audmen

Upload: anna-rusdiana

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 audmen

    1/8

    Surabaya, 01 April 2009

    No : 055/KAP/IV/2009

    Lampiran : 2 eksampler

    Perihal : : Laporan Hasil Audit Manajemen

    Kepada

    Yth, Direktur PT Indojewel

    Di Surabaya

    Kami telah melakukan audit atas Program Pelatihan Sumber Daya Manusia

    PT. Indojewel Tahun 2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan

    pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak

    memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup

    Program Pelatihan Sumber Daya Manusia PT Indojewel. Audit tersebut dimaksudkan

    untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil

    guna) Program Pelatihan Sumber Daya Manusia yang dilakukan dan memberikan

    saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di

    masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan

    perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan efektif dalam

    mencapai tujuannya

    Hasil audit kami sajikan dalam laporan audit yang meliputi :

    Bab I : Informasi latar Belakang

    Bab II : Kesimpulan audit yang didukung dengan temuan audit

    Bab III : Rekomendasi

    Bab IV : Ruang Lingkup Audit

    Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan,

    dan kerjasama dari berbagai pihak jajaran direksi maupun staf yang berhubungan

    dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih atas kerjasama

    yang telah terjalin dengan baik ini.

    Kantor Akuntan Publik

    Rawiatmaja dan Partner

    Tn. Kris Palguna

    Page1

  • 7/30/2019 audmen

    2/8

    BAB I

    INFORMASI LATAR BELAKANG

    PT Indojewel (selanjutnya disebut perusahaan) bergerak di bidang produksi

    perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. Tujuan dari didirikannya perusahaan

    adalah untuk membudidayakan mutiara dan emas yang merupakan hasil

    pengembangan litbang perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli di bidangnya.

    Susunan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

    Direktur utama : Tn.Kevin Suparno

    Direktur Akuntansi&Keungana : Tn.Cecep Mulyadi

    Direktur Pemasaran : Nn.Sandra Gultom

    Direktur Produksi : Tn.Steve Handayana

    Manajer SDM : Tn.Syam Nugroho

    Adapun tujuan dilakukannya audit adalah untuk:

    1. Menilai tingkat kegagalan produksi yang disebabkan oleh kurang terampilnya

    karyawan dalam mengoperasikan mesin baru.

    2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Program pelatihan karyawan

    yang dilaksanakan perusahaan yang mana program pelatihan belum mampu

    meningkatkan keterampilan karyawan dalam mongoperasikan mesin baru.

    3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan program pelatihan

    sumber daya manusia yang ditemukan

    Page2

  • 7/30/2019 audmen

    3/8

    BAB II

    KESIMPULAN AUDIT

    Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami

    dapat menyimpulkan sebagai berikut:

    Kondisi:

    1. PT Indojewel bergerak di bidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara

    dan emas. Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang

    terintegrasi dengan rencana bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari

    pasar dalam negeri. Desain produk sudah cukup dikenal di pasar, merupakan hasil

    pengembangan dari bagian litbang perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli di

    bidangnya.

    2. Perusahaan memperkerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan

    kontrak yang diperkerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya

    mutiara dan cleaning service di seluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan

    rata-rata sebesar 250% dari UMK yang ditetapkan pemerintah.

    3. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai

    4. Kemitraan antara departemen SDM dan menejemen lini dalam pengelolaan

    SDM berjalan dengan baik dan dipimpin oleh suatu pedoman yang disepakati

    penerapannya.

    5. Program pelatihan disusun berdasarkan permintaan dari departemen yang

    membutuhkan pelatihan tersebut dan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang

    disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan.

    6. Belum tersedia suatu system review dan pelaporan yang terdokumentasi

    tentang penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.

    Kriteria:

    1. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam

    melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

    2. Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan

    investasi sebesar Rp 1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp 500 miliar

    untuk membeli peranti lunak termasuk sistem informasi yang mampu

    Page3

  • 7/30/2019 audmen

    4/8

    mengintegrasikan seluruh divisi kedalam satu rangkaian operasi dan sistem

    pelaporan.

    3. Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini

    dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

    4. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas

    dan disosialisasikan ke seluruh manajer lini. Tujuan pelatihan ini adalah untuk:

    a. Meningkatkan keterampilan karyawan

    b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5 %

    c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya

    d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi

    kerja dan kebanggaan karyawan terhadap kerjanya.

    5. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan karyawan yang harus

    diidentifikasi terhadap kebutuhan pelatihan sebelum program ditetapkan.

    Identifikasi meliputi:

    a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga

    mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan.

    b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan

    yang tepat.

    c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk

    mendapatkan umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya.

    d. Melakukan benchmarkingpada industri yang sama yang lebih berhasil dalam

    mengelola program pelatihan dan pengembangan.

    Penyebab:

    1. Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini,

    bukan berdasarkan kebutuhan karyawan.

    2. Belum tersedianya suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi

    tentang penilaian efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.

    3. Pelatihan penggunaan mesin baru tidak dijalankan secara intensif disebabkan

    anggaran tidak cukup memadai ketika pelatihan berorienrasi pada praktik

    lapangan

    Page4

  • 7/30/2019 audmen

    5/8

    Akibat:

    1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya,

    tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai dengan

    standar manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan

    mempraktikannya di lokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan

    yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami

    petunjuk (manual) tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh

    informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada

    akhir praktik lapangan.

    2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program

    pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam

    waktu singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa

    yang sesungguhnya dibutuhkan karyawan.

    3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu

    tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya

    pelatihan didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai

    sebesar Rp 650,75 miliar.

    4. Terjadi penurunan produk gagal menjadi 18% dibandingkan sebesar 20% tahun

    lalu.

    5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal, sehingga tidak ada

    dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan

    yang telah dilakukan.

    6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti

    pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut:

    a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan

    kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan.

    b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi

    pelatihan yang diberikan.

    c. Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti

    pelatihan.

    d. Sebesar 80% peserta menjawab waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak

    cukup waktu untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan

    tersebut.

    Page5

  • 7/30/2019 audmen

    6/8

    7. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi pada proses pengepakan, dan 25%

    dalam proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang

    terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta.

    8. Pengambilan produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar

    7,5% dari total penjualan Rp 7,5 triliun.

    Pejabat yang bertanggung jawab:

    Direktur Administrasi dan Keuangan.

    Page6

  • 7/30/2019 audmen

    7/8

    BAB III

    REKOMENDASI

    Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian

    manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi dua

    yaitu:

    1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur akuntansi yang dimiliki

    perusahaan.

    2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan dalam mengoperasikan

    mesin baru.

    Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau

    langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahantersebut:

    Rekomendasi:

    1. Perusahaan harus memiliki program pelatihan karyawan untuk meningkatkan

    keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru.

    2. Karyawan yang bertugas melakukan pengelolaan laba rugi harus memenuhi

    kualifikasi sebagai pengelola laba rugi baik dalam pendidikannya maupun

    pengalaman dan harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan

    kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

    3. Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk menjadi dasar

    dalam Pengelolaan Laba Rugi, baik dalam menentukan batas maksimum laba rugi

    maupun Penghapusan Laba Rugi.

    Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada

    manajemen tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi

    akibat yang lebih buruk pada Pengelolaan Laba Rugi Perusahaan di masa yang akan datang.

    Page7

  • 7/30/2019 audmen

    8/8

    BAB IV

    RUANG LINGKUP AUDIT

    Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi

    masalah menurunnya laba kotor PT Indojewel untuk periode tahun 2007/2008.Audit

    kami mencakup penilaian atas sistem pengendalian manajemen laba kotor, personalia

    yang bertugas mengelola laba kotor ,dan aktivitas pengelolaan laba kotor itu sendiri.

    Page8