audit keuangan
DESCRIPTION
silahkanTRANSCRIPT
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 1/37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengendalian Intern
Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah
obyek, organisasi atau sistem.
2.1.1. Definisi Pengendalian Intern
Menurut standart professional Akuntan Publik (2001: 319,2) bahwa
pengertian penegendalian intern:
“Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang di desain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut: (a). Keandalan pelaporan keuangan (b). Efektivitas dan
efisiensi (c).Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku “.
Adapun definisi pengendalian intern menurut COSO (2002:218):
“Pengendalian Intern adalah sebagai sebuah proses karena
pengendalian intern ini melekat dalam kegiatan operasional sebuah
organisasi, dan merupakan bagian yang integral dari aktifitas dasar
manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
organisasi”.
COSO adalah sebuah organisasi swasta yang beranggotakan the American
Accounting Association (AAA), AICPA, dan the Financial Executives Institute (FEI).
Organisasi ini pada tahun 1992 mengeluarkan hasil sebuah studi untuk mengahsilkan
definisi pengendalian intern, yang dikenal dengan model pengendalian intern.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 2/37
Demikian pula dengan Al Haryonno Yusuf (2001:252) menyatakan bahwa:
“Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewankomisaris, manajemen dan personal satuan usaha lainnya yang
dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan kesesuaian dengan
Undang-undang dan peraturan yang berlaku dan efektivitas serta efisien
operasi.”
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa
pengendalian intern adalah prosedur rinci dan kebijakan yang dipergunakan
manajemen untuk mengendalikan operasi perusahaan dalam melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi harta milik
perusahaan, menguji ketepatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya serta
dapat meningkatkan efisiensi usaha, sehingga sasaran dan tujuan yang penting bagi
satuan usaha dapat dicapai.
2.1.2. Elemen-elemen Pengendalian Intern
Struktur organisasi pengendalian intern perusahaan menurut Krismiaji
(2002:219) terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor pada
penetapa, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan khusus.
Faktor-faktor tersebut berupa:
a. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 3/37
b. Filosofi dan gaya operasi manajemen
c. Struktur organisasi
d. Komite audit dewan direktur
e. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab
f. Praktik dan kebijakan sumber daya manusia
g. Berbagai pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi kegiatan dan
praktik organisasi.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi, merangkai, menganalisis., menggolongkan, mencatat dan
melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas
aktiva dan kewajiban yang terkait.
3. Prosedur Pengendalian
Cakupan prosedur pengendalian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Otorisasi yang tepat terhadap transaksi dan aktivitas.
2. Pemisahan tugas yang mengurangi peluang bagi seseorang untuk melakukan
kesalahan dalam tugas rutinnya, yaitu dengan menempatkan orang yang
berbeda pada fungsi otorisasi transaksi, pencatatan transaksi, dan penjagaan
aktiva.
3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang membantu
manajemen pencatatan transaksi secara tepat.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 4/37
4. Penjagaan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja dan penilaian yang tepat terhadap
nilai yang tercatat.
2.1.3. Unsur Pokok Pengendalian Intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:164–174)
adalah:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional
dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan harus dipisahkan dari fungsi
akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan
suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang
untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan
semua tahap suatu transaksi.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 5/37
Penerapan prinsip ini bertujuan agar dalam pelaksanaan suatu transaksi
terdapat internal check di antara unit organisasi pelaksana dan catatan
akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan transaksi sesungguhnya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan
wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi.
Formulir juga merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan
transaksi dalam akuntansi, dengan demikian penggunaan formulir harus diawasi
guna mengetahui apakah pelaksanaan otorisasi akan menjamin dihasilkan
dokumen pembukuan yang dapat dipercaya. Prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,
utang, pendapatan, dan biaya.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara-cara umum yang ditempuh untuk menciptakan praktek yang sehat adalah:
1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 6/37
2. Pelaksanaan pemeriksaan mendadak ( surprised audit ) untuk mendorong
karyawan melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi agar terjadi internal check terhadap
pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait.
4. Adanya perputaran jabatan ( job rotation) secara rutin untuk menjaga
independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya dan menghindari kolusi.
5. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak sehingga jika ada
kesalahan atau kecurangan dalam departemen yang bersangkutan dapat
diketahui oleh pejabat yang menggantinya.
6. Diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan pencatatannya secara periodik
untuk memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi yang bersangkutan.
7. Dibentuk unit organisasi yang bertugas memeriksa efektifitas unsur-unsur
sistem pengendalian internal yang lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Di antara empat unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas, unsur mutu
karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting
meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang mendukung.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompoten dan dapat dipercaya perlu seleksi
calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, dan
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 7/37
juga perusahaaan harus melakukan pelatian karyawan sesuai dengan tuntutan
perkembangan pekerjaannya.
2.1.4. Komponen Pengendalian Intern
Komponen struktur pengendalian internal menurut Boynton, William C,
Raymond N. Johnson, Walter G. Kell (2001:329-348), ada lima komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian berisi dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik
dari suatu perusahaan terhadap pengendalian intern dan pentingnya
pengendalian bagi perusahaan tersebut. Faktor-faktor lingkungan pengendalian
yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:
(1). Integritas dan nilai etika
Untuk memaparkan kepentingan dari integritas dan nilai etika diantara
seluruh personel di dalam organisasi, CEO dan top manajemen lainnya
harus:
(a). Menentukan keadaan dengan contoh, dengan konsisten
mendemonstrasikan integritas dan pelatihan standar tinggi dari etika
mereka.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 8/37
(b). Komunikasikan kepada karyawan lewat kebijaksanaan perusahaan dan
memperlakukan setiap karyawan sama bila ada pelanggaran akan
diberikan hukuman.
(c). Memberikan bimbingan moral pada karyawan yang latar belakangnya
kurang baik, dan memberikan pengarahan pada mereka tentang apa
yang benar dan apa yang salah.
(d). Mengurangi intensif dan godaan yang mungkin membuat individu
berlaku tidak hormat, melanggar hukum dan tindakan yang tidak etis.
(2). Komitmen terhadap kopetensi
Komitmen terhadap kopetensi meliputi pertimbangan manajemen dari
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dan kombinasi dari intelejensia,
latihan dan pengalaman yang diperlukan untuk membangun kopetensi
tersebut.
(3). Dewan direksi dan komite audit
Faktor yang sangat berpengaruh pada keefektifan dari dewan direksi dan
komite audit, meliputi:
(a). Orang-orang yang independent dari manajemen, yang berhubungan
dewan direktur-direktur luar, berpengalaman dan lebih tinggi dari para
anggota, dan keterlibatan mereka yang dalam dan meneliti dari
aktivitas manajemen.
(b). Kepatuhan dari tindakan mereka.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 9/37
(c). Tingkat dimana mereka meningkatkan dan melanjutkan pertanyaan
yang sulit dengan manajemen.
(d). Sifat dasar dan keterlibatan dari mereka yang interaksi dengan internal
dan ekternal auditor.
Dewan komite audit terdiri dari direktur-direktur luar yang dapat
memberi sumbangan penting untuk perusahaan dalam tujuan pelaporan
keuangan dengan mengurangi kesalahan pelaporan keuangan dan
meningkatkan independensi auditor eksternal.
(4). Falsafah manajemen dan gaya pengoperasian
Banyak karakteristik yang mungkin ditampilkan dalam bagian dari falsafah
manajemen dan gaya pengoperasian. Karakteristik termasuk dalam
manajemen:
(a). Pendekatan dalam mengambil dan memantau resiko bisnis.
(b). Mengandalkan pertemuan informal dengan manajer-manajer kunci
lawan sebuah sistem formal dari kebijakan tertulis, indikator-indikator
kinerja dan laporan-laporan pengecualian.
(c). Sikap-sikap dan tindakan-tindakan dalam pelaporan keuangan.
(d). Pemilihan yang konservatif atau agresif dari prinsip-prinsip akuntansi
yang tersedia.
(e). Kesadaran dan konservatif dalam pengembangan perkiran-perkiaraan
akuntansi.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 10/37
(f). Pengembangan dan pengertian terhadap resiko-resiko yang
diasosiasikan dengan teknologi informasi.
(g). Sikap-sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi-fungsi
akuntansi dan personel.
(5). Struktur organisasi
Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas dari suatu perusahaan.
(6). Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab adalah sebuah perpanjangan
dari pengembangan dari sebuah struktur organisasi.
(7). Kebijakan dan praktek kepegawaian
Sebuah konsep dasar dari pengendalian internal dinyatakan bahwa
mempengaruhi orang. Untuk pengendalian internal yang efektif penting
bahwa kebijakan dan prosedur-prosedur sumber daya manusia yang
dipekerjakan harus dipastikan bahwa orang-orang dalam perusahaan
memiliki integritas dari tingkat yang diharapkan, nilai etika dan kompetensi
b. Penaksiran Resiko oleh Manajemen
Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi sebuah
perusahaan, analisa dan relevansi resiko dari manajemen untuk persiapan
laporan keuangan secara adil yang dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang diterima secara umum. Penetapan resiko oleh manajemen harus meliputi
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 11/37
pertimbangan dari resiko-resiko yang mungkin muncul dari perubahan keadaan,
antara lain:
(1). Perubahan lingkungan operasi.
(2). Orang-orang baru.
(3). Sistem informasi yang baru.
(4). Pertumbuhan yang terus-menerus.
(5). Teknologi baru.
(6). Produk baru dan kegiatan baru.
(7). Restrukturisasi perusahaan.
(8). Operasi asing.
(9). Pernyataan akuntansi.
c. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah relevan, untuk tujuan pelaporan keuangan,
dimana sistem akuntansi meliputi metode-metode dan catatan-catatan yang dibuat
untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi,
mencatat, melaporkan transaksi perusahaan dan untuk akuntibilitas pada aktiva
dan kewajiban tertentu. Komunikasi terhadap pengendalian internal melalui
laporan keuangan.
d. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa instruksi/perintah manajemen dilaksanakan. Pengendalian
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 12/37
aktivitas mempunyai bermacam tujuan dan diterapkan dalam tujuan perusahaan
dan tingkat fungsional. Kategori-kategori dari pengendalian aktivitas menurut
Arens, Alvin A., dan James K Loebbecke (2000:295-299):
(1). Pemisahan tugas yang jelas
(a). Pemisahan pemegang (custody) aktiva dari akuntansi, diperlukan untuk
menghindari resiko bila ada pegawai yang mengeluarkan aktiva untuk
kepentingan pribadi kemudian menyesuaikan catatan untuk
menghilangkan tanggungjawab.
(b). Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan,
diperlukan untuk menghindari kemungkinan penggelapan dalam
organisasi.
(c). Pemisahan tanggungjawab operasional dari tanggungjawab pembukuan,
diperlukan untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan melalui
pembukuan tidak memihak.
(d). Pemisahan tugas dalam pengelolaan data elektronik.
Seiring dengan peningkatan kompleksitas dari sistem teknologi
informasi sering kali pemisahan dari otorisasi, pencatatan, pemisahan
pemegang tidak jelas. Penting bagi perusahaan untuk memisahkan
sistem teknologi informasi yang terkait dengan departemen pengguna
kunci.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 13/37
(2). Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas
Otorisasi adalah keputusan tentang kebijakan baik untuk transaksi yang
bersifat umum maupun khusus. Otorisasi umum ditetapkan oleh manajemen
puncak melelui kebijakannya dan bawahan diinstruksikan untuk
menerapkannya sesuai batas yang ditentukan. Otorisasi khusus terjadi dalam
kasusu-kasus tertentu yang mana manajemen sulit menyusun kebijakan
umum untuk transaksi tertentu.
(3). Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai akan memberikan keyakinan bahwa
seluruh transaksi dicatat dengan benar. Prinsip-prinsip dalam membuat
rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang pantas adalah sebagai
berikut:
(a). Dokumen dan catatan dibuat berseri dan Prenumbered.
(b). Dokumen dan catatan disiapkan saat transaksi terjadi atau segera
sesudahnya untuk menghindari kekeliruan.
(c). Dokumen dan catatan dibuat sederhana dan mudah dimengerti.
(d). Dokumen dan catatan dibuat multiguna dan dirancang untuk
mendorong penyajian yang benar.
(e). Dibangun dengan cara menganjurkan persiapan yang benar.
Pengendalian yang erat berkaitan dengan dokumen dan catatan adalah
adanya bagan akun dan pedoman sistem. Bagan akun akan
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 14/37
mengklasifikasikan transaksi ke dalam akun-akun individual neraca dan laba
rugi, dan juga memberikan kerangka kerja untuk menentukan informasi yang
disajikan kepada pengguna laporan keuangan. Pedoman sistem merupakan
prosedur yang mendorong pelaksanaan pencatatan secara konsisten.
(4). Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
Berhubungan dengan perlindungan peralatan, progam dan berkas data
pengelolaan data elektronik ada tiga kategori pengendalian, yaitu:
(a). Pengendalian fisik ( physical control ) digunakan untuk melindungi
fasilitas komputer.
(b). Pengendalian akses (access control ), dimaksudkan hanya orang-orang
yang diotorisasi yang dapat menggunakan peralatan dan memiliki akses
terhadap perangkat lunak dan berkas data.
(c). Prosedur cadangan dan pemulihan (back-up and recovery procedures)
merupakan serangkaian langkah-langkah yang dapat dilakukan bila
organisasi dalam kondisi kehilangan peralatan program atau data.
(5). Pengecekan independen atas pelaksanaan
Orang yang melakukan verifikasi internal harus independen. Keperluan akan
pengecekan independen dikarenakan pengendalian internal cenderung
berubah kecuali kalau ada sebuah mekanisme pemeriksaan ulang.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 15/37
e. Pemantauan
Pemantauan adalah suatau proses yang memperkirakan kualitas kinerja dari
pengendalian internal secara periodik dan terus-menerus, meliputi penetapan
disain dan pengendalian operasi berdasarkan waktu dan tindakan-tindakan yang
korektif.
2.1.5. Tujuan Pengendalian intern
Mulyadi berpendapat (2001:163, 178-179) bahwa menurut tujuannya,
Pengendalian Intern dapat dibagi empat macam yaitu:
1. Menjaga kekayaan perusahaan.
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan.
i). Pembatasan akses langsung terhadap kekayaan.
ii). Pembatasan akses tidak langsung terhadap kekayaan.
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan
kekayaan sesungguhnya ada.
i). Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan
yang sesungguhnya ada.
ii). Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 16/37
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
a. Pelaksanaan transaksi melelui sistem otorisasi yang telah diterapkan.
i). Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
ii). Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang telah diberikan oleh
pejabat yang berwenang.
b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.
i). Pencatatan semua transaksi yang terjadi.
ii). Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi.
iii). Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.
iv). Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.
v). Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya.
vi). Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.
3. Mendorong efisiensi.
Dalam rangka untuk mencapai efisiensi usaha, maka tindakan yang perlu diambil
oleh manajemen antara lain:
1. Menyusun rencana kerja untuk setiap periode dan mengadakan pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana tersebut
2. Menyusun suatu urutan-urutan atau prosedur setiap aktivitas perusahaan
agar memudahkan dalam pelaksanaannya karena sudah ada tata kerjanya
3. Menyusun standar atau budget yang digunakan sebagai alat untuk mengukur
realisasi. Dengan adanya standar atau budget ini, maka laporan yang disusun
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 17/37
berdasarkan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui penyimpangan yang
terjadi untuk diteliti lebih lanjut.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dalam hal ini manajemen perlu mengambil tindakan beberapa:
1. Menyusun dan menetapkan prosedur kerja untuk masing-masing bagian
atau departemen
2. Memberikan sanksi kepada petugas yang tidak mematuhi prosedur yang
telah ditetapkan
3. Membentuk staff audit intern yang merupakan bagian dari perusahaan
yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
prosedur yang telah ditetapkan, apakah telah sesuai dengan yang telah
ditetapkan, dan apakah terjadi penyimpangan, mengingat prosedur ini
disusun untuk mengadakan pengawasan intern, maka tugasnya audit
intern adalah untuk memadai apakah alat-alat prosedur yang telah
ditetapkan itu sudah efektif.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 18/37
2.2.Biaya
2.2.1. Pengertian Biaya
Sesuai dengan namanya serta tidak langsung akuntansi biaya berhubungan
dengan biaya atau penggunaan, pengawasan, dan perencanaan biaya. Apa yang
dimaksud dengan biaya (cost) didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan untuk
memperoleh barang dan jasa. Manfaat tersebut (barang dan jasa) yang dikorbankan
diukur di Indonesia dalam rupiah melalui pengurangan atas harta atau dibebankan
sebagai hutang pada saat manfaat itu diperoleh pada suatu perolehan, cost yang
dibebankan adalah untuk manfaat sekarang dan di masa yang akan datang bilamana
manfaat diterima, maka cost menjadi ongkos (expense).
Istilah beban (expense) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan,
biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak
perseroan.
Bila istilah “biaya” digunakan secara khusus, maka sebaiknya digabungkan
dengan suatu petunjuk tertentu seperti biaya langsung, biaya tidak langsung, tetap,
variabel, terkendali, produk dan lain-lain. Setiap modifikasi mengandung akibat
tertentu yang penting dalam mengukur biaya yang dapat dicatat dan diakumulasikan
guna menentukan biaya persediaan, dan membuat biaya laporan keuangan,
merencanakan serta mengendalikan biaya.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 19/37
Menurut Mulyadi (2000:8) biaya adalah: Pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.2. Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas
keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas
untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting. Dalam
penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan
yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula atau tidak ada
satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan
informasi biaya.
Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2000:14) adalah sebagai berikut:
1. Objek Pengeluaran
Jika perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar sesuatu maka pengeluaran
itu digolongkan sebagai biaya, misalnya peusahaan membayar hutang iklan maka
pengeluaran itu digolongkan sebaga biaya iklan. Jadi biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk dapat digolongkan atas
tiga golongan besar, yaitu:
a. Biaya bahan baku.
b. Biaya Tenaga Kerja.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 20/37
c. Biaya overhead Pabrik.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
Fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi
produktif, fungsi administrasi dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya dapat
digolongkan sebagai:
a. Biaya produksi
Biaya yang diperlukan atau dikeluarkan dalam satu proses produksi yaitu
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari tiga
jenis yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya administrasi
Biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan yang tidak dapat
diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran, atau biaya
yang dikeluarkan sebagai pendukung dalam suatu produksi.
c. Biaya pemasaran
Biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh
pesanan dalam memenuhi pesanan. Biasanya biaya pemesanan, biaya
administrasi dan umum disebut juga dengan biaya komersil.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 21/37
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai biaya dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu:
a. Biaya langsung
Biaya yang dikeluarkan benar-benar langsung berhubungan dengan produksi
barang yaitu dari bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.
b. Biaya tidak langsung
Biaya yang dikeluarkan tidak langsung dengan produksi barang melainkan
biaya sebagai pendukung produksi. Misalnya, biaya produksi listrik, biaya
penyusutan gedung dan lain-lain.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan untuk keperluan
pengendalian biaya dan pengendalian keputusan, biaya dapat digolongkan
menjadi:
a. Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dan konstan, tidak terpengaruh adanya
perubahan volume kegiatan produksi.
b. Biaya variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan perusahaan.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 22/37
c. Biaya semi variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan perusahaan.
5. Jangka waktu manfaatnya
Biaya dapat dibagi menjadi dua menurut jangka waktu manfaatnya yaitu:
a. Pengeluaran modal
Biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran modal dibebankan pada periode yang menikmati manfaat
pengeluaran tersebut.
b. Pengeluaran penghasilan
Siklus yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya
tersebut terjadi.
Siklus akuntansi biaya di dalam perusahaan manufaktur harus mengikuti
proses pengolahan produk, sejak dari bahan baku dimasukkan dalam proses sampai
dengan menjadi produ jadi. Siklus pembuatan produk dapat menjadi tiga tahap:
pembelian dan penyimpanan bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi dan yang terakhir adalah penyimpanan produk jadi.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 23/37
Sedangkan klasifikasi biaya menurut Matz dkk (1999: 35) didasarkan
hubungan antara biaya dengan:
1. Biaya dalam hubungannya dengan produk.
Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan mengaitkan biaya pada
operasi perusahaan, dalam hal ini biaya operasi terdiri dari:
a. Biaya pabrikasi (factory cost)
Biaya pabrikasi adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu:
1) Biaya bahan langsung, adalah semua bahan yang membentuk bagian
integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam
kalkulasi biaya produk.
2) Biaya tenaga langsung, adalah karyawan yang dikerahkan untuk
mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.
3) Biaya overhead pabrik, adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga
kerja tidak langsung serta semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak
langsung dapat dibebankan langsung ke produk tertentu.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 24/37
b. Beban komersial.
Beban komersial adalah beban atau biaya yang terdiri dari dua kelompok
terbesar, yaitu:
1) Beban pemasaran, adalah beban yang dimulai pada saat biaya pabrik
berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi selesai dan barang-barang sudah
dalam kondisi siap untuk dijual.
2) Beban administrasi, adalah beban yang dikeluarkan dalam hal mengatur
dan mengendalikan organisasi.
2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.
a. Biaya variabel.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Secara umum karakteristik variabel adalah sebagai berikut:
1) Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan
volume kegiatan.
2) Biaya per unit relatif konstan meskipun volume perubahan dalam rentang
yang relevan.
3) Dapat dibebankan pada departemen operasi dengan cukup mudah dan
tepat.
4) Dapat dikendalikan oleh seorang penyelia operasi.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 25/37
b. Biaya tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun terjadi perubahan
volume produksi pada kisaran tertentu.
Karakteristik biaya tetap adalah:
1) Jumlah keseluruhan tetap dalam rentang keluaran yang relevan.
2) Penurunan biaya per unit bila volume bertambah pada rentang yang
relevan.
3) Dapat dibebankan kepada departemen berdasarkan keputusan manajerial
atau menurut metode alokasi biaya.
4) Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen
eksekutif daripada penyelia operasi.
5) Biaya semi variabel.
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume produksi. Biaya semi variabel mencakup suatu
jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan
sebagian lagi bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah keluaran.
3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen pabrikasi, proses atau segmen
lainnya.
a. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 26/37
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak
dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
c. Biaya bersama
Biaya bersama adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas jasa oleh
dua operasi atau lebih. Biaya bersama biasanya timbul dalam organisasi yang
mempunyai banyak departemen. Makin banyak segmentasi pada organisasi
tersebut, semakin besar kecenderungan biaya untuk menjadi biaya bersama.
d. Biaya gabungan.
Biaya gabungan adalah biaya yang terjadi apabila proses produksi akan
menghasilkan lebih dari satu jenis produk pada waktu yang sama. Biaya
gabungan hanya dapat dialokasikan pada produk gabungan melalui
pertimbangan praktis.
4. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi.
a. Pengeluaran modal (capital expenditure).
Pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
manfaat dalam periode-periode mendatang dan dicatat sebagai aktiva.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang dikeluarkan dan manfaatnya hanya
dalam periode berjalan dan dicatat sebagai beban. Namun pada akhirnya
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 27/37
pengeluaran modal yang dianggap sebagai aktiva tadi akan masuk dalam arus
biaya bila digunakan atau habis masa manfaatnya.
5. Biaya dalam hubungannya dengan keputusan yang diusulkan, pelaksanaan dan
evaluasi.
a. Biaya relevan (relevant cost).
Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan,
oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan.
b. Biaya tidak relevan (irrelevant cost).
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan.
c. Biaya diferensial (differential cost).
Biaya diferensial adalah salah satu nama biaya relevan dengan pilihan
diantara beberapa alternatif.
d. Biaya tunai.
Biaya tunai adalah jika sejumlah diferensial dikeluarkan hanya pada salah satu
alternatif tertentu yang dipilih dari alternatif tersebut.
e. Biaya kesempatan (opportunity cost).
Biaya kesempatan adalah sejumlah pendapatan dan manfaat lain yang akan
hilang apabila alternatif tertentu dipilih.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 28/37
f. Biaya tertanam (sunk cost).
Biaya tertanam adalah biaya yang dikeluarkan dan kemudian ternyata tidak
relevan dengan keputusan yang dipilih.
g. Aviodable cost.
Aviodable cost adalah biaya yang dapat dihindari.
h. Unavoilable cost.
Unavoilable cost adalah biaya yang tidak dapat dihindari.
i. Controllable cost.
Controllable cost adalah biaya yang dapat dikendalikan.
j. Uncontrable cost.
Uncontrable cost adalah biaya yang tidak dapat dikendalikan.
2.3. Biaya tenaga kerja
2.3.1. Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Di dalam perusahaan manufaktur, umumnya biaya tenaga kerja berhubungan
erat dengan kegiatan produksi untuk menghasilkan barang jadi, karena biaya tenaga
kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga sangat penting
dan perlu mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, untuk itu diperlukan
suatu standart pengukuran pelaksanaan tenaga kerja. Sedangkan perbandingan antara
standart dengan pelaksanaannya yang sesuai dengan yang diharapkan akan diperoleh
tingkat efisiensi.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 29/37
Menurut Supriyono (2000:457) biaya tenaga kerja adalah merupakan
sumbangan tenaga manusia pada produksi dan merupakan faktor biaya penting yang
perlu diukur, dikendalikan dan dianalisa secara terus menerus.
2.3.2. Jenis-Jenis Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja yang langsung digunakan dalam proses produksi sebagian
besar adalah tenaga kerja tetap dan sebagian tenaga kerja kontrak yang langsung
bekerja dalam menghasilkan suatu produk, baik itu melalui mesin atau kerja dengan
tangan. Biaya tenaga kerja yang utama adalah gaji yang dibayarkan kepada para
pegawai produksi.
Pengertian dari tenaga kerja langsung (direct labour) menurut Maher dan
Daikin (1999:36) adalah
“Tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam
pembuatan produk tertentu, dan biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya tenaga kerja yang benar-benar mengubah bahan baku menjadi
barang jadi selama proses produksi”.
Kelompok biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk jasa-jasa tenaga
kerja. Tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan bahan baku baik
menggunakan tangan maupun menggunakan mesin.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa biaya tenaga kerja merupakan
bagian integral dari kegiatan perusahaan sesuai dengan fungsinya. Apabila biaya
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 30/37
tenaga kerja berhubungan dengan fungsi produksi maka dimasukkan ke dalam
elemen biaya produksi, bila berhubungan dengan fungsi pemasaran maka dimasukkan
ke dalam elemen pemasaran.
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung atau biaya overhead pabrk (BOP) adalah
elemen biaya produksi yang tidak diklasifikasikan atau tidak dapat segera dilacak
sebagai bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Definisi lain, biaya
ovehead pabrik merupakan berbagai macam biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung pada produk atau aktifitas lainnyan dalam upaya perusahaan untuk
merealisasikan pendapatannya. Konsekwensi logis biaya overhead pabrik sebagai
biaya tak langsung adalah sifatnya sebagai biaya bergabung (common cost), apabila
perusahaan menghasilkan lebih baik dari satu jenis produk.
Biaya tenaga kerja tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga golongan besar:
1. Gaji dan upah reguler serta potongan-potongannya.
Gaji adalah bayaran tertentu yang dibayarkan secara teratur untuk keperluan
pelayanan kepegawaian ataupun manajerial sedangkan Upah adalah bayaran
yang dibuat atas dasar jam, harian, atau bagian kerja.
2. Premi lembur.
Premi lembur adalah satu setengah dari bayaran biasa. Bayaran lembur lebih
baik dipisahkan dari pendapatan langsung, karena semua satuan hasil pabrik
harus diberi harga yang sama.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 31/37
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja atau labour related cost.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja seperti: bonus, uang cuti
atau libur dan lain-lain.
2.3. Biaya Produksi
2.4.1. Pengertian biaya produksi
Ada beberapa pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh beberapa
penulis: Menurut Soemarno SR (1999:259) mendefinisikan biaya produksi adalah:
“Biaya produksi (Production Cost) adalah biaya yang dibebankan dalam
proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan
dalam proses awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam biaya
produksi adalah biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam
proses pada akhir periode”.
Sedangkan Mulyadi (1999:14) mendefinisikan biaya produksi sebagai berikut:
“Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolahbahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya
adalah biaya depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian,
baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi”.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses
produksi selama suatu periode untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap
untuk dijual.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 32/37
2.4.2. Unsur-unsur biaya produksi
Unsur biaya suatu produk atau komponen yang utuh terdiri dari bahan-bahan,
buruh langsung dan biaya overhead pabrik. Penggolongan ini menyediakan
manajemen dengan keperluan informasi untuk mengukur suatu pendapatan dan
menetapkan harga suatu produk.
Adapun unsur-unsur produk dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bahan-bahan
Ini merupakan unsur yang penting yang dipakai di dalam produksi untuk dirubah
menjadi barang jadi dengan penambahan upah langsung dan biaya overhead.
Harga pokok dari bahan ini dibagi ke dalam bahan baku dan bahan-bahan
penolong.
a. Bahan baku
Semua bahan yang dapat dikenal dari produksi produk jadi yang dapat dengan
mudah ditelesuri kepada produk jadi tersebut dan yang mencerminkan bagian
harga pokok utama di dalam memproduksi produk jadi tersebut. Suatu contoh
dari bahan baku adalah kayu yang dipakai untuk membuat tempat tidur kayu
bersusun.
b. Bahan penolong
Semua bahan yang melekat di dalam produksi suatu produk selain dari bahan
baku (bahan langsung). Contoh, perekat yang dipakai untuk membuat tempat
tidur bersusun tersebut.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 33/37
2. Upah buruh
Buruh merupakan usaha mental dan fisik yang dicurahkan di dalam produksi
suatu produk. Biaya upah buruh dibagi ke dalam upah langsung dan tidak
langsung.
a. Upah langsung
Semua upah buruh yang secara langsung berkaitan dengan produksi barang
jadi, yang dapat dengan mudah ditelusuri ke produknya dan merupakan biaya
buruh utama di dalam memproduksi suatu produk. Pekerjaan yang dilakukan
oleh operator mesin di dalam perusahaan industri dianggap sebagai buruh
langsung.
b. Upah tak langsung
Semua upah yang terlibat di dalam memproduksi suatu produk yang bukan
merupakan buruh langsung. Pekerjaan dari para supervisor pabrik adalah
contoh dari buruh tak langsung. Upah buruh termasuk biaya overhead pabrik.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain dari bahan baku dan buruh
langsung untuk memproduksi suatu produk. Karena harga pokok suatu produk
sama dengan harga perolehan bahan baku, upah langsung dan biaya overhead
pabrik. Seseorang mungkin berpikir bagaimana cara biaya bahan penolong dan
buruh tak langsung dicantumkan di dalam harga perolehan dari satu barang
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 34/37
tersebut. Jawabnya adalah bahwa biaya bahan tak langsung (bahan penolong) dan
biaya upah tak langsung ke dalam biaya overhead pabrik.
2.5. Efisiensi
Efisiensi merupakan kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan
(output) dengan pengorbanan tenaga atau biaya (input) ynag minimum, yang
tercermin dalam perbandingan antara output dengan input yang di perusahaan untuk
menghasilkan output tersebut. Pengertian efisiensi menurut Supriyono (2001:24,3)
definisi efisiensi yaitu: “Rasio Keluaran Terhadap Masukan”.
Dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang
dengan membandingkan jumlah waktu yang tersedia maka dapat diukur sampai
sejauh mana efektivitas dan efisiensi tenaga kerja suatu perusahaan, selisih tenaga
kerja disebabkan oleh pemakaian tingkat tenaga kerja dalam menghasilkan suatu
produksi.
Apabila jam kerja kurang dari jam standar, pekerja dikerjakan secara efisien,
maka varians tenaga kerjanya menunjukkan tingkat yang menguntungkan (Favorable)
dan akan menjadi unfavorable apabila jam kerja lebih dari jumlah standar jam kerja
yang digunakan dalam proses produksi, total jam standar yang seharusnya digunakan
selama periode produksi belum bisa ditentukan sebelum mengetahui jumlah produksi
pada satu periode.
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 35/37
Menurut Drs. H. Ibnu Syamsi (2004:4) efisiensi adalah usaha mencapai
prestasi yang sebesar-besarnya dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan
yang tersedia (material, mesin dan manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya,
di dalam keadaan yang nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah) tanpa
mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan alat, tenaga kerja dan waktu.
Efisiensi dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
1. Segi hasil (output)
Yang dimaksud dengan efisiensi ditinjau dari segi hasil adalah hasil minimum
yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan
maksimalnya (tenaga, pikiran, uang atau lainnya) juga ditetapkan. Ini merupakan
batas normal pengorbanan, kalau ternyata pengorbanan lebih sedikit daripada
yang ditetapkan itu termasuk efisien tetapi kalau pengorbanannya lebih banyak,
itu tidak termasuk efisien.
Batas-batas normal hasil minimum dapat berupa:
a. Produk atau barang yang dihasilkan.
b. Jasa yang dihasilkan.
c. Tugas yang diperintahkan.
d. Target minimum yang harus dicapai.
2. Segi pengorbanan
Ditinjau dari segi pengorbanan normal, yaitu dengan pengorbanan (tenaga,
pikiran, waktu atau lainnya) yang ada atau yang ditetapkan, kemudian ditetapkan
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 36/37
hasil minimum yang harus dapat dicapai. Batas normal pengorbanan maksimum
antara lain berupa penggunaan:
a. Waktu maksimum.
b. Tenaga maksimum.
c. Biaya maksimum.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tepat adalah
konsep input-output. Seorang manajer yang efisien adalah seseorang yang mencapai
output/hasil yang diukur dengan input (tengaga kerja, material, waktu) yang
digunakan.
Manajer bertindak secara efisien mampu menimalkan biaya sumber daya yang
diperlukan. Jadi efisien biasanya diharapkan oleh suatu perusahaan
7/21/2019 audit keuangan
http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 37/37