audit atas pendapatan pt nave laporan...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT NAVE
LAPORAN MAGANG
MUTIARA NURAINA SAIFUDDIN
0906525522
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT NAVE
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
MUTIARA NURAINA SAIFUDDIN
0906525522
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbilalamin. All praise is to Allah, Lord of the worlds.
The Entirely Merciful, The Especially Merciful. So which of the favors of your
Lord would you deny? Atas segala perlindungan, kasih sayang, ampunan,
pertolongan, rizki, karunia-Nya, terima kasih Ya Allah. Alhamdulillah.
Terima kasih untuk Abah Mamah atas segala kasih sayang, doa,
dukungan, kepercayaan, sampai akhirnya dapat menyelesaikan studi di tempat
perantauan. Untuk Adek, yang memilihkan UI daripada UGM, makasih Dek
hihihiii.. Adek yang hebat, yang tidak pernah mengeluhkan cobaan-Nya. Tapi
Dek, jangan lupa belajar dong haha.
Untuk Ibu Wasilah selaku dosen pembimbing, terima kasih Bu. Tidak
hanya menjadi pembimbing, namun juga teman curhat. Dosen pembimbing yang
sangat mudah dihubungi, sangat sabar dan membantu mahasiswanya. Untuk Ibu
Sylvia Veronica selaku Kaprodi S1 Akuntansi FEUI yang juga telah menunjuk
Ibu Wasilah sebagai pembimbing saya, serta untuk Bapak Dodik dan Ibu Dian
Nastiti yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji sidang laporan
magang saya. Terima kasih atas kritik dan saran yang sangat membangun.
Untuk tim audit di KAP Langit Senja, terutama untuk tim audit PT NAVE.
Terima kasih atas kehangatan, kekeluargaan, dukungan dan pembelajaran yang
telah diberikan, untuk Kojimbro, Om Bern, Kakak Ule, Kak Citra, Kak Feli, Kak
Riri, Kak Ate, Kak Agus, Kak Mel, Kak Ricky, Sisko, Adrian, dan Koh Hery.
Terutama untuk Kojimbro, Om Bern, Kak Cicit, yang sudah mau super direpotkan
2013 oleh pertanyaan-pertanyaan tabu itu :D.
Untuk Perwita, rumah di Depok sejak hari pertama menjadi mahasiswa
baru sampai merampungkan wisuda. Mbak Warti, Paklik, Anis, Ikbal, Mba Nurs,
Mba Luth, Kiki, Mei, Maeda, Widya, Inah, Mbak Dhea, Aul, Dipu, Biancha,
Dewi, Rahmi (diurutkan dari senioritas lalu urutan kamar). Untuk existing
penghuni waktu masuk Perwita, Teh Rini, Mbak Aril, Mbak Echa, Mbak Ina,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Mbak Zia. Membuat perantauan ini menjadi semu; membuat kos ini menjadi
seperti rumah kedua.
Untuk Dewi dan Inah, sobat sejak SMA, lanjut ke kuliah dan kosan. Mei
teman sejak SMP, Bi sejak SMA, Naela dan Enggar yang juga teman dari SMA.
Untuk Irna yang selalu mau menemani makan random hihi. Untuk sobat dari SD,
SMP, dan SMA yang terpisah jarak dan tidak bisa disebutkan satu persatu: Tia,
Nisa, Gagas, Keke, Rere, Dibyo, Riris, Cadhok, Yonika, Udin, Fahmoi, Langun,
Sarah, Ais dan lainnya.
Untuk keluarga besar BEM FEUI 2010, 2011, dan 2012. Untuk PI BEM
FEUI 2012 dengan segala waktu dan pengalamannya: Towi, Denis, Eja, Inah,
Mpit, Nisa, Site, Sarah, Sasa, dan Aldi. Terutama untuk yang sudah datang ketika
sidang, terima kasih :D. Untuk anak-anakku tercinta, KI BEM FEUI 2012:
Gilang, Ola, Fey, Jayu, Kiki, Tyas, Gandung, Liza, Sona, dan tentunya rekan-
rekan tercinta Il dan Virsya, makasih atas waktunya, kenangannya, bantuannya,
hadiah sidangnya hihi. Been nice to know you guys! Untuk KI BEM 2012: Kak
Bangun, Kak Tita, Ripa, Eja, Kak Numut, Kak Citet, Dini, Virsya, Mpit, Kak
Tipink dan Jerry. Untuk Kak Fajar aje juga, yang dengan sarkasme ini itunya juga
telah membantu dan memberi banyak saran hehe ampun Kak :D.
Untuk teman-teman FEUI 2009, terutama Pupu, Ripa, Il, Ferin, Dini,
Indra, Naqib, Dhika, Nana, Nehsya, Lupi, Nana, Bobob, Aisha, Caca yang selalu
menerima saya kapanpun dengan hangat, terima kasih. Untuk PI KOMPeK 13:
Cmink, Andrew, Ocep, Evelin, Ray dan Edlin; terima kasih atas kesempatannya
bekerja sama dengan kalian. Terima kasih pula untuk teman sepercurhatan
magang di KAP Langit Senja: Il, Cmink, Mega, Ola, Ninda, Ramna, Sidiq,
Gerard, Fachry, Moan dan Puti.
Untuk seluruh dosen-dosen di FEUI, terima kasih atas sharing ilmunya.
Untuk keluarga Asisten Pengajar di jurusan Akuntansi, terima kasih atas bantuan
dan pengalaman serunya. Untuk seluruh staf di Departemen Akuntansi, Dekanat,
Perpustakaan dan satpam-satpam FEUI yang tidak bisa disebutkan satu-satu,
terima kasih atas jasa-jasanya.
Last but not least, terima kasih bagi setiap pihak baik yang telah
membantu saya mengkhatamkan studi di FEUI, maupun bagi tiap pihak yang
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
telah banyak membantu saya selama ini, maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan saya. Semoga laporan
magang ini dapat membawa kebermanfaatan bagi Pembacanya. Terima kasih.
Jakarta, 8 Juli 2013
Penulis,
Mutiara Nuraina Saifuddin
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
ix
ABSTRAK
Nama : Mutiara Nuraina Saifuddin
Program Studi : Akuntansi
Judul : Audit atas Pendapatan PT NAVE
Laporan magang ini membahas mengenai proses audit yang dilakukan oleh KAP
Langit Senja terhadap akun pendapatan PT NAVE untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012. Secara lebih rinci, dibahas mengenai kebijakan
akuntansi, prosedur audit, temuan audit, serta analisis atas pendapatan PT NAVE
dan proses audit KAP Langit Senja. Berdasarkan hasil proses audit, dijelaskan
bahwa kebijakan akuntansi atas pendapatan PT NAVE telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku, serta prosedur
audit yang dijalankan tim audit KAP atas pendapatan PT NAVE telah sesuai
dengan teori dan standar yang berlaku.
Kata kunci:
Audit; materialitas; pendapatan
ABSTRACT
Name : Mutiara Nuraina Saifuddin
Major : Accounting
Title : Audit of Revenue of PT NAVE
The report is aimed to explain the KAP Langit Senja’s audit process of revenue of
PT NAVE for the period ended December 31st, 2012. Furthermore, the report
discusses the accounting policies, audit procedures, audit findings as well as
analysis of revenue of PT NAVE and the audit process of KAP Langit Senja.
Based on the result of the audit process, the revenue policies of PT NAVE have
complied with the Indonesian Financial Accounting Standards (PSAK). In
addition, the audit procedures, which are applied by the public accountant firm,
have complied with the theory and the standards which prevail.
Key words:
Audit; materiality; revenue
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ viii
ABSTRAK...................................................................................................................ix
ABSTRACT ..................................................................................................................ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ........................................................ 1
1.2 Tujuan Program Magang ............................................................................ 2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang.................................................. 2
1.4 Aktivitas Magang Secara Umum ............................................................... 3
1.5 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 5
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ............................................. 5
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................. 6
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 8 2.1 Gambaran Umum Audit ............................................................................. 8
2.1.1 Definisi Audit ................................................................................ 8
2.1.2 Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen dengan
Tanggung Jawab Manajemen ....................................................... 9
2.1.3 Asersi Manajemen ........................................................................ 9
2.1.4 Tujuan Audit ............................................................................... 10
2.1.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi ................................ 11
2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo....................................... 12
2.1.4.3 Tujuan Audit terkait Penyajian dan
Pengungkapan ......................................................... 13
2.2 Pengendalian Internal (Internal Control) ................................................ 13
2.3 Materialitas ................................................................................................ 16
2.4 Proses Audit .............................................................................................. 17
2.4.1 Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit (Plan and
Design an Audit Approach) ........................................................ 17
2.4.2 Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas
Transaksi...................................................................................... 19
2.4.3 Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Substantif atas Detil
Saldo ............................................................................................ 20
2.4.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit ........... 21
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
xi
2.5 Akuntansi untuk Pendapatan: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan ............................................................................................. 21
2.6 Akuntansi untuk Kontrak Konstruksi: Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian & Pengungkapan ....................................................................... 22
2.7 Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan ............................................................................................. 22
2.8 Perjanjian Konsesi Jasa .............................................................................. 22
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 23 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik .................................................................. 23
3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP ............................ 23
3.1.1.1 Audit and Assurance ................................................ 23
3.1.1.2 Tax ............................................................................. 24
3.1.1.3 Advisory .................................................................... 26
3.1.2 Sektor Industri pada KAP ........................................................... 27
3.2 Profil Perusahaan Klien ............................................................................ 28
3.2.1 Profil Singkat PT NAVE ............................................................ 28
3.2.2 Struktur Organisasi PT NAVE ................................................... 29
3.2.3 Pendapatan PT NAVE ................................................................ 30
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ......................................................... 34 4.1 Sekilas Tentang Pelaksanaan Audit ......................................................... 34
4.2 Proses Audit .............................................................................................. 34
4.2.1 Perencanaan (Planning) .............................................................. 34
4.2.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien.......................... 35
4.2.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien,
Pembentukan Tim, dan Pengecekan Independensi
Anggota Tim ............................................................. 36
4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko
Klien .......................................................................... 37
4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien ................ 39
4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit Dan Perencanaan
Audit.......................................................................... 41
4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork) ............................................ 44
4.2.2.1 Menyiapkan Lead Schedule ..................................... 47
4.2.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi
Pendapatan ................................................................ 48
4.2.2.3 Menilai Sumber Pendapatan (Assess Revenue
Stream) ...................................................................... 59
4.2.2.4 Pengujian Transaksi Penjualan atas Penjualan
Barang (Test of Revenue Transactions from Sale of
Goods) ....................................................................... 63
4.2.2.5 Pengujian Transaksi Penjualan atas Pemberian Jasa
(Test of Revenue Transactions from Rendering
Service) ..................................................................... 66
4.2.2.6 Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (Test of
Sales-Accounts Receivable Cut-Off) ....................... 69
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
xii
4.2.2.7 Pengujian Customer Advances (Test Contribution in
Customer Advances) ................................................ 72
4.2.2.8 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan (Verify
Information for Disclosure) ..................................... 76
4.2.3 Penyelesaian dan Pelaporan Audit ............................................. 76
4.3 Analisis ...................................................................................................... 77
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 81
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 81
5.2 Saran ........................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 85
LAMPIRAN .............................................................................................................. 86
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jadwal Kerja Audit Laporan Keuangan PT NAVE ................................. 42
Tabel 4.2 Ikhtisar Pengujian Substantif .................................................................... 46
Tabel 4.3 Hasil Penilaian atas Pendapatan PT NAVE ............................................. 60
Tabel 4.4 Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Barang ............. 63
Tabel 4.5 Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Barang .... 64
Tabel 4.6 Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Jasa .................. 67
Tabel 4.7 Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Jasa ......... 68
Tabel 4.8 Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Cut-Off Penjualan-
Piutang Usaha............................................................................................. 71
Tabel 4.9 Contoh Dokumentasi Movement atas Akun Advance Deposit PT
NAVE (dalam Rp) ..................................................................................... 73
Tabel 4.10 Hasil Pengambilan Sampel Audit Customer Advance ............................ 73
Tabel 4.11 Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Customer Advance ............ 73
Tabel 4.12 Perbandingan Antara Teori Dan Standar Dengan Praktik Di
Lapangan .................................................................................................... 77
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit ........................... ..8
Gambar 2.2 Tahap-tahap Audit Laporan Keuangan ................................................. .17
Gambar 3.1 Struktur Organisasi NAVI Group .......................................................... .29
Gambar 3.2 Struktur Kepemilikan terhadap PT NAVE ........................................... .30
Gambar 3.3 Struktur Kepemilikan oleh PT NAVE................................................... .30
Gambar 3.4 Pendapatan PT NAVE 2012 (Unaudited) (dalam Rp .000) ................. .31
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan........................................................ 86
Lampiran 2 PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa .................................................................. 91
Lampiran 3 PSAK 34 (Revisi 2010): Kontrak Konstruksi .......................................... 94
Lampiran 4 ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa ............................................................ 98
Lampiran 5 Contoh Lead Schedule untuk Pendapatan (dalam Rp) ............................ 100
Lampiran 6 Example of Calculation of Revenue from Project LAPOR ..................... 101
Lampiran 7 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam
Rp .000) ...................................................................................................... 103
Lampiran 8 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from
Service (dalam Rp .000) ............................................................................ 101
Lampiran 9 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan
Sales Return (dalam Rp .000) ................................................................... 105
Lampiran 10 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan
Rental Sales (dalam Rp .000) .................................................................... 107
Lampiran 11 Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam
Rp .000) ...................................................................................................... 111
Lampiran 12 Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam
Rp .000) ...................................................................................................... 113
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Dewasa ini, lapangan usaha tumbuh dengan cepat sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa persaingan dunia usaha menjadi semakin ketat. Agar dapat
bersaing dengan baik, pelaku usaha perlu mempersiapkan setiap komponen
usahanya agar menjadi kompetitif sehingga usahanya tidak dengan mudah ditelan
oleh iklim usaha yang ketat tersebut. Salah satu komponen yang paling penting
adalah sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
Perusahaan mempunyai berbagai cara untuk meningkatkan kualitas SDM-
nya supaya SDM-nya menjadi semakin kompetitif, mulai dari training, workshop,
coaching, dll. Selain itu, untuk menyaring bibit SDM yang berkualitas, hal lazim
yang dilakukan perusahaan adalah membuka kesempatan program magang.
Program magang ini relatif lebih luas cakupannya dibandingkan dengan program
penyaringan karyawan biasa karena dapat diikuti oleh mahasiswa yang belum
mencapai kelulusan perguruan tinggi.
Program magang mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan.
Keuntungan yang pertama adalah mendapatkan tenaga kerja tambahan yang
sifatnya temporer dengan gaji yang tidak semahal karyawan biasa. Bahkan
kebijakan perusahaan terkait gaji untuk program magang sangat beragam antara
satu perusahaan dengan yang lain. Umumnya, perusahaan tetap memberi gaji
kepada peserta magang namun dengan nominal yang jauh lebih kecil daripada
karyawan biasa. Hal ini dapat dimaklumi karena peserta magang tidak
mempunyai beban kerja seberat karyawan biasa dan hanya merupakan pekerja
temporer. Beberapa perusahaan lain bahkan tidak memberi gaji kepada peserta
magang. Selain itu, keuntungan lain bagi perusahaan adalah dapat memantau
kualitas peserta magang tersebut, apakah layak untuk diberikan penawaran untuk
melanjutkan karir sebagai karyawan atau tidak. Dengan kata lain, perusahaan
dapat mengurangi risiko menerima karyawan yang kinerjanya tidak memuaskan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
2
Universitas Indonesia
Banyaknya keuntungan program magang membuat banyak perusahaan
membuka kesempatan magang. Di sisi lain, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia menyadari bahwa program magang dapat membantu menjembatani
teori-teori yang diberikan di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya di
lapangan. Sebagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia tentunya tidak ingin hanya mengembangkan hard skill
mahasiswa saja, namun juga soft skill mahasiswa. Program magang diberikan
kepada mahasiswa yang telah mengikuti minimal 120 sks dengan (Indeks Prestasi
Kumulatif) IPK minimal 2,75. Mengikuti program magang dan menulis laporan
magang merupakan salah satu opsi tugas akhir untuk memenuhi syarat kelulusan
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
1.2 Tujuan Program Magang
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengikuti program magang sebagai salah satu opsi syarat
kelulusan. Program magang ini bertujuan untuk membuka kesempatan bagi
mahasiswa menerapkan teori dan pengetahuan yang diterima selama masa
perkuliahan ke dalam kehidupan kerja nyata. Tentunya terdapat perbedaan antara
teori yang dipelajari dengan praktek nyata di lapangan. Di sisi lain, mahasiswa
juga dapat mempelajari hal-hal yang tidak dipelajari di bangku perkuliahan.
Program magang diharapkan dapat mengatasi perbedaan itu sehingga semakin
banyak pengetahuan yang mahasiswa dapatkan.
Program magang juga dimaksudkan untuk menerapkan program link and
match antara sistem perguruan tinggi dengan perusahaan-perusahaan di
lingkungan bisnis, terutama antara Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dengan perusahaan yang terlibat. Mahasiswa juga diharapkan dapat memperkaya
pengalaman dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya, sehingga mahasiswa
akan menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia kerja.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan program magang di
Kantor Akuntan Publik (KAP) Langit Senja yang merupakan afiliasi dari salah
satu Kantor Akuntan Publik Big Four, yaitu Langit Mega, yang bertempat di
Jakarta. Program magang ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai sejak
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
3
Universitas Indonesia
tanggal 7 Januari 2013 hingga 5 April 2013. Penulis menempati posisi Vocational
Employee atau Junior Auditor Assistant di bagian Assurance pada sub line Energy,
Utilities & Mining (EUM) Industry.
1.4 Aktivitas Magang Secara Umum
Selama menjalani program magang di KAP Langit Senja selama tiga (3)
bulan, Penulis berkesempatan untuk terlibat langsung dalam tiga (3) penugasan
dengan klien sebagai berikut:
1. Cece Indo-Asia Business Group (CECE)
Penugasan dengan klien CECE merupakan penugasan pertama Penulis
selama masa magang. CECE merupakan perusahaan yang bergerak dalam
industri perminyakan yang induk perusahaannya, CHEV, berasal dari
Amerika Serikat. CHEV merupakan perusahaan energi multinasional yang
memproduksi minyak bumi, gas, dan gas bumi. Di Indonesia sendiri,
CECE terdiri dari beberapa perusahaan yaitu PT CEPI, PT CEGO dan PT
CEOP. PT CEPI merupakan penghasil minyak mentah terbesar di
Indonesia.
Penulis dialokasikan dalam penugasan ini selama bulan Januari. Tidak
banyak yang dilakukan oleh Penulis karena sudah banyak audit fieldwork
yang dicicil sejak masa interim yaitu sekitar bulan November-Desember
2012. Selain itu, halangan yang ditemui untuk dapat terjun lebih banyak
dikarenakan CECE merupakan perusahaan besar yang sangat menjunjung
tinggi kerahasiaan. Oleh karena itu, akses audit lebih jauh hanya diberikan
kepada yang sudah berstatus sebagai pegawai KAP Langit Senja saja.
Beberapa hal yang dilakukan oleh Penulis adalah:
(a) memasukkan data,
(b) membuat ikhtisar kontrak, dan
(c) melakukan vouching untuk area Sales dan Inventory.
2. Mercy Group Ltd
Mercy Group Ltd merupakan perusahaan multinasional dari Swiss yang
bergerak dalam pasar energi global seperti minyak bumi, batu bara,
biodiesel, dll. Mercy Group Ltd mempunyai tiga (3) anak perusahaan di
Indonesia yaitu PT KAEL, PT BAKE, dan PT MENS. Fokus usaha Mercy
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Group di Indonesia adalah pertambangan batu bara. Awalnya Penulis tidak
dialokasikan untuk mengaudit Mercy Group, namun karena tim Mercy
Group sedang membutuhkan tenaga tambahan, maka Penulis ditarik untuk
membantu Mercy Group ketika Penulis seharusnya masih dialokasikan
untuk mengaudit CECE. Beberapa hal yang dilakukan Penulis
diantaranya:
(a) membuat ikhtisar kontrak,
(b) melakukan vouching beberapa akun seperti Taxation, Trade
Payable, dan Operational Expenses, serta
(c) melakukan footing (memastikan penjumlahan dari atas ke bawah
sudah benar).
Penulis bergabung bersama tim audit Mercy Group selama minggu
terakhir di bulan Januari.
3. NAVI Group
NAVI Group adalah sebuah perusahaan multinasional berkantor pusat di
Singapura yang bergerak dalam industri penyediaan energi. NAVI Group
mempunyai beberapa anak perusahaan yang tersebar di Singapura,
Indonesia, Thailand dan Myanmar. Di Indonesia sendiri, NAVI Group
mempunyai empat (4) buah anak perusahaan, yaitu PT NAVE, PT NATU,
PT NACO dan PT MAPO. PT NAVE mempunyai dua (2) buah anak
perusahaan yaitu PT TAJAP dan PT MAMU, serta mempunyai
kepemilikan saham di PT MUDA.
Penulis menghabiskan waktu dalam penugasan dengan klien ini sejak
Februari hingga masa akhir magang, selama kurang lebih sembilan (9)
minggu. Penulis terlibat cukup banyak pada penugasan ini, diantaranya:
(a) memilih sampel untuk vouching,
(b) meminta dan follow-up data kepada klien,
(c) melakukan vouching untuk beberapa akun seperti Cash and Cash
Equivalent, Inventory, Fixed Asset, Taxation, Trade Payable, Sales,
Cost of Sales, Operating Expense, Non-Operating Expenses,dan
Payroll,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
5
Universitas Indonesia
(d) mengirimkan dan follow-up bank confirmation, Accounts Receivable
confirmation, Accounts Payable confirmation, dan Shareholder
confirmation,
(e) memperbarui worksheet dan lead schedule dari PT NAVE,
(f) memasukkan dokumentasi ke dalam software audit, serta
(g) melakukan inquiry dengan klien, untuk memastikan data dan
menanyakan beberapa kerancuan yang ditemukan selama
dilakukannya proses vouching.
1.5 Tujuan Penulisan Laporan Magang
Penulisan laporan magang ini mempunyai beberapa tujuan seperti:
1. memberikan gambaran umum atas kegiatan magang yang dijalani Penulis,
2. memahami dan menganalisis praktik akuntansi klien serta standar dan
peraturan yang terkait atas pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan akun Pendapatan klien,
3. memahami dan menganalisis proses audit atas akun Pendapatan yang
diterapkan oleh KAP Langit Senja terhadap kliennya, PT NAVE.
1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Ruang lingkup penulisan laporan magang ini akan menjelaskan mengenai:
1. praktik akuntansi atas pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan akun Pendapatan PT NAVE,
2. standar dan peraturan yang terkait atas pengakuan, pengukuran, penyajian
dan pengungkapan akun Pendapatan PT NAVE,
3. proses audit atas akun Pendapatan yang diterapkan oleh KAP Langit Senja
terhadap kliennya, PT NAVE.
PT NAVE bergerak di bidang penyediaan energi untuk proyek-proyek
tertentu maupun untuk operasional sehari-hari usaha kliennya. Penyediaan energi
ini tidak terbatas hanya pada penyediaan mesin-mesin, namun juga penyediaan
suku cadang serta jasa sumber daya manusia dalam mengoperasikan maupun
memperbaiki mesin tersebut.
Keterlibatan Penulis yang cukup banyak serta lamanya waktu penugasan
di PT NAVE membuat Penulis memutuskan untuk membahas satu akun di PT
NAVE ini. Akun yang dipilih adalah akun Pendapatan. Akun ini dipilih karena
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
6
Universitas Indonesia
Penulis terlibat langsung dalam proses auditnya serta dikarenakan cukup unik dan
beragamnya produk dan jasa yang dijual oleh PT NAVE. Selain itu, Pendapatan
PT NAVE mempunyai risiko yang cukup besar serta terdapat banyak temuan
audit yang material pada Pendapatan PT NAVE. Laporan magang ini tidak
membahas seluruh siklus pendapatan secara keseluruhan, namun hanya akan
membahas audit atas Pendapatan dan cut-off piutang terkait pendapatan saja.
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini dibagi menjadi lima (5) bagian yang bertujuan untuk
mempermudah penjelasan setiap pokok bahasan yang akan dijabarkan.
Sistematika penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai hal-hal yang mendasar dari pelaksanaan
program magang. Bab ini diawali dengan latar belakang dan tujuan dari
pelaksanaan magang, serta tempat dan waktu pelaksanaan magang. Selanjutnya,
bab ini menjabarkan aktivitas-aktivitas selama menjalani program magang, tujuan
penulisan laporan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang serta
sistematika penulisan laporan magang.
Bab 2 Landasan Teori
Bab ini memaparkan kerangka teoritis yang akan digunakan untuk
melakukan analisis dan pembahasan. Teori yang dijelaskan berkaitan dengan
materi mengenai pengauditan, tujuan-tujuan audit, pengendalian internal, serta
definisi dan prinsip akuntansi atas pendapatan, kontrak konstruksi, sewa dan
perjanjian konsesi jasa.
Bab 3 Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini akan menjelaskan gambaran umum mengenai company profile
tempat berjalannya kegiatan magang, KAP Langit Senja, serta penjelasan
mengenai gambaran secara umum perusahaan yang menjadi sumber dalam
penulisan laporan magang ini, yakni PT NAVE, perusahaan yang secara umum
bergerak dalam industri penyediaan energi.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Bab 4 Pembahasan dan Analisis
Bab ini akan berisi mengenai pembahasan tentang analisis akun
Pendapatan dari PT NAVE serta prosedur audit yang dilakukan oleh KAP Langit
Senja dalam melakukan audit terkait akun Pendapatan perusahaan. Selain itu, bab
ini juga akan membahas analisis praktik kebijakan akuntansi terkait Pendapatan
PT NAVE terhadap PSAK yang berlaku serta membahas analisis praktik
penugasan audit KAP Langit Senja terhadap teori dan standar yang berlaku.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab penutup dari laporan magang ini yang berisi
kesimpulan dari pembahasan yang telas dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu,
pada bab ini berisi pula saran-saran baik untuk KAP Langit Senja dan untuk
perusahaan yang dijadikan sampel yaitu PT NAVE.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
8 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Audit
2.1.1 Definisi Audit
Di dalam bukunya, Arens, Elder, dan Beasley (2009) menyatakan bahwa:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”
Audit adalah proses di dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
untuk menguji keterkaitan antara informasi yang dilaporkan dengan kriteria-
kriteria tertentu. Arens, Elder, dan Beasley (2009) mendeskripsikan bagian-bagian
penting dalam audit sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.1 berikut:
Determines correspondenceCompetent,
independent
person
Accumulates and
evaluates evidence
Information
Established
criteria
Report on
results
Gambar 2.1: Bagian-bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit
Sumber: Arens, Elder, dan Beasley (2009). (Telah diolah kembali)
Audit dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dan independensi.
Tahap pertama adalah pengumpulan bukti yang akan dievaluasi. Selanjutnya,
informasi yang disediakan oleh manajemen, dalam hal ini adalah laporan
keuangan, dibandingkan dengan kriteria yang berlaku, contohnya Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sesuai asersi manajemen, laporan
keuangan dilihat apakah memang sudah wajar disajikan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK yang berlaku. Tahap akhir adalah menyiapkan laporan audit
dimana auditor mengeluarkan opini atas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Audit merupakan salah satu bagian dari jasa atestasi. Jasa atestasi adalah
bagian dari jasa assurance dimana KAP mengeluarkan sebuah laporan mengenai
keandalan dari asersi yang dibuat pihak lain. Sementara itu, jasa assurance adalah
jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para
pembuat keputusan.
2.1.2 Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen dengan Tanggung
Jawab Manajemen
Dalam mengaudit, manajemen dan auditor harus mengetahui perbedaan
tanggung jawab masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
penugasan audit. SA 110 paragraf 2 dan 3 (SPAP, 2011) menyebutkan bahwa
auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit
untuk mendapatkan keyakinan yang layak atas apakah laporan keuangan bebas
dari salah saji, baik karena kesalahan maupun kecurangan. Karena sifat dari bukti
audit dan karakteristik dari kecurangan, auditor mampu mendapatkan keyakinan
yang layak, namun tidak absolut, bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor
tidak mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit
untuk mendapatkan keyakinan yang layak bahwa salah saji yang tidak material
terhadap laporan keuangan terdeteksi, baik karena kesalahan maupun kecurangan.
Jika auditor juga membuat laporan atas keefektifan internal control perusahaan
atas pelaporan keuangan, maka auditor juga bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi kelemahan material internal control atas pelaporan keuangan
tersebut (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
Di sisi lain, manajemen mempunyai tanggung jawab untuk mengadopsi
kebijakan akuntansi yang berlaku, mempertahankan internal control yang
memadai, dan membuat representasi yang wajar di dalam laporan keuangan.
Karena manajemen menjalankan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari,
maka manajemenlah yang jauh lebih mengetahui mengenai transaksi-transaksi
perusahaan dan seluruh aset, liabilitas serta ekuitas perusahaan yang terkait
(Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
2.1.3 Asersi Manajemen
Audit dilakukan atas asersi yang dibuat oleh manajemen. Menurut Arens,
Elder, dan Beasley (2009), asersi manajemen adalah representasi baik yang
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
10
Universitas Indonesia
dinyatakan secara langsung maupun tidak langsung oleh manajemen tentang
pengelompokan transaksi dan akun-akun dan pengungkapan yang berhubungan
dengan transaksi tersebut di dalam laporan keuangan. Berdasarkan SA Seksi 326
paragraf 3 (SPAP, 2011), asersi manajemen dapat dikelompokkan ke dalam:
a. Existence atau occurrence
Existence berhubungan dengan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang
termasuk dalam neraca benar-benar ada pada tanggal pelaporan neraca.
Sedangkan occurrence menyatakan apakah transaksi yang tercatat dan
termasuk dalam laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama
periode akuntansi.
b. Completeness
Asersi ini menyatakan bahwa apakah seluruh transaksi dan akun maupun
pengungkapan yang seharusnya ada di dalam laporan keuangan memang
sudah benar-benar disajikan secara lengkap.
c. Right and obligation
Asersi ini menyatakan apakah benar bahwa aset adalah benar hak
perusahaan dan liabilitas adalah benar kewajiban perusahaan pada tanggal
tertentu.
d. Valuation or allocation
Valuation or allocation menyatakan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas
telah dilaporkan pada laporan keuangan dalam jumlah yang benar.
e. Presentation and disclosure
Asersi ini menyatakan apakah komponen-komponen dalam laporan
keuangan telah dikelompokkan, dijelaskan dan diungkapkan dengan tepat.
Asersi-asersi manajemen di atas akan dibandingkan dengan tujuan audit auditor.
2.1.4 Tujuan Audit
Penting bagi auditor untuk mengetahui tujuan dari audit agar dapat lebih
memahami penugasan auditnya. Berdasarkan SA 110 paragraf 1 (SPAP, 2011),
audit atas laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyatakan sebuah opini
atas kewajaran dimana perusahaan telah menyajikan secara wajar, dalam hal-hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
11
Universitas Indonesia
Audit dapat dilakukan karena terdapat asersi yang dibuat oleh manajemen.
Setelah auditor mempertimbangkan relevansi dari tiap asersi untuk tiap kelompok
transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan, auditor dapat
mengembangkan tujuan audit untuk tiap kategori asersi. Tujuan audit dibagi
menjadi tiga (3) yaitu terkait transaksi, terkait saldo akun serta terkait penyajian
dan pengungkapan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
2.1.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait transaksi
adalah untuk membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup dan
memadai dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk kelompok transaksi
sesuai dengan penugasan. Tujuan audit terkait transaksi secara umum adalah:
a. Occurrence
Occurrence bertujuan untuk memastikan apakah transaksi yang sudah
dicatat ke dalam jurnal benar-benar terjadi.
b. Completeness
Bertujuan untuk memastikan apakah seluruh transaksi yang seharusnya
dimasukkan ke dalam jurnal memang telah dimasukkan ke dalam jurnal.
c. Accuracy
Accuracy bertujuan untuk melihat ketepatan informasi untuk transaksi
akuntansi yang terjadi.
d. Posting and summarization
Posting and summarization bertujuan untuk melihat akurasi atas
perpindahan informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke dalam
jurnal pelengkap dan ke dalam buku besar perusahaan.
e. Classification
Classification bertujuan untuk memastikan apakah transaksi telah
dimasukkan ke dalam kelompok akun yang tepat.
f. Timing
Auditor melihat apakah transaksi sudah dicatat pada waktu yang tepat.
Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen
terkait transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
12
Universitas Indonesia
2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo
Tujuan audit dirumuskan sesuai dengan asersi manajemen terkait saldo.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait saldo adalah:
a. Existence
Auditor memastikan apakah jumlah saldo yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan seharusnya memang benar dimasukkan.
b. Completeness
Auditor memastikan apakah seluruh jumlah yang seharusnya tercatat ke
dalam saldo memang telah termasuk ke dalam saldo buku besar.
c. Accuracy
Accuracy bertujuan untuk melihat apakah jumlah yang dimasukkan ke
dalam saldo sudah tepat.
d. Classification
Auditor melihat apakah item yang terdapat dalam client’s listing telah
dimasukkan ke dalam saldo akun di buku besar yang benar.
e. Cutoff
Cutoff bertujuan untuk memastikan apakah transaksi-transaksi telah dicatat
dan dimasukkan ke dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Detail tie-in
Detail tie-in bertujuan untuk melihat apakah detil yang ada dalam client’s
listing telah disiapkan dengan tepat, dijumlahkan dengan benar dan sesuai
dengan saldo pada buku besar.
g. Realizable value
Bertujuan untuk melihat apakah saldo pada akun telah dikurangi untuk
penurunan nilai dari historical cost menjadi net realizable value.
h. Rights and obligation
Rights and obligation bertujuan untuk melihat apakah aset memang sudah
menjadi hak perusahaan, serta liabilitas memang harus diakui sebagai
kewajiban perusahaan.
Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen
terkait saldo di neraca perusahaan, apakah asersi manajemen telah memenuhi
tujuan audit tersebut.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
13
Universitas Indonesia
2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait penyajian
dan pengungkapan adalah:
a. Occurrence and rights and obligations
Auditor memastikan apakah kejadian yang diungkapkan memang telah
terjadi dan memang menjadi hak dan kewajiban bagi perusahaan.
b. Completeness
Completeness bertujuan untuk memastikan apakah seluruh pengungkapan
yang diperlukan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
c. Valuation and allocation
Auditor melihat apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan dalam jumlah yang tepat.
d. Classification and understandability
Auditor melihat apakah jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat di
dalam laporan keuangan beserta catatan kakinya, serta apakah deskripsi
atas saldo dan pengungkapan terkait mudah dipahami.
Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen
terkait penyajian dan pengungkapan di perusahaan.
2.2 Pengendalian Internal (Internal Control)
Pengendalian internal erat kaitannya dengan audit. Pengendalian internal
mempengaruhi seberapa banyak bukti yang dibutuhkan ketika audit fieldwork.
Oleh karena itu, perlu bagi auditor untuk menilai pengendalian internal kliennya.
Pengendalian internal adalah sekumpulan kebijakan dan prosedur dibentuk untuk
menyediakan keyakinan yang layak bagi manajemen bahwa perusahaan mencapai
target dan tujuannya (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Manajemen umumnya
mempunyai tiga (3) tujuan umum dalam membentuk pengendalian internal yang
efektif (Arens, Elder, dan Beasley, 2009):
1. Keandalan dari laporan keuangan.
Pengendalian internal yang efektif dapat membantu manajemen untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan dapat diandalkan dan disajikan
secara wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti PSAK.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
14
Universitas Indonesia
2. Efisiensi dan keefektifan operasi perusahaan.
Pengendalian internal erat kaitannya dengan efektivitas dan efisiensi
perusahaan. Dengan pengendalian internal yang efektif, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi dan keefektifan operasi perusahaan sehingga dapat
membantu perusahaan memaksimalkan tujuan perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
Pengendalian internal yang efektif dapat membantu manajemen untuk
semakin dapat meningkatkan kepatuhan atas hukum dan regulasi yang
berlaku. Kepatuhan tersebut dapat menambah nilai perusahaan di mata
pemangku kepentingannya.
Manajemen membuat pengendalian internal yang dapat memenuhi ketiga
tujuan tersebut agar dapat menyediakan pengendalian yang andal dalam penyajian
laporan keuangan. Pengendalian internal memiliki beberapa komponen.
Berdasarkan Internal Control – Integrated Framework yang dikeluarkan oleh
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) (AICPA, 2012), terdapat lima
(5) komponen dari internal control:
1. Lingkungan pengendalian (control environment)
Penerapan pengendalian internal dapat dilihat dari bagaimana manajemen
memandang pentingnya lingkungan pengendalian di perusahaan. Jika
manajemen puncak percaya bahwa pengendalian yang efektif adalah
penting, maka seluruh bagian perusahaan akan merasakan sikap
manajemen puncak tersebut dan mengikutinya. Sebaliknya, jika
manajemen puncak tidak memperdulikan pentingnya pengendalian, maka
hampir bisa dipastikan bahwa tujuan pengendalian manajemen tidak akan
tercapai dengan efektif.
2. Penilaian risiko (risk assessment)
Manajemen melakukan penilaian risiko secara berkala. Jika manajemen
dapat mengidentifikasi risiko perusahaan, maka manajemen dapat
membuat langkah-langkah pencegahan terjadinya risiko tersebut.
3. Aktivitas pengendalian (control activities)
Manajemen melakukan aktivitas langsung untuk mengendalikan
perusahaannya. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
15
Universitas Indonesia
yang membantu manajemen memastikan tindakan-tindakan yang perlu
diambil untuk penanganan risiko dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Setiap perusahaan mempunyai sistem informasi dan komunikasi masing-
masing. Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi
perusahaan adalah untuk mengawali, mencatat, memproses, dan
melaporkan transaksi-transaksi perusahaan untuk menjaga akuntabilitas
untuk aset terkait.
5. Pengawasan (monitoring)
Manajemen melakukan penilaian secara periodik yang berkelanjutan atas
kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan apakah
pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau apakah
diperlukan adanya perubahan yang sesuai dengan perubahan kondisi.
Jika kelima komponen tersebut terpenuhi, pengendalian internal
perusahaan dapat menyediakan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian
dapat dipenuhi. Untuk menyediakan fokus yang lebih luas terhadap manajemen
risiko perusahaan, COSO juga mengeluarkan Enterprise Risk Management
(ERM). ERM menjadi tambahan panduan untuk menerapkan pengendalian
internal. Berdasarkan Executive Summary yang dikeluarkan oleh COSO (AICPA,
2004), kelima komponen pengendalian internal di atas juga menjadi komponen
ERM, ditambah dengan:
1. Lingkungan internal (internal environment)
Efektif atau tidaknya suatu pengendalian internal di perusahaan dapat
dilihat dari lingkungan internalnya. Lingkungan internal mencakup sikap
perusahaan dan menjadi dasar bagaimana risiko dipandang dan
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak di perusahaan.
2. Penentuan tujuan (objective setting)
Pengendalian internal yang baik memastikan bahwa manajemen telah
menciptakan proses penentuan tujuan yang sesuai dengan visi misi
perusahaan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
16
Universitas Indonesia
3. Identifikasi kejadian (event identification)
Dalam menerapkan pengendalian internal yang efektif dan efisien,
kejadian internal dan eksternal harus diidentifikasi apakah menjadi sebuah
peluang atau risiko bagi perusahaan. Peluang kemudian diproses sesuai
dengan strategi manajemen dan penetapan tujuan.
Pengimplementasian ketiga komponen tersebut dapat semakin
meningkatkan keyakinan atas pengendalian internal perusahaan.
2.3 Materialitas
Tanggung jawab seorang auditor terbatas hanya pada informasi yang
material. Selain itu, materialitas menjadi sangat penting karena sangat tidak
praktis bagi auditor untuk menyediakan keyakinan pada hal-hal yang tidak
material. SPAP Seksi 312 (2011) mengharuskan auditor untuk menentukan
materialitas dalam kerja lapangan audit. Berdasarkan Financial Accounting
Standard Board (FASB) 2 – Qualitative Characteristics of Accounting
Information, materialitas didefinisikan sebagai besarnya nilai yang dihilangkan
atau salah saji dari informasi akuntansi yang, bergantung kepada keadaan
sekelilingnya, memungkinkan keputusan orang yang mengandalkan informasi
tersebut berubah atau terpengaruh dengan adanya nilai yang dihilangkan atau
salah saji tersebut (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
Penentuan materialitas didasarkan baik pada faktor kuantitatif maupun
faktor kualitatif. Faktor kuantitatif biasanya ditentukan berdasarkan perhitungan
atas ukuran tertentu, contohnya materialitas diukur berdasarkan penjualan bersih,
laba kotor, atau total aset. Sedangkan faktor kualitatif membutuhkan
pertimbangan profesional auditor, contohnya salah saji yang secara nominal kecil
dapat menjadi material jika terdapat konsekuensi yang berasal dari kewajiban
kontraktual. Nilai nominal materialitas sendiri bukan merupakan konsep yang
absolut yang dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Bahkan ketika kerja lapangan audit sedang berjalan, materialitas bisa berubah jika
ditemukan fakta baru yang dapat merubah pertimbangan auditor (Arens, Elder,
dan Beasley, 2009).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
17
Universitas Indonesia
2.4 Proses Audit
Audit merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap. Menurut
Arens, Elder, dan Beasley (2009), proses audit adalah sebuah metodologi yang
terdefinisi dengan baik untuk mengatur audit supaya dapat memastikan bahwa
bukti yang dikumpulkan memadai dan layak serta bahwa tujuan audit yang
dibutuhkan telah terspesifikasi dan terpenuhi. Gambar 2.2 mendeskripsikan tahap-
tahap dalam mengaudit:
Plan and design an audit
approachPhase I
Phase IVComplete the audit and
issue an audit report
Perform tests of controls
and substantive tests of
transactions
Phase II
Phase III
Perform analytical
procedures and tests of
details of balances
Gambar 2.2: Tahap-tahap Audit Laporan Keuangan
Sumber: Arens, Elder, dan Beasley (2009). (Telah diolah kembali)
Proses audit mempunyai empat (4) tahap secara keseluruhan (Arens, Elder, dan
Beasley, 2009) yaitu:
1. merencanakan dan mendesain sebuah pendekatan audit,
2. melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi,
3. melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo, dan
4. menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
Berikut ini merupakan penjelasan satu-persatu tahap-tahap tersebut.
2.4.1 Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit (Plan and Design an
Audit Approach)
Tahap pertama adalah merencanakan dan mendesain pendekatan audit.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), terdapat tiga (3) alasan mengapa
auditor harus merencanakan penugasan dengan baik, yaitu untuk:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
18
Universitas Indonesia
(a) Memudahkan auditor mendapatkan bukti audit yang memadai dan layak.
Auditor merencanakan bagaimana cara mendapatkan bukti yang
dibutuhkan, banyaknya bukti, serta bagaimana mendokumentasikan bukti-
bukti tersebut sehingga akan memudahkan auditor ketika melakukan audit
di lapangan.
(b) Mempertahankan biaya audit agar tetap masuk akal. Dengan perencanaan
yang matang, maka auditor tidak akan melakukan hal-hal yang tidak
efektif dan efisien sehingga dapat mempertahankan biaya audit.
(c) Menghindari salah paham dengan klien. Auditor berdiskusi dengan
manajemen terkait tujuan audit, lingkup audit, biaya audit, tanggung jawab
antara auditor dan manajemen, dan lainnya sehingga dapat menghindari
salah paham antara auditor dengan manajemen.
Selain alasan tersebut, Arens, Elder, dan Beasley (2009) juga merumuskan
beberapa hal yang harus dikerjakan dalam merencanakan dan mendesain
pendekatan audit:
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit. Hal pertama yang
dilakukan adalah memutuskan apakah auditor akan menerima atau
meneruskan penugasan audit dengan klien.
2. Memahami bisnis dan industri klien. Pemahaman ini bermanfaat untuk
pertimbangan profesional auditor ke depannya.
3. Menilai risiko bisnis klien. Penilaian ini akan mempengaruhi prosedur-
prosedur apa saja yang dilakukan serta seberapa banyak sampel yang
dibutuhkan.
4. Melakukan prosedur analitis awal. Auditor melakukan prosedur analitis
awal untuk semakin menambah pemahaman atas bisnis kliennya, apakah
wajar atau tidak dibandingkan kompetitornya, industrinya, maupun
performa bisnis tahun sebelumnya.
5. Menentukan materialitas dan menilai acceptable audit risk dan inherent
risk. Hal ini dilakukan karena auditor hanya bertanggung jawab atas hal-
hal yang material saja. Auditor juga menentukan seberapa auditor bersedia
menerima bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material
setelah audit diselesaikan dan opini wajar tanpa pengecualian telah
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
19
Universitas Indonesia
dikeluarkan. Sedangkan inherent risk adalah ukuran atas penilaian auditor
terhadap kemungkinan adanya salah saji material dalam saldo akun
sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.
6. Memahami pengendalian internal klien dan menilai risiko pengendalian.
Selanjutnya, auditor melakukan pemahaman bagaimana penerapan
pengendalian internal klien. Auditor kemudian menilai risiko apa saja
yang muncul dari penerapan pengendalian internal tersebut.
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko fraud. Auditor juga
diharuskan untuk menilai risiko kecurangan pada klien. Informasi-
informasi dikumpulkan baik dari hasil wawancara dengan klien maupun
dari observasi langsung atas klien tersebut.
8. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhan.
Tahap terakhir adalah mengembangkan perencanaan dan program audit
secara keseluruhan seperti jadwal audit, tipe pengujian yang akan
dilakukan beserta jenis bukti yang diperlukan.
Pada praktiknya, auditor merumuskan sendiri aktivitas apa saja yang dilakukan
dalam tahap ini, tidak terbatas pada teori yang ada saja.
2.4.2 Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi
Auditor melakukan serangkaian prosedur audit ketika pengerjaan lapangan
audit dilakukan. Arens, Elder, dan Beasley (2009) menyatakan bahwa terdapat
empat (4) jenis pengujian yang biasa dilakukan untuk merepresentasikan prosedur
audit lebih lanjut atas penilaian risiko yang telah dilakukan:
1. Pengujian pengendalian (test of control)
2. Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transaction)
3. Prosedur analitis (analytical procedure)
4. Pengujian terinci atas saldo (test of detail of balance)
Berikut akan dijelaskan satu-persatu pengujian di atas. Untuk tahap kedua sendiri
hanya meliputi uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi:
1. Pengujian Pengendalian (Test of Control)
Auditor membuat penilaian risiko atas salah saji material dalam pelaporan
keuangan klien. Untuk mendapatkan bukti yang cukup dan memadai untuk
mendukung penilaian risiko tersebut, auditor melakukan pengujian
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
20
Universitas Indonesia
pengendalian. Pengujian pengendalian juga dilakukan untuk menentukan
apakah pengendalian perusahaan telah berjalan dengan efektif (Arens,
Elder, dan Beasley, 2009). Auditor mengambil beberapa sampel transaksi
untuk digunakan sebagai dasar untuk menguji apakah pengendalian telah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Pengujian Substantif atas Transaksi (Substantive Test of Transaction)
Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk menentukan apakah
seluruh tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk tiap transaksi
(Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Ketika auditor telah yakin bahwa
seluruh transaksi telah tercatat di jurnal dengan benar, maka auditor bisa
percaya bahwa jumlah pada buku besar telah benar.
Pengujian pengendalian harus melihat bagaimana penerapan pengendalian
internal klien. Pengujian substantif atas transaksi juga sering dilakukan bersamaan
dengan pengujian pengendalian agar pekerjaan lapangan audit semakin efektif.
2.4.3 Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Substantif atas Detil Saldo
Tahap ketiga meliputi dua (2) prosedur audit yang belum masuk ke dalam
tahap kedua, yaitu meliputi prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo:
1. Prosedur Analitis (Analytical Procedure)
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), prosedur analitis meliputi
perbandingan antara jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
Standar audit mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur analitis
ketika tahap perencanaan dan penyelesaian audit. Tujuan utama
dilakukannya prosedur analitis adalah untuk mengetahui adanya indikasi
salah saji di laporan keuangan dan untuk menyediakan bukti yang
substantif dengan melihat kewajaran performa bisnis perusahaan
dibandingkan dengan kompetitornya, industrinya, dan lainnya.
2. Pengujian Terinci atas Saldo (Test of Detail of Balance)
Pengujian terinci atas saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik
untuk neraca maupun untuk akun-akun laba rugi. Pengujian ini penting
karena umumnya bukti audit yang didapatkan berasal dari pihak yang
independen sehingga dapat lebih diandalkan (Arens, Elder, dan Beasley,
2009).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Prosedur analitis dilakukan baik ketika perencanaan, audit lapangan, maupun
penyelesaian audit. Sementara pengujian atas saldo umumnya lebih diandalkan
karena auditor meminta konfirmasi saldo dari pihak eksternal klien.
2.4.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), pada tahap terakhir ini terdapat
beberapa hal yang dilakukan auditor:
1. Melakukan uji tambahan untuk penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan. Uji tambahan dilakukan dengan mengecek draft laporan
keuangan beserta catatan atas laporan keuangannya apakah sesuai dengan
penyajian dan pengungkapan yang diminta oleh standar yang berlaku.
2. Mengumpulkan bukti final. Auditor mengumpulkan bukti final untuk
melakukan prosedur analitis final, mengevaluasi keberlanjutan perusahaan,
subsequent events, maupun ada tidaknya kewajiban kontijensi. Kewajiban
kontijensi adalah kewajiban potensial yang harus diungkapkan dalam
catatan laporan keuangan; sedangkan peristiwa setelah periode pelaporan
adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca namun sebelum
penerbitan laporan keuangan auditan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
3. Menerbitkan laporan audit. Setelah menyelesaikan proses auditnya,
auditor menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta opini atas
kewajaran laporan tersebut.
4. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen. Auditor
mengkomunikasikan temuan-temuan selama proses audit kepada
manajemen yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, agar
perusahaan dapat semakin meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kinerjanya.
Setelah menyelesaikan tahap ini, maka berakhir sudah tanggung jawab auditor
dalam mengaudit laporan keuangan kliennya.
2.5 Akuntansi untuk Pendapatan: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan
Terkait masalah pendapatan, peraturan yang dijadikan acuan untuk
mengatur masalah pendapatan di Indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 23 (revisi 2010). PSAK 23 (revisi 2010) mulai berlaku efektif
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
22
Universitas Indonesia
sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK 23 (revisi 2010) mengatur hal-hal seperti
definisi akuntansi pendapatan, pengakuan pendapatan, pengukuran pendapatan,
penyajian dan pengungkapan pendapatan, dan lainnya. Lampiran 1 menyajikan
lebih lanjut PSAK 23 (revisi 2010) yang mengatur tentang pendapatan.
2.6 Akuntansi untuk Kontrak Konstruksi: Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian & Pengungkapan
Pendapatan yang berasal dari kontrak konstruksi diatur secara lebih khusus
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 34 (revisi 2010). PSAK 34
(revisi 2010) mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. PSAK 34 (revisi
2010) mengatur hal-hal seperti definisi akuntansi kontrak konstruksi, pengakuan
kontrak konstruksi, pengukuran kontrak konstruksi, penyajian dan pengungkapan
kontrak konstruksi, dan lainnya. PSAK 34 (revisi 2010) disajikan lebih rinci pada
Lampiran 3.
2.7 Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan
Suatu perjanjian diidentifikasi apakah mengandung sewa atau tidak
dengan menggunakan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 (revisi 2011) kemudian
mengatur secara lebih lanjut mengenai masalah sewa di Indonesia. PSAK 30
(revisi 2011) mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. PSAK 30 (revisi
2011) mengatur hal-hal seperti definisi akuntansi sewa, pengakuan dan
pengukuran sewa, serta penyajian dan pengungkapan akuntansi sewa. Lampiran 2
memaparkan lebih detil PSAK 30 (revisi 2011) tentang Sewa.
2.8 Perjanjian Konsesi Jasa
Perjanjian konsesi jasa diatur dalam ISAK 16. Standar tersebut
menyatakan bahwa pemerintah telah memperkenalkan perjanjian kontraktual
untuk menarik partisipasi sektor swasta dalam pengembangan, pembiayaan,
pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur. Lampiran 4 menyajikan lebih
lanjut ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
23 Universitas Indonesia
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik (KAP) Langit Senja, PT Langit Mega dan PT
Langit Mega Advisory, yang selanjutnya disebut Langit Mega Indonesia,
merupakan anggota dari Langit Mega International Limited yang mempunyai
kantor pusat di London, Inggris. Langit Mega International Limited dibentuk pada
tahun 1998 atas merger antara Langit dan Mega. Keduanya telah beroperasi sejak
pertengahan 1800-an. Langit Mega Global telah memperkerjakan lebih dari
180.000 tenaga kerja profesional di 158 negara. Langit Mega Global merupakan
salah satu dari empat kantor akuntan publik terbesar di dunia yang biasa disebut
dengan The Big Four.
3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP
3.1.1.1 Audit and Assurance
Kelompok jasa pertama adalah jasa audit and assurance. Jasa-jasa yang
ditawarkan adalah adalah:
i. Financial statement audit
Financial statement audit menyediakan jasa audit atas laporan keuangan klien.
Jasa ini bertujuan untuk memberikan opini kewajaran atas laporan keuangan
yang disiapkan oleh manajemen klien.
ii. Financial accounting
Financial accounting menyediakan jasa konsultasi akuntansi kepada klien.
Klien dapat menanyakan apakah kebijakan akuntansi yang dijalankan telah
sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia.
iii. System & process assurance
System & process assurance menyediakan jasa yang berhubungan dengan
kontrol atas proses pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis finansial dan
kontrol atas manajemen teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
memberikan keyakinan bahwa sistem dan proses bisnis perusahaan telah
berjalan dengan efektif.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
24
Universitas Indonesia
iv. IT Security
IT Security menyediakan jasa konsultasi atas keamanan teknologi informasi
klien. Klien dapat bertanya tentang saran agar teknologi informasinya dapat
dijamin aman dari risiko gangguan teknologi yang ada.
v. Other assurance services
Other assurance services menyediakan jasa keyakinan atas laporan
perusahaan lainnya, seperti kepatuhan atas jasa yang disetujui atau standar
kontrol dan kewajaran atas asersi manajemen. Jasa ini dapat meningkatkan
nilai perusahaan klien di mata pemangku kepentingan klien.
Jasa-jasa di atas diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pada performa
finansial dan operasional usaha perusahaan. Langit Mega juga dapat membantu
klien meningkatkan pelaporan keuangan eksternal dan beradaptasi dengan
peraturan baru, seperti Sarbanes-Oxley dan International Financial Reporting
Standards (IFRS).
3.1.1.2 Tax
Langit Mega menyediakan jasa konsultansi yang terkait perpajakan, seperti:
i. Tax advisory services
Tax advisory services menyediakan jasa konsultasi atas transaksi yang
mempunyai implikasi pajak. Jasa ini bermanfaat dalam membantu klien
melaporkan dan menyetor pajak yang seharusnya dilaporkan dan disetor
kepada negara.
ii. Tax compliance services
Tax compliance services menyediakan jasa untuk membantu klien memenuhi
kepatuhan pajak. Jasa ini dapat membantu klien menghindari risiko terkena
sanksi atau denda akibat pelanggaran peraturan pajak.
iii. Tax dispute resolutions
Tidak ada yang dapat memastikan siapa saja pihak yang akan menjadi objek
audit pajak pemerintah. Tax dispute resolutions dapat membantu klien
menimimalisir konsekuensi pajak yang timbul dari tax audit, proses pengajuan
keberatan, dll.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
25
Universitas Indonesia
iv. Transfer pricing
Dengan semakin berkembangnya bisnis antar negara, maka kebutuhan
pemenuhan pajak di tiap-tiap negara akan semakin meningkat. Transfer
pricing menyediakan jasa konsultasi ataupun membantu klien dalam
mengatasi masalah yang berhubungan dengan transfer pricing di Indonesia.
v. Indirect tax and world trade management services
Langit Mega Indonesia juga menyediakan jasa terkait pajak-pajak khusus.
Indirect tax and world trade management services menyediakan jasa yang
terkait dengan PPN, pajak penjualan barang mewah, dan bea cukai.
vi. Mergers and acquisitions
Proses merger dan akuisisi mempunyai implikasi terhadap pajak yang harus
dibayarkan. Mergers and acquisitions menyediakan jasa konsultasi pajak
kepada klien dalam mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan penggabungan
dan akuisisi perusahaan.
vii. International assignment services
Semakin banyak warga negara asing yang bekerja atau memiliki kewajiban
pajak di Indonesia. International assignment services menyediakan jasa baik
konsultasi maupun turut membantu langsung mengatasi masalah perpajakan
internasional bagi ekspatriat yang bekerja di Indonesia.
viii. Corporate advisory
Corporate advisory membantu perusahaan asing memahami isu perpajakan di
Indonesia, baik sebagai konsultan maupun terjun langsung membantu klien.
Jasa ini dapat membantu perusahaan asing tersebut mempelajari kewajiban
pajak agar dapat memenuhi kepatuhan pajak di Indonesia.
ix. Payroll services
Penghitungan dan pembayaran pajak karyawan dapat menjadi hal yang tidak
sederhana. Oleh karena itu, payroll services membantu perusahaan mengatasi
permasalahan pajak karyawannya.
x. Asian tax and advisory webcast series
Selain jasa konsultasi pajak, Langit Mega Indonesia juga menyediakan berita-
berita terkini mengenai isu perpajakan di Asia terkait asian tax and advisory
webcast series.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Jasa-jasa di atas diharapkan dapat membantu wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban pembayaran pajaknya kepada pemerintah sekaligus membantu wajib
pajak agar tidak dikenai sanksi atau denda karena tidak patuh terhadap peraturan
pajak pemerintah.
3.1.1.3 Advisory
Jasa konsultasi yang disediakan meliputi:
i. Lead advisory
Proses pembiayaan atau financing merupakan hal yang membutuhkan strategi
terbaik manajemen dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga
eksekusi pembiayaan. Oleh karena itu, lead advisory memberikan jasa yang
strategis dan taktis yang berhubungan dengan seluruh tahap kegiatan
pembiayaan perusahaan.
ii. Transactions services
Manajemen harus selalu memperhatikan risiko dan peluang-peluang finasial
maupun stratejik potensial yang ada di sekitar perusahaan. Transactions
services menyediakan jasa due-diligence kepada klien untuk mengetahui
risiko atau peluang finansial dan stratejik potensial perusahaan.
iii. Corporate valuation advisory
Penerapan nilai wajar membutuhkan valuasi oleh pihak-pihak yang sudah
berkompetensi. Corporate valuation advisory menyediakan jasa valuasi
kepada klien terkait pelaporan keuangan serta membantu klien meningkatkan
nilai aset tersebut agar tetap sesuai dengan strategi perusahaan.
iv. Business recovery services
Ketika performa bisnis terus-menerus menurun, perusahaan dapat mengalami
kebangkrutan. Business recovery services menyediakan jasa pemulihan
perusahaan terintegrasi dan jasa terkait kebangkrutan.
v. Internal audit services
Langit Mega Indonesia juga memahami kebutuhan perusahaan atas audit
internalnya. Oleh karena itu, internal audit services menyediakan jasa audit
internal outsource kepada klien maupun jasa konsultasi atas audit internal
klien.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
27
Universitas Indonesia
vi. Forensic services
Pengendalian internal perusahaan yang baik seharusnya dapat memitigasi
risiko kecurangan yang ada pada perusahaan. Forensic services menyediakan
jasa konsultasi atas manajemen risiko fraud untuk berbagai macam
perusahaan.
vii. Performance improvement services
Dengan persaingan yang semakin kompetitif, lazim bagi perusahaan untuk
selalu berusaha meningkatkan performa bisnisnya. Oleh karena itu,
performance improvement services menyediakan jasa konsultasi manajemen
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Secara umum, jasa-jasa advisory diharapkan dapat membantu klien agar dapat
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas
kinerja perusahaan.
3.1.2 Sektor Industri pada KAP
Langit Mega mengelompokkan pasar ke dalam lima (5) kelompok:
i. Energy, Utilities, and Mining (EUM)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan yang
beroperasi pada sektor pertambangan, minyak bumi dan gas, serta utilitas.
ii. Financial Services (FS)
Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan yang
bergerak di industri perbankan, pasar modal, asuransi, dan manajemen
investasi.
iii. Consumer Industrial Products and Services (CIPS)
Klien besar dalam kelompok ini meliputi pemain kunci dalam industri
otomotif, perkebunan, farmasi, produk ritel dan konsumen, operasi pelabuhan
serta sektor logistik.
iv. Technology, Information, Communications, and Entertainment (TICE)
Klien dalam kelompok ini meliputi baik telepon maupun ponsel, dan
penyedia jasa internet.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
28
Universitas Indonesia
v. Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia
Kelompok ini menyediakan jasa profesional terkait hal-hal yang berhubungan
dengan keberlanjutan perusahaan serta dampak perusahaan terhadap
perubahan iklim.
Pengelompokan tersebut dapat menambah nilai plus KAP dalam menambah
pemahaman atas industri terkait.
3.2 Profil Perusahaan Klien
Perusahaan yang menjadi sumber penulisan laporan magang ini adalah PT
NAVE. Nama dan data-data yang digunakan akan disamarkan untuk menjaga
kerahasiaan dan informasi klien.
3.2.1 Profil Singkat PT NAVE
PT NAVE didirikan pada tahun 2004 dengan kantor pusatnya berada di
Jakarta. PT NAVE merupakan satu-satunya pengembang distribusi proyek energi
yang terintegrasi dengan kemampuan untuk mengeksploitasi kesempatan investasi
energi pada seluruh rantai nilai (value chain) mulai dari penjualan peralatan
(mesin-mesin), servis (kontrak pengoperasian dan perawatan mesin), manajemen
konstruksi, sampai dengan pengembangan proyek dan kepemilikan aset. PT
NAVE menggunakan teknologi yang dikembangkan dengan canggih dari GENE,
sebuah perusahaan internasional ternama yang memproduksi mesin-mesin gas. PT
NAVE memimpin pasar proyek-proyek gas dan energi berukuran kecil sampai
menengah di Indonesia.
PT NAVE menggunakan mata uang Rupiah (Rp) untuk menyajikan
laporan keuangannya, yang juga merupakan mata uang fungsional PT NAVE.
Sementara itu, banyak transaksi penjualan yang menggunakan mata uang Euro (€)
maupun US Dollar (US$). Nilai tukar yang dipakai adalah nilai tukar yang
berlaku saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian,
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah dikonversi menjadi
Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian
selisih kurs yang berasal dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan
dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah diakui
dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
29
Universitas Indonesia
3.2.2 Struktur Organisasi PT NAVE
Berikut adalah Gambar 3.1 yang menjelaskan tentang struktur organisasi
dari NAVI Group:
Gambar 3.1: Struktur Organisasi NAVI Group
Sumber: NAVI Group. (Telah diolah kembali).
NAVI Group Pte Ltd didirikan di Singapura pada tahun 2003. NAVI
Group Pte Ltd memiliki seratus (100) % kepemilikan pada NAVE Pte Ltd, NAHE
Pte Ltd, NAPO Pte Ltd dan NATU Pte Ltd. Keempat perusahaan tersebut
didirikan di Singapura. Selain empat perusahaan tersebut, NAVI Group Pte Ltd
juga mendirikan NAET Ltd dan membeli kepemilikan RETEN Co Ltd di
Thailand.
Di Indonesia, NAVI Group Pte Ltd memiliki empat (4) buah anak
perusahaan yaitu PT NAVE, PT NATU, PT NACO, dan PT MAPO. Kepemilikan
masing-masing di empat (4) perusahaan tersebut masing-masing adalah 95%. Sisa
saham sejumlah lima (5) % di masing-masing perusahaan tersebut dimiliki oleh
PT ROMAY, sebuah perusahaan yang didirikan di Indonesia. Untuk PT NAVE,
struktur kepemilikannya bisa dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini:
100% ownership
95% ownership
Less than 95% ownership
Nav i Group
PT Mapo
(Indonesia)
Nave Pte Ltd
(Singapore)
Naet Ltd
(Thailand)
Nahe Pte Ltd
(Singapore)
Reten Co Ltd
(Thailand)
Napo Pte Ltd
(Singapore)
Natu Pte Ltd
(Singapore)
Myapo Pte Ltd
(Singapore)
Mapo Co Ltd
(Myanmar)
PT Nave
(Indonesia)
PT Natu
(Indonesia
PT Naco
(Indonesia)
Nav i Group Pte Ltd
(Singapore)
PT Muda
(Indonesia
PT Mamu
(Indonesia)
PT Tajap
(Indonesia)
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
30
Universitas Indonesia
95% 5%
Nav i Group Pte Ltd
(Singapore)
PT Romay
( Indones ia)
PT Nave
(Indonesia)
Gambar 3.2: Struktur Kepemilikan terhadap PT NAVE
Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
PT NAVE membeli kepemilikan pada dua (2) buah perusahaan dengan
jumlah yang signifikan, yaitu pada PT TAJAP sebesar 60% dan pada PT MUDA
sebesar 95%. Selain itu, PT NAVE juga mempunyai kepemilikan minoritas pada
PT MAMU sebesar 20%. Struktur kepemilikan saham oleh PT NAVE dijabarkan
lebih jelas pada Gambar 3.3 di bawah ini:
60% 20% 95%
PT Tajap
(Indonesia)
PT Mamu
(Indonesia)
PT Muda
(Indonesia)
PT Nave
Gambar 3.3: Struktur Kepemilikan oleh PT NAVE
Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
3.2.3 Pendapatan PT NAVE
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, PT NAVE merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan. PT NAVE mempunyai beragam
jenis penjualan barang maupun jasa. Gambar 3.4 menunjukkan pendapatan PT
NAVE untuk periode tahun 2012:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Gambar 3.4: Pendapatan PT NAVE 2012 (Unaudited) (dalam Rp .000)
Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
Berikut adalah kegiatan penjualan yang menjadi sumber pendapatan PT NAVE.
1. Penjualan mesin (machinery sales)
Penjualan mesin merupakan aktivitas utama perusahaan. Penjualan mesin
dilakukan berdasarkan perjanjian antara PT NAVE dengan pelanggan. Setelah
menerima pesanan dari pelanggan, PT NAVE membeli mesin yang diinginkan
dari NAVE Pte Ltd, yang membeli mesin secara langsung dari GENE.
Penjualan mesin termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
2. Penjualan suku cadang (spare part sales)
Perusahaan menjual suku cadang sehingga memudahkan pelanggan baik untuk
mencegah maupun memperbaiki suku cadang yang rusak untuk mesin
pelanggan. Penjualan suku cadang termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi
2010).
3. Penjualan jasa servis (service sales)
Penjualan jasa servis perusahaan dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan
untuk menyediakan jasa servis yang berhubungan dengan mesin. Perusahaan
akan mengirim teknisinya untuk melakukan jasa terkait mesin ke tempat
pelanggan. Penjualan jasa servis termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi
2010).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
32
Universitas Indonesia
4. PLSA sales (Part and Labor Supplier Agreement)
Perusahaan menawarkan jasa servis regular terkait mesin kepada pelanggan
pada jam mesin tertentu. PLSA dilakukan berdasarkan kontrak yang
disepakati oleh perusahaan dan pelanggan sebelumnya. PLSA bertujuan untuk
mencegah kerusakan mesin dan umumnya dilakukan setiap dua ribu (2000)
jam mesin. Untuk jam-jam tertentu, akan dilakukan pemeriksaan mayor
(major overhaul) sehingga jumlah yang ditagihkan akan lebih besar daripada
jasa reguler. PLSA sales termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
5. EPC sales (Engineering, Procurement, and Construction)
EPC adalah jasa yang dilakukan perusahaan terkait desain dan pengadaan
mesin yang akan memfasilitasi pelanggan mulai dari persiapan lokasi mesin
sampai mesin siap untuk digunakan. Transaksi ini dilakukan berdasarkan
perjanjian kontrak dengan kondisi beberapa kali pembayaran sesuai dengan
progres jasa yang dilakukan. Pelanggan melakukan pembayaran berdasarkan
kontrak sampai akhir masa retensi. EPC termasuk dalam lingkup PSAK 34
(revisi 2010).
6. Commissioning Sales
Perusahaan melakukan persiapan dan pengujian mesin yang dipasang.
Tujuannya adalah untuk mengecek apakah mesin sudah terpasang dengan baik
dan siap untuk digunakan. Commissioning sales termasuk dalam lingkup
PSAK 23 (revisi 2010).
7. O & M Sales (Operating and Maintenance)
Perusahaan menyediakan jasa dimana perusahaan menempatkan teknisinya
untuk mengoperasikan dan menjaga proses berjalannya mesin di tempat klien.
Aktifitas O&M terdiri dari pengoperasian dan penjagaan listrik serta
mekanikal. Teknisi di tempat klien akan menyediakan laporan lembar kerja
yang menunjukkan jam operasional mesin selama sebulan yang akan
digunakan sebagai dasar tagihan kepada pelanggan. O & M sales termasuk
dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
33
Universitas Indonesia
8. Penjualan sewa (rental sales)
Penjualan sewa dilakukan berdasarkan perjanjian sewa dengan pelanggan.
Perusahaan akan menyewakan mesin sesuai kebutuhan pelanggan untuk
periode tertentu. Penjualan sewa termasuk dalam lingkup PSAK 30 (revisi
2011).
9. Build, Operate, Transfer (BOT) Sales
Perusahaan akan membangun dan mengoperasikan sebuah pembangkit listrik
tenaga gas yang berdekatan dengan tempat pelanggan dengan nilai kontrak
tertentu yang bertujuan untuk memberi pasokan listrik kepada pelanggan.
BOT sales mempunyai karakteristik pada kondisi perpindahan kepemilikan
kepada pelanggan yang akan terjadi pada akhir masa kontrak atau setelah jam
operasional mesin mencapai 59.999 jam. BOT termasuk dalam lingkup PSAK
30 (revisi 2011).
10. Service Sales-Warranty
Perusahaan melakukan jasa servis mesin yang telah dibeli pelanggan namun
masih berada dalam masa garansi. Karena masih berada dalam masa garansi,
perusahaan akan meminta penggantian seluruh biaya yang terjadi selama masa
servis kepada GENE. Service sales-warranty termasuk dalam lingkup PSAK
23 (revisi 2010).
11. Supporting Sales
Supporting Sales merupakan pendapatan komisi yang didapat perusahaan dari
penjualan mesin oleh NAVE Pte Ltd. Transaksi penjualan ini terjadi karena
kebanyakan pelanggan dari NAVE Pte Ltd berdomisili di Indonesia, sehingga
NAVE Pte Ltd meminta bantuan PT NAVE untuk menjualkan mesinnya dan
membayar komisi atas jasa PT NAVE tersebut. Supporting sales termasuk
dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
34 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1 Sekilas Tentang Pelaksanaan Audit
Penugasan audit PT NAVE dilakukan untuk mengaudit laporan keuangan
PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Tim
audit melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan proses
perencanaan dan pelaksanaan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan,
atas dasar pengujian, terhadap bukti-bukti yang mendukung jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Laporan keuangan PT NAVE telah disusun dan disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PT NAVE menggunakan mata uang rupiah
(IDR) dan menyajikan laporan keuangannya dalam Bahasa Indonesia.
Topik yang akan dibahas dalam laporan magang ini adalah prosedur audit
untuk akun Pendapatan yang disajikan pada laporan keuangan PT NAVE untuk
periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
4.2 Proses Audit
4.2.1 Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan audit di lapangan, tim audit melakukan perencanaan
audit terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens,
Elder, dan Beasley (2009) bahwa perencanaan dilakukan agar audit dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Pada KAP Langit Senja, perencanaan terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Menerima atau melanjutkan klien
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
35
Universitas Indonesia
2. Pembuatan engagement letter dengan klien, pembentukan tim, dan
pengecekan independensi anggota tim
3. Memahami risiko bisnis klien dan menilai risiko klien
4. Memahami pengendalian internal klien
5. Menentukan strategi audit dan perencanaan audit
Berikut adalah pembahasan satu-persatu dari tahap-tahap tersebut.
4.2.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien
Tahap pertama dalam perencanaan adalah menentukan apakah KAP
Langit Senja akan menerima atau tidak PT NAVE untuk menjadi klien auditnya.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley
(2009) bahwa tahap pertama adalah menentukan apakah akan menerima atau
melanjutkan penugasan audit untuk klien. Perlu diketahui sebelumnya bahwa
penugasan audit atas PT NAVE ini sebenarnya diterima oleh KAP Langit Senja
melalui Langit Mega Singapura. Di Singapura, Langit Mega Singapura menerima
penugasan audit untuk memberikan opini atas laporan keuangan NAVI Group
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. NAVI Group
didirikan dan berkedudukan di Singapura, namun karena NAVI Group melakukan
pencatatan akuntansi dan menyimpan berkas-berkasnya di Indonesia, Langit
Mega Indonesia akan melakukan bagian audit yang signifikan atas NAVI Group,
termasuk PT NAVE.
Penugasan audit atas laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2012 merupakan penugasan audit tahun kedua bagi
KAP Langit Senja. Dalam menentukan keberlanjutan penugasan audit ini, KAP
Langit Senja telah melakukan penilaian keberlanjutan audit menggunakan FRISK
(Financial Risk Assessment System). FRISK merupakan suatu sistem yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk menilai apakah suatu perusahaan
nantinya akan diaudit oleh KAP Langit Senja. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
sangat beragam, seperti pertanyaan tentang pengendalian internal perusahaan,
keberlangsungan hidup perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan lainnya.
Kesimpulan dari FRISK sangat penting untuk memutuskan penerimaan atau
keberlanjutan audit atas suatu perusahaan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
36
Universitas Indonesia
Berdasarkan penilaian manajer dan senior in-charge tim audit, tidak ada
kondisi yang mengandung risiko dalam prosedur penerimaan dan keberlanjutan
klien yang menyebabkan KAP Langit Senja tidak menerima penugasan audit atas
laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2012.
4.2.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim, dan
Pengecekan Independensi Anggota Tim
Setelah KAP Langit Senja memutuskan untuk menerima penugasan audit,
tahap selanjutnya adalah membuat engagement letter, membentuk tim serta
mengecek independensi masing-masing anggota tim. Tahap ini secara substansi
telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley
(2009). Engagement letter merupakan surat kontrak resmi penyediaan jasa kepada
klien yang umumnya berisi lingkup audit, tanggung jawab manajemen dan auditor,
kerangka pelaporan keuangan klien, akses informasi auditor, kebutuhan spesialis,
dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan proses audit PT NAVE.
Engagement letter harus disetujui dan ditandatangani baik oleh KAP Langit Senja
maupun PT NAVE. Dengan menyetujui dan menandatangani engagement letter,
manajemen PT NAVE dianggap telah mengakui dan memahami apa saja yang
menjadi tanggung jawabnya.
Tahap selanjutnya adalah menentukan komposisi tim audit. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tim audit, seperti ukuran klien,
kompleksitas perusahaan, maupun besarnya biaya audit. Komposisi tim audit
dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan kondisi tertentu. Untuk
penugasan audit PT NAVE, tim audit terdiri dari seorang engagement leader,
seorang manajer, tujuh (7) orang senior auditor, tiga (3) orang junior auditor, dan
tiga (3) orang peserta magang (vocational employee). Komposisi tersebut
dianggap sesuai karena kompleksitas perusahaan maupun dari beban audit yang
diterima.
Setelah mendapatkan komposisi tim, hal selanjutnya yang dilakukan
adalah mengecek independensi masing-masing anggota tim audit terhadap klien.
Setiap anggota tim akan mendapatkan surat pernyataan yang harus dikonfirmasi
oleh anggota tim. Konfirmasi tersebut menyatakan bahwa anggota tim independen
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
37
Universitas Indonesia
terhadap klien. Dalam penugasan audit ini, tidak ditemukan masalah tentang
independensi anggota tim audit sehingga audit dapat dilanjutkan ke tahap
berikutnya.
4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien
Tim audit harus dapat memahami risiko bisnis klien sejak masa
perencanaan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens,
Elder, dan Beasley (2009). PT NAVE bergerak dalam industri yang sedang
berkembang, yaitu industri penyediaan tenaga kelistrikan yang didorong oleh
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, peningkatan konsumen baru, serta
perubahan gaya hidup masyarakat. Pemerintah juga turut mendorong
pengembangan infrastruktur agar semakin merata di seluruh Indonesia sesuai
dengan rencana pengembangan jangka menengah yang disiapkan oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan perlunya tim audit menilai
risiko terhadap salah saji. Risiko salah saji signifikan yang ditemukan pada tingkat
pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
i. Manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal (management
override control)
Hal-hal yang dapat menjadi indikasi risiko ini antara lain jurnal yang tidak
layak seperti jurnal yang tidak sama antara debit dan kreditnya, kombinasi
akun buku besar untuk pendapatan yang tidak biasa, dan hilang atau
dobelnya nomor jurnal.
ii. Pengakuan pendapatan (revenue recognition)
Risiko salah saji pada pengakuan pendapatan dapat muncul dari proses
pengakuan pendapatan kontrak konstruksi berdasarkan metode percentage
of completion, dari proses penjualan mesin dan suku cadang dengan lokasi
penyerahan kepada pelanggan yang spesifik, dari pengakuan pendapatan
sewa yang menggunakan metode garis lurus selama masa sewa, dan
lainnya.
Prosedur lebih jauh dilakukan terkait penilaian atas risiko kecurangan yang
dilakukan manajemen. Berikut adalah beberapa temuan tim auditor berdasarkan
pemahaman dan penilaian risiko kecurangan (fraud risk) klien:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
38
Universitas Indonesia
i. NAVI Group mempunyai pendanaan dengan jumlah yang cukup
signifikan dari sebuah bank internasional, Bank STC. Perjanjian
pendanaan menyebutkan bahwa NAVI Group diharuskan untuk mencapai
target profit dengan agregat tertentu pada tahun buku yang berakhir pada
tahun 2012 dan 2013. Hal ini berdampak langsung pada PT NAVE sebagai
penghasil pendapatan terbesar grup. Kondisi pendanaan tersebut
menimbulkan tekanan pada manajemen untuk mengejar target profit
tertentu yang menyebabkan timbulnya risiko kecurangan atas pelaporan
keuangan perusahaan.
ii. NAVE Pte Ltd merupakan pemegang lisensi utama distributor GENE di
wilayah Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan adanya ekspektasi dari
GENE terhadap performa NAVE Pte Ltd. PT NAVE yang membeli
mesin-mesin GENE dari NAVE Pte Ltd, sekaligus merupakan pihak yang
berelasi dengan NAVE Pte Ltd, secara tidak langsung juga mendapatkan
tekanan agar performa perusahaan terkait penjualan mesin GENE terjaga
sehingga memunculkan risiko kecurangan terhadap pelaporan keuangan
perusahaan.
iii. Terdapat beberapa estimasi signifikan yang dipengaruhi oleh
pertimbangan subjektif dan ketidakpastian terkait penerapan IFRIC 4
(Determining Whether an Arrangement Contains a Lease) dan IFRIC 12
(Service Concession Arrangements). Dampak dari penerapan standar
tersebut membutuhkan estimasi dan pertimbangan subjektif yang
signifikan atas pendapatan kontrak konstruksi dan pendapatan keuangan.
Kesempatan untuk mengestimasi dan penggunaan pertimbangan yang
signifikan, ditambah dengan tekanan profitabilitas tertentu, merupakan
faktor penyebab kecurangan pada pelaporan keuangan perusahaan. Oleh
karena itu, tim audit menilai kontrak kontruksi, penerapan IFRIC 4 dan
IFRIC 12 termasuk dalam risiko yang signifikan atas kecurangan terhadap
pelaporan keuangan perusahaan.
iv. Sebagian besar saham perusahaan dimiliki oleh direktur-direktur
perusahaan. Pada tahun 2012, Bank STC membeli kurang lebih 15%
saham NAVI Group dari direktur-direktur perusahaan. Di dalam perjanjian
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
39
Universitas Indonesia
yang menyertai pembelian saham tersebut disebutkan bahwa NAVI Group
harus mencapai target profit tertentu untuk tahun buku 2012 dan 2013.
Jika NAVI Group gagal memenuhi target tersebut, maka pemilik saham
yang lama, yaitu direktur-direktur perusahaan, harus membeli kembali
saham Bank STC dengan tingkat pengembalian sebesar 25% per tahun.
Kondisi ini menimbulkan risiko kecurangan signifikan atas pelaporan
keuangan perusahaan karena dapat membahayakan kesejahteraan pribadi
direktur-direktur perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa PT NAVE mempunyai risiko yang cukup besar baik
risiko salah saji maupun risiko kecurangan.
4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien
Atas risiko-risiko yang sudah dijelaskan sebelumnya, tim audit diharuskan
untuk melakukan pemahaman dan penilaian terhadap pengendalian internal
perusahaan dan menyimpulkan apakah pengendalian internal tersebut sudah
diterapkan untuk memitigasi risiko yang ada. Tahap ini telah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Dari hasil pengamatan
dan wawancara dengan klien, KAP Langit Mega mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal sebagai berikut:
i. Lingkungan pengendalian (control environment)
Pihak dalam manajemen puncak yang bertanggung jawab atas sistem tata
kelola di PT NAVE adalah Board of Director (BOD) dan Finance
Controller (FC). Keduanya terlibat dalam operasional perusahaan sehari-
hari. BOD melakukan rapat secara teratur untuk menilai dan mengatasi
risiko-risiko perusahaan, namun mereka tidak mendokumentasikan hasil
rapat mereka. Manajemen mengkomunikasikan dan mendorong sikap
integritas serta penerapan nilai-nilai etika melalui pelatihan untuk
Company Regulation serta Code of Conduct. Namun dengan adanya risiko
yang dapat mengancam kesejahteraan manajemen puncak, tim audit
merasa kurang nyaman dengan integritas manajemen puncak sendiri.
Berdasarkan pertimbangan profesional dari hasil wawancara dan observasi,
tim audit akan menilai kemungkinan adanya penyimpangan pengawasan
oleh manajemen dalam proses pelaporan keuangan perusahaan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
40
Universitas Indonesia
ii. Penilaian risiko (risk assessment)
Manajemen menilai dan mengawasi risiko perusahaan secara
berkelanjutan melalui pengawasan terhadap anggaran dan operasional
perusahaan. Laporan keuangan juga disiapkan tiap bulan yang digunakan
manajemen untuk mengawasi komponen pendapatan dan beban
perusahaan sehingga dapat membantu manajemen menilai risiko
perusahaan.
iii. Aktivitas pengendalian (control activities)
Berdasarkan hasil diskusi dengan FC, BOD dan FC terlibat dalam kegiatan
operasional sehari-hari. Tim audit juga menemukan kondisi bahwa
transaksi dengan jumlah tertentu yang material membutuhkan persetujuan
dari FC dan BOD dan kemudian dicek oleh Accounting Manager.
iv. Informasi dan komunikasi (information and communication)
PT NAVE menggunakan sistem Navision untuk pelaporan keuangan
perusahaan. Untuk transaksi-transaksi umum, jurnal disiapkan oleh staf
bagian Accounting kemudian dicek oleh Accounting Manager dan FC.
Contoh transaksi umum adalah penjualan, pembelian, pengeluaran kas,
dan lainnya. Sementara untuk transaksi yang tidak biasa, seperti jurnal
penyesuaian karena proses konsolidasi atau yang berhubungan dengan
estimasi, staf Accounting akan berdiskusi dengan Accounting Manager
dan FC terlebih dahulu. Staf kemudian menyiapkan jurnal yang
dibutuhkan untuk selanjutnya dicek kembali oleh Accounting Manager.
Namun masih cukup sering ditemukan kesalahan pencatatan akuntansi
meskipun telah dilakukan pengecekan oleh Accounting Manager.
v. Pengawasan (monitoring)
Tidak terdapat dokumentasi formal yang disediakan oleh manajemen
terkait kegiatan pengawasan perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai
departemen Internal Audit sehingga tidak terdapat fungsi yang
menguatkan pengawasan internal perusahaan. Tim audit juga menemukan
tidak adanya whistleblower program atau hotline telephone yang
disediakan untuk pegawai sebagai media untuk melaporkan hal-hal yang
berhubungan dengan kecurangan di dalam internal perusahaan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Tim audit tidak menganalisis pengendalian internal menggunakan ERM.
Lima (5) komponen pengendalian internal dirasa sudah cukup memenuhi
kenyamanan tim audit dalam menganalisis pengendalian internal. Tim audit
menyimpulkan bahwa pengendalian internal PT NAVE belum cukup layak untuk
dapat diandalkan berdasarkan hasil penilaian atas pengendalian internal dan
belum mampunya pengendalian internal memitigasi risiko yang ada. Kesimpulan
ini nantinya akan berdampak pada pelaksanaan audit fieldwork terkait pengujian
pengendalian (test of control) perusahaan.
4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit Dan Perencanaan Audit
Pada tahap ini, tim audit menentukan strategi audit dan perencanaan audit
yang akan dijalankan. Hal ini secara substansi telah sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Tim audit memutuskan
untuk meminta bantuan Advisory dan Tax Langit Mega Indonesia. Advisory akan
membantu tim audit dalam melakukan pemahaman terhadap proses bisnis klien
khususnya untuk proses penjurnalan, proses pelaporan keuangan dan pendapatan.
Bagian Tax akan membantu dalam mengecek pajak perusahaan PT NAVE, PT
NATE, dan PT TAJAP.
Pendekatan audit akan menggunakan pengujian detil secara substantif
(substantive test of details) karena dianggap lebih efektif dan efisien. Tim audit
kemudian mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
dengan klien serta transaksi-transaksi yang terjadi di antara keduanya. Tim audit
tidak menemukan adanya risiko dari transaksi dengan pihak berelasi tersebut
karena nantinya tim audit juga akan mengaudit laporan keuangan konsolidasian
yang meliputi proses eliminasi antara pihak berelasi.
Audit akan memaksimalkan penggunaan surat konfirmasi kepada pihak
ketiga. Surat konfirmasi yang akan dikirim adalah surat konfirmasi bank,
konfirmasi piutang dagang, konfirmasi atas transaksi dengan pihak berelasi,
konfirmasi kepada pengacara perusahaan, konfirmasi atas pinjaman perusahaan,
konfirmasi utang dagang, konfirmasi pemegang saham, serta konfirmasi atas sewa
perusahaan. Tim audit juga menilai peraturan dan hukum yang dapat membawa
dampak kepada pelaporan keuangan klien dan juga menilai apakah perusahaan
telah taat menjalankan peraturan tersebut. Berdasarkan hasil penilaian auditor,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
42
Universitas Indonesia
tidak ditemukan peraturan tertentu yang dapat membawa dampak khusus kepada
pelaporan keuangan klien.
Tim audit membuat jadwal untuk melakukan audit sebagai berikut:
Tabel 4.1: Jadwal Kerja Audit Laporan Keuangan PT NAVE
Tahap Aktivitas Tanggal
Audit
fieldwork
Perencanaan 5 – 14 November 2012
Pengujian substantif interim 10 – 21 Desember 2012
Inventory dan observasi PPE 31 Desember 2012
Field work akhir tahun 14 Januari – 28 Februari 2013
Penyelesaian dan pelaporan 28 Februari – 31 Maret 2013
Audit report Laporan Keuangan
Konsolidasian NAVE Pte Ltd
dan Anak Perusahaan
15 Maret 2013
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Selanjutnya, tim audit menentukan tingkat materialitas yang akan
digunakan. Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa tim audit harus
menentukan tiga (3) tingkatan materialitas yaitu Overall Materiality (OM),
Performance Materiality (PM), dan Summary of Uncorrected Misstatement
(SUM). Berikut adalah penjelasan dan penghitungan masing-masing tingkatan
materialitas:
i. Overall Materiality (OM)
Berdasarkan pedoman audit KAP Langit Senja, OM adalah keseluruhan
penilaian materialitas atas laporan keuangan secara umum. OM menjadi
dasar pertimbangan untuk mengevaluasi dampak dari salah saji yang tidak
dikoreksi dari laporan keuangan secara keseluruhan serta menjadi dasar
penentuan opini audit. OM juga sangat penting karena digunakan untuk
dasar penentuan tingkatan materialitas yang lain, yaitu PM dan SUM.
Penentuan OM tidak lepas dari penggunaan pertimbangan profesional
(professional judgment) auditor, seperti penilaian risiko dan pemahaman
atas perusahaan dan lingkungannya serta pembahasan khusus lainnya
tentang perusahaan. OM ditentukan dari tolak ukur (benchmark) tertentu
yang bergantung dari jenis perusahaan sendiri. Benchmark didefinisikan
sebagai sebuah elemen atau komponen dari laporan keuangan dimana
sebuah nilai batas (threshold) digunakan untuk menghitung materialitas.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
43
Universitas Indonesia
Tim audit memutuskan dengan pertimbangan profesional bahwa
benchmark yang digunakan dalam penugasan audit untuk PT NAVE
adalah laba/rugi sebelum pajak dari kegiatan operasional berjalan
(profit/loss before tax from continuing operations). Berdasarkan pedoman
audit KAP Langit Senja, threshold yang biasa digunakan untuk benchmark
laba/rugi sebelum pajak dari kegiatan operasional berjalan adalah 5%
sampai dengan 10%. Tim audit memutuskan untuk memilih 5% sebagai
threshold karena PT NAVE mempunyai pengguna laporan keuangan yang
cukup luas, mendapatkan pinjaman dengan nominal yang besar serta
mempunyai perjanjian keuangan. Berikut adalah perhitungan untuk
materialitas tingkat OM:
OM = 5% * [total profit/loss before tax from continuing
operations]
= 5% * Rp 40.000.000
= Rp 2.000.000
ii. Performance Materiality (PM)
PM digunakan di dalam tahap perencanaan untuk merencanakan saldo
akun, kelompok transaksi dan pengungkapan mana yang akan diperiksa.
PM memudahkan audit untuk menentukan dasar, waktu, dan sejauh mana
audit diperlukan untuk mengurangi risiko audit pada level yang dapat
diterima. Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa PM
ditentukan pada nominal kurang dari OM, umumnya adalah 50% - 75%
dari jumlah OM. Pengurangan persentase tersebut disebut haircut.
Tim audit memutuskan untuk menggunakan haircut sebesar 40%.
Pertimbangan profesional pengambilan angka haircut tersebut adalah
masih cukup barunya penugasan audit atas PT NAVE serta tidak adanya
tekanan dari pasar. Berikut adalah penghitungan untuk materialitas tingkat
PM:
PM = (100% - [haircut]) * [OM]
= (100% - 40%) * Rp 2.000.000
= 60% * Rp 2.000.000
= Rp 1.200.000
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
44
Universitas Indonesia
iii. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM)
SUM adalah tingkatan materialitas dimana salah saji yang nominalnya di
bawah SUM tersebut dianggap tidak signifikan terhadap pengambilan
keputusan pengguna laporan keuangan sehingga tidak diperlukan
penyesuaian audit. Pedoman audit KAP Langit Senja mengekspektasikan
besarnya SUM adalah 5% dari OM, namun kisaran SUM dapat kurang
dari 5% jumlah OM sampai dengan 10% dari OM.
Berdasarkan pertimbangan profesional, tim audit memutuskan untuk
menggunakan SUM sebesar 5% dari nominal OM. Pertimbangan
profesional di balik keputusan tersebut adalah diekspektasikan akan
adanya penyesuaian audit dengan nominal yang cukup signifikan, risiko
signifikan terhadap pengakuan pendapatan, serta risiko signifikan atas
manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal. Berikut adalah
penghitungan tingkat materialitas untuk SUM:
SUM = 5% * [OM]
= 5% * Rp 2.000.000
= Rp 100.000
Materialitas KAP Langit Senja mempunyai penentuan yang bertahap,
yaitu OM, PM, dan SUM. Penentuan ini telah disesuaikan antara standar dengan
pengalaman audit KAP Langit Senja. Penentuan ini membuat auditor menjadi
lebih praktis dalam menjalankan auditnya.
Tim audit (kecuali peserta magang) kemudian mengadakan kick-off
meeting. Kick-off meeting membahas isu-isu mengenai penugasan audit terkait,
seperti pengenalan tim, penjelasan umum tentang klien dan performa perusahaan,
risiko yang terdapat pada klien, pendekatan audit, penentuan materialitas, dan
lainnya. Kick-off meeting diharapkan dapat menambah pemahaman anggota tim
audit terhadap penugasan audit sehingga audit akan menjadi lebih efektif dan
efisien.
4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork)
Langkah selanjutnya setelah melakukan perencanaan audit dengan matang
adalah mengaudit langsung di lapangan. Hal ini secara substansi sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Teori tersebut
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
45
Universitas Indonesia
menyajikan tahap pengujian langsung di lapangan seperti pengujian atas
pengendalian internal, pengujian substantif atas transaksi dan saldo, serta prosedur
analitis. KAP Langit Senja membagi proses audit lapangan menjadi dua yaitu:
i. pengujian pengendalian (test of control) dan
ii. pengujian detil secara substantif (substantive test of details)
Kedua tahap di atas memiliki prosedur dan tujuan auditnya masing-masing.
Pemilihan prosedur apa saja yang akan dilaksanakan bergantung kepada
pertimbangan profesional tim audit dengan melihat kondisi klien. Teori dan
standar tidak menetapkan secara pasti prosedur apa saja yang harus diambil.
Ketika melaksanakan sebuah prosedur yang membutuhkan pengambilan sampel,
tim audit menggunakan pedoman KAP Langit Senja yang mempunyai tiga (3)
cara pengambilan sampel yaitu:
i. Targeted testing
Sampel dipilih menggunakan karakteristik tertentu. Tim audit
mempertimbangkan pendekatan audit berdasarkan risiko dimana transaksi
dengan nominal yang material mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mengandung salah saji material dibandingkan dengan transaksi dengan
nominal di bawah batas materialitas. Pemilihan sampel menggunakan
metode ini dilakukan ketika terdapat nilai-nilai yang dapat digunakan
sebagai target berdasarkan pertimbangan profesional tim audit.
ii. Non-statistical sampling
Metode ini dipilih ketika populasi mengandung transaksi yang nominalnya
cenderung homogen sehingga tidak menarik untuk dijadikan sampel
targeted testing. Non-statistical sampling juga dapat menjadi tambahan
pengujian bagi metode lain. Hal ini dilakukan jika auditor masih belum
merasa nyaman dan yakin bahwa sisa populasi yang tidak menjadi sampel
pengujian awal tidak mengandung salah saji.
iii. Accept reject testing
Accept reject testing merupakan suatu metode yang tidak menguji salah
saji moneter dalam suatu akun atau populasi, melainkan untuk menerima
atau menolak suatu karakteristik atau atribut tertentu. Jika hasil pengujian
ditolak, maka sumber dari pengecualian harus diidentifikasi dan
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
46
Universitas Indonesia
dikomunikasikan dengan klien. Auditor kemudian harus melakukan
prosedur tambahan untuk mencapai tujuan audit.
Berdasarkan pemahaman dan penilaian atas pengendalian internal NAVI
Group, tim audit memutuskan untuk tidak mengandalkan pengendalian internal
klien. Oleh karena itu, tim audit memutuskan untuk tidak melakukan pengujian
pengendalian (test of control) karena dinilai tidak akan efektif bagi proses audit
keseluruhan. Audit akan menekankan pada pengujian substantif langsung pada
transaksi-transaksi dan saldo-saldo terkait.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tiap prosedur mempunyai
tujuan audit masing-masing. Berikut adalah ikhtisar dari prosedur-prosedur audit
atas akun Pendapatan yang dijalankan dan tujuan auditnya:
Tabel 4.2: Ikhtisar Pengujian Substantif
No Prosedur Tujuan Audit
C A CO E/O R&O P&D V
1 Menyiapkan lead schedule
2 Memahami dan mengevaluasi
kebijakan akuntansi Pendapatan
3 Menilai sumber pendapatan
4 Pengujian transaksi penjualan atas
penjualan barang
5 Pengujian transaksi penjualan atas
pemberian jasa
6 Pengujian cut-off penjualan-
piutang usaha
7 Pengujian customer advances
8 Verifikasi informasi untuk
pengungkapan
Keseluruhan
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Keterangan:
i. C = completeness
ii. A = accuracy
iii. C/O = cutoff
iv. E/O = existence / occurrence
v. R&O = rights and obligations
vi. P&D = presentation and disclosure
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
47
Universitas Indonesia
vii. V = valuation
Merupakan hal yang wajar bahwa tidak ada satu prosedur yang dapat
memuaskan seluruh tujuan audit sekaligus, namun gabungan dari seluruh prosedur
harus dapat memuaskan seluruh tujuan audit tersebut. Berikut adalah penjelasan
terkait prosedur-prosedur yang dijalankan untuk pengujian detil secara substantif:
4.2.2.1 Menyiapkan Lead Schedule
Prosedur pertama yang dilakukan adalah melakukan prosedur analitis.
Prosedur ini bertujuan untuk menguji asersi atas presentation and disclosure.
Dokumentasi prosedur analitis dituangkan dalam kertas kerja utama (lead
schedule). Lead schedule menampilkan:
i. Account number dan account description
ii. Current period 2012 yaitu saldo akun pada periode berjalan, yaitu untuk
laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo
ini diambil dari neraca saldo (trial balance) yang dibuat oleh klien.
iii. Adjustments yaitu penyesuaian-penyesuaian yang terjadi setelah saldo
akun pada neraca saldo diserahkan oleh klien. Penyesuaian ini bisa berasal
dari penyesuaian auditor atau penyesuaian akhir klien (client late
adjustment). Penyesuaian yang terjadi langsung diperbarui dalam lead
schedule.
iv. Adjusted current period 2012 merupakan angka saldo akun setelah
penyesuaian yang terjadi.
v. Comparative 2011 merupakan saldo akun dari laporan keuangan periode
sebelumnya yang telah diaudit.
vi. Variance dan variance % merupakan hasil hitungan varians yang terjadi
antara periode berjalan dengan periode sebelumnya.
Saldo akun untuk periode yang berjalan didapatkan dari neraca saldo klien.
Selanjutnya, auditor memasukkan angka saldo dari laporan keuangan periode
sebelumnya yang telah diaudit. Jika terdapat penyesuaian yang terjadi selama
audit berjalan, penyesuaian tersebut segera dimasukkan sehingga saldo akun dapat
dibandingkan antara saldo periode sebelumnya dengan saldo terbaru periode
berjalan. Perbandingan tersebut berguna untuk melihat pergerakan suatu akun
selama setahun apakah berjalan secara wajar atau tidak. Jika pergerakan dinilai
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
48
Universitas Indonesia
tidak wajar, maka auditor harus menanyakan lebih lanjut kepada manajemen
mengenai pergerakan tidak wajar akun tersebut.
Auditor juga harus mengecek akurasi angka-angka yang digunakan di
dalam lead schedule. Pengecekan ini disebut dengan footing. Footing dilakukan
dengan menjumlahkan nominal akun paling atas sampai dengan nominal akun
paling bawah. Nominal tersebut nantinya akan digunakan untuk pelaporan
keuangan sehingga dapat memuaskan asersi presentation and disclosure.
Lampiran 5 menampilkan contoh lead schedule dari akun pendapatan PT
NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Selama
proses audit, ditemukan beberapa penyesuaian yang segera dimasukkan ke dalam
kolom terkait. Penyesuaian tersebut akan dibahas selanjutnya pada pengujian
masing-masing. Meskipun terjadi penyesuaian, varians yang terjadi dinilai masih
wajar sesuai dengan performa bisnis PT NAVE. Oleh karena itu, tim audit
menyimpulkan bahwa lead schedule telah disiapkan secara akurat dan dapat
digunakan untuk pengujian selanjutnya.
4.2.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi Pendapatan
Setiap jenis penjualan yang menjadi sumber pendapatan mempunyai
kebijakan akuntansinya sendiri-sendiri. Prosedur ini mempunyai tujuan audit
completeness, accuracy, existence/occurrence, dan right & obligation. Berikut
akan dibahas mengenai kebijakan akuntansi aktivitas penjualan PT NAVE:
1. Penjualan mesin (machinery sales)
PT NAVE dan pelanggannya setuju dengan perjanjian jual beli mesin
seperti yang tertuang dalam kontrak. Setelah kontrak disetujui, perusahaan
membeli mesin dari NAVE Pte Ltd yang memesan mesin langsung dari GENE.
Seluruh dokumen pengiriman barang akan dikirimkan kepada pelanggan melalui
PT NAVE.
Berdasarkan kontrak, penjualan mesin umumnya mempunyai syarat untuk
beberapa kali pembayaran. Untuk menagih pembayaran uang muka dan
pembayaran selanjutnya, selain untuk pembayaran ketika barang telah sampai
pada titik FOB dan pembayaran retensi, perusahaan akan membukukan jurnal
sebagai berikut:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Dr. Account Receivable (Machinery) xxx
Cr. Advance Deposit (Engine) xxx
Pendapatan belum dapat diakui ketika jurnal diatas dibukukan. Perusahaan
membukukan pendapatan sesuai dengan kondisi freight on board (FOB) yang
tercatat di kontrak. Oleh karena itu, untuk menagih pembayaran ketika barang
telah sampai pada titik FOB, perusahaan akan membukukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Account Receivable (Machinery) xxx
Dr. Advance Deposit (Engine) xxx
Cr. Machinery Sales xxx
Penagihan terakhir untuk pembayaran retensi yang dikirimkan kepada pelanggan
juga akan disertai dengan dokumen Delivery Order serta Pemberitahuan Import
Barang (PIB) yang menandakan bahwa mesin yang diimpor langsung dari GENE
oleh NAVE Pte Ltd telah sampai dan dikirimkan ke titik FOB. Perusahaan akan
membuat jurnal:
Dr. Account Receivable (Machinery) xxx
Cr. Machinery Sales xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari nilai harga pokok mesin ditambah dengan
nilai mark-up tertentu.
2. Penjualan suku cadang (spare part sales)
Pelanggan dapat membeli suku cadang terkait mesin dari PT NAVE.
Pengakuan penjualan suku cadang terjadi ketika suku cadang telah
diserahterimakan sesuai dengan kondisi FOB yang tercatat di perjanjian. Ketika
pendapatan diakui, maka perusahaan membukukan penjualan sebagai berikut:
Dr. Account Receivable (Spareparts) xxx
Cr. Spare Part Sales xxx
Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat melakukan penjurnalan yang sedikit
berbeda. Contohnya ketika pelanggan yang memesan suku cadang telah
mempunyai piutang yang telah lama belum dilunasi, maka PT NAVE akan
meminta pelanggan membayar uang muka terlebih dahulu. Penjurnalan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Dr. Account Receivable (Spareparts) xxx
Cr. Advance Deposit (Spare Parts) xxx
Ketika akhirnya suku cadang telah sampai pada titik FOB, maka jurnal pengakuan
pendapatan penjualan suku cadang adalah sebagai berikut:
Dr. Advance Deposit (Spare Parts) xxx
Cr. Spare Part Sales xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari nilai harga pokok suku cadang ditambah
dengan nilai mark-up tertentu.
3. Penjualan jasa servis (service sales)
PT NAVE melakukan jasa servis setelah terdapat permintaan dari
pelanggan. Teknisi akan menginvestigasi masalah yang terjadi terlebih dahulu,
termasuk jika ada suku cadang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Setelah melakukan jasa servis, baik menggunakan suku cadang maupun
tidak, teknisi akan menyiapkan lembar kerja (job sheet) beserta berita acara
(satisfaction note) yang telah disetujui pelanggan sebagai bukti bahwa jasa servis
telah dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut yang akan dijadikan dasar sebagai
pengakuan pendapatan dari penjualan jasa servis, yang kemudian akan dibuatkan
jurnal:
Dr. Account Receivable (Service) xxx
Cr. Service Sales xxx
Ketika pelanggan yang memesan jasa servis telah mempunyai piutang yang telah
lama belum dilunasi, maka PT NAVE akan meminta pelanggan membayar uang
muka terlebih dahulu. Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Dr. Account Receivable (Service) xxx
Cr. Advance Deposit (Service) xxx
Setelah jasa servis dilakukan, maka jurnal pengakuan pendapatan penjualan jasa
servis adalah sebagai berikut:
Dr. Advance Deposit (Service) xxx
Cr. Service Sales xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari pengeluaran yang terjadi ditambah dengan
nilai mark-up tertentu.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
51
Universitas Indonesia
4. PLSA sales (Part and Labor Supplier Agreement)
Pendapatan PLSA berasal dari pemakaian suku cadang dan tenaga teknisi
untuk melakukan jasa servis reguler pada jam mesin tertentu sesuai dengan yang
tercatat di kontrak. Oleh karena itu, terdapat proses penagihan dan pengakuan
yang berbeda antara keduanya.
After Sales Service Division selalu memonitor jam mesin di tempat klien
sehingga dapat diestimasi kapan akan dilakukan servis reguler. Tiga (3) bulan
sebelum servis dilakukan, PT NAVE akan membuatkan tagihan untuk suku
cadang yang akan digunakan ketika servis reguler sehingga pada saatnya servis
dilakukan, suku cadang sudah dalam keadaan tersedia. Perusahaan akan membuat
jurnal:
Dr. Account Receivable PLSA xxx
Cr. Advance Deposit (PLSA) xxx
Ketika jasa servis telah dilakukan, maka perusahaan akan membuat dua (2) jurnal.
Jurnal pertama untuk mengakui pendapatan dari penjualan suku cadang yang
terpakai:
Dr. Advance Deposit (PLSA) xxx
Cr. PLSA Sales xxx
Jurnal kedua adalah untuk mengakui pendapatan dari tenaga teknisi yaitu:
Dr. Account Receivable (PLSA) xxx
Cr. PLSA Sales xxx
Pendapatan diukur pada pengeluaran yang terjadi ditambah dengan nilai mark-up
tertentu.
5. EPC sales (Engineering, Procurement, and Construction)
PT NAVE menandatangi kontrak EPC dengan pelanggan untuk
merancang dan mengadakan mesin yang akan memfasilitasi pelanggan dari
kontruksi mesin sampai mesin siap untuk digunakan. Setelah kontrak
ditandatangani, perusahaan akan menagih pelanggan untuk pembayaran uang
muka dan membukukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Account Receivable (EPC) xxx
Cr. Advance Deposit (EPC) xxx
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
52
Universitas Indonesia
Perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan kemajuan pekerjaan di lapangan.
Kemajuan pekerjaan tersebut dapat dilihat dari Berita Acara yang disediakan oleh
teknisi perusahaan serta disetujui dan ditandatangani oleh perusahaan dan
pelanggan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, perusahaan akan membukukan
jurnal untuk mengakui pendapatan sekaligus untuk membalik pendapatan yang
diterima di muka sebelumnya:
Dr. Account Receivable (EPC) xxx
Dr. Advance Deposit (EPC) xxx
Cr. EPC Sales xxx
Ketika pekerjaan sudah selesai dilakukan, berdasarkan persentasenya, perusahaan
akan membuat jurnal:
Dr. Account Receivable (EPC) xxx
Cr. EPC Sales xxx
Setelah pekerjaan konstruksi mesin mencapai 100%, pekerjaan akan memasuki
periode retensi dimana di dalam periode tersebut, operasional mesin akan
dimonitor dahulu untuk melihat apakah mesin dapat berjalan dengan baik atau
tidak. Pendapatan perusahaan dari masa retensi ini harus dibayar sesuai dengan isi
kontrak. Teknisi perusahaan menyiapkan Berita Acara terkait hal tersebut yang
sudah disetujui dan ditandatangani baik perusahaan maupun pelanggan.
Berdasarkan Berita Acara tersebut, perusahaan membuat jurnal:
Dr. Account Receivable (EPC) xxx
Cr. EPC Sales xxx
6. Commissioning Sales
Pendapatan commissioning sales akan diukur pada pengeluaran yang
terjadi ditambah dengan nilai mark-up tertentu serta diakui ketika pengujian dan
persiapan untuk mesin sudah selesai dilakukan dan ketika progress report sudah
disetujui oleh kedua belah pihak. Berdasarkan progress report tersebut, PT NAVE
akan menagih pelanggan dan membuat jurnal:
Dr. Account Receivable (Service) xxx
Cr. Commissioning Sales xxx
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
53
Universitas Indonesia
7. O & M Sales (Operating and Maintenance)
PT NAVE dan pelanggannya membuat sebuah kontrak untuk pengadaan
jasa O&M. Teknisi perusahaan akan ditempatkan di tempat pelanggan dan
menjalankan dan merawat mesin pelanggan. Setiap akhir bulan, teknisi
mengirimkan laporan lembar kerja operasional mesin tersebut, termasuk berapa
jumlah jam operasional mesin selama sebulan serta suku cadang yang dipakai
(jika ada). Laporan tersebut yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengakui
pendapatan O&M tiap bulannya, sehingga setiap bulan perusahaan akan menagih
pelanggan dan membukukan jurnal:
Dr. Account Receivable (OM) xxx
Cr. O M Sales xxx
8. Rental Sales dan BOT Sales
Dari hasil pemahaman terhadap kebijakan akuntansi PT NAVE, selama ini
perlakuan akuntansi terhadap Rental Sales dan BOT Sales tidak jauh berbeda. PT
NAVE melakukan jasa tersebut sesuai dengan kontrak yang telah disetujui
sebelumnya oleh PT NAVE dan pelanggannya. Dalam penjualan BOT, setelah
pembangkit listrik selesai dibangun, PT NAVE menyewakan aset tersebut hanya
kepada pelanggan sesuai kontrak. Baik untuk BOT Sales maupun Rental Sales,
PT NAVE menyalurkan energi listrik selama periode masa sewa, lalu menagih
dan mencatat pendapatan bulanan. Salah satu pasal di dalam kontrak dapat
menyebutkan bahwa terdapat minimum energi (dalam kwH) yang harus
pelanggan bayar, namun jika energi yang disalurkan melebihi jumlah minimum
yang telah ditetapkan, maka pelanggan juga membayar kelebihan tersebut.
Setelah mendapatkan Berita Acara yang menyatakan jumlah energi yang
disalurkan selama sebulan dan telah ditandatangani oleh PT NAVE dan
pelanggannya, maka PT NAVE akan mengeluarkan invoice. Sistem Navision
akan langsung mencatat pendapatan dari Rental Sales dan BOT Sales setelah
mengeluarkan invoice. Untuk mencatat pendapatan tersebut, PT NAVE mencatat
jurnal:
Dr. Accounts Receivable (Rental) xxx
Cr. Rental Sales / BOT Sales xxx
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Dalam mengevaluasi kebijakan tersebut, tim audit menilai bahwa perlunya
PT NAVE menerapkan ISAK 8 untuk menentukan apakah perjanjian
mengandung sewa dan PSAK 30 (revisi 2011) untuk menentukan apakah
perjanjian mengandung sewa operasi (operating sales) atau sewa pembiayaan
(finance lease). PT NAVE selama ini hanya mencatat pendapatan sewa bulanan.
Berdasarkan ISAK 8, tim audit kemudian berdiskusi bersama manajemen dan
menyimpulkan bahwa perjanjian mengandung sewa dikarenakan alasan berikut:
i. kontrak menyebutkan dengan jelas bahwa pemenuhan kapasitas energi
listrik akan bergantung kepada aset dan atau pembangkit listrik yang
dibangun PT NAVE
ii. lebih lanjut, aset (pembangkit listrik) dibangun secara spesifik untuk
pelanggan dan dihubungkan langsung dengan fasilitas pelanggan sehingga
kecil kemungkinan bahwa satu pihak atau lebih selain pelanggan tersebut
akan mengambil output lebih dari jumlah yang signifikan.
Transaksi dari sewa operasi dikelompokkan di dalam Rental Sales. Sewa
operasi memenuhi poin pertama dimana pemenuhan perjanjian bergantung kepada
aset PT NAVE. Selain itu, berdasarkan PSAK 30 (revisi 2010) tentang Sewa,
kebanyakan perjanjian PT NAVE untuk pelaksanaan proyek pelanggannya
merupakan perjanjian sewa pembiayaan (finance lease) karena beberapa alasan
seperti:
i. aset secara spesifik akan dialihkan kepada pelanggan pada akhir kontrak,
ii. present value pembayaran sewa minimum secara substansial berjumlah
sebesar nilai wajar aset yang disewakan,
iii. aset dibangun khusus untuk kepentingan pelanggan.
PT NAVE juga terlibat dalam beberapa proyek dengan instansi pemerintah
dimana PT NAVE akan membangun pembangkit listrik dan menyalurkan energi
listrik ke perusahaan listrik negara. Proyek-proyek tersebut menjadi subjek
penerapan ISAK 16. Berdasarkan ISAK 16, maka proyek-proyek PT NAVE
diakui sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi ketika
masa konstruksi aset. Karena PT NAVE menjual energi listrik langsung ke
perusahaan listrik negara, maka imbalan atas jasa konstruksi yang diterima adalah
berupa hak atas aset keuangan. Ketika masa operasi aset, PT NAVE mengakui
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
55
Universitas Indonesia
pendapatan keuangan (finance income) atas aset keuangan tersebut yang diukur
menggunakan metode tingkat bunga efektif.
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan perlunya menerapkan kriteria
pengakuan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah
dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, perjanjian BOT menyatakan bahwa PT
NAVE akan membangun suatu pembangkit listrik khusus untuk pelanggan,
menyewakannya, melakukan jasa O&M, lalu mengalihkan aset pada akhir kontrak.
Perjanjian BOT kemudian diidentifikasi umumnya terdiri dari pendapatan kontrak
konstruksi, pendapatan sewa pembiayaan, serta pendapatan O&M.
Ketika PT NAVE masih dalam tahap membangun pembangkit listriknya,
PT NAVE mengakui pendapatan konstruksi sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010)
dalam EPC Sales menggunakan metode persentase penyelesaian:
Dr. Account Receivable (EPC) xxx
Cr. EPC Sales xxx
Ketika PT NAVE menyewakan asetnya sesuai dengan perlakuan terhadap sewa
pembiayaan, pada awal masa sewa seharusnya PT NAVE mencatat jurnal (Lam
dan Peter, 2009):
Dr. Lease Receivable xxx
Cr. Equipment xxx
Namun karena pengakuan piutang (Account Receivable (EPC)) sudah dilakukan
ketika konstruksi aset, maka piutang tidak perlu dicatat lagi. Sementara itu,
pengkreditan aset juga sudah dilakukan ketika mencatat biaya yang terjadi pada
masa konstruksi aset, yaitu:
Dr. Cost of Sales xxx
Cr. Equipment xxx
Pencatatan berapa biaya yang terjadi serta berapa pendapatan dari konstruksi yang
diakui dilakukan berdasarkan metode percentage of completion. Pengkreditan
Equipment dilakukan karena PT NAVE telah mengalihkan secara signifikan risiko
dan manfaat kepada pelanggan. Jadwal amortisasi sewa harus dibuat untuk
mengidentifikasi berapa pendapatan keuangan yang harus diakui dan berapa
pengurangan piutang sewa yang sudah diakui di awal masa sewa ketika melepas
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
56
Universitas Indonesia
aset. Pada akhir periode, perusahaan seharusnya mencatat pengakuan pendapatan
bunga:
Dr. Interest Receivable xxx
Cr. Interest Revenue xxx
Sementara itu, ketika mendapatkan pembayaran sewa secara periodik, PT NAVE
seharusnya mencatat:
Dr. Cash xxx
Cr. Account Receivable (EPC) xxx
Cr. Interest Receivable xxx
Pembayaran sewa diidentifikasi sebagai pengurang piutang sewa. Hal ini dapat
dilihat dari dikreditkannya Account Receivable (EPC). Perusahaan juga
mengkreditkan piutang bunga dari jurnal pengakuan bunga sebelumnya.
Kontrak yang telah disetujui juga meliputi jasa O&M sehingga PT NAVE
mengakui jasa O&M sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) tentang Pendapatan
dan dimasukkan ke dalam pendapatan O&M Sales. Setelah menerima Berita
Acara yang menyatakan bahwa jasa telah dilakukan dan ditandatangani PT NAVE
dan pelanggan, PT NAVE seharusnya mencatat:
Dr. Account Receivable (OM) xxx
Cr. O M Sales xxx
PT NAVE berkonsultasi secara intens dengan tim audit mengenai
penerapan ISAK 8, ISAK 16 dan PSAK 30 (revisi 2011). Manajemen
memberikan rincian penghitungan dari penerapan standar tersebut yang kemudian
dicek oleh tim audit. Pengecekan meliputi pengecekan akurasi, asumsi yang
digunakan, dasar pengitungan metode persentasi penyelesaian, dan lainnya.
Karena pada periode-periode sebelumnya PT NAVE belum menerapkan standar
tersebut, maka untuk proyek yang sudah terjadi sejak periode sebelum tahun 2012
PT NAVE mengajukan penyesuaian secara retrospektif terhadap standar tersebut:
Dr. Account Receivable (EPC) 138.893.269
Dr. Accumulated Depreciation-Engine 53.519.870
Cr. Retained Earning 18.209.783
Cr. Engine 174.203.356
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
57
Universitas Indonesia
Sebagai penyesuaian atas jurnal pada awal sewa pembiayaan, maka Account
Receivable (EPC) berada di sisi debit dan Engine di sisi kredit. Accumulated
Depreciation-Engine berada di sisi debit sebagai dampak pelepasan mesin yang
sudah terjadi pada periode sebelumnya. Retained Earning juga berada di sisi
kredit untuk mengakui pendapatan keuangan yang terjadi pada masa sewa periode
sebelumnya. Atas proyek tersebut, PT NAVE juga melakukan penyesuaian atas
pengakuan pendapatan pada periode ini. PT NAVE mengajukan jurnal:
Dr. Account Receivable (OM) 1.387.125
Dr. Interest Receivable 2.523.031
Dr. BOT Sales 64.086.786
Cr. O M Sales 19.860.302
Cr. Interest Income 21.735.122
Cr. Other Expense 1.029.059
Cr. Depreciation Expense 25.372.459
PT NAVE sebelumnya hanya mencatat pengakuan pendapatan BOT Sales
saja, namun setelah dilakukan penilaian terhadap ISAK 8 dan PSAK 30 (revisi
2011), pendapatan tersebut seharusnya juga dicatat sebagai pendapatan dari O&M
serta pendapatan keuangan. Oleh karena itu, PT NAVE mencatat Accounts
Receivable (OM), Interest Receivable, dan BOT Sales di sisi debit serta O M Sales
dan Interest Income di sisi kredit. Begitu pula dengan beban yang seharusnya
tidak dicatat oleh PT NAVE, maka atas biaya terkait dengan aset yang disewakan
yaitu Other Expense dan Depreciation Expense dilakukan reklasifikasi ulang ke
sisi kredit.
PT NAVE juga melaporkan bahwa perusahaan mendapatkan tiga (3)
proyek baru pada tahun 2012. Sampai akhir periode pelaporan, proyek tersebut
masih berada dalam tahap konstruksi. Dua (2) proyek diantaranya merupakan
subjek penerapan ISAK 8. PT NAVE akan mengakui pendapatan konstruksi
sesuai tahap penyelesaiannya dan membuat penjurnalan sebagai berikut:
Dr. Account Receivable (EPC) 271.640.496
Cr. EPC Sales 271.640.496
Satu (1) proyek merupakan subjek penerapan ISAK 16. Sesuai tahap
penyelesaiannya di akhir periode, PT NAVE membuat jurnal sebagai berikut:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Dr. Account Receivable (EPC) 33.881
Cr. EPC Sales 33.881
Manajemen telah melakukan diskusi sepanjang penghitungan dan
pengakuan atas penyesuaian terhadap ISAK 8, ISAK 16 dan PSAK 30 (revisi
2011). Tim audit kemudian segera melakukan pengecekan atas penghitungan
manajer, sehingga tim audit segera merasa nyaman dengan jurnal penyesuaian
yang diajukan manajemen dengan jumlahnya material tersebut. Lampiran 6
menampilkan contoh penghitungan salah satu proyek PT NAVE.
9. Service Sales-Warranty
Ketika terdapat keluhan dari pelanggan mengenai kerusakan mesin yang
dijual PT NAVE, PT NAVE akan mengirimkan teknisi ke tempat pelanggan
untuk menginvestigasi masalah mesin. Selanjutnya akan dilakukan pengecekan
apakah mesin tersebut masih masuk ke dalam periode garansi atau tidak. Jika
mesin tersebut masih dalam periode garansi, maka perusahaan akan
menginformasikan GENE perihal tersebut.
GENE dapat menerima atau menolak permintaan garansi tersebut. Jika
GENE menyetujui, GENE akan menginformasikan tentang penggantian bagian
yang rusak. Jika GENE tidak menyetujui maka perusahaan akan memberi tahu
pelanggan bahwa penggantian suku cadang ditanggung oleh pelanggan.
Teknisi yang memperbaiki kerusakan mesin akan menyiapkan laporan
lembar kerja setelah jasa servis dilakukan. Selanjutnya, staf dari divisi Warranty
akan meyiapkan seluruh dokumen terkait pengeluaran yang terjadi atas jasa
tersebut, termasuk jika ada penggunaan suku cadang tambahan, untuk dikirimkan
ke GENE. Persetujuan dari GENE menandakan pengakuan pendapatan service-
sales warranty dan perusahaan akan membukukan jurnal:
Dr. GENE Warranty Case xxx
Cr. Service Sales (Warranty) xxx
PT NAVE mencatat pendapatan sebesar pengeluaran yang terjadi ditambah
dengan nilai mark-up yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan perjanjian
antara PT NAVE dengan GENE.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
59
Universitas Indonesia
10. Supporting Sales
PT NAVE mengakui pendapatan dari supporting sales ketika perusahaan
telah selesai menghitung berapa pendapatan komisi dari mesin NAVE Pte Ltd
yang dijual. Dasar penghitungan pendapatan komisi tersebut sudah terdapat di
dalam kontrak antara PT NAVE dan NAVE Pte Ltd. PT NAVE kemudian
menerbitkan Debit Note kepada NAVE Pte Ltd dan melakukan penjurnalan
sebagai berikut:
Dr. Account Receivable Trade Afiliasi xxx
Cr. Supporting Sales xxx
11. Sales Accrued
PT NAVE mencatat Sales Accrued untuk pendapatan yang berasal dari
O&M, BOT, dan EPC. Sales accrued dicatat pada bulan berjalan sebesar jasa
yang diberikan pada bulan tersebut dan akan dilakukan penyesuaian pada awal
bulan berikutnya setelah Berita Acara ditandatangani oleh PT NAVE dan
pelanggannya. Khusus untuk EPC Sales, sales accrued hanya dicatat untuk masa
retensi saja. Perusahaan akan mencatat jurnal:
Dr. Account Receivable Accrued xxx
Cr. Sales Accrued xxx
4.2.2.3 Menilai Sumber Pendapatan (Assess Revenue Stream)
Setelah melakukan pemahaman dan mengevaluasi kebijakan akuntansi PT
NAVE, tim audit melakukan penilaian terhadap sumber pendapatan klien.
Penilaian ini bertujuan untuk menguji asersi atas presentation and disclosure.
Auditor menilai pendapatan klien sesuai dengan sifat dan risiko pendapatan
tersebut. Hal ini berguna untuk prosedur-prosedur selanjutnya dimana dengan
risiko yang berbeda, maka hal-hal yang menjadi perhatian khusus auditor,
prosedur yang akan dilaksanakan serta jumlah sampel yang akan diambil pun
akan berbeda. Penilaian ini nantinya akan memenuhi asersi presentation and
disclosure agar auditor dapat memahami risiko terkait pendapatan yang akan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Dalam penilaian ini, terdapat empat (4) pertanyaan umum yang masing-
masing memiliki rincian pertanyaan lainnya. Keempat pertanyaan tersebut adalah:
(a) Bagaimana transaksi pendapatan tersebut diukur?
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
60
Universitas Indonesia
(b) Apa karakteristik dari transaksi pendapatan tersebut?
(c) Bagaimana proses pencatatan transaksi pendapatan tersebut?
(d) Dimanakah terdapat konsentrasi risiko?
Selain keempat pertanyaan tersebut, akan terdapat kesimpulan asersi yang
relevan atas tiap pendapatan. Tabel 4.3 berikut adalah hasil penilaian atas
pendapatan PT NAVE selain poin (a) dan (c) karena poin-poin tersebut sudah
dijelaskan di prosedur sebelumnya:
Tabel 4.3: Hasil Penilaian atas Pendapatan PT NAVE
No Pendapatan Poin (b) Poin (d) Asersi Relevan
1 Machinery
sales &
spare-parts
sales
(penjualan
barang)
Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
tidak
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada sedikit
transaksi
dengan nominal
yang besar
Asersi relevan (risiko
normal)
2 Service sales
& service
sales
warranty
Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada volume
yang tinggi atas
transaksi-
transaksi
dengan nominal
yang kecil
Asersi relevan (risiko
normal). Faktor yang
dapat mengindikasikan
penyimpangan dari
risiko normal atas
asersi tersebut adalah:
- cut-off yang
mempunyai risiko
lebih tinggi
dikarenakan invoice
yang dikeluarkan
bersamaan dengan
pengakuan
pendapatan setelah
pemberian jasa serta
risiko yang
terkonsentrasi pada
nominal transaksi
yang kecil.
3 O&M Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada volume
yang tinggi atas
transaksi-
transaksi
dengan nominal
yang kecil
Asersi relevan (risiko
normal). Faktor yang
dapat mengindikasikan
penyimpangan dari
risiko normal atas
asersi tersebut adalah:
- occurrence yang
dinilai mempunyai
risiko signifikan
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
61
Universitas Indonesia
dikarenakan
kompleksnya
kontrak pendapatan,
staf yang kurang
berpengalaman dan
signifikansi
pendapatan OM
- cut-off yang dinilai
mempunyai risiko
signifikan
dikarenakan invoice
akan dikeluarkan
setelah pemberian
jasa.
4 PLSA sales Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
tidak
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada volume
yang tinggi atas
transaksi-
transaksi
dengan nominal
yang kecil
Asersi relevan (risiko
normal)
5 Commissioni
ng sales Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
tidak
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada volume
yang rendah
atas transaksi-
transaksi
dengan nominal
yang kecil
Asersi relevan (risiko
normal)
6 Supporting
sales Inherent
risk rendah
Struktur
transaksi
tidak
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada volume
yang rendah
atas transaksi-
transaksi
dengan nominal
yang kecil
Asersi relevan (risiko
normal)
7 EPC sales Inherent
risk tinggi
dikarenakan
pengukuran
nya
menggunak
an estimasi
manajemen
Struktur
transaksi
Risiko
terkonsentrasi
pada sedikit
transaksi
dengan nominal
yang besar
Asersi relevan (risiko
normal). Faktor yang
dapat mengindikasikan
penyimpangan dari
risiko normal atas
asersi tersebut adalah:
- occurrence yang
dinilai mempunyai
risiko signifikan
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
62
Universitas Indonesia
kompleks dikarenakan
kompleksnya
kontrak pendapatan,
staf yang kurang
berpengalaman serta
signifikansi
pendapatan EPC
- cutoff yang dinilai
mempunyai risiko
signifikan
dikarenakan invoice
dikeluarkan
bersamaan dengan
pengakuan
pendapatan
berdasarkan laporan
progres pekerjaan di
lapangan
- completeness yang
dinilai mengandung
risiko signifikan
karena megandung
estimasi manajemen
8 Rental sales
dan BOT
sales
Inherent
risk tinggi
dikarenakan
pengukuran
nya
menggunak
an estimasi
manajemen
dan terkait
dengan
penerapak
ISAK 8 atau
ISAK 16
Struktur
transaksi
kompleks
Risiko
terkonsentrasi
pada sedikit
transaksi
dengan nominal
yang besar
Asersi relevan (risiko
normal). Faktor yang
dapat mengindikasikan
penyimpangan dari
risiko normal atas
asersi tersebut adalah:
- cut-off yang
mempunyai risiko
lebih tinggi
dikarenakan invoice
yang dikeluarkan
bersamaan dengan
pengakuan
pendapatan
berdasarkan energi
listrik yang
dikonsumsi oleh
pelanggan. Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tim audit menyimpulkan bahwa hampir seluruh pendapatan mempunyai
asersi yang relevan sehingga pendapatan tersebut mempunyai risiko yang normal,
kecuali untuk pendapatan service sales dan service sales warranty, O&M, EPC
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
63
Universitas Indonesia
serta rental sales dan BOT sales. Keempat jenis pendapatan tersebut mempunyai
beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan dari risiko normal
sehingga tim audit harus lebih berhati-hati dalam mengaudit ketiga pendapatan
tersebut.
4.2.2.4 Pengujian Transaksi Penjualan atas Penjualan Barang (Test of
Revenue Transactions from Sale of Goods)
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian langsung pada
transaksi-transaksi terkait dengan penjualan barang. Kegiatan penjualan barang
yang dimaksud mencakup pendapatan yang berasal dari machinery sales dan
spare-part sales. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi asersi completeness,
accuracy, existence/occurrence, serta cutoff.
Hal pertama yang dilakukan adalah mendapatkan daftar rincian penjualan
barang dari klien. Daftar tersebut kemudian dicocokkan dengan neraca saldo yang
telah dibuat untuk mengecek apakah terdapat hal-hal yang perlu direkonsiliasi
atau tidak. Tim audit juga perlu mengecek akurasi penghitungannya apakah sudah
tepat atau belum.
Setelah mendapat keyakinan bahwa daftar rincian penjualan barang dapat
digunakan untuk tahap selanjutnya, tim audit kemudian mengambil sampel dari
daftar tersebut. Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengambilan sampel:
Tabel 4.4: Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Barang
Metode Karakter Jumlah Sampel Sisa Populasi
Targeted testing ≥ Rp500.000 10 (89,2% populasi) Rp23.135.231
Non-statistical
sampling
- 16 -
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tim audit mendefinisikan salah saji dalam pengujian ini sebagai salah saji
yang melebihi angka SUM, yaitu Rp100.000. Banyaknya sampel ditentukan dari
format KAP Langit Senja yang menghitung secara otomatis berapa sampel yang
harus diambil dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti level bukti yang
diinginkan, apakah rendah, medium atau tinggi. Level bukti tersebut bergantung
kepada penilaian auditor terhadap risiko pendapatan terkait.
Setelah mempunyai daftar transaksi yang akan dijadikan sampel, tim audit
meminta dokumen pendukung transaksi-transaksi tersebut kepada klien.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
64
Universitas Indonesia
Selanjutnya, tim audit mendokumentasikan hasil pemeriksaan terhadap transaksi
beserta dokumen pendukungnya ke dalam sebuah format kertas kerja. Lampiran 7
menggambarkan contoh format kertas kerja pengujian substantif atas transaksi
penjualan barang.
Sampel yang telah dipilih dari daftar rincian penjualan barang kemudian
ditelusuri ke jurnal terkait. Tabel 4.5 akan mengambil contoh salah satu transaksi
yang didokumentasikan ke dalam kertas kerja:
Tabel 4.5: Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan
Barang
Atribut Hasil Dokumentasi
G/L account name Machinery Sales
Transaction amount per detail listing Rp158.842.264
Related sales
invoice
Invoice number ENG-12-020,21,26,30
Invoice date 12-Dec-12
Customer name Myapo Pte Ltd
Description 16xJMS 620
(Myanmar)
Currency EUR
Invoice amount (in original) €12.400
Rate (based on BI middle rate per
invoice date) 12,810
Invoice amount (in IDR) Rp158,844,000
Difference between amount per
listing and invoice amount Rp1,736
Customer
order
Supporting documentation
examined Purchase Order
Supporting documentation
reference number
12001/MYPPL/CIC/12-
12
Supporting documentation
date 17-Dec-12
Customer order agrees to invoice Yes
Invoice pricing
Supporting documentation
examined Sales contract
Reference number M-NH/MYPPL/028-
C/I-13/R-0
Reference date 25-Jan-13
Invoice pricing agrees to
supporting documentation No
Revenue recognized in accordance with accounting
policy and in correct period (Y/N) No
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Notes A
Reference Sales Contract - Myapo
Pte Ltd (JGS 620) Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Terdapat pengecualian pada hasil pengauditan atas transaksi di atas.
Transaksi di atas merupakan transaksi penjualan mesin kepada pihak berafiliasi,
Myapo Pte Ltd. Myapo Pte Ltd memesan mesin dengan mengeluarkan customer
order pada tanggal 17 Desember 2012. Anehnya, PT NAVE sudah mengeluarkan
invoice untuk uang muka atas transaksi ini pada tanggal 12 Desember 2012. Di
sisi lain, kontrak perjanjian pembelian mesin antara kedua belah pihak baru
ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2013, sedangkan penyerahan barang
kepada Myapo Ltd baru akan dilakukan setelah penandatanganan kontrak yaitu
sekitar akhir Januari 2013. Proses transaksi ini tidak wajar dan tidak sesuai
dengan pengakuan pendapatan pada peraturan yang berlaku, yaitu PSAK 23
(revisi 2010) yang dianut perusahaan. Transaksi ini menjadi pengecualian karena
perusahaan sudah mengakui pendapatan atas machinery sales padahal belum
terjadi penyerahan risiko dan manfaat barang secara signifikan antara PT NAVE
dengan Myapo Pte Ltd. Selain itu, terdapat perbedaan nominal yang diakui antara
penjurnalan dan dokumen pendukung, namun jumlahnya masih di bawah batas
SUM sehingga auditor masih merasa nyaman dengan perbedaan nominal tersebut.
Tim audit kemudian mengkomunikasikan temuan audit tersebut kepada
manajemen. Manajemen mengakui kesalahan tersebut dan menambahkan
informasi bahwa memang benar belum terjadi penyerahan risiko dan manfaat
barang secara signifikan. Manajemen menyetujui penyesuaian yang diajukan oleh
auditor kemudian segera merevisi jurnal tersebut. Tim audit juga segera
memperbarui lead schedule yang telah dibuat sebelumnya. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah:
Dr. Machinery Sales 158.842.264
Dr. Good in transit Engine 54.678.299
Dr. Engine inventory 92.686.504
Cr. A/R TRADE AFILIASI 158.842.264
Cr. COGS (Machinery) 147.364.803
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
66
Universitas Indonesia
Karena penjurnalan tersebut, machinery sales berkurang sebesar Rp158.842.264.
Selain transaksi ini, tidak ada transaksi penjualan barang lain yang mendapatkan
pengecualian sehingga dapat disimpulkan bahwa transaksi-transaksi penjualan
barang lainnya telah dicatat dengan layak.
4.2.2.5 Pengujian Transaksi Penjualan atas Pemberian Jasa (Test of Revenue
Transactions from Rendering Service)
Selanjutnya dilakukan pengujian atas transaksi pemberian jasa. Prosedur
ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit completeness, accuracy,
existence/occurrence, serta cutoff. Langkah-langkah yang dilakukan secara umum
tidak berbeda jauh dengan langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian
transaksi penjualan barang. Tim audit meminta daftar rincian penjualan jasa klien
lalu membandingkan rincian tersebut dengan saldo akun pada neraca saldo untuk
melihat apakah ada hal-hal yang perlu direkonsiliasi atau tidak. Daftar tersebut
kemudian dicek akurasi penghitungannya apakah sudah tepat atau belum.
Dari hasil perbandingan ini, terdapat perbedaan antara daftar rincian klien
dengan total pada neraca saldo pada hampir seluruh jenis pendapatan. Namun,
perbedaan yang jumlahnya melebihi jumlah SUM sebesar Rp100.000 hanya
terdapat pada EPC Sales, BOT Sales, dan Rental Sales. Manajemen
mengkonfirmasi bahwa data penjualan jasa dari daftar rincian lebih dapat
diandalkan dan selisih tersebut muncul dari kesalahan pencatatan pendapatan
yang seharusnya masih tercatat sebagai Sales Accrued. Oleh karena itu, tim audit
mengajukan jurnal penyesuaian:
Dr. E P C Sales 1.401.071
Dr. BOT Sales 2.119.591
Dr. Rental Sales 200.189
Cr. Sales Accrued 3.720.852
Langkah selanjutnya adalah memilih sampel dari daftar tersebut. Terdapat
pembagian kelompok pendapatan berdasarkan sifat dan risikonya. Terdapat lima
(5) pengelompokan yaitu:
i. Revenue from service yang terdiri dari akun Sales Accrued, O&M Sales,
PLSA Sales, Service-Sales Warranty, dan Supporting Sales,
ii. EPC sales,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
67
Universitas Indonesia
iii. BOT sales,
iv. Rental services, dan
v. Sales return.
Pembagian kelompok ini mempunyai dampak pada level bukti yang
diinginkan, apakah tinggi, medium, atau rendah. Level bukti sendiri dipengaruhi
oleh penilaian risiko pendapatan tersebut. Jika risiko pendapatan dinilai tinggi,
maka auditor cenderung memilih level bukti yang tinggi pula sehingga jumlah
sampel akan lebih banyak dibandingkan dengan risiko yang rendah. Tabel 4.6
menunjukkan hasil pengambilan sampel:
Tabel 4.6: Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Jasa
Metode Karakter Jumlah Sampel Sisa Populasi
Kelompok 1: Sales Accrued, O&M Sales, PLSA Sales, Service-Sales Warranty, dan
Supporting Sales
Targeted testing ≥ Rp1.200.000 4 (20,7% populasi) Rp51.854.993
Non-statistical sampling - 35 -
Kelompok 2: EPC Sales
Targeted testing ≥ Rp600.000 38 (81,2% populasi) Rp15.822.437
Non-statistical sampling - 31 -
Kelompok 3: BOT Sales
Targeted testing ≥ Rp1.200.000 23 (90,5% populasi) Rp5.453.757
Non-statistical sampling - 8 -
Kelompok 4: Rental Sales
Targeted testing ≥ Rp1.200.000 19 (88,4% populasi) Rp12.426.002
Non-statistical sampling - 5 -
Kelompok 5: Sales Return
Targeted testing ≥ Rp100.000 1 (100% populasi) -
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Salah saji didefinisikan sebagai invoice tanpa bukti pendukung atau
perbedaan antara invoice dan dokumen pendukung yang jumlahnya melebihi
Rp100.000. Lampiran 8, 9, dan 10 menggambarkan contoh format kertas kerja
pengujian substantif atas transaksi penjualan jasa PT NAVE.
Setelah memilih transaksi yang akan dijadikan sampel, tim audit meminta
dokumen pendukung transaksi terkait kepada klien. Tabel 4.7 akan mengambil
contoh salah satu transaksi yang didokumentasikan ke dalam kertas kerja:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
68
Universitas Indonesia
Tabel 4.7: Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Jasa
Atribut Hasil Dokumentasi
G/L account name PLSA Sales
Date 3-Dec-12
Customer PT. YAMOT
Description Invoice
PLSA/10/2012/006
Transaction reference number per detailed listing SPI-12-1854
Transaction amount per detail listing Rp 600.099
Related sales
invoice
Invoice number PLSA/10/2012/006
Invoice date 29-Oct-12
Invoice description - Sealing ring spark
plug, etc
Invoice amount €48
Rate 12.515
Invoice in IDR Rp 600,099
Difference between amount per
listing and invoice amount
0
Customer
order
Supporting documentation
examined PLSA sales contract
Supporting documentation
reference number -
Supporting documentation
date 01-Jun-09
Details of service provided (type,
period covered, etc.)
PLSA for gas engine for
period 2,000 - 26,000
operating hours
Performance of
service
Supporting documentation
examined Delivery order
Supporting documentation
reference number
DO/NE-SC/12/12/003
DO/NE-SC/12/12/004
Supporting documentation
date 03-Dec-12
Supporting documentation
supports service provided Yes
Revenue recognized in accordance with accounting
policy and in correct period (Y/N) Yes
Notes No exception noted
Reference
Sales Contract PLSA -
PT YAMOT (3 x GS
620) Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
69
Universitas Indonesia
Tidak ada pengecualian pada contoh transaksi di atas. PLSA sales
dilakukan berdasarkan kontrak antara PT NAVE dengan PT YAMOT sejak
tanggal 1 Juni 2009. Kontrak PLSA menyatakan bahwa PT NAVE akan
memberikan jasa servis secara berkala selama masa kontrak. PLSA sales dapat
berupa pemberian jasa servis untuk mesin oleh teknisi perusahaan maupun
penjualan suku cadang yang digunakan untuk servis tersebut. Transaksi di atas
merupakan transaksi pengakuan pendapatan PLSA dari penjualan suku cadang.
Awalnya, pada tanggal 29 Oktober 2012, PT NAVE mengeluarkan invoice untuk
menagih uang muka penggunaan suku cadang. Perusahaan mencatat jurnal
penagihan atas uang muka yaitu:
Dr. Account Receivable PLSA 600.099
Cr. Advance Deposit (PLSA) 600.099
Ketika barang sudah diterima pelanggan dan jasa servis telah dilakukan, maka
berdasarkan delivery order tertanggal 3 Desember 2012 perusahaan akan
mengakui pendapatan PLSA sekaligus membalik uang muka:
Dr. Advance Deposit (PLSA) 600.099
Cr. PLSA Sales 600.099
Penagihan uang muka, pencatatan dan pengakuan pendapatan PLSA di
atas sudah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Tim audit tidak
menemukan salah saji material yang harus disesuaikan lagi sehingga
menyimpulkan bahwa pendapatan dari pemberian jasa telah dicatat dengan baik.
Satu-satunya jurnal penyesuaian pada pengujian atas pemberian jasa adalah jurnal
yang dibuat untuk menyesuaikan daftar rincian penjualan jasa dari klien dengan
neraca saldo klien seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
4.2.2.6 Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (Test of Sales-Accounts
Receivable Cut-Off)
Prosedur selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap cut-off
penjualan-piutang usaha. Berbeda dengan prosedur-prosedur sebelumnya,
pengujian ini menggunakan metode accept-reject testing untuk memilih sampel.
Prosedur pengujian cut-off ini bertujuan untuk memenuhi asersi cut-off dan
accuracy pencatatan transaksi penjualan.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
70
Universitas Indonesia
Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa accept-reject testing
digunakan salah satunya untuk pengujian cut-off penjualan-piutang usaha untuk
klien yang tidak mempunyai pengendalian berurutan yang baik atas penagihan
dan pengiriman barang. Karena tim audit tidak mengandalkan pengendalian
internal PT NAVE atas proses tersebut, maka tim audit memutuskan untuk
menggunakan accept-reject testing atas pengujian cut-off penjualan-piutang usaha.
Berdasarkan diskusi dengan Finance Supervisor PT NAVE, didapatkan
keterangan bahwa bagian Finance akan mengeluarkan invoice maksimal tiga (3)
hari setelah menerima dokumen pendukung seperti delivery order atau progress
report. Oleh karena itu, pengujian menggunakan metode accept-reject testing ini
hanya akan mengambil sampel pada transaksi yang terjadi tiga (3) hari sebelum
dan setelah tanggal cut-off yaitu 31 Desember 2012.
Tim audit memutuskan untuk mengelompokkan pendapatan menjadi dua
(2), yaitu kelompok penjualan barang dan penjualan jasa. Setelah mendapatkan
daftar rincian transaksi penjualan, tim audit kemudian memastikan bahwa daftar
rincian tersebut sudah sesuai dengan yang tercatat pada jurnal umum serta
mengecek akurasi daftar tersebut. Transaksi kemudian dipilih sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu transaksi yang terjadi tiga (3)
hari sebelum atau sesudah tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan pertimbangan
profesional tim audit, sampel yang diambil untuk kelompok penjualan barang
adalah delapan (8) sampel dan penjualan jasa adalah sembilan (9) sampel. Salah
saji didefinisikan sebagai terdapatnya perbedaan antara informasi dalam jurnal
umum dengan dokumen pendukung yang tidak dapat dijelaskan dengan layak.
Lampiran 11 menggambarkan contoh format pengujian cut-off penjualan-piutang
usaha.
Setelah memilih secara acak sampel yang diinginkan, tim audit meminta
dokumen pendukung kepada manajemen. Transaksi-transaksi tersebut kemudian
ditelusuri ke jurnal terkait dan didokumentasikan ke dalam format kertas kerja
seperti yang ditampilkan pada Lampiran 11. Selanjutnya, Tabel 4.8 akan
mengambil contoh salah satu transaksi yang didokumentasikan ke dalam kertas
kerja:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
71
Universitas Indonesia
Tabel 4.8: Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Cut-Off Penjualan-
Piutang Usaha
Atribut Hasil Dokumentasi
Documentation
of sample
Sample Number 1
Sale invoice date per detailed listing 31-Dec-12
Sale invoice number per detailed
listing SPI-12-0379
Sale invoice customer name per
detailed listing PT. ADIQ
Sale invoice amount per detailed
listing IDR
Sale invoice amount per detailed
listing (Amount in Ori Curr) Rp2.090.000
Sale invoice amount per detailed
listing (IDR Curr) Rp2.090.000
Related sales
invoice
Invoice number 0282/EP/ADIQ/03/12
Invoice date 6-Mar-12
Invoice description
2nd Payment of
Containerization,
Mechanical and
Electrical Works
Original currency IDR
Amount in ori currency Rp2.090.000
BI Middle Rate 1
Amount in IDR currency Rp2.090.000
Difference 0
Documentation
of testing
Terms of sale/title transfer Progress billing
Supporting documentation examined Progress Report
Supporting documentation reference
number
01/BAP/-
ADIQ/NAVE/XI/2012
Supporting documentation date 11/26/2012
Quantity per supporting
documentation agrees to sale invoice Yes
Recognized in appropriate period Yes
Value of sales recorded in incorrect
period, where applicable 0
Notes No exception noted Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tidak terdapat pengecualian pada contoh pengujian transaksi di atas.
Transaksi di atas merupakan transaksi pengakuan atas pendapatan dari pemberian
jasa EPC. Sebelumnya, PT NAVE mengeluarkan invoice atas uang muka tahap
kedua terkait proyek tersebut pada tanggal 6 Maret 2012:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
72
Universitas Indonesia
Dr. Account Receivable (EPC) 2.090.000
Cr. Advance Deposit (EPC) 2.090.000
Pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan progress report yang sudah
ditandatangani oleh PT NAVE dan pelanggannya pada tanggal 26 November
2012. PT NAVE memasukkan penjurnalan pengakuan pendapatan pada tanggal
31 Desember 2012:
Dr. Advance Deposit (EPC) 2.090.000
Cr. EPC Sales 2.090.000
Tim audit menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya pengecualian pada hasil
pengujian cut-off penjualan-piutang usaha.
4.2.2.7 Pengujian Customer Advances (Test Contribution in Customer
Advances)
Prosedur selanjutnya adalah melakukan pengujian atas customer advances.
Prosedur ini mempunyai tujuan memenuhi asersi atas completeness, accuracy,
existence/occurrence, dan valuation transaksi customer advances.
Pertama-tama, tim audit meminta manajemen untuk menyediakan
movement atas akun Advance Deposit yang mencatat transaksi customer advances
PT NAVE. Movement terdiri dari saldo awal, penambahan, pengurangan serta
saldo akhir akun Advance Deposit. Saldo-saldo tersebut harus dipastikan apakah
dapat diandalkan atau tidak. Saldo awal dibandingkan dengan saldo akun periode
sebelumnya yang telah diaudit, sedangkan saldo akhir dibandingkan dengan
neraca saldo untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
Angka-angka yang terdapat dalam movement kemudian dicek akurasinya dengan
melakukan footing.
Setelah memastikan bahwa movement dapat diandalkan, tim audit
kemudian menganalisis movement untuk melihat apakah pergerakan customer
advances selama tahun 2012 berjalan secara wajar atau tidak. Tim audit
menyimpulkan bahwa pergerakan customer advances PT NAVE selama tahun
2012 berjalan secara wajar sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan. Tabel 4.9
menggambarkan contoh dokumentasi movement atas akun Advance Deposit PT
NAVE:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
73
Universitas Indonesia
Tabel 4.9: Contoh Dokumentasi Movement atas Akun Advance Deposit PT
NAVE (dalam Rp)
31-Dec-11 31-Dec-12
Beginning
balance
Ending
balance
20.02.00.01 Advance Deposit (Machinery ) - 31 ,427 ,831 32,164,881- 7 37 ,050-
20.02.00.02 Advance Deposit (Spare Parts) 557 ,152- 9,810,005 12,109,653- 2,856,801-
20.02.00.03 Advance Deposit (Serv ice) 360,641- 930,363 7 91,030- 221,308-
20.02.00.04 Advance Deposit (OM) - - - -
20.02.00.05 Advance Deposit (EPC) 11,7 86,625- 37 ,843,998 29,87 8,953- 3,821,57 9-
20.02.00.06 Advance Deposit (Rental) 12,066,561- 3,016,050 6,068,838- 15,119,350-
20.02.00.07 Advance Deposit (Electric) - - - -
20.02.00.08 Advance Deposit (PLSA) 1,832,447- 13,231,7 03 12,952,126- 1 ,552,87 0-
T otal 26,603,426- PY 24,308,957- TB
Legend
PY Agree with audited balance 31 December 2011
TB Agree with TB 31 December 2012
^ Footed
Account Description DeductionAddition
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Setelah menganalisis movement, tim audit kemudian meminta manajemen
menyediakan daftar rincian customer advance selama tahun 2012. Daftar rincian
digunakan tim audit untuk memilih sampel pengujian customer advance. Tabel
4.10 menunjukkan hasil pengambilan sampel:
Tabel 4.10: Hasil Pengambilan Sampel Audit Customer Advance
Metode Karakter Jumlah Sampel Sisa Populasi
Targeted testing ≥ Rp1.200.000 2 (13,1% populasi) Rp21.345.290.985
Non-statistical
sampling
- 10 -
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Salah saji sendiri didefinisikan sebagai perbedaan jumlah secara moneter
pada daftar rincian klien dengan jumlah pada dokumen pendukung transaksi di
atas SUM, yaitu Rp100.000, dan tidak dapat dijelaskan dengan layak oleh
manajemen. Lampiran 12 menggambarkan contoh format pengujian atas customer
advance, Setelah memilih sampel yang diinginkan, tim audit meminta dokumen
pendukung transaksi yang menjadi sampel tersebut. Transaksi terkait juga
ditelusuri ke pencatatan jurnalnya lalu didokumentasikan ke dalam kertas kerja
seperti pada Tabel 4.11:
Tabel 4.11: Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Customer Advance
Atribut Hasil Dokumentasi
Documentation
of Sample
G/L account name Advance Deposit (Rental)
Doc No. SPI-12-0387
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
74
Universitas Indonesia
Deferred revenue amount
per detailed listing
Rp266.968
Documentation
of testing
Customer name PT FEDIN
Description per invoice
BOT for 3 units engine GS
120 GS-NL, Mega
Building Period 6 -29 Feb
2012 and 2nd fixed
monthly installment
Invoice number 0285/RENT/FEDIN/03/12
Invoice date 01-Mar-12
Invoice amount (Ori Curr) €22
Service period
covered/Delivery note, if
applicable (date to date)
6-29 Feb 2012
Verified
payment
received
before
period end
(Y/N) Yes
Details of
payment
examined
BR-0857/03/12/0132323
Bank
statement
Bank STC No Rek
9085756789
Dated 15-Dec-12
BI Middle rate per invoice
date
12.134,92
Recalculated deferred
revenue amount at period
end
Rp 266.968
Difference between amount
per detailed listing and
amount per recalculation
0
Recognition as deferred
revenue at period end
appropriate (Y/N)
No
Notes
Represents fixed payment
from customer that should
have been recognised as
revenue. Exception noted Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Terdapat pengecualian pada transaksi di atas. Pada tanggal 1 Maret 2012,
PT NAVE mengeluarkan inovice untuk menagih customer advance sebesar Rp
266.968. Setelah ditelurusi dokumen pendukungnya, ternyata transaksi tersebut
merupakan transaksi penagihan bulanan atas pendapatan sewa. PT NAVE telah
melakukan jasanya pada tanggal 6 sampai 29 Februari 2012. PT NAVE
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
75
Universitas Indonesia
seharusnya tidak melakukan penjurnalan pengakuan customer advance karena PT
NAVE telah melakukan jasanya.
Tim audit menelusuri lebih lanjut risiko kemungkinan bahwa salah saji
seperti transaksi di atas terjadi untuk penagihan customer advance tiap bulan.
Hasil penelusuran menunjukkan bahwa PT NAVE melakukan kesalahan yang
sama tiap bulannya. Temuan ini dikomunikasikan kepada manajemen yang
mengakui adanya salah saji. Manajemen menyetujui penyesuaian audit sebagai
berikut:
Dr. Advance Deposit (Rental) 2.917.818
Cr. Rental Sales 2.917.818
Angka 2.917.818 didapatkan dari total penjumlahan salah saji selama tahun 2012.
Salah saji tersebut muncul dari kesalahan pengakuan pendapatan sewa bulanan.
Karena penagihan dilakukan setelah jasa sewa diberikan, maka seharusnya PT
NAVE langsung membukukan pendapatan sewa, namun selama ini PT NAVE
justru membukukan Advance Deposit.
Selain pengecualian di atas, terdapat satu penyesuaian dari client late
adjustment. Penyesuaian tersebut terjadi karena terdapat perubahan metode
pembayaran pada kontrak antara PT NAVE dengan kliennya, ENFOUN. Kontrak
awal menyebutkan bahwa ENFOUN harus membayar customer advance pada
bulan Desember tahun 2012. Oleh karena itu, PT NAVE mengeluarkan invoice
untuk customer advance tersebut pada tanggal 17 Desember 2012. Namun setelah
invoice dikeluarkan, terjadi perubahan pada metode pembayaran yang tercantum
di kontrak, dimana customer advance baru akan dibayarkan awal Februari 2013.
Oleh karena itu, PT NAVE menyerahkan client late adjustment untuk
membatalkan pengakuan customer advance sebagai berikut:
Dr. Advance Deposit (Engine) 737.049.600
Cr. Accounts Receivable (Machinery) 737.049.600
Tim audit mengklarifikasi pembatalan jurnal tersebut dengan mengecek langsung
perubahan kontrak yang dimaksud. Selain itu, terdapat bukti baru mengenai
invoice atas customer advance yang sudah direvisi, tertanggal 3 Februari 2013.
Tim audit menyimpulkan bahwa selain kedua pengecualian di atas, customer
advance telah dicatat dengan layak sesuai dengan standar yang berlaku umum.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
76
Universitas Indonesia
4.2.2.8 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan (Verify Information for
Disclosure)
Tahap terakhir pada audit fieldwork ini bertujuan untuk memenuhi asersi
terhadap presentation and disclosure. Auditor menilai apakah penyajian dan
pengklasifikasian akun telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku atau belum. Auditor juga mengecek laporan keuangan untuk menentukan
pengungkapan apa saja yang berhubungan dengan akun tersebut.
Tim audit menyimpulkan bahwa penyajian dan pengungkapan akun
Pendapatan telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Informasi-informasi yang diungkap terkait akun Pendapatan juga telah dicek dan
telah diungkap dengan layak.
4.2.3 Penyelesaian dan Pelaporan Audit
Setelah melakukan audit fieldwork, proses audit memasuki tahap terakhir
yaitu tahap penyelesaian dan pelaporan audit. Hal ini telah sesuai dengan standar
yang ada, yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (2011). Produk akhir dari
proses ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit beserta opini auditnya.
Dalam tahap ini, tim audit mengevaluasi peristiwa setelah periode
pelaporan (subsequent events) dan asumsi keberlanjutan perusahaan (going
concern). Tim audit juga mendapatkan draft laporan keuangan dari klien. Draft
tersebut sudah menyertakan representation letter yang menyatakan bahwa
manajemen mengakui apa saja yang menjadi tanggung jawabnya atas laporan
keuangan yang disusun. Tim audit kemudian mengecek draft catatan atas laporan
keuangan tersebut apakah sudah sesuai dengan PSAK atau belum. Langkah
selanjutnya adalah memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft tersebut.
Angka-angka tersebut kemudian dicek ulang dengan footing, cross-footing,
maupun cross-reference. Tim audit kemudian memastikan lagi apakah
pengungkapan angka pada laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan
terkait di catatan atas laporan keuangan. Tim audit juga menambahkan ke dalam
draft tersebut pernyataan opini atas laporan keuangan yang disiapkan oleh klien.
Setelah pengecekan terakhir, draft laporan keuangan diberikan kepada
signing partner untuk final review dan penandatanganan laporan keuangan yang
telah diaudit. Penugasan kali ini tidak bisa selesai tepat pada waktu yang telah
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
77
Universitas Indonesia
direncanakan pada tahap perencanaan. Kemunduran disebabkan banyaknya data-
data maupun dokumen pendukung yang tidak dapat disediakan dengan cepat
maupun diskusi-diskusi antara tim audit dan manajemen yang membutuhkan
banyak waktu dan juga pertimbangan profesional. Tim audit berkonsultasi dengan
manajemen terkait mundurnya penugasan ini. Hasilnya, laporan keuangan Grup
yang telah diaudit baru dapat dikeluarkan pada akhir April 2013, mundur lima (5)
minggu dari jadwal seharusnya.
4.3 Analisis
Bagian ini akan membahas analisis yang memaparkan keterkaitan antara
pelaksanaan audit laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012 dengan teori yang sudah dijelaskan pada Bab 2, untuk
melihat apakah praktek yang terjadi di lapangan sudah berjalan sesuai dengan
teori atau standar yang ada. Tabel 4.12 merangkum perbandingan antara teori dan
standar dengan praktik di lapangan:
Tabel 4.12: Perbandingan Antara Teori Dan Standar Dengan Praktik Di
Lapangan
Teori / Standar Praktik Analisis
Standar akuntansi untuk:
1) Pendapatan (PSAK 23 Revisi
2010)
2) Sewa (PSAK 30 Revisi 2011)
3) Kontrak Konstruksi (PSAK 34
Revisi 2010)
4) Penentuan Apakah Suatu
Perjanjian Mengandung Suatu
Sewa dan Pembahasan Lebih
Lanjut Ketentuan Transisi PSAK
30 Revisi 2007 (ISAK 8)
5) Perjanjian Konsesi Jasa (ISAK
16)
Kebijakan akuntansi untuk
akun Pendapatan PT
NAVE:
1. Penjualan mesin
2. Penjualan suku cadang
3. Penjualan jasa servis
4. PLSA sales
5. EPC sales
6. Commissioning Sales
7. & M Sales
8. Rental Sales
9. BOT Sales
10. Service Sales-
Warranty
11. Supporting Sales
12. Sales Accrued
Telah sesuai
dengan standar
yang berlaku
umum di
Indonesia
(PSAK dan
ISAK).
Proses Audit (Arens, Elder, dan
Beasley, 2009):
Proses Audit KAP Langit
Senja
Secara
substansi telah
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
78
Universitas Indonesia
1. Merencanakan dan mendesain
sebuah pendekatan audit,
2. Melakukan uji pengendalian dan
uji substantif atas transaksi,
3. Melakukan prosedur analitis dan
uji substantif atas detil saldo, dan
4. Menyelesaikan audit dan
menerbitkan laporan audit.
1. Perencanaan (planning)
2. Audit fieldwork
3. Penyelesaian dan
pelaporan audit
sesuai dengan
teori dan
standar yang
berlaku di
Indonesia
(SPAP).
Tanggung jawab auditor dan
manajemen (SPAP, 2011).
Pelaksanaan tanggung
jawab auditor dan
manajemen
Telah sesuai
dengan standar
yang berlaku
(SPAP).
Asersi manajemen (SPAP, 2011) dan
tujuan audit (Arens, Elder, dan
Beasley, 2009).
Tujuan audit berdasarkan
Pedoman Audit KAP
Langit Senja
Secara
substansi telah
sesuai dengan
teori dan
standar yang
berlaku
(SPAP).
Penilaian pengendalian internal
(COSO 2004 dan 2012)
Penerapan penilaian
pengendalian internal
Telah sesuai
dengan standar
yang berlaku
(COSO).
Penggunaan materialitas (SPAP,
2011)
Penerapan materialitas Secara
substansi telah
sesuai dengan
teori dan
standar yang
berlaku
(SPAP).
Sumber: Data olahan.
Sebelum membahas analisis pengauditan, terlebih dahulu akan dibahas
analisis penerapan kebijakan akuntansi PT NAVE. PT NAVE telah menerapkan
kebijakan akuntansi untuk akun Pendapatan sesuai dengan standar yang berlaku,
yaitu PSAK 23 (revisi 2010) tentang Pendapatan, PSAK 30 (revisi 2011) tentang
Sewa, PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi, ISAK 8 tentang
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
79
Universitas Indonesia
Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 serta ISAK 16 tentang Perjanjian
Konsesi Jasa. Kebijakan tersebut meliputi kebijakan tentang pengakuan,
pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan akun terkait. Hanya saja, masih
terdapat beberapa kesalahan dalam proses pencatatan akuntansinya.
Dari hasil penilaian tim audit, kesalahan tersebut juga berhubungan
dengan pengendalian internal PT NAVE. Seperti yang diketahui, PT NAVE
mempunyai banyak risiko yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji material
dalam pelaporan keuangan. Namun sayangnya pengendalian internal PT NAVE
belum memadai untuk memitigasi risiko yang ada. Tim audit juga menilai
terdapat risiko penyimpangan dari pengendalian internal oleh manajemen karena
terdapat tekanan bagi manajemen untuk mencapai target profit tertentu. Setiap
komponen perusahaan mempunyai perannya masing-masing dalam meningkatkan
pengendalian internal perusahaan, namun manajemen puncak harus menjadi
contoh bagi pegawainya dalam menerapkan pengendalian internal yang baik
sehingga dapat memitigasi risiko kecurangan maupun salah saji.
Dalam menjalani penugasan audit, KAP Langit Senja telah menjalankan
audit sesuai dengan standar yang ada. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan
pedoman audit KAP Langit Senja yang selalu mengacu kepada standar
pengauditan yang berlaku. Meskipun praktik pengauditan KAP Langit Senja tidak
sepenuhnya sama dengan teori maupun standar, namun secara substansi ketiganya
tidak berbeda. KAP Langit Senja menambahkan pengalaman pengauditannya
selama bertahun-tahun ke dalam pedoman auditnya, sehingga dapat menjembatani
standar yang ada dengan praktik terbaik yang ada di lapangan.
Secara umum, proses audit KAP Langit Senja terbagi dalam tiga (3) tahap,
yaitu proses perencanaan (planning), proses pekerjaan audit di lapangan (audit
fieldwork), serta penyelesaian dan pelaporan (completing and reporting). Hal ini
sudah sesuai dengan standar yang ada. Namun untuk detil rincian dari ketiga
proses tersebut, KAP Langit Senja mempunyai metode tersendiri yang
menggabungkan antara teori maupun standar yang ada dengan pengalaman audit
KAP Langit Senja. Akan tetapi, secara substansi proses audit antara KAP Langit
Senja dengan teori maupun standar tidak berbeda.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
80
Universitas Indonesia
Pedoman audit KAP Langit Senja mengejawantahkan tujuan audit menjadi
completeness, accuracy, cutoff, existence/occurrence, rights and obligations,
presentation and disclosure, dan valuation. Semua tujuan audit tersebut harus
dipenuhi dalam rangkaian prosedur audit yang dijalankan. Di dalam proses
perencanaan auditnya, KAP Langit Senja juga memahami bisnis klien serta
menilai risiko yang terdapat pada klien tersebut. Pengendalian internal klien
kemudian dinilai sesuai dengan komponen-komponen yang terdapat pada Internal
Control – Integrated Framework yang dikeluarkan oleh COSO. Penentuan tim
beserta independensinya, penentuan tingkat materialitas serta proses pembuatan
strategi audit dan rencana audit (audit plan) juga telah sesuai teori dan standar
yang berlaku.
Dalam melakukan audit fieldwork, KAP Langit Senja juga telah
mempraktikkan standar yang ada. Audit fieldwork terdiri dari pengujian
pengendalian (test of control) dan pengujian detil (test of detail), dimana
pengujian detil mencakup pengujian substantif atas transaksi dan saldo serta
prosedur analitis substantif. Proses ini sesuai dengan teori atas audit fieldwork
yang sudah dijelaskan, yaitu melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas
transaksi serta melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo.
Selanjutnya, tahap terakhir yang dilakukan oleh KAP Langit Senja adalah tahap
penyelesaian dan pelaporan. Hal ini juga telah sesuai dengan teori yang sudah
dibahas bahwa tahap terakhir adalah menyelesaikan audit dan menerbitkan
laporan audit.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
81 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
KAP Langit Senja melakukan audit atas laporan keuangan PT NAVE
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Audit yang
dilakukan bertujuan untuk menyatakan sebuah opini atas kewajaran dimana
perusahaan telah menyajikan secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi
finansial, hasil operasi perusahaan serta arus kas sesuai dengan PSAK yang
berlaku di Indonesia.
Tim audit telah melaksanakan audit sesuai dengan standar pengauditan
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan proses perencanaan dan pelaksanaan audit agar auditor
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Secara substansi, proses audit yang dilaksanakan pun tidak berbeda
dengan teori yang didapatkan dari buku teks.
Dalam mengaudit PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2012, tim audit tidak melakukan tahap pengujian pengendalian (test of
control) karena tim audit tidak dapat mengandalkan pengendalian internal
(internal control) klien. Oleh karena itu, setelah tahap perencanaan, proses audit
kemudian langsung menggunakan pengujian substantif. Pengujian substantif atas
Pendapatan sendiri terdiri dari beberapa prosedur, yaitu menyiapkan lead schedule,
memahami dan mengevaluasi kebijakan akuntansi Pendapatan, menilai sumber
pendapatan, pengujian transaksi penjualan atas penjualan barang, pengujian
transaksi penjualan atas pemberian jasa, pengujian cut-off penjualan-piutang usaha,
pengujian customer advances, dan verifikasi informasi untuk pengungkapan.
Selama melakukan pengujian substantif, tim audit mendapatkan beberapa
temuan audit. Temuan audit tersebut terjadi di antaranya pada area penjualan
barang, penjualan jasa, serta terkait customer advance atas penjualan perusahaan.
Temuan audit yang jumlahnya material kemudian dikomunikasikan kepada
manajemen untuk ditelusuri lebih lanjut penyebab salah sajinya. Jika manajemen
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
82
Universitas Indonesia
tidak dapat memberikan penjelasan yang layak, maka tim audit akan memberikan
jurnal penyesuaian supaya laporan keuangan masih dapat disajikan secara wajar,
dalam hal-hal yang material, posisi finansial, hasil operasi perusahaan serta arus
kas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia.
Temuan-temuan tersebut dikonfirmasi oleh manajemen sebagai salah saji
yang material. Manajemen kemudian menyetujui jurnal penyesuaian yang
diusulkan oleh tim audit. Selain itu, manajemen juga mengajukan client late
adjustment yang jumlahnya material kepada tim audit, seperti client late
adjustment yang terkait dengan penerapan ISAK 8 dan ISAK 16. Tim audit
kemudian mengkonfirmasi dan mendapatkan bukti yang dapat diandalkan terkait
penyebab adanya keterlambatan penjurnalan tersebut. Tim audit kemudian
menyetujui jurnal client late adjustment yang diajukan klien. Setelah prosedur-
prosedur pengujian substantif dijalankan, maka audit masuk ke tahap terakhir
yaitu tahap penyelesaian dan pelaporan audit. Laporan keuangan konsolidasian
yang telah diaudit sendiri tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Mundurnya penugasan audit ini sudah dikonsultasikan sebelumnya
dengan pihak manajemen.
Selain temuan-temuan material di atas, yang pada akhirnya dibuatkan
jurnal penyesuaiannya, tim audit menyimpulkan bahwa Pendapatan PT NAVE
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah disajikan
secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi finansial, hasil operasi
perusahaan serta arus kas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia.
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat Penulis berikan berdasarkan
pengalaman ketika mengikuti program magang di KAP Langit Senja:
1. Saran untuk PT NAVE
Dari hasil audit atas Gross Revenue, masih cukup banyak salah saji yang
ditemukan, baik material maupun tidak. Salah satu faktor penyebabnya
adalah kemampuan staf Accounting dan Finance PT NAVE yang kurang
memadai. PT NAVE perlu menambah jumlah staf Accounting dan Finance
serta memberikan pelatihan-pelatihan akuntansi dan keuangan yang lebih
dalam kepada staf-stafnya. Selain itu, diperlukan komunikasi dan
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
83
Universitas Indonesia
kerjasama yang lebih baik lagi antara bagian Accounting dan Finance
supaya proses pencatatan akuntansi dan hal-hal keuangan lainnya semakin
baik.
PT NAVE juga perlu lebih tegas dalam penyediaan dokumen pendukung
oleh pihak lain ketika bertransaksi. Masih terdapat transaksi yang
dokumen pendukungnya tidak lengkap dengan alasan yang beragam.
Selain itu, PT NAVE juga perlu merapikan lagi dan menjaga dokumen
pendukung transaksi yang ada. Tidak rapinya dokumen pendukung
membawa dampak yang tidak baik, seperti terhambatnya proses audit.
Dokumen pendukung yang terselip atau hilang kelak juga akan merugikan
perusahaan terkait proses audit, pemeriksaan pajak, penagihan atas
penjualan, dan lainnya.
Saran lain untuk manajemen PT NAVE adalah agar manajemen lebih
berhati-hati dan teliti dalam menerapkan estimasi manajemen untuk
pelaporan keuangan. Manajemen dihimbau untuk selalu memperluas
pengetahuan dan memperdalam pemahaman atas standar akuntansi
maupun peraturan-peraturan lainnya yang berlaku sehingga dapat
meminimalisir salah saji dalam pelaporan keuangan. Selain itu,
manajemen juga harus meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas
proses pencatatan akuntansinya agar tidak terjadi kesalahan penjurnalan.
2. Saran untuk KAP Langit Senja
KAP Langit Senja sebaiknya memberikan pelatihan audit yang lebih
terhadap peserta magangya. Pelatihan yang diadakan justru memberikan
porsi yang sangat terbatas untuk pemahaman proses audit. Dampaknya,
peserta magang tidak mengetahui secara mendalam bagaimana proses
mengaudit itu. Terlebih lagi, peserta magang umumnya hanya diminta
untuk membantu rekan setim yang lebih senior untuk mengerjakan hal-hal
yang teknikal tanpa diberitahu terlebih dahulu hubungannya dengan
konsep audit yang dijalankan. Hal ini tentu saja mengecewakan, karena
tujuan peserta magang mengikuti program magang adalah agar dapat lebih
memahami proses audit dengan terjun langsung dalam audit di praktik
sebenarnya.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
84
Universitas Indonesia
Satu hal yang perlu dimaklumi adalah memang benar peserta magang
dinilai belum cukup mempunyai kemampuan untuk melakukan proses
audit yang lebih dari sekedar melakukan hal-hal teknis. Namun ada
baiknya jika rekan yang lebih senior senantiasa berbagi ilmu dan
pengalaman auditnya kepada peserta magang. Hal ini dapat mencegah
kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta magang. Selain itu, sebaiknya
rekan yang lebih senior juga turut merangkul peserta magang sehingga
peserta magang lebih merasa nyaman di dalam tim.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
85 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public Accounting. (2004). Enterprise Risk
Management – Integrated Framework: Executive Summary. North
Carolina: AICPA
American Institute of Certified Public Accounting. (2012). Internal Control –
Integrated Framework. North Carolina: AICPA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009).
Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian
Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education
Ikatan Akuntan Indonesia. (2008). Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 8 – Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa
dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 (Revisi 2007).
Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No.
16 – Perjanjian Konsesi Jasa. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
23 – Pendapatan. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
30 - Sewa. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
34 – Kontrak Konstruksi. Jakarta: IAI
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting (12th
ed.). New Jersey: John Wiley and Sons.
Lam, Nelson Chi Yuen., dan Peter Tze Yiu Lau. (2009). Intermediate Financial
Reporting: An IFRS Perspective. Singapore: McGraw-Hill
Langit Mega. (2011). Langit Mega Audit Guide. London: Langit Mega
Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
86 Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1
PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan
Definisi Akuntansi Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas
entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan,
penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.
Ruang lingkup PSAK 23 (revisi 2010) adalah pendapatan yang timbul dari
transaksi dan kejadian berikut ini:
a. Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan
barang yang dibeli untuk dijual kembali.
b. Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang telah
disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode
waktu atau lebih. Beberapa penjualan jasa yang terkait dengan kontrak
konstruksi diatur lebih lanjut dalam PSAK 34: Akuntansi Kontrak
Konstruksi.
c. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti,
dan dividen.
Penggunaan aset entitas oleh pihak lain dapat menghasilkan bunga, royalti,
dan dividen.
Pengakuan Pendapatan
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan perlunya menerapkan kriteria
pengakuan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah
dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut.
Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-
sama jika transaksi tersebut terkait sedemikian rupa sehingga pengaruh
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
87
Universitas Indonesia
komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat pada rangkaian transaksi
tersebut secara keseluruhan.
Pengakuan Pendapatan pada Penjualan Barang
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan
barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli,
(b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual,
(c) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal,
(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas, dan
(e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal.
Jika entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi
tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui, misalnya saja terdapat
kondisi seperti:
(a) jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal
tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal,
(b) jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan
pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan,
(c) jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut
merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh
entitas, dan
(d) jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang
ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan
terjadi retur.
Jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, maka
transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan diakui.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
88
Universitas Indonesia
Pengakuan Pendapatan pada Penjualan Jasa
Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), penjualan jasa diakui sebagai
pendapatan jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi
secara andal dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir
periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika:
(a) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
(b) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas,
(c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan
dapat diukur secara andal, dan
(d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi andal setelah entitas
mencapai persetujuan dengan pihak lain mengenai hal-hal berikut dalam
transaksi:
(a) hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipastikan secara
hukum terkait dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak tersebut,
(b) imbalan yang dipertukarkan, dan
(c) cara dan persyaratan penyelesaian.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian (percentage
of completion method). Tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan
berbagai metode yang mencakup:
(a) survei pekerjaan yang telah dilaksanakan,
(b) jasa yang telah dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari
total jasa yang dilakukan, atau
(c) proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total
biaya transaksi tersebut.
Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering
kali tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan
penjualan jasa tidak dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan diakui hanya
yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan. Namun
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
89
Universitas Indonesia
jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi secara andal dan kemungkinan kecil
biaya yang terjadi akan dipulihkan, maka pendapatan tidak diakui dan biaya yang
timbul diakui sebagai beban.
Pengakuan Pendapatan pada Penggunaan Aset Entitas oleh Pihak Lain yang
Menghasilkan Bunga, Royalti, dan Dividen
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan yang timbul dari
penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen diakui jika:
(a) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas, dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
dimana pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
(a) bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif,
(b) royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan, dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
Pengukuran Pendapatan
Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima dan dapat diterima dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Namun
jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau
dapat diterima. Nilai wajar ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan
di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat. Perbedaan antara nilai
wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa entitas mengungkapkan:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
90
Universitas Indonesia
(a) kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian
transaksi penjualan jasa,
(b) jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama
periode tersebut, dan
(c) jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
Entitas mengungkapkan setiap liabilitas kontijensi dan aset kontijensi yang
dapat timbul dari pos-pos seperti biaya jaminan, klaim, denda, atau kemungkinan
kerugian lain.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
91
Universitas Indonesia
Lampiran 2
PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa
Suatu entitas dapat melakukan suatu perjanjian, yang terdiri dari satu atau
serangkaian transaksi terkait, dimana bentuk legal perjanjian tersebut bukan suatu
sewa tetapi perjanjian itu memberikan hak kepada pihak lain untuk menggunakan
suatu aset dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 8 memberikan panduan untuk
menentukan apakah perjanjian-perjanjian semacam itu merupakan sewa atau
mengandung sewa. ISAK 8 menyatakan bahwa dalam menentukan apakah suatu
perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa
perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah:
(a) pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-
aset tertentu, dan
(b) perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset
tersebut.
Definisi Akuntansi Sewa
PSAK 30 (revisi 2011) menyatakan bahwa:
“Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada
lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati. Sebagai imbalannya, lesse melakukan pembayaran atau
serangkaian pembayaran kepada lessor”.
PSAK 30 (revisi 2011) mengklasifikasikan sewa menjadi dua (2) yaitu:
i. sewa pembiayaan (finance lease) jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset, serta
ii. sewa operasi (operating lease) jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika:
(a) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
92
Universitas Indonesia
(b) lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan,
(c) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak
milik tidak dialihakan,
(d) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan, dan
(e) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material.
Di samping itu, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika:
(a) jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan
pembatalan ditanggung oleh lessee,
(b) untung atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
(misalnya, dalam bentuk potongan harga rental dan yang setara dengan
sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa), dan
(c) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua
dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar
rental.
Pengakuan dan Pengukuran Sewa
Dalam kaitannya dengan pendapatan, entitas berlaku sebagai lessor dalam
akuntansi sewa. PSAK 30 (revisi 2011) menyatakan bahwa dalam sewa
pembiyaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan
posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut.
Yang dimaksud dengan investasi sewa neto sendiri adalah penjumlahan agregat
dari pembayaran sewa minimum (minimum lease payment) dengan nilai residu
tidak dijamin (unguaranteed residual value) yang didiskontokan dengan tingkat
bunga implisit dalam sewa. Penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor
sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan yang diterima lessor
sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya.
Sementara itu, untuk sewa operasi, lessor menyajikan aset untuk sewa
operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa
diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
93
Universitas Indonesia
terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana
manfaat penggunaan aset sewaan menurun.
Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 30 (revisi 2011) membedakan pengungkapan yang dibutuhkan
untuk sewa pembiayaan dan sewa operasi. Untuk sewa pembiayaan, selain
mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, lessor juga mengungkapkan:
(a) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor
mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut:
i. kurang dari setahun,
ii. lebih dari satu tahun sampai lima tahun
iii. lebih dari lima tahun.
(b) penghasilan pembiayaan tangguhan,
(c) nilai residu tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor,
(d) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa
minimum,
(e) rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan,
dan
(f) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
Sementara itu, untuk sewa operasi, selain mengungkapkan hal yang
dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor juga
mengungkapkan:
(a) jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:
i. kurang dari setahun,
ii. lebih dari satu tahun sampai lima tahun
iii. lebih dari lima tahun.
(b) total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode
berjalan, dan
(c) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
94
Universitas Indonesia
Lampiran 3
PSAK 34 (Revisi 2010): Kontrak Konstruksi
Definisi Akuntansi Kontrak Konstruksi
PSAK 34 (revisi 2010) memberikan beberapa definisi tentang:
(a) kontrak konstruksi yaitu suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan
erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi,
dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan,
(b) kontrak harga tetap yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa
kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif
tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal
tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya,
(c) kontrak biaya-plus yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor
mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau
telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau
imbalan tetap.
Pengakuan Kontrak Konstruksi
PSAK 34 (revisi 2010) menyatakan bahwa:
“Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan
beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal periode pelaporan”.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kontrak konstruksi dibagi
menjadi dua (2) yaitu kontrak harga tetap dan kontrak biaya-plus. Tiap jenis
kontrak tersebut mempunyai kondisi-kondisi khusus dalam menentukan apakah
hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal:
i. Kontrak harga tetap:
(a) total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal,
(b) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
95
Universitas Indonesia
(c) baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal, dan
(d) biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat
diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya
kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
ii. Kontrak biaya-plus:
(a) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas, dan
(b) biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak tersebut, apakah
dapat ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan
jelas dan diukur secara andal.
Pada umumnya entitas dapat membuat estimasi yang andal sehubungan
dengan hasil suatu kontrak setelah entitas tersebut menyetujui kontrak yang
mengatur hal-hal berikut ini:
(a) hak legal masing-masing pihak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya
atas aset yang akan dibangun,
(b) imbalan yang akan dipertukarkan, dan
(c) cara dan persyaratan penyelesaian.
Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap
penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase
penyelesaian. Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada
periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan. Tahap penyelesaian suatu kontrak
dapat ditentukan dalam berbagai cara, antara lain:
(a) proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilaksanakan
sampai tanggal perhitungan dibandingkan dengan estimasi total biaya
kontrak,
(b) survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan
(c) penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak.
Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari para pelanggan
sering kali tidak mencerminkan tahap penyelesaian. Jika hasil kontrak konstruksi
tidak dapat diestimasi secara andal, maka:
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
96
Universitas Indonesia
(a) pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya
tersebut diperkirakan dapat dipulihkan, dan
(b) biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Pengukuran Kontrak Konstruksi
Berdasarkan PSAK 34 (revisi 2010), pendapatan kontrak terdiri dari:
(a) jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak, dan
(b) penyimpangan dalam pekerjaan, klaim, dan pembayaran insentif:
i. sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan,
dan
ii. dapat diukur secara andal,
dimana:
(a) penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kontrak.
(b) klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak
lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam
nilai kontrak.
(c) pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah
terpenuhi atau dilampaui.
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima
atau akan diterima. Jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun
misalnya karena:
(a) kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim
yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode
setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui,
(b) jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat
meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya,
(c) jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut, atau
(d) jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output,
pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
97
Universitas Indonesia
Penyajian dan Pengungkapan
Berdasarkan PSAK 34 (revisi 2010), entitas mengungkapkan:
(a) jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode,
(b) metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang
diakui pada periode,
(c) metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Sedangkan untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan:
(a) jumlah agregat biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi
kerugian yang diakui) sampai tanggal pelaporan,
(b) jumlah uang muka yang diterima, dan
(c) jumlah retensi.
Entitas menyajikan:
(a) jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset, dan
(b) jumlah utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas.
Jumlah tagihan bruto kepada pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah
selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian
yang diakui) yang melebihi termin. Sebaliknya, jumlah utang bruto kepada
pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara termin yang melebihi
biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
98
Universitas Indonesia
Lampiran 4
ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa
ISAK 16 menyatakan bahwa pemerintah telah memperkenalkan perjanjian
kontraktual untuk menarik partisipasi sektor swasta dalam pengembangan,
pembiayaan, pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur. Pihak swasta, atau
yang biasa disebut dengan operator, dapat membangun infrastruktur yang
digunakan untuk menyediakan jasa publik, meningkatkannya, atau
mengoperasikan dan memelihara infrastruktur untuk jangka waktu tertentu.
Interpretasi dalam ISAK 16 berlaku jika:
(a) pemberi konsesi mengendalikan atau meregulasi jasa apa yang harus
diberikan oleh operator dengan infrastruktur, kepada siapa jasa harus
diberikan, dan berapa harganya; dan
(b) pemberi konsesi mengendalikan – melalui kepemilikan, hak manfaat, atau
bentuk lain – atas setiap kepentingan residu signifikan dalam infrastruktur
pada akhir masa perjanjian.
Operator dibayar untuk jasa yang diberikan selama periode perjanjian.
Operator mengakui dan mengukur pendapatan sesuai dengan PSAK 34 (revisi
2010) tentang Kontrak Konstruksi serta PSAK 23 (revisi 2010) tentang
Pendapatan. Jika operator melakukan jasa konstruksi atau peningkatan
kemampuan, imbalan yang diterima atau dapat diterima diakui pada nilai wajar.
Imbalan dapat berupa hak atas:
(a) aset keuangan jika operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas diskresi pemberi
konsesi untuk jasa konstruksi, dan
(b) aset takberwujud jika operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna jasa publik.
Ketika operator melakukan jasa operasi, maka atas jumlah yang dapat ditagih dari
aset keuangan dari, atau atas diskresi pemberi konsesi, dicatat sebagai:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang,
(b) aset keuangan tersedia untuk dijual, atau
(c) aset keuangan diukur pada nilai wajar.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
99
Universitas Indonesia
Jika jumlah yang dapat ditagih dari pemberi konsesi dicatat sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang ataupun aset keuangan tersedia untuk dijual,
bunga dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk diakui
dalam laba rugi. Untuk aset takberwujud sendiri perlakuan akuntansinya berlaku
sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010) tentang Aset Takberwujud.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
100
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Contoh Lead Schedule untuk Pendapatan (dalam Rp)
Ac
co
un
t
Nu
mb
er
Ac
co
un
t D
es
cri
pti
on
Cu
rre
nt
Pe
rio
d 2
01
2
1/1
/20
12
-
12
/31
/20
12
Ad
jus
tme
nts
Ad
j. C
urr
en
t
Pe
rio
d 2
01
2
1/1
/20
12
-
12
/31
/20
12
Co
mp
ara
tive
20
11
1/1
/20
11
-
12
/31
/20
11
Va
ria
nc
e
Va
ria
nc
e
%
TBPY
40.0
1.00
.01
Mac
hine
ry S
ales
-190
,176
,349
158,
842,
264
-31,
334,
085
-24,
276,
844
-7,0
57,2
4129
%40
.01.
00.0
2S
pare
Par
t Sal
es-2
3,93
2,80
50
-23,
932,
805
-22,
078,
684
-1,8
54,1
218%
40.0
1.00
.03
Ser
vice
Sal
es-3
,942
,582
0-3
,942
,582
-5,1
59,0
731,
216,
491
-24%
40.0
1.00
.04
O M
Sal
es-2
3,88
4,98
50
-23,
884,
985
-30,
779,
512
6,89
4,52
7-2
2%40
.01.
00.0
5E
P C
Sal
es-8
5,68
2,30
81,
401,
072
-84,
281,
237
-65,
577,
929
-18,
703,
307
29%
40.0
1.00
.06
BO
T S
ales
-60,
261,
217
2,11
9,59
2-5
8,14
1,62
5-3
9,60
6,94
9-1
8,53
4,67
647
%40
.01.
00.0
7P
LSA
Sal
es-1
3,48
4,19
70
-13,
484,
197
-12,
042,
596
-1,4
41,6
0112
%40
.01.
00.0
8C
omm
issi
onin
g S
ales
-295
,088
0-2
95,0
88-3
72,5
0677
,418
-21%
40.0
1.00
.09
Ser
vice
Sal
es -
War
rant
y-3
,294
,030
0-3
,294
,030
-761
,869
-2,5
32,1
6233
2%40
.01.
00.1
0S
uppo
rting
Sal
es-2
,956
,209
0-2
,956
,209
-9,0
76,3
216,
120,
112
-67%
40.0
1.00
.11
Ren
tal S
ales
-106
,920
,937
-2,7
17,6
28-1
09,6
38,5
66-7
8,48
2,65
4-3
1,15
5,91
240
%40
.03.
00.0
2S
ales
Ret
urn
(Spa
re P
arts
)2,
058
02,
058
1,31
4,30
6-1
,312
,249
-100
%40
.03.
00.0
3S
ales
Ret
urn
(Ser
vice)
00
01,
060
-1,0
600%
40.0
3.00
.06
Sal
es R
etur
n (R
enta
l0
00
443,
621
-443
,621
0%40
.03.
00.0
7S
ales
Ret
urn
(PLS
A)13
2,29
70
132,
297
013
2,29
70%
40.0
4.00
.01
Sal
es A
ccru
ed-1
3,79
3,50
6-3
,720
,853
-17,
514,
359
-1,9
72,2
69-1
5,54
2,09
078
8%
T
ota
l -5
28
,48
9,8
58
15
5,9
24
,44
6-3
72
,56
5,4
11
-28
8,4
28
,21
7-8
4,1
37
,19
52
9%
^^
^^
^
Tic
km
ark
:
TB
: agr
ee to
tria
l bal
ance
as
of 3
1 D
ecem
ber 2
012
PY
: agr
ee to
aud
ited
bala
nce
as o
f 31
Dec
embe
r 201
1^
: foo
ted
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF A
CC
OU
NT
S (
in R
p)
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
101
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Example of Calculation of Revenue from Project LAPOR
Project Lapor consists of:
i. Construction revenue (EPC Sales)
Total construction cost : Rp10.000.000
Profit margin (60% * cost) : Rp6.000.000
Total revenue from construction : Rp16.000.000
Cost incurred until the end of 2012 period : Rp8.000.000
Total construction cost : Rp10.000.000
Percentage of completion : 80%
Revenue to be recognized in 2012:
80% * total revenue from construction : Rp12.800.000
ii. Operating and maintenance revenue (O&M Sales)
OM cost per kWh : Rp0,00091
Profit margin (10% * cost) : Rp000091
Revenue (selling price) from OM : Rp0,001
Minimum kWh produced in a year : 904.500.000
Selling price : Rp0,001
Estimated revenue from OM in a year : Rp904.500
iii. Lease revenue (BOT Sales)
Accounts receivable for lease
(taken from construction revenue) : Rp16.000.000
Implied rate : 15%
Lease term : 8 years
Note:
The annual payment includes payment for O&M Sales. Therefore
management substracts the payment for O&M Sales first from the
cashflow to calculate lease revenue.
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
102
Universitas Indonesia
PT NAVE
Lease Amortization Schedule
(in Rp)
Year Payment O&M Interest Reduction in AR AR
16,000,000
2013 4,500,000 904,500 2,400,000 1,195,500 14,804,500
2014 4,500,000 904,500 2,272,630 1,322,870 13,481,630
2015 4,500,000 904,500 2,069,557 1,525,943 11,955,687
2016 4,500,000 904,500 1,835,310 1,760,190 10,195,497
2017 4,500,000 904,500 1,565,105 2,030,395 8,165,102
2018 4,500,000 904,500 1,253,420 2,342,080 5,823,022
2019 4,500,000 904,500 893,889 2,701,611 3,121,410
2020 4,500,000 904,500 479,166 3,121,410 -
36,000,000 7,236,000 12,769,076 16,000,000
For period ended 31 December 2012, the construction has been performed up to
80%. Therefore, PT NAVE only recognised 80% construction revenue in 2012.
The rest part, 20%, should be recognised in 2013. For the interest revenue, PT
NAVE should only recognise interest for eleven months (starting to operate from
February 2013 as the construction was planned to be finished at the end of
January 2013).
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
103
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam Rp .000)
Invo
ice
nu
mb
er
Invo
ice
da
teC
usto
me
r
na
me
De
scri
ptio
nC
urr
Invo
ice
am
ou
nt
(in
ori
gin
al)
Ra
te
(Ba
se
d o
n B
I
mid
dle
ra
te
pe
r in
vo
ice
da
te)
Invo
ice
am
ou
nt
(in
ID
R)
Diffe
ren
ce
be
twe
en
am
ou
nt p
er
listin
g a
nd
invo
ice
am
ou
nt
Ta
rge
ted
Te
stin
g
1M
ach
ine
ry
Sa
les
15
8,8
42
,26
4E
NG
-12
-
02
0,2
1,2
6,3
0
12
-De
c-1
2M
ya
po
Pte
Ltd
16
xJM
S 6
20
(M
ya
nm
ar)
EU
R1
2,4
00
1
2,8
10
1
58
,84
4,0
00
-1,7
36
. . 10
Sp
are
Pa
rt
Sa
les
50
9,1
50
SP
/07
/20
12
/
04
9
30
-Ju
l-1
2P
T. W
IRY
AS
pa
rk p
lug
EU
R4
41
1,6
56
51
0,8
14
-1,6
64
To
tal
targ
ete
d
testin
g
19
0,9
71
,86
51
91
,04
3,5
92
-71
,72
7
No
n-S
tatistica
l S
am
plin
g
11
Ma
ch
ine
ry
Sa
les
31
0,0
00
EN
G/0
7/2
01
2/0
03
03
-Ju
l-1
2P
T. A
DIQ
3rd
pa
ym
en
t fo
r m
ain
eq
uip
me
nt (3
x G
S3
20
GS
-
N.L
Ga
s E
ng
ine
Ge
ne
rato
r
Se
ts):
5%
x R
p6
.2 m
illio
n
IDR
31
0,0
00
13
10
,00
00
. . 26
Sp
are
Pa
rt
Sa
les
32
1,7
80
SP
/11
/20
12
/
01
4
06
-No
v-1
2P
T. W
IRY
A-
Se
alin
g R
ing
Sp
ark
Plu
g
(10
29
81
) E
UR
0.6
7 x
24
0
- F
ilte
r In
se
rt (
63
12
65
)
EU
R7
74
.82
x 6
- O
-rin
g (
16
28
17
)
EU
R1
4.3
3 x
6
- F
ilte
r (6
28
47
6)
EU
R2
24
.93
x 1
2
EU
R2
61
2,3
13
32
1,7
81
0
To
tal n
on
sta
t
3
,65
3,4
92
3
,65
3,6
14
-12
2
Tra
nsa
ctio
n
am
ou
nt p
er
de
taile
d lis
tin
g
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
Sa
mp
le
nu
mb
er
G/L
acco
un
t
na
me
b)
i) R
ela
ted
sa
les in
vo
ice
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
SA
MP
LE
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
104
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam Rp .000)
(lanjutan)
S
up
po
rtin
g
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(pu
rch
ase
ord
er,
co
ntr
act,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
Cu
sto
me
r
ord
er
ag
ree
s to
invo
ice
(Y/N
)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(co
ntr
act, p
rice
list, c
ash
co
lle
cte
d e
tc.)
Re
fere
nce
nu
mb
er
Re
fere
nce
da
te
Invo
ice
pri
cin
g
ag
ree
s to
su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
ti
on
Pu
rch
ase
Ord
er
12
00
1/M
YP
PL
/
CIC
/12
-12
17
-De
c-1
2Y
Sa
les c
on
tra
ct
M-
NH
/MY
PP
L/0
28
-C/I-
13
/R-0
25
-Ja
n-1
3N
NA
Sa
les
Co
ntr
act -
Mya
po
Pte
Ltd
(JG
S
62
0)
Sa
les O
rde
rS
O-1
2-0
37
22
0-J
ul-
12
YP
rice
lis
tN
/AN
/AY
Y
DO
No
. D
O/N
AV
E-
SC
/07
/12
/17
0 D
ate
30
-Ju
l-2
01
2
Diffe
ren
ce
pa
sse
d a
s
imm
ate
ria
l
N/A
Sa
les c
on
tra
ct
M-
HO
/AD
IQ/0
01
-
C/I-1
2/R
-O
03
-Ja
n-1
2Y
Sa
les c
on
tra
ct
M-
HO
/AD
IQ/0
01
-C/I-
12
/R-O
03
-Ja
n-1
2Y
YN
o e
xce
ptio
n
no
ted
Sa
les
co
ntr
act -
PT
AD
IQ
Sa
les Q
uo
tatio
nS
Q-1
2-0
77
22
3-O
ct-
12
YP
rice
lis
tN
/AN
/AY
Y
DO
No
DO
/NA
VE
-
SC
/11
/12
/02
8 D
ate
07
-No
v-1
2
Diffe
ren
ce
pa
sse
d a
s
imm
ate
ria
l.
N/A
b)
i) C
usto
me
r o
rde
r b
) ii)
Invo
ice
pri
cin
g
b)
iii)
Re
ve
nu
e
reco
gn
ize
d in
acco
rda
nce
with
acco
un
tin
g p
olicy
an
d in
co
rre
ct p
eri
od
(Y/N
)
No
tes
Re
f
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
105
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from Service
(dalam Rp .000)
In
vo
ice
nu
mb
er
Invo
ice
da
teIn
vo
ice
de
scri
ptio
n
Invo
ice
am
ou
nt
Ra
teIn
vo
ice
in
IDR
Diffe
ren
ce
be
twe
en
am
ou
nt
pe
r listin
g
an
d
invo
ice
am
ou
nt
Se
rvic
e R
eve
nu
e -
Ta
rge
ted
Te
stin
g
1S
ale
s
Accru
ed
31
-De
c-1
2P
T. L
istr
ik
(Pe
rse
ro)
Bille
d fo
r 1
-31
De
s
20
12
(1
5,7
94
,91
5 k
wh
x ID
R 3
98
.18
)
AC
R-1
2-
11
5
6,2
89
,21
9N
/AN
/AN
/A6
,28
9,2
19
16
,28
9,2
19
0
.
Se
rvic
e R
eve
nu
e -
No
n S
tatistica
l S
am
plin
g
5O
M
Sa
les
02
-Ja
n-1
2P
T. P
IRR
un
nin
g H
ou
rs P
er
De
ce
mb
er
20
11
SP
I-1
2-
00
08
47
6,0
87
00
06
/O
M/P
IR/0
1/1
2
02
-Ja
n-1
2R
un
nin
g
ho
urs
1,9
65
ho
urs
@
EU
R2
1.0
9
40
11
,80
54
76
,08
70
6P
LS
A
Sa
les
03
-De
c-1
2P
T. Y
AM
OT
Invo
ice
PL
SA
/10
/20
12
/00
6
SP
I-1
2-
18
54
60
0,0
99
PL
SA
/10
/20
12
/00
6
29
-Oct-
12
- S
ea
lin
g r
ing
sp
ark
plu
g
- S
pa
rk p
lug
- P
rech
am
be
r
ga
s v
alv
e, e
tc
48
12
,51
56
00
,09
90
7S
erv
ice
Sa
les -
Wa
rra
nty
13
-De
c-1
2G
EN
EW
arr
an
ty In
vo
ice
Ad
ditio
na
l co
st
Ge
ne
rato
r
SP
I-1
2-
19
03
57
6,5
15
WR
/12
/2
01
2/0
03
13
-De
c-1
2W
arr
an
ty
invo
ice
fo
r
ad
ditio
na
l
co
st
ge
ne
rato
r
fie
ld fix
DIG
14
X
46
12
,60
15
76
,51
50
8S
up
po
rti
ng
Sa
les
30
-Ap
r-1
2N
AV
E P
te
Ltd
SU
PP
OR
TIN
G S
AL
ES
AD
IQ 2
UN
IT G
S 6
20
00
7/D
N/N
A
VE
P/0
4/1
2
88
9,1
75
00
7/D
N/
NA
VE
PL
/04
/12
30
-Ap
r-1
2D
eb
it N
ote
fo
r
co
mm
issio
n
for
cu
sto
me
r
AD
IQ; to
tal
MW
6,6
98
@
EU
R 1
0.9
09
1
73
12
,16
98
89
,17
50
. 39
Sa
les
Accru
ed
31
-De
c-1
2P
T. P
IRB
ille
d fo
r 1
-31
De
s
20
12
( 2
,00
9 h
ou
rs x
Eu
ro 2
1.9
3 =
Eu
ro
44
,05
7.3
7 -
Eu
ro
1,1
11
.11
= E
ur
42
,94
6.2
6
AC
R-1
2-
12
3
55
0,1
36
N/A
N/A
N/A
43
12
,81
05
50
,13
60
36
,56
6,9
46
-85
,64
9
Tra
nsa
ctio
n
am
ou
nt p
er
de
taile
d
listin
g
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
AC
CO
UN
TS
Da
teC
usto
me
rS
am
ple
nu
mb
er
G/L
acco
un
t
na
me
De
scri
ptio
n
Tra
nsa
ctio
n
refe
ren
ce
nu
mb
er
pe
r
de
taile
d
listin
g
b)
i) R
ela
ted
sa
les in
vo
ice
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
106
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from Service
(dalam Rp .000) (lanjutan)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(co
ntr
act,
ag
ree
me
nt,
en
ga
ge
me
nt
lette
r, e
tc.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
De
tails o
f
se
rvic
e
pro
vid
ed
(ty
pe
,
pe
rio
d c
ove
red
,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(tim
e
sh
ee
ts, ca
sh
co
lle
cte
d,
cu
sto
me
r
acce
pta
nce
, e
tc.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
su
pp
ort
s s
erv
ice
pro
vid
ed
(Y/N
)
Re
nta
l sa
les
co
ntr
act
M-
YW
/PB
O/0
58
-
C/III-1
2
27
-Ma
r-1
2R
en
tal o
f
en
gin
e fo
r
pe
rio
d 2
10
da
ys
Pro
gre
ss r
ep
ort
02
4/B
A/1
51
/SK
RM
/20
13
02
-Ja
n-1
3Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Pro
ject
Lis
trik
Exte
nsio
n
O&
M s
ale
s
co
ntr
act
-8
/05
/20
07
(a
d.
12
ju
ne
20
09
)
O&
M c
on
tra
ct
for
8-y
ea
r
pe
rio
d
Ru
nn
ing
Ho
ur
Re
po
rt
-0
3-J
an
-12
YY
No
exce
ptio
n
no
ted
Sa
les
Co
ntr
act
OM
- P
T
PIR
PL
SA
sa
les
co
ntr
act
-0
1-J
un
-09
PL
SA
fo
r g
as
en
gin
e fo
r
pe
rio
d 2
,00
0 -
26
,00
0
op
era
tin
g h
ou
rs
De
live
ry o
rde
rD
O/N
E-
SC
/12
/12
/00
3
DO
/NE
-
SC
/12
/12
/00
4
DO
/NE
-
SC
/12
/12
/00
5
03
-De
c-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Sa
les
Co
ntr
act
PL
SA
- P
T
YA
MO
T (
3
x G
S 6
20
)
--
--
Em
ail
co
rre
sp
on
de
nce
N/A
10
-De
c-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
N/A
Co
op
era
tio
n
ag
ree
me
nt
00
7/L
GL
/NA
VE
PL
/IX
/20
10
02
-Ja
n-1
0C
om
mis
sio
n
ove
r co
nd
uct
ma
rke
tin
g a
nd
sa
les o
f g
as
en
gin
e fo
r
pe
rio
d 3
ye
ars
N/A
N/A
N/A
N/A
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Sa
les
En
gin
e
Ag
ree
me
n
t P
T N
AV
E
- N
AV
E
Pte
Ltd
OM
sa
les
co
ntr
act
-0
8-M
ay-0
7O
M s
erv
ice
fo
r
pe
rio
d 8
ye
ars
Ru
nn
ing
Ho
ur
Re
po
rt
-3
1-D
ec-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Sa
les
Co
ntr
act
OM
- P
T
PIR
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
Re
f
b)
i) C
usto
me
r a
gre
em
en
t b
) ii)
Pe
rfo
rma
nce
of se
rvic
eb
) iii)
Re
ve
nu
e r
eco
gn
itio
n
ap
pro
pri
ate
ba
se
d o
n
se
rvic
e p
rovid
ed
,
co
ntr
act te
rms,
acco
un
tin
g p
olicy
an
d r
eco
rde
d in
co
rre
ct p
eri
od
(Y
/N)
No
tes
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
107
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan Sales
Return (dalam Rp .000)
In
vo
ice
nu
mb
er
Invo
ice
da
teIn
vo
ice
de
scri
ptio
n
Invo
ice
am
ou
nt
Ra
teIn
vo
ice
in
IDR
Diffe
ren
ce
be
twe
en
am
ou
nt
pe
r listin
g
an
d
invo
ice
am
ou
nt
EP
C S
ale
s -
Ta
rge
ted
Te
stin
g
1E
P C
Sa
les
01
-Fe
b-1
2P
T. R
EK
AL
Do
wn
Pa
ym
en
t 3
0%
of E
PC
Me
ch
an
ica
l &
Ele
ctr
ica
l W
ork
s
SP
I-1
1-
02
37
1
,04
1,2
69
2
38
/EP
/
RE
KA
L/
03
/11
23
-Ma
r-1
1D
ow
n
Pa
ym
en
t
30
% o
f E
PC
Me
ch
an
ica
l &
Ele
ctr
ica
l
Wo
rks
88
11
,79
41
,04
1,2
69
0
.
EP
C S
ale
s -
No
n S
tatistica
l S
am
plin
g
. 69
E P
C
Sa
les
10
-Fe
b-1
2P
T. A
RN
IP
rog
ress P
aym
en
t
30
% o
f E
PC
Ele
ctr
ica
l
Wo
rks 1
MW
- M
ate
ria
l
SP
I-1
2-
02
24
2
86
,53
2
01
61
/EP
/AR
NI/0
2/1
2
10
-Fe
b-1
2P
rog
ress
Pa
ym
en
t
30
% o
f E
PC
Ele
ctr
ica
l
Wo
rks 1
MW
-
Ma
teri
al,
pro
gre
ss
28
6,5
32
12
86
,53
20
79
,17
7,4
42
1,2
75
,40
1
Sa
les R
etu
rn (
PL
SA
) -
Ta
rge
ted
Te
stin
g
1S
ale
s
Re
turn
(PL
SA
)
18
-Ap
r-1
2P
T. S
AP
RE
RE
TU
RN
MA
INT
EN
AN
CE
EX
CH
AN
GE
BE
AR
ING
G1
20
RE
FE
R:
11
31
/PS
/SP
K/1
2/1
1
PP
PI-
11
-
07
32
1
32
,29
7
01
1/N
R/
SA
PR
E/I
I/2
01
2
01
-Fe
b-1
2E
xch
an
ge
Be
ari
ng
(P
/N
G1
20
)
11
12
,03
51
32
,29
70
13
2,2
97
0
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
AC
CO
UN
TS
D
OC
UM
EN
TA
TIO
N O
F T
ES
TIN
G
Sa
mp
le
nu
mb
er
G/L
acco
un
t
na
me
Da
teC
usto
me
rD
escri
ptio
n
Tra
nsa
ctio
n
refe
ren
ce
nu
mb
er
pe
r
de
taile
d
listin
g
Tra
nsa
ctio
n
am
ou
nt p
er
de
taile
d
listin
g
b)
i) R
ela
ted
sa
les in
vo
ice
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
108
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan Sales
Return (dalam Rp .000) (lanjutan) S
up
po
rtin
g
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(co
ntr
act,
ag
ree
me
nt,
en
ga
ge
me
nt
lette
r, e
tc.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
De
tails o
f
se
rvic
e
pro
vid
ed
(typ
e,
pe
rio
d
co
ve
red
,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(tim
e
sh
ee
ts, ca
sh
co
lle
cte
d,
cu
sto
me
r
acce
pta
nce
,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
su
pp
ort
s s
erv
ice
pro
vid
ed
(Y/N
)
ICP
sa
les
co
ntr
act
40
62
50
13
/SP
K-
RE
KA
L/III/2
01
1
ICP
co
ntr
act fo
r
4 u
nit G
S
32
0 G
S B
L
Pro
gre
ss r
ep
ort
01
/BA
P-
RE
KA
L/N
E/X
II/
20
11
06
-Ja
n-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Sa
les
Co
ntr
act
ICP
- P
T.
RE
KA
L
ICP
sa
les
co
ntr
act
04
0/II/E
lect/2
01
0/O
1
40
51
8IC
P
co
ntr
act fo
r
1x1
MW
Ge
nse
t
BB
E G
S
12
0 G
S N
L
Eq
uip
me
nt
acce
pta
nce
rep
ort
-4
09
35
YY
No
exce
ptio
n
no
ted
.
Sa
les
Co
ntr
act
ICP
- P
T.
AR
NI
N/A
N/A
N/A
N/A
Be
rita
Aca
ra0
10
4/N
AV
E-
SU
B/II/2
01
2
01
-Fe
b-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
N/A
b)
i) C
usto
me
r a
gre
em
en
t
No
tes
Re
f
b)
ii)
Pe
rfo
rma
nce
of se
rvic
eb
) iii)
Re
ve
nu
e r
eco
gn
itio
n
ap
pro
pri
ate
ba
se
d o
n
se
rvic
e p
rovid
ed
,
co
ntr
act te
rms,
acco
un
tin
g p
olicy
an
d r
eco
rde
d in
co
rre
ct p
eri
od
(Y/N
)
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
109
Universitas Indonesia
Lampiran 10
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan Rental
Sales (dalam Rp .000) In
vo
ice
nu
mb
er
Invo
ice
da
teIn
vo
ice
de
scri
ptio
n
Invo
ice
am
ou
nt
Ra
teIn
vo
ice
in
IDR
Diffe
ren
ce
be
twe
en
am
ou
nt
pe
r listin
g
an
d
invo
ice
am
ou
nt
BO
T S
ale
s -
Ta
rge
ted
Te
stin
g &
No
n S
tatistica
l S
am
plin
g
1B
OT
Sa
les
02
-Ja
n-1
2P
T P
OG
EN
En
gin
e n
o. 1
- 4
:
5,1
64
,63
4 kw
h x
Eu
r 0
.02
75
SP
I-1
2-
00
12
1
,67
6,5
73
0
01
0/R
P
/PG
N/0
1
/12
01
-Ja
n-1
2R
en
tal
En
gin
e n
o. 1
-
4
5,1
64
,63
4
kw
h x
14
21
1,8
05
1,6
76
,57
30
. 31
BO
T
Sa
les
03
-De
c-1
2P
T. T
UN
EB
ille
d :
1,4
37
,50
0 k
wh
x
E
ur
0.0
25
0
SP
I-1
2-
18
65
4
48
,80
3
BO
T/1
2/
20
12
/00
5
03
-De
c-1
2B
OT
ga
s
en
gin
e typ
e
JS
12
0 S
- N
L
pe
r
No
ve
mb
er
20
12
Bille
d:
1,4
37
,50
0
36
12
,48
84
48
,80
30
55
,25
5,8
71
0
Re
nta
l S
ale
s -
Ta
rge
ted
Te
stin
g &
No
n S
tatistica
l S
am
plin
g
. 1R
en
tal
Sa
les
02
-Ja
n-1
2P
T. P
EL
ISM
inim
um
En
erg
y
Lis
trik
(A
& B
) :
7,7
62
,93
1.0
0 k
wh
x
IDR
44
0.0
0
SP
I-1
2-
00
03
3
,41
5,6
90
0
00
1/R
P
/PB
O/0
1/
12
02
-Ja
n-1
2M
inim
um
En
erg
y L
istr
ik
(A &
B)
:
7,7
62
,93
1.0
0
kw
h x ID
R
44
0.0
0
3,4
15
,69
01
3,4
15
,69
00
. 24
Re
nta
l
Sa
les
01
-No
v-1
2P
T. T
UN
EB
ille
d : (
99
7,4
00
kw
h -
33
,15
8 k
wh
) x ID
R
81
8.0
0
SP
I-1
2-
17
55
7
88
,75
0
RE
NT
/1
1/2
01
2/0
01
01
-No
v-1
2B
ille
d :
( 9
97
,40
0
kw
h -
33
,15
8 k
wh
)
x ID
R
78
8,7
50
17
88
,75
00
99
,55
7,3
96
0
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
AC
CO
UN
TS
D
OC
UM
EN
TA
TIO
N O
F T
ES
TIN
G
Sa
mp
le
nu
mb
er
G/L
acco
un
t
na
me
Da
teC
usto
me
rD
escri
ptio
n
Tra
nsa
ctio
n
refe
ren
ce
nu
mb
er
pe
r
de
taile
d
listin
g
Tra
nsa
ctio
n
am
ou
nt p
er
de
taile
d
listin
g
b)
i) R
ela
ted
sa
les in
vo
ice
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
110
Universitas Indonesia
Lampiran 10
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan Rental
Sales (dalam Rp .000) (lanjutan)
S
up
po
rtin
g
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(co
ntr
act,
ag
ree
me
nt,
en
ga
ge
me
nt
lette
r, e
tc.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
De
tails o
f
se
rvic
e
pro
vid
ed
(ty
pe
,
pe
rio
d c
ove
red
,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(tim
e
sh
ee
ts, ca
sh
co
lle
cte
d,
cu
sto
me
r
acce
pta
nce
,
etc
.)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
re
fere
nce
nu
mb
er
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
su
pp
ort
s s
erv
ice
pro
vid
ed
(Y/N
)
BO
T s
ale
s
ag
ree
me
nt
-6
/3/2
01
0B
OT
co
ntr
act o
f
en
gin
e fo
r
pe
rio
d 5
9,9
99
op
era
tin
g h
ou
rs
Jo
int R
ea
din
g
Re
po
rt
-0
1-J
an
-12
YY
No
exce
ptio
n
no
ted
Pro
ject
PO
GE
N
BO
T s
ale
s
ag
ree
me
nt
-5
/14
/20
10
BO
T c
on
tra
ct o
f
en
gin
e fo
r
pe
rio
d 5
9,9
99
op
era
tin
g h
ou
rs
Jo
int R
ea
din
g
Re
po
rt
-0
3-D
ec-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Pro
ject
TU
NE
Re
nta
l sa
les
co
ntr
act
M-
YW
/PB
O/1
44
-
C/V
I-II
6/1
0/2
01
1R
en
tal co
ntr
act
of e
ng
ine
fo
r
pe
rio
d 2
10
ca
len
da
r d
ays
Pro
gre
ss r
ep
ort
00
23
BA
/15
1/S
KR
M/
20
12
02
-Ja
n-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Pro
jec
t
PE
LIS
. Re
nta
l sa
les
co
ntr
act
-4
/21
/20
11
Re
nta
l co
ntr
act
of e
ng
ine
fo
r
pe
rio
d 3
6
mo
nth
Jo
int re
ad
ing
rep
ort
N/A
01
-No
v-1
2Y
YN
o
exce
ptio
n
no
ted
Pro
ject
TU
NE
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
b)
i) C
usto
me
r a
gre
em
en
t b
) ii)
Pe
rfo
rma
nce
of se
rvic
eb
) iii)
Re
ve
nu
e r
eco
gn
itio
n
ap
pro
pri
ate
ba
se
d o
n
se
rvic
e p
rovid
ed
,
co
ntr
act te
rms,
acco
un
tin
g p
olicy
an
d r
eco
rde
d in
co
rre
ct p
eri
od
(Y/N
)
No
tes
Re
f
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
111
Universitas Indonesia
Lampiran 11
Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam Rp .000)
Sa
mp
le
Nu
mb
er
Sa
le in
vo
ice
da
te
pe
r d
eta
ile
d
listin
g
(da
te r
eve
nu
e
reco
rde
d in
G/L
)
Sa
le in
vo
ice
nu
mb
er
pe
r d
eta
ile
d
listin
g
(Do
cu
me
nt
No
.)
Sa
le
invo
ice
cu
sto
me
r
na
me
pe
r
de
taile
d
listin
g
Sa
le
invo
ice
am
ou
nt
pe
r
de
taile
d
listin
g
(Ori
Cu
rr)
Sa
le in
vo
ice
am
ou
nt
pe
r d
eta
ile
d
listin
g
(Am
ou
nt in
Ori
Cu
rr)
Sa
le in
vo
ice
am
ou
nt
pe
r d
eta
ile
d
listin
g
(ID
R C
urr
)
b)
Invo
ice
No
.
b)
Invo
ice
Da
te
b)
Invo
ice
De
scri
ptio
n
b)
Ori
Cu
rr
b)
Am
ou
nt in
Ori
Cu
rr
b)
BI M
idd
le
Ra
te
b)
Am
ou
nt in
IDR
Cu
rr
Diffe
ren
ce
Re
nd
eri
ng
Se
rvic
es -
Acce
pt-
Re
ject T
estin
g
13
1-D
ec-1
2S
PI-
12
-
03
79
PT
. A
DIQ
IDR
2
,09
0,0
00
2
,09
0,0
00
0
28
2/E
P/A
DIQ
/03
/12
6-M
ar-
12
2n
d P
aym
en
t o
f
Co
nta
ine
riza
tio
n,
Me
ch
an
ica
l a
nd
Ele
ctr
ica
l W
ork
s
ID
R
2
,09
0,0
00
1
2
,09
0,0
00
0
. 93
1-D
ec-1
2S
PI-
12
-
20
41
PT
UN
GL
ES
EU
R 1
.48
0
1
8,9
59
E
PC
/11
/20
12
/0
19
-No
v-1
2 3
rd P
aym
en
t fo
r
1 u
nit o
f B
iog
as
An
aly
ze
r
EU
R
1
.48
0
1
2,8
10
1
8,9
59
0
Sa
les o
f G
oo
ds -
Acce
pt-
Re
ject T
estin
g
13
1-D
ec-1
2S
PI-
12
-
20
07
NA
VE
Pte
Ltd
EU
R 2
70
3
,45
8,6
62
E
NG
/1
2/2
01
2/
00
3
31
-De
c-1
2 1
un
it G
en
era
tor
Se
t T
yp
e J
MS
12
0 G
S-N
.L
EU
R
2
70
1
2,8
10
3
,45
8,6
62
0
. 83
-Ja
n-1
3S
PI-
13
-
00
32
PT
. T
OB
EU
SD
0
.33
2
3
,21
1
SP
/01
/
20
13
/0
23
3-J
an
-13
Ga
ske
t, C
ylin
de
r
He
ad
Ga
ske
t,
Inta
ke
Ga
ske
t,
etc
EU
R 0
.25
1
11
,88
8
2
,98
2
2
29
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
SA
MP
LE
R
EL
AT
ED
SA
LE
S IN
VO
ICE
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
112
Universitas Indonesia
Lampiran 11
Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam Rp .000)
(lanjutan)
b)
Te
rms
of sa
le/title
tra
nsfe
r
(FO
B
sh
ipp
ing
,
rece
ivin
g,
etc
.)
b)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
exa
min
ed
(sh
ipp
ing
do
cu
me
nt,
de
live
ry o
rde
r,
etc
)
b)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
refe
ren
ce
nu
mb
er
b)
Su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
da
te
(sh
ipm
en
t d
ate
,
pe
rfo
rma
nce
da
te, e
tc)
b)
Qu
an
tity
pe
r
su
pp
ort
ing
do
cu
me
nta
tio
n
ag
ree
s to
sa
le
invo
ice
(Y/N
)
b)
Re
co
gn
ize
d
in
ap
pro
pri
ate
pe
rio
d
(Y/N
)
b)
Va
lue
of
sa
les
reco
rde
d in
inco
rre
ct
pe
rio
d,
wh
ere
ap
plica
ble
No
tes
Pro
gre
ss
billin
g
Pro
gre
ss R
ep
ort
01
/BA
P/-
AD
IQ/N
AV
E/X
I/
20
12
11
/26
/20
12
YY
0
No
exce
ptio
n
no
ted
Pro
gre
ss
billin
g
De
live
ry O
rde
rD
O/N
AV
E-
SC
/08
-/1
2/0
38
8/1
0/2
01
2Y
Y0
N
o
exce
ptio
n
no
ted
FO
B
De
stin
atio
n
po
int
PIB
02
04
01
-00
00
26
-
20
12
12
29
-
01
37
25
29
-De
c-1
2Y
Y0
N
o
exce
ptio
n
no
ted
FO
B
De
stin
atio
n
po
int
De
live
ry O
rde
r0
21
56
/NA
VE
-
SC
/01
/13
03
-Ja
n-1
3Y
Y0
N
o
exce
ptio
n
no
ted
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
113
Universitas Indonesia
Lampiran 12
Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam Rp .000)
Adva
nce
Dep
osit
- Tar
gete
d Te
stin
g1
20
.02
.00
.0
5
Ad
va
nce
De
po
sit
(EP
C)
SP
I-1
2-
19
19
1,2
37
,03
3P
T.
SU
PE
R
DP
30
% o
f
Me
ch
an
ica
l &
Ele
ctr
ica
l
Insta
lla
tio
n W
ork
s
Fo
r 4
x G
S 1
20
GS
-N.L
Ga
s
En
gin
e G
en
se
t.
ICP
/12
/20
12
/00
1
18
-De
c-1
29
84
mo
nth
s
afte
r th
e fir
st
pa
ym
en
t (1
1
Fe
b 2
01
3)
.
Adva
nce
Dep
osit
- Non
Sta
tistic
al S
ampl
ing
32
0.0
2.0
0.0
1
Ad
va
nce
De
po
sit
(En
gin
e)
SP
I-1
2-
20
06
73
7,0
50
EN
FO
UN
DP
of G
en
era
tor
se
t p
er
un
it
inclu
din
g
Ra
dia
tor
&
Sile
nce
r; 1
x G
S
12
0 G
S.B
-L G
as
En
gin
e
EN
G/1
2/2
01
2/0
01
17
-De
c-1
22
,52
0A
fte
r th
e
se
co
nd
pa
ym
en
t,
ap
pro
x. 2
we
eks
be
fore
loa
din
g
. 12
20
.02
.00
.0
6
Ad
va
nce
De
po
sit
(BO
OT
)
SP
I-1
2-
03
87
26
6,9
68
PT
FE
DIN
BO
T fo
r 3
un
its
en
gin
e G
S 1
20
GS
-NL
, T
eg
a
Ma
ll P
eri
od
6 -
29
Fe
b 2
01
2 a
nd
2n
d fix
ed
mo
nth
ly
insta
llm
en
t
02
85
/BO
/F
ED
IN/0
3/1
2
01
-Ma
r-1
22
26
-2
9 F
eb
20
12
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
SA
MP
LE
D
OC
UM
EN
TA
TIO
N O
F T
ES
TIN
G
Sa
mp
le
Nu
mb
er
G/L
acco
un
t
nu
mb
er
G/L
acco
un
t
na
me
Do
c N
o.
De
ferr
ed
reve
nu
e
am
ou
nt
pe
r
de
taile
d
listin
g
c)
i)
Cu
sto
me
r
na
me
c)
i)
De
scri
ptio
n
pe
r in
vo
ice
c)
i)
Invo
ice
nu
mb
er
c)
i)
Invo
ice
da
te
c)
i)
Invo
ice
am
ou
nt
(Ori
Cu
rr)
c)
i)
Se
rvic
e
pe
rio
d
co
ve
red
/De
li
ve
ry n
ote
, if
ap
plica
ble
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
114
Universitas Indonesia
Lampiran 12
Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam Rp .000)
(lanjutan)
(Y
/N)
De
tails o
f
pa
ym
en
t
exa
min
ed
Ba
nk
sta
tem
en
tD
ate
d
N 1
2,6
87
.52
1
,23
7,0
33
.20
-0
.5Y
Diffe
ren
ce
pa
sse
d a
s
imm
ate
ria
l.
N 2
92
.48
7
37
,04
9.6
0
0Y
Ple
ase
se
e b
elo
w
YB
R-
08
57
/03
/1
2/0
13
23
23
Ba
nk S
TC
No
Re
k
90
85
75
67
89
15
-De
c-1
2 1
2,1
34
.92
2
66
,96
8.2
4
0N
Re
pre
se
nts
fix
ed
pa
ym
en
t
fro
m c
usto
me
r th
at sh
ou
ld
ha
d b
ee
n r
eco
gn
ise
d a
s
reve
nu
e. E
xce
ptio
n n
ote
d
c)
i)
Diffe
ren
ce
be
twe
en
am
ou
nt
pe
r
de
taile
d
c)
ii)
Re
co
gn
itio
n
as d
efe
rre
d
reve
nu
e a
t
pe
rio
d e
nd
ap
pro
pri
ate
c)
i)
Ve
rifie
d p
aym
en
t re
ce
ive
d
be
fore
pe
rio
d e
nd
Ha
s n
ot b
ee
n p
aid
ye
t
Ha
s n
ot b
ee
n p
aid
ye
t
c)
i)
BI M
idd
le
rate
pe
r
invo
ice
da
te
c)
i)
Re
ca
lcu
late
d
de
ferr
ed
reve
nu
e
am
ou
nt a
t
pe
rio
d e
nd
DO
CU
ME
NT
AT
ION
OF
TE
ST
ING
No
tes
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013