audit keuangan

37
7/21/2019 audit keuangan http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 1/37 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Intern Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek, organisasi atau sistem. 2.1.1. Definisi Pengendalian Intern Menurut standart professional Akuntan Publik (2001: 319,2) bahwa  pengertian penegendalian intern: “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut: (a). Keandalan pelaporan keuangan (b). Efektivitas dan efisiensi (c).Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku “. Adapun definisi pengendalian intern menurut COSO (2002:218): “Pengendalian Intern adalah sebagai sebuah proses karena pengendalian intern ini melekat dalam kegiatan operasional sebuah organisasi, dan merupakan bagian yang integral dari aktifitas dasar manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan organisasi”. COSO adalah sebuah organisasi swasta yang beranggotakan the American Accounting Association (AAA), AICPA, dan the Financial Executives Institute (FEI). Organisasi ini pada tahun 1992 mengeluarkan hasil sebuah studi untuk mengahsilkan definisi pengendalian intern, yang dikenal dengan model pengendalian intern.

Upload: safira-diniarti

Post on 04-Mar-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

silahkan

TRANSCRIPT

Page 1: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 1/37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengendalian Intern

Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah

obyek, organisasi atau sistem.

2.1.1. Definisi Pengendalian Intern

Menurut standart professional Akuntan Publik (2001: 319,2) bahwa

 pengertian penegendalian intern:

“Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang di desain untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan

tujuan berikut: (a). Keandalan pelaporan keuangan (b). Efektivitas dan

efisiensi (c).Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku “.

Adapun definisi pengendalian intern menurut COSO (2002:218):

“Pengendalian Intern adalah sebagai sebuah proses karena

pengendalian intern ini melekat dalam kegiatan operasional sebuah

organisasi, dan merupakan bagian yang integral dari aktifitas dasar

manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan

organisasi”.

COSO adalah sebuah organisasi swasta yang beranggotakan the American

Accounting Association (AAA), AICPA, dan the Financial Executives Institute (FEI).

Organisasi ini pada tahun 1992 mengeluarkan hasil sebuah studi untuk mengahsilkan

definisi pengendalian intern, yang dikenal dengan model pengendalian intern.

Page 2: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 2/37

Demikian pula dengan Al Haryonno Yusuf (2001:252) menyatakan bahwa:

“Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewankomisaris, manajemen dan personal satuan usaha lainnya yang

dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian

tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan kesesuaian dengan

Undang-undang dan peraturan yang berlaku dan efektivitas serta efisien

operasi.”

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa

 pengendalian intern adalah prosedur rinci dan kebijakan yang dipergunakan

manajemen untuk mengendalikan operasi perusahaan dalam melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi harta milik

 perusahaan, menguji ketepatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya serta

dapat meningkatkan efisiensi usaha, sehingga sasaran dan tujuan yang penting bagi

satuan usaha dapat dicapai.

2.1.2. Elemen-elemen Pengendalian Intern

Struktur organisasi pengendalian intern perusahaan menurut Krismiaji

(2002:219) terdiri dari tiga elemen, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor pada

 penetapa, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan khusus.

Faktor-faktor tersebut berupa:

a. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika

Page 3: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 3/37

 b. Filosofi dan gaya operasi manajemen

c. Struktur organisasi

d. Komite audit dewan direktur 

e. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab

f. Praktik dan kebijakan sumber daya manusia

g. Berbagai pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi kegiatan dan

 praktik organisasi.

2. Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk

mengidentifikasi, merangkai, menganalisis., menggolongkan, mencatat dan

melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas

aktiva dan kewajiban yang terkait.

3. Prosedur Pengendalian

Cakupan prosedur pengendalian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Otorisasi yang tepat terhadap transaksi dan aktivitas.

2. Pemisahan tugas yang mengurangi peluang bagi seseorang untuk melakukan

kesalahan dalam tugas rutinnya, yaitu dengan menempatkan orang yang

 berbeda pada fungsi otorisasi transaksi, pencatatan transaksi, dan penjagaan

aktiva.

3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang membantu

manajemen pencatatan transaksi secara tepat.

Page 4: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 4/37

4. Penjagaan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan.

5. Pengecekan independen terhadap kinerja dan penilaian yang tepat terhadap

nilai yang tercatat.

2.1.3. Unsur Pokok Pengendalian Intern

Unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:164–174)

adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional

dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan harus dipisahkan dari fungsi

akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan

suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

semua tahap suatu transaksi.

Page 5: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 5/37

Penerapan prinsip ini bertujuan agar dalam pelaksanaan suatu transaksi

terdapat internal check   di antara unit organisasi pelaksana dan catatan

akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan transaksi sesungguhnya.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan

wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi.

Formulir juga merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan

transaksi dalam akuntansi, dengan demikian penggunaan formulir harus diawasi

guna mengetahui apakah pelaksanaan otorisasi akan menjamin dihasilkan

dokumen pembukuan yang dapat dipercaya. Prosedur pencatatan yang baik akan

menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,

utang, pendapatan, dan biaya.

c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Cara-cara umum yang ditempuh untuk menciptakan praktek yang sehat adalah:

1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

Page 6: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 6/37

2. Pelaksanaan pemeriksaan mendadak ( surprised audit ) untuk mendorong

karyawan melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit organisasi agar terjadi internal check terhadap

 pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait.

4. Adanya perputaran jabatan ( job rotation) secara rutin untuk menjaga

independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya dan menghindari kolusi.

5. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak sehingga jika ada

kesalahan atau kecurangan dalam departemen yang bersangkutan dapat

diketahui oleh pejabat yang menggantinya.

6. Diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan pencatatannya secara periodik

untuk memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi yang bersangkutan.

7. Dibentuk unit organisasi yang bertugas memeriksa efektifitas unsur-unsur

sistem pengendalian internal yang lain.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Di antara empat unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas, unsur mutu

karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting

meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang mendukung.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompoten dan dapat dipercaya perlu seleksi

calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, dan

Page 7: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 7/37

 juga perusahaaan harus melakukan pelatian karyawan sesuai dengan tuntutan

 perkembangan pekerjaannya.

2.1.4. Komponen Pengendalian Intern

Komponen struktur pengendalian internal menurut Boynton, William C,

Raymond N. Johnson, Walter G. Kell (2001:329-348), ada lima komponen, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian berisi dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik

dari suatu perusahaan terhadap pengendalian intern dan pentingnya

 pengendalian bagi perusahaan tersebut. Faktor-faktor lingkungan pengendalian

yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:

(1). Integritas dan nilai etika

Untuk memaparkan kepentingan dari integritas dan nilai etika diantara

seluruh personel di dalam organisasi, CEO dan top manajemen lainnya

harus:

(a). Menentukan keadaan dengan contoh, dengan konsisten

mendemonstrasikan integritas dan pelatihan standar tinggi dari etika

mereka.

Page 8: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 8/37

(b). Komunikasikan kepada karyawan lewat kebijaksanaan perusahaan dan

memperlakukan setiap karyawan sama bila ada pelanggaran akan

diberikan hukuman.

(c). Memberikan bimbingan moral pada karyawan yang latar belakangnya

kurang baik, dan memberikan pengarahan pada mereka tentang apa

yang benar dan apa yang salah.

(d). Mengurangi intensif dan godaan yang mungkin membuat individu

 berlaku tidak hormat, melanggar hukum dan tindakan yang tidak etis.

(2). Komitmen terhadap kopetensi

Komitmen terhadap kopetensi meliputi pertimbangan manajemen dari

 pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dan kombinasi dari intelejensia,

latihan dan pengalaman yang diperlukan untuk membangun kopetensi

tersebut.

(3). Dewan direksi dan komite audit

Faktor yang sangat berpengaruh pada keefektifan dari dewan direksi dan

komite audit, meliputi:

(a). Orang-orang yang independent dari manajemen, yang berhubungan

dewan direktur-direktur luar, berpengalaman dan lebih tinggi dari para

anggota, dan keterlibatan mereka yang dalam dan meneliti dari

aktivitas manajemen.

(b). Kepatuhan dari tindakan mereka.

Page 9: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 9/37

(c). Tingkat dimana mereka meningkatkan dan melanjutkan pertanyaan

yang sulit dengan manajemen.

(d). Sifat dasar dan keterlibatan dari mereka yang interaksi dengan internal

dan ekternal auditor.

Dewan komite audit terdiri dari direktur-direktur luar yang dapat

memberi sumbangan penting untuk perusahaan dalam tujuan pelaporan

keuangan dengan mengurangi kesalahan pelaporan keuangan dan

meningkatkan independensi auditor eksternal.

(4). Falsafah manajemen dan gaya pengoperasian

Banyak karakteristik yang mungkin ditampilkan dalam bagian dari falsafah

manajemen dan gaya pengoperasian. Karakteristik termasuk dalam

manajemen:

(a). Pendekatan dalam mengambil dan memantau resiko bisnis.

(b). Mengandalkan pertemuan informal dengan manajer-manajer kunci

lawan sebuah sistem formal dari kebijakan tertulis, indikator-indikator

kinerja dan laporan-laporan pengecualian.

(c). Sikap-sikap dan tindakan-tindakan dalam pelaporan keuangan.

(d). Pemilihan yang konservatif atau agresif dari prinsip-prinsip akuntansi

yang tersedia.

(e). Kesadaran dan konservatif dalam pengembangan perkiran-perkiaraan

akuntansi.

Page 10: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 10/37

(f). Pengembangan dan pengertian terhadap resiko-resiko yang

diasosiasikan dengan teknologi informasi.

(g). Sikap-sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi-fungsi

akuntansi dan personel.

(5). Struktur organisasi

Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja untuk perencanaan,

 pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas dari suatu perusahaan.

(6). Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab

Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab adalah sebuah perpanjangan

dari pengembangan dari sebuah struktur organisasi.

(7). Kebijakan dan praktek kepegawaian

Sebuah konsep dasar dari pengendalian internal dinyatakan bahwa

mempengaruhi orang. Untuk pengendalian internal yang efektif penting

 bahwa kebijakan dan prosedur-prosedur sumber daya manusia yang

dipekerjakan harus dipastikan bahwa orang-orang dalam perusahaan

memiliki integritas dari tingkat yang diharapkan, nilai etika dan kompetensi

 b. Penaksiran Resiko oleh Manajemen

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi sebuah

 perusahaan, analisa dan relevansi resiko dari manajemen untuk persiapan

laporan keuangan secara adil yang dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang diterima secara umum. Penetapan resiko oleh manajemen harus meliputi

Page 11: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 11/37

 pertimbangan dari resiko-resiko yang mungkin muncul dari perubahan keadaan,

antara lain:

(1). Perubahan lingkungan operasi.

(2). Orang-orang baru.

(3). Sistem informasi yang baru.

(4). Pertumbuhan yang terus-menerus.

(5). Teknologi baru.

(6). Produk baru dan kegiatan baru.

(7). Restrukturisasi perusahaan.

(8). Operasi asing.

(9). Pernyataan akuntansi.

c. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah relevan, untuk tujuan pelaporan keuangan,

dimana sistem akuntansi meliputi metode-metode dan catatan-catatan yang dibuat

untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi,

mencatat, melaporkan transaksi perusahaan dan untuk akuntibilitas pada aktiva

dan kewajiban tertentu. Komunikasi terhadap pengendalian internal melalui

laporan keuangan.

d. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan bahwa instruksi/perintah manajemen dilaksanakan. Pengendalian

Page 12: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 12/37

aktivitas mempunyai bermacam tujuan dan diterapkan dalam tujuan perusahaan

dan tingkat fungsional. Kategori-kategori dari pengendalian aktivitas menurut

Arens, Alvin A., dan James K Loebbecke (2000:295-299):

(1). Pemisahan tugas yang jelas

(a). Pemisahan pemegang (custody) aktiva dari akuntansi, diperlukan untuk

menghindari resiko bila ada pegawai yang mengeluarkan aktiva untuk

kepentingan pribadi kemudian menyesuaikan catatan untuk

menghilangkan tanggungjawab.

(b). Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan,

diperlukan untuk menghindari kemungkinan penggelapan dalam

organisasi.

(c). Pemisahan tanggungjawab operasional dari tanggungjawab pembukuan,

diperlukan untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan melalui

 pembukuan tidak memihak.

(d). Pemisahan tugas dalam pengelolaan data elektronik.

Seiring dengan peningkatan kompleksitas dari sistem teknologi

informasi sering kali pemisahan dari otorisasi, pencatatan, pemisahan

 pemegang tidak jelas. Penting bagi perusahaan untuk memisahkan

sistem teknologi informasi yang terkait dengan departemen pengguna

kunci.

Page 13: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 13/37

(2). Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

Otorisasi adalah keputusan tentang kebijakan baik untuk transaksi yang

 bersifat umum maupun khusus. Otorisasi umum ditetapkan oleh manajemen

 puncak melelui kebijakannya dan bawahan diinstruksikan untuk

menerapkannya sesuai batas yang ditentukan. Otorisasi khusus terjadi dalam

kasusu-kasus tertentu yang mana manajemen sulit menyusun kebijakan

umum untuk transaksi tertentu.

(3). Dokumen dan catatan yang memadai

Dokumen dan catatan yang memadai akan memberikan keyakinan bahwa

seluruh transaksi dicatat dengan benar. Prinsip-prinsip dalam membuat

rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang pantas adalah sebagai

 berikut:

(a). Dokumen dan catatan dibuat berseri dan Prenumbered.

(b). Dokumen dan catatan disiapkan saat transaksi terjadi atau segera

sesudahnya untuk menghindari kekeliruan.

(c). Dokumen dan catatan dibuat sederhana dan mudah dimengerti.

(d). Dokumen dan catatan dibuat multiguna dan dirancang untuk

mendorong penyajian yang benar.

(e). Dibangun dengan cara menganjurkan persiapan yang benar.

Pengendalian yang erat berkaitan dengan dokumen dan catatan adalah

adanya bagan akun dan pedoman sistem. Bagan akun akan

Page 14: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 14/37

mengklasifikasikan transaksi ke dalam akun-akun individual neraca dan laba

rugi, dan juga memberikan kerangka kerja untuk menentukan informasi yang

disajikan kepada pengguna laporan keuangan. Pedoman sistem merupakan

 prosedur yang mendorong pelaksanaan pencatatan secara konsisten.

(4). Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Berhubungan dengan perlindungan peralatan, progam dan berkas data

 pengelolaan data elektronik ada tiga kategori pengendalian, yaitu:

(a). Pengendalian fisik ( physical control ) digunakan untuk melindungi

fasilitas komputer.

(b). Pengendalian akses (access control ), dimaksudkan hanya orang-orang

yang diotorisasi yang dapat menggunakan peralatan dan memiliki akses

terhadap perangkat lunak dan berkas data.

(c). Prosedur cadangan dan pemulihan (back-up and recovery procedures)

merupakan serangkaian langkah-langkah yang dapat dilakukan bila

organisasi dalam kondisi kehilangan peralatan program atau data.

(5). Pengecekan independen atas pelaksanaan

Orang yang melakukan verifikasi internal harus independen. Keperluan akan

 pengecekan independen dikarenakan pengendalian internal cenderung

 berubah kecuali kalau ada sebuah mekanisme pemeriksaan ulang.

Page 15: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 15/37

e. Pemantauan

Pemantauan adalah suatau proses yang memperkirakan kualitas kinerja dari

 pengendalian internal secara periodik dan terus-menerus, meliputi penetapan

disain dan pengendalian operasi berdasarkan waktu dan tindakan-tindakan yang

korektif.

2.1.5. Tujuan Pengendalian intern

Mulyadi berpendapat (2001:163, 178-179) bahwa menurut tujuannya,

Pengendalian Intern dapat dibagi empat macam yaitu:

1. Menjaga kekayaan perusahaan.

a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah

ditetapkan.

i). Pembatasan akses langsung terhadap kekayaan.

ii). Pembatasan akses tidak langsung terhadap kekayaan.

 b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan

kekayaan sesungguhnya ada.

i). Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan

yang sesungguhnya ada.

ii). Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.

Page 16: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 16/37

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

a. Pelaksanaan transaksi melelui sistem otorisasi yang telah diterapkan.

i). Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang.

ii). Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang telah diberikan oleh

 pejabat yang berwenang.

 b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.

i). Pencatatan semua transaksi yang terjadi.

ii). Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi.

iii). Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.

iv). Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.

v). Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya.

vi). Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.

3. Mendorong efisiensi.

Dalam rangka untuk mencapai efisiensi usaha, maka tindakan yang perlu diambil

oleh manajemen antara lain:

1. Menyusun rencana kerja untuk setiap periode dan mengadakan pengawasan

terhadap pelaksanaan rencana tersebut

2. Menyusun suatu urutan-urutan atau prosedur setiap aktivitas perusahaan

agar memudahkan dalam pelaksanaannya karena sudah ada tata kerjanya

3. Menyusun standar atau budget yang digunakan sebagai alat untuk mengukur

realisasi. Dengan adanya standar atau budget ini, maka laporan yang disusun

Page 17: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 17/37

 berdasarkan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui penyimpangan yang

terjadi untuk diteliti lebih lanjut.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dalam hal ini manajemen perlu mengambil tindakan beberapa:

1. Menyusun dan menetapkan prosedur kerja untuk masing-masing bagian

atau departemen

2. Memberikan sanksi kepada petugas yang tidak mematuhi prosedur yang

telah ditetapkan

3. Membentuk staff audit intern yang merupakan bagian dari perusahaan

yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan

 prosedur yang telah ditetapkan, apakah telah sesuai dengan yang telah

ditetapkan, dan apakah terjadi penyimpangan, mengingat prosedur ini

disusun untuk mengadakan pengawasan intern, maka tugasnya audit

intern adalah untuk memadai apakah alat-alat prosedur yang telah

ditetapkan itu sudah efektif.

Page 18: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 18/37

2.2.Biaya

2.2.1. Pengertian Biaya

Sesuai dengan namanya serta tidak langsung akuntansi biaya berhubungan

dengan biaya atau penggunaan, pengawasan, dan perencanaan biaya. Apa yang

dimaksud dengan biaya (cost) didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan untuk

memperoleh barang dan jasa. Manfaat tersebut (barang dan jasa) yang dikorbankan

diukur di Indonesia dalam rupiah melalui pengurangan atas harta atau dibebankan

sebagai hutang pada saat manfaat itu diperoleh pada suatu perolehan, cost yang

dibebankan adalah untuk manfaat sekarang dan di masa yang akan datang bilamana

manfaat diterima, maka cost menjadi ongkos (expense).

Istilah beban (expense) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau

digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai

sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan,

 biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak

 perseroan.

Bila istilah “biaya” digunakan secara khusus, maka sebaiknya digabungkan

dengan suatu petunjuk tertentu seperti biaya langsung, biaya tidak langsung, tetap,

variabel, terkendali, produk dan lain-lain. Setiap modifikasi mengandung akibat

tertentu yang penting dalam mengukur biaya yang dapat dicatat dan diakumulasikan

guna menentukan biaya persediaan, dan membuat biaya laporan keuangan,

merencanakan serta mengendalikan biaya.

Page 19: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 19/37

Menurut Mulyadi (2000:8) biaya adalah:  Pengorbanan sumber ekonomis

 yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2. Penggolongan Biaya

Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas

keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas

untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting. Dalam

 penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan

yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula atau tidak ada

satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan

informasi biaya.

Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2000:14) adalah sebagai berikut:

1. Objek Pengeluaran

Jika perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar sesuatu maka pengeluaran

itu digolongkan sebagai biaya, misalnya peusahaan membayar hutang iklan maka

 pengeluaran itu digolongkan sebaga biaya iklan. Jadi biaya yang dikeluarkan oleh

 perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk dapat digolongkan atas

tiga golongan besar, yaitu:

a. Biaya bahan baku.

 b. Biaya Tenaga Kerja.

Page 20: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 20/37

c. Biaya overhead Pabrik.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan

Fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi

 produktif, fungsi administrasi dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya dapat

digolongkan sebagai:

a. Biaya produksi

Biaya yang diperlukan atau dikeluarkan dalam satu proses produksi yaitu

 pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari tiga

 jenis yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

 b. Biaya administrasi

Biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan yang tidak dapat

diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran, atau biaya

yang dikeluarkan sebagai pendukung dalam suatu produksi.

c. Biaya pemasaran

Biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh

 pesanan dalam memenuhi pesanan. Biasanya biaya pemesanan, biaya

administrasi dan umum disebut juga dengan biaya komersil.

Page 21: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 21/37

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai biaya dapat dibagi menjadi

dua golongan yaitu:

a. Biaya langsung

  Biaya yang dikeluarkan benar-benar langsung berhubungan dengan produksi

 barang yaitu dari bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.

 b. Biaya tidak langsung

  Biaya yang dikeluarkan tidak langsung dengan produksi barang melainkan

 biaya sebagai pendukung produksi. Misalnya, biaya produksi listrik, biaya

 penyusutan gedung dan lain-lain.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan untuk keperluan

 pengendalian biaya dan pengendalian keputusan, biaya dapat digolongkan

menjadi:

a. Biaya tetap

  Biaya yang jumlah totalnya tetap dan konstan, tidak terpengaruh adanya

 perubahan volume kegiatan produksi.

 b. Biaya variabel

  Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume

kegiatan perusahaan.

Page 22: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 22/37

c. Biaya semi variabel

  Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan perusahaan.

5. Jangka waktu manfaatnya

Biaya dapat dibagi menjadi dua menurut jangka waktu manfaatnya yaitu:

a. Pengeluaran modal

Biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran modal dibebankan pada periode yang menikmati manfaat

 pengeluaran tersebut.

 b. Pengeluaran penghasilan

  Siklus yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya

tersebut terjadi.

Siklus akuntansi biaya di dalam perusahaan manufaktur harus mengikuti

 proses pengolahan produk, sejak dari bahan baku dimasukkan dalam proses sampai

dengan menjadi produ jadi. Siklus pembuatan produk dapat menjadi tiga tahap:

 pembelian dan penyimpanan bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi produk

 jadi dan yang terakhir adalah penyimpanan produk jadi.

Page 23: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 23/37

Sedangkan klasifikasi biaya menurut Matz dkk (1999: 35) didasarkan

hubungan antara biaya dengan:

1. Biaya dalam hubungannya dengan produk.

Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan mengaitkan biaya pada

operasi perusahaan, dalam hal ini biaya operasi terdiri dari:

a. Biaya pabrikasi (factory cost)

Biaya pabrikasi adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu:

1) Biaya bahan langsung, adalah semua bahan yang membentuk bagian

integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam

kalkulasi biaya produk.

2) Biaya tenaga langsung, adalah karyawan yang dikerahkan untuk

mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.

3) Biaya overhead pabrik, adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga

kerja tidak langsung serta semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak

langsung dapat dibebankan langsung ke produk tertentu.

Page 24: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 24/37

 b. Beban komersial.

Beban komersial adalah beban atau biaya yang terdiri dari dua kelompok

terbesar, yaitu:

1) Beban pemasaran, adalah beban yang dimulai pada saat biaya pabrik

 berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi selesai dan barang-barang sudah

dalam kondisi siap untuk dijual.

2) Beban administrasi, adalah beban yang dikeluarkan dalam hal mengatur

dan mengendalikan organisasi.

2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.

a. Biaya variabel.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

 perubahan volume kegiatan.

Secara umum karakteristik variabel adalah sebagai berikut:

1) Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan

volume kegiatan.

2) Biaya per unit relatif konstan meskipun volume perubahan dalam rentang

yang relevan.

3) Dapat dibebankan pada departemen operasi dengan cukup mudah dan

tepat.

4) Dapat dikendalikan oleh seorang penyelia operasi.

Page 25: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 25/37

 b. Biaya tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun terjadi perubahan

volume produksi pada kisaran tertentu.

Karakteristik biaya tetap adalah:

1) Jumlah keseluruhan tetap dalam rentang keluaran yang relevan.

2) Penurunan biaya per unit bila volume bertambah pada rentang yang

relevan.

3) Dapat dibebankan kepada departemen berdasarkan keputusan manajerial

atau menurut metode alokasi biaya.

4) Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen

eksekutif daripada penyelia operasi.

5) Biaya semi variabel.

Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume produksi. Biaya semi variabel mencakup suatu

 jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan

sebagian lagi bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah keluaran.

3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen pabrikasi, proses atau segmen

lainnya.

a. Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat

diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.

Page 26: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 26/37

 b. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak

dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu atau biaya yang

manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

c. Biaya bersama

Biaya bersama adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas jasa oleh

dua operasi atau lebih. Biaya bersama biasanya timbul dalam organisasi yang

mempunyai banyak departemen. Makin banyak segmentasi pada organisasi

tersebut, semakin besar kecenderungan biaya untuk menjadi biaya bersama.

d. Biaya gabungan.

Biaya gabungan adalah biaya yang terjadi apabila proses produksi akan

menghasilkan lebih dari satu jenis produk pada waktu yang sama. Biaya

gabungan hanya dapat dialokasikan pada produk gabungan melalui

 pertimbangan praktis.

4. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi.

a. Pengeluaran modal (capital expenditure).

  Pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

manfaat dalam periode-periode mendatang dan dicatat sebagai aktiva.

 b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

  Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang dikeluarkan dan manfaatnya hanya

dalam periode berjalan dan dicatat sebagai beban. Namun pada akhirnya

Page 27: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 27/37

 pengeluaran modal yang dianggap sebagai aktiva tadi akan masuk dalam arus

 biaya bila digunakan atau habis masa manfaatnya.

5. Biaya dalam hubungannya dengan keputusan yang diusulkan, pelaksanaan dan

evaluasi.

a. Biaya relevan (relevant cost).

Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan,

oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan

keputusan.

 b. Biaya tidak relevan (irrelevant cost).

Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan

keputusan.

c. Biaya diferensial (differential cost).

Biaya diferensial adalah salah satu nama biaya relevan dengan pilihan

diantara beberapa alternatif.

d. Biaya tunai.

Biaya tunai adalah jika sejumlah diferensial dikeluarkan hanya pada salah satu

alternatif tertentu yang dipilih dari alternatif tersebut.

e. Biaya kesempatan (opportunity cost).

  Biaya kesempatan adalah sejumlah pendapatan dan manfaat lain yang akan

hilang apabila alternatif tertentu dipilih.

Page 28: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 28/37

f. Biaya tertanam (sunk cost).

Biaya tertanam adalah biaya yang dikeluarkan dan kemudian ternyata tidak

relevan dengan keputusan yang dipilih.

g. Aviodable cost.

  Aviodable cost adalah biaya yang dapat dihindari.

h. Unavoilable cost.

Unavoilable cost adalah biaya yang tidak dapat dihindari.

i. Controllable cost.

Controllable cost adalah biaya yang dapat dikendalikan.

 j. Uncontrable cost.

Uncontrable cost adalah biaya yang tidak dapat dikendalikan.

2.3. Biaya tenaga kerja

2.3.1. Pengertian Biaya Tenaga Kerja

Di dalam perusahaan manufaktur, umumnya biaya tenaga kerja berhubungan

erat dengan kegiatan produksi untuk menghasilkan barang jadi, karena biaya tenaga

kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga sangat penting

dan perlu mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, untuk itu diperlukan

suatu standart pengukuran pelaksanaan tenaga kerja. Sedangkan perbandingan antara

standart dengan pelaksanaannya yang sesuai dengan yang diharapkan akan diperoleh

tingkat efisiensi.

Page 29: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 29/37

Menurut Supriyono (2000:457) biaya tenaga kerja adalah merupakan

sumbangan tenaga manusia pada produksi dan merupakan faktor biaya penting yang

 perlu diukur, dikendalikan dan dianalisa secara terus menerus.

2.3.2. Jenis-Jenis Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja yang langsung digunakan dalam proses produksi sebagian

 besar adalah tenaga kerja tetap dan sebagian tenaga kerja kontrak yang langsung

 bekerja dalam menghasilkan suatu produk, baik itu melalui mesin atau kerja dengan

tangan. Biaya tenaga kerja yang utama adalah gaji yang dibayarkan kepada para

 pegawai produksi.

Pengertian dari tenaga kerja langsung (direct labour) menurut Maher dan

Daikin (1999:36) adalah

“Tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam

pembuatan produk tertentu, dan biaya tenaga kerja langsung adalah

biaya tenaga kerja yang benar-benar mengubah bahan baku menjadi

barang jadi selama proses produksi”.

Kelompok biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk jasa-jasa tenaga

kerja. Tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan bahan baku baik

menggunakan tangan maupun menggunakan mesin.

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa biaya tenaga kerja merupakan

 bagian integral dari kegiatan perusahaan sesuai dengan fungsinya. Apabila biaya

Page 30: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 30/37

tenaga kerja berhubungan dengan fungsi produksi maka dimasukkan ke dalam

elemen biaya produksi, bila berhubungan dengan fungsi pemasaran maka dimasukkan

ke dalam elemen pemasaran.

Biaya tenaga kerja tidak langsung

 Biaya tenaga kerja tidak langsung atau biaya overhead pabrk (BOP) adalah

elemen biaya produksi yang tidak diklasifikasikan atau tidak dapat segera dilacak

sebagai bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Definisi lain, biaya

ovehead pabrik merupakan berbagai macam biaya yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung pada produk atau aktifitas lainnyan dalam upaya perusahaan untuk

merealisasikan pendapatannya. Konsekwensi logis biaya overhead pabrik sebagai

 biaya tak langsung adalah sifatnya sebagai biaya bergabung (common cost), apabila

 perusahaan menghasilkan lebih baik dari satu jenis produk.

Biaya tenaga kerja tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga golongan besar:

1. Gaji dan upah reguler serta potongan-potongannya.

Gaji adalah bayaran tertentu yang dibayarkan secara teratur untuk keperluan

 pelayanan kepegawaian ataupun manajerial sedangkan Upah adalah bayaran

yang dibuat atas dasar jam, harian, atau bagian kerja.

2. Premi lembur.

Premi lembur adalah satu setengah dari bayaran biasa. Bayaran lembur lebih

 baik dipisahkan dari pendapatan langsung, karena semua satuan hasil pabrik

harus diberi harga yang sama.

Page 31: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 31/37

3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja atau labour related cost.

Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja seperti: bonus, uang cuti

atau libur dan lain-lain.

2.3. Biaya Produksi

2.4.1. Pengertian biaya produksi

Ada beberapa pengertian biaya produksi yang dikemukakan oleh beberapa

 penulis: Menurut Soemarno SR (1999:259) mendefinisikan biaya produksi adalah:

“Biaya produksi (Production Cost) adalah biaya yang dibebankan dalam

proses produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan

dalam proses awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam biaya

produksi adalah biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam

proses pada akhir periode”.

Sedangkan Mulyadi (1999:14) mendefinisikan biaya produksi sebagai berikut:

“Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolahbahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya

adalah biaya depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya

bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian,

baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan

proses produksi”.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses

 produksi selama suatu periode untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap

untuk dijual.

Page 32: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 32/37

2.4.2. Unsur-unsur biaya produksi

Unsur biaya suatu produk atau komponen yang utuh terdiri dari bahan-bahan,

 buruh langsung dan biaya overhead pabrik. Penggolongan ini menyediakan

manajemen dengan keperluan informasi untuk mengukur suatu pendapatan dan

menetapkan harga suatu produk.

 Adapun unsur-unsur produk dikelompokkan sebagai berikut:

1. Bahan-bahan

Ini merupakan unsur yang penting yang dipakai di dalam produksi untuk dirubah

menjadi barang jadi dengan penambahan upah langsung dan biaya overhead.

Harga pokok dari bahan ini dibagi ke dalam bahan baku dan bahan-bahan

 penolong.

a. Bahan baku

Semua bahan yang dapat dikenal dari produksi produk jadi yang dapat dengan

mudah ditelesuri kepada produk jadi tersebut dan yang mencerminkan bagian

harga pokok utama di dalam memproduksi produk jadi tersebut. Suatu contoh

dari bahan baku adalah kayu yang dipakai untuk membuat tempat tidur kayu

 bersusun.

 b. Bahan penolong

Semua bahan yang melekat di dalam produksi suatu produk selain dari bahan

 baku (bahan langsung). Contoh, perekat yang dipakai untuk membuat tempat

tidur bersusun tersebut.

Page 33: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 33/37

2. Upah buruh

Buruh merupakan usaha mental dan fisik yang dicurahkan di dalam produksi

suatu produk. Biaya upah buruh dibagi ke dalam upah langsung dan tidak

langsung.

a. Upah langsung

Semua upah buruh yang secara langsung berkaitan dengan produksi barang

 jadi, yang dapat dengan mudah ditelusuri ke produknya dan merupakan biaya

 buruh utama di dalam memproduksi suatu produk. Pekerjaan yang dilakukan

oleh operator mesin di dalam perusahaan industri dianggap sebagai buruh

langsung.

 b. Upah tak langsung

Semua upah yang terlibat di dalam memproduksi suatu produk yang bukan

merupakan buruh langsung. Pekerjaan dari para supervisor pabrik adalah

contoh dari buruh tak langsung. Upah buruh termasuk biaya overhead pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik 

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain dari bahan baku dan buruh

langsung untuk memproduksi suatu produk. Karena harga pokok suatu produk

sama dengan harga perolehan bahan baku, upah langsung dan biaya overhead

 pabrik. Seseorang mungkin berpikir bagaimana cara biaya bahan penolong dan

 buruh tak langsung dicantumkan di dalam harga perolehan dari satu barang

Page 34: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 34/37

tersebut. Jawabnya adalah bahwa biaya bahan tak langsung (bahan penolong) dan

 biaya upah tak langsung ke dalam biaya overhead pabrik.

2.5. Efisiensi

Efisiensi merupakan kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan

(output) dengan pengorbanan tenaga atau biaya (input) ynag minimum, yang

tercermin dalam perbandingan antara output dengan input yang di perusahaan untuk

menghasilkan output tersebut. Pengertian efisiensi menurut Supriyono (2001:24,3)

definisi efisiensi yaitu: “Rasio Keluaran Terhadap Masukan”.

Dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang

dengan membandingkan jumlah waktu yang tersedia maka dapat diukur sampai

sejauh mana efektivitas dan efisiensi tenaga kerja suatu perusahaan, selisih tenaga

kerja disebabkan oleh pemakaian tingkat tenaga kerja dalam menghasilkan suatu

 produksi.

Apabila jam kerja kurang dari jam standar, pekerja dikerjakan secara efisien,

maka varians tenaga kerjanya menunjukkan tingkat yang menguntungkan (Favorable)

dan akan menjadi unfavorable apabila jam kerja lebih dari jumlah standar jam kerja

yang digunakan dalam proses produksi, total jam standar yang seharusnya digunakan

selama periode produksi belum bisa ditentukan sebelum mengetahui jumlah produksi

 pada satu periode.

Page 35: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 35/37

Menurut Drs. H. Ibnu Syamsi (2004:4) efisiensi adalah usaha mencapai

 prestasi yang sebesar-besarnya dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan

yang tersedia (material, mesin dan manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya,

di dalam keadaan yang nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah) tanpa

mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan alat, tenaga kerja dan waktu.

Efisiensi dapat ditinjau dari dua segi yaitu:

1. Segi hasil (output)

Yang dimaksud dengan efisiensi ditinjau dari segi hasil adalah hasil minimum

yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan

maksimalnya (tenaga, pikiran, uang atau lainnya) juga ditetapkan. Ini merupakan

 batas normal pengorbanan, kalau ternyata pengorbanan lebih sedikit daripada

yang ditetapkan itu termasuk efisien tetapi kalau pengorbanannya lebih banyak,

itu tidak termasuk efisien.

Batas-batas normal hasil minimum dapat berupa:

a. Produk atau barang yang dihasilkan.

 b. Jasa yang dihasilkan.

c. Tugas yang diperintahkan.

d. Target minimum yang harus dicapai.

2. Segi pengorbanan

Ditinjau dari segi pengorbanan normal, yaitu dengan pengorbanan (tenaga,

 pikiran, waktu atau lainnya) yang ada atau yang ditetapkan, kemudian ditetapkan

Page 36: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 36/37

hasil minimum yang harus dapat dicapai. Batas normal pengorbanan maksimum

antara lain berupa penggunaan:

a. Waktu maksimum.

 b. Tenaga maksimum.

c. Biaya maksimum.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan

 bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tepat adalah

konsep input-output. Seorang manajer yang efisien adalah seseorang yang mencapai

output/hasil yang diukur dengan input (tengaga kerja, material, waktu) yang

digunakan.

Manajer bertindak secara efisien mampu menimalkan biaya sumber daya yang

diperlukan. Jadi efisien biasanya diharapkan oleh suatu perusahaan

Page 37: audit keuangan

7/21/2019 audit keuangan

http://slidepdf.com/reader/full/audit-keuangan-56d8e7c6bb10d 37/37