering = 56,55%, Protein kasar = 8,12%, Serat

kasar = 37,41% dan TDN= 50,27%, kulit kopi dapat digunakan sebagai alternatif 

 pengganti untuk pakan (Abadi ,2009).

Untuk meningkatkan kualitas kulit kopi, kita bisa menggunakan teknik 

fermentasi dulu sebelum kulit kopi digunakan untuk pakan ternak. Hal ini dilakukan

Page 23: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 23/51

9

untuk memperbarui dan menambah asupan gizi yang ada pada kulit kopi. Disamping

itu daya cerna terhadap ternak bisa sempurna (Abadi, 2009).

4.  Jerami Jagung 

Jerami jagung  adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan

mengering diladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik. Jerami jagung

seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk 

menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan; bukan untuk 

dikonsumsi sebagai sayur (Uum, 2008).

Tabel 1. Kandungan Gizi Jerami Jagung

Uraian Kandungan (%)

Abu 8,42

Protein Kasar 3,3

Lemak Kasar 1,06Serat Kasar 30,5

TDN 30,0

Bahan Kering 60,0

Sumber : Manurung (2008)

5.  Dedak Padi

Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Banyaknya

dedak yang dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 4% dedak kasar

dan 2,5% dedak halus dapat dihasilkan dari berat gabah kering. Dedak padi cukup

disenangi ternak. Pemakaian dedak padi dalam ransum sapi perah umumnya

sampai 15% dari campuran konsentrat. Pemakaian dedak padi dalam jumlah besar

dalam campuran ransum dapat memungkinkan ransum tersebut mudah mengalami

ketengikan selama penyimpanan (Anonim b, 2012).

Page 24: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 24/51

10

Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai protein rata-rata dalam bahan

kering adalah 12,4%, lemak 13,6%, dan serat kasar 11,6%. Dedak padi

menyediakan protein yang lebih berkualitas dibandingkan dengan jagung. Dedak 

 padi kaya akan thiamin dan sangat tinggi dalam kandungan niacinnya (Anonim b,

2012).

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Dedak Padi

Uraian Kandungan (%)

Abu 13,58

Protein 13,71

Lemak 12,07

Serat Kasar 15,39

BETN 43,01

Ca 0,08

TDN 71

DE 2,67

DP 9,5

ME 2,4

 Nelc 1,3Sumber : Anonim b, 2012.

6.  Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan bahan makanan ternak yang berasal dari hasil

ikutan pabrik minyak kelapa. Dalam ransum digunakan sebagai sumber protein.

Hingga saat ini masih banyak penyusunan ransum yang memasukkan bungkil kelapa

kedalam campuran ransum yang hendak di buat. Bungkil kelapa memiliki komposisi

gizi antara lain Protein kasar 20,5 %, Energi Metabolisme 1.540 kkal/kg, Serat

kasar 13,79%, LK 10,48%, Abu 7,00% (Wahju, 1988).

Page 25: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 25/51

11

7.  Bungkil jagung

Pengolahan jagung untuk minyak jagung dapat menghasilkan makanan

ternak yang tergolong inkonvensional yaitu bungkil biji jagung. Komposisi gizi

limbah minyak jagung (% BK) adalah sebagai berikut Bahan Kering = 88,06%, Abu

= 11,10%, Protein Kasar = 21,89%, Lemak = 0,33%, Serat Kasar = 8,9%, Beta -N

= 53,10%,Ca= 0.06% dan P = 2,18%. Bungkil jagung dipergunakan sebagai

sumber energi untuk ternak (Intan, 2010).

D.  Produksi Susu

Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan

yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani

masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

 bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat

yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (Dwicipto, 2008).

Menurut analisis, peternakan rakyat hanya sebuah usaha sampingan dibawah

usaha pertanian, oleh sebab itu produksi susu sapi para peternak tergolong rendah

(6-10 liter perhari) yang disebabkan oleh salah satu faktor yaitu pakan berkualitas

rendah. Pakan sangat berpengaruh terhadap produksi susu. Pakan diberikan kepada

sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi susu. Pakan yang diberikan

akan digunakan untuk kebutuhan hidup dulu baru produksi susu. (Dwiyanto, 2011).

Rendahnya produksi susu disebabkan oleh beberapa faktor penentu dalam

usaha peternakan yaitu pemuliaan dan reproduksi, penyediaan dan pemberian pakan,

 pemeliharaan ternak, penyediaan sarana dan prasarana, serta pencegahan penyakit

dan pengobatan. (Dwicipto, 2008).

Page 26: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 26/51

12

Penyediaan bahan pakan sapi perah harus mempertimbangkan faktor 

 palatabilitas, nilai nutrisi, ketersediaan dan tidak bersaing dengan kebutuhan

manusia, serta harga terjangkau. Sapi perah hendaknya diberi dua kelompok pakan

yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan merupakan pakan utama

ruminansia karena melalui fermentasi di dalam rumen oleh mikroba, serta dapat

menyediakan energi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok. Sementara pakan

konsentrat adalah campuran bahan pakan yang kaya energi dan protein, yang

 berguna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu sapi perah laktasi

(Dwiyanto, 2011).

Faktor-faktor lain mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu pada

ternak adalah ukuran dan bobot badan induk, umur, ukuran dan pertautan

ambing, pertumbuhan, suhu lingkungan, faktor genetik dan lingkungan termasuk 

manajemen dan pemberian pakan (Ernawani, 1991).

Faktor genetis ini akan menentukan jumlah produksi dan mutu

air susu selama laktasi dengan komposisi zat zat makanan. Jika produksi susu

induk dan pejantan jelek tatalaksana dan makanan yang serba baguspun tidak 

akan dapat memperbaiki produksi yang jelek dari warisan kedua induknya

(Anggorodi, 2001).

Sapi-sapi yang secara genetis baik akan memberikan produksi susu yang

 baik pula. Akan tetapi, jika makanan yang diberikan tidak memadai, baik dari

segi jumlah maupun mutu, maka untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup dan

 berproduksi akan dicukupi dengan mengorbankan persediaan zat-

zat makanan yang ada di dalam tubuh. (Anonim, 2000).

Page 27: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 27/51

13

Jumlah pemberian pakan hijauan dan konsentrat dapat mempengaruhi j

umlah produksi susu dan kadar lemak. Kualitas dan kuantitas pakan yang

diberikan harus sesuai dengan kebutuhan atau memenuhi hidup pok 

ok, produksi susu, pertumbuhan, dan kebuntingan sehingga akan dicapai

 produksi susu yang optimal (Anonima, 2010).

E.  Kualitas susu

Susu dapat didefinisikan sebagai hasil sekresi normal kelenjar mamari atau

ambing mamalia, atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat,

tanpa dikurangi atau ditambahkan sesuatu. Susu dapat pula didefinisakan dari aspek 

kimia, yaitu suatu emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-garam

mineral dengan protein dalam keadaan koloid (Dwidjoseputro, 1994).

Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung vitamin, sitrat, dan

enzim. Susu sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus

cahaya. Menurut Hadiwiyoto (1994), warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis

 pakan, jumlah lemak susu, dan persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik 

ditekankan pada BJ dan angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan

untuk pengujian lemak dan bahan padat bukan lemak.

Sifat fisik merupakan sifat-sifat atau karakteristik yang dapat dilihat secara

visual sehingga dapat dilihat kualitas fisiknya (Yudi, 2009).

Sifat fisik susu

1.  Warna

Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain, tergantung

dari bangsa ternak, jenis ternak, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk 

Page 28: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 28/51

14

warna. Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan,

 bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam susu. Dalam

 jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Susu dengan kadar lemak rendah atau

susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebiru-biruan. Warna putih susu

merupakan refleksi cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat.

Karoten adalah pigmen yang menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal

dari pakan kehijauan. Warna kuning susu sangat dipengaruhi oleh pakan (Ghani,

2010).

Menurut (Ghani, 2010) warna susu berbeda-beda yang dipengaruhi oleh

 beberapa faktor antara lain adalah bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan

 padat, bahan pembentuk warna.

2.  Aroma dan Rasa 

Susu segar yang normal berasa agak manis, karena mengandung karbohidrat

yaitu Laktosa, dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma susu lenyap jika susu

didiamkan beberapa jam atau susu didinginkan. Cita rasa susu berhubungan dengan

keseimbangan rasa antara rasa manis akibat kandungan laktosa tinggi dan rasa asin

dari kadar klorida. Susu dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida tinggi

menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang dihasilkan pada akhir 

masa laktasi biasanya berasa asin (Ghani, 2010)

Menurut (Ghani, 2010) terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa

dan aroma susu abnormal adalah:

a.  Gangguan keadaan fisik ternak.

 b.  Bahan yang mempunyai aroma kuat,misalnya bawang termakan oleh ternak.

Page 29: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 29/51

15

c.  Absorpsi aroma oleh susu dari lingkungan.

d.  Dekomposisi komponen susu oleh bakteri dan mikroba lain

e.  Adanya benda asing yang mengkontaminasi susu

f.  Terjadinya perubahan aroma dan cita rasa karena reaksi kimia

3.  Berat Jenis (BJ)

Susu lebih berat dari air karena susu merupakan suatu sistem kolodial

kompleks, yaitu air sebagi medium dispersi antara lain mengandung garam-garam

dan gula dalam larutan. Berat jenis atau gravitas spesifik susu rata-rata adalah 1,028

dengan kisaran 1,027-1,035. Berat jenis susu biasanya ditentukan pada temperatur 

600F (15,50C) atau dikoreksi terhadap titik ini. Gravitas spesifik susu dipengaruhi

oleh komponennya yang masing-masing mempunyai gravitas spesifik yang berbeda,

misalnya lemak 0,930, laktosa 1,666, protein 1,346, kasein 1,310 dan garam-

garaman 4,120. Rata-rata gravitas spesifik padatan susu tanpa lemak bervariasai

antara 1,6007-1,6380 (Harjadi, 1996).

Gravitas spesifik cairan bervariasi karena temperaturnya. Air mencapai

gravitas spesifik maksimum pada 390F (3,880C). Susu berbeda dengan air, karena

susu tidak akan mencapai gravitas spesifik maksimum hingga temperaturnya

mencapai 31,010

F (-0,550

C) yaitu titik beku susu. Peningkatan lemak susu akan

menurunkan gravitas spesifik, dan makin besar SNF, susu makin lebih berat.

Gravitas spesifik susu tidak dapat ditentukan sampai kira-kira 1 jam setelah

 pemerahan karena kandungan udara dan karbondioksida dalam susu. Air susu

mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu berkisar antara

1.0270 – 1.0350 dengan rata – rata 1.0310. Akan tetapi menurut Codex susu, BJ air 

Page 30: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 30/51

16

susu adalah 1.0280. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air 

susu sebagai bahan makanan. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu

diperah ( 200C ). Penetapan lebih awal akan menunjukan hasil BJ yang lebih kecil.

Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang

terbentuk dalam air susu akibat dari aktifitas bakteri penghasil gas – gas seperti CO2

(Ghani, 2010).

4.  Potensial Hidrogen (pH)

Susu segar berada pada pH antara 6,7  – 6,8 dan bila terjadi pengasaman oleh

aktivitas bakteria angka ini akan menurun secara nyata (Ghani, 2010).

Variasi yang besar pada asiditas susu segar dapat berhubungan dengan

stadium laktasi, komposisi susu atau kondisi abnormal dalam ambing. Nilai pH susu

yang lebih tinggi dari 6,7 biasanya menunjukkan kondisi mastitis dan di bawah 6,5

menunjukkan adanya kolostrum atau deteriosasi bakterial. Pakan yang dikonsumsi

sapi biasanya tidak mempengaruhi asiditas susu yang dihasilkan (Tasripin, 2011).

Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat asam dan basa

sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah,

sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru.

Semakin tinggi pH maka akan semakin basa, begitu pula sebaliknya jika pH

rendah, maka media yang bersifat asam akan menyebabkan semakin stabil makanan

tersebut. Makanan yang memiliki daya tahan tinggi biasanya mencapai pH lebih

rendah dari 4,5 (Mohammad, 2008).

Page 31: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 31/51

17

METODE PENELITIAN

A.  Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober   –  November 2012 di

 peternakan sapi perah milik peternak Bapak Sunusi, di Kel. Talaga, Kec. Enrekang,

Kab. Enrekang. 

B.  Materi Penelitian

Ternak yang digunakan pada penelitian ini adalah sapi perah Friesian

Holstein (FH) sebanyak 15 ekor, berumur 5-7 tahun, dan sedang laktasi bulan

keempat sampai bulan keenam dengan rata-rata produksi 5-6 liter/ekor/hari. Pakan

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah pertanian (wortel, kol, kulit kopi,

 jerami jagung), dedak, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil jagung, dan air.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ember, skop, timbangan

 pakan, drum plastik, gelas ukur, pH meter, dan Laktodensimeter (Untuk mengukur 

Berat jenis (BJ).

C.  Prosedur Penelitian

Manajemen pemeliharaan sapi perah yaitu dikandangkan dengan model

kandang kelompok, dengan pemberian pakan lengkap yang telah difermentasikan.

Formulasi pakan komplit disusun dengan bahan sumber serat (limbah wortel, limbah

kol, dan jerami jagung) dipotong-potong menggunakan chopper dan dicampur 

dengan bahan sumber konsentrat seperti dedak, bungkil kelapa, kulit kopi dan ampas

tahu setelah itu difermentasikan selama 3 minggu. Pemberian pakan dilakukan pada

Page 32: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 32/51

18

 pagi dan sore hari sesuai dengan kebutuhan sapi perah sekitar 3% bahan kering dari

 berat badan sapi perah.

Adapun perlakuan yang diterapkan adalah pemberian :

P1 = Rumput gajah 30 kg + dedak 7 kg/ekor/hari

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Dedak Padi

Bahan % BK (%) TDN PK SK BETN P

Rumput

gajah 40 9,99 23,58 3,8 14,43 19,83 0,05

dedak padi 60 53,52 40,74 7,8 8,34 30,52 0,84

Total 100 63,51 64,32 11,6 22,77 50,35 0,89

P2 = Rumput gajah 30 kg + konsentrat 4 kg/ekor/hari

Tabel 4. Kandungan Nutrisi Rumput Gajah dan Konsentrat

Bahan % BK (%) TDN PK SK BETN P

Rumput gajah 45 9,99 23,58 3,91 14,54 19,94 0,16

Dedak padi 20 17,84 13,58 2,60 2,78 10,17 0,28

Jagung giling 5 4,34 4,04 0,54 0,13 4,01 0,02Bungkil kelapa 30 26,58 23,61 6,39 4,26 13,62 0,20

Total 100 58,75 64,81 13,44 21,70 47,74 0,65

P3 = Pakan Komplit

Tabel 5. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit 

 Nama ransum % BK (%) TDN Abu PK Lemak SK BETN Ca P

Limbah Kol 2 0,20 1,52 0,24 0,43 0,07 0,26 1,01 0,01 0,01Limbah wortel 2 0,14 1,83 0,29 0,29 0,29 0,12 1,01 0,01 0,02

Kulit kopi 8 6,82 4,58 0,71 0,57 0,31 2,26 4,15 0,00 0,00

Jerami jagung 45 9,45 27,00 4,59 4,46 0,80 12,33 22,82 0,56 0,05

Bungkil kelapa 16 14,18 12,59 1,32 3,41 1,74 2,27 7,26 0,04 0,11

Jagung giling 2 1,74 1,62 0,04 0,22 0,09 0,05 1,60 0,00 0,01

Dedak padi 20 17,84 13,58 2,72 2,60 1,73 2,78 10,17 0,02 0,28

Ampas tahu 5 0,72 3,90 0,26 1,52 0,02 1,11 1,63 0,01 0,06

Jumlah 100 51,00 66,62 10,16 13,49 5,04 21,18 49,66 0,65 0,53

Page 33: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 33/51

19

D.  Parameter yang Diamati

1.  Produksi susu 

Produksi susu diukur dengan menggunakan gelas pengukur (Liter), yaitu

dengan menjumlahkan produksi susu yang dihasilkan pada pemerahan pagi dan sore

hari.

2.  Uji Organoleptik (Rasa, Warna dan Aroma) 

Penentuan organoleptik terhadap rasa, warna dan aroma susu yang diberi

 perlakuan , dilakukan terhadap 30 panelis oleh masyarakat sekitar.

Kategori pada uji organoleptik yaitu perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol

(K).

Pengukuran pH

 pH diukur pada suhu ruang menggunakan pH meter digital HANNA. Setelah

dikalibrasi dengan buffer komersial pH 4 dan 7. Dengan cara mencelupkan pH meter 

 pada sampel dalam wadah gelas. Nilai yang terbaca merupakan pH sampel yang

terukur (Hadiwiyoto, 1994).

3.  Pengujian Berat Jenis (BJ)

Sebanyak 500 ml susu sampel dimasukkan kedalam gelas ukur. Susu tersebut

disimpan kedalam penangas (80o C). sampel di panaskan sampai suhu 40o C sambil

diaduk. Sampel selanjutnya didinginkan sampai 20o C. setelah dingin dituang

kedalam gelas ukur tanpa menimbulkan buih. Laktodensimeter dimasukkan ke

dalam gelas ukur. Laktodensimeter diputar-putar sepanjang dinding gelas ukur, agar 

susunya merata maka dihomogenkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan.

Laktodensimeter selanjutnya dijatuhkan perlahan-lahan, lalu didorong ke dalam

kira-kira 1 cm. Hasilnya dibaca segera ( tidak lebih 15 detik). Jika temperatur tidak 

Page 34: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 34/51

20

tepat 20o C, maka perbedaan 1o C di atas/dibawah 20o C diambahkan/dikurangi

0,0002 dengan bobot jenisnya ( Anonim, 1998). 

E.  Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan (Gaspersz, 1991). Model matematika yang

digunakan yaitu

Yi j = μ + αi + εi j i = 1,2,3,4,5

Yij = Hasil pengamatan ke-ij

μ = Nilai tengah sampel

αi = Pengaruh perlakuan ke-i

ε i j = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-ij

Page 35: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 35/51

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Produksi Susu

Hasil pengukuran produksi susu sapi perah  Friesian Holstein (FH) yang

diberi perlakuan pakan yang berbeda dengan menggunakan rumput gajah+dedak,

rumput gajah+konsentrat dan pakan komplit dari limbah pertanian dapat dilihat

 pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata produksi susu sapi perah FH yang diberi perlakuan jenis

 pakan 

Ulangan

Perlakuan

Rumput gajah+

Dedak 

Rumput gajah +

Konsentrat

Pakan Komplit

Limbah Pertanian 

----------------------------- ltr/ekor/hari -----------------------------

1 5,36 6,18 5,9

2 6,28 6,82 10,36

3 7,42 6,86 8,984 5,02 5,2 5,28

5 9,68 10,78 11,02

Rata-Rata 6,75 7,16 8,38

Berdasarkan Tabel 6 dan lampiran 1 terlihat bahwa perlakuan terhadap

 pemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi susu. Namun,

menunjukkan bahwa rata-rata produksi air susu sapi perah FH cenderung lebih

tinggi pada perlakuan pemberian pakan lengkap dibandingkan perlakuan rumput

gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak, begitu juga cenderung lebih tinggi

 pada perlakuan rumput gajah + konsentrat dibandingkan rumput gajah + dedak.

Tingginya produksi susu pada perlakuan disebabkan sapi perlakuan

mendapat pakan tambahan, sehingga suplay energi dan asam amino untuk sintesis

Page 36: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 36/51

22

susu lebih tinggi. Sedangkan rendahnya produksi susu pada kelompok kontrol

disebabkan ransum yang diberikan belum memenuhi untuk produksi susu.

Perlakuan rumput gajah + konsentrat memperlihatkan rata-rata yang lebih

 baik dibandingkan dengan perlakuan rumput gajah + dedak karena kandungan

energi di dalam pakan campuran rumput dan konsentrat lebih tinggi dibanding

kandungan energi di dalam rumput gajah + dedak, hal ini menyebabkan produksi

susu yang lebih banyak yang dihasilkan sapi yang diberi pakan campuran rumput

dan konsentrat lebih banyak dibandingkan sapi yang diberi pakan rumput gajah +

dedak. Hal ini sesuai dengan pendapat Legowo (2002) bahwa energi yang

terkandung dalam ransum dapat mempengaruhi produksi susu. Ransum dengan

energi tinggi dapat meningkatkan produksi susu. Sedangkan pada perlakuan pakan

lengkap terlihat produksi susu cenderung lebih tinggi dibanding dengan perlakuan

rumput gajah + konsentrat. Hal ini menandakan bahwa dengan pemberian pakan

lengkap, dapat mempertahankan serta memaksimalkan produksi susu sapi perah,

disebabkan kandungan nutrisi pada pakan lengkap cenderung lebih lengkap.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa limbah pertanian dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pakan utama pada ternak sapi perah sebagai pengganti

rumput.

Tingginya produksi susu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor 

yang mempengaruhi yaitu pakan. Peranan pakan terhadap produksi susu sangat

 besar pengaruhnya karena ternak sapi perah yang laktasi terjadi peningkatan

aktivitas metabolisme dari sel-sel kelenjar ambing untuk mensintesis susu. Jika

hijauan pakan dapat diberikan secara teratur pada sapi dan kualitas pakannya

Page 37: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 37/51

23

ditingkatkan dengan hijauan berkualitas maka akan mampu meningkatkan produksi

susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosalin (2008), bahwa tinggi rendahnya

 produksi susu pada sapi perah dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu umur, ukuran dan

 bobot badan induk, pertumbuhan, jumlah anak lahir per kelahiran dan suhu

lingkungan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi susu diantaranya adalah

 jumlah dan kualitas pakan, bulan laktasi, fase laktasi dan bangsa sapi perah (Sidik,

2004).

B.  Berat Jenis (BJ) Susu

Berat jenis (BJ) digunakan untuk mengetahui grafitasi spesifik suatu larutan.

 Nilai rata-rata berat jenis susu tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Berat Jenis (BJ) Susu Sapi Perah yang diberi PerlakuanJenis Pakan

Ulangan

Perlakuan

Rumput ga a +Dedak 

Rumput ga a +Konsentrat

Pa an Komp tLimbah

Pertanian

1 1,027 1,027 1,028

2 1,028 1,028 1,028

3 1,028 1,028 1,028

4 1,028 1,028 1,028

5 1,028 1,028 1,028

Rata-Rata 1,027 1,027 1,028

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa perlakuan terhadap pemberian pakan

tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat jenis susu. Rata-rata berat jenis

susu pada perlakuan kontrol yaitu 1, 027, perlakuan rumput gajah + konsentrat 1,027

dan pada perlakuan pakan lengkap 1,028. Berat Jenis susu pada semua perlakuan

Page 38: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 38/51

24

tersebut sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berat Jenis susu segar 

sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Milk Codex yaitu 1,028. Susu

mempunyai berat jenis yang lebih besar dari air yaitu 1,027 – 1,035 dengan rata-rata

1,031. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi susu sebagai

 bahan makanan. Daftar ini telah disepakati oleh para ahli gizi dan kesehatan sedunia,

walaupun di setiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri (

Saleh, 2004). Hal ini juga dinyatakan oleh Winarno (1997) Berat jenis suatu bahan

adalah perbandingan antara berat bahan tesebut dengan berat air pada volume dan

suhu yang sama. Berat jenis susu rata-rata 1,032 atau berkisar antara 1,027-1,035.

Semakin besar berat jenis pada susu semakin bagus karena komposisi atau

kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air dalam susu adalah kecil,

sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah berat jenis-nya,

semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka semakin berat susu

tersebut (Winarno, 1997).

Semakin besar berat jenis pada susu semakin bagus karena komposisi atau

kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air dalam susu adalah kecil,

sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah berat jenis-nya,

semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka semakin berat.

Potensial Hidrogen (pH) susu yang diperoleh pada penelitian masih dalam

kisaran normal yaitu 6,5. Hal ini sesuai dengan SNI bahwa susu yang baik memiliki

nilai pH 6,5-6,7. Selanjutnya didukung oleh Rustanti (2011) bahwa jika nilai pH air 

susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah

6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pembusukan bakteri. Sugitha dan Djalil

Page 39: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 39/51

25

(1989) yang menyatakan bahwa susu sapi segar memiliki pH antara 6,4-6,8.

 Namun demikian, rataan ini menggambarkan bahwa susu sapi segar yang

dihasilkan memiliki pH yang cenderung normal.

C.  Kualitas Fisik Susu

Rasa

Hasil penelitian terhadap uji organoleptik rasa susu dengan membandingkan

 perlakuan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput gajah+konsentrat)

dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Uji Organoleptik terhadap rasa susu antara rumput gajah + dedak denganrumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan pakan

komplit

Berdasarkan hasil penilaian dari panelis menunjukkan bahwa rasa susu yang

dinilai yaitu gurih, manis dan asam. Syarat rasa susu segar masih dikatakan normal

 jika tidak menyimpang dari rasa khas susu segar yaitu sedikit gurih yang disebabkan

oleh klorida dan rasa manis yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asam

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Gurih Manis Asam

   J   u   m    l   a    h   P   a   n   e    l   i   s

Kriteria Penilaian

P1 dan P2

P1 dan P3

Page 40: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 40/51

26

mungkin sudah mulai masuk dalam tahap perusakan yaitu tahap pengasaman oleh

 bakteri asam susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Mirdhayati, Handoko dan Putra

(2008), menyatakan bahwa syarat rasa susu segar masih dikatakan normal jika tidak 

menyimpang dari rasa khas susu segar yaitu sedikit gurih (asin) dan manis. Rasa

gurih disebabkan karena adanya kandungan laktosa dan klorida sedangkan rasa

manis disebabkan oleh adanya gula laktosa didalam susu. Selanjutnya Ghani (2010)

menyatakan bahwa adanya rasa asam pada susu kemungkinan sudah mulai masuk 

dalam tahap perusakan yaitu tahap pengasaman oleh bakteri asam susu dan apabila

susu sudah mulai terasa pahit, mungkin sudah mengalam perusakan tingkat lanjut

yaitu perusakan oleh jamur dan bakteri setelah berakhirnya fase pengasaman.

Warna

Hasil penelitian terhadap uji organoleptik warna susu dengan

membandingkan perlakuan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput

gajah+konsentrat) dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Uji Organoleptik terhadap warna susu antara rumput gajah + dedak 

dengan rumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan pakan komplit

0

5

10

15

20

25

Putih Kekuningan Putih Putih Kebiruan

   J   u   m    l   a

    h   P   a   n   e    l   i   s

Kriteria Penilaian

P1 dan P2

P1 dan P3

Page 41: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 41/51

27

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa warna susu dapat bervariasi dari

 putih kekuningan hingga putih sedikit kebiruan. Warna putih sedikit kebiruan dapat

tampak pada susu yang memiliki kadar lemak rendah. Warna putih dari susu

diakibatkan oleh dispersi yang merefleksikan sinar dari globula-globula lemak serta

 partikel-partikel koloid senyawa kasein dan kalsium posfat. Warna kuning

disebabkan karena adanya pigmen karoten yang larut didalam lemak susu. Hal ini

sesuai dengan pendapat Mirdhayati, dkk (2008) menyatakan warna susu sapi

dikatakan normal jika tidak mengalami perubahan dari warna normal susu sapi,

warna susu sapi segar yaitu putih kekuningan sampai putih kebiruan. Selanjutnya

Soeharsono (1996), menyatakan warna susu dipengaruhi oleh partikel koloid. Warna

 putih susu disebabkan oleh refleksi cahaya globula lemak, kalsium kaseinat dan

koloid fosfat, warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten yang terlarut dalam

lemak, pigmen tersebut berasal dari pakan hijauan.

Rahman, dkk (1992) menyatakan bahwa warna susu dipengaruhi oleh

komposisi kimia dan sifat fisiknya, misalnya jumlah lemak, kekentalan susu,

kandungan darah dan jenis pakan yang diberikan. Warna susu juga dipengaruhi oleh

 pertumbuhan mikroba atau kapang pembentuk pigmen pada permukaan susu atau

seluruh bagian susu.

Aroma 

Hasil penelitian terhadap uji organoleptik Aroma susu dengan

membandingkan kontrol P1 (rumput gajah+dedak) dengan P2 (rumput

gajah+konsentrat) dan P1 (rumput gajah+dedak) dengan P3 (pakan komplit) dapat

dilihat pada Gambar 3.

Page 42: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 42/51

28

Gambar 3. Uji Organoleptik terhadap aroma susu antara rumput gajah + dedak 

dengan rumput gajah + konsentrat dan rumput gajah + dedak dengan

 pakan komplit 

Berdasarkan hasil penilaian dari panelis bahwa susu segar memiliki aroma

(bau) khas. Aroma (bau) khas susu disebabkan oleh beberapa senyawa yang

mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat volatil. Oleh sebab itu, beberapa

 jam setelah pemerahan atau setelah penyimpanan, aroma khas susu banyak 

 berkurang. Hal ini mendukung pendapat Saleh (2004), bahwa aroma susu sangat

dipengaruhi oleh adanya sifat lemak air susu. Demikian juga bahan pakan ternak 

sapi dapat merubah aroma air susu. Bila dirasa tidak sedap, kemungkinan pertama

adalah faktor lingkungan di sekitar penyimpananya. Selanjutnya Suparno (1992)

menyatakan bahwa penyimpangan atau abnormalitas aroma (bau) susu disebabkan

oleh beberapa kemungkinan yaitu:

a)  Sapi sedang mengalami gangguan fisik atau kesehatan. Dalam hal ini

senyawa-senyawa yang memberikan rasa abnormal disekresikan bersama

dengan susu.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Khas Amis Tengik

   J   u   m    l   a    h   P   a   n   e    l   i   s

Kriteria Penilaian

P1 dan P2

P1 dan P3

Page 43: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 43/51

29

 b)  Pakan ternak. Senyawa bau dari pakan diserap kedalam darah dan

disekresikan di dalam susu.

c)  Absorpsi bau yang menonjol atau tajam oleh susu. Pada saat pemerahan

dan penanganan susu segar sangat dimungkinkan terabsorpsi bau

disekeliling susu atau tempat pemeraha.

d)  Dekomposisi komponen susu akibat pertumbuhan dan perkembang biakan

 bakteri.

e)  Perubahan-perubahan karena reaksi kimia, misalnya reaksi oksidasi yang

dapat menimbulkan bau tengik (rancid).

Page 44: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 44/51

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian

 pakan komplit pada ternak sapi perah dapat meningkatkan produksi susu. Nilai BJ

yang diperoleh memenuhi standar SNI dan Milk Codex yaitu 1,028 begitu pun

dengan nilai pH susu masih dalam kisaran normal yaitu 6,5. Sedangkan uji

organoleptik terhadap bau dan rasa susu antara rumput gajah+konsentrat dan pakan

komplit memiliki bau dan rasa yang lebih baik (Gurih/khas) dari rumput

gajah+dedak, sedangkan warna susu antara rumput gajah+konsentrat dan pakan

komplit memiliki warna putih kekuningan.

Saran

Limbah Pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan utama pada

ternak sapi perah sebagai pengganti rumput serta dapat meningkatkan kualitas susu.

Page 45: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 45/51

31

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, 2009. Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jakarta .

Admin, 2011. Potensi peternakan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur.

Agustina, 2011. Prospek pengembangan sapi perah.  Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan. Bogor 

Anggorodi, R. 2001. Produksi dan mutu air susu. Edisi Kedua PT. Gramedia

Jakarta.

Anneahira, 2011. Usaha sapi perah di Indonesia. Agro media Pustaka. Jawa Barat.

Anonim b. 2012. Pakan limbah dedak .  http//pakanlimbahdedak.com/pakan-

limbah-dedak/html//. Diakses tanggal 27 oktober 2012.

Anonim. 1998. Susu segar. SNI 01-3141-1998. Badan standarisasi Nasional,

Jakarta.

Anonim. 2000. Beternak sapi perah. Yogyakarta.

Anonim. 2010. Mengenal masa laktasi sapi perah. Puskeswan.Padang Panjang,

Kota Serambi Mekah. Aceh.

Anonima. 2010. Pengembangan sapi perah di Indonesia

http://umkm.aimitindo.co.id/produk.php?id=7&pid=4 [Diakses pada

Tanggal 20 Oktober 2011]

Basya. S, 1983. Berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak susu sapi perah.

Balai penelitian ternak. Bogor.

Darmadja. 2003. Setengah abad peternakan sapi tradisional dalam ekosistem pertanian. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dwicipto, 2008. Pengaruh  musim terhadap produksi susu sapi perah. BPPT.

Bandung.

Dwidjoseputro. 1994. Teknologi pengolahan susu. Fakultas Peternakan.

Universitas Andalas.

Dwiyanto, 2011. Cara meningkatkan produksi susu sapi perah pada

 peternakan rakyat. Sinar Harapan. Jakarta.

Page 46: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 46/51

32

Ernawani, 1991. Pengaruh tatalaksana pemerahan terhadap kualitas susu. 

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor .

Fajar, G. 2012. Nilai gizi susu. http//nilaigizisusu.com/nilai-gizi-susu/html//. 16

 juni 2012.

Gaspersez, V. 1991. Metode perancangan percobaan.Armico. Bandung.

Ghani. 2010. Susu Sapi. http//sapi.com/susu-sapi/html//. Diakses 15 Maret 2010.

Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian mutu susu dan hasil olahannya. Liberty.

Yogyakarta.

Harjadi, W. 1996. Ilmu kimia analitik dasar. Gramedia. Jakarta.

Indraningsih, 1999. Residu pestisida pada susu segar . Balai Penelitian Veteriner.

Bogor.

Indraningsih, R. Widiastuti dan Y. Sani 2010. Limbah pertanian dan perkebunan

sebagai pakan ternak. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Indraningsih, Y.Sani, R.Widiastuti dan E. Masbulan, 2007. Pemanfaatan  limbah

 pertanian organik untuk meningkatkan kualitas produk ternak melalui

sistem pertanian terpadu. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Intan. 2010. Ilmu nutrisi dan teknologi pakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kuswandi, 2011. Sumber bahan pakan lokal ternak ruminansia. Pusat penelitian

dan pengembangan peternakan.Bogor.

Legowo, A. M. 2002. Sifat Kimiawi, Fisik dan Mikrobiologi Susu. Diktat Program

Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Semarang.

Manurung, L. 2008. Analisis ekonomi uji ransum berbasis pelepah daun sawit,

 jerami padi dan jerami jagung fermentasi dengan  phanerochaetechrysosporium pada sapi peranakan ongole. Departemen peternakan,

Universitas Sumatera Utara.

Minhaj, 2010. Manfaat dan kandungan wortel. Media Pustaka. Jakarta.

Mirdhayati, I. Handoko, J. Putra, K.U. 2008. Mutu susu segar di UPT

Ruminansia Besar dinas peternakan kabupaten Kampar provinsi Riau.

Jurnal peternakan Vol. 5. No.1. Fakultas pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau.

Page 47: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 47/51

33

Mohammad, M. 2008. Jumlah total bakteri dan kualitas fisik susu segar hasil

 pengawetan dengan metode laktoperoksidase sistem. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Murkidjo 2001. Produksi susu sapi perah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Jawa Tengah.

 Nasrul, 2010. Pengembangan usaha sapi perah di Indonesia. Department of 

International Bio-BusinessLaboratory of Bio-Business Management

Tokyo University of Agriculture. Sakuragaoka Dorm.Tokyo.

Purwandini, N. 2008. Makalah susu sapi. http//sususapiperah.com/susu-

sapi/html//. Diakses 8 februari 2012.

Rahmadi, 2003. Parameter metabolisme rumen in vitro limbah kubis terinsilase

 pada lama pemeraman berbeda. Fakultas Peternakan Universitas

Diponegoro. Semarang.

Rahman A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C Nurwitri. 1992. Teknologi

Fermentasi Susu. PAU. IPB Bogor.

Rosalin, N. 2008. Konversi protein kasar dan lemak kasar pakan komplit terhadap

total protein dan lemak susu pada kambing Peranakan Ettawa (PE).

Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Rustanti, N. 2011. Uji kualitas susu. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan susu dan dan hasil ikutan ternak. Sumatera

Utara : Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Saragih, B. 2008. Pengembangan agribisnis sapi perah. PT. GramediaWidiasarana Indonesia. Yogyakarta.

Setyaningsih. 2010. Analisis sensorik IPB Pers. Bogor.

Sidik, R. 2004. Komoditas dan Bangsa Ternak Perah Sub Bagian Produksi

Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan

dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Soerharsono. 1996. Fisiologi Laktasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Sugitha, I.M. dan Djalil. 1989. Susu, Penanganan dan Teknologinya. Fakultas

Peternakan Universitas Andalas.

Sutrisno, 1994. Potensi dan bahan pakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page 48: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 48/51

34

Tasripin, 2011. Deskripsi sapi perah FH. Fakultas Peternakan, Universitas

Padjadjaran. Bandung. 

Uum, U. 2008. Pengolahan dan nilai nutrisi limbah tanaman jagung sebagai pakan

ternak ruminansia. Balai peneltian Ternak. Bogor.

Wahju J, 1988. Ilmu nutrisi unggas.Gadjahmada University Press,Yogyakarta.

Wijayanti, D. 2012. Pemeriksaan keadaan susu dan berat jenis. Fakultas

Petrnakan. Universitas Lampung. Lampung

Winarno. F.G. 1997. Kimia pangan dan gizi. Gramedia. Jakarta.

Wiryo, 2010. Budidaya sapi perah. Departemen Pertanian. Nusa Tenggara Timur.

Yudi, 2009. Kesmavet susu. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas

GajahMada. Yogyakarta.

Yusdja, 2005. Ilmu peternakan edisi kempat. GadjahMada. Yogyakarta.

Page 49: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 49/51

35

LAMPIRAN

Lampiran 1: Analisis Ragam Produksi Susu

Produksi Susu

Descriptive Statistics 

Dependent Variable:Produksi Susu

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P1 6.75200 1.882796 5

P2 7.16800 2.127891 5

P3 8.30800 2.597329 5

Total 7.40933 2.167380 15

Tests of Between-Subjects Effects 

Dependent Variable:Produksi Susu

SourceType III Sum

of Squaresdf Mean Square F Sig.

Corrected Model 6.490a 2 3.245 .657 .536

Intercept 823.473 1 823.473 166.707 .000

Perlakuan 6.490 2 3.245 .657 .536

Error 59.276 12 4.940

Total 889.239 15

Corrected Total 65.765 14

a. R Squared = .099 (Adjusted R Squared = -.052)

Page 50: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 50/51

36

Lampiran 2: Analisis Ragam Berat Jenis (BJ) Susu

Berat Jenis (Bj)

Descriptive Statistics 

Dependent Variable:BJ

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P1 1.02770 .000447 5

P2 1.02770 .000447 5

P3 1.02770 .000447 5

Total 1.02770 .000414 15

Tests of Between-Subjects Effects 

Dependent Variable:BJ

SourceType III Sum

of SquaresDf Mean Square F Sig.

Corrected Model 7.581E-20a 2 3.790E-20 .000 1.000

Intercept 15.843 1 15.843 7.921E7 .000

Perlakuan .000 2 .000 .000 1.000

Error 2.400E-6 12 2.000E-7

Total 15.843 15

Corrected Total 2.400E-6 14

a. R Squared = .000 (Adjusted R Squared = -.167)

Page 51: Skripsi Tari Acc (1)

7/16/2019 Skripsi Tari Acc (1)

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tari-acc-1 51/51

RIWAYAT HIDUP

Lestari Kemala Putri, lahir di Maros, pada tanggal 25 Juli

1990. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara. Anak 

dari pasangan suami istri M.Husni Husain dan Sumiaty. Penulis

mengawali pendidikan di SD Negeri 21 Barandasi, Maros pada 

tahun 1996  sampai tahun 2002. Pada tahun yang  sama, melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 2 Maros, lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 1 Maros, lulus SMA pada tahun 2008. Pada tahun 2008 melanjutkan

 pendidikan ke Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan Jurusan Produksi

Ternak.