audpc

3
AUDPC (Area Under Disease Progress Curve). AUDPC adalah total tingkat kejadian penyakit pada perlakuan dari minggu pertama pengamatan sampai minggu terakhir pengamatan. AUPDC dapat dihitung dengan rumus yang dinyatakan oleh Van der Plank (1963 dalam Schalau, 2002) sebagai berikut: Keterangan: y = persentase kejadian penyakit t = hari Nilai AUDPC yang telah diketahui kemudian digunakan untuk menghitung indeks penekanan penyakit. Indeks penekenan penyakit adalah suatu angka yang dapat menyatakan tingkat keefektifan pengendalian suatu agens biokontrol terhadap patogen. Indeks penekanan penyakit dapat dihitung dengan rumus (Schalau, J. 2002): Keterangan: DIc = AUDPC pada kontrol DIb = AUDPC pada perlakuan agens biokontrol

Upload: kaharudin-masohi

Post on 27-Oct-2015

210 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: AUDPC

AUDPC (Area Under Disease Progress Curve). AUDPC adalah total tingkat kejadian

penyakit pada perlakuan dari minggu pertama pengamatan sampai minggu terakhir pengamatan.

AUPDC dapat dihitung dengan rumus yang dinyatakan oleh Van der Plank (1963 dalam

Schalau, 2002) sebagai berikut:

Keterangan: y = persentase kejadian penyakit

t = hari

Nilai AUDPC yang telah diketahui kemudian digunakan untuk menghitung indeks

penekanan penyakit. Indeks penekenan penyakit adalah suatu angka yang dapat menyatakan

tingkat keefektifan pengendalian suatu agens biokontrol terhadap patogen. Indeks penekanan

penyakit dapat dihitung dengan rumus (Schalau, J. 2002):

Keterangan: DIc = AUDPC pada kontrol

DIb = AUDPC pada perlakuan agens biokontrol

Agens biokontrol yang digunakan dalam penelitian merupakan dua agens biokontrol

yang dikokmbinasikan dengan berbagai proporsi. Untuk mengetahui tingkat sinergisme antara

dua agens biokontrol tersebut digunakan rumus Abbott’s (Hersanti, 2003), yaitu:

Keterangan: SF = Synergy Factor

a = keefektifan pengendalian oleh agens biokontrol I

Page 2: AUDPC

b = keefektifan pengendalian oleh agens biokontrol II

E(exp) = keefektifan pengendalian dugaan oleh campuran agens

biokontrol

E(obs) = keefektifan pengendalian oleh campuran berdasarkan hasil pengamatan

Nilai SF yang telah diketahui akan dapat menunjukkan hubungan dua agens biokontrol

dalam tanaman. Hubungan interaksi kedua agens biokontrol dapat ditentukan dengan ketentuan

bila SF = 1 maka interaksi antar agens biokontrol bersifat additif, bila SF<1 maka interaksi antar

agens biokontrol bersifat antagonis, bila SF>1 maka interaksi antar agens biokontrol bersifat

sinergis (Hersanti, 2003).

Schalau, J. 2002. Plant immune system. Agricultur and Natural Resources Arizona

Cooperative Extention., Yavapai Countri.

Hersanti, 2003. Pengujian beberapa ekstrak tumbuhan sebagai agen penginduski ketahanan

cabai merah terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV. J. Agrik. 14(3) :

160-165.