awal februari

16
identitas Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat CMYK NO 721l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010 M encapai World Class Univer sity tidaklah mudah. Untuk mewujudkannya Unhas banyak melakukan pembenahan, yang jelas terlihat adalah pembangunan fisiknya. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Pusat sebagai gudang ilmu pun tak mau kalah. Berbagai hal diperbaharui, bahkan sejak 2007 silam, gudang ilmu yang dinahkodai Dr Noer Jihad Saleh itu mulai merambah perangkat digital. Dengan semua perubahan yang terjadi, mungkinkah mata sivitas akademika akan berpaling menuju perpustakaan? Ada banyak hal yang menjadi alasan mahasiswa berkunjung ke perpustakaan. Misalnya dari segi motivasi sendiri, mahasiswa cenderung berkunjung untuk meminjam dan mengembalikan buku, dengan persentase sebesar 36 persen. Sekedar membaca buku sebanyak 32 persen dan memanfaatkannya sebagai tempat mengerjakan tugas sebanyak 16 persen. Se- dangkan motivasi lainnya seperti Internetan, istirahat dan bertemu teman hanya sebesar 16 persen. Pada segi pelayanan, peminjaman dan pengembalian buku mendapat respon positif dari mahasiswa, sebesar 74 persen. Sebagian menilai cukup, dalam artian tidak baik dan tidak pula begitu buruk, sebanyak 26 persen. Hampir sama dengan peminjaman buku, pelayanaan pembuatan kartu perpustakaan dianggap baik, sebesar 66 persen, utamanya bagi mahasiswa baru. Sisanya, mahasiswa yang dominan angkatan 2005 ke atas merasa, pelayanan pembuatan kartu perpustakaan cukup baik. Lain halnya dengan pelayanan penitipan barang. Penilaian mahasiswa terpecah, meski lebih banyak merasa pelayanan di tempat itu sudah baik dengan persentase 59 persen dan yang menilai cukup 27 persen. Namun masih ada juga yang memandang, pelayanan tempat penitipan barang buruk, sebesar 14 persen. Salah satu pengunjung mengungkapkan, “saya sebenarnya masih takut-takut menitip barang di situ (tempat penitipan barang, red). Soalnya penjaganya hanya melihat-lihat saja tas yang dititip, tanpa memperhatikan tas itu punya siapa,” ujar Sultan Sulaeman Mahasiswa FISIP angkatan 2005. Beralih kelengkapan fasilitas, selain buku, jurnal, dan skripsi serta tampilan ruangan, fasilitas perpustakaan juga dilengkapi dengan jurnal elektronik dan jaringan internet gratis. Menurut pengunjung, dari sekian banyak fasilitas yang ada, dinilai cukup. Utamanya jaringan internet, koran, dan buku. Dari hasil polling identitas, Kamis (4/02), beragam tanggapan terlontar dari pengunjung perpustakaan. Ada yang merasa sudah baik, cukup, bahkan buruk terkait pelayanan dan fasilitas di UPT Perputakaan Unhas. Menyelisik Gudang Ilmu di Unhas jendela Berbagai alasan di lontarkan, misalnya jaringan internetnya biasa terputus, koranya amburadul, kurang majalah remaja, bukunya masih kurang dan masih banyak lagi. Bahkan segelintir mahasiswa menganggap jurnal dan skripsi yang menjadi referensi mereka dalam menyelesaikan skripsi, dinilai masih buruk. ”Pelayanan diperpustakaan masih belum maksimal karena petugasnya kurang ramah, terus di perpustakaan tidak ada majalah remaja,” ungkap Hayyu Ghina Q Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2009, Sabtu (5/ 02). “Fasilitas seperti komputer yang biasa di- gunakan untuk mencari literatur yang di perpustakaan sudah banyak yang tidak ber- fungsi,” keluh Nurul Jummah Mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2009.Banyaknya kerusakan ini diakibatkan karena tegangan listrik yang tidak stabil. Sehingga terjadi hal 12 pemadaman listrik pada beberapa ruangan di perpustakaan. Menurut hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2004, Muhlis Dahlan pada September - Oktober 2009 lalu, tentang buku yang terdapat di Ruang Referensi dan Ruang Cadangan Perpustakaan Pusat Unhas, kerugian finansialnya mencapai Rp.24.369.250,-, ini dikarenakan beberapa hal misalnya kurangnya perawatan, model penyim- panan, suhu ruangan, dan serangan organisme seperti rayap. Dari semua keluhan yang ada, Noer Jihad menanggapinya dengan bijak. Menurutnya, hal ini akan menjadi masukan baginya dan berharap univer- sitas juga dapat lebih membantu dalam memajukan perpustakaan sebagai gudang ilmu di Indonesi Timur. Arm/Dia Koran Majalah Skripsi Jaringan Internet Komputer Search Engine Jurnal Elektronik Buku Jurnal 0 % 20% 40% 60% 80% 100% Baik Cukup Tidak Tahu Buruk Bagaimana Kondisi Fasilitas yang Tersedia di Perpustakaan Unhas? Jenis Pelayanan Baik Cukup Buruk Peminjaman Buku 74 persen 26persen - Penitipan Barang 59 persen 27 persen 14 persen Pembuatan Kartu 66 persen 34 persen - Motivasi berkunjung ke perpustakaan Persentase Membaca 32persen Pinjam Kembalikan Buku 36persen Kerja tugas 16persen Dll (internetan, istirahat, bertemu teman) 16persen METODE poling ini dise- lenggarakan PK identitas pada tanggal 4 Februari 2010 dengan menggunakan Metode Accidental. Kami membagikan kuisoner pada pengunjung perpustakaan, dimana responden yang dipilih adalah pengunjung yang telah keluar dari perpustakaan setiap selang waktu 60 menit, di mulai pada pukul 10.00 -15.00 Wita. Salah Input, Salah Informasi BUKU Data keluaran Biro administrasi Perencanaan dan sistem informasi telah terbit. Namun sejumlah data yang tersaji ada yang tidak tepat.

Upload: identitas-unhas

Post on 19-Jun-2015

632 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Awal Februari

identitasPenerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat

CMYK

NO 721l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010� �

Mencapai World Class University tidaklah mudah. Untukmewujudkannya Unhasbanyak melakukanpembenahan, yang jelas terlihat

adalah pembangunan fisiknya. Unit PelaksanaTeknis (UPT) Perpustakaan Pusat sebagai gudang

ilmu pun tak mau kalah.Berbagai hal diperbaharui,bahkan sejak 2007 silam,gudang ilmu yangdinahkodai Dr Noer JihadSaleh itu mulai merambah

perangkat digital.Dengan semua perubahan

yang terjadi, mungkinkah matasivitas akademika akan berpaling

menuju perpustakaan?Ada banyak hal yang menjadi alasan

mahasiswa berkunjung ke perpustakaan.Misalnya dari segi motivasi sendiri, mahasiswacenderung berkunjung untuk meminjam danmengembalikan buku, dengan persentase sebesar36 persen. Sekedar membaca buku sebanyak 32persen dan memanfaatkannya sebagai tempatmengerjakan tugas sebanyak 16 persen. Se-dangkan motivasi lainnya seperti Internetan,istirahat dan bertemu teman hanya sebesar 16persen.

Pada segi pelayanan, peminjaman danpengembalian buku mendapat respon positif darimahasiswa, sebesar 74 persen. Sebagian menilaicukup, dalam artian tidak baik dan tidak pulabegitu buruk, sebanyak 26 persen. Hampir samadengan peminjaman buku, pelayanaanpembuatan kartu perpustakaan dianggap baik,sebesar 66 persen, utamanya bagi mahasiswabaru. Sisanya, mahasiswa yang dominan angkatan2005 ke atas merasa, pelayanan pembuatan kartuperpustakaan cukup baik.

Lain halnya dengan pelayanan penitipanbarang. Penilaian mahasiswa terpecah, meskilebih banyak merasa pelayanan di tempat itusudah baik dengan persentase 59 persen dan yangmenilai cukup 27 persen. Namun masih ada jugayang memandang, pelayanan tempat penitipanbarang buruk, sebesar 14 persen. Salah satupengunjung mengungkapkan, “saya sebenarnyamasih takut-takut menitip barang di situ (tempatpenitipan barang, red). Soalnya penjaganya hanyamelihat-lihat saja tas yang dititip, tanpamemperhatikan tas itu punya siapa,” ujar SultanSulaeman Mahasiswa FISIP angkatan 2005.

Beralih kelengkapan fasilitas, selain buku,jurnal, dan skripsi serta tampilan ruangan,fasilitas perpustakaan juga dilengkapi denganjurnal elektronik dan jaringan internet gratis.Menurut pengunjung, dari sekian banyak fasilitasyang ada, dinilai cukup. Utamanya jaringaninternet, koran, dan buku.

Dari hasil polling identitas, Kamis (4/02), beragam

tanggapan terlontar dari pengunjung perpustakaan. Ada

yang merasa sudah baik, cukup, bahkan buruk terkait

pelayanan dan fasilitas di UPT Perputakaan Unhas.

Menyelisik Gudang Ilmu di Unhas

jendela Berbagai alasan di lontarkan, misalnya

jaringan internetnya biasa terputus, koranyaamburadul, kurang majalah remaja,bukunya masih kurang dan masih banyaklagi. Bahkan segelintir mahasiswamenganggap jurnal dan skripsi yangmenjadi referensi mereka dalammenyelesaikan skripsi, dinilai masih buruk.”Pelayanan diperpustakaan masih belummaksimal karena petugasnya kurang ramah,terus di perpustakaan tidak ada majalahremaja,” ungkap Hayyu Ghina Q MahasiswaFakultas Teknik angkatan 2009, Sabtu (5/02).

“Fasilitas seperti komputer yang biasa di-gunakan untuk mencari literatur yang diperpustakaan sudah banyak yang tidak ber-fungsi,” keluh Nurul Jummah MahasiswaFakultas Farmasi angkatan 2009.Banyaknyakerusakan ini diakibatkan karena teganganlistrik yang tidak stabil. Sehingga terjadi

hal 12

pemadaman listrik pada beberaparuangan di perpustakaan.

Menurut hasil penelitian MahasiswaFakultas Kehutanan Angkatan 2004,Muhlis Dahlan pada September - Oktober2009 lalu, tentang buku yang terdapat diRuang Referensi dan Ruang CadanganPerpustakaan Pusat Unhas, kerugianfinansialnya mencapai Rp.24.369.250,-, inidikarenakan beberapa hal misalnyakurangnya perawatan, model penyim-panan, suhu ruangan, dan seranganorganisme seperti rayap.

Dari semua keluhan yang ada, NoerJihad menanggapinya dengan bijak.Menurutnya, hal ini akan menjadimasukan baginya dan berharap univer-sitas juga dapat lebih membantu dalammemajukan perpustakaan sebagaigudang ilmu di Indonesi Timur. �

Arm/Dia

Koran

Majalah

Skripsi

Jaringan Internet

Komputer SearchEngine

Jurnal Elektronik

Buku

Jurnal

0 % 20% 40% 60% 80% 100%

Baik CukupTidak Tahu

Buruk

Bagaimana Kondisi Fasilitas yang Tersedia

di Perpustakaan Unhas?

Jenis Pelayanan Baik Cukup BurukPeminjaman Buku 74 persen 26persen -Penitipan Barang 59 persen 27 persen 14 persenPembuatan Kartu 66 persen 34 persen -

Motivasi berkunjung ke perpustakaan PersentaseMembaca 32persenPinjam Kembalikan Buku 36persenKerja tugas 16persenDll (internetan, istirahat, bertemu teman) 16persen

METODE poling ini dise-lenggarakan PK identitaspada tanggal 4 Februari2010 dengan menggunakanMetode Accidental. Kamimembagikan kuisoner padapengunjung perpustakaan,dimana responden yangdipilih adalah pengunjungyang telah keluar dariperpustakaan setiap selangwaktu 60 menit, di mulaipada pukul 10.00 -15.00Wita.

Salah Input, Salah Informasi

BUKU Data keluaran Biro administrasiPerencanaan dan sistem informasi telah terbit.Namun sejumlah data yang tersaji ada yangtidak tepat.

Page 2: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 2tajuk

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (nonkomersial) � Ketua Pengarah: Idrus A Paturusi � Wakil Ketua Pengarah: Nasaruddin Salam � Anggota Pengarah: Dadang Achmad Suriamiharja, Wardihan Sinrang, Dwia Aries Tina Pulubuhu �Penasehat Ahli: Ishak Ngeljaratan, Atja Razak Thaha, SM Noor, Aidir Amin Daud, M Darwis, Husain Abdullah, Sapri Pamulu, Sukriansyah S. Latief � Ketua Penyunting: M. Dahlan Abubakar � KetuaPenerbitan: Fajar S Juanda

� Penyunting Pelaksana: Muh. Iqbal Jafar � Koordinator Liputan: Rasdiana Rustam � Staf Litbang: Ahmad Yani Hasti � Staf Penyunting: Hidayat Doe, Sindbad Okstanza Y, M Thamrin,Yunita Dewi Masitoh, Syamsul Marlin � Reporter: Asri, Aniswati Syahrir, Firmansa, Hardianti, Shaela Mayasari � Fotografer: Muh Syukri � Artistik dan Tata Letak: Armansyah Rachim(Koordinator), Kun Agung Sumarmo � Sekretaris: Naiman Malik (Non aktif) � Bendahara: Icha Dian Nurcahyani � Iklan/Promosi: Haryati Harnang (Koordinator), Hadrianti D Lasari � Sirkulasi:Saimun� Tim Supervisor: Maqbul Halim, M Arifuddin, Jupriadi, Dahlan, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi,Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Abdul Haerah, Supa Atha`na, Dahlan � Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jalan Perintis KemerdekaanKM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.com, E-mail: [email protected] � Tarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 250 mm/kolom(Mahasiswa), Rp 500,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 500,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjangtak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

sms inbox

karikatur

Bila anda memiliki informasi,harapan, dan saran mengenai

kondisi Unhas silahkan kirim smske nomor: 08991525659

dari redaksi

wall facebook

087841655xxxASSALM..!kpd yth sluru yg berskutantentang cleaning servis..mau unhasbersih dan indah.gajix cleaning servis dnaikin dhong masah cuma 440 ribu doankmna cukup..klu gaji naik pasti kami rajindan tdk b‘mlas-mlasan..! juga kpada Ythsluru mahasiswa yg tinggal di FKM tlongjgan kencing sembarangan..!mohonpengertiannya..!!

085310104xxxKNPA nilai mk. DDIT di FapertaAgroteknologi tiba-tiba berubah, nilainyaberubah dari nilai yang di tempel padapapan pengumuman dgn di jurusan ilmutanah lntai 1. Nilai yang yang saya liat dipapan pengumuman dapat B, tetapiberubah jadi C di jrsan. bgitupun temansaya yang lain, Nilai A jadi B, C jd D, &D jd E…ini bnr2 merugikan MHS.

085656801xxxAss. Yth. Dekan Fk. Hukum UNHAS,kapan ada pengadaan tempat sampahdi Fk Hukum, krn banyak mahasiswayg membuang sampahx d smbarangtempat,sehingga mengotori lingkungankampus.

Ihsan Arham 2010AKAN penuh dengankorupsi pendidikan danpendidikan korupsi

Aku Adalah AkuIDENTITAS................................budayaliterir semakin terabrasimungkin teman2 pers lebihintens lg mencari solusi cer-das.........jangan biarkantenggelam dalam keramaian....jangan hanyutdi di air yang tenang....teruslah berkreatifitasuntuk sebuah revolusi

Alam QeruCOMEN lagi ah.............!!!!!

klo bisa diliput juga ntuWC di dekat jasper donk ygtiada guna ada disitu klo ndaberfungsi jie ...

Shaela Mayasari MENANTI babakbaru episode jilid IIKabinet PRof Idrus

Kunjungi Grup

‘Pembaca identitas’

Untuk Berbagi Informasi,Sharing dan Diskusi.

Salam identitas!ADA pepatah yang mengatakan, ”tun-tutlah ilmu hingga ke Negeri Cina”.Memaknai pepatah ini bukan berartitujuan akhir dari proses pembelajarankita adalah harus di Negeri Cina. Tetapilebih kepada bagaimana kita sebagaimanusia mampu memanfaatkan waktuyang dimiliki untuk senantiasa menun-tut ilmu pada kondisi apapun, kapan-pun, dimanapun dan siapapun.

Ya, seperti sebuah kutipan dari buku,“setiap tempat di bumi ini adalahsekolah dan setiap orang adalah guru”.Maka disela-sela rutinitas kru identitas,yang selalu saja dibayang-bayangiaktivitas keredaksian dan kegiatankepanitiaan, ada saja waktu yangdiluangkan demi peningkatan kapasitassumberdaya Manusia (SDM) identitas.

Alhamdulillah kali ini identitaskedatangan tamu dari Fakultas Ilmusosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas.Beliau adalah Dosen Jurusan Sosiologi

Dr Syaiful Cangara M Si. Syaifulberkenan meluangkan waktunyauntuk berbagi pengetahuan pada kamiterkait metode poling. Dengan meme-tik beberapa metode poling yangdiajarinya, untuk edisi ini kami dapatmenyajikan sivitas terkait motivasiMahasiswa Unhas berkunjung keperpustakaan pusat, disertai penilaianmereka terhadap pelayanan dan fasili-tas perpustakaan.

Tak hanya itu ada juga berita ten-tang penipu berwajah lugu, Pro &Kontra Peniadaan UPT MKU, dankendala sistem digitalisasi pendidikanUnhas. Selain itu tema laput edisi kaliini mengangkat permasalahan korup-si, yang ternyata tak hanya melandadi jajaran elite pemerintahan tetapi jugakorupsi kecil-kecilan di kalangansivitas akademika Unhas. �

Selamat Membaca.

Redaksi

PERILAKU korup begitu marak di bumi Indonesia.Manusia Indonesia cenderung korup sehingga praktikkorupsi begitu merajarela. Bahkan sudah membudaya,mengakar menjadi kultur dan kebiasaan sehari-hari.Kita patut prihatin dengan fenomena itu. Hampirsemua lembaga, institusi dan badan formal lainnyasudah dihinggapi praktik korupsi. Bahkan perguruantinggi macam Unhas saja sudah dirasuki gelaja korup.Padahal kampus adalah benteng pertahanan moralyang harus bersih dan steril dari berbagai jenis perilakukorup.

Perilaku korup (korupsi) jenisnya beragam. Tapipada intinya merupakan perilaku busuk yangmemanfaatkan keadaan, posisi, dan jabatan hanyauntuk kepentingan pribadi serta merugikan orang lain.Makanya tindakan seperti itu, bukan hanya pejabatpublik dan pegawai negeri saja yang jadi aktornya,tapi seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswaberpotensi besar bertindak korup. Yang beda, hanyalevelnya. Mulai dari kelas ikan lure sampai kelas kakap.Tergantung dari posisi, peran dan fungsi yangdimainkan oleh pelakunya.

Barangkali untuk mendeteksi perilaku korup kelaswahid, pekerjaannya tidak mudah. Butuh alat bukti,data, dan kekuatan untuk membongkarnya, karenaharus melalui proses hukum yang panjang. Apalagikalau sistem hukum kita sudah korup lebih awal.Pembuktiannya akan berujung vonis bebas.Perbuatan korup semacam itu biasanya begitu halus,rapi, cantik, konspiratif sampai tak berbekas sehinggasulit dibuktikan kebenarannya.

Beruntung, di tingkat nasional, ada lembaga sepertiKPK yang terus memerangi para koruptor. Meskiinstitusi itu belum sepenuhnya berhasil memberantaspraktik korupsi di negeri ini. Tapi paling tidak bisamengekang laju tindakan korupsi itu sendiri.

Perilaku korup di level ikan lure tampaknya berbeda.Bentuknya sepele, sederhana, tapi jadi benih-benihtumbuhnya praktik korupsi besar-besaran padasipelaku. Tindakan seperti ini kerap terjadi, malahsemacam dibenarkan karena tidak ada aturan ataumekanisme hukum yang mengaturnya secara tegas.Di kampus, misalnya, praktik pemalsuan tanda tanganabsensi hadir oleh mahasiswa, gratifikasi ujian kepadadosen penguji, penggunaan waktu dinas untukkeperluan pribadi oleh pegawai kampus (korupsiwaktu), pungutan sepihak tanpa dasar oleh pihakdosen, dan masih banyak lagi hal serupa yangmanipulatif marak terjadi.

Secara hukum, tindakan itu sulit dipersalahkankarena tidak ada ukuran yang pasti untuk menyatakanitu sebagai pelanggaran. Yang bisa menghakiminyahanya asas moral dan kesadaran kemanusian yangdimiliki sipelaku. Pihak pimpinan kampus hanya bisaberdiam diri menyaksikan kebobrokan itu, seakan-akan tidak bisa dihentikan tapi sesungguhnya bisadireduksi dan diamputasi. Asal ada ketegasan danpeyikapan terhadap hal itu.

Barangkali itulah mentalitas korup yang berlangsungdi dunia kampus selama ini. Mahasiswa yang selalumenghujat kebobrokan para elite politk, ternyataterjebak juga dalam perilaku korup. Dosen yang selamaini mengajarkan ilmu, kebaikan dan kebenaran,ternyata berlaku permisif terhadap mentalitas korupyang terjadi di kampus. Ironisnya, hal semacam itudipelihara, dianggap itu hal biasa.

Padahal jika ditelisik, tindakan itu akan menjadipenyebab awal terjadinya tindakan korup kelas kakap,seperti yang terjadi di lemabaga legislative daneksekutif pemerintahan hari ini. Makanya, untuk bisamemberantas praktik korupsi di negeri ini harusdimulai dari kampus dan lembaga pendidikan.Pendidikan anti korupsi harus digalakkan. Kultur dankebiasaan korup harus disegera diamputasi danciptakan ruang dan sistem manajemen administrasiyang bersih dari mentalitas korup. �

Mentalitas Korup

ID

EN

TIT

AS

/ I

LH

AM

A M

Diskusi: Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Politik (FISIP) Unhas, Dr Syaiful Cangara,M Si sedang memaparkan materi metode poling kepada sejumlah kru PK identitas, Selasa (2/2).

Tamu Dari FISIP

Page 3: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 3opini

Fakultas Ilmu Budaya Unhas geger. Pasalnya,awal Januari tersiar kabar kalau fakultas inimelakukan renovasi perpustakaan. Termasukmembersihkan seluruh buku-buku yang ada.

Tetapi buku yang dibersihkan itu bukan ditatarapi, tapidiindikasi di jual ke toko buku loak, sebab raib begitusaja. Konon katanya, ada yang talang di Jogyakarta.Dari kabar yang terdengar bahwa buku-buku yang di-gelontarkan itu seukuran satu truk dan tiga mobil openkap.

Institusi yang dianggap memegang teguh prinsip-prinsipkebudayaan ini telah gagal atau mundur sekian langkahdalam memajukan peradaban. Sebab telah kehilanganwarisan vitalnya, yaitu ribuan buku bacaan, ikut pulaskripsinya di dalamnya. Menurut saksi mata yang di-kutip dari Tabloid identitas Unhas, Ary (Samaran)mengaku melihat buku-buku perpustakaan diangkutdengan menggunakan mobil pick up sekitar tujuh bulanlalu, ketika renovasi perpustakaan mulai kelar. Sebagianmemang buku yang diangkut itu sudah tampak rusaklantaran terkena air hujan, namun menurut Ary, masihbanyak diantaranya yang masih layak pakai.

Hingga kini, riak-riak protes terhadap pelecehanintelektual itu terus bergulir. Senat Mahasiswa Ilmu Budayapun telah menghimpun tim investigasi untuk terusmenyelidiki kasus ini. Mereka ingin menyingkap dalangpenghilangan ribuan buku itu. Di samping itu, setelahdidesak oleh aksi demonstrasi mahasiswa, pihak dekanatFIB akhirnya juga membentuk tim investigasi kasus ini,namun itu sudah terbilang telat, sebab kasus ini sudahberlangsung sejak tujuh bulan yang lalu, tapi kenapa barudigubris pada bulan-bulan terakhir ini.

Ironi Fakultas Ilmu Budaya (FIB)Sebenarnya isu pelemahan kadar budaya nasional

bangsa sudah beberapa kali disinggung media, terakhirkali ketika isu pelarangan buku “Membongkar GuritaCikeas di Balik Kasus Century, karya Peneliti GeorgeYunus Adijontro” yang dengan gamblang membongkarmafia dan aliran dana Skandal Bank Century. Tapipelarangan sistematik itu kandas karena derasnyadesakan masyarakat dan media, sehingga berangsur-angsur buku itu akhirnya dapat dengan bebas dikonsumsipublik.

Ini juga yang menjadi bukti bahwa karya intelektualberupa buku, apalagi merupakan buku ilmiah yang diolahdengan ketelitian yang jelimet serta dengan metodologiyang ketat, merupakan warisan demokrasi suatu bangsa.Sehingga harus dibiarkan tumbuh subur, untuk memupuksemangat ilmiah, toleransi, pluralisme, serta memberiakses terhadap hak asasi manusia yang dalam hal ini

Warisan Kebudayaan Raibdi Fakultas Ilmu Budaya

hak mengutarakan pendapat. Dengan begitu, boleh dikatabahwa siapa saja yang melakukan pelarangan bukuadalah tindak kriminalisasi ilmu pengetahuan dandemokrasi.

Raibnya ratusan buku di perpustakaan FIB merupakansebuah cacat besar sebuah institusi akademik. Apalagiperistiwa ini terjadi di pusat kajian budaya, yang idealnyamemiliki arsip yang lengkap, terdokumentasi dengan baik,bagaimana pun perwajahan atau kualitas luar buku itu.FIB dalam hal ini telah melakukan kelalaian luar biasaterhadap obyek materil (baca:buku) perkembanganperadaban yang bersifat berkelanjutan, serta menghi-langkan jejak sejarah intelektual yang telah dengan susahpayah dibangun oleh ribuan insan akademik. Hasil buahpikiran mereka yang terekam dalam buku-buku cetakserta skirpsi mahasiswa dengan entengnya dijual di tokoloak tanpa memperhitungkan nilai informasinya dan nilaisejarahnya. Hasil-hasil penelitian mahasiswa yang dido-kumenkan dalam bentuk skripsi adalah barang yang takternilai harganya, karena akan membantu pemahamankita terhadap keragaman budaya bangsa dan daerah,keunikan bahasa, serta hasil-hasil karya nenek moyangkita.

Sejujurnya, tindak ironis itu tak mencerminkan jiwapara pecinta kebudayaan yang sekarang berteduh dibawah pohon FIB. Pada galibnya, mahasiswa atau siapasaja yang sering bersentuhan dengan tema-tema kajianbudaya, pasti akan dengan ikhlas melakukan perawatanbuku, memelihara dan mengkajinya. Dalam pengertianumum, budaya sendiri ditafsirkan sebagai sebuah proseskognitif yang secara sadar menghasilkan inovasi-inovasiterbaru yang secara langsung memajukan masyarakat-nya. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, daya,karsa suatu masyarakat.

Sementara menurut Pritjof Capra, seorang futurologdan ahli fisika modern Swiss menunjukkan bahwa budayatak lain adalah makna, sebuah kemunculan spontan dariproses dissipatif, yakni proses dalam alur kompleksitasyang nonliner, dimana terjadi perubahan struktur secaraterus menerus, tapi tetap mempertahan pola jaringan yangsama. Pada proses yang disokong oleh paradigma materi,paradigma bentuk dan paradigma proses ini, akanmelahirkan sebuah hal baru yang di sebut paradigmamakna. Tulisan adalah makna yang dihasilkan dari prosespanjang evolusi budaya manusia, yang lahir dari rahimkompleksitas kognitif atau kesadaran mental tingkat tinggi,yang tentunya dengan bantuan obyek material berupaotak.

Saya pikir segenap insan FIB paham bahwa bukuadalah warisan kebudayaan tertinggi, dari perjalananevolusi budaya manusia. Yang diketahui bermula daripemahaman mengenai komunikasi menggunakan geraktangan, yang termaktub dalam lukisan-lukisan hewan didinding-dinding gua, komunikasi lisan, bergeser ke simbol-simbol bergambar seperti hyroglief Mesir, tulisan paku diMesopotamia, hingga ke tingkat budaya tertinggi, berupasimbol-simbol huruf yang tercetak di beragam media,yang kemudian disebut sebagai saman sejarah.

Perjalanan panjang buku telah berlangsung sejak masa,diidentifikasi sejak penemuan kertas oleh Tsa Ai Lun diCina pada 105 M, yang saat itu mempersembahkancontoh kertasnya ke Kaisar Ho Ti. Sejak saat itu,penggunaan kertas meluas di seluruh Cina, dan telahmengekspor kertas ke Asia. Di tahun 751, beberapa tenagaahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arabsehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir diBagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan kertasmenyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulahpemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudahGutenberg menemukan mesin cetak modern, kertasmenggantikan kedudukan kulit kambing sebagai saranatulis-menulis di Barat.

Kini penggunaan kertas begitu umumnya sehingga takseorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentukdunia tanpa kertas. Di Cina sebelum penemuan Ts’ai Lunumumnya buku dibuat dari bambu. Keruan saja bukumacam itu terlampau berat dan kikuk. Memang ada jugabuku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahalbuat umum. Sedangkan di Barat —sebelum ada kertas—buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material inisebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir.

Kini, telah berjuta buku diprodusir untuk kepentingansejarah dan pengetahuan. Tapi, alangkah anehnya jika

FIB dapat merelakan ratusan bukunya terparkir di gerai-gerai yang tak jelas kepeduliannya terhadap warisanbudaya itu. Tentu menjadi pertanyaan menggelitikmengenai sebab-musabab tingkah ceroboh ini. Bagaimanamungkin pihak birokrat tak tahu-menahu pengangkutanbuku itu? apalagi dalam ukuran satu mobil truk dan 2mobil pikc up? Kalau pun ada keterlibatan birokrat, kenapabisa? Padahal watak Fakultas Ilmu Budaya erat kaitannyadengan jiwa sastra, ruh yang senantiasa bebas dalamberekspresi, bahkan dalam segala hal. Sastra tak dapatdilepaskan dari seni, dimana seni hanya dapat tumbuhpada habitat yang bebas, arena yang fleksibel dan komu-nikatif. Dengan kebebasan itu, mereka tidak akan denganmudah menghilangkan jejak sejarah, dalam bentuk buku-buku itu.

Mencontoh Kepada Paus SastraHB. Jassin adalah Lektor Fakultas Ilmu Budaya Uni-

versitas Indonesia yang dengan tekun mendo-kumentasikan ribuan artikel, majalah sastra, koran, puisi-puisi, syair dan surat-surat. Hasil jerih payahnya itu dapatditemukan pada Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B.Jassin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. PDS H.B.Jassin mengoleksi majalah sastra seperti Pujangga Baru,Kisah, Sastra, Budaya Jaya, Horison, dan berkala sastrayang terbit dari beberapa daerah di Indonesia sepertiSagang dan Menyimak (Riau), Cak (Bali), Gong (Jogja),Cokek (Solo), disamping majalah hiburan.

Setiap hari PDS H.B. Jassin dikunjungi sekitar 30orang, yang sebagian besar adalah pelajar SMA,mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi ataupeneliti sastra Indonesia dari dalam dan luar negeri. Setiaptahun PDS H.B Jassin menerima sekitar 30 rombongan.Setiap rombongan terdiri dari 50-200 orang.

Menurut Endo Senggono, Koleksi sastra Indonesiamodern yang dimiliki PDS H.B Jassin pada saat inidapat dikatakan yang terlengkap, karena hampir setiapkarya sastra yang terbit didokumentasikan oleh Jassin.Karena sedemikian kuatnya pengaruh Jassin terhadapdunia sastra, Pada era 1970-an Jassin pernah dinobatisebagai Paus Sastra, Indonesia.

Namun, Kalau saja Hans Bague Jassin masih hidupdan menyaksikan perbuatan fakultas budaya itu, tentu iaakan menangis tersedu. Beliau akan malu dan kecewaberat, sebab tingkah dan teladan mulianya dalammendokumenkan buku ternyata tak begitu berpengaruhdi kalangan akademis FIB Unhas. Lantas, apalagi yangdapat diandalkan dari Fakultas Ilmu Budaya Unhas? �

* Penulis Adalah Mahasiswa JurusanPerikanan Unhas

Rapor BermasalahTERIMA kasih untuk identitas karena mau menerimakeluhan kami. Di FMIPA ada beberapa orang yangbermasalah dengan rapor yang dimilikinya. Karena, nilaipada mata kuliah yang sudah mengalami pengulanganternyata di dalam rapor tidak mengalami perubahan. Artikata, nilainya tetap buruk meskipun sudah diulangi.

Mahasiswa Fakultas MIPAAngkatan 2007

TanggapanWALAIKUM Salam. Mengenai rapor yang tidak terinputdatanya, dari pihak kami hanya mencetak saja sesuaidari data tiap fakultas dan semuanya kembali ke pihakfakultas masing-masing. Ketika ada masalah dan ataspersetujuan Pembantu Dekan I. Karena biasanya kalauada ralat, rapor tinggal dilampirkan saja, dan telahmendapat persetujuan PD 1 fakultas. Karena biasanyaTapi tergantung dari pihak fakultas masing-masing.

Drs Faisal SattarKasubag Sarana Pendidikan FMIPA

Matakuliah yang BersamaanSEBELUMNYA terima kasih telah memuat keluhan kami.Di FMIPA memiliki matakuliah Kerja Praktek (KP) danKuliah Kerja Terapan Sains (KKTS ) yang disajikan dalamwaktu yang sama. Bagaimana ketika mahasiswamemprogram mata kuliah itu, melihat KP harus dilakukandi luar Makassar dan KTTS dilakukan di dalam Makassar.

Terima kasihMahasiswa Fakultas MIPA Angkatan 2007

Tanggapan.SEBENARNYA KTTS sama sistemnya dengan KKN.Namun syarat untuk mengikuti KTTS hanya berlaku bagimahassiwa IPK di atas 2,75. Mengenai KP yangbersamaan, di tingkat jurusan memiliki kebijaksanaan.Bagi mahasiswa yang program KP untuk mengikuti ujianakhirnya saja untuk tiap mata kuliah yang diprogrambersamaan dengan KP ini. jadi mahasiswa masih bisatetap focus dengan Kerja PRaktek yang dilakukan. Terimakasih.

Prof Dr Dirayah Rauf Husain DEAPembantu Dekan I FMIPA

SPC BermasalahTERIMA kasih untuk identitas yang telah memuat keluhankami. Pada saat pembayaran SPP di Bank BNI, banyakmahasiswa yang tidak terdaftar namanya. Jadi, kita harusmembayar ke rektorat terlebih dulu. Sehingga mahasiswaharus bolak balik dulu, baru bisa melakukan transaksipembayaran SPP.

Mahasiswa Jurusan Sastra ArabAngkatan 2005

TanggapanSEBENARNYA, penginputan data yang mendaftar keBank BNI Pusat Jakarta hanya dilakukan dalam 1 hari.

Cara tercepat yang kami lakukan yaitu membuang datamahasiswa yang tidak melakukan pembayaran padasemester lalu dan kami anggap bahwa mahasiswa itusudah diwisuda atau sudah tidak terdaftar lagi namanya.Mepetnya waktu yang diberikan kepada kami, karenaperintah dari atas (kantor pusat,red) dating secara tiba-tiba. Jadi kemarin, waktu yang kami gunakan hanyasatu hari saja. Tapi untuk sekarang, mahasiswa sudahbisa mengurus SPC tanpa ada gangguan lagi.

Drs Faisal SattarKepala Sub. Bagian Sarana Pendidikan

Kurangnya alat labTERIMA kasih untuk PK identitas yang telah memuatkeluhan kami. Di Fakultas Peternakan memiliki satulaboratorium. Namun dalam satu lab itu digunakan untuktiga mata kuliah yang berbeda, selain itu alat lab yangdimiliki juga tidak memadai, seperti cawan petri yangharus meminjam dari lab lain. Terima kasih.

Mahasiswa Jurusan Produksi TernakAngkatan 2007

TanggapanWAALAIKUM salam. Mengenai ruangan labratoriumyang digunakan untuk tiga mata kuliah berbeda, sudahada jadwalnya masing-masing dalam penggunaanruangan itu. Jadi tidak akan bertabrakan waktupraktikumnya. Soal alat lab yang kurang memadai, kamidari pihak fakultas sudah mengupayakan untuk

pemasukan proposal ke rektorat. Namun terkadangdananya baru keluar pada akhir tahun.

Prof Dr Ir Laily A RotibPembantu Dekan I Fakultas Peternakan

KRS sebelum JadwalTERIMA kasih untuk identitas karena mau menerimakeluhan kami. Pengurusan KRS untuk Fakultas Pertaniandilakukan sebelum adanya jadwal mata kuliah. Inimenyebabkan banyaknya mahasiswa yang mem-program mata kuliah harus bertabrakan jadwalnya denganmata kuliah lain.

Mahasiswa Fakultas PertanianAngkatan 2008

TanggapanWALAIKUM salam Untuk hal ini, sebenarnya tidak jadimasalah. Karena dua minggu setelah awal kuliahdisediakan untuk melakukan perbaikan atau pembatalanmata kuliah yang diprogram. Selain itu, pengurusan jadwalmata kuliah berdasarkan dari usulan dari setiap dosen.Tenggang waktu yang diberikan selama dua minggu,namun dari pihak dosen agak sedikit terlambat dalampengusulan mata kuliah, berhubung terdapat dua kurikulumyang berbeda untuk tahun ini. Jadi tim dosen perlu waktuuntuk membicarakan dosen pengampuh untuk mata kuliahterbaru di program studi baru ini.

Drs Kamaruddin DM STPKasubag Pendidikan Faperta

dari pembaca

IL

US

TR

AS

I K

UN

AG

UN

G S

Oleh : Idham Malik

Page 4: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 4wansus

Bagaimana konsep demokrasi yangAnda jalankan selama 22 tahun menjabatsebagai perdana menteri Malaysia?

Pemahaman tentang demokrasisepenuhnya berada di tangan rakyat,umumnya demokrasi diartikan sebagaikebebasan. Namun jika kata bebas disinidisalahartikan maka jalannya demokrasiakan terhambat. Artinya ketika memulaipemerintahan, kita terlebih dahulumemaparkan mengenai arti darikebebasan itu sendiri.

Sebelumnya Anda mengatakan bahwatidak ada ideologi yang sempurna diDunia ini, semua memiliki kelemahantermasuk demokrasi. Lantas apa yangmenjadi kelebihan dan kelemahan yangdimiliki oleh demokrasi itu?

Tak harus sampai bergontok-gontokanatau bahkan hingga terjadi pertumpahandarah. Demokrasi disini lebih kepadaproses pengambilan keputusan dalampemerintahan. Tentu saja pendapat atasanmasih memiliki status tertinggi untukdipertimbangkan, itu kelebihannya.Sedangkan kelemahannya jika kebebasanini disalahgunakan hingga merugikanNegara.

Menurut Datuk sendiri, apakahdemokrasi yang dijalankan selama 22tahun kepemimpinan Anda, telahmembawa kesejahteraan bagi rakyatMalaysia?

Semua penilaian berada ditangan yangmenilai (tersenyum). Umumnya rakyatmerasa puas dengan kepemimpinan saya,itu merupakan amanah rakyat yang harussaya jalankan sebaik-baiknya.

Sebagai mantan orang nomor satu diMalaysia, bagaimana Anda menjagahubungan baik dengan pemimpin danrakyat Indonesia?

Hubungan saya dengan pemerintahanIndonesia sangat baik, apalagi sayabersahabat dengan Pak Harto. Ketika itubeliau menjabat sebagai PresidenRepublik Indonesia, bahkan sebelumbeliau wafat kami masih seringberkomuikasi . Jika ada masalah, pastisaya langsung komunikasikan denganbeliau agar bisa cepat teratasi.

Hubungan Indonesia dan Malaysiapernah memanas terkait klaim PulauSipadan dan Ligitan, bagaimana Andamelihat hal ini?

Masalah Sipadan dan Ligitan sudahdiselesaikan di Mahkamah Internasional.Kedua belah pihak sudah menerimakeputusannya. Saya pikir, masalah yangterjadi bukan karena pihak pemerintah,

melainkan ada pihak yang ingin merusakhubungan baik kedua negara.

Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia jugasering mendapat perlakuan yangdiskriminatif. Mengapa hal itu dapat terjadidan apa langkah yang harus dilakukanuntuk mengatasi masalah ini?

Tenaga kerja yang ada di Malaysia bukanhanya dari Indonesia, dari negara lain juga

Dari DemokrasiSampai Konfrontasi

data diri

NamaTun Dr Mahathir binHaji Mohamad

Tempat lahirAlor Star, Kedah,Malaysia

tanggal lahir20 Desember 1925

Riwayat PekerjaanPerdana Menteri Malaysia (16 Juli1981-31 Oktober 2003)Menteri Perdagangan dan Industri,1976Deputi Perdana Menteri, 1976Menteri Pendidikan, 1974Anggota Parlemen, 1964

Piawai dalam memimpin, membuat Negeri Jiran mencapai puncak kemakmuran. Selama 22 tahun berkuasa, teknologi di tiap aspek kehidupan tumbuh pesat.

Untuk itu beliau dijuluki sebagai politikus handal. Namun, sejak hengkang sebagai Perdana Menteri Malaysia, Oktober 2003 silam, wajahnya jarang menghiasi

layar kaca. Sosok berusia 84 tahun ini lebih banyak melakukan aktivitas sosial. Termasuk ketika menjadi keynote speaker pada Seminar Internasional

“Demokrasi untuk Kesejahteran Rakyat” dalam rangka Reuni Akbar Program Pascasarjana Unhas, Kamis (14/1).

Sebelum dialog dengan Mahasiswa Malaysia di Rumah Sakit Pendidikan Unhas, Mahathir berbicara mengenai demokrasi dan Hubungan Indonesia-Malaysia.

Pembicaraan berlanjut di Bandara Internasional Soekarno Hatta, sambil menunggu pesawat pribadi menj emput, Fadli dari Identitas mendapat kesempatan

wawancara dengan sang datuk.

ada seperti Bangladesh dan Filiphina. Satuyang pasti, apa yang terjadi itu adapenyebabnya dan hukum yang berlaku diMalaysia cukup adil. Hukum berlakutanpa membeda-bedakan suku bangsa,agama maudun derajat seseorang.

Warga Malaysia juga kerap dihu-bungkan dengan serangkaian aksiterorisme di Indonesia, bagaimana Anda

menanggapi hal ini?Untuk menyelesaikan masalah ini kita

harus melihat akar masalah. Saya pribadimenilai bahwa sumber masalah yangsebenarnya adalah dirampasnya tanahPalestina oleh Israel. Tindakan inimenimbulkan kemarahan pada umat Is-lam. Bukan hanya di Palestina, melainkannegara lain termasuk Malaysia dan Indo-nesia. Israel sangat ganas menyerangmuslim Palestina. Jalan-jalan di Palestinadirusak. Mereka mendirikan tembokpemisah. Tentu saja ini menyakitkan hatiorang Islam.

Di Malaysia kami merasakan kepedihanyang teramat kuat. Lebih dari 1.000 orangterbunuh. Rumah berpenghunidirobohkan. Bahkan anak-anak jugadibunuh. Ini menyebabkan perasaanketakutan. Jadi teroris bukan hanya yangbertindak dengan sendiri, tetapi Israelyang telah menimbulkan ketakutan jugateroris. Sebagian orang menyebut terorispada orang tertentu saja karena media baratmenyebutnya. Tetapi yang menyebabkanketakutan tidak disebut teroris.

Melihat berbagai masalah yang terjadibelakangan antara Indonesia dan Malay-sia, bagaimana sebaiknya pemimpin keduanegara mengambil sikap?

Indonesia dan Malaysia salingbertetangga, layaknya kehidupanbertetangga yang sesungguhnya rasa tidakenak bahkan ketersinggungan kecil punkerap muncul. Sebenarnya jika tidakdibesar-besarkan masalahnya bisa cepatselesai, yang penting diselesaikan dengancara berunding bukan dengan konfrontasi.�

IDENTITAS / SINDBAD

Page 5: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 5civitas

bundelUPT MKUTinggal Menunggu Waktu

MEMASUKI tahun 1978 ini, selaindalam perkembangan fisik yang se-makin nampak, perubahan di Unhasjuga terlihat dalam struktur personaliapara pejabatnya yang mengalami peru-bahan. Pada tanggal 21 Januari 1978 yanglalu, Prof Dr A Amiruddin melantik parapejabat yang akan memangku jabatanbaru dalam bidang akademi di Unhas.

Pertama yang dilantik adalah DrSolihin Wirasugena yang sebelumnyamenjabat Dekan Fakultas KedokteranUnhas, dan kali ini diangkat kembalimenjadi Dekan Fakultas Kedokteran. DrJohn Pieter sebagai Pembantu DekanBidang Akademis. Dr J W Luhulimasebagai pembantu dekan bidang ad-minitrasi dan logistic. Dr Syafri Guriccisebagai Pembantu Dekan bidang kema-hasiswaan di Fakultas Sains dan Tek-nologi, sedangkan Ir M Ramli dilantiksebagai Dekan Fakultas terpilih dibantuoleh beberapa Pembantu dekannya.

Walau belum final, rencana

Unhas meniadakan UPT MKU

menuai protes. Kepala UPT

MKU, Prof Hanafi menilai

rencana ini bertentangan

dengan SK Dikti.

Mereka yang BaruDilantik

Awal Februari 1978

Awal Februari 1991

Penerbitan KampusKesandung Dana

DI BALIK Keberadaan penerbitankampus di relung universitas ini,menggoreskan catatan tersendiri:menghadirkan sebuah media yangberwujud penerbitan kampus.Dibuatnya penerbitan kampus denganmaksud agar bisa bertahan, ternyatamenuntut pengorbanan. Di dalamnya,selain menawarkan kemampuanmenjaring dan melepas dana, berperanpula faktor tenaga pengasuh sertamanajemen dalam hal isi. Kalau gugursatu, tidak timbul dua. Karena itu, perluuluran tangan.

Hampir setiap fakultas, sebenarnyamemiliki, atau pernah memiliki pener-bitan kampus. Namun kendala yangdihadapi begitu berat. Akibatnya,gemuruh penerbitan kampus hanyasebatas tempurung. Dan sungguh sangatmiris kalau kita menengok rekan ditanah seberang. Universita di tanahJawa dipenuhi umbul-umbul penerbitankampus.

Selama ini, yang dikeluhkan terutamamenyangkut masalah dana penerbitan.Mengharapkan kembalinya biaya pro-duksi yang menyamai bahkan melebihibagai menebak SDSB. Menghidangkansebuah penerbitan yang memiliki nilaijual bagaikan mimpi didatangi sponsor,bagai bermain ular tangga.

Menghadapai kondisi yang demikianitu, uluran tangan dari pihak Universi-tas nampaknya sangat diperlukan.Termasuk bantuan dari pihak Fakultasdan Jurusan agar membuka kran aliran“subsidi”. Tanpa itu, penerbitan kampusmana pun tidak akan pernah eksis.

Di lain pihak, Pembatu Rektor III, DrsMed Nur Nasry Noor, MPH pernahmenawarkan gagasannya mengenaibantuan kepada penerbitan kampus.Namun sebelum diberi bantuan, pene-rbitan tersebut harus mampu terbitselama enam bulan maka penerbitan ituakan disuntikan dana oleh pihah Un-has.�

“Saya pikir mereka tidak usahkhawatir, hal ini tergantung SK

rektor sebagai pemegangkekuasaan tertinggi di

Universitas,”

Prof Jafar

““

Debat panjang guru besaranggota komisi II senatuniversitas memanaskansuasana rapat kerjarencana strategis (renstra)

Unhas 2010-2014 di Rantepao,Tanatoraja, dua bulan lalu. Perdebatanpanjang bermula saat tim statuta Unhasmenggulirkan wacana menghilangkanUnit Pelaksana Teknis (UPT) MataKuliah Umum (MKU). Perdebatanpanjang itu tidak menemui titik temu.

Salah seorang anggota tim statutaUnhas, Prof Jafar Saidi ketikadikonfirmasi, Rabu (20/01)menjelaskan, peniadaan UPT MKUsebagai langkah mengefisiensi fungsikelembagaan di lingkungan Unhas.Nantinya, tugas UPT MKU dialihkan keFakultas. “Dengan begitu, jalurkoordinasinya semakin mudah,”jelasnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, untukpengelola mata kuliah diserahkan keFakultas yang memiliki kaitan eratdengan kajian keilmuannya. Misalkan,mata kuliah Ilmu Alam Dasar dikelolaoleh FMIPA, Bahasa Indonesia danInggris oleh Fakultas Ilmu Budaya,Pendididkan Kewarganegaraan danPancasila di kelola Fakultas Hukum(FH). Sementara Pendidikan Agama,Wawasan Sosial Budaya Bahari, danWawasan IPTEKS nanti diatur lebihlanjut, entah itu di FH atau di FISIP.Sehingga, pengaturan jadwal danpembagian kelas serta penentuan

tenaga pengajar sepenuhnya ditanganfakultas.

Ketua UPT MKU yang juga anggotaKomisi II senat universitas, Prof Hanafimerasa keberatan dengan hal ini. Ia dengantegas mengatakan wacana peniadaan UPTMKU ini bertentangan dengan SuratKeputusan (SK) Dikti. Selain itu, sebagaiketua UPT MKU ia merasa tidak pernahdiajak berembuk mendiskusikannyasampai wacana ini digulirkan.

Pada awalnya, UPT MKU masuk dalamunit kerja akademik non-struktural sesuaiSK No. 81/J04.1/0/2004. Menurut SK itu,UPT MKU mengelola dua bidang teknis,Bidang Ilmu Alamiah Dasar dan BidangIlmu Sosial dan Humaniora.

Bidang Ilmu Alamiah Dasar menyajikanMatakuliah Keahlian dan Keterampilan(MKK) yaitu Fisika Dasar, Kimia Dasar,Matematika Dasar dan Biologi Dasar.Sedangkan Bidang Ilmu Sosial danHumaniora menyajikan MatakuliahPengembangan Kepribadian (MPK) danMatakuliah Berkehidupan Bermasyarakat(MBB), meliputi Pendidikan Agama,Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa In-donesia, Bahasa Inggris, Wawasan SosialBudaya Bahari, dan Wawasan IPTEKS.

Dua tahun kemudian, menyusul SK itu,

keluarlah SK Dikti tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok MKK,MPK dan MBB. Pasal 12 menyatakan,kelompok MBB, MPK, dan MKKdikelola universitas dalam satu unitbersama.

Nah, inilah yang menjadi bahanperdebatannya. Unit bersama menurutJafar selaku anggota tim statuta bisajuga fakultas. Tapi menurut Hanafi,unit bersama yang dimaksud itu harusdiluar fakultas, seperti UPT MKU.

Terlepas dari adanya pro-kontra ini,sembilan belas dosen dibawahkoordinasi UPT MKU, tujuh DosenPendidikan Kewarganegaraan, empatDosen Wawasan Sosial Budaya Bahari,enam Dosen Pendidikan Agama Islam,dan dua Dosen Wawasan Ipteks tak bisatidur nyenyak. Sejak bergulirnyawacana ini, tentu saja merekamempertanyakan kemana nasibnyaandai ini betul terjadi.

Menjawab polemik itu Prof Jafarmenyampaikan supaya tidak usahkhawatir. Selama sebagai dosen Unhas,mereka akan ditempatkan di fakultasyang berhubungan dengan disiplinilmunya. “Saya pikir mereka tidak usahkhawatir, hal ini tergantung SK rektorsebagai pemegang kekuasaan tertinggidi universitas,” ungkapnya.

Pembantu Rektor I Bidang AkademikProf Dadang A Suriamiharja berharap,polemik tidak dibesar-besarkan,keduanya memiliki keunggulan dankelemahan masing-masing. Serahkansaja urusan ini kepada universitas. Uni-versitas memiliki otoritas untukmenentukan pengelolaankelembagaanya. “Jika UPT MKU benar-benar dihilangkan, standardisasi antarfakultas haruslah jelas,” ungkapnyasaat ditemui di ruang kerjanya, lantaidua Gedung Rektorat, Rabu (22/01). �

Ali/Kri

UPT MKU: Seorang pekerja terlihat memasang kontruksi atap Gedung UPT MKU, Kamis (4/2). Sesuai hasil rapat kerja periode 2010-2014 dua bulanlalu, Unhas berencana meniadakan UPT MKU.

Page 6: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 6

kronik

civitas

Pungutan Liar Di Pintu II

SEAKAN tak pernah ada habisnya,pungutan liar kambali terjadi. Kinipungutan itu mengatasnamakanongkos parkir. Kawasan di pintu IIUnhas tepatnya di depan pos satpamterdapat deretan panjang kendaraanyang sedang terparkir. Beberapapihak tertentu yang tak jelas iden-titasnya memungut bayaran sebesarRp1000 kepada pengguna kendaraan,Selasa (2/02). “Saya dimintamembayar parkir setelah singgah diATM, walau hanya sebentarmemarkir kendaraan. Padahal se-belumnya tidak ada bayaran,” keluhAmir pengendara yang memarkirmotornya di lokasi itu.

Drs Bambang Heriyanto selakuKepala Satpam Unhas menuturkan,sebenarnya tidak ada tempat parkirdi pintu II hanya padatnya kendaraan.Sehingga seolah-olah lokasi itumenjadi tempat parkir. Menjawabadanya pungutan bagi pemilik ken-daraan, Bambang menjelaskan bahwapemilik kendaraan dibantu olehpihak itu untuk keluar dari parkiran.Bisa dibayar bisa juga tidak dan jikaada yang memaksa untuk diberiuang silahkan lapor ke pihak satuanpengamanan.

Pagar Rusa Vs ‘Jalan Tikus’

ATAS bantuan presiden, 30 ekor rusaasal Istana Bogor akan didatangkan.Maka dibangunlah pagar yangmengelilingi wilayah PerpustakaanFakultas Peternakan (Fapet) sebagaikandang . Namun, hingga kini rusapun tak kunjung tiba sedangkanpagar pembatasnya sudah rampung.

Pembangunan yang dilakukansejak Desember silam harus me-ngorbankan ‘jalan tikus’ yang seringdigunakan mahasiswa pejalan kakimenuju animal center Fapet Unhas,perpustakaan dan ruang kuliah.Banyak mahasiswa yang tak ber-kendaraan mengeluhkan karenaditutupnya jalan tikus ini. “Jauh,karena mesti keliling dulu. Dua kalilipat jauhnya ketimbang dulu,”keluhDesy Aryani Mahasiswa Fapetangkatan 2007. �

Pengurusan KRS ala FIB

SUASANA ruang akademik FakultasIlmu Budaya (FIB) ramai dibanjirimahasiswa yang sedang mengurusKartu Rencana Studi (KRS), Rabu (27/1). Untuk mendapatkannya tidakperlu antri namun siapa cepat diadapat. Serta pengembaliannya jugaharus diruangan akademik fakul-tas.Berbeda dengan fakultas lain,sebut saja Fakultas Peternakan,pengambilan KRS di fakultas danpengembaliannya di jurusan masing-masing. Sehingga memudahkanpelayanan akademik mahasiswa.

Tak heran pengurusan KRS di FIBberjalan kurang efektif. Karenadisamping tidak ada antrian untukmendapatkan KRS, mahasiswa jugamerasa gerah di dalam ruangan.Sebab dalam ruangan yang kecilbanyak mahasiswa yang mengurusKRS dan cenderung berebutan untukmendapat giliran pertama. “Sayagerah berada di dalam. suasanya tidakteratur kalau mau mengurus KRS.Seharusnya KRS diurus di jurusanmasing-masing supaya lebih cepat,”ungkap Armi kesal. �

Siang itu, Rabu (20/1) jarum Jammasih menunjuk di angka dua.Suasana kampus tampak sepi.Hanya ada beberapa kendaraanbermotor yang lewat. Fatimah

sedang berjalan menuju Gedung Per-temuan Ilmiah (GPI) tiba-tiba dicegat olehseorang lelaki berkendara motor. Lelakiberperawakan pelajar itu kemudian memo-hon belas kasih pada Ime (Fatimah, red). Iamengaku ditilang oleh polisi dan SuratTanda Nomor Kepemilikan (STNK) motoryang dibawanya ditahan. Kemudianmeminta ongkos pulang kepadakorbannya dan berjanji akan mengem-balikan segera ditempat tersebut.

Ime pun tak serta merta percaya, iakemudian meminta identitas si pelaku.Lelaki itupun memberi nomor ponsel danalamat di BTP blok H nomor 201 danmengaku seorang siswa di SekolahMenengah Atas (SMA). Karena merasakasihan Ime pun akhirnya memberinyauang Rp50.000,-”Banyak sekali bicaranya,terus pintar meyakinkan orang,” ujarMahasiswa Ilmu Gizi ini.

Setelah lama menunggu si lelaki berkulitputih ini tak kunjung datang. Sesampainyadi GPI ia kemudian menceritakanpengalaman yang dialaminya kepadateman-temanya. Niken salah satu temansejurusan pun ikut nimbrung dan berceritapernah mengalami kejadian yang sama.Ciri pelaku yang digambarkannya punsama dengan ciri pelaku yang pernahNiken temukan.

Bedanya Ime mengalami kejadiantersebut di kampus ketika berjalan dariPusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unhaske GPI, sedangkan Niken mengalaminyadi jalan Bung ketika menuju rumahneneknya. Niken bahkan mengalaminyadua kali. Pertama kalinya si penipu ulungberhasil menggaet uang Niken Rp5.000,-.Kedua kalinya Niken berhasil lolos karenapengalaman sebelumnya uang yang ia beripada anak tersebut tak kunjung kembali.“Dia (pelaku,red) langsung pergi waktusaya bilang kau yang pinjam uangkukemarin, toh!” kenang Niken.

Mendengar cerita dari Niken, Ime punbaru sadar akan kekhilafanya. Ia punmerasa ditipu pada saat kejadian karenamenyerahkan uang yang diminta si pelakudan percaya saja dengan kata-kata manis sipelaku.

Sadar telah ditipu ia pun berinisiatifmenelusuri keberadaan si pelaku denganmencarinya ke alamat yang diberikannya.Namun, Ime ternyata orang yang kesekiankalinya yang datang ke alamat tersebut danmencari si pelaku. Terbilang sudah ada duakorban yang datang ke rumah itu dankeduanya mengalami kejadian sama yangdialami Ime. Bahkan, rumah yang sebelahbernomor 202 juga pernah didatangi olehkorban si pelaku. “Tidak tahu kenaparumah ini selalu dipakai si pelaku” ujarWahyuni, pemilik rumah tersebut.

Wahyuni tinggal bersama dengan suami,

Waspadalah dengan lelaki

berperawakan SMA dan meminta

belas kasih. Telah ada lima

korban dengan modus operandi

yang sama.

adik dan anaknya yang masih bayi sejaktiga bulan lalu. Rumah tersebut memangsebelumnya dikontrakkan oleh pemiliknyakepada sejumlah mahasiswa.Wahyunisekeluarga merasa berang dengan kelakuansi pelaku yang selalu memakai alamatrumah itu. “Takutnya nanti kami dikiraterlibat, jadi kayak buronan” keluhnya.

Si pelaku memang sering beroperasi disekitar kampus, sebut saja Mega dan Risdahyang juga pernah dicegat oleh seorang anakSMA di kampus. “Karena pada saat itu sayamerasa kasihan saja pada si pelaku,” ungkapRisdah. Si pelaku biasanya mengaku takpunya ongkos pulang karena ditilang. Iapun meminta sejumlah uang kepadakorbannya. Uang yang diminta nominalnyasekitar Rp5.000 - Rp200.000 per orang.Wanita yang berjalan sendirian menjadisasaran empuk target penipuanya. Disekitar

Awas, PenipuBerwajah Lugu

PKM adalah lokasi operasi si pelaku.Keamanan di sekitar kampus memang

belum sepenuhnya terjamin. SatuanPengamanan (Satpam) yang dirasamemiliki tanggung jawab, memang taksepenuhnya mampu mengontrol danmengawasi keamanan kampus.Mengingat Personil Satuan Pengamananhanya sekitar 80 orang yang harus dibagilagi menjadi tiga satuan yang selaluberganti setiap 12 jam.

Setiap satuan hanya beranggotakansekira 25 orang. Sedangkan pos yangdijaga itu terdiri dari pos internal dan poseksternal. Tiga titik pos pengamanan yangberada di pintu satu, pintu dua, dan postengah kampus. Belum lagi titik-titikstrategis dan fakultas. Titik-titikpengamanan inilah yang harus dijaga olehsatpam dengan hanya mengandalkansekira 25 personil.

Satuan pengaman pun diharap lebihwaspada menyusul banyaknya korbanyang telah ditemukan. Dari identifikasiyang redaksi telusuri saja sudah ada 6korban dengan modus operandi yangsama. Para korban pun hanya pasrah.Menanggapi hal tersebut BambangHaryanto SSos, selaku Kepala SatuanPengamanan menganjurkan kepada civi-tas akademika, jika mengalami kejadianseperti agar melaporkanya untuk diusutlebih lanjut. “Memang ada issue tentangpenipuan seperti itu. Tapi belum pernahada laporan dari korban kepadakami,”harap Bambang. �

Air/Nti

Takutnya nanti kamidikira terlibat, jadi kayak

buronan”

(Wahyuni)

Page 7: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 77laporan utama

Korupsi dalam Kacamata Intelek Unhas

Bung Hatta, tahun 1970, pernah

mengatakan, korupsi telah menjadi

budaya kita, tapi intelek Unhas tak

sepenuhnya membenarkan hal itu.

IDENTITAS / MUH SYUKRI

Tim Laput

Koordinator :

Kun Agung Sumarmo

Hadrianti HD Lasari

Anggota :

Hasdinar, Hery S Pasaribu,Satriani, Atrasina Adlina, Fadli,Ilham A M, Ummul Masir, Mifda

Hilmiyah

Pukul 11.00, Tamalanrea terlihatlengang. Hanya ada satu ataudua kendaraan yang melintas,Rabu (9/12/2009). suasanaseperti itu tak biasa terjadi,

apalagi di dalam kampus UniversitasHasanuddin (Unhas). Namun, beberapajam kemudian, ratusan mahasiswa berjasmerah mulai berdatangan sambilberkonvoi meneriakkan hari Antikorupsiyang tepat jatuh di hari itu. Merekamelakukan aksi bakar ban danmeluluhlantahkan pos polisi yang ada dipintu satu. Hari itu, mahasiswa turun kejalan, menandakan ada yang tak beresdengan negara ini.

Rupa-rupanya mahasiswa mengendusskandal Bank century. Praktik korupsiyang semakin hari mencuat kepermukaan. Satu per satu kasus terungkapdan melibatkan banyak nama petingginegara. Nama-nama sekelas Sri Mulyaniyang menjabat sebagai Menteri KeuanganRepublik Indonesia (RI) dan Budionomantan Direktur Bank Indonesia, kinimenjabat sebagai Wakil Presiden RIdisebut-sebut memiliki andil dalamskandal 6,7 trilliun. Ya, Uang negara yangkini masih dipertanyakan muaranya.

Dalam praktiknya, skandal centurymelibatkan mafia hukum alias praktikjual beli perkara. Padahal puluhan tahunsebelumnya penegak hukum telahdiwanti-wanti agar praktik seperti itu takmenjamah hukum di negara ini. Tapi, maubagaimana lagi, penegak hukum pun

yang menguatkan kabar kurang menge-nakkan itu. Berdasarkan hasil pemantauanICW mengenai perilaku korupsi dibeberapa wilayah pada semeseter I 2009,Sulsel menempati peringkat pertama. Dari86 kasus korupsi, sebanyak 26 kasus atau30,2 persen di antaranya terjadi di Sulsel.

Kabar sulsel peringkat teratas daerahkorupsi membuka mata kita bahwakorupsi adalah hal yang biasa dilakukan.Perilaku ini telah menjamur dan mulaidipandang sebagai kultur. Drs Abd HamidPaddu MA, selaku dosen Fakultas EkonomiUnhas, tidak menerima begitu saja bilakorupsi menjadi kultur. Menurutnyakorupsi bukan kultur negara, tapipelakunyalah yang mengkulturkan ko-rupsi di hidupnya. Tak berbeda denganpandangan Hamid, Dr Halim Hamzah MHPembina Gerakan Radikal Tindak PidanaKorupsi, ikut angkat bicara. “Korupsidilakukan atau tidak, tergantung karakterindividu, pegangan moral, dan integral,”ungkapnya, seraya menjelaskan dengansaksama.

Tergantung karakter individu.Sepenggal kalimat ini menyadarkan kitabahwa karakter individu anti korupsiharusnya di tanamkan sejak dini bagisetiap orang. Sejak dari masa SD, SMP,SMA, hingga masa-masa di PerguruanTinggi, penanaman antikorupsi perludigalakkan. “Walaupun tak semudahmembalikkan telapak tangan, perilakukorupsi harus di berantas dari hal-hal yangkecil seperti menyontek ketika ujian,

membawa parsel, dan dosen yang korupsiwaktu” ungkap Aswanto yang juga gurubesar FH Unhas ini.

Universitas kita tampaknya harusbekerja keras menghasilkan luaran yangintelektual dan bermoral tinggi. Takhanya universtias, tapi semua elemenyang ada seharusnya ikut berpartisipasidalam menggalakkan antikorupsi demimasa depan bangsa kita kelak. Tentunyakita menunggu terobosan baru dari uni-versitas. Ataukah mungkin kampus kitaakan melirik Kuliah Umum Antikorupsiyang kini dijalankan UniversitasParamadina seperti yang dilansir darimajalah Intisari edisi Januari tahun ini?.Kita tunggu kabarnya. �

Tim Laput

kebobolan. Alhasil negara kita punmenghasilkan oknum birokrat yangkorup. Begitulah sekilas gambarankorupsi di negara ini. Walaupun Susahuntuk dikendalikan, lembaga yang mena-ngani masalah korupsi tak bosan mem-berikan pemahaman dan membasmipraktik korupsi.

Dalam perjalanannya di Indonesia,korupsi telah ditangani oleh KomisiPemberantas korupsi (KPK). Korupsimenurut perspektif hukum, secara gamb-lang telah dijelaskan dalam 13 buah pasaldalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.20 tahun 2001. Walaupun telah diaturdalam aturan tertulis, Prof Dr Aswanto SHDFM, salah satu dosen di Fakultas Hukum(FH) Unhas ini, mengatakan, korupsi tetapmerebak dimasyarakat karena aparaturyang bertindak didalam hukum ini tidakbetul.

Pernyataan Aswanto ini memangberalasan. Aturan Hukum tak lagi me-nakut-nakuti masyarakat untuk tidakmelakukan perilaku korupsi. Sebut sajaSulawesi Selatan (Sulsel), daerah yang kitapijak dan terkenal dengan budaya siri’napacce menjadi daerah dengan peringkatteratas kasus korupsi. Data iniberdasarkan laporan pemantauanpelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD)Pemberantasan Korupsi (PK) di Sulselyang dirilis Badan PerencanaanPembangunan Nasional (Bappenas).Selain itu, hal ini juga dipertegas olehTemuan Indonesia Corruption Watch (ICW)

Demontrasi: Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Reformasi Total (ART) berunjuk rasa memperingati seratus hari pemerintahan SBY-Boediono di depan kantor Gubernur, Kamis (28/1).

Page 8: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 8

P ukul 09.00, Muhtar Jaya,seorang pegawai akademik,memulai aktivitasnya diFakultas Farmasi Unhas,Senin (8/01). Tak hanya

Muhtar, beberapa pegawai lain dan dosenpun demikian. Jam kerja yang seharusnyadimulai tepat pada pukul 8.30, harusmolor setengah jam. Jam kerja punterbuang begitu saja, apalagi waktuistirahat yang seharusnya hanya sejam,terkadang ditambah 10-15 menit olehoknum pegawai. Belum lagi aktvitasbergosip dan kegiatan lain yang tak jelasfaedahnya.

Korupsi, kata ini hanya sekedar dipa-hami. Molornya waktu kerja yang kerapdilakukan pegawai universitas maupunpegawai fakultas adalah hal yang biasasaja dan bukanlah hal besar. Padahalmereka tak menyadari perilaku merekaadalah riak-riak korupsi. Sepele, tetapidapat menjadi contoh mahasiswa me-lakukan korupsi waktu secara berjamaah.Muhtar malah berkomentar, telat ngan-tor tak apa-apa, karena kita yang korupsiwaktu, gajinya kurang. Jadi cari peker-jaan yang lain sehingga telat datang kekantor.

Tak berbeda dengan Muhtar, walaupunmengetahui defenisi korupsi, IbuAndriani, Pegawai Staf AdministrasiKeuangan mengaku, tak memungkirijika ia melewati batas waktu istirahatkarena paling beberapa menit saja.Padahal, dengan jelas ia mengatakan,“korupsi adalah perilaku tak bertanggungjawab yang mengambil sesuatu yangbukan hak kita, misalnya korupsi wakudan uang”. Hanya sebatas tahu tapi

Korupsi Waktu, Korupsi Uang Negaramenyepelekan hal-hal kecil yang se-benarnya menjadi bagian dari korupsi.

Hal yang sepele, seperti korupsi waktu,namun bila diamati dengan cermat, rata-rata waktu kerja yang terbuang dalam sehariadalah satu jam. Maka dengan watu kerja22 hari, dalam sebulan waktu yang terbuangsebanyak 22 jam. Jika berdasarkan bukudata dan informasi unhas keluaran terakhir,jumlah tenaga administrasi dirinci menurutgolongan Unhas adalah 609 orang, makadalam sebulan waktu yang terbuang adalah13.398 jam.

Berdasarkan http://allows.word-press.com/2009/01/12/informasi-upah-mini-mum-regional-umr/ upah minimumpegawai per bulan untuk daerah SulawesiSelatan sebesar Rp 1 juta atau setara dengan45.500 per hari. Maka negara merugi Rp 609juta dalam sebulan . Bagaimana setahunnya? Bukankah itu adalah tindak pidanakorupsi?

Analisis ini tentu mengejutkan, pasalnyabagaimana jika bukan hanya sejam? Tetapikebiasaan membuang waktu kerja malahlebih dari itu. Kesadaran dan pandangankorupsi waktu adalah hal yang biasa saja,seharusnya dipertegas. Sehingga dapatbersinergi dengan pembelajaran mahasiswadalam membasmi benih-benih korupsisejak dini.

Menempuh pendidikan selama empattahun dengan mengamati kebiasaan burukyang berulang-ulang oleh pegawai, ten-tunya dapat berberdampak sistemik bagimahasiswa. Sebab menganggap biasaperilaku korupsi kecil-kecilan berpotensiterbawa-bawa dalam dunia kerjanya kelak.Prof Dr Aswanto SH DFM, Dosen FakultasHukum Bidang Korupsi mengatakan, untukmembasmi korupsi harus kesepakatanantara semua elemen yang ada di universi-tas. Jadi harus ada kerjasama yang baikantara pegawai, dosen dan mahasiswa.

Tak hanya menyangkut korupsi waktu,beberapa pegawai akademik fakultaspernah dikabarkan melakukan praktikPungutan liar (Pungli) terhadap mahasiswa.

Pegawai Unhas menyepelekan waktu

kerja yang terbuang percuma,

padahal hal seperti itu dapat

merugikan Negara hingga jutaan

rupiah per bulan.

Di identitas edisi akhir Februari tahun lalu,mahasiswa calon sarjana Fakultas Farmasimendapatkan perlakuan pungli olehoknum pegawai, dengan memungutbayaran saat pengambilan map kuningdan bebas pustaka yang seharusnya gratis.

Tak hanya di lingkup administrasi,pungli juga rawan terjadi di lingkuplaboratorium. Seperti yang dikabarkanidentitas edisi awal maret tahun lalu, punglimenimpa mahasiswa yang ingin mengu-lang praktikum di salah satu laboratoriumFakultas Matematika dan Ilmu Penge-tahuan Alam (FMIPA) Unhas. Tentunya,kasus seperti ini adalah ice berg Phenomen,dimana masih banyak praktik-praktiklainnya yang merugikan dan belummenampakkan dirinya ke permukaan.

Pungutan liar bila dilihat lebih lanjutmerupakan benih-benih dari tindak pidanakorupsi perbuatan pemerasan. Tentunyahal ini diatur dalam pasal 12 huruf g UUNo 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001.Jika tak menjadi bahan perhatian korupsikecil-kecilan akan menjadi bumerang.Misalnya saja, kasus di tahun2004 silam, seorangb e n d a h a r aP a s c a s a r j a n am e n j a d it e r s a n g k at i n d a kp i d a n ak o r u p s i .J i k ak e j a d i a nseperti itut e r u sm e n e r u sdan berulang-ulang, akhirnyainstitusi ini sebagaipencetak kaumintelektual yangbermoral, kualitasnyaakan dipertanyakan.�

Tim Laput

Siang itu, di pertengahan Januari tahun ini,seorang Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unhas,menenteng sebuah bingkisan. Ketika ditanyaoleh seorang rekan kuliahnya, mahasiswa

angkatan 2007 ini mengatakan ingin membawa bingkisanucapan terima kasih karena namanya ada di deretanpenerima beasiswa BKM . Tentunya, Sinta (namasamaran) khusus membawakan bingkisan kue itu padasalah seorang pegawai yang telah memudahkannyamenerima BKM.

Umumnya,orang menilai gambaran prilaku Sinta iniadalah bukanlah hal yang aneh. Tapi sejatinya, perilakutersebut adalah korupsi kecil-kecilan atau benih-benihperilaku korupsi. Boleh dikatakan, untuk memudahkankeinginannya tercapai, ucapan terima kasih samaesensinya dengan pelicin atau sogokan.

Nampaknya memang terlalu belebihan dan mem-besar-besarkan. Namun hal-hal seperti ini seharusnyadapat menjadi perhatian kita sebagai kaum intelektual.Bila dihubungkan dengan pidana korupsi yang diatursecara tertulis dalam hukum, sogokan alias penyuapandiatur dalam pasal 5 ayat (1) huruf A UU No 31 Tahun1999 jo UU No 20 Tahun 2001.

Mahasiswa yang senantiasa meneriakkan korupsi, tindak

ketidak adilan yang dilakukan oleh koruptor, seharusnya

juga berani meneriakkan kata tidak untuk benih-benih

korupsi di lingkungan perkuliahan.

Benih-Benih Korupsidi Kalangan Mahasiswa

Di intisari edisi awal Januari tahun ini, wijayantosalah seorang pengajar Universitas Paramadinamenyitir salah satu ucapan Bung Hatta, tahun 1970,yang menyatakan, “korupsi sudah menjadi bagiandari budaya kita”. Kutipan Bung Hatta ini, menyeretkita untuk memahami bahwa korupsi adalah hal biasadan tak aneh lagi bagi masyarakat. Mengetahui halini, mahasiswa tentunya harus merenungi hal ini,jangan hanya berani berteriak di jalan. Tapi berteriakdi hati sendiri sangat sulit.

Dalam menjalani kehidupan perkuliahan tak dapatdipungkiri mahasiswa luput dari perilaku menyimpangseperti halnya korupsi. Antikorupsi yang seharus-nya ditanamkan dalam kepribadian mahasiswa,masih jauh dari harapan. Karena pada praktiknyaperilaku korupsi kecil-kecil masih dilakukan olehmahasiswa. Sebenarnya kita menyadari, tapiterkadang mahasiswa memupuk sikap menganggapbiasa atau memandang hal itu bukanlah sesuatu yangbesar.

Tak hanya sogok menyogok, Perilaku kecil-kecilan yang juga menjadi bagian dari korupsi dikalangan mahasiswa adalah menyontek. Dari enam

mahasiswa yang telah diwawancarai, limadiantaranya menjawab pernah melakukan aksimenyontek. Misalnya saja, Afandi, MahasiswaFakultas Hukum ini, mengaku membuka buku ketikaujian karena takut nilainya anjlok. Demi nilai, berbuatcurang pun dihalakan. Padahal perbuatan curang itutermasuk tindakan korupsi yang diatur dalam pasal 7ayat (1) huruf a UU No 31 Tahun 1999 UU No 20Tahun 2001. Walaupun menyontek bukanlah korupsikelas tinggi, tapi kebiasaan itu dapat bersarang hinggadi dunia kerja kelak.

Selain dua kebiasaan yang disebutkan di atas,perilaku korupsi kecil-kecilan yang biasa ditemui diuniversitas. Antara lain membiasakan mahasiswamembawa parsel ketika ujian yang dapat digolongkansebagai riak-riak gratifikasi, mahasiswa untukmendapatkan beasiswa harus memalsukan nilai se-mester yang dapat digolongkan sebagai riak-riakperbuatan curang, dan berBagai contoh perilaku yangsebenarnya menjadi riak-riak perilaku korupsi.

Menyadari korupsi harus diberantas dan dibasmidi kalangan mahasiswa. Sebuah lembaga antikorupsiyakni Gerakan Radikal Tindak Pidana Korupsi (Garda

Tipikor) pun dibentuk di Fakultas Hukum (FH) Unhas.Dr Halim Hamzah MH, yang juga menjabat sebagaipembina Garda Tipikor, mengatakan, lembaga ini memangditujukan untuk mahasiswa supaya mereka sadar akanbahaya korupsi dan tidak melakukan korupsi. “Selamaini kita melakukan kajian-kajian, diskusi, dan langkah-langkah preventif yang dapat mencegah korupsi itu,”ungkap Hamzah yang juga salah satu Dosen FH ini.

Bagi Prof Dr Aswanto SH DFM, yang juga dosenFH Unhas ini, untuk membasmi benih-benih korupsi dikalangan mahasiswa tidak semudah membalikan tela-pak tangan. Ia menambahkan seharusnya mencegahmulai dari hal-hal kecil dan antara semua elemen memilikikesepakatan bahwa jika ada perilaku korupsi yangdilakukan mahasiswa atau dosen, diberi sanksi.

Semuanya berawal dari hal yang kecil-kecil laluakhirnya menjadi kebiasaan. Korupsi pun demikian.Seharusnya pihak universitas memikirkan hal ini. Apalagikeluaran kita akan berinteraksi dengan dunia kerjanyakelak. Ini adalah tanggung jawab yang berat dan besarbagi bangsa. �

Tim Laput

LAPORANidentitasNO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

8

Page 9: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 9

Kini kampus bukan hanya sebagai tempatmenuntut dan berbagi ilmu pengetahuan.Penyakit sosial menjangkiti sivitas akademikaunhas. Dosen yang kiranya memberi contohbagi peserta didiknya melakukan tindakan

ammoral yang merugikan mahasiswa, negara bahkandirinya sendiri.

Salah satu kasus yang cukup meresahkan yaknipenggelapan dana mahasiswa reguler sore FakultasHukum sekira 167 juta rupiah oleh Kaisaruddin SH danBahar dua tahun silam dan berdasarkan penuturan Idrisbuyung selaku ketua Komdis Hukum, Selasa (9/2) lalu,kasus ini baru terendus oleh komisi disiplin FH beberapasaat setelah adanya integrasi reguler pagi dan regulersore di FH pada 2008 lalu.

Kasus ini kemudian ditindaklanjuti Komdis FH denganmelakukan pemanggilan tersangka, hingga akhirnyamemutuskan untuk mengeluarkan surat rekomendasinomor 07/H4.7.A.A/VM.13/2009 18 november 2009lalu yang berisi tentang rekomendasi penjatuhan sanksipemberhentian Secara tidak hormat (pemecatan) kepadaKaisaruddin SH sebagai tersangka berdasar aturanketertiban dalam kampus atas perbuatannyamenggelapkan uang SPP sejumlah mahasiswa regularsore angkatan 2007.

Namun, kini surat rekomendasi tersebut ditanganioleh Unit Pengawasan Internal (UPI) yang memberikankeringanan sanksi setelah melakukan rapat (7/1) lalu, dibina aparat unhas. Kaisar diberi kesempatan untukmengganti dana mahasiswa tersebut kepada pihak uni-versitas dengan batasan waktu hingga Maret mendatang.“saya diberi keringanan untuk menyelesaikan masalahini dengan mengganti 92 juta rupaih dengan upah saya

sebagai dosen dan tentu saja usaha lainnya hinggamaret depan”, tutur dosen yang saat itu menjabat diUnit Pelaksana Harian reso hukum.

Sejatinya, dana kemahasiswaan tersebutdigunakan Kaisar untuk membiayai perjalanan dinassejumlah oknum dosen saat itu. “sebenarnya uangreso dijadikan sebagai uang pengganti kegiatandosen atau perjalanan dinas. Bila sudah kembalidibuatkan LPJ kemudian dana cair dari rektorat.Namun saat integrasi praktek kecurangan tersebutterendus Komdis dan ada uang yang belumsempat diganti karena beberapa oknum dosentidak memberikan SPPD (Surat PerintahPerjalanan Dinas) sehingga dananya tidak cair.Tentu saja saya selaku pejabat yang saat itubanyak menandatangani Kwitansi”, akunyasaat ditemu identitas, Sabtu (13/2) lalu.

Terkait rekomendasi pemecatan dari

komdis FH, kaisar menuturkan bahwa belum pernahSK pemecatan. Bahkan hingga semester ini, ia masihdiberi kepercayaan untuk mengajar mata kuliah HukumKesehatan. “saya masih mengajar hukum kesehatansemester ini, lagipula kalau ada rekomendasi pemecatansaya merasa masih berkesempatan untuk menyelesaikankasus ini secara internal hingga Maret depan”, tegasnya.Namun, Kaisar menambahkan, “saya harap hinggaMaret masalah ini telah beres dtangani Komdis dan UPIhingga ke akar-akarnya” harapnya. Sedangkan Bahar,tersangka lainnya kini dipindahtugaskan dari FH ke bagiankemahasiswaan Unhas dan telah mengembalikan danasebesar 75 juta rupiah yang digelapkannya.

Selain kasus berat tersebut, ternyata korupsi kecil-kecilan pun terjadi. Oknum dosen melakukan praktekkorupsi waktu saat mengajar. Jadwal mengajar yangtercantum di GRP (Garis Rencana Pembelajaran) mulaidari 3 SKS hingga 4 SKS sekalipun terkadang takdiindahkan. Hal ini berpengaruh pada kualitas pendidikandan sistem penilaian pengajaran dosen terhadap paramahasiswanya.

Menurut Ismail Alrip, “Berbicara korupsi waktu sudahtermasuk parah di unhas. Masalahnya, dosen tidakmengenal jam kerja karena mereka sudah mendapatgaji PNS walupun tidak masuk mengajar”, Jelas dosenFakultas Hukum saat ditemui, Jum’at(5/4).

Selain itu, Ismail menambahkan bahwa fenomenadosen yang jarang mengajar pasti terjadi di hampir setiapuniversitas di Indonesia. Yang pasti, kalau dosen kerapmelakukan hal itu (korupsi waktu-red), tentunya akanmerugikan mahasiswa. “Materi yang disampaikan jaditidak maksimal”, jelasnya di sela-sela kegiatan peresmianPascasarjana Hukum.

Di sisi lain, Prof Hery Sonjaya menuturkan, Untukmengawasi kinerja dosen tersebut diserahkan pada

Komisi disiplin fakultas yang akan melaporkan ke unitpengawasan internal (UPI) apabila kesalahan yang dibuatcukup berat dan akan dijatuhi hukuman. Namun terkadangtidak berjalan secara maksimal. “permasalahanya diunhas ini kadang-kadang karena sama-sama kolega,sehingga mungkin ditolerir, dibiarkan begitu saja”, ungkapHery Selaku Ketua Komdis FIKP, Kamis (4/2) lalu.

Berbeda dengan Hery Sonjaya, Hasan, mahasiswaFakultas Hukum angkatan 2008 mengatakan bahwaprilaku dosen yang jarang masuk mengajar merugikanmahasiswa, Implementasinya tidak sesuai. Peserta didikditakutkan melakukan hal yang sama dengan dosentersebut. Kita juga jadi tidak respect terhadap dosentersebut, karena apa yang mereka ajarkan tidak sesuaidengan perilaku mereka”, tuturnya, Jum’at (5/2). �

Tim Laput

Kasus korupsi menimpa oknum

dosen di Unhas. Dosen yang

seharusnya menjadi panutan

bagi mahasiswa melakukan

korupsi waktu saat mengajar

hingga Korupsi dana.

Sang PanutanPun Korupsi

Sang PanutanPun Korupsi

N UTAMANO 721l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 8

ID

EN

TIT

AS

/ M

UH

SY

UK

RI

IDENTITAS / MUH SYUKRI

ILUSTRASI / KUN AGUNG

Ada Korupsi di FH: Seorang mahasiswa melintas di Koridor Fakultas Hukum, Sabtu (13/2).

Page 10: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 10laporan utama 10

K orupsi seakan telahmembudaya dimasyarakat Indonesia.Setiap sendi kehidupanmasyarakat telah me-

ngakar pikiran untuk korupsi. Bah-kan di tingkatan Universitas korupsipun merasuki sivitas akademikadengan berlindung di balik nama“pendidikan”. Berbagai per-masalahan korupsi pun pernah terjadidi beberapa Institusi Pendidikan di In-donesia, termasuk Kampus MerahUnhas, meski dengan skala kecil.Mulai dari kasus pemalsuan tan-datangan, pemberian hadiah (parsel,red), hingga korupsi dana oleh oknumdosen dan pegawai di Fakultas Hu-kum dan Pascasarjana Unhas be-berapa waktu yang lalu.

Walaupun Unhas tidak lepas daribeberapa kasus korupsi, sebagaiinstitusi pendidikan Unhas ber-kewajiban untuk membantu men-cegah penyakit sosial itu menjalar dimasyarakat, khususnya di lingkungankampus. Bila Negara kita punyaKomisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dengan tindak penanganannya(refrentive), maka salah satu bentuksumbangsih sivitas akademika dapatdilihat dengan terbentuknya sebuahGerakan Radikal Tindak PidanaKorupsi (GARDA TIPIKOR), yangmerupakan organisasi kemaha-siswaan yang bergerak pada bidangpencegahan (preventif) di masyarakatkhususnya lingkungan kampus.

Memberantas KorupsiSejak Dini

Berdasarkan data Transparancy

International (TI) tahun 1995-

2005, Indonesia menduduki

peringkat keenam sebagai negara

terkorup dari 159 negara di dunia.

Bahkan korupsi pun telah

menggerogoti Institusi

Pendidikan, tak terkecuali Unhas.

Lantas usaha apa yang harus

dilakukan untuk memberantas dan

mencegah Korupsi merajalela?

Organisasi yang terbentuk sejakMaret 2004 silam ini melakukangerakan pencegahan, melaluikegiatan sosialisasi kepada masya-rakat agar tidak melakukan korupsi,pembagian baju dan stiker antikorupsi. Selain itu, organisasi ini jugatelah melaksanakan dialog awaltahun dengan tema ‘OptimalisasiPemberantasan Tindak PidanaKorupsi di Sulawesi Selatan Tahun2010’, Jum’at (15/01) lalu di HotelHorison Makassar.

Menurut Rais M R, salah satu dewanPenasehat Garda Tipikor FH, “kebia-saan korupsi sebenarnya timbul dariindividu yang moralnya kurangterbina dan tentu saja karena mereka(Koruptor,red) tahu cara untuk meng-hindari hukum yang berlaku.Sehingga merasa aman untuk me-lakukan korupsi”. Hal ini dapatmengakibatkan hilangnya rasa ke-percayaan terhadap seseorang. Selainitu, Rais Menambahkan, “untukkasus korupsi waktu, mahasiswadirugikan bila dosen tidak masukmengajar. Akibatnya, kalau ketemudijalan ya tidak saling menegurkarena tidak saling kenal,” keluhMahasiswa Hukum angkatan 2005saat ditemui Rabu (3/2).

Selain kehadiran Garda Tipikor,‘Kantin Kejujuran’ di Koperasi Pega-wai Negeri (KPN) dan beberapafakultas turut hadir di Unhas. Menu-rut Nurlaila Malawat, “kehadirankantin kejujuran di unhas bagus,untuk melatih diri berbuat jujur.Karena intelektual yang tinggi akansangat bagus bila dibarengi dengansifat jujur pula kan,” tutur mahasiswiTeknik Arsitektur angkatan 2009 ini .Kantin kejujuran ini secara tidaklangsung membantu mencegah tum-buhnya sifat korupsi melalui pe-nyadaran moral setiap individu akanpentingnya sebuah kejujuran, terut-ama konsumen kantin itu.

Salah satu kantin yang dikelolaholeh Sari, Mahasiswi PengurusMushollah Istiqamah, dilaksanakandengan menganut konsep Self Service,dengan menyediakan tempat khususuntuk makanan dan uang dari

pembeli tanpa melibatkan pelayan.“Kantin ini bekerja dengan sen-dirinya dengan mengandalkankejujuran pembeli. Kalau sudahselesai jam kuliah dan jam kantormaka hasil penjualannya kamihitung,” ungkap Mahasiswi FMIPAangkatan 2007 itu saat ditemui diMushollah Istiqomah FMIPA, Kamis(4/2) lalu.

Di lain pihak, Rektor Unhas ProfIdrus A Paturusi SpB SpBo saatditemui usai peresmian GedungPascasarjana Hukum mengapresiasikehadiran Garda Tipikor dan‘Kantin Kejujuran’ yang menun-jukkan keseriusan sivitas akademikaterutama mahasiswa dalam mem-bantu mencegah korupsi merajaleladi lingkungan kampus. “ Saya rasaitu bagus, di Jepang bila kita lupabarang maka akan tetap ada ditempat dimana kita melupakannya.Kalau di sini, dalam kantong pundiserempet. Jadi kantin kejujuran itusangat bagus untuk melatih keju-juran,” tutur Idrus pada identitas,Jum’at (4/2).

Keseriusan Unhas untuk turutandil memberantas korupsi jugatampak dengan hadirnya UnitPengawasan Internal (UPI) yangmengawasi kinerja Pegawai, dosenhingga rektor unhas. “UPI dibentukuntuk mengawasi kita semua, ter-masuk rektor bila tercium ada yanganeh maka akan diperiksa,” tegasIdrus.

Selain UPI, Rektor Unhas, jugamenggelar penandatanganan MoUbersama Dr Yunus Husein SH LLM,Ketua Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi Keuangan (PPATK) terkaitsosialisasi pencegahan tindak pidanapencucian uang atau ‘Money Laun-dry’, Juni 2009. Termasuk kerjasamadengan KPK dan MahkamahKonstitusi (baca: identitas edisi 697awal Januari 2009). Segala bentukkerjasama dan kegiatan sosialisasidiharapkan memberi sumbangsihdalam pemberantasan penyakitsosial itu.�

Tim Laput

Parade Pendapat

Salsabil BasriMahasiswa Fakultas PeternakanAngkatan 2007

KORUPSI itu kegiatan yangmemperkaya diri secara tidak wajar.Solusinya?Penjarakan orang-orangyang korupsi tapi jangan diberifasilitas agar ada efek jera kepada

mereka. Samakan mereka dengan maling ayam, kanmereka sama-sama pencuri.

Solusi Pemberantasan

‘Tikus’ di Unhas

Kasus Korupsi yang mendera negeri ini cukupmembuat kepala pusing memikirkan penyebabdan solusinya. Di Unhas kasus korupsi jugaterjadi. Mulai dari korupsi waktu saat mengajar,dana, gratifikasi hingga fasilitas negara. Untukkasus korupsi yang terjadi di Unhas, sejauhmana sivitas akademika mengetahuinya? Lantasapa jalan keluar yang dapat ditempuh?

Muh Aris SultanMahasiswa Jurusan Teknik

Elektro 2006KORUPSI sebenarnya banyakjenisnya. Penyalahgunaan dalambentuk apapun seperti dalambidang keuangan atau penya-lahgunaan wewenang. Korupsipenyalahgunaan wewenang bisajadi seperti dosen yang tidak masuk mengajar ataukebijakan yang dikeluarkan tapi tidak digunakansebagai mana mestinya. Solusinya? Dilihat dari dirimasing-masing apa orang itu bisa menjaga idealismedan komitmennya.

Abdul Mollah Jaya SP MP

Dosen Fakultas Pertanian

KORUPSI tidak tahu pasti, tapikorupsi adalah menggunakan haksecara tidak wajar. Misalnya sajapenyalahgunaan waktu dan uangyang bukan haknya. Padahal hal itumerugikan Negara. Saya rasaAturan yang dibuat perlu diper-

tegas, dan berusaha memberantas korupsi yang sudahmenjadi kebiasaan dan membudaya.

Akhzan Nur ImanMahasiswa Jurusan IlmuKelautan Angkatan 2008

KORUPSI adalah tindakan yangmenyalahgunakan wewenangdimana wewenang itu dimanfa-atkan untuk dirinya sendiri tanpamemikirkan orang lain. Jalan keluaryang bisa ditawarkan yakni dibuat

tim penyelidikan tiap fakultas agar penggunaan uangbisa diawasi.

Amalia RizkiMahasiswa Fakultas Pertanian

Angkatan 2006

KORUPSI adalah penyelewenganyang bukan hak kita. Dalam bentukbarang, uang maupun jabatan. Dansaya rasa aturan dan sistem diinstansi terkait harus lebih ketatterhadap pegawainya agar tidak adacelah untuk melakukan tindakan menyimpangtersebut.

ILUSTRASI KUN AGUNG S

Page 11: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 11

11civitas

koridor

PENGEMBANGAN Usaha Agribisnis Perdesaan(PUAP) merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usahauntuk petani anggota, baik petani pemilik, penggarap, buruhtani maupun rumah tangga petani. Gabungan KelompokTani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksanaPUAP untuk penyaluran modal usaha bagi anggotanya.Hal ini bertujuan dalam hal peningkatan kemampuan(produktivitas) petani, pelaku usaha agribisnis dan pengurusGapoktan. Serta peningkatan fungsi kelembagaan ekonomipetani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan, dalamrangka akses ke permodalan.

Untuk mengetahui Gapoktan mana yang layak untukdijadikan calon sasaran program. Maka perlu dilakukanverifikasi terhadap variable persyaratan. Sehingga dapatditumbuh kembangkan, dengan mempertimbangkansejumlah indikator yang ada seperti organisasi, mencakupproses penumbuhan dan pembentukannya, strukturorganisasi, pelaksanaan fungsi dan tugas, prosespengambilan keputusan dan pendekatan pembinaan.

Adapun administrasi kelompok tani (Poktan) danGapoktan mencakup keanggotaan dan pengukuhanorganisasi, jenis lahan, status penguasaan lahan, aset, aksesterhadap subsistem agribisnis, jejaring kemitraan, pembukuankeuangan dan admnistrasi pendukung lainnya. Indikatorlainnya seperti jenis usaha, manajemen usaha, profilkelompok dan permasalahan yang ada.

Perguruan Tinggi, dalam hal ini Unhas, yang mengacukepada Tridharma Perguruan Tinggi, pada salah satudimensinya, pengabdian kepada masyarakat, turut andildalam hal pembangunan kapasitas (capacity building) yaknimenjalin kerjasama dengan Gapoktan dalam pengelolaanprogram PUAP. Implikasinya, diperlukan pelatihan kepadapara sarjana sebagai pembina agribisnis program ini.

Materi yang wajib dikuasai adalah pengembangan usahaagribisnis perdesaan terkait kebijakan, evaluasi kinerja danrefleksi. Hal lain seperti penguatan kelembagaan/organisasiGapoktan, monitoring dan evaluasi penyuluhan pertaniandan manajemen pembiayaan usaha tani, budidaya tanamanpertanian serta budidaya ternak pun tak kalah penting.

Dalam pelatihannya Gapoktan diusahakan melakukanpembelajaran sosial berorientasi aksi. Mereka harusmemperhatikan beberapa komponen penting dalampembelajaran ini. Hal pertama adalah memahami jati diridengan memikirkan hakikat dirinya yang akan berimplikasikepada kecedasan intrapersonal dan kecerdasan identitas.

Dapat menganalisis dan mengapresiasi situasi denganmelihat bahwa realitas kini diterima dan diapresiasi apaadanya sebagai titik tolak untuk mencitrakan suatu impian dimasa depan. Realitas perlu dipetakan dan dijabarkan dalambahasa fakta demi fakta.

Tahap lain dari pembelajaran sosial berorientasi sosialadalah mencitra masa depan yang akan membentuk sebuahvisi. Kecerdasan kreatif-imajinatif dan kecerdasan intuitifsignifikan yang kemudian meneguhkan niat yang dapatmenumbuhkan kecerdasan intensional dan eksistensial.

Setelah proses itu dilalui, saatnya merencanakan aksidengan membuat suatu rancangan aksi untuk mengubahsituasi kini menuju situasi impian dan direalisasikan dalampelaksanaan aksi. Kepemimpinan berperan memeliharakelancaran komunikasi dan kolaborasi antar peserta aksidengan improvisasinya masing-masing.

Tahap akhir dari proses ini adalah evaluasi hasil dandampak serta refleksi. Evaluasi bertugas menganalisisinformasi capaian aksi-aksi yang telah dilakukan apakahmenunjukan keberhasilan, ketertundaan maupun kegagalanpencapaian tujuan aksi, disertai penjelasan yang jujur danmasuk akal mengapa hal-hal itu bisa terjadi dan dampak-dampak ikutan apa yang diperkirakan akan munculkemudian. Pada tahap refleksi dilakukan perenungan maknadan penyimpulannya. �

Ilham A Muhamamad / Fmn

Catatan Workshop bertema “Peningkatan KapasitasGapoktan Program Pengembangan Usaha AgribisnisPerdesaan (PUAP) di Propinsi Sulawesi Selatan MelaluiPembinaan Perguruan Tinggi, “ di ruang Rapat A GedungRektorat lt 4 Makassar, Selasa(19/01).

“ Kesejateraan Petanimelalui kerja sama Unhas

dan Gapoktan”

Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) atau lebihdikenal dalam istilah ICTmencakup teknologi manipulasi

informasi dan komunikasi yang kinidimanfaatkan di bidang pemerintahandan pendidikan. Termasuk Unhas yangsejak 2008 silam telah mencanangkanpenerapan sistem Information and Commu-nication Technology (ICT) untuk kepenti-ngan sistem akademik universitas.

Namun penerapan sistem databaseberbasis teknologi tersebut hingga kinimasih terhambat permasalahan keleng-kapan fasilitas dan tim teknisi yangkurang memadai. Selain itu, untukwilayah FIS khususnya Fakultas Hukum,Hingga kini belum mempunyai Pengelo-lah ICT yang Jelas.

Minimnya pengetahuan para pegawaiakademik tentang pemanfaatan tekno-logi informasi pun turut menjadi kendala,meskipun mereka telah memperolehlima kali pelatihan pemanfaatan danpenggunaan teknologi sejak 2008 lalu.Menurut Amir Hamzah, “fakultas tempatsaya bekerja masih membutuhkan fasili-tas hardware tambahan agar dapat me-maksimalkan kinerja ICT di FIKP”, tuturKetua Tim ICT Fakultas Ilmu Kelautandan Perikanan ini saat ditemui, Jumat (5/2).

Hambatan yang dihadapi juga ber-dampak pada pemanfaatan fasilitas data-base di kalangan mahasiswa yang meru-pakan sasaran fasilitas itu. Data akademikyang sejatinya dapat diperoleh melaluidatabase di website universitas maupunfakultas masih harus menggunakansistem manual.

Hal tersebut dialami Ardi, MahasiswaFISIP angkatan 2005 ini mengungkapkan,belum tersedianya data akademik yangmenyangkut informasi nilai, KRS danjadwal perkuliahan secara online. Sehing-ga harus melihat informasinya di kantorjurusan.

Hal serupa juga dialami Roy, Maha-siswa MIPA angkatan 2007 ini menutur-kan, “masih jarang informasi akademikbisa dilihat di website www.unhas.ac.id,kebanyakan masih secara manual diakademik fakultas”, ungkapnya saatditemui di koridor Fakultas MIPA, Kamis(4/2).

Kurang maksimalnya pelayanan sis-tem akademik berbasis teknologi inidiakui Alimin Bado selaku Kepala BiroAkademik Unhas. Alimin mengungkap-kan, “memang masalah fasilitas masihminim”. Selain itu Alimin menambah-kan, jaringan internet dari PTIK yangmasih sering terputus pun turut andildalam menghambat kelancaran sisteminformasi akademik itu.

Di lain pihak, pengelolah Pusat Tek-nologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)Unhas berdalih, kapasitas jaringaninternet telah mengalami penambahansekitar 40 megabyte untuk ke empat belasfakultas yang ada di Unhas. “Kami selakupengelolah teknis PTIK sudah mengolahsecara maksimal, bahkan kapasitas tiapfakultas termasuk rekotrat telah

SIAKA Belum Membudaya,Digitalisasi Belum Siap

ditambah agar mempermudah aksesinternet,” jelas Tahir selaku Ketua PTIKUnhas saat dikonfirmasi, Rabu (3/2).

Namun berbagai hambatan yang terjaditidak sepenuhnya melumpuhkan peman-faatan ICT di Unhas. Beberapa fakultashingga saat ini terus berusaha melaksana-kan sistem penginputan data akademiksecara online. Fakultas itu antara lainKedokteran dan Teknik.

Bahkan saat ini tercatat sekira tujuh belaspegawai akademik Fakultas Teknik (FT)yang melakukan penginputan data aka-demik melalui website FT. Tiga diantara-nya bertindak selaku operator mainte-nance dan programmer melalui sistemyang mereka sebut SIAKA (Sistem Infor-masi Akademik).

SIAKA yang ada di FT ini membantumempermudah pekerjaan para pegawaiakademik karena sistem telah terotomatisdi komputer kerja mereka. “Biarkansistem yang bekerja, kita para pegawaitinggal mengontrol dan menginput datasecara berkala saja,” tutur Rafiuddin Syamselaku Ketua Tim ICT FT.

Manfaat lain juga dirasakan mahasiswayang dapat dengan mudah melihat infor-masi nilai dan akademik melalui layarmonitor komputer dengan memasukkanusername dan password mereka. “Kitasudah bias melihat nilai secara online,sosialisasinya pun merata melalui pam-phlet dan spanduk yang ada di FakultasTeknik” ungkap Ibnu Nuh, mahasiswa FTangkatan 2008 kepada identitas, Jumat (5/2).

Kini di tahun 2010, walaupun hanyasegelintir fakultas yang melaksanakansistem informasi akademik berbasisteknologi, Juni mendatang di tahun ajaran

baru 2010/2011, Unhas akan beralihmenggunakan sistem digitalisasiterpadu.

Dalam sistem ini, seluruh fakultasdiwajibkan untuk menginput data-datayang terkait dengan mahasiswa, KRS,pembayaran SPP hingga penjadwalankuliah di fakultas masing-masing secaraonline. Sehingga diharapakan mampumempermudah mahasiswa dalam mem-peroleh informasi akademik.

Namun apakah Unhas mampu beralihke sistem digitalisasi terpadu bila sistemyang sebelumnya masih kurang optimal?Ditemui di ruang kerjanya, PembantuRektor I Unhas, Prof Dadang ASuriamiharja menuturkan, ICT memangmasih dalam pengembangan. Tim birok-rasi masih terus mengupayakan ke-nyamanan dan kemudahan mahasiswadalam memperoleh informasi. Sehinggadicanangkan penerapan sistem digital-isasi terpadu. “ICT itu masih dalam cita-cita dan memang masih terkendalapegawai yang kebanyakan masih kurangpaham teknologi”, ungkap Dadang,Jumat (5/2). �

Mai/Kas

Informasi akademik berbasis

online belum sepenuhnya

terealisasi. Namun lagi-lagi,

Unhas mencanangkan

digitalisasi terpadu pada Juni

mendatang. Mampukah Unhas

melaksanakannya?

““ICT itu masih dalam cita-

cita dan memang masih

terkendala pegawai yang

kebanyakan masih kurang

paham teknologi”

Prof Dadang A Suriamiharja

IDENTITAS / ILHAM A M

Siaka Unhas: Pemanfaan Sistem Informasi Akademik (SIAKA) Unhas belum maksimal karenakarena minimnya pengetahuan pegawai.

Page 12: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 12civitas

cerminIdealisme di Atas

Selembar AmplopSEORANG teman saya, mantan aktivis PersKampus, menceritakan pengalamannyaketika pertama kali mencoba peruntungansebagai wartawan, di sebuah majalah lokal.Redaksi majalah tempatnya bekerja meng-haruskan ia selalu berinteraksi dengan parapolitisi ulung. Kadang dengan anggota DPRD,petinggi partai politik, atau dengan parapengusaha sukses yang mempunyaipengaruh di bidang politik.

Suatu hari, ia mewawancarai seorang tokoh politik yang tampakmelayaninya dengan ogah-ogahan. Katanya, masih banyakurusan lain yang lebih mendesak. Wawancara itu pun dilakukandengan terburu- buru. Setelah wawancara selesai, ia bergegasnaik ke mobilnya. Namun karena teman saya lupa menanyakannama lengkapnya, ia pun mengikuti sang narasumber kemobilnya. Tergesa-gesa, narasumber tersebut memberikan kartunama kepada teman saya, yang diambil dari kantong celana.Namun ternyata, ia tak hanya memberi kartu nama. Di balik kartunama itu, tertempel uang dengan nilai ratusan ribu rupiah. Temansaya pun buru-buru mengambil kartu nama itu namunmengembalikan uangnya.

“Orang itu tampak terkejut. Mungkin ia tidak menyangka sayabakalan mengembalikan uangnya. Kalau saya ambil uang itu,mungkin saya akan tampak rendah di mata dia. Biar dia tau, tidaksemua wartawan mata duitan.” Ia bercerita kepada saya denganberapi-api. Tampak sorot kemenangan di matanya. Ia berhasilmenyingkirkan godaan berlembar-lembar uang demi menjunjungtinggi idealisme. Itulah kemenangan sejati bagi seorang wartawan.

Keteguhan hati teman saya itu membuat saya kagum. Sayasangat mengenal dia. Bukan hanya sekali dua kali ia mengeluhkarena harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan honordari redaksi yang tak seberapa. Dan bukan hanya sekali dua kaliia disodori sejumlah uang dari narasumbernya, ketika uang yangtersisa di dompetnya hanya cukup untuk ongkos pulang ke rumah.Namun tak satu pun pemberian dari sang narasumber yang iaterima. Ia seorang yang sangat menjunjung tinggi idealisme. Iabertekad memperbaiki citra para wartawan di tengah anggapansejumlah orang bahwa wartawan, selain mencari berita jugabekerja menteror orang-orang dengan tujuan mencari amplopsebagai penghasilan tambahan. Apalagi kalau honor yangdidapatkan dari redaksi tak seberapa.

Pelajaran tentang pentingnya idealisme ia dapatkan semasamasih bekerja sebagai wartawan kampus. Sedari awal ia dididikbahwa menjadi “wartawan amplop” adalah sebuah pekerjaanyang sangat memalukan dan merendahkan citra wartawan. Pesanitu, tak segan-segan disertai sebuah ancaman yang bagi kamicukup “mengerikan” dari pemimpin redaksi Koran kampus kami.“Barang siapa yang berani menerima amplop, maka bersiaplahdipecat!” Alhasil, semua teman kami bahkan menolak untuksekedar menerima kebaikan hati narasumber berupa traktiranmakan. Kegiatan kami murni mencari berita. Tak lebih dari itu.Selain mencari ilmu dan pengalaman tentunya.

Memang, Pers Kampus sewajarnya menjadi sebuah wadahyang paling tepat untuk mendidik para calon wartawan. Bukankahpara aktivis Pers Kampus ini yang kelak akan menjadi penerusperkembangan jurnalisme di masa depan? Jika semua LembagaPers Kampus mampu memberikan pemahaman akan pentingnyaidealisme bagi kader-kadernya, maka tak akan ada lagi yangmenganggap remeh pekerjaan seorang wartawan. Anda pikirdarimana asal berita dari lembaran-lembaran koran yang Andapegang? Semua itu tak akan ada tanpa kerja keras seorangwartawan. Dan itu bukan hal yang mudah. Meski selalu saja adaoknum yang membuat buruk citra wartawan di mata masyarakat.

Seandainya saja semua wartawan bisa bersikap dan bersifatseperti teman saya tadi, maka tak perlu lagi ada keluhan sejumlahorang yang merasa dirugikan wartawan. Tak jarang ada yangmerasa takut melihat wartawan. Karena bagi mereka, kehadiranseorang waratawan di hadapannya untuk mengorek secuil beritaberarti beberapa lembar rupiah ikut melayang, dengan tujuan agarsi wartawan tidak membuat berita “macam-macam”. Seorangwartawan yang mata duitan tentu akan memanfaatkan situasisemacam ini.

Namun selalu saja terjadi hal sebaliknya. Beberapa waktulalu, saya pernah mengikuti sebuah pelatihan Jurnalisme TV.Pembawa materinya seorang koordinator liputan salah satu stasiunTV nasional. Dengan bangganya, ia menceritakan pengalamannyakepada kami, para peserta. Ia pernah menerima amplop dengansejumlah uang jutaan rupiah. Di tengah-tengah ceramahnya, iasempat berkata, “Idealisme sama dengan tahi kucing.” Sayamengikuti materi yang diberikan dengan khidmat. Saya jugakagum karena di usianya yang masih terbilang muda ia mampumencapai jenjang karir sebagai koordinator liputan. Stasiun TelevisiNasional pula. Namun saya juga merasa kasihan. Di tengahkeberhasilannya, yang saya yakin tidak dicapai dengan mudah.Ia masih saja menganggap idealisme sama dengan tahi kucing.Ia kalah dengan teman saya, yang masih berusaha menjajakikarir sebagai wartawan, dengan gaji pas-pasan. Keesokanharinya, saya tak mau lagi mengikuti materi yang dia berikan.�

* Penulis adalah Staff Penyunting identitas

Aniswati

S ejak tahun 2008 silam, UnitPelayanan Teknis (UPT)Perpustakaan Unhas mulaidirenovasi dan selesaipertengahan 2009. Sejak saat

itu banyak perubahan yang terjadi, tataletak rak buku yang apik, kursi-kursiteratur hingga ke penambahan sejumlahfasilitas penunjang, seperti American Cor-ner, Jurnal elektronik, Library Net, hinggaMandiri Corner yang bertujuan untukmenarik pengunjung.

Menuju World Class University jugamenjadi salah satu visi dari UPTperpustakaan. Tak tanggung-tanggung,Unhas pun menambahkan dua databasejurnal elektronik dengan nilai 200 juta ru-piah, yang diperuntukkan untukmahasiswa. Atas dasar itulah pengadaanjurnal internasional di perpustakaanmenjadi salah satu daya tarik pengunjungperpustakaan.

Tahun 2006, Biro administrasi Peren-canaan dan sistem informasi menerbitkansebuah buku. Didalamnya berisimengenai semua data-data umum untuktiap fakultas se-Unhas. Berdasarkan bukudata dan informasi itu, ternyata sejak awalterbit 2006 sampai tahun 2008, tidakterdapat perbedaan jumlah koleksi teks,majalah dan jurnal pada UPTPerpustakaan.

Tentunya hal ini bisa membingungkanpembaca. Jumlah yang tercantum untukjumlah koleksi buku teks 149,348 dengan375,517 eksemplar dan jumlah majalahdan jurnal 8,164 dengan 76,145 eksemplar.Seharusnya tiap tahun terjadipenambahan jumlah koleksi, karena tiaptahun ada kucuran dana yang mengalirke perpustakaan guna pengadaan bukubaru, sebesar Rp 500 juta- Rp 700 juta.

Ternyata penginputan data yang tidakoptimal menjadi salah satu penyebab datayang amburadul. Penyerahan datasejumlah buku baru dari pihakperpustakaan yang lambat, menjadipemicu data yang terlampir dalam bukutidak tepat. Sedangkan untuk penerbitanbuku, juga ada deadlinenya.

Menanggapi hal ini, Nur Alim TahirSE MSi selaku Kepala Biro AdministrasiPerencanaan dan Sistem Informasimengatakan,”untuk penginputan datakita menyurati semua fakultas untuk

Salah Input,Salah Informasi

Buku Data keluaran Biro administrasi

Perencanaan dan sistem informasi telah

terbit. Namun sejumlah data yang tersaji

ada yang tidak tepat.

memperoleh data, termasuk perpu-stakaan. Namun terkadang buku maudicetak tapi masih ada yang tidakmemasukkan data. Jadi biasanya kamiyang menjemput data, karena bukunyasudah mau dicetak,” ungkapnya ketikadi temui di ruangannya, Jumat (5/2).

Buku yang diterbitkan oleh BiroAdministrasi Perencanaan dan sisteminformasi ini diperuntukkan untuksivitas akademika yang disalurkankepada pihak fakultas. Tujuan buku inisangat jelas, dimana memberikaninformasi kepada setiap fakultasmengenai data dan informasi setiaptahunya yang dilakukan oleh fakultasmaupun mahasiswa.

Namun sangat disayangkan jika bukuyang diterbitkan pun salah. Sehinggainformasi yang didapatkan salah juga.Bukankah artinya sejumlah anggaranyang diperuntukkan untuk penerbitanbuku ini sia-sia belaka. Bagaimana tidak,informasi yang tersaji pun tidak valid,sangat disayangkan!

Persoalan tidak bertambahnyakoleksi buku pada perpustakaandikarenakan lambatnya prosesinventarisasi buku baru. Terkadang halini sebagai penghambat jalannya buku-buku baru menuju rak-rak peminjamanbuku. Bisa kita contohkan seperti prosespemberian label, barcode, class name

hingga kepada pemberian catalog.Ahli pustakawanlah yang amat ber-

peran penting pada proses ini. Se-mentara itu, Noer Jihad pun menam-bahkan “tenaga ahli yang dimilikiUnhas hanya 2 pustakawan ahli,sementara buku yang akandiinventarisir ada banyak, bagaimanamungkin bisa selesai dalam waktucepat.”

Selain itu, ada proses pemutakhirandata dalam menginventarisir sejumlahbuku milik perpustakaan yang tidakdijalankan. Stok Opname, yaitupemutakhiran jumlah buku yang adadengan yang telah di terdata dalamkomputer. Pada proses ini seharusnyaselama sebulan penuh perpustakaanakan ditutup, setelah semua buku yangada dikembalikan oleh peminjamnya.

Proses ini seharusnya dilakukan tiaptiga tahun sekali. Sementara sepuluhtahun terakhir, baru pasca renovasiperpustakaan dilakukan Stok Opname.Menurut Noer Jihad, “stok opnamesusah dilakukan. Karena harusmenutup perpustakaan selama sebulandan itu harus mendapatkan izin daribirokrasi universitas”. Nah padatataran inilah UPT perpustakaan danuniversitas kurang memperhatikandengan baik.�

Arm,Hsp/Dia

BUKU data informasi yang dimilikiUnhas selayaknya menjadi acuansivitas akademika, terkait beragaminfo. Khusus untuk data koleksi bukuperpustakaan saja, ada yang cukupmengherankan. Buku yang tersajipada di Perpustakaan menghadirkanwilayah Medical Kompleks sebagaisang juara pengadaan bukuterbanyak, berbanding terbalikdengan jumlah pengunjungnya. Datapengunjung perpustakaan dariwilayah Medical Kompleks hanyasekitar 20 ribu orang pertahun.

Sedangkan untuk area Agro Kom-pleks sekitar 45 ribu orang.

Menanggapi hal itu, Dr Noer JihadSaleh memberi solusi,” jika ada bukuyang di butuhkan oleh dosen ataumahaiswa bisa dilaporkan diperpustakaan, pasti kami beli asal-kan ada di pasaran.”

Pihak perpustakaan menyuratitiap fakultas dengan tujuan men-dapatkan buku-buku yang dibutuh-kan tiap tahunnya. Setelah itu ditin-dak lanjuti dengan meyerahkan dataitu ke pihak birokrat. Namun dilihatpula ketersediaan bukunya di pa-saran.�

Arm,Hsp/Dia

Ketersediaan Buku Tidak Merata

Koleksi buku medical kompleks

lebih banyak dari wilayah lainnya.

IDENTITAS / MUH SYUKRIPerpustakaan: Seorang pengunjung sedang melihat-lihat koleksi buku di Perpustakaan Pusat Unhas, Kamis (11/2). Karena tidak optimalnyapenginputan data, data base Perpustakaan Pusat Unhas masih amburadul.

Page 13: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 13kampusiana

agenda

akademika

Pengenalan dan Pelatihan Lingkungan

Kelautan

BERTEMAKAN “Di Laut Aku Melangkahdan Mengukir Sejarah”, Marine ScienceDiving Club (MSDC) menyelenggarakanPengenalan dan Pelatihan LingkunganKelautan (PPLK). Acara yang diadakan diBira Kec. Bonto Bahari Kab. Bulukumbaini diikuti oleh 30 siswa dari SMAN 01Bulukumba dan SMK 3 Kelautan, Kamis-Minggu (21-24/01). Dengan materipembelajaran mengenai lingkungankelautan, pengenalan peralatan selam, dankunjungan menikmati keindahan bawahlaut. “Semoga generasi muda sekaranglebih mengenal laut dan kedepannyamasyarakat Indonesia mampu menaikkanperekonomian degan basis kelautan” ujarAuliansyah selaku panitia kegiatan. (Tra)

Muktamar III Ulul Al-Bab Faperta

BERTEMPAT di Mesjid Kampus UnhasLembaga Dakwah Fakultas Ulul-Al BabFakultas Pertanian mengadakan Muk-tamar III, Selasa-Rabu (19-20/1). Kegiatanini merupakan pemilihan pengurus baruyang dihadiri oleh 30 peserta. Setelahmelalui musyarawah maka terpilih As-wad sebagai pimpinan baru LDF Ulul Al-Bab Faperta UH. “Semoga amanah inidapat saya jalankan sebaik mungkin, danmerealisasikan visi dan misi LDF Ulul AlBab,” ujar Mahasiswa Ilmu Hama danPenyakit Tumbuhan ini. (Ali)

Sosialisasi Bidik Misi Untuk

Mahasiswa Baru 2010

DIREKTORAT Jendral Perguruan Tinggi(Dikti) menyediakan Beasiswa Bidik Misi2010. Beasiswa ini ditujukan bagi siswaSMA kelas XII yang akan mendaftar diUnhas dan memiliki prestasi akademikyang baik. Untuk menyosialisasikan pro-gram ini, Unhas mengadakan sosialisasiBidik Misi 2010 di Gedung Ipteks, Rabu(27/1). Sekitar 50 kepala sekolah se-Makassar turut ambil bagian dalamkegiatan yang dihadiri oleh Prof DadangA Suriamiharja dan Ir Nasaruddin SalamMT. Mereka memberikan informasi

kepada peserta mengenai prasyaratbeasiswa ini. “Bidik Misi 2010 adalahbeasiswa yang disediakan bagi limaratus siswa kelas XII yang akan masukUnhas, yang mempunyai prestasiakademik dengan meraih peringkat I-III setiap kelas, serta prestasi olahragaatau seni,” kata Nasaruddin menjawabpertanyaan peserta. (Ali)

Pelatihan Keuangan UKM Kopma

UNTUK mengetahui proses pembuatanlaporan keuangan yang baik dan te-rtib.Unit Kegiatan Mahasiswa Ko-perasi Mahasiswa (Kopma) Unhasmengadakan pelatihan Keuangan.Bertempat di Gedung Pertemuan Il-miah (GPI) Unhas, Jumat-Sabtu (22-23/1). Sekitar 25 peserta memperolehmateri mengenai motivasi dan disiplinkerja karwayan, serta manajemenoperasional usaha. “Semoga denganadanya pelatihan ini anggota baru bisamengetahui persyaratan penulisankesekretariatan kopma dan bisa men-jadi penerus yang professional”, ujarHilyah Maniak, selaku Kabid Ad-ministrasi dan personalia. (Mai)

Pembinaan Mahasiswa Sipil XXIV

HIMPUNAN Mahasiswa Sipil FakultasTeknik Unhas mengadakan PembinaanMahasiswa Sipil XXIV, Kamis (28-30/1). Kegiatan yang merupakan rang-kaian pengkaderan ini dihadiri oleh 130mahasiswa Teknik Sipil. Berbagaimateri mengenai keorganisasian di-sajikan, melalui diskusi atau ceramahkepada mahasiswa baru. Ir H AbdMadjid Akkas MT selaku ketua jurusanSipil turut pula dalam pembukaan yangdilakukan di Gedung Pertemuan Il-miah (GPI) Unhas. “Mudah-mudahanpengkaderan ini mampu melahirkankader-kader baru yang dapat me-neruskan nafas kelembagaan kami,”ujar Imam Mujahid AK selaku KetuaPanitia. (Ali/Mai)

Milad Sinovia Ke-19

DENGAN mengusung tema “change theworld with our world” Lembaga PersMahasiswa (LPM) Sinovia mengadakanacara ulang tahun ke-19, Sabtu (30/1).Sekitar 50 peserta yang dihadiri olehLPMH, FLP, Tim Bantuan Medis Fa-kultas Kedokteran. Kegiatan yangdilombakan adalah mading, cerpen ,foto, dan essay serta menampilkanpameran essay foto.Agung Rante Alo,selaku ketua panitia mengatakankegiatan ini merupakan bagian dariprogram kerja pengurus LPM sinovia“Semoga acara ini bisa membawaperubahan yang lebih berarti dan lebihbaik lagi,” harapnya. (Hsp/Mai)

Raker Korpala Unhas

BERTEMPAT di Bantimurung Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) KorpsPencinta Alam (Korpala) menyeleng-garakan Rapat Kerja (Raker) XXIII,Jumat-Minggu (5-7/02). Sekitar 30anggota yang menghadiri acaratersebut. Ekspedisi Pelayaran Aka-demis II, berlayar dari Makassar hinggake Darwin Australia adalah salah satuprogram kerjanya.” Semoga anggota-nya tetap semangat dan tetap surviveserta semua yang telah direncanakandapat terealisasikan.” Harap Ahmadiselaku ketua Korpala. (Nti)

Anniversary Sylva Indonesia ke-51

BERTEMAKAN “Korps Rimbawan”Sylva Kehutanan Unhas menyeleng-garakan Ulang Tahun ke-51, Jumat-Sabtu (29-30/01). Kegiatan ini dimulaidengan adanya Aksi Long March danPembagian Bibit kepada seluruh BEMdi Unhas, Dialog Refleksi yang diada-kan di Lecture Theatre (Lt.6), RamahTamah yang diadakan di koridorKehutanan. Kegiatan ramah tamah yangdihadiri sekira 100 peserta terdiri daripara alumni kehutanan staf dan pegawaidosen, serta warga Sylva IndonesiaPengurus Cabang (PC) Unhas. “Hara-panya supaya seluruh warga Sylva dansemua stakeholder yang berda dilingkup kehutanan agar memperbaikiSylva Indonesia, Salam Rimba!” ungkapTono selaku Ketua Panitia.(Hsp)

Aniversary Perbakin Unhas

UNTUK menyatukan seluruh angkatanmulai angkatan I hingga Angkatan XIX, Sabtu-Minggu (30-31). Unit KegiatanMahasiswa (UKM) Perbakin Unhasmenyelenggarakan ulang tahun ke-23di Sekretariatnya. Potong tumpeng punsebagai acara puncak perayaan ini.kegiatan mengangkat tema” MerangkulKebersamaan Menuju Kedewasaan”juga diisi acara games dan per-sembahan tiap angakatan . “ Mudah-mudahan keluarga menembak semakinkuat,” ujar Ardiansyah Mahasiswa IlmuPemerintahan Angkatan 2007 selakusteering Commite. ( Fda)

IMSI Mengadakan OP3MS

IKATAN Mahasiswa Sastra Indonesia(IMSI) mengadakan Orientasi Pengem-bangan Pola Pikir Mahasiswa Sastra(OP3MS), di gedung SIL Sastra InggrisFIB Unhas, Sabtu-Minggu (30-31/1).Bertemakan “Rekonstruksi Pola PikirBerlembaga Menuju Kader yang Ber-kapasitas dan Kapabilitas”. Kegiatan inidiikuti sekira 25 peserta, merekadiberikan marteri-materi seperti Ke-IMSIAN-an, Persuratan dan Proposal,Menejemen Kepemimpinan, KerangkaBefikir Kritis dan Ilmiah, Peran Sastradan Budaya, serta Pergerakan Maha-siswa. Andi Merling selaku KetuaPanitia berharap agar kegiatan inimampu memberikan pencerahan ke-pada para peserta OP3MS. (Arm)

Seminar Internasional HIV-AIDS

BERTEMPAT di Auditorium Prof AAmiruddin FK Unhas, Healthy EducationOf Reproduktif Teenager (HEART) Fa-kultas Kesehatan Masyarakat Unhasmengadakan seminar internasional,Rabu (3/2). Sekitar 500 peserta kegiatanini menghadirkan pembicara DrStephen Mc Nealy, Dr dr Dwi JokoPurnomo MPH dan Rahman Rahimserta moderator Prof Nurul Ilmi IdrusPhD.”Semoga seminar ini mengubahpola pikir masyarakat tentang HIV-AIDS dan mengubah stigma tentangorang-orang yang terkena HIV-AIDS,”ungkap Riski Mahasiswa FakultasKesehatan Masyarakat Angkatan 2008.(Hsp/Fda)

“Tidak boleh mencampuri urusan orang lain,perilaku harus nyata, kalau membantu orang janganmengharap imbalan,” kata Soerjono Sukantomengulang pesan sang ayah.

SOSOK akademika kali ini adalah seorang yang populerkarena tulisannya. Seorang dosen Universitas Indonesia (UI)yang memulai karirnya sebagai Asisten Dosen FakultasHukum pada tahun 1961. Tak hanya itu, beliau ini tersohorberkat karya-karyanya yang telah diakui dan memiliki andildalam pengembangan beberapa disiplin ilmu di Indonesia.

Dia adalah Prof Soerjono Sukanto SH MA. Lahir padatanggal 30 Januari 1942 dan mengaku lahir dari keluarga“setengah seniman”. Ayahnya yang guru besar sejarah danhukum adat Fakultas Sastra UI itu hobi bermain bola. Ibunya,Sri Suliyah, gemar bermain piano. Ia sendiri pada masamudanya pernah ikut Orkes Keroncong Tetap Segar.

Sejak usia 5 tahun ia hidup tanpa kasih sayang ibunya danhampir tidak mengenal wajah almarhumah ibunya. Sebagaianak tunggal, beliau dididik untuk disiplin dan teratur, tanpakehilangan kebebasan. Didikan sang ayah menyebabkan iaingin menyamai ayahnya dengan meraih beberapa gelar.Tahun 1983, Soerjono berhasil mengimbangi ayahnya setelahdikukuhkan menjadi guru besar di Universitas Indonesia padatahun 1983.

Dalam karirnya, Soerjono memangku jabatan sebagaidosen pengajar di Fakultas Hukum UI. Tak hanya UI, tapibeberapa tempat Seperti Perguruan Tinggi Hukum Militer,Universitas Sriwijaya, dan beberapa universitas swasta laindi Jakarta menjadi tempatnya untuk berbagi ilmu. Walaupunia memiliki jam terbang yang banyak untuk mengajar, namunaktivitas menulisnya tak terabaikan begitu saja.

“Paling tidak sehari satu halaman”, begitulah rutinitasmenulis yang dilakukannya. Walaupun berbagai kegiatan telahmenyita waktunya, namun ia mengaku memegang disiplindalam menulis. Menulis baginya adalah hal yangmenyenangkan, tapi di sisi lain kegiatan menulis mebuathatinya miris. Ia sangat prihatin dengan kegiatan menulisyang jarang dilakukan oleh sarjana. Ia mengharapkan agarkebiasaan menulis digalakkan di kalangan mahasiswa. Lainhalnya dengan kondisi dosen yang beberapa di antara dosenmuda berhenti menulis hanya karena dosen seniornya tidakingin dilangkahi. Celakanya, dosen senior itu pun jarangmenulis.

Disiplin yang ia tanamkan pada dirinya, tak hanya dalamkegiatan tulis menulis. Profesinya sebagai dosen jugamengharuskannya bersikap disiplin kepada mahasiswanya.Pernah salah seorang mahasiswanya terlambat satu menitdan pintu tidak terbuka lagi untuk mahasiswa tersebut selamaia mengajar.

Berkat kedisiplinannya, pria kelahiran Jakarta ini, telahmenulis karya-karya yang sangat penting bagi dunia sosiologihukum. Buku-bukunya yang pernah terbit antara lain,Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi (2002), Sosiologi SuatuPengantar (1983), Meninjau Hukum Adat Indonesia (1983),Bantuan Hukum (1983), dan Segi-segi Hukum Hak danKejiwaan Pasien dalam Kerangka Hukum Kesehatan (1990).

Khusus untuk buku Sosiologi Suatu Pengantar, bukutersebut mencapai oplah yang sangat fantastis untuk ukuransebuah buku teks Mata kuliah pengantar sosiologi di perguruantinggi Indonesia. Sebanyak 41 kali cetak dengan oplah setiapcetak ulang 8.000 eksemplar. Buku ini mengalami beberapakali cetak ulang pada tahun-tahun 1986 bersama buku lainyang berbau sosiologi. Buku ini sudah terbit pada tahun 1969dan dipergunakan di Universitas Hasanuddin JurusanSosiologi .

Belum lagi karya-karyanya yang lain, seperti KamusHukum Adat (1978), Kamus Sosiologi (1983), Aspek Hukumdan Etika Kedokteran di Indonesia (1983), dan Teori Sosiologitentang Perubahan Sosial (1983). Judul-judul itu bisa dikatakansangat berarti dalam dunia hukum. Belum lagi judul disertasinyapada tahun 1977, Kesadaran Hukum dan Keputusan Hukum.Beliau melihat bahwa kesadaran hukum warga masyarakatdan pejabat masih rendah. “Mereka hanya tahu dan mengerti.Tetapi perilaku nyata belum sesuai,” ujarnya.

Bisa dibayangkan hasil karyanya berupa buku sosiologiSuatu Pengantar jika pada tahun 2007 buku itu mengalamicetak ke 41 dan mungkin hingga kini terus akan dilakukancetak ulang, maka seberapa besarkah peran Soerjono Sukantopada pengembangan sosiologi di Indonesia?. Bagi kalianpenikmat karyanya mungkin kini telah merasakansumbangsihnya bagi dunia pendidikan. �

Atrasina Adlina/Hdl

Disiplin Menulis demiPengembangan Ilmu

MATHEMATIC EVENTPelaksana : Himpunan Mahasiswa MatematikaTempat : Baruga A P Petta Rani dan GPIWaktu : 26-28 Februari 2010

INAGURASI FKM 2009Pelaksana : Mahasiswa Baru FKM 2009Waktu : 6 Maret 2010Tempat : Baruga A P Petta Rani

IDENTITAS / MUH SYUKRI

Workshop on E-Jurnal: Sejumlah pegawai serius mengikuti Workshop on E-Jurnal, Rabu (10/2). Workshop ini bertujuan melatih para pustakawan Unhas dalam mengakses E-Jurnal.

Page 14: Awal Februari

identitas 14cerpen NO 721l TAHUN XXXV l EDISI AWALFEBRUARI 2010

puisi

Terlindas lapak-lapak dalam derukerakusanTerenggut dalam kebinalan birahi kapitalNasib yang kami pertaruhkanDiarak dalam banyolan politikTerwacana dalam bincang kaum parlenteMenjual wajah-wajah kamiDalam drama korong demokrasi takkunjung henti

Persaingan pasar bebas mengacauKonsumsi hasil bumi dan eksploitasiKami yang bertahan di akar rumputTiada daya melawan menyerangMereka bangsat-bangsat NeolibMenjulur lidah menjilati sol sepatutuannyaMenumbalkan apa saja milik kamilalu menggelar tikar hitung-hitunganYang sungguh tak terjangkau logika kami

Atas nama rakyatYel-yel itu di perdengarkanTawaran menipu berkelana dari kupingke kupingMenerobos retina pada adegan meng-harukanUntuk kesekian kali memaksa kamimemilih5 menit untuk 5 tahunJam pasir kesengsaraan kembali bergulir

Hei !

Dengan bahasa apa kami hendak mem-bahasakan !Contreng indah kami, kau kemanakan ?Mengapa hari ini dagangan kamiterangkut secara paksa ?Dan ratapan bocah-bocahramai membayangkan kebrutalan alat-alat beratMenghancurkan kios reot pengharapanperut mereka

Napas kami tersengalTubuh nyaris semaputTak kuasa mengingat janji manispanggung kampanyeSaat mana kalian sedang asyik ber-sampanye

Lalu janji tinggallah janjiJanji manis panggung kampanyeJanji pahit buat anak negeri !

ItonroyMahasiswa Fakultas MIPA Jurusan

Biologi 2007

Pasar-pasar Orang LaparKepala Ikan...

T ak bisa membaginyakarena Tbuat aku puntak cukup hanyadengan sebungkusnasi ikan. Aku harus

menutup pintu saat makan. Se-pertinya aku menjadi orang kikir.Kucing-kucing itu siap menunggudi luar tetapi aku hanya membuangpembungkus nasi di tempat sam-pah. Mereka langsung melompatdan menyergapnya.

Di antara beberapa ekor kucingitu, ada satu yang selalu tetaptinggal di depan kamar. Aku me-nandainya. Kucing itu sangat jinak.Berbeda dengan kucing-kucingyang lainnya, hanya datang ketikamelihatku sedang membawamakanan. Sesekali aku meng-hardiknya. Mereka langsungberlarian dan berhamburan. Ta-kut. Tetapi yang satu itu, kadang-kadang masuk di dalam kamarku,meminum air cadangan sebagaipersiapan jika listrik padam. Diatidak takut. Jika aku mengusirnya,dia tidak berlari seperti kucingyang lainnya. Tetap di tempat.Seakan-akan tatapan mata berkata,“Aku kan tidak bersalah”. Danmemang dia tidak bersalah. Hanyaaku khawatirkan kalau dia mem-buang kotoran dalam kamar.

Tingkahnya yang berbeda de-ngan kucing lainnya membuatkumemperlakukannya berbeda puladengan teman-temannya. Akumemperlakukan laiknya manusia.Dia pun menjadi jinak, baik sepertisifat asli manusia. Ini membuatkusemakin yakin bahwa memangmanusia butuh kasih sayang.Binatang pun jika diperlakukandengan baik pasti akan berbuatbaik kepada orang yang berbuatbaik kepadanya. Binatang pun akanmengasihi kita jika kita mem-berinya kasih sayang. Dulu akuhanya melihat hal ini di fabel-fabelatau di film kartun. Sekarang akusudah bisa membuktikannya.

Begitu seterusnya, hal itu me-warnai rutinitas kesibukanku dirumah kost. Semuanya berjalandengan baik. Waktu demi waktuberlalu. Keberadaanku di rumahkost sudah semakin nyaman di-temani seekor kucing.

Semester terus berjalan. Setiapmata kuliah membutuhkan bukureferensi yang banyak dan mahal.

Tiba-tiba harga bahan bakar mi-nyak (BBM) melonjat naik. Hargasembako juga ikut naik. Hargabarang yang lain pun tak mauketinggalan. Semuanya serbamahal. Akibatnya, biaya hidupsemakin tinggi. Terutama hargamakanan bagi anak kost sangatterasa sulitnya.

Tidak ada cara lain, aku harusmenghemat semua pembelan-jaan untuk bertahan hidupsebagai seorang mahasiswa. Akuharus pintar beradaptasi dengankondisi ekonomi negara saat ini.

Caranya, aku harus meng-hemat jenis makanan. Terpaksaaku mengurangi makan nasiikan apalagi nasi ayam. Kadang-kadang nasi telur. Dan palingsering makan mi instan. Ya, apaboleh buat, aku menyesuaikandiri dengan melakukan hal itu.

Meskipun BBM naik, ruti-nitasku tidak berubah. Tetapkeluar pagi masuk kuliah danpulang sore bahkan kadang-kadang malam. Jadwal makanmalam tidak berubah hanya sajamenunya yang berubah. Dulu-nya makan nasi ikan sekarangmakannya nasi telur atau hanya

tempe dan paling sering hanyamakan mi instan. Hobiku yangsuka makan kepala ikan kiniharus kuubah makan telur atauhanya tempe.

Hal itu tidak menyurutkansemangatku belajar. Meskipunasupan gisi kadang-kadang tidakseimbang dengan aktivitassehari-hari, aku tetap menjalaniaktivitas kuliah dengan baik. IPtidak boleh turun. Nilai harustetap A dan B, jangan ada nilai Capalagi D dan E. Dan itu bisakubuktikan dengan baik.

Tetapi rasanya ada yang ber-beda jika pulang ke kamarku.Sepertinya ada yang kurang.O…kini aku baru sadar, ternyatakucing yang sering masuk dikamarku kini tidak pernah ku-temui lagi. Pantas saja ada yangkurang. Tetapi ke mana dia? Kemana kucing yang sering mene-maniku itu?

Ya, mungkin saja dia pergibersama teman-temannya se-sama kucing. Dia kan punyakomunitas juga. Sama denganmanusia. Aku tak perlu men-carinya apalagi kesibukanku dikampus semakin banyak.

“Tunggu saja, dia pasti kembalikalau sudah lapar. Atau diamenemukan orang yang bisamemberinya perhatian lebih baikdari aku. Mungkin saja.”

Hari minggu adalah satu-satunya hari istirahat yang bisakumanfaatkan untuk member-sihkan kamar dan sekitarnya.Kusapu dan kupel lantai ka-marku. Kubersihkan semuapembungkus makanan di sekitartong sampah. Tiba-tiba pand-nganku berhenti pada sebuahbenda yang sering kulihatsebelumnya.

“Astaga, dia telah mati.”Begitu kataku setelah kutemu-

kan kucing itu terbujur kaku takbernyawa di dekat tong sampah.

ILUSTRASI KUN AGUNG S

Oleh : S. Rijal Paddaitu

Tubuhnya sudah mulai mem-busuk. Kuangkatnya lalukubungkus laiknya manusia lalukukubur.

“Tapi tunggu dulu, mengapakucing itu mati? Apakah ada yangmembunuhnya? Tetapi tidak adabekas luka di badannya. Atau diaberkelahi dengan kucing lainnya.Tetapi tidak mungkin. Dia kucingbaik. Tidak mungkin berkelahidengan sesama temannya. Akutahu sifatnya.”

“Tapi apa yang menyebabkandia mati?”

Pertanyaan itu terus mengge-regotiku. Namun, aku harusberpikir logis. Kucing adalahmakhluk Tuhan yang bernyawa.Mereka punya komunitas danberketurunan. Ada yang jinak danada yang liar. Sama denganmanusia tetapi mereka tidak tahuberbohong seperti manusia.Hidupnya juga bergantung darimakhluk lain termasuk ber-gantung pada manusia yang selalumemberinya makanan.

Manusia dan kucing butuhmakan. Kalau manusia tidakmakan pasti mati. Jadi kucing itumati pasti karena tidak makan. Diapasti kelaparan. Tetapi mengapakelaparan? Ini pasti karena akutidak pernah membeli nasibungkus kepala ikan yang jugamenjadi makanan kucing. Kucingitu selama ini hanya makan sisakepala ikan dari makananku. Jadi,jika aku hanya makan nasi tempeatau mi instan pasti tidak ada yangbisa kusisakan untuknya.

Betapa komplitnya kehidupanini. Semuanya saling ketergan-tungan. Hanya karena harga BBMnaik, aku tidak pernah makanikan akhirnya kucing mati karenatidak pernah lagi mendapat sisatulang kepala ikan dariku.�

* Penulis adalah MahasiswaProgram Pascasarjana Unhas

Page 15: Awal Februari

identitas 15iptek NO 721 l TAHUN XXXV l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

resensi

PADA era sekarang, hampir bisadipastikan kita tak mungkin“hidup” tanpa informasi. Entah ituinformasi ringan tentang per-nikahan sanak saudara sampaiinformasi tentang kasus pelikyang menimpa sebuah bangsa,seperti kasus Century yang lagihangat diberitakan belakanganini. Media, sebagai alat untukmenyampaikan informasi takpelak menempati posisi sentraldalam kehidupan kita. Hampir

setiap hari, selama berjam-jamkita menonton TV, mendengarkanradio, membaca Koran, menontonVideo, sampai dengan berselancardi internet. Pada posisi ini, mediamemberi pengaruh yang sangatbesar bagi kehidupan kita. Arti-nya, media memiliki andil besardalam membentuk cara kita ber-pikir, cara kita memandang segalasesuatu, cara kita berinteraksidengan orang lain. Bahkan ter-masuk cara kita memperlakukandiri kita. Mempelajari media, samaartinya dengan memelajari dirikita sendiri.

Tapi tak kita sadari, ternyatadibalik media terdapat kepen-tingan dan konspirasi tersem-bunyi. Berita yang di beritakanmedia telah melalui proses me-diasi yang panjang sehinggaberujung pada dominasi kekuasa-an tertentu. Berita sering kalidibuat demi tujuan-tujuan terten-tu. Banyaknya informasi yang“dijajakan” media sering kalihanya mewadahi kepentingangolongan tertentu untuk mem-

Membincangkan Kuasa Media

Judu : Membongkar Kuasa MediaPenul : Ziauddin SardarIlustras : Borin Van LoonPenerbit : Resist BookEdisi : Cetakan Pertama, Juli 2008Halaman : 178 halaman, 14x21 cm

bentuk opini publik bahkansampai menindas golongan ter-tentu. Hal ini bisa kita lihat dariarah pemberitaan sebuah mediapada saat pemilu. Kita dengangamblangnya bisa melacak ke-pentingan pemberitaan untukmembentuk citra atas orang ataukelompok tertentu untuk me-menangkan pemilihan. Mediasangat berpengaruh terhadapsetting-setting publik. Secaratidak lansung akan membentukpropaganda, apalagi kebanya-kan orang hanya bertindak seba-gai konsumen media.

Pada saat kita membaca bukuini, Ziadudin Sardar dengansangat baiknya menulis kembalisejarah awal studi tentang me-dia. Kita dapat melihat bagaima-na model analisis yang dilaku-kan pada awal-awal perkemba-ngannya untuk membongkarkekuasaan media pada zaman-nya. Jenis studi yang dilakukanpun diulas dengan sangat apikberikut dengan contoh-contoh-nya. Mulai dari studi institu-

sional, studi struktural, sampaistudi kultural.

Selain itu, ia pun dengan gam-blangnya mengulas sejarah per-jalanan studi kritis dalam melihatmedia. Misalnya mengenai oto-ritas editor media untuk memilihdan memilah jenis berita yangdiliput oleh reporter, denganmengacu pada garis ideologi danpolitik yang dianut oleh media,dengan menafikkan fakta-faktayang bisa mengancam posisi poli-tik mereka.

Tidak lupa pula, ia denganbahasanya yang sederhana me-nampilkan model analisis kon-temporer (postrukturalis, red)dalam melihat media disertai—lagi-lagi—dengan contoh yangmudah dicerna. Bagaimana mediasekarang semakin larut dalampusaran arus pasar dengan se-makin mengabaikan tanggung-jawabnya sebagai pengawal pe-rubahan.

Halaman perhalaman buku inidiisi dengan karikatur, foto, con-toh iklan, atau contoh komik yang

memiliki makna dan menarikperhatian pembaca. Kata-katayang kritis dan menggigit mi-salnya dalam kolom khususseperti yang tertera dalam ucapantertulis karikatur, mampu men-jelaskan bagaimana sebenarnyamedia itu mampu memengaruhikhalayak.

Meski begitu, karena modelpenyajiannya dengan karikatur,bagi yang tidak terbiasa mem-baca komik, atau sejenisnya bukuini memiliki kesulitan tersendiri.Namun, bagi yang terbiasa mem-baca komik, buku ini tentu bisadicerna dengan gampang.

Namun, karena alur bukunyayang meloncat-loncat disarankanuntuk membacanya secara hati-hati dan penuh kecermatan agartidak sampai membingungkankita.

Terakhir, bagi yang berminatmendalami studi media, buku initentu harus dimiliki untuk me-merkaya pengetahuan kita tent-ang kuasa media saat ini. �

Satriani M/Kri

Keberadaan Bahan BakarMinyak (BBM)khususnya minyaktanah yang semakin

langka, membuat Drs Arifin MT,salah satu Dosen Fakultas Mate-matika dan Ilmu PengetahuanAlam melakukan penelitian.Tujuannya tidak lain untuk mem-bantu meringankan beban eko-nomi para nelayan yang semakinberat.

Metode penangkapan ikan de-ngan menggunakan lampu telahdilakukan oleh sebagian besarnelayan di Sulawesi Selatan.Hingga saat ini cara yang dilaku-kan masih menggunakan lampupetromaks berisi minyak tanah.Tak ada alasan lain nelayan untuktidak menggunakan petromaks,walau ditengah langkanya mi-nyak tanah sebagai sumber energiutamanya.

Untuk mengatasi permasalahanini, alternatifnya dengan mengu-rangi ketergantungan terhadapBBM. Maka diupayakan untukmembuat lampu listrik yang bisadigunakan dalam air, juga dengansumber energi berasal dari energisurya .

Lampu ini disuplai energi dariaki bertegangan 12 volt yangdisambungkan dengan konverter

LampuLampuLampuLampuLampu HemaHemaHemaHemaHemat Biayt Biayt Biayt Biayt Biaya Buaa Buaa Buaa Buaa Buat Nelayt Nelayt Nelayt Nelayt Nelayananananan

Dengan tenaga surya Lampu

Fluoescent dapat menyala

dalam air. Teknologi ini

diharap dapat membantu

meringankan perekonomian

para nelayan.

1. Gambar Pembangkit Listrik

Tenaga Surya.

2. Kapal nelayan Yang

menggunakan Lampu Flouescent.

3. Gambar Lampu Flouescent yang

dapat menyala dalam air.

1

2

3

tegangan dari DC ke AC dengandaya 1000 watt. Untuk mengisi akidigunakan panel sel surya ber-tegangan DC 12 volt.

Sumber energi berasal darimatahari, yang masuk ke dalampanel sel surya yang akan diubahmenjadi energi listrik. Panel selsurya merupakan modul yangterdiri dari beberapa sel suryayang digabung dalam hubungkanseri dan paralel tergantung ukurandan kapasitas yang diperlukan.Modul sel surya ini menghasilkanenergi listrik yang proporsionaldengan luas permukaan panelyang terkena sinar matahari.

Untuk menyimpan energi listrikdari sel surya tersebut digunakanrangkaian kontroler pengisian(charge controller) yang dihu-bungkan dengan aki 12 volt.

Kontroler ini dapat mengaturtegangan aki dalam selang tega-ngan 12 volt plus minus 10 persen.Bila tegangan turun sampai 10,8volt, maka kontroler akan mengisiaki dengan panel surya sebagaisumber dayanya.

Proses pengisian akan terjadibila berlangsung pada saat adacahaya matahari. Jika penurunantegangan itu terjadi pada malamhari, maka kontroler akan me-mutus pemasokan energi listrik.Setelah proses pengisian aki ber-langsung selama beberapa jam,maka tegangan aki akan naik. Bilategangan aki mencapai 13,2 volt,maka kontroler akan menghen-tikan proses pengisian aki.

Konverter dan aki merupakanrangkaian utama dari semuaperalatan catu daya ini, rangkaian

itu sebagai multivibrator takstabil. Pada kaki empat dan limadari IC ini dihubungkan ke tega-ngan positif. Sehingga multivib-ratornya akan bergetar denganbebas setelah mendapatkan catudaya (free running).

Frekuensi guncangan biasanyadiatur dengan mengubah nilairesistor dan kapasitor eksternal.Komponen lain yang digunakanpada rangkaian ini adalah ICLM358, resistor, kapasitor danbeberapa buah transistor2SC1061. Pada komponen tran-sistor ini dapat menghantar arussecara bergantian. Sehinggatingkat keluarannya bekerjasecara push-pull (tolak tarik).Arus kolektor maksimum darikedua transistor ini harus sama,demikian pula dengan resistor

dan kapasitor yang digunakan.Karena jenis lampu yang di-

gunakan adalah lampu fluores-cent ballast elektronik, dengandaya 1000 watt dapat puladicelupkan ke dalam air. Perban-dingan 1 buah lampu petromakssetara dengan 10 watt lampufluorescen ballas elektronik.Intensitas cahaya sangat mem-pengaruhi banyaknya ikan yangmendekatnya ke sumber cahaya.Pengaturan sistem pencahayaanakan memberikan hasil yanglebih baik.

Pada saat awal pencahayaandigunakan jenis lampu denganpanjang gelombang yang pendek,sehingga daya jangkau penca-hayaan lebih jauh yang menye-babkan ikan dapat melihat cahayadari jauh.

Pada saat ikan sudah banyakberkumpul di dekat lampu, makadapat digunakan lampu denganpanjang gelombang yang besardengan daya jangkau pencahaya-an lebih dekat. Sehingga ikan-ikan akan bergerombol di dekatlampu kemudian dilakukan pe-nangkapan dengan jaring.

Hal ini dapat meningkatkanhasil tangkapan nelayan. Akandihasilkan suatu model penang-kapan ikan yang memadukansistem pencahayaan denganintensitas, panjang gelombangcahaya dan daya lampu yangdapat diatur atau disesuaikandengan jenis ikan yang akanditangkap. Dengan model pe-nangkapan ini akan dapatmeningkatkan hasil tangkapanikan para nelayan di SulawesiSelatan.�

Fda/Dia

ISTIMEWA

Page 16: Awal Februari

NO 721 l TAHUN XXXVI l EDISI AWAL FEBRUARI 2010

identitas 16

CMYK

Jeklang

DERINGAN telepon terdengar dari ruanganpembantu Dekan (PD) III Fakultas KesehatanMasyarakat, Rabu (3/2). Tak lama kemudian,pria dengan kumis tipis mulai berbicara melaluisaluran telepon tersebut. Sambil memeganggagang telepon, sejumlah mahasiswa telah me-nunggu untuk meminta tanda tangan. Ramai,begitulah suasana ruangan salah satu dosenKesehatan lingkungan ini. Berbagai aktivitas dankeperluan mahasiswa membuat Dr Anwar Daud,SKM, EHS harus menerima resiko menjabatPD bidang kemahasiswaan. Namun, walaupunmemikul tanggung jawab yang besar, hal itu takmenjadi alasan baginya tuk menghindari segu-dang prestasi yang telah menunggunya.Sibuk di kampus, tak membuatnya jengahberaktivitas dan bergabung di beberapaorganisasi. Sebut saja organisasi Blue Enviro-mental Health se-Indonesia, Bina LingkunganHidup Indonesia dan Majelis SpeliasisKesehatan Lingkungan Indonesia, ia memegangjabatan penting sebagai ketua. Belum lagi Dosenyang mengajarkan Mata Kuliah dasar-dasarKesehatan Lingkungan ini adalah seorang tim ahliAnalisis Dampak Lingkungan (ANDAL) di daerahSulawesi Selatan. Tentunya, hal itu membutuhkankerja ekstra dari beliau.

Sosok yang pernah menjadi dosen teladan se-Unhas tahun 2009 ini, meraih kesuksesan berkatkeputusannya memperdalam ilmu di JurusanKesehatan Lingkungan Universitas Hasanuddin.Kecintaannya pada lingkungan pun mulai bertambahdan mengusiknya untuk melakukan beberapapenelitian mengenai kesehatan lingkungan. Takhanya meneliti, tapi dosen asal Pinrang ini me-lakukan pengabdian masyarakat denganmemberikan penyuluhan pencegahan penyakit ber-basis lingkungan, percontohan model pengolahanair dengan tray waterfall aerator dan yang palingbaru adalah percontohan teknologi pengolahan airlangsung diminum.Tri Dharma perguruan tinggi yang dilakukannyaselama ini akhirnya membuahkan hasil. Sosokkelahiran 1966 ini, didaulat sebagai YoungInvestigator Award dalam Asia Pacific AcademicConsortium for Public Health (APACH).Penghargaan internasional yang diselenggaraan diTaipei ini diraihnya berkat penelitian AssociationBetween Arsenic Level in Drinking Water with SkinDisorder in Buyat Vil lage, North Sulawesi,Indonesia. Penelit iannya ini, berawal darihipotesisnya, penyakit yang diderita masyarakatberasal dari Arsen. Dalam tulisannya, Suami TrisaZeury Tedjokesumasari, SH ini menyanggah

penyakit yang mewabah di Buyat bukan disebabkanoleh merkuri, tapi berasal dari arsen.Penghargaan yang telah diraihnya itu bukanlahproses yang mudah. Tidak mudah untuk meneliti dibuyat. “Ada oknum dari pemerintah yang tidak ingindiketahui bahwa Buyat sudah tercemar, jadi setiappeneliti yang masuk harus diperiksa” ungkapnyakepada Atrasina Adlina dari identitas, sambilmengenang penelit ian yang membawanyamemperoleh penghargaan itu.Ketika ditanya tentang kondisi lingkungan khususnyaIndonesia, Anwar merasa prihatin. Menurutnya,lingkungan secara keseluruhan sudah mengalamipenurunan. “hal ini bisa dilihat dari adanya bencanaseperti tanah longsor yang sebenarnya manusiasendiri yang membuatnya, lalu pencemaran di lautdan pesisir sudah tercemar apalagi kalau ada tambangdi dekatnya” ungkapnya. Menurutnya, Solusi yangdapat diupayakan adalah aturan harus ditegakkansecara benar, apalagi UU No 32/2009 harusdiperketat. Lalu, jika ada perusahaan yang inginmembuka tambang harus ada izin dan ANDAL.Anak dari pasangan Daud dan Iluka berharap agarpemerintah benar-benar memperhatikan lingkungandan mengontrol peraturan terutama yang berkaitandengan dampak lingkungan. “jangan cuma slogan!”tambahnya di akhir wawancara. �

DR Anwar Daud SKM EHS

Sadar Lingkungan,Jangan Hanya Slogan

Sadar Lingkungan,Jangan Hanya Slogan