autonomic neuropathy

Upload: fachrizalrikardi

Post on 15-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Autonomic Neuropathy

TRANSCRIPT

Autonomic neuropathy (neuropati Saraf otonom)

Diabetes Melitus

OLEH

FACHRIZAL RIKARDI

Autonomic neuropathy (neuropati Saraf otonom) Diabetes Melitus

Sindroma neuropati saraf otonom dapat berdiri sendiri atau bersama-sama dengan Simmetric Polyneuropathy, baik pada tahap dini maupun pada tahap lanjut. Insidens kira-kira 25% dari penderita IDDM. Gejala klinis neuropati saraf otonom Yaitu :A. Sistem kardiovaskuler

Hipotensi ortostatik / postural hypotension timbul akibat disfungsi vasomotor yakni denervasi saraf simpatis dan Denervated Heart, Terjadi ketidak seimbangan antara simpatis dan para simpatis dan ini dapat mempengaruhi jantung, biasa dalam bentuk aritmia dan takhikardi / bradikardi dan dapat dideteksi dengan valsava monouver. Pasien dengan neuropati autonomik dapat mengalami hipotensi berat setelah pemberian obat anestesi, adanya peningkatan risiko gastroparesis, aspirasi, episode hipoksia dan retensi urin. Hipotensi dapat terjadi pada 50% pasien diabetes mellitus dengan neuropati autonomik.B. Sistem pencernaan

Gangguan pengecap : daya pengecap berkurang dapat diukur dengan Elektrogustometer Kelemahan peristaltik, gejala dapat berupa : disfagia, panas di ulu hati, muntah-muntah dan pengosongan lambung yang terlambat yang dikenal dengan gastroparesis. Disamping itu bisa pula terjadi diare yang intermitten(diabetic - Diarrhea)C. Sistem urogenitalia

Disfungsi Bladder : berupa Hypotonic neurogenic bladder dengangejala disuria, retensio urine; insidens 14 - 82% dari penderita diabetes.

Disfungsi seksual : Impotensia, insidens sekitar 35 - 75%. Gejala dini dapat berupa gangguan ereksi yang berjalan pelan dan gangguan ejakulasi.Pada impotensia diabetik biasanya kadar prolaktin, gonadotropin testoteron normal sehingga pemberian testoteron tidak ada pengaruhnya.

D. Disfungsi sudomotor, tulang dan sendi

Gangguan keringat berupa hiperhidrosis pada separuh tubuh bagian atas dan anhidrosis pada separuh tubuh bagian bawah menyebabkan kulit menjadi kering dan mudah terjadi fisura sehingga menyebabkan timbulnya ulkus yang sulit sembuh.

Berkeringat biasanya pada malam hari.

Sendi terutama lutut/kaki membengkak tetapi tidak nyeri, dikenal dengan Charcots joints.

Tulang, bisa timbul hiperostosis

Peningkatan insiden kesulitan intubasi yang disebabkan oleh "stiff joint syndrome" pada beberapa penderita . Pada awalnya sindrom ini terjadi pada sendi phalanx proksimal jari IV dan V, kemudian meluas ke persendian lainnya dari jari dan tangan, sendi atlantooksipital leher, dan sendi besar lainnya. Ketidak mampuan untuk mengekstensikan kepala karena imobilitas atlantooksipital dapat menyulitkan intubasi. Kekakuan sendi ini disebabkan karena adanya jaringan kolagen abnormal periartikuler yang disebabkan oleh mikroangiopari progresif. Kelainan kolagen dihubungkan dengan glikosilasi non enzimatik protein.